Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
PERAN PEREMPUAN TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PROYEK WATER AND SANITATION FOR LOW INCOME COMMUNITY-2 (WSLIC-2) Putu Laksmi Mardiana, Rianto B. Adihardjo, Tridjoko Wahyu Adi Manajemen Proyek Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email:
[email protected] ABSTRAK Dalam konteks pendekatan gender, banyak hal yang saling bersebrangan antara kebutuhan gender secara praktis dan kebutuhan strategis perempuan. Kebutuhan gender strategis perempuan dihubungkan dengan posisi serta peran mereka di masyarakat membantu perempuan untuk mengembangkan posisinya. Proyek Water Supply For Low income Community-2 (WSLIC-2) menggunakan gender sebagai mainstreamed utama. Tujuan proyek WSLIC-2 dapat diukur tingkat keberhasilannya dengan melihat seberapa besar peran perempuan dalam setiap tahapan proyek. Untuk itu dilakukan penelitian untuk melihat Peran Perempuan Terhadap Pencapaian Tujuan Proyek WSLIC-2. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan riset pustaka, wawancara tidak terstruktur, observasi langsung, dan angket (quisioner). Analisa data yang dilakukan secara deskriptif, regresi linear berganda dengan peran perempuan sebagai variabel independent dan pencapaian tujuan sebagai variabel dependen. Penelitian berlokasi di Desa Karangsuko dan Jombok di Kabupaten Malang, dengan populasi perempuan dan laki-laki yang terlibat dalam proyek WSLIC-2 yang telah selesai dilaksanakan dengan teknik pengambilan sampel secara stratified random sampling. Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa di desa Karangsuko variabel peran perempuan yang berpengaruh positif signifikan terhadap pencapaian tujuan proyek yang berupa adanya perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat (Y1) adalah tatanan sosial budaya di masyarakat (X1) dan partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan (X2), dengan memberikan kontribusi sebesar 25,6%; adapun variabel peran perempuan yang berupa tatanan sosial budaya di masyarakat (X1) dan partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan (X2) berpengaruh positif signifikan terhadap pencapaian tujuan proyek yang berupa kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif (Y2) dengan konstribusi sebesar 18,6%. Sedangkan di Desa Jombok variabel peran perempuan yang berpengaruh positif signifikan terhadap pencapaian tujuan proyek yang berupa adanya perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat (Y1) adalah tatanan sosial budaya di masyarakat (X1) dan beban kerja perempuan di keluarga dan masyarakat (X4), dengan memberikan kontribusi sebesar 24,7%, untuk variabel peran perempuan yang berupa kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif (Y2) dipengaruhi oleh tatanan sosial budaya di masyarakat (X1), partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan (X2), dan beban kerja perempuan di keluarga dan masyarakat (X4) dengan memberikan kontribusi sebesar 36,2%. Kata kunci: Peran Perempuan, Pencapaian Tujuan Proyek, WSLIC-2.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam konteks pendekatan gender, banyak hal yang saling berseberangan antara kebutuhan gender secara praktis dan kebutuhan strategis perempuan. Kebutuhan gender praktis perempuan dihubungkan dengan kondisi perempuan di masyarakat, dan proyek yang ditujukan pada kebutuhan strategis yang membantu perempuan untuk mengembangkan kondisi mereka. Kebutuhan gender strategis perempuan dihubungkan dengan posisi mereka di masyarakat dan proyek yang ditujukan pada kebutuhan strategis yang membantu perempuan untuk mengembangkan posisinya. Pada proyek penyediaan air bersih dan sanitasi yang menjadi konteks penelitian kali ini, pada dasarnya memasukkan kebutuhan gender praktis perempuan, yaitu memperbaiki kondisi mereka melalui ketersediaan air bersih dan sanitasi yang lebih dekat ke rumah mereka. Pada proyek Water And Sanitation For Low Income Community (WSLIC-2) dalam cara kerjanya harus memasukkan kebutuhan gender strategis perempuan, memperbaiki posisinya di masyarakat dengan meningkatkan kesadaran perempuan terhadap situasinya, meningkatkan kapasitasnya untuk berubah. Adanya isu gender adalah salah satu mainstreamed dalam proyek WSLIC-2. Keterlibatan gender pada dalam proyek ini perempuan dan laki-laki memiliki hak suara dan pilihan dalam memilih opsi sarana dalam pembangunan serta pemeliharaannya,maka sarana air bersih dan sanitasi akan lebih berkesinambungan dan digunakan secara efektif. Pada masyarakat Indonesia terutama di daerah pedesaan, gender merupakan suatu masalah sosial yang belum mendapatkan perhatian secara khusus. Gender hanya merupakan suatu isu sosial saja, perannya sangat kecil dalam setiap kegiatan di lingkungan mereka. Akses perempuan dan laki-laki pada proyek pemberdayaan sejenis WSLIC di daerah pedesaan belum menunjukkan adanya kesetaraan gender, sehingga banyak proyek-proyek tersebut ternyata tidak tepat sasaran. Kaum perempuan di desadesa yang menjadi sasaran proyek kurang menunjukkan partisipasi di dalam setiap tahapan proyek. Pemahaman yang rendah terhadap peranan perempuan, dan tatanan nilai cultural masyarakat di daerah pedesaan mendukung kondisi ini. Fakta-fakta yang telah disajikan diatas sangatlah kontras dengan apa yang dilakukan oleh Bank Dunia dengan proyek WSLIC-2 yang telah dilakukan. Kesetaraan gender menjadi mainstreamed utama yang harus dicapai. Pelibatan perempuan dalam setiap pentahapan proyek merupakan syarat mutlak penilaian keberhasilan proyek WSLIC-2 di tiap daerah. Untuk itu, penelitian ini akan melihat bagaimana perempuan mampu berperan dalam pelaksanaan proyek secara keseluruhan, sehingga isu gender yang memasukkan kebutuhan strategis perempuan untuk memperbaiki posisinya di masyarakat, layak untuk dijadikan mainstreamed utama pada proyek air bersih dan sanitasi WSLIC-2 di daerah pedesaan. Peran Perempuan di Masyarakat. Menurut Kementrian Pemberdayaan Perempuan (2004:4) sebagaimana dikutip dalam penelitian kali ini dikatakan bahwa : “Gender adalah perbedaan dan fungsi peran sosial yang dikonstruksikan oleh masyarakat, serta tanggung jawab laki-laki dan perempuan. Sehingga gender belum tentu sama, di tempat yang berbeda dan dapat berubah dari waktu ke waktu “ Dari pengertian tersebut diatas dapat diartikan bahwa gender bukanlah
ISBN : 978-979-99735-4-2 B-4-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh karena itu gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan, berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur. Berdasarkan ketentuan tempat dan budaya dimana mereka berada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gender merupakan pembedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki. Yang dibentuk dan di konstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Dari beberapa pendapat dan teori yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya ada beberapa aspek yang mempengaruhi keterlibatan perempuan di masyarakat antara, yang meliputi tatanan sosial budaya di masyarakat, partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan masyarakat, aturan/norma yang berlaku di masyarakat, beban kerja perempuan dan laki-laki di masyarakat Proyek Water And Sanitation For Low Income Community-2 (WSLIC-2) The Second Water and Sanitation for Low Income Communities (WSLIC-2) adalah kegiatan di bidang air bersih dan sanitasi yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan yang kurang/ tidak mendapatkan akses air bersih dan sanitasi dasar ( World Bank, 2004). Adapun tujuan dari proyek WSLIC-2 adalah meningkatkan status kesehatan, produktivitas dan kualitas hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah di pedesaan menurut World Bank (2004) melalui bukunya yang berjudul “Perencanaan dan Monitoring partisipatif Masyarakat Untuk Pelayanan Sarana Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan Proyek WSLIC-2”, yaitu melalui perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat serta kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif (Depkes 2005) Rumusan Masalah. Dari penjelasan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh peran perempuan terhadap pencapaian tujuan proyek WSLIC-2 ? Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini untuk menjawab permasalahan yang telah diterangkan pada bagian sebelumnya, yaitu: a) Mengidentifikasi/mengeksplorasi ada kesetaraan dalam pelibatan perempuan baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada berbagai forum pengambilan keputusan, badan pengurus,dan kelompok kerja dalam proyek WSLIC-2. b) Mengidentifikasi/mengeksplorasi bentuk peran perempuan, dalam setiap komponen, dan tahapan proyek, sehingga peran gender dalam keberhasilan proyek WSLIC-2 dapat tercapai c) Melihat besarnya pengaruh peran perempuan dalam perspektif gender yang dijadikan mainstreamed utama dalam proyek WSLIC-2, terhadap pencapaian tujuan proyek tersebut. Batasan Masalah. Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan agar penelitian dapat terarah dengan baik sesuai tujuan penelitian maka dilakukan pembatasan terhadap penelitian yang dikerjakan, yaitu: 1. Penelitian kali ini dibatasi kepada keterlibatan yang sama antara perempuan dan
ISBN : 978-979-99735-4-2 B-4-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
2.
3. 4.
laki-laki dalam proyek WSLIC-2 pada setiap tahapan proyek. Pencapaian tujuan proyek WSLIC-2 dibatasi pada peran gender pada : a) Perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat. b) Kesinambungan pembangunan secara partisipatif. Obyek penelitian adalah proyek WSLIC-2 di Kabupaten Malang yang telah selesai dilaksanakan. Tingkat keberhasilan proyek WSLIC-2 di Jawa Timur, dengan melihat kesetaraan peran perempuan dan laki-laki yang dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan proyek .
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian. Desa Karangsuko Kecamatan Pagelarang, dan Desa Jombok Kecamatan Ngantang. Sumber Data. Sumber data meliputi data pustaka , data primer, serta data sekunder dari proyek WSLIC-2 dan proyek-proyek pemberdayaan sejenis. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah warga di dua desa, yaitu Desa Jombok dan Desa Karangsuko yang melaksanakana proyek WSLIC-2. Untuk menghindari adanya distorsi hasil penelitian, pengambilan sampel akan dikerjakan memakai teknik Stratified Random Sampling. Tabel 1. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Desa Karangsuko
Desa Karangsuko
Stratum <300.000 300.000-800.000 >800.000 Jumlah
Populasi (N) 389 471 163 1023
% 38% 46% 16% 100%
Sampel (n) 35 42 15 92
Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Desa Jombok
Desa Jombok Desa
Stratum <300.000 Stratum 300.000-800.000 >800.000 Jumlah
Populasi (N) 163 Populasi (N) 108 68 339
% 48% % 32% 20% 100%
Sampel (n) 37 Sampel (n) 25 16 78
Sumber : Hasil Analisis laporan Proyek WSLIC-2 Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2002-2006.
Teknik Analisa Data Analisa data menggunakan teknik regresi linier berganda
ISBN : 978-979-99735-4-2 B-4-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah : o Variabel Pencapaian Tujuan Proyek (Y) yang berupa: Y1 = Perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat Y2 = Kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif o Variabel Peran Perempuan (X) yang berupa : X1= Tatanan sosial budaya di masyarakat X2= Partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan X3= Aturan/norma yang berlaku di masyarakat X4= Beban kerja perempuan di keluarga dan masyarakat ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Karena permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh peran perempuan terhadap pencapaian tujuan proyek WSLIC-2, maka digunakan teknik analisis regresi berganda. Uji Validitas dan Reliabilitas. Uji Validitas. Pada penelitian ini uji coba (try out) instrumen dilakukan terhadap 40 orang responden di luar sampel penelitian. Pengujian dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi product moment (lampiran), dilanjutkan dengan Corrected Item-Total Correlation, dan Alpha if Item Deleted. Hasilnya pada variabel Peran Perempuan (X) ada 4 item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid/gugur sebab Alpha if Item Deleted lebih besar dari koefisien Alpha. Sedangkan untuk variabel Pencapaian Tujuan proyek (Y) ada 2 item pertanyaan yang dinyatakan valid/gugur. Uji Reliabilitas. Seluruh instrumen dinyatakan reliabel berdasarkan teknik Alpha. Pengujian Asumsi (Prasyarat Analisis). Pengujian asumsi pada penelitian ini meliputi: uji normalitas, uji multikolinieritas, uji linieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Dan semua data memenuhi prasyarat analisis. Analisis Regresi Desa Karangsuko dan Jombok Desa Karangsuko. Dari hasil estimasi persamaan regresi dengan method backward model terakhir, diketahui dari empat variabel bebas, dua variabel dinyatakan signifikan berpengaruh terhadap Y1 dan diperoleh koefisien determinasi berganda (R2) 0,256. Koefisien determinasi berganda digunakan untuk mengukur tingkat ketepatan atau kecocokan (goodness of fit) dari regresi linier berganda, yaitu merupakan proporsi/prosentase sumbangan X terhadap variasi (naik turunnya) Y. Sedangkan analisa koefisien korelasi berganda dipergunakan untuk mengukur kuat tidaknya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y1 (perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat).Dari tabel data induk yang
ISBN : 978-979-99735-4-2 B-4-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
telah disusun dan setelah melalui proses pengolahan data, diperoleh nilai koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0,256. Besarnya angka koefisein determinasi berganda tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketepatan (goodness of fit) dari hubungan fungsi tersebut adalah 0,256 yang artinya secara statistik variabel independen (tatanan sosial budaya di masyarakat dan partisipasi perempuan dalam kegiatan) secara bersama-sama, mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat (Y1) sebesar 25,6% dan sisanya 74,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian. Model yang terbentuk adalah Y1 = 1,031 + 0,241X1 + 0,680X2 ± 1,576. Untuk variabel pencapaian tujuan proyek yang berupa kesinambungan pembangunan secara partisipatif (Y2)dihasilkan perhitungan konstanta (c) dan koefisien beta masingmasing variabel sehingga dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y2 = 2,017 + 0,194X1 + 0,210X2 ± 0,186. Dari hasil estimasi persamaan regresi dengan method backward model terakhir, diketahui dari empat variabel bebas, dua variabel dinyatakan signifikan berpengaruh terhadap Y2 dan diperoleh koefisien determinasi berganda (R2) 0,186. Hal ini bermakna bahwa secara statistik variabel independen (tatanan sosial budaya di masyarakat, dan partisipasi perempuan dalam kegiatan) secara bersama-sama, mampu menjelaskan variasi dari variabel dependent kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif (Y2) sebesar 18,6% dan sisanya 81,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian. Desa Jombok Dari hasil estimasi persamaan regresi dengan method backward model terakhir, diketahui dari empat variabel bebas, dua variabel dinyatakan signifikan berpengaruh terhadap Y1 dan diperoleh koefisien determinasi berganda (R2) 0,247, hasil ini bermakna bahwa secara statistik variabel independen (tatanan sosial budaya di masyarakat dan partisipasi perempuan dalam kegiatan) secara bersama-sama, mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat (Y1) sebesar 24,7% dan sisanya 76,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian. Model yang terbentuk adalah Y1= 1,749 + 0,380X1 + 0,467X4 ± 2,123. Sedangkan untuk variabel pencapaian tujuan proyek yang berupa kesinambungan pembangunan secara partisipatif (Y2), dari hasil estimasi persamaan regresi dengan method backward model terakhir, diketahui dari empat variabel bebas, tiga variabel dinyatakan signifikan berpengaruh terhadap Y2 dan diperoleh koefisien determinasi berganda (R2) 0,362. Hal ini bermakna bahwa secara statistik variabel independen (tatanan sosial budaya di masyarakat, dan partisipasi perempuan dalam kegiatan) secara bersama-sama, mampu menjelaskan variasi dari variabel dependent kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif (Y2) sebesar 36,2% dan sisanya 63,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam variabel penelitian. . Model yang terbentuk adalah Y2 = 2,266 + 0,347X1 + (-0,241X2) + 0,168X4 ± 1,149. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Model regresi berganda yang terbentuk dari hasil pengolahan data dalam penelitian untuk desa Karangsuko adalah sebagai berikut:
ISBN : 978-979-99735-4-2 B-4-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
Y1 = 1,031 + 0,241X1 + 0,680X2 ± 1,576 Y2 = 2,017 + 0,194X1 + 0,210X2 ± 0,186 Model regresi untuk desa Jombok adalah sebagai berikut: Y1 = 1,749 + 0,380X1 + 0,467X4 ± 2,123 Y2 = 2,266 + 0,347X1 + (-0,241X2) + 0,168X4 ± 1,149 Dimana : Y1 = Perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat Y2 = Kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif X1 = Tatanan sosial budaya di masyarakat X2 = Partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan X4 = Beban kerja perempuan di keluarga dan masyarakat Dari model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa besarnya pengaruh peran perempuan untuk pencapaian tujuan proyek yang berupa perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat melalui variabel tatanan sosial budaya di masyarakat dan partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan di Desa Karangsuko adalah sebesar 25,6%; sedangkan sisanya sebesar 74,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Sedangkan untuk variabel pencapaian tujuan proyek yang berupa kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif dipengaruhi oleh variabel peran perempuan yang berupa tatanan sosial budaya dan partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan adalah sebesar 18,6%; sedangkan sisanya sebesar 81,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar peran perempuan. Pada model analisis Desa Jombok, besarnya pengaruh peran perempuan untuk pencapaian tujuan proyek yang berupa perbaikan perilaku hidup bersih dan sehat melalui variabel tatanan sosial budaya di masyarakat dan beban kerja perempuan di keluarga dan masyarakat adalah sebesar 24,7%; sedangkan sisanya sebesar 75,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya; sedangkan untuk variabel pencapaian tujuan proyek yang berupa kesinambungan pembangunan masyarakat secara partisipatif dipengaruhi oleh variabel peran perempuan yang berupa tatanan sosial budaya dan beban kerja perempuan di keluarga dan masyarakat, serta partisipasi perempuan dalam kegiatan adalah sebesar 36,2%; sedangkan sisanya sebesar 63,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar peran perempuan. Partisipasi perempuan dalam setiap kegiatan pada model ini berpengaruh negatif. Saran. 1.
2.
3.
Sudah selayaknya untuk lebih mensosialisasikan proyek kepada kaum perempuan di kedua desa, supaya keterlibatan perempuan di setiap tahapan proyek dapat lebih terlihat. Perempuan dapat berperan secara aktif, bukan secara pasif seperti yang selama ini dilakukan. Sebaiknya dilakukan penelitian pada proyek WSLIC-2 di daerah lain supaya dapat membandingkan sampai seberapa besar peranan perempuan dengan pendekatan gender jika proyek dilakukan di daerah lain yang karakter masyarakat dan kondisi geografisnya berbeda. Mengingat bahwa dalam penelitian ini peran gender hanya mempunyai pengaruh yang relatif kecil maka untuk penelitian selanjutnya hendaknya perlu diperhatikan variabel-variabel lain selain gender untuk dapat diketahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan dan kesinambungan proyek
ISBN : 978-979-99735-4-2 B-4-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi VII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Pebruari 2008
DAFTAR PUSTAKA Agnes, Widanti. 2005. Hukum Berkeadilan Gender. Jakarta: Kompas. Bank Dunia. 2000. Pembangunan Berperspektif Gender. Jakarta: Bank Dunia. Budiman, Arief. 1981. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: Gramedia. Departemen Kesehatan Masyarakat. 2000. Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Proyek. Jakarta: Departemen Kesehatan. Humprey, J. 1985. Gender, Pay, and Skill : Manual Workers In Brazilian Industry. London: Tavistock. Ines, Smyth. 1997. Pandangan Krtis Tentang Kebijakan-Kebijakan Indonesia Bagi Pembangunan Dalam Frans Heusken. Jakarta: Gramedia. Mill, J Stuart. 1971. The Subyection of Women, in Rossi (ed), Easy on Sex Equality. New York. Soerjono. 1984. Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tiano, S. 1987. Gender, Work, and Word Capitalism. Newbury: Park Sage. Tinker, I. 1977. The Adverse Impact of Development of Women. Overseas Woodman. G. 1992. Historical Development Introduction to Contemporary Legal Pluralism In a Wordwide Perspective. Victoria University. World Bank. 2004. Bersama Dengan Air dan Sanitasi Panduan Untuk Melaksanakan Pendekatan Jender. Jakarta: Depatemen Kesehatan.
ISBN : 978-979-99735-4-2 B-4-8