1
PENJABAT BUPATI SEMARANG SAMBUTAN PENJABAT BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI D DPRD KABUPATEN BATANG TANGGAL 6 NOVEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
2
Yth : 1. Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Batang, beserta rombongan, 2. Ketua DPRD Kabupaten Semarang, 3. Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Semarang, 4. Para Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Semarang yang terkait, serta hadirin dan tamu undangan yang Saya hormati. Rasa syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada hari ini, kita masih diberi kesempatan, dapat hadir, dalam rangka Penerimaan Kunjungan Kerja Komisi D, DPRD Kabupaten Batang, dalam keadaan sehat wal’ afiat.
Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Semarang,
3
mengucapkan Selamat Datang, kepada rombongan Komisi D DPRD Kabupaten Batang, yang telah berkunjung di Kabupaten Semarang, dengan harapan, kunjungan ini akan membawa manfaat, bagi Kabupaten Batang, maupun Kabupaten Semarang. Dengan adanya pertemuan ini menjadikan kita bisa saling tukar menukar informasi, guna menambah wawasan dan persaudaraan diantara kita. Hadirin yang Saya hormati, Perlu diketahui, bahwa Kabupaten Semarang, merupakan salah satu dari Kabupaten / Kota di Jawa Tengah, yang mempunyai kedudukan sangat strategis, yaitu kedekatannya dengan Ibukota Propinsi Jawa Tengah
(Kota Semarang), sehingga, menjadi salah satu daerah penyangga
4
Ibukota Propinsi Jawa Tengah, dan merupakan pintu gerbang masuk dari arah selatan, serta dilintasi oleh jalur utama transportasi Jawa Tengah yaitu Yogyakarta-Semarang dan Solo – Semarang (yang disebut Joglosemar). I. KONDISI GEOGRAFIS :
Kabupaten Semarang dengan luas wilayah 95.020,67 hektar, atau sekitar 2,92 % dari luas Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari wilayah dataran rendah, perbukitan, hingga pegunungan dengan tingkat ketinggian di Kecamatan Getasan 3.119 meter, dan terendah 310 meter, diatas permukaan air laut, di Kecamatan Ungaran.
Secara Administrasi terdiri dari 19 Kecamatan, 235 desa/ kelurahan dan jumlah penduduk 1.061.870 jiwa, dengan batas wilayah;
5
-
Sebelah utara Kota Semarang dan Kabupaten Demak
-
Sebelah timur Kabupaten Grobogan
-
Sebelah selatan Kabupaten Boyolali dan Magelang
-
Sebelah barat Kabupaten Kendal dan Temanggung, sedangkan di tengah wilayah Kabupaten Semarang terletak Kota Salatiga.
II. KONDISI KEKAYAAN ALAM : Sumber kekayaan alam yang ada sangat mendukung untuk mengembangkan Industri, Pertanian, Pariwisata (INTANPARI). Potensi sumber bahan
tambang,
bahan
galian
golongan
C,
yang
dapat
dimanfaatkan tersebar pada areal seluas 2.892.451 hektar, dengan kandungan berupa batu andesit (64,48 juta ton), basalt (3,12 juta ton),
dan pasir batu (9,22 juta ton), sedangkan bahan galian golongan B,
6
berupa gambut di Rawapening dengan potensi l0 juta ton. Rawapening dengan luas lebih kurang 2.020 hektar, selain sumber potensi bahan galian golongan B, juga dimanfaatkan sebagai sumber pengairan
untuk
pertanian
di
lahan
pasang
surut.
Sekaligus
pemandangan cukup indah untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. III. POTENSI UNGGULAN : Lahan budi daya pertanian yang cukup luas dan subur untuk berbagai jenis usaha, terutama untuk kopi, empon-empon, kelengkeng, durian brongkol, ternak sapi, dan ikan air tawar.
Obyek wisata yang cukup potensial, seperti Museum Kereta Api,
7
Candi Gedonsongo, Rawapening, dan masih banyak lokasi yang belum tergali. Lahan dan lokasi yang cukup strategis, dekat akses ke pelabuhan laut / udara kota Semarang. Hasil Industri yang utama adalah: tekstil, jamu, air minum dalam kemasan, konveksi dan kerajinan. Hadirin yang Saya hormati, Pengelolaan sampah yang selama ini masih bertumpu pada pendekatan “ Bersih Lingkungan “ yaitu sampah dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA). Pola pengelolaan sampah yang demikian hanya mementingkan kepentingan tempat tinggal
bersih dari sampah tanpa mempertimbangkan dampak yang di tanggung
8
oleh masyarakat disekitar lokasi TPA. Hal ini dapat menimbulkan konflik sosial dalam masyarakat, karena menurunnya kualitas lingkungan. Paradigma
pengelolaan
sampah
yang
bertumpu
pada
pendekatan bersih sudah saatnya harus ditinggalkan, dan diganti dengan paradigma baru yang berorientasi pada upaya pemanfaatan sampah sebagai sumber daya ekonomi. Hal ini menuntut kita semua untuk bersamasama masyarakat mencari solusi yang tepat sesuai dengan karakter daerah masing-masing. Disamping itu
sampah
telah
menjadi
permasalahan
nasional,
sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan,
terpadu dari hulu sampai ke hilir, agar memberikan manfaat secara ekonomi,
sehat
bagi
masyarakat,
serta
dapat
mengubah
9
perilaku
masyarakat untuk peduli terhadap persampahan. Karena selama ini sebagian besar masyarakat masih menganggap sampah sebagai barang tidak berguna, dan tidak sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan kesehatan, serta membuat sampah menjadi barang ekonomis. Disamping itu sampah dapat menambah penghasilan masyarakat, karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan-
imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening (Bank Sampah)
10
yang mereka miliki. Masyarakat dapat sewaktu - waktu mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya sudah terkumpul banyak. Imbalan yang diberikan kepada penabung tidak hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa bahan makanan pokok seperti gula, sabun, minyak dan beras. (Dibeberapa daerah kecamatan di Kabupaten Semarang sudah memiliki Bank Sampah) Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial, beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang
sekolah
menggunakan
sampah,
asuransi
kesehatan
yang
membayarnya dengan sampah. .Asuransi kesehatan "sampah" ini dapat -
membantu masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan tanpa
11
harus membayar dengan uang melainkan dengan sampah. Masyarakat akan mendapatkan layanan kesehatan di klinik yang sudah tersedia dengan biaya dari asuransi kesehatan "sampah" yang mereka miliki. Layanan kesehatan yang di peroleh oleh masyarakat adalah layanan kesehatan dasar. Demikian
selintas
gambaran
yang
dapat
Saya
sampaikan,
sedangkan data yang lebih rinci dapat diperoleh dari Dinas terkait, yang sudah Saya hadirkan pada pertemuan kali ini.
Dan apabila ada kekurangan didalam penyambutan, dan pelayanan,
12
selama saudara-saudara di Kabupaten Semarang, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya. Sekian terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pj. BUPATI SEMARANG
Ir. SUJARWANTO DWIATMOKO,M.Si
13