PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA
ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA A24110145
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Andreas Ranto Pandapotan Silitonga NIM A24110145
ABSTRAK ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA. Pengelolaan Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH. Pemupukan kelapa sawit yang efektif dan efisien harus memenuhi prinsip 5T (Tepat Dosis, Tepat Waktu, Tepat Cara, Tepat Tempat, dan Tepat Jenis). Secara umum, pemupukan di Kebun Adolina belum sepenuhnya memenuhi kaidah 5T. Ketepatan dosis belum sepenuhnya tepat, hanya mencapai 74.72%. Ketepatan waktu dan tempat masih belum sepenuhnya tepat. Ketepatan cara pemupukan hanya sebesar 63.33%. Ketepatan jenis pemupukan sudah memenuhi rekomendasi PPKS. Defisiensi unsur hara masih ditemukan pada tanaman menghasilkan kelapa sawit di Kebun Adolina. Kehilangan pupuk Dolomit di Kebun Adolina ditemukan pada saat kegiatan pemupukan. Kebutuhan dan penggunaan tenaga kerja pemupukan di Kebun Adolina sudah efektif tetapi kesadaran dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja masih rendah. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa jika luas areal tanaman menghasilkan semakin meningkat maka produktivitas akan semakin menurun, jumlah pupuk semakin meningkat maka produksi dan produktivitas TBS akan semakin meningkat, dan jumlah pupuk semakin meningkat maka produksi TBS akan semakin meningkat walaupun curah hujan menurun. Kata kunci: Kelapa sawit, ketepatan pemupukan, pengelolaan pemupukan
ABSTRACT ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA. Fertilization Management of Oil Palm Mature Plant at Adolina Estate, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, North Sumatera. Supervised by ADOLF PIETER LONTOH. The effective and efficient of the oil palm fertilization should accordance the five accuracy (accuracy of dosage, time, fertilization method, place, and type). Generally the fertilization in Adolina Estate was not fully accordance with the five accuracy. The accuracy of dosage yet fully right, it is only reached 74.72% . The accuracy of timeliness and fertile spot yet fully right. The accuracy of fertilization method was 63.33%. The accuracy of ferlilization type was accordance with Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI) recommendation. Nutrient deficiency is still found in plants to produce palm oil in Adolina Estate. Loss of Dolomite fertilizer in Adolina Estate discovered during fertilization. The need and use of labor for application in Adolina Estate been effective but awareness in the use of personal protective equipment (PPE) when working still low. Correlation test results showed that if the area of mature plant increases, the productivity will decrease, the amount of fertilizer increases, production and productivity of FFB will increase, and the amount of fertilizer increases, the production of FFB will increase despite declining rainfall. Key words: Accuracy of fertilization, fertilization management, oil palm
PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA
ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA A24110145
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA
Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengelolaan Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai syarat untuk kelulusan S1 di Departeman Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih disampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan dukungan, arahan, dan bimbingan selama pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi. Bapak Dr Ir Supijatno MSi dan Bapak Dr Ir Ade Wachjar MS selaku penguji dan wakil urusan yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran selama pelaksanaan ujian skripsi. Bapak Ir Erry Sukartono selaku manajer unit usaha Kebun Adolina, Bapak Drs Rabiullah Harahap selaku Kepala Dinas Tanaman, terutama kepada Bapak Surya Xico Marpaung, SP selaku Asisten Afdeling II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan selama pelaksanaan magang dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun ke arah yang lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, September 2015
Andreas Ranto Pandapotan Silitonga
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Magang
2
TINJAUAN PUSTAKA
2
Botani Kelapa Sawit
2
Syarat Tumbuh
3
Pemupukan
4
Jenis Pupuk
6
Cara Pemupukan
6
METODE MAGANG
6
Tempat dan Waktu
6
Metode Pelaksanaan
6
Pengamatan dan Pengumpulan Data
7
Analisis Data dan Informasi
8
KEADAAN UMUM
8
Letak Geografis Kebun
8
Keadaan Iklim dan Tanah
8
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
8
Keadaan Tanaman dan Produksi
9
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
10
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
11
Aspek Teknis
11
Aspek Manajerial
28
PEMBAHASAN
29
Konsep Pemupukan
29
Tepat Dosis
29
Tepat Jenis
30
Tepat Cara
31
Tepat Waktu
31
Tepat Tempat
32
Prestasi Kerja Penabur
32
Defisiensi Unsur Hara
33
Korelasi Luas Lahan terhadap Produktivitas TBS
33
Korelasi Kebutuhan Pupuk terhadap Produksi dan Produktivitas TBS
34
Korelasi Curah Hujan terhadap Kebutuhan Pupuk dan Produksi TBS
34
Kehilangan Pupuk
34
Penggunaan Alat Pelindung Diri
35
KESIMPULAN DAN SARAN
36
Kesimpulan
36
Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
39
RIWAYAT HIDUP
53
DAFTAR TABEL 1 Produksi dan produktivitas TBS di Kebun Adolina tahun 2009-2014 2 Uji korelasi antara luas areal TM tahun 2009-2014 terhadap produktivitas TBS tahun 2009-2014 3 Jumlah tenaga kerja di Kebun Adolina 4 Kritera matang tandan buah di Kebun Adolina 5 Luas kapveld panen Afdeling II Kebun Adolina 6 Jenis pupuk dan kandungan unsur hara pada pupuk di Kebun Adolina tahun 2014 7 Rencana dan realisasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014 8 Uji korelasi antara realisasi jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 terhadap produksi dan produktivitas TBS tahun 2013-2014 9 Curah hujan di Kebun Adolina tahun 2014 10 Rencana dan realisasi waktu aplikasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014 11 Pengamatan ketepatan tempat pemupukan Dolomit 12 Uji korelasi antara curah hujan tahun 2012-2013 terhadap jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 dan produksi TBS tahun 2010-2014 13 Prestasi kerja penabur pemupukan Dolomit 14 Status hara tanaman menghasilkan di Kebun Adolina tahun 2014 Berdasarkan hasil LSU
9 9 10 13 13 22 22 23 24 24 25 25 26 26
DAFTAR GAMBAR 1 Kegiatan penunasan 2 Kegiatan penyusunan pelepah 3 Kegiatan pemanenan 4 Kegiatan chemist piringan 5 Pembersihan pakis 6 Pembuatan lubang injeksi 7 Injeksi dengan alat suntik 8 Aplikasi tandan kosong di lapangan 9 Aplikasi limbah cair 10 Penyimpanan pupuk 11 Kegiatan pemuatan pupuk di gudang 12 Kegiatan pengeceran pupuk 13 Kegiatan pelangsiran pupuk 14 Kegiatan pengambilan pupuk dari supply point 15 Pengamatan ketepatan dosis pemupukan Dolomit 16 Pengamatan ketepatan cara pemupukan Dolomit
12 12 14 15 15 16 16 17 18 19 19 20 20 21 21 23
DAFTAR LAMPIRAN 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Kebun Adolina, PTPN IV 2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Kebun Adolina, PTPN IV 3 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di Kebun Adolina, PTPN IV 4 Peta citra satelit Kebun Adolina 5 Struktur organisasi di Kebun Adolina 6 Data curah hujan tahun 2010 – 2014 Kebun Adolina 7 Produksi dan produktivitas TBS tahun 2010 – 2014 Kebun Adolina
40 42 44 49 50 51 52
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting dalam pembangunan nasional dan menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non-migas terbesar setelah karet dan kopi (Sastrosayono 2003). Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke tahun, terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama 2004-2014 sebesar 7.67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata 11.09% per tahun. Luas areal kelapa sawit tahun 2014 mencapai 10.9 juta ha dengan produksi 29.3 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4.55 juta ha atau 41.55% dari total luas areal, milik negara (PTPN) seluas 0.75 juta ha atau 6.83% dari total luas areal, milik swasta seluas 5.66 juta ha atau 51.62%, swasta terbagi menjadi 2 yaitu swasta asing seluas 0.17 juta ha atau 1.54% dan sisanya lokal. Volume ekspor CPO pada tahun 2014 mencapai 21.7 juta ton atau meningkat 500 000 ton dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai 21.2 juta ton (Ditjenbun 2015). Pengelolaan perkebunan kelapa sawit telah dimulai dari pembukaan perkebunan, pembibitan, penanaman untuk panen. Indikator yang digunakan dalam pengelolaan perkebunan adalah pemilihan tanah, bahan tanam, manajemen teknis, manajemen saat panen, dan peduli lingkungan. Jika manajemen dilakukan dan dilaksanakan dengan baik yang direkomendasikan mekanisme yang tepat akan meningkatkan produktivitas tandan buah segar (TBS), efisiensi kerja dan pembiayaan (Salmiyati et al. 2013). Pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan sangat penting untuk mencapai produktivitas yang optimal, lebih dari 50% biaya tanaman digunakan untuk pemupukan. Kelapa sawit yang saat ini dikembangkan umumnya sangat responsif terhadap pemupukan (Hakim 2007). Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapmya sesuai dengan kebutuhan. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas yang standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya. Pemupukan dapat mendukung produktivitas tanaman kelapa sawit, mengingat kelapa sawit tergolong tanaman yang konsumtif terhadap unsur hara. Pemupukan harus memperhatikan beberapa hal diantaranya daya serap akar, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu pemberian, jenis dan dosis pupuk (Fauzi et al. 2012). Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit tidak terlepas dari faktor efisiensi. Peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan usaha menekan biaya per satuan output serendah mungkin, tanpa mengurangi hasil maupun mutu yang dicapai. Salah satu alternatif tindakan efisiensi biaya pemupukan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan keefektifan pemupukan di lapangan. Efisiensi dan keefektifan pemupukan dipengaruhi oleh metode pemberian pupuk yang digunakan. Ketepatan dosis dan waktu aplikasi juga sangat menentukan efisiensi pemupukan (PPKS 2003). Keefektifan pemupukan berhubungan dengan persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk
2 diserap tanaman sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Kebutuhan unsur hara tanaman dapat tercukupi dengan tepat apabila sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan unsur hara tanaman tersebut melalui analisis tanah dan daun (Pahan 2013). Tujuan Magang Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja secara nyata dalam suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit baik secara teknis maupun manajerial. Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari dan meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit, mencakup efisiensi dan keefektifan pemupukan yang dilaksanakan oleh perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman paku yang menghasilkan salah satu jenis minyak nabati yang berasal dari benua Afrika. Klasifikasi tanaman kelapa sawit menurut Pahan (2013) adalah sebagai berikut : Divisi : Embrophyta Siphonagama Sub divisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub family : Cocoidae Genus : Elaeis Spesies : 1. E. guineensis Jacq. 2. E. oleifera (H.B.K) Cortes 3. E. odora Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil dengan sistem akar serabut. Sistem akar serabut terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Akar primer umumnya berdiameter 6-10 mm, keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horizontal. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier yang berdiameter 0.7-1.2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar kuarterner dengan diameter 0.1-0.3 mm dan panjang hanya 1-4 mm serta tidak mengandung lignin (Pahan 2013). Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal (Sunarko 2008). Tanaman kelapa sawit memiliki batang yang tumbuh lurus, berbentuk silinder, tidak bercabang, dan tidak mempunyai kambium. Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira umur 11-15 tahun. Batang masih tertutup oleh sisa pelepah sampai dengan tanaman berumur 12 tahun, kemudian
3 bekas pelepah daun akan rontok mulai dari bagian tengah batang hingga meluas ke atas dan ke bawah. Pertumbuhan panjang batang bervariasi antara 35-75 cm tahun-1 bergantung pada keadaan lingkungan tumbuh dan keragaman genetik. Batang kelapa sawit memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah, sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar serta hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah, serta kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan (Pahan 2013). Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib), ranchis yang merupakan tempat anak daun melekat, tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang, dan seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai pelindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang. Daun kelapa sawit adalah daun majemuk yang terdiri atas pelepah dengan panjang berkisar 7-9 m. Jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai. Daun muda dan masih kuncup berwarna kuning pucat (Fauzi et al. 2012). Jumlah produksi daun berkisar 30-40 daun per tahun pada pohon yang berumur 5-6 tahun, setelah itu produksi daun akan menurun menjadi 20-25 daun per tahun (Sunarko 2014). Pelepah tumbuh pada batang dan tersusun spiral secara teratur antara pelepah satu dengan lainnya, yang disebut dengan phylotaksis, yaitu dengan menggunakan rumus duduk 1/8. Artinya, setiap satu kali berputar melingkari batang, terdapat pelepah sebanyak delapan helai. Tanaman yang normal memiliki dua set spiral yang berselang 8 daun yang mengarah ke kanan dan berselang 13 daun mengarah ke kiri. Arah duduk daun sangat berguna untuk menentukan letak duduk daun ke-9 dan ke-17 saat pengambilan contoh daun untuk kepentingan analisis kandungan unsur hara (Fauzi et al. 2012). Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu) yaitu bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Bunga jantan dan betina kadang-kadang ditemukan pada satu tandan (hermafrodit). Bunga muncul dari tiap ketiak daun dan hanya menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Perkembangan infloresen dari proses inisiasi awal sampai membentuk infloresen lengkap pada ketiak daun memerlukan waktu 2.5-3 tahun. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat (Fauzi et al. 2012). Tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri akar, batang, dan daun, sedangkan yang bagian generatif berfungsi sebagai alat pembiakan terdiri dari bunga dan buah (Mangoensoekarjo 2007). Syarat Tumbuh Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika basah kawasan khatulistiwa 12 oLU-12 oLS. Kelapa sawit dapat tumbuh dan berbuah hingga pada lahan dengan elevasi 1 000 meter di atas permukaan laut. Pertumbuhan dan produktivitas optimal akan lebih baik jika ditanam pada lahan dengan elevasi antara 0-500 meter di atas permukaan laut. Kelapa sawit dapat tumbuh dan berproduksi, tetapi produksinya relatif rendah pada ketinggian tempat lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (Mangoensoekarjo 2007).
4 Bentuk wilayah sangat erat kaitannya dengan kedalaman efektif tanah. Lahan datar dengan kemiringan lereng 0-3% dan umumnya memiliki kedalaman efektif yang tebal (ketebalan tanah yang optimal untuk perkembangan perakaran lebih dari 120 cm) adalah yang terbaik untuk kelapa sawit. Kelapa sawit juga dapat ditanam di lahan yang memiliki kemiringan lereng 13-25% masih bisa ditanam tetapi pertumbuhannya kurang baik (Sunarko 2008). Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah 2 000-2 500 mm tahun-1 dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam hari-1. Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu yang optimum sekitar 24-28 oC, minimum 18 oC dan maksimum 32 oC untuk tumbuh dengan baik. Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar <75 cm. Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20-60%, debu 10-40%, dan liat 20-50%, serta pH tanah kisaran 5-5.5 (Lubis 1992). Pemupukan Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara untuk mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal, sehingga dapat memberikan produksi tandan buah segar (TBS) yang optimal serta menghasilkan minyak sawit mentah (CPO) yang tinggi baik kuantitas maupun kualitasnya. Pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya. Poeloengan et al. (2003) menyatakan bahwa pemupukan dalam suatu usaha perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu usaha perawatan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan dan potensi produksi. Biaya pemupukan di perkebunan kelapa sawit tergolong tinggi, yaitu sekitar 30% dari total biaya produksi atau sekitar 40-60% dari total biaya pemeliharaan. Menurut Setyamidjaja (2006) pemupukan pada tanaman kelapa sawit muda sangat penting agar tanaman tumbuh subur dan sehat, sehingga tanaman dapat berproduksi pada umur yang normal, yaitu 2.5-3 tahun. Pemupukan kelapa sawit dilakukan pada tiga tahap perkembangan tanaman, yaitu tahap pembibitan, TBM (tanaman belum menghasilkan), dan TM (tanaman menghasilkan). Pemupukan perkebunan kelapa sawit harus mengacu pada efisiensi dan keefektifan yang maksimum, maka perlu diperhatikan dari segi teknis dan segi manajerial pemupukan (Pahan 2013). Kebutuhan tanaman atas unsur hara dapat tercukupi dengan tepat jika sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan unsur haratanaman tersebut melalui analisis daun (Pahan 2013). Analisis kadar hara daun dilakukan setiap tahun dan rekomendasi pemupukan tiap tahun didasarkan hasil analisis kadar hara daun tahun sebelumnya. Berdasarkan analisis kadar hara daundapat diketahui gejala defisiensi kadar hara daun. Pahan (2013) juga menguraikan konsep 5T tersebut sebagai berikut : Tepat jenis. Strategi dalam menentukan jenis pupuk harus mempertimbangkan teknis dan pertimbangan ekonomis. Secara teknis, strategi
5 menentukan jenis pupuk sebaiknya dilakukan dengan cara: memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan unsur hara tambahan, memilih jenis pupuk berdasarkan sifat kelarutannya. Jenis pupuk yang sering digunakan pada perkebunan kelapa sawit yaitu pupuk Urea atau ZA (unsur N), Rock Phosphate atau SP-36 (unsur P), MOP atau KCl (unsur K), Dolomit atau Kieserit (unsur Mg), dan HGF-Borat atau Borate (unsur B). Tepat dosis. Pemupukan yang optimal adalah pemupukan yang sesuai dengan tepat dosis. Tepat dosis artinya pupuk harus diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman tidak berlebihan dan juga tidak kekurangan. Dosis pupuk yang berlebih tidak hanya membuat biaya pemupukan semakin tinggi, tetapi juga merugikan tanaman. Berdasarkan pengamatan beberapa kebun yang telah dilakukan oleh mahasiswa sebelumnya salah satunya juga di Tambusai Estate, rata-rata ketepatan dosis pemupukan masih di bawah 90% padahal seharusnya di atas 95% sehingga belum memenuhi prinsip kaidah ketepatan dosis (Hidayat 2012). Tepat cara. Cara menempatkan pupuk yang akan diaplikasikan sangat mempengaruhi jumlah pupuk yang akan diserap akar tanaman. Aplikasi pupuk pada tanaman menghasilkan untuk kelapa sawit dibedakan atas sifat masingmasing seperti: (a) Nitrogen sebaiknya ditaburkan antara batang tanaman sampai ujung bokoran. (b) P2O5 dan MgO (Phosphate dan Magnesium) ditaburkan sekitar 25 cm dari tanaman sampai ujung bokoran. (c) K2O (Kalium) ditaburkan diujung bokoran, cara penaburan pupuk harus praktis, tetapi tetap dijamin bahwa pupuk yang diberikan dapat mudah dijangkau oleh ujung akar tanaman, sedangkan tempat penaburan untuk beberapa jenis pupuk tertentu harus ditabur di piringan yang bersih dari gulma dan bebas dari genangan air. (Mahyudin 2011). Tepat waktu. Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim (terutama curah hujan), sifat fisik tanah, logistik (pengadaan) pupuk, serta adanya sifat sinergis dan antagonis antar-unsur hara. Kebutuhan hara tanaman kelapa sawit sangat beragam dan terutama bergantung pada potensi produksi (fungsi genetik dari bahan tanaman) dan faktor iklim. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Serapan unsur hara dibatasi secara kritis oleh unsur hara yang berada dalam keadaan minimum atau biasa disebut hukum minimum Justus von Liebig (Pahan 2013). Tepat tempat. Setiap jenis pupuk memiliki tempat aplikasi yang berbeda. Pupuk dapat diaplikasikan di dalam piringan, di sekitar piringan, maupun di luar piringan. Pengamatan tempat penaburan dilakukan untuk mengetahui ketepatan aplikasi tempat penaburan pupuk. Candra (2012) menyatakan bahwa keefektifan tanaman dalam menyerap unsur hara dipengaruhi oleh lokasi atau tempat penebaran pupuk. Efisiensi pemupukan perlu mempertimbangkan hubungan antara unsur hara dan pertumbuhan tanaman. Efisiensi pemupukan dapat dihitung berdasarkan kenaikan bobot kering biomassa untuk setiap satuan bobot unsur hara dalam bahan pupuk. Selain itu, efisiensi pemupukan juga dapat ditaksir berdasakan jumlah unsur hara yang diserap tanaman dari setiap satuan jumlah unsur hara yang ditambahkan (Lubis 1992).
6 Jenis Pupuk Menurut PPKS (2003) jenis pupuk yang direkomendasikan oleh PPKS dalam setiap penyusunan rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit adalah Urea (pupuk N), SP 36 atau RP (pupuk P), MOP (pupuk K), dan Dolomit atau Kieserit (pupuk Mg) serta kadang-kadang pupuk HGFB (pupuk B). Pupuk RP sebagai sumber hara P dan pupuk Dolomit sebagai sumber Mg lebih diutamakan penggunaannya karena secara ekonomi lebih menguntungkan dan pengaruhnya terhadap tanaman tidak berbeda nyata dibandingkan pupuk SP 36 dan kieserit. Cara Pemupukan Menurut Hakim (2007) ada beberapa cara pemupukan yang umum digunakan yaitu surface application (disebar di atas tanah), furrow application (di dalam rorak-rorak), sub soil placement (pocket atau benam), soil injection (dimasukkan ke dalam tanah, biasanya dalam bentuk cairan), stem injection (langsung dimasukkan ke dalam batang), dan nutritional spray (foliar spray atau melalui daun). Menurut PPKS (2003) penempatan pupuk juga berpengaruh terhadap hasil tandan buah segar (TBS). Cara pemupukan yang direkomendasikan oleh PPKS berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan adalah dengan menaburkan pupuk P, K, dan Mg secara merata di piringan pada jarak 1.5 m dari pangkal batang bawah ke arah pinggir piringan, sedangkan pupuk N dianjurkan agar dibenamkan dalam tanah.
METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada bulan Februari hingga Juni 2015. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang yang dilaksanakan meliputi aspek teknis dan aspek manajerial pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan, sebagai pendamping mandor selama satu bulan, dan dua bulan berikutnya sebagai pendamping asisten afdeling. Kegiatan teknis sebagai KHL (karyawan harian lepas) pada bulan pertama (Lampiran 1). Kegiatan teknis sebagai pendamping mandor dilakukan pada bulan kedua (Lampiran 2). Kegiatan pada bulan ketiga dan keempat adalah kegiatan manajerial yaitu sebagai pendamping asisten afdeling (Lampiran 3).
7 Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang yaitu dengan metode langsung (pengumpulan data primer) dan metode tidak langsung (pengumpulan data sekunder). Pengumpulan data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan. Data primer yang diamati pada kegiatan magang dengan aspek pemupukan tanaman menghasilkan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PTPN IV, Sumatera Utara meliputi : 1. Organisasi dan sistem pemupukan Data ini diperoleh dengan mengamati langsung organisasi pemupukan dan sistem pemupukan di kebun yang meliputi penyimpanan pupuk, pengambilan pupuk, tenaga pemupukan, pengeceran pupuk, pelangsiran pupuk, penebaran pupuk dan pengawasan pemupukan. 2. Ketepatan jenis pupuk Data ini diperoleh dengan mengamati jenis pupuk yang direkomendasikan oleh perusahaan dengan jenis pupuk yang direalisasikan di lapangan tahun 2014. 3. Ketepatan dosis pupuk Data ini diperoleh dengan mengamati jumlah dosis pupuk Dolomit yang diaplikasikan oleh 12 orang penabur pupuk terhadap 20 tanaman contoh untuk setiap penabur. Pengamatan dilakukan selama 3 ulangan (hari). Data yang diperoleh di lapangan akan dibandingkan dengan dosis Dolomit rekomendasi perusahaan. 4. Ketepatan cara pemupukan Data ini diperoleh dengan mengamati cara penyebaran pupuk yang disebar merata dan tidak merata. Pengamatan dilakukan terhadap 12 orang penabur pupuk dengan mengambil 20 tanaman contoh untuk setiap penabur. Pengamatan dilakukan selama 3 ulangan (hari). 5. Ketepatan waktu pemupukan Data primer ini diperoleh dengan membandingkan waktu rekomendasi dengan waktu realisasinya dan menganalisisnya berdasarkan data curah hujan yang dilaksanakan pada tahun 2014. 6. Ketepatan tempat pemupukan Data ini diperoleh dengan mengamati jumlah lokasi penebaran pupuk di piringan, di susunan pelepah, dan di gawangan mati. Pengamatan dilakukan terhadap 12 orang penabur pupuk dengan mengambil 20 tanaman contoh untuk setiap penabur. Pengamatan dilakukan selama 3 ulangan (hari). Data yang diperoleh di lapangan akan dibandingkan dengan tempat tabur rekomendasi perusahaan. 7. Prestasi kerja penabur Data ini diperoleh melalui pengamatan jumlah pupuk yang diecer dan diaplikasi ke lahan, jumlah penabur dan luas lahan yang teraplikasi yang kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan. 8. Defisiensi unsur hara Data ini diperoleh dengan mengamati status hara daun tanaman kelapa sawit menghasilkan di Kebun Adolina tahun 2014. Data sekunder diperoleh dari data kebun atau arsip perusahaan yang meliputi : (1) data kondisi umum kebun meliputi: letak geografis dan
8 administratif, data iklim dan jenis tanah, data curah hujan, keadaan tanaman, topografi lahan dan HGU, rekomendasi pemupukan, status defisiensi unsur hara tanaman dan data produksi dan produktivitas; (2) standar dan target kebun meliputi: pemeliharaan, pemanenan, dan tenaga kerja; (3) organisasi dan manajemen perkebunan meliputi: struktur organisasi, jumlah dan status karyawan. Analisis Data dan Informasi Semua data dan informasi yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu dengan menjabarkan seluruh data dan informasi yang telah diperoleh, kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan dan literatur. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai rata-rata, persentase, uji korelasimaupun perhitungan matematis sederhana lainnya dan diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel dan Minitab 16. Data dan informasi lalu diuraikan dengan metode deskriptif yang dibandingkan dengan standar dan aturan kerja dari setiap kegiatan yang berlaku.
KEADAAN UMUM Letak Geografis Kebun Kebun Adolina terletak di Kelurahan Batang Terap, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian 15-130 meter di atas permukaan laut dan berjarak ± 38 km dari kota Medan. Kebun Adolina terdiri dari 9 afdeling yang tersebar di 2 kabupaten, 8 kecamatan dan 27 desa. Peta Kebun Adolina dapat dilihat pada Lampiran 4. Keadaan Iklim dan Tanah Berdasarkan data curah hujan tahun 2010-2014 Kebun Adolina PTPN IV memiliki rata-rata curah hujan tahunan 1 736 mm tahun-1 dengan hari hujan 105 hari tahun-1. Jumlah rata-rata bulan kering sebanyak 2.2 bulan tahun-1 dan rata-rata bulan basah sebanyak 8.2 bulan tahun-1. Berdasarkan klasifikasi SchmidtFerguson, Kebun Adolina termasuk iklim tipe B yaitu tipe basah (Lampiran 6). Lahan areal Kebun Adolina umumnya memiliki topografi datar, berombak hingga bergelombang dan sebagian kecil berbukit. Afdeling I-V bertopografi datar dan Afdeling VI-IX bervariasi dari datar hingga berbukit. Jenis tanah di sebagian besar areal Kebun Adolina adalah Typic Hapludults, Aquatic Tropopsamments, Typic Tropopsamments, dan Aeric Endoaquents. Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Luas kebun PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Adolina berdasarkan HGU seluas 8 965.69 ha yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kebun kelapa sawit seluas 7 700 ha, kebun induk kelapa sawit seluas 251 ha,
9 kebun induk kakao seluas 48 ha, dan areal lain-lain seluas 966.69 ha (areal pembibitan, jalan, emplasment, pondok, jalur transimisi/PLN, kuburan, parit, kolam limbah dan pabrik). Unit Usaha Adolina dibagi menjadi 9 (sembilan) afdeling, yaitu kelapa sawit sebanyak 9 afdeling yang dibagi menjadi 3 rayon, yaitu : Rayon Utara, Rayon Selatan, dan Rayon Bangun Purba. Rayon Utara terdiri dari afdeling 1-3, Rayon Selatan terdiri dari afdeling 4-6, dan Rayon Bangun Purba terdiri dari afdeling 7-9. Kebun induk kelapa sawit dan kakao terletak di Afdeling III. Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman kelapa sawit di Kebun Adolina bervariasi dari tahun tanam 1993-2011 yang tersebar di 9 afdeling. Afdeling II memiliki 9 tahun tanam yaitu 1994, 1995, 1997, 1998, 1999, 2003, 2005, 2006, dan 2010. Varietas yang digunakan adalah DxP-MRS (Tenera Marihat) dan DxP-SOCFIND (Tenera Socfind) dan umumnya ditanam dengan pola tanam segitiga (straight line) pada areal datar kebun dan sistem teras di daerah bergelombang. Luas areal tanaman belum menghasilkan (TBM) 104 ha dan luas areal tanaman menghasilkan (TM) 7 596 ha. Produksi dan produktivitas TBS di Kebun Adolina tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi dan produktivitas TBS di Kebun Adolina tahun 2009-2014 Tahun Luas Areal TM Produksi TBS Produktivitas (ha) (kg) (ton ha-1) 2009 5 056 126 436 320 25.01 2010 5 000 133 920 200 26.78 2011 5 980 146 355 420 24.47 2012 6 767 152 357 330 22.51 2013 6 966 137 966 690 19.81 2014 7 596 118 932 410 15.65 Rata-rata 22.37 Sumber : Laporan Manajemen (LM-76) Kebun Adolina (2014) Tabel 2. Uji korelasi antara luas areal TM tahun 2009-2014 terhadap produktivitas TBS tahun 2009-2014 Tahun Luas Areal Produktivitas Nilai P-Value -1 TM (ha) (ton ha ) Korelasi (r) (α = 0.05) 2009 5 056 25.01 2010 5 000 26.78 2011 5 980 24.47 - 0.928 0.008 2012 6 767 22.51 2013 6 966 19.81 2014 7 596 15.65 Rata-rata 22.37
10 Berdasarkan Tabel 2, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin meningkat luas areal TM, maka produktivitas akan semakin menurun. Hal ini terjadi karena semakin luas areal TM maka jumlah tanaman muda kelapa sawit akan lebih banyak daripada jumlah tanaman tua kelapa sawit sehingga menyebabkan produktivitas semakin menurun. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Adolina memiliki ketenagakerjaan yang terdiri atas karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Karyawan pimpinan terdiri atas manajer kebun, kepala dinas tanaman (Kadistan), kepala dinas teknik pengolahan (KDTP), kepala dinas tata usaha (KDTU), asisten afdeling, asisten teknik, asisten pengolahan, dan asisten SDM (Umum). Karyawan pelaksana terdiri atas karyawan yang bekerja di areal afdeling, seperti : mandor afdeling, pemanen, pemeliharaan tanaman, kerani afdeling, pembantu kerani, karyawan harian, dan tenaga keamanan (BKO) serta karyawan yang bekerja di areal emplasmen, seperti: karyawan dinas tanaman, dinas tata usaha, SDM, gudang, keamanan (Papam), pabrik kelapa sawit (PKS), bengkel, transportasi, dan dinas sipil. Struktur organisasi Kebun Adolina terlampir pada Lampiran 5. Jumlah tenaga kerja di Kebun Adolina adalah 1 178 orang. Deskripsi jumlah tenaga kerja di Kebun Adolina tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah tenaga kerja di Kebun Adolina Tingkatan Karyawan Jumlah Karyawan (orang) Karyawan Pimpinan - Manajer 1 - Kadis Tanaman 3 - Kadis Tata Usaha 1 - Kadis Teknik 1 Pengolahan - Asisten Afdeling 8 - Asisten SDM 1 - Asisten Pengolahan 3 - Asisten Teknik 1 Total 19 Karyawan Pelaksana - Afdeling 826 - Emplasmen 129 - Pabrik 104 - Bengkel 46 - Bagian Transportasi 16 - Dinas Sipil 38 Total 1 178 Indeks Tenaga Kerja 0.13 orang ha-1 Sumber : Kantor SDM Kebun Adolina (2015) Kebun Adolina dipimpin oleh satu orang manajer yang memiliki hak penuh untuk mengambil keputusan dalam kebun. Asisten afdeling merupakan
11 pimpinan tertinggi di satu afdeling, seorang asisten afdeling mempunyai wewenang dalam menentukan dan mengawasi setiap kegiatan di kebun. Asisten afdeling dibantu oleh satu orang Mandor I, delapan orang mandor, tiga orang krani, satu orang tenaga kesehatan, dan satu orang pembantu kantor. Berdasarkan Tabel 3, jumlah asisten afdeling hanya berjumlah 8 orang karena Kepala Dinas Tanaman Rayon Selatan menjabat juga sebagai asisten afdeling di Afdeling V. Karyawan yang bekerja di Kebun Adolina, PTPN IV mendapat fasilitas kesejahteraan, seperti : pendidikan sekolah (TK, SD, SMP, SMA, TK Al qur’an, Madrasah Diniyah, Tsanawiyah dan Aliyah Al-Ihsan), pendidikan keagamaan (Majelis Ta’lim dan Syiar Islam untuk umat Islam dan PHBK untuk umat Kristiani), rumah ibadah, koperasi, poliklinik dan sarana olahraga (sepak bola, volly, tenis lapangan, tenis meja dan bulu tangkis). Hubungan baik dengan masyarakat sekitar senantiasa terjalin melalui pemberian bantuan kemasyarakatan seperti perbaikan jalan, bantuan keagamaan dan pendidikan (beasiswa anak SD, SMP, SMA) yang senantiasa mendapat persetujuan dari direksi. Situasi pengamanan Kebun Adolina relatif kondusif, namun masih ada upaya-upaya orang luar untuk mengganggu dan mencuri buah sawit.
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Penunasan (Pruning) Penunasan pelepah. Penunasan adalah kegiatan pembuangan pelepah daun kelapa sawit yang sudah tidak digunakan lagi (tidak produktif). Penunasan bertujuan untuk menjaga sanitasi (kebersihan) tanaman dan mempermudah melakukan kegiatan pemeliharaan. Penunasan pada tanaman kelapa sawit dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: penunasan pendahuluan yang dilakukan 6 bulan sebelum tanaman memasuki periode TM, penunasan periodik yang dilakukan pada saat periode TM dengan rotasi tertentu, dan penunasan panen yang dilakukan sekaligus saat panen. Kebun Adolina menerapkan sistem tunas periodik, penunasan tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemanenan. Kebun Adolina menetapkan standar jumlah pelepah untuk setiap golongan umur tanaman, yaitu: 1. Tanaman muda (1-10 tahun) sebanyak 56–64 pelepah 2. Tanaman remaja (11-15 tahun) sebanyak 48–56 pelepah 3. Tanaman dewasa dan tua (16-25 tahun) sebanyak 40–48 pelepah Kebun Adolina juga menetapkan rotasi penunasan sebanyak 2 kali dalam setahun untuk tanaman muda, sedangkan untuk tanaman remaja, dewasa dan tua menerapkan rotasi penunasan sebanyak 1 kali dalam setahun. Teknik penunasan di Blok 06 M dan 06 I Kebun Adolina Afdeling II menerapkan sistem songgo satu dan songgo dua dimana terdapat satu atau dua pelepah di bawah tandan buah untuk TM 2006. Norma penunasan yang ditetapkan PT Perkebunan Nusantara IV adalah sebagai berikut : 1. Tanaman muda (1-10 tahun) yaitu 60 tanaman HK-1
12 2. Tanaman remaja (11-15 tahun) yaitu 40 tanaman HK-1 3. Tanaman dewasa dan tua (16-25 tahun) yaitu 30 tanaman HK-1 Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan penunasan sebanyak 20 tanaman HK-1 yang masih di bawah norma yang diperoleh oleh karyawan kebun yaitu 96 tanaman HK-1. Pelaksanaan penunasan pelepah di Kebun Adolina secara umum cukup baik dan sesuai standar. Kegiatan penunasan di Afdeling II dinilai belum efektif karena beberapa faktor, yaitu tenaga penunas yang belum terampil, upah yang ditetapkan perusahaan dinilai terlalu rendah, kondisi kebun yang kurang baik dan alat penunjang kegiatan penunasan yang belum memadai. Kegiatan penunasan di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 1. Penyusunan pelepah. Pelepah hasil penunasan diturunkan dan dipotong menjadi 3 bagian lalu disusun di gawangan mati dengan lebar 2–2.5 m. Hal ini dilakukan agar kebersihan lahan terjaga, sebagai bahan pupuk organik, memudahkan pengawasan oleh asisten afdeling, dan mempertahankan kelembaban sehingga merangsang pertumbuhan akar tanaman di gawangan mati. Upah kegiatan penyusunan pelepah di Afdeling II Kebun Adolina adalah Rp 300 tanaman-1. Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan penyusunan pelepah yaitu 64 tanaman HK-1 masih jauh di bawah prestasi yang diperoleh karyawan sebanyak 128 tanaman HK-1. Kegiatan penyusunan pelepah di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1. Kegiatan penunasan
Gambar 2. Kegitan penyusunan pelepah
Pemanenan Panen adalah kegiatan yang dimulai dari pemotongan tandan buah segar (TBS), pemotongan pelepah, kemudian menurunkannya dengan menggunakan egrek atau dodos, mengutip berondolan, mengumpulkan TBS ke tempat pengumpulan hasil (TPH), dan pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Kriteria matang panen merupakan salah satu kriteria untuk menentukan TBS yang dapat dipanen. Sistem panen. Sistem panen yang dilakukan di Afdeling II Kebun Adolina adalah pemanenan yang dilakukan dan diselesaikan pada satu kapveld per hari kerja berdasarkan interval yang telah ditentukan. Satu kapveld terdiri dari beberapa blok dan dibagi menjadi beberapa hanca yang harus diselesaikan oleh pemanen dalam jangka waktu satu hari. Metode yang digunakan dalam kegiatan pemanen di Afdeling II adalah sistem hanca giring tetap dimana pemanen sudah memiliki hanca setiap harinya di setiap kapveld.
13 Kriteria matang TBS. Kriteria matang TBS dapat diketahui berdasarkan jumlah brondolan yang jatuh di sekitar piringan atau di tanaman. Berdasarkan berbagai hasil pengamatan dan pengujian di lapangan, kriteria matang panen yang diberlakukan di PTPN IV adalah 5 brondolan per tandan di piringan (Tabel 4). Brondolan yang dimaksud sebagai kriteria matang panen adalah brondolan normal dan segar. Brondolan di piringan yang kecil ukurannya, dan brondolan kering atau yang sakit tidak bisa dijadikan dasar sebagai kriteria matang panen. Hal ini didasarkan pada pertimbangan rendemen minyak sawit dan rendemen inti sawit serta perolehan total volume minyak dan inti sawit. Kriteria matang panen 5 brondolan normal dan segar per tandan di piringan untuk mempermudah pelaksanaan panen, baik bagi pemanen maupun pelaksana sortasi/pengawas. Tabel 4. Kriteria matang tandan buah di Kebun Adolina Ciri-ciri Kriteria buah Tandan kosong (busuk) Afkir Tandan buah segar Mentah dengan ˂ 5 brondolan Tandan buah segar Matang dengan jumlah brondolan ≥ 5 Sumber : SOP PTPN IV (2007)
Fraksi F 00 F0 -
Kapveld panen. Kapveld panen adalah luasan areal terdiri atas beberapa blok yang terbagi menjadi beberapa hanca dan harus dipanen dalam jangka waktu satu hari. Penetapan kapveld panen ini dilakukan pada tanaman menghasilkan (TM) dan membagi hanca panen kepada setiap pemanen sehingga mempermudah pekerjaan panen dan pengontrolan oleh asisten. Afdeling II memiliki luas areal TM sebesar 916 ha yang terbagi atas areal TM muda seluas 90 ha, TM remaja seluas 515 ha, TM dewasa seluas 265 ha, dan TM tua seluas 46 ha. Luas kapveld panen di Afdeling II Kebun Adolina disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Luas kapveld panen Afdeling II Kebun Adolina Kapveld Hari I Senin II Selasa III Rabu IV Kamis V Jumat Total Sumber : Kantor Afdeling II, Kebun Adolina (2015)
Luas areal (ha) 196 147 200 195 178 916
Rotasi panen. Rotasi panen adalah interval yang dibutuhkan untuk kembali ke kapveld atau blok yang sudah dipanen sebelumnya. Rotasi panen dilakukan 7 hari dengan standar 5/7 untuk semester I dan 6/7 untuk semester II. Afdeling II Kebun Adolina pada semester I menerapkan rotasi panen 5/7 yang terdiri dari 5 kapveld panen dalam seminggu, tetapi apabila kapveld panen tidak tercapai dalam satu hari maka hari berikutnya digunakan untuk menyelesaikan kaveld hari sebelumnya.
14 Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen (AKP) adalah suatu satuan yang menggambarkan rata-rata tandan matang panen per pohon dan penyebaran tandan matang panen. AKP bermanfaat untuk memperkirakan produksi yang akan dipanen, memperkirakan kebutuhan tenaga pemanen dan memperkirakan kebutuhan transportasi dalam pengangkutan. Kebutuhan tenaga pemanen. Kegiatan pemanenan membutuhkan tenaga yang memiliki kemampuan yang berkompeten dalam hal pemanenan sehingga setiap hari harus memperkirakan kebutuhan tenaga untuk memanen setiap kapveld yang akan dipanen. Perhitungan kebutuhan tenaga pemanen didasari oleh luas areal tanaman menghasilkan (TM), rotasi panen dan kemampuan rata-rata pemanen. Pemanenan di Afdeling II Kebun Adolina dinilai kurang efektif karena keterampilan panen yang belum memadai dan kurangnya semangat dan motivasi pemanen untuk bekerja lebih giat sehingga target panen tidak tercapai. Kegiatan pemanenan TBS di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 3.
(a)
(b)
Gambar 3. Kegiatan pemanenan (a) Pemanenan TBS; (b) Tandan buah segar (TBS) Pengendalian Gulma Pengendalian gulma adalah kegiatan untuk menekan pertumbuhan gulma agar pertumbuhan tanaman tanaman meningkat. Pengendalian gulma dilakukan adalah pengendalian secara manual dan kimiawi (chemist). Hubungan kondisi gulma dengan pemupukan. Kondisi gulma secara umum di Kebun Adolina cukup terkendali dengan baik, tetapi beberapa titik (spot) di dalam blok dijumpai gulma dengan pertumbuhan yang tinggi. Jenis gulma yang dominan dijumpai di lapangan yaitu pakis (Nephrolepis bisserata), harendong atau senduduk (Melastoma affine) dan tukulan sawit (kentosan). Hal ini sangat mempengaruhi keefektifan pemupukan, seperti: kegiatan pemupukan terganggu dan hasil yang diperoleh dari pemupukan tidak optimal. Semakin tinggi pertumbuhan gulma maka semakin rendah keefektifan pemupukan. Tingginya pertumbuhan gulma menyebabkan persaingan tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam hal memperoleh unsur hara akan semakin tinggi sehingga unsur hara yang diperoleh tanaman kelapa sawit akan semakin berkurang yang dapat menyebabkan menurunnya berat rata-rata tandan buah segar (TBS) sehingga produktivitas TBS kelapa sawit akan menurun dan akan berdampak langsung pada keuntungan yang diperoleh perusahaan
15 Pengendalian gulma secara kimiawi (chemist). Pengendalian secara kimiawi difokuskan pada piringan tanaman. Alat yang digunakan pada pengendalian gulma secara kimiawi adalah kap (knapsack sprayer) Solo yaitu alat semprot dengan sistem pompa yang memiliki kapasitas 15 liter dengan nozzle berwarna merah. Jenis herbisida yang digunakan adalah jenis herbisida sistemik bersifat selektif dengan merek dagang Gempur 480 SL yang berbahan aktif isopropilamina glyphosate dengan konsentrasi 100 ml kap-1 yang dicampur dengan Ally 20 WG dengan bahan aktif metil metsulfuron dosis 5 g kap-1 dan herbisida. Rotasi pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan tiga kali setahun dan norma kerja 3.3 ha HK-1. Chemist dilakukan oleh 14 orang yang dipimpin 1 mandor chemist, 10 orang penyemprot, dan 4 orang sebagai tukang air yang bertugas mencampur herbisida dengan air serta mengisi ke masing-masing alat semprot. Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan chemist sebanyak 26 tanaman HK-1 masih jauh di bawah prestasi yang diperoleh karyawan kebun yaitu 1.8 ha HK-1. Pengendalian gulma secara kimiawi di Kebun Adolina dinilai kurang efektif karena masih banyak blok yang memiliki intensitas gulma cukup tinggi. Selain itu, karyawan penyemprot tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa celana dan baju lengan panjang, safety helm, masker dan pelindung mata (google). Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual yang dilakukan adalah pembersihan pakis. Pembersihan pakis adalah kegiatan untuk membersihkan atau mengurangi jumlah gulma pakis yang tumbuh pada sela-sela batang tanaman tanaman agar kebersihan batang tanaman tetap terjaga. Alat yang digunakan yaitu menggunakan egrek kecil. Rotasi pembersihan pakis dilakukan sekali dalam setahun dengan norma kerja 60 tanaman HK-1. Pembersihan pakis dilakukan oleh 2 orang karyawan. Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan pembersihan pakis sebanyak 46 tanaman HK-1, sedangkan karyawan memperoleh prestasi 50 tanaman HK-1. Kendala yang terjadi pada saat pembersihan pakis yaitu pertumbuhan pakis yang sulit untuk dikendalikan, banyaknya semut dan serangga yang bersarang pada pakis, alat yang kurang memadai, serta karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa kacamata sehingga menyulitkan karyawan melakukan kegiatan tersebut. Kegiatan pengendalian gulma di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
Gambar 4. Kegiatan chemist piringan
Gambar 5. Pembersihan pakis
16 Pengendalian Hama Injeksi batang. Injeksi batang adalah kegiatan pengendalian serangan hama ulat kantong (Metisa plana) melalui cara penyuntikan insektisida ke dalam batang tanaman kelapa sawit. Injeksi batang dilakukan pada saat fase pertumbuhan ulat kantong stadia 1 menuju stadia 2 (setelah 5 hari hidup atau pada saat 3 hari sebelum ulat sudah dapat makan). Injeksi batang dilakukan dengan cara membuat lubang pada dua sisi batang sekitar 50 cm dari permukaan tanah dengan kedalaman lubang 30 cm menggunakan bor tangan khusus untuk kayu dengan kemiringan 45o, kemudian insektisida dengan merek dagang Manthene 75 SP yang berbahan aktif asefat dengan dosis 10 ml untuk setiap sisi yang disuntikkan ke dalam lubang yang telah dibor dengan menggunakan alat suntik dan ditutup dengan penutup dari potongan pelepah yang telah dipotong kecil untuk menghindari masuknya air hujan ke dalam lubang sehingga insektisida tidak meluap keluar. Prestasi kerja yang diperoleh dari kegiatan injeksi batang sebanyak 10 tanaman HK-1, jauh di bawah prestasi yang diperoleh karyawan kebun yaitu 300 tanaman HK-1. Hal ini terjadi karena penulis hanya diperbolehkan melakukan sebentar saja agar kegiatan ini tidak memakan waktu yang lama. Injeksi batang di Kebun Adolina dinilai kurang efektif karena ketersediaan alat dan tenaga kerja yang terbatas. Kegiatan injeksi batang di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.
Gambar 6. Pembuatan lubang injeksi
Gambar 7. Injeksi dengan alat suntik
Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah dengan memberikan pupuk ke tanah sebagai pengganti dan penambah unsur-unsur hara yang kurang atau tidak tersedia di dalam tanah dimana unsur hara tersebut diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif agar diperoleh berat dan ukuran tandan buah segar (TBS) yang optimal. Pemupukan yang dilakukan di Kebun Adolina menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk Organik Pupuk organik adalah pupuk alami yang berasal dari bahan-bahan organik yang telah terdekomposisi. Selain mengandung unsur hara yang lengkap, di dalam
17 pupuk organik juga terkandung senyawa-senyawa yang bermanfaat bagi tanaman kelapa sawit yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Pupuk organik yang diaplikasikan di Kebun Adolina adalah berupa aplikasi tandan kosong dan aplikasi limbah cair. Aplikasi tandan kosong (tankos). Tandan kosong merupakan produk dari pabrik yang memiliki manfaat, seperti : kaya akan kandungan bahan organik, mengandung unsur hara utama, meningkatkan aktivitas biologi tanah sehingga mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas penyimpanan unsur hara di tanah, dan dapat mengembalikan unsur hara tanah dalam waktu jangka panjang. Jumlah tandan kosong yang diproduksi oleh pabrik kelapa sawit (PKS) sebanyak 20-22% yang diolah dari tandan buah segar (TBS). Aplikasi tandan kosong di Kebun Adolina dilakukan di areal tanaman menghasilkan (TM) yang diletakkan di dalam gawangan antar tanaman dalam barisan dan disusun satu lapis. Aplikasi tandan kosong dilakukan dua kali aplikasi dalam setahun. Aplikasi tandan kosong dilakukan dengan cara diangkut menggunakan dump truck bermuatan 6 ton dari PKS Adolina ke blok tanaman kelapa sawit yang akan diaplikasikan. Jumlah tandan kosong yang diaplikasikan di Kebun Adolina sebanyak 20 ton ha-1dalam satu semester sehingga memerlukan 3 trip dump truck setiap satu kali aplikasi. Tenaga kerja yang digunakan untuk aplikasi tandan kosong sebanyak 3-4 orang. Upah untuk pengangkutan tandan kosong dari PKS ke blok tanaman kelapa sawit sebesar Rp 78 800 ha-1, sedangkan upah untuk muat dan bongkar tandan kosong dari PKS ke blok sebesar Rp 13 200 ha-1, dan upah pengeceran tandan kosong ke blok sebesar Rp 45 280 ha-1. Pengaplikasian tandan kosong dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Aplikasi tandan kosong di lapangan Aplikasi limbah cair. Limbah cair merupakan hasil produk yang berasal dari proses rebusan (sterilizer) dan proses pemurnian minyak sawit (clarifier). Pemberian limbah cair tidak dilakukan secara langsung. Berdasarkan hasil pengamatan, limbah cair ditampung terlebih dahulu di kolam limbah seluas 1 ha sebelum diaplikasikan ke lapangan. Aplikasi limbah cair di Kebun Adolina hanya terdapat di Afdeling II karena jaraknya yang lebih dekat dengan PKS yang dialirkan ke beberapa blok, seperti: Blok 94 D, 94 E, 97 AB. 97 AC, 97 AD, 97 AE, 98 A, 98 B, 98 C, 98 D, 06 K, 06 L, 06 M, dan 06 N. Limbah cair kelapa sawit dialirkan ke saluransaluran parit irigasi. Limbah cair ini dialirkan dari kolam limbah melalui pipa
18 saluran dan pintu air limbah yang akan dibuka setelah hujan dan apabila saluran parit/irigasi mengalami kekeringan. Limbah cair yang diaplikasikan ke lapangan harus dikontrol secara teliti dan berkesinambungan karena dapat memberikan dampak secara langsung terhadap lingkungan. Permasalahan yang terjadi dalam aplikasi limbah cair yaitu kondisi pipa saluran yang bocor dan tidak terawat, kondisi pintu air limbah yang tidak terawat dan kondisi saluran parit/irigasi yang tidak terawat dan kotor. Aplikasi limbah cair dapat dilihat pada Gambar 9.
(a)
(b)
Gambar 9. Aplikasi limbah cair (a) Pintu air limbah; (b) Limbah yang diaplikasikan di saluran parit/irigasi Pupuk Anorganik Pupuk anorganik adalah pupuk yang mengandung unsur bahan kimia atau sering disebut pupuk buatan. Secara umum, pupuk kimia terdiri atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur hara, biasanya unsur hara makro primer (N, P, K), sedangkan pupuk majemuk memiliki kandungan hara yang lebih lengkap, selain hara makro primer terdapat juga hara makro sekunder (Ca, Mg, S) dan hara mikro esensial (Fe, Bo, Mn, Zn, Cl). Pupuk anorganik yang digunakan di Kebun Adolina terdiri dari pupuk tunggal dan beberapa pupuk majemuk, diantaranya : ZA (21% N), Urea (46% N), TSP (48% P2O5), RP (34% P2O5), MOP (60% K2O), Kieserit (26% MgO), Dolomit (18 – 24% MgO, 30% CaO) dan Borate (46% B2O5). Organisasi dan sistem pemupukan. Pemupukan dilakukan oleh penabur yang terdiri dari beberapa grup. Satu grup penabur terdiri dari 3 orang penabur pupuk ditambah 1 orang pelangsir pupuk dengan menggunakan sepeda atau motor. Seorang mandor dapat mengawasi 4 grup penabur bergantung jumlah penabur yang tersedia. Mandor I harus terus mengikuti dan mengawasi grup-grup tersebut, sedangkan asisten afdeling minimal empat kali mengontrol pelaksanaan pemupukan per harinya. Sistem pemupukan meliputi penyimpanan pupuk, pengambilan pupuk, tenaga pemupuk, pengeceran pupuk, pelangsiran pupuk, penebaran pupuk dan pengawasan pemupukan. Penyimpanan pupuk. Pupuk yang akan diaplikasikan terlebih dahulu disimpan di gudang pupuk. Pupuk Dolomit disimpan dalam gudang pupuk yang berada pada masing-masing afdeling. Setiap satu karung pupuk Dolomit berbobot 50 kg. Gudang ini memiliki sirkulasi udara dalam ruangan yang sudah cukup baik.
19 Pupuk diletakkan di atas lantai semen agar tidak mudah lembab. Pupuk disusun rapi di dalam gudang agar memudahkan dalam pengangkutan. Kondisi penyimpanan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 10.
(a)
(b)
Gambar 10. Penyimpanan pupuk (a) Gudang pupuk; (b) Susunan pupuk di dalam gudang Pemuatan pupuk di gudang. Pemuatan pupuk dilakukan pada pagi hari setelah rapat pagi dan dilakukan oleh 3 orang tenaga muat bongkar. Sebelum melakukan pemuatan pupuk, terlebih dahulu mandor pupuk harus membuat perencanaan mengenai kebutuhan pupuk yang dibutuhkan untuk luasan yang akan dipupuk. Pupuk dimuat kedalam truk dengan kapasitas 6 ton. Jumlah pupuk yang diaplikasikan berbeda-beda pada setiap harinya tergantung jumlah tanaman dan dosis pupuk. Situasi pemuatan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 11.
(a)
(b)
Gambar 11. Kegiatan pemuatan pupuk di gudang (a) Truk pengangkut pupuk; (b) Muat pupuk ke dalam truk Tenaga kerja pemupukan. Jumlah tenaga kerja yang ada di Afdeling II Kebun Adolina adalah 23 orang yang terdiri dari 12 orang pemupuk, 3 orang tenaga bongkar muat, 5 orang tenaga pelangsir, 2 orang penjaga pupuk, dan 1 orang pengumpul karung pupuk. Pengumpul karung bertugas mengumpulkan karung pupuk yang sudah habis digunakan, menggulungnya dan mengikatnya per 10 karung kemudian dikembalikan ke gudang setelah pelaksanaan pupuk di lapangan selesai. Pengeceran pupuk. Pupuk yang sudah dimuat ke dalam truk lalu ditempatkan di supply point besar. Supply point besar adalah tempat peletakan kumpulan beberapa karung pupuk, sedangkan supply point kecil adalah tempat
20 peletakan satu karung pupuk yang dibagi untuk beberapa tanaman kelapa sawit. Kegiatan pengeceran pupuk dapat dilihat pada Gambar 12.
(a)
(b)
(c)
Gambar 12. Kegiatan pengeceran pupuk (a) Karyawan menurunkan pupuk dari truk; (b) Supply point besar; (c) Supply point kecil Pelangsiran pupuk. Pelangsiran pupuk yaitu kegiatan pemindahan pupuk dari supply point besar ke supply point kecil. Pelangsiran pupuk dilakukan oleh 5 orang dengan menggunakan sepeda dan sepeda motor yang disebar ke berbagai supply point kecil. Pelangsir meletakkan setiap satu karung pupuk Dolomit berbobot 50 kg untuk setiap 7 tanaman baris-1. Kegiatan pelangsiran pupuk dapat dilihat pada Gambar 13.
(a)
(b) Gambar 13. Kegiatan pelangsiran pupuk (a) Pelangsiran pupuk dengan sepeda; (b) Pelangsiran pupuk dengan sepeda motor
Pengambilan pupuk dari supply point. Para penabur pupuk mengambil pupuk langsung di supply point. Satu karung pupuk yang diletakkan di masingmasing supply point akan dibagi rata untuk 1 grup penabur yang terdiri atas 4 orang penabur. Setiap satu karung pupuk Dolomit berbobot 50 kg dibagi untuk 7 tanaman per baris yang terlebih dahulu dibagi-dibagi ke dalam ember penabur ukuran 10 kg. Pengambilan pupuk dari supply point dapat dilihat pada Gambar 14.
21
(a)
(b)
Gambar 14. Kegiatan pengambilan pupuk dari supply point (a) supply point besar; (b) supply point kecil Pengawasan pemupukan. Pengawasan kegiatan pemupukan dilakukan oleh asisten afdeling, mandor I dan kepala dinas tanaman. Asisten afdeling dan mandor I bertugas mengawasi pelaksanaan kegiatan pemupukan agar terlaksana dengan baik sesuai dengan rekomendasi, sedangkan kepala dinas tanaman mengawasi areal yang baru selesai dipupuk secara periodik. Pengamatan ketepatan pemupukan. Ketepatan pemupukan diperoleh dengan pengamatan terhadap prinsip 5T (tepat dosis, cara, waktu, tempat, dan jenis) serta pengamatan terhadap prestasi tenaga kerja selama pelaksanaan magang. Berdasarkan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung diperoleh data dari masing-masing ketepatan pemupukan sebagai berikut: Tepat dosis. Pengamatan tepat dosis dilakukan dengan mengamati jumlah dosis pupuk Dolomit menggunakan sampel 12 orang penabur pupuk terhadap sub sampel 20 tanaman contoh untuk setiap penabur. Pengamatan dilakukan selama 3 hari (ulangan). Alat yang digunakan penabur pupuk adalah sebuah mangkok dengan kapasitas 0.5 kg, sehingga untuk dosis Dolomit 1.5 kg tanaman-1 dibutuhkan aplikasi sebanyak 3 mangkok tanaman-1. Ketepatan dosis pemupukan Dolomit dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Pengamatan ketepatan dosis pemupukan Dolomit
22 Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan di Kebun Adolina adalah pupuk SA (ZA), Urea, Rock Phosphate (RP), TSP, NPK, MOP, Dolomite dan Borax (Borate). Jenis pupuk dan kandungan unsur hara pada pupuk yang diaplikasikan di Kebun Adolina dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jenis pupuk dan kandungan unsur hara pada pupuk di Kebun Adolina tahun 2014 Persentase Jenis Pupuk Unsur Hara Kandungan (%) ZA Nitrogen (N) N 21 Rock Phosphate (RP) Fosfor (P) P2O5 34 TSP Fosfor (P) P2O5 48 MOP Kalium (K) K2O 60 Dolomit
NPK 13.6.28
Magnesium (Mg) Kalsium (Ca) Aluminium (Al) Besi (Fe) Silikon (Si) Nikel (Ni) Nitrogen (N)
MgO CaO Al2O3 + FeI2O3
18 30 3
SiO2 Ni N
3 5 ppm 13
Fosfor (P) Kalium (K)
P2O5 K2O
6 28
Borate Boron (B) B2O5 Sumber : Laporan Manajemen Pemupukan Kebun Adolina (2014)
46
Rencana dan realisasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rencana dan realisasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014 Unsur Jenis Pupuk Rencana Realisasi Persentase Hara (kg) (kg) (%) N ZA 2 642 662 2 163 088 81.85 P Rock Phosphate (RP) 1 518 524 1 488 073 97.99 P TSP 595 934 558 349 93.69 N, P, K NPK 13.6.28 2 111 274 2 027 875 96.04 K MOP 2 209 602 1 819 054 82.32 Mg Dolomit 216 454 214 957 99.30 B Borate 54 006 53 065 98.25 Total 9 348 456 8 324 461 89.04 Sumber : Laporan Manajemen Pemupukan Kebun Adolina (2014) Rencana pemupukan tahun 2014 dibuat berdasarkan jumlah populasi tanaman per hektar, luas areal yang akan dipupuk, dan status defisiensi hara tanaman pada tahun 2013. Realisasi pemupukan tahun 2014 lebih rendah daripada rencana disebabkan karena realisasi pemupukan semester I tahun 2014 belum
23 terealisasi seluruhnya akibat terkendali kondisi curah hujan yang rendah dan jumlah dosis yang diaplikasikan masih kurang sesuai karena penabur masih kurang memperhatikan dosis yang digunakan dan cara penaburan pupuk yang kurang baik. Korelasi antara jumlah kebutuhan pupuk terhadap produksi dan produktivitas TBS. Uji korelasi juga dilakukan untuk mengetahui hubungan antara realisasi jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 terhadap produksi dan produktivitas TBS tahun 2013-2014 dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil uji korelasi antara realisasi jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 terhadap produksi dan produktivitas TBS tahun 2013-2014 tersaji pada Tabel 8. Tabel 8. Uji korelasi antara realisasi jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 terhadap produksi dan produktivitas TBS tahun 2013-2014 Tahun Jumlah Produksi Produktivitas Nilai P-Value Aplikasi Pupuk 2013-2014 2013-2014 Korelasi (r) (α = 0.05) Pupuk (kg) (kg TBS) (kg TBS ha-1) 2012 6 596 105 137 966 690 19.81 1.000 * 2013 5 631 466 118 932 410 15.65 Berdasarkan Tabel 8, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin meningkat jumlah pupuk, maka produksi dan produktivitas TBS akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena semakin tinggi jumlah pupuk maka tanaman kelapa sawit akan mendapatkan unsur hara yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sehingga akan meningkatkan produksi dan produktivitas TBS. Tepat cara. Ketepatan cara akan mempengaruhi keefektifan penyerapan unsur hara oleh tanaman kelapa sawit. Ketepatan cara yang diamati adalah penyebaran pupuk yang merata dan tidak menggumpal saat diaplikasikan. Pengamatan dilakukan menggunakan sampel 12 orang penabur pupuk dengan mengambil sub sampel 20 tanaman contoh untuk setiap penabur selama 3 hari (ulangan). Hasil pengamatan ketepatan cara pemupukan Dolomit di Kebun Adolina dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Pengamatan ketepatan cara pemupukan Dolomit
24 Tepat waktu. Waktu pemupukan perlu disesuaikan dengan kondisi curah hujan. PPKS (2007) menyatakan bahwa untuk menghindari kehilangan unsur hara pada pupuk, maka curah hujan yang ideal adalah 60-200 mm bulan-1. Aplikasi pemupukan di Kebun Adolina dilaksanakan pada dua semester yaitu semester I (Januari – Juni) dan semester II (Juli – Desember). Data curah hujan Kebun Adolina bulan Januari – Juni 2014 dapat dilihat pada Tabel 9. Rencana dan realisasi waktu aplikasi pupuk di Kebun Adolina tahun 2014 tersaji pada Tabel 10. Tabel 9. Curah hujan di Kebun Adolina Tahun 2014 Bulan Curah Hujan (mm bulan-1) Januari 48 Februari 17 Maret 35 April 79 Mei 146 Juni 101 Juli 58 Agustus 219 September 244 Oktober 285 November 194 Desember 309 Rata – rata 144.58 Sumber : Laporan Manajemen Pemupukan Kebun Adolina (2014) Tabel 10. Rencana dan realisasi waktu aplikasi pupuk di Kebun Adolina tahun 2014 Jenis Bulan Aplikasi Pupuk Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Rencana Pemupukan di Kebun Adolina Tahun 2014 ZA MOP TSP RP Borate Dolomit NPK Realisasi Pemupukan di Kebun Adolina Tahun 2014 ZA
MOP TSP RP Borate Dolomit NPK Sumber : Laporan Manajemen Pemupukan Kebun Adolina (2014)
25 Tepat tempat. Setiap jenis pupuk memiliki tempat aplikasi yang berbeda. Pupuk dapat diaplikasikan di dalam piringan, di sekitar piringan, maupun di luar piringan. Pengamatan tepat tempat dilakukan dengan mengamati pupuk Dolomit karena jenis pupuk ini berbeda tempat aplikasinya dengan pupuk jenis lain, yaitu diaplikasikan di gawangan mati. Pengamatan dilakukan menggunakan sampel 12 orang penabur pupuk dengan mengambil sub sampel 20 tanaman contoh untuk setiap penabur selama 3 hari (ulangan). Hasil pengamatan ketepatan tempat pemupukan Dolomit di Kebun Adolina dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Pengamatan ketepatan tempat pemupukan Dolomit Lokasi Penebaran (Tanaman) Persentase (%) Penabur Susunan Gawangan Susunan Gawangan ke Piringan Piringan Pelepah Mati Pelepah Mati 1 3.33 3.33 13.33 16.67 16.67 66.67 2 4.00 3.33 12.67 20.00 16.67 63.33 3 3.33 3.33 13.33 16.67 16.67 66.67 4 4.00 3.33 12.67 20.00 16.67 63.33 5 3.67 3.67 12.67 18.33 18.33 63.33 6 4.00 4.00 12.00 20.00 20.00 60.00 7 3.00 3.00 14.00 15.00 15.00 70.00 8 4.00 4.00 12.00 20.00 20.00 60.00 9 5.00 3.67 11.33 25.00 18.33 56.67 10 3.33 3.67 13.00 16.67 18.33 65.00 11 4.33 4.00 11.67 21.67 20.00 58.33 12 3.33 3.00 13.67 16.67 15.00 68.33 Rataan 3.78 3.53 12.69 18.89 17.64 63.47 Berdasarkan Tabel 11, persentase lokasi penebaran pupuk Dolomit di gawangan mati sebesar 63.47% dengan rata-rata jumlah tanaman yang disebar pupuk di gawangan mati sebanyak 12.69 tanaman. Nilai ini belum memenuhi standar perusahaan yaitu sebesar ≥ 90%. Oleh karena itu, ketepatan tempat pemupukan di Kebun Adolina masih belum memenuhi prinsip tepat tempat. Korelasi antara curah hujan terhadap jumlah kebutuhan pupuk dan produksi TBS. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara curah hujan tahun 2012-2013 terhadap jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 dan produksi TBS tahun 2013-2014 dengan menggunakan software Minitab 16. Hasil uji korelasi antara curah hujan tahun 2009-2013 terhadap produksi TBS tahun 2010-2014 tersaji pada Tabel 12. Tabel 12. Uji korelasi antara curah hujan tahun 2012-2013 terhadap jumlah kebutuhan pupuk 2012-2013 dan produksi TBS tahun 2010-2014 Curah Hujan Jumlah Pupuk Produksi Nilai P-Value 2012-2013 2012-2013 2013-2014 Korelasi (α = 0.05) (mm) (kg) (kg TBS) (r) 1 523 6 596 105 137 966 690 -1.000 * 2 096 5 631 466 118 932 410
26 Berdasarkan Tabel 12, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin meningkat jumlah pupuk maka produksi TBS akan semakin meningkat walaupun curah hujan menurun. Hal ini diduga karena curah hujan yang rendah mampu mentranslokasikan pupuk ke dalam sistem jaringan tanaman kelapa sawit sehingga tanaman kelapa sawit mendapatkan unsur hara yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sehingga produksi TBS akan meningkat. Fauzi et al. (2012) menyatakan bahwa jumlah air tanah yang sangat baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75% dari kapasitas lapang. Dengan demikian, pupuk yang ditaburkan ke tanaman kelapa sawit dapat segera larut dalam air sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Prestasi kerja penabur. Tenaga penabur yang dipakai di Kebun Adolina adalah karyawan harian lepas (KHL) dan buruh harian lepas (BHL). Prestasi kerja penabur adalah output yang dihasilkan seorang penabur dalam melakukan penaburan pupuk. Prestasi kerja yang diperoleh oleh 12 orang penabur kemudian dibandingkan dengan standar kebun. Prestasi kerja penabur tersaji pada Tabel 13. Tabel 13. Prestasi kerja penabur pemupukan Dolomit Luas Total Prestasi kerja Standar kebun Tanggal -1 -1 (ha HK ) (kg HK ) (ha HK-1) (kg HK-1) (ha) (kg) 10/04/2015 48 9 804 4 817 2 408 11/04/2015 33 6 800 2.75 566.67 2 408 13/04/2015 51 10 200 4.25 850 2 408 Rata-rata 3.67 744.55 2 408 Berdasarkan Tabel 13, rata-rata prestasi tenaga kerja pada pemupukan Dolomit yaitu 744.5 kg HK-1. Prestasi tenaga kerja yang diamati pada pupuk Dolomit telah memenuhi standar perusahaan yaitu > 408 kg HK-1. Pemupukan di Kebun Adolina menggunakan sistem premi. Premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga kerja sebagai hadiah atas hasil kerja yang yang dikerjakan melebihi dari standar perusahaan untuk meningkatkan prestasi kerja tenaga kerja. Standar pemupukan Dolomit di Kebun Adolina untuk dosis 1.5 kg tanaman-1 sebesar 2 ha HK-1. Penabur akan memperoleh premi dari perusahaan sebesar Rp 16 950 apabila penabur mampu mencapai lebih dari standar perusahaan. Premi ditentukan berdasarkan harga per hektar dan standar pemupukan dari perusahaan. Sistem premi ini memberikan manfaat supaya penabur memiliki semangat untuk meningkatkan prestasi saat bekerja. Defisiensi unsur hara. Ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit. Kandungan unsur hara yang tersedia rendah akan mengakibatkan tanaman mengalami gejala defisiensi hara. Tanaman yang mengalami gejala defisiensi hara akan menunjukkan gejala-gejala yang khas. Defisiensi hara disebabkan oleh pemupukan yang tidak efektif pada periode sebelumnya. Status dan gejala defisiensi hara N, P, K, Ca, Mg, dan B diperoleh dengan mengamati status hara daun tanaman kelapa sawit menghasilkan di Kebun Adolina tahun 2014. Status hara tanaman menghasilkan di Kebun Adolina tahun 2014 tersaji pada Tabel 14.
27 Tabel 14. Status hara tanaman menghasilkan di Kebun Adolina tahun 2014 berdasarkan hasil LSU Status Hara Kriteria Jumlah Tanaman Persentase (%) N Rendah 148 61 Normal 83 34 Tinggi 13 5 Total 244 100 P Rendah 161 66 Normal 66 27 Tinggi 17 7 Total 244 100 K Rendah 71 29 Normal 60 25 Tinggi 113 46 Total 244 100 Ca Rendah 87 36 Normal 111 45 Tinggi 46 19 Total 244 100 Mg Rendah 75 31 Normal 157 64 Tinggi 12 5 Total 244 100 B Rendah 8 38 Normal 13 62 Tinggi 0 0 Total 21 100 Sumber : Rekomendasi Pemupukan TM Kelapa Sawit Kebun Adolina (2015) Tabel 14 menyajikan hasil analisis dari Leaf Sampling Unit (LSU) atau kesatuan contoh daun (KCD) tahun 2014 yang menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit menghasilkan di Kebun Adolina mengalami defisiensi unsur hara kriteria tertinggi yaitu unsur hara K sebesar 46 %, kriteria normal yaitu unsur hara Ca sebesar 45 %, Mg sebesar 64 % dan B sebesar 62 % dan kriteria rendah yaitu unsur hara N sebesar 61 % dan unsur hara P sebesar 66 %. Berdasarkan Tabel 14, defisiensi unsur hara tertinggi adalah unsur hara K. Defisiensi unsur hara K dapat dilihat di lapangan yang ditandai dengan munculnya pelepah daun yang patah, mengering dan berwarna cokelat pada tanaman kelapa sawit. Hal ini terjadi karena realisasi pemupukan pada tahun 2013 hanya dilakukan pada semester I dan realisasi pemupukan tahun 2014 semester I belum terealisasi seluruhnya akibat terkendali kondisi curah hujan yang rendah sehingga tanaman kelapa sawit mengalami defisiensi unsur hara.
28 Aspek Manajerial Pendamping Mandor I Mandor satu bertugas untuk membantu asisten afdeling dalam mengkoordinasikanseluruh mandor yang ada dalam melaksanakan tugas setiap mador, seperti: membuat rencana kerja, melaksanakan rapat pagi di kantor afdeling jika asisten afdeling berhalangan hadir, mengevaluasi pekerjaan harian, mengecek kerja karyawan tiap harinya, dan menerima laporan dari mandor. Kewajiban administrasi yang dilaksanakan oleh mandor I adalah membuat buku mandor (absensi), melaporkan hasil pekerjaaan rutin kepada asisten afdeling, mengikuti rapat kerja dengan para mandor yang dipimpin oleh asisten afdeling dan menerima serta melaksanakan instruksi kerja dari atasan. Pendamping Mandor Panen Mandor panen di Afdeling II Kebun Adolina terdiri atas 2 mandor panen. Mandor panen memiliki tugas mengawasi dan mengontrol kegiatan panen, mengevaluasi panen harian, melakukan penilaian pemanenan dengan cara mengamati buah matang tertinggal, brondolan yang tertinggal, susunan pelepah, dan potongan tangkai buah yang benar, melaporkan pemanen yang berhalangan hadir dan melaporkan hasil kegiatan panen di buku laporan kerja mandor setiap hari kerja. Sistem panen di Kebun Adolina menggunakan sistem hanca giring tetap, yaitu tiap pemanen telah memiliki hanca tetap giring di tiap blok dan kegiatan panen digiring oleh mandor dari satu blok ke blok selanjutnya sesuai dengan kapveld panen. Kegiatan yang dilakukan selama sebagai pendamping mandor panen adalah mengawasi dan mengontrol pemanenan dengan mengecek hanca panen, mengamati buah matang tertinggal, brondolan yang tertinggal. Pendamping Mandor Pemeliharaan Mandor pemeliharaan di Afdeling II Kebun Adolina terdiri dari 5 orang mandor yang bertugas dalam pengawasan kegiatan pemeliharaan, seperti : kegiatan pemberantasan gulma secara kimiawi (chemist), pemberantasan gulma manual, dan kegiatan pemupukan. Setiap mandor wajib melaksanakan rencana kerja sesuai dengan rencana kerja organisasi (RKO). Setelah melakukan kegiatan, setiap mandor wajib mengerjakan buku mandor dan membuat laporan hasil kerja harian pemeliharaan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor yaitu melakukan pengawasan terhadap karyawan pupuk, melakukan cek hanca pemupukan harian, mengumpulkan karung pupuk, dan mengawasi kegiatan chemist. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Pendamping Asisten Afdeling Asisten bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan dimulai dari perencanaan (planning), organisasi (organizing), aktual (actuating), dan kontrol (controlling) yang meliputi kegiatan di kebun maupun lingkungan masyarakat. Tugas dan tanggung jawab seorang asisten afdeling adalah memberikan instruksi kerja kepada mandor-mandor dan krani-krani setiap pagi, membuat rencana kerja
29 anggaran perusahaan (RKAP) tahunan serta rencana kerja organisasi (RKO) triwulan, menjalankan pekerjaan sesuai dengan anggaran, melakukan pengawasan aktivitas terhadap pekerjaan pemeliharaan rutin dan proses panen sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, mengkoordinasi mandor-mandor sesuai instruksi dan rencana kerja, dan mengevaluasi pekerjaan sudah berjalan dengan baik atau belum. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping asisten di bulan ketiga dan keempat adalah membantu asisten afdeling dalam pemeriksaan kegiatan pemeliharaan, memeriksa keadaan tanaman, dan memeriksa hanca panen berdasarkan kualitas panen (kualitas hanca panen dan buah yang di panen) yang bertujuan untuk mengurangi persentase berondolan yang tertinggal di lapangan dan terpotongnya buah mentah. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.
PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Keefektifan pemupukan berkaitan dengan tingkat hara pupuk yang diserap tanaman. Pupuk dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Efesiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Peningkatan keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan. Kehilangan hara pupuk dapat terjadi melalui penguapan, pencucian, aliran permukaan karena erosi. Keefektifan dan efisiensi pemupukan dipengaruhi beberapa faktor penting dalam pemupukan dan juga kualitas dari pemupukan itu sendiri. Kualitas pemupukan dibagi menjadi dua yaitu kualitas pupuk yang ditentukan oleh jumlah kandungan unsur hara utama didalam pupuk tersebut dan kualitas teknik penaburan pupuk di lapangan yang berkaitan dengan pengelolaandan organisasi kerja serta administrasinya. Menurut Fauzi et al. (2012) dalam pemberian pupuk harus memperhatikan kunci keefektifan dan keberhasilan pemupukan diantaranya: ketepatan jenis pupuk, ketepatan dosis pupuk, ketepatan waktu pemupukan, ketepatan cara pemupukan dan ketepatan tempat pupuk diaplikasikan. Tepat Dosis Keseimbangan unsur hara pada dasarnya adalah memperhatikan keseimbangan asupan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan dosis pupuk diantaranya adalah hasil analisis daun dan tanah, realisasi produksi lima tahun terakhir, realisasi pemupukan sebelumnya, data curah hujan lima tahun terakhir, dan gejala defisiensi hara (Winarna et al. 2003).
30 Berdasarkan hasil pengamatan pada Gambar 15 diperoleh nilai ketepatan dosis pemupukan Dolomit sebesar 74.72%. Nilai ini belum memenuhi standar perusahaan yaitu sebesar ≥ 90%. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman penabur tentang bobot takaran pupuk yang digunakan dan kurangnya kesadaran penabur untuk bekerja dengan baik. Penabur kurang memperhatikan dosis yang digunakan dan cara penaburan pupuk yang baik. Tenaga penabur hanya mengacu pada prinsip bahwa pupuk harus tertabur pada tanaman. Oleh karena itu, ketepatan dosis pemupukan Dolomit di Kebun Adolina masih belum memenuhi prinsip tepat dosis. Tepat Jenis Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Adolina adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yang diaplikasikan adalah limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit yang berupa tandan kosong dan limbah cair. Tandan kosong diaplikasikan di gawangan mati berdekatan dengan susunan pelepah, sedangkan limbah cair diaplikasikan pada parit-parit di beberapa blok. Pupuk anorganik yang diaplikasikan harus sesuai rekomendasi pupuk. Rekomendasi pupuk diperoleh berdasarkan hasil analisis tanah, analisis daun, gejala defisiensi hara dan kondisi tanaman di lapangan, produktivitas dan curah hujan, mutu pupuk, dan nilai ekonomis. Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Adolina pada tahun 2014 adalah pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal yang digunakan adalah ZA dan Urea untuk memenuhi kebutuhan N, MOP untuk memenuhi kebutuhan K, RP dan TSP untuk memenuhi kebutuhan P, Dolomit dan Kieserit untuk memenuhi kebutuhan Mg, dan pupuk Borate untuk memenuhi kebutuhan B. Pupuk majemuk yang digunakan yaitu NPK 13:6:24. Pupuk majemuk memiliki keunggulan dibandingkan dengan pupuk tunggal, yaitu lebih praktis dalam pemesanan, transportasi, penyimpanan, dan aplikasi di lapangan karena satu jenis pupuk majemuk mengandung keseluruhan atau sebagian besar hara yang dibutuhkan tanaman (Poeloengan et al. 2003). Harga pupuk majemuk tergolong lebih mahal dan saat aplikasi di lapangan biasanya tanaman lebih memerlukan salah satu unsur hara dalam jumlah yang lebih besar atau sedikit dibanding kandungan hara pada pupuk majemuk. Berdasarkan rencana dan realisasi pemupukan tahun 2014 yang tersaji pada Tabel 7, jenis pupuk yang diaplikasikan Kebun Adolina sudah tepat jenis sesuai dengan rekomendasi pemupukan, tetapi jumlah kebutuhan pupuk yang diaplikasikan di lapangan tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan pupuk rekomendasi perusahaan. Realisasi pemupukan tahun 2014 lebih rendah daripada rencana disebabkan karena realisasi pemupukan semester I tahun 2014 belum terealisasi seluruhnya akibat terkendali kondisi curah hujan yang rendah dan jumlah dosis yang diaplikasikan masih kurang sesuai karena penabur masih kurang memperhatikan dosis yang digunakan dan cara penaburan pupuk yang kurang baik.
31 Tepat Cara Menurut Poeloengan et al. (2003) pemupukan manual di perkebunan kelapa sawit umumnya dilakukan menggunakan 2 cara yaitu cara tabur dan benam (pocket). Cara pemupukan tanaman kelapa sawit yang diaplikasikan di Kebun Adolina adalah metode tebar dan benam. Cara pemupukan yang diaplikasikan mempengaruhi jumlah pupuk yang dapat diserap akar tanaman. Ketepatan cara yang diamati adalah ketepatan penyebaran pupuk yang merata dan tidak menggumpal saat diaplikasikan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Gambar 16, rata-rata ketepatan cara aplikasi pupuk Dolomit sebesar 63.33%. Nilai ini belum memenuhi standar perusahaan yaitu sebesar ≥ 90%. Hal disebabkan penabur belum memahami cara aplikasi yang tepat dan kurang menyadari akan makna dari pemupukan merata yang diaplikasikan di lapangan. Oleh karena itu, ketepatan cara pemupukan di Kebun Adolina masih belum memenuhi prinsip tepat cara. Tepat Waktu Curah hujan mempunyai peran yang penting dalam aplikasi pemupukan. Tinggi atau rendahnya curah hujan tahunan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Tingginya curah hujan berpengaruh terhadap rendahnya intensitas cahaya sedangkan rendahnya curah hujan berkaitan dengan defisit air dalam jangka waktu yang lama. PPKS (2007) menyatakan bahwa untuk menghindari kehilangan unsur hara pada pupuk, maka curah hujan yang ideal adalah 60-200 mm bulan-1. Kebun Adolina melaksanakan rencana dan realisasi aplikasi pemupukan pada dua semester yaitu semester I (Januari - Juni) dan semester II (Juli - Desember). Rencana dan realisasi aplikasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 10. Penetapan waktu aplikasi pupuk didasarkan pada pola curah hujan (Winarna 2003). Adiwiganda (2007) menyatakan bahwa kesulitan pelaksanaan pemupukan tepat waktu diakibatkan terjadinya curah hujan yang sulit diprediksi yaitu kandungan air dalam tanah yang tidak sesuai dengan persyaratan untuk aplikasi pupuk. Berdasarkan realisasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014, pemupukan ZA dan MOP dilakukan pada bulan Februari, Juni dan September, bulan April dan Mei untuk pupuk RP, bulan November dan Desember untuk pupuk TSP dan Borate, sedangkan untuk pemupukan pupuk Dolomit dilakukan satu kali aplikasi pada bulan Desember. Realisasi aplikasi pupuk ZA dan MOP belum memenuhi ketepatan waktu aplikasi karena sudah dilakukan pada saat bulan Februari dengan curah hujan < 60 mm bulan-1 yang seharusnya tidak tepat untuk mengaplikasikan pupuk, sedangkan untuk aplikasi pupuk lainnya sudah tepat karena diaplikasikan pada bulan dengan curah hujan diantara 60-200 mm bulan-1, realisasi aplikasi pemupukan Dolomit tidak tepat waktu yaitu yang direncanakan hanya dilakukan pada bulan Juni, namun realisasinya dilakukan bulan Desember, dan realisasi pemupukan NPK juga tidak tepat waktu karena rencana pemupukan pada bulan Februari dan Agustus tetapi pengaplikasiannya terjadi pada bulan Desember. Hal ini terjadi karena perubahan iklim yang drastis di lapangan dan tidak tersedianya pupuk di gudang akibat keterlambatan
32 kedatangan pupuk. Oleh karena itu, ketepatan waktu pemupukan di Kebun Adolina masih belum memenuhi prinsip tepat waktu dan harus lebih diperhatikan karena jika kegiatan pemupukan tidak dilakukan sesuai waktunya dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang akan berdampak pada produksi tanaman kelapa sawit. Tepat Tempat Setiap jenis pupuk yang berbeda mempengaruhi tempat aplikasi yang berbeda pula. Pupuk dapat diaplikasikan di dalam piringan, di sekitar piringan, maupun di luar piringan. Pengamatan tempat penaburan dilakukan untuk mengetahui ketepatan aplikasi tempat penaburan pupuk. Candra (2012) menyatakan bahwa keefektifan tanaman dalam menyerap unsur hara dipengaruhi oleh lokasi atau tempat penebaran pupuk. Pengamatan dilakukan dengan mengamati pupuk Dolomit karena jenis pupuk ini berbeda tempat aplikasinya dengan pupuk jenis lain. Pupuk Dolomit diaplikasikan di gawangan mati. Aplikasi pupuk Dolomit di gawangan mati bertujuan agar akar tanaman dapat menyerap pupuk lebih optimal karena daerah perakaran tanaman menghasilkan (TM) sudah sesuai dengan lebar tajuk dimana lebih tepatnya berada di sekitar gawangan mati. Berdasarkan Tabel 11, persentase lokasi penebaran pupuk Dolomit di gawangan mati sebesar 63.47% dengan rata-rata jumlah tanaman yang disebar pupuk di gawangan mati sebanyak 12.69 tanaman. Nilai ini belum memenuhi standar perusahaan yaitu sebesar ≥ 90%. Oleh karena itu, ketepatan tempat pemupukan di Kebun Adolina masih belum memenuhi prinsip tepat tempat. Prestasi Kerja Penabur Tenaga kerja merupakan komponen penyerap biaya yang cukup besar sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan efisisensi tenaga kerja dalam manajemen operasional agar target penyelesaian pekerjaan secara kuantitatif dan kualitatif dan realisasi prestasi kerja yang diharapkan sesuai atau lebih baik daripada standar prestasi kerja yang ditetapkan (Pahan 2013). Prestasi pekerja diamati berdasarkan bobot pupuk standar kebun dan bobot pupuk yang diaplikasikan di lapang yang ditabur oleh pekerja. Berdasarkan Tabel 13, rata-rata prestasi tenaga kerja pada pemupukan Dolomit yaitu 744.5 kg HK-1. Prestasi tenaga kerja yang diamati pada pupuk Dolomit telah memenuhi standar perusahaan yaitu > 408 kg HK-1. Namun, jika dilihat dari segi biaya atau upah yang diberikan kepada tenaga penabur menjadi tidak efisien. Prestasi yang diperoleh baik pada pupuk Dolomit melebihi standar perusahaan sehingga hal ini dapat dijadikan evaluasi dalam melaksanakan pemupukan berikutnya karena apabila tenaga kerja dikurangi menjadi 10 penabur maka prestasi kerja akan tetap memenuhi standar serta biaya yang digunakan untuk membayar tenaga penabur dapat lebih efisien dengan catatan tenaga penabur yang dipakai selalu sama dalam setiap aplikasi pemupukan dan penabur harus lebih efisien dalam menggunakan jam kerja.
33 Defisiensi Unsur Hara Unsur hara yang mendapat perhatian dalam pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi unsur hara N, P, K, Mg, Cu dan B (Darmosarkoro 2003). Defisiensi unsur hara terjadi karena ketersediaan hara di dalam tanah sangat rendah sehingga mengakibatkan tanaman kelapa sawit mengalami gejala defisiensi unsur hara. Penyebab lainnya adalah dosis pemupukan yang tidak sesuai dengan kebutuhan hara tanaman kelapa sawit, aplikasi pemupukan yang dilaksanakan pada curah hujan yang belum cukup dan persaingan antara tanaman kelapa sawit dengan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman kelapa sawit. Hasil analisis dari Leaf Sampling Unit (LSU) atau kesatuan contoh daun (KCD) tahun 2014 yang tersaji Tabel 14 menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit menghasilkan di Kebun Adolina mengalami defisiensi unsur hara kriteria tertinggi yaitu unsur hara K sebesar 46 %, kriteria normal yaitu unsur hara Ca sebesar 45 %, Mg sebesar 64 % dan B sebesar 62 % dan kriteria rendah yaitu unsur hara N sebesar 61 % dan unsur hara P sebesar 66 %. Tanda dan gejala defisiensi hara dapat dilihat langsung di lapangan. Defisiensi unsur hara N ditandai dengan munculnya warna kuning (klorosis) pada daun. Defisiensi unsur hara P dapat diketahui jika warna daun berubah dari hijau menjadi kemerah-merahan dan kehitaman dan menyebabkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit menjadi terhambat. Defisiensi unsur hara K muncul jika warna pada daun tua berubah dari hijau menjadi cokelat dan akhirnya daun mengering. Defisiensi unsur hara Mg ditandai dengan munculnya warna kuning (klorosis) pada daerah sekitar tulang daun tetapi daun masih berwarna hijau, sedangkan defisiensi unsur B ditandai dengan terjadinya perubahan warna daun termuda menjadi kecokelatan, ujung anak daun membengkok (hook leaf), tumbuh pendek sehingga ujung pelepah melingkar (rounde frond tip), anak daun pada ujung pelepah muda berbentuk kecil seperti rumput (bristle tip) atau tumbuh rapat, pendek, padat dan seolah-olah bersatu (little leaf). Menurut Pahan (2013) cara yang lebih mudah untuk melihat tanda dan gejala defisiensi unsur hara adalah dengan membandingkan daun dengan foto tanaman yang mengalami defisiensi. Korelasi Luas Lahan terhadap Produktivitas TBS Menurut Hasan (2010) peningkatan produksi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan peningkatan luas lahan, peningkatan produktivitas dan peningkatan intensitas tanam. Luas areal TM di Kebun Adolina semakin meningkat dari tahun 2009-2014 dan seharusnya produksi dan produktivitas TBS juga meningkat karena luas lahan, produksi dan produktivitas memiliki hubungan yang kuat. Oleh karena itu, uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara peningkatan luas areal TM terhadap produktivitas TBS. Hasil uji korelasi antara luas areal TM terhadap produktivitas TBS dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin meningkat luas areal TM, maka produktivitas akan semakin menurun. Hal ini terjadi karena semakin luas areal TM maka jumlah tanaman muda kelapa sawit akan lebih banyak daripada jumlah tanaman tua kelapa sawit sehingga menyebabkan produktivitas semakin menurun.
34 Korelasi Kebutuhan Pupuk terhadap Produksi dan Produktivitas TBS Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan hara di dalam tanah (Arsyad et al. 2012). Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara realisasi jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 terhadap produksi dan produktivitas TBS tahun 2013-2014 dengan menggunakan analisis korelasi. Hasil uji korelasi antara realisasi jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 terhadap produksi dan produktivitas TBS tahun 2013-2014 tersaji pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin meningkat jumlah pupuk, maka produksi dan produktivitas TBS akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena semakin tinggi jumlah pupuk maka tanaman kelapa sawit akan mendapatkan unsur hara yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sehingga akan meningkatkan produksi dan produktivitas TBS. Korelasi Curah Hujan terhadap Kebutuhan Pupuk dan Produksi TBS Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah 2000-2500 mm tahun-1 dan tersebar merata sepanjang tahun (Pahan 2013). Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara curah hujan tahun 2012-2013 terhadap jumlah kebutuhan pupuk 2012-2013 dan produksi TBS tahun 2010-2014 dengan menggunakan software Minitab 16. Hasil uji korelasi tersaji pada Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin meningkat jumlah pupuk maka produksi TBS akan semakin meningkat walaupun curah hujan menurun. Hal ini diduga bahwa curah hujan yang rendah mampu mentranslokasikan pupuk ke dalam sistem jaringan tanaman kelapa sawit karena tipe iklim di Kebun Adolina termasuk ke dalam tipe basah dengan nilai Q sebesar 25.58% sehingga tanaman kelapa sawit mendapatkan unsur hara yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sehingga produksi TBS akan meningkat. Kehilangan Pupuk Kehilangan (losses) pupuk dapat terjadi mulai dari pemuatan pupuk ke dalam truk, pengeceran pupuk ke lapangan, penuangan pupuk ke dalam ember dan penaburan pupuk. Kehilangan pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Hasil pengamatan kehilangan (losses) pupuk Dolomit di Kebun Adolina sekitar 5-10% mulai dari pemuatan pupuk di gudang sampai pengaplikasian pupuk di lapangan. Pemuatan pupuk ke dalam truk terjadi kehilangan pupuk. Karyawan pemuat umumnya menggunakan gancu untuk menarik karung pupuk dan meletakan karung pupuk dengan cara dibanting menyebabkan karung pupuk bocor atau sobek sehingga pupuk tercecer. Kehilangan pupuk juga terjadi saat pengeceran pupuk dari truk ke lapangan dengan cara menggunakan gancu untuk
35 menarik karung pupuk lalu dilemparkan ke jalan pikul. Penggunaan gancu saat menarik pupuk dan lemparan tersebut dapat menyebabkan karung pecah dan sobek sehingga pupuk tercecer. Kehilangan pupuk tersebut sering terjadi pada saat penuangan pupuk ke dalam ember dan pupuk yang terbuang keluar tidak diambil kembali dengan bersih oleh penabur. Selain itu, kehilangan pupuk juga terjadi pada saat penabur menabur pupuk ke setiap tanaman kelapa sawit dengan dosis yang tidak sesuai dengan takaran, adanya pencucian oleh air hujan (run off), menguap karena sinar matahari, dan dikonsumsi oleh gulma (Sunarko 2014). Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan pemupukan pada saat cuaca baik dan curah hujan cukup, meningkatkan kontrol mandor pupuk mulai saat kegiatan pemuatan pupuk, pengeceran pupuk, dan aplikasi pupuk di lapangan agar dilakukan secara hati-hati. Penggunaan Alat Pelindung Diri Menurut Konradus (2006) pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja (zero accident) dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Tantangan dan potensi bahaya semakin banyak dan beranekaragam sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengatasi potensi akan kecelakan kerja yakni dengan penggunaan alat pengaman diri (APD). Perusahaan menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi karyawan yang bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya dan penyakit yang mungkin terjadi akibat kerja. APD yang disediakan perusahaan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan karyawan (Lestari 2007). Tenaga kerja di Kebun Adolina masih kurang disiplin dalam mematuhi ketentuan mengenai K3 yakni pemakaian alat pelindung diri (APD). Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan dalam penggunaan atau pemakaian alat pelindung diri biasanya karena alasan sederhana, misalnya pekerja tidak memakai kacamata (google) dan safety helm saat memanen, tidak memakai masker pada saat memupuk dan tidak memakai masker dan baju khusus (wearpack) saat pengendalian gulma kimiawi (chemist) sehingga bahaya dapat merugikan dirinya sendiri. Rendahnya kesadaran pekerja di Kebun Adolinadalam menggunakan alat pengaman diri (APD) karena dianggap mengurangi kenyamanan saat bekerja, tidak tahu jika harus menggunakan APD, menggunakan APD hanya membuang-buang waktu saja, masih adanya pemikiran tidak akan celaka jika tidak menggunakan APD, lupa menggunakan APD, dan kurangnya pengarahan dari pimpinan merupakan alasan mengapa tidak disiplinnya karyawan dalam menggunakan APD. Kebun Adolina seharusnya memberikan sanksi yang tegas sehingga dengan adanya tindakan sanksi tersebut pekerja akan lebih disiplin. Contohnya: bagi karyawan yang tidak menggunakan APD apapun alasannya akan dikenakan sanksi. Pemberian reward, punishment, pengawasan dan tindakan pendisiplinan dari perusahaan kepada karyawan untuk mendisiplinkan karyawan dalam menggunakan APD sangat diperlukan. Pengawasan terhadap karyawan akan mempengaruhi karyawan dalam menggunakan APD, serta dilakukan sosialisasi
36 masalah kebijakan tentang penggunaan APD dan meningkatkan pola pengawasan sehingga pekerja termotivasi untuk menggunakan APD pada saat mereka bekerja.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pelaksanaan magang sudah sesuai dengan tujuan, terutama pada aspek khusus pemupukan. Pengelolaan pemupukan di Kebun Adolina secara umum belum sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV. Dalam mencapai produksi yang optimal harus memperhatikan prinsip pemupukan 5T (Tepat Dosis, Tepat Jenis, Tepat Waktu, Tepat Cara, Tepat Tempat). Ketepatan jenis pupuk di Kebun Adolina secara umum sudah tepat sesuai rekomendasi. Kriteria ketepatan dosis, cara, waktu dan tempat juga belum sesuai dengan rekomendasi dan SOP yang telah ditetapkan oleh kebun. Kehilangan (losses) pupuk Dolomit di Kebun Adolina ditemukan mulai dari muat bongkar pupuk di gudang sampai pengaplikasian pupuk di lapangan. Defisiensi unsur hara masih ditemukan pada tanaman menghasilkan kelapa sawit di Kebun Adolina. Penggunaan tenaga kerja pupuk di Kebun Adolina sudah efektif karena melebihi standar perusahaan tetapi belum efisien karena terjadi pemborosan biaya tenaga kerja serta kesadaran dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh karyawan Kebun Adolina saat bekerja masih kurang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa jika luas area TM semakin meningkat maka produktivitas akan semakin menurun, jumlah pupuk semakin meningkat maka produksi dan produktivitas TBS akan semakin meningkat, dan jumlah pupuk semakin meningkat maka produksi TBS akan semakin meningkat walaupun curah hujan menurun.
Saran Saran yang diajukan bagi perusahaan adalah memperbaiki jadwal pengadaan persediaan pupuk untuk menghindari terlambatnya pupuk yang akan masuk ke kebun. Pengawasan kegiatan pemupukan harus dilakukan dengan ketat dan evaluasi terhadap tenaga penabur. Pengarahan khusus kepada penabur perlu dilakukan agar prinsip 5T pemupukan yang optimal tercapai. Tindakan pendisiplinan perlu diberikan kepada seluruh karyawan untuk menggunakan APD saat bekerja. Peningkatan sanitasi dan infrastruktur kebun untuk mencapai keefektifan dan efisiensi pemupukan di Kebun Adolina.
37
DAFTAR PUSTAKA Adiwiganda R. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Kelapa Sawit. Di dalam: Mangoensoekarjo S, editor. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Tanaman Perkebunan. Yogyakarta (ID) : Gajah Mada University Press. Arsyad A R, Junedi H, Farni Y. 2012. Pemupukan kelapa sawit berdasarkan potensi produksi untuk meningkatkan hasil tandan buah segar (TBS) pada lahan marginal Kumpeh. J Penelitian Universitas Jambi. 14(1): 29-36. Candra W. 2012. Studi pemupukan kelapa sawit (Elaeis guinnensis Jacq.) pada tanaman menghasilkan (TM) di perkebunan Bangun Koling Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Riau [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Darmosarkoro W. 2003. Defisiensi dan Malnutrisi Hara pada Tanaman Kelapa Sawit. Di dalam : Darmosarkoro W, Sutarta E G, dan Winarna, editor. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. [Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Pertumbuhan areal kelapa sawit meningkat [Internet]. [diunduh 2015 Mei 29]. Tersedia pada: http://ditjenbun.pertanian.go.id/setditjenbun/berita-238-pertumbuhanareal-kelapa-sawit-meningkat.html Fauzi Y, Widyastuti Y E, Satyawibawa I, Hartono R. 2012. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Hakim M. 2007. Kelapa Sawit, Teknis Agronomis dan Manajemennya. Jakarta (ID): Lembaga Pupuk Indonesia. Hasan F. 2010. Peran luas panen dan dan produktivitas terhadap pertumbuhan produksi tanaman pangan di Jawa Timur. Embryo. 7(1): 15-20. Hidayat W. 2012. Manajemen pemupukan pada perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Tambusai Estate, PT. Panca Surya Agrindo, First Resources Ltd, Kabupaten Rokan Hulu, Riau [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Konradus D. 2006. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Lestari T. 2007. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Lubis A U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Indonesia. Pematang Siantar (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat. Mahyudin S. 2011. Manajemen pemupukan pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Buatan, PT. Inti Indosawit Subur, Pelalawan, Riau [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mangoensoekarjo S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya Perkebunan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Pahan I. 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
38 Poeloengan Z, Fadli M L, Winarna, Rahutomo S, dan Sutarta ES. 2003. Permasalahan Pemupukan Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Di dalam: Darmosarkoro W, Sutarta ES, Winarna, editor. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2003. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Indonesian Oil Palm Research Institute. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Indonesian Oil Palm Research Institute. Salmiyati, Heryansyah A, Idayu I, Supriyanto E. 2013.Oil palm plantations management effects on pruductivity fresh fruit bunch (FFB). APCBEE Procedia [Internet]. [diunduh 2015 Juni 29]; 8: 282-286. Tersedia pada:http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S221267081400123. Sastrosayono S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Setyamidjaja D. 2006. Kelapa Sawit. Jakarta (ID) : Kanisius. Sunarko. 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Sunarko. 2014. Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Winarna W, Darmosarkoro, Sutarta E S. 2003. Teknologi Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit. Medan (ID) : Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
39
LAMPIRAN
Verifikasi surat
Perkenalan
Perkenalan Orientasi kebun Pembersihan kebun tahap I Pembersihan kebun tahap II Libur Penunasan pelepah
Perumpukan
Pengendalian gulma secara kimiawi Libur Pembersihan pakis Injeksi batang Libur Mengangkut TBS ke TPH dan mengutip brondolan Belajar EWS (Early Warning System)
09/02/2015
10/02/2015
11/02/2015 12/02/2015 13/02/2015
17/02/2015
18/02/2015
24/02/2015
19/02/2015 20/02/2015 21/02/2015 22/02/2015 23/02/2015
15/02/2015 16/02/2015
14/02/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
-
46 29 -
36
64
28
-
-
-
Penulis (tanaman HK-1) -
-
50 300 -
96
128
96
-
-
-
Prestasi Kerja Penulis Pekerja (tanaman HK-1) -
-
60 300 -
340
-
60
-
-
-
Standar (tanaman HK-1) -
Lampiran 1. Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas di Kebun Adolina, PTPN IV
Blok 06 I Blok 06 J Blok 06 L
Blok 06 M Blok 06 I Blok 06 M Blok 06 I Blok 95 A Blok 06 W Blok 06 K Blok 06 O Blok 06 K
Afdeling 2
Kantor SDM Adolina Kantor Kebun Adolina Kantor Afdeling 2 Afdeling 2 Afdeling 2
Lokasi
Belajar teori dan praktik EWS di lapangan
Tahun Baru Imlek Hari Minggu -
-
-
Hari Minggu -
-
-
-
-
Keterangan
40
Panen Panen Panen
Penunasan pelepah Libur Panen Panen Panen Panen
Panen
Belajar kepada asisten afdeling tentang pemupukan Libur
25/02/2015 26/02/2015 27/02/2015
28/02/2015 01/03/2015 02/03/2015 03/03/2015 04/03/2015 05/03/2015
06/03/2015
07/03/2015
08/03/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
Lampiran 1. (Lanjutan)
-
-
13
10 20 16 11 10
Penulis (tanaman HK-1) 10 15 12
-
-
87
90 120 74 79 83
Prestasi Kerja Penulis Pekerja (tanaman HK-1) 65 75 57
-
-
100
100 140 100 100 100
Standar (tanaman HK-1) 100 100 100
-
Blok 95 C Blok 03 B Blok 06 I Blok 06 J Blok 06 M Blok 97 AF Blok 10 A Blok 06 V Blok 06 P Blok 03 A Blok 03 B Blok 06 I Blok 06 J Kantor Afdeling 2
Lokasi
Hari Minggu
-
-
Hari Minggu -
-
Keterangan
41
Mengawasi kegiatan mist blower Mengawasi kegiatan injeksi batang Mengawasi kegiatan injeksi batang Mengawasi kegiatan chemist piringan Mengawasi kegiatan mist blower Mengawasi kegiatan mist blower Libur Mengawasi kegiatan mist blower Mengawasi kegiatan mist blower Mengawasi kegiatan mist blower Mengawasi kegiatan chemist piringan Mengawasi kegiatan chemist piringan Libur Libur Mengawasi kegiatan chemist piringan Mengawasi kegiatan pembuatan parit Mengawasi kegiatan trosen buah
09/03/2015
25/03/2015
24/03/2015
21/03/2015 22/03/2015 23/03/2015
20/03/2015
19/03/2015
18/03/2015
17/03/2015
15/03/2015 16/03/2015
14/03/2015
13/03/2015
12/03/2015
11/03/2015
10/03/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
2
2
11
12
12
5
5
5
4
4
8
4
4
Jumlah KHL yang diawasi (orang) 3
21
600 m x 1 m
21
28
25
6
6
6
4
4
19.8
4.4
4.4
Prestasi Kerja Penulis Luas lahan yang diawasi (ha) 4
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
Lama kegiatan (jam) 7
Lampiran 2. Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Kebun Adolina, PTPN IV
Blok 06 I
Blok 10 A
Blok 98 C
Blok 98 B
Blok 98 A
Blok 10 C
Blok 10 C
Blok 10 D
Blok 10 B
Blok 10 B
Blok 03 F
Blok 03 D
Blok 03 F
Blok 10 A
Lokasi
Menggunakan excavator -
Hari Raya Nyepi Hari Minggu -
-
-
-
-
Hari Minggu -
-
-
-
-
-
-
Keterangan
42
Mengawasi kegiatan panen Mengawasi kegiatan panen Mengawasi kegiatan panen Libur Mengawasi kegiatan injeksi batang Mengawasi kegiatan garu piringan Mengawasi kegiatan panen Mengawasi kegiatan panen Libur Mengawasi kegiatan panen Libur Mengawasi kegiatan mist blower Mengawasi kegiatan pemupukan dolomit
Mengawasi dan mempelajari kegiatan trosen buah
26/03/2015
08/04/2015
07/04/2015
05/04/2015 06/04/2015
03/04/2015 04/04/2015
02/04/2015
01/04/2015
31/03/2015
29/03/2015 30/03/2015
28/03/2015
27/03/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
Lampiran 2. (Lanjutan)
3
15
2
14
14
14
4
10
7
14
Jumlah KHL yang diawasi (orang) 14
68
40
14.28
49
53
82
28
46
18.29
33.6
Prestasi Kerja Penulis Luas lahan yang diawasi (ha) 53
7
5
7
7
7
7
7
7
7
7
Lama kegiatan (jam) 7
Blok 98 E, 06 W, 97 AF dan 95 C
Blok 05 E dan 06 I
Blok 10 A
Blok 98 C dan 98 D
Blok 95 A, 95 B dan 95 C Blok 98 A dan 98 B
Blok 98 B
Blok 06 P dan 06 S
Blok 10 C
Blok 10 B dan 98 C
Blok 98 A dan 98 B
Lokasi
Pengawasan dan pengamatan data primer -
Hari Minggu -
Wafat Isa Almasih -
-
-
-
Hari Minggu -
-
-
-
Keterangan
43
Mengawasi kegiatan pemupukan dolomit
Mengawasi kegiatan pemupukan dolomit
Mengawasi kegiatan pemupukan dolomit
Mengawasi kegiatan pemupukan dolomit Mengawasi kegiatan pemupukan dolomit Mengawasi kegiatan panen Mengawasi kegiatan panen Mengawasi kegiatan panen Mengawasi kegiatan panen Libur Bertemu dengan Kadistan Menimbang TBS Menimbang TBS Belajar administrasi dan Melihat panen
09/04/2015
10/04/2015
11/04/2015
12/04/2015
21/04/2015 22/04/2014 23/04/2015
19/04/2015 20/04/2015
18/04/2015
17/04/2015
16/04/2015
15/04/2015
13/04/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
1
-
1
1
1
1
3
3
3
3
Jumlah mandor yang diawasi (orang) 3
48 53 86
-
109
83
93
46
51
33
48
Prestasi Kerja Penulis Luas lahan yang diawasi (ha) 50
3 2.5 3
3
2
1.5
2
5
5
5
5
5
Lama kegiatan (jam)
Lampiran 3. Jurnal harian sebagai pendamping asisten afdeling di Kebun Adolina, PTPN IV
Blok 06 K dan 06 L Blok 06 U dan 06 V Kantor Afdeling 2, Blok 97 AB, 97 AC, dan 98 AB
Kantor Tanaman
Blok
Blok 06 T, 06 U, 06 V dan 06 W Blok 95 A, 95 B dan 95 C Blok 03 A – 03 F
Blok 06 U dan 06 S
Blok 06 P dan 06 Q
Blok 06 N dan 06 O
Blok 06 K dan 06 L
Blok 05 G dan 06 M
Lokasi
Hari Minggu Meminta tandatangan -
-
-
-
-
-
Pengawasan dan pengamatan data primer Pengawasan dan pengamatan data primer Pengawasan dan pengamatan data primer -
Keterangan
44
Melihat kegiatan panen dan chemistpiringan Belajar administrasi Libur Belajar administrasi dan melihat panen
Belajar administrasi dan SOP pemupukan Belajar administrasi dan melihat chemist piringan Belajar administrasi dan melihat chemist piringan dan panen Libur Belajar administrasi dan melihat chemist piringan Libur Belajar administrasi, melihat kondisi tanaman dan global telling Belajar administrasi dan melihat blanket gawangan Belajar administrasi dan melihat chemist
24/04/2015
28/04/2015
06/05/2015
05/05/2015
03/05/2015 04/05/2015
01/05/2015 02/05/2015
30/04/2015
29/04/2015
25/04/2015 26/04/2015 27/04/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
Lampiran 3. (Lanjutan)
1
1
2
2
3
1
-
1
Jumlah mandor yang diawasi (orang) 3
25
16
13.85
13.85
90.85
15.32
-
72
Prestasi Kerja Penulis Luas lahan yang diawasi (ha) 95.28
3.5
4
4.5
3
5
5
4
3 3
1.5
Lama kegiatan (jam)
Kantor Afdeling II, blok 94 D
Kantor Afdeling II, blok 94 C
Kantor Afdeling II, blok 05 F
Kantor Afdeling II, blok 10 F, 95 A, 95 B dan 95 C Kantor Afdeling II, blok 10 F
Kantor Afdeling II, blok 10 E
Blok 03 C, 03 D, 03 E, 03 F, 10 A Kantor Afdeling II Kantor Afdeling II, blok 97 AD, 97 AE, 98 A, 98 C, 98 D Kantor Afdeling II
Lokasi
-
-
Hari Minggu Asisten mengawasi kegiatan di lapang
Hari Buruh -
-
Asisten perjalanan dinas -
Mengikuti asisten mengawasi kegiatan Cuaca hujan Hari Minggu -
Keterangan
45
19/05/2015
16/05/2015 17/05/2015 18/05/2015
15/05/2015
14/05/2015
13/04/2015
12/05/2015
10/05/2015 11/05/2015
09/05/2015
Libur Libur Belajar SOP, membantu memasang portal blok
Belajar administrasi, mengawasi panen
Libur
Belajar administrasi, mengawasi mistblower, berkunjung ke Afd III Belajar tentang panen, berkunjung ke kolam limbah Belajar SOP, garu piringan Libur Belajar SOP, mengawasi mistblower Belajar SOP, beli batang egrek, buat tanda nama karyawan untuk garu piringan Belajar administrasi, mengawasi panen
07/05/2015
08/05/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
Lampiran 3. (Lanjutan)
1
-
2
-
2
-
1
-
-
Jumlah mandor yang diawasi (orang) 2
12.61
-
81
-
98
-
18.29
4
-
Prestasi Kerja Penulis Luas lahan yang diawasi (ha) 15.32
5
7
5
-
7
7
5
4
5
7
Lama kegiatan (jam)
Kantor Afdeling II Blok 06 I, 06 J, 05 E, dan 05 F Kantor Afdeling II, blok 06 L dan 06 M Kantor Afdeling II, blok 10 B
Kantor Afdeling II, blok 06 Q, 06 R, 03 A, 03 B dan 03 C -
Kantor Afdeling II, blok 99 A Kantor Afdeling II, blok 10 C Kantor Afdeling II, panglong besi
Kantor Afdeling II, blok 10 E, Afdeling III Kantor Afdeling II, Kolam limbah
Lokasi
-
Isra Mi’raj Hari Minggu -
Hari Kenaikan Yesus Kristus -
-
Mengikuti asisten afdeling beli egrek
Hari Minggu -
-
-
-
Keterangan
46
Belajar SOP, mengawasi kegiatan mist blower Belajar administrasi, mengawasi penunasan, natelling, dan panen Belajar administrasi, mengawasi panen, chemist piringan
Pengendalian gulma secara manual, belajar administrasi
Libur Belajar administrasi, mengawasi chemist piringan Belajar administrasi, mencoba alat aplikasi LCKS, mengawasi injeksi batang Belajar administrasi, mengawasi injeksi batang Melihat pengolahan minyak kelapa sawit Belajar administrasi, mengawasi mist blower dan injeksi batang
20/05/2015
23/05/2015
24/05/2015 25/05/2015
29/05/2015
28/05/2015
27/05/2015
26/05/2015
22/05/2015
21/05/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
Lampiran 3. (Lanjutan)
2
-
1
1
1
-
3
4
Jumlah mandor yang diawasi (orang) 1
15.32
-
38.32
23
25
-
111
104.93
Prestasi Kerja Penulis Luas lahan yang diawasi (ha) 21
5
5
9
10
5.5
4
4
4.5
5
Lama kegiatan (jam)
Pabrik Kelapa Sawit Adolina Kantor Afdeling II, blok 10 E
Kantor Afdeling II, blok 10 E dan 06 K
Kantor Afdeling II, blok 06 K
Kantor Afdeling II, blok 06 M
Kantor Afdeling II; blok 10 B; blok 10 E; blok 95 A, 95 B, 94 C Kantor Afdeling II; blok 98 A, 98 B, 97 AB, 97 AC; blok 06 M Afdeling I, Kantor Afdeling II
Kantor Afdeling II, blok 06 I
Lokasi
-
-
-
LCKS (Limbah Cair Kelapa Sawit)
Pengendalian gulma merupakan kegiatan gotong-royong -
-
-
-
Keterangan
47
Libur Belajar administrasi, mengawasi injeksi batang dan chemist piringan Belajar administrasi, mengawasi chemistgawangan dan melihat aplikasi LCKS Belajar administrasi dan mengawasimist blower Belajar administrasi dan mengawasi panen
02/06/2015 03/06/2015
09/06/2015
07/06/2015 08/06/2015
06/06/2015
05/06/2015
04/06/2015
Kembali ke Medan
Libur Perpisahan
Penunasan, melihat babat gulma pinggir jalan, dan mencoba alat aplikasi LCKS Libur Belajar administrasi dan mengawasi panen
30/05/2015
31/05/2015 01/06/2015
Uraian Kegiatan
Tanggal
Lampiran 3. (Lanjutan)
-
-
1
1
2
4
1
Jumlah mandor yang diawasi (orang) 3
-
-
69
12.61
19
41.32
73
Prestasi Kerja Penulis Luas lahan yang diawasi (ha) 23
-
3.5
5.5
5
6.5
6.5
7.5
6
Lama kegiatan (jam)
Kantor Afdeling II, blok 10 B Kantor Afdeling II, blok 06 I, 06 J dan 06 M Kantor Afdeling II dan Kantor Besar -
Kantor Afdeling II, blok 03F, blok 06K
Kantor Afdeling II, blok 05 G, 06 K, dan 06 L Kantor Afdeling II, blok 10E, blok 03F
Blok 06 K
Lokasi
Hari Minggu Perpisahan bersama karyawan -
-
-
LCKS (Limbah Cair Kelapa Sawit)
Hari Raya Waisak -
Hari Minggu -
LCKS (Limbah Cair Kelapa Sawit)
Keterangan
48
49 Lampiran 4. Peta citra satelit areal Kebun Adolina
Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Adolina (2015)
Asisten Afdeling VI Aulia Irfan Dalimunthe, STP
Asisten Afdeling III Erry Kuswoyo, S.P
Keterangan :
Garis Koordinasi Garis Komando Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Adolina (2015)
Asisten Pengolahan Rindang Pancaria, S.T
Asisten Afdeling IX Nanda Suhardian, S.E
Ir.Baginda Panggabean
Asisten Pengolahan Agus S. Sipayung
Asisten Afdeling VIII Novaliansyah P, S.E
Asisten Afdeling V
Surya Xico T. Marpaung, S.P
Asisten Pengolahan Syahrial Effendi S
Susilawanto
Asisten Teknik Suryadi
Ka. Dis. Teknik Pengolahan
Asisten Afdeling II
Asisten Afdeling VII Sahala Sidebang
Ir. Irsan Siagian
Ka. Dis. Tanaman Rayon Bangun Purba
Asisten Afdeling IV Marzlan Maris Munthe,S.P
Asisten Afdeling I
Ka. Dis. Tanaman Rayon Selatan Ir.Baginda Panggabean
Manajer Unit Erry Sukartono S.
Agus Lumban Tobing
Drs.Rabiullah Harahap
Ka. Dis. Tanaman Rayon Utara
Lampiran 5. Struktur Organisasi di Kebun Adolina
Pembantu Pa.Pam Serma Zulkarnain
Pa. Pam Kapt. CPM P.Sirait
Asisten SDM/Umum Jamaluddin, S.H
Armansyah
Ka. Dis. Tata Usaha
50
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Bulan HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH Jan 6 82 7 138 4 43 8 163 5 48 6 95 Feb 3 29 4 49 5 36 10 219 3 17 5 70 Mar 7 80 13 205 8 85 4 46 7 35 8 90 Apr 3 62 6 75 9 172 6 161 10 79 7 110 Mei 7 112 7 124 10 186 5 58 9 146 8 125 Jun 10 184 7 120 4 47 7 134 6 101 7 117 Jul 9 154 6 72 8 165 6 93 4 58 7 108 Agt 10 142 10 195 7 115 13 210 12 219 10 176 Sept 9 119 8 119 10 153 9 177 12 244 10 162 Okt 10 161 19 291 10 183 18 399 14 285 14 264 Nov 15 306 14 200 10 201 11 170 12 194 12 214 Des 9 161 10 151 8 137 14 266 14 309 11 205 Total 98 1592 111 1739 93 1523 111 2096 108 1735 105 1736 BB 8 9 8 9 7 8.2 BL 3 2 1 1 1 1.6 BK 1 1 3 2 4 2.2 Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Adolina (2015) Keterangan : HH = Hari Hujan (hari) Perhitungan Tipe Iklim (Q) menurut Schmidt – Ferguson : Q = (Rata-rata BK/Rata-rata BB) x 100% CH = Curah Hujan (mm) BB = Bulan Basah ( CH > 100 mm) = (2.2/8.2) x 100 % BL = Bulan Lembab (60 < CH < 100 mm) = 25.58 % (Tipe B/Tipe Basah) BK = Bulan Kering (CH < 60 mm)
Lampiran 6. Data curah hujan tahun 2010 – 2014 di Kebun Adolina
51
Produksi TBS bulanan (kg TBS) 2011 2012 2013 5 439 940 8 873 350 11 255 320 7 696 880 9 844 610 10 352 380 10 806 610 10 433 640 10 685 180 10 982 600 10 880 890 11 860 300 13 417 610 10 369 900 10 164 900 13 266 510 12 017 040 10 225 530 61 610 150 62 419 430 64 543 610 14 830 500 15 761 980 15 100 550 14 895 000 14 268 360 13 486 600 14 655 960 17 837 830 11 707 500 16 597 560 15 119 060 13 459 450 13 517 590 13 263 540 11 064 260 10 248 660 13 687 130 8 604 720 84 745 270 89 937 900 73 423 080 146 355 420 152 357 330 137 966 690 5 980 6 767 6 966 24.47 22.51 19.81
2009 2010 Januari 6 926 140 7 283 300 Februari 7 540 830 7 891 110 Maret 8 618 060 9 936 710 April 8 082 630 10 101 830 Mei 9 459 570 11 494 100 Juni 9 528 620 12 699 340 Sem. I 50 155 850 59 406 390 Juli 13 347 550 14 202 340 Agustus 13 250 150 14 191 590 September 12 182 520 10 943 920 Oktober 14 409 980 12 589 920 November 11 492 420 11 244 100 Desember 11 597 850 11 341 940 Sem. II 76 280 470 74 513 810 Jumlah 126 436 320 133 920 200 Luas TM (ha) 5 056 5 000 Produktivitas 25.01 26.78 -1 (ton TBS ha ) Sumber : Laporan Manajemen (LM-76) Kebun Adolina (2014)
Bulan
Lampiran 7. Produksi dan produktivitas TBS di Kebun Adolina tahun 2009 – 2014 2014 8 742 220 7 402 810 7 036 390 8 446 260 10 209 880 9 993 810 51 831 370 11 731 070 15 747 570 12 264 190 10 316 780 8 365 450 8 675 980 67 101 040 118 932 410 7 596 15.65
22.37
Rata-rata 8041712 8454770 9586098 10059085 10852660 11288475 58327800 14162332 14306545 13265320 13748792 11491227 10692713 77666928 135994728
52
53
53
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 15 Desember 1993. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dari Bapak Pasar Maulim Silitonga dan Ibu Arisa Martina br. Simanjuntak. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SD Budi Murni 7 Medan, kemudian pada tahun 2008 penulis menyelesaikan studi di SMP Budi Murni 1 Medan, dan akhirnya lulus dari SMA Budi Murni 1 Medan pada tahun 2011. Tahun 2011 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur ujian tertulis SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama di IPB, penulis pernah mengikuti beberapa organisasi dan kepanitiaan. Tahun 2012 penulis menjabat sebagai anggota medis pada kepanitiaan acara Masa Perkenalan Departemen (MPD). Tahun 2013-2014 penulis mengikuti organisasi UKM Keagamaan Kristen yaitu PMK IPB (Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB) dan menjabat sebagai Koordinator Komisi Pelayanan Anak (KPA PMK IPB). Tahun 2014-2015 penulis menjabat sebagai anggota Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang PMK IPB).