Pengaruh Kompetisi terhadap Tingkat Pengambilan Risiko Perbankan di Indonesia Periode 2007-2011 Franxis Erika Murtiasari, Arief Wibisono Lubis Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
[email protected] [email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kompetisi terhadap pengambilan risiko perbankan di Indonesia periode 2007-2011. Penelitian dilakukan terhadap 103 bank yang secara aktif menjalankan usahanya secara penuh dan terdaftar dalam Direktori Perbankan Indonesia selama periode 2007-2011. Metode penelitian menggunakan pengujian regresi data panel dengan variabel dependen pengambilan risiko perbankan dan variabel independen pengambilan risiko perbankan periode sebelumnya, tingkat kompetisi, loans ratio, pangsa pasar, profitabilitas, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil baik periode yang bersangkutan maupun periode sebelumnya. Ketiga pendekatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran adalah Concentration Ratio 5, Herfindahl Hirschmann Index (HHI), dan Panzar Rosse. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat kompetisi terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan risiko perbankan di Indonesia. Profil risiko perbankan Indonesia menunjukkan bahwa rasio NPL telah memenuhi standar Bank Indonesia < 5%. Dari penelitian ini ditemukan bahwa struktur pasar perbankan di Indonesia pada tahun 2007-2011 merupakan struktur pasar oligopoli. Kata Kunci: Kompetisi, Risiko, Concentration Ratio, Herfindahl Hirschmann Index, Panzar Rosse, Struktur Pasar
The Impact of Competition on Bank Risk-Taking in Indonesia period 20072011 Abstract This research aims to determine the impact of competition on bank risk-taking in Indonesia. The study was conducted on 103 banks that are active in business and fully registered in Indonesian Banking Directory during 2007-2011. Research methodology used is panel data regression with bank risk-taking as dependent variable, and bank risk-taking prior period, the level of competition, loans ratio, market share, profitability, and annual growth in Gross Domestic Product as independent variables. The measurements of market structure are Concentration Ratio 5, Herfindahl Hirschmann Index, and Panzar Rosse. This study concludes that the level of competition proved significantly affect the banks risk-taking in Indonesia. Indonesian banking risk profile indicates that the NPL ratio has met the standard of the Bank Indonesia. From this study, it was found that the structure of the banking market in Indonesian tends to reflect an oligopoly market structure. Keywords: Competition, Risk, Concentration Ratio, Herfindahl Hirschmann Index, Panzar Rosse, Market Structure
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
2
1. Pendahuluan Stabilitas perbankan berkaitan erat dengan kebijakan pengambilan risiko dalam menyikapi kompetisi. Hingga saat ini, efek dari kompetisi terhadap stabilitas perbankan masih menjadi perdebatan dan secara umum terbagi menjadi dua paradigma. Paradigma pertama menyatakan kompetisi dapat menurunkan franchise value dan mendorong lembaga perbankan untuk mengambil kebijakan yang penuh risiko untuk meningkatkan laba. Pengambilan kebijakan ini berpotensi meningkatkan probabilitas rasio non performing loans dan mendorong default perbankan. Paradigma kedua menyatakan bahwa kompetisi akan mendorong lembaga perbankan untuk melindungi franchise value dengan mengambil kebijakan yang aman sehingga dapat mempertahankan stabilitas perbankan (Jimenez, Lopez, dan Saurina, 2013). Franchise value secara identik diasumsikan sebagai market power dan menurunkan tingkat kompetisi (market concentration) yang kemudian memiliki pengaruh terhadap stabilitas perbankan (Jimenez, Lopez, dan Saurina, 2013). Boyd dan De Nicolo (BDN, 2005) menawarkan alternatif melalui risk-shifting paradigm, bahwa market concentration dapat berimplikasi pada stabilitas perbankan melalui cara yang berbeda. Hal ini bergantung pada net effect dari pasar pinjaman maupun simpanan. Jimenez, Lopez, dan Saurina (2013) menyatakan bahwa konsentrasi pada pasar pinjaman dapat meningkatkan suku bunga pinjaman yang pada akhirnya dapat meningkatkan baik beban utang peminjam sekaligus probabilitas defaultnya. Martinez-Miera dan Repullo (MMR, 2010) mengembangkan BDN model dengan hipotesis adanya hubungan non-linear antara kompetisi dan kebijakan pengambilan risiko perbankan. MMR menyatakan pula baik franchise value maupun risk-shifting paradigm dapat menjadi pemicunya. Model MMR pun mengidentifikasi bahwa risk-shifting berimplikasi pada defaultnya beberapa perusahaan yang menurunkan suku bunga di pasar perbankan yang kompetitif. Penelitian Jimenez, Lopez, dan Saurina (2013) mendukung MMR model. Menggunakan standar pengukuran market concentration, penelitian mereka menemukan bahwa terdapat hubungan yang non-linear antara kompetisi dan kebijakan pengambilan risiko baik di pasar pinjaman maupun deposit. Sedangkan Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
3
pada saat pengukuran menggunakan Lerner Indexes (market power), hasil penelitian menunjukan dukungan terhadap hipotesis franchise value, namun hanya pada pasar pinjaman. Ren and Schmit (2006) menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kompetisi, franchise value, dan kebijakan pengambilan risiko. Namun hubungan yang ditemukan beragam. Dalam konteks Indonesia, Daly dan Mulyaningsih (2011) menyebutkan bahwa terdapat hubungan langsung antara struktur pasar dan tingkat kompetisi perbankan. Pasar yang terkonsentrasi berhubungan langsung dengan tingkat kompetisi yang rendah. Namun belum dijelaskan hubungan antara keduanya dengan kebijakan pengambilan risiko perbankan. Yani dan Lyla (2006) melakukan penelitian selama periode 1999-2002, menggunakan metode PanzarRosse. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa struktur pasar dari industri perbankan Indonesia merupakan persaingan monopolistik. Tingkat persaingan yang tinggi tampak di antara bank-bank besar dan menengah. Sedangkan tingkat persaingan yang rendah tampak pada bank-bank kecil. Hingga saat ini, penelitian-penelitian di Indonesia lebih menjelaskan pengaruh kompetisi terhadap profitabilitas perbankan, belum pernah diadakan penelitian yang menjelaskan hubungan antara struktur pasar, tingkat kompetisi, dan kebijakan pengambilan risiko perbankan. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti hal tersebut dengan mengangkat judul: “Pengaruh Kompetisi terhadap Tingkat Pengambilan Risiko Perbankan di Indonesia Periode 2007 – 2011”. 2. Tinjauan Teoritis 2.1 Risiko Perbankan Risiko-risiko yang mungkin dihadapi lembaga perbankan menurut Undang Undang No. 10/1998 tentang Perbankan adalah risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik, dan risiko kepatuhan. Menurut Saunders dan Cornett (2011), risiko-risiko yang mungkin dihadapi oleh lembaga keuangan adalah risiko tingkat bunga, risiko pasar, risiko kredit, risiko off-balance-sheet, risiko mata uang asing, risiko country (sovereign), risiko teknologi, risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko insolvabilitas. Dari keseluruhan risiko tersebut, risiko kredit memiliki potensi Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
4
tertinggi yang mendominasi kinerja perbankan. Hal ini dikarenakan penggerak utama bisnis perbankan adalah penyaluran dana secara kredit terhadap pihak yang membutuhkan dari pihak yang kelebihan dana (Jimenez dan Saurina, 2013). Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi moneter Indonesia menekankan bahwa kehati-hatian menjadi prinsip utama yang harus dipegang dalam penyaluran kredit. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam kelayakan pemberian kredit terangkum dalam 5C, yaitu: Character, Capacity atau Capability, Capital, Collateral dan Condition of economies (Saunders, 2011). Selain itu, penting bagi lembaga perbankan untuk mengetahui besaran kuantitas dan proporsi kredit yang disalurkan (Jimenez dan Saurina, 2013). Untuk mengukur dan menganalisis besaran risiko kredit yang dihadapi suatu lembaga perbankan, salah satu rasio yang dapat digunakan adalah Non Performing Loans (NPL). NPL sebagai representasi dari risiko kredit telah digunakan sebelumnya dalam penelitian Jimenez dan Saurina (2013) serta Berger, Klapper, dan Turk-Ariss (2008). 2.2 Struktur Pasar Undang Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat mendefinisikan struktur pasar sebagai keadaan pasar yang memberikan petunjuk terkait aspek-aspek yang berpengaruh penting terhadap perilaku para pelaku usaha dan kinerja pasar. Aspek-aspek tersebut meliputi jumlah penjual dan pembeli, keragaman produk, sistem distribusi, hambatan masuk dan keluar pasar, serta penguasaan pangsa pasar. Struktur pasar menjelaskan posisi perusahaan di dalam pasar yang kemudian akan menentukan jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan agar mencapai laba maksimum. Dua perusahaan yang memiliki struktur biaya sama namun berada pada struktur pasar yang berbeda dapat menghasilkan output dan laba yang berbeda (Rahardja dan Manurung, 2010). Struktur pasar dapat diklasifikasikan menjadi: pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopolistik, dan pasar oligopoli (Rahardja dan Manurung, 2010). Perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna harus menyesuaikan outputnya untuk mencapai laba yang maksimal. Perusahaan harus Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
5
berkompetisi dengan banyak perusahaan lainnya yang masing-masing memiliki kemampuan yang relatif kecil dalam mempengaruhi pasar. Pada pasar monopoli, perusahaan merupakan satu-satunya produsen sehingga perusahaan mampu mengeksploitasi pasar dengan menentukan jumlah output dan harga untuk mencapai laba maksimum. Daya monopoli semakin besar apabila harga dan output yang ditentukan semakin sulit dilawan oleh pasar (Rahardja dan Manurung, 2010). Sebuah perusahaan yang menguasai 40-99% pangsa pasar termasuk dalam struktur pasar monopoli dengan kategori dominant firm (Indiastuti, 2011). Pasar monopolistik merupakan kondisi peralihan antara pasar persaingan sempurna dengan pasar monopoli. Pada pasar monopolistik, perusahaan bukanlah satu-satunya produsen di dalam pasar, namun masing-masing memiliki daya tawar (monopoli) untuk menentukan harga secara terbatas. Pasar oligopoli merupakan kondisi peralihan antara pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Pasar oligopoli hanya terdiri dari beberapa produsen yang apabila bekerjasama akan menghasilkan daya monopoli (Rahardja dan Manurung, 2010). 2.3 Kompetisi Tingkat kompetisi dalam suatu pasar keuangan menggambarkan efisiensi produksi, kualitas produk, dan inovasi. Hubungan antara kompetisi dan kinerja dalam dunia perbankan memiliki kompleksitas yang tinggi, terutama terkait dengan aksesibilitas, stabilitas, dan pertumbuhannya (Claessens dan Laeven, 2003). Entitas yang memiliki kekuatan pengaturan harga terhadap harga yang terbentuk dalam suatu pasar merupakan entitas yang memiliki market power. Market power identik dengan market concentration, dimana market concentration merupakan ukuran dominasi yang terjadi pada suatu pasar (Jimenez, Lopez, dan Saurina, 2013). Dua faktor yang mempengaruhi konsentrasi adalah jumlah perusahaan pada pasar dan ukuran relatif setiap perusahaan tersebut. Terkait dengan tingkat persaingan dan stabilitas perbankan, terdapat dua pandangan mengenai market concentration. Pandangan pertama “bank concentration leads to
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
6
more stability” dan pandangan kedua “bank concentration leads to less stability” (Berger, Klapper, dan Turk-Ariss, 2008). Terdapat dua pendekatan untuk melakukan pengukuran tingkat kompetisi dan konsentrasi, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan non struktural (Bikker dan Haaf, 2002). Pendekatan struktural merupakan pendekatan tradisional dimana menyatakan terdapat hubungan langsung antara kinerja perusahaan dengan struktur pasar dan perilaku perusahaan. Pendekatan non struktural berpendapat bahwa tidak ada hubungan langsung antara kinerja perusahaan dengan struktur pasar. Konsentrasi pasar tidak menentukan kompetitifnya suatu perusahaan (Bikker dan Haaf, 2002). Pendekatan pengukurannya:
struktural
Concentration
menggunakan Ratio
dan
beberapa
metode
Herfindahl-Hirschmann
dalam Index.
Concentration ratio mengukur derajat horizontal market power yang mengukur tingkat konsentrasi berdasar pada jumlah perusahaan serta tingkat ketimpangan pangsa pasar, yang dinotasikan dengan CRn: penjumlahan pangsa pasar dari n perusahaan terbesar yang ada di pasar. Berdasarkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (2011), concentration ratio dapat digunakan dalam pengklasifikasian struktur pasar sebagai berikut: •
CR = 0, perfect competition
•
0 < CR < 0,40, effective competition atau monopolistic competition
•
0,40 ≤ CR < 0,60, loose oligopoly atau monopolistic competition
•
0,60 ≤ CR < 0,90, tight oligopoly atau dominant firm with a competitive fringe
•
0,90 ≤ CR ≤ 1, effective monopoly atau dominant firm with a competitive fringe
Metode kedua adalah Herfindahl-Hirschmann Index (HHI) yang merupakan penjumlahan kuadrat pangsa pasar yang dimiliki perusahaan. Dalam struktur pasar persaingan sempurna, nilai HHI adalah mendekati nol (tidak pernah mencapai nol) sedangkan dalam keadaan monopoli nilainya 10.000. Berdasarkan tingkat konsentrasinya, HHI dapat dikategorikan sebagai berikut (KPPU, 2011):
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
7
•
HHI < 1000, competitive marketshare
•
1000 ≤ HHI < 1800, moderately concentrated marketshare
•
HHI ≥1800, highly concentrated marketshare Pendekatan non struktural berpendapat bahwa konsentrasi pasar dan
kompetisi pasar berhubungan tidak linear. Pasar yang terkonsentrasi justru dapat menurunkan keuntungan yang diperoleh. Pendekatan ini berfokus pada perilaku kompetitif perusahaan. Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kompetisi pasar adalah Panzar-Rosse. Metode ini dikembangkan oleh Panzar dan Rosse (1982, 1987) untuk mengenali struktur dari suatu pasar: oligopolistik, monopolistik, atau pasar persaingan sempurna. Metode ini menjelaskan hubungan antara output (revenue) dengan perubahan harga input dengan berdasar pada struktur biaya perusahaan. Tabel 1. Panzar Rosse H-statistics H-statistics H≤0
Kompetisi Keseimbangan monopoli: masing-masing bank beroperasi secara independen dan maksimalisasi keuntungan layaknya di bawah kondisi monopoli (H adalah fungsi menurun dari elastisitas permintaan) atau kartel sempurna.
0
Keseimbangan persaingan monopolistik dengan kondisi free entry (H merupakan fungsi menaik dari elastisitas permintaan).
H=1
Persaingan sempurna. Ekuilibrium free entry dengan utilisasi kapasitas penuh yang efisien. Sumber: Daly dan Mulyaningsih (2011) 2.4 Penelitian Terdahulu Gutiérrez de Rozas (2007) menyimpulkan tidak ada hubungan yang berarti
antara struktur pasar dengan kompetisi pada industri perbankan Spanyol. Penelitian dilakukan selama periode 1986-2005 dengan pendekatan non struktural Panzar-Rosse.
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
8
Daly dan Mulyaningsih (2011) meneliti kompetisi industri perbankan di Indonesia berkaitan dengan kebijakan konsolidasi perbankan dan tingkat konsentrasi industri perbankan selama tahun 2001 - 2009. Metode yang digunakan dalam pendekatan struktural adalah Concentration Ratio dan HerfindahlHirschmann Index. Pendekatan non struktural menggunakan metode PanzarRosse yang menggunakan dua model persamaan dengan variabel dependen yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar yang terkonsentrasi memberikan kontribusi pada lingkungan yang kompetitif. Tingkat persaingan yang tinggi tampak di antara bank-bank besar dan menengah. Sedangkan tingkat persaingan yang rendah tampak pada bank-bank kecil. Industri perbankan Indonesia lebih kompetitif pada periode kedua pelaksanaan kebijakan konsolidasi. Berbeda dengan penelitian tersebut, KPPU melakukan pengawasan terhadap sektor perbankan Indonesia sejak 2008 dan menemukan indikasi terbentuknya praktik oligopoli karena beberapa alasan di bawah ini: •
Tingginya suku bunga perbankan yang masih berada di angka 5,75%. Suku bunga yang tinggi berpotensi memberikan dampak yang kurang baik bagi perekonomian Indonesia, khususnya saat menghadapi pasar tunggal ASEAN 2015.
•
Pangsa pasar yang terkonsentrasi pada beberapa bank besar. Boyd, De Nicoló dan Al Jalal (2006) memperbaharui penelitiannya dan
menemukan teori serta bukti-bukti baru. Boyd, De Nicoló dan Al Jalal (2006) menganalisis hubungan antara kebijakan pengambilan risiko perbankan dengan kompetisinya berdasar pada teori Charter Value Hypothesis (CVH) yang diperkenalkan oleh Allen dan Gale (2000, 2004) dan Boyd dan De Nicoló (BDN, 2005). CVH menyoroti kompetisi perbankan pada pasar deposit, dimana tidak ada perikatan antara pihak bank dengan peminjam. CVH memiliki hipotesis bahwa default risk secara ketat berimplikasi meningkatkan jumlah perusahaan. Sedangkan BDN menyoroti kompetisi baik pada pasar deposit atau pasar pinjaman. BDN memiliki hipotesis bahwa default risk secara ketat berimplikasi menurunkan jumlah perusahaan. Sampel yang digunakan terdiri dari dua kelompok bank yang memiliki karakteristik yang berbeda. Pengukuran risiko Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
9
menggunakan Z-score, pengukuran komposisi aset menggunakan rasio pinjaman terhadap aset, dan pengukuran tingkat kompetisi menggunakan HerfindahlHirschmann Index. Penelitian ini menemukan bahwa hubungan antara kompetisi dan pengambilan risiko adalah negatif pada kondisi ceteris paribus. Semakin tinggi tingkat kompetisi (HHI rendah) maka semakin rendah probabilitas terjadinya default risk (Z-score tinggi). Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif antara kompetisi perbankan dan stabilitasnya. Sedangkan hubungan antara kompetisi dan komposisi aset yang direpresentasikan oleh rasio pinjaman terhadap aset menunjukan hasil positif dan signifikan. Hal ini sesuai dengan kedua teori baik CVH maupun BDN. Berger, Klapper, dan Turk-Ariss (2008) meneliti hubungan antara struktur pasar dan stabilitas keuangan pada 8.274 bank di 29 negara maju dan 827 bank di 60 negara berkembang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa di negara maju untuk bank dengan tingkat market power yang tinggi, memiliki ketahanan terhadap keseluruhan potensi risiko default. Hal ini konsisten dengan pandangan “competition-fragility”. Namun terdapat satu hal yang mendukung pandangan “competition-stability”: market power meningkatkan risiko portfolio pinjaman. Ren dan Joan (2009) meneliti pengaruh franchise value dan kompetisi terhadap pengambilan risiko. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya potensi implikasi yang berbeda antara pengaruh franchise value dengan pengaruh kompetisi terhadap kebijakan pengambilan risiko perusahaan. Franchise value memicu adanya kebijakan pengambilan risiko sedangkan kompetisi sebaliknya. Penelitian ini menemukan beberapa kesimpulan yang berbeda. Terkait dengan saham ditemukan bahwa pada saat kompetisi meningkat, perusahaan dengan franchise value yang tinggi mengambil risiko lebih untuk lebih menguatkan posisinya pada pasar. Berbeda dengan reksadana, pada saat kompetisi meningkat, perusahaan menguatkan posisinya dengan menekan kebijakan yang berisiko untuk melindungi franchise valuenya. Martinez-Miera dan Repullo (MMR, 2010) mengembangkan BDN model dengan hipotesisnya terdapat korelasi non-linear antara kompetisi dan kebijakan pengambilan risiko perbankan. MMR menyatakan pula baik franchise value Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
10
maupun risk-shifting paradigm dapat menjadi pemicunya. Model MMR pun mengidentifikasi bahwa risk-shifting berimplikasi pada defaultnya beberapa perusahaan yang menurunkan suku bunga di pasar perbankan yang kompetitif. Jimenez, Lopez, dan Saurina (2013) menemukan bahwa terdapat hubungan non-linear antara tingkat kompetisi dengan pengambilan risiko pada industri perbankan di Spanyol selama tahun 1984-2000. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Non Performing Loans (NPL). Untuk mengukur tingkat kompetisi digunakan Concentration Ratio 5, HerfindahlHirschmann Index (HHI), dan Lerner Indexes. Untuk variabel kontrol digunakan ROA (Return on Assets) yang merepresentasikan tingkat profitabilitas, total loans yang merepresentasikan pangsa pasar, serta rasio Commercial Loans terhadap total loans yang merepresentasikan kebijakan alokasi kredit, serta pertumbuhan PDB riil yang merepresentasikan kondisi makro ekonomi. 3. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai pengujian hipotesis untuk menjelaskan pengaruh melalui suatu pengujian dengan menggunakan data kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian unbalanced panel study yang menggunakan data lebih dari satu perusahaan dalam rentang waktu tertentu (Sekaran, 2003). Data yang digunakan adalah data perbankan yang terdaftar dalam Direktori Perbankan Indonesia tahun 2007-2011. Data bank yang memenuhi kriteria penelitian: beroperasi secara penuh selama periode penelitian dan memiliki kelengkapan data penelitian, terdapat 103 bank. Model penelitian yang digunakan mengadopsi model penelitian Jimenez, Lopez, dan Saurina (2013) dan model penelitian lainnya. Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh MartinezMiera dan Repullo (MMR, 2010) yang menunjukan adanya korelasi non-linear antara kompetisi dan kebijakan pengambilan risiko pada pasar pinjaman perbankan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan data perbankan Spanyol sejak tahun 1984.
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
11
RISK = f(Competition Index, Business Cycle, Bank Control Variables)
Ln
= α + β ln
+ δ1STRUCTUREit + θ3LOAN RATIOit +
θ2SIZEit + θ1ROAit + γ1GDPGt + γ2GDPGt-1 + ηi + εit
(1)
Variabel dependen yang digunakan adalah non performing loans yang menggambarkan risiko yang diambil perusahaan dalam menghadapi kompetisi. Non performing loans diperoleh dari persentase kredit bermasalah terhadap total kredit masing-masing bank. Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel yang berdasarkan beberapa literatur memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yang diteliti. 1. Concentration Ratio (CRn) (2) Concentration
ratio
merupakan
salah
satu
pengukuran
market
concentration yang menggambarkan kompetisi suatu pasar. Concentration ratio yang digunakan dalam penelitian ini adalah concentration ratio dari lima bank dengan persentase market share terbesar (CR 5). Nilai CR 5 diperoleh dari total loans lima bank dengan market share terbesar berdasarkan peringkat total loans pada tahun t terhadap total loans seluruh bank pada tahun t. 2. Herfindahl-Hirschmann Index(HHI) HHI = ∑ (Si)2
(3)
i=n S: persentase pangsa pasar yang dimiliki oleh setiap individu perusahaan n: jumlah perusahaan dalam pas Herfindahl-Hirschmann Index (HHI) merupakan salah satu pengukuran market concentration yang lebih komprehensif dari concentration ratio karena menyertakan seluruh perusahaan dalam pengukurannya. HHI mengukur market concentration dengan menjumlahkan kuadrat pangsa pasar yang dimiliki perusahaan. Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
12
3. Panzar-Rosse Ln(ROAit) = αi + β1Ln(Int_Expit) + β2Ln(Person_Expit) + β 3Ln(Cap_Expit)
+ δLn(LOAN) + γLn(Tot_Loan) + eit
(4)
Dimana tingkat kompetisi (H-statistic) pada waktu t ditemukan melalui: Ht = β1t + β2t + β3t
(5)
Variabel yang digunakan dalam Panzar-Rosse terdiri dari variabel dependen yaitu ROA dan variabel independen: personnel expenses ratio, dan interest expenses ratio. Variabel dependen ROA merepresentasikan output perusahaan yang merupakan rasio laba bersih terhadap total aset. Variabel independen yang merepresentasikan input perusahaan masing-masing diperoleh dari: •
Personnel expenses ratio : rasio biaya upah dan gaji terhadap total aset
•
Interest expenses ratio : rasio biaya bunga terhadap total pinjaman (loan).
•
Capital expenditure ratio : rasio net fixed assets terhadap total assets Variabel kontrol yang digunakan diperlukan untuk merepresentasikan
kinerja perbankan dan kondisi makroekonomi. GDPG merepresentasikan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun t yang diperoleh dari persentase selisih Gross Domestic Product Indonesia pada tahun t dengan Gross Domestic Product Indonesia pada tahun t-1 terhadap Gross Domestic Product Indonesia pada tahun t. ROA merepresentasikan profitabilitas perusahaan yang diperoleh dari rasio laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi ROA suatu perusahaan mencerminkan
kinerja
perusahaan
yang
semakin
baik.
Total
Loans
merepresentasikan pangsa pasar perusahaan. Total Loans merupakan jumlah keseluruhan pinjaman yang disalurkan oleh perusahaan. Untuk penelitian ini data yang disajikan merupakan logaritma natural dari Total Loans. Loan ratio diperoleh dari rasio total loans terhadap total aset.
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
13
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Statistik Deskriptif dan Profil Perbankan Tabel 2 menyajikan statistik deskriptif dari sepuluh variabel yang akan diteliti. Tabel 2. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif ln NPLit CR 5 HHI Panzar-Rosse Loans Ratioit ln Total Loansit ROAit GDPGt
Mean
Median
Maksimum Minimum
-9,3418 0,5085 0,0648 -0,4199 0,5753 15,0870
-9,1332 0,5071 0,0646 -0,3511 0,6163 15,1458
- 5,4217 0,5134 0,0663 -0,1505 0,8926 19,4630
-13,8155 0,5049 0,0630 -0,7248 0,0024 9,1578
Standar Deviasi 1,2052 0,0034 0,0013 0,2434 0,1688 1,8477
0,0247 0,0559
0,0231 0,0585
0,1504 0,0609
-0,0587 0,0442
0,0174 0,0061
Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2013)
Kinerja perbankan Indonesia apabila ditilik dari rasio kredit bermasalah, diragukan, tidak lancar dan macet menunjukkan hasil yang menggembirakan. Selama periode 2007-2011, rasio Non Performing Loans (NPL) telah memenuhi standar yang ditentukan Bank Indonesia. Bank Indonesia menetapkan bahwa bank yang sehat adalah bank yang memiliki rasio NPL di bawah 5%. Rasio NPL perbankan Indonesia selama periode 2007-2011 adalah: 4,07; 3,20; 3,31; 2,56; 2,17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kompetisi di Indonesia berdasarkan pendekatan Concentration Ratio 5 (CR 5) dan Panzar Rosse terkonsentrasi pada beberapa pelaku perbankan atau termasuk dalam struktur pasar oligopoli. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan Herfindahl Hirschmann Index (HHI) menunjukkan bahwa tingkat kompetisi di Indonesia tidak terkonsentrasi atau bersifat kompetitif. Hasil penelitian ini sejalan dengan dugaan KPPU dan beberapa ekonom yang menyatakan bahwa terdapat market leader pada perbankan Indonesia yang membentuk kartel perbankan.
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
14
Tabel 3. Tingkat Kompetisi di Indonesia 2007-2011 Pendekatan 2007 2008 2009 2010 2011 Concentration Ratio 5 0,5054 0,5071 0,5134 0,5115 0,5049 Herfindahl Hirschmann Index 0,0630 0,0636 0,0662 0,0663 0,0646 Panzar Rosse -0,6988 -0,7248 -0,1506 -0,3512 -0,2045 Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2013)
4.2. Pengaruh Tingkat Kompetisi terhadap Risiko Bank Berdasarkan hasil uji pemilihan model, ditentukan bahwa penelitian dilakukan menggunakan random effect model. Berikut masing-masing hasil pengujian dari pendekatan Concentration Ratio 5 (CR 5), Herfindahl-Hirschmann Index (HHI), dan Panzar Rosse H-statistics: Tabel 4. Hasil Pengujian Model Random Effect Concentration Ratio 5 Variabel
CCC
ln NPLit CR 5 Loans Ratio ln Total Loans ROA GDPGt GDPGt-1 C
Koefisien
Probabilitas 0,0000*** 0,0790* 0,2562 0,0824* 0,0696* 0,0000*** 0,3943 0,0169**
0,6783 11,8360 0,2347 0,0236 -4,7638 -16,1780 5,6202 -8,8871
Tingkat signifikansi 10% * Tingkat signifikansi 5% ** Tingkat signifikansi 1%*** Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2013)
Tabel 5. Hasil Pengujian Model Random Effect Herfindahl Hirschmann Index Variabel ln NPLit HHI Loans Ratio ln Total Loans ROA GDPGt GDPGt-1 C
Koefisien
Probabilitas 0,0000*** 0,9201 0,2452 0,0776* 0,0699* 0,0000*** 0,5894 0,2176
0,6796 -2,3289 0,2399 0,0240 -4,7258 -21,372 3,4804 -2,3078
Tingkat signifikansi 10% * Tingkat signifikansi 5% ** Tingkat signifikansi 1%*** Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2013)
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
15
Tabel 6. Hasil Pengujian Model Random Effect Panzar Rosse Variabel
Koefisien
ln NPLit PR Loans Ratio ln Total Loans ROA GDPGt GDPGt-1 C
Probabilitas 0,0000*** 0,1001 0,2527 0,0672* 0,0668* 0,0000*** 0,6087 0,0001***
0,6760 -0,1548 0,2446 0,0257 -4,8888 -23,5630 2,6995 -2,4163
Tingkat signifikansi 10% * Tingkat signifikansi 5% ** Tingkat signifikansi 1%*** Sumber: Hasil Olah Data Penulis (2013)
Tabel 4 hingga 6 menunjukkan bahwa tingkat kompetisi berpengaruh terhadap pengambilan risiko perbankan di Indonesia selama periode 2007-2011. Hal ini disimpulkan berdasarkan uji F yang menunjukkan penolakan terhadap hipotesis null. Berdasarkan signifikansi penelitian, diperoleh hasil bahwa melalui pendekatan Concentration Ratio 5 (CR 5,) tingkat kompetisi berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi sepuluh persen terhadap kebijakan pengambilan risiko perbankan di Indonesia. Sedangkan berdasarkan penelitian melalui pendekatan Herfindahl Hirschmann Index (HHI) dan Panzar Rosse diperoleh hasil bahwa tingkat kompetisi berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan pengambilan risiko perbankan di Indonesia. Untuk pengaruh tingkat kompetisi terhadap kebijakan pengambilan risiko perbankan di Indonesia, penelitian pun memberikan hasil yang beragam. Pendekatan CR 5 dan Panzar Rosse menunjukkan bahwa tingkat kompetisi akan mendorong lembaga perbankan untuk mengambil kebijakan yang aman sehingga dapat mempertahankan stabilitas perbankan. Sedangkan pendekatan HHI menunjukkan bahwa tingkat kompetisi mendorong lembaga perbankan untuk mengambil kebijakan yang penuh risiko untuk meningkatkan laba. Pengambilan kebijakan ini berpotensi meningkatkan probabilitas rasio non performing loans dan mendorong default perbankan. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Berger, Klapper, dan Turk-Ariss (2008), dimana untuk negara berkembang ditemukan hasil kesimpulan yang beragam bergantung pada hasil pengukuran market powernya. Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
16
Berdasarkan signifikansi penelitian dapat disimpulkan bahwa industri perbankan Indonesia mendukung pandangan competition stability. Hasil yang signifikan dari pendekatan Concentration Ratio 5 (CR 5) yang memfokuskan pada kekuatan besar pelaku perbankan didukung oleh hasil dari pendekatan Panzar Rosse yang berfokus pada hubungan antara output (revenue) dengan perubahan harga input dengan berdasar pada struktur biaya perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori Boyd dan De Nicolo (2005). Para pelaku pasar perbankan Indonesia yang didominasi beberapa bank dengan penguasaan 50% pangsa pasar dan memiliki struktur biaya yang kuat, memilih untuk lebih melindungi franchise value dengan mengambil kebijakan yang aman. Hal ini tentunya dengan memperhatikan juga aspek kepercayaan masyarakat terhadap bank-bank besar dalam pengelolaan dana yang disalurkan. 5. Kesimpulan Untuk mengetahui pengaruh market concentration yang merupakan representasi dari tingkat kompetisi terhadap pengambilan risiko perbankan di Indonesia, dilakukan penelitian terhadap 103 bank selama periode 2007-2011 dengan struktur data panel. Berdasarkan pengujian pemilihan model yang dilakukan, penelitian dilakukan menggunakan random effect model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kompetisi pada industri perbankan Indonesia yang tercermin melalui struktur pasar mencerminkan struktur pasar oligopoli. Temuan ini sejalan dengan dugaan yang dinyatakan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha bahwa perbankan Indonesia memiliki market leader yang kemudian membentuk kartel perbankan. Risiko perbankan Indonesia dalam hal penyaluran kredit berdasarkan rasio Non Performing Loans (NPL) menunjukkan hasil yang menggembirakan. Selama periode 2007-2011, rasio NPL telah memenuhi standar yang ditentukan Bank Indonesia yaitu di bawah 5%. Kompetisi berpengaruh terhadap kebijakan pengambilan risiko perbankan di Indonesia. Berdasarkan signifikansi penelitian dapat disimpulkan bahwa industri perbankan Indonesia mendukung pandangan competition stability. Hal ini berarti bahwa tingkat kompetisi akan mendorong lembaga perbankan untuk Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
17
mengambil kebijakan yang aman sehingga dapat mempertahankan stabilitas perbankan. Hasil yang signifikan diperoleh dari pendekatan Concentration Ratio 5 (CR 5) yang memfokuskan pada kekuatan besar pelaku perbankan didukung oleh hasil dari pendekatan Panzar Rosse yang berfokus pada hubungan antara output (revenue) dengan perubahan harga input dengan berdasar pada struktur biaya perusahaan. Para pelaku pasar perbankan Indonesia yang didominasi beberapa bank dengan penguasaan 50% pangsa pasar dan memiliki struktur biaya yang kuat, memilih untuk lebih melindungi franchise value dengan mengambil kebijakan yang aman. Hal ini tentunya dengan memperhatikan juga aspek kepercayaan masyarakat terhadap bank-bank besar dalam pengelolaan dana yang disalurkan. Bagi regulator, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah adanya indikasi praktik oligopoli yang membentuk kartel perbankan. Apabila regulator tidak segera menindaklanjuti hal ini, terdapat potensi terjadinya praktik monopoli pada pasar perbankan Indonesia. Hal kedua tentunya pengaruh dari kompetisi terhadap tingkat pengambilan risiko perbankan. Competition stability yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini semakin menguatkan dominasi para pelaku besar industri perbankan. Regulator perlu untuk segera mengatur implementasi dari persaingan usaha perbankan sehingga tercipta lingkungan persaingan yang sehat. Pada akhirnya, perbankan dapat menjalankan fungsi intermediasi demi terciptanya kesejahteraan rakyat. Bagi para praktisi perbankan kondisi ini merupakan tantangan besar terutama bagi bank-bank kecil dan yang berada di luar kartel. Untuk dapat tetap bertahan di tengah kompetisi, praktisi perbankan harus memiliki strategi matang dan inovatif. Para praktisi perbankan harus dapat memperoleh kepercayaan masyarakat dalam menjalankan fungsi intermediasi: investasi dana sekaligus penyalurannya, dengan tetap meminimalisir risiko default. Bagi para akademisi dalam pelaksanaan penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memberikan hasil yang komprehensif dengan melibatkan seluruh bank yang aktif menjalankan usahanya di Indonesia dalam rentang waktu yang lebih panjang. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi dengan pendekatan
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
18
pengukuran tingkat kompetisi yang lain. Selain itu, diharapkan penelitian selanjutnya juga mencakup pasar deposito, tidak hanya mencakup pasar pinjaman.
Daftar Referensi Allen, F. and D. Gale. 2000. Comparing Financial Systems. Cambridge, MA, MIT Press. Allen, F. and D. Gale. 2004. Competition and Financial Stability. Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Indonesia Maret 2012 Bank Indonesia. 2013. Booklet Perbankan Indonesia 2013. Berger, A.N., Klapper, L.F. and Turk-Ariss, R. 2008. Banking Structures and Financial Stability. Biro Riset Lembaga Manajemen Universitas Indonesia. 2012. Analisa Industri Perbankan Indonesia. Boyd, J.H. dan De Nicoló, G. 2005. The theory of bank risk taking and competition revisited. Journal of Finance, 60, 1329-1343. Boyd, J.H., De Nicoló, G. dan Al Jalal, A. 2006. Bank risk taking and competition revisited: New theory and new evidence. International Monetary Fund Working Paper 06/297. Carletti, E. and P. Hartmann. 2003. Competition and Financial Stability. What’s Special about Banking? In Monetary History, Exchange Rates and Financial Markets: Essays in Honor of Charles Goodhart, Vol. 2, edited by P. Mizen. Cheltenham, UK, Edward Elgar. Claessens, S. and L. Laeven. 2004. What drives bank competition? Some International Evidence. Journal of Money, Credit and Banking 36, 3, June. Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multi Variat dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Erlangga Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. Mc Graw Hill 4ed Indiastuti, Rina. 2011. Struktur Pasar dan Persaingan. Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Inpres Nomor 5 Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund (IMF) Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
19
Jimenez, G., Lopez, J.A., Saurina, J. 2013. How Does Competition Affect Bank Risk-Taking? Journal of Financial Stability. http://dx.doi.org/10.1016/j.jfs.2013.02.004 Gutiérrez de Rozas, Luis. 2007. Testing for Competition in the Spanish Banking Industry: The Panzar-Rosse Approach Revisited. Keeley, M.C. 1990. Deposit Insurance, Risk and Market Power in Banking. American Economic Review Marcus, A. J., 1984. Deregulation and Bank Policy. Journal of Banking and Finance 8 Martínez-Miera, D. and R. Repullo, 2010. Does competition reduce the risk of bank failure? Review of Financial Studies, 23, 3638-3664 Mulyaningsih, Tri dan Anne Daly. 2011. Competitive Conditions In Banking Industry: An Empirical Analysis Of The Consolidation, Competition And Concentration In The Indonesia Banking Industry Between 2001 And 2009. Buletin of Monetary Economics and Banking Vol 14 Nachrowi, Nachrowi D. dan Usman, Hardius. 2006. Ekonometrika: Pendekatan Populer dan Praktis Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Panzer, John C., dan James N. Ross. 1987. Testing for Monopoly Equilibrium. The Journal of Industrial Economics hal. 443-456. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Rahardja, Pratama dan Manurung. 2010. Teori Ekonomi Makro dan Mikro. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ren, Yayuan and Schmit, Joan T. 2009. Franchise value, Competition and Insurer Risk Taking. SSRN: http://ssrn.com/abstract=1230422 http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1230422. Saunders, A. dan M.M Cornett. 2011. Financial Institutions Management: a Risk Management Approach. Mc Graw Hill 7ed. Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013
20
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Yani, Sri dan Lyla. 2006. Persaingan Perbankan di Indonesia. Yani, Sri. 2008. Derajat Persaingan Industri Perbankan Indonesia: Setelah Krisis Ekonomi. www.bi.go.id www.bin.go.id www.bps.go.id www.depkeu.go.id www.hukumonline.com www.kppu.go.id
Universitas Indonesia
Pengaruh Kompetisi…, Franxis Erika Murtiasari, FE UI, 2013