ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA
(Studi Kasus Pada PT. Hikerta Pratama)
Oleh :
Ahmad Najiyullah 106082002520
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M
Hari ini Senin Tanggal Tiga Belas Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520 dengan judul Skripsi “ANALISIS Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT. Hikerta Pratama”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, Maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi
Prof. Azzam Jasin., MBA Pembimbing I
Fitri Damayanti., SE., M.Si Pembimbing II
Drs. Abdul Hamid Cebba., AK., MBA Penguji Ahli I
iii
Afif Sulfa, SE., AK., M.Si Penguji Ahli II
ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ahmad Najiyullah NIM : 106082002520
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Azzam Jasin., MBA NIP.
Fitri Damayanti, SE., MSi NIP.19810731200604 2003
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M
i
Hari ini Senin Tanggal Tiga Belas Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520 dengan judul Skripsi “ANALISIS Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT. Hikerta Pratama”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, Maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi
Prof. Azzam Jasin., MBA Ketua
Fitri Damayanti., SE., M.Si Seketaris
Drs. Abdul Hamid Cebba., AK., MBA Penguji Ahli I
iii
Afif Sulfa., SE., AK., M.Si Penguji Ahli II
KEMENTRIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia
Telp : (62-21) 7493318, 7496006, 74715705, Fax (62-21) 7496006, 74715705 Website : www.uinjkt.ac.id email :
[email protected] /
[email protected]
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa
: Ahmad Najiyullah
NIM
: 106082002520
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan plagiat maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya,
Jakarta, 15 Desember 2010
( Ahmad Najiyullah )
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim… Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan ilmu pengetahuan yang benar. Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki. Meskipun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang diperolah adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Ayahanda H. Yahya dan Ibunda Hj. Aisyah serta kakak dan adik yang penulis sangat cintai. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, pengorbanan, perhatian dan dukungan yang kalian berikan kepadaku. Semoga karyaku ini bisa membanggakan kalian.
2.
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
4.
Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
viii
5.
Bapak Prof. Azzam Jasim MBA. selaku dosen pembimbing I, yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
6.
Ibu Fitri Damayanti, SE.,Ak., selaku dosen pembimbing II, yang begitu sabar dalam memberikan penjelasan, bimbingan, pengarahan dan dorongannya kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7.
Bapak Afif Sulfa SE.,Ak.,M.Si, Ibu Erika Amelia.,SE.M.Si dan Ibu Rini SE.,Ak.,M.Si selaku penguji komprehensif. Terima kasih telah memberikan ilmu kepada penulis.
8.
Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen jurusan akuntansi yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam proses perkuliahan.
9.
Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuannya kepada penulis.
10. Teman-teman akun A, B, C, D dan E terima kasih atas doa, dukungan, perhatian dan persahabatan kalian dari semester 1 sampai sekarang. 11. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuannya. Semoga Allah
SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini. Wassalam.
Jakarta, 15 Desember 2010 Penulis
Ahmad Najiyullah ix
ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA
(Studi Kasus Pada PT. Hikerta Pratama)
Oleh :
Ahmad Najiyullah 106082002520
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2010 M
Hari ini Jumat Dua Puluh Dua Oktober Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520 dengan judul
Skripsi:
PEMOTONGAN, PENGHASILAN
“ANALISIS
PENERAPAN
PENYETORAN PASAL
21
PADA
DAN PT.
PENGHITUNGAN,
PELAPORAN HIKERTA
PAJAK
PRATAMA”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Oktober 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Rini, SE., Ak., M.Si Penguji II
Erika Amelia, SE., M.Si Penguji III
Afif Sulfa, SE.,AK.,M.Si Penguji I
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ v ABSTRACT .............................................................................................. vi ABSTRAK .............................................................................................. vii KATA PENGANTAR ............................................................................. viii DAFTAR ISI .......................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .............................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Perpajakan ................................................ 10 1. Definisi Pajak .................................................................. 10 2. Fungsi Pajak .................................................................... 11 3. Sistem Pemungutan Pajak ............................................... 12 B. Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................................... 12
x
1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 ............................ 12 2. Pemotong Pajak Penghasilan ........................................... 13 3. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................. 15 4. Tidak Termasuk Objek Pajak .......................................... 16 5. Objek Penghasilan Pasal 21 ............................................ 16 6. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 ..................................... 19 7. Pengurangan Yang Diperbolehkan .................................. 19 8. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ................................ 20 9. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ........................... 20 10. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ............... 21 11. Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak ............................... 24 12. Hak dan Kewajiban Penerima PenghasilannyaYang Dipotong PPh Pasal 21 .......................................... 28 13. Hak Dari Wajib Pajak yang PenghasilannyaDipotong PPh Pasal 21 .................................................... 29 C. Surat Pemberitahuan ( SPT ) ................................................. 30 1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) ............................ 30 2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) .................................. 30 3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) .................................... 31 4. Lampiran Surat Pemberitahuan (SPT) ............................. 31 5. Batas Waktu Surat Pemberitahuan (SPT) ........................ 32 6. Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) .......................... 32 7. Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana Sehubungan-
xi
Dengan Surat Pemberitahuan (SPT) ................................ 33 D. Surat Setoran Pajak ............................................................. 34 1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) .............................. 34 2. Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP) .................................... 34 3. Tempat Pembayaran dan Penyetoran Pajak ..................... 34 4. Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak ............. 34 E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 37 B. Metode Penelitian ............................................................. 37 C. Metode Pengumpulan Data ............................................... 38 D. Metode Analisa ................................................................. 39 E. Operasi Variabel Penelitian ................................................ 40 BAB IV PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................ 42 1. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................... 42 2. Visi, Misi Perusahaan ................................................... 43 3. Lini Produk ................................................................... 43 4. Struktur Organisasi ....................................................... 45 5. Pembagian Kerja ........................................................... 46 B. Hasil dan Pembahasan ...................................................... 50 1. Unsur-unsur Penghasilan dan Pengurangan .................... 50 2. Analisis Penerapan Penghitungan, Pemotongan,
xii
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2008 .............................. 53 3. Analisis Penerapan Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 Antara PT. Hikerta Pratama Dengan Praturan Perpajakan .......... 60 4. Analisis Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 ............ 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................... 69 B. Saran ............................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 72 LAMPIRAN
........................................................................................ 74
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
Halaman
1.1
Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 17 Tahun 2000 ........................... 5
1.2
Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 ........................... 6
2.1
Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 ........................... 19
2.2
Penghitungan PPh PPh Pasal 21 atas Pengjhasilan yangDiterima Tenaga Ahli yang Melakukan Pekerjaan Bebas ................... 23
2.3
Tinjauan Terdahulu ........................................................................... 35
4.1
Penghasilan Tidak Kena Pajak .......................................................... 52
4.2
Penyetoran dan Penyampaian ............................................................ 67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Halaman
1.
Surat Keterangan Riset ..................................................................... 75
2.
Daftar Gaji Karyawan Tetap ............................................................. 76
3.
Daftar Upah Tenaga Harian Lepas .................................................... 80
4.
Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Menurut PT. Hikerta Pratama ........................................................... 82
5.
Penghitungan PPh Pasal 21 Upah Tenaga HarianLepas Menurut PT. Hikerta Pratama ................................................. 86
6.
Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Menurut Penulis Dengan Mengacu Pada Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun2008................................................ 88
7.
Penghitungan PPh Pasal 21 Upah Tenaga Harian Lepas Menurut Penulis Dengan Mengacu Pada Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 ............................................... 92
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perubahan tatanan kehidupan bangsa Indonesia yang bergulir cepat sejak runtuhnya rezim kekuasaan orde baru adalah proses perubahan dalam segala bidang, cita–cita untuk mewujudkan negara yang maju memacu perubahan–perubahan yang mendasar diberbagai sektor dan tahapan. Peraturan
perpajakan
selalu
disempurnakan
sejalan
dengan
perkembangan ekonomi dan sosial. Perubahan selalu dibuat untuk menyesuaikan kondisi yang ada, karena itu peraturan
perpajakan selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu Salah satu adalah terhadap UU Pajak Penghasilan. Perubahan diatas merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk lebih memberikan keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak serta agar lebih dapat diciptakan kepastian hukum. Oleh karena itu, Pemerintah mengeluarkan Undang–undang Pajak Penghasilan No. 7 Tahun 1983, dan Undang – undang Pajak Penghasilan No. 10 Tahun 1994 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000. Terakhir diubah dengan Undang–undang No. 36 Tahun 2008.
1
Perubahan Undang–undang Pajak Penghasilan tersebut, dilakukan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip – prinsip perpajakan yang dianut secara universal, yaitu keadilan, kemudahan/efisiensi administrasi dan produktifitas penerimaan negara serta tetap mempertahankan self assessment system. Sistem pemungutan pajak dengan self assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang, dalam self assessment system wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang menurut Undang–undang pada suatu masa pajak, sedangkan fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi. Hal ini berarti bahwa wajib pajak bertanggung jawab atas kewajiban pajak menurut Peraturan Undang – undang mulai dari saat pendaftaran sebagai wajib pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), menghitung, menyetorkan pajak yang terutang dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah dalam self assessment system, mewajibkan kepada wajib pajak untuk memliki kemampuan dalam memahami dan menerapkan peraturan perpajakan yang sedang berlaku, mengikuti informasi terhadap peraturan perpajakan yang sedang berkembang, mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan pentingnya membayar pajak.
2
Banyaknya upaya perubahan untuk memperbaiki peraturan perpajakan, namun kenyataannya dalam pelaksanaan masih banyak wajib pajak yang kurang mengerti dan memahami dalam penerapan pajak penghasilan Pasal 21 dalam hal penghitungan, pelaporan dan penyetoran kewajiban perpajakannya. Selain ketentuan Peraturan Undang – undang Perpajakan diatas, dasar hukum yang dipakai dalam penghitungan, pemotongan, pelaporan dan penyetoran PPh Pasal 21 adalah Peraturan Direktorat Jendral Pajak No. PER31/PJ./2009. Begitu banyak peraturan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah, namun dalam pelaksanaannya seringkali terjadi pelanggaran yang tidak sesuai dengan dasar hukum pajak. Adapun jenis penyimpangan yang sering terjadi adalah banyaknya wajib pajak yang tidak membayar kewajibannya secara penuh. Hal tersebut akibat adanya pemalsuan dokumentasi atau proses penahapan yang dilakukan tidak sesuai prosedur. Dengan adanya perubahan Undang–undang Perpajakan
tersebut diharapkan wajib pajak juga dapat
memenuhi kewajiban perpajakannya secara lebih baik. Terdapat beberapa penelitian terhadap pajak penghasilan Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Fitri Damayanti (2004) pada PT.Unitra Adhiwijaya. Ia menyimpulkan bahwa perusahaan tersebut belum menerapkan penghitungan terhadap pajak penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Undang – undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000. Didalam penelitiannya ia menyebutkan terdapat penyesuaian terhadap Undang – undang Pajak
3
Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) yang mana terdapat kenaikan jumlah PTKP yang diberlakukan Tahun 2005 sesuai dengan Keputusan Mentri Keuangan No.564/KMK.3/2004 tentang penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ( PTKP ) yaitu : 1. Rp 2.880.000,00
untuk diri wajib pajak orang pribadi, disesuaikan
menjadi sebesar Rp 12.000.000,00 2. Rp 1.440.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang kawin disesuaikan menjadi sebesar Rp 1.200.000,00 3. Rp 2.880.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami disesuaikan menjadi sebesar Rp 12.000.000,00 4. Rp 1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga, disesuaikan menjadi sebesar Rp 1.200.000,00 Selanjutnya Mohamad Arif Hidayat (2006) pada Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada. Ia menyimpulkan bahwa Perusahaan tersebut belum menerapkan penghitungan terhadap pajak penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Undang – undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000. Dimana dalam penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara jumlah penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Rumah Sakit dengan jumlah penghitungan PPh Pasal 21
4
terutang menurut Peneliti dengan mengacu kepada Undang – udang Pajak Penghasilan No.17 Tahun 2000. Adapun perbedaan antara peneliti sebelumnya dengan penulis, Peneliti sebelumnya melakukan Riset terhadap Pajak Penghasilan mengacu kepada Undang – undang No. 17 Tahun 2000, Sedangkan Penulis melakukan Riset terhadap Pajak Penghasilan mengacu kepada Undang – undang yang terbaru yaitu Undang – undang No. 36 Tahun 2008 yang akan diberlakukan 1 Januari Tahun 2009.
Dalam penelitian ini untuk menghitung Pajak Penghasilan yaitu dengan mengalikan tarif PPh dengan Penghasilan kena Pajak (PKP). Sedangkan tarif PPh dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2005 s.d. 2008
Tabel 1.1 Tarif Pasal 17, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Sampai dengan Rp 25.000.000,00 Diatas Rp 25.000.000,00 s.d. Rp 50.000.000,00 Diatas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp 100.000.000,00 Diatas Rp 100.000.000,00 s.d. Rp 200.000.000,00 Diatas Rp 200.000.000,00
Tarif Pajak 5% 10% 15% 25% 35%
5
2. Wajib Pajak Orang Pribadi Mulai Tahun 2009
Tabel 1.2 Tarif Pasal 17, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Lapisan penghasilan kena pajak Sampai dengan Rp 50.000.000,00 Diatas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp 250.000.000,00 Diatas Rp.250.000.000,00 s.d. Rp 500.000.000,00 Diatas Rp 500.000.000,00
Tarif pajak 5% 15% 25% 30%
Untuk menghitung penghasilan kena pajak orang pribadi adalah jumlah penghasilan bersih dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Sedangkan PTKP sebagai berikut :
1. PTKP Tahun 2005 s.d. 2008
a. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri wajib pajak orang pribadi b. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk wajib pajak yang kawin c. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami dengan syarat : Istri sebagai karyawati yang memperoleh penghasilan yang telah dipotong PPh 21, dan pekerjaan istri tidak ada hubungan dengan usaha dan pekerjaan bebas suami d. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
6
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga
2. PTKP Mulai Tahun 2009
a. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi. b. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk wajib Pajak yang kawin. c. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan d. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Besarnya penghasilan neto pegawai tetap ditentukan berdasar penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan. 1. Biaya Jabatan Tahun 2006 s.d. 2008 Biaya Jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dengan jumlah maksimum yang diperkenankan sejumlah Rp 1.296.000,00 (satu juta dua ratus sembilan puluh
7
enam ribu rupiah) setahun atau Rp 108.000,00 (seratus delapan ribu rupiah) sebulan 2. Biaya Jabatan Mulai Tahun 2009 Besarnya Biaya Jabatan mulai 1 Januari 2009 telah berubah. Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK250/PMK. 03/2008. Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai tetap ditetapkan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto, setinggitingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan. Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan diatas maka penulis memutuskan mengajukan skripsi dengan konsentrasi perpajakan khususnya pajak atas penghasilan orang pribadi dalam negeri pada suatu perusahaan. Adapun judul yang diajukan oleh penulis yaitu “Analisis Penerapan Penghitungan,
Pemotongan,
Penyetoran
dan
Pelaporan
Pajak
Penghasilan Pasal 21 Berdasarkan Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008 Pada PT. Hikerta Pratama. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah: apakah PT. Hikerta Pratama dalam menetapkan kewajiban atas pajak penghasilan Pasal 21 telah sesuai dengan Undang–undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. C. Tujuan dan Manfaat
8
1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 21 oleh PT. Hikerta Pratama sesuai dengan Undang–undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 sebagai mana telah diubah terakhir dengan Undang–undang No. 36 Tahun 2008. 2. Manfaat Penelitian a.
Bagi Peneliti Berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan menjadi pengetahuan apabila nanti terjun secara langsung kelapangan. Serta merupakan persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
b.
Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi masukan dan menjadi bahan evaluasi berkenaan dengan penerapan penghitungan dan pelaporan pajak selanjutnya, khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21.
c.
Bagi Pembaca Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai aspek–aspek perpajakan, khususnya dalam hal penghitungan dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Undang – undang yang berlaku.
9
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian
Judul
Arja Sadjiarto ( 2006 )
Variasi Penghitungan dan Penyetoran Pajak penghasilan Pasal 21
Amber Pengaruh Kebijakan Pajak Lumbantoruan Penghasilan Pasal 21 Terhadap ( 2002 ) Penghasilan Badan pada PDAM Bayumas
35
Perbedaan
Persamaan
Alat Analisis
Hasil
Penghitungan dan Variasi dan KEP545/PJ/2000. Penyetoran pajak PER-15/PJ/2006. Penghasilan Pasal 21 UU No. 17 Tahun 2000. Biaya jabatan Tarif pajak PTKP
Metode kualitatif Dalam melakukan dengan pendekatan penghitungan dan penyetoran study kasus PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap untuk menghindari lebih bayar pada SPT Tahuunan dengan cara menerapkan system kumulatif.
Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM. UU No.17 Tahun 2000, Biaya jabatan, Tarif pajak, PTKP,
Metode penelitian arsip dan Analisis statistic deskriptif, Statistic inferensial parametik
Pajak Penghasilan Pasal 21
Menyatakan kebijakan pajak penghasilan pasal 21 dalam bentuk tunjangan pajak lebih menguntungkan bagi perusahaan dari pada subsidi pajak.
Lanjutan Tabel 2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian
Judul
Perbedaan
Persamaan
Alat Analisis
Hasil
Yunita Christy Hubungan Keakuratan ( 2003 ) Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Antara fiskus dan Wajib Pajak pada RS Immanuel
Hubungan Keakuratan. Penghitungan PPh Fiskus dan Wajib Pajak Pasal 21 pada RS Immanuel. UU No. 17 Tahun 2000. Biaya jabatan, Tarif pajak, PTKP
Metode Deskriftif analitis
Jumlah pajak penghasilan Pasal 21 yang dihitung Rumah Sakit Imanuel per bulan sama dengan jumlah pajak penghasilan pasal 21 yang dihitung oleh fiskus berdasarkan undang- undang perpajakan No.17 Tahun 2000.
Yuwono (2007 )
Penerapan Pemotongan, Penyetoran. UU No.17 Tahun 2000, KEPNo.564/KMK.3/2004, Biaya jabatan, Tarif PTKP
Metode Deskriptif kualitatif
Dalam penghitungan dan pelaporan pajak penghasilan terdapat ketidak kesesuaian antara peneliti dengan perusahaan dalam hal penghitungan penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Analisis Pelaksanaan Penghitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada PT. XYZ ( Produksi Biskuit)
36
Penghitungan dan Pelaporan pajak Penghasilan Pasal 21
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Adapun yang menjadi objek pajak penelitian ini adalah PT. Hikerta Pratama penelitian ini dibatasi hanya pada masalah bagaimana cara pelaksanaan penghitungan, pemotongan, pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan Pasal 21 terhadap pegawai tetap dan tenaga lepas harian
yang berkerja pada
perusahaan tersebut. B. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi kasus yang bersifat deskriptif untuk tujuan analisis. Untuk penghitungan penulis mengambil 108 sampel SPT form 1721 A Tahunan secara random dimana penghitungannya didasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan terhadap pegawai tetap dan tenaga harian lepas yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Pegawai tetap yang penghasilan neto-nya melebihi PTKP 2. Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun hingga akhir tahun 3. Pegawai tetap yang bekerja mulai awal tahun dan berhenti pada pertengahan tahun
37
4. Tenaga harian lepas yang dibayarkan secara bulanan C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian deskriptif ini penulis melakukan penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan dengan metode: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian Kepustakaan yaitu usaha yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh data-data sekunder yang diperlukan dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan menganalisis sumber kepustakaan yang relavan seperti buku, Undang-undang peraturan perpajakan, serta diklat-diklat kuliah yang berkaitan dengan pembahasan skripsi sebagai dasar perbandingan antara teori yang relavan dengan peraktik yang terjadi dalam operasi perusahaan. 2. Penelitian Lapangan (field Research) Penelitian Lapangan yaitu usaha yang dilakukan penulis dalam rangka memperoleh data primer dan skunder berupa wawancara (interview) dengan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti dengan pihak humas, personalia, akuntansi dan bagian perpajakan. 3. Dokumentasi (Documentation) Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah atas dokumen -dokumen yang terkait dalam hal penghitungan dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 21 pada PT. Hikerta Pratama. Dokumen ini berupa Surat
38
Pemberitahunan (SPT) PT. Tahunan beserta Surat Setoran Pajak (SSP) nya, profil Perusahaan, daftar gaji karyawan, serta dokumen-dokumen yang terkait. D. Metode Analisa Dalam skripsi ini metode analisa data yang penulis terapkan adalah metode deskriftif kuantitatif dan metode deskriftif kualitatif. Data-data yang telah penulis kumpulkan dari penelitian lansung maupun literatur akan dijabarkan melalui analisa guna memperoleh jawaban atas rumusan yang ada. Analisis yang digunakan dalam menjabarkan penelitian ini adalah: 1. Analisis Kualitatif, yaitu analisis dengan cara mempelajari dan menguji apakah ketentuan Undang-undang Perpajakan yang berlaku telah ditetapkan oleh perusahaan dalam penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 21 telah sesuai dengan Undang - undang Perpajakan yang berlaku. 2. Analisis kuantitatif, yaitu analisis atas penelitian dengan cara penghitungan angka- angka. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai penghitungan dan pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 diperusahaan dengan cara memperoleh data – data mengenai gaji, tunjangan serta iuran yang berlaku diperusahaan kemudian mengujinya dengan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21 yang berlaku.
39
E. Operasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi variabel-variabel yang digunakan dalam membahas masalah tersebut: 1. Penghasilan Bruto Penghasilan Bruto yaitu penghasilan yang diterima oleh karyawan berupa gaji, tunjangan-tunjangan dan lain-lain. 2. Biaya Jabatan Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto sebesar- besarnya Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah ) setahun atau Rp 500.000,00 ( lima ratus ribu rupiah) sebulan. 3. Penghasilan Neto Penghasilan Neto yaitu penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan. 4. Penghasilan Tidak Kena Pajak Penghasilan Tidak Kena Pajak yaitu: jumlah pengurangan terhadap penghasilan neto yang besarnya ditentukan oleh Undang – undang Perpajakan dan Peraturan Dirjen Pajak. 5. Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak yaitu dasar penghitungan pajak terutang yang diperoleh dari jumlah penghasilan neto dikurangi PTKP.
40
6. Pajak Terutang Pajak Terutang yaitu pajak yang harus dibayar pada suatu masa pajak, besarnya pajak terutang dihitung dari jumlah PKP yang diperoleh lalu dikalikan dengan tarif pajak Pasal 17 Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008.
41
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar – Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Dalam membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantara pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rocmat Soemitro, dan Mardiasmo (2009:1): “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang – undang (yang dapat dipaksakan ) dengan tiada mendapat jasa timbal balik ( kontraprestasi ) yang lansung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani,Guru Besar Hukum Pajak Universitas Amsterdam, yang telah di terjemahkan oleh R.Santoso Brotidihatjo, dalam bukunya, “Pengantar Ilmu Hukum Pajak” (Waluyo dan Wirawan B.Ilyas 2009:4) “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak yang membayarnya menurut peraturan–peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran–pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara harus menyelenggarakan pemerintahan”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cara–cara yang melekat dalam pengertian pajak adalah:
10
a.
Iuran rakyat, dalam perundang–undangan pajak negara kita ditugaskan bahwa pajak merupakan perwujudan keikutsertaan warga negara dalam pembangunan nasional.
b.
Kepada Kas Negara, UU KUP menegaskan bahwa pajak harus dibayar ke kas negara atau badan keuangan yang ditujukan secara resmi oleh pemerintah (UU KUP Pasal 10).
c.
Pajak dipungut berdasarkan UU serta aturan pelaksanaan yang sifatnya dapat dipaksakan.
d. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditujukan adanya Kontraprestasi individual oleh pemerintah. e. Digunakan
untuk
pengeluaran–pengeluaran
negara
yang
bila
pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment. 2. Fungsi Pajak Ada 2 Fungsi Pajak : a. Fungsi Budgeter (Penerimaan) Pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran–pengeluarannya. b. Fungsi Regulerent (Mengatur) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
11
3. Sistem Pemungutan Pajak a.
Official Assessment System Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Dalam official assessment system wajib pajak bersifat pasif dan utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
b. Self Assessment System Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Dalam Self Assessment System wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sedangkan fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi. c.
With Holding System Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
B. Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak penghasilan Pasal 21 merupakan pajak yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
12
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Dasar pengenaan pajak penghasilan Pasal 21 adalah Undangundang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 sebagai mana telah diubah terakhir dengan Undang–undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. 2. Pemotongan pajak PPh Pasal 21 Pemotongan pajak PPh Pasal 21 diantaranya adalah : a.
Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, bentuk usaha tetap, yang membayar gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan perkerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.
b. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara lainnya dan kedutaan besar RI di luar negeri yang membayar gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan. c. Dana pensiun, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, tenaga kerja, dan badan–badan lain yang membayar uang pensiun dan Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua.
13
d.
Perusahaan, Badan dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayar honorium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan, jasa, termasuk jasa tanaga ahli dengan status wajib pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas nama persekutuannya.
e. Perusahaan, Badan dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status wajib pajak luar negeri. f. Yayasan ( termasuk yayasan dibidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan kesenian, olah raga , kebudayaan), lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi masa, organisasi sosial politik dan organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan sebagai pembayaran gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan perkerjaan, jasa, kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. g. Perusahaan, Badan, dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada perserta didik, pelatihan, dan pemanggangan. h. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada
14
wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan. 3. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 Menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas (2009:14) penerimaan penghasilan yang dipotong pajak penghasilan Pasal 21 yaitu: a.
Pegawai adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.
b. Penerima uang pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan dimasa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima Tabungan Hari Tua. c. Penerima honorarium adalah orang pribadi yang menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukan. d. Penerima upah adalah orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upah borongan, atau upah satuan. e. Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan dari pemotong pajak.
15
4. Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 Dalam Pasal 8 Keputusan Direktorat Jendral Pajak No. KEP 31/PJ/2009, yang tidak termasuk objek pajak penghasilan Pasal 21, yaitu: a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. b. Penerima dalam betuk natura dan kenikmatan kecuali yang diberikan oleh bukan wajib pajak. c. Iuran
pensiun
yang
dibayarkan kepada dana
pensiun
yang
pendiriannya telah disahkan Mentri Keuangan serta Iuran Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua (THT) kepada badan penyelenggara jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja. d. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja. e. Zakat yang diterima oleh Pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah. f. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan. 5. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21 Dalam Pasal 3 Peraturan Direktorat Jendral Pajak No. PER31/PJ/2009, yang menjadi objek pajak penghasilan adalah: a.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan,
upah, honorarium (termasuk honorarium
anggota dewan komisariat atau anggota dewan pengawas) premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, 16
tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun. b.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap.
c.
Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.
d.
Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, dan pembayaran lain sejenis.
e.
Honorarium, uang saku, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak dalam negeri, terdiri dari : 1) Tenaga ahli 2) Pemain musik, pembawa acara, pelawak,bintang film,bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya. 3) Olahragawan 4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator.
17
5) Pengarang, peneliti, dan penerjamaah. 6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer, dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elekronika, fotografi, ekonomi dan sosial. 7) Agen iklan. 8) Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya dalam segala bidang kegiatan. 9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan. 10) Peserta perlombaan. 11) Petugas penjaga barang dagangan. 12) Petugas dinas luar asuransi. 13) Peserta pendidikan dan pelatihan 14) Distributor perusahaan multilevel marketing atau dierect selling dan kegiatan sejenis lainnya. f.
Gaji, gaji kehormatan, tunjangan–tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang diterima oleh pejabat negara dan PNS.
g.
Uang pensiun dan tunjangan–tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak–anaknya.
h.
Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak.
18
6. Tarif Pajak Penghasilan Tabel 2.1. Tarif Pasal 17, Undang–undang Nomor 36 Tahun 2008 Lapisan Penghasilan kena Pajak Sampai dengan RP 50.000.000,00 Diatas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp 250.000.000,00 Diatas Rp 250.000.000,00 s.d. Rp 500.000.000,00 Diatas Rp 500.000.000,00
Tarif Pajak 5% 15 % 25 % 30 %
Sumber : Undang-undang Perpajakan No.36 Tahun 2008
7. Pengurangan yang diperbolehkan: Dalam Pasal 1 Keputusan Jendral Pajak No. KEP – 250/PJ/2009, yang menjadi pengurangan pajak Penghasilan Pasal 21 adalah: a.
Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun atau Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan.
b.
Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi
19
pensiunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) UndangUndang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) setahun atau Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sebulan. 8. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya. Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki NPWP, dikenakan pemotong PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% dari pada tarif yang diterapkan terhadap wajib pajak yang memiliki NPWP. Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar 120% dari jumlah yang seharusnya dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki NPWP. 9. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari seorang pegawai dihitung berdasarkan penghasilan netonya dikurangi dengan
20
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Atas besarnya PTKP dalam Undang – undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 dan Peraturan Direktorat Jendral Pajak No. PER-31/PJ./2009 sebagai berikut: a.
Rp. 15.840.000,00. (Lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) untuk diri wajib orang pribadi.
b.
Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk wajib pajak yang sudah menikah.
c.
Rp. 15.840.000,00. (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan suami.
d.
Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anggota keluarga dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya. Paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
10. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 a.
Contoh Penghitungan PPh 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Hasan bekerja pada Perusahaan PT ABC dengan memperoleh gaji sebulan Rp. 2.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 50.000,00. Hasan menikah dan mempunyai 1 anak
21
Perhitungan PPh Pasal 21 Gaji sebulan Pengurangan Biaya Jabatan : 5% X Rp. 2.000.000,00. Rp. 100.000,00. Iuran Pensiun : Rp. 50.000,00. Penghasilan neto sebulan Penghasilan neto setahun 12 X Rp. 1.850.000,00. PTKP setahun Untuk WP sendiri Rp.15.840.000,00. Tambahan WP kawin Rp. 1.320.000,00. Tambahan 1 anak Rp. 1.320.000,00. Penghasilan Kena Pajak Setahun PPh Pasal 21 Terutang : 5% X Rp. 3.720.000,00 = Rp. 186.000,00 PPh Pasal 21 Sebulan : Rp. 102.000.000,00. : 12 = Rp. 15.500,00 b.
Rp. 2.000.000,00.
Rp. 150.000,00 Rp. 1.850.000,00 Rp. 22.200.000,00
Rp. 18.480.000,00 Rp. 3.720.000,00.
Penghitungan Pemotongan PPh 21 Atas Penghasilan yang Diterima Peserta Kegiatan Taufiq adalah seorang pemain bulu tangkis professional yang bertempat tinggal di Indonesia, ia menjuarai turnamen Indonesia terbuka dan memperoleh hadiah sebesar Rp. 200.000.000,00. PPh terutang atas hadiah turnamen Indonesia terbuka tersebut adalah: 5% Rp 50.000,000,00.
= Rp. 2.500,000,00.
15% Rp.150.000,000,00. = Rp. 22,500.000,00. Rp. 25.000,000,00. c.
Ir. Garda Suganda, adalah seorang arsitek, pada bulan Maret 2009 menerima fee sebesar Rp 100.000.000,00 dari PT. Selaras Propertindo sebagai imbalan pemberian jasa yang dilakukannya. Pada bulan Juli 2009 menerima pelunasan sisa fee sebesar Rp 50.000.000,00 22
Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong atas penghasilan Ir. Garda Suganda adalah sbb :
Table 2.2 Penghitungan Pemotong PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Diterima Tenaga Ahli yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Bulan
Penghasilan bruto (Rupiah)
Dasar Pemotongan PPH Pasal 21 (Rupiah)
(1) (2) (3)=50%x(2) Maret 100.000.000 50.000.000 Juli 50.000.000 25.000.000 Jumlah 150.000.000 75.000.000 Sumber : Perpajakan edisi revisi 2009
Dasar Tariff Pemotongan Pasal 17 PPH Pasal ayat 1 21 kumulatif huru a (Rupiah) UUD PPh (4) (5) 50.000.000 5% 75.000.000 15%
PPH Pasal 21 Terutang (6)=(3)x(5) 2.500.000 3.750.000 6.250.000
Penjelasan Penghitungan: Pada bulan Maret 2009, jumlah kumulatif 50% dari penghasilan bruto yang dibayarkan kepada Ir. Garda Suganda sebesar Rp 50.000.000,00 (belum lebih dari 50 juta), sehingga atas penghasilan yang dibayarkan kepada Ir. Garda Suganda harus dipotong PPh Pasal 21 sebesar 5% dari 50% Jumlah penghasilan bruto yang diterima. Sementara itu, Pada bulan Juli 2009, jumlah kumulatif 50% dari penghasilan bruto yang dibayarkan kepada Ir. Garda Suganda telah melebihi Rp 50.000.000,00 sehingga tarif yang berlaku adalah 15% dari 50% Jumlah penghasilan bruto.
23
11. Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak Berdasarkan
Peraturan
Direktorat
Jendral
Pajak
No.Kep-
31/PJ/2009. Hak dan kewajiban pemotong pajak penghasilan pasal 21 adalah sebagai berikut : a. Setiap pemotong pajak wajib mendaftarkan diri kekantor pelayanan pajak atau kantor penyuluhan pajak setempat. b. Pemotong pajak mengambil sendii formulir–formulir yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya pada kantor pelayanan pajak atau kantor penyuluhan setempat. c. Pemotongan pajak wajib mengundang, memotong, dan menyetorkan PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan takwim. d. Penyetor pajak dilakukan dengan menggunakan surat setoran pajak (SSP) kekantor pos atau Bank Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, atau bank–bank lain yang ditunjuk oleh dirjen Anggaran, selambat- lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya. e. Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut sekalipun nihil dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa ke kantor pelayanan
pajak
atau
kantor
penyuluhan
pajak
setempat,
selambat–lambatnya pada Tanggal 20 takwim. f. Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal 21, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam tahun takwim yang bersangkutan. 24
g. Pemotong pajak wajib memberikan Bukti pemotongan PPh Pasal 21 baik diminta maupun tidak pada saat diberlakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan pensiun, penerima Jaminan Hari Tua, penerima uang pesangon, dan penerima dana pensiun. h. Pemotongan pajak wajib memberikan bukti pemotong PPh pasal 21 Tahun kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan, dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh Dirjen Pajak dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir. i. Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian tahun takwim, maka bukti pemotongan diberikan oleh pemberi kerja selambat–lambatnya
1
(satu)
bulan
setelah
pegawai
yang
bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun. j. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir, pemotong pajak berkewajiban menghitung kembali jumlah PPh Pasal 21 yang terutang oleh pegawai tetap dan penerima pensiun bulanan menurut tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang – undang No. 17 Tahun 2000 tentang pajak Penghasilan sebagai mana telah diubah terakhir dengan Undang – undang No. 36 Tahun 2008. k. Jumlah penghasilan yang menjadi dasar penghitungan PPh Pasal 21 di dasarkan pada kewajiban pajak subjektif yang melekat pada pegawai tetap yang bersangkutan dan untuk pegawai tetap yang berkewajiban pajak sebjektifnya berawal atau berakhir dalam tahun pajak
25
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (5) Undang–undang No.17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang–undang No. 36 Tahun 2008 penghitungannya sebagai berikut : 1) Dalam hal pegawai tetap adalah wajib pajak dalam negeri dan mulai atau berhenti bekerja dalam tahun berjalan, penghitungan PPh Pasal 21 didasarkan pada jumlah penghasilan yang sebenarnya diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak yang bersangkutan dan tidak disetahunkan 2) Dalam tahun pegawai tetap adalah wajib pajak dalam negeri yang merupakan pendatang dari luar negeri, yang mulai bekerja di Indonesia dalam tahun berjalan, penghitungan PPh pasal 21 didasarkan pada jumlah penghasilan yang sebenarnya diperoleh dalam bagian tahun pajak yang bersangkutan yang disetahunkan l. Apabila jumlah pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang telah dipotong, kekurangannya dipotongkan dari pembayaran gaji pegawai yang bersangkutan untuk bulan pada waktu dilakukannya penghitungan kembali m. Apabila jumlah pajak terutang lebih rendah dari jumlah pajak yang telah dipotong, kelebihannya dipenghitungkan dengan pajak yang terutang atas gaji untuk bulan pada waktu dilakukan penghitungan kembali.
26
n. Setiap
pemotong
pajak wajib
mengisi,
menandatangani dan
menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan Pajak tempat pemotongan pajak terdaftar atau kantor penyuluhan pajak setempat. o. Surat Pemberitahuan Tahun PPh Pasal 21 harus disampaikan selambat–lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya. p. Pemotong
pajak
dapat
mengajukan
permohonan
untuk
memperpanjang jangka waktu. q. Permohonan diajukan secara tertulis selambat- lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh Dirjen pajak disertai surat pernyataan mengenai penghitungan sementara PPh Pasal 21 yang terutang dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran PPh Pasal 21 yang terutang untuk takwim yang bersangkutan. r. Surat Pemberitahunan Tahun PPh Pasal 21 harus dilampiri dengan lampiran-lampiran yang ditentukan dalam petunjuk pengisian SPT Tahunan PPh pasal 21 untuk tahun pajak yang bersangkutan. s. Apabila terdapat pegawai berkembang asing, maka SPT Tahunan PPh Pasal 21 yang bersangkutan harus dilampiri foto copy surat izin bekerja yang dikeluarkan oleh Dapartemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau Instansi yang berwenang. t. Dalam hal jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam satu tahun takwim
lebih
besar
dari
Penghasilan
yang
telah
disetor,
27
kekurangannya harus disetor sebelum penyampaian SPT Tahunan PPh Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 25 Maret tahun takwim berikutnya. u. Dalam hal jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam satu tahun takwim lebih kecil dari PPh Pasal 21 yang telah disetor, kelebihan tersebut dipenghitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang untuk bulan pada waktu dilakukannya penghitungan tahunan, dan jika masih ada sisa kelebihan, maka diperhitungkan untuk bulan-bulan lainnya dalam tahun berikutnya. v. Dalam hal pemotong pajak adalah badan, SPT Tahunan PPh Pasal 21 harus di tandatangani oleh pengurus atau direksi. w. Dalam hal SPT Tahunan PPh Pasal 21 ditandatangani dan di isi oleh orang lain selain yang dimaksud dalam Ayat (1), harus dilampiri dengan surat kuasa khusus. 12. Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 Kewajiban dari wajib pajak yang penghasilannya dipotong pajak penghasilan Pasal 21 adalah: a. Pada saat seorang mulai bekerja atau mulai pensiun, untuk mendapatkan pengurangan PTKP, penerimaan penghasilan harus menyerahkan
surat
peryataan
kepada
pemotong
pajak
yang
menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun takwim atau pada permulaan menjadi subjek pajak dalam negeri. 28
b. Penerimaan penghasilan berkewajiban untuk menyerahkan bukti pemotongan PPh Pasal 21 kepada: 1) Pemotong pajak kantor cabang baru dalam hal yang bersangkutan dipindah tugaskan. 2) Pemotong pajak tempat bekerja yang baru dalam hal yang bersangkutan pindah kerja. 3) Pemotong pajak dana pensiun dalam hal yang bersangkutan mulai menerima pensiun dalam tahun berjalan. 13. Hak Dari Wajib Pajak Yang Penghasilannya Dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah: a. Wajib pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu ketetapan pajak dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada Direktur Jendral Pajak paling lambat 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan, dan atas keberatan tersebut Direktur Jendral pajak akan memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak surat keberatan diterima. b. Wajib pajak mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan kerahasiaan atas segala suatu informasi yang telah disampaikannya kepada Direktorat Jendral Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan perpajakan. Disamping itu pihak lain yang melakukan tugas dibidang perpajakan juga dilarang mengungkapkan kerahasiaan wajib pajak, termasuk tenaga ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, pengacara yang
29
ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak untuk membantu pelaksanaan Undang-undang Perpajakan. Kerahasiaan wajib pajak antara lain: Surat Pemberitahuan, Laporan Keuangan, dan dokumen lainnya yang dilaporkan oleh wajib pajak, data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia, dokumen atau rahasia wajib pajak lainnya sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku. C. Surat Pemberitahuan (SPT) 1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Pasal 1, angka 10 Undang – undang No.16 Tahun 2009 tentang tata cara umum dan tata cara perpajakan menyebutkan bahwa pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan peraturan perundang – undangan perpajakan 2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) a. Fungsi SPT bagi wajib pajak penghasilan yaitu: 1) Sarana melaporkan dan mempertanggukan jawaban penghitungan pajak yang sebenarnya terutang. 2) Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak. 3) Melaporkan pembayaran dan pemotongan atau pemungutan pribadi atau badan lain dari satu masa pajak, sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
30
b. Fungsi SPT bagi pengusaha Kena Pajak yaitu: 1) Sarana
melaporkan
dan
mempertanggungkan
jawaban
penghitungkan jumlah pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah yang sebenarnya terutang. 2) Melaporkan perkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran. 3) Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undagan yang berlaku. c. Fungsi SPT bagi pemungutan atau pemotongan pajak yaitu: 1) Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungkan jawaban pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan. 3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) Jenis-jenis Surat Pemberitahuan ada dua macam yaitu: a. Surat Pemberitahuan Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat. b. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. 4. Lampiran Surat Pemberitahuan (SPT) a. Pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan oleh wajib pajak yang wajib melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan
31
keuangan berupa neraca dan penghitungan rugi laba serta keteranganketerangan lain yang diperlukan untuk menghitungkan besarnya penghasilan kena pajak. b. Bagi wajib pajak yang menggunakan norma penghitungan, dalam SPT-nya
harus
dilampiri
atau
dilengkapi
penghitungan
dan
pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. 5. Batas Waktu Surat Pemberitahuan (SPT) a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, selambat-selambatnya dua puluh hari setelah akhir masa pajak. b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, selambat -lambatnya Tiga bulan setelah akhir tahun pajak. 6. Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) Apabila diketahui terdapat kesalahan pada SPT wajib pajak dapat melakukan pembetulan SPT atas kemauan sendiri dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu dua tahun saat terutang pajak atau saat berakhirnya masa pajak dengan syarat Dirjen Pajak belum melakukan pemeriksaan pajak. Dalam hal ini wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % sebulan atas jumlah pajak yang kurang bayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai tanggal pembayaran karena pembetulan SPT tersebut.
32
7. Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana Sehubungan Dengan Surat Pemberitahuan (SPT) Kepada wajib pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam UU sehubungan dengan SPT dikenakan sanksi administrasi dana dan sanksi pidana yaitu: a. Wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT dikenakan sanksi administrasi berupa untuk SPT Masa Rp. 50.000,00 dan untuk SPT Tahunan sebesar Rp. 100.000,00 ( Pasal 7 UU KUP ). b. Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2009 menyatakan apabila wajib pajak tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dalam melampiri keterangan karena kealpaan wajib pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian dalam pendapatan negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan atau denda setinggi -tingginya 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. c. Pasal 29 UU No. 16 Tahun 2009 menyatakan apabila dengan sengaja wajib pajak tidak menyampaikan SPT dan atau keterangan dan isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara diancam dengan hukuman penjara paling lama 6 tahun dan denda setinggi- tingginya 4 kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang bayar.
33
D. Surat Setoran Pajak (SSP) 1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) Surat setoran pajak (SSP) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara atau ketempat pembayaran lain yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 2. Fungsi Setoran Pajak (SSP) adalah: a.
Sebagai sarana untuk membayar pajak
b.
Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak
3. Tempat pembayaran dan penyetoran pajak adalah : a. Bank-bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak b.
Kantor Pos dan Giro
4. Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak a. Pembayaran masa untuk PPh Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Pembayaran kekurangan pajak terutang berdasarkan SPT Tahunan harus dibayar sembat-lambatnya 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir sebelum SPT itu disampaikan ke kantor pelayanan pajak, berakhir sebelum SPT itu disampaikan kekantor pelayanan pajak, SKP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan putusan banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayarkan bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan surat-surat tersebut.
34
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Hikerta Pratama didirikan pada Tahun 1992 atas pembiayaannya melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan kegiatanya sebagai perusahaan manufacturing dengan memproduksi barang – barang penyaring. Pada Tahun 1995 PT. Hikerta Pratama berkerja sama dengan PT. Duta Nichirindo, kini statusnya menjadi perusahaan joint venture atau perusahaan gabungan. Kegiatan dagang dimulai pada Tahun 1993, saat ini PT. Hikerta Pratama hanya memproduksi komponen bahan penyaring selanjutnya, sejumlah mesin dan peralatan tambahan dipasang dalam pabrik, dan hasilnya pada Tahun 1995 PT. Hikerta Pratama telah meluaskan lini produknya dengan memproduksi jenis penyaring spin-on ( Spin-on Filter ) dan merakit suku cadang yang kemudian dimanufactur menjadi barang jadi. Didukung dengan teknologi dan keahlian dari PT. Duta Nichirindo yang maju dan telah berpengalaman selama 60 Tahun dalam membuat bahan
42
penyaring di Jepang, maka PT. Hikerta Pratama sanggup memberikan kepada para pelanggannya produk – produk dengan mutu standar yang tinggi. 2. Visi PT. Hikerta Pratama Visi dari PT. Hikerta Pratama adalah menjadi salah satu perusahaan terdepan penghasilan suku cadang manufacturing yang berfokus pada produk filtrasi yang besar dalam kapasitas. Misi PT. Hikerta Pratama untuk dapat memberikan Produk dengan kualitas prima sehingga dapat memfasilitasi para konsumsi dalam menjalankan bisnisnya dengan lebih efektif & efisien. 3. Lini Produk PT. Hikerta Pratama membagi produknya manjadi 2 (dua) bagian yaitu : a. Produk Filtrasi : Filter oksigen, filter pelumas, filter bahan baker, dan hidrolik. b. Komponen pengepresan logam Produk PT. Hikerta Pratama banyak digunakan untuk keperluan kendaraan ( Mobil dan Motor), peralatan berat, peralatan tangan, mesin pembangkit dan mesin – mesin untuk keperluan industry. Produk PT. Hikerta Pratama merupakan original equitment manufaqcturing ( OEM ) atau
43
peralatan orisinil dan original, equipment for service (OES) atau peralatan untuk reparasi yang dipasarkan kedalam pasar – pasar domestic dan luar negeri, sebagian kecil dijual untuk pesanan khusus. Untuk penjualan dipasar dalam negeri diajukan pada pasar otomotif dan peralatan berat juga untuk counter penjual suku cadang resmi. Sedangkan untuk pasar luar negeri PT. Hiketa Pratama melakukan ekspor produk filter ke Jepang dan Negara-negara bagian Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Taiwan, Cina. PT. Hikerta Pratama juga membuat produk atas dasar spesifikasi teknis orientasi pelanggan yang meliputi pengembangan pada divisi branding ( Merek ) dan Packaging ( Pembukusan ). Atas dasar produk besar – besaran tersebut pelanggan dijamin mendapatkan kepuasan dengan memakai produk – produk PT. Hikerta Pratama.
44
45
4. Pembagian kerja Pembagian kerja pada PT. Hikerta Pratama adalah sebagai berikut : a.
Presiden Direktur Presiden direktur mengarahkan dan memberikan saran kepada perusahaan atas masalah yang penting serta bersama wakil direktur dan direktur bertanggung jawab terhadap para pemegang saham 1) Membuat strategi dan kebijakan perusahaan 2) Pengembangan bisnis dan financial perusahaan 3) Konsisten dalam komitmen untuk memajukan system manajemen 4) Memberikan sumber daya yang baik sebagai hasil produk yang ditawarkan kepada pelanggan 5) Melaksanakan evaluasi secara komprehensif
b. Wakil Presiden Direktur Mendukung dan bertanggung jawab terhadap presiden direktur untuk melaksanakan strategi dan kebijakan perusahaan dengan penekanan terhadap pemasaran perusahaan dengan tanggung jawab fungsional 1) Menjaga dan mengembangkan hubungan bisnis dengan seluruh pelanggan
46
2) Membuat perancangan dan strategi pemasaran termasuk prediksi penjualan analisa pelanggan dan pasar c. Direktur Membantu dan bertanggung jawab terhadap presiden untuk melaksanakan strategi dan kebijakan perusahaan dengan penekanan pada control pabrik dengan tanggung jawab fungsional 1) Pengendalian
produksi
untuk
meningkatkan
efisiensi
dan
pendayagunaan peralatan kerja, bahan baku, dan kekuatan perusahaan 2) Memelihara dan memajukan system kualitas untuk meminisasi produk non korfomitas 3) Menetapkan
kebijakan
jangka
menengah
untuk
kualitas,
manufacturing, ppic, peralatan, sumber daya manusia dan keamanan d. Perwakilan Manajemen 1) System manajemen dikembangkan, diterapkan, diperbaiki sesuai dengan strategi manajemen, kebijakan, tujuan, dan ISO 9001 : 2000 2) Melaporkan kinerja QMS kepada manajemen puncak 3) Mempromosikan kesadaran dan penerapan system manajemen kualitas disemua level departemen 4) Menganalisa kinerja QMS secara berkala dan mengembangkan analisa system kinerja
47
5) Bertindak sebagai penengah terhadap semua masalah berhubungan dengan kualitas e. Manajer Manajer
bertanggung
jawab
untuk
melaksanakan
QMS
dan
menjalankannya sesuai proses manajer bertanggung jawab atas direktur dengan kegiatan 1) Mangatur aktivitas rutin serta menentukan target dan rencana f. Proses Kepemilikan Peran pemilik dalam “Model Proses Kunci” adalah 1) Memberikan batasan proses 2) Mengatur proses 3) Memperbaiki proses melalui penataan tujuan mengukur kinerja kerja g. Pengawas Dokumentasi Secara lansung bertanggung jawab terhadap perwakilan manajemen dalam hal pendokumentasian serta menjaga : 1) Semua dokumentasi QMS berada dalam revisi dan control 2) Semua catatan kinerja dijunjung tinggi sebagai hasil dari mekanisme perbaikan kinerja h. Personalia Seluruh karyawan dan staf memiliki tanggung jawab untuk : 1) Menjalankan strategi, kebijakan dan tujuan perusahaan
48
2) Memastikan seluruh pekerjaan dimulai dan diakhiri sesuai dengan prosedur kerja 3) Melaporkan penurunan kerja dan memberikan ide untuk kemajuan QMS i.
Waktu Kerja Waktu kerja adalah waktu yang ditentukan perusahaan untuk jam operasional kerja tidak jauh berbeda dengan perusahaan – perusahaan lainnya. Adapun ketentuan ketentuan jam kerja dari PT. Hikerta Pratama : Senin S/d Sabtu dibagi dengan 3 SIF 1) Sif 1 dari jam 07.00 – 15.00 Jam istirahat 12.00 – 01.00 2) Sif 2 dari jam 15.00 – 23.00 Jam istirahat 18.00 – 19.00 3) Sif 3 dari jam 23.00 – 07.00 Jam istirahat 03.00 – 04.00 Sedangkan untuk waktu lembur
jam kerjanya diatur tersendiri sesuai
dengan sifat kerjanya. j.
Penggolongan Karyawan Karyawan yang berkerja di PT. Hikerta Pratama dibedakan statusnya menjadi sebagai berikut :
49
1) Pekerja Tetap yaitu pekerja yang diangkat oleh perusahaan sebagai karyawan tetap dan menerima gaji serta tunjangan – tunjangan sesuai dengan besarnya gaji yang harus diterima berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan. 2) Pekerja Tidak Tetap adalah karyawan yang direkrut oleh perusahaan apabila perusahaan memperoleh tender atau proyek – proyek besar yang
membutuhkan tenaga pembantu yang tidak bisa dihendel
sepenuhnya oleh karyawan tetap. B. Hasil dan Pembahasan 1. Unsur – unsur Penghasilan dan Pengurangan Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, data yang diambil hanya sebagian dari SPT Tahunan Formulir 1721-A Terhadap status karyawan di PT. Hikerta Pratama terhadap pegawai tetap sebanyak 80 orang pada Tahun 2009, dan 28 tenaga harian lepas. Dalam melakukan penghitungan dan pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 untuk karyawan tetap perusahaan dan tenaga harian lepas, penulis terlebih dahulu mengumpulkan data mengenai pegawai tetap yang penghasilannya diatas PTKP dan jenis – jenis penghasilan yang diterima karyawan PT. Hikerta Pratama diantaranya yaitu : a. Data Mengenai Pegawai Tetap dan Tenaga Harian Lepas
50
1) Pegawai tetap yang penghasilan neto-nya melebihi PTKP berjumlah 37 orang. 2) Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun dan berakhir dipertengahan tahun berjumlah 10 orang karena berhenti bekerja, namun perusahaan melaporkan dengan masa kerja setahun penuh. 3) Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun hingga akhir tahun 33 orang 4) Upah harian yang diterima tenaga harian lepas dibayarkan secara bulanan berjumlah 28 orang b. Jenis Penghasilan : 1) Gaji Pokok, gaji yang dibayarkan secara bulanan oleh PT. Hikerta Pratama. 2) Tunjangan, berupa Tunjangan makan, Tunjangan transportasi, Tunjangan kehadiran, dan Tunjangan jabatan. 3) Uang Lembur . c. Jenis Pengurangan : Jenis – jenis Pengurangan yang ditetapkan oleh PT. Hikerta Pratama dalam penghitungan pajak penghasilan berdasarkan Jendral Pajak No. KEP – 250/PJ/2009 dan Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008.
51
1) Biaya Jabatan, yaitu 5 % dari gaji bruto yang diterima karyawan, setinggi – tingginya Rp.6.000.000,00 setahun dan Rp.500.000,00 sebulan 2) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yaitu pengurangan pajak yang besarnya ditentukan berdasarkan status. Besarnya penghasilan tidak kena pajak yang dipakai dalam pengisian SPT Masa / Tahunan wajib pajak PPh Pasal 21 dan SPT Tahunan Orang Pribadi adalah : Table 4.1 Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP TK/0
Per 1 Januari 2009 Rp.15.840.000,00
TK/1
RP.17.160.000,00
TK/2
RP.18.480.000,00
TK/3
Rp.19.800.000,00
K/0
Rp.17.160.000,00
K/1
Rp.18.480.000,00
K/2
Rp.19.800.000,00
K/3
Rp.21.120.000,00
K/1/0
Rp.33.000.000,00
K/1/1
Rp.34.320.000,00
K/1/2
Rp.35.640.000,00
K/1/3
Rp.36.960.000,00
Sumber : Undang-undang Perpajakan No.36 Tahun 2008
52
Keterangan : TK/0 : Tidak Kawin dan Tanpa Tanggungan TK/1 : Tidak Kawin dan Satu Tanggungan TK/2 : Tidak Kawin dan Dua Tanggungan TK/3 : Tidak Kawin dan Tiga Tanggungan K/0 : Kawin dan Tanpa Tanggungan K/1 : Kawin dan Satu Tanggungan K/2 : Kawin dan Dua Tanggungan K/3 : Kawin dan Tiga Tanggungan K/1/0 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Tanpa Tanggungan K/1/1 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Satu Tanggungan K/1/2 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Dua Tanggungan K/1/3 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Tiga Tanggungan 2. Analisis
Penerapan
Penghitungan,
Pemotongan,
Penyetoran
dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Menurut Undang – Undang No. 36 Tahun 2008.
53
Penerapan Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai tetap dan tenaga harian lepas menurut Undang – undang No. 36 Tahun 2008 adalah : a. Besarnya penghasilan neto bagi pegawai tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan : 1) Biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun. 2) Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan. b. Besarnya penghasilan neto bagi penerima pensiun berkala yang dipotong PPh Pasal 21 adalah seluruh jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggitingginya Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) setahun. c. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari seorang pegawai dihitung berdasarkan penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
54
1) Rp. 15.840.000,00. (Lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) Atau Rp 1.320.000,00 untuk diri wajib orang pribadi. 2) Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) atau Rp 110.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang sudah menikah. 3) Rp. 15.840.000,00. (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu rupiah) atau Rp 110.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan suami. 4) Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anggota keluarga dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga. d. Dalam hal karyawati kawin dapat menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat
serendah-rendahnya kecamatan yang
menyatakan suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin dan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya. e. Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender. Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun kalender, besarnya PTKP tersebut dihitung
55
berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang bersangkutan. f. Penghasilan bruto yang diterima pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang dan calon pegawai, dan pegawai tetap lainnya berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang jumlahnya tidak melebihi dari Rp. 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). 2) Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah), dan jumlah sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. g. Pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang dan calon pegawai, serta pegawai tidak tetap lainnya yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang besarnya melebihi Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah), sehari tetapi dalam satu bulan kalender jumlahnya tidak melebihi Rp. 1.320.000.00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah).
56
h. Dalam hal penghasilan dalam satu bulan kalender jumlahnya melebihi Rp. 1.320.000,00 ( satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi dengan 360. i.
Atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai tetap yang dihitung berdasarkan upah harian dilakukan pengurangan PTKP.
j.
Atas penghasilan berupa beasiswa yang diterima atau diperoleh pegawai, setelah digabungkan dengan penghasilan sebagai pegawai dilakukan pengurangan PTKP.
k. Atas penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, dikenakan pemotong PPh Pasal 21 berdasarkan perkiraan penghasilan neto. l.
Perkiraan penghasilan neto adalah sebesar 50% (lima puluh persen) dari penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun.
m. Tarif berdasarkan Pasal 17 Undang – undang No. 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – undang No. 36 Tahun 2008, diterapkan atas penghasilan kena pajak dari:
57
1) Pegawai tetap, termasuk pejabat Negara, pegawai Negri sipil, anggota TNI/Polri, pejabat Negara lainnya, Pegawai BUMN dan BUMD, dan anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama. 2) Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan. 3) Pegawai tidak tetap, pemagang, dan calon pegawai yang dibayarkan secara bulanan. n. Besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah : 1) Bagi pegawai tetap adalah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan, iuran pensiun yang dibayarkan sendiri oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Mentri Keuangan, termasuk Iuran Tabungan Hari Tua atau jaminan Hari Tua yang dibayar sendiri oleh pegawai kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang dipersamakan dengan dana pensiun, dan PTKP, yang diterima atau diperoleh selama 1 (satu) tahun takwim atau jumlah yang disetahunkan. 2) Diterima atau diperoleh selama 1 (satu) tahun takwim atau jumlah yang disetahunkan 3) Bagi penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan adalah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun dan PTKP yang
58
diterima atau yang diperoleh selama 1 (satu) tahun takwim atau jumlah disetahunkan. o. Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) dari pada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar 120% (seratus dua puluh persen) dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak. p. Pemotong pajak wajib menghitung, memotong dan menyetorkan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan takwim. q. Penyetor pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) kekantor pos atau Bank Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha Milik Daerah, atau bank – bank lain yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Anggaran, selambat – lambatnya Tanggal 10 bulan takwin berikutnya r. Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut sekalipun nihil dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa kekantor pelayanan pajak atau kantor penyuluhan setempat, selambat – lambatnya pada Tanggal 20 bulan takwim.
59
s. Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal 21, maka kelebihan tersebut dapat dipenghitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam bulan takwim yang bersangkutan. t. Pemotong pajak wajib memberikan Bukti Pemotong PPh Pasal 21 Tahunan kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan, dengan menggunakan Formulir yang ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir. u. Pemotong pajak wajib membuat catatan atau kertas kerja penghitungan PPh Pasal 21 untuk masing – masing penerima penghasilan, yang menjadi dasar pelaporan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan wajib menyimpan catatan atau kertas kerja tersebut selama 10 (sepuluh) Tahun sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. 3. Analisis
Penerapan
Penghitungan,
Pemotongan,
Penyetoran
dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Antara PT. Hikerta Pratama dengan Peraturan Perpajakan. Penghitungan PPh yang terutang selama setahun, diambil dari SPT Tahunan Formulir 1721-A, Bukti Pemotong PPh yang penghitungannya secara lengkap dan terinci disajikan dalam bentuk tabel yang terdapat dalam lampiran 3 dan 4 ( menurut penghitungan PT. Hikerta Pratama ) sedangkan lampiran 5 dan 6 adalah penghitungan PPh menurut penulis dengan mengacu
60
pada Undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008, dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No KEP-31/PJ/2009. Dibawah ini akan diambil beberapa contoh penghitungan yang diterapkan oleh PT. Hikerta Pratama. a. Penghitungan Pegawai Tetap yang Penghasilan Neto-nya melebihi PTKP Hendro Kusbianto karyawan tetap dengan status K/3 bekerja di PT. Hikerta dengan memperoleh Penghasilan Gaji setahun Rp 48.000.000, Lembur Rp 143.000, Tunjangan transport Rp 3.120.000, Tunjangan makan Rp 3.120.000, Tunjangan jabatan Rp 6.000.000, dan Tunjangan kehadiran 10% dari Gaji Pokok. Besarnya pajak yang dikenakan dalam satu tahun adalah : Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta Penghasilan Bruto setahun Pengurangan : Biaya Jabatan (5% x Rp 65.040.000,) = Penghasilan neto setahun PTKP (K/3) PKP setahun PPh Pasal 21 terutang : 5% x Rp 40.668.000, = Rp 2.033.400,
Rp 65.040.000
Rp 3.252.000, Rp 61.788.000, Rp 21.120.000, Rp 40.668.000,
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada Undang -undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Penghasilan Bruto setahun Pengurangan : Biaya Jabatan (5% x Rp 65.183.000,) =
Rp 65.183.000,
Rp 3.259.150, 61
Penghasilan neto setahun PTKP (K/3) PKP setahun PPh Pasal 21 terutang : 5% x Rp 40.803.850, = Rp 2.040.192,
Rp 61.923.850, Rp 21.120.000, Rp 40.803.850,
Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu sebesar Rp 2.033.400, dan Rp 2.040.192, selisihnya sebesar Rp 6.792, merupakan kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan karena Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 143.000, b. Penghitungan Pegawai Tetap yang Bekerja Mulai Awal Tahun Hingga Akhir Tahun. Firman ardiansyah karyawan tetap dengan status K/3 bekerja di PT. Hikerta dengan memperoleh Gaji setahun Rp 30.000.000, Lembur Rp 117.000, dan Tunjangan transport Rp 3.120.000, Tunjangan makan Rp 3.120.000, Tunjangan jabatan Rp 6.000.000, serta Tunjangan kehadiran 10% dari gaji pokok. Besarnya pajak yang harus dibayar adalah :
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta
Penghasilan Bruto setahun Pengurangan : Biaya Jabatan (5% x Rp 45.240.000,) = Penghasilan Neto setahun PTKP (K/3) PKP setahun PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 21.858.000, = Rp 1.092.900,
Rp 45.240.000,
Rp Rp Rp Rp
2.262.000, 42.978.000, 21.120.000, 21.858.000,
62
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada Undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Penghasilan bruto setahun Pengurangan : Biaya Jabatan (5% x Rp 45.357.000,) = Penghasilan Neto setahun PTKP (K/3) PKP setahun PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 21.969.150, = Rp 1.098.457,
Rp 45.357.000,
Rp Rp Rp Rp
2.267.850, 43.089.150, 21.120.000, 21.969.150,
Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu sebesar Rp 1.092.900, dan Rp 1.098.457, selisihnya sebesar Rp 5.557, merupakan kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan karena Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 117.000, c. Penghitungan Pegawai Tetap yang Bekerja Mulai Awal Tahun dan Berhenti Pada Pertengahan Tahun. Edward Halim karyawan tetap dengan status k/1 berhenti bekerja pada PT. Hikerta bulan Agustus dengan masa kerja 8 bulan. Edward memperoleh Gaji setahun Rp 19.200.000, Lembur Rp 130.000, dan Tunjangan transport Rp 3.120.000, Tunjangan makan Rp. 3.120.000, Tunjangan Jabatan Rp 3.000.000, serta Tunjangan kehadiran 10% dari Gaji pokok, besarnya pajak yang harus dibayar adalah :
63
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta Penghasilan bruto setahun Pengurangan Biaya Jabatan (5% x Rp 30.360.000,)= Penghasilan neto setahun PTKP (K/1) PKP setahun PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 10.362.000, = Rp 518.100,
Rp 30.360.000,
Rp 1.518.000, Rp 28.842.000, Rp 18.480.000, Rp 10.362.000,
Penghitungan PPh Pasal 21 menurutPenulis dengan mengacu pada Undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Penghasilan bruto setahun Pengurangan Biaya Jabatan (5% x Rp 30.490.000,) = Penghasilan neto setahun PTKP (K/1) PKP setahun PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 10.485.500, = Rp 524.275,
Rp 30.490.000,
Rp 1.524.500, Rp 28.965.500, Rp 18.480.000, Rp 10.485.500,
Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu sebesar Rp 518.100, dan Rp 524.275, selisihnya sebesar Rp 6.175, merupakan kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan karena Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 130.000, d. Penghitungan Upah Harian yang diterima Tenaga Harian Lepas Dibayarkan Secara Bulanan.
64
Aan Kurniawan bekerja pada PT. Hikerta dengan dasar upah harian yang dibayarkan secara bulanan dalam bulan Mei 2009. Aan dengan status Tk/0 hanya bekerja 26 hari kerja dengan upah harian Rp 60.000, besarnya pajak yang harus dibayar adalah :
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta
Upah Maret 2009 ( 26 x Rp 60.000,) Tunjangan makan (26 x Rp 5.000,) Penghasilan bruto sebulan Penghasilan neto setahun (12 x Rp 1.690.000,) = PTKP (Tk/0) PKP setahun PPh Pasal 21 Terutang 5% x Rp 4.440.000, = Rp 222.000, PPh pasal 21 sebulan Rp 240.000, : 12 = Rp 18.500,
Rp 1.560.000, Rp 130.000, Rp 1.690.000, Rp 20.280.000, Rp 15.480.000, Rp 4.440.000,
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada Undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Upah Maret 2009 ( 26 x Rp 60.000,) Tunjangan makan (26 x Rp 5.000,) Penghasilan bruto sebuln Penghasilan neto setahun (12 x Rp 1.690.000,) = PTKP (Tk/0) PKP setahun PPh Pasal 21 Terutang 5% x Rp 4.440.000, = Rp 222.000, PPh pasal 21 sebulan Rp 240.000 : 12 = Rp 18.500,
Rp 1.560.000, Rp 130.000, Rp 1.690.000, Rp 20.280.000, Rp 15.480.000, Rp 4.440.000,
65
Bila dilihat perbedaan penghitungan satu persatu, maka jumlah perbedaannya tidak teralu besar. Tetapi bila diakumulasikan dari data yang ada, maka perbedaannya menjadi besar untuk perusahaan tersebut. Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap penghasilan
karyawan tetap terdapat perbedaan antara jumlah
penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Penulis dengan mengacu pada Undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009. Untuk prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan pasal 21 bagi Tenaga Kerja Harian lepas telah sesuai antara PT. Hikerta Pratama dengan Penulis, mengacu kepada Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009. Untuk penghitungan lengkapnya dapat dilihat dilampiran 3 dan 4 ( menurut PT. Hikerta Pratama) dan lampiran 5 dan 6 ( menurut Penulis ). 4. Analisa Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 PT. Hikerta Pratama melakukan penyetoran dan pelaporan atas pajaknya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tangerang. a. Berdasarkan SPT Tahunan dan SSP
66
Untuk menentukan bahwa pelaporan terhadap pajak penghasilan Pasal 21 telah sesuai dengan aturan perpajakan maka penulis mengambil data dari laporan SPT Masa PPh Pasal 21 Tahunan berserta SSP-nya untuk Tahun 2009. b. Berdasarkan SPT Tahunan dan SSP Untuk pembayaran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan harus dibayar lunas selambat – lambatnya untuk penyampaian SPT Tahunan, harus disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir pajak tahun pajak. Berarti untuk penyampaian SPT Tahunan tahun pajak 2009, paling lambat bulan Maret Tahun 2010. Untuk menggambarkan apakah PT. Hikerta Pratama telah melakukan pembayaran / penyetoran pajaknya yang terutang untuk tahun 2009 dan menyampaikan SPT-nya dengan tepat, berikut penulis sajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut : Table 4.2 Penyetoran dan Penyampaian SPT Tahunan Tahun Pajak 2009
Tanggal Pembayaran/ Penyetoran Pajak 23-03-2010
Tanggal Penyampaian SPT 23-03-2010
Sumber: Internal Perusahaan
67
Dari tabel diatas terlihat bahwa PT. Hikerta Pratama telah melakukan pembayaran atau penyetoran atas pajak yang terutang berserta penyampaian SPT untuk Tahun 2009 yang akan dijelaskan sebagai berikut: Untuk Tahun 2009 pembayaran atau penyetoran atas pajak yang terutang telah sesuai dengan peraturan perpajakan. Begitu pula halnya dengan penyampaian SPT Tahun 2009 telah sesuai dengan peraturan perpajakan.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
pembahasan
dan
analisis
mengenai
penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak
penerapan Penghasilan
Pasal 21 di PT. Hikerta Pratama, maka pada bab terakhir ini diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap penghasilan
karyawan tetap tidak sesuai antara jumlah
penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Penulis dengan mengacu pada Undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009. Hal tersebut dikarenakan uang lembur yang diberikan tiap bulan kepada karyawan tidak dimasukan sebagai penambah penghasilan bruto, karena
menurut
perusahaan
yang
dimasukan sebagai penambah
penghasilan bruto hanyalah penghasilan yang teratur diterima dalam jangka waktu yang sama ( dalam hal ini setiap bulan ), juga dalam jumlah yang sama ( dalam hal ini gaji pokok dan uang kehadiran ).
69
Seharusnya yang benar menurut Undang – undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. Uang lembur merupakan salah satu komponen penambah penghasilan bruto. Oleh karena pertimbangan – pertimbangan tersendiri yang dilakukan oleh inilah yang menyebabkan adanya selisih kurang bayar antara PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh perusahaan dengan Penulis. 2. Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21 terhadap tenaga kerja harian lepas yang dibayarkan secara bulanan telah sesuai antara jumlah penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Penulis dengan mengacu pada Undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009. 3. PT. Hikerta Pratama melaporkan dan menyetorkan SPT Tahunan Tahun 2009 Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan SPT dan SSP Tahunan telah sesuai dengan peraturan dan ketentuan – ketentuan yang berlaku dengan baik dan benar. Menurut Undang – undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008. 4. Dari data – data Penghitungan mengenai penerapan Jumlah PTKP, Biaya jabatan dan Tarif atas Pajak Penghasilan yang diberlakukan oleh PT.
70
Hikerta Pratama Kepada Karyawannya telah sesuai dengan Undang – undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008. B. Saran Berdasarkan pembahasan dari bab – bab sebelumnya. Penulis memberikan sedikit saran yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat kepada pihak – pihak yang membutuhkan adapun saran – saran yang dikemukakan oleh penulis sebagai berikut : 1. PT. Hikerta Pratama untuk lebih terus mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan Perpajakan guna menghindari masalah serta pelanggaran – pelanggaran dan tetap mengamati informasi – informasi yang terbaru mengenai perubahan – perubahan terbaru yang diberlakukan oleh Mentri Keuangan, maupun Direktorat Jendral Pajak. 2. PT. Hikerta Pratama khususnya bagian keuangan akan jauh lebih baiknya jika melampirkan cara penghitungan pajak beserta contohnya pada slip gaji karyawan, agar karyawan bisa mengerti cara penghitungan pajaknya. 3. Bagi para pembaca dapat jadi tambahan pengetahuan khususnya pada jurusan perpajakan,
71
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Tjahjono, Muhammad Fachri H,Edisi Sembilan, “Perpajakan” UPP STIM YKPN, Jakarta, 2009. Anastasia Diana Lilis Setiawati, “Perpajakan Indonesia”, CV.Andi Offset, Yogyakarta, 2009. Didik Budi Waluyo, “Petunjuk Pemotongan Pajak Penghasilan 21/26”, PT.Gramedia, Jakarta, 2009. Gunadi, “Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan”. Salemba Empat, Jakarta, 2010. Mardiasmo, “Perpajakan”. Edisi 9, Andi Yogyakarta, 2009. Purno
Murtopo,“Susunan Satu Naskah Delapan Undang-Undang Perpajakan Berserta Penjelasan”, Mitra Wacana Media, Jakarta 2002.
Peraturan Direktur Jendal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Petunjuk,Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang Petunjuk,Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi. Setu Setyawan, “Perpajakan Indonesia”, Umum Press, Jakarta, 2009. Siti Kurnia Rahayu,”Perpajakan Indonesia Konsep Dan Aspek Formal”, Graha Ilmu Yogyakarta,Yogyakarta, 2010 Undang – Undang Pajak Lengkap Tahun 2010, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang – Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
72
Peraturan Mentri Keuangan No.250/PMK/.03/2008, Dan No.254/PMK.03/2008. Tentang Penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. Waluyo, “Akuntansi Pajak”, Salemba Empat, Jakarta, 2009 Waluyo, “Perpajakan Indonesia”, Salemba Empat, Jakarta, 2010. www.Pajak.go.id www.Depkeu.go.id http/www.pajakpribadi.com. http/www.infopajak.com/pereturan.htm. http/www.pajak.net/info/pph21.htm. http/id.wikipedia.org/wiki/pajak_Penghasilan.
73
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama : Jenis Kelamin : Tempat Tanggal Lahir : Agama : Orang Tua: 1. Ayah : 2. Ibu : Anak ke dari : Alamat :
Telepon e-mail
Ahamad Najiyullah Laki-laki Tangerang, 21 November 1987 Islam H. Yahya Hj. Aisyah 5 dari 8 bersaudara Jl. Gatot Subroto Km.7 Rt.05 / 02 Jatake Jatiuwung Tangerang
: (021) 5907917 / 08568242828 :
[email protected] [email protected]
Pendidikan Formal 1994 – 2000 2000 – 2003 2003 – 2006 2006 – 2010
: : : :
SDN Asmaul Husna Tigaraksa Tsanawiyah Tarbiyatul Mubtadi’in Tigaraksa Aliyah Miftahul Huda Tigaraksa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Akuntansi
Pengalaman Organisasi 2002 – 2003 2007 – 2008 2007 – 2008 2007 - 2008 2008 – 2009
: Ketua Orah raga Osis Tarbiyatul Mubtadi’in : Panitia PROPESA BEM Jurusan Akuntansi : Panitia Mapaba PMII : Bagian Humas PMII : Anggota Divisi Olahraga BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis
v
Lampiran 1 PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Didi Daus Sidik Amel Adelia Hendro Madsani Herdy Mami Arifin Rohman Windy Lukas Katto Faisal Cecep Iwan Aif Rifki Zaesudi Dede Basuki Tatang 76
Status K/2 Tk/0 K/0 K/0 K/1 K/3 K/2 K/1 K/0 K/0 K/1 K/0 K/2 K/2 K/2 K/2 K/2 K/0 K/0 K/1 K/1 K/1 K/1
Gaji Sebulan 2.666.666 4.500.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 4.000.000 5.000.000 2.750.000 1.500.000 1.208.333 2.157.500 1.750.000 2.500.000 1.250.000 1.250.000 1.500.000 2.500.000 1.833.333 3.000.000 1.166.666 1.666.666 2.083.333 1.583.333
Gaji Setahun 31.999.992 54.000.000 30.000.000 24.000.000 18.000.000 48.000.000 60.000.000 33.000.000 18.000.000 14.499.996 25.890.000 21.000.000 30.000.000 15.000.000 15.000.000 18.000.000 30.000.000 21.999.996 36.000.000 13.999.992 19.999.992 24.999.996 18.999.996
Lembur 195.000 195.000 182.000 130.000 123.500 143.000 149.500 97.500 97.500 97.500 97.500 110.500 130.000 156.000 143.000 136.500 123.500 123.500 97.500 117.000 104.000 156.000 162.500
Tunjangan Hadir 3.200.000 5.400.000 3.000.000 2.400.000 1.800.000 4.800.000 6.000.000 3.300.000 1.800.000 1.450.000 2.589.000 2.100.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 1.800.000 3.000.000 2.200.000 3.600.000 1.400.000 2.000.000 2.500.000 1.900.000
Tunjangan Makan 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
Tunjangan Transport 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
Tunjangan Jabatan 2.400.000 3.600.000 3.000.000 4.800.000 1.800.000 6.000.000 4.200.000 2.400.000 1.800.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 4.800.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 3.000.000 3.600.000 3.600.000 3.000.000 3.000.000 1.800.000 1.800.000
Total Penghasilan 44.034.992 69.435.000 42.422.000 37.570.000 27.963.500 65.183.000 76.589.500 45.037.500 27.937.500 24.087.496 37.216.500 31.850.500 44.170.000 24.696.000 25.283.000 28.576.500 42.363.500 34.163.496 49.537.500 24.756.992 31.343.992 35.695.996 29.102.496
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan) No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama Doni Slamet Jeki w Aji Firman Umam Sandi Fery Toto m Sunarja Sodik Deden Iman Karma Rival Yanto Iwan Ricky Wawan Dian Rina Titin 77
Status K/0 K/3 K/0 K/2 K/3 K/2 K/0 K/2 K/0 K/0 K/0 K/0 K/1 K/2 K/0 K/0 K/3 K/2 K/1 K/1 K/3 K/3
Gaji Sebulan 4.000.000 3.600.000 2.800.000 1.297.083 2.500.000 1.719.323 903.236 1.586.599 1.426.528 2.083.333 1.470.833 1.130.133 1.719.323 903.236 1.839.402 1.111.041 2.463.333 1.881.666 1.472.203 1.323.333 1.329.166 2.600.000
Gaji Setahun 48.000.000 43.200.000 33.600.000 15.564.996 30.000.000 20.631.876 10.838.832 19.039.188 17.118.336 24.999.996 17.649.996 13.561.596 20.631.876 10.838.832 22.072.824 13.332.492 29.559.996 22.579.992 17.666.436 15.879.996 15.949.992 31.200.000
Lembur 169.000 149.500 130.000 117.000 117.000 97.500 97.500 123.500 130.000 104.000 117.000 130.000 130.000 130.000 130.000 97.500 104.000 136.500 143.000 162.500 182.000 162.500
Tunjangan Hadir 4.800.000 4.320.000 3.360.000 1.556.500 3.000.000 1.346.100 1.945.690 2.063.188 1.083.883 1.903.918 1.711.834 2.500.000 1.765.000 1.356.160 2.207.282 1.333.250 2.956.000 2.258.000 1.766.644 1.588.000 1.595.000 3.120.000
Tunjangan Makan 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
Tunjangan Transport 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
Tunjangan Jabatan 4.800.000 4.800.000 3.600.000 1.800.000 6.000.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000 3.000.000 2.400.000 1.800.000 1.800.000 3.600.000
Total Penghasilan 64.009.000 58.709.500 46.930.000 25.278.496 45.357.000 30.115.476 21.522.022 29.865.876 26.372.219 35.647.914 28.118.830 24.831.596 31.166.876 20.364.992 33.050.106 22.803.242 41.259.996 34.214.492 28.216.080 25.670.496 25.766.992 44.322.500
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No
Nama
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66
Yayah Yuli Edward Leni Ayu Nani Mimi Fery Suhendi Rian Oman Saiful Bakrie Soleh Pendi Maman Rizki Budi Deni.k Devi Iman
78
Status K/1 K/2 K/1 K/2 K/3 K/2 K/1 K/1 K/3 K/3 K/3 K/1 K/1 K/3 K/2 K/1 K/1 K/1 K/2 K/0 K/0
Gaji Sebulan 2.916.666 1.519.973 1.600.000 1.908.906 1.291.462 1.666.666 1.496.711 2.916.666 2.483.333 2.000.000 1.250.000 1.878.408 1.575.000 2.500.000 2.671.666 1.398.333 1.124.166 2.583.333 1.945.491 1.706.462 1.583.333
Gaji Setahun 34.999.992 18.239.676 19.200.000 22.906.872 15.497.544 19.999.992 17.960.532 34.999.992 29.799.996 24.000.000 15.000.000 22.540.896 18.900.000 30.000.000 32.059.992 16.779.996 13.489.992 30.999.996 23.345.892 20.477.544 18.999.996
Lembur 136.500 130.000 130.000 123.500 97.500 97.500 97.500 97.500 97.500 130.000 110.500 156.000 162.500 149.500 136.500 136.500 104.000 143.000 143.000 156.000 97.500
Tunjangan Hadir 3.500.000 1.823.968 1.920.000 2.290.688 1.549.754 2.000.000 1.796.054 3.500.000 2.980.000 2.400.000 1.500.000 2.254.090 1.890.000 3.000.000 3.206.000 1.678.000 1.349.020 3.100.000 2.334.589 2.047.755 1.900.000
Tunjangan Makan 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
Tunjangan Transport 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
Tunjangan Jabatan 3.600.000 2.400.000 3.000.000 2.400.000 1.800.000 3.000.000 2.400.000 3.600.000 3.600.000 3.000.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 3.000.000 3.600.000 2.400.000 1.800.000 3.000.000 2.400.000 2.400.000 1.800.000
Total Penghasilan 48.476.492 28.833.644 30.490.000 33.961.060 25.184.798 31.337.492 28.494.086 48.437.492 42.717.496 35.770.000 24.650.500 33.590.986 29.592.500 42.389.500 45.242.492 27.234.496 22.983.012 43.482.996 34.463.481 31.321.299 29.037.496
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
79
Nama Zami Lukman Ade Pandi Danu Jaelani Maya Usman Lucki Salim Asep Aris Azis Parto
Status K/3 K/1 K/2 K/3 K/1 K/1 K/2 K/0 Tk/0 K/1 K/1 Tk/0 K/0 Tk/0
Gaji Sebulan 2.352.162 575.590 1.861.180 2.500.000 1.250.000 1.066.391 1.142.058 1.000.000 1.250.000 1.250.000 948.750 1.300.000 1.100.000 950.000
Gaji Setahun 28.225.944 6.907.080 22.334.160 30.000.000 15.000.000 12.796.692 13.704.696 12.000.000 15.000.000 15.000.000 11.385.000 15.600.000 13.200.000 11.400.000
Lembur 97.500 97.500 175.500 188.500 175.500 136.500 97.500 97.500 117.000 130.000 149.500 136.500 156.000 97.500
Tunjangan Hadir
Tunjangan Makan
Tunjangan Transport
Tunjangan Jabatan
Total Penghasilan
2.822.594 1.690.708 2.233.416 3.000.000 1.500.000 1.279.670 1.370.470 1.200.000 1.500.000 1.500.000 1.138.500 1.560.000 1.320.000 1.140.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
2.400.000 1.800.000 2.400.000 3.000.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 2.400.000 1.800.000 3.000.000 3.000.000 2.400.000
39.786.038 16.735.288 33.383.076 42.428.500 24.715.500 22.252.862 23.212.666 21.337.500 24.657.000 25.270.000 20.713.000 26.536.500 23.916.000 21.277.500
Lampiran 2
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN UPAH TENAGA HARIAN LEPAS TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
1
Bintang
K/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
Total Penghasilan Setahun 20,280,000
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kamelia Cika Yuyun Eli Indah Indar Padilah Tuti.t Erna Putra Fitri Hesti Lisna
K/1 K/2 K/1 K/1 K/1 TK/0 K/2 K/0 Tk/0 K/1 K/2 K/2 K/0
1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000
1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000
No
80
Nama
Status
Upah Sebulan
Upah Setahun
Tunjangan Makan
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN UPAH TENAGA HARIAN LEPAS TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan ) No 15 16 17 18 19 21 22 23 24 25 26 27 28
81
Nama Linda Weny Zahro Fuji Lala Egi.m Himelda Taufan Enda Hakim Reza Aan k imam
Status
Upah Sebulan
K/0 K/0 K/1 K/1 K/1 K/2 TK/0 TK/0 K/2 K/1 K/2 TK/0 K/2
1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
Upah Setahun 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000
Tunjangan Makan 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
Total Penghasilan Setahun 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000
Lampiran 3 PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan ) No
Nama
Status
Gaji
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Bruto
Biaya
Neto
Setahun
Hadir
Makan
Transport
Jabatan
Setahun
Jabatan
Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 Setahun
1
Didi
K/2
32,000,000
3,200,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
43,840,000
2,192,000
41,648,000
19,800,000
21,848,000
1,092,400
2
Daus
Tk/0
54,000,000
5,400,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
69,240,000
3,462,000
65,778,000
15,840,000
49,938,000
2,496,900
3
Sidik
K/0
30,000,000
3,000,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
42,240,000
2,112,000
40,128,000
17,160,000
22,968,000
1,148,400
4
Amel
K/0
24,000,000
2,400,000
3,120,000
3,120,000
4,800,000
37,440,000
1,872,000
35,568,000
17,160,000
18,408,000
920,400
5 6
Adelia Hendro
K/1 K/3
18,000,000 48,000,000
1,800,000 4,800,000
3,120,000 3,120,000
3,120,000 3,120,000
1,800,000 6,000,000
27,840,000 65,040,000
1,392,000 3,252,000
26,448,000 61,788,000
18,480,000 21,120,000
7,968,000 40,668,000
398,400 2,033,400
7
Madsani
K/2
50,000,000
6,000,000
3,120,000
3,120,000
4,200,000
66,440,000
3,322,000
63,118,000
19,800,000
43,318,000
2,165,900
8
Herdy
K/1
33,000,000
3,300,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
44,940,000
2,247,000
42,693,000
18,480,000
24,213,000
1,210,650
9
Mami
K/0
18,000,000
1,800,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
27,840,000
1,392,000
26,448,000
17,160,000
9,288,000
464,400
10
Arifin
K/0
14,500,000
1,450,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
23,990,000
1,199,500
22,790,500
17,160,000
5,630,500
281,525
11
Rohman
K/1
25,890,000
2,589,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
37,119,000
1,855,950
35,263,050
18,480,000
16,783,050
839,153
12
Windy
K/0
21,000,000
2,100,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
31,740,000
1,587,000
30,153,000
17,160,000
12,993,000
649,650
13
Lukas
K/2
30,000,000
3,000,000
3,120,000
3,120,000
4,800,000
44,040,000
2,202,000
41,838,000
19,800,000
22,038,000
1,101,900
14
Katto
K/2
15,000,000
1,500,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
24,540,000
1,227,000
23,313,000
19,800,000
3,513,000
175,650
15
Faisal
K/2
15,000,000
1,500,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
25,140,000
1,257,000
23,883,000
19,800,000
4,083,000
204,150
16
Cecep
K/2
18,000,000
1,800,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
28,440,000
1,422,000
27,018,000
19,800,000
7,218,000
360,900
17
Iwan
K/2
30,000,000
3,000,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
42,240,000
2,112,000
40,128,000
18,480,000
21,648,000
1,082,400
18
Aif
K/0
22,000,000
2,200,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
34,040,000
1,702,000
32,338,000
17,160,000
15,178,000
758,900
19
Rifki
K/0
36,000,000
3,600,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
49,440,000
2,472,000
46,968,000
17,160,000
29,808,000
1,490,400
20
Zaesudi
K/1
14,000,000
1,400,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
24,640,000
1,232,000
23,408,000
18,480,000
4,928,000
246,400
82
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan ) No
Nama
Status
Gaji
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Bruto
Biaya
Neto
Setahun
Hadir
Makan
Transport
Jabatan
Setahun
Jabatan
Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 Setahun
21
Dede
K/1
20,000,000
2,000,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
31,240,000
1,562,000
29,678,000
18,480,000
11,198,000
559,900
22
Basuki
K/1
25,000,000
2,500,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
35,540,000
1,777,000
33,763,000
18,480,000
15,283,000
764,150
23
Tatang
K/1
19,000,000
1,900,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
28,940,000
1,447,000
27,493,000
18,480,000
9,013,000
450,650
24
Doni
K/0
48,000,000
4,800,000
3,120,000
3,120,000
4,800,000
63,840,000
3,192,000
60,648,000
17,160,000
43,488,000
2,174,400
25
Slamet
K/3
43,200,000
4,320,000
3,120,000
3,120,000
4,800,000
58,560,000
2,928,000
55,632,000
21,120,000
34,512,000
1,725,600
26
Jeki w
K/0
33,600,000
3,360,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
46,800,000
2,340,000
44,460,000
17,160,000
27,300,000
1,365,000
27
Aji
K/2
15,565,000
1,556,500
3,120,000
3,120,000
1,800,000
25,161,500
1,258,075
23,903,425
19,800,000
4,103,425
205,171
28
Firman
K/3
30,000,000
3,000,000
3,120,000
3,120,000
6,000,000
45,240,000
2,262,000
42,978,000
21,120,000
21,858,000
1,092,900
29
Umam
K/2
13,461,000
1,346,100
3,120,000
3,120,000
1,800,000
22,847,100
1,142,355
21,704,745
19,800,000
1,904,745
95,237
30
Sandi
K/0
19,456,902
1,945,690
3,120,000
3,120,000
2,400,000
30,042,592
1,502,130
28,540,462
17,160,000
11,380,462
569,023
31
Fery
K/2
20,631,880
2,063,188
3,120,000
3,120,000
2,400,000
31,335,068
1,566,753
29,768,315
19,800,000
9,968,315
498,416
32
Toto m
K/0
10,838,839
1,083,883
3,120,000
3,120,000
1,800,000
19,962,722
998,136
18,964,586
17,160,000
1,804,586
90,229
33
Sunarja
K/0
19,039,189
1,903,918
3,120,000
3,120,000
2,400,000
29,583,107
1,479,155
28,103,952
17,160,000
10,943,952
547,198
34
Sodik
K/0
17,118,343
1,711,834
3,120,000
3,120,000
2,400,000
27,470,177
1,373,509
26,096,668
17,160,000
8,936,668
446,833
35
Deden
K/0
25,000,000
2,500,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
36,140,000
1,807,000
34,333,000
17,160,000
17,173,000
858,650
36
Iman
K/1
17,650,000
1,765,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
28,055,000
1,402,750
26,652,250
18,480,000
8,172,250
408,613
37
Karma
K/2
13,561,603
1,356,160
3,120,000
3,120,000
1,800,000
22,957,763
1,147,888
21,809,875
19,800,000
2,009,875
100,494
38
Rival
K/0
22,072,827
2,207,282
3,120,000
3,120,000
2,400,000
32,920,109
1,646,005
31,274,104
17,160,000
14,114,104
705,705
39
Yanto
K/0
13,332,500
1,333,250
3,120,000
3,120,000
1,800,000
22,705,750
1,135,288
21,570,463
17,160,000
4,410,463
220,523
83
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No 40
Nama Iwan
Status K/3
Gaji
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Bruto
Biaya
Neto
Setahun
Hadir
Makan
Transport
Jabatan
Setahun
Jabatan
Setahun
2,956,000
3,120,000
2,400,000
41,156,000
2,057,800
39,098,200
21,120,000
17,978,200
898,910
1,703,900
32,374,100
19,800,000
12,574,100
628,705
29,560,000
3,120,000
PTKP
PKP
PPh 21 Setahun
41
Ricky
K/2
22,580,000
2,258,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
34,078,000
42
Wawan
K/1
17,666,440
1,766,644
3,120,000
3,120,000
2,400,000
28,073,084
1,403,654
26,669,430
18,480,000
8,189,430
409,471
43
Dian
K/1
15,880,000
1,588,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
25,508,000
1,275,400
24,232,600
18,480,000
5,752,600
287,630
44
Rina
K/3
15,950,000
1,595,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
25,585,000
1,279,250
24,305,750
21,120,000
3,185,750
159,288
45
Titin
K/3
31,200,000
3,120,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
44,160,000
2,208,000
41,952,000
21,120,000
20,832,000
1,041,600
46
Yayah
K/1
35,000,000
3,500,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
48,340,000
2,417,000
45,923,000
18,480,000
27,443,000
1,372,150
47
Yuli
K/2
18,239,682
1,823,968
3,120,000
3,120,000
2,400,000
28,703,650
1,435,183
27,268,468
19,800,000
7,468,468
373,423
48
Edward
K/1
19,200,000
1,920,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
30,360,000
1,518,000
28,842,000
18,480,000
10,362,000
518,100
49
Leni
K/2
22,906,881
2,290,688
3,120,000
3,120,000
2,400,000
33,837,569
1,691,878
32,145,691
19,800,000
12,345,691
617,285
50
Ayu
K/3
15,497,545
1,549,754
3,120,000
3,120,000
1,800,000
25,087,299
1,254,365
23,832,934
21,120,000
2,712,934
135,647
51
Nani
K/2
20,000,000
2,000,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
31,240,000
1,562,000
29,678,000
19,800,000
9,878,000
493,900
52
Mimi
K/1
17,960,540
1,796,054
3,120,000
3,120,000
2,400,000
28,396,594
1,419,830
26,976,764
18,480,000
8,496,764
424,838
53
Fery
K/1
35,000,000
3,500,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
48,340,000
2,417,000
45,923,000
18,480,000
27,443,000
1,372,150
54
Suhendi
K/3
29,800,000
2,980,000
3,120,000
3,120,000
3,600,000
42,620,000
2,131,000
40,489,000
21,120,000
19,369,000
968,450
55
Rian
K/3
24,000,000
2,400,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
35,640,000
1,782,000
33,858,000
21,120,000
12,738,000
636,900
56
Oman
K/3
15,000,000
1,500,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
24,540,000
1,227,000
23,313,000
21,120,000
2,193,000
109,650
57
Saiful
K/1
22,540,900
2,254,090
3,120,000
3,120,000
2,400,000
33,434,990
1,671,750
31,763,241
18,480,000
13,283,241
664,162
84
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan ) Tunjangan Hadir
Tunjangan Makan
Tunjangan Transport
Tunjangan Jabatan
18,900,000
1,890,000
3,120,000
3,120,000
30,000,000
3,000,000
3,120,000
3,120,000
K/2
32,060,000
3,206,000
3,120,000
K/1
16,780,000
1,678,000
3,120,000
Rizki
K/1
13,490,200
1,349,020
63
Budi
K/1
31,000,000
64
Deni.k
K/2
23,345,895
65
Devi
K/0
66
Iman
67
Zami
68
No
Nama
Status
Gaji
58 59
Bakrie
K/1
Soleh
K/3
60
Pendi
61
Maman
62
Bruto
Biaya
Neto
PTKP
2,400,000
29,430,000
1,471,500
27,958,500
18,480,000
9,478,500
473,925
3,000,000
42,240,000
2,112,000
40,128,000
21,120,000
19,008,000
950,400
3,120,000
3,600,000
45,106,000
2,255,300
42,850,700
19,800,000
23,050,700
1,152,535
3,120,000
2,400,000
27,098,000
1,354,900
25,743,100
18,480,000
7,263,100
363,155
3,120,000
3,120,000
1,800,000
22,879,220
1,143,961
21,735,259
18,480,000
3,255,259
162,763
3,100,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
43,340,000
2,167,000
41,173,000
18,480,000
22,693,000
1,134,650
2,334,589
3,120,000
3,120,000
2,400,000
34,320,484
1,716,024
32,604,460
19,800,000
12,804,460
640,223
20,477,551
2,047,755
3,120,000
3,120,000
2,400,000
31,165,306
1,558,265
29,607,041
17,160,000
12,447,041
622,352
K/0
19,000,000
1,900,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
28,940,000
1,447,000
27,493,000
17,160,000
10,333,000
516,650
K/3
28,225,945
2,822,594
3,120,000
3,120,000
2,400,000
39,688,539
1,984,427
37,704,112
21,120,000
16,584,112
829,206
Lukman
K/1
16,907,089
1,690,708
3,120,000
3,120,000
1,800,000
26,637,797
1,331,890
25,305,907
18,480,000
6,825,907
341,295
69 70
Ade Pandi
K/2 K/3
22,334,166 30,000,000
2,233,416 3,000,000
3,120,000 3,120,000
3,120,000 3,120,000
2,400,000 3,000,000
33,207,582 42,240,000
1,660,379 2,112,000
31,547,203 40,128,000
19,800,000 21,120,000
11,747,203 19,008,000
587,360 950,400
71
Danu
K/1
15,000,000
1,500,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
24,540,000
1,227,000
23,313,000
17,160,000
6,153,000
307,650
72
Jaelani
K/1
12,796,700
1,279,670
3,120,000
3,120,000
1,800,000
22,116,370
1,105,819
21,010,552
18,480,000
2,530,552
126,528
73
Maya
K/2
13,704,705
1,370,470
3,120,000
3,120,000
1,800,000
23,115,175
1,155,759
21,959,416
19,800,000
2,159,416
107,971
74
Usman
K/0
12,000,000
1,200,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
21,240,000
1,062,000
20,178,000
17,160,000
3,018,000
150,900
75
Lucki
Tk/0
15,000,000
1,500,000
3,120,000
3,120,000
1,800,000
24,540,000
1,227,000
23,313,000
15,840,000
7,473,000
373,650
76
Salim
K/1
15,000,000
1,500,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
25,140,000
1,257,000
23,883,000
18,480,000
5,403,000
270,150
77
Asep
K/1
11,385,000
1,138,500
3,120,000
3,120,000
1,800,000
20,563,500
1,028,175
19,535,325
18,480,000
1,055,325
52,766
78
Aris
Tk/0
15,600,000
1,560,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
26,400,000
1,320,000
25,080,000
15,840,000
9,240,000
462,000
79
Azis
K/0
13,200,000
1,320,000
3,120,000
3,120,000
3,000,000
23,760,000
1,188,000
22,572,000
17,160,000
5,412,000
270,600
80
Parto
Tk/0
11,400,000
1,140,000
3,120,000
3,120,000
2,400,000
21,180,000
1,059,000
20,121,000
15,840,000
4,281,000
214,050
85
PKP
PPh 21
86
Lampiran 4
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan ) No
Nama
Status
Upah
Upah
Tunjangan
Neto
Sebulan
Setahun
Makan
Setahun
PTKP
PKP
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
Setahun
Sebulan
1
Bintang
K/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
17,160,000
3,120,000
156,000
13,000
2
Kamelia
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
3
Cika
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
4
Yuyun
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
5
Eli
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
6
Indah
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
7
Indar
TK/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
15,840,000
4,440,000
222,000
18,500
8
Padilah
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
9
Tuti.t
K/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
17,160,000
3,120,000
156,000
13,000
10
Erna
Tk/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
15,840,000
4,440,000
222,000
18,500
11
Putra
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
12
Fitri
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
13
Hesti
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
14
Lisna
K/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
17,160,000
3,120,000
156,000
13,000
86
PT. HIKERTA PRATAMA PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan ) No
Nama
Status
Upah
Upah
Tunjangan
Neto
Sebulan
Setahun
Makan
Setahun
PTKP
PKP
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
Setahun
Sebulan
15
Linda
K/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
17,160,000
3,120,000
156,000
13,000
16
Weny
K/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
17,160,000
3,120,000
156,000
13,000
17
Zahro
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
18
Fuji
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
19
Lala
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
18,480,000
1,800,000
90,000
7,500
20
Karmila
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
21
Egi.m
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
22
Himelda
TK/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
15,840,000
4,440,000
222,000
18,500
23
Taufan
TK/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
15,840,000
4,440,000
222,000
18,500
24
Enda
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
25
Hakim
K/1
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
15,840,000
4,440,000
222,000
18,500
26
Reza
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
27
Aan k
TK/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
15,840,000
4,440,000
222,000
18,500
28
Imam
K/2
1,560,000
18,720,000
1,560,000
20,280,000
19,800,000
480,000
24,000
2,000
87
Lampiran 5 PENULIS PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 ) No
Nama
Status
1
Didi
K/2
2
Daus
Tk/0
3
Sidik
K/0
4
Amel
K/0
5
Adelia
K/1
6
Hendro
K/3
7
Madsani
K/2
8
Herdy
K/1
9
Mami
K/0
10
Arifin
K/0
11
Rohman
K/1
12
Windy
K/0
13
Lukas
K/2
14
Katto
K/2
15
Faisal
K/2
16
Cecep
K/2
17
Iwan
K/2
18
Aif
K/0
19 20
Rifki Zaesudi
K/0 K/1
88
Gaji Setahun
32.000.000 54.000.000 30.000.000 24.000.000 18.000.000 48.000.000 50.000.000 33.000.000 18.000.000 14.500.000 25.890.000 21.000.000 30.000.000 15.000.000 15.000.000 18.000.000 30.000.000 22.000.000 36.000.000 14.000.000
Lembur
195.000 195.000 182.000 130.000 123.500 143.000 149.500 97.500 97.500 97.500 97.500 110.500 130.000 156.000 143.000 136.500 123.500 123.500 97.500 117.000
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Bruto
Biaya
Neto
Hadir
Makan
Transport
Jabatan
Setahun
Jabatan
Setahun
3.200.000 5.400.000 3.000.000 2.400.000 1.800.000 4.800.000 6.000.000 3.300.000 1.800.000 1.450.000 2.589.000 2.100.000 3.000.000 1.500.000 1.500.000 1.800.000 3.000.000 2.200.000 3.600.000 1.400.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
2.400.000 3.600.000 3.000.000 4.800.000 1.800.000 6.000.000 4.200.000 2.400.000 1.800.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 4.800.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 3.000.000 3.600.000 3.600.000 3.000.000
44.035.000 69.435.000 42.422.000 37.570.000 27.963.500 65.183.000 66.589.500 45.037.500 27.937.500 24.087.500 37.216.500 31.850.500 44.170.000 24.696.000 25.283.000 28.576.500 42.363.500 34.163.500 49.537.500 24.757.000
2.201.750 3.471.750 2.121.100 1.878.500 1.398.175 3.259.150 3.329.475 2.251.875 1.396.875 1.204.375 1.860.825 1.592.525 2.208.500 1.234.800 1.264.150 1.428.825 2.118.175 1.708.175 2.476.875 1.237.850
41.833.250 65.963.250 40.300.900 35.691.500 26.565.325 61.923.850 63.260.025 42.785.625 26.540.625 22.883.125 35.355.675 30.257.975 41.961.500 23.461.200 24.018.850 27.147.675 40.245.325 32.455.325 47.060.625 23.519.150
PTKP
PKP
19.800.000 15.840.000 17.160.000 17.160.000 18.480.000 21.120.000 19.800.000 18.480.000 17.160.000 17.160.000 18.480.000 17.160.000 19.800.000 19.800.000 19.800.000 19.800.000 18.480.000 17.160.000 17.160.000 18.480.000
22.033.250 50.123.250 23.140.900 18.531.500 8.085.325 40.803.850 43.460.025 24.305.625 9.380.625 5.723.125 16.875.675 13.097.975 22.161.500 3.661.200 4.218.850 7.347.675 21.765.325 15.295.325 29.900.625 5.039.150
PPh 21 Setahun
1.101.663 2.506.163 1.157.045 926.575 404.266 2.040.192 2.173.001 1.215.281 469.031 286.156 843.784 654.899 1.108.075 183.060 210.943 367.384 1.088.266 764.766 1.495.031 251.958
PENULIS PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 ) No
Nama
Status
21
Dede
K/1
22
Basuki
K/1
23
Tatang
K/1
24
Doni
K/0
25
Slamet
K/3
26
Jeki w
K/0
27
Aji
K/2
28
Firman
K/3
29
Umam
K/2
30
Sandi
K/0
31
Fery
K/2
32
Toto m
K/0
33
Sunarja
K/0
34
Sodik
K/0
35
Deden
K/0
36
Iman
K/1
37
Karma
K/2
38
Rival
K/0
39
Yanto
K/0
40
Iwan
K/3
89
Gaji Setahun
20.000.000 25.000.000 19.000.000 48.000.000 43.200.000 33.600.000 15.565.000 30.000.000 13.461.000 19.456.902 20.631.880 10.838.839 19.039.189 17.118.343 25.000.000 17.650.000 13.561.603 22.072.827 13.332.500 29.560.000
Lembur
104.000 156.000 162.500 169.000 149.500 130.000 117.000 117.000 97.500 97.500 123.500 130.000 104.000 117.000 130.000 130.000 130.000 130.000 97.500 104.000
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Bruto
Biaya
Neto
Hadir
Makan
Transport
Jabatan
Setahun
Jabatan
Setahun
2.000.000 2.500.000 1.900.000 4.800.000 4.320.000 3.360.000 1.556.500 3.000.000 1.346.100 1.945.690 2.063.188 1.083.883 1.903.918 1.711.834 2.500.000 1.765.000 1.356.160 2.207.282 1.333.250 2.956.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.000.000 1.800.000 1.800.000 4.800.000 4.800.000 3.600.000 1.800.000 6.000.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000
31.344.000 35.696.000 29.102.500 64.009.000 58.709.500 46.930.000 25.278.500 45.357.000 22.944.600 30.140.092 31.458.568 20.092.722 29.687.107 27.587.177 36.270.000 28.185.000 23.087.763 33.050.109 22.803.250 41.260.000
1.567.200 1.784.800 1.455.125 3.200.450 2.935.475 2.346.500 1.263.925 2.267.850 1.147.230 1.507.005 1.572.928 1.004.636 1.484.355 1.379.359 1.813.500 1.409.250 1.154.388 1.652.505 1.140.163 2.063.000
29.776.800 33.911.200 27.647.375 60.808.550 55.774.025 44.583.500 24.014.575 43.089.150 21.797.370 28.633.087 29.885.640 19.088.086 28.202.752 26.207.818 34.456.500 26.775.750 21.933.375 31.397.604 21.663.088 39.197.000
PTKP
PKP
18.480.000 18.480.000 18.480.000 17.160.000 21.120.000 17.160.000 19.800.000 21.120.000 19.800.000 17.160.000 19.800.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 17.160.000 18.480.000 19.800.000 17.160.000 17.160.000 21.120.000
11.296.800 15.431.200 9.167.375 43.648.550 34.654.025 27.423.500 4.214.575 21.969.150 1.997.370 11.473.087 10.085.640 1.928.086 11.042.752 9.047.818 17.296.500 8.295.750 2.133.375 14.237.604 4.503.088 18.077.000
PPh 21 Setahun
564.840 771.560 458.369 2.182.428 1.732.701 1.371.175 210.729 1.098.458 99.869 573.654 504.282 96.404 552.138 452.391 864.825 414.788 106.669 711.880 225.154 903.850
PENULIS PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 ) No
Nama
Status
41
Ricky
K/2
42
Wawan
K/1
43
Dian
K/1
44
Rina
K/3
45
Titin
K/3
46
Yayah
K/1
47
Yuli
K/2
48
Edward
K/1
49
Leni
K/2
50
Ayu
K/3
51
Nani
K/2
52
Mimi
K/1
53
Fery
K/1
54
Suhendi
K/3
55
Rian
K/3
56
Oman
K/3
57
Saiful
K/1
58
Bakrie
K/1
59
Soleh
K/3
60
Pendi
K/2
90
Gaji Setahun
22.580.000 17.666.440 15.880.000 15.950.000 31.200.000 35.000.000 18.239.682 19.200.000 22.906.881 15.497.545 20.000.000 17.960.540 35.000.000 29.800.000 24.000.000 15.000.000 22.540.900 18.900.000 30.000.000 32.060.000
Lembur
136.500 143.000 162.500 182.000 162.500 136.500 130.000 130.000 123.500 97.500 97.500 97.500 97.500 97.500 130.000 110.500 156.000 162.500 149.500 136.500
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Tunjangan
Bruto
Biaya
Neto
Hadir
Makan
Transport
Jabatan
Setahun
Jabatan
Setahun
2.258.000 1.766.644 1.588.000 1.595.000 3.120.000 3.500.000 1.823.968 1.920.000 2.290.688 1.549.754 2.000.000 1.796.054 3.500.000 2.980.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.000.000 2.400.000 1.800.000 1.800.000 3.600.000 3.600.000 2.400.000 3.000.000 2.400.000 1.800.000 3.000.000 2.400.000 3.600.000 3.600.000
34.214.500 28.216.084 25.670.500 25.767.000 44.322.500 48.476.500 28.833.650 30.490.000 33.961.069 25.184.799 31.337.500 28.494.094 48.437.500 42.717.500
1.710.725 1.410.804 1.283.525 1.288.350 2.216.125 2.423.825 1.441.683 1.524.500 1.698.053 1.259.240 1.566.875 1.424.705 2.421.875 2.135.875
2.400.000 1.500.000 2.254.090 1.890.000 3.000.000 3.206.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.000.000 1.800.000 2.400.000 2.400.000 3.000.000 3.600.000
35.770.000 24.650.500 33.590.990 29.592.500 42.389.500 45.242.500
1.788.500 1.232.525 1.679.550 1.479.625 2.119.475 2.262.125
PPh 21
PTKP
PKP
32.503.775 26.805.280 24.386.975 24.478.650 42.106.375 46.052.675 27.391.968 28.965.500 32.263.016 23.925.559 29.770.625 27.069.389 46.015.625 40.581.625
19.800.000 18.480.000 18.480.000 21.120.000 21.120.000 18.480.000 19.800.000 18.480.000 19.800.000 21.120.000 19.800.000 18.480.000 18.480.000 21.120.000
12.703.775 8.325.280 5.906.975 3.358.650 20.986.375 27.572.675 7.591.968 10.485.500 12.463.016 2.805.559 9.970.625 8.589.389 27.535.625 19.461.625
635.189 416.264 295.349 167.933 1.049.319 1.378.634 379.598 524.275 623.151 140.278 498.531 429.469 1.376.781 973.081
33.981.500 23.417.975 31.911.441 28.112.875 40.270.025 42.980.375
21.120.000 21.120.000 18.480.000 18.480.000 21.120.000 19.800.000
14.220.000 3.452.700 15.061.641 11.331.000 20.712.300 24.606.800
711.000 172.635 753.082 566.550 1.035.615 1.230.340
Setahun
PENULIS PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP TAHUN 2009 (Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 ) No
Nama
Status
61
Maman
K/1
62
Rizki
K/1
63
Budi
K/1
64
Deni.k
K/2
65
Devi
K/0
66
Iman
K/0
67
Zami
K/3
68
Lukman
K/1
69
Ade
K/2
70
Pandi
K/3
71
Danu
K/1
72
Jaelani
K/1
73
Maya
K/2
74
Usman
K/0
75
Lucki
Tk/0
76
Salim
K/1
77
Asep
K/1
78
Aris
Tk/0
79
Azis
K/0
80
Parto
Tk/0
91
Gaji Setahun
Lembur
Tunjangan Hadir
Tunjangan Makan
Tunjangan Transport
Tujnjangan Jabatan
16.780.000 13.490.200 31.000.000 23.345.895 20.477.551 19.000.000 28.225.945 16.907.089 22.334.166 30.000.000 15.000.000 12.796.700 13.704.705 12.000.000 15.000.000 15.000.000 11.385.000 15.600.000 13.200.000 11.400.000
136.500 104.000 143.000 143.000 156.000 97.500 97.500 97.500 175.500 188.500 175.500 136.500 97.500 97.500 117.000 130.000 149.500 136.500 156.000 97.500
1.678.000 1.349.020 3.100.000 2.334.589 2.047.755 1.900.000 2.822.594 1.690.708 2.233.416 3.000.000 1.500.000 1.279.670 1.370.470 1.200.000 1.500.000 1.500.000 1.138.500 1.560.000 1.320.000 1.140.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000 3.120.000
2.400.000 1.800.000 3.000.000 2.400.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000 1.800.000 2.400.000 3.000.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 2.400.000 1.800.000 3.000.000 3.000.000 2.400.000
Bruto Setahun
Biaya Jabatan
Neto Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 Terutang
27.234.500 22.983.220 43.483.000 34.463.484 31.321.306 29.037.500 39.786.039 26.735.297 33.383.082 42.428.500 24.715.500 22.252.870 23.212.675 21.337.500 24.657.000 25.270.000 20.713.000 26.536.500 23.916.000 21.277.500
1.361.725 1.149.161 2.174.150 1.723.174 1.566.065 1.451.875 1.989.302 1.336.765 1.669.154 2.121.425 1.235.775 1.112.644 1.160.634 1.066.875 1.232.850 1.263.500 1.035.650 1.326.825 1.195.800 1.063.875
25.872.775 21.834.059 41.308.850 32.740.310 29.755.241 27.585.625 37.796.737 25.398.532 31.713.928 40.307.075 23.479.725 21.140.227 22.052.041 20.270.625 23.424.150 24.006.500 19.677.350 25.209.675 22.720.200 20.213.625
18.480.000 18.480.000 18.480.000 19.800.000 17.160.000 17.160.000 21.120.000 18.480.000 19.800.000 21.120.000 17.160.000 18.480.000 19.800.000 17.160.000 15.840.000 18.480.000 18.480.000 15.840.000 17.160.000 15.840.000
8.819.200 4.440.859 24.323.200 14.434.660 14.225.441 11.444.500 17.695.612 7.937.407 13.747.903 21.156.900 8.153.700 4.086.652 3.270.916 4.129.500 8.806.800 6.885.000 2.759.625 10.796.100 7.190.400 5.392.500
440.960 222.043 1.216.160 721.733 711.272 572.225 884.781 396.870 687.395 1.057.845 407.685 204.333 163.546 206.475 440.340 344.250 137.981 539.805 359.520 269.625
Lampiran 6
PENULIS PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )
No
92
Nama
Status
Upah Sebulan
Upah Setahun
Tunjangan Makan
Neto Setahun
PTKP
PKP
PPh Pasal 21 Setahun
PPh Pasal 21 Sebulan
1
Bintang
K/0
1,560,000
18,720,000
1,560,000 20,280,000
17,160,000
3,120,000
156,000
13,000
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kamelia Cika Yuyun Eli Indah Indar Padilah Tuti.t Erna Putra Fitri Hesti Lisna
K/1 K/2 K/1 K/1 K/1 TK/0 K/2 K/0 Tk/0 K/1 K/2 K/2 K/0
1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000
1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
18,480,000 19,800,000 18,480,000 18,480,000 18,480,000 15,840,000 19,800,000 17,160,000 15,840,000 18,480,000 19,800,000 19,800,000 17,160,000
1,800,000 480,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 4,440,000 480,000 3,120,000 4,440,000 1,800,000 480,000 480,000 3,120,000
90,000 24,000 90,000 90,000 90,000 222,000 24,000 156,000 222,000 90,000 24,000 24,000 156,000
7,500 2,000 7,500 7,500 7,500 18,500 2,000 13,000 18,500 7,500 2,000 2,000 13,000
20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000
PENULIS PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS TAHUN 2009 ( Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )
No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
93
Nama Linda Weny Zahro Fuji Lala Karmila Egi.m Himelda Taufan Enda Hakim Reza Aan k Imam
Status K/0 K/0 K/1 K/1 K/1 K/2 K/2 TK/0 TK/0 K/2 K/1 K/2 TK/0 K/2
Upah Sebulan 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
Upah Setahun 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000 18,720,000
Tunjangan Makan 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000 1,560,000
Neto Setahun
PTKP
20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000 20,280,000
17,160,000 17,160,000 18,480,000 18,480,000 18,480,000 19,800,000 19,800,000 15,840,000 15,840,000 19,800,000 15,840,000 19,800,000 15,840,000 19,800,000
PKP 3,120,000 3,120,000 1,800,000 1,800,000 1,800,000 480,000 480,000 4,440,000 4,440,000 480,000 4,440,000 480,000 4,440,000 480,000
PPh Pasal 21 Setahun
PPh Pasal 21 Sebulan
156,000 156,000 90,000 90,000 90,000 24,000 24,000 222,000 222,000 24,000 222,000 24,000 222,000 24,000
13,000 13,000 7,500 7,500 7,500 2,000 2,000 18,500 18,500 2,000 18,500 2,000 18,500 2,000
5. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI PT. HIKERTA PRATAMA Board of director President Director Vice President Director Director
General Manager
advisor
Ppc Chief
Press Part chief
Production Manager
EDP Chief
Filter Chief
Procerement Mgr
Technical Manager
Maintenance Chief
Prod.Eng Chief
QA/QC Chief
Purchasing Chief
Engineering Chief
Gambar 4.1 45
Warehouse chief
Finance dan Adm.Mgr
Finance/CC Chief
Marketing Mgr
Pga chief
Accounting chief