PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA
OLEH WELLEM A. TENIWUT H14102046
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN
WELLEM A. TENIWUT. Pengaruh perubahan Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap tingkat kinerja perbankan Indonesia (dibimbing oleh BAMBANG JUANDA). Salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kemajuan ekonominya. Lembaga keuangan non bank, yang paling banyak memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan akan modal yang dibutuhkan oleh dunia usaha adalah bank. Pentingnya peranan bank dalam mendukung pertumbuhan perekonomian suatu negara, maka diperlukan kondisi bank yang sehat dan memiliki tingkat kinerja yang baik. Kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) sebagai salah satu instrumen kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral yang tujuannya ingin meningkatkan kualitas dari bank yang ada sekarang, dimana akan menurunkan tingkat dana cair yang dimiliki oleh bank sehingga dapat berpengaruh pada tingkat kinerja dari perbankan sehingga dalam penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh perubahan GWM terhadap tingkat kinerja perbankan dan menganalisis seberapa lama jangka waktu perubahan GWM terhadap tingkat kinerja perbankan. Data yang digunakan adalah data time series dengan periode penelitian dari 1994:1 – 2005:12 dan data yang digunakan adalah GWM, DPK, Kredit, LDR, NPL dan R dimana penelitian ini menggunakan metode VAR yang akan dikombinasikan dengan VECM. Hasil VECM menunjukkan bahwa dalam jangka pendek pengaruh perubahan GWM terhadap tingkat kinerja perbankan tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini dikarenakan, dana maupun aset yang dimiliki oleh bank pada saat awal periode pengenaan GWM oleh bank sentral masih mencukupi untuk mempertahankan tingkat kinerja dari bank tersebut karena bank telah memiliki rencana anggaran dan target yang telah ditetapkan sehingga kinerja dari perbankan belum terpengaruh oleh adanya kebijakan GWM yang dilakukan oleh BI. Pada jangka panjang terdapat hubungan antara GWM dan tingkat kinerja perbankan dimana pada saat peningkatan dari GWM akan meningkatkan tingkat kinerja yang dilihat dari jumlah DPK dan Kredit. Hal ini disebabkan karena, pada saat jangka panjang GWM yang dikenakan oleh BI membuat dana cair dari bank menurun sehingga bankbank pada jangka panjang berusaha untuk meningkatkan jumlah pendapatan yang diperoleh termasuk pada penyaluran kredit dan jumlah DPK yang dihimpun dari masyarakat. Kemudian inovasi dari GWM berpengaruh pada tingkat kinerja perbankan pada periode 15 sampai ke 25. Implikasi hasil penelitian ini adalah bahwa, peningkatan GWM menyebabkan terjadi peningkatan kepercayaan dari masyarakat terhadap kondisi bank yang ada sehingga, pada jangka panjang terjadi peningkatan jumlah DPK yang dihimpun oleh masyarakat dan juga jumlah penyaluran kredit ke masyarakat. Peningkatan jumlah kredit juga dapat terjadi karena adanya peningkatan jumlah DPK yang dihimpun dari masyarakat. Perubahan pada jumlah GWM yang dikenakan juga menyebabkan peningkatan pada tingkat NPL, sehingga disisni terjadi paradoks pada kebijakan GWM oleh BI, karena disatu pihak meningkatkan tingkat DPK dan jumlah kredit, tetapi sekaligus meningkatkan jumlah NPL.
PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA
OLEH WELLEM A. TENIWUT H14102046
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh Nama Mahasiswa
: Wellem A. Teniwut
Nomor Registrasi Pokok
: H14102046
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Pengaruh perubahan Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap tingkat kinerja perbankan
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Bambang Juanda NIP. 131 779 498
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2006
Wellem A. Teniwut H14102046
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Wellem A. Teniwut, lahir pada tanggal 16 juli 1984 di Ambon. Penulis merupakan anak pertama dari tiga orang bersaudara dari pasangan Kostantinus Teniwut dan Mathilda Rahaded. Pada tahun 1996, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 4 Dobo, kemudian melanjutkan ke SLTPN 1 Dobo dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU SAKA Langgur dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yaitu pada tahun 2002 dimana penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama penulis menjalani perkuliahan, penulis juga pernah ikut dalam berbagai kepanitiaan dan juga bergabung dalam beberapa organisasi intra kampus diantaranya: Keluarga Mahasiswa katolik IPB (KEMAKI), Himpunan Profesi dan Peminat IlmuIlmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Music Agriculture Xpresion (MAX) serta menjadi anggota Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “Pengaruh Perubahan Giro Wajib Minimum (GWM) Terhadap tingkat kinerja perbankan”. Adapun hal yang melatarbelakangi penulis dalam membuat skripsi ini adalah diperlukan kondisi perbankan yang sehat dan baik sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai negara ini. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas perlindungan dan penyertaannya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
2.
Orang tua penulis, yaitu Bapak Kostantinus Teniwut dan Ibu Mathilda Rahaded serta adik Johan, Yully dan Rully atas Kasih sayang dan dukungan mereka sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.
3.
Bapak Bambang Juanda yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Noer Azam Achsani sebagai penguji utama yang telah memberikan banyak masukan dalam skripsi ini dan juga kepada Ibu Fifi Diana Thamrin sebagai komisi Pendidikan yang juga telah memberikan koreksi untuk penulisan skripsi ini.
4.
Temanteman yang telah membantu: Eko Purwanto, Harry Girsang, Risky S Firdaus, Edgar Simbolon serta temanteman Ilmu Ekonomi angkatan 39: Edy, Firman, Aryati, Humairoh, Reinhard, Yoshika, Erick, Granson, Hanie, Ruth. B, Sri, Herry, Ratna, Fikri, Ary, Nova, Sahat jahat, Bambang, Ida, Dodo.
Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, Juli 2006
Wellem A. Teniwut H14102046
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................ i DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ iii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. iv I
II
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2.
Perumusan Masalah ............................................................. 6
1.3.
Tujuan Penulisan ................................................................. 7
1.4.
Manfaat Penulisan ................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8 2.1.
Bank Sentral dan Instrumen Kebijakan Moneter ................... 8
2.2.
Giro Wajib Minimum (GWM) Sebagai Salah Satu Instruman Kebijakan Moneter. ............................. 10
2.3.
Tingkat Suku Bunga ............................................................. 11
2.4.
Kinerja Perbankan ................................................................ 12 2.4.1. Kredit......................................................................... 12 2.4.2. NPL .......................................................................... 14 2.4.3. DPK .......................................................................... 15 2.4.4. LDR .......................................................................... 15
III
2.5.
Penelitian Sebelumnya .......................................................... 15
2.6.
Hipotesis ............................................................................... 17
2.7.
Kerangka Pemikiran ............................................................. 17
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 19 3.1.
Jenis dan Sumer Data ............................................................ 19
3.2.
Model Umum VAR .............................................................. 19
3.3.
Model Penelitian ................................................................... 22
3.4.
Metode Pendugaan Model ..................................................... 24 3.4.1. Uji Stasioneritas ........................................................ 26 3.4.2. Pemilihan Panjang Lag Optimal ................................. 28
3.4.3. Kointegrasi ................................................................ 28 3.4.4. Vector Error Corection Model (VECM) .................... 29 3.4.5. Impulse Response Function (IRF) .............................. 30 3.4.6. Batasan Operasional .................................................. 31 IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 32 4.1.
Pengujian Akar – Akar Unit (Unit Root Test) ........................ 32
4.2.
Pengujian Tingkat Lag Optimal ............................................ 34
4.3.
Uji Kointegrasi ..................................................................... 36
4.4.
Estimasi Model Vector error Corection Model ...................... 37
4.5. Impulse Response Function (IRF) .......................................... 46 V
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 52 5.1.
Kesimpulan .......................................................................... 52
5.2.
Saran ................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 56
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kestabilan dalam suatu perekonomian dapat terwujud apabila sektor
sektor yang memiliki hubungan secara langsung maupun, yang mendukung secara tidak langsung harus samasama saling mendukung. Faktorfaktor seperti kestabilan nilai tukar, kepastian hukum, dan juga kemampuan dalam menjaga kestabilan dalam sektor moneter sangat diperlukan sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai. Kondisi perbankan di Indonesia sekarang ini sudah cukup maju dimana setelah melewati krisis yang melanda pada pertengahan tahun 1997 yang membuat banyak bank gulung tikar dan juga ada beberapa bank yang merupakan hasil merger seperti Bank Mandiri dan Bank Permata yang memiliki aset yang baik sehingga menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia. Dari hasil “seleksi alam” pada saat melewati krisis membuat jumlah bankbank yang ada sekarang ini menjadi lebih berkurang jika dibandingkan dengan jumlah bank pada saat sebelum terjadinya krisis, meskipun menurut hasil survei yang dilakukan oleh “Asiaweek” terbitan november 1996 BNI yang asetnya terbesar di Indonesia, hanya menduduki peringkat 150 saja dari 500 bank terbesar di Asia, andai saja ke 10 bank terbesar di Indonesia di satukan (merger) maka peringkat berdasarkan “Asiaweek” belum bisa masuk ke 10 besar Asia (Wijaya, 2002), tetapi dengan adanya dua bank hasil restrukturisasi pemerintah yang meniliki aset yang cukup besar dan masuk dalam bank terbesar di Indonesia ini cukup mampu
mengembalikan tingkat kepercayaan dari masyarakat maupun pihak asing dalam melihat kemampuan otoritas moneter di Indonesia. Keterkaitan antara sistem perbankan dengan stabilitas ekonomi makro sekaligus sebagai landasan yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang mantap adalah karena fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi antar pemilik dana (deposan) dengan pengguna dana (debitor). Kemampuan sistem perbankan dalam menyalurkan dana akan tergantung, karena itu wajar bila keberuntungan sistem perbankan pasca krisis mata uang seperti Thailand, Korea Selatan dan Malaysia, data menunjukan bahwa PDB riil dari negaranegara tersebut telah tumbuh masingmasing sebesar 3,5 persen ; 9,8 persen dan 4,1 persen pada kuartal kedua tahun 1999 sebaliknya, PDB riil Indonesia hanya tumbuh sebesar 1,8 persen pada periode yang sama (Bank Indonesia, 2000). Mengamati peran kunci perbankan terhadap stabilitas maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, sebagai literatur mengemukakan pentingnya peran kehati hatian pengawasan dunia perbankan. Bascom (1997) dalam Habibie (2004) menyatakan pentingnya prinsip kehatihatian adalah karena kredit perbankan sangat potensial untuk dialokasikan oleh praktek perbankan yang tidak sehat, seperti kolusi (insider dealing), praktek spekulatif yang sangat memungkinkan adanya mis manajemen antara aset dan kewajiban perbankan maupun pinjaman beresiko tinggi dalam portofolio investasi perbankan. Peran dunia perbankan dalam fungsimya sebagai lembaga intermediasi yang sekarang ini sudah tidak berjalan dengan tidak semestinya karena pihak lebih suka menanamkan modalnya atau menginvestasikan modalnya ke sebuah
perusahaan atau pihak asing dibandingkan dengan memberikan pinjaman ke masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi jumlah kredit yang diberikan dimana kredit merupakan salah satu indikator dari kinerja perbankan akan mengalami perubahan. Kemudian relatif masih terlalu sedikitnya proporsi penduduk Indonesia yang biasa bertindak sebagai penabung dan peminjam dana dibandingkan dengan jumlah kantor bank yang tersedia, menyebabkan Indonesia dikatakan sudah Overbanking (Wijaya, 2002). Dunia perbankan di Indonesia memiliki iklim yang ketat yang akan mempengaruhi tingkat kinerja dari perbankan tersebut karena tingginya tingkat persaingan yang terjadi maka persaingan untuk meningkatkan tingkat kinerja dari bankbank menjadi sangat sulit, kemudian faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat kinerja dari perbankan di Indonesia adalah krisis ekonomi yang terjadi di negara ini pada tahun 1997, membuat dunia industri maupun dunia usaha menjadi sangat terguncang dimana banyak perusahaan yang gulung tikar akibat krisis yang terjadi hal ini menyebabkan permintaan terhadap kredit menurun dan juga tingkat kredit yang bermasalah menjadi meningkat yang dengan sendirinya akan menurunkan tingkat kinerja dari bankbank tersebut. Selain faktor lain seperti struktur perbankan tersebut juga dapat mempengaruhi tingkat kinerja dari perbankan tersebut. Dalam memasuki era globalisasi sekarang ini, ada dua bank nasional yang sudah “GoPublic” yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Mandiri. Masalah bagi perbankan Indonesia dalam memasuki pasar global pada dasarnya bukan lagi dalam keterkaitan visi, tetapi justru dalam aksinya, artinya visi
terhadap adanya globalisasi sudah banyak dipahami dan di antisipasi, tetapi dalam hal aksinya masih banyak yang belum dapat perhatian, hal ini juga yang yang menjadi salah satu faktor yang membuat baru hanya Bank Rakyat Indonesia dan Bank Mandiri yang bisa “GoPublic” (Wijaya, 2002). Bank Indonesia sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam kebijakan moneter di Indonesia, dalam fungsinya untuk mengontrol dan mengawasi sektor perbankan di Indonesia dalam salah instrumen kebijakannya yaitu dengan menetapkan Giro Wajib Minimum (GWM), dimana instrumen kebijakan ini yang pada saat itu dikenal dengan nama cadangan minimum pertama kali dilaksanakan oleh bank Indonesia pada tahun 1957, dimana bankbank diwajibkan untuk memelihara cadangan sebesar 30 persen dari total depositnya. Total deposit terdiri dari giro, sebagian dari deposito berjangka dan tabungan masyarakat. Kemudian Instrumen kebijakan ini menjadi GWM (Giro Wajib Minimum) pada tahun 1968, GWM merupakan kebijakan yang bersifat jangka panjang (Bank Indonesia, 2004), dimana kebijakan yang dikeluarkan oleh BI dalam hal ini baru dapat dirasakan dampaknya pada jangka panjang tidak secara langsung dirasakan efeknya. Tujuan utama dari pelaksanaan instrumen kebijakan ini adalah untuk menjaga agar setiap bankbank yang ada tetap memiliki dana cadangan yang membuat sehingga Bank Indonesia dengan mudah dapat mengetahui seberapa besar total Dana Pihak Ketiga (DPK) dari bankbank yang ada. Instrumen moneter yang ditetapkan oleh Bank Sentral telah mengalami beberapa perubahan hingga sekarang. dapat dilihat pada tabel dibawah bahwa
telah terjadi beberapa perubahan sejak pertama diberlakukan pada tahun 1968 hingga sekarang. Tabel 1.1 Perubahan GWM yang Dikenakan Oleh BI Tahun
Jumlah GWM yang dikenakan ke setiap bank
1968 1977
30 persen dari kewajiban lancarnya
1977 1988
15 persen dari kewajiban lancarnya
1988 1996
2 persen dari total DPK dimana terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan giro
1996 1997
3 persen dari total DPK
1997 sekarang
1) Bank dengan total DPK diatas Rp.50 triliun dikenakan tambahan 3 persen sehingga total menjadi 8 persen. 2) Bank dengan total DPK antara Rp.10 – 50 triliun dikenakan tambahan 2 persen sehingga totalnya menjadi 7 persen. 3) Bank dengan total DPK antara 1 – 10 triliun dikenakan tambahan 1 persen sehingga totalnya menjadi 6 persen. 4) Bank dengan total DPK di bawah 1 triliun tidak diberlakukan kenaikan GWM sehingga GWM harus dipelihara.
Sumber : Bank Indonesia (dalam Manurung dan Raharja, 2004).
Berikut adalah Posisi penghimpunan dana pada Bank Umum menurut kelompok Bank (Milyar Rp),
Tabel 1.2 Penghimpunan Dana Pada Bank Umum Menurut Kelompok Bank Keterangan Bank Persero Giro Tabungan Simpanan Berjangka Bank Swasta Nasional Giro Tabungan Simpanan Berjangka
1999 233.773 25.407 55.044 153.322
2000 269.812 49.205 68.538 153.609
2001 318.722 54.256 79.645 184.821
2002 323.556 51.320 90.573 181.663
2003 331292 64.181 115.150 151.961
217.804
236.981
257.068
289.800
331.886
26.866 62.267 128.731
34.123 77.267 125.651
38.099 82.034 136.935
44.238 90.828 154.734
53.401 112.326 166.159
Sumber : Bank Indonesia (dalam Manurung dan Raharja, 2004).
Dapat dilihat bahwa penghimpunan dana dari tahun 1999 – 2003 mengalami peningkatan karena GWM disesuaikan menjadi 5 persen sejak bulan April tahun 1997 (Tarmizi, 1997), perubahan GWM tidak sering dilakukan karena hanya dibatasi untuk dua tujuan (Haslag, 1995) yaitu : 1) GWM dipakai untuk menyerap excess reserve yang berlebihan atau untuk mengatasi kekurangan cadangan yang fundamental dalam sistem perbankan. 2) Cadangan wajib digunakan untuk menggunakan adanya kebijakan yang penting, maksudnya agar masyarakat dan dunia perbankan mengetahui arah yang dituju oleh otoritas moneter.
I.2.
Perumusan Masalah Perubahan jumlah GWM yang diwajibkan kepada setiap bank ini akan
berpengaruh pada jumlah dana yang dimiliki oleh setiap bank yang ada, jika jumlah GWM yang dikenakan meningkat maka dengan sendirinya jumlah dari
dana yang dipegang oleh bank menjadi berkurang, sehingga dari latar belakang tersebut maka ada beberapa permasalahan yang dilihat oleh penulis antara lain : 1) Apakah ada pengaruh perubahan GWM oleh Bank Indonesia terhadap kinerja perbankan Indonesia dan bagaimanakah hubungannya? 2) Berapa lama jangka waktu respon dari tingkat kinerja perbankan terhadap perubahan GWM tersebut?
I.3.
Tujuan Penulisan Penulisan ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang ada pada
penelitian ini yaitu : 1) Menganalisis apakah ada hubungan antara perubahan GWM oleh Bank Indonesia terhadap tingkat kinerja perbankan Indonesia, kemudian 2) Mengetahui seberapa lama respon dari tingkat kinerja perbankan terhadap perubahan GWM (Giro Wajib Minimum).
I.4.
Manfaat Penulisan Manfaat dari tulisan ini adalah untuk memberikan informasi kepada pihak
mana saja menengenai pengaruh perubahan GWM (Giro Wajib Minimum) terhadap tingkat kinerja perbankan Indonesia, serta kepada Bank Indonesia sebagai otoritas moneter agar dapat melihat akibat perubahn GWM (Giro Wajib Minimum) yang ditetapkan terhadap kinerja perbankan Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Bank Sentral dan Instrumen Kebijakan Moneter Lembaga keuangan yang paling besar dan berpengaruh di dalam suatu
perekonomian modern adalah bank sentral. Apa yang diputuskan oleh bank sentral, yaitu perihal kebijakan moneter, akan mempengaruhi kinerja perekonomian. Bank Sentral secara konsep merupakan lembaga keuangan yang berbentuk badan hukum. Karena bank sentral merupakan lembaga keuangan formal (Manurung dan Rahardja, 2004). Tugas utama dari bank sentral adalah untuk menjaga kestabilan moneter perekonomian sebuah negara. Bank sentral sebuah negara seringkali harus bekerja sama dengan bank sentral negaranegara lain untuk menjaga stabilitas perekonomian dunia, Untuk dapat menjalankan fungsi pengaturan jumlah uang beredar. Fungsi bank sentral lebih luas dibandingkan dengan hanya mengatur jumlah uang beredar, melalui kebijakan moneter. Beberapa fungsi dari bank sentral adalah sebagai agen pemerintah, banknya bank, penentu dan pelaksanaan kebijkan moneter dan lainlain seperti malakukan risetriset ekonomi dan penanganan transaksi giro, khususnya pada fungsi sebagai pelaksana dan penentu kebijakan moneter bank sentral memiliki beberapa instrumen seperti dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Konsep kebijakan moneter sendiri adalah kebijakan ekonomi untuk mengarahkan makroekonomi ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan jalan mengubahubah jumlah uang beredar. Dalam kebijakan moneter tersebut bank sentral memiliki instrumen yang mendukungnya dalam mencapai tujuan, beberapa instrumen tersebut antara lain :
a) Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Jika pemerintah ingin mengedalikan jumlah uang beredar dengan menggunakan instrumen operasi pasar terbuka, maka pemerintah menjual dan membeli surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia, salah satu sekuritas yang sering digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengendalikan jumlah uang beredar adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia) yang dikeluarkan oleh bank sentral. Kepada setiap pemilik SBI Bank Indonesia memberikan balas jasa berupa pendapatan bunga. b) Tingkat Bunga Diskonto (Discount Rate) Untuk membantu bank umum yang mengalami kesulitan dana dalam rangka ekspansi kredit, bank sentral dapat memberi pinjaman. Pinjaman oleh bank sentral kepada bank umum tersebut disebut juga fasilitas diskonto. Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar, maka daya ekspansi kredit bank umum harus ditingkatkan, cateris paribus, maka dana yang dimiliki oleh bank bertambah. Bank sentral memberikan bantuan melalui fasilitas diskonto. Bank umum yang ekspansif, maka tingkat bunga pinjaman fasilitas diskonto harus diturunkan. Dengan cara ini pinjaman bank umum kepada bank sentral akan meningkat, begitu juga sebaliknya. c) Imbauan moral Bank sentral juga dapat melakikan imbauan moral, instrumen sangat kualitatif sifatnya dan tidak menuntut bank umum untuk menaatinya. d) Giro Wajib Minimum (Reserve Requirment Ratio)
Dari keempat instrumen kebijakan moneter yang dimiliki oleh bank sentral penulis lebih menekankan pembahasan pada instrumen yang keempat yaitu kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM).
2.2.
Giro Wajib Minimum (GWM) Sebagai Salah Satu Instruman Kebijakan Moneter. Giro Wajib Minimum (GWM) adalah ketentuan Bank Sentral dalam hal
ini adalah Bank Indonesia yang mewajibkan bankbank untuk memelihara sejumlah harta lancar sebesar persentasi tertentu dari kewajiban lancarnya (Bank Indonesia, 1999a). Menurut Ascarya (2002), cadangan primer atau yang umum dikenal dengan GWM adalah instrumen tidak langsung yang merupakan ketentuan bank sentral yang mewajibkan bank memelihara sejumlah alat likuid sebesar persentasi tertentu dari kewajiban lancarnya. Dalam contoh tentang penciptaan uang giral, telah ditunjukkan bahwa persentase cadangan wajib minimum memenuhi daya ekspansi kredit. Jika bank sentral menurunkan rasio cadangan minimum maka daya ekspansi kredit bank umum akan meningkat, sehingga jumlah uang beredar bertambah. Sebaliknya jika rasio cadangan minimum menurun maka jumlah uang beredar juga berkurang. Menurut Manurung dan Rahardja (2004), GWM merupakan sejumlah dana yang harus di setorkan kepada bank sentral atas setiap unit deposito yang diterimanya. Besarnya GWM tergantung kepada persentase (reserve requirement ratio, disingkat RRR) yang ditetapkan bank sentral. Makin besar RRR yang ditetapkan bank sentral, maka makin kecil daya ekspansi kredit bank.
2.3.
Tingkat Suku Bunga Menurut Keynes bahwa bunga adalah semata–mata gejala moneter, bunga
adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Berdsarkan atas pendapat tersebut, Keynes menganggap adanya pengaruh uang terhadap sistem perekonomian seluruhnya. Dalam buku klasiknya The General Theory, Keynes menjabarkan pandangannya mengenai penentuan tingkat bunga dalam jangka pendek. Teori tersebut dinamakan teori preferensi likuiditas, karena teori itu menyatakan bahwa tingkat bunga menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian yang paling likuid, yaitu uang (Mankiw, 2000). Teori preferensi likuiditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap yaitu : S
M æM ö ç ÷ = P è P ø
(2.1)
Penawaran uang M adalah variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga (P) juga merupakan variabel eksogen dalam model ini. Tanda garis di atas menunjukkan variabelvariabel yang dianggap konstan dalam jangka pendek. Asumsi ini menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya, tidak tergantung pada tingkat bunga akan didapatkan kurva penawaran vertikal. Teori preferensi tingkat bunga juga menegaskan bahwa tingkat bunga adalah sebuah determinan dari berapa banyak uang yang ingin dipegang masyarakat. Alasannya karena tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunitty
Cost) dari memegang uang. Ketika tingkat bunga naik, maka masyarakat hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi permintan uang dapat dituliskan sebagai berikut : d
æ M ö ç ÷ = L(i ) è P ø
(2.2)
Dimana fungsi L(i) menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergantung pada tingkat bunga.
2.4.
Kinerja Perbankan Sawir (2001), kinerja merupakan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan atau meraih keuntungan dan kemampuan dalam mengelola perusahaan secara efisien. Menurut Kidwell dan Peterson (1981), bahwa kinerja di ukur dengan menggunakan rata–rata bunga pinjaman, rata–rata tingkat bunga simpanan dan profitabilitas perbankan, indikator kinerja pasar adalah keuntungan yang diperoleh dalam suatu industri. Tingkat kinerja yang dimaksud di dalam penulisan ini adalah bahwa mekanisme kerja dari sistem manajemen perbankan dalam menjalankan roda perusahaan perbankan dimana tidak hanya dilihat melalui tingkat pendapatan yang diterima tetapi juga tingkat pelayanan dan juga mobilitas kerja dari perbankan. Beberapa indikator yabg dipakai antara lain : 2.4.1. Kredit Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetrujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan. Menurut Undang–Undang 10/1998 tentang perbankan. Tabel 2.1 Klasifikasi Kredit Berdasarkan Pengertian Klasifikasi kredit Jangka waktu
Keterangan Ø Kredit Jangka Pendek Ø Kredit Jangka Menengah Ø Kredit Jangka Panjang
Ada tidaknya jaminan
Ø Kredit Dengan Jaminan Ø Kredit Tanpa Jaminan
Segmen usaha
Ø Kredit Pertanian Ø Kredit Industri Ø Kredit Jasa
Tujuan
Ø Kredit Komersial Ø Kredit Konsumtif Ø Kredit Produktif
Penggunaan
Ø Kredit Modal Kerja Ø Kredit Investasi
Kredit non kas
Ø Bank Garansi Ø Letter Of Credit
Sumber : Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Konseptual Indonesia) Manurung dan Raharja, 2004
Kredit dipakai sebagai salah indikator dalam pengukuran tingkat kinerja dari perbankan adalah karena dengan tingkat kredit yang tinggi oleh perbankan maka pihak bank dapat menambah penerimaan dari tingkat NIM atau Net Interest Margin dari hasil bunga kredit yang dikembalikan oleh peminjam, dengan demikian maka kredit memiliki hubungan dengan tingkat kinerja perbankan.
2.4.2. NPL Non Performing Loan (NPL) dimasukan dalam indikator kinerja perbankan karena, jika kredit macet yang terdapat pada bank tersebut tinggi maka dapat dilihat bahwa kinerja dari bank tersebut menjadi kurang dan sebaliknya, yang termasuk dalam kredit bermasalah adalah : 1) Kredit kurang lancar § Untuk kredit non KPR ada tunggakan angsuran pokok yang lebih lama. Misalnya untuk kredit yang masa angsurannya bulanan terdapat tunggakan satu bulan tetapi belum sampai dua bulan. Sedangkan kredit yang angsurannya 6 bulan terdapat tunggakan, namun belum mencapai 12 bulan. § Bagi kredit BPR, ada tunggakan angsuran pokok yang melebihi 6 bulan, tetapi belum melebihi 9 bulan. 2) Kredit yang diragukan Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak termasuk kurang lancar, tetapi kredit dapat diselamatkan jika agunannya lebih sama dengan 75 persen dari utang debitor atau kredit yang tidak dapat diselamatkan jika agunannya lebih besar sama dengan 100 persen dari utang debitor. 3) Kredit macet Kredit macet adalah kredit yang sejak kurang lebih 21 bulan dikategorikan diragukan, belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada pengadilan negeri atau
Badan Urusan Piutang negara (BUPN) atau telah diajukan pengantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit. 2.4.3. DPK Dana Pihak Ketiga merupakan danadana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank, terdiri dari : § Giro (Demand Deposit). § Deposito (Time Deposit). § Tabungan (Saving). 2.4.4. LDR Loan Deposit Ratio, merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diterima bank. Rasio ini merupakan salah satu penilaian likuiditas bank dan deposito. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit nasabah dapat mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit, semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
2.5.
Penelitian Sebelumnya Analisis serta kajian terhadap perubahan GWM telah dilakukan baik di
dalam negeri maupun luar negeri, berikut akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu dengan pendekatan yang secara khusus menganalisis perubahan dalam GWM.
Dias Marchi Adisti (2005), mencoba untuk melihat perubahan rasio GWM terhadap Inflasi di Indonesia. Kesimpulam dari penelitian ini adalah perubahan GWM mempengaruhi Inflasi secara tidak langsung melalui perubahan dari M1. Froyen dan Ganeca (1996), mencoba untuk melihat hubungan antara rasio GWM dengan masalah kontrol moneter dengan asumsi bahwa suku bunga deposito adalah dalam jangka pendek. Mereka mencoba untuk melihat dampak perubahan rasio GWM terhadap deposito pada dua jenis perekonomian yang menggunakan target operasional yang berbeda. Dalam studi mereka menunujukkan hubungan antara rasio GWM dan deposito adalah negatif dan tergantung pada operasional Bank Sentral. Kemudian analisis mengenai kinerja perbankan telah dilakukan oleh beberapa peneliti, beberapa diantaranya : Yuniarsih (2005), mengenai Analisis Struktur Perilakukinerja Bank Umum Persero, dimana kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa struktur pasar dan kinerja berhubungan positif dimana pada struktur pasar menjadi semakin tinggi maka tingkat kinerja dari perbankan tersebut menjadi semakin meningkat juga. Putra (1992), dalam penelitiannya yang bertujuan melihat pengaruh struktur pasar dan perilaku terhadap kinerja terhadap industri perbankan, dimana penelitian berkesimpulan bahwa struktur pasar yang dilihat dari aset dan perilaku yang dilihat dari biaya tenaga kerja berpengaruh secara siginifikan terhadap kinerja industri perbankan.
2.6.
Hipotesis Berdasarkan penelitian dan teori yang mendukung menyatakan bahwa
perubahan pada GWM dan tingkat kinerja mempunyai hubungan yang negatif. Respon dari kinerja perbankan terhadap pengenaan GWM terjadi pada periode awal.
2.7.
Kerangka Pemikiran
Bank Sentral (otoritas moneter)
Instrumen Kebijakan Moneter
Penetapan jumlah Giro Wajib Minimum (GWM)
Suku Bunga
LDR
Kinerja Perbankan
Kredit
NPL
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pemikiran
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia
DPK
Bank sentral sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam kestabilan dalam sektor moneter memiliki beberapa instrumen yang mendukung dalam mencapai kestabilan moneter, salah satu diantaranya kebijakan Giro wajib minimum (GWM). Pengenaan kebijakan ini mewajibkan setiap bank untuk menyimpan sejumlah dana ke bank sentral dimana besarnya tergantung dari jumlah DPK yang dimiliki bank tersebut. Hal ini akan berpengaruh pada penyaluran kredit oleh bank, yang nantinya juga akan berpengaruh pada indikator kinerja perbankan yang lain seperti LDR (Loan Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan). Selain itu juga pada periode penelitian ini dari 1994:1 – 2005:12 terjadi krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sehingga akan berpengaruh pada tingkat kinerja perbankan, serta adanya pengaruh tingkat suku bunga yang secara langsung berpengaruh pada penyaluran kredit maupun tingkat DPK (Dana Pihak Ketiga), sehingga dimasukan juga dalam penelitian ini.
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari berbagai sumber, yaitu literatur yang berkaitan dengan topik penelitian dan dari Bank Indonesia. Datadata yang digunakan adalah data Loan Deposit Ratio (LDR), Total Kredit (Cr), Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), tingkat suku bunga kredit (R) dan data Giro wajib Minimum (GWM) serta menggunakan variabel Dummy yang melambangkan krisis ekonomi yang terjadi pada jangka waktu penelitian ini, karena pada saat terjadi krisis ekonomi dan juga fluktuasi dalam sektor moneter mempengaruhi variabel yang digunakan, dimana variabel yang digunakan dari tahun 1994:1 – 2005:12.
3.2.
Model Umum VAR Vector autoregressive atau yang lebih dikenal dengan VAR adalah suatu
sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linear dari dari konstanta dan nilai lag (lampau) dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah yang ada dalam sistem. Peubah penjelas VAR meliputi nilai lag seluruh peubah tak bebas dalam sistem. Dalam menggunakan metode VAR jika datadata yang digunakan tidak stasioner pada tingkat level I(0) tetapi stasioner pada tingkat first differences I(1) dimana data tersebut sudah terkointegrasi maka metode yang digunakan adalah
VECM atau VAR first differences, tetapi jika data stasioner pada tingkat level maka digunakan metode VAR tradisional (Enders, 2004). Uji kausalitas dalam VAR merupakan generalisasi dari metode uji kausalitas Granger. Uji kausalitas VAR bersifat multivariat, sedangkan kausalitas Granger bersifat bivariat, sehingga implikasi kausalitas yang dihasilkan oleh Granger Causality Test tidak sesuai dengan fenomena nyata mengingat estimasi parameter yang bias akibat penghilangan variabel bebas lain yang relevan bila dimasukan dalam sistem persamaan. Hubungan kausalitas antar variabel dalam sistem persamaan multivariat lebih rumit dibandingkan pada sistem persamaan bivariat. VAR membuat seluruh variabel menjadi endogenous dan menurunkan distribute lagnya. Secara umum, VAR yang berordo p dan mempunyai n buah peubah tak bebas pada waktu ket dapat dimodelkan sebagai berikut : yt
= A0 + A1 yt 1 + A2 yt – 2 +.................+ Ap yt – p + et
(3.1)
yt
= vektor peubah tak bebas (y 1 . t............... y n. t) berukuran n x 1
A0
= vektor intersep berukuran n x 1
A1
= matrik parameter yang berukuran n x n untuk setiap i = 1,2.....p
Et
= vektor sisaan (e1,t,...................,en , t)
Dari tiga contoh variabel (X, Y, Z) yang dicontohkan oleh Hsio dalam Sitorus (1995), memberikan gambaran definisi hubungan kausalitas diantara ketiga variabel tersebut. Berikut ini susunan hubungan variabel yang dimasukan dalam matriks guna mempermudah analisa hubungan antar variabel tersebut :
é Y ù é a11 ( L ) ê X ú = êa (L) ê ú ê 21 êë Z úû êë a31 ( L )
a12 ( L ) a 22 ( L ) a32 ( L )
a13 ( L ) ù é Yt ù é u t ù a 23 ( L ) ú ê X t ú + ê v t ú úê ú ê ú a33 ( L ) úû êë Z t úû êë wt úû
(3.2)
Dalam penelitiannya Hsio juga secara rinci menerangkan teorema pembuatan pola hubungan antar variabel berdasarkan nilai dalam a ij sebagai berikut : 1. Bila variabel X tidak mempengaruhi Z, syaratnya adalah a 32(L) = 0. 2. Bila variabel X mempengaruhi Z, syaratnya : a 32(L) ≠ 0. 3. Hubungan timbal balik antar variabel X dan Z, bila : a 32(L) ≠ 0 dan a 23(L) ≠ 0.
4. Hubungan tidak langsung dari variabel X dan Z melalui Y, syaratnya : a 32(L) = 0; a 31(L) ≠ 0; a 12(L) ≠ 0. 5. Hubungan semu jenis I dari variabel X terhadap variabel Z jika dan hanya jika terdapat kondisi : a 21(L) = 0; a 32(L) ≠ 0, untuk semua jenis lag. 6. hubungan semu jenis II dari variabel X terhadap Z jika dan hanya jika terdapat kondisi:
a 32(L) = 0; a 21(L) = 0, untuk semua panjang lag k dan, a 31(L) ≠ 0; a 12(L) ≠ 0, untuk semua panjang lag k.
3.3.
Model Penelitian Penelitian ini penting untuk menyajikan implikasi kebijakan penetapan
Giro Wajib Minimum oleh Bank Indonesia terhadap tingkat kinerja dari perbankan di Indonesia. Teori yang mendasari model adalah besarnya dana yang disalurkan kepada masyarakat sebagai pinjaman dipengaruhi juga oleh besarnya GWM yang harus disetorkan oleh bank (Manurung dan Raharja, 2004), sehingga nantinya akan juga berpengaruh terhadap tingkat LDR, NPL dan DPK. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah Loan Deposit Ratio (LDR), Total Kredit (Cr), Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL) yang mewakili variabel kinerja dari perbankan Indonesia dan Giro Wajib Minimum (GWM), Suku Bunga Kredit (R) serta Dummy (Dum) yang menjadi variabel yang mempengaruhi variabel tingkat kinerja perbankan. Pembahasan yang dilihat hanya pengaruh GWM terhadap tingkat kinerja dan tidak sebaliknya. Dengan model sebagai berikut :
éLn_GWM ù é a0 ù é a11 ê Ln_DPK ú ê b ú êa ê ú ê 0 ú ê 21 ê NPL ú ê c0 ú êa31 ê ú ê ú ê ê LDR ú = êd0 ú + êa41 ê Ln _ Cr ú ê e0 ú êa51 ê ú ê ú ê ê Dum ú ê f0 ú êa61 ê ú ê g ú êa R ë û ë 0 û ë 71
a12 a13 a14 a15 a16 a 17 ù éLn_GWM ù ée1 t ù a22 a23 a24 a25 a26 a 27 úú ê Ln_DPK ú êêe2 t úú ê ú a32 a33 a34 a35 a36 a 37 ú ê NPL ú êe3 t ú úê ú ê ú a42 a43 a44 a45 a46 a 47 ú ê LDR ú + êe4 t ú a52 a53 a54 a55 a56 a 57 ú ê Ln _ Cr ú êe5 t ú úê ú ê ú a62 a 6 3 a64 a65 a66 a 67 ú ê D ú êe6 t ú ú êe ú a72 a73 a74 a75 a76 a 77 úû êë R û ë 7 t û
(3.3)
Dimana : Ln_GWM
= Ln [Giro Wajib Minimum (milyar Rp)].
Ln_Cr
= Ln [Total Kredit (milyar Rp)].
Dum
= Dummy, dimana 0 pada saat tidak terjadi krisis ekonomi, 1 pada saat terjadi krisis ekonomi dan akibat dari krisis.
Ln_DPK
= Ln [Dana Pihak Ketiga (milyar Rp)].
NPL
= Non Performing Loan (persen).
LDR
= Loan Deposit Ratio (persen).
R
= Tingkat Suku Bunga Kredit (persen).
Dari model tersebut dapat dilihat bahwa dalam metode VAR atau VECM (jangka pendeknya), semua variabel bisa menjadi variabel endogen atau variabel eksogen, artinya semua variabel saling mempengaruhi namun demikian, dalam penelitian ini analisis difokuskan pada persamaan dua, tiga, empat dan lima, untuk melihat pengaruh GWM terhadap beberapa variabel indikator kinerja perbankan yang ada. Adapun deskripsi dari setiap variabel yang digunakan dalam model penelitian dengan menggunakan VAR disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Deskripsi Variabel Model VAR Variabel Giro Wajib Minimum
Notasi GWM
Deskripsi Jumlah total sejumlah alat likuid sebesar persentasi tertentu dari kewajiban lancar bank– bank yang diwajibkan oleh BI.
Total Kredit
Cr
Dummy
Dum
Dana Pihak Ketiga
DPK
Non Performing Loan
NPL
Loan Deposit Ratio
LDR
Suku Bunga Kredit
R
Total kredit dalam Rupiah maupun dalam Valuta Asing oleh perbankan. Krisis ekonomi yang terjadi, dengan 0 pada saat tidak terjadi krisis ekonomi dan 1 pada saat terjadi krisis ekonomi dan akibat dari krisis. Jumlah Total Dana Pihak Ketiga terdiri dari : Ø Giro (Demand Deposit) Ø Deposito (Time Deposit) Ø Tabungan (Saving)
Jumlah Total Kredit bermasalah. Jumlah total LDR yang diberikan Bank. Tingkat suku bunga kredit.
3.4 . Metode Pendugaan Model Studi ini menggunakan alat analisis Vector Autoregression (VAR), yang dikemukakan oleh Sims pada tahun 1980 dalam Laksani (2004). VAR adalah suatu sistem persamaan yang memperlihatkan setiap peubah sebagai fungsi linear dari konstanta dan nilai lag dari peubah itu sendiri serta nilai lag dari peubah lain yang ada dalam sistem (Kumala dalam Habibi, 2004). Uji kausalitas dalam VAR merupakan generalisasi dari metode uji Granger. Uji kausalitas VAR bersifat multivariat, sedangkan uji kausalitas Granger bersifat bivariat, sehingga implikasi kausalitas yang dihasilkan oleh Granger Causality tidak sesuai dengan fenomena
nyata mengingat estimasi parameter yang bias akibat penghilangan variabel bebas lain yang relevan bila dimasukan dalam sistem persamaan. Hubungan kausalitas dalam VAR merupakan hubungan kausalitas antara dua variabel yang dapat memasukan unsur waktu. Jadi hubungan kausalitas ini berdasarkan pemikiran Granger. Uji kausalitas menyatakan bahwa variabel X mempengaruhi variabel Y jika nilai–nilai X baik saat ini maupun nilai periode masa lalu dapat memprediksi Y lebih akurat dibandingkan bila tidak menggunakan variabel X. Keunggulan metode VAR dibandingkan dengan metode ekonometrika konvensional menurut Klien dalam Sitorus (1995) adalah : 1. Mengembangkan model secara bersamaan dalam suatu sistem yang kompleks (multivariat) sehingga dapat menangkap hubungan terdeteksi bisa bersifat langsung ataupun tidak langsung. 2. Uji VAR yang multivariat bisa menghindari parameter yang bias akibat tidak dimasukan variabel yang relevan. 3. Metode VAR dapat mendeteksi hubungan antar variabel di dalam sistem persamaan, dengan menjadikan seluruh variabel sebagai endogenus. 4. Karena bekerja berdasarkan data, metode VAR terbebas dari berbagai batasan teori ekonomi yang paling sering muncul termasuk gejala berbedaan semu (spurious variable endogenity dan exogenity) di dalam model ekonometri konvensional terutama pada persamaan simultan, sehingga menghindari penafsiran yang salah.
5. Dengan teknik VAR maka yang akan terpilih hanya variabel yang relevan untuk disinkronisasi dengan teori yang ada. Sedangkan kelemahan VAR menurut Klien dalam Sitorus (1995) antara lain : 1. Model VAR merupakan pengukuran yang tidak dilandasi oleh teori tentang hubungan antar variabel (model nonstruktural). 2. Metode VAR tidak mempermasalahkan perbedaan variabel endogen dan eksogen, sehingga menyebabkan implikasi kebijakan kurang tepat. 3. Metode VAR tidak mementingkan masalah signifikansi dalam penentuan panjang lag. 3.4.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan hal yang penting yang berkaitan dengan penelitian yang menggunakan data time series. Data deret waktu dikatakan stasioner jika secara stokastik data menunjukkan pola yang konstan dari waktu ke waktu atau dengan kata lain tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data, secara kasarnya data harus horisontal sepanjang sumbu waktu. Data bersifat stasioner pada nilai tengahnya (mean) apabila data tersebut berfluktuasi di sekitar suatu nilai tengah yang tetap dari waktu ke waktu, yang dinotasikan sebagai berikut :
m
y
= E ( Y t ) = E ( Y
t + m
)
Dimana : Yt
=
Nilai observasi pada waktu ke4
m
=
1,2,3,……
(3.4)
Data juga bersifat stasioner pada variannya (variance) apabila data berfluktuasi dengan varian yang tetap dari waktu ke waktu, atau dinotasikan sabagai berikut :
s
2 y
= E éë ( Y t - m y ) 2 ùû = E éë ( Y t + m - m y ) 2 ùû
(3.5)
Dimana :
s
2 y
=
ragam
m
y
=
nilai ragan tengah variabel y
Penggunaan data yang tidak stasioner dapat menghasilkan regresi yang semu (spurious regression), yaitu regresi yang menggambarkan hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik padahal dalam kenyataannya tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut, sehingga dapat menghasilkan misleading (Irawan dalam Habibi, 2004). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengukur keberadaan stasioneritas data adalah dengan menggunakan Augmented Dicky Fuller (ADF) test, yaitu jika nilai ADF statistiknya lebih kecil dari MacKinnon Critical Value maka dapat disimpulkan bahwa series tersebut stasioner, solusi yang dapat dilakukan apabila suatu series tidak stasioner berdasarkan ADF test adalah dengan melakukan differences non stasioner process. ADF test pada dasarnya melakukan estimasi terhadap persamaan regresi sebagai berikut : m
D Y t = b 1 + b 2 t + d Y t - 1 + a 1 å D Y t - 1 + e t t - 1
(3.6)
Dimana :
D Yt = Yt -1 - Yt - 2
e t
= white noise
Pada ADF, yang akan diuji adalah apakah δ<0, jika nilai t hitung δ lebih kecil dari nilai absolut Dicky, maka hipotesis nol yang mengatakan bahwa data tidak stasioner ditolak terhadap hipotesis alternatifnya. 3.4.2. Pemilihan Panjang Lag Optimal Pemilihan lag yang optimal dibantu dengan menggunakan adjustedR 2 . atau dengan menggunakan Schwarz Information Creterion (SC). Yang ditentukan dengan : SC (q) = AIC (q) + (q/T) (log T1)
(3.7)
Dimana T merupakan jumlah sampel, sedangkan q adalah jumlah variabel yang beroperasi dalam persamaan. Untuk menetapkan besarnya lag yang optimal (lag length criteria), sebenarnya dapat digunakan kriteria lain selain SC seperti Akaike Information Criteria (AIC) dan HannanQuinn Creterion (HQ). Besarnya lag yang optimal ditentukan oleh lag yang memiliki nilai kriteria terkecil diantara ketiga kriteria tersebut. 3.4.3. Kointegrasi Kointegrasi adalah suatu hubungan jangka panjang (longterm relationship) antar variabelvariabel yang tidak stasioner. Kointegrasi berarti walaupun secara individual tidak stasioner, kombinasi linear antara variabel tersebut dapat menjadi stasioner. Ada beberapa cara untuk melakukan uji kointegrasi, antara lain Eangle Granger cointegration Test, Johansen Cointegration Test dan Cointegrating
Regression DurbinWatson (CRDW) Test. Rank kointegrasi merupakan jumlah dari hubungan kointegrasi (Johansen, 1995). Suatu data deret waktu dikatakan terintegrasi pada tingkat lag ked jika data tersebut stasioner setelah pendeferensian sebanyak d kali. Datadata tidak stasioner yang terintegrasi pada tingkat yang sama dapat membentuk kombinasi linear yang bersifat stasioner. Komponen dari vektor yt dikatakan terkointegrasi jika ada vektor β = ( β1,β2,...,βn) sehingga kombinasi linear βyt bersifat stasioner, dengan syarat ada unsur matrik β bernilai tidak sama dengan nol. Vektor β dinamakan vektor kointegrasi. Rank kointegrasi (r) dari vektor yt adalah banyaknya vektor kointegrasi yang saling bebas. Nilai r dapat diuji dengan uji Johansen. Hipotesis yang diuji adalah : Ho : rank ≤ r H1 : rank > r Jika rank kointegrasi lebih besar dari nol maka model yang digunakan adalah Vector Error Corection Model (VECM). Jika rank kointegrasi sama dengan nol, maka model yang digunakan adalah model VAR dengan pendifferensial sampai lag ked. 3.4.4. Vector Error Corection Model (VECM) Tahap berikutnya adalah melakukan pengestimasian vektor koreksi kesalahan atau VECM. Adanya hubungan kointegrasi diantara variabelvariabel mensyaratkan bahwa sebuah formulasi error corection pada VAR dapat diestimasi dalam bentuk levellevel dan penyesuaian jangka pendek dalam suku
suku perbedaan sistem persamaan VAR. Sukusuku perbedaan dalam persamaan hanya menangkap penyesuaian jangka pendek (Sastrahandaya, 2003 dalam Habibi, 2004). Model VECM disusun apabila rank kointegrasi (r) lebih besar dari nol. Model VECM ordo p dan rank r kointegrasi dituliskan sebagai berikut : p -1
D y t = A0 + p y t -1 + å f i* D y t -1 + e t
(3.8)
i =1
Dimana :
p
= ab
b
= vektor kointegrasi berukuran r x 1
a
= vektor adjusted berukuran r x 1
f i*
= å Aj
p
j =i +1
Pendugaan parameter dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum. Model VECM dapat dituliskan dalam model VAR dengan menguraikan nilai diferensi :
D y t = y t - y t - 1
(3.9)
3.4.5. Impulse Response Function (IRF) VAR merupakan metode yang akan menentukan sendiri struktur dinamisnya dari suatu model. Setelah melakukan uji VAR, diperlukan adanya metode yang dapat mencirikan struktur dinamis yang dihasilkan oleh VAR secara jelas. IRF menunjukkan bagaimana respon dari setiap variabel endogen sepanjang waktu kejutan dalam variabel itu sendiri dan variabel endogen lainnya. IRF juga dapat mengidentifikasikan suatu kejutan pada satu variabel endogen sehingga dapat
menentukan bagaimana suatu perubahan yang tidak diharapkan dalam variabel mempengaruhi variabel lainnya sepanjang waktu. 3.4.6. Batasan Operasional 1. Giro Wajib Minimum perbankan pada periode 1994:1 – 2005:12. 2. Dummy, dengan 0 pada saat tidak terjadi krisis, dan 1 pada saat terjadi krisis dan akibat dari krisis. Periode krisis terjadi dalam periode 1997:7 – 2005:12 3. Total kredit dalam Rupiah maupun dalam Valuta Asing oleh perbankan di Indonesia pada periode 1994:1 – 2005:12. 4. Jumlah Total Dana Pihak Ketiga periode 1994:1 – 2005:12 terdiri dari : Ø Giro (Demand Deposit). Ø Deposito (Time Deposit). Ø Tabungan (Saving). 5. Jumlah NPL pada periode 1994:1 – 2005:12. 6. Tingkat Suku Bunga Kredit pada periode 1994:1 – 2005:12.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengujian AkarAkar Unit (Unit Root Test) Pengujian akarakar untuk semua variabel yang digunakan dalam analisis
runtun waktu perlu dilakukan untuk memenuhi kesahihan analisis Vector Auto Regression (VAR). hal ini berarti bahwa data yang dipergunakan harus bersifat stasioner memiliki ragam yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rataratanya. Pada variabel dummy tidak perlu mengadakan pengujian unit root karena jika diturunkan dari level menjadi data first differences maka nilainya akan menjadi nol. Pengujian akar unit data yang dilakukan terhadap seluruh variabel dalam model penelitian, didasarkan pada Augmented DickeyFuller test (ADF). Perhitungannya menggunakan bantuan komputer program Eviews 5.0. hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1. Hasil Pengujian Akar Unit pada Level. Variabel
ADF statistik
Nilai kritis MacKinnon 1 persen
5 persen
Keterangan
10 persen
Ln_kredit
1.688600
2.581349
1.943090
1.615220 Tidak Stasioner
Ln_dpk
5.276266
2.581233
1.943074
1.615231 Tidak Stasioner
Ln_gwm
3.948845
2.581233
1.943074
1.615231 Tidak Stasioner
Npl
1.145976
2.581349
1.943090
1.615220 Tidak Stasioner
Ldr
1.221998
2.581349
1.943090
1.615220 Tidak Stasioner
R
0.514170
2.581233
1.943074
1.615231 Tidak Stasioner
Sumber : Lampiran 2
Catatan : dalam taraf nyata 5 persen
Hasil uji unit root pada tingkat level menunjukkan bahwa semua variabel belum stasioner, baik pada taraf 1 persen; 5 persen; 10 persen, dikarenakan nilai ADFnya lebih besar daripada nilai kritis Mackinnon. Maka dari itu, pengujian unit root dilanjutkan pada first differences dikarenakan pada level masih mengandung akar unit. Dengan mendeferensiasikan masingmasing data hingga menjadi stasioner, maka diketahui dalam derajat berapa semua variabel akan terintegrasi. Berdasarkan uji tingkat first differences diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Pengujian Akar Unit pada first differences dari Variabel Asal. Variabel Asal ADF statistik
Nilai kritis MacKinnon 1 persen
5 persen
10 persen
Ln_kredit
9.067313
2.581349
1.943090
1.615220
Ln_dpk
2.493112
2.581827
1.943157
1.615178
Ln_gwm
7.319872
2.581466
1.943107
1.615210
Npl
5.838204
2.581349
1.943090
1.615220
Ldr
7.488793
2.581349
1.943090
1.615220
R
14.02987
2.581349
1.943090
1.615220
Keterangan
Stasioner 1 persen Stasioner 5 persen Stasioner 1 persen Stasioner 1 persen Stasioner 1 persen Stasioner 1 persen
Sumber : Lampiran 2
Catatan : dalam taraf nyata 5 persen Mengingat tidak semua variabel pada data asli nilainya stasioner, maka data tersebut didifferences (beda) tingkat pertama, dengan rumus DYt = Yt – Yt1. Pada pengujian dalam bentuk first differences (Tabel 4.2), variabel yang digunakan mulai dari Ln_kredit, Ln_dpk, Ln_gwm, NPL, dan LDR sudah mencapai stasioner. Dikarenakan ADF hitung untuk semua variabel lebih kecil
pada pada pada pada pada pada
dari nilai kritis Mackinnon pada derajat kepercayaan 99 persen kecuali pada variabel Ln_dpk yang terdapat pada derajat kepercayaan 95 persen. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa seluruh variabel yang diestimasi dalam penelitian ini telah stasioner pada derajat yang sama, yaitu pada derajat integrasi satu I(1).
4.2.
Pengujian Tingkat Lag Optimal Penetapan lag optimal penting dilakukan, karena dalam metode VAR lag
optimal dari variabel endogen merupakan variabel independen yang digunakan dalam model. Nilai lag optimal diperoleh dengan melakukan estimasi VAR terlebih dahulu, sebelum melakukan penentuan lag optimal maka dilihat dulu apakah model VAR tersebut stabil atau tidak dengan lag interval 1 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.3. Stabilitas VAR Root
Modulus
0.739146
0.739146
0.434987 0.091836 0.196067i 0.091836 + 0.196067i
0.434987
0.208446
0.208446
0.216509 0.216509
0.087452 0.087452 No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition. Sumber : Lampiran 3
Dapat dilihat bahwa model VAR tersebut stabil karena semua modulus nya tidak lebih besar dari 1. Kemudian dilakukan penetapan lag optimum, dimana lag optimum tersebut dihitung dengan menggunakan SC dengan mengambil nilai SC yang paling kecil. Pada tabel 4.4. berikut dapat dilihat : Tabel 4.4. Penetapan lag Optimal Lag SC 0 0.687265 1 0.395935* 2 1.020884 3 1.725474 4 2.269568 5 3.108595 6 4.019512 7 4.694442 8 5.127863 9 5.713517 10 6.282226 11 6.555003 12 7.247601 * indicates lag order selected by the criterion Sumber : Lampiran 3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 12 lag (bulan), lag yang terdapat tanda * terdapat pada lag ke 1, yang berarti bahwa lag optimal yang dipilih dengan menggunakan kriteria SC terdapat pada lag ke 1. dari hasil pengujian kestasioneran data didapatkan hasil bahwa tidak semua data stasioner di tingkat level. Maka, untuk mengetahui penggunaan data deret waktu menggunakan estimasi VAR first differences atau dengan VECM, maka dari itu perlu dilakukan uji kointegrasi.
4.3.
Uji Kointegrasi. Pada pengujian kestasioneran data, semua data stasioner di first
differences, sehingga data yang stasioner di first differences telah terintegrasi pada derajat yang sama yakni I(1). Dengan demikian semua variabel dalam sistem mempunyai sifat integrated of order one. Pengujian dapat dilanjutkan dengan menggunakan lag optimal 1. pada tingkat lag tersebut digunakan untuk mengetahui jumlah persamaan kointegrasi dalam sistem. Uji kointegrasi dilakukan dengan menggunakan Johansen Trace Statistic test., dimana dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil Uji Kointegrasi (Johansen Trace Statistic test) Hypothesized No. of CE(s) None *
Trace 0.05 Statistic Critical Value Prob.** 246.2096 95.75366 0.0000
Eigenvalue 0.564680
At most 1 * At most 2 *
0.381395 0.227489
128.1118 59.91086
69.81889 0.0000 47.85613 0.0025
At most 3 At most 4
0.100025 0.037524
23.25939 8.294295
29.79707 0.2336 15.49471 0.4345
At most 5 0.019962 2.863320 3.841466 0.0906 Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level Sumber : Lampiran 4
Hasil uji kointegrasi dengan menggunakan Johansen Trace Statistic test menunjukkan bahwa, terdapat 3 persamaan kointegrasi pada taraf 5 persen yang berarti juga bahwa, hanya tiga persamaan yang terkoitegrasi di jangka panjang. Hal ini diperoleh dengan, membandingkan estimasi Trace Statistic terhadap nilai kritisnya (critical value), dimana dalam taraf 5 persen, ada tiga persamaan yang nilai critical value lebih kecil dibandingkan dengan Trace Statisticnya.
Berdasarkan uji unit root dan uji kointegrasi, bahwa semua variabel stasioner pada tingkat derajat integrasi I(1) dan uji kointegrasi mendapatkan persamaan yang terkointegrasi adalah tiga. Model VECM yang digunakan ada tiga, karena rank kointegrasi dari model ini adalah 3.
4.4.
Estimasi Model Vector error Corection Model
Hasil estimasi VECM menghasilkan persamaan jangka pendek maupun persamaan jangka panjang. Dari persamaan jangka pendek, penulis menganalisis perubahan GWM oleh Bank Indonesia terhadap tingkat kinerja dari perbankan dimana, yang menjadi variabel endogen adalah Loan Deposit Ratio (LDR), tingkat Kredit (Kredit), Non loan Performing (NPL), dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Variabel eksogen dalam peneltian ini adalah GWM, Suku Bunga kredit (R) dan Dummy (Dum). Tabel 4.6. Hasil Jangka Pendek DPK sebagai Variabel Endogen Variabel Koefisien T Statistik Ln_DPK(1) 0.229656 [1.26071] Ln_Cr(1) 0.359825 [1.94207]* LDR(1) 0.008997 [3.38394]*** NPL(1) 0.004756 [1.89391]* Ln_GWM(1) 0.031513 [0.92949] Dum 0.032670 [3.65049]*** R(1) 0.002950 [1.48831]* C 0.011370 [1.61650]* * signifikan pada 10 persen; ** signifikan pada 5 persen; *** signifikan pada 1 persen. Sumber : Lampiran 5 Dari tabel diatas terlihat bahwa, kebijakan moneter melalui instrumen penetapan Giro Wajib Minimum (GWM), tidak signifikan mempengaruhi tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Lag pertama, berbeda dengan variabel dummy
yang melambangkan krisis ekonomi yang secara siginifikan mempengaruhi dalam taraf 1 persen secara negatif sebesar 0.032670. Hal ini terjadi karena, pada saat krisis semua orang memiliki kebutuhan yang mendesak akan uang mereka sehingga, dana yang dimiliki sebagian besar untuk konsumsi yang akhirnya menyebabkan dana yang disalurkan ke tabungan menjadi berkurang. Tingkat suku bunga mempengaruhi secara positif dan signifikan pada taraf 10 persen sebesar 0.002950 yang berarti, bila terjadi peningkatan tingkat suku bunga sebesar 1 persen maka akan meningkatkan jumlah DPK sebesar 0.002950. Hal ini dapat dijelaskan dimana, pada saat terjadi peningkatan tingkat suku bunga maka akan memberikan insentif pada publik untuk menabung ke bank, baik dalam bentuk tabungan maupun deposit sehingga akan meningkatkan jumlah DPK di bank. Kemudian pengaruh kredit terhadap DPK adalah negatif. Hal ini terjadi karena, pada saat itu masyarakat sangat membutuhkan banyak dana segar untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga menyebabkan dana yang dikeluarkan untuk ditabung juga menjadi berkurang. Pengaruh NPL terhadap jumlah DPK signifikan dan negatif. Pada saat meningkatnya jumlah kredit macet di masyarakat, yang diasumsikan disebabkan oleh moral hazard atau juga memang usahanya yang gulung tikar, akan menurunkan jumlah dana yang akan disimpan ke bank. Pengaruh LDR terhadap DPK signifikan dan positif. Pada saat peningkatan kemampuan bank dalam mengembalikan dana yang digunakan sebagai kredit, jika suatu saat ditarik oleh pihak deposan maka, deposan akan memiliki keberanian untuk menyimpan dana yang dimiliki untuk ditabung ke bank sehingga, dapat meningkatkan jumlah DPK.
Tabel 4.7. Hasil Jangka Pendek Kredit sebagai Variabel Endogen Variabel Koefisien T Statistik Ln_DPK(1) 0.154567 [0.53373] Ln_Cr(1) 0.082706 [0.29482 LDR(1) 0.006188 [1.53721]* NPL(1) 0.017172 [4.51625]*** Ln_GWM(1) 0.033958 [0.66153] Dum 0.07773 [4.26362]*** R(1) 0.001212 [0.40403] C 0.34206 [3.21209]*** * signifikan pada 10 persen; ** signifikan pada 5 persen; *** signifikan pada 1 persen. Sumber : Lampiran 5
Tabel diatas terlihat bahwa, kebijakan moneter melalui instrumen penetapan Giro Wajib Minimum (GWM), tidak signifikan mempengaruhi tingkat kredit pada Lag pertama begitu juga dengan tingkat suku bunga, tetapi NPL maupun krisis ekonomi mempengaruhi jumlah kredit secara negatif dimana pada jumlah kredit yang bermasalah menurun maka kredit yang disalurkan oleh bank meningkat. Hal ini dapat dimengerti karena, pada saat jumlah kredit macet yang ada pada bank tersebut menurun maka bank tersebut akan lebih mempunyai keberanian untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat sedangkan pengaruh krisis terhadap jumlah kredit adalah negatif, dimana pada saat terjadi krisis masyarakat banyak yang terkena dampaknya termasuk perusahaanperusahaan besar yang rasio permintaan kredit paling besar, karena usaha yang dijalankan kinerjanya menurun dan bahkan gulung tikar maka tingkat permintaan kreditnya juga berkurang sehingga tingkat penyaluran kredit dari bank ke masyarakat menurun. Pengaruh Loan Deposit Ratio (LDR) yang berpengaruh secara positif terhadap jumlah kredit dimana pada saat tingkat kemampuan dari bank untuk mengembalikan dana dari
deposan yang digunakan untuk memberikan kredit kepada masyarakat, meningkat maka pihak bank akan yang semakin meningkatkan jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat yang berarti bahwa hubungan antara jumlah LDR dan kredit memiliki hubungan positif menurut hasil analisis yang dilakukan. Tabel 4.8. Hasil Jangka Pendek LDR sebagai Variabel Endogen Variabel Koefisien T Statistik Ln_DPK(1) 20.11498 [1.48241]* Ln_Cr(1) 6.275612 [0.47744] LDR(1) 0.055250 [0.29292] NPL(1) 0.847138 [4.75496]*** Ln_GWM(1) 0.216739 [0.09011] Dum 1.619483 [2.55074]** R(1) 0.245022 [1.74258]* C 1.653242 [3.31327]*** * signifikan pada 10 persen; ** signifikan pada 5 persen; *** signifikan pada 1 persen. Sumber : Lampiran 5
Dari tabel diatas terlihat bahwa, kebijakan moneter melalui instrumen penetapan Giro Wajib Minimum (GWM), tidak signifikan mempengaruhi tingkat Loan Deposit Ratio (LDR) pada Lag pertama berbeda dengan krisis ekonomi yang berpengaruh secara signifikan dan negatif pada tingkat LDR yang mana pada saat krisis masyarakat banyak yang terkena dampaknya termasuk perusahaan perusahaan maupun usaha kecil yang rasio permintaan kredit paling besar karena usaha yang dijalankan menurun karena pasar yang tidak mendukung yang akhirnya akan menurunkan tingkat permintaan kredit sehingga tingkat penyaluran kredit dari bank ke masyarakat menurun, sehingga menyebabkan menurunnya tingkat LDR dari bank. Tingkat suku bunga mempengaruhi secara negatif dan signifikan pada taraf 10 persen terhadap jumlah LDR sebesar 0.245022 yang berarti jika terjadi peningkatan tingkat suku bunga sebesar 1 persen maka akan
menurunkan jumlah LDR sebesar 0.245022, hal ini terjadi karena pada saat terjadi peningkatan tingkat suku bunga masyarakat akan merasa terbebani dengan tingkat bunga yang tinggi sehingga, keinginan mereka untuk melakukan kredit menjadi menurun yang menyebabkan permintaan kredit menurun juga maka dengan sendirinya akan menurunkan tingkat LDR. Pengaruh DPK terhadap jumlah LDR signifikan dan negatif. Hal ini terjadi karena, pada saat terjadi peningkatan jumlah dana yang disimpan ke bank maka jumlah dana yang dapat dipakai oleh bank untuk menyalurkan kredit menjadi besar yang menyebabkan beban bank untuk mengembalikan dana digunakan untuk kredit jika ditarik oleh deposan menjadi meningkat sehingga secara riil LDR dari bank tersebut menjadi berkurang jika bank tidak meningkatkan jumlah dana yang berasal dari sumber lain selain DPK. Pengaruh NPL juga secara signifikan dan negatif terhadap LDR, dikarenakan pada saat meningkatnya jumlah kredit macet maka bank akan sulit untuk mengembalikan dana yang digunakan untuk kredit jika suatu saat akan ditarik oleh pihak deposan karena dana kredit tersebut tidak dikembalikan maka akan menurunkan tingkat LDR. Tabel 4.9. Hasil Jangka Pendek NPL sebagai Variabel Endogen Variabel Koefisien T Statistik Ln_DPK(1) 11.48155 [1.21255] Ln_Cr(1) 13.01089 [1.41847 LDR(1) 0.210595 [1.59999]* NPL(1) 0.461952 [3.71570]*** Ln_GWM(1) 0.832693 [0.49612] Dum 0.88441 [1.99171]** R(1) 0.066813 [0.68092] C 0.650720 [1.86881]* * signifikan pada 10 persen; ** signifikan pada 5 persen; *** signifikan pada 1 persen. Sumber : Lampiran 5
Tabel diatas terlihat bahwa kebijakan moneter melalui instrumen kebijakan penetapan Giro Wajib Minimum (GWM), tidak signifikan mempengaruhi tingkat Non Performing Loan (NPL) pada Lag pertama berbeda dengan krisis ekonomi dimana berpengaruh secara signifikan dan negatif pada taraf 5 persen. Hal ini dapat terjadi karena, pada saat krisis jumlah permintaan akan kredit menurun sehingga berpengaruh juga pada jumlah NPL yang juga akan ikut menrun pada saat itu sedangakan tingkat suku bunga tidak signifikan berpengaruh pada tingkat NPL tersebut. LDR berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap NPL dimana hal ini terjadi karena pada saat kemampuan dari bank umtuk mengembalikan dana yang digunakan untuk kredit jika ditarik oleh deposan meningkat maka akan menurunkan tingkat NPL karena dana yang digunakan untuk kredit dikembalikan dan tidak tertahan di masyarakat. Dari hasil analisis jangka pendek dapat dilihat bahwa semua variabel endogen yang ada dari DPK, Kredit, LDR, dan NPL tidak dipengaruhi oleh perubahan GWM. Dengan demikian maka, kebijakan moneter dengan menggunakan instrumen Giro Wajib Minimum (GWM) pada jangka pendek tidak mempengaruhi tingkat kinerja dari perbankan. Hal ini didisebabkan oleh, dana maupun aset yang dimiliki oleh bank pada saat awal periode pengenaan GWM oleh Bank sentral masih mencukupi untuk mempertahankan tingkat kinerja dari bank, karena bank telah memiliki rencana anggaran dan target yang telah ditetapkan sehingga kinerja dari perbankan belum terpengaruh oleh adanya kebijakan GWM tersebut. Berbeda dengan krisis yang terjadi dimana, pada saat
jangka pendek berpengaruh secara signifikan pada keempat indikator kinerja perbankan. Berdasarkan hasil uji kointegrasi yang dilakukan, didapat tiga persamaan yang terkointegrasi di jangka panjang sehingga, persamaan yang dianalisis pada jangka panjang tersebut hanya ada tiga. Estimasi VECM juga menghasilkan persamaan jangka panjang untuk menganalisis kebijakan moneter melalui instrumen Giro Wajib Minimum (GWM) dan tingkat suku bunga terhadap tingkat kinerja dari perbankan. Tabel 4.10. Hasil Jangka Panjang DPK sebagai Variabel Endogen Variabel NPL(1)
Koefisien
TStatistik
0.009057
[ 3.45668]***
Ln_GWM(1)
0.448812
[ 7.69621]***
R(1)
0.017127
[ 1.86971]*
C
8.553133
* signifikan pada 10 persen; ** signifikan pada 5 persen; *** signifikan pada 1 persen. Sumber : Lampiran 5
Estimasi VECM diperoleh persamaaan jangka panjang pertama yang menghasilkan kesimpulan bahwa variabel Giro Wajib Minimum (GWM) mempengaruhi tingkat DPK pada taraf nyata 1 persen. Hasil estimasi menunjukkan, hubungan positif antara kebijakan moneter dengan instrumen GWM dengan tingkat DPK sebesar 0.448812 artinya setiap peningkatan GWM sebesar satu persen, maka tingkat DPK pada perbankan meningkat sebesar 0.448812 persen. Hal ini dapat dimengerti karena, penetapan jumlah GWM akan menurunkan tingkat dana yang dimiliki oleh bank sehingga pada jangka panjang pihak bank akan berusaha untuk meningkatkan jumlah DPK yang dimiliki.
Tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan dan positif sebesar 0.017127, dimana pada saat terjadi peningkatan tingkat suku bunga maka, pada jangka panjang tingkat DPK akan meningkat karena, pada jangka panjang masyarakat sebagai pihak deposan memilih untuk menabung ke bank karena insentif dari bunga yang tinggi. Pengaruh NPL terhadap jumlah DPK pada saat jangka panjang signifikan dan negatif. Pada saat meningkatnya jumlah kredit macet di masyarakat yang diasumsikan disebabkan oleh moral hazard atau juga memang usahanya yang bangkrut, akan menurunkan jumlah dana yang akan disimpan ke bank. Hal ini disebabkan oleh, adanya moral hazard seperti korupsi maka, biasanya dana tersebut akan digunakan untuk dikonsumsi sendiri dan meskipun ditabung biasanya ke bank yang berada di luar negeri, dan jika penyebabnya karena usahanya gulung tikar maka dana yang ada akan lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan usahanya daripada untuk disimpan ke bank. Tabel 4.11. Hasil Jangka Panjang Kredit sebagai Variabel Endogen Variabel Koefisien TStatistik NPL(1) 0.01641 [0.55105] Ln_GWM(1) 0.352477 [5.28439]*** R(1) 0.647751 [4.58743]*** C 10.22116 * signifikan pada 10 persen; ** signifikan pada 5 persen; *** signifikan pada 1 persen. Sumber : Lampiran 5
Estimasi jangka panjang kedua dapat terlihat bahwa kebijakan moneter melalui instrumen GWM signifikan mempengaruhi dalam taraf nyata 1 persen. Hasil estimasi menunjukkan, hubungan yang positf antara kebijakan moneter melalui instrumen GWM terhadap tingkat penyaluran kredit yang dilakukan oleh
perbankan sebesar 0.352477, artinya setiap kenaikan GWM sebesar satu persen maka akan meningkatkan tingkat penyaluran kredit sebesar 0.352477 persen. Hubungan positif antara pengenaan GWM dengan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank pada saat jangka panjang karena, pengenaan GWM tersebut akan menurunkan tingkat dana maupun cadangan aset yang dimiliki bank, sehingga kredit yang merupakan salah satu sumber pendapatan dari bank akan ditingkatkan oleh bank pada saat jangka panjang untuk meningkatkan jumlah penerimaan dari bank agar dapat meningkatkan aset yang dimiliki oleh bank. Tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap jumlah kredit sebesar 0.647751, dimana pada saat jangka panjang orang akan cenderung untuk tidak meminta kredit pada saat tingkat suku bunganya meningkat sehingga akan menurunkan tingkat permintaan kredit bank sehingga akan menurunkan juga tingkat penyaluran kredit dari bank. Tabel 4.12. Hasil Jangka Panjang LDR sebagai Variabel Endogen Variabel NPL(1) Ln_GWM(1) R(1) C
Koefisien 0.491838 7.285768
TStatistik [1.48810]* [0.98395]
3.152642 197.1125
[2.72830]**
* signifikan pada 10 persen; ** signifikan pada 5 persen; *** signifikan pada 1 persen. Sumber : Lampiran 5
Hasil estimasi jangka panjang ketiga dapat terlihat bahwa kebijakan moneter melalui instrumen GWM tidak signifikan mempengaruhi jumlah LDR, sedangkan tingkat suku bunga mempengaruhi secara signifikan dan negatif terhadap tingkat LDR pada bank. Hal ini disebabkan karena, pada saat terjadi
peningkatan suku bunga akan menurunkan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank sehingga akan juga menurunkan tingkat LDR pada jangka panjang, kemudian pada saat jangka panjang pengaruh NPL terhadap LDR signifikan dan positif dimana pada saat jangka panjang, dimana jika terjadi peningkatan jumlah kredit macet maka bank akan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya untuk mengembalikan dana yang telah digunakan untuk kredit jika suatu saat di tarik oleh pihak deposan karena untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet. Dari hasil analisis diatas dapat disimpulakan bahwa pada jangka panjang kebijakan moneter melalui instrumen GWM mempengaruhi kinerja perbankan melalui kedua variabel indikator yang ada baik oleh DPK maupun tingkat Kredit sedangkan pada variabel LDR tidak signifikan. Hal ini berbeda dengan analisis pada jangka pendek dimana, semua indikator kinerja perbankan baik DPK, Kredit, LDR, maupun NPL tidak dipengaruhi oleh tingkat GWM.
4.5. Impulse Response Function (IRF) IRF digunakan untuk melihat pengaruh kontemporer dari sebuah variabel dependen jika mendapatkan guncangan atau inovasi dari variabel independen sebesar satu standar deviasi. Pada penelitian ini penulis menganalisis dampak goncangan dari variabel GWM dan tingkat suku bunga terhadap tingkat DPK, Kredit, LDR dan NPL. Hasil IRF sangat sensitif terhadap pengurutan (ordering, lampiran 7) variabel yang digunakan dalam perhitungan. Enders (2004), menyarankan bahwa pengurutan variabel yang didasarkan pada faktorisasi cholesky, dengan catatan variabel yang tidak memiliki nilai prediksi terhadap variabel lain diletakan di belakang berdampingan satu sama lain.
Pada penelitian ini GWM ditempatkan di depan kerana di asumsikan untuk menyebabkan empat variabel lain. Berdasarkan correlattion matrix (lampiran 6) menunjukkan bahwa korelasi yang paling tinggi terhadap perubahan GWM adalah secara berturutturut adalah DPK, Kredit, NPL dan LDR. Response of LN_DPK to LN_GWM
Response of LN_CR to LN_GWM
.020
.030 .025
.016
.020 .012 .015 .008 .010 .004
.005
.000
.000 10
20
30
40
50
60
70
10
20
30
40
50
60
70
Sumber : Lampiran 7 Gambar 4.1 Respon DPK dan Kredit terhadap GWM
Gambar 4.1 menggambarkan reaksi DPK dan Kredit dalam periode 75 terhadap inovasi GWM sebesar satu standar deviasi. Impuls Response Function untuk DPK dan Kredit mengindikasikan bahwa dampak GWM pada awal periode inovasi tidak mempengaruhi tingkat DPK dan Kredit. Inovasi dari GWM pada tingkat Kredit. Pada periode ke 10 terjadi peningkatan kemudian pada periode selanjutnya, peningkatannya menurun tetapi stabil pada nilai positif. Respon dari DPK terhadap inovasi dari GWM, terjadi peningkatan sampai periode 20. Setelah itu, pada periode berikutnya kembali menjadi stabil dan nilainya tidak berbeda dengan nilai pada periode ke 20. Hasil scatter plot data time series antara variabel GWM dengan DPK dibawah dapat dilihat bahwa, hubungan antara GWM dan DPK, berhubungan positif sehingga sesuai dengan hasil IRF.
14.0
ln _ d p k(% )
13.6 13.2 12.8 12.4 12.0 11.6 7.5
8.0
8.5
9.0
9.5
10.0
10.5
11.0
11.5
ln_gwm(%)
Sumber : Hasil Olahan Excel Gambar 4.2 Hasil Scatter Plot Data Time Series Antara GWM Dan DPK.
Kemudian dari hasil Scatter plot data time series antara variabel GWM dan jumlah kredit dapat dilihat sebagai berikut : 13.6
ln _ c r(% )
13.2
12.8
12.4
12.0
11.6 7.5
8.0
8.5
9.0
9.5
10.0
10.5
11.0
11.5
ln_gwm(%)
Sumber : Hasil Olahan Excel Gambar 4.3 Hasil Scatter Plot Data Time Series Antara GWM Dan Kredit.
Dari hasil gambar diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara data GWM dan kredit dari tahun 1994 – 2005 positif dimana peningkatan GWM diikuti dengan peningkatan jumlah kredit pada awal periode kemudian mengalami penurunan yang lebih disebabkan oleh krisis ekonomi yang terjadi kemudian kembali mengalami peningkatan pada periode berikutnya. Sehingga hal ini sesuai juga dengan hasil IRF yang dilakukan dan juga sesuai dengan hasil estimasi
VECM pada saat jangka panjang dimana, hubungan antara GWM dan DPK dan Kredit adalah positif.
Response of LDR to LN_GWM
Response of NPL to LN_GWM
1.6
1.6
1.2 1.2 0.8 0.4
0.8
0.0 0.4 0.4 0.8
0.0 10
20
30
40
50
60
70
10
20
30
40
50
60
70
Sumber : Lampiran 7 Gambar 4.4. Respon LDR dan NPL terhadap GWM.
Respon yang diberikan oleh tingkat LDR dan NPL terhadap inovasi pada GWM ditujukan pada Gambar 4.4. Pada periode awal, inovasi GWM tidak mempengaruhi LDR maupun NPL. Pada periode berikutnya, inovasi dari tingkat GWM yang mempengaruhi LDR, meningkat sampai pada periode ke 10. Setelah periode ke 23, peningkatan LDR menurun sampai pada nilai yang negatif. Inovasi dari GWM yang mempengaruhi NPL, meningkat dan mencapai puncaknya pada periode ke 25. Pada periode berikutnya, NPL bernilai stabil pada nilai yang tidak berbeda dengan periode ke 25. Peningkatan NPL ini akan mengganggu kinerja dari bank, sehingga disisni terjadi paradoks pada kebijakan GWM oleh BI, karena disatu pihak meningkatkan tingkat DPK dan jumlah kredit, tetapi sekaligus meningkatkan jumlah NPL. Dari hasil scatter plot data time series antara variabel GWM dan LDR dibawah ini dapat dilihat bahwa, pada awal periode hingga pertengahan tahun 1998, tingkat LDR cukup tinggi dimana setelah pertengahan tahun 1998 hingga tahun 2002 merupakan rentang titik terendah dalam tingkat LDR. Pada periode
selanjutnya, kembali meningkat secara perlahan. Hal ini sesuai dengan hasil IRF diatas dimana pada awal periode, tingkat LDR mencapai titik maksimum dan kemudian turun selama beberapa periode, dan pada periode selanjutnya meningkat secara perlahan. 120 110 100 ld r(% )
90 80 70 60 50 40 30 7.5
8.0
8.5
9.0
9.5
10.0
10.5
11.0
11.5
ln_gwm(%)
Sumber : Hasil Olahan Excel Gambar 4.5 Hasil Scatter Plot Data Time Series Antara GWM Dan LDR. 70 60
n p l(% )
50 40 30 20 10 0 7.5
8.0
8.5
9.0
9.5
10.0
10.5
11.0
11.5
ln_gwm(%)
Sumber : Hasil Olahan Excel Gambar 4.6 Hasil Scatter Plot Data Time Series Antara GWM Dan NPL.
Hasil scatter plot data time series antara variabel GWM dan NPL pada Gambar 4.6 yang memperlihatkan adanya hubungan yang positif, antara GWM dan NPL pada tahun 1997 hingga tahun 2002. Hal ini terjadi karena, dalam kurun waktu tersebut terjadi krisis ekonomi yang sangat berat sehingga, menyebabkan banyak perusahaan yang tutup dan juga adanya tindakan moral hazard dari para
peminjam sehingga, banyak terjadi kredit macet. Hal ini sesuai dengan hasil IRF jumlah NPL meningkat dengan hubungan yang positif terhadap jumlah GWM.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dalam jangka pendek GWM tidak mempengaruhi tingkat kinerja perbankan seperti DPK, Kredit, LDR dan NPL. Hal ini dikarenakan, dana maupun aset yang dimiliki oleh bank pada saat awal periode pengenaan GWM oleh Bank sentral masih mencukupi untuk mempertahankan tingkat kinerja dari bank, karena bank telah memiliki rencana anggaran dan target yang telah ditetapkan sehingga kinerja dari perbankan belum terpengaruh oleh adanya kebijakan GWM. Dalam jangka panjang GWM berhubungan secara positif dengan jumlah DPK. GWM yang dikenakan oleh BI membuat dana cair dari bank menurun sehingga, DPK yang merupakan salah satu sumber pendapatan dari bank, sehingga pada jangka panjang bank berusaha untuk meningkatkan jumlah pendapatan yang diperoleh, termasuk pada jumlah DPK yang dihimpun dari masyarakat. Pengaruh GWM terhadap tingkat penyaluran kredit adalah positif dimana, peningkatan dari jumlah GWM akan menyebabkan terjadinya peningkatan kredit pada saat jangka panjang. Pengenaan GWM tersebut akan menyebabkan jumlah dana yang dimiliki oleh bank menjadi semakin berkurang sehingga, akan mempengaruhi jumlah penyaluran kredit ke masyarakat, sehingga bank berusaha untuk dapat meningkatkan tingkat pendapatannya agar dapat meningkatkan jumlah dana yang dimiliki, karena kredit merupakan salah satu sumber
pendapatan dari bank sehingga, menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyaluran kredit. Pengaruh dari GWM dalam jangka pendek terhadap tingkat perbankan yang dilihat dari indikator seperti DPK, Kredit, LDR dan NPL tidak signifikan. Pada jangka panjang, pengaruh GWM positif dan sangat signifikan terhadap DPK dan Kredit, sedangkan pengaruhnya terhadap LDR sampai periode ke 23 mengalami peningkatan namun semakin berkurang setelah periode ke 23. Respon dari variabelvariabel yang mewakili tingkat kinerja dari perbankan ratarata terjadi pada periode dari bulan ke 10 sampai dengan bulan ke 25. Pada saat setelah periodeperiode tersebut peningkatannya mencapai puncaknya namun setelah periode tersebut kembali menurun dan variabelvariabel tersebut stabil pada nilai tersebut. Berdasarkan hasil pembahasan maka hipotesis pertama di tolak dimana menurut hipotesis GWM dan kinerja bank berhubungan negatif tetapi menurut hasil penelitisn GWM dan kinerja perbankan berhubungan positif. Hipotesis yang kedua yang menyatakan respon dari kinerja perbankan terhadap pengenaan GWM terjadi pada periode awal diterima karena, respon dari variabel yang mewakili tingkat kinerja oleh inovasi dari GWM tersebut terjadi ratarata pada periode ke 15 hingga 25, yang masih tergolong periode awal karena melihat jangka waktu penelitian ini yang menggunakan data bulanan dari tahun 1994 – 2005. Implikasi hasil penelitian ini adalah bahwa, peningkatan GWM oleh Bank Sentral telah menyebabkan terjadi peningkatan kepercayaan dari masyarakat terhadap kondisi bank yang ada sehingga, pada jangka panjang terjadi
peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh masyarakat dan juga jumlah penyaluran kredit ke masyarakat. Peningkatan jumlah kredit juga dapat terjadi karena adanya peningkatan jumlah DPK yang dihimpun dari masyarakat. Perubahan pada jumlah GWM yang dikenakan juga menyebabkan peningkatan pada tingkat NPL, sehingga disisni terjadi paradoks pada kebijakan GWM oleh BI, karena disatu pihak meningkatkan tingkat DPK dan jumlah kredit, tetapi sekaligus meningkatkan jumlah NPL.
5.2. Saran Penulis menyarankan kepada pihak perbankan, baik Bank Komersial maupun Bank Syariah, Bank Pemerintah maupun Bank Swasta, agar tidak hanya melihat faktorfaktor yang mempengurihi dari luar terhadap kinerja perbankan. Faktorfaktor internal yang mempengaruhi seperti sumber daya manusia, lingkungan kerja yang kondusif dan tingkat pelayanan yang lebih baik perlu diperhatikan, sehingga jika dalam diri bank tersebut sudah sehat maka, akan mempengaruhi proses kerja dari bank itu sendiri, sehingga akan menghasilkan tingkat kinerja yang baik pula. Kemudian penulis menyarankan kepada Bank Indonesia agar menggunkan instrumen kebijakan moneter melalui kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk meningkatkan kualitas kesehatan dari bank, karena menurut hasil penelitian yang dilakukan pengaruhnya positif dan signifikan terhadap tingkat DPK yang dihimpun dari masyarakat dan jumlah kredit yang disalurkan ke masyarakat. Hal ini terjadi karena kondisi kesehatan pada bank pada saat jangka panjang sudah baik sehingga, tingkat kepercayaan masyarakat meningkat yang dengan sendirinya
akan menyebabkan peningkatan jumlah dana yang disimpan ke bank yang juga akan berpengaruh pada jumlah kredit yang akan disalurkan ke masyarakat, tetapi juga harus juga memperhatikan sampai batas tertentu karena, menurut hasil penelitian juga bahwa respon dari NPL terhadap perubahan dari GWM adalah positif. Peningkatan NPL ini akan mengganggu kinerja dari bank.
Daftar Pustaka
Adisti, D. M. 2005. Analisis Pengaruh Perubahan GWM terhadap Inflasi di Indonesia. [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Ascarya. 2002. InstrumenInstrumen Pengendalian Moneter. Pusat Studi Kebangsentralan (PPSK). Bank Indonesia, Jakarta. Bank Indonesia. 1999a. Kajian atas efektifitas GWM dan Kemungkinan Penerapan Secondary Reserves sebagai Piranti Kebijakan Moneter, Jakarta. Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series (Second Edition). John Willey & Sons, Inc., Alabama. Habibi, K. 2004. Analisis Penawaran dan Permintaan Kredit Rupiah Di Indonesia Periode 1994 – 2003. [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Haslag, J. 1995. Measuring The Policy Effect Of Change in Reserves Requirment Ratio. Economic Review, 3:2 – 15. Hudina, H. 2005. Eksogenitas Uang Serta Implikasi Kebijakan Bank Indonesia Sebagai Otoritas Moneter Terhadap Kontrol Harga [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Johansen, S. 1995. LikelihoodBased Inference In Cointegrated Vector Autoregressive Model. Oxford University Press, New York. Kasnir. 2002. Manajemen Perbankan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Latif, A. 2000. Sektor Perbankan Nasional Kini dan Mendatang. PEP LIPI, Jakarta. Mankiw, N. G. 2000. Teori Makroekonomi. Iman Nurmawan [Penerjemah]. Erlangga, Jakarta. Manurung, M dan Rahardja, P. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Konseptual Indonesia). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sitorus, T. 2006. Kinerja Ekonomi Moneter 2005 dan Prospek Tahun 2006. Bank Indonesia, Jakarta. Tarmizi, M. A. 1997. Kenaikan GWM dalam Mengendalikan Moneter. Bank Indonesia, Jakarta. Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Whidiastuti. 1996. Analisis Hubungan Antar Struktur dan Kinerja Industri Perbankan Nasional. [Tesis]. Jakarta: Program studi Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Wijaya, K. 2002. Analisis Kinerja Perbankan Nasional. Pustaka Wira usaha Muda, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data – data yang digunakan Ln_DPK 11.88 11.9 11.88 11.89 11.9 11.91 11.92
Ln_Cr 11.93 11.95 11.96 11.97 11.99 12.01 12.02
Ln_GWM 7.74 7.8 7.77 7.75 7.78 7.76 7.63
NPL 16.43 16.8 16.42 16.01 15.73 15.46 15.62
LDR 105.56 104.52 108.69 108.36 109.5 111.0 111.12
dum 0 0 0 0 0 0 0
11.90 11.92 11.94 11.97 11.99 12.01 12.04 12.04 12.05 12.06 12.07 12.09 12.12 12.15 12.18 12.20 12.22 12.24 12.27 12.32 12.35 12.37 12.4 12.42 12.42 12.44 12.47 12.51 12.55 12.54 12.56 12.57 12.58 12.6 12.62 12.66 12.69
12.01 12.02 12.04 12.07 12.09 12.11 12.14 12.15 12.16 12.18 12.20 12.22 12.24 12.26 12.28 12.30 12.32 12.32 12.36 12.39 12.42 12.44 12.47 12.48 12.50 12.51 12.53 12.54 12.58 12.60 12.60 12.63 12.65 12.67 12.70 12.73 12.79
7.75 7.80 7.82 7.86 7.87 7.90 7.91 7.92 7.92 7.93 7.96 8.01 8.05 8.07 8.10 8.12 8.15 8.15 8.59 8.62 8.64 8.67 8.68 8.71 8.72 8.73 8.77 8.82 8.83 8.86 9.06 8.89 9.39 9.40 9.42 9.46 9.44
16.36 14.8 15.09 15.11 13.6 13.46 13.14 12.94 13.16 13.04 12.74 13.23 12.88 12.59 12.7 12.81 11.13 11.52 11.47 11.34 11.48 11.82 11.82 11.34 11.38 11.25 10.87 10.87 9.54 9.84 9.99 10.14 10.1 9.78 9.21 8.83 8.76
110.48 110.87 111.12 111.37 110.84 111.27 112.54 112.84 113.41 113.76 112.35 111.22 110.89 111.02 109.85 108.44 109.24 108.57 107.95 108.35 108.34 108.09 107.88 106.96 108.02 108.4 106.69 104.37 103.97 105.02 104.85 106.67 106.77 107.59 108.5 107.6 110.4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
R 18.49 18.33 17.97 17.67 17.5 17.49 17.54 17.59 17.57 17.57 17.64 17.76 18.03 18.29 18.4 18.63 18.79 18.94 19.02 19.11 19.2 19.27 19.27 19.27 19.29 19.32 19.3 19.28 19.27 19.18 19.14 19.13 19.21 19.21 19.22 19.04 19.05 19.0 18.88 18.82 18.79 18.56 18.59 25.13
periode Jan94 Feb94 Mar94 Apr94 Mei94 Jun94 Jul94 Agust94 Sep94 Okt94 Nop94 Des94 Jan95 Feb95 Mar95 Apr95 Mei95 Jun95 Jul95 Agust95 Sep95 Okt95 Nop95 Des95 Jan96 Feb96 Mar96 Apr96 Mei96 Jun96 Jul96 Agust96 Sep96 Okt96 Nop96 Des96 Jan97 Feb97 Mar97 Apr97 Mei97 Jun97 Jul97 Agust97
Lampiran 1. Lanjutan 12.7 12.74 12.71 12.79 13.06 13.01 13.02 13.02 13.11 13.26 13.24 13.21 13.23 13.18 13.21 13.26 13.3 13.31 13.3 13.32 13.34 13.32 13.34 13.36 13.38 13.33 13.35 13.35 13.37 13.37 13.38 13.39 13.41 13.4 13.4 13.4 13.42 13.45 13.48 13.49 13.48 13.5 13.51 13.55 13.54 13.54 13.51 13.51
12.81 12.85 12.83 12.84 13.14 13.08 13.07 13.05 13.17 13.34 13.27 13.20 13.16 13.06 13.05 13.09 13.13 13.12 12.81 12.57 12.53 12.43 12.42 12.45 12.48 12.40 12.41 12.32 12.32 12.34 12.31 12.34 12.37 12.39 12.41 12.39 12.42 12.47 12.48 12.50 12.48 12.52 12.56 12.63 12.61 12.63 12.57 12.57
9.42 9.43 9.43 9.44 9.49 9.55 9.66 9.71 9.76 9.78 9.83 9.84 9.85 9.9 9.93 9.99 10.00 10.02 10.01 10.06 10.07 10.09 10.11 10.15 10.13 10.10 10.13 10.15 10.16 10.17 10.17 10.18 10.20 10.22 10.21 10.25 10.33 10.25 10.24 10.25 10.28 10.29 10.29 10.30 10.30 10.30 10.31 10.31
9.1 9.12 8.87 8.15 8.91 10.19 13.12 16.84 23.12 28.82 33.26 36.27 40.51 44.21 47.02 53.79 59.42 60.93 54.99 46.71 47.11 45.66 45.43 45.62 44.38 43.23 41.83 36.86 37.63 37.25 35.28 35.13 33.08 32.2 31.49 29.77 28.23 27.47 25.06 19.43 19.21 18.35 18.62 19.0 18.03 16.84 15.76 15.63
112.44 113.21 114.03 105.73 108.75 107.42 105.27 103.92 106.8 109.17 103.33 100.04 96.68 89.35 85.97 84.99 84.5 83.19 61.14 47.06 44.46 41.28 40.14 40.7 40.67 39.61 39.47 35.98 35.43 35.57 34.58 35.05 35.62 36.5 37.14 36.76 37.11 37.63 37.11 37.34 36.93 37.53 38.57 39.94 39.78 40.15 39.35 39.22
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
26.41 26.76 26.42 21.98 25.57 25.63 27.8 29.47 33.21 33.79 34.12 34.95 35.72 35.68 35.16 32.27 34.61 34.61 33.12 31.71 30.46 28.84 26.21 24.28 23.07 22.77 21.59 28.89 20.08 19.75 18.93 18.83 18.42 18.14 18.01 17.93 17.99 17.9 17.84 18.43 17.85 17.8 17.9 18.13 18.21 18.45 18.68 18.89
Sep97 Okt97 Nop97 Des97 Jan98 Feb98 Mar98 Apr98 Mei98 Jun98 Jul98 Agust98 Sep98 Okt98 Nop98 Des98 Jan99 Feb99 Mar99 Apr99 Mei99 Jun99 Jul99 Agust99 Sep99 Okt99 Nop99 Des99 Jan00 Feb00 Mar00 Apr00 Mei00 Jun00 Jul00 Agust00 Sep00 Okt00 Nop00 Des00 Jan01 Feb01 Mar01 Apr01 Mei01 Jun01 Jul01 Agust01
Lampiran 1. Lanjutan 13.52 13.56 13.57 13.6 13.6 13.59 13.59 13.59 13.58 13.59 13.61 13.61 13.62 13.63 13.62 13.65 13.63 13.64 13.64 13.64 13.64 13.65 13.66 13.67 13.67 13.69 13.69 13.71 13.7 13.69 13.69 13.68 13.71 13.73 13.72 13.73 13.74 13.74 13.75 13.78 13.77 13.76 13.78 13.8 13.8 13.83 13.83 13.86
12.62 12.67 12.62 12.63 12.62 12.61 12.62 12.62 12.62 12.65 12.68 12.71 12.74 12.76 12.78 12.80 12.79 12.81 12.83 12.85 12.86 12.87 12.89 12.90 12.92 12.95 12.98 12.99 12.97 12.99 13.00 13.02 13.06 13.09 13.09 13.13 13.14 13.17 13.18 13.22 13.21 13.23 13.26 13.28 13.32 13.34 13.36 13.40
10.32 10.33 10.35 10.35 10.39 10.38 10.38 10.38 10.39 10.40 10.41 10.42 10.43 10.43 10.43 10.44 10.46 10.45 10.46 10.47 10.48 10.49 10.50 10.51 10.52 10.53 10.54 10.56 10.57 10.54 10.54 10.53 10.54 10.57 10.94 10.96 10.97 10.97 10.93 11.00 11.02 11.01 11.01 11.03 11.02 11.04 11.05 11.06
14.47 14.21 13.53 11.66 11.43 11.94 12.42 12.84 11.92 11.27 11.69 11.06 10.08 9.9 9.55 7.57 7.94 7.66 7.62 7.39 7.51 7.11 7.24 6.65 6.65 6.62 7.08 6.77 8.2 8.1 7.8 7.7 7.8 7.5 7.3 6.7 6.9 6.7 6.6 5.75 5.9 6.0 5.6 5.7 7.3 7.9 8.5 8.9
40.88 41.61 38.81 38.01 37.61 37.82 38.09 38.17 38.26 39.17 39.72 40.64 41.38 41.84 43.22 43.24 42.92 43.64 44.84 45.34 45.51 45.89 46.39 46.86 47.52 47.78 49.23 48.53 48.67 49.6 50.66 51.97 52.47 53.11 53.59 54.89 55.28 56.54 56.9 57.35 57.72 59.06 59.97 59.91 61.62 61.44 62.41 62.79
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19.06 19.18 19.23 19.19 19.27 19.33 19.35 19.25 19.2 19.08 19.0 18.86 18.74 18.57 18.44 18.25 18.26 18.25 18.08 17.87 17.75 17.41 16.88 16.36 16.07 15.77 15.45 15.07 14.99 14.79 14.61 14.48 14.27 14.1 13.99 13.84 13.8 13.64 13.57 13.41 13.4 13.37 13.31 13.31 13.2 13.36 13.42 13.4
Sep01 Okt01 Nop01 Des01 Jan02 Feb02 Mar02 Apr02 Mei02 Jun02 Jul02 Agust02 Sep02 Okt02 Nop02 Des02 Jan03 Feb03 Mar03 Apr03 Mei03 Jun03 Jul03 Agust03 Sep03 Okt03 Nop03 Des03 Jan04 Feb04 Mar04 Apr04 Mei04 Jun04 Jul04 Agust04 Sep04 Okt04 Nop04 Des04 Jan05 Feb05 Mar05 Apr05 Mei05 Jun05 Jul05 Agust05
Lampiran 1. Lanjutan 13.9 13.89 13.91 13.94
13.41 13.42 13.43 13.44
11.37 11.38 11.39 11.40
8.8 8.4 8.7 8.3
62.16 62.93 61.9 60.81
1 1 1 1
14.51 15.18 15.92 16.23
Sep05 Okt05 Nop05 Des05
Sumber : Bank Indonesia Ket : Ln_DPK Ln_Cr Ln_GWM LDR NPL R Dum
= Ln [Dana Pihak Ketiga (milyar Rp)]. = Ln [Kredit (milyar Rp)]. = Ln [Giro Wajib Minimum (milyar Rp)]. = Loan Deposit Ratio (persen). = Non Performing Loan (persen). = Suku Bunga Kredit (persen). = Dummy.
Lampiran 2. Pengujian unit root DPK Null Hypothesis: LN_DPK has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
5.253576
1.0000
Test critical values:
1persen level
2.581233
5persen level 10persen level
1.943074 1.615231
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_DPK) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:14 Sample (adjusted): 1994M02 2005M12 Included observations: 143 after adjustments Variable LN_DPK(1)
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
0.001077
0.000205
5.253576
0.0000
Rsquared
0.007765
Mean dependent var
Adjusted Rsquared
0.007765
S.D. dependent var
0.014406 0.032035
S.E. of regression
0.032159
Akaike info criterion
4.029284
Sum squared resid
0.146856
Schwarz criterion
4.008565
Log likelihood
289.0938
DurbinWatson stat
1.901181
Null Hypothesis: D(LN_DPK) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 4 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
2.460950
0.0139
Test critical values:
1persen level
2.581827
5persen level 10persen level
1.943157
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
1.615178
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_DPK,2) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:14 Sample (adjusted): 1994M07 2005M12 Included observations: 138 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
D(LN_DPK(1))
0.333134
0.135368
2.460950
0.0151
D(LN_DPK(1),2)
0.535296
0.131441
4.072525
0.0001
D(LN_DPK(2),2)
0.597417
0.120160
4.971837
0.0000
D(LN_DPK(3),2) D(LN_DPK(4),2)
0.463810 0.413250
0.102593 0.079469
4.520885 5.200151
0.0000 0.0000
Rsquared
0.517272
Mean dependent var
Adjusted Rsquared
0.502754
S.D. dependent var
0.000145
S.E. of regression
0.031673
Akaike info criterion
4.031131
Sum squared resid
0.133425
Schwarz criterion
3.925071
Log likelihood
283.1480
DurbinWatson stat
0.044917
2.117980
Pengujian unit root Kredit Null Hypothesis: LN_CR has a unit root Exogenous: None Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
1.680851
0.9773
Test critical values:
1persen level
2.581349
5persen level 10persen level
1.943090 1.615220
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_CR) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:11 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
LN_CR(1) D(LN_CR(1))
0.000587 0.275021
0.000349 0.081319
1.680851 3.382027
0.0950 0.0009
Rsquared
0.074810
Mean dependent var
0.010493
Adjusted Rsquared
0.068201
S.D. dependent var
0.053651
S.E. of regression
0.051790
Akaike info criterion
3.069270
Sum squared resid
0.375503
Schwarz criterion
3.027639
Log likelihood
219.9182
DurbinWatson stat
1.982121
Null Hypothesis: D(LN_CR) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
8.699544
0.0000
Test critical values:
1persen level
2.581349
5persen level 10persen level
1.943090 1.615220
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_CR,2) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:11 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
D(LN_CR(1))
0.698198
0.080257
8.699544
0.0000
Rsquared
0.349276
Mean dependent var
Adjusted Rsquared
0.349276
S.D. dependent var
7.04E05
S.E. of regression
0.052124
Akaike info criterion
3.063375
Sum squared resid
0.383081
Schwarz criterion
3.042560
Log likelihood
218.4996
DurbinWatson stat
0.064616
1.993645
Pengujian unit root LDR Null Hypothesis: LDR has a unit root Exogenous: None Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13)
tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
1.221998
0.2027
Test critical values:
1persen level
2.581349
5persen level
1.943090
10persen level
1.615220
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LDR) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:12 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments
Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
LDR(1)
0.003243
0.002654
1.221998
0.2238
D(LDR(1))
0.421193
0.076279
5.521715
0.0000
Rsquared
0.183763
Mean dependent var
0.307817
Adjusted Rsquared
0.177933
S.D. dependent var
2.715942
S.E. of regression
2.462489
Akaike info criterion
4.654207
Sum squared resid
848.9393
Schwarz criterion
4.695838
DurbinWatson stat
1.947366
Log likelihood
328.4487
Null Hypothesis: D(LDR) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13)
tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
7.488793
0.0000
Test critical values:
1persen level 5persen level
2.581349 1.943090
10persen level
1.615220
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LDR,2) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:13 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
D(LDR(1))
0.569174
0.076003
7.488793
0.0000
Rsquared Adjusted Rsquared
0.284562 0.284562
Mean dependent var S.D. dependent var
0.000352 2.916397
S.E. of regression Sum squared resid
2.466793 857.9943
Akaike info criterion Schwarz criterion
4.650732 4.671548
329.2020
DurbinWatson stat
1.951974
Log likelihood
Pengujian unit root NPL Null Hypothesis: NPL has a unit root Exogenous: None Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
1.145976
0.2286
Test critical values:
1persen level
2.581349
5persen level 10persen level
1.943090
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(NPL) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:17
1.615220
Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
NPL(1)
0.006438
0.005618
1.145976
0.2538
D(NPL(1))
0.612523
0.066641
9.191406
0.0000
Rsquared
0.378005
Mean dependent var
0.059859
Adjusted Rsquared
0.373562
S.D. dependent var
1.831445
S.E. of regression
1.449549
Akaike info criterion
3.594366
Sum squared resid
294.1668
Schwarz criterion
3.635997
DurbinWatson stat
2.018497
Log likelihood
253.2000
Null Hypothesis: D(NPL) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
5.838204
0.0000
Test critical values:
1persen level
2.581349
5persen level 10persen level
1.943090 1.615220
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(NPL,2) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:17 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
D(NPL(1))
0.389375
0.066694
5.838204
0.0000
Rsquared
0.194666
Mean dependent var
0.005423
Adjusted Rsquared S.E. of regression
0.194666 1.451158
S.D. dependent var Akaike info criterion
1.617062 3.589618
296.9263
Schwarz criterion
3.610434
DurbinWatson stat
2.008711
Sum squared resid Log likelihood
253.8629
Pengujian unit root GWM Null Hypothesis: LN_GWM has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
3.948845
1.0000
Test critical values:
2.581233 1.943074
1persen level 5persen level 10persen level
1.615231
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_GWM) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:15 Sample (adjusted): 1994M02 2005M12 Included observations: 143 after adjustments Variable LN_GWM(1)
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
0.002524
0.000639
3.948845
0.0001
Rsquared
0.008097
Mean dependent var
Adjusted Rsquared
0.008097
S.D. dependent var
0.025594 0.074518
S.E. of regression
0.074819
Akaike info criterion
2.340509
Sum squared resid
0.794909
Schwarz criterion
2.319790
Log likelihood
168.3464
DurbinWatson stat
2.321474
Null Hypothesis: D(LN_GWM) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
7.076240
0.0000
Test critical values:
1persen level
2.581466
5persen level 10persen level
1.943107
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
1.615210
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(LN_GWM,2) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:15 Sample (adjusted): 1994M04 2005M12 Included observations: 141 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
D(LN_GWM(1)) D(LN_GWM(1),2)
0.852029 0.183097
0.120407 0.083182
7.076240 2.201152
0.0000 0.0294
Rsquared
0.538068
Mean dependent var
0.000284
Adjusted Rsquared S.E. of regression Sum squared resid
0.534745 0.078039 0.846532
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion
0.114411 2.249122 2.207295
Log likelihood
160.5631
DurbinWatson stat
2.055050
Pengujian unit root R Null Hypothesis: R has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
0.514170
0.4923
Test critical values:
1persen level
2.581233
5persen level 10persen level
1.943074 1.615231
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(R) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:16 Sample (adjusted): 1994M02 2005M12 Included observations: 143 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
R(1)
0.002890
0.005620
0.514170
0.6079
Rsquared
0.001728
Mean dependent var
0.015804
Adjusted Rsquared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood
0.001728 1.388214
S.D. dependent var Akaike info criterion
1.389415 3.500881
273.6535
Schwarz criterion
3.521600
DurbinWatson stat
2.327856
249.3130
Null Hypothesis: D(R) has a unit root Exogenous: None Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=13) tStatistic
Prob.*
Augmented DickeyFuller test statistic
14.02987
0.0000
Test critical values:
1persen level
2.581349
5persen level 10persen level
1.943090 1.615220
*MacKinnon (1996) onesided pvalues.
Augmented DickeyFuller Test Equation Dependent Variable: D(R,2) Method: Least Squares Date: 06/22/06 Time: 14:16 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob.
D(R(1))
1.165407
0.083066
14.02987
0.0000
Rsquared
0.582638
Mean dependent var
0.003310
Adjusted Rsquared
0.582638
S.D. dependent var
2.128609
S.E. of regression
1.375157
Akaike info criterion
3.482030
266.6391
Schwarz criterion
3.502846
DurbinWatson stat
1.954825
Sum squared resid Log likelihood
246.2242
Lampiran 3 Uji Lag Optimal VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: D(LN_DPK) D(LN_CR) D(LDR) D(NPL) D(LN_GWM) D(R) Exogenous variables: C DUM Date: 06/22/06 Time: 00:22 Sample: 1994M01 2005M12 Included observations: 131 Lag
LogL
LR
FPE
AIC
SC
HQ
0
15.76468
NA
6.16e08
0.423888
0.687265
0.530910
1
91.07098
200.6227
2.09e08
0.657572
0.395935*
0.229485*
2
137.8904
83.63162
1.78e08
0.822754
1.020884
0.073602
3
179.4933
70.50264
1.65e08
0.908295
1.725474
0.161923
4
231.6087
83.54375
1.31e08
1.154331
2.269568
0.236952
5
264.4060
49.57144
1.42e08
1.105434
3.108595
0.606914
6
292.4945
39.88138
1.67e08
0.984648
4.019512
1.048766
7
336.0401
57.83920
1.58e08
1.099848
4.694442
1.254631
8
395.4046
73.41262
1.20e08
1.456559
5.127863
1.218986
9
444.7978
56.55706
1.09e08
1.661034
5.713517
1.335576
10
495.3009
53.20178
1.00e08
1.882456
6.282226
1.435219
11
565.1875
67.21921*
7.16e09*
2.399810
6.555003
1.238931
12
607.5759
36.88760
8.16e09
2.497342*
7.247601
1.462464
* indicates lag order selected by the criterion LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5persen level) FPE: Final prediction error AIC: Akaike information criterion SC: Schwarz information criterion HQ: HannanQuinn information criterion
Uji kestabilan VAR Roots of Characteristic Polynomial Endogenous variables: D(LN_DPK) D(LN_CR) D(LDR) D(NPL) D(LN_GWM) D(R) Exogenous variables: C DUM Lag specification: 1 1 Date: 06/22/06 Time: 00:22 Root
Modulus
0.739146 0.434987
0.739146 0.434987
0.091836 0.196067i
0.216509
0.091836 + 0.196067i
0.216509
0.208446
0.208446
0.087452
0.087452
No root lies outside the unit circle. VAR satisfies the stability condition.
Lampiran 4 Uji Kointegrasi 1 Date: 06/22/06 Time: 00:28 Sample: 1994M01 2005M12 Included observations: 142 Series: LN_DPK LN_CR LDR NPL LN_GWM R Exogenous series: DUM Warning: Rank Test critical values derived assuming no exogenous series Lags interval: 1 to 1 Selected (0.05 level*) Number of Cointegrating Relations by Model Data Trend: Test Type Trace MaxEig
None No Intercept No Trend 3 3
None Intercept No Trend 4 4
Linear Intercept No Trend 3 3
Linear Intercept Trend 4 4
Quadratic Intercept Trend 4 4
*Critical values based on MacKinnonHaugMichelis (1999) Information Criteria by Rank and Model Data Trend: Rank or No. of CEs
0 1 2 3 4 5 6
None No Intercept No Trend
None Intercept No Trend
Linear Intercept No Trend
Linear Intercept Trend
Quadratic Intercept Trend
Log Likelihood by Rank (rows) and Model (columns) 99.28824 147.7263 173.6880 186.0424 193.5067 196.8860 196.8936
99.28824 158.3385 193.2954 212.1829 224.5134 231.9220 234.6327
111.5279 170.5768 204.6772 223.0030 230.4855 233.2010 234.6327
111.5279 170.8548 205.9120 224.3402 241.1788 247.9777 249.4992
118.4714 176.9085 211.9655 229.2244 243.5017 249.3999 249.4992
0 1 2 3 4 5 6
Akaike Information Criteria by Rank (rows) and Model (columns) 0.891384 1.404596 1.601240 1.606231 1.542348 1.420930 1.252023
0.891384 1.539979 1.849230 1.932154 1.922724 1.843971 1.699052
0.979266 1.641927 1.953201 2.042295 1.978669 1.847902 1.699052
0.979266 1.631758 1.942423 2.018876 2.072941 1.985602 1.823932
0.992555 1.646599 1.971345 2.045414 2.077489* 1.991549 1.823932
0 1 2 3 4 5 6
Schwarz Criteria by Rank (rows) and Model (columns) 0.142019 0.405443 0.352299 0.107502 0.206169 0.577375 0.996071
0.142019 0.520010 0.558658 0.370978 0.090944 0.258413 0.673936
0.105007 0.517880 0.579366* 0.418672 0.105258 0.275298 0.673936
0.105007 0.486895 0.526957 0.332806 0.116267 0.241676 0.673950
0.006598 0.397658 0.472616 0.296897 0.079184 0.256545 0.673950
Uji Kointegrasi 2 Date: 06/22/06 Time: 00:28 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: LN_DPK LN_CR LDR NPL LN_GWM R Exogenous series: DUM Warning: Critical values assume no exogenous series Lags interval (in first differences): 1 to 1 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized No. of CE(s) None * At most 1 * At most 2 *
Eigenvalue
Trace Statistic
0.05 Critical Value
Prob.**
0.564680 0.381395 0.227489
246.2096 128.1118 59.91086
95.75366 69.81889 47.85613
0.0000 0.0000 0.0025
At most 3 At most 4 At most 5
0.100025 0.037524 0.019962
23.25939 8.294295 2.863320
29.79707 15.49471 3.841466
0.2336 0.4345 0.0906
Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnonHaugMichelis (1999) pvalues Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized No. of CE(s)
Eigenvalue
MaxEigen Statistic
0.05 Critical Value
Prob.**
None * At most 1 * At most 2 * At most 3 At most 4 At most 5
0.564680 0.381395 0.227489 0.100025 0.037524 0.019962
118.0978 68.20091 36.65146 14.96510 5.430975 2.863320
40.07757 33.87687 27.58434 21.13162 14.26460 3.841466
0.0000 0.0000 0.0026 0.2914 0.6867 0.0906
Maxeigenvalue test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnonHaugMichelis (1999) pvalues Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I): LN_DPK 12.87690 36.06572 24.54307 4.601757 22.57219 3.473668
LN_CR 0.313268 26.83342 12.04913 4.269260 24.46014 0.948191
LDR 0.109015 0.507800 0.229199 0.123709 0.358861 0.023584
NPL 0.062488 0.032851 0.089778 0.149174 0.016393 0.003374
LN_GWM 4.874628 3.028831 5.098282 0.051933 2.950967 4.996397
R 0.108189 0.298096 0.273114 0.379901 0.079373 0.043732
0.011602 0.011722 0.162841 0.257814 0.010168 0.109633
0.000155 0.006788 0.389122 0.368132 0.002351 0.187555
0.001047 0.000414 0.152572 0.066495 0.005894 0.139044
Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha): D(LN_DPK) D(LN_CR) D(LDR) D(NPL) D(LN_GWM) D(R)
0.005815 0.023093 1.366875 0.165170 0.012756 0.187856
0.003840 0.011392 0.191447 0.184409 0.011126 0.449132
1 Cointegrating Equation(s):
Log likelihood
170.5768
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) LN_DPK LN_CR LDR NPL 1.000000 0.024328 0.008466 0.004853 (0.08193) (0.00095) (0.00094)
LN_GWM 0.378556 (0.04912)
R 0.008402 (0.00282)
LN_GWM 0.388514 (0.01887) 0.409310 (0.02856)
R 0.008965 (0.00291) 0.023159 (0.00440)
Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(LN_DPK) 0.074880 (0.03334) D(LN_CR) 0.297370 (0.04954) D(LDR) 17.60111 (2.17606) D(NPL) 2.126880 (1.54688) D(LN_GWM) 0.164263 (0.07914) D(R) 2.418998 (1.40984)
2 Cointegrating Equation(s):
Log likelihood
204.6772
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) LN_DPK LN_CR LDR NPL 1.000000 0.000000 0.008276 0.004986 (0.00052) (0.00092) 0.000000 1.000000 0.007801 0.005477 (0.00079) (0.00140) Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(LN_DPK) 0.063617 0.101222 (0.09832) (0.06890) D(LN_CR) 0.113500 0.298459 (0.14239) (0.09978) D(LDR) 10.69645 4.708973 (6.44026) (4.51295) D(NPL) 8.777720 5.000064 (4.55943) (3.19498) D(LN_GWM) 0.565518 0.302536 (0.23243) (0.16287) D(R) 13.77925 11.99289
(3.91860)
3 Cointegrating Equation(s):
(2.74592)
Log likelihood
223.0030
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) LN_DPK LN_CR LDR NPL 1.000000 0.000000 0.000000 0.009057 (0.00260) 0.000000 1.000000 0.000000 0.001641 (0.00295) 0.000000 0.000000 1.000000 0.491838 (0.32802)
LN_GWM 0.448812 (0.05825) 0.352477 (0.06620) 7.285796 (7.34879)
R 0.017127 (0.00909) 0.047751 (0.01033) 3.152642 (1.14681)
LN_GWM 0.428527 (0.05434) 0.348803 (0.06947) 6.184174 (6.55697) 2.239804 (4.78138)
R 0.008039 (0.00668) 0.052310 (0.00854) 1.785974 (0.80626) 2.778692 (0.58793)
Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(LN_DPK) 0.221140 0.038576 0.001343 (0.10744) (0.06949) (0.00134) D(LN_CR) 0.174198 0.157217 0.000581 (0.16268) (0.10521) (0.00203) D(LDR) 14.69306 2.746883 0.089116 (7.62237) (4.92952) (0.09513) D(NPL) 2.450178 1.893633 0.052558 (5.31911) (3.43997) (0.06639) D(LN_GWM) 0.815073 0.425052 0.009371 (0.27314) (0.17664) (0.00341) D(R) 11.08851 10.67190 0.182462 (4.63417) (2.99700) (0.05784)
4 Cointegrating Equation(s):
Log likelihood
230.4855
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) LN_DPK LN_CR LDR NPL 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(LN_DPK) 0.220427 0.037914 0.001324
0.001256
D(LN_CR) D(LDR) D(NPL) D(LN_GWM) D(R)
(0.10799) 0.205436 (0.16128) 16.48370 (7.50438) 0.756123 (5.14323) 0.804255 (0.27438) 11.95160 (4.59810)
5 Cointegrating Equation(s):
(0.07021) 0.128236 (0.10486) 1.085622 (4.87916) 0.321981 (3.34400) 0.415016 (0.17839) 11.47262 (2.98957)
(0.00137) 0.000259 (0.00205) 0.137254 (0.09537) 0.007017 (0.06536) 0.009080 (0.00349) 0.205664 (0.05844)
Log likelihood
233.2010
Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses) LN_DPK LN_CR LDR NPL 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000
(0.00044) 0.003134 (0.00066) 0.151791 (0.03084) 0.061683 (0.02114) 0.001725 (0.00113) 0.021152 (0.01890)
LN_GWM 0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
Adjustment coefficients (standard error in parentheses) D(LN_DPK) 0.196804 0.012315 0.000948 (0.12035) (0.09086) (0.00161) D(LN_CR) 0.196093 0.138360 0.000110 (0.17986) (0.13579) (0.00241) D(LDR) 19.92759 2.646313 0.192006 (8.34199) (6.29821) (0.11173) D(NPL) 0.744814 1.304494 0.016846 (5.72843) (4.32497) (0.07673) D(LN_GWM) 0.671209 0.270842 0.006965 (0.30488) (0.23019) (0.00408) D(R) 8.813076 8.071594 0.155767 (5.09103) (3.84373) (0.06819)
0.001239 (0.00045) 0.003127 (0.00067) 0.154292 (0.03086) 0.062773 (0.02119) 0.001628 (0.00113) 0.018872 (0.01883)
R 0.138667 (0.03044) 0.158636 (0.02671) 0.099151 (0.75604) 2.095932 (0.49123) 0.304831 (0.06968)
0.078948 (0.01941) 0.139403 (0.02901) 6.483329 (1.34560) 0.226386 (0.92402) 0.164992 (0.04918) 0.305729 (0.82121)
Lampiran 5 Estimasi VECM Vector Error Correction Estimates Date: 06/22/06 Time: 00:29 Sample (adjusted): 1994M03 2005M12 Included observations: 142 after adjustments Standard errors in ( ) & tstatistics in [ ]
Cointegrating Eq:
CointEq1
CointEq2
CointEq3
LN_DPK(1)
1.000000
0.000000
0.000000
LN_CR(1)
0.000000
1.000000
0.000000
LDR(1)
0.000000
0.000000
1.000000
NPL(1)
0.009057
0.001641
0.491838
(0.00262)
(0.00298)
(0.33051)
[ 3.45668]
[ 0.55105]
[1.48810]
0.448812
0.352477
7.285796
(0.05870)
(0.06670)
(7.40467)
[7.64621]
[5.28439]
[ 0.98395]
0.017127
0.047751
3.152642
(0.00916)
(0.01041)
(1.15553)
[1.86971]
[ 4.58743]
[ 2.72830]
C
8.553133
10.22116
197.1125
Error Correction:
D(LN_DPK)
D(LN_CR)
D(LDR)
D(NPL)
D(LN_GWM)
CointEq1
0.221140
0.174198
14.69306
2.450178
0.815073
(0.10826)
(0.16391)
(7.68033)
(5.35956)
(0.27522)
[2.04267]
[1.06273]
[1.91308]
[ 0.45716]
[ 2.96157]
LN_GWM(1)
R(1)
CointEq2
CointEq3
D(LN_DPK(1))
D(LN_CR(1))
D(LDR(1))
D(NPL(1))
D(LN_GWM(1))
D(R(1))
C
0.038576
0.157217
2.746883
1.893633
0.425052
(0.07001)
(0.10601)
(4.96701)
(3.46613)
(0.17799)
[ 0.55097]
[1.48309]
[0.55303]
[0.54632]
[2.38810]
0.001343
0.000581
0.089116
0.052558
0.009371
(0.00135)
(0.00205)
(0.09586)
(0.06689)
(0.00343)
[0.99407]
[ 0.28388]
[0.92968]
[ 0.78572]
[ 2.72807]
0.229656
0.154567
20.11498
11.48155
0.205530
(0.19127)
(0.28959)
(13.5691)
(9.46894)
(0.48624)
[1.20071]
[ 0.53373]
[ 1.48241]
[ 1.21255]
[0.42270]
0.359825
0.082706
6.275612
13.01089
0.063973
(0.18528)
(0.28053)
(13.1443)
(9.17248)
(0.47101)
[ 1.94207]
[ 0.29482]
[0.47744]
[1.41847]
[ 0.13582]
0.008997
0.006188
0.055250
0.210595
0.001531
(0.00266)
(0.00403)
(0.18862)
(0.13162)
(0.00676)
[3.38394]
[1.53721]
[0.29292]
[ 1.59999]
[0.22653]
0.004756
0.017172
0.847138
0.461952
0.006428
(0.00251)
(0.00380)
(0.17816)
(0.12432)
(0.00638)
[ 1.89391]
[ 4.51625]
[ 4.75496]
[ 3.71570]
[1.00681]
0.031513
0.033958
0.216739
0.832693
0.129725
(0.03390)
(0.05133)
(2.40521)
(1.67843)
(0.08619)
[0.92949]
[0.66153]
[0.09011]
[ 0.49612]
[1.50513]
0.002950
0.001212
0.245022
0.066813
0.001472
(0.00198)
(0.00300)
(0.14061)
(0.09812)
(0.00504)
[1.48831]
[0.40403]
[ 1.74258]
[ 0.68092]
[0.29217]
0.011370
0.034206
1.653242
0.650720
0.062180
(0.00703)
(0.01065)
(0.49898)
(0.34820)
(0.01788)
[1.61650]
[3.21209]
[3.31327]
[1.86881]
[ 3.47755]
0.032670
0.057773
1.619483
0.882441
0.044657
(0.00895)
(0.01355)
(0.63491)
(0.44306)
(0.02275)
[ 3.65049]
[ 4.26362]
[ 2.55074]
[ 1.99171]
[1.96286]
Rsquared
0.276706
0.404788
0.490062
0.453903
0.135012
Adj. Rsquared
0.221492
0.359352
0.451136
0.412217
0.068982
Sum sq. resids
0.105379
0.241576
530.3681
258.2714
0.681033
S.E. equation
0.028362
0.042943
2.012116
1.404114
0.072102
Fstatistic
5.011575
8.908952
12.58941
10.88843
2.044718
Log likelihood
310.1381
251.2350
295.0491
243.9603
177.6487
Akaike AIC
4.213213
3.383591
4.310551
3.590991
2.347165
Schwarz SC
3.984241
3.154618
4.539523
3.819963
2.118192
Mean dependent
0.014366
0.010493
0.307817
0.059859
0.025352
S.D. dependent
0.032145
0.053651
2.715942
1.831445
0.074726
Determinant resid covariance (dof adj.)
2.83E09
Determinant resid covariance
1.74E09
Log likelihood
223.0030
DUM
Akaike information criterion
1.957788
Schwarz criterion
0.209271
Lampiran 6 Matriks korelasi LDR
LN_CR
LN_DPK
R
NPL
LN_GWM
DUM
LDR
1.000000
0.251419
0.849019
0.236422
0.159916
0.802648
0.761748
LN_CR
0.251419
1.000000
0.722455
0.071937
0.135253
0.761710
0.646756
LN_DPK
0.849019
0.722455
1.000000
0.113101
0.042571
0.988232
0.905347
R
0.236422
0.071937
0.113101
1.000000
0.716888
0.123073
0.147907
NPL
0.159916
0.135253
0.042571
0.716888
1.000000
0.020868
0.220896
LN_GWM
0.802648
0.761710
0.988232
0.123073
0.020868
1.000000
0.891098
DUM
0.761748
0.646756
0.905347
0.147907
0.220896
0.891098
1.000000
Lampiran 7 Impuls Respon Function Respon se of LN_DP K: Period
LN_DPK
LN_CR
NPL
LDR
LN_GWM
1 2
0.028362
0.000000
0.026154
0.003306
3
0.021800
4
0.021072
5 6
R
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.002880
0.009009
0.003202
0.001708
0.003885
0.000503
0.005535
0.004447
0.001447
0.004962
0.002090
0.004220
0.005928
0.000557
0.020248
0.005687
0.002793
0.003911
0.007111
0.000736
0.019447
0.006143
0.003687
0.002858
0.008027
0.001152
7
0.018935
0.006553
0.004317
0.002006
0.008944
0.001498
8
0.018427
0.006921
0.004864
0.001203
0.009807
0.001677
9
0.017934
0.007285
0.005400
0.000393
0.010638
0.001814
10
0.017452
0.007667
0.005917
0.000361
0.011446
0.001887
11
0.016963
0.008074
0.006435
0.001067
0.012227
0.001904
12
0.016472
0.008505
0.006956
0.001721
0.012975
0.001875
13
0.015981
0.008958
0.007478
0.002317
0.013688
0.001805
14 15
0.015494 0.015014
0.009429 0.009911
0.007998 0.008513
0.002854 0.003331
0.014360 0.014987
0.001697 0.001557
16
0.014546
0.010398
0.009016
0.003746
0.015567
0.001390
17
0.014095
0.010886
0.009504
0.004101
0.016097
0.001200
18
0.013663
0.011368
0.009973
0.004396
0.016574
0.000992
19
0.013256
0.011839
0.010419
0.004633
0.016999
0.000769
20
0.012874
0.012295
0.010839
0.004815
0.017370
0.000535
21
0.012521
0.012732
0.011230
0.004944
0.017688
0.000295
22
0.012197
0.013146
0.011589
0.005023
0.017954
5.07E05
23
0.011905
0.013534
0.011917
0.005056
0.018169
0.000193
24
0.011644
0.013895
0.012211
0.005047
0.018336
0.000435
25
0.011416
0.014225
0.012471
0.004998
0.018456
0.000671
26
0.011219
0.014525
0.012697
0.004915
0.018532
0.000899
27
0.011054
0.014793
0.012889
0.004802
0.018568
0.001118
28
0.010920
0.015028
0.013049
0.004661
0.018566
0.001325
29
0.010815
0.015231
0.013176
0.004499
0.018529
0.001519
30
0.010739
0.015403
0.013273
0.004317
0.018462
0.001699
31
0.010689
0.015544
0.013340
0.004121
0.018368
0.001865
32
0.010663
0.015654
0.013380
0.003913
0.018250
0.002014
33
0.010661
0.015736
0.013395
0.003698
0.018111
0.002148
34
0.010680
0.015792
0.013387
0.003478
0.017956
0.002266
35
0.010718
0.015821
0.013357
0.003257
0.017787
0.002367
36
0.010772
0.015828
0.013308
0.003037
0.017608
0.002453
37
0.010841
0.015813
0.013243
0.002820
0.017422
0.002523
38
0.010923
0.015779
0.013163
0.002610
0.017231
0.002578
39 40
0.011015 0.011115
0.015727 0.015660
0.013071 0.012969
0.002407 0.002214
0.017038 0.016847
0.002619 0.002646
41
0.011222
0.015581
0.012859
0.002032
0.016657
0.002661
42
0.011334
0.015490
0.012743
0.001863
0.016473
0.002663
43
0.011448
0.015391
0.012623
0.001707
0.016296
0.002656
44
0.011564
0.015284
0.012500
0.001564
0.016126
0.002638
45
0.011680
0.015173
0.012377
0.001436
0.015966
0.002612
46
0.011794
0.015058
0.012255
0.001322
0.015817
0.002578
47
0.011906
0.014942
0.012136
0.001223
0.015679
0.002538
48
0.012013
0.014826
0.012019
0.001139
0.015552
0.002493
49
0.012116
0.014711
0.011907
0.001069
0.015439
0.002443
50
0.012213
0.014598
0.011801
0.001012
0.015338
0.002389
51
0.012304
0.014489
0.011701
0.000969
0.015249
0.002334
52
0.012389
0.014385
0.011608
0.000939
0.015173
0.002276
53
0.012466
0.014287
0.011522
0.000920
0.015110
0.002218
54 55
0.012535 0.012597
0.014194 0.014108
0.011444 0.011374
0.000912 0.000915
0.015059 0.015020
0.002159 0.002102
56
0.012652
0.014029
0.011312
0.000927
0.014991
0.002045
57
0.012699
0.013958
0.011258
0.000947
0.014973
0.001991
58
0.012738
0.013894
0.011212
0.000974
0.014965
0.001939
59
0.012770
0.013838
0.011175
0.001008
0.014965
0.001889
60
0.012795
0.013789
0.011144
0.001047
0.014974
0.001843
61
0.012813
0.013749
0.011121
0.001090
0.014991
0.001800
62
0.012825
0.013715
0.011105
0.001137
0.015013
0.001761
63
0.012830
0.013689
0.011096
0.001187
0.015042
0.001725
64
0.012831
0.013669
0.011093
0.001238
0.015075
0.001693
65
0.012826
0.013656
0.011095
0.001291
0.015112
0.001665
66
0.012817
0.013649
0.011102
0.001344
0.015152
0.001641
67
0.012804
0.013648
0.011114
0.001396
0.015195
0.001621
68
0.012787
0.013652
0.011129
0.001448
0.015240
0.001604
69
0.012768
0.013660
0.011149
0.001498
0.015285
0.001591
70
0.012746
0.013672
0.011171
0.001546
0.015331
0.001581
71
0.012722
0.013688
0.011195
0.001592
0.015377
0.001575
72
0.012696
0.013708
0.011221
0.001636
0.015422
0.001571
73
0.012670
0.013729
0.011249
0.001676
0.015466
0.001571
74
0.012642
0.013753
0.011278
0.001714
0.015509
0.001573
75
0.012614
0.013778
0.011307
0.001748
0.015549
0.001577
Period
LN_DPK
LN_CR
NPL
LDR
LN_GWM
R
1
0.031019
0.029697
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
2
0.030583
0.032598
0.014818
0.006020
0.007507
0.004289
3
0.023015
0.032828
0.013189
0.000158
0.012689
0.005092
4
0.019489
0.030079
0.010586
0.002580
0.016990
0.004653
Respon se of LN_CR:
5 6
0.016124 0.013028
0.026756 0.023513
0.007939 0.004860
0.003367 0.004403
0.020291 0.022744
0.006259 0.007769
7
0.010532
8
0.008344
0.020404
0.002129
0.004871
0.024723
0.009333
0.017543
0.000289
0.004963
0.026243
0.011034
9
0.006453
0.014942
0.002430
0.004797
0.027366
0.012711
10
0.004846
0.012592
0.004276
0.004353
0.028141
0.014360
11
0.003489
0.010493
0.005849
0.003672
0.028595
0.015961
12
0.002371
0.008639
0.007166
0.002786
0.028759
0.017491
13
0.001477
0.007025
0.008237
0.001720
0.028658
0.018938
14
0.000796
0.005645
0.009077
0.000503
0.028318
0.020290
15
0.000315
0.004495
0.009696
0.000837
0.027767
0.021541
16
2.16E05
0.003565
0.010110
0.002273
0.027028
0.022683
17
9.83E05
0.002846
0.010332
0.003780
0.026128
0.023712
18
5.88E05
0.002329
0.010377
0.005334
0.025092
0.024627
19
0.000126
0.002001
0.010260
0.006913
0.023945
0.025426
20 21
0.000440 0.000868
0.001850 0.001861
0.009997 0.009605
0.008495 0.010062
0.022709 0.021407
0.026111 0.026682
22
0.001396
0.002019
0.009098
0.011596
0.020060
0.027144
23
0.002008
0.002311
0.008494
0.013082
0.018689
0.027500
24
0.002689
0.002721
0.007808
0.014506
0.017312
0.027757
25
0.003426
0.003233
0.007056
0.015858
0.015945
0.027918
26
0.004205
0.003832
0.006252
0.017128
0.014604
0.027992
27
0.005012
0.004505
0.005410
0.018307
0.013303
0.027984
28
0.005836
0.005235
0.004544
0.019390
0.012053
0.027902
29
0.006665
0.006010
0.003666
0.020373
0.010864
0.027754
30
0.007490
0.006816
0.002788
0.021252
0.009746
0.027547
31
0.008300
0.007640
0.001920
0.022027
0.008706
0.027289
32
0.009088
0.008473
0.001071
0.022697
0.007748
0.026987
33
0.009845
0.009302
0.000250
0.023263
0.006877
0.026649
34
0.010567
0.010119
0.000536
0.023729
0.006096
0.026283
35
0.011247
0.010915
0.001281
0.024098
0.005406
0.025894
36
0.011881
0.011682
0.001979
0.024373
0.004807
0.025489
37
0.012465
0.012414
0.002627
0.024560
0.004298
0.025075
38
0.012998
0.013105
0.003221
0.024664
0.003877
0.024658
39
0.013477
0.013751
0.003758
0.024692
0.003542
0.024242
40
0.013901
0.014347
0.004239
0.024649
0.003288
0.023833
41
0.014270
0.014892
0.004661
0.024543
0.003112
0.023434
42
0.014585
0.015383
0.005025
0.024380
0.003009
0.023050
43
0.014847
0.015819
0.005331
0.024168
0.002974
0.022684
44 45
0.015056 0.015217
0.016201 0.016527
0.005582 0.005779
0.023913 0.023622
0.003000 0.003083
0.022338 0.022015
46
0.015330
0.016800
0.005925
0.023301
0.003217
0.021717
47
0.015398
0.017020
0.006022
0.022957
0.003394
0.021444
48
0.015426
0.017190
0.006074
0.022597
0.003610
0.021199
49
0.015415
0.017313
0.006083
0.022226
0.003858
0.020981
50
0.015371
0.017390
0.006055
0.021848
0.004133
0.020791
51
0.015295
0.017425
0.005991
0.021470
0.004429
0.020628
52 53
0.015192 0.015065
0.017421 0.017383
0.005896 0.005775
0.021096 0.020730
0.004740 0.005062
0.020492 0.020382
54
0.014919
0.017312
0.005630
0.020375
0.005390
0.020297
55
0.014755
0.017214
0.005466
0.020035
0.005719
0.020237
56
0.014579
0.017091
0.005285
0.019712
0.006046
0.020199
57
0.014393
0.016947
0.005093
0.019409
0.006366
0.020182
58
0.014200
0.016786
0.004892
0.019128
0.006677
0.020184
59
0.014003
0.016611
0.004685
0.018870
0.006975
0.020204
60
0.013805
0.016426
0.004475
0.018636
0.007258
0.020240
61
0.013608
0.016233
0.004265
0.018426
0.007525
0.020289
62
0.013414
0.016036
0.004058
0.018242
0.007773
0.020351
63
0.013226
0.015837
0.003855
0.018082
0.008002
0.020424
64
0.013045
0.015639
0.003659
0.017947
0.008209
0.020504
65
0.012873
0.015444
0.003471
0.017837
0.008395
0.020592
66
0.012711
0.015254
0.003294
0.017749
0.008560
0.020685
67 68
0.012560 0.012420
0.015071 0.014896
0.003127 0.002973
0.017684 0.017640
0.008702 0.008824
0.020782 0.020881
69
0.012293
0.014731
0.002831
0.017615
0.008924
0.020981
70
0.012179
0.014577
0.002703
0.017609
0.009003
0.021080
71
0.012078
0.014435
0.002589
0.017620
0.009063
0.021178
72
0.011990
0.014305
0.002488
0.017645
0.009105
0.021273
73
0.011915
0.014188
0.002401
0.017684
0.009129
0.021365
74
0.011853
0.014084
0.002328
0.017735
0.009137
0.021452
75
0.011803
0.013993
0.002269
0.017797
0.009131
0.021535
Period
LN_DPK
LN_CR
NPL
LDR
LN_GWM
R
1
0.195934
0.978867
0.987404
0.000000
0.000000
0.000000
2
0.297307
1.455197
1.442219
0.271971
0.052852
0.109958
3 4
0.376080 0.398870
1.678359 1.799108
1.676474 1.786750
0.388651 0.482782
0.119458 0.177784
0.220637 0.278074
5
0.403739
1.866455
1.827899
0.584256
0.236932
0.339999
6
0.400250
1.903145
1.842397
0.674868
0.301762
0.390928
7
0.386125
1.922054
1.838320
0.764762
0.369997
0.432895
8
0.365091
1.928131
1.822284
0.853903
0.441772
0.468782
9
0.338183
1.924105
1.798094
0.940798
0.516292
0.497948
10
0.306096
1.911717
1.767312
1.025329
0.592489
0.520912
11
0.269795
1.892126
1.731281
1.106736
0.669439
0.538094
12
0.230058
1.866318
1.691050
1.184331
0.746206
0.549777
13
0.187639
1.835194
1.647501
1.257579
0.821914
0.556336
14
0.143276
1.799606
1.601465
1.325995
0.895773
0.558158
15
0.097659
1.760374
1.553710
1.389196
0.967078
0.555639
16
0.051435
1.718284
1.504954
1.446898
1.035213
0.549196
17
0.005204
1.674086
1.455862
1.498901
1.099650
0.539254
Respon se of NPL:
18 19
0.040488 0.085148
1.628489 1.582156
1.407045 1.359055
1.545092 1.585436
1.159955 1.215778
0.526238 0.510576
20
0.128337
1.535702
1.312388
1.619973
1.266852
0.492686
21
0.169675
1.489686
1.267480
1.648804
1.312992
0.472978
22
0.208834
1.444616
1.224708
1.672092
1.354087
0.451846
23
0.245543
1.400943
1.184390
1.690051
1.390096
0.429665
24
0.279584
1.359059
1.146787
1.702938
1.421039
0.406792
25
0.310788
1.319305
1.112106
1.711048
1.446999
0.383558
26
0.339036
1.281962
1.080498
1.714706
1.468107
0.360271
27
0.364254
1.247261
1.052068
1.714263
1.484541
0.337212
28
0.386411
1.215379
1.026872
1.710085
1.496519
0.314633
29
0.405514
1.186447
1.004923
1.702552
1.504293
0.292760
30
0.421607
1.160545
0.986194
1.692049
1.508141
0.271790
31
0.434765
1.137714
0.970623
1.678963
1.508365
0.251891
32
0.445090
1.117954
0.958117
1.663678
1.505282
0.233206
33 34
0.452711 0.457776
1.101226 1.087462
0.948552 0.941782
1.646568 1.627997
1.499221 1.490515
0.215847 0.199905
35
0.460451
1.076564
0.937641
1.608315
1.479502
0.185442
36
0.460914
1.068407
0.935946
1.587852
1.466517
0.172500
37
0.459356
1.062846
0.936500
1.566921
1.451886
0.161098
38
0.455973
1.059718
0.939100
1.545811
1.435929
0.151234
39
0.450967
1.058845
0.943533
1.524787
1.418952
0.142891
40
0.444541
1.060039
0.949585
1.504092
1.401247
0.136032
41
0.436895
1.063102
0.957041
1.483941
1.383086
0.130608
42
0.428228
1.067834
0.965689
1.464525
1.364727
0.126557
43
0.418734
1.074031
0.975322
1.446010
1.346403
0.123805
44
0.408597
1.081490
0.985737
1.428536
1.328330
0.122270
45
0.397995
1.090011
0.996743
1.412217
1.310698
0.121864
46
0.387094
1.099400
1.008158
1.397145
1.293679
0.122490
47
0.376050
1.109469
1.019809
1.383389
1.277419
0.124051
48
0.365006
1.120038
1.031537
1.370996
1.262045
0.126446
49
0.354093
1.130938
1.043198
1.359992
1.247660
0.129572
50
0.343429
1.142011
1.054658
1.350384
1.234348
0.133328
51
0.333119
1.153110
1.065800
1.342164
1.222171
0.137614
52
0.323253
1.164101
1.076519
1.335307
1.211175
0.142332
53
0.313910
1.174863
1.086726
1.329773
1.201384
0.147389
54
0.305153
1.185290
1.096345
1.325511
1.192808
0.152694
55
0.297034
1.195286
1.105314
1.322460
1.185443
0.158162
56
0.289595
1.204773
1.113584
1.320548
1.179268
0.163715
57 58
0.282862 0.276853
1.213681 1.221957
1.121119 1.127894
1.319698 1.319826
1.174251 1.170350
0.169279 0.174786
59
0.271576
1.229559
1.133896
1.320844
1.167512
0.180178
60
0.267029
1.236455
1.139123
1.322662
1.165678
0.185400
61
0.263200
1.242627
1.143580
1.325187
1.164779
0.190405
62
0.260073
1.248065
1.147283
1.328327
1.164745
0.195153
63
0.257621
1.252770
1.150254
1.331991
1.165500
0.199611
64
0.255815
1.256750
1.152524
1.336088
1.166964
0.203751
65 66
0.254618 0.253992
1.260022 1.262611
1.154126 1.155101
1.340533 1.345241
1.169058 1.171701
0.207552 0.210999
67
0.253894
1.264545
1.155493
1.350134
1.174814
0.214083
68
0.254277
1.265859
1.155348
1.355137
1.178319
0.216799
69
0.255095
1.266593
1.154716
1.360182
1.182138
0.219147
70
0.256299
1.266790
1.153647
1.365204
1.186199
0.221132
71
0.257842
1.266493
1.152193
1.370147
1.190433
0.222763
72
0.259676
1.265752
1.150404
1.374958
1.194775
0.224051
73
0.261752
1.264612
1.148331
1.379592
1.199162
0.225012
74
0.264024
1.263124
1.146025
1.384011
1.203539
0.225662
75
0.266450
1.261335
1.143532
1.388180
1.207856
0.226022
Period
LN_DPK
LN_CR
NPL
LDR
LN_GWM
R
1
0.281766
1.815566
0.065744
0.817689
0.000000
0.000000
2
0.323899
2.036782
0.783779
0.782632
0.474213
0.092851
3
0.041501
2.014396
0.821806
0.872344
0.765012
0.059730
4
0.285563
1.855321
0.662226
0.990835
0.952684
0.097730
5
0.462356
1.653705
0.514845
0.976011
1.090914
0.203029
6
0.622499
1.462074
0.358959
0.951524
1.175603
0.325018
7
0.747485
1.286711
0.220450
0.907844
1.227043
0.440246
8 9
0.846906 0.925873
1.131479 0.997322
0.106509 0.013263
0.841792 0.762546
1.251012 1.250955
0.556813 0.668749
10
0.985513
0.883090
0.059712
0.671046
1.230683
0.774037
11
1.028121
0.787861
0.113945
0.569342
1.192752
0.872220
12
1.055283
0.710664
0.151133
0.459832
1.139470
0.962341
13
1.068296
0.650498
0.172636
0.344387
1.073034
1.043943
14
1.068464
0.606382
0.179815
0.224887
0.995479
1.116783
15
1.057022
0.577304
0.173994
0.103109
0.908756
1.180725
16 17
1.035187 1.004170
0.562209 0.560000
0.156471 0.128535
0.019317 0.140888
0.814734 0.715184
1.235784 1.282084
18
0.965167
0.569542
0.091465
0.260239
0.611783
1.319843
19
0.919355
0.589671
0.046521
0.376156
0.506101
1.349367
20
0.867885
0.619206
0.005059
0.487567
0.399594
1.371030
21
0.811868
0.656962
0.062073
0.593552
0.293599
1.385269
22
0.752373
0.701764
0.123363
0.693333
0.189327
1.392571
23
0.690411
0.752456
0.187823
0.786275
0.087863
1.393460
24
0.626937
0.807919
0.254409
0.871881
0.009839
1.388494
25
0.562835
0.867071
0.322143
0.949784
0.102952
1.378246
26
0.498921
0.928888
0.390121
1.019740
0.190778
1.363306
27
0.435937
0.992400
0.457515
1.081622
0.272743
1.344264
28
0.374546
1.056705
0.523578
1.135410
0.348393
1.321708
29
0.315337
1.120970
0.587645
1.181180
0.417389
1.296216
30
0.258817
1.184439
0.649132
1.219098
0.479499
1.268349
Respon se of LDR:
31 32
0.205419 0.155501
1.246428 1.306333
0.707539 0.762445
1.249408 1.272422
0.534597 0.582648
1.238647 1.207624
33
0.109348
1.363629
0.813508
1.288511
0.623704
1.175765
34
0.067173
1.417867
0.860462
1.298096
0.657897
1.143520
35
0.029125
1.468674
0.903114
1.301638
0.685427
1.111306
36
0.004708
1.515750
0.941338
1.299628
0.706556
1.079503
37
0.034299
1.558867
0.975072
1.292580
0.721599
1.048450
38
0.059670
1.597864
1.004312
1.281022
0.730915
1.018450
39
0.080894
1.632642
1.029108
1.265490
0.734898
0.989765
40
0.098086
1.663161
1.049560
1.246519
0.733974
0.962620
41
0.111397
1.689436
1.065807
1.224637
0.728585
0.937199
42
0.121012
1.711529
1.078030
1.200360
0.719190
0.913652
43
0.127144
1.729549
1.086437
1.174187
0.706254
0.892093
44
0.130027
1.743640
1.091267
1.146597
0.690242
0.872602
45
0.129914
1.753984
1.092777
1.118041
0.671617
0.855227
46 47
0.127072 0.121774
1.760788 1.764284
1.091244 1.086954
1.088943 1.059695
0.650829 0.628316
0.839987 0.826874
48
0.114300
1.764723
1.080201
1.030658
0.604497
0.815857
49
0.104931
1.762369
1.071282
1.002158
0.579770
0.806880
50
0.093945
1.757497
1.060495
0.974483
0.554507
0.799870
51
0.081616
1.750387
1.048133
0.947891
0.529056
0.794736
52
0.068207
1.741321
1.034480
0.922600
0.503735
0.791374
53
0.053973
1.730578
1.019813
0.898795
0.478833
0.789666
54
0.039157
1.718435
1.004395
0.876627
0.454607
0.789488
55
0.023984
1.705158
0.988475
0.856214
0.431285
0.790706
56
0.008666
1.691006
0.972287
0.837644
0.409064
0.793183
57
0.006603
1.676223
0.956045
0.820974
0.388110
0.796778
58
0.021646
1.661041
0.939947
0.806233
0.368560
0.801349
59
0.036304
1.645673
0.924171
0.793426
0.350520
0.806757
60
0.050438
1.630320
0.908875
0.782534
0.334072
0.812863
61
0.063927
1.615161
0.894199
0.773517
0.319270
0.819533
62
0.076667
1.600359
0.880262
0.766317
0.306145
0.826639
63
0.088574
1.586058
0.867163
0.760858
0.294703
0.834058
64
0.099580
1.572384
0.854985
0.757052
0.284932
0.841674
65
0.109635
1.559442
0.843789
0.754797
0.276800
0.849379
66
0.118703
1.547323
0.833622
0.753983
0.270258
0.857075
67
0.126763
1.536096
0.824514
0.754493
0.265245
0.864671
68
0.133810
1.525816
0.816479
0.756204
0.261684
0.872086
69
0.139849
1.516521
0.809517
0.758989
0.259489
0.879248
70 71
0.144897 0.148982
1.508235 1.500967
0.803617 0.798754
0.762721 0.767272
0.258566 0.258813
0.886094 0.892571
72
0.152142
1.494712
0.794895
0.772516
0.260125
0.898635
73
0.154419
1.489457
0.791997
0.778329
0.262391
0.904250
74
0.155865
1.485173
0.790009
0.784592
0.265500
0.909390
75
0.156536
1.481828
0.788874
0.791191
0.269342
0.914036
Respon
se of LN_GW M: Period
LN_DPK
LN_CR
NPL
LDR
LN_GWM
R
1
0.009423
0.002899
0.001043
0.005805
0.071181
0.000000
2
0.014386
0.001756
0.003849
0.007377
0.051612
0.006793
3
0.022233
0.004479
0.001407
0.007956
0.049093
0.007153
4
0.026062
0.006957
0.001981
0.007543
0.047109
0.009183
5
0.027925
0.008965
0.003762
0.008829
0.046378
0.009604
6
0.029081
0.010175
0.005026
0.009746
0.046420
0.009666
7
0.029513
0.010860
0.005685
0.010622
0.046796
0.009717
8
0.029570
0.011161
0.005885
0.011520
0.047358
0.009660
9
0.029417
0.011194
0.005824
0.012336
0.048023
0.009604
10
0.029123
0.011051
0.005585
0.013099
0.048728
0.009575
11
0.028750
0.010790
0.005233
0.013808
0.049444
0.009574
12
0.028330
0.010450
0.004815
0.014457
0.050149
0.009608
13
0.027885
0.010056
0.004359
0.015047
0.050831
0.009678
14
0.027429
0.009626
0.003882
0.015578
0.051480
0.009781
15 16
0.026973 0.026524
0.009174 0.008710
0.003398 0.002918
0.016049 0.016460
0.052089 0.052654
0.009914 0.010073
17
0.026088
0.008242
0.002448
0.016812
0.053172
0.010255
18
0.025669
0.007777
0.001995
0.017106
0.053641
0.010454
19
0.025273
0.007321
0.001562
0.017344
0.054058
0.010668
20
0.024900
0.006878
0.001153
0.017527
0.054424
0.010893
21
0.024555
0.006454
0.000772
0.017659
0.054739
0.011125
22
0.024238
0.006050
0.000419
0.017742
0.055003
0.011360
23
0.023951
0.005671
9.85E05
0.017780
0.055218
0.011596
24
0.023695
0.005319
0.000190
0.017777
0.055386
0.011830
25
0.023469
0.004995
0.000447
0.017735
0.055508
0.012059
26
0.023275
0.004701
0.000670
0.017660
0.055588
0.012281
27
0.023111
0.004438
0.000860
0.017554
0.055628
0.012494
28
0.022977
0.004206
0.001019
0.017422
0.055631
0.012696
29
0.022872
0.004005
0.001146
0.017267
0.055601
0.012885
30
0.022794
0.003835
0.001244
0.017094
0.055540
0.013062
31
0.022742
0.003694
0.001313
0.016906
0.055452
0.013224
32
0.022714
0.003583
0.001356
0.016707
0.055341
0.013370
33
0.022709
0.003500
0.001374
0.016500
0.055210
0.013502
34
0.022724
0.003443
0.001369
0.016288
0.055062
0.013618
35
0.022758
0.003411
0.001343
0.016074
0.054901
0.013718
36
0.022809
0.003401
0.001298
0.015861
0.054729
0.013803
37
0.022873
0.003413
0.001237
0.015651
0.054549
0.013873
38
0.022951
0.003444
0.001162
0.015446
0.054366
0.013928
39 40
0.023038 0.023134
0.003491 0.003554
0.001075 0.000977
0.015249 0.015062
0.054179 0.053994
0.013970 0.013998
41
0.023237
0.003629
0.000872
0.014884
0.053810
0.014014
42
0.023344
0.003715
0.000760
0.014718
0.053632
0.014018
43 44
0.023455 0.023567
0.003810 0.003912
0.000645 0.000527
0.014565 0.014426
0.053459 0.053294
0.014012 0.013996
45
0.023679
0.004019
0.000408
0.014300
0.053138
0.013972
46
0.023789
0.004129
0.000289
0.014188
0.052992
0.013941
47
0.023897
0.004242
0.000173
0.014090
0.052857
0.013903
48
0.024002
0.004354
6.03E05
0.014006
0.052733
0.013860
49
0.024102
0.004466
4.85E05
0.013937
0.052621
0.013812
50
0.024197
0.004575
0.000152
0.013880
0.052522
0.013761
51
0.024286
0.004681
0.000250
0.013837
0.052434
0.013707
52
0.024368
0.004782
0.000341
0.013806
0.052359
0.013652
53
0.024444
0.004878
0.000425
0.013786
0.052297
0.013595
54
0.024512
0.004969
0.000501
0.013777
0.052245
0.013539
55
0.024573
0.005053
0.000570
0.013778
0.052206
0.013483
56
0.024627
0.005130
0.000631
0.013788
0.052177
0.013428
57
0.024673
0.005200
0.000684
0.013806
0.052158
0.013375
58 59
0.024712 0.024744
0.005263 0.005318
0.000730 0.000767
0.013832 0.013864
0.052149 0.052148
0.013325 0.013276
60
0.024769
0.005366
0.000798
0.013901
0.052155
0.013231
61
0.024788
0.005406
0.000821
0.013942
0.052170
0.013189
62
0.024800
0.005440
0.000837
0.013987
0.052191
0.013151
63
0.024806
0.005466
0.000847
0.014035
0.052218
0.013116
64
0.024808
0.005486
0.000851
0.014084
0.052249
0.013084
65
0.024804
0.005499
0.000850
0.014135
0.052285
0.013057
66
0.024796
0.005507
0.000844
0.014186
0.052323
0.013033
67
0.024783
0.005509
0.000833
0.014237
0.052365
0.013012
68
0.024768
0.005506
0.000818
0.014287
0.052407
0.012996
69
0.024749
0.005499
0.000800
0.014336
0.052451
0.012983
70
0.024728
0.005487
0.000779
0.014383
0.052496
0.012973
71
0.024705
0.005472
0.000756
0.014428
0.052540
0.012966
72
0.024681
0.005454
0.000731
0.014470
0.052584
0.012963
73
0.024655
0.005434
0.000704
0.014510
0.052627
0.012962
74
0.024629
0.005411
0.000677
0.014546
0.052668
0.012963
75
0.024602
0.005386
0.000648
0.014579
0.052707
0.012967
Period
LN_DPK
LN_CR
NPL
LDR
LN_GWM
R
1
0.021510
0.066524
0.111063
0.521821
0.029087
1.098230
2
0.166882
0.014472
0.169393
0.287993
0.019278
0.746634
3
0.154660
0.081039
0.152583
0.468470
0.010099
0.732843
4
0.196011
0.091344
0.180652
0.519340
0.037088
0.730413
5
0.180243
0.082992
0.180884
0.561586
0.083861
0.694673
6
0.150716
0.059976
0.153635
0.616441
0.133392
0.678032
7
0.118142
0.025697
0.121564
0.656272
0.184554
0.659433
8
0.080388
0.013698
0.083752
0.690515
0.232496
0.638399
9
0.042153
0.055820
0.043538
0.719429
0.276658
0.617359
Respon se of R:
10 11
0.004871 0.030816
0.098853 0.141435
0.003625 0.035074
0.742027 0.759220
0.316445 0.351383
0.595144 0.572107
12
0.064183
0.182738
0.071699
0.771267
0.381390
0.548617
13
0.094883
0.222156
0.105707
0.778458
0.406467
0.524881
14
0.122704
0.259257
0.136794
0.781185
0.426706
0.501194
15
0.147508
0.293734
0.164762
0.779814
0.442275
0.477822
16
0.169241
0.325369
0.189504
0.774727
0.453389
0.455005
17
0.187900
0.354016
0.210987
0.766317
0.460302
0.432961
18
0.203527
0.379585
0.229229
0.754979
0.463300
0.411882
19
0.216198
0.402039
0.244293
0.741107
0.462692
0.391930
20
0.226023
0.421383
0.256275
0.725089
0.458802
0.373243
21
0.233134
0.437660
0.265303
0.707305
0.451964
0.355930
22
0.237686
0.450947
0.271529
0.688121
0.442521
0.340074
23
0.239851
0.461349
0.275127
0.667890
0.430814
0.325735
24
0.239813
0.468998
0.276285
0.646943
0.417181
0.312949
25 26
0.237767 0.233914
0.474045 0.476661
0.275205 0.272097
0.625591 0.604124
0.401954 0.385454
0.301730 0.292073
27
0.228461
0.477029
0.267176
0.582806
0.367989
0.283954
28
0.221612
0.475343
0.260662
0.561877
0.349851
0.277333
29
0.213572
0.471804
0.252772
0.541550
0.331315
0.272158
30
0.204542
0.466618
0.243721
0.522014
0.312636
0.268362
31
0.194715
0.459993
0.233718
0.503429
0.294047
0.265867
32
0.184279
0.452132
0.222967
0.485933
0.275761
0.264589
33
0.173412
0.443239
0.211661
0.469635
0.257967
0.264435
34
0.162279
0.433511
0.199982
0.454625
0.240834
0.265308
35
0.151037
0.423136
0.188103
0.440966
0.224506
0.267107
36
0.139828
0.412294
0.176181
0.428700
0.209106
0.269729
37
0.128783
0.401155
0.164362
0.417851
0.194733
0.273070
38
0.118017
0.389877
0.152777
0.408421
0.181469
0.277027
39
0.107634
0.378606
0.141542
0.400397
0.169371
0.281499
40
0.097723
0.367476
0.130760
0.393750
0.158481
0.286387
41
0.088360
0.356605
0.120518
0.388437
0.148821
0.291596
42
0.079607
0.346100
0.110890
0.384404
0.140397
0.297037
43
0.071514
0.336053
0.101937
0.381585
0.133199
0.302625
44
0.064119
0.326542
0.093703
0.379906
0.127205
0.308280
45
0.057448
0.317633
0.086225
0.379287
0.122379
0.313929
46
0.051516
0.309378
0.079523
0.379642
0.118676
0.319507
47
0.046328
0.301818
0.073609
0.380880
0.116040
0.324952
48
0.041880
0.294981
0.068482
0.382908
0.114409
0.330213
49 50
0.038159 0.035146
0.288883 0.283533
0.064135 0.060550
0.385633 0.388962
0.113712 0.113876
0.335243 0.340003
51
0.032813
0.278926
0.057703
0.392800
0.114823
0.344461
52
0.031128
0.275053
0.055561
0.397059
0.116472
0.348590
53
0.030054
0.271894
0.054087
0.401649
0.118742
0.352370
54
0.029550
0.269425
0.053242
0.406489
0.121551
0.355787
55
0.029570
0.267612
0.052978
0.411497
0.124818
0.358834
56
0.030070
0.266420
0.053248
0.416600
0.128465
0.361506
57 58
0.031000 0.032312
0.265808 0.265732
0.054001 0.055187
0.421730 0.426822
0.132414 0.136591
0.363804 0.365736
59
0.033955
0.266146
0.056752
0.431820
0.140928
0.367309
60
0.035883
0.267001
0.058644
0.436673
0.145359
0.368538
61
0.038045
0.268249
0.060813
0.441336
0.149822
0.369438
62
0.040397
0.269840
0.063207
0.445771
0.154263
0.370027
63
0.042894
0.271724
0.065780
0.449945
0.158630
0.370326
64
0.045492
0.273855
0.068484
0.453832
0.162878
0.370356
65
0.048153
0.276183
0.071276
0.457412
0.166968
0.370142
66
0.050840
0.278666
0.074115
0.460668
0.170864
0.369707
67
0.053518
0.281258
0.076964
0.463590
0.174539
0.369077
68
0.056156
0.283921
0.079787
0.466175
0.177967
0.368274
69
0.058726
0.286616
0.082554
0.468420
0.181130
0.367326
70
0.061205
0.289309
0.085236
0.470330
0.184014
0.366255
71
0.063570
0.291967
0.087809
0.471910
0.186609
0.365085
72 73
0.065804 0.067892
0.294563 0.297071
0.090253 0.092550
0.473172 0.474129
0.188911 0.190916
0.363838 0.362537
74
0.069822
0.299469
0.094686
0.474796
0.192629
0.361201
75
0.071585
0.301738
0.096649
0.475191
0.194055
0.359850
Choles ky Orderin g: LN_DP K LN_CR NPL LDR LN_GW M R
Response to Cholesky One S.D. Innovations Response of LN_DPK to LN_GWM
Response of LN_CR to LN_GWM
.020
.030 .025
.016
.020 .012 .015 .008 .010 .004
.005
.000
.000 10
20
30
40
50
60
70
10
Response of NPL to LN_GWM
20
30
40
50
60
70
Response of LDR to LN_GWM
1.6
1.6 1.2
1.2 0.8 0.8
0.4 0.0
0.4 0.4 0.0
0.8 10
20
30
40
50
60
70
10
20
30
40
50
60
70