http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
PENYUSUNAN STRATEGI JURUSAN DESAIN BERDASARKAN KEBIJAKAN SPMA POLNES MENGGUNAKAN PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI DYSON Dwi Cahyadi (Staf Pengajar Jurusan Desain Politeknik Negeri Samarinda)
Abstrak Jurusan Desain adalah salah satu jurusan di lingkup Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) yang meluluskan lulusan D3 yang siap kerja bagi dunia kerja/industri desain. Perkembangan dinamika lingkungan internal dan eksternal saat ini seperti perubahan status dari program studi menjadi jurusan, adanaya aturan kualifikasi dosen sesuai UU No. 14 tahun 2005, masih banyaknya jumlah dosen yang berlatar pendidikan S1, penerapan kebijakan SPMA Polnes serta beberapa perkembangan lingkungan lainnya membuat Jurusan Desain harus segera tanggap akan perkembangan lingkungan ini. Dengan kondisi tersebut, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menyusun strategi bagi Jurusan Desain dengan menggunakan bantuan pengembangan model strategi Dyson. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model strategi perguruan tinggi yang ada pada penelitian sebelumnya, dan menyusun perumusan strategi melalui model strategi yang dibuat untuk Jurusan Desain Politeknik Negeri Samarinda. Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan model strategi dari penelitian Dyson (2004) yang dapat digunakan dengan menggunakan analisa SWOT dan menyusun strategi pengembangan yang sesuai dengan kebijakan SPMA Polnes bagi Jurusan Desain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara strategi inisiatif dari strategi SWOT Jurusan Desain terhadap kebijakan SPMA Polnes. Strategi inisiatif Jurusan Desain yang memiliki hubungan secara dengan kebijakan SPMA Polnes tersebut adalah (1) memberikan kesempatan kepada karyawan dan dosen untuk mengikuti pelatihan dan magang.(2) meningkatkan kerjasama dengan pihak industri, pemerintah dan mayarakat, dan (3) meningkatkan jaminan akan kualitas pendidikan kepada mahasiswa. Kata Kunci : Penyusunan Strategi, Model Strategi Dyson, Analisa SWOT, SPMA Polnes.
PENDAHULUAN Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Untuk mencapai keberhasilan dari proses manajemen strategis organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan strategis dengan melaksanakan
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
penyusunan dan pengembangan strategi. (David 2006) Menurut penelitian Brews dan Purohit (2007) di 886 perusahaan industri dan jasa, perubahan lingkungan organisasi dapat menimbulkan kerugian. Untuk mengurangi dampak merugikannya dapat dilakukan melakukan planning / perencanaan yang tepat dalam menyusun strategi. Perencanaan yang dibuat harus bersifat fleksibel sesuai dengan perubahan lingkungan saat
Riset / 1274
ini dan prediksi ke depan dalam suatu kerangka penyusunan strategic planning. Harris dan Ogbonna (2006) menyatakan dalam penelitiannya untuk mencapai keberhasilan dalam strategic planning perlu diperhatikan beberapa faktor utama yang menyangkut masalah management characteristics, firm dynamics, dan enviroment factors. Dyson (2004) dalam penelitiannya di Universitas Warwick membuat model strategi the strategy generation process. Melalui model ini, penggunaan analisis SWOT diperlukan dengan menekankan resources dan competence based planning untuk menghasilkan strategi SWOT sebagai strategi inisiatif. Penelitian yang sama mengenai penyusunan strategi di perguruan tinggi yang dilakukan Saxe et al (2004a) dilakukan dengan membuat model tiga tahapan utama penyusunan strategi (three phase of strategic planning). Penelitian Saxe et al merupakan gambaran umum dari model strategi Dyson (2004). Selanjutnya dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penyusunan strategi untuk Jurusan Desain. Penyusunan strategi dilakukan dengan menerapkan pengembangan model strategi perguruan tinggi dari penelitian Dyson (2004) dengan menggunakan bantuan sofware SWOT Analyzer. Jurusan Desain adalah salah satu jurusan di lingkup Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) yang menghasilkan lulusan Diploma 3 yang siap kerja bagi dunia kerja/industri. Perubahan mendasar status program studi menjadi jurusan desain berdasarkan SK Direktur Polnes No. 216 /K18/TU/2008 membuat perubahan ini harus direspon secara bijak oleh pihak manajemen jurusan. Di lain pihak, Politeknik Negeri Samarinda sendiri telah melaksanakan tujuh rencana strategis Sistem Penjamin Mutu Akademik (SPMA) berbasis ISO 9001:2000 dan wajib dilaksanakan secara menyeluruh hingga pada level manajemen terendah. Perkembangan lingkungan internal dan eksternal seperti seperti proses akreditasi, adanya UU No. 14 tentang guru dan dosen, serta hal lainnya membuat Jurusan Desain harus tanggap untuk menentukan kebijakannya dalam penyusunan strategi berikutnya. PERUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang penelitian yang ada, maka permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana menyusun strategi bagi Jurusan Desain Politeknik Negeri Samarinda yang sesuai kebijakan SPMA Polnes melalui penerapan dari pengembangan model strategi untuk perguruan tinggi dari penelitian Dyson (2004).
Riset / 1275
TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengembangkan model strategi perguruan tinggi yang ada pada penelitian sebelumnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.(2) Menyusun perumusan strategi melalui model strategi yang dibuat untuk Jurusan Desain Politeknik Negeri Samarinda. Batasan dan Asumsi Batasan pada penelitian ini adalah (1) Pengembangan model strategi untuk perguruan tinggi dikembangkan berdasarkan pada penelitian Dyson (2004). (2) Data penelitian untuk penyusunan strategi diambil dari tahun akademik 2006 sampai dengan 2008.(3) Tahapan penelitian hanya sampai pada perumusan strategi, dan tidak mencakup pada implementasi strategi. Kontribusi / Manfaat Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah (1) Mengembangan model strategi penelitian Dyson (2004) (2) Menyusun strategi untuk Jurusan Desain dan mengembangkannya sesuai dengan kebijakan SPMA Polnes. KAJIAN PUSTAKA Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Untuk mencapai keberhasilan dari proses manajemen strategis organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan strategis dengan melaksanakan penyusunan dan pengembangan strategi. 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis David (2006) Dalam melakukan prses manajemen strategis, menurut David (2006) diperlukan tiga tahapan penting. Tiga tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar 1. Model David ini digunakan dalam merencanakan dan pengembangan strategi dalam suatu organisasi. Model ini juga dapat diimplementasikan di organisasi/lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi. Tahapan manajemen strategis seperti pada gambar 1 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahapan Formulasi Strategi: Pada tahap ini diawali dengan mengidentifikasi dan mengembangkan visi dan misi. Visi akan menjawab pertanyaan apa yang ingin dicapai organisasi, visi yang jelas memberikan dasar untuk mengembangkan pernyataan misi. Selanjutnya tahapan ini melaksanakan kegiatan audit eksternal, tujuan dari audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberikan manfaat
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id dan ancaman yang harus dihindari. Secara umum kekuatan eksternal (external forces) dapat dibagi menjadi lima kategori besar. (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan
hukum; (4) kekuatan teknologi, dan; (5) kekuatan kompetitif. Sedangkan audit internal menekankan pada identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi pada area fungsi bsinis
termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, operasi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen. Pada audit internal terdapat pandangan yang berbasis pada sumber daya (resources-based view – RBV) yang memandang kekuatan internal dalam mengatasi kelemahan yang dimiliki organisasi. Selanjutnya dilakukan proses matching stage, yaitu proses penentuan laternatif strategi yang akan dilakukan melalui beberapa tools strategi, diantaranya analisis SWOT, dan BCG matriks. Hasil dari kegiatan ini memberikan beberapa alternatif strategi yang diusulkan. Langkah terakhir dari fase ini adalam memilih alternatif strategi yang tepat untuk dijalankan dalam mencapai tujuan dan keberhasilan organisasi. Fase Implementasi Strategi: Implementasi strategi mensyaratkan organsasi untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Fase Evaluasi: Fase ini adalah tahap final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Tiga aktifitas
dasar evaluasi strategi adalah : (1) meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini; (2) mengukur kinerja; (3) mengambil tindakan korektif.
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
2. Model Strategi Dyson (2004) Beberapa penelitian yang meneliti tentang perumusan strategi lebih mengisyaratkan penggunaan metode SWOT. Hal ini dilakukan untuk membantu perumusan strategi dalam suatu organisasi karena dianggap sebagai tools yang praktis dan cepat dalam membantu perumusan strategi. Untuk mengkoreksi kondisi lingkungan internal dan eksternal maka analisis SWOT dapat digunakan pada kondisi ini. Penelitian mengenai pengembangan strategi dan analisis SWOT di Universitas Warwick dilakukan Dyson (2004). Dyson mengemukakan pendapatnya mengenai analisis SWOT, ”walaupun analisis SWOT merupakan metode yang ketinggalan jaman tetapi tetap masih digunakan karena kecepatan dan kepraktisannya dalam membantu merumuskan strategi.” Gambar 2 adalah model strategi Dyson (2004) yang diformulasikan dan digunakan untuk Universitas Warwick. Dalam penelitiannya Dyson menekankan dominasi sisi internal organisasi yaitu resources dan competence based planning merupakan faktor pendukung utama dalam menurunkan strategi SWOT dan dengan tetap dikontrol oleh scenario planning.
Riset / 1276
Awal kegiatan dimulai dengan identifikasi resources dan competence based, faktor ini sebenarnya merupakan langkah-langkah awal analisis SWOT. Dyson lebih mengutamakan faktor
internal organisasi mengikuti adanya paham resources-based view – RBV dalam konsep manajemen strategis modern.
Hasil proses input stage ini akan dilanjutkan dengan analisis SWOT yang menghasilkan strategi turunan SWOT. Kegiatan lain seiring dengan dilakukannya analisis SWOT adalah proses mengidentifikasi visi dan misi organisasi serta karakteristik organsiasi saat ini. Dari identifikasi ini didapatkan current strategic, yaitu strategi-strategi yang sudah dibuat dan sedang dilaksanakan saat ini. Dari strategi SWOT yang dihasilkan dari analisis SWOT, selanjutnya akan dikompromikan dengan current strategic, sehingga dihasilkan beberapa turunan alternatif generate strategy / pengembangan strategi baru yang sesuai dengan lingkungan yang dihadapi organisasi. Hasil dari generate strategy akan disesuaikan kembali dengan nilai score key factor untuk mengetahui hubungan antara alternatif generate strategi terhadap key factor. Proses selanjutnya melakukan evaluai berupa adopsi dan rejection alternatif generate strategy.
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian intuitif dibutuhkan untuk mengembangkan matriks IFE, jadi untuk kemunculan pendekatan ilmiah tidak seharusnya diartikan bahwa ini adalah teknik yang luar biasa.
3. Analisis SWOT dan Perumusan Strategi
Menurut David (2006) analisis SWOT dapat digunakan untuk menentukan perumusan strategi. SWOT dilakukan melalui evaluasi matriks internal dan eksternal.
Matriks kekuatan-kelemahan-peluangancaman (SWOT Matriks) adalah alat untuk mencocokan yang penting dalam mengembangkan empat tipe strategi : SO (strength-opportunities), WO (weaknessOpportunities), ST (strength-threats), dan WT (weakness-threats). Mencocokan faktor internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam memgnembangkan matriks SWOT. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan peluang
Matriks Evaluasi Faktor Internal Eksternal (IFE dan EFE Matrix)
dan
Tahap ekstraksi dalam mnjalankan audit manajemen strategis adalah membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix). Alat formulasi strategi meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk
Riset / 1277
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Matrix)
(EFE
Matriks evaluasi faktor eksternal ini (EFE) memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik pemerintah, hukum teknologi dan pesaing. Langkah dalam membuat matriks EFE ini adalah Buat daftar faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal. Masukkan dari total sepuluh hingga dua puluh faktor termasuk ancaman dan peluang, yang mempengaruhi perusahaan. Tulisakan peluang terlebih dahulu dan kemudian ancaman. Matriks SWOT
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id eksternal. Startegi ST menggunakan kekeuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman dari luar. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahn internal dan menghindari ancaman eksternal. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan urutan langkah-langkah sistematis yang akan ditempuh selama melakukan penelitian. Bab ini akan menjelaskan alur proses kegiatan penelitan dari awal hingga selesainya penelitian. Dalam metodologi penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan untuk memudahkan proses pencapaian hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan. a. Studi Pendahuluan Pada bagian ini dilakukan kajian mengenai latar belakang dilakukannya penelitian. Studi pendahuluan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian untuk mengkaji ketertarikan dilakukannya penelitian untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pada obyek penelitian. b. Identifikasi dan Perumusan Masalah Pada langkah ini dilakukan pendefinisian masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian. c. Penetapan Tujuan Pada langkah ini tujuan penelitian dirumuskan untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. d. Kajian Pustaka Kajian pustaka dilakukan untuk mencari referensi – referensi pendukung penelitian ini. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk lebih memahami konsep – konsep dari dari teori – teori yang berhubungan dengan dan dapat menunjang penelitian ini.
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
e. Pengembangan Strategi Pengembangan strategi merupakan langkah pengembangan model strategi baru bagi Jurusan Desain yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan rencana strategis SPMA Polnes. f.
Analisis dan Pembahasan
Tahapan ini akan menjelaskan penerapan model strategi yang dikembangkan dalam rangka menyusun dan mengembangkan strategiJurusan Desain. g. Kesimpulan dan Saran Tahapan ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. Kesimpulan dan saran akan menjelaskan beberapa intisari dan masukkan dari penelitian yang telah dilakukan. HASIL DAN DISKUSI 1. Pengembangan Strategi Untuk membantu proses penyusunan strategi diperlukan suatu model pengembangan strategi. Model tersebut dikembangkan berdasarkan model strategi sebelumnya. Pengembangan model dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan dari keperluan penelitian yang dilakukan. Model dikembangkan berdasarkan dari model strategi (David 2006) dan model strategi Dyson (2004) pada jurnal sebelumnya. Adapun hasil pengembangan model tersebut adalah seperti gambar 3. Model strategi tersebut terbagi menjadi tiga tahapan utama yang dikembangkan berdasarkan model strategi David (2006) dan model strategi untuk perguruan tinggi dari penelitian Dyson (2004). Untuk validasi model dilakukan melalui persetujuan pihak yang menggunakan model tersebut dalam hal ini adalah pihak Jurusan Desain. Selain itu validasi model juga dilakukan dengan diskusi dengan penulis jurnal penelitian sebelumnya.
Riset / 1278
2. Penerapan Model Strategi
Tahapan-tahapan pada gambar model strategi baru di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
a) Audit ingkungan external dan internal
Tahap Formulasi :
Audit Lingkungan : adalah proses menganalisis dan mengaudit dinamika lingkungan yang terjadi saat ini dan perkiraan yang akan datang yang mempengaruhi organisasi. Analisis SWOT : adalah analisis mengenai kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dimiliki organisasi untuk membantu analisis strategi yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Strategi SWOT : adalah strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT. Kebijakan SPMA Polnes : merupakan kebijakan strategis dari institusi Polnes yang mengharuskan semua jajaran di bawahnya menerapkan kebijakan ini untuk peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Identifikasi Pengembangan Strategi Jurusan Desain : adalah proses identifikasi penentuan strategi Jurusan Desain yang dikembangkan dari strategi SWOT dan disesuaikan dengan kebijakan SPMA Polnes. Strategi Baru Jurusan Desain: adalah strategi inisiatif sebagai strategi yang akan diterapkan/implementasikan oleh Jurusan Desain yang seusai dengan kondisi dinamika lingkungan organisasi dan berdasarkan atas kebijakan SPMA Polnes.
Kekuatan dan kelemahan kunci Jurusan Desain tampak seperti tabel 1. Sedangkan peluang dan ancaman eksternal kunci Jurusan Desain tampak seperti tabel 2. Likelihood of impact adalah peluang terjadinya dampak yang ditimbulkan dari faktor internal dan eksternal yang ada terhadap organisasi. Nilai Likelihood of impact memiliki nilai terkecil adalah 0 dan tertinggi adalah 1. Time Frame adalah pengaruh faktor tersebut terhadap jangka waktu tertentu. Sedangkan degree of impact adalah tingkat dari dampak yang akan terjadi dari faktor internal dengan skala terkecil 0 dan terbesar adalah 100. Nilai-nilai tersebut diambil dari hasil kuisioner dengan 10 responden terdiri dari 8 dosen senior, Seketaris dan Ketua Jurusan Desain.
b. Tahap Implementasi Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan/implementasi strategi yang sudah disusun pada tahap sebelumnya. Tahapan ini memerlukan program, jadwal dan waktu yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai dari pelaksanaan strategi. c.
Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah tahapan implementasi strategi dilaksanakan dari phase sebelumnya. Dalam tahapan ini akan dinilai kelayakan strategi yang telah dibuat dan dimplementasikan. Proses evaluasi strategi dinilai dengan membandingkan kinerja organisasi melalui kemajuan aktual dengan yang direncanakan terhadap pencapaian tujuan yang dinyatakan di dalam key performance indicator. Jika terdapat pencapaian tujuan yang tidak tercapai maka dapat dikatakan implementasi strategi yang dijalankan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Evaluasi penting untuk mengetahui dampak yang timbul dari strategi yang diimplementasikan.
Riset / 1279
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
Tabel 1. menjelaskan bahwa lulusan yang siap kerja pada faktor kekuatan internal memiliki tingkat kemungkinan tertinggi yang diindikasikan dengan nilai 74 dari likelihood atau 0,74 dari nilai kemungkinan, lulusan siap kerja juga memberikan impact atau dampak tertinggi dengan nilai 86 bagi organisasi, dengan demikian faktor ini sangat mempengaruhi dari kekuatan internal Jurusan Desain.
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
Untuk faktor kelemahan internal, masih banyak staf pengajar yang berpendidikan terakhir S1 menunjukkan nilai 72 pada likelihood atau 0,72. Nilai kemungkinan tersebut mengindikasikan faktor ini memiliki tingkat kepentingan tertinggi dari faktor lainnya. Nilai 82 mengindikasikan bahwa banyaknya staf pengajar yang masih berpendidikan S1 merupakan dampak dari kelemahan utama yang mempengaruhi Jurusan Desain.
Riset / 1280
Tabel 2 merupakan matriks evaluasi faktor eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman yang mempengaruhi Jurusan Desain. Dari tabel tersebut faktor peluang dari Jurusan Desain sebagai satu-satunya jurusan di bidang desain dan berstatus negeri di wilayah Kaltim merupakan peluang utama, hal ini diindikasikan dengan nilai likelihood sebesar 74 atau 0,74 dari niali kemungkinan serta memiliki nilai impact atau dampak sebesar 86, dengan demikian faktor ini memberikan kemungkinan pengaruh dan dampak yang besar pada faktor peluang eksternal. Sedangkan pada faktor ancaman lingkungan eksternal, UU No. 14 tahun 2005 merupakan faktor ancaman utama yang iindikasikan dengan nilai 70 likelihood atau 0,7 dari nilai kemungkinan serta memberikan nilai impact atau dampak terbesar dengan nilai 86, dengan kata lain faktor ini memiliki kemungkinan pengaruh ancaman dan dampak
Riset / 1281
terbesar dari ancaman yang dihadapi Jurusan Desain. Dari tabel 1 dan 2 tersebut akan dilanjutkan dengan identifikasi jenis strategi yang akan digunakan Jurusan. Untuk itu digunakan bantuan software SWOT Analyzer untuk menentukan jenis strategi dan posisi organisasi pada saat ini, jangka waktu pendek dan jangka waktu panjang (time frames). Dari gambar 3 terlihat salah satu tampilan penggunaan software SWOT Analyzer ver. Beta. Tampilan gambar 4 adalah contoh dari input data faktor kelemahan internal (weakness) Jurusan Desain.
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
Sedangkan pada gambar 5 hasil dari Final Analysis software SWOT Analyzer yang menunjukkan posisi masing-masing time frames pada diagram analisis SWOT. Untuk current/ kondisi saat dan short term posisinya berada pada kuadran 1 yang dapat diterjemahkan bahwa untuk saat ini diperlukan jenis strategi yang bersifat agresif. Sedangkan untuk posisi long term berada pada kuadran II yang memerlukan strategi bersifat diversifikasi pada masa yang akan datang.
Dengan mengetahui posisi masing-masing time frames tersebut, diharapkan pihak manajemen dapat mengetahui dan mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi pada masa
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
sekarang, waktu jangka pendek dan waktu jangka panjang agar dapat memanfaatkan semua kekuatan organisasinya, mengurangi kelemahannya dan menghindari ancaman, serta memanfaatkan peluang yang ada pada masingmasing time frames untuk menetapkan strategi terbaik bagi Jurusan Desain. b) Identifikasi Pengembangan Strategi Setelah melakukan identify key factors selanjutnya dengan membuat matriks IFE dan EFE. Selanjutnya ditindaklanjutkan dengan pembuatan matriks SWOT yang menghasilkan 11 strategi SWOT sebagai strategi inisiatif yaitu : (1) melakukan peningkatan jumlah mahasiswa (2) melakukan promosi berklanjutan (3) memberikan kesempatan kepada karyawan dan dosen untuk mengikuti pelatihan dan magang (4) meningkatkan kerjasama industri (5) mengusulkan penambahan karyawan baru (6) melakukan persiapan akreditasi (7) memengusulkan bantuan biaya pendidikan dosen ke pemerintah (8) meningkatkan jaminan kualitas pendidikan (9) meningkatkan pendidikan dosen (10) melakukan sosialisasi (11) mengamati kemungkinan masuknya pesaing baru (12) menciptakan kegiatan penelitian dengan memanfaatkan beragam keilmuan dosen. Langkah selanjutnya sesuai model yang ada adalah melakukan identifikasi pengembangan strategi. Identifikasi strategi dilakukan untuk mengembangkan strategi SWOT Jurusan Desain dan menghubungkannya dengan kebijakan SPMA Polnes. Hal ini dilakukan agar strategi SWOT Jurusan Desain dapat berjalan sesuai dengan
Riset / 1282
kebijakan SPMA Polnes. Proses ini dapat dilakukan melalui pencocokan hubungan antara strategi SWOT dan kebijakan SPMA Polnes seperti tampak pada tabel 3. Tabel 3 menjelaskan hubungan antara SWOT Strategi Jurusan Desain dan Kebijakan SPMA Polnes. Dari gambar tersebut tampak tujuh kebijakan Polnes memiliki relasi dengan strategi SWOT Jurusan Desain. Dari tiga belas strategi SWOT yang ada, tiga strategi SWOT mewakili kebijakan SPMA Polnes, yaitu: 1. Memberikan kesempatan kepada karyawan dan dosen untuk mengikuti pelatihan dan magang. 2. Meningkatkan kerjasama dengan pihak industri, pemerintah dan mayarakat. 3. Meningkatkan jaminan akan kualitas pendidikan kepada mahasiswa. Strategi SWOT Jurusan Desain yang dibuat berdasarkan perubahan dinamika lingkungan saat ini dan prediksi yang akan datang secara tidak langsung telah mencakup kebikana strategis SPMA Polnes. Dengan demikian pengambangan perubahan strategi Jurusan Desain terhadap pengaruhnya pada kebijakan SPMA Polnes telah diantisipasi melalui adanya strategi inisiatif melalui analisis SWOT.
Riset / 1283
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : 1. Penyusunan formulasi strategi Jurusan Desain dibuat berdasarkan pengambangan model strategi yang disesuaikan dengan perubahan dinamika lingkungan. 2. Strategi inisiatif Jurusan Desain tercermin pada strategi SWOT. 3. Kebijakan SPMA Polnes secara tidak langsung sudah termuat dalam strategi inisiatif dari strategi SWOT pada Jurusan Desain. Dengan demikian strategi yang dibuat Jurusan Desain menunjang kebijakan strategi Institusi dari Polnes. Saran : 1. Tahap formulasi strategi pada penelitian ini dilakukan melalui analisa SWOT, tetapi tidak menutup kemungkinan mengguanakan metode analisis lain dalam merumuskan strategi. 2. Dalam implementasi strategi nantinya, perlu dilakukan program, setting target dan waktu pelaksanaan dalam menerapkan strategi baru bagi Jurusan Desain.
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar. (2003), “Perencanaan Strategis Perbaikan Dengan Analisa SWOT dan Banchmarking Untuk Perguruan Tinggi”, Tesis Magister, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Brews, P. dan Purohit, D. (2007), “Strategic Planning in Unstable Enviroment”, Long Range Planning, Vol. 40, hal. 64-83 David, F.R. (2006), Strategic Management, Edisi 10, PT. Salemba Empat, Jakarta. Dyson, R.G. (2004), “Strategic Development and SWOT Anlysis at The University of Warwick”, Journal of Operation Research, Vol. 152, hal 631-640. Harris, L.C. dan Ogbonna, E. (2006), “Initiating Strategic Plannng”, Journal of Business Research, Vol. 59, hal. 100-111 Israwati. (2004), “Analisa Penerapan Metode SWOT Pada Perencanaan Pengembangan Strategi Perguruan Tinggi Swasta”, Tesis Magister, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Nurtejo, Y.A. (2007), Strategi Bersaing Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Dengan Pendekatan Space Matriks, Tesis Magister, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Saxe, J.M., Burgel, B.J., Collins-Bride, G. et al, (2004a), ”Strategic Planning for USCF’s Cmmunity health Nursing Faculty Practices”, Nurs Outlook, Vol. 52, hal. 179-188. Saxe, J.M., Burgel, B.J., Stringari-Murray, S., Collins-Bride G., Dennehy, P., Janson, S. et al, (2004b), “What is Faculty Practice?” Nurs Outlook, Vol. 52, hal. 166-173 Siegler, R.S. (1999), “Strategic Development”, Trends in Cognitive Sciences, Vol. 3, No. 11, hal. 430-435 Rudd, J.M., Greenly, G.E., Beatson, A.T., Lings, Ian T. (2008), “Strategic Planning and Performance : Extending The Debate”, Journal of Business Research, Vol. 61, hal. 99-108 Weihrich, H. (1982), “The TOWS Matrix -A Tool for Situational Analysis”, Journal Lone Rang Planning, Vol. 15, No.2, hal. 54-66.
JURNAL EKSIS
Vol. 6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1266
Riset / 1284