ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dengan RIPPARDA Tahun 2012–2025, yaitu “Terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara, berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan Daerah untuk kesejahteraan masyarakat”, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata berupaya untuk mengoptimalkan potensi wisata yang dimiliki guna menunjang pertumbuhan ekonomi secara sinergi dan berkelanjutan. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pengembangan potensi ekowisata yang dimiliki DIY dan beberapa diantaranya telah dikenal luas dan merupakan asset nasional. PENYUSUNAN ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECOTOURISM ini dimaksudkan sebagai langkah untuk mendukung pencapaian visi pembangunan kepariwisataan DIY untuk memiliki dan mengembangkan produk wisata yang memiliki keunggulan banding dan keunggulan saing dibandingkan dengan daerah lain, khususnya ekowisata (ecotourism). Dokumen ini merupakan EXECUTIVE SUMMARY yang merupakan laporan ringkasan dari laporan akhir. Secara substansi laporan ini berisi tentang pendahuluan, profil dan analisis, serta rekomendasi. Laporan ini merupakan laporan kelengkapan yang merupakan ringkasan dari seluruh rangkaian kegiatan laporan. Atas terselesaikannya laporan ini, Tim Penyusun mengucapkan terimakasih khusus kepada Dinas Pariwisata Propinsi DIY dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Yogyakarta,
November 2015
PT. DUA TIGA EMPAT KONSULTAN
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
I–1
1.2.
TUJUAN DAN SASARAN
I–2
1.3.
DEFINISI DAN PRINSIP EKOWISATA
I–2
1.4.
DEFINISI OPERASIONAL
I–4
1.5.
MODEL ANALISIS
I–5
BAB 2 PROFIL DAN ANALISIS 2.1.
POTENSI EKOWISATA DIY
II – 1
2.2.
KLUSTER DAYA TARIK WISATA DAN UNIQUE SELLING POINT (USP)
II – 4
2.2.1. KLUSTER MERAPI
II – 5
2.2.2. KLUSTER SUROLOYO
II – 8
2.2.3. KLUSTER KALIBIRU
II – 10
2.2.4. KLUSTER NGLANGGERAN
II – 12
2.2.5. KLUSTER SIWA PLATEAU
II – 14
2.2.6. KLUSTER MANGUNAN
II – 16
2.2.7. KLUSTER PINDUL
II – 18
2.2.8. KLUSTER SRI GETHUK
II – 20
2.2.9. KLUSTER PANTAI SELATAN (TIMUR)
II – 22
2.2.10. KLUSTER PANTAI SELATAN (BARAT)
II – 24
POTENSI PASAR ECOTOURISM
II – 26
2.3.1. POTENSI PASAR ECOTOURISM SECARA GLOBAL
II – 26
2.3.2. POTENSI PASAR ECOTOURISM DI DIY
II – 27
2.4.
ANALISIS DAYA SAING EKOWISATA (ECOTOURISM)
II – 32
2.5
ANALISIS SWOT
II – 41
2.3.
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
BAB 3 REKOMENDASI
Daftar Pustaka
III – 1
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Metode Analisis SWOT
I–9
Tabel 2.1.
Pengelompokan (Kluster) Destinasi Berdasarkan Kedekatan Lokasi
II – 4
Tabel 2.2.
Profil Eco-Turis
II – 26
Tabel 2.3.
Persentase Minat Wisatawan di DIY
II – 28
Tabel 2.4.
Kesimpulan Analisis Daya Saing
II – 40
Tabel 2.5.
Analisis SWOT
II – 41
Tabel 3.1.
Indikasi Program Kluster Merapi
III – 3
Tabel 3.2.
Indikasi Program Kluster Suroloyo
III – 5
Tabel 3.3.
Indikasi Program Kluster Kalibiru
III – 7
Tabel 3.4.
Indikasi Program Kluster Nglanggeran
III – 9
Tabel 3.5.
Indikasi Program Kluster Siwa Plateau
III – 11
Tabel 3.6.
Indikasi Program Kluster Mangunan
III – 13
Tabel 3.7.
Indikasi Program Kluster Pindul
III – 15
Tabel 3.8.
Indikasi Program Kluster Sri Gethuk
III – 17
Tabel 3.9.
Indikasi Program Kluster Pantai Selatan (Timur)
III – 18
Tabel 3.10.
Indikasi Program Kluster Pantai Selatan (Barat)
III – 20
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1.
Poter’s Diamond Model
I–6
Gambar 2.1.
Peta Sebaran Potensi Daya Tarik Ekowisata di DIY
II – 2
Gambar 2.2.
Peta Persebaran 44 Destinasi Wisata Ecotourism II – 4 DIY
Gambar 2.3.
Peta Pengelompokkan Destinasi Wisata Ecotourism DIY
II – 5
Gambar 2.4.
Kluster Merapi
II – 6
Gambar 2.5.
Data Kunjungan Gunung Merapi (Kaliurang Kaliadem)
II – 7
Gambar 2.6.
Kluster Suroloyo
II – 8
Gambar 2.7.
Data Kunjungan Puncak Suroloyo
II – 9
Gambar 2.8.
Kluster Kalibiru
II – 10
Gambar 2.9.
Kluster Nglanggeran
II – 12
Gambar 2.10.
Data Kunjungan Gunung Api Purba (Nglanggeran)
II – 13
Gambar 2.11.
Kluster Siwa Plateau
II – 14
Gambar 2.12.
Data Kunjungan Candi Siwa Plateau
II – 15
Gambar 2.13.
Kluster Mangunan
II – 16
Gambar 2.14.
Kluster Pindul
II – 18
Gambar 2.15.
Kluster Sri Gethuk
II – 20
Gambar 2.16.
Kluster Pantai Selatan (Timur)
II – 22
Gambar 2.17.
Data kunjungan Pantai Siung
II – 23
Gambar 2.18.
Kluster Pantai Selatan (Barat)
II – 24
Gambar 2.19.
Data Kunjungan Pantai Parangtritis
II – 25
Gambar 2.20.
Diagram Persentase Pangsa Pasar Global Ecotourism
II – 27
Gambar 2.21.
Data Wisatawan Nusantara 2002-2014
II – 27
Gambar 2.22.
Data Minat Wisatawan ke DIY 2010-2014
II – 28
Gambar 2.23.
Tipologi Produk Ekowisata di DIY
II – 29
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Gambar 2.24.
Data Wisatawan Mancanegara 2002-2014
II – 30
Gambar 2.25.
10 (Sepuluh) Besar Pasar Wisatawan Mancanegara 2014
II – 30
Gambar 2.26.
Tipologi produk Ekowisata Wisatawan Mancanegara di DIY
II – 31
Gambar 2.27.
Aktivitas Wisata Wisatawan Mancanegara di DIY
II – 31
Gambar 2.28.
Variabel Analisis Kondisi Faktor Produksi
II – 32
Gambar 2.29.
Variabel Analisis kondisi Permintaan Pasar
II – 33
Gambar 2.30.
Variabel Analisis Struktur Organisasi dan Strategi perusahaan
II – 34
Gambar 2.31.
Variabel Analisis Penyelenggara Jasa Ekowisata dan Industri Terkait
II – 36
Gambar 2.32.
Variabel Analisis Peran Pemerintah
II – 37
Gambar 2.33.
Variabel Analisis Peluang
II – 38
Bab
1
PENDAHULUAN
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Bab
1
PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG
Sesuai dengan visi Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana disebutkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah (RPJM) 2005 – 2025, yaitu: “Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam Lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri Dan Sejahtera.” Visi Pembangunan Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam RIPPARDA Tahun 2012 – 2025, yaitu: “Terwujudnya Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata berbasis budaya terkemuka di Asia Tenggara, berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan Daerah untuk kesejahteraan masyarakat” Pemerintah Provinisi DIY melalui Dinas Pariwisata berupaya untuk mengoptimalkan potensi wisata yang dimiliki guna menunjang pertumbuhan ekonomi secara sinergi dan berkelanjutan. Diantara upaya tersebut adalah bagaimana mewujudkan daya saing kepariwisataan khususnya pada daya tarik ekowisata (ecotourism). Daerah Istimewa Yogyakarta adalah destinasi dengan potensi ekowisata yang cukup besar dan beberapa diantaranya sudah cukup populer seperti Gunung Api Purba Nglanggeran, Goa Cerme, Taman Nasional Gunung Merapi, Hutan Bunder dan Wanagama, Pantai-Pantai selatan di Bantul dan Wonosari, serta desa-desa wisata yang populasinya cukup banyak di DIY. PENYUSUNAN ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECOTOURISM ini dimaksudkan sebagai strategi dalam rangka pencapaian visi pembangunan kepariwisataan dengan harapan bahwa DIY memiliki keunggulan banding dan keunggulan saing dibandingkan dengan daerah lain.
I- 1
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
1.2.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Melakukan analisis daya saing produk wisata ecotourism berdasarkan potensi wisata yang ada di DIY. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan Analisis Daya Saing Produk Wisata Ecotourism ini adalah Dinas Pariwisata dapat menetapkan kebijakan dalam upaya mendayakan daya saing produk wisata khususnya ecotourism.
1.3.
DEFINISI DAN PRINSIP EKOWISATA
A.
DEFINISI
Definisi umum ecotourism menurut Hector Ceballos-Lascurain (1987): “Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plantas and animals, as well as any existing cultural manifestations (both past and present) found in the areas.” (“Wisata alam atau pariwisata ekologis adalah perjalanan ketempat-tempat alami yang relatif masih belum terganggu atau terkontaminasi (tercemari) dengan tujuan untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan, tumbuh-tumbuhan dan satwa liar, serta bentuk-bentuk manifestasi budaya masyarakat yang ada, baik dari masa lampau maupun masa kini.”) Definisi di atas merupakan penggambaran tentang kegiatan wisata alam biasa. Definisi tersebut kemudian disempurnakan oleh The International Ecotourism Society (TIES) pada awal tahun 1990 yaitu sebagai berikut:
“Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people.” (“Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat”). Definisi TIES sebenarnya hampir sama dengan yang diberikan oleh Hector CeballosLascurain yaitu sama-sama menggambarkan kegiatan wisata di alam terbuka, hanya saja menurut TIES dalam kegiatan ekowisata terkandung unsur-unsur kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan penduduk setempat. Ekowisata merupakan upaya untuk memaksimalkan dan sekaligus melestarikan
I- 2
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM potensi sumber-sumber alam dan budaya untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berkesinambungan. Berdasarkan The International Ecotourism Society (TIES, 2015):
Ecotourism is now defined as "responsible travel to natural areas that conserves the environment, sustains the well-being of the local people, and involves interpretation and education". Education is meant to be inclusive of both staff and guests. ("Ekowisata sekarang didefinisikan sebagai perjalanan bertanggung jawab ke daerah alami yang melestarikan lingkungan, menopang kesejahteraan masyarakat setempat, serta melibatkan diri dalam penafsiran dan pendidikan”. Pendidikan dalam hal ini termasuk staf dan para tamu.) World Tourism Organization (2001) mendefinisikan ecotourism sebagai kegiatan wisata dengan karakteristik berikut:
1.
Berbasis alam dengan motivasi utama observasi dan apresiasi alam termasuk tradisi budaya di dalamnya;
2.
Memuat fitur edukasi dan interpretasi;
3.
Melibatkan kelompok masyarakat lokal, usaha skala kecil, merupakan bentuk local business;
4.
Dampak negatif yang minimal baik terhadap alam maupun sosial budaya; dan
5.
Mendukung pelestarian lingkungan dengan cara : a.
Menciptakan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, organisasi dan otoritas terkait;
b.
Menciptakan peluang dan lapangan bagi masyarakat lokal; dan
c.
Meningkatkan kesadaran wisatawan baik lokal maupun asing terhadap pelestarian lingkungan.
Berdasarkan beberapa batasan ecotourism dapat disimpulkan bahwa ekowisata adalah suatu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat, menyaksikan, mempelajari, mengagumi alam, flora dan fauna, sosial-budaya etnis setempat, dan wisatawan yang melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan alam di sekitarnya dengan melibatkan penduduk lokal.
B.
Prinsip Ekowisata (Ecotourism)
Berangkat dari berbagai definisi tersebut diatas, maka untuk memberikan gambaran pengembangan prosuk ekowisata, lebih lanjut dirumuskan prinsip-prinsip pengembangan yang mencakup 5 (lima) prinsip yaitu :
I- 3
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM 1.
Berbasis pada alam (Nature Based);
2.
Menjaga keberlanjutan lingkungan ekologi (Ecologically Sustainable);
3.
Memiliki unsur edukasi terhadap pelestarain lingkungan baik kepada tamu/wisatawan maupun para penyelenggara kegiatan wisata dan masyarakat (Environmentally Educative)
4.
Memberikan manfaat kepada komunitas setempat (Locally Beneficial)
5.
Memberikan unsur kepuasan kepada wisatawan atau tetap memuat unsur-unsur kesenangan selama berwisata bagi wisatawan (Generates Tourist Satisfaction)
1.4.
DEFINISI OPERASIONAL EKOWISATA
Sebagaimana telah dijelaskan dalam konsep diatas untuk memudahkan proses analisis tentu perlu ditentukan terlebih dahulu definisi operasional dari Ecotourism dan Daya Saing, konteksnya terhadap output pekerjaan ini yaitu menilai Tingkat Daya Saing Produk Wisata Ecotourism di DIY. Berdasarkan prinsip tersebut dan memperhatikan beberapa pengertian tentang ecotourism, dalam hal ini pengertian Ecotourism dapat dipahami pada pernyataan sebagai berikut: “ Ekowisata (Ecotourism) adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang berbasis pada sumberdaya alam yang berdasar pada prinsip-prinsip : pelestarian lingkungan, menghormati nilai-nilai sosial budaya setempat, serta berperan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal”. Prinsip-prinsipnya adalah:
1.
2.
Berbasis sumberdaya alam (tidak menutup kemungkinan adanya interaksi yang tidak terpisahkan antara sumberdaya alam, budaya, dan lainnya);
Proporsi Kontent daya tarik didominasi oleh sumberdaya alam (± 60%);
Nilai penting bagi kehidupan masyarakat, sejarah, seni, dan ilmu pengetahuan
Pelestarian lingkungan (menjaga keseimbangan ekologi, meminimalkan dampak negatif, berunsur edukasi)
3.
Mengandung unsur keseimbangan ekologis yang perlu dijaga sehingga mendukung keberlanjutan ekosistem
Menghormati nilai-nilai sosial budaya setempat (memiliki kemasan interpretasi bahkan secara lintas budaya);
I- 4
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
4.
Ada nilai-nilai sosial budaya yang perlu dipertimbangkan
Kearifan-kearifan lokal yang menarik
Berperan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal (menciptakan lapangan kerja, kewirausahaan skala kecil /mikro bagi penduduk lokal).
Memiliki potensi untuk dikelola masyarakat
Memiliki komunitas lokal disekitar yang terkait dengan kegiatan ekowisata.
1.5.
MODEL ANALISIS
A.
Model Daya Saing Porter
Model analisis Berlian Porter merupakan salah satu alat analisis untuk menilai daya saing. Model analisis ini membantu dan menganalisis faktor-faktor internal serta eksternal dalam industri. Menurut teori ini, terdapat 4 (empat) determinan (faktor-faktor kondisi yang menentukan) daya saing internasional, yaitu: 1)
Factor Condition (FC),yaitu keadaan faktor-faktor produksi dalam suatu industri seperti tenaga kerja, sumber daya alam, IPTEKS, modal dan infrastuktur;
2)
Demand Condition (DS), yaitu keadaan permintaan atas barang dan jasa dalam suatu negara. Hal ini meliputi, Komposisi permintaan domestik, besar dan pola pertumbuhan permintaan domestik, dan Internasional permintaan domestik;
3)
Related and Supporting Industries (RSI), yaitu eksistensi industri keadaan para penyalur dan industri lainnya yang saling mendukung dan berhubungan (industri pemasok dan industri terkait); dan
4)
Firm Strategy, Structure, and Rivalry (FSSR), yaitu strategi yang dianut perusahaan pada umumnya, struktur industri dan keadaan kompetisi dalam suatu industri domestik (terkait persaingan dan strategi perusahaan).
I- 5
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
CHANGE
Firm Strategy, Structure, and Rivalry (FSSR)
Factor Condition (FC),
Demand Condition (DS)
Related and Supporting Industries (RSI),
GOVERMENT
Gambar 1.1. Poter’s Diamond Model
Lebih lanjut, secara operasional analisis daya saing tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1.
Kondisi Factor Sumber Daya (Factor Condition) Berikut ini variabel operasional terkait kondisi faktor sumber daya (factor conditions): a.
Daya Tarik Wisata (besaran potensi; kesiapan potensi; sejauh mana sudah berinteraksi dengan industri pariwisata; dan lain-lain);
b.
Infrastruktur (Fasilitas hiburan dan belanja; fasilitas kuliner; Jalan raya/pedestrian; Jaringan telepon; Jaringan listrik; Jaringan air bersih; Jaringan drainase; Kantor pos; Bank/money changer/ATM; Rumah sakit/balai kesehatan; Kantor/pos polisi; Warung; internet; Taman; Fasilitas untuk lansia; Fasilitas untuk anak-anak; Fasilitas untuk difable);
c.
Fasilitas Pendukung (Amenitas) (Ragam pilihan; Kapasitas; Lokasi; Kenyamanan; Biaya; agen perjalanan; pemandu wisata; pusat informasi wisata);
d.
Aspek Lingkungan (Opini dan sikap masyarakat terhadap pariwisata, Kesiapan masyarakat, Partisipasi masyarakat, Dampak yang dirasakan masyarakat; Pengelolaan (pemanfaatan, Penanganan limbah padat, cair, dan B3; Dampak terhadap lingkungan, dan lain-lain); dan
I- 6
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM e.
2.
Aspek SDM / Human Resources: (besaran potensi, kesiapan potensi, sejauh mana sudah berinteraksi dengan industri pariwisata, dan lain-lain).
Kondisi Permintaan Pasar (Demand Factor) Berikut ini variabel operasional terkait Permintaan Pasar (Demand Factor):
3.
a.
Wisatawan Nusantara (motivasi wisatawan, jumlah wisatawan; tren jumlah wisatawan; length of stay; dominasi wisatawan; dan lain-lain); dan
b.
Wisatawan mancanegara (motivasi wisatawan, jumlah wisatawan; tren jumlah wisatawan; length of stay; dominasi wisatawan; dan lain-lain).
Persaingan, Struktur dan Strategi (Structure-Organization-Strategies) Berikut ini variabel operasional terkait Persaingan, Struktur dan Strategi (StructureOrganization-Strategies):
4.
a.
Kepemilikan perusahaan (terkait dengan industri pariwisata): (jumlah pelaku ecotourism, kesiapan para pelaku, sejauh mana sudah berinteraksi dengan industri pariwisata, dan lain-lain); dan
b.
Persaingan yang tinggi di antara pelaku industri pariwisata (harga, wisata sejenis, sejauh mana sudah berinteraksi dengan industri pariwisata, dan lainlain).
Industri Terkait dan Pendukung (Supplier and Related Industries) Berikut ini variabel operasional terkait Industri Terkait dan Pendukung (Supplier and related industries): a.
Aspek Transportasi dan Telekomunikasi (Kapasitas, Ragam pilihan, Lokasi, Standar kualitas produk, dan layanan, dan lain-lain);
b.
Aspek Akomodasi (Kapasitas, Ragam pilihan, Lokasi, Standar kualitas produk, dan layanan, Tingkat daya saing dari biaya akomodasi ,dan lain-lain);
c.
Aspek Cinderamata/Souvenir (besaran potensi, kesiapan potensi, sejauh mana sudah berinteraksi dengan industri pariwisata, dan lain-lain); dan
d.
Aspek Pemasaran Wisata (besaran potensi, kesiapan potensi, sejauh mana sudah berinteraksi dengan industri pariwisata, dan lain-lain).
I- 7
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM 5.
Peran Pemerintah (Government) Berikut ini variabel operasional terkait Peran Pemerintah (Government):
6.
a.
Kebijakan atau regulasi dalam mendorong kemajuan sektor pariwisata dalam jangka pendek dan jangka panjang di DIY; dan
b.
Program fasilitasi yang dilaksanakan dalam membangun jejaring wisata dengan pihak luar, membangun dan memasarkan destinasi wisata baru
Peluang (Chance) Berikut ini variabel operasional terkait Peluang (Chance):
B.
a.
Perkembangan tren dan motivasi kunjungan pasar wisatawan (Proyeksi jumlah wisatawan 3 tahun ke depan, Proyeksi Pengeluaran Wisman, Proyeksi Pengeluaran Wisnus, dan lain-lain);
b.
Keunggulan komparatif dan kompetitif DIY sebagai destinasi pariwisata (Popularitas, Pengakuan internasional, Keragaman pilihan, Status pengembangan, Keunikan & kekhasan dalam konteks unsur pendidikan, Kepuasan wisatawan); dan
c.
Tingkat keterjangkauan harga ke DIY (Kapasitas & daya dukung spasial, Kapasitas & daya dukung lingkungan, Potensi bencana, dan lain-lain).
Metode Analisis SWOT
Analisis SWOT yang merupakan singkatan dari strengths, weaknesses, oportunities dan threats adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek/tugas. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dengan mengindetifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Alat yang digunakan untuk memetakan faktor-faktor tersebut adalah matrik SWOT, matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
1)
External Factor Analysis Summary (EFAS): rangkuman keseluruhan faktor eksternal yang mempengaruhi yang terdiri dari opportunities dan threats, yang diberikan bobot skala melalui EFE Matrix.
I- 8
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2)
Internal Factor Analysis Summary (IFAS): rangkuman keseluruhan faktor internal yang mempengaruhi yang terdiri dari stregths dan weaknesses, setelah diberikan bobot skala melalui IFE Matrix.
3)
Strategic Factor Analysis Summary (SFAS): merupakan rangkuman baik faktor eksternal maupun internal, kemudian dilakukan crossanalysis dan diberikan pembobotan.
Tabel 1.1. Metode Analisis SWOT IFAS EFAS
OPPORTUNITIES (O)
THREATS (T)
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
STRATEGI S-O :
STRATEGI W-O :
strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI S-T :
STRATEGI W-T :
strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
strategi meminimalkan kelemahan menghindari ancaman
I- 9
Bab
2
PROFIL DAN ANALISIS
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Bab
2
PROFIL DAN ANALISIS 2.1.
POTENSI EKOWISATA DIY
Secara geografis Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak antara 7°33´ – 8°12´ Lintang Selatan dan 110° – 110°50´ Bujur Timur. Batas-batas wilayah Provinsi DIY, yaitu:
Sebelah Barat : Wates dan Kabupaten Kulonprogo; Sebelah Timur: Kabupaten Wonosari, Gunungkidul; Sebelah Utara : Kabupaten Sleman; dan Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul.
Luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah 3.185,80 km² (0,17 % dari luas wilayah Indonesia) dan merupakan wilayah administrasi terkecil kedua setelah DKI Jakarta. Berdasarkan bentang alam, wilayah Yogyakarta dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunung Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Selatan atau Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah. Potensi wisata yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat beragam. Mulai dari bentang alam laut, pantai, daratan, perbukitan, dan pegunungan sangat memukau. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sangat berpotensi dikembangkan ecotourism yang mampu mendatangkan profit daerah dan menyejahterakan masyarakat DIY. Demikian hal nya dalam konteks pengembangan ekowisata, terdapat kurang lebih 181 destinasi yang berpotensi sebagai daya tarik ekowisata (ecotourism). Berikut peta persebaran daya tarik ekowisata yang dimiliki DIY:
II- 1
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Gambar 2.1. Peta Sebaran Potensi Daya Tarik Ekowisata di DIY (Sumber: Tim Studio, 2015)
Berdasarkan kajian data sekunder dan lapangan dapat diidentifikasi 181 daya tarik wisata di DIY yang berpotensi dikembangkan sebagai daya tarik ekowisata (ecotourism). Namun dalam kerangka pengembangan ekowisata yang diharpkan dapat mengangkat daya saing kepariwisataan DIY, melaluui proses penyaringan dengan sejumlah kriteria, maka dapat diidentifikasi 44 daya tarik ekowisata yang prospektif dikembangkan untuk memperkuat daya saing pariwisata DIY, yaitu : 1.
Basis potensi HUTAN: a. Wanagama b. Tahura Bunder c. Cagar Alam Mangunan Imogiri (Agro) d. Suaka Margasatwa Sermo e. Suaka Margasatwan Paliyan f. Hutan Wisata Kalibiru
2.
Basis potensi GUNUNG/PEGUNUNGAN a. Gunung Api Purba Nglanggeran b. Gunung Merapi c. Puncak Suroloyo
II- 2
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM 3.
Basis potensi BENTANG ALAM/GEOLOGI KHUSUS a. Siwa Plateu (Ijo-Barongg. Goa Sriti Ratu Boko) h. Goa Jomblan b. Karst Pegunung Seribu i. Goa Cerme c. Goa Kalisuci j. Goa Rancang Kencono d. Goa Pindul k. Goa Gelatik e. Goa Kiskendo l. Gumuk Pasir Parangtritis f. Goa Sumitro
4.
Basis potensi PERAIRAN DARAT a. Kali Kuning b. Air Terjun Sri Gethuk c. Air Terjun Banyunibo, Sidoharjo (KP) d. DAS Progo
5.
Basis potensi PERAIRAN LAUT a. Pantai Siung b. Pantai Wediombo c. Pantai Jung Wok d. Pantai Ngrenehan e. Pantai Sadeng f. Pantai Ngobaran
6.
g. h. i. j. k. l.
Pantai Baron Pantai Drini Pantai Parangtritis Pantai Glagah Pantai Congot Pantai Bugel
Basis potensi PERKEBUNAN DAN PERTANIAN a. Agrowisata Salak Pondoh Turi Sleman b. Jogja Orang Utan Center (WRC) c. Perkebunan Teh Nglinggo d. Taman Buah Nglanggeran e. Kebun Buah Mangunan f. Perbukitan Menoreh (Sentra Krisan, Durian, Teh, Kopi, Duren Banjaroya) g. Museum Tani Jawa Indonesia-Imogiri
Persebaran potensi daya tarik ekowisata tersebut dapat dipetakan sebagaimana pada gambar berikut :
II- 3
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Gambar 2.2. Peta Persebaran 44 Destinasi Wisata Ecotourism DIY (Sumber: Tim Studio, 2015)
2.2.
KLUSTER DAYA TARIK WISATA DAN UNIQUE SELLING POINT (USP)
Potensi daya tarik ekowisata tersebut diatas berdasarkan faktor kedekatan geografis, keterkaitan dengan basis potensi serta aksesibilitas, selanjutnya dapat dikelompokkan dalam model kluster pengembangan daya tarik ekowisata sebagai berikut: Tabel 2.1. Pengelompokan (Kluster) Destinasi berdasarkan Kedekatan Lokasi
1. KLUSTER MERAPI (Gunung Merapi, Kali Kuning dan Agrowisata Turi)
6. KLUSTER MANGUNAN (Kebun Buah Mangunan, Cagar Alam Mangunan, Museum Tani Jawa Indonesia Imogiri, Goa Cerme dan Air terjun Banyunibo
2. KLUSTER SUROLOYO (Perkebunan Menoreh, Kebun Teh Nglinggo, Puncak Suroloyo/Bukit Menoreh, Arus Progo dan Goa Sriti)
7. KLUSTER PINDUL (Karst Pegunungan Sewu, Goa Kalisuci, Goa Jomblang, Goa Gelatik dan Goa Pindul)
II- 4
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
3. KLUSTER KALIBIRU (Kawasan Wisata Kalibiru, Suaka Margasatwa Sermo, Wild Rescue Centre, Goa Sumitro dan Goa Kiskendo)
8. KLUSTER SRI GHETUK (Taman Hutan Raya Bunder, Hutan Wanagama, Air Terjun Sri Gethuk, Goa Rancang Kencana, dan Suaka Margasatwa Paliyan)
4. KLUSTER NGLANGGERAN (Gunung Api Purba Nglanggeran, Desa Wisata Nglanggeran)
9. KLUSTER PANTAI SELATAN TIMUR (Pantai Siung, Pantai Wediombo, Pantai Jungwok, Pantai Sadeng, Pantai Drini, Pantai Baron, Pantai Ngrenehan, Pantai Ngobaran)
5. KLUSTER SIWA PLATEAU (Candi Ijo, Candi Barong, dan Candi Ratu Boko)
10. KLUSTER PANTAI SELATAN BARAT (Pantai Parangtritis, Gumuk Pasir Parangtritis, Pantai Bugel, Pantai Gelagah, dan Pantai Congot)
Peta persebaran kluster daya tarik ekowisata tersebut dapat dipetakan sebagaimana pada gambar berikut :
2
1
5 3 4
6
7
10
8
9
Gambar 2.3. Peta Pengelompokkan Destinasi Wisata Ecotourism DIY (Sumber: Tim Studio, 2015)
II- 5
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.1.
KLUSTER MERAPI
Gambar 2.4. Kluster Merapi (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER : Gunung Merapi
DTW SEKUNDER: Kali Kuning, Agrowisata Turi
Lokasi
Kluster Merapi terletak di wilayah Kabupaten Sleman. Gunung Merapi sebagai bagian dari ekosistem yang mencakup Kabupaten Sleman, Klaten, Boyolali dan Kabupaten Magelang.
Pencitraan
Merapi volcano is one of the world's most active and dangerous volcanoes
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
One of Best Trekking in Central Java
Taman Nasional Gunung Merapi dan Kali Kuning memiliki flora dan fauna yang langka (wildlife): -
Flora (bunga kantung semar dan pohon kina)
-
Flora langka: anggrek endemic (vanda tricolor)
-
Fauna (elang jawa)
Agrowisata Turi
Bird Watching
Lava tour petualangan alam yang menjadi favorit di DIY, dengan daya tarik wisata titik-titik bekas erupsi sebagai bukti bersejarah peristiwa alam
II- 6
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Data kunjungan wisatawan di Kawasan Gunung Merapi (Kaliurang - Kaliadem):
Gambar 2.5. Data Kunjungan Gunung Merapi (Kaliurang - Kaliadem) (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
II- 7
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.2. KLUSTER SUROLOYO
Gambar 2.6. Kluster Suroloyo (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER : Puncak Suroloyo
DTW SEKUNDER: Perkebunan Menoreh, Arus Progo, Kebun Teh Nglinggo, dan Goa Sriti
Lokasi
Kluster Suroloyo terletak di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Puncak Suroloyo terletak di Dusun Keceme Desa Gerbosari, Kecamatan Semigaluh Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Puncak Suroloyo merupakan puncak tertinggi di Perbukitan Menoreh.
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Pemandangan yang indah dari Puncak tertinggi Suroloyo (Julukan: “Singgasana Para Dewa”).
Perkebunan Menoreh: budidaya krisan, kebun teh, Duren Embung Banjaroya, dan kopi kualitas internasional-nuansa tradisional.
Aliran kali Progo, sungai dengan Grade Level tertinggi se-Jawa dan Bali
Kebun The Nglinggo, satu-satunya kebun teh di Yogyakarta.
Goa Sriti, tempat bertapa raja Malowopati (Prabu Angling Darma).
II- 8
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Data kunjungan wisatawan ke Puncak Suroloyo – Menoreh :
JUMLAH KUNJUNGAN 2014 2013 2012 2011 2010 -
5,000
10,000
15,000
Wisnus
20,000
25,000
30,000
Wisman
Gambar 2.7. Data Kunjungan Puncak Suroloyo (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
II- 9
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.3. KLUSTER KALIBIRU
Gambar 2.8. Kluster Kalibiru (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER: Kalibiru
DTW SEKUNDER: Goa Kiskendo, Goa Sumitro, Suaka Margasatwa Sermo dan Wild Rescue Center (Jogja Orang Utan Centre)
Lokasi
Kluster Kalibiru berada di Kabupaten Kulon Progo. Kalibiru terletak di Hargowilis, Kokap pada ketinggian 450 Mdpl di Perbukitan Menoreh Kulonprogo, Yogyakarta. Lokasi berada 40 Km dari Jogjakarta atau 7 Km di dari Kota Wates. Goa Kiskendo, Goa Sumitro berada di Kecamatan Jatimulyo, Suaka Margasatwa Sermo dan Wild Rescue Center berada di Kecamatan Pengasih.
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru menyajikan pemandangan alam Menoreh dan Waduk Sermo, dan daya tarik wisata outbound training, wisata pedesaan, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata keluarga, wisata trekking, dan wisata terapi alam.
Goa Kiskendo dan Goa Sumitro, memiliki ornamen stalaktit dan stalakit yang unik, relief wayang di sisi goa, dan sebagai tempat ritual.
Suaka Margasatwa Sermo (jenis vegetasi yang ditanam di era 40-an hingga 90-an).
II- 10
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Aspek
Uraian
Wildlife Rescue Centre memiliki ±130 koleksi satwa jenis primata, reptil, dan jenis burung.
II- 11
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.4. KLUSTER NGLANGGERAN
Gambar 2.9. Kluster Nglanggeran (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER: Gunung Api Purba (Nglanggeran)
DTW SEKUNDER: Desa Wisata Nglanggeran, Embung dan Kebun Buah Nglanggeran
Lokasi
Kluster Nglanggeran berada di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Gunung Api Purba (Nglanggeran) terletak di kawasan Baturagung, tepatnya di Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk 35 km dari Kota Yogyakarta
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Gunung Api Purba Nglanggeran adalah satu-satunya gunung api purba di DIY yang terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu.
Gunung Nglanggeran (Gunung Wayang) memiliki histori yang unik kerena menyerupai tokoh pewayangan. Menurut kepercayaan adat jawa Gunung ini dijaga oleh Kyi Ongko Wijoyo dan Punokawan (tokoh pewayangan: Kyai Semar, Kyai Gareng, Kyai Petruk, Kyai Bagong).
Aktivitas wisatawan: trekking, outbound.
Embung Nglanggeran merupakan telaga buatan yang indah.
II- 12
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Aspek
Uraian
Kebun Buah Nglanggeran terdapat berbagai jenis tanaman, seperti buah kelengkeng, rambutan, dan durian (Durian Montong dan Kane).
Data kunjungan wisatawan ke Gunung Api Purba tahun 2014: 50,000
JUMLAH KUNJUNGAN
40,000 30,000 20,000 10,000 -
Wisman
Wisnus
Gambar 2.10. Data Kunjungan Gunung Api Purba (Nglanggeran) (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
II- 13
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.5. KLUSTER SIWA PLATEAU
Gambar 2.11. Kluster Siwa Plateau (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER : Candi Ratu Boko
DTW SEKUNDER: Candi Barong dan Candi Ijo
Lokasi
Lokasi Siwa Plateu terletak di bukit Gumuk Ijo yang berketinggian 427 md sebelah selatan Prambanan, Klaten, Yogyakarta. Siwa Plato (Ciwa Plateau) atau Dataran Tinggi Siwa merupakan tempat yang suci (konsep kepercayaan Hindu tempat yang tinggi, seperti bukit, dianggap suci).
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Candi Ratu Boko memiliki nilai gistoris sejarah yang tinggi (Reruntuhan Bangunan Keraton dan Histori Roro Jonggrang.
Candi Plateau, peninggalan sejarah mataram kepercayaan Hindu.
II- 14
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Berikut Jumlah kunjungan Candi Siwa Plateu 2010-2014:
JUMLAH KUNJUNGAN 2014 2013 2012 2011 2010 -
20,000
Wisnus
40,000
60,000
Wisman Ratu Boko
80,000
Wisnus
100,000
120,000
Wisman
Candi Barong
140,000
160,000
Wisnus
180,000
Wisman
Candi Ijo
Gambar 2.12. Data Kunjungan Candi Siwa Plateau (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
II- 15
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.6. KLUSTER MANGUNAN
Gambar 2.13. Kluster Mangunan (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER : Hutan Pinus Mangunan
DTW SEKUNDER: Cagar Alam Mangunan, Kebun Buah Mangunan, Museum Tani Jawa, Goa Cerme, Air Terjun Banyunibo
Lokasi
Kluster Mangunan berada di Kabupaten Bantul. Hutan Pinus, Cagar Alam, dan Kebun Buah Mangunan berada di Kecamatan Dlingo, Museum Tani Jawa dan Goa Cerme berada di Kecamatan Imogiri, Air Terjun Banyunibo berada di Kecamatan Pajangan.
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Cagar Alam Mangunan memiliki flora langka (Bringin putih, gayam, sawo kecik, nogosari, kepuh dan cendana). Jenis satwa diantaranya famili aves (burung), mamalia, reptil, dan insekta. Populasi terbanyak adalah dari famili aves dan insekta.
Di dalam kompleks Cagar Alam Mangunan terdapat Wisata Budaya Mataram (Makam Imogiri, Makam raja-raja Islam).
Kegiatan outbound, trekking, budidaya sutra alam, dan kerajinan sutra alam dan batik sebagai aktivitas wisata.
Kebun Buah Mangunan memiliki ragam jenis buah-buahan (durian, mangga, jeruk dan jambu) dan koleksi satwa (rusa dan monyet).
II- 16
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Aspek
Uraian
Museum Tani Jawa sebagai wisata edukasi kegiatan pertanian membajak sawah dan menanam padi).
Goa Cerme memiliki ornamen stalaktit dan stalaknit yang unik dan histori nilai budaya (tempat berdakwah walisongo)
Keindahan alam Air Terjun Banyunibo
II- 17
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.7. KLUSTER PINDUL
Gambar 2.14. Kluster Pindul (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER: Karst Pegunungan Sewu
DTW SEKUNDER: Goa Gelatik, Goa Pindul, Goa Kalisuci, Goa Jomblang.
Lokasi
Kluster Pindul berada di Kabupaten Gunungkidul. Goa Pindul dan Gelatik berada di Kecamatan Karangmojo, Goa Kalisuci dan Goa Jomblang berada di Kecamatan Semanu. Kawasan Karst Pegunungan Sewu yang terbentuk oleh proses pelarutan batuan kapur, terbentang meliputi wilayah kabupaten Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan.
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Karst Pegunungan Sewu ditetapkan sebagai kawasan geopark dunia (Global Geopark Network / GGN), UNESCO 2015
Memiliki conical hills yang jumlahnya ± 40.000 bukit.
Memiliki stalaktit dan stalakmit yang khas.
Petualangan Cave Tubing Goa Kalisuci
II- 18
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
II- 19
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.8. KLUSTER SRI GETHUK
Gambar 2.15. Kluster Sri Gethuk (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER: Sri Gethuk
DTW SEKUNDER: Tahura, Hutan Wanagama, Goa Ngrancang Kencana, dan Suaka Margasatwa Paliyan
Lokasi
Kluster Sri Gethuk berada di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Untuk Suaka Marga Satwa Paliyan berada di Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul.
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Air terjun Sri Gethuk merupakan obyek wisata yang terpadu dengan Goa Rancang Kencono.
Air terjun Sri Gethuk biasanya disebut Green Canyon-Jogja, penamaan slempret sebenarnya berasal dari kata Slompret yaitu nama sebuah alat musik tiup. Mitos sering terdengar suara alat musik disekitar lokasi air terjun.
Goa Rancang Kencono memiliki sebuah pelataran atau ruang yang luas dan bisa digunakan untuk mengadakan pertemuan, dan kegiatan outbound, terdapat pohon klumpit yang tingginya sudah melampaui atap gua
Hutan Wanagama: Pohon Jati (Tectona grandis) yang ditanam oleh Pangeran Charles, 1989).
II- 20
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Aspek
Uraian
Kawasan Tahura Bunder memiliki berbagai Jenis tanaman, dan yang telah teridentifikasi sebanyak 40 jenis. Tahura Bunder peringkat 10 terbaik se Indonesia.
II- 21
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.9. KLUSTER PANTAI SELATAN (TIMUR)
Gambar 2.16. Kluster Pantai Selatan (Timur) (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek Unique Selling Point
Uraian
DTW PRIMER: Pantai Siung
DTW SEKUNDER: Pantai Ngobaran, Pantai Baron, Pantai Drini, Pantai Wediombo, Pantai Jungwok, dan Pantai Sadeng
Lokasi
Kluster Pantai Selatan (Timur) berada di Kabupaten Gunungkidul. Pantai Siung berada di Kecamatan Tepus, Pantai Baron, Pantai Drini berada di Kecamatan Tanjungsari, Pantai Ngobaran berada di Kecamatan Saptosari, Pantai Wediombo, Pantai Junwok, dan Pantai Sadeng berada di Kecamatan Girisubo.
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
Pantai Suing, pantai fenomenal yang diapit dengan dua bukit.
Memiliki topografi karst yang menarik berupa pegunungan gamping, goa karst, dan tebing terjal di pinggir pantai
Pantai Baron dengan konservasi hutan Mangrove dan penyu.
Pantai Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik, jika air surut, dapat dilihat melihat hamparan alga (rumput laut) baik yang berwarna hijau maupun coklat
Pantai Drini terdapat pulau karang yang tumbuh pohon Dirini
Pantai Jungwok pemandangan khas batu besar yang ada di tengah laut.
Pantai Wediombo berbentuk teluk dan landai dengan hamparan
II- 22
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Aspek
Uraian pasir putih
Pantai Sadeng menjadi salah satu pelabuhan perikanan besar di Yogyakarta
Berikut data kunjungan wisatawan dari tahun 2010-2014:
JUMLAH PENGUNJUNG
2014 2013 2012 2011 2010 -
20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 Wisnus
Wisman
Gambar 2.17. Data Kunjungan Pantai Siung (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
Berdasarkan data kunjungan di atas terlihat kunjungan wisatawan nusantara meningkat secara signifikan. Namun wisatawan mancanegara hanya terlihat di tahun 2013 karena terdapat event internasional (panjat tebing).
II- 23
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.2.10. KLUSTER PANTAI SELATAN (BARAT)
Gambar 2.18. Kluster Pantai Selatan (Barat) (Sumber: Tim Studio, 2015)
Aspek
Uraian
Lokasi
Kluster Pantai Selatan (Barat) berada di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. Pantai Parangtritis dan Gumuk Pasir berada di Kabupaten Bantul, Pantai Congot, Pantai Glagah, dan Pantai Bugel berada di Kabupaten Kulon Progo.
Unique Selling Point
DTW PRIMER: Pantai Parangtritis dan Gumuk Pasir
DTW SEKUNDER: Pantai Congot, Pantai Gelagah, Pantai Bugel
Pantai Parangtritis yang terkenal dengan Legenda Nyi Roro Kidul
Gumuk Pasir (sand dune) satu-satunya di Asia Tenggara
Pantai Congot berada di muara sungai Bogowonto dengan laguna yg indah dan banyak terdapat ikan
Pantai Glagah dengan hamparan pasir besi sebagai andalannya
Pantai Bugel pemandangan alam pantai di bawah pohon cemara
Daya Tarik dan Aktivitas Ekowisata
II- 24
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Berikut data kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis dari tahun 2010-2014:
JUMLAH KUNJUNGAN 2014 2013 2012 2011 2010 -
500,000
1,000,000 1,500,000 Wisnus Wisman
2,000,000
2,500,000
Gambar 2.19. Data Kunjungan Pantai Parangtritis (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
II- 25
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.3.
POTENSI PASAR ECOTOURISM
2.3.1.
Potensi Pasar Ecotourism Secara Global
Berdasarkan Pearce’s model of motivational levels (Pearce, 1993),ecotourism berada pada tingkatan kebutuhan self-esteem and Development and Fulfillment. Berikut ini merupakan profil Eco-Turis berdasarkan generalisasi oleh TIES dari survei ekoturis di Amerika Utara Tahun 1998 menurut Drumm, A. & Moore, A. (2005): Tabel 2.2. Profil Eco-Turis UMUR
35-54 tahun (bisa bervariasi karena berbagai faktor).
Jenis Kelamin
50% wanita dan 50% pria
Pendidikan
82% mahasiswa/pelajar walaupun ada indikasi segmen dengan tingkat pendidikan lebih rendah
Durasi
Kelompok besar yang memiliki pengalaman ekowisata (50%) antara 8 – 14 hari
Pembelanjaan
Wisatawan berpengalaman ekowisata cenderung berbelanja lebih besar dibanding wisatawan biasa. Pada Kelompok besar pembelanjaan dari mencapai 10 – 15 juta per perjalanan
Elemen Penting Perjalanan Ekoturis
Ekoturis berpengalaman sangat mempertimbangan (1) Orisinalitas Alam (Wilderness); (2) Komponen Makluk Hidup di dalamnya (wildlife); dan (3) hiking dan trekking. (Sumber: Drumm, A. & Moore, A. (2005) dari TIES, 1999)
Tipe ekotouris menurut Honey (1999) yaitu:
62% - Cultural learning is important
59% - Support protecting the environment
38% - Willing to “pay more” to use eco-travel companies
49% - of tour operators have a responsible tourism policy
Secara global ekowisata menghasilkan pendapatan hingga 77 juta milyar dollar dan menguasai 5 – 7% pangsa pasar secara global. Dengan pertumbuhan 10 – 30% (UNWTO, 2014). Pada beberapa negara di Asia Pasifik market share Ekowisata diperkirakan lebih tinggi, menurut Campbell (1994) sekitar 20% wisatawan asing ke Thailand mengunjungi objek wisata alam, sedangkan di Australia diperkirakan lebih tinggi (Blamey 1995). Wisatawan lokal masih tetap menjadi segmen yang dominan untuk ekowisata, seperti halnya yang ada di Indonesia (Champbell, 1994).
II- 26
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Gambar 2.20. Diagram Persentase Pangsa Pasar Global Ecotourism (Sumber: Statistik Pariwisata DIY dalam angka, 2014)
2.3.2. a.
Potensi Pasar Ecotourism di DIY
Wisatawan Nusantara Berikut ini penjabaran potensi pasar Ecotourism di DIY:
Gambar 2.21. Data Wisatawan Nusantara 2002-2014 (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
Berdasarkan data kunjungan terlihat jumlah wisatawan yang berkunjung tidak stabil. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor alam (gempa bumi (2006) dan erupsi Merapi (2010)). Berdasarkan data statistik Kunjungan Wisatawan ke DIY (2014) minat wisatawan berkunjung ke DIY dapat diketahui sebagai berikut:
II- 27
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
Gambar 2.22. Data Minat Wisatawan ke DIY 2010-2014 (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014) Tabel 2.3. Persantase Minat Wisatawan di DIY WISMAN+WISNUS
WISMAN
WISNUS
TOTAL
Wisata Alam
0.77%
99.2%
48.7%
Wisata Budaya
8.35%
91.7%
32.6%
Wisata Buatan
1.70%
98.3%
18.7%
ECOTOURISM
0.76%
99.2%
49.0%
DIAGRAM
(Sumber: Diolah dari statistik Pariwisata DIY, 2014)
Potensi pengembangan segmen pasar ekowisata sangat tinggi, berdasarkan data kunjungan wisata berbasis am memiliki kontribusi share ±49%. Karakteristik Psikografi Wisatawan Nusantara DIY berdasarkan jenis produk yang disukai dan pilihan daya tarik wisata sebagai berikut:
Wisata Budaya: 27,20%
Kearifan Lokal desa wisata: 20,20%
Wisata alam: 16,80%
Belanja 16,10%
Kuliner: 11,70%
Hiburan Malam 3,90%
Minat Khusus 2,70%
Lainnya 1,40%
II- 28
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Tipologi produk Ekowisata di DIY berdasarkan motivasi/minat sebagai berikut:
Gambar 2.23. Tipologi produk Ekowisata di DIY (Sumber: Dianalisis dari Statistik Kunjungan Wisatawan Ke DIY, 2014)
Berdasarkan data diatas wisatawan DIY 16,80% memilih wisata alam, dari 16,80% tersebut 41,04% memilih Pantai parangtritis sebagai destinasi pilihan terbesar, disusul Kaliurang sebanyak 21,51%, Pantai Baron 16,20%, Merapi Lava Tour 14,74% dan lainnya. Sedangkan aktivitas disukai wisatawan nusantara persentase terbesar adalah petualangan dengan 45,44%.
II- 29
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM b.
Wisatawan Mancanegara
Gambar 2.24. Data Wisatawan Mancanegara 2002-2014 (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
Berdasarkan data kunjungan terlihat jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung meningkat cukup signifikan. Hana saja pada tahun 2006 terjadi gempa bumi dan tahun 2010 terjadi erupsi Merapi. Sehingga jumlah kunjungan wisatawan mancanegara menurun drastis. Berdasarkan data statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke DIY (2014) tercatat 10 (sepuluh besar wisatawan mancanegara 2014 yang terbanyak berkunjung adalah:
10 BESAR PASAR WISATAWAN MANCANEGARA 11% 2014 11%
34%
10% 3% 3%
7% 5%
5%
5%
6%
Belanda
Jepang
Malaysia
Perancis
Amerika Serikat
Singapura
Australia
Jerman
R.R.China
Korea Selatan
Negara Lainnya
Gambar 2.25. 10 (Sepuluh) Besar Pasar Wisatawan Mancanegara 2014 (Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014)
Berdasarkan data di atas, belanda dan jepang merupakan asal wisatawan terbanyak yang berkunjung ke DIY disusul dengan Malaysia dan Prancis.
II- 30
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Sehingga dapat ditargetkan pasar utama wisatawan mancanegara DIY adalah Belanda, Jepang, Malaysia dan Prancis. Tipologi produk Ekowisata di DIY berdasarkan motivasi/minat wisatwan mancanegara sebagai berikut:
Gambar 2.26. Tipologi produk Ekowisata Wisatawan Mancanegara di DIY (Sumber: Passanger Exit Survey, 2014)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa minat wisatawan mancanegara terhadap ecotourism sebesar 7,48%. Dari 7,48% tersebut wisman memilih Kaliurang sebesar 27,40% sebagai destinasi pilihan utama, kemudian di susul Merapi Lava tour, Pantai Baron, dll. Sedangkan aktivitas disukai wisatawan mancanegara dapat dilihat dari data berikut:
Gambar 2.27. Aktivitas Wisata Wisatawan Mancanegara di DIY (Sumber: Passanger Exit Survey, 2014)
II- 31
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.4.
ANALISIS DAYA SAING EKOWISATA (Ecotourism)
Berdasarkan teori Diamond Poters analisis faktor daya saing terdiri atas 4 (empat) determinan (faktor-faktor kondisi yang menentukan) daya saing internasional disimpulkan dalam tabel berikut:
2.4.1.
Analisis Kondisi Faktor Sumber Daya (Factor Conditions)
KONDISI FAKTOR PRODUKSI (Factor conditions)
SUMBER DAYA WISATA (besaran dan kesiapan potensi daya tarik wisata untuk kegiatan ekowisata di DIY
INFRASTRUKTUR (ketersediaan, kapasitas dan kualitas infrastruktur yang mendukung penyelenggara an kegiatan ekowisata di destinasi wisata
FASILITAS WISATA (ketersediaan/ kapasitas dan kualitas fasilitas iwsata yang mendukung penyelenggaraa n kegiatan ekowisata di destinasi wisata
ASPEK LINGKUNGAN (tingkat kesiapan masyarakat, kelestarian lingkungan yang mendukung penyelenggaraan ekowisata di DIY)
ASPEK SDM (ketersediaan dan kesiapan/ kualitas dan kapasitas SDM yang mendukung penyelenggara an ekowisata di DIY)
Gambar 2.28. Variabel Analisis Kondisi Faktor Produksi (Sumber: Tim Studio, 2015)
a.
Sumber Daya Wisata Pada aspek sumber daya wisata, potensi ekowisata DIY dapat dikatakan memiliki potensi yang besar dan bervariasi, baik dari karakter morfologi gunung, hutan/ dataran tinggi, perairan darat, hingga morfologi pantai. Berdasarkan potensi tersebut yang telah di jabarkan pada bagian profil maka DIY memiliki skor KUAT.
b.
Infrastruktur (Sarana dan prasarana) Berdasarkan aspek sarana prasarana (jaringan jalan dan telekomunikasi), dukungan dan kesiapan infrastruktur relatif telah menjangkau seluruh lokasi untuk mendukung penyelenggara ekowisata secara optimal. Hasil pengamatan ditemukan bahwa kualitas dan kuantitas infrastruktur di DIY dapat dikategorikan SEDANG.
II- 32
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM c.
Fasilitas Wisata (Amenitas) Berdasarkan aspek fasilitas wisata (amenitas) menunjukkan kesiapan aspek amenitas untuk mendukung penyelenggaraan ekowisata secara optimal. Hasil pengamatan ditemukan bahwa kualitas dan kuantitas fasilitas wisata (amenitas) di DIY dapat dikategorikan RENDAH.
d.
Aspek Lingkungan Berdasarkan aspek lingkungan menunjukkan kesiapan dan kesadaran masyarakat, serta kondisi kualitas lingkungan yang terjaga untuk mendukung penyelenggaraan ekowisata secara berkelanjutan. Hasil pengamatan ditemukan bahwa kualitas dan kuantitas lingkungan dan kesadaran wisatadi DIY dapat dikategorikan RENDAH.
e.
Aspek SDM (Sumber Daya Manusia) Berdasarkan aspek SDM menunjukkan kesiapan SDM untuk mendukung penyelenggaraan ekowisata secara optimal. Hasil pengamatan ditemukan bahwa kualitas dan kuantitas SDM dibidang pariwisatadi DIY dapat dikategorikan masih RENDAH.
2.4.2.
Analisis Permintaan Pasar (Demand Factors)
KONDISI PERMINTAAN PASAR (demand conditions)
WISATAWAN MANCANEGARA
WISATAWAN NUSANTARA
Jumlah kunjungan wisman dan segmen pasar wisatawan mancanegara yang memiliki kaitan motivasi dan preferensi dengan produk ekowisata
Jumlah kunjungan wisnus dan segmen pasar wisatawan nusantara yang memiliki kaitan motivasi dan preferensi dengan produk ekowisata
Gambar 2.29. Variabel Analisis Kondisi Permintaan Pasar (Sumber: Tim Studio, 2015)
Berdasarkan penjabaran pada bab mengenai profil analisis pasar wisatawan nusantara dan mancanegara disimpulkan sebagai berikut: a.
Potensi pengembangan segmen pasar ekowisata sangat tinggi dengan persentase sebesar 49%;
II- 33
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM b.
Karakteristik psikografi wisatawan nusantara di DIY berdasarkan jenis produk disukai wisata alam memiliki persentase yang cukup besar yaitu 16,8% dengan DTW pilihan yaitu: Pantai Parangtritis, Kaliuran, Pantai Baron, Merapi dan lainlain.
c.
Segmentasi pasar wisatawan mancanegara adalah belanda, jepang, Malaysia dan Prancis.
d.
Jenis produk wisata yang diminati wisatawan mancanegara sebagian besar adalah heritage sebanyak 31,40%. Kemudian local people 29,97%, special interest sebanyak 11,46%, sedangkan ecotourism sebanyak 7,48%.
e.
Destinasi pilihan ecotourism Wisatawan Mancanegara yaitu: Kaliurang, Merapi Lava tour, pantai baron, dll.
Data di atas menunjukkan bahwa pada aspek demand wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara di kategorikan SEDANG.
2.4.3.
Analisis Persaingan, Struktur Organization-Strategies)
dan
Strategi
(Structure-
STRUKTUR/ ORGANISASI DAN STRATEGI PERUSAHAAN PENYELENGGARA EKOWISATA KEPEMILIKAN/ SKALA PERUSAHAAN
Siapakah/ seperti apakah skal a perusahaan yang mengelola dan menyelenggarakan paket ekowisata di DIY
STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING Seperti apakah strategi yang PERUSAHAAN dikembangkan untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik ekowisata DIY oleh para operator sehingga memiliki segmen pasar yang prospektif
STRATEGI PROMOSI EKOWISATA
Seperti apakah upaya oleh untuk meningkatkan awareness pasar terhadap produk ekowisata di Jogja
Gambar 2.30. Variabel Analisis Struktur Organisasi dan Strategi Perusahaan (Sumber: Tim Studio, 2015)
a.
Kepemilikan/Skala Perusahaan Data perusahaan penyelenggaraan kegiatan ekowisata:
Tour operator memasarkan produk-produk ekowisata merupakan tour operator/ biro perjalanan wisata dari berbagai kelas/ skala yaitu : lokal, nasional dan multinasional.
Berdasarkan penjabaran di atas dikategorikan SEDANG.
II- 34
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM b.
Strategi Keunggulan Bersaing Perusahaan Data strategi pemasaran perusahaan dalam persaingan bisnis ekowisata: Untuk meningkatkan kemampuan bersaing terhadap produk-produk wisata sejenis di tingkat regional maupun produk lain di lingkup DIY, maka sejumlah tour operator memasarkan produk-produk ekowisata pada beberapa segmen pasar wisatawan :
c.
Soft adventure (kombinasi daya tarik wisata populer dengan wisata aternatif / kegiatan ekowisata petualangan ringan)
Hard adventure (wisata minat khusus untuk segmen pasar wisatawan yang memiliki tujuan dan minat khusus pada kegiatan ekowisata)
Berdasarkan penjabaran di atas dikategorikan SEDANG.
Strategi Promosi Ekowisata Data promosi ekowisata di DIY: 1)
Belum ada media informasi, Web/Portal Khusus Ecotourism menginduk pada portal-portal web pemerintah atau paket lain
-
masih
2)
Belum ada pencitraan khusus melalui slogan atau brand bertema ekowisata (hanya nama destinasi –tidak dapat dibedakan secara spesifik dengan DTW jenis lain)
3)
Interpretasi tentang Ekowisata (berkonotasi dengan outdoor adventure di alam terbuka, outbound)
Kurangnya kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara dikarenakan kurangnya promosi dari pihak-pihak terkait. Banyak destinasidestinasi yang berpotensi yang terdapat di DIY yang belum diketahui wisatawan. Berdasarkan hal ini skor untuk promosi ekowisata masih dikategorikan RENDAH.
II- 35
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.4.4.
Analisis Industri Terkait dan Pendukung (Supplier and Related Industries)
PENYELENGGARA JASA EKOWISATA DAN INDUSTRI TERKAIT (Suppliers and related industry)
JASA TOUR OPERATOR EKOWISATA
PEMAKETAN PERJALANAN EKOWISATA
Jumlah TO yang bergerak dalam pemasaran produk Ekowisata
Ketersediaan dan varian paketpaket perjalanan wisata eko/ ekowisata di DIY
DUKUNGAN JASA TERKAIT Ketersediaan dan varian USAHA yang memiliki kaitan dengan perjalanan wisata eko/ ekowisata di DIY
Gambar 2.31. Variabel Analisis Penyelenggara Jasa Ekowisata dan Industri Terkait (Sumber: Tim Studio, 2015)
a.
Jasa Tour Operator Ekowisata Data Jasa tour operator Ekowisata di DIY: lebih dari 150 BPW di DIY Berdasarkan keterangan di samping, untuk jasa tour operator ekowisata dikategorikan SEDANG.
b.
Pemaketan perjalanan Ekowisata Pemaketan wisata ekowisata di DIY belum optimal, pemaketan wisata masih didominasi paket-paket wisata umum/reguler (non-ekowisata). Berdasarkan fakta tersebut untuk aspek pemaketan perjalanan ekowisata dikategorikan SEDANG.
c.
Dukungan Jasa Terkait Beberapa data pemaketan wisata yang terkait dengan ekowisata di DIY. Sejumlah tour operator memasarkan produk-produk ekowisata. Berdasarkan data di atas dukungan jasa terkait ekowisata dikategorikan SEDANG.
II- 36
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.4.5.
Analisis Peran Pemerintah (Government) PERANAN PEMERINTAH (factor conditions)
KEBIJAKAN/ REGULASI Apakah ada Kebijakan atau regulasi dari Pemda (prov/ kab/ kota) dalam mendorong kemajuan sektor pariwisata dalam jangka pendek dan jangka panjang di DIY
PROGRAM FASILITASI Apakah ada program dukungan/ fasilitasi dari pemprov/ kab/ kota yang dilaksanakan dalam membangun jejaring wisata dengan pihak luar, membangun dan memasarkan destinasi wisata baru
Gambar 2.32. Variabel Analisis Peran Pemerintah (Sumber: Tim Studio, 2015)
a.
Kebijakan Regulasi 1)
Data kebijakan dan regulasi ditingkat nasional maupun lokal dalam mendukung pengembangan ekowisata portofolio product&share kontribusi bidang ekowisata secara nasional.
2)
Data kebijakan dan regulasi ditingkat nasional maupun lokal dalam mendukung pengembangan ekowisata ecotourism bisnis forum.
3)
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2029:
Arahan kawasan peruntukan pariwisata di DIY, meliputi : 1)
Kawasan pariwisata budaya terletak di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta.
2)
Kawasan pariwisata alam berupa kawasan alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata alam yang terletak di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman; dan
3)
Kawasan wisata alam seluas 1,1020 ha terletak di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
II- 37
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Berdasarkan data di atas masih banyak lagi kebijakan dari pemerintah yang terkait dengan ecotourism sehingga untuk aspek kebijakan ini dikategorikan KUAT. b.
Program Fasilitas Data dukungan program/ fasilitas pengembangan ekowisata di daerah/ di DIY telah diupayakan. Berdasarkan keterangan di atas sudah terdapat beberapa program/ fasilitas yang mendukung pengembangan ekowisata di daerah/ di DIY namun belum optimal. Sehingga untuk aspek program fasilitas dikategorikan SEDANG.
2.4.6.
Analisis Peluang (Chance)
PELUANG (CHANCE)
TREN PASAR GLOBAL Perkembangan tren pasar global yang memberi peluang berkembangnya ekowisata di DIY
TREN PASAR NASIONAL
CITRA DIY DALAM KONTEKS NASIONAL - GLOBAL
Perkembangan tren pasar nasional yang memberi peluang bagi berkembangnya ekowisata di DIY
Awareness atau recognition di tingkat nasional ataupun global terhadap daya tarik ekowisata DIY (pengakuan pegunungan Sewu geopark, MerapI – world most vulcanic, dsbnya)
Gambar 2.33. Variabel Analisis Peluang (Sumber: Tim Studio, 2015)
a.
Tren Pasar Global Secara global, United Nation World Tourism Organization (UNWTO) mengungkapkan ekowisata sebagai kecenderungan dan perkembangan baru dalam dunia kepariwisataan yang mulai muncul pada 1990-an. Sejalan dengan adanya kecenderungan masyarakat global, regional dan nasional untuk kembali ke alam maka minat masyarakat untuk berwisata ke tempat-tempat yang masih alami semakin besar. Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa tren pasar global untuk wisata ecotourism sudah tidak asing lagi sehingga untuk aspek tren pasar global dikategorikan KUAT.
II- 38
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM b.
Tren Pasar Nasional Data tren pasar nasional terkait pengembangan ekowisata: 1)
(Karangasem). Tahun 2015 diprediksikan akan menjadi tren ekowisata di Indonesia. Ekowisata berawal dari keprihatinan dunia terhadap kerusakan lingkungan yang salah satunya diakibatkan oleh pembangunan pendukung pariwisata.
2)
Ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia sejak digelarnya seminar dan lokakarya nasional yang diselenggarakan oleh pact-indonesia dan Walhi pada april 1995 di wisma Kinasih, Bogor.
3)
Pada juli 1996, di Bali diseleng-garakan lokakarya nasional kedua. Dalam acara tersebut terbentuk masyarakat ekowisata Indonesia. Gerakan ekowisata mencapai titik-titik tonggaknya antara lain dengan pengembangan ekowisata di kepulauan seribu, di tanjung puting (Kalimantan), gunung Halimun (Jawa barat), gunung Leuser (Sumatra) dan lain-lain.
4)
Di Bali, misalnya, upaya perintisan pengembangan ekowisata mulai dilakukan beberapa pihak antara lain, masyarakat desa Pakraman, LSM, atau varian keduanya. Dua LSM yang aktif mengembangkan ekowisata di Bali yaitu Sua Bali (pendampingan ekowisata Desa Kemenuh) dan Yayasan Wisnu mendampingi pengembangan ekowisata di Desa Tenganan (Karangasem), Banjar Kiadan, Pelaga (Badung), Desa Ceningan (Klungkung), dan Desa Sibetan.
Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa tren pasar nasional ecotourism juga sudah dimulai dari kurang lebih 20 tahun yang lalu sehingga untuk aspek tren pasar nasional juga dikategorikan KUAT. c.
Citra DIY dalam Konteks Global/Nasional Data citra DIY sebagai destinasi ekowisata yang prospektif dan atraktif.
Gunung Sewu masuk dalam global geopark Networks;
Merapi sebagai The Most Active Volcano In The World;
Sri Gethuk Green Canyon-Jogja
Berdasarkan data di atas maka citra destinasi DIY dikategorikan KUAT.
II- 39
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Berikut ini merupakan tabel kesimpulan dari penjabaran mengenai analisis daya saing: Tabel 2.4. Kesimpulan Analisis Daya Saing NO 1
2
3
4
5
6
INDIKATOR/ VARIABEL
RENDAH
SEDANG
KUAT
Faktor Kondisi 1.1.
Sumber Daya Wisata
1.2.
Infrastruktur
1.3.
Amenitas/ Fasilitas Wisata
1.4.
Lingkungan
1.5.
SDM
Faktor Pasar 2.1.
Wisatawan Nusantara
2.2.
Wisatawan Mancanegara
Jasa Penyelenggaraa dan Usaha Terkait 3.1.
Jasa Tour Operator Ekowisata
3.2.
Pemaketan Ekowisata
3.3.
Dukungan Jasa Terkait
Struktur Perusahaan dan Strategi 4.1.
Kepemilikan/ Skala Perusahaan
4.2.
Strategi Bersaing
Peran Pemerintah 5.1.
Kebijakan/ Regulasi
5.2.
Dukungan/ Program Fasilitasi
Peluang 6.1.
Tren Global
6.2.
Tren Nasional
6.3.
Citra DIY
(Sumber: Tim Studio. 2015)
II- 40
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM
2.5.
Analisis SWOT Tabel 2.5. Analisis SWOT Kekuatan / Strengths (S)
Kelemahan / Weaknesses (W)
DIY Memiliki potensi ekowisata
yang
sangat rendah.
beraneka ragam.
FAKTOR INTERNAL
Ketersediaan Infrastruktur dan sarana
FAKTOR EKSTERNAL
jalan, listrik, toko cenderamata, dll)
kurang sadar wisata).
Potensi
pengembangan
segementasi
Banyaknya
tour
operator
Citra DIY (beberapa
dunia
dan
Minimnya Kualitas SDM ekowisata.
Tidak tegasnya aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam bidang ekowisata.
yang
merupakan
produk
Belum adanya web resmi terkait pemasaran ekowisata. Sehingga ada beberapa destinasi
yang
belum dikenal wisatawan
berskala pasar nasional ).
Belum adanya promosi bertema khusus ekowisata
potensi ekowisata
DIY yang termasuk dalam catatan sejarah
Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata (Masyarakat
memasarkan destinasi
penunjang yang relatif memadai (hotel,
pasar sangat tinggi.
Kualitas fasilitas wisata (amenitas) masih
Citra Yogyakarta yang positif sebagai kota
Belum ada pemaketan khusus ekowisata
budaya, kota pelajar, kota pariwisata dan
Volume
kunjungan
wisnus
pada
puncak
kota perjuangan
liburan telah melampaui daya dukung di
Perkembangan positif penggunaan dan
beberapa destinasi utama ekowisata
infrastruktur teknologi informasi di DIY
Kondisi Keamanan yang relatif stabil
II- 41
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Peluang / Opportunities (O) Sudah
adanya
Kebijakan/regulasi
Arahan Penanganan (S-O) terkait
ekotourism ditingkat nasional maupun lokal. Tren Global (ekowisata sudah tidak asing lagi) Tren Nasional (ekowisata sudah menjadi tren nasional kurang lebih 20 tahun) Tingginya minat wisatawan mancanegara terhadap ekowisata. Adanya dukungan modal dari pihak investor Perdagangan bebas (MEA) dan Pasar wisata internasional yang prospektif dan beragam termasuk pasar ekowisata Kebijakan pemerintah pusat memperluas bebas visa (visa on arrival) Perubahan kebijakan hubungan pusat dan
1. Mengemas destinasi ekowisata dalam
Arahan Penanganan (W-O) 1. Meningkatkan kesadaran wisata masyarakat
paket wisata tematik untuk menggaet
lokal agar dapat berperan serta dalam
wisman dan wisnus.
memajukan ekowisata dan daya dukung
2. Mengevaluasi dan meningkatkan kesiapan infrastruktur sebagai sarana pendukung. 3. Meningkatkan kerjasama pemasaran ekowisata antara pengelola, pemerintah daerah dan biro perjalanan wisata. 4. Memanfaatkan Tren pasar global dan nasional serta citra DIY sebagai upaya pemasaran. 5. Bekerjasama dengan biro perjalanan
lingkungan. 2. Pengadaan web resmi terkait destinasi ekowisata dan di update secara berkala. 3. Mengevaluasi terkait aturan yang telah ditetapkan dan penindakan yang tegas bagi yang melakukan pelanggaran. 4. Merencanakan promosi dan pemaketan khusus ekowisata dengan segmentasi wisatawan terfokus.
dengan Merencanakan pemaketan khusus wisatawan mancanegara
daerah ke arah otonomi daerah
II- 42
ANALISIS DAYA SAING PRODUK WISATA ECO-TOURISM Tantangan / Treats (T)
Persaingan pasar dengan kota, propinsi, dan negara lain yang juga memiliki potensi ekowisata.
Arahan Penanganan
Arahan Penanganan
(S-T)
(W-T)
1. Mengemas destinasi wisata yang unik dan berbeda dari destinasi lainnya. 2. Mengadakan pembekalan sosialisasi
Kerusakan lingkungan
berupa dampak wisata sehingga dampak
Meningkatnya jumlah Kunjungan Wisatawan
positif dapat dioptimalkan dan dampak
Wisatawan yang tidak sadar wisata
negatif dapat diminimalisirkan.
Faktor alam (bencana alam, cuaca dan iklim) Kompetisi tidak sehat antar jaringan hotel bintang
meminimalisir kunjungan ke DTW Primer.
(amenitas) di tiap destinasi ekowisata. 2. Meningkatkan kemampuan SDM pengelola destinasi ekowisata. 3. Mengadakan sosialisasi program pengembangan objek wisata ekowisata dan sadar wisata kepada masyarakat sekitar DTW.
4. Memanfaatkan DTW Primer untuk
Globalisasi menyebabkan persaingan yang ketat
3. Memanfaatkan destinasi sekunder untuk
1. Meningkatkan kualitas fasilitas wisata
sehingga
berkembangnya
menutup
mempromosikan DTW sekunder.
peluang
pesaing kecil (ekonomi
lemah/masyarakat) Kerusakan
(deteriorasi)
lingkungan
menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya pariwisata Perbedaan kepentingan antar wilayah dan antar instansi/lembaga pemerintah.
II- 43
Bab
3
REKOMENDASI
Bab
3
REKOMENDASI Berdasarkan hasil SWOT maka strategi yang dihasilkan yaitu: 1.
Mengemas destinasi ekowisata dalam paket wisata tematik dan berbeda dari destinasi lainnya untuk menggaet wisman dan wisnus;
2.
Mengevaluasi dan meningkatkan kesiapan Infrastruktur sebagai sarana pendukung;
3.
Meningkatkan kerjasama pemasaran ekowisata antara pengelola, pemerintah dan biro perjalanan;
4.
Memanfaatkan tren pasar global, tren nasional dan citra DIY sebagai upaya pemasaran;
5.
Meningkatkan kesadaran wisata masyarakat lokal agar dapat berperan serta dalam memajukan ekowisata dan daya dukung lingkungan;
6.
Pengadaan web resmi terkait destinasi ekowisata dan up to date;
7.
Mengevaluasi terkait aturan yang telah ditetapkan dan penindakan yang tegas bagi yang melakukan pelanggaran;
8.
Merencanakan promosi dan segmentasi wisatawan terfokus;
9.
Mengadakan pembekalan sosialisasi berupa dampak wisata sehingga dampak positif dapat dioptimalkan dan dampak negatif dapat diminimalisirkanuntuk mempertahankan daya saing lingkungan;
10.
Memanfaatkan destinasi sekunder untuk meminimalisir kunjungan ke DTW primer;
11.
Mamanfaatkan DTW Primer untuk mempromosikan DTW sekunder;
12.
Meningkatkan kualitas fasilitas wisata (amenitas) di tiap destinasi ekowisata;
pemaketan
khusus
ekowisata
dengan
III- 1
13.
Meningkatkan kemampuan SDM pengelola destinasi ekowisata dengan pengadaan sertifikasi, pelatihan serta sosialisasi, dan peningkatan mutu pendidikan kepariwisataan guna menghasilkan bibit unggul yang berdaya saing, melakukan pertukaran pelajar keluar negri yang dimana hospitality tentang kepariwisataan sudah unggul;
14.
Mengadakan sosialisasi program pengembangan objek wisata ekowisata dan sadar wisata kepada masyarakat sekitar DTW.
Berikut program pemasaran yang dapat dijadikan sebagai rujukan berdasarkan potensi daya saing ekotourism yang ada di DIY yang diklusterkan berdasarkan kedekatan lokasi dengan tujuan memudahkan pemaketan dan mendukung peningkatan destinasi-destinasi sekunder terhadap potensi besar sebagai daya tarik utama destinasi primer.
III- 2
Tabel 3.1. Indikasi Program Kluster Merapi
1.
KLUSTER KLUSTER MERAPI DTW Primer : Gunung Merapi DTW Sekunder: Kali Kuning, Agrowisata Turi Positioning: Merapi Volcano
UNIQUE SELLING POINT
TAHUN
SEGMENTASI PASAR
Merapi volcano is Wisman dan one of the Wisnus: world's most active Ekoturis, and dangerous Petualang, dan volcanoes. Minat khusus Erupsi Merapi menjadi salah satu wisata edukasi dan Wisman Eropa Lava Tour One of Best Trekking in Central Java Taman Nasional Gunung Merapi dan Kali Kuning memiliki flora dan fauna yang langka (wildlife): - Flora (bunga kantung semar dan pohon kina) - Flora langka: anggrek endemic (vanda tricolor) - Fauna (elang jawa) Botanical Study (Agrowisata Turiragam tanaman dari seluruh Indonesia). Bird Watching
INDIKASI PROGRAM JP
PROGRAM UMUM
No.
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism Merapi yang up to date.
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik kegiatan tahunan dan aktivitas DTW Merapi.
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti )
Stasiun TV Lokal
4. Discovery channel
Stasiun TV global
5. Film Dokumenter Ecotourism & Pembuatan Film yang berlokasi disekitar gunung merapi dan DTW.
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Rumah Produksi
6. Fam Trip untuk mengundang jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri untuk mengulas seputar DTW Merapi dan sekitarnya
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
7. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan Disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
8. Penyelenggaraan Event (Photo Contest)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Masyarakat
9. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
III- 3
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
TAHUN
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM JP
PROGRAM KHUSUS
No.
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
10. Promosi Outbound & Agro untuk destinasi sekunder agrowisata turi.
Dinas Pariwisata dan, Badan Promosi Asosiasi Industri (PHRI)
11. Promosi wisata eco-adventure melalui komunitas Merapi (Komunitas pecinta burung, komunitas bersepada, dan pecinta alam)
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri, Masyakat komunitas.
12. Pengemasan paket terpadu dengan DTW Sekitar (Kali kuning, Agrowisata turi, dan Desa wisata sekitar)
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri, Masyakat
13. Partisipasi Event Lokal/ NasionalInternasional (world Tourism Exhibitions, Workshop)
Dinas Pariwisata, MATTA (Malaysia), JATA (Jepang), WTM (Eropa), Asosiasi Industri, dll
14. Join Tourism and Travel Industry Trade Fairs in Europe Hiking and Trekking Exhibition, Destinations nature, Tourism, Travel and Outdoor Expo
Dinas Pariwisata, tournatur (Dusseldorf – German) (Paris Expo Porte de Versailles)
15. Join Tourism and Travel Industry Trade Fairs in Asia –Target Wisman Asia
Dinas Pariwisata, GITF dan BIJTE (China), ILTM Japan,
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 4
Tabel 3.2. Indikasi Program Kluster Suroloyo
KLUSTER PUNCAK SUROLOYO DTW Primer : Puncak Suroloyo DTW Sekunder: Perkebunan Menoreh, Arus Progo, Kebun Teh Nglinggo, dan Goa Sriti Positioning: Suroloyo Hill
UNIQUE SELLING POINT Pemandangan yang indah dari Puncak tertinggi Suroloyo (Julukan: “Singgasana Para Dewa”). Perkebunan Menoreh: budidaya krisan, kebun teh, Duren Embung Banjaroya, dan kopi kualitas internasional-nuansa tradisional. Aliran kali Progo, sungai dengan Grade Level tertinggi seJawa dan Bali Kebun The Nglinggo, satu-satunya kebun teh di Yogyakarta. Goa Sriti, tempat bertapa raja Malowopati (Prabu Angling Darma).
TAHUN
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM JP
Wisman dan Wisnus: Ekoturis, Grup Pelajar/Mahasiswa Keluarga/ pasangan Grup/ Grup Korporat, dan Minat khusus
PROGRAM UMUM
2.
KLUSTER
Wisman Eropa
PROGRAM KHUSUS
No.
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism Puncak Suroloyo dan Destinasi pendukung (sekunder)
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik terkait Puncak Suroloyo dan Agro.
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti )
Stasiun TV Lokal
4. Penyelenggaraan Event (Photo Contes dan komunitas lokal terkait hasil perkebunan)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Masyarakat
5. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
6. Pengemasan paket terpadu ekowisatawa dengan DTW Sekitar dengan tematik agro: perkebunan menoreh dan kebun teh Nglinggo (Ekotouris, Target Grup dan minat khusus)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas Masyarakat
7. Promosi Outbound & Agro di perkebunan menoreh dan cave tubing goa Sriti (Target Ekotouris, Grup pelajar/Mahasiswa dan minat khusus)
Dinas Pariwisata dan, Badan Promosi Asosiasi Industri (PHRI)
8. Pemaketan wisata khusus sun set dan sunrise puncak Suroloyo (Target Ekotouris, Keluarga/Pasangan)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri,
III- 5
No.
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
TAHUN INDIKASI PROGRAM JP 9. Promo wisata paket wisata susur goa pada komunitas pecinta alam (Target Grup Pelajar/ Mahasiswa dan minat khusus).
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas masyarakat
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 6
Tabel 3.3. Indikasi Program Kluster Kalibiru
3.
KLUSTER KLUSTER KALIBIRU DTW Primer : kalibiru DTW Sekunder: Goa Kiskendo, Goa Sumitro, Suaka Marga Satwa Sermo, Wildlife Rescue Centre Positioning: Kalibiru
UNIQUE SELLING POINT Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru menyajikan pemandangan alam Menoreh dan Waduk Sermo Goa Kiskendo dan Goa Sumitro, memiliki ornamen stalaktit dan stalakit yang unik, relief wayang di sisi goa, dan sebagai tempat ritual. Suaka Margasatwa Sermo (jenis vegetasi yang ditanam di era 40-an hingga 90-an). Wildlife Rescue Centre memiliki ±130 koleksi satwa jenis primata, reptil, dan jenis burung.
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus: Ekoturis, Pelajar/ Mahasiswa, Ilmuan/Peneliti Petualang, dan Minat khusus Wisman Eropa
PROGRAM UMUM
No.
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism – Kluster Kalibiru
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik tentang Kalibiru dan DTW sekunder sekitarnya.
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti )
Stasiun TV Lokal
4. Film Dokumenter Ecotourism & Pembuatan Film berlokasi di Kalibiru dan DTW sekunder sekitarnya.
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Rumah Produksi
5. Fam Trip untuk jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
6. Penyelenggaraan Event (Photo Contest)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Masyarakat
7. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
8. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
III- 7
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
PROGRAM KHUSUS
No.
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
9. Promosi Outbound Kalibiru dan kearifan lokal-Student exchange (Target Pelajar/Mahasiswa)
Dinas Pariwisata dan, Badan Promosi Asosiasi Industri (PHRI)
10. Promo wisata paket wisata susur goa pada komunitas pecinta alam (Target Grup Pelajar/ Mahasiswa, Peneliti, petualang dan minat khusus).
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas masyarakat
11. Promo wisata wildlife flora dan fauna Suaka Marga Satwa Sermo dan Wildlife Rescue Centre (Target Grup Pelajar/ Mahasiswa, Peneliti)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri.
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 8
Tabel 3.4. Indikasi Program Kluster Nglanggeran
4.
KLUSTER KLUSTER NGLANGGERAN DTW Primer : Gunung Api Purba (Nglanggeran) DTW Sekunder: Desa Wisata Nglanggeran, Embung dan Kebun Buah Nglanggeran Positioning: Gunung Api Purba (Nglanggeran)
UNIQUE SELLING POINT Gunung Api Purba Nglanggeran adalah satu-satunya gunung api purba di DIY yang terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Histori Gunung Nglanggeran (Gunung Wayang) Aktivitas wisatawan: trekking, outbound. Embung Nglanggeran merupakan telaga buatan yang indah. Kebun Buah Nglanggeran terdapat berbagai jenis tanaman, seperti buah kelengkeng, rambutan, dan durian (Durian Montong dan Kane).
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus:
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism Nglanggeran
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik Nglanggeran dan Desa Wisata Sekitarnya.
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti)
Stasiun TV Lokal
4. Fam Trip untuk jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
5. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
6. Penyelenggaraan Event (Photo Contest)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Masyarakat
7. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
Ekoturis, Mahasiswa, Grup/grup Korporat Petualang, dan Minat khusus Wisman Eropa PROGRAM UMUM
No.
III- 9
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
PROGRAM KHUSUS
No.
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
8. Promosi Trekking/Hiking dan Agro Student exchange (Target Grup Pelajar/ Mahasiswa, petualang dan minat khusus).
Dinas Pariwisata dan, Badan Promosi Asosiasi Industri (PHRI)
9. Join Tourism and Travel Industry Trade Fairs in Asia – Target Wisman Asia
Dinas Pariwisata, GITF dan BIJTE (China), ILTM Japan,
10. Promo wisata paket desa wisata (Target minat khusus).
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas masyarakat
11. Partisipasi Event Lokal/ NasionalInternasional (world Tourism Exhibitions, Workshop)
Dinas Pariwisata, MATTA (Malaysia), JATA (Jepang), WTM (Eropa), Asosiasi Industri, dll
12. Join Tourism and Travel Industry Trade Fairs in Europe- Target Wisman Eropa Hiking and Trekking Exhibition, Destinations nature, Tourism, Travel and Outdoor Expo
Dinas Pariwisata, tournatur (Dusseldorf – German) (Paris Expo Porte de Versailles)
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 10
Tabel 3.5. Indikasi Program Kluster Siwa Plateau
5.
KLUSTER KLUSTER SIWA PLATEAU DTW Primer : Candi Ratu Boko DTW Sekunder: Candi Barong dan Candi Ijo. Positioning: Candi Ratu Boko
UNIQUE SELLING POINT Candi Ratu Boko memiliki nilai gistoris sejarah yang tinggi (Reruntuhan Bangunan Keraton Histori Roro Jonggrang. Candi Plateau, peninggalan sejarah mataram kepercayaan Hindu. Sunset & Su rise
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus: Ekoturis, Pelajar/ Mahasiswa, Ilmuan (peneliti)Archeolog, Sejarahwan,
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism-Siwa Plateau dan aktivitas wisata sekitarnya
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik- terkaitEcotourism Siwa Plateau dan aktivitas wisata sekitarnya
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti)
Stasiun TV Lokal
4. Film Dokumenter Ecotourism & Pembuatan Film dengan background siwa plateau dan histori roro jonggrang.
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Rumah Produksi
5. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
6. Penyelenggaraan Event (Photo Contest)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Masyarakat
7. Fam Trip untuk jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
Petualang Minat Khusus Wisman Eropa
PROGRAM UMUM
No.
III- 11
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
PROGRAM KHUSUS
No.
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
8. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan Disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
9. Promo wisata paket wisata-Sun set, sun rise, birth watching, downhill (Target pecinta burung, komunitas sepeda, minat khusus).
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas masyarakat
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 12
Tabel 3.6. Indikasi Program Kluster Mangunan
KLUSTER MANGUNAN DTW Primer : Hutan Pinus Mangunan Dtw Sekunder: Cagar Alam Mangunan, Kebun Buah Mangunan, Museum Tani Jawa, Goa Cerme Positioning: Hutan Pinus Mangunan
UNIQUE SELLING POINT Flora Langka: Bringin Putih, Gayam, Sawo Kecik, Nogosari, Kepuh dan Cendana). Wisata Budaya Mataram (Makam Imogiri, Makam RajaRaja Islam. Museum Tani Jawa Sebagai Wisata Edukasi Kebun Buah Mangunan Ragam Jenis Buah-Buahan (Durian, Mangga, Jeruk Dan Jambu) Koleksi Satwa (Rusa dan Monyet). Goa Cerme (Ornamen Stalaktit dan Stalaknit Yang unik dan histori tempat dakwa para sunan.
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus:
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT Dinas Pariwisata, Operator Web
Ekoturis,
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism terkait hutan pinus mangunan dan destinasi pendukungnya
Pelajar/ Mahasiswa (grup),
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik hutan pinus mangunan dan destinasi pendukungnya
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
Keluarga, dan
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti)
Stasiun TV Lokal
4. Film Dokumenter Ecotourism & Pembuatan Film dengan background hutan pinus mangunan
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Rumah Produksi
5. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
6. Fam Trip untuk jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
7. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan Disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
8. Penyelenggaraan Event (Photo Contest) tema hutan- komunitas fotografi.
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Masyarakat
9. Promosi Outbound dan kearifan lokal (Student exchange)- Hutan Pinus Mangunan dan Museum Tani Jawa (Target Pelajar/ Mahasiswa)
Dinas Pariwisata dan, Badan Promosi Asosiasi Industri (PHRI)
Minat khusus Wisman Eropa
PROGRAM UMUM
6.
KLUSTER
PROGRAM KHUSUS
No.
III- 13
No.
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM 10. Promo wisata paket wisata susur goa pada komunitas pecinta alam (Target Grup Pelajar/ Mahasiswa dan minat khusus).
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas masyarakat
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 14
Tabel 3.7. Indikasi Program Kluster Pindul
7.
KLUSTER KLUSTER PINDUL DTW Primer : Karst pegunungan Sewu DTW Sekunder: Goa Gelatik, Goa Pindul, Goa Kalisuci, Goa Jomblang. Positioning: Karst pegunungan Sewu
UNIQUE SELLING POINT Karst Pegunungan Sewu ditetapkan sebagai kawasan geopark dunia (Global Geopark Network / GGN), UNESCO 2015; Memiliki conical hills yang jumlahnya ± 40.000 bukit. Memiliki stalaktit dan stalakmit yang khas. Petualangan Cave Tubing Goa Kalisuci
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus:
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism terkait Kars pegunungan sewu
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik terkait Kars pegunungan sewu
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri Stasiun TV Lokal
Petualang, dan
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti)
Minat khusus
4. Discovery channel
Stasiun TV global
5. Film Dokumenter Ecotourism & Pembuatan Film
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Rumah Produksi
6. Fam Trip untuk jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
7. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
8. Penyelenggaraan Event (Photo Contest)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Masyarakat
9. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan Disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
Ekoturis, Grup Pelajar/ Mahasiswa, Ilmuan (Archeolog)
Wisman Eropa
PROGRAM UMUM
No.
III- 15
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
PROGRAM KHUSUS
No.
10. Promo wisata paket wisata ecoadventure/susur goa pada komunitas pecinta alam (Target Grup Pelajar/ Mahasiswa, petualang dan minat khusus).
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas masyarakat
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 16
Tabel 3.8. Indikasi Program Kluster Sri Gethuk
KLUSTER SRI GETHUK DTW Primer : Sri Gethuk DTW Sekunder: Tahura, Hutan Wanagama, Goa Ngrancang Kencana, dan Suaka Margasatwa Paliyan. Positioning: Sri Gethuk
UNIQUE SELLING POINT
Sri Gethuk Green Canyon-Jogja Hutan Wanagama: Pohon Jati (Tectona grandis) yang ditanam oleh Pangeran Charles, 1989). Tahura Bunder peringkat 10 terbaik se Indonesia. Goa Rancang Kencono terdapat pohon klumpit yang tingginya sudah melampaui atap gua Study & Research Wild Life (flora dan fauna)
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus: Ekoturis, Pelajar/ Mahasiswa, Peneliti Petualang, dan Minat khusus Wisman Eropa
TAHUN JP
PROGRAM UMUM
8.
KLUSTER
PROGRAM KHUSUS
No.
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism terkait Sri gethuk dan destinasi pendukung.
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik terkait Sri gethuk dan destinasi pendukung.
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti)
Stasiun TV Lokal
4. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
5. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan Disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
6. Paket wisata khusus pada komunitas pecinta alam Sri Gethuk dan Goa Ngrancang kencana- Target petualang dan minat khusus.
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas masyarakat
7. Paket wisata khusus Studi tour in the Forest- Tahura Bunder, hutan wanagama dan suaka marga satwa paliyan (Target pelajar/mahasiswa dan peneliti)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri, Komunitas peneliti dan Instansi pendidikan.
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 17
Tabel 3.9. Indikasi Program Kluster Pantai Selatan (Timur) KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
9.
KLUSTER PANTAI SELATAN (Timur)
Pantai suing, pantai fenomenal yang diapit dengan dua bukit. Memiliki topografi karst yang menarik berupa pegunungan gamping, goa karst, dan tebing terjal di pinggir pantai Pantai Baron dengan konservasi hutan mangrove dan penyu. Pantai Ngobaran merupakan pantai yang cukup eksotik, jika air surut, dapat dilihat melihat hamparan alga (rumput laut) Pantai Drini terdapat pulau karang yang tumbuh pohon Dirini Pantai Jungwok pemandangan khas batu besar yang ada di tengah laut. Pantai Wediombo berbentuk teluk dan landai dengan hamparan pasir putih Pantai Sadeng menjadi salah satu pelabuhan perikanan besar di
DTW Primer : Pantai Siung DTW Sekunder: Pantai Ngobaran, Pantai Baron, Pantai Drini, Pantai Wediombo, Pantai Junwok, Dan Pantai Sadeng. Positioning: Pantai Siung
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus: Ekoturis, Grup Pelajar/ mahasiswa Keluarga/ pasangan
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism terkait sebaran pantai selatan di bagian timur.
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik terkait sebaran pantai selatan di bagian timur.
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti).
Stasiun TV Lokal
4. Film Dokumenter Ecotourism & Pembuatan Film dengan background pantai dan sekitarnya.
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Rumah Produksi
5. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
6. Penyelenggaraan Event (Photo Contest)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Masyarakat
7. Fam Trip untuk jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
8. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan Disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
Peneliti, Petualang, Minat khusus Wisman Eropa
PROGRAM UMUM
No.
III- 18
No.
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
PROGRAM KHUSUS
Yogyakarta
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
9. Pengemasan paket terpadu pantai dengan DTW Sekitar (Target seluruh wisatawan)
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri, kominitas Masyakat
10. Budidaya Penyu dan hutan Mangrove (Target seluruh wisatawan)
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri, kominitas Masyakat
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 19
Tabel 3.10. Indikasi Program Kluster Pantai Selatan (Barat) KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
10.
KLUSTER PANTAI SELATAN (Barat)
Pantai Parangtritis yang terkenal dengan Legenda Nyi Roro Kidul Gumuk Pasir (sand dune) satu-satunya di Asia Tenggara Pantai Congot berada di muara sungai Bogowonto dengan laguna yg indah dan banyak terdapat ikan Pantai Glagah dengan hamparan pasir besi sebagai andalannya Pantai Bugel pemandangan alam pantai di bawah pohon cemara
DTW Primer : Pantai dan Gumuk Parangtritis DTW Sekunder: Pantai Congot, Pantai Gelagah, dan Pantai Bugel Positioning: Gumuk Pasir Parangtritis
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
Wisman dan Wisnus: Ekoturis, Grup Pelajar/ mahasiswa Keluarga/ pasangan Peneliti, Petualang, Minat khusus Wisman Eropa
PROGRAM UMUM
No.
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
1. Pembuatan Website Khusus Ecotourism terkait sebaran pantai selatan di bagian Barat.
Dinas Pariwisata, Operator Web
2. Advertorial & Media Release di media cetak dan elektronik terkait sebaran pantai selatan di bagian Barat.
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri
3. Siaran khusus di TV Lokal dengan artis terkenal (Jalan-Jalan Men, Jelajah dan Jalan-Jalan Selebriti).
Stasiun TV Lokal
4. Film Dokumenter Ecotourism & Pembuatan Film dengan background pantai dan sekitarnya.
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Rumah Produksi
5. Outdoor Print : Sticker Mobil, Baliho, Spanduk
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri
6. Penyelenggaraan Event (Photo Contest)
Dinas Pariwisata, Badan Promosi , Asosiasi Industri, Komunitas Masyarakat
7. Fam Trip untuk jurnalis dari luar negeri dan dalam negeri
Dinas Pariwisata, Badan Promosi dan Asosiasi Industri
8. Materi Promosi Cetak Brosur/Leaflet bertema ekowisata dengan Bahasa Internasional dan Disertai dengan Ketentuan Do & Don’t
Dinas Pariwisata, Badan Promosi, Asosiasi Industri
III- 20
KLUSTER
UNIQUE SELLING POINT
SEGMENTASI PASAR
INDIKASI PROGRAM
PROGRAM KHUSUS
No.
TAHUN JP
JM
JPG
SEKTOR TERKAIT
9. Pengemasan paket terpadu pantai dengan DTW Sekitar (Target seluruh wisatawan)
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri, kominitas Masyakat
10. Budidaya Penyu dan hutan Mangrove (Target seluruh wisatawan)
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri, kominitas Masyakat
11. Join Tourism and Travel Industry Trade Fairs in Europe- Target Wisman Eropa Hiking and Trekking Exhibition, Destinations nature, Tourism, Travel and Outdoor Expo
Dinas Pariwisata, tournatur (Dusseldorf – German) (Paris Expo Porte de Versailles)
12. Paket Agrowisata pantai Glagah, congot dan desa sekitarnya (Target seluruh wisatawan)
Dinas Pariwisata, Asosiasi Industri, kominitas Masyakat
(Sumber: Tim Studio, 2015)
III- 21
DAFTAR PUSTAKA Beaumont, N. (2001). Ecotourism and the conservation ethic:recruiting the uninitiated or preaching to the converted?Journalof Sustainable Tourism 9(4): 317–341 Bjork, D.P. (2000). Ecotourism from a conceptual perspective: anextended definition of a unique tourism form. International Journal of Tourism Research 2(3): 189–202. Ceballos-Lascurain, H. (1991a). Tourism, ecotourism and pro-tected areas. Parks2(3): 31–35. Ceballos-Lascurain, H. (1991b). Tourism, ecotourism and pro-tected areas. In Kusler, J.A. (compiler), Ecotourism and ResourceConservation: A Collection of Papers , Vol. 1. Omnipress, Madison,WI. pp 24–30 d’Hauteserre, A. (2000). ‘Lessons in Managed Destination Competitiveness: The Case of Foxwoods Casino Resort’, Tourism Management. Dwyer, L., Z. Livaic and R. Mellor (2003). ‘Competitiveness of Australia as a Tourist Destination’, Journal of Hospitality and Tourism Management. Fennell, D.A. (1999). Ecotourism: An Introduction. Routledge,New York Hassan, S.S. (2000). ‘Determinants of Market Competitiveness in an Environmentally Sustainable Tourism Industry’, Journal of Travel Research, 38(3): 239-245. Hetzer, D. (1965). Environment, tourism, culture. Honey, M. (1999). Ecotourism and Sustainable Development: Who Owns Paradise? Island Press, Washington, DC PeraturanDaerah DIY No 1 Tahun 2012 tentang RIPPARDA DIY
PeraturanMenteriDalamNegeri No 33 Tahun 2009 tentangPedomanPengembanganEkowisata di Daerah. Porter, M.E. (1990). The Competitive Advantage of Nations, The Free Press, New York. Scott, B. R. dan Lodge, G. C. 1985. US Competitiveness in the World Economy. Harvard Business School Press. Boston. TIES. (2015, OktoberKamis). Retrievedfrom The International Ecotourism Society: http://www.ecotourism.org/what-is-ecotourism Wallace and Pierce, 1996 Anevaluationof ecotourisminAmazonas,Brazil, Annals of Tourism Research (Impact Factor: 3.26). 10/1996; 23(4):843-873. DOI: 10.1016/01607383(96)00009-6 Weaver, D. (ed.) (2001). The Encyclopaedia of Ecotourism.CABI Publishing, Wallingford, UK Wood, M.E. 2002. Ecotourism: Principles, Practices and Policies for Sustainability. UNEP and The International Ecotourism Society. Paris. France. Yoeti, O. A. (2000:37-38). EkowisataPariwisataBerwawasanLingkunganHidup. Jakarta: P.T. Petja. Young M, (1992) dalam bukunya Ecotourism Business, University of Auckland Ziffer, K (1989) dalam bukunya Ecotourism : The Uneasy Alliance, Washington DC; Conservation International, Earns and Young Link/Website: suyatno.wordpress.com candi.perpusnas.go.id http://www.tourjogja.com www.online-instagram.com