1 PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DKI JAKARTA HAMDAN FAUZI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J...
PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DKI JAKARTA
HAMDAN FAUZI 105093003023
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
1
PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DKI JAKARTA
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : HAMDAN FAUZI 105093003023
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011 M / 1432 H
2
PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DKI JAKARTA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Hamdan Fauzi 105093003023
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir.Bakri La Katjong, MT.M.Kom NIP. 470 035 764
Qurrotul Aini, MT NIP. 19730325 200901 2001
Mengetahui, Ketua Program Studi Sistem Informasi
Nur Aeni Hidayah, MSI. NIP. 19750818 200501 2008
3
PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul “Pengembangan Kios Informasi Pariwisata Propinsi Dki Jakarta” yang ditulis oleh Hamdan Fauzi, NIM 105093003023 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal,15 agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi. Menyetujui: Penguji 1
Penguji 2
Dr. Syopiansyah jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1001
Mengetahui: Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Informasi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis NIP. 196801172001121001
Ketua Program Studi Sistem
Nur Aeni Hidayah, MSI. NIP. 19750818 200501 2008
4
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, April 2011
Hamdan Fauzi
105093003023
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan pengikutnya yang telah membawa umat manusia menuju dunia yang terang benderang. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penyelesaian skripsi ini berkat bantuan berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada semua pihak yang telah membantu terutama penulis sampaikan kepada : 1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang dengan ketulusan dan kesabarannya telah membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Ir. Bakri La Katjong, MT., M. Kom. Selaku pembimbing I dan Ibu Qurrotul Aini, MT. selaku Pembimbing II yang dengan sabar selalu membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini. 3. Para dosen Jurusan Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Staff TU Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.
6
4. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta kakakku yang paling aku sayang, yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil. 5. Teman seperjuangan mahasiswa sistem informasi angkatan 2005 khususnya kelas B. Serta seluruh teman-teman yang tidak bisa dirinci satu persatu, tetapi tidak menghilangkan rasa hormat dan penghargaan yang besar untuk semuanya. 6. The last but not the least, kepada calon teman hidupku, (insya Allah, Amin).
Terima
kasih
atas
semangat
dan
paksaannya,
harus
menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, karenanya saran dan kritik yang membangun akan sangat bermanfaat bagi peneliti. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para mahasiswa pada umumnya. Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Jakarta, April 2011 Peneliti
Hamdan Fauzi 105093003023
7
ABSTRAK HAMDAN FAUZI, 105093003023, Pengembangan Aplikasi Multimedia Pariwisata Propinsi DKI Jakarta. (Di bawah bimbingan Bakri La Katjong. dan Qurrotul Aini). Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta saat ini menggunakan aplikasi multimedia informasi wisata Jakarta guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata dengan menggunakan kios informasi. Dalam konten/isi kios informasi dinilai masih kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi tentang pariwisata di Jakarta. Tidak terdapat sistem navigasi untuk menuju lokasi wisata, masih kurangnya informasi yang di sediakan, serta masih sulitnya staff dinas pariwisata untuk mengelola data wisata yang ada pada kios informasi tersebut. Dengan aplikasi yang menyediakan sistem navigasi, tampilan informasi menarik/lengkap, dan tersedianya sistem basis data adalah jawaban atas mengapa perlu pengembangan aplikasi infobox. Dengan berbasis web server menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL serta Jquery untuk membuat tampilan kios informasi yang interaktif. Sedangkan untuk tampilan peta menggunakan OpenLayer lengkap dengan point tempat pariwisata (gambar), full navigasi dan fitur pengukur jarak. Metode pengembangan multimedia menurut Luther terdiri dari metode konsep, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, tes dan kemudian distribusi. Metode konsep yang digunakan yaitu menganalisis kebutuhan kios informasi pariwisata, studi lapangan serta studi kepustakaan. Sedangkan metode perancangan dengan pembuatan struktur menu, diagram transisi, rancangan antar muka dan spesifikasi proses. Hasil yang dicapai yaitu sebuah piranti lunak kios informasi yang interaktif, dengan resolusi layar 1024x786 ukuran file sebesar 80 MB. Aplikasi ini menampilkan informasi mengenai lokasi wisata dan tempat-tempat hiburan yang mendukung bidang kepariwisataan tersebut. Kios informasi ini dirancang berbasiskan multimedia yang didukung oleh teks, gambar, animasi, audio serta video sehingga dapat memberikan tampilan yang lebih menarik dan lebih mudah dimengerti oleh pengguna.
Kata Kunci : Kios Informasi, Multimedia, Pariwisata, Web server, PHP dan basis data MySQL, Jquery, OpenLayer. V bab + 111 halaman + XX1 halaman,26 gambar, 5 table, 6 pustaka, 9 Lampiran Daftar pustaka : 11 (2003-2009 )
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... I HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................. v ABSTRAK ................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ................................................................ 4 1.3. Batasan Masalah ..................................................................... 4 1.4. Tujuan dan Manfaat ................................................................ 5 1. Tujuan ............................................................................... 5 2. Manfaat ............................................................................. 5 1.5. Metode penelitian .................................................................... 6 1. Metode Pengumpulan Data ................................................. 6 a. Studi Lapangan (Field Research) .............................
6
9
b. Studi Pustaka (Library Research) …………............
6
2. Metode Pengembangan Sistem ........................................... 7 1.6. Sistematika Penulisan ............................................................. 7 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi .............................................. 9 2.1.1. Pengertian Sistem ........................................................ 9 2.1.2. Pengertian Data dan Informasi .................................... 14 2.1.3. Pengertian Sistem Informasi ....................................... 15 2.2. Sistem Informasi Geografis .................................................... 18 2.2.1. Definisi Sistem Informasi geografis ........................... 18 2.2.2. Sumber Informasi Geografi ........................................ 20 2.2.3. Komponen-komponen dari SIG .................................
21
2.2.4. Model Data dalam SIG ................................................ 24 2.3. Multimedia .............................................................................. 26 2.3.1. Pengertian Multimedia ................................................ 26 2.3.2. Ciri-ciri Sistem Komputer Multimedia ......................
27
2.3.3 Sifat Penting Produk Multimedia …………………...
28
2.3.4. Penerapan Teknologi Multimedia …………………... 28 2.3.5. Bidang yang Membutuhkan Multimedia …………… 30 2.3.6. Siklus Hidup Pengembangan Multimedia ………….. 31 2. 4. Pariwisata ............................................................................... 32 2.4.1. Pengertian Pariwisata .................................................. 32 2.4.2. Perencanaan Pariwisata ............................................... 35
10
2.4.3. Kompleksitas Pada Sistem Pariwisata ……………… 35 2.4.4
BAB III
Media Promosi Wisata ..…………………………….
37
METODE PENELITIAN 40
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tahap Metode Pengumpulan Data ……………………….. 40
3.2.
3.2.1. Studi Lapangan (Field Research) ………………… 40 3.2.2. Studi Literatur (Library Research) ………………..
44
Metode Pengembangan Sistem …………………………..
45
3.2.1. Konsep (Concept) ………………………………...
47
3.2.2. Perancangan (Design) …………………………….
47
3.2.3. Pengumpulan Bahan (Material Collecting) ……….
4.1. Profil Dinas Pariwisata DKI Jakarta ……………………… 51 4.1.1. Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta …. 51 4.1.1.1 Tugas Dinas Pariwisata DKI Jakarta ……… 51 4.1.1.2 Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ……... 52 4.1.2. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ... 52
11
4.2. Analisis Sistem yang Berjalan ……………………………. 53 4.2.1 Cara Kerja Sistem yang Berjalan …………………. 54 4.2.2 Analisis Hasil Wawancara ………………………... 54 4.2.3 Perumusan Masalah pada Infobox ………………… 55 4.2.4 Usulan Pemecahan Masalah ………………………. 55 4.4. Pengembangan Multimedia ……………………………….. 55 4.4.1. Deskripsi Konsep …………………………………. 56 4.4.2. Perancangan ………………………………………. 56 1. Storyboard ……………………………....
a. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) ………. 86 b. Spesifikasi Perangkat Lunak ……………..…….
12
BAB V
PENUTUP
87
5.1. Kesimpulan ……………………………………………….
88
5.2. Saran ……………………………………………………...
89
DAFTAR PUSTAKA.……………………………………………………...
13
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sistem Perusahaan dan Elemen-elemennya …………………… 11 Gambar 2.2 Transformasi Data Menjadi Informasi …………………………
14
Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi Geografis ……………………….
21
Gambar 2.4 Klasifikasi Data Geospasial ……………………………………
24
Gambar 2.5 Komponen Multimedia ………………………………………… 27 Gambar 2.6 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther ….. 32 Gambar 2.7 Kompleksitas Sistem Pariwisata ………………………………. 36 Gambar 2.8 Brosur Pariwisata Guide To Jakarta …………………………...
37
Gambar 2.9 Brosur Pariwisata Jakarta Shoping Guide……………………… 37 Gambar 2.10 Brosur Pariwisata Enjoy Jakarta Museums ……..…………….
38
Gambar 2.11 Brosur Pariwisata Jakarta Heritage ……………..……………
38
Gambar 2.12 Halaman Website pariwisata DKI Jakarta……..….…………... 39 Gambar 2.13 Infobox Pariwisata DKI Jakarta ………………………………
39
Gambar 3.1 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther ….. 45 Gambar 3.2 Metode Pengembangan Infobox yang digunakan………..……..
46
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ………..…… 52 Gambar 4.2 Storyboard Halaman Utama ……………………………………
57
Gambar 4.3 Struktur Navigasi Aplikasi Kios Informasi …………………….
58
Gambar 4.4 Flowchart Halaman Admin …………………………………….. 59 Gambar 4.5 Flowchart Halaman Utama …………………………………….
60
Gambar 4.6 Rancangan STD Halaman Utama . …………………………….. 61
14
Gambar 4.7 Rancangan STD Halaman Peta ………………………………..
62
Gambar 4.8 Rancangan STD Halaman Galeri ………………………………
62
Gambar 4.9 Rancangan STD Halaman Kalender …………………………… 63 Gambar 4.10 Rancangan STD Halaman Wisata …………………………….
63
Gambar 4.11 ERD Kios Informasi Pariwisata ………………………………
64
Gambar 4.12 LRS kios informasi pariwisata ………….…...……………….
65
Gambar 4.13 Rancangan Tampilan Halaman Utama Aplikasi Kiosk Pariwisata Pada DKI Jakarta …………………….…………………….……... 69 Gambar 4.14 Hasil Peta Spasial Pariwisata DKI Jakarta
71
……………………
71
Gambar 4.15 Pembuatan database menggunakan phpMyAdmin ……………
73
Gambar 4.16 Tampilan layar menu utama infobox .… ……………....……... 74 Gambar 4.17 Tampilan layar menu halaman wisata .…..…………….……...
74
Gambar 4.18 Tampilan layar menu halaman peta ……..…………….……...
75
Gambar 4.19 Tampilan layar menu halaman galeri ………………….……...
75
Gambar 4.20 Tampilan layar menu halaman kalendar ……………….……... 76 Gambar 4.21 Tampilan layar menu halaman saran ………………….……...
76
Gambar 4.22 Tampilan layar menu bantuan beranda .……………….……...
77
Gambar 4.23 Tampilan layar menu bantuan wisata ………………….……...
77
Gambar 4.24 Tampilan layar menu bantuan peta … ..……………….……...
78
Gambar 4.25 Tampilan layar menu bantuan galeri ………………….……...
78
Gambar 4.26 Tampilan layar menu bantuan kalendar ……………….……...
79
Gambar 4.27 Tampilan layar menu bantuan saran ………………….……...
79
15
Gambar 4.28 Tampilan layar login untuk admin ………………….……...
80
Gambar 4.29 Tampilan layar utama untuk admin ….……………………...
80
Gambar 4.30 Tampilan layar maintenance data admin …………….……...
81
Gambar 4.31 Tampilan layar input data admin baru …..…………….……...
81
Gambar 4.32 Tampilan layar maintenance lokasi wisata ……….…………..
82
Gambar 4.33 Tampilan layar input data lokasi wisata baru…….…….……...
82
Gambar 4.34 Tampilan layar maintenance galeri ..………………….……...
83
Gambar 4.35 Tampilan layar input data galeri baru ………………….……... 83 Gambar 4.36 Tampilan layar maintenance kalendar ……...………….……... 84 Gambar 4.37 Tampilan layar input data kalendar baru …...………….……...
84
Gambar 4.38 Tampilan layar maintenance saran …………………….……...
16
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Garis besar deskripsi konsep aplikasi kios pariwisata …………… 56 Tabel 4.2 Admin …………………….…………………….………………...
66
Tabel 4.3 Kalender…………………….…………………….………………
67
Tabel 4.4 Galeri…………………….…………………….………………….
67
Tabel 4.5 Lokasi Wisata…………………….…………………….………....
68
Tabel 4.5 Lokasi Saran…………………….…………………….………....
69
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kode Program …………………….…………………….……..
L1
Lampiran 2. Antarmuka …………………….…………………….………... L2 Lampiran 3. Flowchart User …………………….…………………….…...
L3
Lampiran 4. Flowchart Admin …………………….…………………….….. L4 Lampiran 5. Storyboard …………………….…………………….………... L5 Lampiran 6. Hasil Pengumpulan Data
…………………...……………….
L6
Lampiran 7. Hasil Wawancara …………………….…………………….….
L7
Lampiran 8. Hasil Testing aplikasi infobox ....... ...........……………………
L8
18
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan.
1.1
Latar Balakang Pemerintah Indonesia telah berupaya meningkatkan pendapatan negara
baik migas maupun non-migas. Aspek non-migas di antaranya bidang pariwisata. Menurut Undang-Undang no.9 tahun 1990, pariwisata adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang kepariwisataan. Pariwisata yang ada di daerah merupakan salah satu sektor penting dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sektor ini tentunya perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan menjadi sebuah industri agar bisa membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan daerah. DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat meningkatkan potensi sumber daya alam bidang industri pariwisata agar dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan untuk memajukan industri kepariwisataan diperlukan promosi wisata dan pengembangan sistem informasi kepariwisataan. Beberapa cara promosi yang dapat dilakukan oleh pemerintah baik untuk wisatawan dalam negeri maupun mancanegara yang ada di wilayah Propinsi DKI Jakarta adalah menggunakan alat bantu seperti peta/atlas,
1
19
brosur pariwisata, Website dan Info Box (sebutan kios informasi pariwisata DKI Jakarta). Peta/atlas dan brosur pariwisata saat ini masih digunakan sebagai sarana informasi pariwisata yang paling sederhana, mudah dibaca, dan sudah dikenal masyarakat. Brosur tersebut hanya dapat menyajikan informasi obyek wisata ataupun fasilitas yang tersedia dalam bentuk tata letak lokasi. Pada saat ini, Info Box sudah mulai digunakan di berbagai tempat di propinsi DKI Jakarta, namun keberadaannya hanya 40 unit dan informasi yang disediakan masih dinilai kurang mencukupi. Walaupun demikian, Website dan Info Box cukup membantu wisatawan dalam mempersiapkan diri untuk menuju obyek wisata yang ada di sekitar propinsi DKI Jakarta. Sedangkan penggunaan media brosur masih dinilai kurang efektif dikarenakan untuk melakukan perubahan informasi secara berkala masih dilakukan secara manual dalam hal ini dengan mencetak brosur tersebut. Kemudian Website dan Info Box juga dinilai kurang lengkap untuk memperoleh informasi tentang pariwisata di Propinsi DKI Jakarta. Sedangkan untuk mengakses Website diperlukan adanya seperangkat komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Dari permasalahan tersebut peneliti mengusulkan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan InfoBox atau kios informasi kepariwisataan yang ada di Propinsi DKI Jakarta, serta peneliti memberikan suatu solusi untuk menangani permasalahan tersebut dengan cara memberikan suatu usulan pengembangan kios informasi kepariwisataan yang peneliti susun dalam tugas akhir yang berjudul
20
“PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA PROPINSI DKI JAKARTA”. Berikut merupakan beberapa alasan mengapa aplikasi kios informasi atau infobox pariwisata DKI jakarta perlu di kembangkan? a. Aplikasi infobox yang sudah ada belum terdapat sistem navigasi atau data peta yang dapat membantu wisatawan untuk menuju lokasi wisata. Kemudian belum terdapat menu bahasa indonesia, sehingga belum memenuhi kebutuhan untuk wisatawan lokal. b. Belum terdapat sistem basis data, yang dapat membantu staff dinas pariwisata untuk mengelola data pariwisata. c. Infomasi tentang pariwisata di DKI Jakarta di nilai masih kurang, terdapat menu-menu yang belum terisi informasi wisata.
21
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang peneliti lakukan maka masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Dari pihak wisatawan, yaitu bagaimana data spasial atau peta yang ada dapat diimplementasikan untuk pengembangan kios informasi pariwisata propinsi DKI Jakarta berbasis multimedia ini sehingga memudahkan wisatawan menuju lokasi wisata? 2. Dari pihak pengelola infobox, yaitu bagaimana memudahkan staff dinas pariwisata DKI Jakarta untuk mengelola data wisata pada kios informasi dengan memanfaatkan sistem basis data? 3. Bagaimana mengembangkan kios informasi yang sudah ada sehingga informasi yang ditampilkan bisa lebih lengkap / menarik bagi wisatawan?
1.3
Batasan Masalah Ada beberapa batasan yang dikemukakan dalam penelitian mengenai kios
informasi pariwisata ini, sehingga pembahasan dalam penelitian ini menjadi lebih fokus dan efektif, yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini fokus pada ruang lingkup dinas pariwisata DKI Jakarta 2. Aplikasi kios pariwisata menyediakan informasi multimedia tentang objek wisata dan lokasi yang mendukung bidang kepariwisataan pada propinsi DKI Jakarta.
22
3. Metodologi pengembangan sistem yang digunakan pada skripsi ini hanya fokus pada konsep, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, testing, dan distribusi. 4. Tidak membahas aplikasi dalam pembuatan gambar peta, peta di ambil dari situs www.jakarta-tourism.go.id. 5. Program yang peneliti rancang menggunakan Adobe Photoshop sebagai pengelola gambar, Swish Max 3.0 sebagai pengelola animasi, OpenLayer untuk menampilkan serta mengeluarkan data spasial, Macromedia
Dreamwever
sebagai
pengolah
HTML,
Dan
PhpMyAdmin dan Mysql untuk mengelola basis datanya.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi kios informasi pariwisata yang interaktif dan dapat diusulkan kepada suku dinas pariwisata DKI Jakarta sebagai pengembangan dari aplikasi kios informasi yang sudah ada.
2.
Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah propinsi DKI Jakarta Dinas Pariwisata yaitu dengan menerapkan aplikasi multimedia ini, sehingga dapat dengan mudah mengelola data pariwisata yang ada di propinsi DKI Jakarta
23
Sedangkan manfaat bagi umum atau masyarakat luas, yaitu dapat memberikan informasi mengenai lokasi wisata di propinsi DKI Jakarta yang akan dikunjungi.
1.5
Metode Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan adalah suatu studi pengamatan yang dilakukan secara langsung, diantaranya dengan cara: 1.
Wawancara (Interview) Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada pegawai kantor pemerintah daerah propinsi DKI Jakarta Dinas Pariwisata pada tanggal 21 Desember 2009, di kantor Dinas Pariwisata DKI Jakarta tentang kios informasi pariwisata.
2.
Observasi (Observation) Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan kios informasi pariwisata DKI Jakarta dan datang langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati InfoBox yang sudah ada.
i.
Studi Literatur (Library Research) Pengumpulan data dengan cara membaca atau mencari literatur-literatur baik berupa buku serta tulisan-tulisan dan membandingkan dengan penelitian yang sejenis.
24
1.6
Metode Pengembangan Sistem Dalam penelitian ini peneliti melakukan metode pengembangan kios
informasi yang terdiri atas enam tahap, yaitu konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing), dan distribusi (distribution)1.
1.7
Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab.
Adapun isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab
ini
mengemukakan
latar
belakang
penelitian,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah serta sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan dalam tiap sub bab. BAB II.
LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan secara garis besar tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau dasar dari penulisan skripsi, yaitu tentang teori sistem informasi geografi, multimedia dan pariwisata.
1
Luther, dalam http://www.ilmu-komputer.net/multimedia/tahapan-pengembangan-multimedia/, 7 november 2009, pukul 11.11.WIB
25
BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini dipaparkan metode yang digunakan dalam pencarian data maupun metode untuk pengembangan kios informasi pariwisata.
BAB IV
PENGEMBANGAN
KIOS
INFORMASI
PARIWISATA Membahas pengembangan kios informasi yang dibuat, disini lebih ditekankan pada pembahasan tentang konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing) dan distribusi (distribution). BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pengembangan kios informasi pariwisata propinsi DKI Jakarta berbasis multimedia.
26
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab dua ini diuraikan dasar teori baik yang bersifat umum maupun khusus yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu konsep dasar sistem informasi, sistem informasi
geografi, multimedia, serta konsep dasar
pariwisata. 2.1
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem Pada dasarnya sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berkaitan atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Seperti jika di dalam sistem terdapat elemen yang jika tidak dapat membantu dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut bukan merupakan bagian dari sistem. Seperti bola basket dengan sarung tinju bukan merupakan sebuah sistem karena tidak ada olahraga yang memadukan kedua peralatan tersebut. Menurut Poerwadarminta (1983), sistem adalah sekelompok bagian-bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja secara bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Dalam pengertiannya terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen dan elemennya.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melaksanakan suatu
9
27
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pendekatan sistem ini lebih menekankan pada urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neushel (dalam Jogiyanto, 1999) adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi. Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya definisi dari kata sistem dari dua kelompok pendekatan tersebut adalah benar dan tidak saling bertentangan yang membedakan adalah cara pendekatannya. Sistem yang baik harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan. Diantaranya adalah sebagai berikut : a.
Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
b.
Adanya hubungan diantara elemen sistem.
c.
Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting daripada elemen sistem.
d.
Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
Di dalam sebuah sistem terdapat beberapa elemen, berikut merupakan elemen yang membentuk sebuah sistem: a.
Tujuan.
b.
Masukan (Input).
c.
Keluaran (Output).
28
d.
Proses.
e.
mekanisme Pengendalian dan
f.
Umpan balik.
Untuk lebih jelasnya, sistem secara umum dapat di gambarkan pada Gambar 2.1.
Pelanggan
Input
Pesaing
Vendor
Output
Proses
Mekanisme Pengendalian
Tujuan
Pemerintah
Batas Sistem
Pemilik
Lingkungan
Gambar 2.1 Sistem Perusahaan dan Elemen-elemennya (Sumber: Kadir ,2003:55)
29
a.
Tujuan Setiap sistem memiliki tujuan (goal), entah itu hanya satu ataupun banyak tujuan. Dan tujuan inilah yang menjadi motivator untuk mengarahkan sistem. Tanpa tujuan sistem menjadi tidak terarah dan terkendali. Tentu saja, tujuan antara sistem yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
b.
Masukan (input) Masukan (input) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat berupa hal-hal berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, seperti bumbu, pada masakan, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya keluhan atau permintaan dari pelanggan).
c.
Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna. misalnya berupa informasi dan produk, tetapi bisa juga berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja pembuangan sampah atau limbah. pada pabrik kimia, proses dapat berupa pemanasan bahan mentah. Pada rumah sakit proses merupakan aktivitas untuk penyembuhan pasien.
d.
Keluaran (output) Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
30
Sedangkan pada sistem pencernaan manusia keluaran berupa kotoran manusia. e.
Mekanisme pengendalian dan umpan balik Mekanisme
pengendalian
(control
mechanism)
diwujudkan
dengan
menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan ataupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini sistem dikendalikan sedemikian rupa agar tidak keluar dari tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. f.
Batas (Boundary) Batas (boundary) adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem (lingkungan). batas sistem menetukan konfigurasi, ruang lingkup, atau bahkan kemampuan sistem, sebagai contoh tim sepak bola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.
g.
Lingkungan ( environment) Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar sistem. Lingkungan dapat mempengaruhi operasi sistem dalam hal ini berarti lingkungan dapat merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan sistem tentu saja dapat ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tentu saja harus dijaga demi kelangsungan hidup sistem.
31
2.1.2 Pengertian Data dan Informasi Data adalah fakta yang mewakili suatu objek yang dapat dicatat dan mempunyai arti yang bersifat implisit. Data dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, gambar, bunyi atau kombinasinya. Data merupakan input yang nantinya akan diproses dan menjadi keluaran berupa informasi atau data yang berguna. Sedangkan menurut McFadden, dkk (1999) informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Shanon dan Wheaver, dua orang insinyur listrik, melakukan secara matematis untuk mendefinisikan informasi (Kroenke, 1992). Menurut mereka, informasi adalah jumlah kepastian yang dikurangi ketika sebuah pesan diterima. Artinya, dengan adanya informasi, tingkat kepastian menjadi meningkat. Menurut Davis (1999), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Perpindahan atau Transformasi data menjadi informasi dapat digambarkan pada Gambar 2.2.
Data
Proses
Informasi
Gambar 2.2 Transformasi data menjadi informasi (Sumber: Kadir 2003:31)
32
Kualitas Informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus: a.
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan- kesalahan dan tidak bias menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
b.
Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
c.
Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap- tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut Robert A. Leitch & K.Roscoe Davis (dalam Jogiyanto,
1999)
adalah
suatu
sistem
dalam
suatu
organisasi
yang
mempertemukan kebutuhan pengelola transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Berikut merupakan berbagai macam pengertian sistem informasi: a.
“Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya”.
b.
“Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi”.
33
c.
“Sekumpulan
prosedur
manual
mengumpulkan/mengambil,
atau
terkomputerisasi
mengolah,
menyimpan
yang dan
menyebarkan informasi dalam mendukung pengambilan dan kendali keputusan”. d.
“Sekelompok orang, prosedur, input, output dan pengolahannya secara bersama-sama menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan bagi penggunanya”. Ada 4 operasi dasar dari sistem informasi yaitu mengumpulkan,
mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi. Informasi mungkin dikumpulkan dari lingkungan dalam atau luar dan memungkinkan didistribusikan ke dalam atau ke luar organisasi. Contoh sebuah sistem informasi penjualan: a.
Pengumpulan data transaksi dan faktur penjualan, transaksi pemesanan.
Penyimpanan data penjualan, konsumen dan supplier.
d.
Distribusi pelanggan, manajer penjualan dan pimpinan. Untuk lebih jelasnya tentang sistem informasi, berikut akan di
jelaskan mengenai komponen-komponen dari Sistem Informasi: a.
Perangkat keras komputer: CPU, storage, perangkat input/output, terminal untuk interaksi, media komunikasi data.
34
b.
Perangkat lunak komputer: perangkat lunak sistem (sistem operasi dan
utilitinya),
perangkat
lunak
umum
aplikasi
(bahasa
pemrograman), perangkat lunak aplikasi (aplikasi akuntansi dll). c.
Basis data: penyimpanan data pada media penyimpan komputer.
d.
Prosedur: langkah-langkah penggunaan sistem
e.
Personil untuk pengelolaan operasi (SDM), meliputi: 1.
Clerical Personnel (untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry = operator).
2.
First level manager: untuk mengelola pemrosesan data didukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah.
3.
Staff specialist: digunakan untuk analisis untuk perencanaan dan pelaporan.
4.
Management: untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus,
analisis
khusus,
laporan
khsusus,
pendukung
identifikasi masalah dan peluang. Aplikasi = program + prosedur pengoperasian. Sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi formal dan informal. Sistem informasi formal adalah sistem informasi yang memiliki prosedur dan kebijaksanaan tertulis dalam dokumen. contoh Undang-undang pajak penjualan. Sistem informasi informal adalah
35
sistem informasi yang memiliki prosedur dan kebijaksanaan tidak tertulis dalam dokumen, contoh pemberian diskon penjualan secara tidak terduga. Untuk pengembangan sebuah sistem informasi diperlukan struktur manajemen organisasi di antaranya: personil. struktur dasarnya, direktur sistem informasi, analis sistem, programmer, dan manajer komputer dan operasi.
2.2
Sistem Informasi Geografis
2.2.1 Definisi Sistem Informasi geografis Geografi adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Fenomena yang diamati merupakan dinamika perkembangan dan pembangunan wilayah yang ada dalam keseharian, misalnya informasi mengenai letak dan persebaran dari kejadian-kejadian alamiah maupun fenomena terdapatnya sumberdaya. Ketersediaan data yang bersifat geografi, dimana memiliki atribut keruangan, akan memudahkan banyak kepentingan. Sistem informasi geografis (Geographic Information System) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memilki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola, dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasikan menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga
36
memasukkan orang (yang membangun dan mengoperasikannya) dan data sebagai bagian dari sistem ini. Berikut ini akan dipaparkan beberapa definisi dari Sistem Informasi Geografis (SIG) yang peneliti kutip dari berbagai sumber. a.
Aronoff (1989) mendefinisikan SIG sebagai sebuah sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis.
b.
Subaryono (2005) mendefinisikan SIG sebagai suatu himpunan terpadu dari software, hardware, data, dan limeware (orang-orang yang bertanggung jawab dalam mendesain, mengimplementasikan, dan menggunakan SIG)
c.
Dan,
ESRI
(Environment
System
Research
Institute)
mendefinisikan SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien, untuk memperoleh, menyimpan,
meng-update,
memanipulasi,
menganalisis
dan
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Dalam implementasinya teknologi SIG juga digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumberdaya, perencanaan pembangunan kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG dapat membantu wisatawan untuk menentukan
37
rute perjalanan menuju lokasi wisata yang akan dikunjungi. Kemudian SIG juga dapat membantu perencana untuk secara tepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam. Aplikasi SIG yang baik yaitu apabila aplikasi tersebut dapat menjadi salah satu dari 5 (lima) pertanyaan dasar berikut : a.
Lokasi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai lokasi tertentu.
b.
Kondisi, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kondisi dari suatu lokasi.
c.
Tren, untuk melihat tren dari suatu keadaan.
d.
Pola, dapat dipergunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai gejala-gejala alam dan mempelajarinya.
e.
Pemodelan, dapat digunakan untuk menyimpan kondisi-kondisi tertentu dan mempergunakannya untuk memprediksi keadaan di masa yang akan datang maupun memperkirakan apa yang terjadi pada masa lalu.
2.2.2 Sumber Informasi Geografi Sumber informasi geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu: a.
Merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.
38
b.
Tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun secara berurut dan teratur.
c.
Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.
d.
Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji.
Selain memiliki ciri-ciri tersebut, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan ciri khas geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain. Karena geografi merupakan kajian ilmiah mengenai gejala alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, maka informasi geografi bersumber dari hasil penelitian.
2.2.3 Komponen-komponen dari SIG Seperti diperlihatkan oleh Gambar 2.3 berikut, komponen-komponen SIG saling memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan mengenai komponen tersebut: Software
Hardware
SIG
Data Geografis
Method Prosedur
People SDM
Gambar 2.3 Komponen Sistem Informasi Geografis Sumber: Riyanto, Prinali Eka Putra, Hendi Indelarko (2009:40)
39
a.
Perangkat keras komputer (hardware) Terdiri dari beberapa komponen, yaitu: CPU (Central Processing Unit), Memory (utama dan tambahan), Storage (alat penyimpanan data dan informasi), alat tambahan (peripherals), alat masukan (input device) seperti: keyboard, mouse, digitizers, pemindai (scanner), kamera digital, workstation fotogrametris digital. Alat keluaran (Output device) seperti monitor berwarna, printer, plotter, perekam film dan lainnya.
b.
Perangkat lunak Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai fungsi pemasukan data, manipulasi data, penyimpanan data, analisis data dan penayangan informasi geografis.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari software SIG, adalah: 1. Merupakan Database Management System (DBMS) 2. Memiliki fasilitas pemasukan dan manipulasi data geografis 3. Memiliki fasilitas untuk query, analisis dan visualisasi 4. Memiliki kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang dapat menyajikan hasil (penayangan atau printout) informasi berbasis geografi dan memudahkan untuk akses terhadap seluruh fasilitas yang ada.
40
c.
Data dan Informasi Geografis Data yang dapat diolah dalam SIG merupakan fakta-fakta permukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik referensi secara relatif dan referensi secara absolut dan disajikan dalam sebuah peta. 1.
Referensi relatif. Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Data ini sudah dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi geografis. Misalnya jumlah penduduk per kotamadya dikaitkan dengan data administrasi kotamadya.
2.
Referensi absolut. Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis (sudah memiliki kordinat tertentu di permukaan bumi).
Misalnya
data
titik
yang
diperoleh
dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System). d.
Sumber daya Manusia Sumberdaya manusia juga merupakan sistem analisis yang menerjemahkan masalah riil di permukaan bumi dengan bahasa SIG sehingga permasalahan dapat diidentifikasikan dan dicari solusinya.
e.
Methods (prosedur) Model dan teknik pemrosesan yang perlu dibuat untuk berbagai aplikasi Sistem Informasi.
41
2.2.4 Model Data dalam SIG Sumber-sumber data geografis (disebut juga data geospasial) diperoleh melalui beberapa cara, diantaranya dari: foto udara, peta kontur/DEM, Remote sensing, GPS, survei terestrial dan peta-peta yang tersedia (peta tematik). Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian, yaitu: Data Spasial dan Data Atribut/Tabular. berikut akan lebih dijelaskan mengenai Data-data geospasial pada Gambar 2.4.
Data Geospasial
Model Data Vektor
Non-topologi
Model Data Raster
Topologi
Data sederhana
Data tingkat tinggi
TIN Triangulated irregular Networrk
Regional
Dynamic segmentation Gambar 2.4 Klasifikasi Data Geospasial (Sumber: Riyanto dkk, 2009:44)
42
a.
Data spasial yaitu data yang menyimpan kenampakan-kenampakan permukaan
bumi,
seperti:
jalan,
sungai,
pemukiman,
jenis
penggunaan tanah, jenis tanah, dan lain-lain. Model data spasial dibedakan menjadi dua, yaitu: 1.
Model Data Vektor, diwakili oleh simbol-simbol atau yang selanjutnya dalam SIG dikenal dengan feature, seperti feature titik (point), feature garis(line), dan feature area (surface). Data-data tersebut tersimpan dalam komputer sebagai kordinat kartesius.
2.
Model data Raster, merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi disimpan dalam petak-petak bujursangkar (grid), yang membentuk sebuah bidang. Petakpetak bujursangkar itu disebut dengan pixel (picture element). Posisi sebuah pixel dinyatakan dengan baris ke m dan kolom ke-n. Data yang disimpan dalam format ini data hasil scanning, seperti gambar digital (citra dengan format BMP, JPG, PNG dan lain-lain), citra satelit digital (landsat, SPOT, dan lain-lain).
Dalam pembuatan aplikasi multimedia pariwisata DKI Jakarta peneliti memanfaatkan data spasial dengan model data raster, dengan format PNG. b. Data Atribut/Tabular yaitu data yang menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permukaan bumi tersebut. Misalnya, tanah yang
43
memiliki atribut tekstur, kedalaman, struktur, PH, dan lain-lain. Model data tabular tersimpan dalam bentuk baris (record) dan kolom (field).
2.3
Multimedia
2.3.1 Pengertian Multimedia Multimedia berasal dari dua kata yaitu multi dan media, multi berarti beberapa dan media berarti sarana atau alat. Kata multimedia sendiri sebenarnya sudah ada sebelum komputer seperti saat ini dan lebih banyak dipakai di dunia hiburan seperti pementasan teater multimedia yang sudah ada sejak lama yaitu satu bentuk pementasan teater yang didukung oleh banyak alat bantu seperti pengeras suara, lampu panggung, gambar bergerak pada latar dan sebagainya. Di dunia home electronics juga dikenal televisi digital multimedia yang artinya televisi tersebut dapat mendukung penggunaan banyak alat seperti menerima masukan dari cd player, game player dan lain sebagainya. Apabila dikaitkan dengan pemrosesan pada komputer, media dianggap sebagai alat untuk menampilkan teks, gambar, grafik, suara, musik, dan sebagainya. Komponen multimedia tersebut dapat diolah pada komputer. Sistem Multimedia yang dimaksud adalah suatu teknologi yang menggabungkan berbagai sumber media seperti teks, grafik, suara, animasi, video, dan sebagainya, yang disampaikan dan dikontrol oleh sistem komputer secara interaktif. Gabungan sistem tersebut bisa digambarkan pada Gambar 2.5.
44
Grafik
Teks
Animasi
Sistem Multimedia
Komputer interaktif
Audio
video
Gambar 2.5 Komponen Multimedia Sumber: Dony Ariyus (2009 : 2) 2.3.2 Ciri-ciri Sistem Komputer Multimedia Secara umum sistem komputer multimedia memiliki beberapa ciri sebagai berikut : a.
Berkemampuan menukar media apa saja dalam keadaan analog, seperti suara, musik, dan video, kebentuk digital dan sebaliknya.
b.
Berkemampuan mengontrol sistem multimedia serta bisa diatur oleh seorang user.
Selain itu, yang harus dimiliki juga ciri interaktif, yaitu user dapat melakukan akses ke data-data multimedia. Ciri tersebut menjadi pembeda antara video dengan televisi yang juga mengandung gabungan teks, suara, animasi, musik dan klip video. Ciri itu amat bermanfaat dalam beberapa aplikasi multimedia, seperti kios informasi pariwisata DKI jakarta yang peneliti rancang.
45
2.3.3 Sifat Penting Produk Multimedia Media ditampilkan melalui komputer dimana user bisa melihat, mendengar, saling berinteraksi dan mengontrol tampilan media tersebut. Tanpa sifat tersebut, produk yang ada bersifat Polymedia atau Mixed Media. Polimedia merupakan suatu media tanpa dikontrol oleh sistem komputer, tetapi terdiri dari gabungan beberapa bantuan media, seperti TV, radio, buku teks, dan sebagainya. Produk Multimedia haruslah memiliki hubungan yang membenarkan user untuk bergerak dari satu antarmuka ke antarmuka yang lain dan pada saat tertentu dibantu dari struktur dan keruangan tersendiri. Tanpa sifat tersebut, produk tersebut lebih menyerupai media berupa sebuah buku. Produk multimedia harus memiliki sifat navigasi (Navigation Tools), dimana navigasi merupakan ikon, tombol, “hot spot”, atau peralatan yang aktif. Aktif
disini
berarti
bahwa
ikon
ataupun
tombol
tersebut
berupaya
menghubungkan pengguna ke produk multimedia tersebut (contoh: halaman web).
2.3.4 Penerapan Teknologi Multimedia Beberapa contoh penerapan aplikasi multimedia adalah: a.
Internet Multimedia di internet siaran langsung dari ribuan stasiun radio, melihat animasi bagaimana cara kerja sesuatu dan melihat video.
46
b.
Presentasi Multimedia memungkinkan seorang presenter beralih dari overhead projector yang menampilkan gambar dan teks yang kaku kepada gambar bergerak, suara dan animasi untuk menghidupkan presentasi yang dibawakan.
c.
Kios Pengertian Kios bila diterjemahkan secara bebas adalah kios atau tempat untuk bertransaksi yang biasanya tempat orang-orang membeli minuman, makanan kecil maupun rokok. Mengapa disebut kios, karena merupakan tempat melayani transaksi atau sekedar mendapat informasi. Di manca negara, teknologi multi media dengan layar sentuh sudah merupakan hal yang biasa dilihat dan difungsikan sebagai alat untuk bertransaksi. Misalnya saja membeli tiket bis/kereta, membeli minuman ringan dan sebagainya.
d.
Tutorial Multimedia dengan cepat telah menjadi dasar pelatihan berbasiskan komputer, sebagai contoh perusahan menyediakan tutorial yang interaktif bagi karyawan baru untuk mempelajari prosedur-prosedur di perusahaan.
e.
Online Reference CD-ROM berbasiskan multimedia mulai menggantikan ensiklopedia baku, petunjuk penggunaan dan brosur tentang informasi produk.
47
Versi elektronik dari bahan referensi lebih mudah digunakan dan lebih ringan bila dibawa. f.
Publikasi Berbagai buku, majalah dan koran telah didistribusikan sebagai suatu publikasi multimedia dengan memanfaatkan CD-ROM dan internet. Halaman yang tercetak tidak akan pernah mampu manampilkan visualisasi gerakan dan suara.
2.3.5 Bidang yang Membutuhkan Multimedia Pada dasarnya, bidang yang membutuhkan multimedia sangatlah banyak. Secara umum, bidang tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian: a.
Perdagangan.
b.
Pemerintah.
c.
Hiburan.
d.
Penyiaran.
e.
Pendidikan.
Kelima kategori tersebut masih dibagi lagi menjadi subkategori, yang pada kenyataannya sangatlah banyak. Disini peneliti menggunakan aplikasi multimedia dalam bidang hiburan yaitu untuk pariwisata serta Pemerintah untuk mengelola data tentang kepariwisataan.
48
2.3.6
Siklus Hidup Pengembangan Multimedia Menurut
Luther (Hadi Soetopo,
2003:32) terdapat enam
tahap
pengembangan multimedia yaitu: a.
Konsep (concept) Pada bagian ini, analis sistem mendeskripsikan konsep secara garis besar aplikasi yang akan dibuat.
b.
Perancangan (design) Pada tahap ini, analisis sistem terlibat dengan user untuk merancang konsep yang menentukan keseluruhan pesan dan isi dari aplikasi yang akan dibuat.
c.
Pengumpulan Bahan (material collecting) Melakukan pengumpulan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan aplikasi.
d.
Pembuatan (assembly) Dalam tahap ini, komputer mulai digunakan secara penuh, untuk merancang sistem, dengan menggabungkan perancangan dan pengumpulan bahan yang telah dilakukan.
e.
Tes (testing) Pengetesan merupakan langkah setelah aplikasi multimedia selesai dirancang.
49
f.
Distribusi (distribution) Setelah aplikasi multimedia selesai dilakukan pengetesan dan sesuai dengan harapan user maka aplikasi siap didistribusikan atau di install.
Dari keterangan tersebut dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther (Sumber: Hadi Sutopo:2003)
2. 4
Pariwisata
2.4.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak , berkali kali, berputar – putar atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara garis besar, maka kita dapat menagartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ketempat yang lain. Undang – undang No. 9 tahun
50
1990 entang kepariwisataan, menyebutkan definisi dari wisata, wisatawan, kepariwisataan dan pariwisata, yaitu: a) Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara waktu, untuk menikmati objek wisata dan daya tarik wisata. b) Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha –usaha yang terkait didalamnya. c) Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk semua penyelenggaraan kegiatan pariwisata (Oka A. Yoeti, 2002 : 7 ) . Sedangkan Usaha pariwisata adalah Kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata dengan menyediakan atau mengusahakan obyek daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut. Selain batasan tersebut di atas, banyak defiisi lain yang dikemukakan oleh ahli pariwisata menurut : • Prof. Hunzieker dan Prof. K .Krapt (Oka A. Yoeti, 2002 : 8) Keseluruhan dari gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orangorang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiam tersebut tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas sementara tersebut. • Prof. Salah Wahab (Oka A. Yoeti, 2002 : 8) Suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang – orang dalam suatu negara itu sendiri atau luar
51
negeri, meliputi pendiaman orang – orang untuk sementara waktu dalam mencapai kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialami dimana ia peroleh tanpa bekerja tetap. Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa asensi dari pengertian pariwisata yang menjadi ciri – cirinya yaitu : a. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu b. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain. c. Perjalanan harus bertamasya dan berekreasi. d. Tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.
Usaha jasa pariwisata meliputi penyediaan jasa perencanaan, jasa pelayanan dan jasa penyelenggaraan pariwisata, antara lain: a. Jasa Biro Perjalanan Wisata. b. Jasa Pemandu Wisata. c. Jasa Impresariat. d. Jasa Informasi Pariwisata. e. Jasa Konvensi. Usaha sarana wisata meliputi kegiatan pembangunan, pengelolaan, dan penyediaan fasilitas, serta pelayanan yang diperlukan dalam penyelenggaraan pariwisata, antara lain: a. Hotel. b. Pondok Wisata. c. Restoran. d. Rumah Makan. e. Gedung Pertemuan Umum.
52
2.4.2 Perencanaan Pariwisata Di sini akan di jelaskan beberapa hal yang memiliki keterkaitan dengan sangat diperlukannya perencanaan pariwisata: a.
Fenomena pariwisata makin kompleks dari yang pernah terfikir sebelumnya.
b.
Pariwisata berdampak positif dan negatif.
c.
Pariwisata makin kompetitif dan promosi destinasi wisata makin gencar.
d.
Pariwisata bisa berakibat buruk pada sumberdaya alam dan budaya.
e.
Pariwisata mempengaruhi semua orang dalam komunitas tertentu dan semua yang terlibat dalam pariwisata perlu berpartisipasi dalam proses perencanaan pariwisata.
2.4.3 Kompleksitas Pada Sistem Pariwisata Kompleksitas dari sistem pariwisata yang begitu rumit dengan digabungkan dengan fungsi bisinis. Seperti telah dijelaskan diawal, salah satu peningkatan pariwisata yaitu meningkatkan Pandapatan Asli Daerah (PAD) dan di sini pariwisata terdapat dua fungsi bisnis yaitu B2B (Business to Business) misalnya saja pada penginapan dapat dijadikan untuk meningkatkan pendapatan dari penjualan makanan, karena dalam penginapan terdapat wisatawan yang juga membutuhkan makanan. Penginapan bisa disewakan dan makanan yang bisa dijual. Kemudian B2C (Buisness to Customer) misalnya penginapan yang
53
disewakan atas permintaan dari wisatawan sebagai customer yang berasal dari berbagai daerah. Untuk lebih jelasnya kompleksitas pada sistem pariwisata dapat digambarkan sebagai berikut pada Gambar 2.7.
PENYEDIA
MAKANAN
PERTUKARAN
ASOSIASI BISNIS
PERALATAN
PEMBERI
PENGINAPAN
DMO’S JALAN-JALAN
PELAYANAN
MAKAN
PERTUKARAN AGEN & PENYEDIA
DISTRIBUSI
PERUMAHAN
PENGECER
PASAR ELEKTRONIK
ACRA/KEJADIAN
PERUKARAN AGEN & KONSUMEN
AKHIR PEKAN
BISNIS
KELOMPOK
DMO’S
USIA
AKTIFITAS
MEDIA ELEKTRONIK
OLAH RAGA
B2B
PERMINTAAN
LIBURAN
TRANSPORTASI
PEMERINTAH
TUAN RUMAH
PERANTARA
ATRAKSI
PERABOTAN
MASYARAKAT
MEDIA ANTARA
INTERNASIONAL
SISWA
B2C TAMU
Gambar 2.7 Sistem Pariwisata Sumber:http://www.ar.itb.ac.id/wdp/wpcontent/uploads/2006/05/Konsepkonsep% 20Perencanaan%20Pariwisata.pdf
54
2.4.4 Media Promosi Pariwisata Berikut merupakan media promosi pariwisata yang banyak di gunakan oleh Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta : 1. Media brosur a. Guide To Jakarta
Gambar 2.8 Brosur Pariwisata Guide To Jakarta Penerbit Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009. b. Enjoy Jakarta Shopping More/Jakarta Shopping Guide
Gambar 2.9 Brosur Pariwisata Jakarta Shoping Guide Penerbit Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009.
55
c. Enjoy Jakarta Museums
Gambar 2.10 Brosur Pariwisata Enjoy Jakarta Museums Penerbit Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009
d. Jakarta Heritage
Gambar 2.11 Brosur Pariwisata Jakarta Heritage Penerbit Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009.
56
e. Media Website
Gambar 2.12 Halaman Website Pariwisata DKI Jakarta oleh Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009. f. Media Infobox
Gambar 2.13 Infobox Pariwisata DKI Jakarta oleh Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, tahun 2009.
57
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dan pengembangan aplikasi multimedia.
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di Kantor Pusat Pengembangan dan
Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta, yang beralamat di Jalan Kuningan Barat I No.1 Jakarta 12710. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan november 2009 sampai dengan bulan Januari 2010.
3.2
Tahap Metode Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, peneliti mendapatkan data-data yang
berhubungan dengan pengembangan kios pariwisata Propinsi DKI Jakarta yang berasal dari sumber-sumber sebagai berikut:
3.2.1
Studi Lapangan (Field Research) Di sini peneliti melakukan pengamatan secara langsung diantaranya
dengan cara :
40
58
a. Wawancara (Interview) Wawancara atau interview adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab sepihak.tehnik wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan aplikasi infobox. Rincian wawancara adalah sebagai berikut : 1. Tanggal
: 22 Desember 2009
2. Waktu
: 13.00 WIB
3.Tempat
: Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta
4. Narasumber
: Bapak Nana Sukarna, kepala bidang informasi infobox pariwisata DKI Jakarta dan Bapak Agus, Wisatawan Lokal.
Berikut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan dalam melakukan wawancara kepada pihak pengelola infobox : 1. Bagaimana Penilaian anda dengan adanya sistem pariwisata yang ada saat ini, khususnya untuk infobox? 2. Menurut anda apa saja kekurangan dari infobox yang sudah ada saat ini bagi wisatawan dan staff dinas pariwisata? 3. Menurut anda apakah perlu melakukan pengembangan aplikasi infobox demi mempermudah wisatawan untuk menuju lokasi wisata dan staff dinas pariwisata untuk mengelola data pariwisata ? 4. Menurut anda bagaimana jika aplikasi infobox di lengkapi dengan sistem navigasi atau peta dan basis data?
59
5. Apa syarat atau spesifikasi untuk dapat mengusulkan sistem pariwisata? Berikut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan dalam melakukan wawancara kepada wisatawan di DKI Jakarta : 1. Apakah anda sudah mengetahui infobox pariwisata untuk DKI Jakarta? 2. Bagaimana menurut anda tentang aplikasi infobox pariwisata untuk DKI Jakarta? 3. Menurut anda apa yang mendukung wisatawan untuk memperoleh informasi pariwisata dari infobox? 4. Menurut anda apakah informasi yang di sediakan pada infobox sudah cukup lengkap bagi wisatawan yang belum pernah berkunjung ke DKI Jakarta? Untuk lebih jelasnya tentang hasil dari wawancara dapat dilihat pada Lampiran 8. b.
Observasi Metode observasi dengan melakukan pengamatan atau peninjauan
terhadap Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Kemudian penulis mengumpulkan dan menelaah informasi tentang media promosi pariwisata yang di lakukan dinas pariwisata DKI Jakarta. Dalam pengumpulan data dan informasi dalam metode ini penulis dating ke kantor Pusat Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta. Dengan rincian sebagai berikut :
60
1. Waktu observasi : Tanggal
: 23 Desember 2009
Jam
: 09.00 – 14.00 WIB
2. Tempat observasi : Kantor Pusat Pengembangan dan Pelayanan informasi Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta 3. Hasil observasi
:
1. Mengetahui Keberadaan Brosur Pariwisata Di sini Peneliti mendapatkan brosur-brosur pariwisata sebagai arsip dari data-data pariwisata yang ada pada Propinsi DKI Jakarta. Brosur tersebut yaitu: Guide To Jakarta (petunjuk untuk seluruh lokasi wisata di DKI Jakarta), Jakarta Shopping Guide (Pusat Perbelanjaan yang ada di Propinsi DKI Jakarta), Enjoy Jakarta Museums (Lokasi Museum-museum di DKI Jakarta) dan Jakarta Heritage (kebudayaan asli Jakarta). 2. Mengetahui Info Box Di sini Peneliti mendapatkan informasi-informasi pariwisata DKI Jakarta yang tersedia di brosur, dengan ditampilkan pada info box atau komputer touchscreen yang sudah ada sebanyak 40 unit disebarkan pada tempat-tempat strategis di DKI Jakarta dan mengetahui data dan informasi yang disediakan pada infobox. Untuk lebih jelasnya informasi atau konten yang tersedia pada infobox saat ini dapat dilihat pada lampiran 9 dan lokasi penempatan infobox pada lampiran 10.
61
3. Mengetahui Web Pariwisata DKI Jakarta Di sini Peneliti cukup banyak mendapatkan Informasi mengenai pariwisata di Propinsi DKI Jakarta. Dengan membuka Web tentunya menggunakan koneksi internet: http://jakarta-tourism.go.id/.
3.2.2 Studi Literatur (Library Research) Penulis berhasil mendapatkan informasi tentang penelitian yang sudah dikerjakan sebelumnya berhubungan dengan penelitian ini. RANCANGAN SISTEM DINAMIS PADA PERANGKAT MOBILE UNTUK APLIKASI INFORMASI WISATA JAKARTA BERBASIS MULTIMEDIA NONLINIER Penelitian ini dikerjakan oleh Ali Huzaifi pada program sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta tahun 2010. Adapun kelebihan dari penelitian ini adalah : i. Aplikasi
yang
disediakan
dapat
diakses
melalui
perangkat mobile/handphone, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengakses aplikasi ini. ii. Memberikan aplikasi yang cukup dengan menambahkan fitur navigasi pada perangkat mobile/handphone. Adapun kekurangannya adalah: i.
Aplikasi yang dibuat harus di masukkan ke dalam perangkat handphone.
62
ii.
Untuk menjalankan aplikasi tersebut handphone harus memiliki
aplikasi
FlashLite
yang
tidak
semua
handphone mendukung FlashLite.
3.3
Metode Pengembangan Aplikasi Infobox Dalam kios pariwisata ini dilakukan tahapan pengembangan multimedia
menurut Luther (Hadi Sutopo:2003), yaitu pengembangan aplikasi multimedia dilakukan berdasarkan enam tahap, yakni konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing) dan distribusi (distribution) seperti pada Gambar 3.6 berikut.
Gambar 3.1 Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia menurut Luther (Hadi Sutopo,2003)
Berdasarkan
metode
pengembangan
diatas,
maka
dalam
pengembangan aplikasi infobox ini yang digunakan seperti pada Gambar 3.8
63
Tujuan
Konsep
Struktur Navigasi Rancangan Flowchart
Perancangan
Rancangan STD Rancangan Antarmuka Pengumpulan bahan (Data multimedia )
Pengumpulan Bahan
Kios Informasi pariwisata Dengan peta dan database
Pembuatan
Gambar 3.8 Metode Pengembangan Multimedia yang dig Pengujian kepada dosen pembimbing
Mengusulkan/demo aplikasi Kepada staff dinas pariwisata Propinsi DKI Jakarta
Pengujian
Distribusi
Evaluasi aplikasi
Gambar 3.2 Metode Pengembangan Infobox yang digunakan
64
3.3.1 Konsep (Concept) Tahap konsep yaitu menentukan tujuan, termasuk identifikasi pengguna, keinginan, jenis aplikasi (presentasi, interaktif dan lain-lain), tujuan aplikasi (informasi, hiburan, promosi, pelatihan, pendidikan dan lain-lain), spesifikasi umum. Dasar aturan untuk perancangan juga ditentukan pada tahap ini, seperti ukuran aplikasi, target dan lain-lain. Adapun tahap konsep yang peneliti lakukan adalah: 1. Menentukan tujuan, pada tahap ini ditentukan tujuan dari pembuatan aplikasi, serta wisatawan yang menggunakannya. 2. Berdasarkan identifikasi keinginan pada pihak yang bersangkutan dengan pembuatan aplikasi ini seperti hasil wawancara. Pihak yang bersangkutan adalah Dinas Pariwisata DKI Jakarta. 3. Deskripsi konsep aplikasi yang akan dibuat dengan menentukan jenis aplikasi (presentasi, interaktif dan lain-lain) dan spesifikasi umum (judul, pengunjung dan lain-lain).
3.3.2 Perancangan (Design) Maksud dari tahap perancangan (design) adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai aplikasi yang akan dibuat, serta gaya dan kebutuhan material untuk aplikasi tersebut. Spesifikasi yang akan dibuat berdasarkan pada langkah berikut:
3.3.3 Pengumpulan Bahan (Material Collecting) Pada
tahap
pengumpulan
bahan
(material
collecting)
pengumpulan bahan seperti layout, informasi mengenai
dilakukan
tempat-tempat
pariwisata, image, audio, pengambilan foto maupun video. Bahan-bahan diperoleh dari berbagai sumber seperti media internet, website www.jakartatourism.org. Kemudian peneliti juga mendapatkan bahan-bahan seperti gambar dan
animasi dari hasil pembuatan menggunakan software Adobe Photoshop CS 3 dan SWISH Max 3.0.
3.3.4 Pembuatan (Assembly) Tahap pembuatan (assembly) merupakan tahap dimana proyeksi perspektif denah dan seluruh obyek multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi yang telah ditentukan sebelumnya dalam storyboad, flowchart view, struktur navigasi atau diagram transisi berasal dari tahap desain. Pada tahap ini software yang digunakan adalah Adobe Photoshop, OpenLayer, Macromedia Dreamweaver, dan XAMPP.
66
3.3.5 Tes (Testing) Tahap tes (testing) dilakukan setelah selesai tahap pembuatan seluruh data. Fungsi dari pengetesan adalah memastikan bahwa hasil pembuatan aplikasi multimedia sesuai dengan yang direncanakan. Suatu hal yang juga harus diutamakan adalah aplikasi harus berjalan baik di lingkungan user. Dan juga persyaratan sistem harus bersahabat, dalam arti tidak dibutuhkan spesifikasi sistem yang tinggi, sehingga pengunjung merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi tersebut dan dapat menggunakannya sendiri. Pada tahap ini tes aplikasi akan dilakukan kepada pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Selain itu, peneliti juga akan melakukan testing aplikasi ini kepada Ibu Qurrotul Aini, MT. dan Bapak Ir.Bakri La Katjong, MT, M.Kom, selaku dosen pembimbing dan dosen Multimedia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan orang-orang yang ahli dalam bidang Multimedia untuk memperoleh jaminan bahwa program aplikasi terbebas dari kesalahan script.
3.3.6 Distribusi (Distribution) Pada tahap ini akan dilakukan implementasi serta evaluasi terhadap aplikasi multimedia dan setelah semuanya selesai, aplikasi ini akan di usulkan kepada dinas pariwisata propinsi DKI Jakarta. Beberapa tahap implementasi dan evaluasi yang penulisan lakukan adalah:
67
1. Spesifikasi perangkat keras dan lunak yang dibutuhkan untuk mengeksekusi aplikasi. 2. Cara pengoperasian aplikasi. 3. Menjelaskan tampilan. 4. Evaluasi aplikasi.
68
BAB IV PENGEMBANGAN KIOS INFORMASI PARIWISATA
Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan yang ada pada skripsi ini. Antara lain yaitu profil, identifikasi masalah, solusi dan pengembangan multimedia.
4.1
Profil Dinas Pariwisata DKI Jakarta Dinas Pariwisata DKI Jakarta merupakan salah satu perangkat kerja
Gubernur Propinsi DKI Jakarta yang memiliki ruang lingkup tugas berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 94 Tahun 2002. Dinas Pariwisata ini beralamat di jalan Kuningan Barat No. 1 Jakarta Selatan dengan nomor telepon 021-5250738, 021-5205455. Pada saat ini dijabat oleh Kepala Dinas Dr. Arie Budiman, M.Si. 4.1.2 Tugas dan Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta 1. Tugas Dinas Pariwisata DKI Jakarta Melaksanakan urusan kepariwisataan dan kebudayaan 2. Fungsi Dinas Pariwisata DKI Jakarta 1. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas pariwisata dan kebudayaan; 2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan kepariwisataan dan kebudayaan; 3. Penyelenggaraan urusan kepariwisataan dan kebudayaan; 4. Pembinaan dan pengembangan industri pariwisata dan budaya;
51
69
5. Pemberdayaan masyarakat kepariwisataan dan kebudayaan; 4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta ditunjukkan Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DKI Jakarta
4.2
Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam tahap ini terdapat analisa cara kerja sistem yang sedang berjalan,
analisa hasil wawancara, perumusan masalah, serta usulan pemecahan masalahannya
70
4.2.1 Cara Kerja Sistem yang Berjalan Selama ini, dalam membantu wisatawan, pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta menyediakan infobox yaitu aplikasi multimedia pariwisata berbasis touchscreen. Di dalam penyajiannya ketika wisatawan mulai untuk mengakses, Terdapat 7 menu berbahasa inggris : video gallery, place to stay, where to go, travelling, event calendar, pdf, photo. 1. Pada menu video gallery hanya terdapat video tentang Taman mini Indonesia indah, untuk lokasi wisata lainnya belum terisi. 2. Pada menu place to stay terdapat gambaran berbagai hotel yang tersedia di DKI Jakarta, namun informasi yang disediakan masih terbatas. Baru beberapa hotel yang masuk ke dalam menu ini. 3. Pada menu where to go belum terdapat informasi apapun/masih kosong. 4. Pada menu travelling belum terdapat informasi apapun/masih kosong. 5. Pada menu calendar event sudah terisi dengan baik. 6. Pada menu photo hanya sebagian kecil Photo yang dapat ditampilkan 7. Pada menu pdf belum terdapat informasi apapun/masih kosong
Di sini masih terdapat beberapa kekurangan diantaranya yaitu belum terdapatnya sistem navigasi/peta wisata untuk membantu wisatawan menuju objek wisata, informasi mengenai pariwisata juga di nilai masih kurang karena masih terdapat menu-menu yang belum terisi informasi wisata, dan belum terdapatnya basis data dalam aplikasi tersebut yang dapat mempersulit staff dinas pariwisata dalam mengelola, hal itu juga menyebabkan sulitnya staff dinas pariwisata untuk meng-update data tentang parisata yang ada di DKI Jakarta.
71
Pada sistem promosi pariwisata yang sedang berjalan terdapat berbagai macam cara untuk mempromosikan pariwisata yang ada di DKI Jakarta. Diantaranya adalah melalui media brosur, infobox dan website. Namun dalam penelitian ini hanya fokus pada infobox
4.2.2 Analisis Hasil Wawancara Dari lima pertanyaan yang peneliti ajukan kepada pihak pengelola infobox dan wisatawan, dapat di simpulkan bahwa perlu adanya pengembangan dari aplikasi infobox. Hal ini bertujuan, agar wisatawan bias lebih tertarik untuk melakukan wisata di DKI Jakarta jika informasi yang diberikan sudah cukup lengkap dan terdapatnya sistem navigasi yang dapat membantu wisatawan untuk menuju lokasi wisata. Kemudian selain itu pihak pengelola infobox juga dapat dengan mudah mengelola data pariwisata untuk selalu meng-update data pariwisara dengan menambahkan fitur basis data pada infobox.
4.2.3 Perumusan Masalah pada infobox Berikut merupakan permasalahan yang ada pada infobox pariwisata DKI Jakarta : 1. Informasi yang di sediakan pada infobox masih kurang, karena terdapat menu-menu yang belum terisi informasi mengenai wisata di DKI Jakarta 2. Belum terdapatnya sistem navigasi/peta untuk membantu wisatawan menuju lokasi wisata. 3. Belum terdapatnya sistem basis data yang dapat memudahkan staff dinas pariwisata dalam mengelola informasi pariwisata yang ada di DKI Jakarta.
72
4.2.4 Usulan Pemecahan Masalah Dari ketiga masalh tersebut peneliti mengusulkan untuk memecahkannya, dengan mengembangkan aplikasi infobox/kios informasi pariwisata dengan cara :
4.3
1.
Melengkapi data pariwisata yang ada di DKI Jakarta pada infobox
2.
Menyediakan sistem navigasi/peta pariwisata DKI Jakarta pada Infobox
3.
Menyediakan sistem basis data pada Infobox
Pengembangan Multimedia Untuk
pengembangan
aplikasi
ini,
peneliti
telah
melakukannya
berdasarkan enam tahap pengembangan multimedia menurut Luther (Ariesto Hadi Soetopo:2003) yaitu konsep (concept), perancangan (design), pengumpulan bahan (material collecting), pembuatan (assembly), tes (testing), dan distribusi (distribution).
4.3.1 Deskripsi Konsep Kios Informasi Pariwisata Berbasis Multimedia ini termasuk jenis aplikasi interaktif, yang digunakan oleh pengunjung sebagai sarana informasi yang dipercaya. Pengunjung dapat mencari lokasi-lokasi pariwisata dengan efisien ataupun fasilitas-fasilitas umum dan hiburan. Berikut adalah Tabel 4.1 yang menampilkan garis besar deskripsi konsep dari aplikasi kios informasi pariwisata: 1.
Judul
:
Aplikasi Kios Infomasi Pariwisata Berbasis Multimedia pada Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta
2.
Jenis Aplikasi :
Media informasi interaktif dalam kios informasi.
73
3.
Audiensi
:
Penduduk, Wisatawan dan pengelola lokasi wisata di daerah Jakarta.
4.
Gambar
:
Menggunakan file berformat jpg, gif, png, dan swf dengan software Adobe Photoshop CS3 dan Macromedia Dreamweaver.
5.
Video
:
Menggunakan pengantar wisata dan sebuah iklan pariwisata DKI Jakarta yang berasal dari situs www.jakarta-tourism.go.id.
6.
Animasi
:
Animasi pada teks dan gambar yang dibuat sendiri menggunakan software SwishMax 3.0 dan berasal dari beberapa sumber di Internet
7.
Interaktif
:
Menggunakan tombol navigasi.
Tabel 4.1 Garis besar deskripsi konsep aplikasi kios pariwisata
4.3.2 Perancangan Pada tahap perancangan akan dibuat storyboard yang menggambarkan tampilan dari setiap scene. Karena aplikasi yang akan dibuat tidak sederhana, maka diperlukan struktur navigasi yang dapat digunakan untuk menentukan link dari halaman ke halaman lainnya. 1.
Storyboard Rancangan storyboard yang peneliti buat dalam rancangan kios pariwisata berbasis
multimedia pada DKI Jakarta terdiri atas: Storyboard Halaman Utama. Storyboard Wisata. Storyboard Peta.
74
Storyboard Galeri. Storyboard Kalender. Storyboard Bantuan. Selanjutnya untuk Storyboard Halaman Utama dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan untuk stroyboard berikutnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Halaman
: Halaman Utama Clock
Nama File : index.php Gambar
Clock
Kalender Saran Home Wisata Galeri Peta Kalender Home Wisata Peta Galeri
Logo
DKI Logo DKI
Animasi Animasi
: main-bg.gif
Logo pariwisata jakarta
Video
: iklan-semua.swf
TEKS
TEKS Video
Logo enjoy Jakarta
clock.swf Teks
Footer
: verdana Navigasi
Halaman Utama
: Untuk masuk ke halaman halaman utama.
Wisata
: Untuk masuk ke halaman wisata.
Peta
: Untuk masuk ke halaman peta.
Galeri
: Untuk masuk ke halaman galeri.
Kalender
: Untuk masuk ke halaman kalender.
Bantuan
: Untuk masuk ke halaman bantuan.
75
Gambar 4.2 Storyboard Halaman Utama 2.
Struktur Navigasi Struktur navigasi ini menunjukkan alur pada aplikasi kios informasi
pariwisata, secara diagramatis struktur navigasi diperlihatkan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Struktur Navigasi Kios Informasi Pariwisata 3.
Flowchart Peneliti membedakan flowchart dari sisi admin dan user, flowchart dari
sisi admin terdiri atas flowchart Halaman Admin, User, Wisata, Galeri dan Kalender. Sedangkan flowchart dari sisi user terdiri atas flowchart Halaman Utama, Peta, Wisata, Galeri, Kalender dan Bantuan.
76
1. Admin
Keterangan: U : Halaman User W: Halaman Wisata J : Halaman Galeri K : Halaman Kalender S : Halaman Saran
S
Gambar 4.4 Flowchart Halaman Utama Admin
77
Flowchart pada Gambar 4.4 di atas menjelaskan tentang halaman admin dan untuk flowchart admin untuk wisata, galeri, dan kalender dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 4. 2. User
S
Keterangan: A : Halaman Wisata B : Halaman Peta C : Halaman Galeri D : Halaman Kalender S : Halaman Saran E : Halaman Bantuan
Gambar 4.5 Flowchart Halaman Utama User
78
Flowchart pada Gambar 4.5 menjelaskan tentang halaman utama user dan untuk flowchart wisata, peta, galeri, kalender dan bantuan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 4.
4.
State Transition Diagram (STD) Pada kios informasi pariwisata berbasis multimedia pada DKI Jakarta ini
terdiri atas 6 STD salah satunya seperti Gambar 4.6 STD Halaman Utama, STD Wisata, STD Kalender, STD Peta, STD Galeri dan STD Saran.
Gambar 4.6 Rancangan STD Halaman Utama
79
1. STD Peta
Gambar 4.7 Rancangan STD Halaman Peta 2. STD Galeri
80
Gambar 4.8 Rancangan STD Galeri 3. STD Kalender
Gambar 4.9 Rancangan STD Halaman Kalender 4. STD Wisata
Gambar 4.10 Rancangan STD Halaman Wisata
81
5.
Spesifikasi Database a. Desain proses Desain proses yaitu perancangan proses-proses yang terjadi dalam
pengembangan aplikasi pengembangan kios informasi pariwisata Propinsi DKI Jakarta. Desain Proses ini menggunakan tools ERD ( Entity Relationship Diagram) dengan spesifikasi database : saran nama
ID email
Saran M Memfilter
M M
Kalendar acara
M Mengelola
Admin
end
pasword
M
M
Mengelola
Id Admin
ID cal
Tempat
M
username
Wisata deskrip
kordinat
gambar
ID wisata
Mengelola
nama
Start M
Galeri deskrip nama
ID Gal gambar
82
Gambar 4.11 ERD Kios Informasi Pariwisata
Hubungan antar infobox dengan entity-entity nya yaitu: 1. Infobox dengan entity Kalender hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak calendar even 2. Infobox dengan entity Wisata hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak Lokasi wisata 3. Infobox dengan entity galeri hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak Galeri 4. Infobox dengan entity Saran hubungannya one to many, jadi infobox mempunyai banyak Saran dari wisatawan b. Gambar LRS ( Logical Record Structured ) Saran * IdEmail Nama Saran Dicek_oleh Tanggal_cek
Admin Galeri * IdGaleri Nama Deskripsi Gambar Tanggal_dibuat Terakhir_diedit_oleh Terakhir_edit_tanggal
* IdAdmin
Wisata
Username
* IdTour
Password
Nama Deskripsi
Kalender
Gambar
* IdCalendar
Kordinat
Nama
Tanggal_dibuat
Tempat
Terakhir_diedit_oleh
Start
Terakhir_edit_tanggal 83
End Tanggal_dibuat
Gambar 4.12 LRS kios informasi pariwisata c. Tabel Spesifikasi Database Pada spesifikasi database untuk aplikasi kios informasi pariwisata ini digunakan untuk membangun atau membuat tipe data, field dan ukuran. 1. Tabel Admin Nama Tabel
: admin
Type File
: Master
Primary Key
: iduser
Foreign Key
:-
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Keterangan
IdAdmin
Interger
3
ID admin
Name
Varchar
15
Username admin
Pass
Varchar
15
Password admin
Tabel 4.2 Admin
2. Tabel Kalender Nama Tabel
: kalendar
84
Type File
: Master
Primary Key
: idcal
Foreign Key
:-
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Idcal
Interger
3
ID calendar
Nama
Varchar
100
Nama acara
Tempat
Varchar
100
Tempat acara
End
Date
-
Akhir tanggal
Start
Date
-
Mulai tanggal
Int
3
Id Admin
Date
-
Tanggal edit
Terakhir_diedit_oleh Terakhir_diedit_tanggal
Keterangan
Tabel 4.3 Kalender 3. Tabel Galeri Nama Tabel
: gallery
Type File
: Master
Primary Key
: idgallery
Foreign Key
:-
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Idgallery
Interger
3
ID gallery
Nama
Varchar
50
Nama gambar
Int
3
Id Admin
Date
-
Tanggal edit
Varchar
500
Terakhir_diedit_oleh Terakhir_diedit_tanggal Desk
Keterangan
Deskripsi gambar
85
Gambar
Varchar
32
File gambar
Tabel 4.4 Galeri 4. Tabel Wisata Nama Tabel
: tour
Type File
: Master
Primary Key
: idtour
Foreign Key
:-
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
Idtour
Interger
3
ID tour
Nama
Varchar
50
Nama gambar
Desk
Varchar
500
Deskripsi gambar
Gambar
Varchar
32
File gambar
Kordinat
Varchar
800
Dari googleMaps
Int
3
Id Admin
Date
-
Tanggal edit
Terakhir_diedit_oleh Terakhir_diedit_tanggal
Keterangan
Tabel 4.5 Lokasi Wisata 1. Tabel Saran Nama Tabel
: Saran
Type File
: Master
Primary Key
: idemail
Foreign Key
:-
86
Nama Field
Tipe Data
Ukuran
IdEmail
Interger
50
ID email
Nama
Varchar
50
Nama user
Saran
Varchar
500
Saran
Int
3
Id Admin
Date
-
Tanggal edit
Terakhir_diedit_oleh Terakhir_diedit_tanggal
Keterangan
Tabel 4.6 Saran
6. Antarmuka (User Interface) Pada rancangan antarmuka yang ingin ditampilkan dalam aplikasi kios informasi pariwisata berbasis multimedia pada DKI Jakarta ini disesuaikan dengan kebutuhan. Pada kios informasi ini peneliti menyederhanakan setiap halaman yang ada dengan cara meminimalkan penggunaan tombol, hal ini dimaksudkan agar para wisatawan yang belum terbiasa menggunakan komputer tidak terlalu kesulitan untuk menggunakan aplikasi kios informasi ini. Pada rancangan antarmuka aplikasi kios pariwisata ada dua rancangan antarmuka yaitu rancangan antarmuka untuk user dan rancangan antarmuka untuk halaman admin. Gambar 4.7 adalah gambar rancangan antarmuka untuk user pada halaman utama dan untuk rancangan antarmuka halaman admin terdapat di Lampiran 3.
87
Clock
Home
Wisata
Galeri
Peta
Kalender
Saran
Logo DKI
Animasi
Logo pariwisata jakarta TEKS
Video Logo enjoy Jakarta
Footer
Gambar 4.13 Rancangan Tampilan Halaman Utama Aplikasi kios informasi Pariwisata Pada DKI Jakarta.
5.4.3. Pengumpulan Bahan Pada tahap ini merupakan tahap pengumpulan bahan berupa file-file gambar, foto, teks, suara, video, dan animasi. Pada tahap ini juga dilakukan pengolahan terhadap file-file yang telah dikumpulkan. Pengumpulan bahan-bahan berupa file-file berupa teks, gambar, foto, suara, animasi, dan video dengan beberapa proses yaitu : a. Pengambilan data berupa gambar, teks, video, dan peta dari website www.jakarta-torism.go.id dengan menggunakan perangkat lunak Internet Download Manage dan informasi tata letak lokasi dari kordinat pada google maps.
88
b. Pengambilan foto-foto tentang informasi-informasi wisata yang ada pada infobox, sebagai acuan untuk mengembangkan aplikasi infobox agar lebih baik lagi 0 ( lihat lampiran 9 ). c. Pengambilan data-data tentang lokasi-lokasi penempatan infobox yang sudah di tetapkan oleh dinas pariwisata DKI Jakarta. ( lihat lampiran 9) d. Pembuatan beberapa data gambar dan teks dengan menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS3. Dan pembuatan stiky (animasi tulisan berjalan) dengan menggunakan aplikasi Swish max 3.0 ( lihat lampiran 10) e. Pengambilan kumpulan brosur-brosur pariwisata di DKI Jakarta yang sebagian informasi dari brosur di masukkan ke aplikasi infobox.
4.4.4
Pembuatan Aplikasi Pada pembuatan aplikasi peta, gambar yang diperoleh berasal dari website
www.jakarta-tourism.org dan untuk membuatnya menjadi peta interaktif peneliti menggunakan OpenLayer. Sehingga berbentuk menjadi seperti Gambar 4.11.
89
Gambar 4.14 Hasil Peta Spasial Pariwisata DKI Jakarta Pada database aplikasi kios informasi ini terdapat tujuh tabel, Sedangkan untuk pembuatan database-nya menggunakan phpMyAdmin. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.12 di bawah ini.
90
Gambar 4.15 Pembuatan database menggunakan phpMyAdmin.
4.4.5 Pengujian Aplikasi Pada tahap ini dilakukan pengujian (testing) terhadap aplikasi yang telah dibuat. Pengujian aplikasi kios informasi pariwisata dilakukan pengujiannya oleh staf bidang pelayanan dan informasi yaitu Ibu Attin yang berguna untuk mengetahui apakah aplikasi ini sudah sesuai dengan harapan pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Selanjutnya aplikasi ini dipresentasikan kepada wisatawan agar diketahui apakah aplikasi ini sudah sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Selain itu, pengujian aplikasi ini juga akan diperlihatkan kepada Ibu Qurrotul Aini, MT . dan Bapak Ir.Bakri La Katjong, MT, M.Kom. selaku dosen pembimbing dan dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.
Pengujian atau testing dari aplikasi infobox ini menggunakan tehnik whitebox testing untuk itu pengujian berfokus pada struktur control program, untuk memastikan bahwa semua statement pada program telah di eksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan semua kondisi logis telah di uji. Untuk hasil testing dapat di lihat pada lampiran 8. Sebagai standar pengetesan program, dilakukan pengetesan terhadap aplikasi untuk memastikan apakah hasilnya seperti yang diinginkan dan dapat berjalan dengan baik ketika dijalankan dengan spesifikasi minimum dari komputer pengguna. Berikut ini adalah spesifikasi minimum yang digunakan untuk pengetesan aplikasi, yaitu :
•
AMD sempron 1.04 GHz.
•
Memory RAM 512 MB.
•
Monitor resolusi 1024 x 768 pixels.
91
•
Keyboard dan mouse.
•
Sound card dan speaker active.
•
Sisa kapasitas hard disk 150 MB.
2. Tampilan Layar Aplikasi Kios Informasi Pada sub bab ini akan ditampilkan tampilan layar aplikasi kios informasi yang telah dibuat.
1. Layar Utama
Gambar 4.16 Tampilan layar menu utama infobox. Pada layar utama ini merupakan tampilan yang menampilkan animasi selamat datang, jam yang menunjukkan waktu di Jakarta, Profil dan logo Dinas Pariwisata DKI Jakarta, stiky / event yang akan diselenggarakan, disertai menumenu pilihan bagi pengguna aplikasi kios informasi.
92
2. Halaman Wisata
Gambar 4.17 Tampilan layar menu halaman wisata. 3. Halaman Peta
L1
93
Gambar 4.18 Tampilan layar menu halaman peta. 4. Halaman Galeri
Gambar 4.19 Tampilan layar menu halaman galeri 5. Halaman Kalender
94
Gambar 4.20 Tampilan layar menu halaman kalendar. 6. Halaman Saran
Gambar 4.21 Tampilan layar menu halaman saran. 7. Halaman bantuan Beranda
95
Gambar 4.22 Tampilan layar menu bantuan beranda. 8. Halaman Bantuan Lokasi Wisata
Gambar 4.23 Tampilan layar menu bantuan wisata
96
9. Halaman Bantuan Peta Jakarta
Gambar 4.24 Tampilan layar menu bantuan peta 10. Halaman Bantuan pada Galeri
Gambar 4.25 Tampilan layar menu bantuan galeri
97
11. Halaman Bantuan pada kalender even
Gambar 4.26 Tampilan layar menu bantuan kalendar 12. Halaman Bantuan pada Saran
Gambar 4.27 Tampilan layar menu bantuan saran
98
13. Tampilan Halaman login untuk admin
Gambar 4.28 Tampilan layar login untuk admin
14. Halaman utama maintenance kios informasi pariwisata
Gambar 4.29 Tampilan layar utama untuk admin
99
15. Halaman maintenance data admin
Gambar 4.30 Tampilan layar maintenance data admin
16. Halaman input data admin baru
100
Gambar 4.31 Tampilan layar input data admin baru 17. Halaman maintenance tour
Gambar 4.32 Tampilan layar maintenance lokasi wisata 18. Halaman input data lokasi wisata baru
101
Gambar 4.33 Tampilan layar input data lokasi wisata baru 19. Halaman maintenance galeri
Gambar 4.34 Tampilan layar maintenance galeri
20. Halaman input galeri baru
102
Gambar 4.35 Tampilan layar input data galeri baru 21. Halaman maintenance kalender
Gambar 4.36 Tampilan layar maintenance kalendar 22. Halaman untuk input kalender even baru
103
Gambar 4.37 Tampilan layar input data kalendar baru 23. Halaman untuk maintenance saran dari wisatawan
Gambar 4.38 Tampilan layar maintenance saran 4.4.6 Distribusi Aplikasi
104
a. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Program ini akan berjalan dengan baik dengan persyaratan perangkat keras (hardware) yang peneliti sarankan, yaitu : 1. Intel Core 2 Duo 2.00 GHz berfungsi untuk proses kinerja sistem komputer di dalam pengembangan program. 2. Memory RAM 2 GB berfungsi untuk proses mempercepat kinerja aplikasi program. 3. Monitor Toucschreebn resolusi 1024 x 768 pixels berfungsi untuk memperjelas tampilan pada layar monitor. 4. Sound card
dan speaker active berfungsi sebagai alat output
aplikasi program yang dijalankan. 5. Sisa kapasitas hard disk 250 MB berfungsi sebagai media penyimpanan untuk aplikasi kios informasi pariwisata berbasis multimedia DKI Jakarta.
b.
Spesifikasi Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dibutuhkan oleh pengguna untuk menjalankan
aplikasi kios informasi pariwisata ini adalah Sistem Operasi Microsoft Windows Server 2003, XP, Vista, dan windows 7 ultimate.
105
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang penutup yang ada pada skripsi ini. Antara lain yaitu kesimpulan dan saran. 5.1
Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan yang peneliti nyatakan: 1. Kios informasi pariwisata ini menghasilkan informasi kepariwisataan yang di lengkapi dengan sistem navigasi/peta sehingga memudahkan wisatawan untuk menuju lokasi wisata, dan terdapatnya fitur bahasa indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan lokal . 2. Kios informasi pariwisata yang diimplementasikan dalam jaringan ini dilengkapi dengan adanya fitur basis data yang dapat memudahkan staff dinas pariwisata untuk mengelola data wisata. 3. Aplikasi kios informasi dikembangkan berdasarkan aplikasi yang sudah ada, dengan melengkapi informasi yang belum ada pada aplikasi yang dibuat sebelumnya.
87
106
5.2
Saran Berikut adalah saran meneliti bagi pembaca: 1. Belum terdapat informasi yang berkaitan dengan angkutan umum untuk menuju lokasi wisata, yang mungkin nanti dapat menjadi bahan pengembangan aplikasi infobox di masa yang akan datang. 2. Untuk ukuran jarak pada menu peta di nilai masih kurang tepat, hal ini di karenakan ukuran jarak di hitung berdasarkan pixel gambar pada peta. 3. Fitur pemakaian 2 bahasa yang belum lengkap pada kios informasi pariwisata, meskipun pada menu-menu utamanya sudah lebih baik.
107
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi Yogyakarta, 2003 Azhar Susanto, Sistem Informasi Manajemen : Proses dan Pengembangannya, Lingga Jaya Bandung, 2003 Baba Barus, U.S. Wiradisastra, Sistem Informasi Geografi, penerbit Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 1996 Dony Ariyus, Keamanan Multimedia, Penerbit Andi Yogyakarta, 2009 Edhy Sutanta, Pengantar Tekonologi Informasi, edisi pertama, penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta 2005 Nazir, Muhamad. 2003. Metode Penelitian. Ghaira Indonesia, Jakarta. Riyanto, Prinali Eka Putra, Hendi Indelarko, Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Penerbit Gava Media Yogyakarta, 2009 Sutopo, A. H. 2003, Multimedia Interaktif Dengan Flash. Penerbit Graha Ilmu, Jakarta: 201 hal. Vaughan, Tay. 2006. Multimedia Making It Work edisi 6. ANDI, Yogyakarta. Whiten, Jefrey, Bentley, Lonnie D., and Dittman, Kevin C., 2004, Metode Desain dan Analisis Sistem, Edisi 6, terjemahan tim penerbit ANDI.
89
108
90
B. Internet http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/Sistem%20Informasi%20Berbasis% 20Multimedia.doc, 12 Desember 09, Pukul 09:00 WIB http://ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2009/07/juhaerimultimedia_bagian2.pdf 31 Oktober 2009, Pukul 21.30 WIB Http://pariwisata.cilacapkab.go.id/, 7 November 2009, Pukul 11:11 WIB http://trukiosk.blogspot.com/, 11 Oktober 2009, Pukul 06:00 WIB http://www.ar.itb.ac.id/wdp/wpcontent/uploads/2006/05/Konsepkonsep%20Peren can aan%20Pariwisata.pdf, 31/10/2009 21.30
109
LAMPIRAN 1. TAMPILAN PROGRAM
1. Halaman Home
2. Halaman Wisata
L1
110
3. Halaman Peta
4. Halaman Galeri
111
5. Halaman Kalender
6. Halaman Saran
112
7. Halaman bantuan Beranda
8. Halaman Bantuan Lokasi Wisata
113
9. Halaman Bantuan Peta Jakarta
10. Halaman Bantuan pada Galeri
114
11. Halaman Bantuan pada kalender even
12. Halaman Bantuan pada Saran
115
13. Tampilan Halaman login untuk admin
14. Halaman utama maintenance kios informasi pariwisata
15. Halaman maintenance data admin
116
16. Halaman input data admin baru
17. Halaman maintenance tour
117
18. Halaman input data tour location baru
19. Halaman maintenance gallery
118
20. Halaman input gallery baru
21. Halaman maintenance kalender even
119
22. Halaman untuk input kalender even baru
23. Halaman untuk maintenance saran dari wisatawan
<strong>Jakarta International Java Jazz Festival is Back in Town <strong><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: larger;">on March 5th, 6th, and March 7th 2010
<script type="text/javascript"> $(document).ready(function(){ /* This code is executed after the DOM has been completely loaded */ /* Changing thedefault easing effect - will affect the slideUp/slideDown methods: */ $.easing.def = "easeOutBounce"; /* Binding a click event handler to the links: */ $(' li.button a' ).click(function(e){ /* Finding the drop down list that corresponds to the current section: */ var dropDown = $(this).parent().next(); /* Closing all other drop down sections, except the current one */ $(' .dropdown' ).not(dropDown).slideUp(' slow' ); dropDown.slideToggle(' slow' ); /* Preventing the default event (which would be to navigate the browser to the link' s address) */ e.preventDefault(); }) });
: Untuk menampilkan yang telah selesai anda input.
146
LAMPIRAN 6. HASIL PENGUMPULAN DATA
7. Infobox Pariwisata DKI Jakarta
8. Antarmuka Infobox halaman index
L6
147
9. Antarmuka Infobox halaman Place to stay
10. Antarmuka Video Gallery
148
11. Antarmuka Travelling
12. Antarmuka Where to Go
149
13. Antarmuka Calendar Event
14. Antarmuka PDF Belum ada 15. Antarmuka Photos
150
1. Pembuatan banner animasi dengan SWISH Max 3.0
2. Melakukan editing gambar pada software Photoshop CS 3
151
152
LAMPIRAN 7. HASIL WAWANCARA
1. Bagaimana Penilaian anda dengan adanya sistem pariwisata yang ada saat ini? Jawab: Infobox yang di gunakan saat ini keterbatasaannya masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan untuk dapat mengetahui pariwisata di DKI Jakarta. Selain itu konten informasi yang disediakan masih terdapat kekurangan (masih ada informasi pariwisata yang belum dapat di tampilkan seluruhnya), walaupun pada setiap tahunnya sistem Infobox ini terus di perbaharui (update). Meskipun demikian Infobox saat ini masih dapat membantu wisatawan untuk dapat mengetahui informasi pariwisata di DKI Jakarta. Dan keberadaan Infobox juga dapat menarik wisatawan untuk mengakses informasi pariwisata dengan tampilan multimedia dan layer sentuh. Adapun komponen multimedia yang terdapat pada Infobox yaitu teks (untuk keterangan dan alamat lokasi wisata), gambar (foto-foto lokasi wisata dan elemen-elemennya), Audio/voice (iklan), animasi (foto-foto bergerak). 2. Menurut anda apakah perlu melakukan pengembangan aplikasi infobox? Jawab : Perlu untuk melengkapi semua kekurangan pada aplikasi infobox saat ini.
153
3. Apakah terdapat kekurangan pada sistem Infobox tersebut? Jawab : a) Dalam melakukan perubahan informasi di nilai cukup sulit karena harus mengubah aplikasi secara keseluruhan. b) Tidak
memiliki
spesifikasi
khusus
untuk
komputer
yang
digunakan, disini spesifikasi komputer berubah seiring aplikasi yang berganti tiap tahunnya. L7 c) Tidak menggunakan data spasial, untuk itu wisatawan harus kembali melihat peta untuk dapat mengetahui lokasi wisata. Karena informasi hanya di tampilkan dalam bentuk teks.
4. Bagaimana menurut anda jika sistem seperti infobox dilengkapi dengan data spasial berupa peta pariwisata DKI Jakarta? Jawab : Cukup melengkapi kekurangan dari infobox, karena selama ini wisatawan cukup kesulitan dalam mengetahui letak geografis dari lokasi wisata, dengan adanya informasi spasial (peta) wisatawan dapat mengetahui lokasi wisata yang akan dikunjunginya tentunya ini juga dapat menarik minat wisatawan untuk mengakses informasi pariwisata di DKI Jakarta.
5. Apa syarat atau spesifikasi untuk dapat mengusulkan sistem pariwisata?
154
Jawab
: Tidak ada persyaratan atau spesifikasi khusus untuk
mengusulkan sistem pariwisata. Karena untuk mengajukannya menggunakan sistem “Lelang” oleh DISKOM INFO dan Kehumasan. Disini yang terbaik menurut DISKOM INFO dan Kehumasan maka itu yang akan digunakan untuk sistem pariwisata di DKI Jakarta. Adapun spesifikasi Infobox yang digunakan saat ini: a. Software: Microsoft Windows XP2 b. Hardware: - Prosesor Intel Pentium IV, dan Core2duo.
-
Memory
IGB - VGA G-force 256MB
Hasil wawancara dengan wisatawan di DKI Jakarta 1. Apakah anda sudah mengetahui infobox pariwisata untuk DKI Jakarta? Jawab : Sudah 2. Bagaimana menurut anda tentang aplikasi infobox pariwisata untuk DKI Jakarta? Jawab : menurut saya, infobox sudah banyak digunakan oleh wisatawan di berbagai daerah. Untuk itu diharapkan Jakarta dapat lebih memaksimalkan fungsi infobox sebagai media pelayanan informasi,
tentunya
dengan
informasi
yang
lengkap
dan
mendukung kebutuhan informasi bagi wisatawan untuk berwisata
155
di DKI Jakarta. Sehingga nantinya dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke DKI Jakarta. 3. Menurut anda apa yang mendukung wisatawan untuk memperoleh informasi pariwisata dari infobox? Jawab : melihat infobox yang sudah ada, belum terdapatnya pilihan menu bahasa. Di sana dengan menggunakan bahasa inggris yang masih cenderung sulit bagi wisatawan local untuk mengetahui informasi pariwisata di DKI Jakarta. 4. Menurut anda apakah informasi yang di sediakan pada infobox sudah cukup lengkap bagi wisatawan yang belum pernah berkunjung ke DKI Jakarta? Jawab : belum, karena masih terdapat informasi yang belum bisa di tampilkan namun ketersediaan menu sudah ada. Dan wisatawan yang akan berkunjung ke DKI Jakarta juga masih sulit untuk mengetahui lokasi wisata karena tidak terdapat sistem navigasi/peta pariwisata DKI Jakarta.