Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
PENGEMBANGAN MODEL PENYUSUNAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING JURUSAN DESAIN PRODUK POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Dwi Cahyadi1, Patdono Suwigjo2, Sri Gunani Partiwi3 Pascasarjana Teknik Industri – ITS, Kampus ITS Surabaya email : 1
[email protected], 2
[email protected], 3
[email protected]
ABSTRAK Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) merupakan jurusan yang menghasilkan lulusan D3 yang siap pakai bagi dunia kerja/industri desain produk. Perkembangan dinamika lingkungan internal dan eksternal membuat Jurusan Desain Produk harus segera tanggap akan perkembangan lingkungan ini. Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan model strategi baru melalui pengembangan model strategi untuk perguruan tinggi dari penelitian Dyson (2004) dan Saxe et al (2004a). Model strategi baru ini selanjutnya akan diimplementasikan untuk menyusun strategi di Jurusan Desain Produk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model strategi baru untuk perguruan tinggi, dan menyusun strategi melalui model strategi baru untuk meningkatkan daya saing Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. Hasil dari penelitian ini adalah pengembangan model strategi baru untuk perguruan tinggi, dan diimplementasikan dalam penyusunan strategi di Jurusan Desain Produk. Berdasarkan hasil implementasi model strategi dihasilkan beberapa strategi inisiatif untuk Jurusan Desain Produk. Strategi inisiatif yang dihasilkan melalui penerapan model strategi adalah (1) meningkatkan jumlah anggaran; (2) melakukan promosi berkelanjutan; (3) melakukan evaluasi diri jurusan menuju proses akreditasi; (4) mengusulkan bantuan biaya pendidikan bagi staf pengajar ke pemerintah; (5) melakukan sosialisasi untuk mengurangi pergerakan masuknya pesaing baru; (6) mengamati kemungkinan masuknya pesaing baru. Kata kunci : Pengembangan model strategi, Penyusunan strategi, Analisa SWOT PENDAHULUAN Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Untuk mencapai keberhasilan dari proses manajemen strategis organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan strategis dengan melaksanakan penyusunan dan pengembangan strategi. Dyson (2004) dalam penelitiannya di Universitas Warwick membuat model strategi the strategy generation process. Melalui model ini, penggunaan analisis SWOT diperlukan dengan menekankan resources dan competence based planning yang merupakan faktor internal dalam menghasilkan strategi SWOT. Kelemahan dari penelitian Dyson lebih menekankan dominasi resources dan competence based planning (internal) organisasi dalam menyusun analisis SWOT. Selain itu pada penentuan alternatif-alternatif pengembangan strategi tidak dijelaskan secara detail prosesnya. Evaluasi dan test strategi untuk diterima atau tidaknya sebagai strategi baru (evaluate and test for adoption or rejection) juga tidak dijelaskan secara rinci.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Penelitian yang sama mengenai penyusunan strategi di perguruan tinggi yang dilakukan Saxe et al (2004a) dilakukan dengan membuat model tiga tahapan utama penyusunan strategi (three phase of strategic planning). Kelemahan dari penelitian Saxe adalah lebih menekankan pentingnya faktor peluang / opportunity based dalam penyusunan strategi. Selain itu model tiga tahapan utama penyusunan strategi (three phase of strategic planning) dari fase penyusunan strategi hanya dijelaskan secara umum tanpa menjelaskan secara detail mengenai proses penyusunan strategi di dalam setiap tahapannya. Dengan demikian maka penelitian selanjutnya adalah mengembangkan model strategi the strategy generation process dari penelitian Dyson (2004) dan mengabungkannya dalam model strategi three phase of strategic planning dari penelitian Saxe et al (2004a). Model strategi ini akan diimplementasikan untuk membantu proses penyusunan strategi di Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) merupakan jurusan yang menghasilkan lulusan D3 yang siap pakai bagi dunia kerja/industri desain produk. Perkembangan dinamika lingkungan internal dan eksternal seperti perubahan status dari program studi menjadi jurusan, adanya aturan kualifikasi dosen sesuai UU No. 14 tahun 2005, masih banyaknya jumlah dosen yang berlatar pendidikan S1, serta beberapa perkembangan lingkungan lainnya membuat Jurusan Desain Produk harus segera tanggap akan perkembangan lingkungan ini. Perumusan Masalah Dengan melihat latar belakang penelitian yang ada, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana mengembangkan model strategi baru untuk perguruan tinggi dan menerapkannya untuk menyusun strategi bagi Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengembangkan model strategi baru yang ada untuk perguruan tinggi.(2) menyusun perumuasan strategi melalui model strategi yang dibuat untuk meningkatkan daya saing Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. Batasan dan Asumsi Batasan pada penelitian ini adalah (1)data penelitian diambil dari tahun akademik 2006 sampai dengan 2008.(2) tahapan penelitian hanya sampai pada perumusan strategi, dan tidak mencakup pada implementasi strategi. Kontribusi / Manfaat Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah (1) mengembangan model strategi baru untuk perguruan tinggi dengan mengembangkan dan menggabungkan model strategi Dyson (2004) dan model strategi Saxe et al (2004a). (2)merumuskan strategi untuk Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. METODOLOGI PENELITIAN a. Identifikasi Model-Model Penyusunan Strategi di Perguruan Tinggi Pada Penelitian Sebelumnya Pada langkah ini dilakukan proses penelusuran literatur dari penelitian yang pernah melakukan pengembangan model dalam penyusunan strategi di perguruan tinggi. Dalam langkah identifikasi model penelitian sebelumnya ini akan dikaji mengenai
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-25-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
b.
c.
d.
e.
perbedaan antara model-model strategi yang diterapkan di perguruan tinggi yang ada. Analisis Kelemahan Model Dari Penelitian Sebelumnya Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah melakukan analisis mengenai kelemahan model dari model strategi perguruan tinggi dari Saxe et al (2004) dan Dyson (2004) untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi. Analisis kelemahan model dari penelitian sebelumnya ini untuk mencari kelemahan penting dari model yang ada. Kelemahan dari model tersebut antara lain lebih mendominasikan salah satu faktor lingkungan dalam merumuskan strategi. Selain itu penjelasan dari tahapan model tidak dijelaskan secara jelas pada model yang ada. Pengembangan Model Strategi Baru Pengembangan model ini dikembangkan dari penelitian sebelumnya yang masih berkaitan dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini. Pengembangan yang dilakukan dengan mengembangkan dan menggabungkan model strategi Dyson (2004) dan Saxe et al (2004). Pengembangan yang mendasar dari penelitian ini adalah pengecekan strategi lama / strategi yang sedang dijalankan saat ini yang akan dinilai kelayakannya untuk digunakan kembali atau tidak. Untuk pengecekan strategi lama/yang sedang dijalankan saat ini akan dicek dengan key faktor dari strategi SWOT. Apabila strategi yang sedang dijalankan saat ini sesuai dengan key faktor, maka strategi tersebut layak digunakan kembali dan diusulkan bersama-sama strategi SWOT untuk dijadikan strategi baru. Tetapi jika tidak sesuai dengan key faktor, maka strategi lama / yang sedang dijalankan saat ini tidak akan digunakan. Penerapan Model Langkah ini merupakan aplikasi model strategi baru yang sudah dikembangkan untuk diterapkan di Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. Validasi Model Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian model yang dibuat dengan kebutuhan sesuai dengan dunia nyata. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait ataupun melalui pihak yang menggunakan model tersebut.
HASIL DAN DISKUSI Dari beberapa model strategi di perguruan tinggi yang ada, dipilih dua model strategi yaitu model strategi yang sesuai yaitu model strategi Dyson (2004) dan Saxe et al (2004a) yang terlihat pada gambar 1 dan 2. Phase I I PHASE
Phase IIII PHASE
Phase III PHASE III
Situational Analysis
Strategy Development & Implementation
Evaluation
Gambar 1. Model Three Phase of Strategic Planning (Saxe et al 2004a)
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-25-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Establishmission, objective and Establishmission, objective and characteristics of characteristics of the organisation the organisation
Identify key factors : - resources, competencies Identify key factors : - resources, competencies capabilities, weaknesses, capabilities, weaknesses, opportunities, threats. opportunities, threats.
Generate Generate Strategies Strategies
Check strategies against high Check strategies against high scoring factors scoring factors
Evaluate and test for and adaption Evaluate test adaption or for rejection or rejection
Score key factors Score key factors
Scenario planning Scenario planning
The Strategy Generation Process The Strategy Generation Process
Gambar 2. Model The Strategy Generation Process (Dyson, 2004)
Gambar 3. New model the strategy generation process in three phase strategic planning
Gambar 3 adalah pengembangan model strategi dari penelitian Dyson (2004) yang dikombinasikan ke dalam tiga tahapan model strategi Saxe et al (2004a). Penerapan model tersebut dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Phase I: Situational Analysis / Organization Assesment Pada tahapan ini dilakukan proses pengumpulan data dan identifikasi berupa penentuan goal , key objectives sebagai key area yang akan menjadi konsentrasi rencana, waktu rencana penyelesaian tujuan, dan continuing prioritas dari tujuantujuan rencana yang ingin dicapai, langkah ini ini hampir sama dengan tahap formulasi dari model strategi David (2006). Tahapan ini terdiri atas : a) Identifikasi visi, misi dan karakterisiti organisasi Pada tahap ini diawali dengan mengidentifikasi dan mengembangkan karakteristik organisasi melalui visi dan misi. Visi Jurusan Desain Produk tahun 2008 adalah “Berkualitas, terampil, kreatif, mandiri, santun dan unggul dalam bidang desain di tingkat nasional dan internasional.” Sedangkan misinya adalah, menyelenggarakan program pendidikan vokasional di bidang desain yang bertumpu pada peningkatan kualitas dan berdaya saing tinggi, menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kreatif, mengelola organisasi yang sehat, efektif dan efisien. mengembangkan karya teknologi unggulan yang inovatif,
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-25-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
membangun kerjasama yang berkesinambungan dengan industri. Tujuan Jurusan Desain Produk adalah melahirkan anak didik yang berkompeten dibidangnya yang mempunyai keahlian di bidang grafis dan multimedia serta rancang bangun gedung. Sedangkan sasaran Jurusan Desain Produk adalah mendidik lulusan SLTA ke jenjang D3 dengan menguasai keahlian desain produk, dengan kompetensi di bidang grafis dan multimedia serta arsitektur. b) Audit external and internal factors Peluang eksternal kunci Jurusan Desain Produk, yaitu (1) tanggapan masyarakat akan pentingnya pendidikan dan gelar; (2) pasar tersegmentasi secara efektif; (3) kebijakan Pemprov Kaltim melalui 10 prioritas pembangunan Kaltim; (4) anggaran APBD 20% untuk pendidikan (5) satu-satunya Jurusan Desain Produk bersetatus negeri di Kaltim; (6) peluang kerja lulusan terbuka lebar; (7) pandangan masyarakat industri akan kemampuan dan kualitas lulusan Polnes. Sedangkan ancaman eksternal kuncinya adalah (1)tingginya biaya pendidikan; (2) UU No. 17 tahun 2003 tentang perubahan status perguruan tinggi; (3) UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen; (4) perkembangan teknologi; (5) Kemungkinan masuknya pesaing baru. Kekuatan internal yang dimiliki Jurusan Desain Produk adalah (1) kekuatan anggaran meningkat; (2) Fasilitas lab dan studio yang memadai; (3) Institusi sudah bersertifikasi ISO 9001:2000; (4) Perbandingan jumlah pegawai tetap/PNS lebih besar daripada pegawai kontrak; (5) Politeknik dikenal sebagai pencetak lulusan siap kerja; (6) Penetapan standar kinerja dosen; (7) promosi dilakukan setiap tahun; (8) Jaminan kulalitas pendidikan. Sedangkan kelemahan internalnya adalah (1) jurusan belum terakreditasi; (2) jumlah karyawan yang terbatas; (3) masih banyak dosen berpendidikan S1; (4) Rendahnya minat dosen dalam melakukan penelitian; (5) latar belakang pendidikan dosen yang beragam. c) Identify Key Factors and SWOT Analysis Setelah melakukan identify key factors selanjutnya adalah membuat matriks IFE dan EFE yang ditindaklanjutkan dengan pembuatan matriks SWOT yang menghasilkan strategi SWOT sebagai strategi inisiatif yaitu (1) meningkatkan jumlah anggaran melalui peningkatan jumlah mahasiswa (2) Melakukan promosi berklanjutan (3) memberikan kesempatan kepada karyawan dan dosen untuk mengikuti pelatihan dan magang (4) meningkatkan kerjasama industri (5) mengusulkan penambahan karyawan baru (6) melakukan persiapan akreditasi (7) mengusulkan bantuan biaya pendidikan dosen ke pemerintah (8) meningkatkan jaminan kualitas pendidikan (9) meningkatkan pendidikan dosen (10) melakukan sosialisasi (11) mengamati kemungkinan masuknya pesaing baru (12) menciptakan kegiatan penelitian dengan memanfaatkan beragam keilmuan dosen. 2. Phase II : Strategy Development And Implementation Pada tahun 2007 lalu desain produk telah memiliki beberapa strategi inisiatif pada saat bersetatus program studi yang berada di bawah Jurusan Teknik Sipil, adapun strategi yang diterapkan Program Studi Desain Produk dan masih dilanjutkan setelah menjadi jurusan saat ini adalah (1) meningkatkan kerjasama dengan industri dan instansi terkait di bidang desain; (2) memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau mengikuti pelatihan dan sertifikasi bagi staf pengajar dan teknisi; (3) penambahan staf pengajar dengan latar belakang pendidikan desain produk serta grafis dan multimedia; (4) penambahan pengetahuan berupa magang/pelatihan bagi staf pengajar yang tidak berlatar pendidikan desain
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-25-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
produk murni untuk menselaraskan bidang ilmunya dengan ilmu desain secara tepat; (5) Penambahan Sumber Daya Manusia teknisi dan administrasi; (6) mangadakan kegiatan pengabdian masyarakat dan penelitian di bidang desain; (7) menciptakan suatu kegiatan dengan memanfaatkan tenaga dari dalam untuk memenuhi kebutuhan industri atau instansi terkait; (8) menciptakan kegiatankegiatan intern program studi yang melibatkan staf dan mahasiswa dengan menggunakan fasilitas yang ada; (9) Peningkatan dinamika akademik dan produktivitas ilmiah dalam bentuk publikasi karya ilmiah dosen di berbagai media baik internal maupun eksternal Politeknik Negeri Samarinda; (10) Meningkatkan kualitas lulusan; (11) meningkatkan kinerja staf pengajar. Hasil dari matriks analisis SWOT akan memberikan beberapa alternatif usulan strategi inisiatif yang sesuai dengan kondisi lingkungan untuk saat ini. Strategi-strategi alternatif dari SWOT yang dihasilkan akan diselaraskan dengan strategi yang sedang dijalankan organisasi saat ini. Hasilnya adalah strategi lama termuat dalam strategi SWOT. Strategi SWOT sendiri memiliki 6 strategi inisiatif dari SWOT yang belum termuat dalam strategi yang dijalankan saat ini dan akan menjadi strategi baru bagi Jurusan Desain Produk yaitu (1) meningkatkan jumlah anggaran melalui peningkatan jumlah mahasiswa; (2) melakukan promosi berkelanjutan untuk menarik calon mahasiswa yang berkualitas memperkenalkan rencana pembukaan program D1 desain produk. (3) melakukan evaluasi diri jurusan menuju proses akreditasi; (4)mengusulkan bantuan biaya pendidikan bagi staf pengajar ke pemerintah; (5)melakukan sosialisasi Jurusan Desain Produk ke masyarakat, pemerintah dan industri untuk mengurangi pergerakan masuknya pesaing baru.(6) mengamati kemungkinan masuknya pesaing baru yang memenuhi syarat akreditasi dan UU No.14 Tahun 2005 dan No. 17 tahun 2003. 3. Phase III : Evaluation Evaluasi dilakukan setelah tahapan implementasi strategi dilaksanakan dari phase sebelumnya. Dalam tahapan ini akan dinilai kelayakan strategi yang telah dibuat dan dimplementasikan. Proses evaluasi strategi dinilai dengan membandingkan kinerja organisasi melalui kemajuan aktual dengan yang direncanakan terhadap pencapaian tujuan yang dinyatakan di dalam key performance indicator. Jika terdapat pencapaian tujuan yang tidak tercapai maka dapat dikatakan implementasi strategi yang dijalankan belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Evaluasi penting untuk mengetahui dampak yang timbul dari strategi yang diimplementasikan. Validasi Model Validasi perlu dilakukan untuk mendapatkan masukan yang komprehensif dan obyektif dari model yang telah dibuat. Dari pengembangan model yang telah dilakukan, terdapat beberapa masukkan dari pihak pengguna model tersebut. Pihak tersebut adalah Ketua Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda. Hal penting yang diperoleh dari proses validasi melalui pengguna model tersebut adalah : Kemudahan dalam penerapan model untuk membantu perumusan strategi. Kesesuaian hasil dari penggunaan model yang didapatkan dalam menentukan strategi usulan yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada. Fleksibilitas untuk memungkinkan pengembangan model yang ada jika dibutuhkan. Proses matching stage dapat dilakukan dengan menggunakan metode lain selain menggunakan metode analisa SWOT.
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-25-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Proses validasi model dilakukan dengan melibatkan pihak pengguna model strategi dengan tujuan untuk persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian model yang dibuat dengan kebutuhan sesuai dengan dunia nyata. Pengembangan Penelitian Selanjutnya Dari kelebihan model yang telah dikembangkan dalam penelitian ini, tidak tertutup kemungkinan untuk dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Adapun beberapa usulan pengembangan yang dapat dilakukan pada model strategi berikutnya adalah : Proses matching stage dapat dilakukan dengan menggunakan metode lain selain menggunakan metode analisa SWOT. Mempersingkat langkah-langkah dalam tahap strategy development and implementation. Mengembangkan langkah-langkah pada tahap evaluasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : 1. Pengembangan model strategi dari penelitian Dyson (2004) dan Saxe et al (2004a) merupakan pengembangan strategi yang dapat diformulasikan dengan menggunakan analisa SWOT. 2. Hasil formulasi strategi memberikan usulan strategi inisiatif untuk dapat diimplementasikan di Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda bersama dengan strategi yang sudah dijalankan sebelumnya. Saran : 1. Hasil formulasi strategi memberikan usulan strategi inisiatif untuk dapat diimplementasikan di Jurusan Desain Produk Politeknik Negeri Samarinda bersama dengan strategi yang sudah dijalankan sebelumnya. 2. Pengembangan penelitian selanjutnya dapat dilanjutkan pada analisis hasil dari implementasi strategi inisiatif yang telah dilaksanakan di Jurusan Desain Produk. 3. Tidak tertutup kemungkinan penggunaan metode lain selain metode analisa SWOT untuk melahirkan strategi inisiatif pada proses matching stage untuk dilanjutkan dengan penggunaan model strategi yang sudah dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar. (2003), “Perencanaan Strategis Perbaikan Dengan Analisa SWOT dan Banchmarking Untuk Perguruan Tinggi”, Tesis Magister, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Brews, P. dan Purohit, D. (2007), “Strategic Planning in Unstable Enviroment”, Long Range Planning, Vol. 40, hal. 64-83 David, F.R. (2006), Strategic Management, Edisi 10, PT. Salemba Empat, Jakarta. Dyson, R.G. (2004), “Strategic Development and SWOT Anlysis at The University of Warwick”, Journal of Operation Research, Vol. 152, hal 631-640. Harris, L.C. dan Ogbonna, E. (2006), “Initiating Strategic Plannng”, Journal of Business Research, Vol. 59, hal. 100-111 Israwati.
(2004),
“Analisa
Penerapan
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-25-7
Metode
SWOT
Pada
Perencanaan
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Pengembangan Strategi Perguruan Tinggi Swasta”, Tesis Magister, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Nurtejo, Y.A. (2007), Strategi Bersaing Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Dengan Pendekatan Space Matriks, Tesis Magister, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Saxe, J.M., Burgel, B.J., Collins-Bride, G. et al, (2004a), ”Strategic Planning for USCF’s Cmmunity health Nursing Faculty Practices”, Nurs Outlook, Vol. 52, hal. 179-188. Saxe, J.M., Burgel, B.J., Stringari-Murray, S., Collins-Bride G., Dennehy, P., Janson, S. et al, (2004b), “What is Faculty Practice?” Nurs Outlook, Vol. 52, hal. 166-173 Siegler, R.S. (1999), “Strategic Development”, Trends in Cognitive Sciences, Vol. 3, No. 11, hal. 430-435 Rudd, J.M., Greenly, G.E., Beatson, A.T., Lings, Ian T. (2008), “Strategic Planning and Performance : Extending The Debate”, Journal of Business Research, Vol. 61, hal. 99-108 Weihrich, H. (1982), “The TOWS Matrix -A Tool for Situational Analysis”, Journal Lone Rang Planning, Vol. 15, No.2, hal. 54-66
ISBN : 978-979-99735-8-0 A-25-8