Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN EDISI IV - 2014
2 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
dariredaksi
Korban Narkoba Harus Diselamatkan Pelindung DR. Anang Iskandar, SiK,SH,MH Penasehat Drs. Nicolaus Eko Riwayanto, PGD, MSc Drs. Sulistyono, M.Si
Dewan pengarah Yappi Wilem Manafe, SH Drs. V. Sambudiyono, MM dr. Diah Setia Utami SpKJ, MARS Drs. Deddy Fauzi Elhakim Charles Victor Sitorus Drs. Ahwil Luthan Dewan Redaksi Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si, Ir. Eswe Andrisias Tanpas, DR. Sulastiana, SIP, SH, M.Si, Adikta Suryaputra, SH. Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si Redaktur Pelaksana Eswe Andrisias Tanpas Redaktur DR. Sulastiana, SIP, SH, M.Si Adikta Suryaputra, SH Reporter Ari L, Vidya, Budi, FOTOGRAFER Iyan Fauzi Alamat Redaksi Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Jl. MT. Haryono No. 11, Cawang, Jakarta Timur Telp. 021 - 80871556, 80871557 Fax. 021 - 80852525, 80871591, 80871592 Design Grafis/Layout tanpas design Percetakan CV. Viva Tanpas
Majalah SINAR bisa diunduh di www.indonesiabergegas.com
H
ari Anti Narkoba Internasional (HANI) setiap tanggal 26 Juni, selalu diperingati oleh bangsa-bangsa di dunia. Peringatan ini sebagai bentuk keprihatinan kita terhadap permasalahan narkoba di dunia yang belum dapat diselesaikan dan hanya dapat ditahan, sehingga sangat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tema HANI tahun 2014 ini adalah: drug use disorder are preventable and treatable, (pengguna narkoba dapat dicegah dan direhabilitasi). Tema ini mengandung makna bahwa pengguna narkoba adalah orang yang sakit, mereka membutuhkan bantuan kita semua untuk berhenti dari kebiasaan mengkonsumsi narkoba, dan membutuhkan rehabilitasi. Dengan harapan, mereka dapat kembali melaksanakan fungsi sebagai anggota masyarakat secara normal, mereka berhak memperoleh kehidupan yang sehat. Tema yang sangat inspiratif ini diharapkan dapat menggerakan dan mendorong segenap komponen bangsa dalam rangka menyelamatkan pengguna narkoba, mereka dapat dicegah agar jumlahnya tidak bertambah, mereka juga dapat direhabilitasi agar demand (permintaan) narkoba dapat menurun, ditambah dengan upaya penindakan terhadap para pengedar secara agresif, diharapkan berdampak pula pada menurunnya supply (peredarannya) narkoba di Indonesia. Hari Anti Narkoba Internasional merupakan momentum penting untuk membangun paradigma dan komitmen masyarakat dalam perang melawan narkoba. Oleh karena itu salah satu dimensi penting yang harus menjadi konsentrasi untuk keluar dari jeratan narkoba adalah setiap program dan kegiatan harus bisa menjadi jembatan pencerahan bagi terwujudnya kualitas SDM Indonesia yang bertanggungjawab dan memiliki daya tangkal dan cegah terhadap narkoba. Setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan harus mampu membangkitkan semangat dan komitmen masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. Indonesia negeri yang kita cintai ini terus membangun diri, kita tengah melaksanakan transformasi besar untuk jangka waktu 20 sampai 50 tahun mendatang, dan kita sepakat pada tahun 2030 ingin menjadi emerging economy. Kita ingin Indonesia tahun 2045, seratus tahun setelah merdeka menjadi negara yang ekonominya semakin kuat dan berkeadilan, demokrasinya semakin matang dan stabil, peradaban kehidupan masyarakatnya semakin maju dan unggul. Bangsa Indonesia akan mengalami demographic deviden, dimana dari 245 juta penduduk Indonesia yang tergolong berusia produktif sangat besar. Apabila generasi yang berusia produktif ini sehat secara jasmani dan rohani, cerdas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan terbebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, maka mereka akan menjadi the real human capital bagi kejayaan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Kekuatan sumber daya manusia Indonesia yang luar biasa ini apabila disatukan dengan kekuatan sumber daya alam (natural capital), teknologi, dan momentum kebangkitan bangsa, serta strategi dan kebijakan yang tepat, maka perekonomian Indonesia akan terus tumbuh, berkembang, dan Indonesia siap menjadi negara maju dengan tingkat kesejahteraan hidup masyarakatnya yang semakin tinggi. Pemimpin Redaksi
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 3 EDISI IV - 2014
daftar isi LIPUTAN UTAMA :
Cegah dan Rehabilitasi Pengguna Narkoba............. 8
Pembagian 1000 bunga di Bundaran HI.................10 Presiden Terpilih Harus Anti Narkoba.................... 12 BNN Gelar Festival Jakarta Bersinar......................13
LIPUTAN UTAMA
WAWANCARA Pengguna Narkoba Dapat Dicegah dan Direhabilitasi...................................................... 14
Putus Mata Rantai Peredaran Narkoba
Wakil Presiden RI, Boediono mengajak seluruh elemen bangsa terlibat aktif dalam gerakan untuk memutus mata rantai penyebaran narkoba di Indonesia “Pelibatan seluruh komponen bangsa sangat diperlukan, sebab saat ini angka prevalensi penyalahgunaan narkoba mencapai 5 juta orang, seiring dengan merebaknya jaringan penjual narkoba internasional di negeri ini............................................... 6
TOKOH
LINTAS SEKTORAL
Optimalisasi Riset............................................... 17
Denny Indrayana............................................... 38
Tujuh Persen Pekerja........................................... 18 Pesan Anti Narkoba Lewat Lukisan....................... 20 Pedoman Terapi dan Rehabilitasi......................... 21
MANCANEGARA
Working Group............................................... 44 Asean Bersatu................................................ 45
OPINI
SIRAMAN ROHANI
Terobosan Luar Biasa.......................................... 22
LINTAS SEKTORAL Lima Pejabat Di Lingkungan BNN......................... 24 Kepastian Acuan Hukum...................................... 25
Orang-Orang yang Didoakan Malaikat................52
TIPS SEHAT
KASUS
Buah Nangka Menambah Sistem Imun...............56
Kelabuhi Petugas................................................ 27
ASPIRASI REMAJA Menghindarkan Remaja........................................28 Indahnya Hidup Ini Tanpa Narkoba........................29
ARTIKEL
Kita Remaja Anti Narkoba..................................... 30
LIPUTAN KEGIATAN Sadar Narkoba..................................................... 32 Stigma Negatif..................................................... 33 Bangun Nilai Kepemimpinan................................ 34 Hukum Berat Bandar........................................... 35 Kebanyakan Pengguna Narkoba........................... 36 Penanganan Narkoba Ideal.................................. 37
4 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Redaksi menerima tulisan den gan syarat: Panjang tulisan 2 halaman kuarto diserta foto minimal 2 lembar. Dilengkapi identitas dan alamat jelas. Kami juga menerima kritik dan saran dari pembaca.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama
BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
MAKLUMAT NOMOR : MAK/01/III/2014/BNN TENTANG PENYELAMATAN PENGGUNA NARKOBA 1.
PENYALAH GUNA NARKOBA ADALAH ORANG YANG MENGGUNAKAN NARKOBA SECARA TANPA HAK DAN MELAWAN HUKUM (PENGGUNA ILLEGAL), SELANJUTNYA DALAM HAL INI DISEBUT SEBAGAI PENGGUNA NARKOBA, MEMILIKI RESIKO TINGGI TERHADAP KEBERHASILAN HIDUP TERMASUK RESIKO TERHADAP GANGGUAN MENTAL DAN BERBAGAI JENIS PENYAKIT, MUDAH PUTUS SEKOLAH ATAU GAGAL MENYELESAIKAN PERGURUAN TINGGI, CENDERUNG MENJADI PENGANGGURAN, MENYEBABKAN TERJADINYA KECELAKAAN LALU LINTAS YANG ME RUGIKAN DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN, DAN BERMASALAH DALAM HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN;
2.
PENYELAMATAN PENGGUNA NARKOBA MERUPAKAN SEMANGAT DAN KOMITMEN DALAM RANGKA MEMBANGUN KEMBALI KESEHATAN MASYARAKAT YANG TERKOYAK KARENA NARKOBA DAN UNTUK MENCEGAH LEBIH JAUH TIMBULNYA PERMASALAHAN ATAU KEJAHATAN YANG DISEBABKAN OLEH PENGGUNAAN NARKOBA, HAL INI MERUPAKAN ESENSI DARI TUJUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA;
3.
MASALAH PENGGUNAAN NARKOBA SANGAT KOMPLEKS, TIDAK HANYA PENGGUNANYA SAJA YANG TERKENA AKIBATNYA, TETAPI JUGA KELUARGA, TEMAN SEPERGAULAN, MASYARAKAT LUAS DAN PEMERINTAH. OLEH SEBAB ITU DIPERLUKAN PENDEKATAN YANG KOMPREHENSIF DAN SEIMBANG ANTARA PENDEKATAN KESEHATAN DAN PENDEKATAN HUKUM. PENGGUNA NARKOBA TIDAK SAJA MENJADI MASALAH KRIMINAL, PENYIMPANGAN SOSIAL YANG MERUGIKAN DIRI SENDIRI DAN PIHAK LAIN, TETAPI JUGA MENJADI MASALAH KESEHATAN, PENDIDIKAN DAN HAK ASASI MANUSIA;
4.
PEMULIHAN MERUPAKAN CARA TERBAIK BAGI MEREKA YANG SUDAH TERLANJUR MENGKONSUMSI NARKOBA, KHUSUSNYA YANG SUDAH KECANDUAN, DALAM RANGKA MENGURANGI DAMPAK BURUK MELALUI PELAYANAN REHABILITASI MEDIS, REHABILITASI SOSIAL, DAN PASKA REHABILITASI;
5.
PENEGAKAN HUKUM MEMAINKAN PERAN YANG SANGAT PENTING DALAM MENGINTEGRASIKAN DAN MENYE IMBANGKAN PENDEKATAN KEBUTUHAN (DEMAND) DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (SUPPLY), HUKUM POSITIF KITA MENGANUT DOUBLE TRACK SYSTEM PEMIDANAAN TERHADAP PENGGUNA NARKOBA DAPAT DIHUKUM PENJARA DAN DAPAT DIHUKUM REHABILITASI. MEMBERIKAN PENGHUKUMAN REHABILITASI BAGI PENGGUNA NARKOBA ADALAH PILIHAN TERBAIK YANG MEMILIKI NILAI TAMBAH, DAPAT MENURUNKAN PRE VALENSI PENGGUNA NARKOBA YANG MERUPAKAN INDIKATOR KEBERHASILAN DALAM MENANGGULANGI MA SALAH NARKOBA;
6.
PENANGGULANGAN PERMASALAHAN NARKOBA MEMBUTUHKAN KERJASAMA NASIONAL YANG KUAT BAIK PENGEMBAN FUNGSI PENEGAKAN HUKUM MAUPUN PENGEMBAN FUNGSI KESEHATAN SERTA PENGAMBIL KEBIJAKAN DI PUSAT DAN DI DAERAH. DIPERLUKAN KESAMAAN CARA BERTINDAK DALAM MENANGANI MASALAH NARKOBA SECARA INTEGRATIF DAN SEIMBANG DENGAN TUJUAN MENGURANGI KEBUTUHAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA. DIBUAT DI PADA TANGGAL
: :
JAKARTA 27 MARET 2014
KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL ttd DR. ANANG ISKANDAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 5 EDISI IV - 2014
liputanutama
Putus Mata Rantai Peredaran Narkoba
6 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama
W
akil Presiden (Wapres) RI, Boediono mengajak seluruh elemen bangsa terlibat aktif dalam gerakan untuk memutus mata rantai penyebaran narkoba di Indonesia. Wapres menyebutkan, pelibatan seluruh komponen bangsa sangat diperlukan, sebab saat ini angka prevalensi penyalahgunaan narkoba mencapai 5 juta orang, seiring dengan merebaknya jaringan penjual narkoba internasional di negeri ini. “Cara terbaik adalah menangkal peredaran narkoba sebelum merebak dan memotong mata rantainya. Semua itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh negara, tetapi harus menjadi sebuah gerakan bersama, yaitu gerakan nasional,” kata Wapres pada puncak peringatan “Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2014” di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (26/6). Pada kesempatan itu Wapres menyerahkan
penghargaan kepada penggiat antinarkoba Agus Widanarko dan Andi Muhammad Aslam. Wapres didampingi Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin,
dan Menkumham Amir Sjamsuddin, meyakini keterlibatan elemen bangsa dalam gerakan nasional pemberantasan narkoba akan memberikan nilai tambah bagi pembangunan nasional. “Jika kita tidak melakukan gerakan apa pun, maka angka prevalensi penyalahgunaan narkoba akan terus meningkat. Diperkirakan bisa mencapai hingga 5 juta orang. Yang banyak terkena
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
kriminal, diperkirakan terdapat 315 juta orang yang berusia produktif, antara 15 - 64 tahun menjadi pengguna narkoba. Kurang lebih 200 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyalahgunaan narkoba,”Jumlah narkoba yang beredar cukup besar dan pengguna narkoba yang memperoleh pemulihan masih relatif kecil,” ujar dia. Sejumlah capaian BNN dalam upaya menyelamatkan bangsa indonesia dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dilakukan melalui (BNN) Anang Iskandar mengatakan, pelaksanaan “Program Pencegahan dan tema HANI 2014 Pemberantasan “Pengguna Narkoba Penyalahgunaan dan Dapat Dicegah Peredaran Gelap dan Direhabilitasi” mengandung harapan Narkoba (P4GN)”. “Sudah banyak agar masyarakat tidak capaian dalam upaya salah memandang menyelamatkan terhadap pengguna bangsa Indonesia narkoba,”Mereka dari bahaya adalah orang sakit, penyalahgunaan dapat dicegah dan dan peredaran gelap direhabilitasi,” ujar narkoba. Namun Anang. Anang mengatakan, masih banyak hal yang membutuhkan berdasarkan World perbaikan dan upaya Drug Report tahun penyempurnaan, 2013, yang dirilis serta kerja keras kita UNODC, organisasi dunia yang menangani bersama,” kata Anang. masalah narkoba dan (pas) adalah generasi muda yang kita harapkan mengganti kita semua, yang diharapkan menjadi generasi yang lebih baik dari kita,” ujar dia. Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional
SINAR BNN 7 EDISI IV - 2014
liputanutama
Cegah dan Rehab Pengguna
Dimensi Vital Atasi Narkoba
Wakil Presiden Budiono didampingi Kepala BNN DR. Anang Iskandar, menyerahkan penghargaan kepada pejuang P4GN
M
asalah narkoba belum terselesaikan secara tuntas dan hanya bisa ditahan. Meski demikian, upaya agresif komponen bangsa ini terus 8 SINAR BNN EDISI IV - 2014
digencarkan dalam tiga dimensi utama, antara lain; pencegahan, rehabilitasi dan penegakkan hukum. Ketiga dimensi ini harus dieksekusi secara seimbang
sehingga demand and supply narkoba bisa ditekan. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), DR. Anang Iskandar mengungkapkan pengurangan demand
atau permintaan narkoba dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi dimensi pencegahan dan rehabilitasi, sedangkan pengurangan supply atau pasokan,
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama dieksekusi dalam dimensi penegakkan hukum dengan penuh ketegasan. “Dalam konteks pengurangan demand, pentingnya gerakan pencegahan dan rehabilitasi secara masif. Sesuai dengan tema Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2014, yaitu “drug use disorders are preventable and treatable, pengguna narkoba dapat dicegah dan direhabilitasi,” kata Anang Iskandar, ketika ditemui usai memperingati HANI di Istana Wakil Presiden, belum lama ini. Selanjutnya Anang Iskandar menjelaskan, tema ini memberikan makna penting pada bangsa Indonesia, yaitu pengguna bukan kriminal yang pantas diganjar hukuman penjara, tapi dipulihkan mental dan fisiknya dengan cara rehabilitasi, “Dengan pemulihan fisik dan mentalnya, pengguna bisa kembali berfungsi di tengah-tengah masyarakat, hidup normatif dan sehat. Untuk mencapai kepulihan, pengguna narkoba tidak bisa berusaha sendiri. Mereka butuh dorongan, bantuan, dan semangat dari
gelap narkoba kepada masyarakat. Ia blusukan dari desa ke desa untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Hingga saat ini, Danar sudah blusukan ke 923 kampung untuk kegiatan penyuluhan. Selama perjalanannya menjadi penyuluh narkoba, ia menyampaikan pesanpesan anti narkoba ke segala kalangan, dari mulai ibu-ibu hingga anak jalanan dengan Pencegahan dan orang-orang di Rehabilitasi Mendapat cara-cara yang kreatif sekitarnya, sehingga sesuai dengan trend Penghargaan bisa menjalani kekinian. Dalam puncak rehabilitasi dengan Sedangkan peringatan HANI maksimal,” jelas 2014, Wakil Presiden penghargaan kedua Anang. diberikan kepada Andi RI menganugerahi Meski hingga saat Muhammad Aslam, ini upaya pencegahan dua putra terbaik selaku Direktur dan rehabilitasi belum bangsa yang sudah Yayasan Laras yang sepenuhnya masif dan banyak melakukan telah banyak bergerak kontribusi untuk maksimal, tambah dalam rehabilitasi masyarakat dalam Anang, namun pengguna narkoba. bidang pencegahan gerakan masyarakat Melalui organisasi dan rehabilitasi, yang sadar akan yang ia jalankan di Istana Wapres, pentingnya dua Jakarta, Kamis (26/6). sejak 2003, Andi aspek ini semakin aktif melakukan Penghargaan tinggi, “Upaya penjangkauan dan pertama diberikan keras masyarakat pendampingan kepada Agus yang terlibat aktif terhadap pengguna Widanarko (Danar), dalam kegiatan narkoba, serta seorang pria pencegahan dan memberdayakan asal Sukoharjo rehabilitasi tentunya para pengguna yang dikenal giat perlu diberikan narkoba dengan cara mengampanyekan dukungan penuh rehabilitasi sosial dan diapresiasi,” ujar bahaya dan pemberdayaan penyalahgunaan Anang. ekonomi. (pas) dan peredaran Pejuang
“Dalam konteks pengurangan demand, pentingnya gerakan pencegahan dan rehabilitasi secara masif. Sesuai dengan tema Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2014, yaitu “drug use disorders are preventable and treatable, pengguna narkoba dapat dicegah dan direhabilitasi,”
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 9 EDISI IV - 2014
liputanutama
HANI 2014
Pembagian 1000 Bunga di Bundaran HI
Dalam rangka memperingati HANI 2014, BNN membagikan 1000 bunga kepada masyarakat di Bundaran HI
K
eluarga besar Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) merayakan HANI 2014 dengan melakukan pembagian 1000 bunga di Bundaran HI yang bertuliskan 10 SINAR BNN EDISI IV - 2014
sesuai dengan tema HANI 2014 : “Drug Use Disorder are Preventable and Treatable” yang berarti, “Pengguna Narkoba Dapat Dicegah Dan Direhabilitasi”. Sebagai bentuk kepedulian BNN,
setelah pembagian bunga, kegiatan dilanjutkan dengan Sosialisasi Penyelamatan Pengguna Narkoba dan Pemeriksaan CD4 bagi 100 orang yang terkena komplikasi akibat penyalahgunaan
Narkoba. Kegiatan sosialisasi dan pemeriksaan CD4 ini mengundang para LSM yang peduli terhadap pecandu, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat yang ada di Jabodetabek. Penyalahgunaan Narkoba sudah
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama menjadi pasar global baik nasional maupun internasional dan mewabah ke berbagai kalangan yang tidak mengenal status ekonomi maupun pendidikan, pejabat atau rakyat dan telah memasuki perkotaan hingga pedesaan. Berdasarkan hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI) pada tahun 2008 menunjukkan angka prevalensi pecandu Narkoba di Indonesia sebesar 1,9 % atau sekitar 3,1 – 3,6 Juta jiwa. Di Tahun 2011 angka prevalensi itu naik menjadi 2,2 % atau sekitar 3,7-4,7
juta jiwa, Tahun 2013 naik menjadi 4,5 juta jiwa, diperkirakan Tahun 2015 naik menjadi 5 juta jiwa. “Jika tidak ada upaya penanganan sinergis dan komprehensif yang melibatkan peran serta komponen masyarakat dan instansi terkait lainnya untuk dapat membantu para korban penyalahgunaan Narkoba menjalani proses Rehabilitasi, maka bangsa Indonesia akan mengalami kerugian yang tidak ternilai besarnya,” kata Deputi Rehabilitasi BNN, Diah Setia Utami, disela-sela kegiatan.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
Menurut Diah, permasalahan Narkoba yang melanda dunia sulit diselesaikan secara total. Salah satu yang dapat dilakukan adalah menekan jumlah pengguna melalui rehabilitasi. Upaya rehabilitasi perlu dilakukan bersama oleh seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta. BNN selaku lembaga yang ditunjuk sebagai vocal point dalam permasalahan Pencegahan Dan Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
harus bekerja keras bersama dengan seluruh Instansi Pemerintahan dan lapisan masyarakat, “Kemenangan kita dengan menyadarkan masyarakat sesuai dengan tema HANI 2014, “Drug Use Disorder are Preventable and Treatable” yang berarti, “Pengguna Narkoba Dapat Dicegah Dan Direhabilitasi”. Dengan seluruh potensi yang ada kita dapat menekan angka penyalah guna Narkoba di Indonesia. Dengan demikian perlahan tapi pasti dapat mewujudkan Indonesia terbebas dari penyalahgunaan Narkotika,” ujar Diah. (pas)
SINAR BNN 11 EDISI IV - 2014
liputanutama
Presiden Terpilih Harus Anti Narkoba
mengurangi pecandu juga pengguna,” terangnya. Selain itu, siapapun presiden yang terpilih harus mengutamakan rehabilitasi bagi korban serta pecandu Narkoba. epedulian Fokan Family masyarakat Festival diikuti oleh terutama anggota keluarga organisasi massa yang tergabung anti Narkoba di Organisasi dalam P4GN, perlu Kemasyarakatan mendapat dukungan. Anti Narkoba. Pasalnya, saat ini Dalam kegiatan penyalahgunaan itu, diawali dengan Narkoba sudah kegiatan senam merasuki semua lini. dan menampilkan Untuk itu, diperlukan pembacaan puisi peran masyarakat Anti Narkoba oleh dalam persoalan Taufik Ismail serta Narkoba. Tahun 2014 Wakil Ketua PPATK, ini, Badan Narkotika Presiden Terpilih Joko Widodo Agus Santoso, tak Nasional (BNN) dalam elak kegiatan pun yang terdiri dari 25 Narkotika Nasional, rangka menyambut menampilkan musik ormas, berkomitmen Anang Iskandar, pada Hari Anti Narkotika etnik dari daerah. dalam pemberantasan acara Fokan Family Internasional (HANI) Walaupun kegiatan penyalahguna Festival di lokasi Car mencanangkan tema sempat diguyur Free Day (Hari Bebas Narkoba, dalam ‘Pengguna Narkoba Kendaraan Bermotor), rangka memperingati hujan, namun acara Dapat di Cegah dan tersebut mendapat Minggu (15/6) lalu, di Hari Anti Narkotika di Rehabilitasi’, sambutan meriah Internasional yang Jakarta. sesuai dengan tahun jatuh pada tanggal 26 dari masyarakat. Sementara, Ketua penyelamatan Hadir dalam kegiatan Juni 2014,”Seluruh Penyelenggara, bagi pecandu dan tersebut, undangan Anggota Fokan Windu Priyo Wibowo pengguna untuk dari beberapa menghimbau kepada mengatakan, direhabilitasi. kementerian termasuk pemerintah untuk terselenggaranya “Dengan cara Kementerian merehabilitasi kegiatan ini sebagai itu penyelamatan Kesehatan yang korban dan pecandu bentuk kepedulian akan cepat berhasil diwakili oleh Deputi Narkoba. Jangan di Forum Organisasi karena pengguna dan Perwakilan Polri. dapat disembuhkan,” Kemasyarakatan Anti pidana karena hal (pas) tersebut tidak akan Narkoba (FOKAN) ujar Kepala Badan
K
12 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama
Peringati HANI
BNN Gelar Festival Jakarta Bersinar 2014
T
ingginya angka korban pengguna narkoba terus menjadi keprihatinan bagi bangsa ini. Atas kondisi itulah semangat menanggulangi persoalan narkoba harus selalu dijaga agar jumlahnya tidak semakin bertambah. Untuk menegaskan situasi tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN), Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareksrim Polri, Kodam Jaya, Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba (FOKAN), IKRW DKI Jakarta, serta LSM GMDM, menggelar kegiatan Festival Jakarta Bersinar sebagai bagian peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2014, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (22/6). Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, aksi memerangi masalah bahaya narkoba tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah saja. Perlu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mengatasi persoalan narkoba di tanah air,“Di tingkat pemerintah sendiri sudah berjalan lama, dengan kesepakatan tujuh lembaga negara antara lain BNN, Polri, Kemenkumham, Kemensos, Kemenkes, Kejaksaan Agung, dan MA, yang menyatakan pengguna narkoba tempatnya adalah rehabilitasi,” ungkapnya. Selanjutnya Anang Iskandar mengatakan, hingga sejauh ini, sosialisasi terhadap kebijakan itu terus dilakukan sampai ke daerah-daerah. Bahkan secara khusus pada 2014 ini telah dicanangkan sebagai Tahun Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
Penyelamatan Pengguna Narkoba,“Menyelamatkan pengguna dan pecandu agar direhabilitasi medis dan sosial, bukan dipenjarakan,” jelas Anang. Mantan Kapolda Jambi ini berharap, bila langkah seperti itu terlaksana secara baik dan konsisten oleh seluruh lapisan, “Bukan hanya ibukota negara saja yang terwujud bersih narkoba, tapi seluruh provinsi di Indonesia juga bersih dari narkoba,” harapnya. Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Narkoba Barekrim Polri Brigjen Pol Arman Depari mengemukakan, siapapun harus saling memberikan perlindungan bagi lainnya agar selalu hidup bersih narkoba. Syaratnya dengan membangun kemitraan antara seluruh elemen masyarakat guna mencapai tujuan yang diharapkan,“Sekecil apapun kontribusi yang dilakukan terkait itu, akan memberikan manfaat dalam rangka Jakarta dan Indonesia bersih narkoba,” ujar Arman. (pas)
SINAR BNN 13 EDISI IV - 2014
wawancara
DR. ANANG ISKANDAR
Pengguna Narkoba Dapat Dicegah dan Direhabilitasi
H
ari Anti Narkoba Internasional (HANI) Tahun 2014, yang setiap tahunnya diperingati tanggal 26 Juni oleh bangsa - bangsa di dunia. Peringatan ini sebagai bentuk keprihatinan kita terhadap permasalahan narkoba di dunia yang belum dapat diselesai-
14 SINAR BNN EDISI IV - 2014
kan dan hanya dapat ditahan, sehingga sangat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tema HANI tahun ini adalah: drug use disorder are preventable and treatable, (pengguna narkoba dapat dicegah dan direhabilitasi). Tema ini mengandung
makna bahwa pengguna narkoba adalah orang yang sakit, mereka membutuhkan bantuan kita semua untuk berhenti dari kebiasaan mengkonsumsi narkoba, dan membutuhkan rehabilitasi. Dengan harapan, mereka dapat kembali melaksanakan fungsi sebagai ang-
gota masyarakat secara normal, mereka berhak memperoleh kehidupan yang sehat. Untuk mengetahui lebih jauh tentang makna tema HANI yaitu Pengguna Narkoba Dapat Dicegah dan Direhabilitasi, Majalah SINAR berhasil mewawancari Kepala Badan Narkotika
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
wawancara Nasional (BNN) DR. Anang Iskandar, SH.MH di ruang kerjanya. Berikut petikan wawancaranya :
2014, kegiatan apa saja yang sudah berhasil dilakukan?
maupun media online serta tatap muka secara langsung kepada masyarakat. Di sisi lain, ANANG ISKANDAR: telah terbangun pula keAda beberapa kegiatan sadaran, kepedulian dan SINAR : Setiap tanggal yang dilakukan BNN da- kemandirian masyarakat 26 Juni Bangsa-bangsa lam upaya menyelamat- dalam menjaga diri, di dunia memperingati kan bangsa Indonesia keluarga, lingkungannya Hari Anti Narkoba Indari acaman penyalahdari bahaya penyalahternasional atau HANI. gunaan dan peredaran gunaan narkoba yang Untuk tahun 2014 tema gelap narkoba melalui dilakukan secara swaHANI adalah Pengguna pelaksanaan program daya, baik di lingkungan Narkoba Dapat Dicegah pencegahan dan pempendidikan, lingkungan dan Direhabilitasi. Bisa berantasan penyalahtempat kerja, maupun di dijelaskan apa makna gunaan dan peredaran lingkungan masyarakat. dari tema tersebut? gelap narkoba (P4GN). Dalam hal upaya rehaPada aspek pemberbilitasi pengguna narkoANANG ISKANDAR: antasan, menunjukan ba, selama kurun waktu Tema HANI Pengguna adanya peningkatan 2010-2014 telah direhaNarkoba Dapat Dicehasil pengungkapan bilitasi sebanyak 34.467 gah dan Direhabilitasi, kasus dan tersangka residen baik melalui merupakan tema yang kejahatan peredaran layanan rehabilitasi sangat inspiratif dan gelap narkoba, serta medis maupun sosial, diharapkan dapat meng- pengungkapan tindak di lembaga rehabilitasi gerakan serta mendorpidana pencucian uang milik pemerintah dan ong segenap komponen (TPPU) yang berasal masyarakat. bangsa dalam rangka dari kejahatan narkoba. Meskipun sudah menyelamatkan pengDalam kurun waktu em- banyak capaian yang guna narkoba, merpat tahun terakhir, telah dihasilkan dalam upaya eka dapat dicegah agar terungkap 108.701 kasus menyelamatkan bangsa jumlahnya tidak bertam- kejahatan narkoba, den- Indonesia dari babah, mereka juga dapat gan jumlah tersangka haya penyalahgunaan direhabilitasi agar desebanyak 134.117 orang. dan peredaran gelap mand (permintaan, red) Hasil pengungkapan narkoba, namun masih narkoba dapat menurun, tindak pidana pencubanyak hal yang memditambah dengan upaya cian uang sebanyak 40 butuhkan perbaikan dan penindakan terhadap kasus dengan nilai aset upaya penyempurnaan, para pengedar secara yang disita sebesar 163,1 serta kerja keras kita agresif, diharapkan milyar rupiah. bersama. berdampak pula pada Pada aspek pencemenurunnya supply gahan, telah dilakukan SINAR : Hasil survey (peredarannya, red) upaya peningkatan nasional penyalahgunarkoba di Indonesia. ekstensifikasi dan innaan narkoba tahun tensifikasi komunikasi, 2011 menunjukan SINAR : Permasalahan informasi, dan edubahwa, angka prevalensi narkoba saat ini sudah kasi (KIE) P4GN mulai penyalah guna narkoba sangat komplek dan dari kalangan usia dini di Indonesia sebesar memprihatinkan. Tentu- sampai dewasa secara 2,2% atau sekitar 4,2 nya ini memerlukan per- luas ke seluruh pelojuta orang, yang terhatian dan penanganan sok Indonesia, dengan diri dari pengguna coba yang serius. Berkaitan memanfaatkan sarana pakai, teratur pakai, dengan HANI tahun media cetak, elektronik, maupun pecandu. Angka Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
prevalensi tersebut semakin meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada permasalahan yang perlu mendapat perhatian kita semua. ANANG ISKANDAR: Memang benar ada beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian kita bersama diantaranya permasalahan tentang pemulihan terhadap pengguna narkoba. Sampai saat ini pelayanan rehabilitasi medis maupun sosial di Indonesia masih sangat terbatas, sementara jumlah pengguna narkoba yang mengalami ketergantungan sangat besar, mereka membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu, kedepan kita memerlukan peningkatan pelayanan rehabilitasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Permasalahan berikutnya adalah permasalahan tentang peredaran gelap narkoba. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, telah diungkap kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka dan barang bukti yang cukup besar, namun hasil tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah narkoba ilegal yang beredar di masyarakat. Oleh karena itu, upaya penegakan hukum harus lebih diintensifkan dan diintegrasikan dengan upaya SINAR BNN 15 EDISI IV - 2014
wawancara pemulihan dan pencegahan. Hal ini untuk memetakan siapa pelaku kejahatan narkoba yang perlu direhabilitasi, siapa yang perlu dipenjara, serta siapa pula yang perlu dipenjara dan direhabilitasi sekaligus. Hal ini sesungguhnya selaras dengan tujuan Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang secara eksplisit tercantum dalam pasal 4. SINAR : Selama ini ada stigma negative yang melekat pada mantan pengguna narkoba, bahwa mereka dianggap sampah masyarakat atau penjahat. ANANG ISKANDAR: Ini juga menjadi masalah. Stigma negatif atau pandangan negatif masyarakat terhadap pengguna narkoba, mereka dianggap sebagai penjahat, bahkan apabila kambuh kembali mereka dianggap sebagai residivis, sehingga mereka dikucilkan oleh lingkungannya bahkan keluarganya sendiri. Mereka seharusnya diselamatkan dan dibimbing agar pulih dan mempunyai masa depan yang lebih baik serta dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. SINAR : Bagaimana untuk menghilangkan stigma negative tersebut ANANG ISKANDAR: Saya mengajak 16 SINAR BNN EDISI IV - 2014
kepada seluruh komponen bangsa untuk menyamakan persepsi dan pemahaman atas hal yang sangat penting dan menjadi perhatian kita bersama. Pertama, menyangkut cara pandang (mindset) terhadap permasalahan narkoba. Mari kita merubah pandangan terhadap pengguna narkoba. Kalau dulu pengguna narkoba kita anggap sebagai penjahat, maka saat ini kita harus menganggap mereka sebagai korban atau orang sakit. Mereka memang berada dalam dua dimensi permasalahan, yaitu pelaku kriminal dan orang sakit, terhadap mereka solusinya adalah dipulihkan melalui rehabilitasi secara komprehensif, mulai dari tahap rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, sampai dengan proses re-integrasi sosial. Apabila kita memiliki pandangan yang salah terhadap pengguna narkoba, maka akan mempersulit dan menghambat upaya penanganan terhadap permasalahan narkoba. Hal kedua, menyangkut peran dan kontribusi kita sebagai anggota masyarakat, apa yang bisa kita lakukan dalam upaya mencegah dan menyelamatkan pengguna narkoba. Kita dapat memulai dari lingkungan keluarga yang merupakan langkah awal dalam membangun gerakan nasional mewujudkan hidup
sehat tanpa narkoba. Langkah ini dapat kita lakukan dengan membangun budaya saling asah, asuh, asih dalam keluarga, karena dari situ awal dari dimensi pencegahan dan dimensi rehabilitasi, dan dari situ pula awal dari upaya untuk menyelamatkan pengguna narkoba secara nasional. Ketiga, mengenai peredaran gelap narkoba. Terhadap jaringan peredaran gelap narkoba perlu mendapat hukuman yang setimpal. Para penegak hukum yang menangani kejahatan narkoba agar selalu menjaga integritas, melakukan langkah – langkah secara agresif, membongkar jaringan sampai ke akar – akarnya, menuntut mereka dengan tindak pidana pencucian uang agar jaringan sindikat kejahatan narkoba tidak berdaya.
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh komponen bangsa, baik jajaran pemerintah tingkat pusat maupun daerah, organisasi kemasyarakatan, kalangan dunia usaha dan seluruh lapisan masyarakat yang telah berkomitmen dan berkontribusi dalam mendukung upaya meyelamatkan bangsa Indonesia dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Saya juga ucapkan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada seluruh jajaran penegak hukum, baik jajaran Polri dari tingkat pusat maupun tingkat kewilayahan, jajaran Dirjen Bea dan Cukai, jajaran Kejaksaan Agung, dan jajaran penegak hukum lainnya yang telah bekerja sekuat tenaga, dan penuh dedikasi yang tinggi dalam rangka memberantas kejahatan SINAR : Apakah menu- narkoba. rut pandangan Anda Secara khusus saya selama ini kontribusi se- sampaikan ucapan teriluruh komponen bangsa ma kasih kepada pimpitelah memadai dalam nan pemerintah daerah rangka menyelamatkan - gubernur, bupati, bangsa Indonesia dari walikota seluruh Indobahaya penyalahgunaan nesia beserta jajarannya narkoba? - yang telah berkomitmen dan mendukung ANANG ISKANupaya pencegahan penyDAR: Saya rasa cukup alahgunaan narkoba di memadai, tapi masih wilayahnya. Marilah kita harus ditingkatkan lagi. terus berjuang bersama, Mengingat tantangan bekerja sekuat tenaga ke depan dalam permenjadikan negara kita masalahan narkoba makin terbebas dari keakan semakin kompleks. jahatan narkoba. *** Meskipun begitu, saya Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lintassektoral
Optimalisasi Riset Tentang Narkoba untuk Dukung Kebijakan F orum ASOD mendorong Anggota Asean yang telah melakukan survey prevalensi narkoba untuk memberikan penjelasan tertulis tentang metodologi penelitian kepada Singapura selaku koordinator kelompok kerja penelitian dalam program “Project on Sharing of Methodologies and Modalities of Conducting Drug Prevalence Survey”, atau sebuah projek yang menjadi ajang untuk berbagi metodologi dan prosedur pelaksanaan survey prevalensi narkoba”. ASOD juga memberikan lampu hijau kepada negara anggota ASOD untuk melanjutkan penelitian lanjutan dengan cara pengambilan sampel tertentu, koleksi dan analisis data. Selain itu, forum ini mendorong negara-negara anggota untuk berbagi kebijakan berbasis bukti yang faktual (jika memungkinkan). Anggota ASOD juga didorong untuk saling bertukar informasi tentang penelitian dalam berbagai aspek (bukan hanya penelitian sosial) untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dalam konteks penegakkan hukum dalam perspektif yang berbeda. Poin Penting Dari Pertemuan ASOD Penelitian, monitoring,
Suasana Sidang ASOD
dan evaluasi dapat menjadi dasar pemahaman dalam rangka mengidentifikasi masalah utama dan mencari solusi yang strategis. Dengan variabel seperti di atas, kebijakan yang dihasilkan akan efektif dan mudah diterapkan. Pada dasarnya, penelitian beserta buktibukti yang didapatkan bisa menjadi pendukung dalam pengambilan kebijakan, namun faktanya penelitian itu sendiri belum dioptimalkan secara nyata dalam membuat sebuah kebijakan. Ada dua hal yang menjadi penyebab hal ini, pertama adalah penelitian itu sendiri masih minim baik secara kualitas maupun kuantitas. Kedua, para pengambil kebijakan belum terbiasa dengan pemanfaatan penelitian itu sebagai salah satu alat untuk menunjang pembuatan kebijakan. Oleh karena itulah, penyusunan kebijakan berbasis bukti dan juga
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
negara anggota mendiskusikan tentang prosedur pengambilan sampel, termasuk multistage, purposive, stratified, systematic, and random sampling. Sedangkan dalam metode pengumpulan data, dibahas pula tentang wawancara tatap muka, kuisioner, dan teknik lainnya yang dapat meningkatkan keterbukaan dari responden. Dari hasil pembahasan pengembangan kualitas yang dilakukan, peneliti penelitian menjadi hal diharapkan untuk penting yang harus mempertimbangkan dibahas. Anggota ASOD kualitas data sebagai sepakat bahwa penelitian faktor penentu tentang penyalahgunaan keberhasilan analisis narkoba bukanlah data survey prevalensi hal yang mudah. narkoba. Kualitas yang Karenanya, diperlukan baik dipengaruhi oleh metodologi yang pertanyaan analisis, sesuai dan berkualitas. teori relevant untuk Artinya, peneliti akan pengambilan keputusan memperhitungkan analisis yang logis, dan betul masalah populasi, penggunaan data yang sampling, metode relevan sebagai dasar pengumpulan data, pembuktian. Interpretasi analisis data, dan pada data bukan hanya sekedar akhirnya peneliti akan statistik, tapi juga dapat menginformasikan hasil mendukung pembuatan dari penelitian tersebut. kebijakan. Sebagai contoh, Para peserta penelitian penyalahgunaan pertemuan ASOD juga narkoba pada kalangan membahas tentang rumah tangga memang pentingnya penelitian penting, tapi jika tentang pengurangan dibandingkan dengan demand dan supply populasi anak muda dan narkoba. Semua pihak pekerja, maka penelitian yakin bahwa program akan jauh lebih bernilai, penanganan narkoba harus karena penyalahgunaan memperhatikan dua hal narkoba banyak terjadi pada penting yaitu bagaimana dua kalangan tersebut. menekan supply dan Dalam pertemuan mengurangi demand. (pas) ASOD ini, negaraSINAR BNN 17 EDISI IV - 2014
lintassektoral
Tujuh Persen Pekerja Transportasi Darat Konsumsi Narkoba
Sejumlah pekerja transportasi menyerukan untuk menyediakan transportasi aman dan selamat tanpa narkoba
K
ecelakaan transportasi baik darat, laut, maupun udara tidak terlepas dari faktor manusia, di samping faktor-faktor lainnya. Tidak sedikit kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor pengemudi atau pengendara yang mengonsumsi narkoba. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), DR. Anang Iskandar mengatakan, tingginya resiko ke18 SINAR BNN EDISI IV - 2014
celakaan transportasi harus menjadi perhatian bersama, mengingat animo masyarakat terhadap moda transportasi (terutama transportasi umum) di negeri ini sangat tinggi. Animo tinggi tentu harus diimbangi dengan pelayanan transportasi publik yang prima termasuk jaminan keselamatan, “Faktor kematian dari transportasi memang cukup mengkhawatirkan. Data Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tahun 2013 menyebutkan, kecelakaan yang terjdi di darat sebanyak 85.662 kasus dan menyebabkan 21.375 orang meninggal dunia. Sebagai langkah proaktif dalam melakukan antisipasi kecelakaan transportasi, dalam dimensi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), BNN bekerja
sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia melakukan riset tentang penyalahgunaan narkoba di bidang transportasi,” kata Anang Iskandar, di kantornya, kemarin. Selanjutnya mantan Gubernur Akpol ini menjelaskan, dari hasil riset tersebut, fakta yang didapat adalah adanya prevalensi penyalahgunaan narkoba pada transportasi darat yaitu
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lintassektoral 7,6%, “Angka tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan jenis transportasi lainnya. Sekitar 7% pekerja di bidang transportasi darat ini telah mengonsumsi narkoba untuk pertama kalinya ketika sudah memasuki dunia kerja di bidang transportasi,” jelas Anang Iskandar. Adapun jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi oleh para pekerja transportasi darat adalah ganja, sabu dan ekstasi. Tentu dampak yang ditimbulkan dari narkotika sangat berbahaya bagi keselamatan transportasi. “Masih kuat dalam ingatan kita, seorang Apriyani, yang menyetir mobil dalam pengaruh narkoba hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan menewaskan sembilan pejalan kaki. Narkoba bukan hanya membahayakan diri sendiri tapi juga membahayakan orang lain,” ujar jenderal bintang tiga ini. Menyikapi tingginya resiko penyalahgunaan narkoba bagi kecelakaan transportasi, langkah preventif harus dioptimalkan oleh BNN. Minimnya pengetahuan tentang narkoba bagi para pekerja transportasi,
“Masih kuat dalam ingatan kita, seorang Apriyani, yang menyetir mobil dalam pengaruh narkoba hingga akhirnya mengalami kecelakaan dan menewaskan sembilan pejalan kaki. Narkoba bukan hanya membahayakan diri sendiri tapi juga membahayakan orang lain.” tidak bisa dibiarkan. Karena jika hal ini dibiarkan maka kecelakaan transportasi akibat narkoba akan terus meningkat, “Tahun lalu, BNN dan Puslitkes UI telah melakukan survey di bidang transportasi. Hasilnya cukup mengkhawatirkan, karena banyak sektor transportasi yang belum peduli akan pentingnya mencegah narkoba di lingkungan kerjanya,” tandas Anang. Sementara itu, di tempat terpisah, DR. Sabarinah, Ketua Pusat Penelitian Kesehatan UI mengungkapkan, anggota tim risetnya telah mengambil contoh dari salah seorang responden pengemudi truk di Lampung pada tahun 2013. Sang pengemudi mengakui, di tempat kerjanya tidak pernah digelar
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
kegiatan sosialisasi tentang penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Selain itu, beberapa pejabat instansi pemerintah juga mengakui bahwa P4GN belum menjadi prioritas dalam pekerjaan sehari-harinya. “Sejumlah responden mengutarakan alasan mengenai kurangnya kepedulian dalam menggaungkan spirit P4GN, antara lain tidak adanya petunjuk atasan, bukan tugas pokoknya, dan tidak menguntungkan perusahaan atau institusi,” kata Sabarinah. Jika melihat hasil survei UI bersama BNN ini, kelompok pekerja yang paling jarang mendapatkan informasi tentang narkoba adalah pekerja di sektor transportasi darat yang meliputi pengemudi bus, truk, taksi, travel, dan mobil sewa.
Oleh karena itu, Anang menegaskan, pentingnya pemantapan wawasan mengenai bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba untuk pekerja bidang transportasi, “Bidang ini seharusnya menjadi salah satu prioritas. Karena pekerjaan yang mereka lakukan terkait erat dengan keselamatan publik,” tandasnya. Selama ini langkah proaktif BNN dalam menyosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba telah diimplementasikan dalam bentuk pembentukan dan pemberdayaan kader anti narkoba di kalangan pekerja transportasi. Mereka dibina dan diberdayakan untuk terlibat langsung dalam kegiatan P4GN, dengan harapan, semakin banyak pekerja transportasi yang sadar dan lebih peduli terhadap bahaya narkoba, dan keselamatan publik. Di samping itu, langkah proaktif lainnya yang dilakukan BNN dan instansi terkait adalah tes urine bagi pengemudi berbagai moda transportasi terutama menjelang momentum penting seperti arus mudik lebaran setiap tahunnya. (pas) SINAR BNN 19 EDISI IV - 2014
lintassektoral
B
erbagai cara dapat dilakukan sebagai bentuk menyadarkan masyarakat terhadap bahaya narkoba. Salah satunya melalui aksi seni lukis yang bertemakan rasa kecintaan pada bangsa dan akibat buruk penyalahgunaan narkoba. Setidaknya itulah gambaran yang terlihat pada acara Festival Jakarta Bersinar 2014 dalam rangka memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), yang diselenggarakan di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (22/6). Pesertanya pun tidak tanggung-tanggung, tercatat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar, menyapukan kuas yang telah bercat ke atas kanvas. Secara keseluruhan ada 19 pelukis lain yang juga mengikuti eksebisi melukis ini. “Saya kebetulan juga suka melukis walaupun tidak sehebat peserta lain yang memang ahlinya,” katanya sambil tersenyum. Walaupun di bawah hangat sinar mentari pagi yang membuat peluh menetes, Anang tidak terlihat mengendurkan semangatnya. Anang ingin memberikan arti, apapun kendala dalam menanggulangi narkoba 20 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Kepala BNN, DR. Anang Iskandar, melukis pesan anti narkoba
Pesan Anti Narkoba Lewat Lukisan namun tidak boleh surut melaju,“Kalau kalah oleh narkoba, maka masa depan bangsa akan hancur,” imbuhnya. Secara makna dirinya juga ingin menyampaikan pesan bahwa segala cara walaupun terlihat
sederhana, tetapi tetap berarti besar untuk membasmi narkoba. Karena tanpa aksi apaapa, mustahil narkoba lenyap dari Indonesia. Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Siswandi yang mendampingi
Anang mengemukakan, seni lukis pada acara ini menyimbolkan kreatifitas. Melalui kreatifitas positif, sambungnya, maka akan menjauhkan seseorang dari perangai menyalahgunakan narkoba. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lintassektoral
Pedoman Terapi dan Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Terkait Putusan Hukum
S
esuai amanat Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 khususnya pasal 54 yang menyatakan bahwa “Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”, maka setiap penyalah guna narkotika termasuk yang terkait hukum baik sebagai tersangka, terdakwa, ataupun narapidana dalam tindak pidana narkoba berhak akan pengobatan dan perawatan. Untuk memulihkan dan/ atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial tersangka, terdakwa, atau narapidana dalam tindak pidana narkotika perlu dilakukan program pengobatan, perawatan dan pemulihan secara terpadu dan terkoordinasi. Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai leading sector dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Nairkoba (P4GN) diharapkan mampu memberikan suatu pedoman yang dapat dijadikan acuan bagi lembaga/instansi pemerintah, salah satunya adalah mengenai pelaksanaan terapi dan rehabilitasi terpadu bagi penyalah guna narkotika yang mengalami
Mantan pengguna narkoba yang sedang menjalai program pasca rehabilitasi di rumah dampingan BNN
permasalahan hukum atau sedang menjalani proses hukum. Untuk itu, BNN melalui Direktorat Penguatan lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah Deputi Bidang Rehabilitasi BNN menggelar diskusi yang mengangkat tema Pedoman Rehabilitasi Bagi Penyalah Guna Narkotika Dalam Proses Hukum, di RS. Pengayoman Cipinang, Jakarta Timur, belum lama ini. Diskusi ini tindak lanjut dari kegiatan penyusunan pedoman rehabilitasi bagi penyalah guna narkotika dalam proses hukum. Dalam pedoman ini dijelaskan bagaimana proses rehabilitasi bagi penyalah guna saat menjalani proses peradilan dan atau rehabilitasi
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
setelah putusan peradilan yang mempunyai kekuatan hukum. Kombes Pol. Dra. Ni Made Labasari, M.Si menjelaskan, pedoman rehabilitasi ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan peraturan bersama mengenai penanganan pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika ke dalam lembaga rehabilitasi,“Pedoman diperlukan guna menyamakan persepsi bagaimana layanan program terapi dan rehabilitasi yang dilaksanakan bagi penyalah guna narkotika yang terkait dengan permasalahan hukum mulai dari tertangkap tangan/ditangkap sampai dengan proses
penempatan di lembaga rehabilitasi dan/atau penempatan di lembaga pemasyarakatan,”jelasnya. Selain itu, tambahnya, diharapkan dengan adanya pedoman ini lembagalembaga rehabilitasi yang ditunjuk pemerintah dapat dipersiapkan untuk melaksanakan program tersebut. Sementara itu, dr. Ayie Kartika menyatakan, setelah adanya pedoman rehabilitasi bagi penyalah guna narkotika dalam proses hukum, diharapkan adanya petunjuk pelaksana teknis bagi para petugas dimasing-masing lembaga rehabilitasi yang memberikan layanan rehabilitasi dalam proses hokum, “Jika pedoman ini tidak dilanjutkan dengan adanya petunjuk pelaksana teknis maka akan mempersulit pelaksanaan rehabilitasi bagi penyalah guna narkotika dalam proses hukum, baik itu penyalah guna saat menjalani proses peradilan atau setelah adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap,” kata Ayie. Peserta diskusi ini terdiri dari para pakar dan praktisi dari BNN, Balai Besar Rehabilitasi Lido, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, RSMM, Lapasustik Cipinang, Ditjenpas, serta Bareskrim Polri. (pas) SINAR BNN 21 EDISI IV - 2014
opiniopini
Terobosan Luar Biasa BNN Dalam Menyelamatkan Korban Penyalah Guna Narkoba OLEH : Thamrin Dahlan
Jum’at 21 Maret 2014 di lantai 7 gedung BNN Cawang Jakarta Timur. Lebih lanjut dr Budyo menjelaskan, bahwa ketika seorang korban tindak pidana kekerasan terjadi, sesuai standar operasional prosedur Polisi selalu meminta visum et repertum kepada dokter. Visum et repertum digunakan oleh penyidik untuk sessment melengkapi Berita penyalahguna Acara Pemeriksaan narkoba itu (BAP) yang berisikan ibarat visum et informasi apa saja repertum, demikian penyebab dari tindak diungkapkan Brigjen pidana kekerasan itu Pol dr. Budyo Prasetyo dan sejauh mana status Sp RM, Direktur kesehatan korban Penguatan Rehabilitasi terganggu. Komponen Swasta Selama ini dalam di acara pertemuan kasus narkoba, ketika dengan stake holders Polisi menangkap rehabilitasi koban korban penyalah guna narkoba. Acara itu narkoba, mereka digagas dalam rangka langsung membuat menyamakan persepsi BAP tanpa meminta diantara para pihak terlebih dahulu visum yang bergerak dalam et repertum dari dokter rehabilitasi korban apakah si tertangkap penyalahgunaan itu benar- benar narkoba pada hari pengguna narkoba.
A
22 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Dalam kasus narkoba, visum et repertum bisa dinamakan dengan asessment. Sistem Asessment merupakan terobosan bermakna Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagas tahun 2014 sebagai tahun penyelamatan korban penyalahguna narkoba. Oleh karena itu dalam proses penanganan terduga, tersangka, terdakwa, atau narapidana dalam penyalahgunaan narkotika penyalah guna narkoba ditetapkan Nota Kesepakatan Bersama/ Peraturan bersama antara Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia , Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara Republik Indonesia dan BNN. Tujuan dari diterbitkannya kesepakatan bersama
antara instansi penegak hukum terkait itu adalah untuk menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan social bagi penyalahguna dan pecandu narkotika. Tujuan lainnya adalah untuk mewujudkan koordinasi dan kerjasama secara optimal antar instansi penegak hukum terkait dalam rangka penyelesaikan permasalahan narkotika dan pemberantasan peredaran gelap narkotika melalui penanganan tersangka, terdakwa atau narapidana penyalah guna narkotika dengan program pengobatan, perawatan dan pemulihan. Terobosan membentuk Tim Asessment Terpadu sesungguhnya upaya dari pemerintah untuk menyelamatkan korban penyalah guna narkoba agar mereka
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
opiniopini mendapat pelayanan rehabilitasi dalam artian tidak dipenjara. Tim Assesmen Terpadu terdiri dari Tim Dokter yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat, Tim Penyidik yang ditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja (Kasatker) setempat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional. Tersangka dan/ atau terdakwa penyalahgunaan narkotika yang ditangkap atau tertangkap tangan dan terdapat barang bukti dengan jumlah tertentu dan terbukti positif memakai narkotika sesuai hasil tes urine, darah dan rambut setelah dibuatkan BAP hasil laboratorium dan BAP oleh Penyidik Polri dan/atau Penyidik BNN dan telah dilengkapi dengan surat hasil Assesmen Terpadu, selama proses peradilannya berlangsung ditempatkan di lembaga rehabilitasi medis yang dikelola oleh pemerintah. Kebijakan membentuk Tim Assesmen Terpadu merupakan suatu kemajuan berarti dalam penyelamatan
korban penyalah guna narkotika. Bila selama ini penyidik langsung membuat BAP si korban, namun kini BAP itu harus dilengkapi dengan dokumen hasil pemeriksaan Tim Assesmen. Dengan demikian Penyidik seperti halnya mendapatkan visum et repertum maka dari hasil pemeriksaan Tim Assesmen telah mengetahui status jelas dari tertangkap apakah dia korban penyalah guna atau pengedar narkotika. Peran dari Tim Assesmen Terpadu ini sangat menentukan dalam penyelamatan korban penyalahguna narkotika sebagai amanat dari Undang Undang Nomer 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Perubahan paradigma tentang status seorang penyalahguna yang selama ini dianggap sebagai kriminal seperti yang tercantum dalam UU Nomer 23 tahun 1992 berubah menjadi status korban yang harus diselamatkan. Tim Assesmen terpadu sebagai tim profesional dalam bidangnya dapat menentukan seorang penyalahguna narkotika itu dalam
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
3 tingkat keparahan. Tingkat keparahan pertama dikategorikan sebagai ringan menunjukkan kondisi seorang pengguna masih coba coba, penggunaan narkotika dianggap sebagai rekreasi dan digunakan sesuai dengan situasi tertentu. Tingkat keparahan sedang di tandai kondisi factual korban yang menggunakan narkotika secara teratur lebih dari 2 kali dalam seminggu dan mereka bisa saja menggunakan 1 atau lebih jenis narkoba. Tingkat keparahan kategori berat ditandai dengan penggunaan narkotika setiap hari, mereka mengunakan narkoba suntik dan telah ditemukan komplikasi medis dan psikis akibat penyalahgunaan narkotika tersebut. Prosedur yang dilakukan Tim Assesmen terpadu ketika menerima penyalahguna narkotika dari penyidik berupa pemeriksaan fisik, psikis dan laboratorium. Setelah pemeriksaan tersebut dilakukan maka dapat ditetapkan status penyalahguna narkotika itu apakah termasuk dalam kelompok coba/
pakai teratur pakai atau termasuk dalam kelompok pecandu suntik dan non suntik. Bagi penyalah guna narkoba kategori coba coba pakai mereka di sarankan kepada penyidik untuk wajib lapor, dilakukan konseling individu dan psiko edukasi keluarga. Khusus untuk penyalahguna narkotika pecandu berat mereka diwajibkan mengikuti proses rawat jalan dan rawat inap bagi yang menderita komplikasi medis. Mudah mudahan dengan dibentuknya Lembaga Assesmen ini angka kematian korban penyalah guna 40 orang dalam sehari bisa diturunkan. Korban penyalahguna harus direhabilitasi, mereka bisa pulih dan menjadi warga negara yang produktif. Sebaliknya apabila pengguna narkoba yang sebagian besar berasal dari usia produktif bahkan remaja dipenjarakan maka masa depan mereka seolah olah dihancurkan akibat salah dalam menetapkan kebijakan menyelamatkan anak bangsa dari dampak buruk narkotika. Salam Indonesia Raya Bebas Narkoba SINAR BNN 23 EDISI IV - 2014
lintassektoral
Lima Pejabat Di Lingkungan BNN Dilantik
Kepala BNN DR. Anang Iskandar membacakan sambutan.
D
alam roda organisasi Badan Narkotika Nasional (BNN), mutasi jabatan merupakan hal yang lumrah, dan menjadi bagian dari dinamika organisasi dalam rangka menghadapi tantangan tugas ke depan yang terus berkembang. Kepala BNN, DR. Anang Iskandar, melantik lima orang pejabat yang akan mengisi sejumlah posisi di lingkungan organisasi BNN. Kepala BNN DR. Anang Iskandar mengatakan, ada beberapa aspek yang menjadi tantangan kedepan yang harus mendapat perhatian bersama. Hal yang paling utama adalah merubah paradigma penegakan hukum
24 SINAR BNN EDISI IV - 2014
menjadi pendekatan yang seimbang dengan pendekatan kesehatan, “Sebagaimana diketahui, pengguna narkoba masih sering dianggap sebagai pelaku tindak kriminal, sampah masyarakat, dan berbagai stigma lainnya. Tantangannya adalah bagaimana merubah paradigma pecandu Narkoba sebagai korban penyalahgunaan Narkoba yang harus mendapat penanganan rehabilitasi,” kata Anang Iskandar dalam sambutannya saat melantik lima pejabat di ligkungan BNN, belum lama ini. Selanjutnya Anang Iskandar menambahkan, permasalahan lain yang harus dihadapi adalah belum optimalnya rehabilitasi terhadap
pengguna dan pecandu narkoba, mengingat potensi pelayanan rehabilitasi sangat besar. Indonesia memiliki 2.200 Rumah Sakit dan 11.000 Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Rumah Sakit dan Puskesmas yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan sebagai IPWL sebanyak 274 rumah sakit dan puskesmas, “Namun secara faktual, hal ini belum berjalan dengan optimal dikarenakan sedikitnya jumlah pecandu yang mau secara sukarela melaporkan diri dan menjalankan rehabilitasi narkoba. Ini disebabkan karena ketakutan masyarakat terhadap hukum pidana penjara yang biasa dijatuhkan kepada pecandu
Narkoba,”tambah Anang Iskandar. Hal lain yang menjadi perhatian adalah standar internasional pencegahan yang telah ditetapkan oleh UNODC, “Ada lima target grup yang perlu mendapat perhatian lebih untuk mendapatkan sosialisasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, yaitu sektor keluarga, sektor komunitas, sektor tempat kerja, dan sektor kesehatan,” tandas Anang. Dalam pelantikan tersebut, Anang juga memberi beberapa penekanan kepada para pejabat yang baru dilantik. Pertama adalah seorang pemimpin harus mampu mengenali berbagai permasalahan yang ada di lingkungan kerja yang baru dan dapat melakukan langkah-langkah strategis guna meningkatkan kinerja personel. Selain itu, perkuat kebersamaan internal dan lakukan koordinasi instansi terkait dan seluruh komponen masyarakat. Adapun Pejabat yang dilantik adalah Darmawel Aswar, sebagai Direktur Hukum BNN, Armensyah Thay, sebagai Kepala BNN Provinsi Aceh, Ali Pranaka, sebagai Kepala BNNP Riau, Dani Moch. Darmawan, sebagai Kepala BNNP Kalimantan Barat dan Supriyadi, sebagai Kasubdit Pengawasan Tahanan, Barang Bukti dan Aset. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lintassektoral
Kepastian Acuan Hukum Penanganan NPS
N
ew Psychoactive Substance (NPS), atau yang lebih akrab disebut narkoba jenis baru telah menjadi ancaman dunia dan semakin meresahkan. Salah satu jenis NPS yang marak beredar di Indonesia adalah methilon. Dengan kemunculan NPS, tren peredaran narkoba bergeser. Pada awalnya NPS kian marak beredar karena belum ada kepastian hukum yang bisa menjeratnya. Namun, kini kepastian hukum sudah muncul seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan No.13 Tahun 2014 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.13 tahun 2014 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika, disebutkan bahwa jumlah narkotika yang termasuk
Kepala BNNP NTB, Mufti Djusnir, sedang memberikan penjelasan.
dalam Narkotika Golongan I adalah 82 jenis (termasuk di dalamnya 18 jenis NPS). Sebelumnya, jumlah narkotika golongan I adalah 65 jenis. Seperti diungkapkan Kepala BNNP NTB, Mufti Djusnir, dengan adanya acuan hukum yang baru ini diharapkan dapat membantu pihak yang terkait di wilayah hukum Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam penanganan NPS. “Dalam konteks pencegahan,
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
aturan ini harus tersosialisasikan sehingga masyarakat paham tentang adanya perubahan jumlah narkotika golongan I. Sedangkan untuk aparat hukum, tentu peraturan ini dapat digunakan acuan sehingga mereka tidak ragu untuk menindak sindikat pengedar NPS,” ujar Mufti kepada SINAR, belum lama ini. Di Indonesia sendiri, tambah Mufti, jerat hukum pada penjahat NPS memang belum bisa
dikatakan maksimal. Meski demikian, langkah maju sudah ditunjukkan oleh jajaran penegak hukum di Nusa Tenggara Barat, “Melalui sinergi yang apik, pada akhir tahun 2013 Polresta Mataram, Polda NTB, BNNP NTB, Kejari Mataram, dan Pengadilan Negeri Mataram berhasil mempidanakan pengedar methilon bernama I Wayan Purwa dengan hukuman 13 tahun penjara,” tandas Mufti. (pas) SINAR BNN 25 EDISI IV - 2014
aspirasiwarga
26 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
kasuskasus
Kelabui Petugas, Sindikat Gunakan Modus Campur Narkoba
J
aringan sindikat narkotika MalaysiaIran menggunakan modus penyelundupan narkoba via paket yang didalamnya terdapat serbuk putih yang mengandung (bercampur) dengan sabu. Modus ini terungkap setelah petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) mengamankan MST (WN Iran, 37), di luar kantor pos sesaat setelah menerima paket asal Iran yang berisi serbuk mengandung sabu seberat + 25.060,6 gram, Senin (16/6). Kasus ini berhasil diungkap berkat kerja sama BNN, Bea Cukai dan Kantor Pos Besar Jakarta. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari tersangka MST, masalah ekonomi menjadi alasan MST terjun dalam bisnis narkoba. Pada Mei 2014 lalu, ia menerima tawaran pekerjaan sebagai kurir narkoba dari temannya bernama SHB (WN Iran yang pindah kewarganegaraan menjadi WN Inggris, 25). Pekerjaan yang harus dilakukan oleh MST adalah mengambil paket berisi serbuk mengandung sabu dari kantor pos lalu membawanya ke sebuah rumah yang akan dijadikan tempat penyimpanan sabu. Untuk pekerjaan seperti ini, MST ditawari upah yang cukup menggiurkan
Kabag Humas BNN, Sumirat Dwiyanto dan Deputi Pemberantasan BNN, Deddy Fauzi Elhakim, memperlihatkan barang bukti.
yaitu USD 20 ribu, atau sekitar Rp 200 juta. Setelah setuju dengan bisnis ini, pada 17 Mei 2014, MST menghubungi rekannya bernama MJD (WN Iran, 44) untuk mencarikan rumah yang bisa dijadikan tempat penyimpanan sabu. MST menjanjikan imbalan sebesar Rp 50 juta jika tugas tersebut berhasil dilakukan. Pada tanggal 13 Juni 2014, paket berisi narkoba dari Iran telah tiba di Jakarta. Setelah mendapat kabar kedatangan paket tersebut, MST mengambil paket itu tiga hari
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
kemudian pada tanggal 16 Juni 2014. Sesaat setelah MST mengambil paket tersebut, tim BNN dengan sigap mengamankannya. Dari tangan MST, petugas menyita tiga dus paket berisi serbuk yang mengandung sabu seberat + 25.060,6 gram. Modus yang digunakan oleh sindikat ini adalah mencampurkan sabu dengan serbuk putih seperti tepung halus. Setelah itu mereka akan memisahkan sabu dan serbuk agar bisa diolah menjadi sabu murni. Tim BNN selanjutnya melakukan penggeledahan
di tempat tinggal MST di apartemen Kalibata City. Di TKP petugas juga menyita kertas lembaran putih berukuran 50x50 cm sebanyak 30 lembar yang diduga digunakan untuk alat bantu proses pemurnian serbuk putih. Tim BNN juga mengamankan WN Iran lainnya yaitu MJD yang sebelumnya ditugasi MST untuk mencari tempat penyimpanan sabu. MJD diamankan di loby Kalibata City, pada hari yang sama. Menurut pengakuan MST, serbuk yang mengandung sabu ini belum sepenuhnya barang jadi karena perlu diolah lagi. Ia mengatakan, orang yang dapat “memasak” atau mengolah sabu secara utuh hanyalah SHB yang berada di Iran. Pada akhirnya, melalui peran MST sebagai justice collaborator, SHB bisa dipengaruhi dan datang ke Indonesia, Selasa (24/6). Sesaat setelah keluar dari pintu gedung kedatangan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, SHB ditangkap tim BNN. Dari keterangan para tersangka, mereka berencana untuk menjual sabu hasil olahan itu pada anggota sindikat narkoba di Aceh, atas perintah seorang pria berinisial MHR yang berada di Malaysia. (pas) SINAR BNN 27 EDISI IV - 2014
aspirasiremaja
Menghindarkan Remaja dari Narkoba pribadi, pakailah rasio (pemikiran, pertimbangan) lebih banyak dari pada emosi. 3. Jangan menghindar dari Mahasiswi UNBRA Malang problem, tetapi hadapi dan atasi persoalan sampai tuntas, bila Beberapa faktor emaja selalu tak mampu konsultasi remaja mengkonsumsi saja mempunyai pada ahli. narkoba diantaranya rasa ingin 4. Pilihlah adalah karena tahu yang sangat pergaulan yang tinggi, terutama pada pergaulan/pengaruh aman jangan yang teman, faktor hal” yang belum berbahaya. lingkungan, faktor pernah mereka coba. 5. Pilih kegiatan keluarga yang kurang mereka akan merasa mendukung. Namun, yang sehat, tak tertantang dan merugikan diri sendiri beberapa faktor mencoba hal baru ataupun orang lain, itu meskipun mereka ini bisa saja kita hindari, sehingga kita ikutilah klub olah sebenarnya tahu raga, organisasi sosial. dapat terhindar dari dampak negatifnya. Lakukan hobi bersama narkoba yang bisa Contohnya adalah teman dan keluarga. menghancurkan masa narkoba. 6. Gunakan Dalam kehidupan, depan kita. waktu dan tempat berikut ini adalah sekarang tak asing yang aman, jangan tips menghindari lagi kita mendengar keluyuran malamnarkoba bagi remaja : bahwa banyak remaja malam. Bersantailah 1. Jangan pernah meninggal dunia dengan keluarga, mencobanya, akibat narkoba atau berkaraoke, piknik, walaupun untuk iseng obat-obatan terlarang. makan bersama, atau untuk alasan Bukan hanya memakai lain, kecuali perintah masak bersama, beresnarkoba saja, namun dokter/alasan medis. beres bersama nonton remaja sudah bersama keluarga. 2. Kuatkan banyak yang menjadi 7. Selalu berusaha iman, mantapkan pengedar.
EVA
R
28 SINAR BNN EDISI IV - 2014
menjadi pribadi yang baik, bertindak positif, bertanggungjawab, jadilah figure/sosok yang diteladani. 8. Berusahalah “saling mendengar”, saling mengingatkan dan saling memaafkan agar semakin mendewasakan pribadi masingmasing. 9. Buatlah keluarga, rumah tangga, menjadi tempat yang paling menyenangkan, paling menenangkan sehingga membuat “betah” tinggal bersama “sahabat”. 10. Selalu ingatkan, bahwa ancaman hukuman untuk pengedar sangat berat. 11. Ingatkan bahwa Narkoba akan merusak kerja otak, susunan syaraf pusat, merusak ginjal, lever dan sebagainya. Mari bulatkan tekad kita semuanya untuk menjauhi narkoba.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
aspirasiremaja
Indahnya Hidup Ini Tanpa Narkoba VIRU CAHYA Pelajar
N
arkoba sudah tak asing lagi di telinga kita, bahkan di Negeri kita tercinta ini sebagian besar remaja di Indonesia sudah banyak yang menjadi korban. Sebagian remaja menyebut ini adalah gaya hidup yang sering disebut “GAUL” tapi bagiku narkoba adalah barang kecil yang mampu merusak dunia seseorang menjadi gelap, yang mampu membuat masa depan kita buram. Narkoba cenderung dengan anak remaja yang
awalnya ingin sekedar tahu dan coba – coba, namun pada akhirnya kecanduan. Hal ini menimbulkan dampak yang buruk terhadap mereka bahkan menjurus ke tatanan sosial. Hindari narkoba, karena narkoba bisa merusak kesehatan, merusak mental, merusak pendidikan dan akhirnya merusak masa depan. Jauhkan diri dari pergaulan bebas, karena dari sana narkoba merasuk dalam diri anda. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, sayangnya masih ada
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
pihak yang belum memiliki kesadaran akan bahaya dan pentingnya gaya hidup sehat tanpa narkoba. Kejahatan dibidang Psikotropika dan obat-obatan terlarang semakin hari semakin menunjukkan grafik yang tinggi, Harus berapa banyak lagi Generasi Muda yang harus gagal dan gugur dalam citacitanya hanya karena persoalan narkoba, harus berapa banyak lagi remaja kita harus jadi korban. Ayo generasi muda bangkitlah, raihlah cita - citamu setinggi langit. Jadilah remaja yang bersih dari narkoba. Alangkah meruginya kita yang tak tahu arti hidup sebenarnya, hidup ini sebenarnya indah tanpa narkoba, tanpa obat - obatan kita
bisa gaul. Bahkan sesungguhnya hidup ala narkobalah yang akan mengantarkan kita ke jurang kehancuran. Hidup ini masih panjang, masih banyak yang membutuhkan kita. Jangan kita sia siakan hidup ini. Bangkitlah sobat. Tinggalkan Narkoba. Mari kita ciptakan hidup indah tanpa narkoba. Katakan ” Tidak ” pada Narkoba. Hidup sehat tanpa narkoba. Saatnya bangsa kita terhindar dari narkoba, harus berapa banyak lagi korban yang akan berjatuhan. Banyak sudah orang sakit gara - gara narkoba. Banyak sudah orang meninggal gara-gara narkoba. Maka dari itu mari kita jahui narkoba, saatnya kita merdeka dari narkoba. SINAR BNN 29 EDISI IV - 2014
artikelartikel
Kita Remaja Anti Narkoba
K
ita tentu sering mendengar bahwa di kalangan remaja/pelajar beredar Narkoba. Penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja/pelajar merupakan masalah yang kompleks. Kenapa? Oleh karena tidak saja menyangkut pada remaja atau pelajar itu sendiri, tetapi juga melibatkan banyak pihak baik keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, teman sebaya, tenaga kesehatan, serta aparat hukum, baik sebagai faktor penyebab, pencetus ataupun yang menanggulangi. 30 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanakkanak menuju masa puber. Pada masa inilah umumnya dikenal sebagai masa “pancaroba” keadaan remaja penuh energi, serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang-ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin coba dan tidak mau ketinggalan. Pada masa-masa inilah mereka merupakan kelompok yang paling rawan berkaitan dengan penyalahgunaan
narkoba. Pengetahuan mengenai bahaya narkoba ini hanyalah merupakan salah satu segi yang perlu disampaikan agar mereka sadar akan dampaknya terhadap kesehatannya, bahkan ancaman terhadap kehidupannya. Kalau saja semua perilaku pada masa remaja tersebut terarah dengan baik pada hal-hal yang positif tentunya akan dihasilkan remaja/ pelajar yang berprestasi sebagai tumpuan masa depan, tetapi sebaliknya akan menghasilkan perilaku negatif seperti kenakalan remaja,
tindak kejahatan, rusaknya fisik dan mental yang sangat merugikan dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Masyarakat sudah banyak mendengar narkotika dan telah menjadi ancaman di depan mata. Kata “Narkotika” sendiri berasal dari Bahasa Yunani “Narkoum” yang berarti membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Namun perlu diketahui sebelumnya bahwa narkotika memiliki khasiat dan manfaat yang digunakan dalam kedokteran dalam penanganan kesehatan dan pengobatan, serta
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
artikelartikel berguna bagi penelitian perkembangan ilmu pengetahuan farmasi/ farmakologi. Ironisnya saat ini malah disalahgunakan oleh pihak tertentu yang menjadikan narkotika sebagai komoditas ilegal. Narkoba menyerang dan merusak syaraf manusia ini mengakibatkan perasaan dan akal seseorang tidak berfungsi normal. Bila dua organ tersebut tidak berfungsi, sebenarnya manusia itu telah kehilangan kemanusiaannya. Pada awalnya Alkohol dan Rokok ialah pintu masuk seseorang terjerumus narkoba. Sebagai manusia yang beragama memakai narkoba itu hukumnya haram, sejak Musyawarah Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) 10 Pebruari 1978 telah menyampaikan fatwa yang ditandatangani oleh KH Syukri Ghazali (Ketua Komisi Fatwa MUI) dan H. Amirudin Siregar (Sekretaris Komisi Fatwa MUI). Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terhormat, layak , dan mampu mengemban amanah setelah terlebih dahulu melalui seleksi diantara makhluk Tuhan lainnya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Ahzab ayat 72 : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi serta gunung-
gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh”. Dalam Islam, narkotika ini sering disebut juga “hasyisyi”. Dalam Kitab “Hisyayatul As Syariah” karangan Ibnu Tamiah disebutkan bahwa: “Hasyisyi itu hukumnya haram dan orang yang meminumnya dikenakan hukuman sebagai mana orang yang meminum khamr” Dan ada salah satu Hadis Sholeh riwayat Bukhori Muslim yang Berbunyi: “Tiap-tiap barang yang memabukkan haram”. Dari beberapa Firman dan Hadis di atas kita harus lebih meyakini lagi bahwa NARKOBA itu hukumnya haram. Ada Pepatah mengatakan “Mencegah lebih baik dari pada mengobati”, akan benarbenar terbukti dalam kasus narkoba. Mereka yang sudah terjerumus sampai menimbulkan ketergantungan akan sulit untuk ditangani dan sulit diberikan pengarahan. Umumnya sulit untuk menghentikan pemakaian Narkoba. Ada Beberapa hal yang perlu kita lakukan
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
demi menjaga seseorang agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, diantaranya: 1. Pendidikan Agama Sejak Dini Pendidikan Agama sangat perlu dilaksanakan sejak dini. Bukan hanya itu, bahkan anak yang masih dalam kandungan Sang Ibupun usaha mendidik anak tersebut sudah harus dilaksanakan yaitu dengan jalan kedua orangtuanya selalu berakhlak dan berbudi baik, menyempurnakan ibadah, memperbanyak bersedekah, membaca Al Qur’an, berpuasa, dan berdoa kepada Allah dengan tulus agar anak yang akan lahir nanti dalam bentuk fisik yang sempurna dan merupakan anak yang berjiwa shaleh. 2.Pendidikan di Lingkungan Keluarga Unit terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Di sinilah tempat pertama bagi anak-anak memperoleh pendidikan perihal nilai-nilai sejak anak dilahirkan. Maka dengan demikian orang tua sangat berperan pertama kali dalam mendidik, mengajar, membimbing, membina, dan membentuk anakanaknya dengan : 1. Memberikan kasih sayang, pengorbanan, perhatian, teladan yang baik, pengaruh yang luhur. 2. Menanamkan nilai-nilai agama (iman dan ibadah), akhlak budi
pekerti, disiplin dan prinsip-prinsip luhur lainnya. 3. Melakukan kontrol, filter, pengendalian, dan koreksi seluruh sikap anak-anaknya secara bijaksana baik di rumah maupun di luar. 4. Memelihara kesejukan, ketentraman, kesegaran, keutuhan, dan keharmonisan rumah tangga sehingga anak-anak merasa tenang, nyaman, aman, damai, bahagia, dan betah tinggal di tengahtengah pergaulan keluarga setiap hari. 3.Pendidikan di Sekolah/Kampus Sekolah maupun perguruan tinggi ialah tempat guru mengajar/ mendidik dan murid belajar dan terdidik, sehingga terciptalah masyarakat pendidikan yang bertujuan menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk kepribadian, pengetahuan dan keterampilan anak didik yang kelak akan tumbuh menjadi manusia seutuhnya. Untuk itu, sekolah maupun perguruan tinggi harus berorientasi pada pembangunan dan kemajuan sehingga dapat mencetak sumber daya manusia yang beriman, berilmu, dan mempunyai keterampilan yang tinggi serta memiliki wawasan masa depan yang luas, berakhlak mulia, juga berbudi pekerti luhur. SINAR BNN 31 EDISI IV - 2014
liputankegiatan
Sadar Narkoba, Tumbuhkan Inisiatif Masyarakat untuk Membasminya
M
enanggulangi narkoba merupakan tanggung jawab seluruh unsur pemerintah, baik pemerintah dan masyarakat. Guna menumbuhkan sikap seperti itu, puluhan warga RW 05 Kelurahan Curug Cimanggis, Depok, Jawa Barat, mendapatkan penjelasan mengenai bahaya narkoba secara mendalam. Hal tersebut mengemuka pada kegiatan Pemberdayaan Lingkungan Masyarakat dalam P4GN yang diselenggarakan bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), Selasa (22/7). Menurut Ketua RW 05 Kelurahan Curug Cimanggis, Ahmad Subrata, memahaminya masyarakat tentang narkoba akan menumbuhkan secara inisiatif kesadaran untuk membasminya,“Masyarakat tentu tidak ingin keluarga atau kerabatnya menjadi sasaran narkoba,” jelasnya. Diakui Subrata, semakin pedulinya masyarakat terhadap narkoba akan mempersempit modus peredaran dan penyalahgunaannya, “Disitu, masyarakat akan selalu mewaspadai setiap gerak gerik mencurigakan yang diindikasikan kejahatan narkoba. Mereka melakukan 32 SINAR BNN EDISI IV - 2014
itu karena telah memahami cara membentengi lingkungannya melalui pembekalan seperti ini,” ujar Subrata. Atas dasar itu, ia memandang kegiatan serupa ini bernilai penting diberikan kepada masyarakat. Bertambah banyaknya masyarakat yang mengenal akibat buruk penyalahgunaan narkoba, maka keinginan mewujudkan bangsa bersih dari barang berbahaya tersebut segera terealisasi,“Saya juga akan meminta warga untuk melaksanakan aksi nyata menjaga pemukiman disini dari ancaman narkoba, walaupun sekecil apapun tapi untuk tujuan positif besar manfaatnya,” tandasnya. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Stigma Negatif Hambat Mantan Pengguna Kembali ke Masyarakat
P
sikolog Adiksi dr. Gunawan mengungkapkan, mantan pengguna narkoba memerlukan pengorbanan yang besar untuk bisa benar-benar kembali sehat,”Pengorbanan bukan saja berupa materi tapi juga waktu serta psikologis, memang tidak mudah mengobati penguna narkoba. Yang perlu diingat penguna narkoba adalah orang orang yang sakit fisik dan mentalnya, makanya cara yang paling tepat adalah mengobati mereka sampai sembuh total,” ungkap dr. Gunawan, di Studio 7 TVRI Jakarta, kemarin. Selanjutnya Gunawan mengatakan, mantan penyalahguna narkoba sering kali dihadapkan dengan serangkaian permasalahan seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan, sulitnya berintergrasi dengan masyarakat dan sejumlah hal pelik lainnya,”Hal ini banyak dipengaruhi oleh faktor
Psikolog Adiksi dr. Gunawan mengungkapkan, mantan pengguna narkoba memerlukan pengorbanan yang besar untuk bisa benar-benar kembali sehat
stigma negatif ditengah masyarakat tentang penyalahguna narkoba. Stigma negative menghambat mantan pengguna narkoba untuk kembali ke dalam kehidupan di tengah masyarakat,” jelas Gunawan. Sementara itu, Direktur Pasca Rehabilitasi Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN), Yunis Farida Oktoris, menjelaskan, keberadaan rumah dampingan sebagai
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
programpasca rehabilitasi, bagi korban penyalahguna narkoba tidak bisa dipandang sebelah mata, “Rumah dampingan membantu menyiapkan para mantan pecandu untuk kembali ke masyarakat, jangan dikira setelah di rehabilitasi korban langsung pulih, mereka perlu program pasca rehabilitasi,” jelas Yunis. Menurut Yunis, selama mengikuti program pasca rehabilitasi di rumah dampingan, para
mantan pengguna narkoba dibimbing dan diberi penyuluhan agar benar benar pulih dan tidak akan menyentuh barang haram tersebut, “Selain diberi penyuluhan mantan pengguna narkoba juga dibekali pelatihan bisnis atau usaha, hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan menyiapkan mental mereka dalam menjalankan usaha ketika kembali ke masyarakat,” ujar Yunis. (pas) SINAR BNN 33 EDISI IV - 2014
liputankegiatan
Bangun Nilai Kepemimpinan maka profesionalismenya akan menjadi hancur,” kata jenderal bintang tiga ini. Menurut mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini, etos budaya memang penting untuk ditumbuh kembangkan oleh setiap personel BNN, karena tantangan permasalahan narkoba ke depan kian kompleks. Saat ini telah terjadi perubahan paradigma di dunia, khususnya di kawasan Asia dan Eropa tentang penanganan bagi pecandu dan penyalahguna Narkoba, “Bila dahulu perlakuan bagi mereka adalah hukuman penjara, kini berubah karena saat ini mereka diarahkan untuk menjalani rehabilitasi. Hal ini juga dibuktikan dengan tema peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) pada Kepala BNN, DR. Anang Iskandar, melantik Deputi Hukum dan Kerjasama, Inspektur Utama BNN dan Inspektur II tahun ini, yang diperingati oleh masyarakat dunia setiap tanggal 26 Juni, yakni dengan epala Badan Narkotika Nasional (BNN) DR. Anang mengangkat pesan pengguna Narkoba dapat dicegah dan Iskandar, mengingatkan kepada seluruh jajaran di direhabilitasi,” tandas Anang Iskandar. lingkungan BNN agar mampu membangun nilai Paradigma ini, tambah Anang Iskandar, tentunya akan kepemimpinan,“Kepemimpinan individu dapat dibangun berpengaruh terhadap orientasi pekerjaan di BNN itu melalui keteladanan, mengutamakan team building, sendiri. Masyarakat harus diyakinkan bahwa pecandu dan peningkatan kemampuan, dan berprestasi tiap hari sesuai penyalahguna Narkoba adalah orang yang sakit sehingga dengan target yang ada,” katanya saat melantik tiga pejabat perlu dipulihkan, “Anggapan sebagian besar masyarakat yang baru untuk eselon I dan II di lingkungan BNN, di ruang rapat menganggap bahwa mereka harus dihukum dan dipenjara BNN lantai 7, Senin (14/7). mesti diubah secara perlahan. Selain itu langkah berikut yang Sesuai Keputusan Presiden RI Nomor : 88/M Tahun dapat dilakukan adalah berupaya untuk merubah cara berfikir 2014, Drs. Aidil Chandra Salim, M.Com dilantik sebagai para penegak hukum. Terhadap mereka perlu dilakukan Deputi Bidang Hukum dan Kerjasama BNN dan Brigjen Pol reorientasi, agar turut mendukung upaya rehabilitasi bagi Drs. Taufik Nurhidayat, MH sebagai Inspektur Utama BNN. penyalahguna Narkoba. Oleh karenanya dengan dilantiknya Selain itu juga Kombes Pol Drs. Roeslan Nicholas dilantik ketiga pejabat baru ini diharapkan tugas tersebut menjadi sebagai Inspektur II Inspektorat Utama BNN, berdasarkan lebih ringan,” harap Anang Iskandar. Surat Keputusan Kepala BNN Nomor : KEP/357/VII/SU/ Orientasi penanganan bagi pecandu dan penyalahguna KP.02.01/2014/BNN. Narkoba dengan paradigma baru ini telah dimulai di negaraSelanjutnya Anang Iskandar memaparkan esensi etos negara Eropa sejak 10 tahun lalu, antara lain di Luxemburg, budaya kerja bagi pegawai BNN, dengan mengacu pada tiga Belanda, Portugal dan juga di Australia. Menurut United aspek utama yaitu servis, integritas dan profesional. Nations Office on Drug and Crime (UNODC) Regional Asia “Servis mengacu kepada pelayanan yang kita berikan bagi untuk di wilayah ASEAN saat ini program tersebut baru masyarakat dengan mengedepankan aspek kesopanan dan efektifitas yang tinggi. Sedangkan integritas menonjolkan nilai- berjalan di Thailand dan Indonesia. Sebagai informasi, aplikasi paradigma baru ini akan mulai dijalankan pada pertengahan nilai yang mesti ada dalam setiap individu pegawai, meliputi bulan Agustus 2014 dengan pilot project di 16 kota di kejujuran, kesederhanaan, dan disiplin. Adapun aspek profesional menguji seseorang untuk senantiasa bertindak dan Indonesia. Kedepannya diharapkan melalui program ini dapat menurunkan tingkat prevalensi penyalahguna Narkoba di bekerja sesuai aturan. Walaupun seorang pegawai memiliki Indonesia. (pas) kecakapan dalam bekerja namun tidak patuh terhadap aturan
K
34 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Hukum Berat Bandar dan Rehabilitasi Pengguna Narkoba
A
da dua upaya dalam menanggulangi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di Indonesia. Pertama, pengedar dan bandarnya harus dihukum tegas, dan kedua, pengguna dan pecandunya direhabilitasi medis dan sosial. Penerapan langkah tersebut diharapkan memutus supply and demand narkoba di bangsa ini. Vonis hukuman yang tegas serta keras terhadap pengedar dan bandar narkoba akan memberikan efek jera bagi setiap pelaku kejahatan narkoba. “Sehingga siapapun pengedar dan bandar narkoba yang ingin memasarkan kesini akan berpikir seribu kali karena mengetahui bahwa Indonesia memiliki hukuman tegas,” jelas Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar, pada seminar nasional bertema Dekrimalisasi dan Depenalisasi Terhadap Korban Narkoba, yang diselenggarakan Universitas Trisakti, di Grogol, Jakarta Barat, Rabu (25/6). Sedangkan cara kedua, sambungnya, adalah merehabilitasi para pengguna dan pecandu narkoba agar lepas dari ketergantungan barang berbahaya tersebut. Menurut Anang, pengguna dan pecandu yang direhabilitasi akan pulih karena dirawat sesuai mekanisme,“Merehabilitasi akan menyelamatkan masa depannya dari kehancuran hidup berkepanjangan,” ujarnya. Pengguna dan pecandu narkoba yang telah pulih berdampak berkurangnya pasokan Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
yang masuk ke bangsa ini,”Alasannya, jumlah manusia Indonesia yang mengonsumsi narkoba telah hilang dan pengedar serta bandar narkoba akan menganggap bila disini bukan pasar menguntungkan lagi. Itu semua diatur oleh UU Narkotika, jadi perintah regulasi, bukan kebijakan BNN atau pemerintah,” tandasnya. Pola pikir seperti itu, lanjut Anang, perlu terus menerus disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan perguruan tinggi. Dengan begitu aksi mewujudkan Indonesia bersih narkoba segera terealisasi. Sementara Profesor DR Surya Jaya, MH selaku Pakar Hukum Pidana Universitas Trisakti menyatakan, pola hukuman terhadap pengguna dan pecandu narkoba dapat diganti dengan bentuk lain yang serupa. Itu bukan berarti menghilangkan proses hukumnya, tetapi putusan hukumnya yang berbeda dari biasa,“Kalau pelaku kejahatan dipenjara, mereka yang menjadi korban narkoba diganti sifat hukumannya menjadi rehabilitasi dan artinya tetap sama saja,” imbuh Surya. (pas) SINAR BNN 35 EDISI IV - 2014
liputankegiatan
Kebanyakan Pengguna Narkoba Berusia Produktif B
erdasarkan data UNODC (Organisasi dunia yang menangani masalah narkoba dan criminal) di dunia ada 315 juta orang usia produktif atau berumur 15 sampai 65 tahun yang menjadi pengguna narkoba. Selain itu, ada 200 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat narkoba. Hal itu karena akibat jumlah narkoba yang beredar cukup besar dan pengguna narkoba yang memperoleh pemulihan masih relatif kecil. Sementara itu, di Indonesia sendiri angka penyalahgunaan narkoba telah mencapai 2,2 persen atau 4,2 juta orang pada tahun 2011. Mereka terdiri dari pengguna coba pakai, teratur pakai, dan pecandu. Meski begitu, pada aspek pemberantasan peredaran gelap narkoba, menunjukkan adanya peningkatan hasil pengungkapan kasus dan tersangka kejahatan serta pengungkapan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari kejahatan narkoba. Dalam kurun waktu 36 SINAR BNN EDISI IV - 2014
empat tahun terakhir, telah terungkap 108.107 kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka 134.117 orang. Hasil pengungkapan tindak pidana pencucian uang sebanyak 40 kasus dengan nilai aset yang disita sebesar Rp163,1 miliar. Sementara upaya pencegahan, telah dilakukan upaya peningkatan ekstensifikasi dan intensifikasi komunikasi, informasi dan edukasi mulai dari kalangan usia dini sampai dewasa di seluruh pelosok Indonesia. Pencegahan itu dilakukan dengan memanfaatkan sarana
media cetak, online, elektronik maupun tatap muka secara langsung kepada masyarakat. Di sisi lain, telah dibagun pula kesadaran, kepedulian, dan kemandirian masyarakat dalam menjaga diri, keluarga, dan lingkungannya dari bahaya narkoba. Dalam hal upaya rehabilitasi, selama kurun waktu 2010 sampai 2014 telah direhabilitasi sebanyak 34.467 residen baik melalui layanan rehabilitasi medis maupun sosial di tempat rehabilitasi pemerintah maupun masyarakat. Namun, ada beberapa
kendala dalam upaya memerangi narkoba, yaitu, pertama, sampai saat ini pelayanan rehabilitasi medis maupun sosial di Indonesia masih sangat terbatas. Sementara pengguna narkoba sangat besar. Masalah kedua, adalah peredaran gelap narkoba. Dalam kurun waktu empat tahun, telah terungkap kasus kejahatan narkoba dengan jumlah tersangka dan barang bukti yang cukup besar,”Namun, hasil itu masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah narkoba ilegal yang beredar di masyarakat,” kata dia. Masalah lainnya, adalah adanya stigma negatif masyarakat terhadap pengguna narkoba. “Mereka dianggap penjahat dan apabila mereka kambuh kembali dianggap residivis, mereka dikucilkan oleh lingkungannya bahkan keluarganya sendiri. Padahal, seharusnya mereka diselamatkan dan dibimbing agar pulih dan mempunyai masa depan yang lebih baik.” (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Penangananan Narkoba Ideal
Kebijakan dan Implementasi Akan Berjalan Selaras
P
emahaman masyarakat mengenai aspek penanggulangan narkoba dan penanganan terhadap korbannya dirasa merupakan hal yang penting. Mengerti tentang itu akan menjadikan selarasnya antara kebijakan dan implementasi. Hal itu dikatakan General Manager Yayasan Mitra Kencana Cendikia, Astrid Sesi Utama, dalam kegiatan Pemberdayaan Lingkungan Masyarakat dalam P4GN bersama warga Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dan Badan Narkotika Nasional (BNN), Sabtu, pekan lalu. Selanjutnya Astrid menjelaskan, disinilah melalui bentuk kegiatan seperti ini ia memberikan penjelasan seperti apa penanganan yang tepat kepada pengguna dan pecandu narkoba,”Selama ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui pola penanganan pengguna dan pecandu narkoba. Akibatnya, para korban narkoba masih banyak dianggap pelaku kejahatan dan dilaporkan ke polisi agar dipenjarakan. Bahkan ada yang didiamkan saja atau diasingkan sampai akhirnya tewas,” tandas Astrid. Menurut Astrid, bila ada masyarakat yang sudah memahami melalui media, itu juga belum secara rinci dan mendalam bagaimana pelaksanaan mekanismenya,”Dengan ditambah kegiatan serupa ini, tujuan yang diinginkan adalah sekarang masyarakat sudah Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
mengetahui dan dapat merealisasikannya. Masyarakat benar-benar paham membasmi narkoba dan menyikapi para korbannya,” imbuh Astrid. Atas dasar itu pula, peranan BNN dalam menyampaikan tentang langkah penanganan pengguna dan pecandu narkoba dibutuhkan,”Setelah masyarakat mendapat pembekalan dari BNN, dapat menjelaskan kepada yang lainnya sehingga secara luas diketahui,” ujar Astrid Sedangkan Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi menyatakan, kepedulian masyarakat terhadap bahaya narkoba merupakan benteng menangkal penyalahgunaan narkoba,”Disini, BNN adalah sahabat masyarakat yang setiap saat siap bermitra memerangi narkoba,” katanya. (pas) SINAR BNN 37 EDISI IV - 2014
tokohtokoh
Denny Indrayana
Politik Hukum Bagi Pecandu Narkoba Sudah Jelas, yaitu Direhabilitasi
K 38 SINAR BNN EDISI IV - 2014
etentuan rehabilitasi bagi penyalahguna atau pecandu Narkoba telah diatur secara tegas oleh pemerintah, sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkoba, khususnya pasal 54, 55, dan 103. Namun dalam prakteknya program rehabilitasi pengguna Narkoba belum berjalan secara maksimal. Hal ini antara
lain disebabkan karena masih belum sepenuhnya ada kesamaan persepsi para penegak hukum dalam menafsirkan aturan perundangundangan yang berlaku. Upaya
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
tokohtokoh pemberantasan Narkoba akan menjadi lebih sulit bila mereka para penyalahguna atau pecandu Narkoba dimasukkan kedalam lapas atau rutan. Wakil Menkumham Denny Indrayana dalam acara Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Narkotika di Yogyakarta, belum lama ini mengatakan bahwa selama pecandu narkoba belum tertangani dengan baik maka permasalahan Narkoba akan selalu muncul. Merujuk data Kemenkumham per Mei 2014, dari 252 lapas dan 211 rutan yang ada, saat ini dihuni oleh 164.566 napi dan tahanan. Sebanyak 69.026 orang diantaranya berasal dari kasus Narkoba. Adapun kapasitas ideal lapas dan rutan adalah dihuni oleh 109.234 warga binaan,“Ratarata lapas dan rutan di Indonesia saat ini mengalami over crowded hingga 51 persen,” ujar Denny. Oleh karenanya, untuk menyatukan persepsi di kalangan penegak hukum, Kemenkumham dan BNN telah memfasilitasi
penandatanganan Peraturan Bersama antar 7 kementerian/ lembaga pada tanggal 11 Maret 2014 lalu. Ketujuh kementerian/ lembaga itu adalah Mahkamah Agung, Kemenkumham, Kejaksaan Agung, Polri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, dan Badan Narkotika Nasional. Menurut Denny Indrayana, Peraturan Bersama merupakan mekanisme hukum dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, khususnya tentang pelaksanaan rehabilitasi bagi pengguna Narkoba. Peraturan Bersama ditujukan untuk menjembatani proses hukum, khususnya pada level penyidikan guna menentukan apakah yang bersangkutan merupakan pengguna atau pengedar melalui proses asesmen, meliputi aspek medis dan hokum, “Asesmen medis bertujuan menentukan apakah yang bersangkutan terindikasi sebagai pengguna Narkotika, berdasarkan kapasitas barang bukti dan motif penggunaan
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
yang diajukan oleh penyidik. Sedangkan asesmen hukum untuk menentukan apakah yang bersangkutan terindikasi sebagai pengedar atau bagian dari jaringan sindikat peredaran gelap Narkoba,” ujar Denny. Mengacu pada proyeksi BNN, tahun 2015 diperkirakan jumlah pecandu Narkoba akan mencapai angka 5,8 juta jiwa. Untuk menekan angka tersebut, penanggulangan Narkoba tentunya tidak hanya dapat mengandalkan penegakan hukum semata, namun juga perlu diimbangi dengan upaya lainnya, salah satunya adalah dengan memaksimalkan upaya rehabilitasi, ”Program dekriminalisasi dan depenalisasi yang selama ini gencar disosialisasikan dapat dimaknai sebagai upaya kita bersama untuk memberikan kesempatan para pecandu agar dapat menjalani rehabilitasi,” tandas Denny. Denny menambahkan bahwa politik hukum bagi pecandu sudah jelas, yaitu direhabilitasi, sehingga hal ini tidak
perlu diperdebatkan lagi, “Presiden RI sendiri dalam sambutan pada puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional Tahun 2013 mengatakan, bahwa solusi bagi pecandu Narkoba bukanlah lapas, namun pusat-pusat rehabilitasi. Presiden juga menegaskan bahwa konsep rehabilitasi bukanlah dihukum, tapi diselamatkan. Terkait kesiapan tempat rehabilitasi yang masih terbatas, saya mengajak para unsur terkait untuk segera membenahi bersamasama,” ajak Denny. Sementara itu Hakim Agung Suhadi mengatakan, perlunya untuk mengubah paradigma hakim. Selama ini masih kental anggapan sebagian hakim yang cenderung memandang pecandu Narkoba adalah penjahat. Selain itu ia beranggapan perlunya untuk memiskinkan para tersangka pengedar Narkoba sebelum mereka dipenjara dalam lapas. “Pengedar atau bandar perlu dimiskinkan, agar tidak bertingkah atau menjadi raja saat berada di lapas,” tegas Suhadi. (pas) SINAR BNN 39 EDISI IV - 2014
liputankegiatan
Komunitas Disabilitas Proaktif Cegah Narkoba
K
omunitas disabilitas memiliki hak yang sama dalam memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara, termasuk dalam penanggulangan masalah narkoba. Komunitas ini meminta tidak hanya jadi objek Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), tapi juga sebagai subjek nyata yang mendukung gerakan P4GN di negeri ini secara proaktif. Demikian diungkapkan Prof. Irwanto Ph.D, seorang peniliti HIV/AIDS dari Unika Atma Jaya dan sekaligus tokoh pemerhati masalah disabilitas saat bertemu dengan Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Dr. Diah Setia Utami, di ruang kerjanya, belum lama ini. Menurut Prof Irwanto, komunitas disabilitas butuh kesetaraan dalam konteks penanganan narkoba. “Komunitas kami perlu dirangkul karena komunitas disabilitas itu juga bisa jadi sasaran empuk sindikat narkoba,” ujarnya. Terkait dengan potensi kerawanan komunitas disabilitas, Irwanto menjelaskan, dalam kasus peredaran narkoba, sindikat pasti membidik 40 SINAR BNN EDISI IV - 2014
kegiatan workshop ini akan segera dirancang dan dieksekusi,”Kegiatan seperti itu sangat penting, karena dua pihak akan saling belajar dan menggali apa kebutuhan program yang bisa diciptakan untuk para penyandang disabilitas dalam mengatasi masalah narkoba,” kata Diah. Dalam kesempatan tersebut Diah, juga mengatakan, bahwa ia bisa belajar banyak Komunitas Disabilitas rawan menjadi korban sindikat narkoba dari komunitas disabilitas,”Disisi ini akan potensial bagi komunitas seperti ini lainnya, kita bisa berbagi orang seperti ini untuk karena komunitas disabilitas bisa berpotensi menyalahgunakan narkoba pengalaman pada mereka dari berbagai sebagai pelarian dari rasa menjadi sasaran empuk sindikat narkoba. “Seperti depresi atau keterpurukan aspek, baik dari segi pemberantasannya, seperti kita yang pakai kursi roda, jiwanya,” tandas Irwanto. bagaimana mengenali Karena itulah, tambah dan masuk bandara, mana narkoba dan tidak mudah ada orang curiga kita bawa Irwanto, komunitas diperdaya oleh rayuan ini perlu imunitas barang terlarang, yang sindikat, atau dari sisi agar tidak mudah pasti kita akan dilayani pencegahan, rehabilitasi terperdaya, dan tidak dan diberikan akses yang hingga pemberdayaan mudah terjebak dalam mudah untuk masuk ke masyarakat yang bisa godaan penyalahgunaan satu tempat, dalam kasus dicari formulanya agar narkoba,”Untuk seperti ini kita tentu membangun imunitas dan komunitas ini bisa banyak harus waspada, agar berperan,” ujar Diah. membuka ruang peran jangan sampai sindikat Jika BNN serius serta kaum disabilitas memperdaya,” kata menciptakan terobosandalam penanganan Irwanto. terobosan program yang masalah narkoba, perlu Menurut Irwanto, melibatkan komunitas program inklusif berupa dalam kasus disabilitas, maka BNN workshop tentang penyalahgunaan narkoba, akan menjadi pelopor P4GN bagi komunitas kaum disabilitas juga disabilitas,” harap irwanto. pertama di dunia yang rentan mengonsumsi melakukannya, karena Menanggapi hal narkoba. Ia memberikan hingga saat ini, tidak tersebut, Diah Setia contoh sebuah situasi Utami, mendukung penuh ada satupun negara di mana seseorang yang di dunia yang telah rancangan program mengalami disabilitas mengimplementasikan seperti ini. Dalam waktu pada saat dewasa (bukan program seperti ini. (pas) singkat, formulasi dari lahir). “Tentu situasi Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Masyarakat Harus Giat Tanggulangi Narkoba
U
paya penanggu langan narkoba memerlukan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. Itu merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan mengingat sasaran korban narkoba adalah kalangan masyarakat,“Tanpa kepedulian, sama artinya membiarkan bahaya narkoba menghancurkan kehidupan kita,” tukas Ketua LSM Jaya Sakti Nano Soekatno, pada kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam P4GN bersama warga Kelurahan Ragunan, Jakarta Selatan, dan Badan Narkotika Nasional (BNN), belum lama ini. Untuk itu ia mencoba membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait hal tersebut. Salah satunya dengan mendorong kelompok pemuda sekitar menyusun aksi strategis dalam membentengi wilayahnya dari barang
berbahaya itu,“Pemuda sebagai generasi masa depan bangsa sudah sepantasnya menjadi pelopor memerangi narkoba,” terang Nano. Terjaganya pemuda dari narkoba, menurut Nano, akan menyelamatkan bangsa di masa mendatang dari jurang keterpurukan sosial. Nano pun menegaskan, Indonesia akan mampu unggul dari bangsa lainnya karena lahirnya penerus yang sehat, bermoral, serta berkualitas,“Ini yang kami coba capai, memang tidak mudah tapi tidak akan pernah
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
putus asa,” ujarnya. Selanjutnya, tambah Nano, pemuda yang diarahkan menjadi garda menanggulangi narkoba itu akan diminta untuk menyampaikan penjelasan kepada masyarakat pemukimannya. Itu dimulai tahapannya, dengan memberikan pengertian kepada pemuda tentang narkoba secara dalam lalu membinanya secara organisasi untuk menjadi agen penanggulangan narkoba. “Pemuda-pemuda
yang akan dicetak menjadi kelompok anti narkoba itu berasal dari lintas golongan. Ada pemuda masjid, karang taruna, maupun tokohtokohnya,” jelas Nano. Sedangkan Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusanadi menyatakan, partisipasi kaum muda ikut serta membasmi narkoba adalah gerakan bernilai besar,”Pasalnya, anak muda adalah sasaran rentan narkoba tetapi kini berubah menjadi pelopor yang justru menanggulanginya,” cetusnya. (pas) SINAR BNN 41 EDISI IV - 2014
liputankegiatan
Ciptakan Imunitas Ibu Muda dan Lansia dari Ancaman Narkoba
S
alah satu program kerja Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kediri di bidang pencegahan adalah diseminasi melalui media tatap muka salah satunya yakni memberikan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN), boleh dikatakan sosialisasi merupakan rutinitas yang tidak bisa lepas dari BNN Kota Kediri, dalam upaya memberikan bentuk perlindungan kepada masyarakat agar tidak terjerumus kedalam lingkaran setan Narkoba. Seperti kegiatan Sosialisasi P4GN yang dilaksanakan di Kelurahan Bandar Lor Kecamatan Mojoroto, belum lama ini, dimana keseluruhan peserta merupakan Kader Posyandu Balita dan Lansia Kelurahan Bandar Lor. Tujuan BNN Kota Kediri memfokuskan
42 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Kelurahan Bandar Lor. AKP DN.Indrawati, SH juga menegaskan kegiatan seperti ini akan terus berlanjut ke kelurahan lain yang ada di Kota Kediri, karena kegiatan seperti ini sangat penting agar ibu muda dan lansia imun dari ancaman Narkoba. Dalam kesempatan tersebut, tim penyuluh juga menyampaikan himbauan Kepala BNN Kota Kediri AKBP LILIK DEWI INDARWATI, AmK.,SH.,MM. yang intinya apabila Ciptakan Imunitas Ibu Muda dan Lansia kader posyandu balita dan lansia muda yang belum kegiatan ini adalah Kelurahan Bandar menyalahgunakan agar Penyalahgunaan Lor mendapatkan Narkoba bisa dicegah Narkoba, termasuk informasi semua sektor se-dini mungkin apapun terkait sekaligus menjadikan masyarakat yang penyalahgunaan membantu P4GN. para kader posyandu Narkoba terutama di Akan selalu menjadi sebagai kepanjangan sekitar lingkungannya prioritas BNN tangan BNN Kota untuk segera Kota Kediri sebab Kediri dalam menyampaikan “mencegah jauh menyampaikan pesanmelalui call center lebih baik daripada pesan anti narkoba kepada kalangan Ibu- merehabilitasi” hal ini 0354 – 777333 dan pula yang disampaikan sms center 0822 3030 ibu muda dan lansia. 9001 atau langsung Upaya pencegahan secara tegas oleh datang ke kantor BNN Kasi Pencegahan tergolong kategori Kota Kediri di Jl. AKP DN.Indrawati, primer ini, ditujukan Selomangleng No. 03 SH ketika menjadi kepada anakKota Kediri. (lis) narasumber di anak, generasi Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Pengguna Narkoba Cenderung Sering Berbohong
S
alah satu perilaku penyimpangan yang dilakukan manusia adalah melakukan kebohongan. Berbagai penyebab melatari perbuatan tersebut, antara lainnya karena menggunakan narkoba. Hal itu diutarakan Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Maruarar Siahaan pada kegiatan Pemberdayaan Perguruan Tinggi dalam P4GN bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), di Cawang, Jakarta Timur, Jumat (27/6). Ia menilai, banyak orang terlihat bersikap aneh karena melakukan kebohongan,“Begitu juga di setiap kampus, juga ditemukan sifat yang sama karena menyalahgunakan narkoba,” terang Maruarar. Untuk itu dirinya mengajak mahasiswa UKI menjadi mata dan telinga terhadap penyalahgunaan
mahasiswa agar membantu rekannya yang lain supaya tidak terjerumus narkoba setelah mengikuti pembekalan ini,” jelas Maruarar. Dalam kesempatan ini ia juga menyatakan komitmennya bila narkoba adalah musuh bersama yang wajib diperangi. Alasan tersebut didasari penyalahgunaan narkoba hingga sekarang adalah persoalan besar Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Maruarar Siahaan bangsa yang akibatnya menghancurkan, narkoba di lingkungan perguruan tinggi ungkap mantan kampus. Mengawasi yang tidak memiliki Hakim Mahkamah keberadaan pelaku masalah,“Mahasiswa Konstitusi ini. penyalahgunaan harus ikut serta Sementara itu narkoba di UKI supaya kampus bersih maupun lingkungan dari penyalahgunaan Kasubdit Lingkungan luar,“Anda semua narkoba,” tandasnya. Pendidikan BNN AKBP Nurnaningsih adalah mata dan Tidak hanya mengemukakan, telinga kami di UKI,” menciptakan UKI tegasnya. sebagai kampus tanpa kepedulian mahasiswa dalam menangkal Agar dapat persoalan, lanjut penyalahgunaan terwujud, sambung Maruarar, dengan narkoba akan Maruarar, mahasiswa berbuat seperti tadi membantu perlu menyadari akan membentuk terealisasinya tujuan perannya yaitu citra alumni yang pendidikan. Lainnya, memberikan baik di lapangan ucapnya, mencetak informasi yang jelas pekerjaan. Pasalnya, terkait penyimpangan selama ini UKI sudah generasi penerus bangsa yang berkualitas narkoba. Sehingga dianggap bersih karena terhindar nantinya menjadikan narkoba,“Saya juga narkoba. (pas) UKI sebagai menghimbau kepada
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 43 EDISI IV - 2014
mancanegara
Working Group Rehabilitasi Hasilkan 10 Rekomendasi
D
alam diskusi working group tentang terapi dan rehabilitasi dalam sidang ASOD, negara-negara anggota Asean membahas beberapa point penting, antara lain ; pertukaran informasi tentang terapi dan rehabilitasi, penyebarluasan best practice rehabilitasi masing-masing negara, dan peningkatan kompetensi dan kapasitas melalui sertifikasi baik untuk institusi maupun program pelatihan di bidang narkoba. “Yang tak kalah penting, dibahas pula tentang konsensus untuk adaptasi pedoman dan standar klinis dan rehabilitasi,”ujar Deputi Rehabilitasi, Diah Setia Utami, di sela-sela kegiatan diskusi dalam rangkaian pertemuan ASOD, di Manila, Selasa (1/7). Diah menambahkan, dari hasil pembicaraan penting ini, ada sepuluh rekomendasi yang akan dijadikan acuan penting ke depan, yaitu : 1. ASEAN Mental Health Taskforce untuk mengkoordinir semua kegiatan terkait gangguan penggunaan narkoba di setiap negara 2. Mendiskusikan penggunaan DSM V/ICD X/Addiction Severity Index 3. ASEAN secretariat diminta untuk mengkoordinir implementasi keempat
44 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Poin MOU tersebut 4. Menyiapkan lisensi untuk pelatihan baik untuk profesional maupun non profesional termasuk tokoh masyarakat 5. Akreditasi untuk fasilitas program maupun personal yang bekerja dibidang Treatment and Rehabilitation maupun fasilitasnya 6. Setiap negara diminta untuk mengirim best practice tentang keunikan sensitifitas kultur dalam program treatment dan rehabilitasi 7. Mendorong untuk melakukan banyak penelitian Berbasis bukti dalam prosedur rehabilitasi 8. Mengajukan kepada ASEAN secretariat untuk mendistribusikan best practice dalam kebijakan
terapi dan rehabilitasi setiap negara termasuk rehabilitasi sukarela 9. Semua negara setuju untuk menyiapkan satu fasilitas “One Stop Center” dimana layanan terapi dan rehabilitasi mampu memberi layanan yang komprehensif dan berkesinambungan (continuum) 10. Memasukkan pengguna narkoba menjadi salah satu penyakit yang bisa ditanggung oleh asuransi Selanjutnya Diah menjelaskan, rekomendasi tersebut akan menjadi program kerja deputi rehabilitasi ke depan, sesuai dengan prioritas diantaranya meningkatkan kompetensi staf Pusat , BNNP dan BNNK melalui berbagai pelatihan baik
di dalam maupun di luar negeri di bidang rehabilitasi, menyiapkan best practice yang sudah ada atau yang akan dilakukan, misalnya uji coba Peraturan Bersama dan pelaksanaan IPWL, menyiapkan programprogram unggulan dimasing masing balai rehabilitasi untuk dijadikan best practice, menyiapkan berbagai modul pelatihan dibidang narkoba untuk standarisasi ASEAN, dan melaksanakan standarisasi layanan baik institusi Pemerintah, komponen masyarakat maupun pasca rehabilitasi serta menyiapkan “Center of Excellent” dalam bidang layanan, pendidikan dan pelatihan di salah satu balai rehabilitasi milik BNN. (pas)
Deputi Pencegahan BNN, Yappi manafe bersama delegasi negara-negara Asean saat mengikuti Sidang ASOD Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
mancanegara DR Anang Iskandar didampingi sejumlah perwakilan dari BNN, Badan POM, Polri dan Kemlu. Selain anggota ASEAN juga hadir mitra negara di luar ASEAN seperti Tiongkok, Jepang, India dan Korea Selatan serta wakil dari UNODC dan DEA. Dalam pembukaan sidang, para Ketua Delegasi memaparkan situasi terkini dari ancaman bahaya narkoba di negara masing-masing dan upaya yang ditempuh untuk mengatasinya. Dari masing-masing paparan dapat Kepala BNN, DR. Anang Iskandar bersama delegasi negara-negara Asean saat mengikuti Sidang ASOD disimpulkan bahwa upaya pengurangan lahan tanaman gelap seperti opium dan ganja mengalami dinamika keberhasilan seperti di Thailand untuk jenis opium dan tanaman ganja di Indonesia alam Pertemuan narkoba adalah musuh Selanjutnya Anang melalui program Para Pejabat bersama Asean, karena Iskandar menjelaskan, eradikasi tanaman gelap Tinggi ASEAN itulah negara Asean dalam pertemuan ini dan program alternative untuk masalah narkoba harus bersatu untuk ada tiga aspek penting atau Asean Senior melawannya sebagai one dibahas lebih mendalam development. Pada kesempatan Officials on Drug region, one asean,” tegas yaitu pengurangan paparan, hampir seluruh Matters (ASOD) di Jejomar, di Manila, lahan tanaman gelap, negara menghadapi Hotel Dusit Thani, Selasa (1/7). penurunan produksi, ancaman yang sama Wakil Presiden Sementara itu, peredaran dan Philipina, YM. Jejomar Kepala Badan Narkotika kejahatan narkoba serta yaitu derasnya C Binay menyampaikan Nasional (BNN), DR pengurangan prevalensi peredaran Amphetamine komitmen dan Anang Iskandar, menilai narkoba masing-masing (ATS), utamanya Methaphethamine keteguhan negarapertemuan ASOD negara. atau sabu dan ekstasi. negara ASEAN untuk sangat penting, karena Pertemuan Sedangkan beberapa bersatu melawan dan dalam kesempatan ASOD diketuai oleh mengatasi ancaman ini negara-negara Undersecretary Edgar C negara yang dekat narkoba yang berpotensi Asean akan membahas Calvante dari Dangerous dengan sumber tanaman opium seperti Myanmar, menghambat kemajuan langkah dan pencapaian Drug Board Philipina ASEAN baik dalam masing-masing negara dan dihadiri para pejabat Thailand, Laos, dan Kamboja tidak hanya aspek sosial maupun dalam mengatasi tinggi anti narkoba menghadapi masalah ekonomi. penyalahgunaan dan negara-negara Asean. ATS, akan tetapi juga “Penyalahgunaan peredaran gelap narkoba Delegasi Indonesia heroin. (pas) dan peredaran gelap di wilayah Asean. dipimpin Kepala BNN,
Asean Bersatu Melawan Penyalahgunaan Narkoba
D
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 45 EDISI IV - 2014
publikfigure
Indah Dewi Pertiwi
Ajak Artis Stop dan Jauhi Narkoba
Anti Narkoba, ia akan mengajak para sahabat seprofesi, untuk hidup sehat dan lepas dari jeratan ebagai narkoba. Duta Anti Narkoba, “Pastinya di sini Indah Dewi Pertiwi niat baik aku untuk akan mengajak para menyelamatkan sahabat seprofesi, (pengguna narkoba) untuk hidup sehat dan lepas dari jeratan ya. Aku akan ajak temen-teman artis narkoba. untuk stop dan jauhi Badan Narkotika narkoba. Aku akan Nasional (BNN), menunjuk Indah Dewi kasih motivasi dan Pertiwi (IDP) menjadi aku pastinya ajak mereka ke BNN,” kata Duta Anti Narkoba. IDP saat dijumpai di Menurut pelantun Gedung BNN, jalan “Hipnotis” tersebut, MT Haryono No.11, dunia entertainment Cawang, Jakarta memang tak luput Timur, beberapa dari jeratan narkoba. waktu lalu. Tak urung sejumlah Dikatakannya, di artis menjadi pemakai setiap show, ia akan narkoba. Untuk memberi penyuluhan itu, sebagai Duta
S
46 SINAR BNN EDISI IV - 2014
tentang bahaya narkoba yang sangat merugikan. Namun sebelum memberikan penyuluhan, IDP juga akan mendapat pembekalan agar pesannya bisa diterima baik oleh orang banyak,”Ada training juga. Pastinya nanti aku dapat pembekalan. Nantinya di setiap ada acara daerah ya aku ngomong soal penyuluhan narkoba,” ujarnya. Meski tak mudah untuk mengajak orang yang sudah terjerat narkoba untuk berhenti, namun penyanyi yang tenar lewat lagu ‘Baru Aku Tahu Cinta Itu Apa’
itu, akan berusaha sebisa mungkin untuk mengajak orang lain terutama teman sesama artis untuk menjauhi narkoba. “Komitmennya yang pasti aku bakal banyak konsultasi dengan BNN, gimana supaya penjelasan aku lebih bisa sampai ke masyarakat,” jelasnya. Sebagai duta, IDP punya harapan besar. Ia ingin bangsa Indonesia benarbenar bersih dan jauh dari narkoba. “Tiap tahun ada peningkatan jumlah pemakai. Karena prihatin makanya aku lakukan hal seperti ini untuk jauhi narkoba,” tandasnya. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
kerjasama
Dengan Sepakbola, Pengguna Bisa Pulih dan Bisa Main Seperti Maradona
K
epala Badan Narkotika Nasional (BNN), DR. Anang Iskandar, optimis sepakbola bisa menjadi salah satu media untuk memulihkan pengguna narkoba dari ketergantungannya. Bahkan ia mengatakan ketika pulih dan bermain sepakbola, maka bukan tidak mungkin bisa bermain bola layaknya Maradona. “Tidak bisa dipungkiri, sepakbola telah menjelma menjadi olahraga paling populer dan digandrungi segala kalangan. Dalam konteks penanganan masalah adiksi, sepakbola cukup potensial untuk mendorong para pengguna narkoba bisa kembali pulih, sehat, produktif dan berpretasi kembali,” kata Anang Iskandar, usai menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara BNN dengan Badan
Kepala BNN, DR. Anang Iskandar menandatangani MoU dengan BASRI
Sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI), di Gedung BNN, belum lama ini. Selanjutnya Anang Iskandar mengatakan, sebagai bentuk komitmen nyata dalam membina para pengguna narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, BNN bersama Badan Sepakbola Rakyat Indonesia (BASRI) menandatangani Nota Kesepahaman, “BASRI memiliki potensi yang kuat dalam pembinaan sepakbola. BASRI adalah salah satu wadah olahraga
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
sepakbola yang dapat menggerakan para pecinta olah raga khususnya sepakbola untuk aktif dalam kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba,” ujar Anang Iskandar. Dengan potensi yang ada tersebut , BNN menaruh harapan besar agar kerja sama ini dapat memberikan efek positif dan signifikan terutama dalam program rehabilitasi yang saat ini gencar dilakukan oleh BNN. Ke depan, sebagai bentuk tindak lanjut Nota Kesapahaman, BASRI akan
menyelenggarakan program pembinaan dan pelatihan sepakbola kepada para residen di Balai Besar Rehabilitasi BNN di seluruh Indonesia dan kepada para remaja di daerah rawan narkoba. Selain itu, BASRI akan menggelar turnamen sepakbola rakyat antar residen Balai Rehabilitasi BNN se-Indonesia, kompetisi sepak bola masyarakat di daerah rawan narkoba, dan mengkampanyekan spirit anti narkoba kepada seluruh binaan komunitas BASRI. (pas) SINAR BNN 47 EDISI IV - 2014
publikfigure
Julia Perez Cegah Narkoba Agar Tak Semakin Menjalar ke Hidup Kita
S
emangat Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) adalah sikap nyata ketegasan seluruh komponen bangsa untuk menanggulangi segera persoalan barang berbahaya tersebut. Jangan sekadar hanya bentuk peringatan seremonial belaka. Pasalnya, angka korban yang berjatuhan akibat narkoba semakin tinggi. Bila HANI 2014 hanya dinilai mengingatkan, maka para korban tidak akan pernah
48 SINAR BNN EDISI IV - 2014
berkurang, “Yang diperlukan adalah wujud kongkrit bagaimana mencegah narkoba agar tidak semakin menjalar ke hidup kita,” ujar artis Julia Perez saat ditemui pada acara Festival Jakarta Bersinar 2014 dalam rangka HANI, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (22/6). Bagi pelantun lagu Belah Duren
dan Aku Rapopo ini, sekecil apapun upaya masyarakat dalam menyusun langkah strategis menanggulangi narkoba akan bernilai besar bagi bangsa ini. Bila dipahami, sambung Jupe begitu akrab dikenal, akan menutup ruang terjadinya peredaran gelap dan penyalahgunaannya di Indonesia. Jangan bersikap
tidak peduli, ingat suami, istri, anak, dan cucu kita dapat menjadi sasaran narkoba kapan saja, terangnya. Lebih lanjut jelita yang baru saja membintangi layar lebar berjudul Caleg by Accident ini menuturkan, jiwa yang terkandung pada HANI menyampaikan pesan bahwa urusan menanggulangi narkoba bukan hanya
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
publikfigure tanggung jawab pemerintah saja. Jika cara berpikirnya demikian, tambah Jupe, maka keinginan semua pihak agar selamat dari narkoba sulit cepat terealisasi. Pemerintah juga punya keterbatasan dalam mengawasi peredaran narkoba yang modusnya lihai,” ucap jelita kelahiran 34 tahun lalu ini. Dengan begitu, kata Jupe, siapapun memiliki peran untuk bersama membasmi narkoba, termasuk kalangan artis. Dirinya sendiri berkomitmen tulus membantu pemerintah, khususnya Badan Narkotika Nasional, dalam menyelamatkan masyarakat dari kehancuran narkoba demi bangsa yang bermoral. Sementara itu, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Siswandi mengemukakan, keterlibatan artis dalam menjelaskan bahaya narkoba kepada publik akan membantu terciptanya masyarakat yang sehat. Alasannya, sambungnya, artis memiliki banyak penggemar yang akan didengar fans-nya terkait dampak buruk narkoba. (bud) Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 49 EDISI IV - 2014
liputankegiatan
Pengguna Narkoba Harus Diselamatkan
U
paya pencegahan narkoba harus maksimal. Namun jika memang seseorang sudah terlanjur mengonsumsi narkoba maka secepatnya harus direhabilitasi agar tingkat keparahannya tidak semakin meningkat. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), DR. Anang Iskandar mengungkapkan, pengguna narkoba harus diselamatkan agar tidak semakin ketergantungan dan tidak naik tingkat menjadi pengedar atau Bandar,“Mereka jika dibiarkan akan jadi laskar peredaran narkoba terdepan,” ujar Anang Iskandar, saat berdiskusi dengan awak media di Jakarta, belum lama ini. Selanjutnya Anang Iskandar mengatakan, hal penting yang harus dipahami 50 SINAR BNN EDISI IV - 2014
bersama adalah para pengguna memiliki hak untuk hidup sehat,“Pengguna itu jaringan terdepan, sehingga mereka harus segera dipulihkan, karena bandar akan tetap untung ketika penggunanya tidak digarap,” ujarnya. Ketika ditanya bagaimana peran masyarakat untuk mendukung
rehabilitasi, Jendral bintang tiga ini, mendorong agar masyarakat bisa mengajak rekan atau kerabatnya yang terlanjur mengonsumsi narkoba, jika perlu dengan paksaan agar mau direhabilitasi. Sementara itu, Deputi Pencegahan BNN sekaligus Ketua HANI 2014, Yappi Manafe mengatakan,
upaya pencegahan dan rehabilitasi harus seimbang dengan penegakkan hukum. Senada dengan Kepala BNN, masalah hak asasi manusia para pengguna harus dikedepankan. “Mereka memiliki hak asasi yang harus dijamin seperti hidup sehat, karena ke depan, kesehatan adalah tujuan utama,” ujar Yappi. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
resensibuku
Narkoba Membawa Sengsara
menggunakan kendaraan umum, dia menggunakan kendaraan yang diberikan orangtuanya yang dikendarai oleh sopir pribadinya. Tidak seperti orang lain yang merasakan kasih sayang orangtua, Arimbi merasakan hal yang berbeda. Kedua orangtua selalu bertengkar. Judul Buku : Jangan Beri Aku karena cinta Terutama ayahnya yang Narkoba itu memang selalu melukai ibunya Penulis : Alberthiene Endah ada. Hanya yang hanya bisa pasrah itu yang saya ketika di lukai oleh ayah punya.” Arimbi. “Kamu Arimbi selalu ada dasarnya, setiap kalap. Kamu merasa muak dengan novel memiliki ciri kehidupanya yang khas. Ciri khas itulah harus masuk panti.” monoton dan tidak ada yang membuat setiap “Kenapa yang istimewa dalam novel berbeda baik secara kalian setiap harinya. Dia isi maupun amanat yang selalu merasa kenapa akan disampaikan kepada memikirkan saya dan dia harus hidup para pembaca. Separti narkoba? didalam kehidupan halnya novel ini, penulis Kenapa kalian ditengah yang sangat rumit dimana menyampaikan isi pada tidak pernah banyak penghianatan dari situasi yang bagi orang novel ini dengan cerita berpikir membuat panti orangtuanya. Yang selalu kebanyakan adalah yang membuat pembaca bagi orang-orang yang bersandiwara satu dengan proses tak sadar karena menjadi mengerti, membuat saya celaka. yang lainnya. dipengaruhi narkoba. mengapa seseorang bisa Dia mulai mengenal Kisah Arimbi menjadi pecandu narkoba. Orangtua.” Arimbi adalah korban narkoba dari temannya merupakan gambaran Membaca novel setebal yang sudah terbiasa kegagalan orangtua 243 halaman ini, bagaikan tak terelakkan dari kehidupan rumah tangga menggunakan barang masa kini (dan belum membaca suatu kondisi kaum jetset yang bobrok. haram tersebut. Dia optimalnya institusi dan perasaan seorang Seperti kebanyakan remaja pemberantasan narkoba) merasa tertekan dengan wanita yang tertekan frustasi, dia dengan semua yang dihadapinya. dalam menyelesaikan dengan kondisi yang mudah mengenal dan kasus-kasus narkoba. Ada Mungkin dengan membuat dia menjadi menggunakan narkoba seorang pecandu narkoba. dalam waktu singkat telah begitu banyak mantan bersetubuh dengan bubuk pecandu yang masih hidupnya bisa lebih baik. “Narkoba telah melenakan itu. bergulat dengan persoalan- Padahal tidak. Narkoba menghancurkanmu....” Kisah ini menceritakan persoalan yang belum hanya membuat dia “Bukan. Bukan dia. Dia tentang bagaimana proses selesai. semakin terpuruk dengan Cuma bubuk putih yang psikologis seorang gadis masalah yang dihadapinya. Arimbi, dialah tahu bagaimana bersiasat muda dalam melawan Novel mengupas seorang perempuan yang memberi penyelamatan (atau melindungi kehidupan zaman modern berada pada kondisi dalam dunia yang begini dirinya dari) kehidupan yang begitu kacau. Dimana yang membuat dia harus kurang ajar.” yang sangat dia benci. banyak penghianatan merasakan kesengsaraan “Kamu menjadi rusak. Bagaimana dia berjuang didalamnya. Tetapi yang diakibatkan oleh Kamu menjadi celaka. mendapatkan kemenangan narkoba. Dia merupakan amanat yang terkandung Kamu menjadi lesbian. yang dia yakini dengan dalam novel ini harus seorang perempuan yang Semua karna narkoba.” dicerna dengan baik agar hidup dalam keadaan “Saya korban orangtua mencintai sesama perempuan. Bagaimana yang serba mewah. Ketika tidak salah tanggap bagi yang rusak. Saya korban pembaca. (Hafizh MA) orang lain pergi dan akhlak mereka yang celaka. dia bergulat dalam proses pengenalan dirinya pulang sekolah dengan Tapi saya menjadi lesbian
P
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 51 EDISI IV - 2014
siramanrohani
Orang-Orang yang Didoakan oleh Malaikat
M
alaikat adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang mulia, Dia tidak pernah membantah apa perintah Allah dan tidak pernah melanggar semua larangannya. Oleh sebab itu doa para malaikat adalah doa yang didengar oleh Allah, Nah Siapasiapa saja yang berhak atau sering didoakan oleh malaikat? Ini dia orangg-orang itu : 1. Orang Yang Tidur Dalam Keadaan Bersuci Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa, Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih 52 SINAR BNN EDISI IV - 2014
(tidak membiarkan shaf kosong) Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf – shaf” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib Berada Di Shaf BariAt Targhib wat Tarhib wat Tarhib I/272) san Depan Shalat I/37) 5. Para Malaikat 2. Orang Yang Sedang Berjama’ah Rasulullah SAW bers- Mengucapkan ‘Amin’ Duduk Menunggu abda, “Sesungguhnya Ketika Seorang Imam Waktu Shalat. Allah dan para malai- Selesai Membaca Al Rasulullah SAW Fatihah. kat-Nya bershalawat bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kepada (orang-orang) Rasulullah SAW bersabda, “Jika seyang berada pada kalian yang duduk orang Imam membaca menunggu shalat, se- shaf-shaf terdepan” ‘ghairil maghdhuubi lama ia berada dalam (Imam Abu Dawud keadaan suci, kecuali (dan Ibnu Khuzaimah) ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah dari Barra’ bin ‘Azib para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Al- ra, hadits ini dishahi- oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa lah, ampunilah ia. Ya hkan oleh Syaikh Al ucapannya itu berteAlbani dalam Shahih Allah sayangilah ia’” patan dengan ucapan Sunan Abi Dawud (Imam Muslim merimalaikat, maka ia I/130) wayatkan dari Abu akan diampuni dos4. Orang-Orang yang Hurairah ra., Shahih anya yang masa lalu”. menyambung shaf Muslim no. 469) (Imam Bukhari meripada sholat berjamaah 3. Orang-Orang Yang Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
siramanrohani wayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782) 6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Rasulullah SAW bersabda, ” Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’”(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini) 7. Orang – orang yang melakukan shalat Shubuh dan ‘Ashar secara berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga
shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’,mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat” (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir) 8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733) 9. Orang-orang yang berinfak. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010) 10. Orang Yang Sedang Makan Sahur. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa) kepada orang-orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa “sunnah” (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib watTarhiib I/519)
11. Orang Yang Sedang Menjenguk Orang Sakit. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan diwaktu malam kapan saja hingga shubuh”(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih” 12. Seseorang Yang Sedang Mengajarkan Kebaikan Kepada Orang Lain. Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343) SINAR BNN 53 EDISI IV - 2014
mancanegara
No To Marihuana Legalization.....!
A
sean Senior Official on Drugs (ASOD 35) menggelar pertemuan antar negara anggota ASOD di Hotel Dusit Thani, Manila, Filipina, Selasa (1/7). Dalam pertemuan tersebut, beberapa negara, di antaranya Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia dan Indonesia, memaparkan bahwa penyalahgunaan ganja/marijuana/ cannabis hingga kini masih menjadi persoalan serius di negaranya. Berbagai program telah dilakukan, salah satunya adalah melakukan pemberantasan lahan ganja. Namun, hingga saat ini upaya tersebut dirasa belum optimal. Indonesia juga merupakan salah satu negara penghasil ganja dan sudah melakukan upaya alternative development melalui eradikasi lahan ganja yang ada di Provinsi Aceh, tapi hingga kini masih belum sepenuhnya berhasil. 54 SINAR BNN EDISI IV - 2014
Bahkan belakangan, berkembang pemikiran legalisasi ganja dari beberapa kelompok masyarakat di Indonesia dengan berdalih ganja telah diteliti memiliki khasiat pengobatan. Beberapa orang menyebutkan ganja memiliki efek meningkatkan nafsu makan bagi penderita kanker. Akan tetapi tidak mudah tentunya melakukan legalisasi
ketidak setujuannya terhadap legalisasi ganja. Pernyataan delegasi Filipina tersebut langsung ditanggapi dan didukung oleh Director CNB Singapura Mr. NG Ser ganja mengingat Song. ganja memiliki efek Paparan dan ketergantungan dan pernyataan dari dapat menimbulkan delegasi ASOD tentang efek samping jika digunakan dalam jangka legalisasi ganja ini tentunya harus waktu yang lama. mendapat dukungan Filipina menjadi dari seluruh negara salah satu negara ASEAN. Karena, yang menentang keras legalisasi ganja. dampak buruk yang ditimbulkan Dalam paparan dari penggunaan country report pada ganja lebih banyak sidang plenary dibanding dengan ASOD, Filipina dampak positif yang menyampaikan ada pada ganja. (lis) komitmen terhadap
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
mancanegara
Satu Dari Dua Ratus Orang di Dunia Gunakan Narkoba
D
ata UNODC menyebutkan, prevalensi pengguna narkoba di seluruh dunia dengan rentang usia 15-64 tahun mencapai 243 juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengguna narkoba dewasa sekitar 27 jutajiwa, atau 0,6 persen dari populasi penduduk berusia dewasa di seluruh dunia. Artinya, ada sekitar satu dari dua ratus orang di seluruh
dunia menggunakan narkoba. Hal itu disampaikan Yury Fedotov, Direktur Eksekutif UNODC, saat peringatan Hari Anti Narkotika Internasional di Wina, Kamis (26/6). Dalam kesempatan tersebut, Yury mengemukakan pentingnya untuk fokus pada pendekatan kesehatan dan hak asasi para pengguna narkoba, terutama para
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
pengguna jarum suntik dan mereka yang sudah terkena HIV/AIDS. Menurut Yury, para pengguna narkoba masih kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan. Menurutnya, hanya satu dari enam orang pengguna narkoba yang bisa mendapatkan layanan kesehatan. Menanggapi permasalahan narkoba yang kian kompleks,
Yury menegaskan bahwa penanganan narkoba yang ideal adalah dengan menyeimbangkan upaya supply and demand. Dalam konteks pengurangan demand, ia meminta agar upaya tersebut harus berbasis bukti respon yang konkret yang terfokus pada pencegahan dan rehabilitasi yang terintegrasi.(sumber : unodc) SINAR BNN 55 EDISI IV - 2014
tipssehat
Buah Nangka Menambah Sistem Imun
A
da yang doyan dengan buah yang satu ini? Kalau begitu kalian akan merasakan manfaatnya untuk kesehatan. Buah nangka bukan hanya buah tropis biasa, namun kandungan mineral dan nutrisinya bagus untuk tubuh. Seperti yang dilansir Healthmeup.com, ini dia manfaat nangka bagi kesehatan. 1. Menambah sistem imun Nangka mengandung vitamin C yang bisa menambah antivirus dan antibakteri pada tubuh. Vitamin C juga dapat meningkatkan system kekebalan tubuh dan fungsi organ lainnya. Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan melindungi dari berbagai penyakit dan infeksi. 2. Melindungi 56 SINAR BNN EDISI IV - 2014
tubuh dari kanker Nangka juga mengandung fitonutrien atau kandungan khusus yang melawan kanker seperti lugnan, isoflavon dan saponin. Nutrisinutrisi ini tidak hanya memperlambat radikal bebas penyebab kanker, namun juga
meningkatkan fungsi kerja sel-sel lain dalam tubuh. 3. Memperbaiki fungsi pencernaan Serat yang terkandung dalam nangka dapat membersihkan saluran pencernaan. Hal ini akan melancarkan pencernaan dan
menjauhkan dari konstipasi. 4. Menyehatkan kulit Polusi, sinar UV, asap, debu, dan halhal lain yang sifatnya datang dari luar tubuh dapat mempercepat proses penuaan kulit. Mengkonsumsi nangka yang kaya akan antioksidan akan memperlambat radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini. 5. Menyehatkan tulang Nangka juga mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang. Nangka bisa ditambahkan dalam menu diet untuk menghindari terjadinya osteoporosis. Tidak hanya itu, kandungan kaliumnya bisa membantu mengurangi hilangnya kalsium melalui ginjal.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
tipssehat
Menambah Energi Tubuh
S
alah satu bagian terpenting dari tubuh manusia adalah energi. Energi dapat membantu kita untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Ketika kehabisan energi, maka tubuh akan merasa lelah dan mengantuk. Untuk mendapatkan energi kembali, berikut adalah tipsnya seperti yang dikutip dari Boldsky.com. 1. Tidur siang Ketika otak mulai terserang stres, maka tubuh akan merasa lelah. Tidur siang adalah salah satu metode untuk menambah energi tubuh. Tidak perlu lama, cukup 1-2 jam dan energi tubuh akan terisi kembali. 2. Menjadi orang yang berpikiran positif Salah satu cara terbaik untuk menambah energi adalah dengan menghindari orangorang dengan energi negatif. Bergaul
dengan orang-orang yang berpikiran positif akan membuat kita juga turut mendapatkan hal positif untuk tubuh. 3. Meditasi Hal ini tidak perlu dilakukan setiap pagi. Ketika mulai merasa lelah, luangkan waktu beberapa menit untuk menutup mata dan menarik nafas dalamdalam. Ini adalah salah satu meditasi
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
paling mudah dan bisa dilakukan di mana saja. 4. Minum air putih Mengkonsumsi air putih juga bisa menambah energi tubuh. Rasa lelah dan mengantuk juga bisa disebabkan oleh dehidrasi. 5. Istirahat yang cukup Ketika banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, maka
kita dituntut untuk menjadi multi tasking atau mengerjakan semuanya dalam waktu bersamaan. Cara ini akan menyelesaikan pekerjaan secara cepat, namun tubuh akan merasa cepat lelah. Salah satu tips untuk mendapatkan energi esok harinya adalah dengan mendapat istirahat yang cukup di malam hari.
SINAR BNN 57 EDISI IV - 2014
gayahidup
Cara Menjalani Pola Hidup Sehat yang Benar
B
agaimana cara menjalani pola hidup sehat yang benar pasti merupakan suatu pertanyaan yang sering anda tanyakan ke nara sumber yang berhubungan dengan kesehatan bukan ? Pertanyaan ini juga yang membuat setiap orang menjadi penasaran, bagaimana bisa menjadi sehat, jika pola hidupnya saja tidak sehat. Sebenarnya pola hidup yang benar tidaklah susah, akan tetapi juga tidaklah gampang, karena setiap orang mempunyai kondisi tubuh yang berbeda-beda. Ada yang begadang tiap hari, akan tetapi tidak mempengaruhi kesehatannya, akan tetapi ada yang begadang hanya 1 hari langsung mengalami demam atau meriang. Hal ini disebabkan daya tahan tubuh seseorang yang berbeda-beda. Akan tetapi pada dasarnya setiap manusia pasti mengingikan pola hidup yang sehat, hanya saja mereka tidak mengetahui bagaimana caranya. 58 SINAR BNN EDISI IV - 2014
akan rentan terhadap penyakit karena terlalu berlebihan dalam penggunaannya dalam bekerja. Karena tubuh memerlukan istirahat juga untuk mengembalikannya ke keadaan yang normal kembali. Jika tubuh anda dalam keadaan tidak normal, makanya ada kemungkinan anda akan mudah terserang penyakit. 4. Jauhi rokok, makanan cepat saji, minuman beralkohol dan lainnya yang dapat merusak organ tubuh anda. 5. Dan yang membuat anda menjadi Disini akan diuraikan terakhir teratur dalam tidak sehat. Jadi ingat, berbagai pengalaman berolahraga, minimal 3 tidur yang cukup itu bagaimana cara kali seminggu. Karena sangat penting. menjalani pola hidup olahraga sangatlah 2. Makan makanan 4 sehat yang baik dan penting dalam menjaga sehat 5 sempurna juga benar : keseimbangan tubuh merupakan pola makan 1. Tidur yang teratur anda dan dapat menjaga yang sehat, dan minimal dan cukup, pola tidur tubuh anda tetap bugar. 3 kali sehari. Adapun yang sehat sebenarnya Sebenarnya masih makanan 4 sehat 5 dari jam 9 malam banyak lagi pola hidup sempurna tidak perlu sampai dengan jam 6 sehat yang lainnya, akan saya jelaskan disini, pagi. Karena jam tidur tetapi yang saya jelaskan karena saya yakin semua yang normal dan sehat disini merupakan garis orang sudah tahu. adalah 8-9 jam. besar dari menjalani 3. Jika anda seorang Jika anda tidur pola hidup sehat yang pekerja, jam kerja kurang atau lebih dari benar, tinggal anda anda maksimal 10 jam 8-9 jam, akan ada tambahkan lagi didalam kemungkinan anda akan saja, jika lebih dari itu keseharian anda. mengalami sesuatu yang ditakutkan tubuh anda Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
artikel
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN59 EDISI IV - 2014
SINAR BNN EDISI IV - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara