Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559
ELASTISITAS PRODUK PERBANKAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA DI INDONESIA Aris Budi Setyawan Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma Gedung 2 Lt. 2 Kampus D Pondok Cina, Tlp. 021-78881112 Ext. 125, 175
[email protected] ABSTRAK Dalam manajemen dana bank, dana yang terkumpul dari pihak ketiga, seperti Tabungan, Giro, dan Deposito, merupakan sumber dana bank yang sangat penting bagi kelangsungan operasional sebuah bank. Oleh karena itu, sebuah bank memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap harga dari ketiga sumber tersebut, yakni suku bunga. Sebagai harga dari Tabungan, Giro dan Deposito, suku bunga yang ada dalam perekonomian berfluktuasi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh penguasa kebijakan moneter, yakni Bank Indonesia. Meskipun dalam penetapnnya telah mempertimbangkan berbagai faktor ektern dan intern dalam perekonomian, namun tetap saja perubahan suku bunga yang terjadi, seringkali membawa dampak yang tidak kecil bagi berbagai aktivitas perbankan. Sebagai contoh, turunnya suku bunga dapat diartikan sebagai peluang dalam penyaluran kredit, namun turunnya suku bunga tersebut juga berarti melemahlebih keinginan pihak ketiga untuk membuka, memperbesar, atau mempertahankan Tabungan, Giro, atau Depositonya. Taungan adalah fungsi dari suku bunga (Nopirin, 1992). Dalam kenyataannya, tidak semua skema kredit dan dana pihak ketiga tersebut memberi resposn perubahan yang sama terhadap perubahan suku bunga yang terjadi, sehingga dampak yang harus dihadapi setiap bank juga akan berbeda. Dengan kata lain, seberapa besar dan bagaimana elastisitas perubahan nilai kredit dan dana pihak ketiga terhadap perubahan harga (suku bunga) nya ? sehingga setiap bank dapat mengambil kebijakan pendanaan yang tepat, agar secara keseluruhan, bank dapat menjalankan manajemen dana yang menguntungkan, bagi bank dan bagi masyarakat. Penelitian ini dilakukan pada Perekonomian Indonesia untuk periode 1995 sampai dengan 2005, yang dapat mewakili kondisi sebelum, selama dan setelah krisis ekonomi terjadi. Data yang digunakan adalah data sekunder dan analisis kausalitas dilakukan dengan teknik formulasi elastisitas harga. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun secara umum ketiga bentuk dana pihak ketiga tidak elastis terhadap perubahan suku bunga (SBI), namun Deposito lebih elastis terhadap perubahan suku bunga dibandingkan dengan Tabungan dan Giro. Hal ini wajar kalau dilihat motiv masyarakat membuka Deposito memang lebih dikarenakan suku bunga, berbeda dengan motif Giro yang lebih kepada manfaatnya sebagai pendukung transaksi ekonomi. Kata kunci :Dana Pihak Ketiga, Kredit, Suku Bunga, dan Elastisitas
PENDAHULUAN Dalam perekonomian Indonesia, variabel suku bunga memiliki peran penting (Iswardono, 1999). Sebagai contoh, bagi sektor riil, tingginya suku bunga akan mengurangi minat mendapatkan dana dari perbankan dan meningkatnya beban biaya modal, karena bunga kredit yang harus dibayar akan turut meningkat. Apabila ini terjadi tentunya akan menganggu aktivitas produksi sektor riil yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara nasional. Sebaliknya, bagi nasabah bank, tingginya suku bunga akan disikapi dengan bertambahnya keinginan nasabah untuk menabung atau meningkatkan saldo tabungannya, dengan harapan mendapat-kan keuntungan yang lebih dari tingginya suku bunga tersebut (Nopirin, 1992). Bagi pihak bank, fluktuasi suku bunga akan berdampak pada manajemen dana banknya. Tinggi rendahnya suku bunga, secara langsung akan berdampak pada terkumpulnya Elastisitas Produk Perbankan Terhadap… … Setyawan
dana pihak ketiga, dan dengan dana pihak ketiga inilah dunia perbankan dapat beroperasi dengan baik, selain dana pihak ke-I dan ke-II tentunya. Atas dasar inilah, perbankan memiliki kepentingan yang kuat terhadap dua variabel suku bunga dan dana pihak ketiga ini. Pertanyaan penelitian yang muncul adalah; bagaimana tingkat elastisitas dana pihak ketiga terhadap perubahan suku bunga ? Bentuk dana pihak ketiga (Giro, Tabungan, dan Deposito) manakah yang paling sensitif terhadap perubahan suku bunga ? TINJAUAN PUSTAKA Seperti telah diketahui, menurut teori kalasik tentang suku bunga, baik tabungan maupun investasi merupakan fungsi dari suku bunga (Nopirin, 1992). Oleh karena itu, perubahan suku bunga akan diikuti dengan perubahan nilai tabungan dan juga investasi, meskipun dengan kepekaan perubahan yang berbeda.
A73
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Perhitungan elstisitas produk per-bankan (dalam hal ini dana phak ketiga) yakni Giro, Tabungan, dan Deposito, meng-gunakan formulasi sebagai berikut (Miller, 2006): % Perubahan Kuantitas Ep = -----------------------------------------% Prubahan harga (suku bunga) Dimana Ep adalah Nilai Elastisitas yang dicari. Atau :
Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559
agregat. Analisis dilakukan secara deskriptif dan penggunaan formulasi elas-tisitas terhadap kedua variabel tersebut. Analisis dimulai dengan melaukan perhitungan nilai elastisitas ketiga proxi dana pihak ketiga terhadap variabel suku bunga. Setelah ditemukan perkembangan nilai elastisitas selama periode penelitian, dilakukan ploting untuk melihat sebaran nilai elstisitas secara umum selama periode penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ep
Perubahan Kuantitas Perubahan Harga = -----------------------------------------------------( Q1 + Q2 ) / 2 (P1 + P2) / 2
METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan data sekunder dan dilakukan terhadap variabel suku bunga dan dana pihak ketiga yang ada dalam perekonomian Indonesia, selama periode Januari 1997 sampai dengan Mei 2007. Variabel suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini diproxikan dengan suku bunga SBI 1 bulan dan 3 bulan. Sedangkan untuk variabel dana pihak ketiga diproxikan dengan Giro, Tabungan dan Deposito, secara
Pada dasarnya pemerintah , dalam hal ini Bank Indonesia menyadari bahwa suku bunga yang ditetapkannya akan berdampak pada nilai produk dan aktivitas perbankan dan juga sektor riil. Oleh karena itu BI selalu berupaya menetapkan tingkat bunga pada tingkat yang paling kondusif bagi iklim usaha, baik bagi sektor perbankan maupun bagi sektor riil, agar kedua sektor tersebut dapat peroperasi dengan optimal dan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional. Berikut adalah perkembangan suku bunga SBI 1 bulan dan 3 bulan selama periode penelitian.
70 60
Persentase
50 40 1 bln
30
3 bln
20 10 0 -10 Periode 1997 - 2007
Gambar 1. Perkembangan Suku Bunga SBI 1 dan 3 Bulan Gambar 1.di atas menunjukkan, bahwa setelah mengalami ketidakstabilan diikuti dengan tingginya suku bunga di awal peri-ode penelitian, dimana pada periode terse-but mulai terjadi krisis ekonomi. Pada periode ini dana pihak ketiga seharusnya dapat terkumpul cukup besar, namun karena tidak stabil serta diikuti dengan kekhawatiran masyarakat, hal tersebut tidak serta merta terjadi. Selama periode awal ini, yang lebih menderita adalah sektor riil, karena dihadap-kan pada kesulitan pendanaan dan mem-bengkaknya beban biaya modal yang harus
A74
dibayarkan, terlebih bila ada diantaranya yang berasal dari pinjaman luar negeri yang harus dibayar dalam bentuk mata uang asing. Dengan berbagai kebijakan monetor BI pasca krisis, tingkat suku bunga di Indonesia berangsur turun dan stabil pada kisaran 8% s.d. 10%. Hal ini tentunya memberi angin sega dan harapan bagi sektor perbankan dan terutama sektor riil untuk kembali bankit dan mengembangkan aktivitas produksinya. Sementara itu, perkembangan dana pihak ketiga selama periode penelitian dapat
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap… … Setyawan
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559
dilihat pada gambar 2 dan Analisis selama periode penelitian dengan menggunakan formulasi elastisitas menjukkan hasil sebagai berikut (gambar 3,4,5). 700000 600000
Rupiah
500000 Giro
400000
Tabungan
300000
Deposito
200000 100000 2004
1997
0
Periode 1997 - 2007
Gambar 2. Perkembangan Dana Pihak ke-2 (Giro, Tabungan, dan Deposito) elastisitas r1 dan Giro
Persentase
2
1
elastisitas r1 dan Giro
2007
2005
2003
2001
1999
1997
0
Periode
Gambar 3. Elastisitas Giro Terhadap Perubahan SBI (1 bulan)
elastisitas r1 dan Tabungan
Persentase
2
1
elastisitas r1 dan Tabungan
2006
2003
2000
1997
0
Periode
Gambar 4. Elastisitas Tabungan Terhadap Perubahan SBI (1 bulan)
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap… … Setyawan
A75
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559
elastisitas r1 dan deposito
Persentase
2.00
1.00
elastisitas r1 dan deposito
2006
2003
2000
1997
0.00
Periode
Gambar 5. Elastisitas Deposito Terhadap Perubahan SBI (1 bulan) Gambar 3 sampai dengan Gambar 5 menunjukkan bahwa, baik Giro, Tabungan, maupun Deposito secara umum memiliki nilai elastisitas dibawah 1 dan cenderung mendekati nilai 0. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa ketiga produk atau dana pihak ketiga perbankan tersebut dapat dikatakan inelastis atau kurang
peka terhadap perubahan suku bunga SBI 1 bulan. Meskipun demikian, dari ketiga bentuk dana ketiga perbankan tersebut, Deposito terlihat lebih inelastis dibandingkan dengan Giro dan Deposito.
elastisitas r3 dan Giro
Persentase
2.00
1.00
elastisitas r3 dan Giro
2007
2005
2003
2001
1999
1997
0.00
Periode
Gambar 6. Elastisitas Giro Terhadap Perubahan SBI (3 bulan) elastisitas r3 dan Tabungan
Persentase
2.00
1.00
elastisitas r3 dan Tabungan
2006
2003
2000
1997
0.00
Periode
Gambar 7. Elastisitas Tabungan Terhadap Perubahan SBI (3 bulan)
A76
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap… … Setyawan
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559
elastisitas r3 dan Deposito
Persentase
2.00
1.00
elastisitas r3 dan Deposito
2006
2003
2000
1997
0.00
Periode
Gambar 8. Elastisitas Deposito Terhadap Perubahan SBI (3 bulan) Begitu pula dengan Gambar 6 sampai dengan Gambar 8 menunjukkan bahwa secara umum ketiga bentuk dana pihak ketiga perbankan memiliki nilai elastisitas di bawah 1 dan cenderung mendekati nilai 0, dengan demikian ketiga dana pihak ketiga tersebut juga inelastis terhadap perubahan suku bunga SBI (3 bulan). Dari keenam gambar di atas dapat dikatakan bahwa Giro, Tabungan, dan Deposito perbankan di Indonesia bersifat inelastis atau kurang peka terhadap perubahan suku bunga, baik yang diwakili oleh SBI 1 bulan maupun 3 bulan. Namun demikian, Dari ketiga bentuk dana ppihak ketiga tersebut, Depositolah yang paling elastis. Hal ini dapat dimengerti bila diingat bahwa motivasi nasabah membuka deposito, selain untuk mengamankan kekayaannya, juga diikuti dengan motif mendapatkan keuntungan dari suku bunga Depositonya, jadi wajar apabila kemudian Deposito ini lebih elstis atau lebih peka terhadap perubahan suku bunga yang terjadi (Sinungan, 1993). Berbeda dengan Giro dan Tabunga, motivasi nasabah membuka Tabungan, apalagi Giro lebih didasari pada alasan kemudahan transaksi, baik itu transaksi konsumtif maupun transaksi yang berkaitan dengan usaha, sehingga memang kemudian tidak terlalu peka (inelastis) terhadap perubahan suku bunga yang terjadi. KESIMPULAN Sebagai salah satu variabel penting dalam perekonomian Indonesia, suku bunga memegang peranan penting. Tinggi rendahnya nilai suku bunga akan membawa dampak pada terealisirnya nilai kredit yang tersalur pada sektor industri dan juga pada terkumpulnya nilai dana pihak ketiga dalam dunia perbangkan.
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap… … Setyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum baik Giro, Tabungan, dan Deposito tidak terlalu peka atau inelastis terhadap perubahan suku bunga (SBI). Meskipun demikian Deposito lebih elastis dibandingkan Giro dan Tabunga, dan hal ini sepertinya lebih desebabkan oleh motif nasabah dalam membuka Deposito tersebut. Penelitian ini, hanya melihat sejauh mana kepekaan (elastisitas) dana pihak ketiga terhadap perubahan suku bunga, dan belum melihat kepekaan nilai kredit ke sektor riil terhadap perubahan suku bunga yang terjadi. Disampin itu, nilai Deposito yang digunakan dalam penelitian ini belum dipisahkan Deposito untuk 1 bulan dan 3 bulan. Oleh karena itu disarankan kepada penelitia lain untuk melakukannya. DAFTAR PUSTAKA Dampak Kebijakan Bank Indonesia Berupa Penurunan BI Rate/Suku Bunga SBI Terhadap Suku Bunga Dana dan Kredit Menggunakan Metode Vector Auto Regression (VAR), URL : http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/0C6D 5D6B-49A6-42A5-82B059CE9F10490F/5665/Boks2.pdf Devie, Tinjauan Atas Suku Bunga Dan Dampaknya Pada Keputusan Investasi Dan Pembiayaan, Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, Nopember 2000: 162 – 173 Cyrillus Harinowo, Tentang suku bunga, URL : http://abgaduh.blogspot.com/2005/1 1/cyrillus-harinowo-tentang-sukubunga.html Iswardono, 1999, Uang dan Bank, Edisi 4, BPFE, Yoyakarta
A77
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Vol. 2 ISSN : 1858 - 2559
J. Soedradjad Djiwandono, Kendala Kebijakan Ekonomi Makro (Nasib Rupiah) Url : http://www.pacific.net.id/pakar/sj/011 012.html _________,Monetary policy and banking business, Monthly Report of the Deutsche Bundesbank; May 2007; 59, 5; ABI/INFORM Trade & Industry pg. 22 _________, Interest rate changes - too many or too few?, Bank of land. Quarterly Bulletin; Second Quarter 2007; 47, 2; ABI/INFORM Global pg. 300 Jordan, Jerry L, Money and Monetary Policy for the Twenty-First Century, Review Federal Reserve Bank of St. Louis; Nov/Dec 2006; 88, 6; ABI/INFORM Global pg. 485 Nopirin, 1992, Ekonomi Moneter, BPFE, Yogyakarta Sinungan, Muchdarsyah, 1993, Manajemen Dana Bank, Bumu Aksara, Jakarta
A78
Elastisitas Produk Perbankan Terhadap… … Setyawan