PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KENAI KAN GAJI SIANA MURTI WIDJAJA
ABSTRACT Application guidelines of deduction, payment and reporting of Income Tax article 21 and article 26 contained in Regulation of Director General of Taxation No 15/PJ/2006 dated February 23. 2006 only give examples of computation of the income tax article 21 upon salary increase retroactiveapplied from the beginning of the year. Computation examples of the income tax article 21 and article 26 upon salary increase retroactive applied from the middle of the year and salary increase in the middle of the year without retroactive adjustment are not given. So, this article try to explain the computation examples of the income tax article 21 upon those salary increases. Key words : Regulation of Director General of Taxation; Application guidelines of deduction, payment and reporting of Income Tax article 21; Retroactive increase in salary. PENDAHULUAN Masalah Pajak Penghasilan Pasal 21 atas kenaikan gaji dapat dibagi dalam: 1. Kenaikan gaji yang dirapel (yang berlaku surut atau mundur) dapat dibagi lagi dalam: a. berlaku surut/mundur mulai awal tahun;
76
b. berlaku surut/munaur mulai pertengahan tahun. 2. Kenaikan gaji pada pertengahan tahun (tidak dirapel). Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor. 15/PJ/2006 tertanggal 23 Februari 2006 hanya
IMw Review, Fakuttas Hukum llniversitas Pclita Harapon. Vol VI, No 2. November 2006
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan Gaji •
Gaji pada bulan Juni ini dirapel sejak awal tahun, maka untuk gaji Januari sampai dengan Mei ada rapel (tambahan kenaikan gaji) sebesar 5 bulan dikalikan kenaikan gaji per bulannya. Masalah dalam kenaikan gaji yang dirapel sejak awal tahun ini adalah bagaimana peng-hitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang rapel tersebut.
memberikan contoh penghitungan PPh. Pasal 21 dan Pasal 26 atas kenaikan gaji yangdirapel mulai awal tahun saja, sedangkan kenaikan gaji yang dirapel mulai pertengahan tahun dan kenaikan gaji pada pertengahan tahun (tidak dirapel) tidak diberikan contohnya. Karena hal tersebut penulis terdorong untuk membahas tentang penghitungan PPh. Pasal 21 atas kenaikan gaji yang dirapel mulai pertengahan tahun dan kenaikan gaji pada pertengahan tahun (tidak dirapel).
\
Contoh penghitungan: Tommy bekerja pada PT Mutiara dengan gaji sebulan Rp 1.500.000.- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 75.000.- per bulan. Tommy menikah tetapi belum mempunyai anak (K/0). Pada
\
bulan Juni 2006, Tommy
KENAIKAN GAJI YANG DIRAPEL 1. Kenaikan gaji yang dirapel dapat di bagi dalam: a. kenaikan gaji yang dirapel mulai awal tahun; hal ini terjadi sebagai berikut: Misalkan karyawan sebuah perusahaan pada bulan Juni mendapat kenaikan gaji per bulannya. Kenaikan gaji ini mulai berlaku surut sejak awal tahun yaitu sejak bulan Januari tahun yang bersangkutan. Karyawan tersebut sudah menerima gaji lama (sebelum kenaikan) dari Januari sampai dengan Mei. Karena kenaikan
mendapat kenaikan gaji sebesar Rp. 500.000.- per bulan yang berlaku surut sejak 1 Januari 2006. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Tommy menerima rapel (uang kenaikan gaji dari Januari 2006 sampai dengan Mei 2006) sejumlah 5 X Rp. 500.000.- = Rp. 2.500.000.-
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Ilarapan. Vol. VI, No.2. November 2006
11
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan Ga,
Pertanyaan: Berapakah Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang rapel (Rp. 2.500.000.-) tersebut? Jawaban: Pada awal tahun (Januari) 2006 penghitungan Pajak Penghasila Pasal 21 dihitung berdasarkan gaji lama sebesar Rp. 1.500.000.- sebagai berikut: Gaji sebulan
Rp. 1.500.000.-
Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 % X Rp. 1.500.000.- -
Rp. 75.000.-
2. Iuran pensiun
75.000.(
150.000.-)
Penghasilan neto sebulan 1.350.000.Penghasilan neto setahun: 12XRp. 1.350.000.-= Rp. 16.200.000.PTKP setahun: -untuk WP sendiri Rp. 13.200.000.-tambahan kawin
1.200.000.(
Penghasilan Kena Pajak setahun:
14.400.000.-) Rp. 1.800.000.-
PPh. Pasal 21 terutang: 5 % X Rp. 1.800.000.- - Rp. 90.000.PPh. Pasal 21 sebulan: Rp. 90.000.-: 12 = Rp. 7.500.Dari Januari 2006 sampai dengan Mei 2006 Tommy telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji lama sebesar 5 X Rp. 7.500.- = Rp. 37.500.-
78
'
Law Review, FakuUas llukum Universiias Peliia Harapan, Vol. VI, No.2, November 2006
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan Gaji
Pada bulan Juni 2006 ada kenaikan gaji sebesar Rp. 500.000.- yang berlaku surut sejak Januari 2006, maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji baru sebesar Rp. 2.000.000.- adalah sebagai benkut: Gaji sebulan
Rp. 2.000.000-
Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5 % X Rp. 2.000.000.- = Rp. 100.000.2. Iuran pensiun
75.000.(
175.000.-)
Penghasilan neto sebulan Rp. 1.825.000.Penghasilan neto setahun 12 X Rp. 1.825.000.- = Rp.21.900.000.PTKP: -untuk WP sendiri Rp. 13.200.000.-tambahan menikah....
1.200.000.(
Penghasilan Kena Pajak
14.400.000.-) Rp. 7.500.000.-
PPh. Pasal 21 setahun: 5 % X Rp. 7.500.000.- = Rp. 375.000.PPh. Pasal 21 sebulan: Rp. 375.000.-: 12 = Rp. 31.250.PPh. Pasal 21 atas gaji baru Januari sampai dengan Mei 2006: 5 X Rp. 31.250,- = Rp. 156.250.PPh. Pasal 21 atas gaji lama Januari sampai dengan Mei 2006: ( 37.500.-) PPh. Pasal 21 atas uang rapel
Rp. 118.750.-
Law Review, Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Vol. VI, No. 2, November 2006
79
Siaua Murti Widjaja : Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan Gaii
b. kenaikan gaji yang dirapel mulai pertengahan tahun. Kenaikan gaji yang dirapel mulai pertengahan tahun adalah sebagai berikut: Misalkan karyawan sebuah perusahaan pada bulan Agustus mendapat kenaikan gajisetiap bulannya yang berlaku surut/ mundur sejak Juni tahun yang bersangkutan. Karyawan tersebut pada bulan Juni dan Juli telah menerima gaji lama, karena itu untuk bulan Juni dan Juli karyawan tersebut hanya menerima tambahan kenaikan gaji (rapel) sebesar 2 bulan dikali kenaikan gaji per bulannya. Masalah dalam kenaikan gaji yang dirapel mulai pertengahan tahun adalah bagaimana menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang rapel tersebut. Contoh penghitungan: Tommy bekerja pada PT Mutiara dengan gaji sebulan Rp 1.500.000.- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 75.000.- per bulan. Tommy
80
menikah tetapi belum mempunyai anak (K/0). Pada bulan Juni 2006, Tommy mendapat kenaikan gaji sebesar Rp. 500.000.- perbulan yang berlaku surut sejak 1 April 2006. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Tommy menerima rapel (uang kenaikan gaji dari April 2006 sampai dengan Mei 2006) sejumlah 2 X Rp. 500.000.- Rp. 1.000.000.Pertanyaan: Berapakah Pajak Penghasilan Pasal 21 atas uang rapel Rp. 1.000.000.tersebut? Jawaban: Pada awal tahun (Januari) 2006 penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dihitung berdasarkan gaji lama sebesar Rp. 1.500.000.- sebagai berikut: Gaji sebulan
Rp. 1.500.000.-
Law Review. Fakiiltas Huhim Universilas Pelita Harapan. Vol II. No.2, November 2006
Siana Murti Widjaja : Penghitungan Pujak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan Gaji
pengurangan: . Biaya jabatan: 5 % X Rp. 1.500.000.- = Rp. 75.000.. luran pensiun 75.000.(
Penghasilan neto sebulan
150.000.-)
1.350.000.
Penghasilan neto setahun: 12 X Rp. 1.350.000.-
Rp. 16.200.000.-
PTKP setahun: -untuk WP sendiri
Rp. 13.200.000.-
-tambahan kawin
1.200.000.(
Penghasilan Kena Pajak setahun: PPh. Pasal 21 terutang:
14.400.000.-)
Rp. 1.800.000.-
5 % X Rp. 1.800.000.- • Rp. 90.000. PPh. Pasal 21 sebulan: Rp. 90.000.-: 12 = Rp. 7.500.Kenaikan diumumkan pada bulan Juni 2006 yang berlaku surut sejak April 2006, dan ini berarti bahwa TcVrnmy telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji lama pada bulan Jenuari 2006 sampai dengan Mei 2006 sebesar 5 X Rp. 7.500.- = Rp. 37.500.- Pada bulan Juni 2006 Pajak Penghasilan Pasal 21 mulai dipotong berdasarkan gaji baru. sedangkan rapel hanya terjadi untuk bulan April dan Mei 2006 saja sebesar 2 X Rp. 500.000.- = Rp. 1.000.000.- Dengan demikian untuk penghitungan PPh pasal 21 atas gaji
baru maupun atas rapel, PPh pasal 21 atas gaji lama diperhitungkan sampai dengan bulan Maret 2006 saja, karena kenaikan gaji berlaku sejak April 2006. Maka penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji Tommy yang baru tersebut adalah sebagai berikut: Pada bulan Juni 2006 telah ditetapkan kenaikan gaji yang berlaku sejak April 2006, hal ini berarti bahwa penghasilan Tommy setahun pada tahun 2006 adalah:
Law Review, Fakultas Ilukuin L'niversitas Pelita Harapan. Vol. VI, No.2. November 2006
81
Siana Murti Widjaja : Penghitungan
Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan Gaji
Gaji lama dari Januari s/d Maret 2006: 3 X Rp. 1.500.000.-= Rp. 4.500.000.Gaji baru dari April s/d Desember 2006: 9 X Rp.2.000.000.-= 18.000.000.Total gaji setahun
Rp 22.500.000.-
Pengurangan: - Biaya jabatan: 5 % X Rp. 22.500.000.- - Rp. 1.125.000.- Iuranpensiun .. 12 X Rp. 75.000.-
=
900.000.(
Penghasilan neto setahun
2.025.000.-)
Rp 20.475 000.-
PTKP: -untuk WP sendiri
Rp. 13.200.000.-
-tambahan menikah....
1.200.000.( 14.400.000.-)
Penghasilan Kena Pajak PPh. Pasal 21 setahun:
Rp.6.075.000.-
5 % X R p . 6.075.000.PPh. Pasal 21 atas gaji lama Januari s/d Maret 2006 :
i -
Rp. 303.'f50( 22.500.-)
PPh. Pasal 21 atas gaji baru dari April s/d Desember 2006: Rp 281.250.-(9bln) PPh Pasal 21 sebulan : Rp. 281.250.-: 9 = Rp. 31.250.PPh. Pasal 21 atas gaji baru April & Mei 2006: 2 XRp. 31.250.- = Rp. 62.500.PPh. Pasal 21 atas gaji lama April & Mei 2006 yang telah dibayar: ( 15.000,-) PPh. Pasal 21 atas uang rapel Rp. 1.000.000.- (April & Mei)
82
Rp. 47.500.-
Law Review, Fakiiltas Hukum UntversitasPelita llarapan. Vol. VI, No.2. November 2006
I Siana Murti Widjaja
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan Gaji
Rekonsiliasi pembayaran PPh pasal 21 atas gaji Tommy tahun 2006 adalah sbb: PPh pasal 21 atas gaji Januari s/d Mei 2006 = 5 x Rp 7.500 = Rp 37.500,PPh pasal 21 atas rapel gaji April&Mei 2006 = 47.500,PPh pasl 21 atas gaji Juni s/d Desember 2006 = 7 x 31.250 » 218.750,Total PPh pasal 21 atas gaji tahun 2006
Rp 303.750,-
2. Kenaikan gaji tanpa rapel Tommy bekerja pada PT Mutiara dengan gaji sebulan 1.500.000.- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 75.000.-. Tommy menikah tetapi belum mempunyai anak (K/0). Pada bulan Juni 2006, Tommy mendapat kenaikan gaji sebesar Rp. 500.000.- perbulan. Berapakah PPh. Pasal 21 atas gaji baru? Penghitungan PPh. Pasal 21 atas gaji baru adalah sebagai berikut: Pada awal tahun, PPh. Pasal 21 Tommy dihitung berdasarkan gaji sebagai berikut: Gaji sebulan Rp. 1.500.000.Pengurangan: - Biaya jabatan: 5 % X Rp. 1.500.000.- = Rp. 75.000.- Iuran pensiun
75.000.(
150.000.-)
Penghasilan neto sebulan
1.350.000.-
Penghasilannetosetahun: 12XRp. 1.350.000.-- Rp. 16.200.000.PTKP setahun: -untuk WP sendiri
Rp. 13.200.000.-
-tambahan kawin
1.200.000.(
Penghasilan Kena Pajak setahun:
14.400.000.-) Rp. 1.800.000.-
Law Review. Fakultas llukunt l/niversilas Pelita Harapan, Vol. VI, No.2, November 2006
83
Siana Murti Widjaja : Penghitun%an Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenaikan (?/•.>
PPh. Pasal 21 terutang: 5 % X Rp. 1.800.000.- = Rp. 90.000.PPh. Pasal 21 sebulan: Rp. 90.000.-: 12 = Rp. 7.500.Kenaikan terjadi bulan Juni 2006, berarti bahwa gaji lama dari Januari 2006 s/d Mei 2006 dan PPh. Pasal 21 yang telah dipotong adalah sebesar: 5 X Rp. 7.500.- - Rp. 37.500.Kenaikan bulan Juni berarti bahwa total gaji setahun: (5 X Rp. 1.500.000.-)+ (7 X Rp. 2.000.000.-) = Rp. 21.500.000.Pengurangan: - Biaya Jabatan: 5 % X Rp. 21.500.000.-= Rp. 1.075.000.- Iuran pensiun: 12 X Rp. 75.000.= Rp. 900.000.( 1.975.000.-) Penghasilan neto setahun
19.525.000.-
PTKP: - untuk WP sendiri - tambahan menikah
Rp 13.200.000,1.200.000,(
14.400.000,-)
Penghasilan Kena Pajak
5.125.000
PPh pasal 21 atas total gaji setahun 5 % x Rp 5.125.000,- = Rp PPh Pasal 21 atas gaji lama (Jan - Mei) yang telah dipotong PPh Pasal 21 atas gaji baru, Juni-Des, 2006(7bulan) PPh. Pasal 21 atas gaji baru per bulan: Rp 218.750,- : 7 = Rp. 31.250.-
84
Rp
256.250,( 37.500.-) 218.750,-
l-ow Review, Fckul>a
Siana Murti Widjaju : Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Kenciikan Ga/i
KESIMPULAN Masalah kenaikan gaji yang dirapel adalah untuk menghitung berapa kekurangan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji sebelum kenaikan bila dibandingkan dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji setelah kenaikan. Sedangkan masalah kenaikan gaji tanpa rapel adalah untuk menghitung Pajak Penghasilan Pasa 21 atas gaji baru setelah kenaikan.
DAFTAR PUSTAKA 1. UU Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Dari UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2. UU Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Dari UU Nomor 7 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. 3. Peraturan Dirjen Pajak Nomor 15/ PJ/2006Tanggal 23 Februari 2006.
Law Review, Fakultas Hukum l/nivcrsitas Pelita Harapan, Vol. VI, No.2. November 2006
85