Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN EDISI VII - 2014
2 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
dariredaksi
MUI Beraksi Pelindung DR. Anang Iskandar, SiK,SH,MH Penasehat Drs. Nicolaus Eko Riwayanto, PGD, MSc Drs. Taufik
Dewan pengarah Yappi Wilem Manafe, SH Drs. V. Sambudiyono, MM dr. Diah Setia Utami SpKJ, MARS Drs. Deddy Fauzi Elhakim Drs. Ahwil Luthan Dewan Redaksi Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si, Ir. Eswe Andrisias Tanpas, DR. Sulastiana, SIP, SH, M.Si, Adikta Suryaputra, SH. Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si Redaktur Pelaksana Eswe Andrisias Tanpas Redaktur DR. Sulastiana, SIP, SH, M.Si Adikta Suryaputra, SH Reporter Ari L, Vidya, Budi, FOTOGRAFER Iyan Fauzi Alamat Redaksi Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia Jl. MT. Haryono No. 11, Cawang, Jakarta Timur Telp. 021 - 80871556, 80871557 Fax. 021 - 80852525, 80871591, 80871592 Design Grafis/Layout tanpas design Percetakan CV. Viva Tanpas
Majalah SINAR bisa diunduh di : www.indonesiabergegas.com
M
UI beserta ormas-ormas Islam melakukan pencanangan gerakan nasional anti narkoba di Gelora Bung Karno. Ada sembilan butir deklarasi yang dibacakan oleh ketua MUI Din Syamsudin dalam aksi pencanangan gerakan anti narkoba tersebut. Pada butir keempat hingga terakhir, seluruhnya berisi tentang himbauan jauhi narkoba. Pada butir keempat, berbunyi narkoba merusak bangsa. Lalu, jauhkan dirimu dan keluargamu dari bahaya narkoba. Narkoba adalah haram. Narkoba merusak jasmani dan rohani. Narkoba hancurkan masa depan anda. Narkoba membawa ke neraka. “Saya bersama-sama tokoh umat Islam yang hadir, dengan ini marilah kita canangkan gerakan nasional anti narkoba dengan Bismallah. Allahu Akbar,” ujar Din. Din menuturkan, upaya ini dilakukan sebagai bentuk pernyataan umat Islam dalam membantu pemerintah membasmi peredaran narkoba. Sebab menurutnya, peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat merisaukan. “Peredarannya tidak hanya di kota-kota besar, tapi sudah sampai ke pelosok desa, dan lingkungan keluarga,” ungkapnya. Bahaya narkoba itu pun ditegaskan kembali oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang turut hadir memeriahkan perayaan 1 Hijriah itu. JK mengatakan, bahwa narkoba adalah musuh. Karenanya, ia meminta semua kalangan terutama kalangan muda, untuk menjauhi narkoba. “Mari bersama-sama melawan narkoba. Melawan itu bisa berarti mulai dari diri kita sendiri. Boleh berarti dengan dakwah yang luas dengan pemerintah,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) DR. Anang Iskandar menyatakan, sebanyak 13.000 pelayanan kesehatan rumah sakit dan puskesmas di Indonesia, belum berfungsi sebagai tempat rehabilitasi pengguna narkotika. Kini, sekitar 4 juta orang disinyalir sebagai pengguna yang perlu direhabilitasi,”Saat ini, sebanyak 200 rumah sakit sudah ditunjuk sebagai tempat rehabilitas penguna narkoba, namun hanya 30 persen yang berjalan,” kata Anang. Ia menjelaskan sebanyak 13 ribu pelayanan kesehatan di Indonesia, dengan rincian 2.000 unit rumah sakit dan 11 ribu unit puskesmas, namun belum berfungsi sebagai tempat konseling dan rehabilitasi pengguna narkoba,”Sarana untuk merehabilitasi pengguna narkoba ini sudah mencukupi namun pemahaman pemerintah untuk merehabilitasi pengguna narkoba ini yang masih kurang,” ujarnya.
Ia mengatakan, jumlah pengguna narkoba yang mencapai empat juta orang, jika rumah sakit dan tempat rehabilitasi berjalan dengan baik, maka akan mempercepat pemberantasan penyalahgunaan narkotika,”Jika 400 ribu orang bisa direhabilitas, maka merehabilitasi atau menyembuhkan empat juta orang yang mengalami ketergantungan narkoba tersebut hanya membutuhkan 10 tahun,” ujarnya.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
Pemimpin Redaksi SINAR BNN 3 EDISI VII - 2014
daftar isi LIPUTAN UTAMA :
BNN dan KPK Kerjasama....................................... 5
BNN Butuh Tambahan 30 Tempat............................8 Jokowi Dituntut Serius........................................... 9 Membiarkan Pengguna Narkoba.......................... 10
LIPUTAN UTAMA
MUI Deklarasi Anti Narkoba
Perayaan tahun baru Islam 1436 H di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, belum lama ini berlangsung meriah. Dalam acara peringatan yang digelar sejak pagi itu, masalah narkoba menjadi perhatian khusus dari seluruh organisasi masyarakat (ormas) Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)............. 6 Mantan Pengguna Narkoba.................................. 11 UU Narkotika...................................................... 12 BNN Pacu Profesionalitas.................................. 14 Siswa Penyidik TNI AL......................................... 15
KOLOM
Narkoba Ancaman Besar................................... 38
LINTAS SEKTORAL
PUBLIK FIGURE
Masyarakat Diajak Peduli................................... 16 Optimalisasi Sistem............................................ 17 Pahlawan Devisa................................................ 18 TNI AU Peduli..................................................... 19 Tanamkan Jiwa.................................................... 20 TAT Rekomendasi SU........................................... 21
Deddy Mizwar................................................... 46 Cinta Penelope................................................. 47 Saiful Jamil...................................................... 48
SIRAMAN ROHANI
OPINI
Keutamaan Zikir............................................... 52
TIPS SEHAT
Mengapa Kita Harus Peduli................................ 22
LIPUTAN KEGIATAN
TKI Jangan Terjebak............................................. 24 Bentengi Siswa................................................... 25
Perubahan Badan............................................ 54
ASPIRASI WARGA Suara Hati Mantan............................................... 27 Bandar Narkoba................................................... 28
ARTIKEL
Perubahan Paradigma.......................................... 30
LIPUTAN KEGIATAN
Sosialisasi P4GN.................................................. 32 Rangkul Tokoh Agama.......................................... 33 BNN Lakukan Penyisiran...................................... 34 BNN Sesalkan Pemindahan.................................. 35
KASUS
Selama Tahun 2014.............................................. 36
4 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Redaksi menerima tulisan den gan syarat: Panjang tulisan 2 halaman kuarto diserta foto minimal 2 lembar. Dilengkapi identitas dan alamat jelas. Kami juga menerima kritik dan saran dari pembaca.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama
BNN dan KPK Kerjasama
Bongkar Mafia Penegak Hukum Kasus Narkoba
B
adan Narkotika Nasional (BNN) meminta dukungan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam konteks pengawasan para penegak hukum yang menangani para penjahat narkoba dari mulai level penyidikan, penuntutan hingga pengadilan. Hal ini merupakan langkah strategis dalam upaya mencegah praktek penyimpangan wewenang dalam penanganan sebuah kasus. Demikian diungkapkan Kepala BNN, DR Anang Iskandar saat mendatangi kantor KPK, dalam agenda kerja sama BNN dan KPK, belum lama ini. Dalam kesempatan tersebut, DR. Anang Iskandar menjelaskan bahwa paradigma pemberantasan narkotika akan ideal jika menggunakan konsep dua mata pisau yang sangat tajam. Pertama, penegak hukum menghabisi jaringan sindikat narkoba hingga ke akar-akarnya, kedua
Kepala BNN DR. Anang Iskandar dan Deputi Pencegahan KPK, Johan Budi.
merampas seluruh asetnya sehingga tidak berkutik lagi untuk berbisnis narkoba. Dalam konsep penegakkan hukum seperti inilah, diperlukan kesiapan dan integritas yang kuat dari personel yang menangani kasus narkotika. “Integritas penegak hukum penting untuk dikedepankan mengingat anggota sindikat narkoba bisa melakukan apa saja untuk memuluskan niat mereka lepas dari jeratan hukum. Sindikat bisa saja melakukan penyuapan, atau melakukan tekanan
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lainnya kepada para penyidik, jaksa mapupun hakim dalam penanganan kasus narkoba”, ungkap Anang. Kepala BNN menambahkan, dalam mengoptimalkan gerakan pemberantasan yang ideal ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) perlu menggandeng KPK, sehingga mereka bisa melakukan pengawasan yang komprehensif terhadap para penegak hukum narkotika yang sedang menangani kasus bandar narkotika. Sementara itu,
menurut Deputi Pencegahan KPK, Johan Budi pihaknya dan BNN akan segera menjalin komunikasi intens. Tim KPK dan BNN akan bertemu untuk merumuskan MoU bersama. “Tadi itu pembicaraan awal untuk membuka adanya MoU yang secara formal antara BNN dengan KPK. Tentu bentuk kerjasamanya nanti akan dibahas oleh tim teknis. Nanti dari timnya Pak Anang dan tim KPK akan membahas lebih teknis,” jelas Johan. SINAR BNN 5 EDISI VII - 2014
liputanutama
MUI Deklarasi Anti Narkoba “Saya bersama-sama
tokoh umat Islam
yang hadir, dengan ini marilah kita canang
kan gerakan nasional
anti narkoba dengan Bismallah. Allahu
Akbar,” ujar Din.
6 SINAR BNN EDISI VII - 2014
P
erayaan tahun baru Islam 1436 H di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, belum lama ini berlangsung meriah. Dalam acara peringatan yang digelar sejak pagi itu, masalah narkoba menjadi perhatian khusus dari seluruh organisasi masyarakat (ormas) Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pasalnya, selain merayakan tahun baru Islam, MUI beserta ormasormas Islam yang hadir
melakukan pencanangan gerakan nasional anti narkoba. Ada sembilan butir deklarasi yang dibacakan oleh ketua MUI Din Syamsudin dalam aksi pencanangan gerakan anti narkoba tersebut. Pertama, terkait hijrah sebagai tonggak kejayaan peradaban Islam. Kedua, Iman, hijrah dan jihad membawa kemenangan. Selanjutnya, Indonesia berhijrah, Indonesia bermarwah. Pada butir keempat hingga terakhir,
seluruhnya berisi tentang himbauan jauhi narkoba. Pada butir keempat, berbunyi narkoba merusak bangsa. Lalu, jauhkan dirimu dan keluargamu dari bahaya narkoba. Narkoba adalah haram. Narkoba merusak jasmani dan rohani. Narkoba hancurkan masa depan anda.Narkoba membawa ke neraka. “Saya bersama-sama tokoh umat Islam yang hadir, dengan ini marilah kita canangkan gerakan nasional anti narkoba
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama dengan Bismallah. Allahu Akbar,” ujar Din. Din menuturkan, upaya ini dilakukan sebagai bentuk pernyataan umat Islam dalam membantu pemerintah membasmi peredaran narkoba. Sebab menurutnya, peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat merisaukan. “Peredarannya tidak hanya di kota-kota besar, tapi sudah sampai ke pelosok desa, dan lingkungan keluarga,” ungkapnya. Bahaya narkoba itu pun ditegaskan kembali oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang turut hadir memeriahkan perayaan 1 Hijriah itu. JK mengatakan, bahwa narkoba adalah musuh. Karenanya, ia meminta semua kalangan terutama kalangan muda, untuk menjauhi narkoba. “Mari bersama-sama melawan narkoba. Melawan itu bisa berarti mulai dari diri kita sendiri. Boleh berarti dengan dakwah yang luas dengan pemerintah,” tandasnya. Selain itu, mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu juga turut mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama bergerak menuju perubahan. Ia menuturkan, perubahan ke arah lebih baik akan tercapai dengan mulai bekerja lebih baik lagi. “Semua itu hanya dapat dinikmati umat apabila kemajuan itu memberikan keadilan. Marilah kita semua bersama-sama
menjunjung kemajuan. Sekali lagi saya dan pemerintah mengucapkan selamat tahun baru hijriah Islam,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) DR. Anang Iskandar menyatakan, sebanyak 13.000 pelayanan kesehatan rumah sakit dan puskesmas di Indonesia, belum berfungsi sebagai tempat rehabilitasi pengguna narkotika. Kini, sekitar 4 juta orang disinyalir sebagai pengguna yang perlu direhabilitasi,“Saat ini, sebanyak 200 rumah sakit sudah ditunjuk sebagai tempat rehabilitas penguna narkoba, namun hanya 30 persen yang berjalan,” kata Anang, usai menghadiri deklarasi. Ia menjelaskan sebanyak 13 ribu pelayanan kesehatan di Indonesia, dengan rincian 2.000 unit rumah sakit dan 11 ribu unit puskesmas, namun belum berfungsi sebagai tempat konseling dan rehabilitasi
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
pengguna narkoba,“Sarana untuk merehabilitasi pengguna narkoba ini sudah mencukupi namun pemahaman pemerintah untuk merehabilitasi pengguna narkoba ini yang masih kurang,” ujarnya. Ia mengatakan, jumlah pengguna narkoba yang mencapai empat juta orang, jika rumah sakit dan tempat rehabilitasi berjalan dengan baik, maka akan mempercepat pemberantasan penyalahgunaan narkotika,“Jika 400 ribu orang bisa direhabilitas, maka merehabilitasi atau menyembuhkan empat juta orang yang mengalami ketergantungan narkoba tersebut hanya membutuhkan 10 tahun,” ujarnya. Namun masalahnya saat ini, kata dia, pengguna narkoba yang dapat direhabilitasi baru 18 ribu orang, padahal pengguna narkoba ini mencapai empat juta orang, sehingga
membutuhkan waktu lama untuk memberantas peredaran narkoba ini,“Masalahnya bukan karena keterbatasan tempat, namun masalah pemahaman pemerintah dan masyarakat yang kurang untuk menyelamatkan orangorang yang mengalami ketergantungan narkoba tersebut,” tandas Anang. Tak hanya berisi deklarasi anti narkoba, pada acara yang juga dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syafuddin itu juga dimeriahkan aksi terjun payung. Sekitar 30 orang pasukan TNI angkatan udara melakukan atraksi dari atas pesawat. Peringatan tahun baru ini memang baru pertama kali digelar secara besar-besaran oleh MUI. Selain karena permintaan masyarakat, Din mengakui jika selama ini acara perayaan ulang tahun Islam kurang meriah dibanding dengan tahun baru lain. (pas)
SINAR BNN 7 EDISI VII - 2014
liputanutama
BNN Butuh Tambahan 30 Tempat Rehabilitasi Narkoba “Tempat rehabilitasi pecandu narkoba ini penting dalam pem berantasan peredaran narkoba, karena apabila pencandu narkoba sembuh menggunakan nar koba tentu tidak ada lagi yang membeli barang haram itu,” ujar Anang Iskandar.
B
adan Narkotika Nasional (BNN) membutuhkan tambahan sebanyak 30 unit tempat rehabilitasi pencandu narkoba, sebagai upaya pemberantasan narkoba yang cukup tinggi di Tanah Air. Saat ini, BNN hanya memiliki empat unit tempat rehabilitasi pencandu narkoba di empat provinsi. “Sementara 30 provinsi belum ada, sehingga sarana tersebut terbatas untuk menampung empat juta pecandu narkoba,” kata Kepala BNN, Komjen Pol. DR. Anang Iskandar,
8 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Kepala BNN DR. Anang Iskandar
ketika ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini. Idealnya, kata dia, tempat rehabilitasi pecandu ini yaitu masingmasing provinsi seIndonesia memiliki satu unit tempat rehabilitasi. Kabupaten/kota juga memiliki rehabilitasi pecandu narkoba ini. “Tempat rehabilitasi pecandu narkoba ini penting dalam pemberantasan peredaran narkoba, karena apabila pencandu narkoba sembuh menggunakan narkoba tentu tidak ada lagi yang membeli barang haram
itu,” ujarnya. Ia mengatakan rehabilitasi pecandu narkoba ini juga akan mengurangi jumlah narapidana di lembaga permasyarakatan di Indonesia yang ratarata sudah melebihi kapasitas,”Saat ini, jumlah pencandu narkoba yang di penjara mencapai empat juta orang dan mereka tersebar di lembaga permasyarakatan,” ujarnya. Menurut dia, apabila sarana rehabilitasi ini memadai tentu penyalahgunaan
narkoba akan berkurang. Alasannya, pecandu yang keluar masuk penjara dan lainnya sembuh dari jeratan barang haram tersebut,”Selama ini, jumlah pengguna narkoba ini tinggi, karena sebagian besar pecandu narkoba belum sembuh dari ketergantungan narkoba tersebut, pada akhirnya bangsa ini menjadi pasar empuk untuk peredaran narkoba internasional,” ujarnya. Untuk itu, kata dia, diharapkan pemerintah pusat dan daerah untuk membangun atau menambah sarana rehabilitasi pecandu narkoba ini. Sejumlah metode bakal dilakukan untuk menyembuhkan para pecandu. “Metode yang digunakan untuk memulihkan pecandu ini melalui medis, sosial, therapeutic community (terapi berbasis komunitas), religi, akupuntur, dan hipnoterapi, sehingga pecandu ini bisa disembuhkan dari ketergantungan narkoba,” ujarnya. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama
Jokowi Dituntut Serius dan Berani Selesaikan Masalah Narkoba
Pernyataan sikap anti penyalahgunaan narkoba
T
untutan menanggulangi narkoba secara serius kepada pemerintahan baru disuarakan kalangan Ormas anti narkoba. Ormas yang tergabung dalam Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba (FOKAN) menyampaikan empat tuntutan yang perlu segera diselesaikan pemerintahan Jokowi-JK. Pernyataan sikap itu FOKAN tesebut disampaikan di sela-sela kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam
P4GN, di sekitar lokasi Bundaran HI, Jakarta, belum lama ini. FOKAN menilai, permasalahan narkoba merupakan kejahatan luar biasa yang dampaknya amat merugikan kehidupan bangsa. “Kejahatan narkoba bersifat teroganisir, konsepsional, serta sistematis,” tukas Sekretaris Jenderal FOKAN Anhar Nasution. Akibatnya pada bangsa, lanjutnya, menimbulkan jutaan masyarakat menjadi korbannya. Ditambah
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lagi ratusan trilyun uang terbuang sia-sia dan konflik sosial antara sesama masyarakat, imbuh Anhar. “Belum lagi duka keluarga serta orang tua karena anaknya tewas dan dipenjara akibat menyalahgunakan narkoba,” lugasnya. Bila kondisi itu diabaikan dan tidak serius diselesaikan pemerintah, Anhar memandang masa depan Bangsa Indonesia diambang kepunahan. Itu karena punahnya generasi muda sebagai
penerus masa depan bangsa. “Kami menuntut Presiden Jokowi serius menanggulangi narkoba dan merekomendasikan empat tuntutan ,” pungkasnya. Empat tuntutan FOKAN tersebut yaitu meminta pemerintah mengangkat persoalan narkoba sebagai bahaya besar bangsa, meminta Jokowi-JK melakukan aksi pembersihan narkoba dimulai dari jajaran istana negara, kementerian dan non kementerian, mendorong Jokowi-JK untuk merevisi UU Narkotika Tahun 2009, serta menolak semua grasi terpidana hukuman mati kasus narkoba. Ketua Umum LSM HIMABA RI Windu Priyo Wibowo menambahkan, selain keempat tuntutan itu, meminta penyelenggara pemerintahan untuk menggelar satu hari sebagai Hari Taubat Nasional. Disitu, tambahnya, seluruh masyarakat diajak menyadari jika permasalahan bangsa karena krisis moralitas. (rls/has)
SINAR BNN 9 EDISI VII - 2014
liputanutama
Membiarkan Pengguna Narkoba Dipenjara Sama Saja Melegalkan Pengguna Narkoba Di Penjara “Pengguna narkoba itu tidak akan berhenti atau sembuh kalau tidak direhabilitasi. Membiarkan pengguna narkoba dipenjara, sama saja melegalkan pengguna narkoba di penjara,” ujar Anang.
B
adan Narkotika Nasional (BNN) terus menggalakkan amanat Undang-undang Narkotika terkait, pengguna narkotika harus direhabilitasi. Targetnya, pengguna di seluruh Indonesia bisa direhabilitasi tahun 2016. Hal itu, disampaikan Kepala BNN, Komjen Pol Anang Iskandar, dalam Diskusi Bulanan Forum Wartawan Polri bertajuk, “Ancaman Narkoba di Kota Metropolitan”, di Balai Wartawan Polda Metro Jaya, baru-baru ini. “Pengguna narkoba itu tidak akan berhenti atau sembuh kalau tidak direhabilitasi. Membiarkan pengguna narkoba dipenjara, sama saja melegalkan
10 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Kepala BNN DR. Anang Iskandar saat berdiskusi dengan wartawan
pengguna narkoba di penjara,” ujar Anang. Dikatakan Anang, penyidik perlu menganalisis dan melihat apakah pengguna yang ditangkap murni pengguna atau pengedar,”Begitu ditangkap penyidik, penyidik harus melihat apakah hanya pengguna, pengguna dan pengedar, atau pengedar. Kalau pengedar, perlu ditindak hukum. Namun, kalau pengguna tidak boleh ditahan, tetapi prosesnya berjalan terus dan penyidik harus menempatkannya direhabilitasi,”
ungkapnya. Ihwal apakah BNN memiliki target kapan pengguna narkoba di seluruh Indonesia bisa direhabilitasi, Anang menyebutkan tahun 2016,”Insya Allah, sekarang masih pilot project di 16 kota, tahun depan seluruh provinsi, targetnya tahun ketiga. Tahun 2016,” katanya. Menyoal apa batasan pengguna dan pengedar, Anang menyampaikan, batasannya ada di tim assesment yang berisi BNN dan delapan kementerian serta instansi terkait. “Sekarang tak ada
batasannya. Penyidik, penegak hukum selama ini menyamaratakan. Makanya Mensos, Menkes, BNN, dan instansi lainnya sepakat membentuk tim assesment terpadu untuk memilah-milah agar ada batasannya. Jadi batasan itu, ada di tim assesment. Pihak, yang meminta assesment itu harus inisiatif penyidik, bukan permintaan keluarga,” jelasnya. Menurutnya, kalau tidak ada tim assesment semua pengguna akan dipenjara terus. Semua pengguna dianggap pengedar, karena membawa, memiliki, dan menguasai narkotika. “Kita harus ‘pemaaf’ memberikan toleransi kepada pengguna. Ini harus diteruskan dengan semangat pantang menyerah. Selain itu, ditambah pemberatan buat pengedar, harta dikuras, dikenakan Undang-undang Pencucian Uang. Kalau hanya ditahan, bisa terus mengedarkan karena hartanya masih banyak,” tandasnya. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama
Mantan Pengguna Narkoba
Unjuk Gigi di Kejuaraan Homeless World Cup Chile
G
erak geriknya di lapangan begitu lincah. Aksinya mengundang decak kagum, apalagi setelah ia berhasil menjaringkan tiga gol ke gawang Korea Selatan di ajang Homeless World Cup di kota Santiago, Chile. Berkat aksinya pula, Indonesia menguliti Korsel dengan skor 14-1. Tidak ada menyangka, pemuda 23 tahun bernama lengkap Rizal Saepuloh ini adalah mantan pengguna narkoba, karena fisiknya
mulai rajin berolahraga si kulit bundar ini. “Ada teman, namanya Sulaiman, sering ngajak main sepakbola. Ateng memang suka main sepakbola dari kecil.” Sejak saat itulah Ateng giat mengikuti latihan sepakbola, dan tak jarang juga ikut dalam sebuah seleksi untuk tim besar di Jawa Barat seperti Persib Suratin. Meski sering gagal, namun ia tak patah arang sehingga akhirnya ia fokus dalam permainan futsal. Ia sudah menemukan kebahagiaan perkasa dan juga Ia menjadi malas hidup dari olahraga yang sikapnya begitu ramah. bersentuhan dengan kian populer ini. Kepada detik.com, Ia buku dan sekolah, Bernaung di bawah menuturkan sekilas sehingga terkadang harus sebuah Yayasan tentang masa lalunya mendapat hardikan Bahtera, sebuah yang suram. yang cukup keras dari yayasan pengurus anak Rizal yang akrab orang tua karena sikap jalanan, Ateng mengejar dipanggil Ateng bengalnya ini. Sikap ketertinggalannya dan mengaku terjerumus hidup yang seperti ini berhasil meraih ijasah penyalahgunaan narkoba membuatnya hanya lulus SMP melalui program sejak kelas lima SD. hingga SD. paket. Setelah pulang “Waktu itu saya pakai Beruntung, Ateng dari kejuaraan dunia lexotan, karena pengaruh tidak terlena dalam ini, Ateng mengincar lingkungan”, ungkap pria buaian narkoba, karena ijasah SMA sehingga ia yang dikenal periang ini. pada usia 15 tahun, pria bisa mengembangkan Perkenalannya yang mengidolakan Dani karirnya baik itu dengan lexotan inilah Alves ini bergaul dengan di bidang kantoran yang membuat jalan seseorang yang gila sekaligus tetap bermain pendidikannya terputus. sepakbola, sehingga ia futsal. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 11 EDISI VII - 2014
liputanutama
UU Narkotika Sudah Seksi, yang Penting Implementasi
Kepala BNN DR. Anang Iskandar saat memberikan sambutan dalam kegiatan Refleksi Lima Tahun UU Narkotika : Mengurai Tantangan, Menyingkap Peluang, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, baru-baru ini.
Selama ini, upaya pe ngaturan rehabilitasi untuk penyalah guna memang belum dikatakan sesuai dengan harapan, karena indikasinya masih banyak penyalah guna narkoba yang bermuara di penjara.
12 SINAR BNN EDISI VII - 2014
B
anyak pihak masih memperdebatkan esensi undangundang narkotika yang berlaku saat ini. Sejumlah pasal dianggap belum bisa mengakomodir hak asasi pecandu narkoba, multitafsir dan bahkan dianggap terlalu keras. Namun, DR Anang Iskandar selaku Kepala BNN menilai UU No.35
Tahun 2009 tentang narkotika sudah sangat seksi, karena salah satu orientasi UU ini adalah penyelamatan penyalah guna narkoba. Sejak diberlakukannya UU No.35 Tahun 2009 lima tahun silam, sejumlah persoalan besar dimunculkan oleh banyak pihak terutama mereka yang
berkecimpung dalam masalah penanganan narkoba. Sebagian pihak bahkan terkesan pesimis dengan pola penanganan narkoba saat ini. Andra, dari Persaudaraan Korban Napza Indonesia (PKNI) melihat, masih ada tindakan yang tidak proporsional penegak hukum terhadap
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama penyalah guna narkoba. Dalam pengalamannya mendampingi penyalah guna narkoba yang tersangkut kasus hukum, banyak kliennya justru dijerat pasal 112 UU 35/2009 yang intinya menyimpan dan menguasai narkoba sehingga akhirnya si penyalah guna berakhir di penjara. “Padahal logikanya, penyalah guna atau pecandu itu pasti memiliki atau menguasai narkoba tersebut”, tukas Andra. Menanggapi berbagai pandangan yang menilai undang-undang yang berlaku saat ini ini tidak relevan atau tidak berpihak pada penyalah guna narkoba, Kepala BNN mengatakan dengan yakin bahwa UU No.35/2009 tentang
narkotika sudah “cakep”. “Meski demikian memang masih diperlukan sejumlah pembenahan. Akan tetapi, yang terpenting adalah bagaimana implementasinya di lapangan”. Demikian ungkap Kepala BNN saat memberikan sambutan dalam kegiatan Refleksi Lima Tahun UU Narkotika : Mengurai Tantangan, Menyingkap Peluang, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, baru-baru ini. Ketika disinggung mengenai kurangnya keberpihakan UU pada penyediaan akses kesehatan berupa rehabilitasi, Kepala BNN berbeda pandangan, karena ia melihat UU No.35/2009 pada faktanya memiliki roh atau spirit untuk
menyelamatkan penyalah guna narkoba. Dalam Pasal 4 UU 35/2009 huruf b disebutkan dengan jelas bahwa UU ini bertujuan untuk mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika. Sedangkan dalam huruf d disebutkan pula bahwa UU ini menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalah guna dan pecandu Narkotika. Pentingnya Prinsip Toleransi Selama ini, upaya pengaturan rehabilitasi untuk penyalah guna memang belum dikatakan sesuai dengan harapan, karena indikasinya masih banyak penyalah guna narkoba yang bermuara di penjara. Karena
Para pengguna narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Rehabilitasi Lido
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
itulah, BNN bersama dengan Mahkamah Agung, Kemenkumham, Kejaksaan Agung, Polri, Kemenkes dan Kemensos telah bergerak maju untuk menciptakan sebuah formula yang ideal berupa peraturan bersama (perber) tentang penanganan pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika ke dalam lembaga rehabilitasi. Melalui amanah perber inilah, para penegak hukum diharapkan dapat memiliki toleransi dan orientasi yang baru dalam penanganan penyalah guna. Sesuai amanah perber, jika tersangka penyalahguna narkoba ditangkap maka langkah selanjutnya adalah sang tersangka menjalani asesmen terpadu sehingga bisa dipastikan apakah dia hanya sekedar penyalah guna atau merangkap sebagai pengedar. Dengan adanya asesmen tentu saja, muara penyalah guna bukan lagi di penjara akan tetapi di pusat rehabilitasi. Langkah operasional asesmen terpadu ini merupakan bentuk penterjemahan dari spirit UU 35/2009 untuk menerapkan rehabilitasi sebagai alternatif hukuman bagi penyalah guna narkoba. “Yang terpenting munculnya toleransi penegak hukum, jadi, amandemen UU narkotika belum perlu”, pungkas Kepala BNN.
SINAR BNN 13 EDISI VII - 2014
liputanutama
BNN Pacu Profesionalitas
Konselor Adiksi K
onselor adiksi memiliki peran yang sangat vital dalam mendorong pemulihan pecandu narkoba. Profesionalitas dan kompetensi konselor sangat penting untuk ditingkatkan mengingat tantangan ke depan yang dihadapi juga sangat tinggi. Menghadapi dinamika yang ada, Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (PLRKM) Deputi Bidang Rehabilitasi BNN, memberikan pembekalan pada 27 konselor yang berasal dari berbagai lembaga rehabilitasi adiksi berbasis masyarakat dari seluruh Indonesia, berupa kurikulum 3 dan 8, belum lama ini di Jakarta. Direktur PLRKM BNN, dr Budyo Prasetyo mengatakan dalam kurikulum 3, para konselor akan mendapatkan materi tentang penanganan gangguan mental dan gangguan medis berupa penyakit penyerta dari penyalahgunaan
14 SINAR BNN EDISI VII - 2014
narkoba, sedangkan dalam kurikulum 8, konselor akan diberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang etika profesional dalam penanganan adiksi. “Pada dasarnya, para konselor itu sudah melakukan banyak hal termasuk penanganan medis dan gangguan kejiwaan hingga etika penanganan adiksi, namun dengan pendalaman materi kali ini, diharapkan akan lebih memantapkan keterampilan para konselor secara lebih terkonsep dalam
kurikulum 3 dan 8 ini, Mozes dari Yayasan Doulos Makassar, mengaku sangat antusias karena menurutnya materi yang diberikan tersebut dapat menjadi acuan yang terstandar dalam menjalankan tugasnya sebagai konselor di Doulos. “Dalam kurikulum ini nantinya akan dibahas secara mendalam tentang bagaimana cara menghadapi klien yang terkait gangguan mental, sehingga tambahan ilmu dari kurikulum ini sangat penanganan klien pecandu narkoba”, imbuh membantu kami, karena faktanya kami pasti dr Budyo. menghadapi klien yang Dengan pelatihan menghadapi gangguan ini, Direktur PLRKM mental”, imbuh Mozes. berharap akan muncul Di tempatnya bekerja, konselor-konselor Mozes mengatakan ada handal dalam jumlah sembilan klien pecandu yang lebih besar narkoba sekaligus sehingga ideal dengan mengalami gangguan klien pecandu narkoba kejiwaan. yang jumlahnya besar Mozes berharap di negeri ini. “Idealnya dengan pelatihan ini, kita butuh paling tidak para konselor nantinya 110 ribu orang konselor akan lebih professional yang terlatih dengan dan handal sehingga bisa profesionalitas yang memberikan layanan tinggi”, ujar dr Budyo. Menanggapi kegiatan lebih maksimal sehingga peningkatan kompetensi dapat mengakselerasi pemulihan kliennya. konselor adiksi berupa
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputanutama
Siswa Penyidik TNI-AL Perdalam Tentang Narkoba
B
NN menerima kunjungan 65 siswa Kursus Penyidikan Pidana Tertentu di Laut, kemarin. Kunjungan para siswa TNI-AL ini dipimpin Letkol Laut Arif Rustaman dan diterima oleh Direktur Pengawasan Tahanan, Barang Bukti dan Aset BNN Sundari, S.Sos dan Drs. Slamet Pribadi, selaku Kasubdit Heroin Direktorat Narkotika Alami BNN. Dengan jumlah pulau mencapai 13.466 buah yang tersebar di atas lautan seluas 3.257.357 km², Indonesia layak untuk disebut sebagai sebuah negara kepulauan. Adapun total luas daratan Indonesia berkisar 1.919.443 km². Melihat kepada luasnya wilayah perairan Indonesia, tak heran jika laut menjadi pintu terbesar masuknya Narkoba ilegal ke negeri ini. Para anggota sindikat kerap kali diamankan oleh petugas saat berusaha menyelundupkan Narkoba melalui jalur laut. Oleh karenanya TNI-AL sebagai panglima dalam menjaga wilayah maritim Indonesia memiliki peran penting untuk mendukung
upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Melihat kondisi ini, dinilai perlu adanya peningkatan pemahaman bagi para anggota TNIAL dalam melakukan penanganan terhadap tindak pidana Narkoba. Oleh karenanya, 65 siswa penyidik yang terdiri dari perwira TNI-AL melakukan kunjungan ke BNN. “Selain bersilaturahmi, kunjungan ini untuk meningkatkan pengetahuan para siswa penyidik TNI-AL dalam hal penanganan kasus Narkotika. Selain itu juga
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
untuk mengetahui pola penyebaran Narkoba di Indonesia dan mekanisme penanganan para pecandu”, ujar Arif di sela-sela acara. Kedua narasumber BNN secara bergantian memberikan berbagai materi tentang Narkoba, antara lain penerapan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, metode penyelidikan dan penyidikan, modus tindak pidana Narkoba yang sering terjadi di perbatasan laut, mekanisme pencucian uang tindak pidana Narkoba, pemusnahan barang bukti hingga upaya rehabilitasi bagi para pecandu.
Dalam kunjungan ini para peserta juga berkesempatan ke Balai Laboratorium BNN yang terletak di sebelah gedung BNN, untuk melihat dan mendapatkan informasi terkait proses uji Narkoba. Menurut Slamet, sejauh ini TNI-AL menjadi salah satu institusi yang aktif dalam upaya P4GN dan kerap memberikan kontribusi, baik di bidang pemberantasan maupun pencegahan. Untuk kedepannya, diharapkan institusiinstitusi lainnya juga dapat turut memberikan kontribusi positif dalam mendukung penanganan permasalahan Narkoba di Indonesia. (pas)
SINAR BNN 15 EDISI VII - 2014
lintassektoral
Masyarakat Diajak Peduli
Bahaya Narkoba GRANAT, sebagai salah satu bagian anggota FOKAN ini, meminta kepada masyarakat agar ikut andil dalam memerangi narkoba sebagai upaya menjaga bangsa dari kehancuran. “Kami ingin menyadarkan pengunjung car free day bahwa narkoba merupakan persoalan besar bangsa yang penanggulangannya adalah tanggung jawab seluruh pihak, bukan hanya pemerintah,” tukas Sekretaris Jenderal asalah narkoba terus dilakukan oleh FOKAN Anhar Nasution, telah menjadi kalangan penggiat saat ditemui disela-sela ancaman serius anti barang berbahaya kegiatan. bangsa ini. Berbagai tersebut. Bertepatan Ia melanjutkan, upaya terus dilakukan dengan perhelatan masalah narkoba pemerintah dan elemen car free day yang tidak dapat dipandang masyarakat agar rutin dilaksanakan sepele pada kehidupan penyalahgunaan dan setiap pekannya, Bangsa Indonesia. peredaran narkoba Forum Organisasi Anhar mengungkapkan bisa ditekan. Salah satu Kemasyarakatan Anti alasannya, karena unsur penting yang Narkoba (FOKAN) narkoba merupakan harus dimiliki bangsa menggelar aksi orasi sebuah tindak kejahatan ini adalah kepedulian tolak narkoba di yang sifatnya teroganisir, dan kesadaran bersama sekitar lokasi Bundaran sistematis, serta untuk mencegah HI, Jakarta, sebagai konsepsional. penyalahgunaan dan bagian dari kegiatan “Akhirnya berdampak peredaran gelap narkoba Pemberdayaan banyaknya masyarakat mulai dari lingkup Masyarakat dalam P4GN. tewas sia-sia, konflik terkecil. Acara yang diinisiasi sosial, serta kerugian Ajakan ke masyarakat oleh LSM Gerakan keuangan,” terangnya. untuk peduli terlibat Mencegah Daripada Sementara itu, Jefri menanggulangi narkoba Mengobati (GMDM) dan Tambayong selaku
M
16 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Ketua Umum LSM GMDM mengatakan, aksi seperti ini dirasa efektif mendorong masyarakat lebih peka menanggulangi narkoba sebab diketahui secara luas ketika berlangsungnya acara car free day. Dirinya berharap, masyarakat secara sadar melakukan terobosanterobosan kreatif guna menangkal narkoba di lingkungannya. Pada kegiatan ini juga turut hadir para Duta Kampus Anti Narkoba 2014-2015. Selain itu acara ini semakin menarik karena adanya teatrikal bahaya narkoba. Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Pol Siswandi menyatakan, semakin tinggi kesadaran terhadap bahaya narkoba dan keinginan menanggulanginya, maka prilaku penyalahgunaan barang itu tidak akan memiliki ruang di bangsa ini. Partisipasi menanggulangi narkoba, lanjutnya, merupakan bentuk moralitas Bangsa Indonesia. (rls/has)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lintassektoral
Optimalisasi Sistem Keamanan Lingkungan Tangkal Narkoba
P
enyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkungan tempat tinggal seringkali lolos dari pantauan masyarakat karena kemungkinan faktor kepedulian dan pengawasan yang masih lemah. Mutlak diperlukan sebuah sistem keamanan lingkungan yang kuat dan terpadu agar bisa menangkal masalah narkoba di lingkungan tempat tinggal. Hal itu disampaikan Ketua Umum Forum Ikatan RW DKI Jakarta, Sismanu saat menghadiri kegiatan Pemberdayaan Lingkungan Masyarakat dalam P4GN di Hotel Grand Mutiara, Bogor, Selasa kemarin. Ia menambahkan, agar masyarakat semakin peduli dan waspada, sosialisasi tentang bahaya narkoba juga perlu dimaksimalkan,“Jangan sampai Jakarta yang kita inginkan sehat dan nyaman menjadi rusak karena penyalahgunaan narkoba,” katanya. Untuk itu Sismanu mengajak seluruh lapisan masyarakat
untuk bersama-sama menanggulangi narkoba di lingkungannya masingmasing. Bila ini tidak disikapi secara serius, maka masyarakat sendiri yang nantinya menjadi korban zat berbahaya tersebut,“Bentuk yang dapat dilakukan bermacam-macam, mulai dari penguatan sistem keamanan lingkungan, laporan identitas warga yang rapih, atau pembekalan mengenai narkoba secara rutin agar
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
semakin diketahui,” jelas Sismanu. Ia juga meminta agar masyarakat tidak segan menindak para pengedar atau bandar narkoba yang diketahui berada di lingkungannya. Namun bukan dengan pola sendiri, Sismanu menegaskan, semua tetap sesuai aturan yang ada yaitu berkoordinasi dengan aparat berwenang. Dihubungi terpisah, Kasubdit Lingkungan
Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi mengemukakan, membasmi narkoba sama halnya seperti memadamkam api kebakaran. Perlu keterlibatan seluruh lapisan masyarakat mematikan api sebelum petugas datang dan api semakin menjalar,“Artinya masyarakat dapat berperan aktif juga memerangi narkoba tanpa terlebih dulu jatuh korban,” tandasnya. (has) SINAR BNN 17 EDISI VII - 2014
lintassektoral
Pahlawan Devisa Jangan Terlibat Narkoba T
enaga kerja Indonesia (TKI) merupakan pahlawan bagi bangsa ini. Mereka bukan hanya penghasil devisa bagi Indonesia, namun juga membesarkan dan mengenalkan citra positif tanah air ke dunia internasional. “Untuk itu mereka juga harus dibentuk berprilaku yang baik, salah satunya tidak terlibat narkoba dan tegas menolaknya,” terang Kasubdit PAP dan Fasilitas Pembiayaan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Revina P Panjaitan, pada kegiatan Pemberdayaan Lingkungan Kerja Pemerintah dalam P4GN bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), di Jakarta, Senin (20/10). Ia mengemukakan, guna melahirkan TKI seperti itu maka pemahaman mengenai bahaya narkoba amat penting disampaikan ke mereka. BNP2TKI sendiri, sambung Revina, menekankan kepada
18 SINAR BNN EDISI VII - 2014
setiap jasa penyalur tenaga kerja agar memberikan materi tentang bahaya narkoba kepada TKI. “Jadi setiap TKI mengerti bahaya narkoba dan menjaga diri serta nama baik bangsa ketika bekerja di luar negeri,” imbuhnya. Sedangkan di lingkungan kerja BNP2TKI sendiri diberlakukan aturan tegas terhadap pegawai yang terlibat penyalahgunaan narkoba.
Pegawai yang terbukti terjerat narkoba, ujar Revina, akan segera dikenakan sangsi teguran sampai pemecatan. “BNP2TKI tidak kompromi dengan narkoba,” pungkasnya. Guna memperkuat penanggulangan narkoba dan membentengi BNP2TKI, Revina membeberkan akan membentuk satuan tugas pegawai. Satuan tugas tersebut nantinya akan bekerja secara rutin dalam mengawasi setiap
penyalahgunaan narkoba di BNP2TKI. Terpisah, Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi menyatakan, tanggung jawab menanggulangi narkoba merupakan tugas seluruh lapisan masyarakat. Terutama TKI, tambahnya, memiliki peranan penting menjaga pandangan negara lain kepada Indonesia menyangkut komitmen menanggulangi narkoba. (rls/has)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lintassektoral
TNI AU Peduli Upaya Deteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba
P
angkalan TNI AU Wirasaba menggelar giat tes urine secara spontan terhadap seluruh perwira TNI AU, anggota TNI AU, PNS dan CPNS. Kegiatan tersebut mendasarkan pada Surat Komandan Pangkalan TNI AU Wirasaba Nomor : B/478/IX/2014/ LanudWsa tanggal 19 September 2014 yang diajukan kepada Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga. Kepala BNNK Purbalingga Edy Santosa, S.Sos, M.Si, mengatakan bahwa, tujuan dari kerjasama kegiatan tes urine tersebut merupakan deteksi dini penyalahgunaan narkotika, hal ini bukan untuk mencari kesalahan orang, tapi hanya deteksi serta pencegahan penyalahgunaan dan peredaran barang terlarang. “Dari hasil tes ini, apabila diketahui positif terbukti menggunakan obat terlarang, maka pihaknya akan memanggil yang bersangkutan serta akan merehabilitasi. Dari tes ini nanti akan akan diketahui lebih lanjut apabila sudah terlanjur menggunakan, serta terdeteksi yang bersangkutan positif memakai narkoba, kita tanyakan dulu, apakah sedang mengonsumsi obat dokter atau dari yang
Jajaran TNI AU melakukan tes urine untuk mendeteksi dini penyalahgunaan narkoba di lingkungannya.
lainnya,” jelasnya. Kegiatan tes urine ini merupakan kegiatan Non-DIPA BNNK, adapun rapid test narcotics yang digunakan merupakan dukungan dari Direktorat Peran Serta Masyarakat (Pertamas) Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional. Waktu pelaksanaan kegiatan tes urine pada hari Senin, tanggal 22 September 2014, setelah apel pagi yang digelar oleh Pangkalan TNI AU Wirasaba dengan jumlah peserta sebanyak 135 orang. Hasil uji rapid test
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
narcotics terhadap 135 personal yang bertugas di Pangkalan TNI AU Wirasaba menunjukkan 133 orang dinyatakan negatif narkotika dan 2 orang dinyatakan positif mengandung zat BZO atas nama SHJ dan NN. Terhadap kedua anggota TNI AU tersebut langsung dilakukan assesment, dengan hasil bahwa SHJ sejak 3 hari sebelum pelaksanaan giat tes urine mengonsumsi obat amoxicillin, ponstan dan prednison yang diperoleh dari Poli Kesehatan Lanud Wirasaba untuk pengobatan luka akibat
tertusuk paku. Sementara itu, berdasarkan hasil asessment terhadap NN diperoleh informasi bahwa yang bersangkutan 2 hari sebelum pelaksanaan giat tes urine mengonsumsi vitamin Becom-C dengan kandungan bahan aktif berupa Vitamin B Complex, Vitamin C, Nicotinamide dan Calcium Pantothenate, sehingga meskipun kedua anggota TNI AU tersebut positif mengandung narkotika jenis BZO, tidak dikategorikan sebagai pelanggaran hukum dikarenakan alasan medis. SINAR BNN 19 EDISI VII - 2014
lintassektoral
Tanamkan Jiwa Usaha Bagi Mantan Pecandu Narkoba
B
adan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Ciamis melalui Seksi Pemberdayaan Masyarakat memberikan pelatihan keterampilan menjahit kepada 15 mantan pecandu narkoba melalui program after care (pasca rehabilitasi), bekerjasama dengan Yayasan Arrahmaniyyah Cijeungjing dan LPK Nurmilah Linggasari di Aula Dedung Dakwah Islam Desa Bojongmengger Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis, belum lama ini. Kegiatan pasca rehabilitasi (after care) ini dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat BNNK Ciamis, Aris Nuryana S.So. Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan bahwa “pascarehabilitasi (after care) adalah perawatan lanjutan sebagai upaya pemberdayaan yang diberikan kepada pecandu Narkoba setelah menjalani rehabilitasi. Pascarehabilitasi merupakan program yang integral dalam rangkaian perawatan ketergantungan narkoba, seperti halnya kegitan saat ini ditujukan
20 SINAR BNN EDISI VII - 2014
kepada para mantan pecandu narkoba yang telah selesai melawati proses rehabilitasi di bawah binaan Yayasan Arrahmaniyyah pimpinan Ustadz Abdul Aziz yang beralamat di Desa Bojongmengger Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis dengan menghadirkan instruktur dari Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) Nurmilah Linggasari Ciamis yang berpengalangan dalam memberikan pelatihan menjahit dan bordir dengan harapan selain tidak kambuh kembali ke narkoba, tentunya dapat diterima oleh masyarakat,serta memiliki keterampilan dan kemandirian berwirausaha.” Tutur Aris.
“Lamanya kegiatan pelatihan menjahit ini selama 6 hari, di mana hari pertama mendapatkan materi motivasi dan pengantar bisnis, dilanjutkan dengan pengenalan alat dan bahan menjahit, hari kedua evaluasi, mengukur tubuh, dan membuat pola dasar baju kerja, hari ketiga membuat pola dasar baju kerja, dilanjut dengan pola tangan dan kerah, hari keempat membuat pola tangan dan kerah, dilanjutkan dengan memahami fungsi pokok mesin jahit dan obras, mengoprasikan mesin jahit, dilanjutkan dengan menjahit pakaian, dan hari keenam menjahit pakaian dan evaluasi menjahit,” Tambah Aris. “Adapun program
after care tahun 2014 ini dicanangkan dua kali kegiatan dengan total peserta 30 orang, dimana masing-masing kegiatan sebanyak 15 orang peserta dengan keterampilan yang berbeda. Langkah kami kedepan mereka (mantan pecandu, red) yang terlatih akan dibentuk kelompok usaha bersama dibawah binaan LPK Nurmilah, yang selanjutnya direkomendasikan ke instansi terkait, untuk mendapatkan bantuan permodalan,” katanya. Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari salah satu peserta, Doni (26) asal Bojongmengger Kecamatan Cijeungjing. “Saya sangat senang dengan adanya program BNNK Ciamis kepada kami (mantan pecandu,red), dengan harapan kedepan bisa mendapat kesempatan bekerja atau memiliki lapangan kerja sendiri, yang selama ini putus asa dan dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, lebih-lebih harapan kami dapat disalurkan ke salah satu perusahaan dibidang menjahit untuk mendapat penghasilan yang layak,” Tutur Doni. (Ciamis)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
lintassektoral
TAT Rekomendasi SU diRehabilitasi T
im Asesmen Terpadu (TAT) Jakarta Timur memberikan rekomendasi rehabilitasi bagi seorang pemuda berinisial SU (18) yang terkena proses hukum karena kasus penyalahgunaan narkoba jenis ganja. Rekomendasi ini bulat diberikan oleh tim asesmen yang terdiri dari tim hukum dan tim dokter. Ketua Tim TAT dalam kasus ini, Supardi, yang juga menjabat Kepala BNN Kota Jakarta Timur mengungkapkan, SU tertangkap pada 19 September 2014 oleh aparat Polres Jakarta Timur, karena kepemilikan ganja seberat 1,2 gram. Sesuai dengan konsep reorientasi penanganan pengguna narkoba berdasarkan peraturan bersama, Polres mengajukan permohonan asesmen terpadu pada Tim Asesmen Terpadu yang dipimpin oleh Kepala BNN Kota Jakarta Timur. Menurut Supardi, dari perspektif tim hukum, SU tidak terindikasi dengan jaringan narkoba. Ganja yang ia pegang hanya untuk ia konsumsi, bukan
untuk diperjualbelikan. Sementara itu, dari pandangan tim dokter, tersangka SU dikenal sebagai pengguna ganja teratur pakai. “Hampir 2-3 kali dalam sepekan SU mengonsumsi narkoba jenis ganja”, ujar Supardi kepada Humas
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
ia perlu ditangani dengan lebih serius. “Karena itulah, kami tim TAT memberikan rekomendasi pada SU agar menjalani rehabillitasi secara terpadu di Balai Besar Rehabilitasi BNN di Lido, agar ia bisa menjalani pemulihan secara paripurna”, imbuh Supardi. Sementara itu, Wakasat Narkoba Polres Jakarta Timur, Edy Hermawan BNN di sela-sela tatap mengungkapkan muka dengan media di pihaknya sangat kantor BNNK Jakarta mendukung langkah Timur, belum lama ini. asesmen terpadu. Selain masalah penyalahgunaan narkoba, Menurutnya, langkah tersebut merupakan SU juga mengalami gerakan kemanusiaan masalah kejiwaan. SU mengalami depresi yang yang berorientasi pada lumayan berat, sehingga penyelamatan pengguna narkoba. (pas)
SINAR BNN 21 EDISI VII - 2014
opiniopini
Mengapa Kita Harus Peduli dengan Penyalahgunaan Narkoba di Tempat Kerja? Oleh : Yappi Manafe
P
ENYALAHGUNAAN narkoba di tempat kerja semakin meluas. Hal ini terindikasi melalui data Badang Narkotika Nasional (BNN) di tahun 2008-2011. Data BNN pada 2011 menunjukan 70 persen penyalah guna narkoba di Indonesia (atau sekira 3 juta penyalahguna narkoba), berada di tempat kerja. Hal ini sangat memprihatinkan karena tenaga kerja menjadi tulang punggung yang amat menentukan tingkat produktivitas dan kinerja institusi (pemerintah) maupun swasta (perusahaan), di mana penyalahguna narkoba bekerja. Penyalahgunaan narkoba didefinisikan sebagai pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk/ resep dokter, secara teratur atau secara berkala sekurangkurangnya selama 1 bulan. Penggunaan narkoba secara ilegal menimbulkan
22 SINAR BNN EDISI VII - 2014
akibat sosial dan akibat antara-pribadi (individu). Jenis-jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi (dalam arti) disalahgunakan di Indonesia, khususnya di tempat kerja dewasa ini adalah ganja, sabu, ekstasi, dan jenis-jenis narkoba yang masuk kedalam golongan ATS (amphetamine type stimulant), serta zatza psikoaktif (new psychoactive substances/ NPS). Banyak faktor penyebab seseorang melakukan penyalahgunaan narkoba, antara lain: stres (baik di rumah maupun di tempat kerja, dapat mengarah kepenyalahgunaan narkoba), kejenuhan, pengangguran, tekanan kelompok sebaya (peer group), dibujuk, dipaksa, diancam, ketersediaan narkoba di lingkungannya. Proses Dan Sifat Penyalahgunaan Narkoba Penyalahgunaan narkoba yang sering dan berkelanjutan
dapat mengakibatkan ketergantungan baik fisik maupun psikologis. Proses penyalahgunaan narkoba dimulai dengan coba pakai (eksperimental), yaitu sekali pakai atau untuk jangka waktu yang pendek. Kemudian beralih ke rekreasional yaitu menyalahgunakan narkoba secara sengaja untuk meningkatkan aktivitas dan rekreasi tertentu. Selanjutnya beralih ke teratur pakai, yaitu ada keputusan dari individu yang bersangkutan untuk menyalahgunakan narkoba sebagai pelarian, untuk membantu mengatasi situasi tertentu di dalam kehidupan individu yang bersangkutan. Setiap penyalahgunaan narkoba menghadirkan ancaman terhadap kesehatan fisik maupun mental, mengganggu dan menghambat hubungan pribadi (yang bertanggung-jawab) antara individu yang bersangkutan dengan
orang lain, mengurangi kemampuan yang bersangkutan untuk memenuhi kewajiban keluarga, sosial atau pekerjaan. Penyalahgunaan narkoba eksperimental atau rekreasional menghadirkan akibat langsung di tempat kerja, yang pada awalnya tidak dipertimbangkan, misalnya tidak dapat berkonsentrasi karena “sisa” (residu) kimia yang ada (mengendap) di tubuh individu yang bersangkutan, serta kekurangan waktu tidur.
Akibat Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kerja 1. Reaksi dan koordinasi menjadi lambat, dan dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap kinerja individu (penyalah guna). 2. Pelemahan kognitif, sehingga dapat mengganggu kemampuan pengambilan keputusan, ingatan, dan waktu reaksi. 3. Melemahkan
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
opiniopini keterampilan dan pancaindra: dampak terhadap persepsi jarak, perkiraan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi dan konsentrasi mata, serta gerakan fisik (misspersepsi ruang dan waktu, serta miss-persepsi pancaindra). 4. Meningkatkan risiko kecelakaan, baik terhadap diri sendiri dan/atau orang lain, karena refleks dan daya pertimbangan yang kurang (sangat berisiko bila mengoperasikan peralatan terutama yang membutuhkan konsentrasi tinggi). 5. Menurunkan produktivitas kerja,menurunkan kualitas produk dan mengancam keamanan kerja orang lain (kolega kerja). 6. Meningkatnya biaya yang harus ditanggung oleh pegawai/karyawan/ individu, oleh karena: kehilangan kerja (diberhentikan dari kerja), gaji yang hilang; menurunnya kesehatan fisik dan mental; biaya medis; kesulitan membayar cicilan kredit (bila ada yang harus dicicil); turunnya pangkat di tempat kerja; timbulnya masalah antar-pribadi di dalam keluarga; timbul masalah dengan teman dan kolega di tempat kerja; dan hilangnya harga diri. 7. Menurunkan kemampuan dalam mengemudikan kendaraan (termasuk pesawat terbang). 8. Kesulitan memperhatikan dengan baik dan memproses
informasi yang penting secara efisien. Tanda-tanda Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kerja Penyalahgunaan narkoba di lingkungan kerja terkadang sulit diidentifikasi, namun terdapat beberapa tanda yang mengisyaratkan kemungkinan pegawai/ karyawan melakukan penyalahgunaan narkoba: sering absen (tidak hadir tanpa alasan jelas) untuk waktu yang lama; mengalami kecelakaan di tempat kerja maupun di luar tempat kerja; pola kerja tak menentu dan turunnya produktivitas kerja individu yang bersangkutan; tidak memperhatikan kebersihan diri; reaksi berlebihan tehadap kritikan terhadap dirinya; perubahan mood secara tiba-tiba; cepat marah atau bersikap agresif; perubahan perilaku; hubungan dengan pimpinan, teman sekerja atau konsumen memburuk; tanda fisik yang nyata seperti kelelahan, hiper, manic mata membesar, atau berjalan tidak teratur (sempoyongan); tidak jujur (berbohong); menipu atau mencuri. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kerja Memberikan keterampilan kepada pegawai, karyawan yang melakukan penyalahgunaan narkoba tentang cara-cara, bagaimana mereka dapat menangani dirinya; memberikan bantuan dan dorongan kepada
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
pegawai/karyawan yang bersangkutan untuk mencari bantuan dokter atau lembaga konseling; menangani masalah penyalahguna narkoba di lingkungan kerja sebagai permasalahan kesehatan dan keamanan tempat kerja, bukan sebagai alasan untuk melakukan tindakan disipliner atau tindakan pemecatan langsung; merahasiakan pengakuan penyalahgunaan narkoba dari pegawai/karyawan yang bersangkutan. Manfaat Penerapan Kebijakan Lingkungan Kerja Bebas Narkoba Jikalau penerapan kebijakan tempat kerja bersih narkoba tersebut bersifat tertulis, dan “tersertifikasi” sebagai tempat kerja bersih narkoba oleh institusi yang berwenang (Badan Narkotika Nasional/BNN), maka: 1. Seluruh pegawai, karyawan akan menyadari pentingnya keamanan di tempat kerja, dan akan memperoleh manfaat dari lingkungan kerja yang lebih aman. 2. Ketika ada pegawai, karyawan luka di tempat kerja, ia harus menjalani tes narkoba, jikalau pegawai, karyawan yang bersangkutan tidak ingin kehilangan tunjangan untuk biaya perawatan. 3. Jikalau narkoba ditemukan di dalam sistem tubuh pegawai, karyawan yang luka, maka yang bersangkutan tidak kebal terhadap hukum bila ternyata narkoba tersebut menyebabkan pegawai, karyawan yang bersangkutan mengalami
kecelakaan. Bagaimana Agar Tempat Kerja Dapat Menjadi “Tempat Kerja Bersih Narkoba”? Salah satu caranya adalah, pimpinan tempat kerja melakukan tes terhadap seluruhpegawai, karyawan, sebagai bagian dari kebijakan lingkungan kerja bersih narkoba sebagai berikut: 1. Semua calon pegawai, karyawan yang ditawarkan pekerjaan, yang melamar pekerjaan, dites (urine, darah, air liur, rambut) terlebih dahulu sebelum dipekerjakan. 2. Melakukan tes untuk deteksi kemungkinan terjadi penyalahgunaan narkoba, apabila terlihat perilaku yang menimbulkan “kecurigaan yang masuk akal”. Perilaku seperti ini dirinci di dalam kebijakan lingkungan kerja bersih narkoba, termasuk kepada para pegawai, pekerja yang mengalami kecelakaan di tempat kerja terlihat menggunakan narkoba di tempat kerja atau terhadap pegawai, karyawan yang mengalami penurunan kinerja. 3. Pasca-rehabilitasi/ tes lanjutan (follow up) dilakukan setahun sekali terhadap pegawai, karyawan yang telah pernah direhabilitasi. 4. Tes narkoba sebagai bagian dari tes kesehatan fisik tahunan bila ada. 5. Tes pascakecelakaan untuk setiap kecelakaan atau cedera di tempat kerja yang mengakibatkan kehilangan waktu kerja. SINAR BNN 23 EDISI VII - 2014
liputankegiatan
TKI Jangan Terjebak Modus Sindikat Narkoba
M
asih kurangnya pemahaman dan pengenalan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mengenai bahaya narkoba, dirasa perlu membekalinya berkaitan dengan itu. Diharapkan setelah para TKI mengenal modus peredaran dan penyalahgunaan narkoba, mereka tidak lagi terjebak dengan kejahatan tersebut. Hal itu diutarakan Sekretaris Asosiasi Pengusaha Jasa TKI (APJATI) Imam Subali pada kegiatan Pemberdayaan Lingkungan Masyarakat dalam P4GN yang diselenggarakan LSM FPKNHA bersama Komunitas Pengusaha Jasa TKI dan Badan Narkotika Nasional (BNN), di Hotel Maharadja, Jakarta, belum lama ini. Selama ini, sambungnya, banyak terungkap kasus yang melibatkan TKI dalam tindak kejahatan narkoba. TKI dimanfaatkan sebagai jasa kurir maupun pengedar narkoba tanpa mengetahui akibat
24 SINAR BNN EDISI VII - 2014
hukumnya. “Biasanya mereka digunakan ketika akan pulang ke tanah airnya, dititipi barang yang tidak diketahui isinya oleh TKI,” tandas Imam. Ada pula modus lain berupa dipacari untuk memudahkan peredaran narkoba ke negara asalnya, katanya. Imam meminta agar kegiatan seperti ini bersifat sinergi antara pengusaha TKI dan BNN terus dibangun untuk mewujudkan
tenaga kerja yang bersih narkoba dan peduli menanggulanginya. Sedangkan Ketua LSM FPKNHA M Syarifuddin menegaskan, TKI adalah pejuang bagi Bangsa Indonesia. Bukan hanya sebatas memberikan keuntungan devisa bagi negara, tambahnya, tetapi menentukan citra Indonesia di mata bangsa lain. “Kalau TKI ikut terlibat narkoba maka nama baik bangsa akan ikut hancur, apalagi
sudah mengetahui modus peredaran dan penyalahgunaannya,” papar Syarifuddin. Tempat terpisah, Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi mengemukakan, saat ini Indonesia bukan sekadar negara persinggahan narkoba, tapi telah menjadi penghasil pula. Dirinya menuturkan, itu diakibatkan kurangnya kepedulian dan pemahaman terhadap narkoba. (has/rls)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Bentengi Siswa dari Ancaman Narkoba B
adan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Ciamis melatih 100 pelajar dan guru pendamping perwakilan dari MAN Cijantung, SMAN 1 Cihaurbeuti, SMAN 1 Baregbeg, SMK LPS Ciamis, SMK LPT Ciamis, SMAN 1 Ciamis, SMAN 2 Ciamis, SMKN 1 Ciamis, MAN 2 Ciamis, SMAN 3 Ciamis untuk menjadi agen atau kader anti narkoba. Para kader yang dilatih ini mendapatkan materi dasar dan materi lanjutan dari berbagai narasumber dengan disiplin ilmu dan profesi yang berbeda selama tiga hari, dengan harapan para siswa memiliki pengetahuan, pemahaman, tentang narkoba dan permasalahannya, serta keterampilan individu untuk menolak baik menyalahgunakan maupun mengedarkan narkoba, sekaligus dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat baik di dalam maupun luar sekolah tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Melalui penguatan kader di lingkungan sekolah ini diharapkan selain dapat membentengi siswa dari ancaman narkoba, juga dapat
membentuk karakter siswa yang disiplin, jujur dan taat aturan baik aturan agama maupun negara. Seperti disampaikan oleh Kepala Seksi Pencegahan BNNK Ciamis selaku pelaksana kegiatan, Deny Setiawan, S.Sos berpesan agar para siswa yang telah dilatih menjadi kader penyuluh anti narkoba ini, memiliki sikap positif, diantaranya disiplin, jujur, dan taat aturan baik aturan agama maupun aturan negara, sehingga dapat terhindar dari berbagai ancaman hilangnya generasi bangsa
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
yang salahsatunya disebabkan oleh penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Selanjutnya respon positif dari salah satu kader perwakilan SMAN 1 Ciamis, Aditya Nurohmani, menyampaikan, “kegiatan ini sangat luar biasa, saya sangat bangga sekali dapat diikutsertakan dalam kegiatan ini, yang pertama dapat mengenal lebih dalam lagi tentang bahaya narkoba, dimulai dari diri saya sendiri untuk menghindari dari bahaya narkoba, kedua dapatmengimplemenatasikan dalam kehidupan sehari-hari, untuk dapat menghindari dari bahaya narkoba, dan yang ketiga akan mengajak teman-teman saya baik yang berada di Osis, Pramuka, PMR, Paskibra dan teman sebaya lainnya untuk ikut berperanserta dalam penyampaian informasi bahaya narkoba dalam berbagai kegiatan walaupun sangat sederhana namun besar manfaatnya”, ungkap Aditya. Dengan harapan keteladanan siswa sebagai generasi penerus bangsa, terdepan dan menjadi pelopor bagi generasi lainnya dalam meraih prestasi tanpa narkoba.
SINAR BNN 25 EDISI VII - 2014
aspirasiwarga
26 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
aspirasiwarga
Suara Hati Mantan Pecandu Narkoba M
enjadi seorang pecandu narkoba tentu bukanlah cita-cita. Meski di sebagian benak generasi muda menjadi lifestyle ‘kebanggaan’ sebagai pemakai narkoba, namun etika dan moral di masyarakat khususnya keluarga, pemakai narkoba adalah aib. Aib yang harus dihindari dan dijauhi. Saking malu karena dimengerti sebagai aib, bahkan menyembunyikan bila ada anggota keluarga yang terlanjur menjadi pecandunya. Tanpa disadari, bahwa hal itu semakin membahayakan jiwa pecandunya. Pemahaman yang kabur tentang betapa berbahayanya ‘barangbarang bermerek narkoba’ itu, terkadang tak sanggup mengalahkan ‘gengsi’ dan harga diri keluarga di mata masyarakat. Banyak faktor orang terseret ke dalam rayuan narkoba. Awal pemakai narkoba bukanlah kecelakaan, namun telah diketahui akan bahaya maupun dilarangnya barang tersebut. Namun rasa ingin tahu, penasaran, ingin mencoba, gaya hidup, dan lain sebagainya mengalhkan akal sehat. Akal sehat yang akan menjadi tidak sehat dengan digerogotinya oleh zat-zat jahat yang
Tiada hari tanpa narkoba, mungkin motto yang cocok untuknya, saat itu. Masa kecilnya dilalui di Ibukota seiring orangtuanya yang pindah tempat tinggal. Seperti anak-anak kebanyakan, bangku sekolah dasar ditempuhnya. Hingga tamat. Lalu melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuhnya. Seiring pertumbuhan dan perkembangan jiwa remaja, hal-hal baru sangat menarik perhatiannya. 14 tahun. Angka yang Foundation, di kawasan dikandung di dalamnya. tak bakal dilupakannya. Cinere, Jakarta Selatan Seperti halnya Gibon, Angka keramat saat dirinya tempat dia mengabdikan demikian nama panggilan terpenuhi rasa penasaran diri bekerja membantu akrabnya. Dia adalah dan keingintahuan tentang para pasien pecandu mantan seorang pecandu narkoba, bulan lalu. Kapeta sesuatu yang dianggap narkoba yang sempat ‘keren’ namun keliru yang adalah sebuah yayasan ‘bersahabat’ dengan tak disadarinya, saat itu. yang bergerak di bidang narkoba selama puluhan Narkoba. Gibon mencoba narkoba, HIV AIDS, dan isu tahun. Sekian lama barang jenis narkoba untuk semacamnya. jatuh bangun menjalani pertama kalinya pemberian Gibon bukanlah kehidupan kelam seorang dari temansebayanya. dari keluarga yang pecandu. Hingga semangat “Saya dikenalkan bermasalah. Bersama perubahan meneranginya narkoba oleh teman, buat untuk mengubah gaya hidup adik perempuannya ia gaya-gayaan. Orang tua mempunyai masa kecil suram menjadi gaya hidup jauh-jauh sebelumnya indah dengan keluarganya. sehat seperti umumnya. pernah berpesan, Perawakan yang terlihat Tentunya tidak mudah memperingatkan, jangan adalah gagah, tegap. Raut dilakukannya, namun bertahap Gibon menemukan wajahnya mengekspresikan coba-coba drugs. Namun pengambilan keputusan titik terang dari perjalanan optimisme saat bertutur saya waktu itu tidak bagus. kisah. Dilahirkan di suram masa lalunya yang hampir tak ada impian masa Bukittinggi, pria yang belum Obat-obatan gak kupakai, tapi yang lain saya pakai, genap berusia 30 tahun depan di dalam benaknya yaitu minum dan heroin. ini sanggup bangkit dari saat itu. Setiap hari menggunakan,” keterpurukan hidup akibat Penulis berkesempatan tuturnya tersenyum. godaan narkoba, yang dulu berbagi cerita dengannya dengan antusias digelutinya. di kantornya Kapeta BERSAMBUNG
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 27 EDISI VII - 2014
aspirasiwarga
HERU ANDIKA
Bandar Narkoba, Sering Ditangkap
Dihukum Mati Tak Pernah S
eorang lagi Bandar narkoba besar jaringan Medan-Palembang berhasil ditangkap jajaran Unit II Narkoba Polresta, Palembang, beberapa waktu lalu. Tersangka bernama Halim Wijaya (37), Warga Jalan KH Azharu, Lorong Sungai Aur, RT 31/6, Kelurahan 9-10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Sumatera Selatan. Dia dibekuk setelah menjadi Target Operasi dalam dua pekan. Dari kediaman Halim, Polisi mendapatkan barang bukti 4 jie sabu seharga Rp5 juta, 22 butir pil ekstasi warna coklat, 97 butir peluru cis, 32 peluru M16 bersama 7 selongsong asli, dan 12 peluru sudah diledakkan. Sekaligus senapan sniper kaliber 32 yang masih aktif, lengkap dengan magazin. Kepala Satuan Reserse Narkoba Polresta Palembang, Komisaris Suryadi, mengatakan, Halim merupakan bandar narkoba jaringan besar daerah Medan-Palembang. Dari barang bukti yang diamankan polisi, sebagian telah dikirim berhasil dijual Halim. Mendengar banyaknya tersangka bandar narkoba besar ditangkap di negara ini dalam lima tahun terakhir ini, bukannya
28 SINAR BNN EDISI VII - 2014
membuat hati senang, namun malah miris atau terkadang jadi skeptis. Berikut kasus bandar narkoba “raksasa” di Indonesia yang hingga kini tak terdengar berita eksekusi hukumannya. 1. Pabrik Ecstasy terbesar ketiga di dunia, di Tangerang. Pada bulan November 2011, pihak Kepolisian Republik Indonesia berhasil menggerebek, sebuah pabrik ecstasy yang diduga terbesar ketiga di dunia dalam hal kapasitas produksi nya! Tim gabungan Badan Narkotika Nasional dan Markas Besar Polri bersama Bea Cukai serta Imigrasi menggerebek sebuah pabrik ekstasi di Kampung Tegal Sari, Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten, Jumat 11 November 2011. Tempat itu adalah bekas pabrik kabel PT Sumaco Jaya Abadi. Di Pabrik dengan lahan seluas 3,7 hektare ini polisi menemukan shabu-shabu murni dan pil ekstasi dalam jumlah yang besar. Bahkan lebih besar dibandingkan pabrik ekstasi yang pernah digerebek sebelumnya di kawasan Tangerang dan Jasinga, Bogor, Jawa Barat. Polisi juga menemukan bahan-bahan pembuat ekstasi dan shabu-shabu
serta mesin pencetak ekstasi. Pabrik ini disebutsebut pula sebagai terbesar ketiga di dunia setelah yang ditemukan di Fiji dan Cina. Beni Sudrajat alias Beni Oy, seorang WNI yang mengaku dikendalikan bisnisnya oleh seorang mafia Hong Kong bernama Peter Wong dari negara pulau tersebut. Kemana sekarang Beni Oy? Adakah Interpol berhasil membekuk sekaligus menghukum mati Peter Wong? Tak ada kabar jelas. Nihil. Padahal Hong Kong kini adalah bagian dari RRC, sebuah negara komunis yang tak pernah mentolerir para bandar narkoba. Hukuman mati selalu menjadi solusi di negara tersebut. Makanya mungkin Peter Wong “melarikan” bisnisnya ke Indonesia yang ia tahu amat lembek terhadap bandar narkoba berkelas internasional. 2. Freddy Budiman, terdakwa mati kasus narkoba, yang kini hidup santai di Nusa Kambangan. Freddy Budiman, lagi-lagi seorang bandar narkoba kelas dunia yang merupakan WNI keturunan, sama dengan para bandar narkoba berkelas internasional di atas, Beni Oy dan Halim Wijaya. Selama ditahan di Rutan Cipinang, sejak
tahun 1997, Freddy leluasa menggerakkan bisnisnya hingga ke luar negeri, memesan wanita-wanita cantik, untuk pemuas hasrat syahwatnya. Bisa ….maaf “ML” di kantor Kalapas, yang berujung pemecatan sang Kalapas LP Cipinang. Sejak kasus nya mencuat , Freddy, sang mantan copet di Surabaya yang kini menjadi sensasi besar dunia hukum Indonesia, dipindah ke LP Nusa Kambangan. Bersiap untuk dihukum mati. Kapan…? Anda tanyakan kepada siapapun pejabat tinggi aparat penegak hukum di Indonesia saat ini, pasti jawabannya TIDAK JELAS KAPAN ? 3. Schapelle Corby dibebaskan bersyarat Pada awal Februari 2014, dunia hukum Indonesia lagi-lagi dihebohkan dengan berita pembebasan bersyarat seorang bandar narkoba asal Australia, Schapelle Leigh Corby. Kita masih ingat betapa kerasnya Australia menuntut agar tersangka teroris Amrozi dkk dihukum mati, walaupun hingga akhir hayat ketiganya mengaku hanya difitnah. Bagian dari skenario besar intelijen internasional. Yang hingga akhir hayat bahkan Amrozi terbukti tak pernah sanggup
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
aspirasiwarga membuat bom dengan daya hancur sebesar yang meledak di Legian 2002 itu. Lalu bagaimana halnya dengan Corby? Tertangkap pada 2005 di pintu masuk Bandara Ngurah Rai Bali, membawa 4, 1 kg ganja. Corby mengaku tak tahu menahu mengenai adanya barang haram tersebut pada bagasi yang ia bawa. Belakangan ia mengaku (setelah berkali-kali diberi kesempatan berkomunikasi dengan sang ayah, mendiang Michael Corby), bahwa sang ayah lah kurir narkoba internasional sebenarnya, dan ia hanya dititipi oleh sang ayah. Dititipi secara sadar, barang nya terbukti ada milik Corby….namun dengan penuh toleransi, Presiden SBY yang mengaku amat tersinggung telefon pribadi istrinya disadap agen rahasia Australia itu, malah memberikan grasi, pembebasan bersyarat, wajib lapor 1 tahun, sebelum bebas sepenuhnya pada 2015 pada Corby. Sejatinya pada 2006, Corby telah divonis mati oleh Pengadilan Negeri Denpasar Bali. Artis-artis menjadi korban Yang baru-baru ini heboh adalah tertangkapnya seorang artis sinetron Indonesia, Roger Danuarta. Sang artis yang banyak diidolakan gadis remaja Indonesia ini nyaris tewas ketika Minggu malam 16 Februari 2014 ditemukan “sakaw”. Dalam mobilnya di kawasan Kayu Putih Jakarta Pusat, dengan jarum yang dikabarkan masih menempel di lengannya. Sempat meronta saat akan ditolong warga….apa yang terjadi jika warga dan
pihak keamanan terlambat menolong nya beberapa jam saja? Kita tentu masih ingat, mantan kekasihnya, Sheila Marcia, sempat ditahan di LP khusus wanita di Pondok Bambu, juga akibat kasus narkoba, bahkan hingga hamil di dalam penjara tiga tahun yang lalu. Sederet nama artis ternama yang menjadi panutan masyarakat pun tak terduga pernah tersangkut kasus narkoba ini. Baik yang terbukti benar maupun yang akhirnya tak bisa dibuktikan kebenarannya dan akhirnya dibebaskan dari hukuman seperti Raffi Ahmad beberapa waktu lalu. Sebut saja, nama artis kawakan Roy Marten, dan Fariz RM, lalu para artis muda, Yoyok drummer band Padi, Sammy mantan vokalis Kerispatih, Revaldo, Gary Iskak, para komedian seperti Gogon dan Polo Srimulat, Doyok, Andika Kangen Band, dan yang terakhir adalah artis cantik Jennifer Dunn yang sedang heboh akibat dituduh menerima limpahan uang korupsi Tb Chaeri Wardhana, adik Gubernur Banten Ratu Atut Chomsiyah. Ini jelas sesuatu yang membahayakan, karena terkadang para artis itu karirnya tak hanya berhenti di dunia seni akting dan seni suara, namun bisa berakhir di pucuk pimpinan politik, seperti menjadi anggota Dewan, menjadi Bupati, Walikota atau bahkan Gubernur. Mereka panutan masayarakat, pemimpin masyarakat Lalu bagaimana jika figur panutan masyarakat Indonesia pun terjangkit
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
wabah narkoba? Pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab akibat terlalu lunak terhadap para bandar narkoba, sehingga narkoba peredarannya kini merajalela menjangkau seluruh sendi kehidupan masyarakat. Yang jelas, saya sendiri, sebagai seorang yang anti narkoba saja, sudah melihat lima orang sahabat sedari kecil yang ketika remaja tewas akibat penyalahgunaan narkoba. Tak terkecuali seorang kakak sepupu. Padahal keluarga besar kami adalah keluarga yang amat fanatik menjalankan ajaran agama. Bagaimana lagi membentengi diri dari narkoba jika seorang yang belajar mengaji dan sholat secara tekun seperti alm. kakak sepupu saya itu pun bisa menjadi korban narkoba juga? Tidak semua orang, bahkan belum tentu juga putra saya (amit-amit) bisa bergaul dengan segala kalangan, namun tetap bisa membentengi diri dari godaan narkoba. Sampai-sampai ada seorang ustadz yang mengaitkan bahwa di antara musibah tiada henti melanda Indonesia dua bulan terakhir ini akibat merajalela narkoba, dan dilecehkannya hukum negara maupun hukum agama, sehingga barang haram itu menjadi seperti bebas berkeliaran dalam lindungan aparat. Seperti kasusu penggerebekan pabrik ecsatsy di Tangerang. Negeri Jiran lebih tegas menangani kasus narkoba Malu kita kepada Malaysia, Singapura, RRC, yang tidak kenal ampun menghukum terdakwa
narkobanya. Terkadang pemerintah kita mengemisngemis setengah mati memohon pengampunan bagi WNI yang diancam hukuman mati di negara tetangga. Dan seringkali tidak berhasil. Pihak penegak hukum di Malaysia dan Singapura terkenal amat susah “dibeli”, meskipun tingkah laku mereka seringkali membuat hati bangsa Indonesia tersinggung. Tak peduli betapapun eratnya hubungan kedua negara dengan Republik Indonesia, tak ada ampunan bagi terdakwa yang tertangkap tangan, membawa narkoba di atas 1 kg! Hanya di atas 1 kg saja, nyawa bisa melayang di tiang gantungan. Masih teringat kasus pelaut asal Makassar, Basri Masse yang di tahun 1989, mengaku dititipi saja ganja sebarat 4 kg di Malaysia (bandingkan dengan Corby). Tak peduli betapat akrabnya Pemerintahan Soeharto dengan Pemerintahan Mahathir Mohammad ketika itu, suara Pak Harto pun tak didengar Pengadilan Malaysia. Tetap, Basri Masse pulang ke Indonesia dalam keadaan telah tewas dihukum mati di tiang gantungan ! Harus diakui, suka tidak suka, adil tidak adil, ketegasan kedua negera jiran kita itu, telah membuat generasi muda nya terselamatkan dari wabah narkoba yang melanda Indonesia ini. Bahkan di Singapura, ada wajib militer, yang semakin menjauhkan para generasi muda dari penyalahgunaan obat-obat terlarang tersebut.
SINAR BNN 29 EDISI VII - 2014
artikelartikel
Perubahan Paradigma Penanganan Masalah Narkoba Oleh: Miftahul Khoir
Kini, penanganan masalah narkoba di sejumlah negara menunjukkan feno mena menarik, yakni terjadinya pergeseran paradigmatik. 30 SINAR BNN EDISI VII - 2014
B
eberapa tahun terakhir, eskalasi permasalahan narkoba di Indonesia terus meningkat. Hal ini terlihat dari fenomena peningkatan kasus kejahatan narkoba dan jumlah penyalah guna narkoba. Peningkatan penyalah guna narkoba terlihat dari angka prevalensi penyalah
guna narkoba yang terus mengalami peningkatan. Kini, penanganan masalah narkoba di sejumlah negara menunjukkan fenomena menarik, yakni terjadinya pergeseran paradigmatik. Jika semula hanya berorientasi pada upaya pemberantasan sindikat kejahatan narkoba termasuk penyalah guna
narkoba, kini berubah menuju pendekatan rehabilitasi penyalah guna narkoba. Paradigma ini dalam kajian hukum dikenal dengan konsepsi dekriminalisasi penyalah guna narkoba. Konsepsi dekriminalisasi penyalah guna narkoba (dalam Anang Iskandar, 2013) dinyatakan bahwa
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
artikelartikel penyalah guna narkoba diancam hukuman pidana namun tidak dihukum penjara, melainkan diberikan alternative penghukuman rehabilitasi. Hal ini selaras dengan roh Undang-Undang 35/2009 tentang narkotika. Pemberian penghukuman rehabilitasi dinilai jauh lebih baik dan bermanfaat bagi penyalah guna daripada dipenjara. Menurut Justin B. Shapiro (2010), penanganan permasalahan narkoba yang lebih berorientasi pada upaya pemberantasan sindikat kejahatan narkoba dan pemidanaan penjara kepada para penyalah guna narkoba hanya akan menghambur-hamburkan sumber daya penegakan hukum sekaligus memicu tumbuh suburnya praktik korupsi dalam penegakan hukum. Sebelumnya, Glenn Greenwald (2009) dalam penelitiannya berkesimpulan bahwa dekriminalisasi penyalah guna narkoba di Portugal mampu menurunkan angka penyalah guna narkoba usia produktif dan pemerintah setempat dapat mendorong para penyalah guna narkoba untuk memberdayakan dirinya melalui perawatan atau rehabilitasi. Bahkan dekriminalisasi penyalah guna narkoba juga berdampak pada penurunan ketertarikan pengguna narkoba, penurunan tingkat
rangka mewujudkan pelayanan prima bidang rehabilitasi penyalah guna narkoba. Beberapa kebutuhan mendesak yang harus segera disiapkan diantaranya sistem pelayanan rehabilitasi yang integratif, infrastruktur rehabilitasi, dukungan sumber daya manusia bidang rehabilitasi penyalah guna narkoba, dan ketersediaan dukungan pembiayaan perawatan/ rehabilitasi penyalah guna narkoba. Pembaharuan manajemen sistem penyelenggaraan rehabilitasi penyalah peredaran gelap narkoba menjadi benchmarking guna narkoba merupakan serta penurunan pemerintah agenda strategis secara drastis pada Indonesia dalam sekaligus mendesak pengidap HIV/AIDS, mengimplementasikan sehingga selayaknya hepatitis, kematian yang dekriminalisasi menjadi salah satu topik diakibatkan pengguna penyalah guna kajian utama dalam narkoba. narkoba. Pelaksanaan agenda perencanaan Selain Portugal, cerita dekriminalisasi pembangunan nasional. sukses dekriminalisasi penyalah guna Tahun 2014 ini adalah penyalah guna narkoba narkoba meniscayakan momentum tepat untuk juga terjadi di berbagai adanya pembaharuan menginisiasi konsepsi negara. Di Belanda, manajemen sistem agenda pembaharuan dekriminalisasi penyalah penyelenggaraan manajemen sistem guna narkoba telah rehabilitasi penyalah penyelenggaraan memberikan dampak guna narkoba. rehabilitasi penyalah guna pada penurunan Di Indonesia selama narkoba kedalam agenda pengguna narkoba ini belum tersedia rencana pembangunan kategori pemula dan sistem penyelenggaraan jangka menengah nasional penurunan pengunaan rehabilitasi penyalah periode 2015-2019 agar hard drug. Sedangkan di guna narkoba yang negara bagian New South memadai dan terintegrasi dapat terlaksana dengan Wales dekriminalisasi sehingga kebutuhan akan baik, terintegrasi dan didukung sumber daya telah mampu upaya pembaharuan yang memadai. Bila menurunkan tingkat menjadi sangat dekriminalisasi penyalah penggunaan cannabis penting. Pembaharuan guna narkoba dapat dan biaya penegakan manajemen sistem berjalan dengan baik hukum. penyelenggaraan dan benar, maka mimpi Keberhasilan rehabilitasi penyalah bangsa Indonesia menuju pelaksanaan guna narkoba Indonesia Negeri Bebas dekriminalisasi penyalah menyangkut berbagai Narkoba bukan isapan guna narkoba di aspek material maupun jempol belaka. sejumlah negara dapat non – material dalam
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 31 EDISI VII - 2014
liputankegiatan
Sosialisasikan P4GN Manfaatkan Pemancar Radio
P
ermasalahan Narkoba semakin hari kian menjadi masalah bangsa Indonesia, tidak terbayang bila jumlah angka pecandu tidak ditekan supaya menurun, apa jadinya masa depan negara kita ditengah persaingan global Internasional? Generasi muda yang seharusnya menjadi sumber aset ekonomi membangkitkan bangsa dari kemiskinan, malah bisa menjadi biang keterperukan karena coba-coba Narkoba. Dengan berbagai dampak buruk yang dapat diakibatkan oleh Narkoba oleh sebab itu kali ini BNNK Kuningan menggandeng Kuningan FM untuk menyiarkan program P4GN. Dalam acara yang ditayangkan pada tanggal 27 September berdurasi dua jam ini, cukup menarik animo pendengar Kuningan FM. Acara yang disiarkan ini didengar oleh berbagai lapisan masyarakatyang berada diberbagai daerah meliputi Kuningan, Cirebon, Tegal, Brebes, Pangandaran, dan Cilacap. Contohnya pertanyaan yang
32 SINAR BNN EDISI VII - 2014
pengungkapan kasus, BNN juga berfokus pada pencegahan bagi masyarakat yang masih bersih dari obat-obatan terlarang ini yaitu penyuluhan. Pencegahan melalui penyuluhan dengan membangkitkan kesadaran hukum dan kesehatan masyarakat dititikberatkan oleh BNN, sebab mencegah memang lebih penting daripada disampaikan Ahmad Kuningan yang pernah mengobati. dari Cilacap yang mendapat pengaduan Narkoba menjadi menanyakan tentang korban yang ingin penjajah tak berwajah bagaimana penanganan menjalani rehabilitasi, yang merupakan sebuah kasus pecandu Narkoba pada kenyataannya dari mimpi buruk bagi suatu terhadap anak yang 8 pecandu 3 diantaranya bangsa. Berdasarkan masih dibawah umur mendapat rujukan riset bahwa pecandu dan bagaimana wujud untuk dibawa keruma Narkoba yang pernah dibantuan dari BNN. sakit jiwa karena sudah rehab 90% diantaranya BNN yang diwakili dinyatakan gila. Dan relapse (kambuh) Agus Mulya Spd. M.Si angka tersebut tidak karena susahnya dan Juju Junaedi tetap sebab jumlanya bisa melepasakan diri dari menyatakan bahwa saja meningkat. rasa ketergantungan yang pecandu adalah korban BNN akan terus berat. Seseorang yang bukan kriminal sehingga berupaya tidak hanya sudah pernah terkena tentu harus direhabilitasi melalui rehabilitasi Narkoba walaupun bukan dipenjara. namun yang paling sudah direhabilitasi Meski demikian, tidak penting adalah mencegah tidak bisa kembali semua pecandu yang daripada mengobati. normal seperti sedia didaftarkan ke BNN dapat Sepanjang tahun 2014 kala seperti sebelum menjalani rehabilitasi. ini sejak Januari hingga dia menggunakannya. Hal ini didasarkan akhir September, BNN Karena syaraf-syarafnya pada keputusan tim bekerjasama dengan Bea sudah banyak yang assesment yang akan Cukai sudah menyita terputus akibat efek menilai bagaimana sebanyak 81 kilogram jahat Narkoba. Maka, keadaan pecandu berbagai jenis narkotika jika belum terlambat tersebut. Sebagaimana senilai 105 miliyar. sebaiknya mari jauhi pengalaman BNNK Selain dalam bentuk Narkoba. (NK)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Rangkul Tokoh Agama
Gencarkan P4GN D
alam konteks penanggulangan narkoba, peran tokoh agama memegang peranan penting. Khususnya dalam reorientasi penanganan pengguna narkoba, tokoh agama dapat menjadi salah satu ujung tombak di masyarakat yang bisa mengajak atau mendorong pengguna narkoba keluar dari persembunyiannya dan segera melaporkan dirinya agar direhabilitasi. Demikian disampaikan Kepala BNN Kota Malang, Hennry Budiman kepada Humas BNN, usai menghadiri kegiatan advokasi tentang P4GN di Kantor Sekretariat Forum Komunikasi Umat Beragama, belum lama ini. Ketika disinggung mengenai optimalisasi peranan tokoh agama, Hennry mengatakan perlu adanya sinergi BNN Kota Malang dengan para tokoh agama. Karena itulah BNN menggelar kegiatan advokasi tentang implementasi P4GN dengan para tokoh agama yang tergabung dalam FKUB.
kita bersama dan perlu kerja sama yang baik dalam mewujdkan generasi yang sehat dan berdaya saing di wilayah Kota Malang khususnya”, imbuh Hennry. Sementara itu RM. Achjadi, SH penyuluh BNN Kota Malang menambahkan FKUB diharapkan membuat rencana aksi P4GN demi terwujudnya Kota Malang Bebas Narkoba. Kegiatan Advokasi langsung mendapatkan tanggapan Sebagai bentuk peredaran gelap narkoba yang positif dari FKUB bahwa nantinya FKUB kerjasama ini dilakukan (menekan demand akan mengambil langkahpenandatanganan nota dan Supply). Undang – langkah dan tindak lanjut kesepahaman antara BNN undang narkotika telah Kota Malang dan FKUB mengatur bagaimana cara dari kegiatan advokasi sehingga kegiatan ini Kota Malang tentang menurunkan prevalensi pemberdayaan Peran yaitu melalui pendekatan tidak berhenti begitu saja serta berencana FKUB di bidang P4GN di dekriminalisasi dan membuat draf khotbah Wilayah Kota Malang. depenalisasi”, ujar dari 6 Agama yang Di sela-sela kegiatan Hennry. nantinya dibakukan ini, Kepala BNN Kota Depenalisasi akan Malang mengemukakan lancar kalau wajib lapor dan dapat disampaikan ke jema’atnya dalam bahwa hasil survey 2011 berjalan baik, karena ceramah maupun jumlah prevalensi korban itu perlu ada dukungan kegiatan agama. Selain, penyalahguna 2,2 % atau instansi/lembaga, itu dari pengurus FKUB 3,8 - 4,2 juta orang dan ini Organisasi dan Tokoh juga siap menjadi terus meningkat apabila Masyarakat untuk relawan dalam upaya tidak ditangani secara mendorong (proses) bersama. wajib lapor bisa berjalan P4GN demi terwujudnya “Untuk itu, langkah baik. “Sehingga perlunya generasi yang sehat dan berkualitas serta pertama adalah penyalarasan persepsi Kota Malang Bebas dari menurunkan Prevalensi bahwa permasalahan dan memutuskan jaringan narkoba adalah masalah penyalahgunaan narkoba.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 33 EDISI VII - 2014
liputankegiatan
BNN Lakukan Penyisiran
Kampus UNAS kampus Unas. BNN juga ini merupakan bentuk menggunakan anjing komitmen Unas dalam pelacak (K-9) untuk memberantas tindak memudahkan petugas penyalahgunaan menemukan barang bukti Narkoba. “Kami Narkoba. Dalam operasi berkomitmen untuk terus ini petugas berhasil melakukan penyisiran mengamankan 3 gram dan pencegahan hingga ganja yang dibungkus Unas terbebas dari dalam kertas nasi dan Narkoba” ujar Iskandar. disembunyikan di toilet Iskandar menambahkan kantin yang ada di depan dibutuhkan proses Unas. Selain itu petugas penindakan secara terus juga menemukan satu menerus hingga akhirnya buah bong, beberapa Unas betul-betul terbebas lembar kertas, dan dari penyalahgunaan alumunium foil. Narkoba. Wakil Rektor Sebagai informasi, NN melakukan Unas, Iskandar Fitri, Unas menjadi salah satu penyisiran di dalam menjelaskan penyisiran kampus pelopor yang wilayah kampus Universitas Nasional (Unas), Pasar Minggu, Jakarta, belum lama ini. Penyisiran ini dilakukan atas permintaan pihak Unas yang menduga masih adanya kemungkinan tindak penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan para oknum mahasiswa di lingkungan kampusnya. Tim BNN yang berjumlah 20 personel, di bawah koordinasi Slamet Riyadi (Kasubdit Heroin Direktorat Narkotika Alami BNN ), melakukan penyisiran di setiap sudut Petugas BNN lakukan penyisiran kampus Unas.
Dalam operasi ini petugas berhasil mengamankan 3 gram ganja yang dibungkus dalam kertas nasi dan disembunyikan di toilet kantin yang ada di depan Unas. Selain itu petugas juga menemukan satu buah bong, beberapa lembar kertas, dan alumunium foil.
B
34 SINAR BNN EDISI VII - 2014
melakukan kerjasama dengan BNN untuk melakukan penyisiran secara berkala di wilayah kampus. Dengan ditemukannya barang bukti Narkoba dalam operasi ini menjadi sinyal bahwa tindakan tegas terhadap pengedar Narkoba harus dilakukan secara berkelanjutan. Kabag Humas dan Dokumentasi BNN, Sumirat Dwiyanto menegaskan BNN akan menelusuri orang yang bertanggungjawab atas ditemukannya barang bukti tersebut.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
BNN Sesalkan Pemindahan Gembong Narkoba Faisal ke Aceh
B
adan Narkotika Nasional (BNN) menyayangkan langkah pihak Pemasyarakatan yang meloloskan permintaan Faisal, terpidana pencucian uang narkotika, untuk dipindah ke kampung halamannya di Aceh. Padahal sebelumnya, BNN telah mengajukan permohonan agar Faisal tidak dipindah ke Aceh. “Kami menyesalkan proses ini, kami sudah meminta ke Dirjen Pemasyarakatan agar Faisal jangan dipindah, karena selain sedang mengajukan PK juga ada perkara lain yang ditangani BNN,” kata Kombes Sundari, Direktur Pengawasan dan Harta Benda Sitaan dan Aset (Wastahbaset) BNN, saat dihubungi baru-baru ini. Dihubungi terpisah, Kalapas Cipinang Sutrisman membenarkan pemindahan yang dilakukan pihaknya terhadap Faisal. Namun, dia tidak mengingat persis kapan pemindahan itu dilakukan. Permohonan pemindahan sendiri berasal dari pihak keluarga Faisal. Lagi-lagi, Sutrisman
Faizal bandar narkoba yang ditangkap BNN.
tidak mengetahui rinci siapa dari keluarga Faisal yang memohon pemindahan itu. Terkait dengan pernyataan BNN yang telah mengirimkan nota agar tidak dilakukan pemindahan Faisal ke Aceh dalam menjalani massa hukuman, Sutrisman mengaku tidak mengetahui hal itu. “Setahu saya tidak ada, kalau pun ada petugas kan menyampaikan ke saya. Saya enggak pernah tahu soal itu, atau mungkin dengan Kalapas yang dulu, tetapi saya belum pernah terima
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
permintaan resmi,” ujarnya. Ada pun nota kepada Pemasyarakatan agar Faisal tidak dipindah dilayangkan setelah hakim memvonis Faisal Desember 2013 lalu. Saat itu, pria asal Bireun ini meminta proses hukumnya dijalani di Aceh. Salah seorang penyidik yang enggan ditulis namanya mengatakan, langkah agar Faisal tidak dipindah disebabkan adanya perkara lain narkotika yang berkait dengan pria asal Bireun, Aceh ini. Selain juga
ada kekhawatiran dia bekerjasama dengan kaki-tangannya di Aceh. Faisal merupakan gembong narkoba yang divonis 10 tahun penjara oleh PN Jakpus pada November 2013 lalu. Kerajaan bisnis Faisal dinilai hanya modus untuk mencuci uang hasil jualan narkoba. Selain dipidana dengan pidana penjara dan dikenai denda, semua aset Faisal juga dirampas, termasuk beberapa mobil mewah miliknya. Hanya rumah yang ada di Lhokseumawe yang tidak disita. (tik)
SINAR BNN 35 EDISI VII - 2014
kasuskasus
Selama Tahun 2014
BNN Telah Ungkap 108.701 Lebih Kasus Narkoba
B
adan Narkotika Nasional (BNN) menjelaskan telah mengungkap 108.701 kasus kejahatan narkoba selama 4 tahun terakhir, dari 2011 hingga tahun 2014 ini. Sebanyak 134.117 orang sudah ditetapkan tersangka atas kejahatan narkoba yang dilakukannya. Kejahatan narkoba itu di antaranya terdiri dari 40 kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). BNN pun mengklaim telah menyelamatkan aset dari penyitaan TPPU itu sebesar Rp 163,1 miliar. “Hasil pengungkapan TPPU sebanyak 40 kasus dengan nilai aset yang disita sebesar Rp 163,1 miliar,” ujar Kepala BNN DR. Anang Iskandar saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini. Selanjutnya Anang mengatakan, UNODC, organisasi dunia yang menangani masalah narkoba dan kriminal mencatat ada sekitar 315 juta orang berusia 15-64 tahun menggunakan narkoba. Dan kurang lebih dari 200 juta orang meninggal dunia
36 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Sindikat Narkoba dan Barang Bukti Sabu yang berhasil diamankan BNN
setiap tahunnya akibat penyalahgunaan narkoba. Pada aspek pencegahan, Anang mengatakan, telah melakukan upaya peningkatan ekstensifikasi dan intensifikasi komunikasi, informasi dan edukasi mulai dari kalangan usia dini sampai dewasa secara luas ke pelosok Indonesia, “BNN memanfaatkan sarana media cetak, elektronik maupun online serta tatap muka secara langsung kepada masyarakat,” katanya.
Sedangkan untuk upaya rehabilitasi, mantan Gubernur Akpol ini menjelaskan, bahwa BNN mencatat ada sekitar 34.467 residen baik melalui layanan rehabilitasi medis maupun sosial di lembaga rehabilitasi milik pemerintah dan masyarakat. Meski demikian, Anang mengungkapkan masih banyak terdapat kekurangan dalam upaya ini. Sebab, masyarakat masih memandang negatif terhadap pengguna
narkoba, residivis dan lainnya,”Masih banyak hal yang membutuhkan perbaikan dan upaya penyempurnaan serta kerja keras kita bersama,” ujarnya. Anang menambahkan, hasil survei nasional penyalahgunaan narkoba Tahun 2011, menunjukkan bahwa angka prevelensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 2,2 persen atau sekitar 4,2 juta orang. Angka itu terdiri dari pengguna coba pakai, teratur pakai, maupun pecandu. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
kasuskasus
Suami Istri Jadi Bandar Narkoba Internasional Selain sabu, petugas juga menyita barang bukti lainnya yaitu uang hasil penjualan sebesar Rp 300 juta dan perhiasan senilai jutaan rupiah, 2 unit mobil, sertifikat tanah, dan 3 buku tabungan.
B
adan Narkotika Nasional (BNN) membekuk pasangan suami istri yang terlibat dalam sindikat peredaran narkotika internasional yang beroperasi di kawasan Pinrang, dan Pare-pare, Sulawesi Selatan. Dari hasil penangkapan tersebut, petugas mengamankan barang bukti sabu seberat 6,8 kilogram. Deputi Pemberantasan BNN, Deddy Fauzi mengatakan, tersangka yang diamankan adalah H. Dawang (45) beserta istri, Hj. Maemunah (43) dan seorang pemuda yang bekerja sebagai kurir pasangan pasutri tersebut. “Ketiganya ditangkap usai sang kurir bernama Ilham menyerahkan tas
Deputi Pemberantasan BNN, Deddy Fauzi Elhakim menjelaskan, tersangka yang diamankan adalah H. Dawang (45) beserta istri, Hj. Maemunah (43) dan seorang pemuda yang bekerja sebagai kurir pasangan pasutri tersebut.
berisi narkotika jenis sabu kepada Dawang dan Maemunah di rumah mereka yang terletak di daerah Tiroang, Pinrang, Sulawesi Selatan. Setelah dilakukan pemeriksaan, sabu seberat 6.850 gram berhasil disita dari jaringan ini,” kata Deddy di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, belum lama ini. Deddy melanjutkan, sabu tersebut telah dipecah dalam bentuk paket masing-masing 50 gram sebanyak 137 bungkus. Kepada petugas, Dawang mengaku memesan barang-barang haram itu dari seorang warga Filipina yang
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
berdomisili di Malaysia. “Dawang telah berulang kali memesan dan bertransaksi dengan bandar tersebut melalui jalur Nunukan untuk kemudian diantar ke Pare-pare hingga Pinrang. Selanjutnya barang tersebut dijual atau diedarkan oleh kaki tangannya. Dalam setiap transaksinya, tersangka menyetorkan pembayaran ketika barang itu sudah terjual,” ungkapnya. Selain sabu, petugas juga menyita barang bukti lainnya yaitu uang hasil penjualan sebesar Rp 300 juta dan
perhiasan senilai jutaan rupiah, 2 unit mobil, sertifikat tanah, dan 3 buku tabungan. “Padahal pasutri ini adalah pengusaha pakaian yang beromzet Rp 100 juta setiap bulannya. Namun mereka tergiur dengan bisnis narkotika yang keuntungannya lebih besar,” jelas Deddy. Atas perbuatannya, ketiga tersangka diancam Pasal 114 (2), 132 (1), dan pasal 112 (2) UU No 35 Tahun 2009, tentang narkotika dan Pasal 137 terkait pencucian uang dengan ancaman maksimal hukuman mati. (pas)
SINAR BNN 37 EDISI VII - 2014
kolomkolom
Narkoba, Ancaman Besar Kesehatan dan Produktivitas Oleh: Prof. Paulina Padmohoedojo, M.A., MPH
I
lustrasi Pekerja, yang dianggap aset bangsa, merupakan kelompok terbesar penyalahguna Narkoba dibanding kelompok lainnya. Keadaan ini didukung oleh laporan International Labour Organization (ILO), yang menunjukkan bahwa sekitar 70% alcoholicatau pecandu minuman keras dan lebih dari 60% penyalahguna Narkoba berada di tempatkerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja di Indonesia sangat besar, yaitu sekitar112,8 juta orang, maka sekecil apapun potensi terpapar Narkoba akan menimbulkan tingkat penyalahgunaan yang sangat besar. Ancaman besar Narkoba di kalangan pekerja juga terlihat dari data peningkatan jumlah tangkapan tersangka kasus Narkoba yang berstatus pekerja. Hasil penelitian BNN, kerjasama dengan Puslitkes, Universitas Indonesia menunjukkan angka prevalensi pernah
38 SINAR BNN EDISI VII - 2014
pakai Narkoba naik dari 12,7% (tahun 2009) menjadi 13,8% (2012) dalam tiga tahun terakhir. Hasil studi di negara lain memperlihatkan angka penyalahgunaan di kalangan pekerja kisarannya hampir sama,angka penyalahgunaan setahun terakhir 14% pekerja menyalahgunakan Narkoba di USA, 17 % pekerja di Australia dan 10%-13% pekerja di Inggris.
Pekerja yang berisikotinggi menyalahgunakan Narkoba adalah laki-laki, namunangka prevalensi pernah pakai pada kelompok perempuan naik secara signifikan; bujangan; hidupberpisah, cerai; tinggaltidak bersama keluarga terutama di rumah kost atau apartemen. Pekerja yang tinggal di kost prevalensinya lebih tinggi (6,8%) dibandingkan pekerja tidak kost (2,1%).
Pekerja di sektor lapangan usaha konstruksi, pertambangan dan jasa kemasyarakatan/sosial, lebih rentan terhadap penylahgunaan Narkoba dibanding pekerja di sektor lain. Kenaikan tertinggi pada sektor jasa kemasyarakatan/sosial dari 5,4% (2009) menjadi 9.8% (2012) disebabkan adanya kontribusi dari sub-sektor kesehatan, yang pada tahun 2009, sub-sektor ini tidak
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
kolomkolom tersurvei. Ganja masih jenis Narkoba yang paling banyak disalahgunakan di kalangan pekerja, diikuti dextro (saat ini paling diminati oleh pekerja perempuan), ekstasi, shabu, codein dan analgesik. Penyalahgunaan Narkoba pada pekerja berdampak negatif terhadap kesehatan dan produktivitas. Laporan ILO menunjukkan bahwa lebihdari 40% kecelakaan kerja berkaitan dengan penyalahgunaan Narkoba dan minumankeras. Kasus kecelakaan terkenal karena penyalahgunaan Narkoba adalah kecelakaan pesawat terbang Nimitz, tabrakan kereta api di Maryland, Amerika Serikat, kecelakaan tumpahan minyak tanker Exxon di Alaska, Amerika Serikat. Karyawan dengan ketergantungan Narkoba dan alkohol menuntut 3 kali lipat tunjangan kesehatandan biaya lembur serta mencatatpeningkatan ketidakhadiran sebesar 2-3 kali lipat dan 5 kali lipatbiaya kompensasi kesehatan. Tempat kerja perlu melakukan kegiatan pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Perlu disadari bahwa pencegahanitu is goodbusiness. Kalau pekerja sehat dan bebas dari Narkoba maka produktivitas kerjaakan meningkat, keselamatandan keamanan
dan programpencegahan yang dilaksanakan seperti pelatihan, pendidikan dan informasi bagi managers, supervisors, dan pegawai. Diperlukan pelaksanaan program pencegahan di tempat kerja seperti, kampanye, penyuluhan, pendidikan dan pelatihan.Materi programpendidikan/ penyuluhan meliputi antara lain : hukumdanperundangundang penyalahgunaan penyuluhan, pendidikan Narkoba; faktor risiko pekerja membaik, dan faktor pelindung dan pelatihan untuk motivasimeningkat; meningkatkan kesadaran berkaitan dengan dan corporate dan pengetahuanpekerja/ penyalahgunaan imagemeningkat. Narkoba; peningkatan buruh tentang Oleh karena itu, keterampilan sosial Departemen Tenaga Kerja bahayaNarkoba; Pengembangan program seperti: berkomunikasi dan Transmigrasi telah yang baik, berusaha mengeluarkan bantuan konsultasi caramembuatkeputusan bagi pekerja/buruh; Peraturan Menteri No. yang baik, resistance 11/MEN/VI/tahun 2005 pelaksanaan tes urine skills; stress bagi pekerja/buruh. tentang Pencegahan Pencegahan di tempat management; dan Penanggulangan kerja seharusnya diawali parentingskills; dampak Penyalahgunaan dan buruk penyalahgunaan dengan penetapan Peredaran Gelap kebijakan yang jelas dan Narkoba; dan Narkotika, Psikotropika strategipencegahan di dan Zat Adiktif Lainnya di komprehensif meliputi: tempatkerja. tempat kerja. Pengusaha alasan dan tujuan Badan Narkotika penyusunan kebijakan; wajib melakukan Nasional sudah jenis pelanggaran, upaya aktif pencegahan mulai bekerjasama (sepertipenggunaan, dan penanggulangan dengan perusahaan pemilikan, jual-beli); penyalahgunaan dan dan tempat kerja lain peredaran gelap narkoba lingkup jenis Narkoba untuk melaksanakan yang dilarang di di tempat kerja dalam program pemberdayaan tempat kerja (alkohol, bentuk:Penetapan tempat kerja bertujuan rokok, narkotik,obat kebijakan di tempat menggerakkansemua psikotropika kerja;Penyusunan lingkungan kerja, dll); Tindakan dan pelaksanaan baik pemerintah pelanggarankebijakan program dengan maupun swasta (sanksi); posisi melibatkan pekerja/ agarberperan aktif perusahaan tentang tes buruh, serikatpekerja/ dalam upaya mencegah Narkoba ( Siapa yang di serikatburuh, pihak tes?JenisNarkoba yang di penyalahgunaan Narkoba ketiga atau ahli di tes?kapan dan berapa kali sehingga mampu bidang pencegahan menanggulangi masalah testing dilaksanakan?; dan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba tindakan yang Narkoba; Pelaksanaan dilakukanbilatespositif); sendiri. program seperti
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 39 EDISI VII - 2014
liputankegiatan
BNNK Jaktim
Siap Bina Mantan Pecandu Narkoba K
epala BNNK Jakarta Timur, Supardi mengatakan pihaknya siap untuk menampung para mantan pecandu narkoba yang sudah menjalani rehabilitasi. Menurutnya, BNNK memiliki sejumlah sumber daya manusia yang bisa membina dan memberikan keterampilan pada mantan pecandu. “Di tempat kami, mantan pecandu bisa kami bina baik dengan kegiatan olahraga seperti beladiri pencak silat, maupun keterampilan lainnya seperti jurnalistik”, ungkap Supardi saat ditemui di kantornya, kemarin. Ketika ditanyakan tentang angka penyalahgunaan narkoba di Jakarta Timur, Supardi mengatakan di Jaktim masih ada beberapa zona merah penyalahgunaan dan peredaran narkoba
40 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Mantan pengguna narkoba yang perlu bantuan dan binaan
yang harus diatasi. Untuk menjangkau para pengguna narkoba, BNNK tidak bekerja sendiri. “Kami merangkul elemen masyarakat untuk turut serta dalam P4GN, sehingga mereka bisa
menjangkau langsung para pengguna narkoba”, imbuh Supardi. Dengan bantuan masyarakat, tingkat kesadaran pengguna narkoba untuk melapor ke IPWL di BNNK Jaktim
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. “Di tahun 2014 ini, sudah banyak pengguna narkoba yang melapor ke kami untuk nantinya diberikan layanan rehabilitasi,” katanya.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Sebarkan Semangat Anti Narkoba Narkoba bisa me ngancam siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Jika hanya mengandalkan peme rintah dalam pena nganannya, kejahatan Narkoba tidak bisa diberantas tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat yang bisa menghentikan kejahatan narkoba dengan jalan utama pencegahan dan rehabilitasi pecandu Narkoba.
Pelajar SMA menyebarkan semangat gerakan anti narkoba
pada beberapa sekolah menunjukkan bahwa NNK Karo gencar tidak sedikit siswa/i melakukan kegiatan sosialisasi SMA/sederajat yang sudah terlanjur menjadi bahaya penyalahgunaan pecandu Narkoba. Narkoba kepada pelajar Adapun sekolah SMA/sederajat. BNNK yang sudah mendapat Karo melihat para penyuluhan dari BNNK pelajar SMA/sederajat Karo dalam beberapa berada dalam tahap mengkhawatirkan dalam minggu ini, antara lain SMA Muhammadiyah hal penyalahgunaan Kabanjahe, SMA Bersama Narkoba di Tanah Karo. Berastagi, SMK Al Hal ini didasarakan pada hasil tes urine yang Karomah Berastagi, dan SMA Methodist dilakukan oleh Seksi Berastagi dengan jumlah Dayamas BNNK Karo
B
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
keseluruhan peserta penyuluhan sekitar 300 siswa/i. Dalam setiap kegiatan penyuluhan BNNK Karo menegaskan kepada peserta bahwa Narkoba bisa mengancam siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Jika hanya mengandalkan pemerintah dalam penanganannya, kejahatan Narkoba tidak bisa diberantas tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat yang bisa menghentikan
kejahatan narkoba dengan jalan utama pencegahan dan rehabilitasi pecandu Narkoba. BNNK Karo melalui tim penyuluh Seksi Pencegahan mengajak para siswa/i untuk menjadi “polisi” bagi diri sendiri. Dengan pemahaman yang telah diberikan, para siswa/i diharapkan bisa menjauhi Narkoba dan kemudian melindungi keluarga serta lingkungannya dari bahaya Narkoba.
SINAR BNN 41 EDISI VII - 2014
liputankegiatan
Bentengi Mahasiswa dari Ancaman Narkoba
B
adan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Ciamis membekali pengetahuan tentang narkoba kepada 50 mahasiswa perwakilan dari Universitas Galuh (UNIGAL) Ciamis, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Ciamis, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Putra Galuh Ciamis, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ma’arif Ciamis, dan Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis. Mereka dilatih untuk menjadi kader anti narkoba di Ballroom The Priangan Hotel Ciamis, pada Selasa pekan lalu. Kegiatan penguatan kader ini dibuka secara resmi oleh Kepala BNN Kabupaten Ciamis Drs. Dedy Mudyana, M.Si. Dalam kesempatan ini, Kepala BNN menekankan peran mahasiswa sangat vital sebagai agen perubahan masyarakat, dan penerus cita-cita bangsa. “Mereka harus memberikan kontribusi terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) di lingkungan kampus, dengan harapan bahwa mahasiswa dapat membentengi masa kini dan masa depannya dari ancaman narkoba”, ungkap
42 SINAR BNN EDISI VII - 2014
SKM, MM. dilanjutkan dengan materi Pengaruh Narkoba terhadap Stabilitas Pertahanan dan Keamanan NKRI disampaikan oleh Dandim 0613 Ciamis, Letkol Inf. Rudy Jan Pribadi. ditutup dengan materi KIE bagi Penyuluh P4GN disampaikan oleh Kabid Analisa Pengolahan dan Pengembangan Data Program BKBPM Kabupaten Ciamis Wiwik Dwikoraningsih, SH. M.Si. Terakhir hari ketiga Dedy. materi tentang Kebijakan mendapatkan materi Adapun para kader yang dan Strategi Nasional tentang Peranserta dibentuk ini mendapatkan dalam upaya P4GN Masyarakat dalam P4GN materi dasar dan materi yang disampaikan oleh disampaikan oleh Kepala lanjutan dari berbagai Kepala BNNK Ciamis, Seksi Pemberdayaan narasumber dengan disiplin Drs. Dedy Mudyana, M.Si, Masyarakat BNNK Ciamis, ilmu dan profesi yang dilanjutkan dengan materi Aris Nuryana, S.Sos, berbeda dengan harapan Sanksi Hukum terhadap dilanjutkan dengan materi para mahasiswa memiliki Tindak Pidana Narkoba Pengaruh Narkoba terhadap pengetahuan, pemahaman, disampaikan oleh Satuan HIV/AIDS disampaikan oleh tentang narkoba dan Reserse Narkoba Polres Koordinator SSR Wisma permasalahannya, serta Ciamis, AiptuJajang Sahidin, dan Pengelola Program keterampilan individu SH. ditutup dengan materi HIV/AIDS KPA Ciamis, untuk menolak baik Penyalahgunaan Narkoba Nurholis Taufik, ST. ditutup menyalahgunakan ditinjau dari Sudut Pandang dengan materi Rencana Aksi maupun mengedarkan Agama disampaikan oleh Kegiatan Kader Penyuluh narkoba, sekaligus dapat Kepala Kementrian Agama Anti Narkoba di Lingkungan menyampaikan pesan Kabupaten Ciamis, H. Yusuf, Kampus disampaikan oleh kepada masyarakat baik M.Pd. Kasi Pencegahan BNNK di dalam maupun luar Dilanjutkan hari kedua Ciamis, Deny Setiawan, kampus tentang bahaya mendapatkan materi S.Sos. penyalahgunaan narkoba tentang Penyalahgunaan Dengan harapan dewasa ini yang sangat Narkoba ditinjau dari Aspek keteladanan mahasiswa menghkawatirkan. Kesehatan disampaikan sebagai penerus cita-cita Pelatihan kader oleh Kasi Promkes Bina bangsa menjadi pelopor mahasiswa ini dilaksanakan Kesehatan Masyarakat bagi generasi lainnya, selama tiga hari, di mana Dinas Kesehatan Kabupaten tentunya dapat berprestasi hari pertama mendapatkan Ciamis, Dedeng Nurkholik, tanpa narkoba. (Ciamis)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Karyawan ASABRI Diminta Lebih Proaktif Tangkal Narkoba
P
erusahaan Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) meminta seluruh karyawannya peduli untuk mewujudkan lingkungan kerja yang bersih narkoba. Para karyawan dituntut tidak hanya sekadar menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan, namun juga agen pelopor penanggulangan zat berbahaya itu. Demikian dikatakan Kadiv Kepatuhan Hukum dan Manajemen Risiko ASABRI, Bisler Simbolon, saat membuka kegiatan Pemberdayaan Lingkungan Kerja Pemerintah dalam P4GN yang digelar bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), di Cawang, Jakarta, belum lama ini. Diakuinya, upaya ASABRI menuju kondisi tersebut telah lama dibangun. Kerjasama tersebut dilakukan bersama BNN dengan membentuk Kelompok Kader Anti Narkoba yang berjumlah Sembilan orang, terang Bisler.
“Saat ini bersisa tujuh orang lagi karena yang dua orang sudah pensiun,” pungkasnya. Bisler menghimbau agar seluruh karyawan yang mengikuti kegiatan ini benar-benar serius menyimak yang disampaikan pembicara dari BNN. Menurutnya, materi yang dijelaskan amat bermanfaat karena menjelaskan secara mendalam mengenai bahaya narkoba, modus, serta langkah penanggulangannya.
“Nantinya saya berharap setelah ini semua karyawan ASABRI menerangkan juga apa yang dipahami dari sini kepada masyarakat lainnya,” tukasnya. Lebih khusus Bisler menegaskan, sikap kepedulian karyawan ASABRI dalam menangkal narkoba, baik di dalam maupun luar lingkungan kerja, akan menjadi budaya dan bagian ciri perusahaan. ASABRI ingin dikenal bukan hanya sebatas sebuah
perusahaan, tetapi juga memiliki karakter ikut serta memerangi narkoba, tuturnya. Dihubungi terpisah, Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi mengemukakan, lingkungan kerja bersih narkoba turut menunjang terciptanya produktifitas perusahaan. Karyawan yang bersih narkoba akan mampu melakukan kinerja secara optimal karena sehat dan berpikir baik. (has/rls)
Sosialisasi P4GN bagi karyawan ASABRI
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN 43 EDISI VII - 2014
liputankegiatan
Komitmen Papua Tangkal Narkoba dengan Kampung Siaga D inas Kesejahteraan Sosial dan Masyarakat Terisolir Kab. Keerom Mengambil langkah cepat mengantisipasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di wilayah Kab Keerom. Kondisi geografis wilayah Keerom yang memiliki garis batas darat dan pintu masuk dengan Papue New Genue (PNG) merupakan salah satu kerawanan masuknya narkotika gelap yang memungkinkan menyebabkan munculnya persoalan sosial lain. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan BNN Propinsi Papua menginisiasi terciptanya kampung siaga narkoba di daerah yang berbatasan dengan NKRI melalui kegiatan bertajuk “Pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial Bagi PMKS menuju Pencanangan Kampung Pund dan Kampung Banda Distrik Waris Siaga Penyalahgunaan Narkoba”. BNNP Papua memberikan sosialisasi tentang narkoba dan dampaknya terhadap kekerasan terhadap anak dan perempuan juga dampak lain terhadap kesehatan seperi HIV/AIDS. Dalam kesempatan ini pula, masyarakat kampung Pund dan Banda yang diwakili oleh kepala kampung, perwakilan tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut menyatakan
44 SINAR BNN EDISI VII - 2014
komitmen bersama dengan disaksikan Kepala Dinaas Kesejahteraan sosial, BNNP papua, Dinas Kesehatan, Kepala Distrik Waris, Koramil dan Polsek Setempat. Agus Salim, S.KM., M.Kes, Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Masyarakat Terisolir kab. Keerom dalam kegiatan yang bertajuk tersebut mengungkapkan edukasi bahaya penyalahgunaan narkoba dan kaitannya dengan kekerasan rumah tangga dan HIV/AIDS sangat penting untuk diberikan pada masyarakat. Kepala Dinas mengungkapkan bahwa saat ini permasalahan narkoba merupakan persoalan sosial yang sudah sangat meresahkan, oleh karena itulah sudah saatnya kita bersama mengambil bagian untuk menyelamatkan anakanak kita generasi penerus emas Papua. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk keseriusan dari
pemerintah untuk dapat menyeleseikan persoalanpersoalan yang ada di masyarakat kab. Keerom ungkapnya. Kabid Pemberdayaan Masyarakat BNNP Papua, Sefnat B.Layan, A.Ks., S.Sos ditemui disela kegiatan mengungkapkan bahwa sangat mengapresiasi inisitif dari dari Dinas Kesejahteraan Sosial untuk mengadakan kegiatan tersebut. Pembiayaan sepenuhnya dilakukan oleh Pemerintah Kab. Keerom dan ini merupakan bentuk perhatian dari pemerintah daerah terhadap permasalahan narkoba yang semakin meresahkan masyarakat. Sefnat menjelaskankan bahwa Distrik Waris merupakan salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap permasalahan narkoba. “Apalagi kita ketahui bersama bahwa aparat di Polres setempat telah menemukan adanya ladang
ganja untuk pertama kalinya di Papua, itu artinya ganja sudah menjadi komuditas yang diperjualbelikan secara illegal di wilayah ini. Oleh karena itulah sangatlah tempat melakukan edukasi di kampung kampung sekitar perbatasan, agar tidak terjadi persoalan – persoalan sosial lain sebagai akibat dari ganja ini seperti putus sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, dan bentuk – bentuk tindakan kriminal lainnya. Kedepan semoga semakin banyak kampung –kampung kita yang siaga terhadap bahaya narkoba ini agar tidak muncul persoalan – persoalan sosial yang dapat mengancam masyarakat kita”, jelas Sefnat. Sementara itu Kepala Distrik Waris Elci Maho., S.STP pihaknya mengungkapkan menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan pada kesempatan ini. Masyarakat disini sangatlah memerlukan kegiatan – kegiatan yang mengedukasi seperti saat ini. “Semoga kedepan kegiatan ini dapat rutin terselenggara, sehingga kesempatan masyarakat kami untuk menjadi percontontohan kampung Siaga narkoba dapat terwujud.apabila banyak kampung kampung kami yang berbatasan langsung dengan PNG dan sudah menjadi rahasia umum bahwa disinyalir narkoba utamanya ganja sudah mulai masuk,” ujarnya
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
liputankegiatan
Narkoba Bukan Masalah Sepele
G
una mewujudkan lingkungan kerja bersih narkoba, para pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) dibekali materi mengenai dampak buruk zat berbahaya itu serta pola penyikapannya. Diharapkan setelah ini mereka dapat aktif dan peduli dalam menangkal narkoba di dunia kerjanya.
diakibatkan berdampak besar, khususnya pada situasi pelayanan publik, tutur Najib. “Pejabat publik itu pelayan masyarakat. Bagaimana dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat bila jiwa dan fisik sudah terganggu akibat menyalahgunakan narkoba,” paparnya. Selama ini, tambah “Itulah inti tujuan kami Najib, BPN sudah melaksanakan acara ini,” memberlakukan tukas Kepala Biro Umum aturan yang tegas bagi BPN Najib Taufik, pada siapapun pelanggar kegiatan Pemberdayaan penyalahgunaan Lingkungan Kerja narkoba. Dirinya Pemerintah dalam P4GN membeberkan, sangsi bersama Badan Narkotika pemecatan segera Nasional (BNN), di diberlakukan jika Jakarta, Senin (13/10). diketahui ada oknum Menurutnya, narkoba pegawai yang terlibat tidak bisa dipandang narkoba. sepele dalam lingkungan “Agar prilakunya kerja. Imbas yang tidak mengganggu
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
produktifitas kerja dan menularkan ke rekan lainnya,” pungkas Najib. Untuk ke depan, dirinya mengungkapkan akan membentuk semacam satuan tugas anti narkoba di lingkungan BPN. Melalui itu diharapkan aksi membentengi lingkungan kerja BPN dari ancaman narkoba semakin menguat. Sedangkan Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi mengatakan, Indonesia saat ini bukan hanya sebatas persinggahan narkoba, tetapi telah berubah menjadi penghasil. Situasi demikian, karena kurangnya kepedulian masyarakat untuk menanggulangi narkoba di lingkungannya berada.
SINAR BNN 45 EDISI VII - 2014
publikfigure
Deddy Mizwar
Perang Terhadap Penyalahgunaan Narkoba
P
esta narkoba yang diduga dilakukan oleh para selebritis Indonesia, termasuk artis dan pelawak akhir-akhir ini, turut mengundang perhatian aktor senior Deddy Mizwar. Sutradara sekaligus pemain utama Para Pencari Tuhan jilid 7 ini berharap Badan Narkotika Nasional (BNN) bersikap tegas terhadap pelaku penyalahgunaan narkoba. Menurut Deddy Mizwar yang juga wakil gubernur Jawa Barat, jangankan artis dan pelawak, presiden saja di mata hukum sama bila melanggar hukum. Lantaran itulah hukum harus ditegakkan dan seseorang harus ditindak tegas jika melanggar hokum,”Dan kita harus menyatakan perang terhadap narkoba,” tandasnya, saat ditemui di sela-sela kegiatannya di kabupaten Karawang, belum lama ini. Deddy Mizwar berharap orang tua memberikan perhatian serius pada anak anak.
46 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Sebab, peredaran narkoba sudah pada tingkat mengkhawatirkan, bahkan sudah merambah ke kalangan sekolah dasar. Terkait sejumlah artis yang ditangkap BNN, aktor berusia 58 tahun
itu menekankan pula, aparat harus bersikap tegas dalam menangani kasus narkoba. Terutama untuk memberantas narkoba yang merupakan musuh bersama. Bila dibiarkan,
maka generasi penerus akan menjadi korban selanjutnya. Dengan demikian, Deddy Mizwar menegaskan, semua kalangan harus menyatakan perang terhadap narkoba. (pas)
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
publikfigure
Pernah Pakai Narkoba Cinta Penelope Kapok
I
mej narkoba yang sangat dekat dengan hingar bingar dunia hiburan memang benar. Namun, tak sedikit dari artis yang membatasi diri untuk tidak terjerumus ke dalam dunia hitam tersebut. Cinta Penelope termasuk satu di antara selebriti yang tak mau menyentuh barang haram itu. Ia menganggap
para pemakai adalah orang-orang bodoh yang hanya mementingkan kesenangan sesaat. “Pernah punya teman pakai narkoba. Bodoh dia. Aku sendiri di Jakarta, lingkungan aku narkobaan,” ujar Cinta di Epicentrum, Kuningan, belum lama ini. “Saya bekerja di klub ajar salsa. Supaya fisik kuat. Di dunia hiburan,
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
musisi kita ada yang tertangkap, katanya buat nyanyi, itu alasan doang. Itu cuma nyakitin diri saja ya,” lanjutnya. Cinta mengaku pernah menggunakan barang haram tersebut. Ia tidak sengaja mengkonsumsi narkoba saat sedang manggung. Sebuah pengalaman tak terlupakan baginya. Ia pun sangat
menyayangkan bagi seseorang yang memilih untuk menggunakan narkoba. “Saya jujur pernah manggung dan minum, di minuman saya dimasukin narkoba, gigi saya terasa rapet, aku cek darah, dan dibersihkan akhirnya. Enggak sengaja nyoba, berubah. Saya menyayangkan,” tandasnya.
SINAR BNN 47 EDISI VII - 2014
publikfigure
Saipul Jamiel
Jangan Samaratakan Artis Kosumsi Narkoba
D
unia selebriti selama ini memang melekat imej sebagai dunia penuh glamor. Masyarakat menganggapnya dekat dengan narkoba dan seks bebas. Namun, pedangdut Saipul Jamiell menolak dengan tegas anggapan itu. Menurutnya, tidak semua dunia selebriti lekat dengan hal-hal yang negatif. “Jangan pandang dunia artisnya. Lihat orangnya. Karena memang banyak yang salah pergaulan. Ga semua artis seperti itu,” katanya di Studio
48 SINAR BNN EDISI VII - 2014
Indosiar belum lama ini. Ditambahkan oleh mantan suami Dewi Persik ini, profesi seseorang tak harus disamaratakan. Karena bagaimanapun, orang yang menjalani profesi itu lah yang memiliki tanggung jawab,”Banyak orang mengatakan, jangan jadi artis, tar kena narkoba, itu salah. Jadi manusia yang bener, profesi nggak pengaruh,” tuturnya. Ditangkapnya beberapa selebriti belakangan ini memang menambah daftar
panjang kalangan pelaku dunia hiburan yang terjerat kasus hukum karena narkoba. Pedangdut Saipul Jamil atau Ipul kebaratan artis dan dunia hiburan diidentikkan dengan Narkoba, “Pemberitaan artis yang terlibat narkoba memiliki rating tinggi. Makanya siapa pun artis yang menyangkut narkoba selalu di besar-besarkan walaupun banyak kasus yang lebih besar,”Karena yang terekspos artis, jadi heboh, karena lebih nilai jualnya artis, apalagi
artis muda pemain sinetron, mengonsumsi barang tersebut, jadi heboh deh,” paparnya. Saipul mengaku tidak pernah menyentuh narkoba. Ia pun bercanda dengan mengatakan bahwa dirinya lebih suka sabu alias sarapan bubur ketimbang narkoba,”Aku sih nggak pernah ditawarin (nakroba) karena mungkin mereka tahu kalau aku nggak doyan,” ujarnya . “Saya sukanya sabusabu, sarapan bubur,” candanya.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
luarnegeri
Diduga jadi Pemasok Narkoba
Tulisa Coba Bunuh Diri?
M
anajer Tulisa Contostavlos mengakui bahwa dia prihatin jika mantan juri X Factor tersebut akan melakukan bunuh diri setelah Tulisa dicurigai sebagai pemasok narkoba kelas A awal tahun lalu. Sang manajer, Jonathan Shalit yang berbicara saat Festival Televisi The Guardian Edinburgh International, kini lebih memastikan jika Tulisa merasa nyaman berada di rumah setelah kasusnya ramai diperbincangkan, seperti dilansir digitalspy.co.uk. Shalit menyatakan, “Dia sampai di titik di mana aku khawatir dia akan bunuh diri. Aku memastikan bahwa ada seseorang di rumahnya selama dua malam berturut-turut untuk memastikan dia tidak
melakukan tindakan bodoh, karena saat itu Tulisa berpikir bahwa hidupnya sudah berakhir,” jelasnya yang juga merasa kecewa dengan kritikan luas
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
yang ada di internet. “Kalian bisa membayangkan betapa mengerikannya media sosial karena banyak orang di rumahku percaya pada
tudingan narkoba Tulisa. Jika kalian memberikan Daily Mail atau The Sun atau The Telegraph akan banyak yang percaya. Jadi saat headline The Sun menyebutkan kalau Tulisa dealer narkoba, ibuku menghubungiku dan dia mempercayainya,” papar Shalit panjang lebar. Shalit berpendapat bahwa komentar yang muncul di media sosial bisa membuat orang yang masih muda tampak lebih tertekan. Menanggapi kasus Tulisa, Shalit menyebutkan bahwa Tulisa akan memenuhi panggilan polisi mengenai dugaan pemasok narkoba kelas A pada bulan Oktober nanti. Sementara itu Tulisa akan merilis novel debutnya, Sky pada Oktober ini.
SINAR BNN 49 EDISI VII - 2014
luarnegeri
Meksiko Tangkap Pemimpin Kartel Narkoba
J
uarez Vicente, seorang pemimpin kartel narkoba Meksiko diamankan Kepolisian Meksiko, Kamis (9/10). Banyak pihak merasa yakin, Juarez merupakan salah seorang pemicu perang antar geng narkoba yang mengakibatkan ribuan orang kehilangan nyawa. Gembong narkoba ini ditangkap tanpa ada
50 SINAR BNN EDISI VII - 2014
kontak senjata di sebuah areal perbatasan. Saat itu, Juarez sedang bersama dengan pengawalnya di Toreon dalam sebuah mobil. Saat masuk ke pos perbatasan keduanya ditangkap tanpa ada perlawanan dari kedua tersangka. “Ini hasil kerja keras intelijen. Juarez didakwa terlibat dalam kejahatan terorganisasi
dan penyelundupan narkoba,” ungkap Komisioner Keamanan Nasional, Monte Alejandro Rubido. Penangkapan gembong narkoba berusia 51 tahun itu memberikan kemenangan baru untuk Presiden Enrique Pena Nieto dalam perang melawan kartel narkoba di tengah amarah
nasional kekhawatiran tewasnya 43 mahasiswa oleh para polisi korup di negara bagian Guerrero. Juarez menjadi incaran pemerintah AS yang bahkan menyediakan hadiah 5 juta dolar bagi siapapun yang memberikan informasi untuk menangkap gembong narkoba ini.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
luarnegeri
PACO Narkoba Mematikan di Argentina P
aco, begitulah orang Buenos Aires, Argentina menyebut barang haram ini. Narkoba yang berasal dari residu kokain dicampurkan dengan racun tikus, soda, kerosin dan bahan kimia lainnya, menjadi jajanan bahaya yang terus meminta korban di berbagai daerah kumuh di ibu kota negaranya pesepak bola Lionel Messi, Argentina. Di sudut jalan sebuah areal pemukiman kumuh dan padat penduduk, yaitu Distrik 31, tampak terlihat beberapa pemuda sedang duduk-duduk di sebuah taman tak terawat. Saat dihampiri oleh tim jurnalis Vice News, para pemuda ini tak keberatan memperlihatkan kebiasaan mereka menghisap paco. Beberapa di antaranya meracau, dan tampak mengalami kesakitan, dan sebagian lainnya terus menghisap narkotika yang berbahan sisa kokain yang dicampur dengan racun tikus dan soda serta minyak tanah. Salah seorang pemuda menjelaskan, untuk mengonsumsi
paco mereka tidak perlu mengeluarkan kocek yang besar, karena dengan 50 peso ( sekitar Rp 50 ribu) mereka bisa ramai-ramai menghisap paco. Muncul di Tengah Krisis Ekonomi Kemunculan paco di tengah-tengah orang miskin tak lepas dari situasi negara Argentina yang terbelit krisis ekonomi di awal-awal milenium baru. Banyak orang yang depresi, dan tak terkendali menghadapi kesulitan yang mereka hadapi. Orang-orang yang mengalami tekanan
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
banyak yang akhirnya terjebak dalam jeratan paco. Seorang tokoh agama di Buenos Aires menyebut serangan paco tak ubanya seperti gelombang tsunami yang menewaskan banyak orang. Faktanya memang demikian, paco telah membunuh banyak generasi muda di Buenos Aires. Banyak orang mengonsumsi paco dan berbagai efek mereka rasakan. Salah seorang mantan pecandu paco, Hugo Repero kepada vicenews.com mengatakan, sesaat setelah menghisap
paco, ia merasakan efek seperti mencapai orgasme. Namun tidak lama kemudian efek itu menghilang, dan ia merasa tidak ada jalan untuk kembali, karena sekali mencoba langsung ketagihan. Setelah mengonsumsi paco untuk sekian kalinya, Repero mengalami paranoid dan rentan berkelahi. Kecanduannya makin parah dan akhirnya ia terlihat seperti mayat hidup. Pecandu Paco Bisa Tobat Beruntung, Repero bisa kembali ke jalan kehidupan yang benar setelah ia menyadari hidupnya sudah hancur. Saat bercermin di kaca kamarnya ia sadar betul ia sudah mirip zombie. Kemudian Ia mencari pertolongan dan akhirnya menjalani rehabilitasi medis di sebuah rumah sakit. Saat kembali pulih di tahun 2009, Repero bahkan bisa menyelesaikan sebuah buku yang ia beri judul “Maldita Droga: Una Historia Del Paco”, sebuah kisah perjalan hidup melawan narkoba yang mematikan. SINAR BNN 51 EDISI VII - 2014
luarnegeri
Model Cantik Jadi Bos Sindikat Narkoba Dunia D
i balik paras menawan dan keseksiannya, Angie Sanselmente Valencia, model pakaian dalam, sukses menyembunyikan peran sentralnya sebagai dedengkot geng narkoba terbesar di dunia. Kini wanita 30 tahun tersebut menjadi buron interpol. Daftar cekal internasional telah diterbitkan untuk mengejar wanita yang lihai berpose syur ini. Valencia disinyalir merekrut wanita-wanita cantik untuk dimanfaatkan sebagai kurir narkoba ke Eropa dan Amerika Utara. Sebagian dari mereka diyakini berprofesi sebagai model pakaian dalam dan model kelas atas yang pernah menjadi peserta kontes ratu kecantikan. Valencia menyebut kurirkurir itu sebagai “para malaikat cantik yang tidak pernah dicurigai”. Para kurir cantik itu dibayar GBP 1.300 (Rp18,6 juta) untuk membawa tas berisi kokain dari Kolombia ke Cancun, Meksiko, setiap hari. Berbekal pesona lahiriah dan beberapa di antaranya dikenal sebagai
52 SINAR BNN EDISI VII - 2014
publik figur, dengan mudah mereka lolos dari pemeriksaan di bandara. Saat ini peredaran jaringan narkoba Valencia telah mencapai Eropa. polisi menduga Valencia bersembunyi di suatu tempat di Meksiko atau Argentina. Sindikat narkobanya baru terungkap tahun lalu setelah orang suruhannya tertangkap dan bernyanyi kepada polisi karena ketahuan membawa
55 kilogram kokain di Bandara Buenos Aires. Kurir 21 tahun itu baru mengaku setelah diinterogasi selama 12 jam. Dari keterangan wanita muda tersebut, polisi kemudian menangkap tiga kurir lain yang juga direkrut Valencia. Polisi saat ini menyelidiki keterlibatan oknum petugas bandara dalam jaringan narkoba Valencia. Setelah
penangkapan itu, Valencia dilaporkan menghilang dari sebuah kamar HOTEL bintang empat di Buenos Aires. Tapi dia tetap diyakini berada di wilayah Amerika Selatan. Polisi meyakini pemenang kontes kecantikan itu berhenti dari dunia model dan menanggalkan kewarganegaraan Kolombia dan beralih menjadi warga Argentina demi membangun jaringan narkobanya tahun lalu. Polisi mencoba mengikuti jejaknya melalui anjing Pomeranian miliknya. Namun, jejak tersebut hanya menuju ke sebuah gudang kosong yang sudah ditinggal penghuninya. Valencia pernah dianugerahi mahkota sebagai Putri Kopi Kolombia pada 2000. Dia diketahui pecah kongsi dengan bos geng narkoba Meksiko yang biasa dikenal dengan sebutan The Monster. Kini geng lamanya itu menjadi rival jaringan narkoba pimpinan Valencia.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
siramanrohani
Keutamaan S
ekelompok sahabat muhajirin yang tidak mampu, menemui Rasulullah SAW, mereka berkata, “Wahai Rasulullah, orang¬-orang kaya itu menghabiskan harta untuk mendapatkan derajatderajat yang tinggi, dan nikmat-nikmat yang kekal, mereka shalat sebagaimana kami shalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kita berpuasa. tetapi mereka memiliki kelebihan hartanya digunakan untuk berhaji, umroh, berjihad, dan bersedekah.” Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku ajarkan kepada kalian suatu yang dapat kalian gunakan untuk menyusul orang yang telah mendahului kalian, yang dapat kalian gunakan untuk mendahului orang sesudah kalian, dan yang tidak ada seorang pun yang lebih baik dari kalian kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti kalian?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Kalian baca tasbih, tahmid, dan takbir setiap kali selesai shalat.” (HR Bukhari dan Muslim). Zikir merupakan pengganti bagi kaum tak
Zikir
berpunya atas ibadah haji, umroh, jihad, dan sedekah yang tidak dapat mereka lakukan karena keterbatasan harta. Tetapi, begitu mendengar hal ini, orang-orang kayapun ikut berzikir. Selain tetap melestarikan ibadahibadah tersebut, mereka juga menambahkan ibadah zikir, sehingga berhasil mendapatkan dua keutamaan sekaligus. Mereka pun dapat bersaing dengan orang-orang miskin
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
Tolong beritahu aku satu hal lengkap yang dapat mencukupi aku.” Beliau bersabda, “Kamu harus berzikir kepada Allah.” ia bertanya,”Itu sudah men cukupi wahai Rasulullah?” beliau bersabda, “Ya, bahkan lebih dari cukup.” Sang penasehat Rasulullah SAW memberinya petunjuk pada sesuatu yang dapat membantunya mengamalkan syariatsyariat Islam, merasa muhajirin. antusias terhadapnya, Dan ketika hal ini dan menekuninya. Jika diberitahukan kepada sudah dapat zikrullah Rasulullah SAW, beliau sebagai syiarnya, ia akan bersabda dengan menyukai Allah dan mengutip firman Allah, menyukai apa saja yang “Itulah karunia Allah, disukai-nya, sehingga diberikan kepada siapa yang paling disukai ialah yang dikehendaki-nya.” beribadah mendekatkan (QS Almaidah [5]: 54) diri kepada Allah dengan Di sebut dalam melakukan syariathadis riwayat Abdullah syariat Islam. Bin Bisru, ia berkata, Itulah sebabnya, “Seorang dukun datang Rasulullah SAW menemui Rasulullah menunjukan salah SAW dan berkata, “Wahai satu syariat Islam yang Rasullullah, bagiku terlalu mungkin dan yang banyak masalah dan mudah dilakukan, yakni syariat-syariat Islam. berzikir kepada Allah.
SINAR BNN 53 EDISI VII - 2014
tipssehat
Perubahan Badan Saat Berhenti Merokok R
okok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemenelemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahanbahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Produk tembakau ini telah dikaitkan dengan berbagai penyakit mematikan, seperti kanker, masalah jantung dan pernapasan. Namun, efek bahan kimia yang dihirup dari rokok bisa pulih ketika Anda berhasil BERHENTI MEROKOK. Berhenti merokok adalah cara terbaik untuk bisa pulih dari racun rokok. Sayangnya, berkat sifat adiktif nikotin, menghentikan kebiasaan merokok bisa sangat sulit bagi beberapa orang. Beberapa kekurangan motivasi, ada juga yang mudah kambuh karena stres atau faktor-faktor lain dan kemudian
54 SINAR BNN EDISI VII - 2014
harus me-restart proses berhenti merokok dari awal lagi. Berhenti merokok juga semakin sulit dilakukan karena
adanya efek balikan (withdrawal), yang membuat para perokok ‘tersiksa’ saat tak bisa menghisap batang
tembakaunya. Efek balikan yang dirasakan saat sedang berusaha berhenti merokok antara lain:
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
tipssehat Pencernaan: Anda mungkin mengalami mulas, gangguan pencernaan, mual, dan diare. Gejala biasanya bertambah buruk sebelum akhirnya mulai membaik. Pernapasan: sinus mampet, batuk, dahak dan suara serak. Peredaran darah: Anda mungkin akan merasa pusing, kaku, atau bahkan kesemutan di jari-jari kaki dan tangan. Tidur: Anda mungkin mengalami insomnia. Efek ini merupakan akibat langsung proses perbaikan kerusakan tubuh yang telah disebabkan rokok, dan mulai merokok lagi hanya akan mengulang kembali rencana Anda untuk bisa menjalankan gaya hidup sehat. Jika Anda berhasil melalui tahap efek balikan (yang seharusnya hanya berlangsung 3-4 minggu), Anda akan melihat perbaikan kesehatan segera dan tahan lama. Berikut detik-detik perubahan pada tubuh yang terjadi ketika Anda berhenti merokok, seperti dilansir Dailyhealthpost: 20 menit setelah stop rokok Denyut jantung dan penurunan tekanan darah. (Effect of smoking on arterial stiffness and pulse pressure amplification, Mahmud A, Feely J. Hypertension.2003:41:183) Pengaruh akibat Anda berhenti merokok akan segera diatur oleh tubuh Anda. Kurang dari 20 menit setelah rokok terakhir Anda, detak jantung Anda akan mulai menurun kembali ke tingkat normal. 2 jam setelah Anda berhenti merokok Setelah dua jam tanpa rokok, denyut jantung dan tekanan darah akan mengalami penurunan mendekati tingkat yang sehat. Sirkulasi perifel Anda juga mungkin meningkat. Perhatikan ujung jari kaki dan tangan Anda – karena mungkin akan mulai terasa hangat. Gejala penghentian nikotin biasanya dimulai sekitar dua jam setelah Anda mengisap rokok terakhir Anda. Gejala awal biasanya cenderung bersifat emosional, termasuk: Sangat ingin merokok secara terus-menerus, Merasa cemas, tegang atau frustrasi, Mengantuk atau kesulitan tidur, Nafsu makan meningkat. Untuk melawan gejala-gejala ini, cobalah untuk mengakuinya dengan rasionalisasi dan menuliskannya. Jangan menipu diri Anda dengan merokok lagi karena hal itu justru hanya akan membuat Anda jengkel. 12 jam setelah stop rokok Tingkat karbon monoksida dalam darah turun menjadi normal. (US Surgeon General’s Report, 1988, p. 202) Karbon monoksida – yang dapat menjadi racun bagi tubuh pada tingkat tinggi dilepaskan dari pembakaran tembakau dan dihirup sebagai bagian
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
dari asap rokok. Karena karbon monoksida terikat baik dengan sel darah, kandungan tinggi dari zat ini dapat mencegah sel darah untuk mengikat oksigen, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah jantung yang serius. Hanya dalam waktu 12 jam setelah berhenti merokok, karbon monoksida dalam tubuh Anda akan menurun ke tingkat normal, dan kadar oksigen dalam darah Anda akan meningkat sampai tingkat normal. 24 jam setelah Anda berhenti merokok Rata-rata serangan jantung di kalangan perokok 70%lebih tinggi daripada yang tidak merokok. Namun, percaya atau tidak, hanya sehari penuh setelah Anda berhenti merokok, resiko serangan jantgung Anda sudah mulai menurun. Meskipun Anda belum sepenuhnya bebas, namun Anda sudah berada di jalan yang benar. 48 jam setelah Anda berhenti merokok Merokok mungkin tidak mengancam nyawa, namun indra yang mati – terutama indra penciuman dan perasa merupakan salah satu konsekuensi yang jelas dari rokok. Untungnya, setelah 48 jam tanpa rokok, ujung saraf Anda akan mulai tumbuh kembali, dan kemampuan Anda untuk mencium dan merasa akan meningkat. Hanya sedikit waktu lagi, Anda akan kembali menghargai hal-hal yang lebih baik dalam kehidupan. 72 jam setelah Anda berhenti merokok Pada titik ini, nikotin akan benar-benar keluar dari tubuh Anda. Sayangnya, gejala yang timbul akibat berhenti merokok akan mencapai puncaknya di sekitar waktu ini. Anda mungkin akan mengalami beberapa gejala fisik seperti sakit kepala, mual, atau kram di samping gejala emosional yang telah disebutkan sebelumnya. Untungnya, gejala fisik ini akan berlalu dengan cepat. Untuk melawan gejala mental, pertimbangkan untuk menghargai diri Anda yang tidak lagi merokok: gunakan uang yang biasanya Anda habiskan untuk membeli rokok dengan menghabiskan makan malam di restoran yang bagus. 2 minggu-3 bulan setelah stop rokok Sirkulasi meningkat dan fungsi paru-paru Anda meningkat. (US Surgeon General Report, 1990, pp.193, 194.196, 285, 323) Setelah beberapa minggu, Anda akan mulai benar-benar merasa berbeda. Anda pada akhirnya bisa berolahraga dan melakukan aktivitas fisik tanpa merasa kehabisan nafas dan sakit. Hal ini disebabkan sejumlah proses regeneratif yang mulai terjadi dalam tubuh Anda; sirkulasi tubuh Anda akan meningkat, dan fungsi paru-paru Anda juga akan meningkat secara signifikan. Setelah dua atau tiga minggu tanpa rokok, paru-paru Anda akan mulai terasa lega, dan Anda akan mulai bernafas
SINAR BNN 55 EDISI VII - 2014
tipssehat dengan lebih mudah. Bagi kebanyakan perokok, gejala yang timbul akibat berhenti merokok akan hilang dua minggu setelah berhenti merokok. 1-9 bulan setelah stop rokok Batuk dan sesak napas menurun, silia (rambut halus yang menggerakkan lendir dari paru-paru) mulai kembali ke fungsi normal di paru-paru, meningkatkan kemampuan untuk menangani lendir, membersihkan paru-paru, dan mengurangi risiko infeksi. (US Surgeon General Report, 1990, hlm 285-287, 304) Sekitar sebulan setelah Anda berhenti merokok, paru-paru Anda akan mulai beregenerasi. Di dalam paru-paru, silia rambut halus seperti organel yang mendorong lendir keluar mulai memperbaiki diri dan kembali berfungsi dengan baik. Dengan silia yang kembali dapat berfungsi dengan baik, akan menolong mengurangi resiko Anda terkena infeksi. Dengan paru-paru yang berfungsi sebagaimana mestinya, batuk dan sesak nafas yang Anda alami akan terus menurun secara dramatis. Bahkan untuk para perokok berat, gejala yang timbul akibat berhenti merokok tidak akan lagi terasa beberapa bulan setelah berhenti dari merokok. 1 tahun setelah Berhenti Merokok Risiko penyakit jantung koroner menurun, menjadi setengah dari orang yang masih merokok. (US Surgeon General Report 2010, p. 359) Menandai satu tahun berhentinya Anda dari kebiasaan merokok merupakan hal yang besar. Setelah setahun tanpa rokok, resiko Anda terkena serangan jantung akan menurun sampai 50% dibandingkan ketika Anda masih merokok. Cara lain untuk melihat pada kemajuan ini adalah seorang perokok dua kali lebih mungkin dibandingkan Anda untuk menderita semua jenis penyakit jantung. 5 tahun setelah stop rokok Risiko bahaya merokok yaitu kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, serviks dan kandung kemih berkurang menjadi setengahnya. Risiko stroke berkurang setelah 2-5 tahun. (A Report of the Surgeon General: How Tobacco Smoke Causes Disease – The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease Fact Sheet, 2010; and Tobacco Control: Reversal of Risk After Quitting Smoking.IARC Handbooks of Cancer Prevention, Vol. 11. 2007, p 341) Sejumlah zat dilepaskan dalam proses pembakaran tembakau – karbon monoksida merupakan salah satu di antaranya – akan menyebabkan pembuluh darah Anda menyempit, yang meningkatkan resiko Anda mengalami stroke. Setelah 5-15 tahun bebas dari rokok, resiko Anda untuk memgalami stroke sama dengan mereka yang bukan perokok.
56 SINAR BNN EDISI VII - 2014
10 tahun setelah stop rokok Risiko kematian akibat kanker paru-paru berkurang sekitar setengah dari orang yang masih merokok. Risiko kanker laring (kotak suara) dan pankreas juga menurun. (A Report of the Surgeon General: How Tobacco Smoke Causes Disease – The Biology and Behavioral Basis for SmokingAttributable Disease Fact Sheet, 2010; and US Surgeon General’s Report, 1990, pp. vi, 155, 165) Para perokok memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk daftar menakutkan dari penyakit kanker, dengan kanker paru-paru menjadi yang paling umum dan salah satu jenis yang paling berbahaya. Merokok menyumbang 90% kematian akibat penyakit paru-paru di seluruh dunia. Hal ini akan memakan waktu 10 tahun, namun jika Anda berhenti, resiko kematian akibat kanker paru-partu akan turun 50% dibandingkan mereka yang merokok. 10 tahun setelah Anda berhenti merokok, resiko Anda dari kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, kandung kemih, ginjal dan pankreas juga akan menurun. 15 tahun setelah stop rokok Risiko penyakit jantung koroner berkurang dan setara dengan non-perokok. (Tobacco Control: Reversal of Risk After Quitting Smoking. IARC Handbooks of Cancer Prevention, Vol. 11. 2007. p 11) 15 tahun tanpa merokok akan membawa resiko penyakt jantung kembali ke tingkat yang sama dengan mereka yang memang bukan perokok. Anda tidak akan lagi berada pada posisi yang lebih tinggi dari normal untuk berbagai kondisi seperti serangan jantung, penyakit koroner, arhitmia, angina, infeksi jantung maupun kondisi yang mempengaruhi irama detak jantung Anda. Manfaat jangka panjang dari menghentikan kebiasaan merokok sangatlah fantastis. Menurut Asosiasi Jantung Amerika, mereka yang tidak merokok rata-rata hidup 14 tahun lebih lama dibandingkan para perokok. Berhenti hari ini, dan Anda akan memperpanjang rentang hidup Anda dan menghidupi tahun-tahun ekstra dengan sistem kardiovaskular yang dapat berfungsi, saat Anda aktif dan merasa luar biasa. Tidak ada kebaikan yang ditimbulkan akibat merokok, malah semuanya berakibat fatal. Anda sebutkan saja sendiri dari keuangan dan kesehatan. Sahabat anehdidunia.com cobalah untuk memikirkan orang lain yang akan anda tinggalkan akibat rokok. Orang tua yang melahirkan anda kemudian akan menemani anda saat anda terkena effek mengerikan dari rokok, yang bahkan seharusnya andalah yang menemani mereka di hari tua mereka. So Stop Rokok!! Bahagiakan keluarga anda.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
tipssehat
Kolesterol Normal
Bukan Jaminan Bebas Penyakit Jantung Koroner S ering kita mendengar berita orang - orang di sekitar kita meninggal mendadak ketika sedang bekerja, berolahraga atau beraktivitas yang lain, misalnya ketika tidur. Setelah ditelusuri, ternyata mereka terkena serangan jantung dan merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Jantung adalah organ paling vital dalam tubuh kita, bertugas memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan membawa nutrisi dan oksigen serta kembali ke paru-paru dan jantung untuk membawa sampah metabolisme. Jantung kita tidak berhenti/ beristirahat, meskipun kita sedang tidur. Dalam menjalankan fungsinya itu, jantung dibantu banyak pembuluh darah di seluruh tubuh dan pembuluh utama di organ jantung yang menyerupai mahkota/corona, sehingga disebut pembuluh koroner jantung. Jika terjadi gangguan pada pembuluh koroner/tersumbat inilah yang disebut sebagai penyakit jantung koroner (PJK). Sebenarnya serangan jantung tidak datang secara tiba - tiba, namun pada umumnya tidak disertai dengan gejala awal yang mencurigakan sehingga disebut serangan mendadak
yang mematikan (suddent death). Dalam banyak kasus gejala atau tanda bahaya itu hanya bisa disibak oleh mereka yang teratur melakukan pemeriksaan kesehatan atau check up yang sifatnya preventif, untuk melihat risiko gangguan kesehatan walaupun tanpa disertai keluhan kesehatan dari diri Anda. Pentingnya Pemeriksaan Apo B dan hs - CRP Kolesterol tinggi bukan satu - satunya penyebab PJK. Kadar lemak yang tinggi memang merupakan salah satu faktor risiko PJK, namun dalam kenyataannya ternyata cukup banyak kasus PJK meski kadar lemak normal. Fakta yang terjadi adalah 1 dari 3 kasus serangan
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
jantung terjadi pada orang dengan kadar kolesterol normal. Mengetahui kadar kolesterol konvensional (Kolesterol Total, Kolesterol LDL - direk, Kolesterol HDL, Trigliserida) tetap diperlukan, namun ada pemeriksaan lain yang dapat melengkapi penilaian risiko PJK yaitu Apo B dan hs-CRP. Apo B bermanfaat untuk meningkatkan prediksi risiko PJK, karena semakin tinggi kadar Apo B, semakin tinggi kemungkinan terjadinya risiko penyumbatan pembuluh darah, walaupun kadar LDL normal. Hs-CRP bermanfaat untuk meningkatkan prediksi terjadinya penyakit jantung karena proses aterosklerosis (penyumbatan dan
pengerasan pembuluh darah) yang juga ditandai dengan adanya proses peradangan. Pemeriksaan hs-CRP ini bermanfaat untuk menentukan risiko kardiovaskular pada individu sehat. Selain pemeriksaan laboratorium, beberapa pemeriksaan penunjang diagnostik seperti EKG, Treadmill dan pemeriksaan imaging lainnya dibutuhkan dalam mendiagnosis penyakit jantung koroner.
Tips Terhindar dari Penyakit Jantung Di samping rutin check up, mulailah dengan membuat pilihan gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko serangan jantung, diantaranya makan 5 porsi buah dan sayuran tiap hari. Hindari makanan berkadar garam tinggi seperti makanan yang diawetkan, makanan cepat saji dan makanan beku. Jangan lupa meningkatkan asupan serat, mengkonsumsi setidaknya 2 porsi ikan kaya omega 3, membatasi alkohol, membatasi makanan yang kaya lemak, menghentikan kebiasaan merokok, memperbanyak aktivitas fisik, relaksasi dan tertawa, dan melakukan pemeriksaan laboratorium dan tekanan darah secara berkala.
SINAR BNN 57 EDISI VII - 2014
gayahidup
Rata-rata Orang Perkotaan Duduk 7 Jam Setiap Hari
M
enghabiskan sebagian besar waktu untuk tidak bergerak sebenarnya merupakan bom waktu bagi kesehatan. Selain kegemukan, orang yang terlalu banyak duduk juga rentan mengalami penyakit osteoporosis di usia lanjut. “Enggak bergerak membuat tulang tidak aktif,” ujar dokter spesialis olahraga, Ade Jeanne DL Tobing dalam acara kampanye “Waktunya Bergerak Sekarang” yang diadakan oleh produk susu Anlene di Celebrity Fitness, Mal Kota Kasablanka, Jakarta,
58 SINAR BNN EDISI VII - 2014
belum lama ini. Sayangnya, sebagian besar orang perkotaan menghabiskan waktunya untuk duduk. Hal ini tergambar dari hasil riset consumer polling Fonterra tahun 2013. Banyak masyarakat perkotaan yang tidak aktif, seperti duduk terus menerus rata-rata 7 jam per hari pada hari kerja dan 5 jam per hari pada akhir pekan. Orang perkotaan juga lebih banyak menghabiskan waktu duduk di kantor, cafe, maupun mobil. Riset juga menunjukkan, hanya 22 persen pria dan 14 persen yang rutin
berolahraga. Kemudian, 61 perempuan mengaku sulit mendisiplinkan diri untuk olahraga secara teratur. Survei dilakukan terhadap 401 orang, yakni laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18-30, 3140, 41-50 tahun. Menurut Ade, bergerak aktif bisa dilakukan dengan berolahraga maupun melakukan aktifitas fisik. “Biasakan jalan kaki, gunakan tangga saat naik dan turun lantai. Ini akan memuat kita lebih sehat dan segar. Untuk mencegah berbagai penyakit, lakukan aktivitas fisik minimal 30
menit sehari,” paparnya. Ade menambahkan, selain bergerak aktif, perhatikan pula asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Untuk tulang, perlu makanan yang mengandung kalsium. Head of Medical Sales dari Fonterra Brands Indonesia, dr Muliaman Mansyur mengatakan, pihaknya juga telah melakukan riset manfaat susu kalsium pada pria dan wanita. Riset tersebut merupakan hasil kerjasama Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM tahun 2012-2013. “Hasilnya menyatakan konsumsi susu tinggi kalsium dua kali per hari dapat menurunkan tingkat pengambilan kalsium dari tulang dan membantu mempertahankan kalsium tulang,” terangnya Untuk memiliki tubuh yang bugar dan bebas penyakit, tentu saja aktif berolahraga harus dilakukan sejak usia muda. Lewat kampanye “Waktunya Bergerak Sekarang” Anlene mengajak masyarakat memiliki gaya hidup lebih aktif agar tubuh tetap sehat.
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
artikel
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara
SINAR BNN59 EDISI VII - 2014
SINAR BNN EDISI VII - 2014
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi dari pada Dipenjara