Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Alas.
PENGHITUNGAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS UANG LEMBUR Siana Murti Widjaja
ABSTRACT According to Tax Law No. KEP - 545/PJ/2000, overtime pay earned by an employee is classified as regular income such as salaries, wages, monthly pension, honorarium, allowances, and insurance paid by employer, so that income tax deduction on overtime pay is computed by added the overtime pay to the monthly salary. But an example of the computation has never been demonstrated by tax governor. According to the author, overtime pay cannot be classified as regular income as it happens irregularly and is irregular also in amount. To determine the right way to compute the income tax deduction on overtime pay is the objective of this article. Conclusion is taken after presenting various simulations of computation in several tables.
Keywords : Overtime pay; Employee; Regular income; Salary; Wages; Employer Overtime
Pendahuluan Menurut Pasal 5 Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-545/PJ/2000 tanggal 29 Desember 2000 tentang "Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang", uang lembur termasuk sebagai penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur seperti gaji, uang pensiun bulanan, upah,
honorarium, tunjangan-tunjangan, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja. Dalam Lampiran Keputusan Dirjen Pajak tersebut di atas dinyatakan bahwa 'pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur dan penghasilan lain yang sejenis yang diterima atau diperoleh pegawai bersamaan dengan gaji bulanannya, yaitu dengan menggabungkan dengan gaji bulanannya. Sayangnya
3102005 Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. V, No.I, Juti
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.
pernyataan ini tidak ada contoh penghitungan pajaknya. Karena tidak
ada contoh
penghitungannya, keterangan dalam lampiran ini membingungkan, sehingga kebanyakan
buku
pajak
tidak
menjelaskan bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur tersebut. Menurut penulis, penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas lembur bila digabungkan dengan gaji bulanan kiranya kurang tepat, karena uang lembur sebenarnya tidak beraturan, yaitu tidak beraturan jumlahnya, dan tidak beraturan terjadinya, karena ada kemungkinan di bulan tertentu tidak ada lembur (ada kemungkinan tidak setiap bulan lembur). Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membuat tulisan ini.
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Uang Lembur. Berhubung buku-buku pajak yang membahas penghitungan Pajak Panghasilan pasal 21 atas lembur yang akan penulis kemukakan dalam tulisan ini diterbitkan sebelum
311
diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan No. 564/KMK.03/2004 tanggal 29 November 2004 tentang penyesuaian besarnya PTKP (antara lain dari Rp. 2.880.000 menjadi Rp. 12.000.000 untuk diri Wajib Pajak) yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2005, maka untuk tujuan komparasi, contoh penghitungan yang penulis kemukakan dalam tulisan ini masih berdasarkan peraturan pajak sebelumnya, karena titik berat pembahasan adalah pada cara penghitungan PPh pasal 21 atas uang lembur. Erly Suandy' adalah ahli pajak yang menjelaskan bagaimana penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap yang memperoleh uang lembur sebagaiberikut: "Penghasilan berupa uang lembur maupun penghasilan sejenis yang diperoleh pegawai bersamaan dengan gaji bulanan dihitung dengan cara menggabungkan penghasilan tersebut dengan gaji bulanan.
' Suandy, Erly;Perpajakan, Dilengkapi Dengan Latihan Soal: Edisi Pertama-Jakarta: Salemfca Empat, 2002, halaman 117
Law Review, Fakultas Hukum UniversUas Pelita Harapan, Vol. V, No.l, Juli 2005
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas. Pengurangan:
Contoh. Irvan status menikah dan mempunyai tiga orang anak adalah pegawai PT Abadi dengan memperoleh gaji sebulan sebesar Rp. 2.000.000,- PT Abadi mengikuti program Jamsostek, premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja setiap bulan masingmasing Rp. 20.000,- dan Rp. 10.000,-, sedangkan yang ditanggung oleh Irvan setiap bulan masing-masing Rp. 10.000,- dan Rp. 5.000,-. Disamping itu, pemberi kerja juga menanggung iuran pensiun yang dibayarkan keyayasan dana pensiun ynag pendiriannya telah disyahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran THT masing-masing sebesar Rp. 30.000,- dan Rp. 15.000,- sedangkan yang ditanggung Irvan masing-maing sebesar Rp. 15.000,-dan Rp. 10.000,. Untuk bulan Mei 2002 disamping gaji juga memperoleh uang lembur Rp. 500.000,-
1. BiayaJabatan 5% X Rp. 2.530.000 = Rp. 108.000,- (max) 2. Iuran pensiun
Rp. 15.000,-
3. Iuran THT
Rp. 10.000,-
(133.000,-)
Penghasilan Neto sebulan
2.397.000.-
Penghasilan neto setahun 12X Rp. 2.397.000,-
= Rp. 28.764.000,-
PTKP setahun WP sendiri
Rp. 2.880.000,-
WPkawin
Rp. 1.440.000,-
Tanggungan 3 anak Rp. 4.320.000,-
(8.640.000,-)
Penghasilan kena pajak
Rp. 20.124.000,-
PPh. Pasal 21 terutang setahun 5 % X Rp. 20.124.000,- = Rp. 1.006.200,PPh. Pasal 21 terutang sebulan: Rp. 1.006.200,-: 12
= Rp.
83.850,-
Penghitungan PPh. Pasal 21 Gaji sebulan
Rp. 2.000.000,-
Uang lembur
500.000,-
Premi asuransi kecelakaan kerja
20.000,-
Premi asuransi kematian
10.000,-
Penghasilanbruto
Dalam penghitungan pemotongan PPh. Pasal 21 atas uang lembur sebagai tersebut diatas ada bebarapa keberatan sebagai berikut:
2.530.000,-
IMW Review, Fakultas Hukum Universitas
Harapan, Vol. V, No.l, Juli 2005
312
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan
1.
Uang lembur bulan Mei tersebut seakan-akan diterima tiap bulan dalam jumlah yang sama. Padahal uang lembur tidak menentu baik jumlahnya maupun terjadinya.
2.
Penghitungan tersebut diatas adalah pada waktu bulan Mei, sedangkan penghitungan itu menggangap
uang
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut diatas.maka perlu mengetahui dulu tentang pengertian "lembur". Lembur adalah kerja tambahan diluar jam kerja yang dibayar perusahaan. Kerja tambahan ini tidak menentu dan kemungkinannya bisa sebagai berikut: 1.
Kemungkinan pertama ialah
lembur
bahwa lembur itu hanya terjadi
tersebut diterima sejak Januari
dalam waktu satu bulan atau satu
sampai dengan Desember.
kali dalam satu tahun.
Memang pada akhir tahun pajak akan ada penghitungan kembali berdasarkan stelsel nyata, tetapi kalau penghitungan Pajak bulanannya Penghasilan Pasal 21 jauh menyimpang, maka pada akhir tahun akan cukup banyak perbedaannya bahkan ada kemungkinan lebih setor, Karena itu sebaiknya penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 bulanannya tidak menyimpang terlalu jauh bahkan kalau bisa tidak berbeda dengan stesel nyatanya. Bagaimana penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur yang mendekati stelsel nyata tersebut itulah yang menjadi masalah dalam tulisan ini.
313
Pasal 21 Atas.
2.
Kemungkinan kedua, lembur itu terjadi hanya beberapa bulan dalam setahun (tidak tiap bulan dalam setahun);
3.
Kemungkinan ketiga, lembur itu terjadi tiap bulan dalam waktu satu tahun itu dan keadaan ini mempunyai kemungkinan: a. Bayaran lembur tiap bulan dalam satu tahun tersebut adalah berjumlah sama; b. Bayaran lembur tiap bulan dalam satu tahun tersebut tidak sama jumlahnya;
Dalam ketiga kemungkinan lembur tersebut diatas maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur adalah berbeda-beda, karena-itu
Law Review, Fakultas Hukum UniversUas Pelita Harapan, Vol. V, No.l, Juli 2005
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan
baiklah semua kemungkinan ini akan diteliti untuk mendapatkan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang lebih tepat atas uang lembur.
Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.
Premi asuransi kematian 12 XRp. 10.000,-
Penghasilan bruto
=Rp.
120.000,-
Rp. 24.860.000,-
Pengurangan: Biayajabatan:
Kemungkinan Pertama Bila lembur itu merupakan kemungkinan yang pertama, yaitu hanya terjadi satu bulan atau satu kali saja dalam satu tahun maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur kiranya lebih cocok bila dilakukan seperti menhitung pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Tunjangan Hari Raya atau Tahun Baru, Bonus dan penghasilan sejenisnya yang sifatnya tidak tetap, seperti berikut: Contoh soal seperti yang dicontohkan oleh Erly Suandy tersebut diatas.
5% X Rp.24.860.000,- = Rp. 1. 243.000,Iuran pensiun : 12 XRp. 15.000,-
=Rp.
180.000,-
=Rp.
120.000,-
luran THT 12 XRp. 10.000,-
(Rp. 1.543.000,-)
Penghasilan neto PTKP (K/3) setahun
Penghasilan kena pajak
Rp. 23.317.000,(Rp. 8.640.000,-)
Rp. 14.667.000,-
PPh. Pasal 21 atas Gaji dan Uang Lembur :
5% X Rp. 14.667.000,-
= Rp.
733.850,-
A. Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji dan Uang Lembur:
B. Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji saja :
Gaji setahun 12X Rp.2.000.000,
= Rp. 24.000.000,-
Uang lembur
= Rp.
Gaji setahun 500.000,12 X Rp. 2.000.000,- = Rp. 24.000.000,Premi asuransi kecelakaan kerja 12 X Rp. 20.000,-
= Rp.
240.000,-
Premi asuransi kecelakaan kerja 12 X Rp. 20.000,-
Law Review, Fakultas Hukum Universitas
= Rp.
Harapan, Vol. V, No. I, Juli 2005
240.000,-
314
Siana Murti Widjaja : Penghitungan
Pemotongan Pajak PenghusUan Pasail21 Alas.
120.000,-
Dengan demikian PPh pasal 21 atas gaji dan lembur bulan Mei yang disetorkan adalah sebesar
Rp. 24.360.000,-
(Rp. 710.100: 12) +Rp. 23.750,-= Rp. 82.925,-
Penghasilan bruto setahun Rp. 24.360.000,-
Meskipun tidak dijelaskan dalam contoh perhitungan dari Erly Suandy, setoran PPh pasal 21 untuk bulan Juni sampai dengan Desember bila tidak ada lembur lagi besarnya akan sama dengan setoran PPh pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan April, yaitu Rp. 59.175,- (Rp. 710.100 : 12).
Premi asuransi kematian 12 XRp. 10.000.-
Penghasilanbrutosetahun
=Rp.
Pengurangan: Biayajabatan 5% X Rp. 24.360.000,- = Rp. 1.218.000,luran pensiun 12 XRp. 15.000,-
=Rp.
180.000,-
= Rp.
120.000,-
Iuran THT 12 X Rp. 10.000,-
(Rp. 1.518.000,-)
Penghasilan neto setahun
Rp. 22.842.000,-
PTKP (K/3)
(Rp. 8.640.000,-)
Penghasilan Kena Pajak
Rp. 14.202.000,-
PPh. Pasal 21 atasgaji 5% X Rp. 14.202.000,- = Rp. 710.000,-
C. Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Uang Lembur bulan Mei
Rp. 733.850,- - Rp. 710.100,- = Rp. 23.750,-
315
Total PPh pasal 21 dalam 1 tahun dengan cara penghitungan penulis dapat dilihat dalam Tabel l a , sedang total PPh pasal 21 dengan cara seperti contoh dari Erly Suandy dapat dilihat dalam tabel 1-b*. Dalam kolom terakhir dari Tabel 1 -a* maupun Tabel 1 -b dicantumkan PPh pasal 21 sesuai stelsel nyata pada akhir tahun pajak (PPh 21 yang seharusnya). Dari kedua tabel tersebut jelas terlihat bahwa dengan cara yang penulis kemukakan, PPh pasal 21 yang dihitung dan disetorkan sama dengan PPh pasal 21 yang terhutang berdasarkan stelsel nyata atau yang seharusnya. Sedangkan berdasarkan penghitungan cara seperti contoh Eriy
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. V, No. I, Juli 2005
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak PenghasUan Pasal 21 Alas. Suandy, PPh pasal 21 yang disetorkan lebih besar dari PPh pasal 21 yang terhutang berdasarkan stelsel nyata. Jadi terdapat lebih setor sebesar Rp. 925,- (Rp. 734.775 - Rp. 733.850,-) Kemungkinan kedua, lembur ter jadi hanya pada beberapa bulan saja tidak pada setiap bulan dalam setahun tersebut. Dalam keadaan ini maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lembur juga lebih tepat biladihitung seperti penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Bonus atau Tunjangan Hari Raya atau yang sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap seperti penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada contoh kemungkinan yang pertama diatas. Misalkan soal yang sama dengan soal pada contoh di atas, tetapi dalam setahun hanya ada lembur pada bulanbulan: April
Rp. 600.000,-
Juni
Rp. 700.000,-
Agustus Rp. 650.000,-
Total
Rp. 1.950.000,-
Penghitungan PPh pasal 21 dengan cara seperti yang penulis kemukakan dapat dilihat dalam Tabel 2-a*, sedangkan penghitungan dengan cara seperti contoh Erly Suandy dapat dilihat dalam tabel 2-b*. Dalam kolom terakhir dari tabel 2-a* maupun 2-b dicantumkan PPh pasal 21 sesuai stelsel nyata pada akhir tahun pajak (PPh 21 yang seharusnya). Dari kedua tabel terlihat bahwa dengan cara yang penulis kemukakan, PPh pasal 21 yang dihitung dan disetorkan kurang Rp. 1000.- (Rp 802.700 - Rp 803.700) dibandingkan dengan stelsel nyata. Sedangkan dengan cara Erly Suandy, PPh pasal 21 yang dihitung dan disetorkan lebih bayar Rp. 2925,(Rp.806.625 - Rp. 803.700) * Tabel 1-a, 1-b, 2-a, 2-b ada dihalaman belakang dari tulisan ini. Kemungkinan ketiga, lembur terjaadi tiap hari kerja yang dalam hal ini ada dua kemungkinan pula, yaitu: A. Jumlah uang lembur tiap bulan itu sama, misalkan seorang sopir tiap bulan diberikan uang lembur yang sama yaitu sebesar Rp.750.000,karena tiap hari sopir tersebut
316 2005 IMW Review, FakuUas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. V, No. I, Juli
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan
pasti pulang lewat jam 18.00. Dalam keadaan ini maka perhitungan lemburnya lebih tepat dihitung sesuai dengan contoh penghitungan yang diberikan oleh Eriy Suandy diatas, yaitu uang lemburnya digabungkan dengan gaji bulanannya. B. Jumlah uang lembur tiap bulan itu tidak sama, tergantung jumlah jam kerja lemburnya. Dalam hal ini maka penghitungan pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang lemburnya bisa dilakukan seperti menghitung uang Tunjangan Hari Raya, yaitu seperti contoh penghitungan pada kemungkinan pertama diatas, yang dilakukan setiap bulan sesuai besarnya lembur, bisa pula dilakukan dengan cara seperti contoh yang diberikan Eriy Suandy.
Misalkan Irvan, pegawai PT Abadi dalam contoh Eriy Suandy sebelumnya lembur tiap bulan dalam setahun dan uang lembur tiap bulan tersebut tidak sama. Uang lembur tiap bulan dalam setahun tersebut misalkan sebagai berikut:
317
Pasal 21 Alas.
Januari
:Rp.
570.500,-
Februari
:Rp.
350.000,-
Maret
:Rp.
650.000,-
April
:Rp.
600.000,-
Mei
:Rp.
500.000,-
Juni
:Rp.
700.000,-
Juli
:Rp.
600.000,-
Agustus
:Rp.
650.000,-
September :Rp.
600.000,-
Oktober
:Rp.
450.000,-
November :Rp.
550.000,-
Desember :Rp.
600.000,-
Total
:Rp. 6.820.500,-
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas lembur tiap-tiap bulan tersebut bila dihitung tiap bulannya sebagai penghasilan tidak teratur seperti Tunjangan Hari Raya atau Bonus seperti cara penghitungan pada kemungkinan pertama dapat dilihat dalam Tabel 3-a*. Sedang penghitungan PPh pasal 21 atas lembur tersebut bila dilakukan dengan cara seperti contoh Eriy Suandy dapat
IMW Review, FakuUas Hukum Universilas Pelita Harapan, Vol. V, No.l, Juli 2005
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak PenghasUan Pasal 21 Atas.
dilihatdiTabel3-b*.
Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji dan Uang
*Tabel3-a, 3-b, ada dihalaman belakang dari
Lembur:
tulisan ini.
5% X Rp. 20.944.000,- (dibulatkan) =
Penjelasan penghitungan kembali Pajak
Rp. 1.047.200,-
Penghasilan Pasal 21 atas gaji dan lembur berdasarkan stelsel nyata yang ada dalam kolom terakhir Tabel 3-a maupun Tabel 3-b, adalah sebagai berikut :
Dengan demikian, dari Tabel 3-a terlihat, berdasarkan cara penghitungan PPh pasal 21 atas gaji dan lembur yang penulis usulkan, pada akhir tahun pajak akan terdapat selisih kurang setor sebesarRp. 13.300,-(Rp. 1.033.900-
Gaji setahun (12 X Rp. 2.000.000,-) Uang lembur setahun
Rp. 24.000.000,-
Rp. 1.047.200) dibandingkan dengan
Rp. 6.820.500,-
penghitungan
Premi asuransi kematian
pasal
21
berdasarkan stelsel nyata, sedangkan
Premi asuransi kecelakaan kerja setahun
PPh
Rp.
240.000,-
dari tabel 3-b terlihat, berdasarkan cara
Rp.
120.000,-
perhitungan PPh pasal 21 dengan cara seperti contoh Erly Suandy, pada akhir
Penghasilan bruto
Rp. 31.180.500,-
tahun pajak akan terdapat selisih lebih setor sebesar Rp.25,- (Rp. 1.047.225 - Rp. 1.047.200)
Pengurangan: Biayajabatan (5% X Rp. 31.180.500,-) Rp. 1.296.000,- (max) luran pensiun setah
Rp.
180.000,-
luran THT setahun
Rp.
120.000,-
(Rp. I. 596.000) Penghasilan neto setahun
Rp. 29.584.500,-
PTKP (K/3)
(Rp. 8.640.000,-)
Penghasilan KenaPajak
Rp. 20.944.500,-
Law Review, FakuUas Hukum Universitas
Kesimpulan : 1.
Bila lembur dari karyawan yang dihitung Pajak Penghasilan Passal 2lnya jarang terjadi, lebih tepat penghitungan PPh pasal 21 dilakukan dengan cara seperti yang penulis kemukakan, yaitu dihitung seperti penghitungan PPh pasal 21 atas Bonus atau
Harapan, Vol. V, No. I, Juli 2005
318
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas.
Tunjamgam Hari Ray a atau yang sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap. Cara ini sama sekali tidak melanggar peraturan perpajakan karena uang Iembur tersebut tetap dimasukan / diperhitungkan dalam penghitungan PPh pasal 21. Seperti yang sudah disimulasi dalam Tabel 1-a dan Tabel 2-a, dengan cara yang penulis kemukakan, tabel 1-a tidak terdapat selisih atau dengan kata lain persis sama antara PPh pasal 21 yang dihitung dan disetor dengan yang berdasarkan stelsel nyata, sedang dalam Tabel 2-a, terdapat selisih kurang setor yang jumlahnya lebih kecil (-Rp. 1000) dibandingkan dengan cara seperti contoh dari Erly Suandy dalam Tabel 1-b dan Tabel 2-b yang menghasilkan selisih lebih setor yang jumlahnya lebih besar (Rp. 925 untuk Tabel 1 -b dan Rp. 2925 untuk Tabel 1-b). Contoh dalam simulasi yang penulis kemukakan hanya untuk satu karyawan yang Iembur. Bayangkan bila karyawan yang Iembur jumlahnya ratusan bahkan ribuan dalam bulan-bulan 319
tersebut, dengan jumlah biaya Iembur yang jauh lebih besar per karyawannya. Maka pada saat dilakukan penghitungan kembali berdasarkan stelsel nyata setelah berakhir tahun pajak yang bersangkutan, akan terdapat kelebihan bayar ke pihak fiskus yang cukup material. Ini akan sangat merepotkan perusahaan, karena meskipun kelebihan bayar tersebut bisa diperhitungkan dangan PPh pasal 21 periode berikut, perusahaan yang lebih bayar dalam laporan SPTTahunan pasti akan diperikasa pihak fiskus. Demikian pula dari segi cash flow, sudah terjadi kelebihan pengeluaran yang tidak perlu. Memang, cara ini mengharuskan kita menghitung dua kali, yaitu selain PPh pasal 21 atas Iembur dan gaji, juga PPh pasal 21 atas gaji sandiri. Namun dengan adanya fasilitas program komputer, hal ini tidak akan merupakan masalah lagi. 2.
Bila Iembur sudah pasti terjadi tiap bulan, maka perusahaan dapat memilih cara penghitungan seperti
Law Review, Fakultas Hukum Vniversitas Pelita Harapan, Vol. V, No.l, Juli 2005
Siana Murti Widjaja : Penghilungan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas. contoh Erly Suandy maupun cara yang dikemukakan penulis. Cara penghitungan seperti contoh Erly Suandy dalam keadaan ini lebih tepat dilakukan karena lebih praktis dan hasil penghitunganya pun lebih mendekati stesel nyata, seperti yang sudah penulis simulasikan dalam Tabel 3-b. (lebih setor Rp. 25,-). Tetapi bila tetap ingin dipergunakan cara yang penulis kemukakan, meskipun memerlukan penghitungan yang lebih banyak, namun dari segi keamanan, tidak akan terjadi kelebihan setor pajak, seperti yang sudah disimulasikan dalam Tabel 3-a. (kurang setor Rp. 13.300,-)
IMW Review, FakuUas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. V, No.J, Juli 2005
320
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Ke Satu Cara Yang Diusulkan Januari
Februari
Maret
April
Ms:
Jum
lull
Agustus
September
Oluober
November
Desember
Gaji setahun
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
Uang lembur
0
0
Asuransi KK
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
Asuransi K
120,000
120,000
120,000
120.000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
24,360,000
24.360.000
24,360,000
24,360,000
24,860,000
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24,860,000
Kelerangan
Total
StetselNyata
Pengbisilio
Penghsln Bnito
24,000,000
500,000
500,000 240.000
Peignrangan 1,218,000
1,218.000
1,218,000
1,218,000
1,243,000
1,218,000
1,218,000
1.218,000
1,218,000
1,218,000
1,218,000
1,218,000
1,243,000
luran Pensiun
180,000
180,000
180,000
180.000
180,000
180,000
180.000
180.000
180.000
180,000
180,000
180,000
180,000
IuranTHT
120,000
120.000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120.000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,543,000
1,518,090
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,543,000 23,317,000
Biaya Jabatao
Jumlah Peng.Netostbn
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
23,317,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
PTKP
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
PKP
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,677,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,677,000
733,850
PPh21giji&lembur PPhPs21Giji
0
0
0
0
733,850
0
0
0
0
0
0
0
710,100
710,100
710,100
710,100
-710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
0
0
0
0
23,750
0
0
0
0
0
0
0
PPh Ps21 gaji/bln
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
Total PPb 21/bln
59,175
59,175
59,175
59,175
82,925
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
PPh Lembur
Tabel 1-a
23,750
733,850
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Kesatu, Cara Erly Suandy Januari
Febmari
Marel
April
Mei
Juni
Juii
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Gaji sebulan
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000.000
2,000,000
2,000.000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
24.000,000
Uang lembur
0
0
0
0
500,000
0
0
0
0
0
0
0
500,000
Asuransi KK
20,000
20,000
20,000
20,000
20,000
20,000
20,000
20.000
20.000
20,000
20,000
20,000
240,000
Asuransi K
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10.000
10,000
10,000
10.000
120,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
2,530,000
2,030,000
2,030,000
2.030,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
24,860,000
Biaya Jabatan
101,500
101,500
101,500
101,500
108,000
101,500
101,500
101.500
101,500
101,500
101,500
101.500
1,243,000
luran Pensiun
15,000
15,000
15,000
15.000
15.000
15,000
15,000
15,000
15.000
15,000
15.000
15,000
180,000
luran THT
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10.000
10,000
10,000
10,000
10,000
120,000
126,500
126,500
126,500
126,500
133,000
126,500
126,500
126,500
126,500
126,500
126,500
126,500
1,543,000
Total
Stelsel Nyata
Penghasilan
Penghsln Bruto Pengnrangan
Jumlah Peng. Neto sbln Disetahunkan
1,903,500
1,903,500
1,903,500
1,903,500
2,397,000
1,903,500
1,903,500
1,903,500
1,903,500
1,903,500
1,903,500
1,903,500
0
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
28,764,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842.000
22,842,000
23.317.000
PTKP
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
ta
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
20,124,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,677,000
710,100
710,100
710,100
710,100
1,006,200
710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
59,175
59,175
59,175
59,175
83,850
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
PPhPs21 PPh Ps 21/bln
abel 1-b
733,850 734,775
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Kedua Cara Yang Diusulkan Januari
Februari
Maret
April
Me;
Juni
Jui:
Aguslus
September
Oktober
November
Desember
Gaji setahun
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24.000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24.000,000
24,000,000
24,000,000
Uang lembur
0
0
0
600,000
0
700,000
0
650,000
0
0
0
0
1,950,000
Asuransi KK
240.000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
Asuransi K
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24,960,000
24,360,000
25,060,00
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24,360,000
24.360.000
24360,000
26310,000
Total
StelselNyata
Penghasilan
Penghsln Bruto Pengurangan Biaya Jabalan
1,218,000
1,218,000
1,218,000
1,248,000
1,218,000
1,253,000
1,218,000
1,250,500
1,218,000
1,218,000
1,218,000
1,218,000
1,296,000
Iuran Pensiun
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
IuranTHT
120,000
120,000
120,000
120,000
120.000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,553,000
1,518,000
1,550,500
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,518,000
1,596,000 24,714,000
Jumlah Peng. Netto Setahun
22.842,000
22,842,000
22,842,000
23,412,000
22,842,000
23,507,000
22,842,000
23,459,500
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
PTKP
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
HOP
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,772,000
14,202,000
14,867,000
14,202,000
14,819,500
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
16,074,000
710,100
710,100
710,100
710,100
-710,100
710,100
-710,100
710,100
710,100
710,100
710,100
738,600
PPh 21 gaji & lembur PPhPs21Gaji
710,100
740,950
743,350
803,700
0
0
0
28,500
0
33,250
0
30,850
0
0
0
0
PPh Ps 21 gaji bin
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
Total PPh 21/bln
59,175
59,175
59,175
87,675
59,175
92,425
59,175
90,025
59,175
59,175
59,175
59,175
PPh Lembur
label 2-a
92,600
802,700
Law Re\
I
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Lembur Kemungkinan Kedua, cara Erly Suandy Januari
Februari
Maret
April
Md
JttDi
Gaji setahun
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2.000.000
2,000.000
2,000,000
Uang lembur
0
0
0
600.000
0
700.000
ft!
Asuransi KK
20,000
20,000
20,000
20,000
20.000
I
Asuransi K
10,000
10,000
10.000
10,000
a
Pengnsln Bruto
2,030,000
2,030,000
2,030,000
T% ?
Total
Stelsel Nyata
Aguslus
September
Oktober
November
Desember
2.000.000
2,000,000
2.000.000
2.000,000
2.000,000
2,000.000
24.000,000
0
650,000
0
0
0
0
1.950,000
20,000
20.000
20.000
20.000
20,000
20,000
20.000
240,000
10.000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10.000
120,000
2,630,000
2,030,000
2,730,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
2,030,000
26,310,000
lull
Penghasilan
Pengurangan
i5
Biaya Jabatan
101,500
101.500
101,500
108.000
101.500
108.000
101,500
108,000
101,500
101,500
101,500
101,500
1.296,000
Iuran Pensiun
15,000
15,000
15,000
15,000
15.000
15.000
15,000
15,000
15,000
15,000
15,000
15,000
180.000
§;
IuranTHT
10,000
10,000
10,000
10,000
10.000
10,000
10,000
10.000
10,000
10,000
10,000
10,000
120.000
s
Jumlah
126,500
126,500
126,500
133,000
126,500
133,000
126,500
133,000
126,500
126,500
126,500
126,500
1,596,000
? | =
Peng. Netosthn
1,903,500
1,903,500
1,903,500
2,497,000
1,903,500
2,597,000
1,903,500
2,547,000
1,903,500
1,903,500
1,903.500
1,903,500
Diserahunkan
22,842,000
22,842,000
22,842,000
29,964,000
22,842,000
61,164,000
22,842,000
30,564,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
22,842,000
PIKP
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
•8,640,000
-8,640,000
-8.640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
Vol.
1
Keterangan
PKP
14,202,000
14,202,000
14,202,000
21,324,000
14,202,000
22,524,000
14,202,000
21,924,000
14,202,000
14,202,000
14,202,000
14,202.000
16,074,000
710,100
710,100
710,100
1,066,200
710,100
1,126,200
710,100
1,096,200
710,100
710,100
710,100
710,100
59,175
59,175
59,175
88,850
59,175
93,850
59,175
91,350
59,175
59,175
59,175
59,175
1
PPh 21 PPhPs21/bin
ili 2005
label 2-b
24,714,000
803,700 805,625
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Ketiga b, Cara Yang Diusulkan Jul!
Agustus
September
Oktober
24,000,000 24,000,000 24.000,000 24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
600.000
650,000
600,000
450,000
550,000
600,000
6,820,500
240,000
240.000
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
240.000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120.000
120,000
120,000
25,010,000 24,960,000 24,860,000 25,060,000
24,960,000
25,010,000
24,960,000
24,810,000
24,910,500 24,960,000
31,180,500
1,253,000
1,248.000
1,250.500
1.248,000
1,240,500
1.245,500
1,248.000
1,296,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
1,548,000
1,543,000
1,553,000
1,548,000
1,550,500
1,548,000
1,540,500
1,545,500
1,548,000
1,596,000
23,459,500
23,412,000
23,317,000
23,507,000
23,412,000
23,459,500
23,412,000
23,269,500
23,364,000
23,412,000
29,584,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
14,819,500
14,772,000
14,667,000
14,867,000
14,772,000
14,819,500
14,772,000
14,629,500
14,724,500
14,772,000
20,944,500
Me
Februari
Gaji setahun
24,000,000
24,000,000
Uang lembur
570.500
350.000
650,000
600,000
500,000
700,000
AsuransiKK
240,000
240,000
240,000
240,000
240,000
Asuransi K
120,000
120,000
120,000
120,000
120,000
24,930,500
24,710,000
Biaya Jabalan
1,246,525
1.235,500
1,250,500
1,248,000
1,243,000
Iuran Pensiun
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
Iuran THT
120,000
120,000
120,000
120.000
1,546,525
1,535,500
1,550,500
Peng.Netosthn
133*3,975
23,174,500
PIKP
-8,640,000
-8,640,000
14,743,975
14,534,500
April
November
Desember
Total StetselNyata
Juni
Marel
Januari
Keterangan Penghasilan
Penghsln Bruto
24.000,000 24,000,000 24,000,000 24,000,000
Pengurangan
Jumlah
PPh 21 gaji&lembur
737,150
726,700
740,950
738,600
733,850
743,350
738,600
740,950
738,600
731,450
736,200
738,600
PPhPs21Gaji
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
-710,100
PPh Lembur
27,050
16,600
30,850
28,500
23,750
33,250
28,500
30,850
28,500
21,350
26,100
28,500
PPh Ps 21 giji/bin
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
59,175
Total PPh 21/bln
86,225
75,775
90,025
87,675
82,925
92,425
87,675
90,025
87,675
80,525
85,275
87,675
Tabel 3-a
-710,100 323,800 59,175 1,033.900
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Lembur Kemungkinan Ketiga b, Cara Erly Suandy
So
>-
keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Okiober
November
Desember
Total Slelsel Nyaa
Gaji sebulan
2.000,000
2,000,000
2,000,000
2.000,000
Uang lembur
570,500
350,000
650.000
600,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2,000,000
24.000.000
600,000
450,000
550,000
600,000
Asuransi KK
20,000
20,000
20,000
6,820.500
20,000
20,000
20,000
20,000
20,000
Asuransi K
10,000
10,000
240,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
2,600,500
120,000
2,730,000
2,630,000
2,680,000
2,630,000
2,480,000
2,580,000
2,630,000
31,180,500
Biaya Jabalan Iuran Pensiun
108,000
108,000
108,000
108,000
108,000
108,000
108,000
108,000
1,296,000
15,000
15,000
15.000
15,000
15,000
15,000
15,000
15,000
Iuran THT
180,000
10,000
10,000
10,000
10.000
10,000
10,000
10,000
10,000
10,000
120.000
133,000
133,000
133,000
133,000
133,000
133,000
133,000
133,000
133,000
1,596,000
Juni
luli
Agustus
2,000,000
2,000,000
2,000,000
2.000,000
500,000
700.000
600.000
650,000
20,000
20,000
20,000
20.000
10,000
10,000
10,000
10,000
2,380,000
2.680,000
2,630,000
2,530,000
108,000
108,000
108.000
108,000
15,000
15,000
15,000
15,000
10,000
10,000
10,000
133,000
133,000
133,000
Ml'!
Sep;
Penghasilan
1
Penghsln Bruto Pengurangan
I a
I
Jumlah Peng. Veto sebln
2,467,500
2,247,000
2,547,000
2,497,000
2,397,000
2,597,000
2,497,000
2,547,000
2,497,000
2.347.000
2,447,000
2,497,000
diserahunkan
29,610,000
26,964,000
30,564,000
29,964,000
28,764,000
31,164,000
29,964,000
30,564,000
29,964,000
28,164,000
29,364,000
29,964,000
PTKP
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,640,000
-8,(40,000
-8,640,000
-8,640,000
PKP
20,970,000
18,324,000
21,924,000
21,324,000
20,124,000
22,524,000
21,324,000
21,924,000
21,324,000
19,524,000
20,724,000
21,324,000
20,944,500
1,048,500
916,200
1,096,200
1,066,200
006,200
1,126,200
1,066,200
1,096,200
1,066,200
976,200
1,036,200
1,066,200
87,375
76,350
91,350
88,850
83,850
93,850
88,850
91,350
88,850
91,350
86,350
88,950
PPhPs21 PPhPs21/bln
5
Tabel 3-b
29,584,500
1,047,200 1,147,225