Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Tingkat Risiko dan Profitabilitas Perbankan di Indonesia periode 2007-2010 Baskoro Gautama, Imbuh Sulistyarini Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Baskoro Gautama : Manajemen : Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Tingkat Risiko dan Profitabilitas Perbankan di Indonesia periode 2007-2010
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh struktur kepemilikan terhadap tingkat risiko dan profitabilitas bank-bank di Indonesia. Terdapat dua model, model pertama menggunakan variabel independen struktur kepemilikan yang dikategorikan menjadi bank, institusi, manajer, keluarga dan perusahaan, serta variabel kontrol leverage, size, diversifikasi dan efisiensi. Sedangkan model kedua juga menggunakan variabel pada model pertama ditambahkan dengan variabel dummy listed. Penelitian ini menggunakan metode regresi cross section. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap tingkat risiko dan profitabilitas baik pada Privately Held Bank maupun Publicly Held Bank, namun apabila diteliti hanya pada Publicly Held Bank,tidak ada pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap tingkat risiko dan profitabilitasnya . Kata Kunci: Struktur Kepemilikan, Risiko, Profitabilitas, Privately Held Bank, Publicly Held Bank, Efisiensi, Diversifikasi, Size, Leverage
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
ABSTRACT
Name : Baskoro Gautama Study Program : Management Title : Impact Analysis of Ownership Structure towards Banking Risk and Profitability Level in Indonesia Period of 2007-2010 This study aims to analyze the impact of ownership structures towards banking risk and profitability level. There are two models, the first one uses ownership structures which categorized to bank, institutions, manager, family and company, and also leverage, size, diversification and efficiency. . The second uses the same variable as the first one added with listed as dummy variable. This study employs cross section regression. The results of this study indicate that there is an impact from ownership structures towards banking risk and profitability level whether it is publicly held or privately held bank, but if just looking at the publicly held using the second model, there’s no significant impact from ownership structure towards its risk and profitability level. Key words: Ownership Structure, Risk, Profitability, Privately Held Bank, Publicly Held Bank, Efficiency, Diversification, Size, Leverage
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
1. Pendahuluan Selama tiga dekade kebelakang, kita melihat berbagai kejadian krisis keuangan dan perbankan yang melanda dunia seperti krisis keuangan pada tahun 2008 lalu. Krisis pinjaman Amerika Serikat pada tahun 1980an, krisis Meksiko pada 1994 – 1995, dan krisis di Asia pada 1997 dan krisis keuangan Rusia 1998. Krisis – krisis tersebut menunjukkan
adanya
sifat
ketidakstabilan
pada
kegiatan
perbankan
dan
kecenderungan bank terhadap pengambilan risiko yang berlebihan (Barry et al., 2011). Rentetan fenomena di atas membuat Barry et al. (2011) melakukan penelitian yang berfokus pada faktor – faktor pendorong di belakang insentif bank dalam melakukan pengambilan risiko yang lebih tinggi seperti perilaku pemegang saham dan insentif mereka untuk mengambil risiko yang lebih tinggi. Struktur kepemilikan bank menjadi salah satu isu yang menarik untuk dibahas pada industri perbankan, karena struktur kepemilikan bank terkait dengan dan mempengaruhi pengelolaan bank. Terlebih lagi, saat ini bank tidak hanya bertindak sebagai lembaga keuangan yang menyediakan fungsi intermediasi namun juga menyediakan berbagai layanan lainnya yang sangat beragam bagi para nasabahnya. Dan menurut Barry et al. (2011) tren ini telah membawa sebuah perubahan bagi struktur kepemilikan dan struktur modal perbankan. Bahkan, kepemilikan modal oleh investor institusi telah meningkat secara signifikan selama 20 tahun belakangan ini yang juga memberikan pengaruh terhadap pengelolaan perusahaan dan perilaku bank dalam pengambilan risiko. Dilihat dari penelitian mengenai adanya kecenderungan perusahaan publik yang menghadapi permasalahan yang berbeda dari perusahaan yang dimiliki oleh pihak non publik. Pada bank yang dimiliki secara publik, kepemilikan cenderung terbagi kepada pemegang saham yang beragam dan berjumlah banyak. Hal ini menyebabkan terjadinya pemisahan antara pemegang saham dan manajer bank yang lebih efektif dalam bank publik dibanding privately held bank. Namun, pemisahan seperti ini dapat
menyebabkan
meningkatnya
informasi
asimetri
dan
menyebabkan
keberagaman insentif (Jensen and Meckling, 1976). Privately held bank memiliki porsi modal yang relatif lebih besar dan karenanya, insentif mereka menjadi lebih dekat dengan insentif dari pemegang saham. Menurut teori dan literatur empiris, permasalahan agensi dan perilaku pengambilan keputusan berbeda tergantung dari sifat dan karakteristik pemegang saham. Isu pertama adalah konflik kepentingan
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
antara manajer dan pemegang saham yang diajukan oleh Jensen dan Meckling (1976). Teori mengindikasikan bahwa pemegang saham dengan portfolio yang lebih beragam lebih termotivasi untuk mengambil risiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan return yang lebih tinggi, sedangkan manajer mengambil risiko yang lebih rendah untuk melindungi posisi dan kepentingan mereka serta untuk mempertahankan human capital yang telah mereka dapatkan (Jensen and Meckling, 1976). Selain itu, secara empiris, ditemukan adanya hubungan positif antara kepemilikan saham oleh manajer (proporsi saham yang dipegang oleh manajer) dan pengambilan risiko (Saunders et al., 1990). Lebih lanjut lagi, Saunders et al. (1990) menemukan bahwa bank yang dikelola oleh pemegang saham mengambil risiko yang lebih besar dibandingkan bank yang dikelola oleh manajer. Studi lainnya juga menemukan adanya pengaruh signifikan dari konsentrasi kepemilikan terhadap pengambilan risiko (Barry et al., 2011). Selain itu, kepemilikan saham oleh manajer bank juga berhubungan secara positif dengan bank risk, artinya adalah pada kondisi tertentu, manajer mengoperasikan bank mereka dalam cara yang dekat dengan cara yang diinginkan oleh pemegang saham (Sullivan and Spong, 2007). Terlebih lagi, studi yang dilakukan oleh Shleifer dan Vishny (1986) menunjukkan bahwa kepemilikan yang terkonsentrasi dapat meningkatkan performa perusahaan dengan meningkatkan pengawasan. Namun, penelitian lainnya menunjukkan bahwa kepemilikan yang terkonsentrasi dapat menimbulkan potensi penyalahgunaan wewenang dalam hak pengendalian untuk kepentingan pribadi and dalam beberapa kejadian untuk menghilangkan investor kecil (Shleifer and Vishny, 1997). Selain perdebatan mengenai konflik kepentingan antara pemilik dengan manajer, aspek lainnya dapat terlihat pada hasil penelitian pada perusahaan – perusahaan nonfinansial, namun bukan pada perusahaan finansial. Pertama, hasil temuan Pound (1988) menunjukkan bahwa investor institusional dapat melakukan kontrol dengan biaya yang lebih rendah karena mereka memiliki pengalaman yang lebih banyak. Dalam waktu yang sama, investor institusional memiliki portfolio yang lebih beragam, dan karenanya, mereka memiliki insentif yang lebih kecil untuk melakukan pengendalian atau kontrol. Selanjutnya, perusahaan yang dimiliki oleh keluarga dipandang tidak hanya memiliki keinginan yang lebih kecil untuk mengambil risiko, namun juga lebih tidak profitable. Lebih umum lagi, perusahaan dengan pemilik yang banyak dan tidak beragam seperti keluarga dari penemu perusahaan
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
kemungkinan melupakan keuntungun maksimum karena kekayaan mereka tidak beragam atau tidak tersebar secara baik. Di Indonesia pada tahun 2006 terdapat peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia nomor 8/16/PBI/2006 mengenai single pressence policy atau kepemilikan tunggal atas Bank yang terdapat di Indonesia. Kebijakan ini mengatur mengenai struktur kepemilikan atas Bank yang ada di Indonesia. Kebijakan ini mengatur agar para pemegang saham pengendali yang jumlahnya diatas 25% dan atau dibawah 25% namun dapat dibuktikan kemampuan kendalinya, diharuskan untuk melakukan pengalihan kepemilikan ke satu bank dan menjadi pemegang saham kendali, atau melakukan merger dan akuisisi. Dengan ditambahkan temuan di atas yang merupakan temuan dari studi – studi terdahulu yang berkaitan dengan struktur kepemilikan dengan bank risk yang dilakukan dengan bank – bank di Eropa, misalnya Barry et al (2011) melakukan penelitian untuk melihat pengaruh dari struktur kepemilikan dengan bank risk – return. Penulis ingin melakukan penelitian yang serupa untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan dengan bank risk - return pada negara Indonesia. Pemilihan negara Indonesia juga disebabkan dari keinginan peneliti untuk meneliti negara asal peneliti yaitu Indonesia. Hal ini merujuk pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yang ingin menganalisa pengaruh antara struktur kepemilikan bank dengan resiko dan profitabilitas perbankan di negara Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan pengaruh struktur kepemilikan bank dan resiko perbankan dan membantu mendiversifikasi resiko baik untuk para pembaca lewat struktur kepemilikan bank. Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat permasalahan yang perlu diteliti, dimana apakah
kepemilikan manajer,
bank, dan institusi berpengaruh pada tingkat risiko dan profitabilitas perbankan di Indonesia atau tidak dan apakah terdapat perbedaan pengaruh kepemilikan manajer, bank, dan institusi pada tingkat risiko dan profitabilitas di Publicly Held Bank dan Privately Held Bank.
2. Tinjauan Teoritis Menurut Undang–Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
orang banyak. Kegiatan utama yang dilakukan oleh bank adalah menghimpun dana dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Kredit yang disalurkan oleh bank tersebut antara lain digunakan untuk investasi, yang akan berakibat pada meningkatnya PDB suatu negara. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu negara karena kegiatan yang dilakukan oleh bank akan memiliki dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat serta kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu negara. Selain pengertian Bank, penelitian ini juga dilandasi oleh beberapa teori, seperti Leverage, Diversifikasi, Ukuran Perusahaan, dan efisiensi sebagai variabel-variabel kontrol dari penelitian. Penelitian ini menggunakan Risiko dan Profitabilitas sebagai variabel dependen. Sedangkan untuk mengetahui risiko dan profitabilitas, digunakan standar deviasi dari ROA, ROE, Z-Score, ZP-Score, dan M_LLP untuk mengukur risiko dan rerata dari ROA dan ROE untuk mengukur profitabilitas. ROA (Return on Asset) merupakan ukuran tingkat pengembalian untuk setiap satuan aset. ROA menggambarkan profitabilitas perusahaan atau kinerja keuangan suatu perusahaan. Standar deviasi dari ROA dan ROE dapat diperoleh dengan rumus: ! !!!(!"#$!!!"# )
SDROA =
!!!
! !!!(!"#$!!!"# )
SDROE =
!!!
Untuk menghitung Z-Score, ZP-Score, dan M_LLP, digunakan rumus sebagai berikut : Z-Score =
(!""!!"#$%'())
ZP-Score =
M_LLP =
!"#
%$!"#$%'(! !"#
%$+
!"#$% (!"#$% !"#$%&!!"#$% !""#$ ) !"#
%$!"#$ !"## !"#$%&%#' !"# !"#$
!
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
Pada penelitian ini, digunakan variabel Independent atau variabel bebas yang berarti variabel-variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Persentase Kepemilikan Bank. Tiap Bank memiliki struktur kepemilikan yang berbeda-beda, dalam penelitian ini kepemilikan dari tiap bank dikategorikan menurut pemiliknya menjadi : MANAGER : Persentase Kepemilikan Bank oleh Manajer FAMILY
: Persentase Kepemilikan Bank oleh Keluarga
COMPANY
: Persentase Kepemilikan Bank oleh Perusahaan
BANK
: Persentase Kepemilikan Bank oleh Bank Lain
INSTITUT
: Persentase Kepemilikan Bank oleh Institusi Lain
Penelitian ini juga menggunakan 5 variabel kontrol, yaitu: 1. Efisiensi Efisiensi merupakan sebuah indikator yang dianggap penting untuk masalah-masalah yang akan terjadi di masa depan (Berger and DeYoung, 1997). Manajemen dapat melakukan aktivitas-aktivitas bisnis dengan biaya yang lebih minim sehingga biaya tersebut dapat dialokasikan untuk aktivitas-aktivitas produktif lainnya, hal ini dapat dicirikan dengan tingkat efisiensi operasional yang lebih tinggi. Hal tersebut membuat risiko bisnis perusahaan menjadi semakin kecil karena kinerja manajemen yang baik dan biaya yang cenderung lebih minim (Skilley, 2008) Rasio cost-to-income digunakan untuk mengukur efisiensi operasional, yang dihitung dengan cara: Total Beban Operasi CIR
=
Total Pendapatan Operasional
Yang kemudian di reratakan menjadi variabel M_CIR.
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
2. Leverage Leverage adalah tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan memiliki hutang karena perlunya modal tambahan dalam menjalankan bisnisnya. Modal tambahan ini bisa didapatkan dari external financing berbentuk hutang seperti obligasi dan hutang kepada bank lain. Semakin tinggi tingkat hutang yang dimiliki oleh bank, semakin tinggi pula risiko gagal bayar mereka. Bank-bank besar cenderung lebih mengambil risiko yang lebih besar karena mereka sadar mereka pasti akan diselamatkan oleh pemerintah jika mereka terkena masalah seperti krisis. Proxy yang digunakan untuk menentukan tingkat leverage adalah !"#$% !"#$%& !"#$% !""#$
3. Diversifikasi Variabel ini digunakan untuk mengendalikan peluang bank-bank besar yang memiliki kesempatan lebih besar dalam melakukan diversifikasi daripada bank-bank kecil (Stiroh and Rumble, 2006). Proxy yang digunakan adalah dengan menghitung rasio total Deposit dibagi Total Asset !"#$% !"#$%&' !"#$% !""#$
4. Size Variabel ini digunakan untuk mengendalikan perbedaan besar perusahaan yang dimana semakin besar perusahaan, maka akan ada kecenderungan Agency cost yang lebih besar pula, sehingga akan semakin berdampak pada tingkat risiko dan profitabilitasnya. Variabel ini dihitung dengan menggunakan Logaritma Natural dari Total Asset.
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
5. Untuk membedakan antara Publicly dan Privately Held Bank,Penelitian ini menggunakan Dummy Variable, dimana 0 untuk Privately Held Banks dan 1 untuk Publicly Held Banks. Beberapa studi empiris terdahulu telah menguji faktor penentu dari tingkat profitabilitas sebuah bank, seperti pengujian yang dilakukan oleh Molyneux and Thorton (1992) dan Mendes (2001) menemukan bahwa Return on Equity (ROE), tingkat bunga, loan to asset ratio, konsentrasi pasar perbankan dan kepemilikan pemerintah berbanding lurus dengan tingkat profitabilitas yang dihasilkan sebuah bank. Penelitian tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Tribo (2008) mengenai struktur kepemilikan bank, risiko dan kinerja dari bank dan menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan, ukuran, modal, dana pihak ketiga dan kepemilikan pemerintah berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap tingkat leverage sebuah bank.
3. Metode Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari bank umum yang ada di Indonesia periode 2007-2010. Data yang digunakan penulis pada penelitian merupakan data sekunder yang dapat diakses melalui internet atau sumber lainnya yang berupa laporan keuangan auditan seluruh bank umum yang dipublikasikan secara lengkap. Pengambilan data dilakukan melalui Direktori Perbankan Indonesia yang didapatkan melalui Bank Indonesia. Selain itu, untuk mendukung penelitian ini, penulis mengambil informasi lainnya yang berasal dari buku, jurnal, dan publikasi ilmiah lainnya. Terdapat 1734 observasi yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari 102 bank umum konvensional yang dipilih sebagai sampel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section. Kelebihan metode cross section adalah kemudahannya untuk untuk dilakukan dan murah, sebab tidak memerlukan data yang banyak dalam penelitiannya. Cross section hanya memerlukan data dalam satu waktu tertentu, dengan banyak faktor, misalkan adalah penelitian ROA perbankan Indonesia pada 2008. Penelitian ini sendiri merupakan data panel yang direratakan dan diterapkan dengan menggunakan metode cross section. Misalkan adalah Return On Asset pada tahun 2007-2010 yang di reratakan menjadi satu waktu t. Tahap dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, pemilihan metode
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
penelitian, pengujian asumsi klasik (multikolineartias dan homokedastisitas), dilanjutkan dengan pengujian hipotesis ( Uji F, Uji T, dan R2), dan diakhiri dengan evaluasi hasil. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas menurut Gujarati (2003), merupakan suatu kondisi dimana terdapat satu atau lebih hubungan linear diantara beberapa variabel independen pada pemodelan
regresi. Hubungan antar variabel independen yang dimaksud adalah
korelasi yang sangat tinggi atau melebihi 0.8. Karena multikolinearitas ini melibatkan lebih dari satu variabel independen, maka pelanggaran asumsi ini tidak akan terjadi pada regresi sederhana. Cara mendeteksi terjadinya multikolinearias adalah: 1.
Tingginya nilai R2 sedangkan variabel independen banyak yang tidak signifikan
2.
Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel. Jika bernilai lebih dari 0.8 maka terjadi multikolinearitas antara kedua variabel tersebut.
3.
Melakukan regresi auxiliary
4.
Dengan Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih besar dari 10 atau toleransi (1/VIF) adalah 0.1 atau
kurang, mengindikasikan adanya
multikolinearitas. Uji Homokedastisitas berdasarkan Gujarati (2006) adalah kesamaan varian pada residual di antara variabel bebas mengindikasikan persamaan regresi bersifat homoskedastis Sebaliknya, jika terjadi ketidaksamaan varians, maka persamaan regresi tersebut tidak bersifat heteroskedastis. Uji heteroskedastis merupakan pengujian pertama dan merupakan asumsi pertama yang harus dipenuhi pada model regresi linear klasik. Dalam salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar parameter dalam model bersifat BLUE adalah var (µt ) = σ2 , atau dengan kata lain, semua residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi seperti ini disebut homokedastis. Ketika variance dari error tidak bersifat konstan maka dikatakan terdapat heterokedastis pada permodelan regresi tersebut yang melanggar asumsi BLUE. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka estimator pada model regresi yang digunakan tidak berada pada kondisi varians minimum yang akan menyebabkan
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
varians koefisien regresi cenderung lebih besar, yang menyebabkan uji hipotesis, baik Uji-T maupun Uji-F, menjadi tidak akurat dan kesimpulan ataupun interpretasi yang diambil menjadi salah. Pengujian adanya heteroskedastisitas dapat digunakan dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity. Selanjutnya, Uji-F merupakan pengujian pertama yang dilakukan untuk melihat signifikansi dari seluruh koefisien regresi dari sebuah model. Dengan arti, apakah semua variabel bebas yang ada pada model memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Sedangkan Uji-T digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Uji R2 dilakukan untuk mengukur seberapa besar variasi dari nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang digunakan dalam sebuah model penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai dari R-Squared dari hasil regresi estimasi. Semakin besar nilai R-Squared, semakin besar pula kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Hipotesis untuk menjawab permasalahan yang pertama adalah Struktur kepemilikan oleh manajer, bank, dan institusi meningkatkan tingkat risiko dan tingkat profitabilitas perbankan di Indonesia periode 2007-2010. Untuk menjawab hipotesis tersebut digunakan model penelitian Yi
= α0 + α1MANAGERi + α2FAMILYi + α3COMPANYi +
α4BANKi +
α5LISTEDi + α6M_LNTAi + α7M_OEQUITYi + α8M_DEPOSITi + α9M_CIRi + εi Sedangkan, hipotesis untuk menjawab permasalahan yang kedua adalah Struktur kepemilikan oleh manajer, bank, dan institusi tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat risiko dan profitabilitas pada Publicly Held Bank di Indonesia periode 20072010. Untuk membantu meneliti hipotesis tersebut digunakan model sebagai berikut Yi
= β0 + β1FAMILYi + β2COMPANYi + β3BANKi + β4FAMILY*LISTEDi +
β5COMPANY*LISTEDi + β6BANK*LISTEDi + β7M_LNTAi + β8M_OEQUITYi + β9M_DEPOSITi + β10M_CIRi + β11LISTEDi + εi
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
4. Hasil Penelitian 4.1 Deskriptif Statistik Berikut merupakan tabel mengenai deskriptif statistik dari data-data yang digunakan dalam penelitian ini. Variable ZP Z M_LLP SDROE SDROA
Obs 102 102 102 102 102
Mean 5.78 39.56 1.14 5.36 0.86
Std. Dev. 7.25 28.02 6.74 7.68 0.94
ROE ROA
102 102
14.4 2.41
12.88 2.11
-50.77 -9.48
36.3 7.65
BANK*LISTED COMPANY*LISTED FAMILY*LISTED M_CIR M_DEPOSIT M_OEQUITY M_LNTA LISTED INSTITUSI BANK KELUARGA PERUSAHAAN MANAJER
102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102
0.03 0.08 0.06 2.84 0.1 0.15 15.48 0.3 0.42 0.03 0.08 0.41 0.07
0.14 0.22 0.14 13.83 0.17 0.12 1.69 0.46 0.44 0.14 0.17 0.45 0.22
0 0 0 -106.14 0.00 0.05 11.5 0 0 0 0 0 0
0.87 0.99 0.84 65.49 1.2 0.92 19.68 1 1 0.87 1 1 1
Min -2.16 0.69 0 0.73 0.07
Max 49.79 147.57 67.32 12.59 6.88
Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata untuk variabel dependen pertama yaitu ZPScore adalah sebesar 5.78. ZP-Score dengan nilai terendah terdapat pada titik -2.16 sedangkan nilai tertinggi sebesar 49.79. ZP-Score adalah variabel yang menjadi proksi untuk risiko, rata-rata untuk variabel ini yang sebesar 5.78 berarti rata-rata untuk risiko yang diukur menurut ZP-score adalah 5.78, sedangkan untuk nilai maksimum sendiri berarti bank tersebut memiliki risiko sebesar 49.79 skala ZP. Untuk nilai rata-rata dari variabel dependen kedua yaitu Z-Score adalah sebesar 39.56. Nilai Z yang paling rendah yaitu sebesar 0.69 dan nilai Z yang paling tinggi selama
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
periode penelitian yaitu sebesar 147.57. Nilai Z pada tabel sendiri juga ditujukan untuk mengukur tingkat risiko, nilai Z sendiri dihitung berdasakan rerata ROE dibagi standar deviasi dari ROE tersebut. Berdasarkan tabel deskripsi statistik, dapat dijelaskan bahwa untuk kisaran nilai Z berada di kisaran 0.69 sampai 147.57. Berdasarkan tabel diatas, variabel dependen ketiga yaitu M_LLP memiliki nilai ratarata sebesar 1.14. Nilai minimum untuk M_LLP adalah 0, sedangkan M_LLP dengan nilai tertinggi selama masa penelitian sebesar 67.32. Berdasarkan tabel deskriptif statistik, kisaran dari nilai M_LLP perbankan Indonesia pada periode 2007-2010 berada pada kisaran 0 sampai 67.32, hal ini berarti proyeksi dari Loan Loss bank di Indonesia berada pada kisaran tersebut dengan rata-rata dari proyeksi kehilangan pinjaman berada pada angka 1.14. Untuk variabel dependen keempat yaitu SDROE, rata-rata dari variabel tersebut adalah 5.36. Nilai minimum untuk SDROE badalah 0.73 dan nilai maksimum untuk SDROE sebesar 12.59. Berdasarkan tabel hasil deskriptif statistik, nilai dari standar deviasi untuk Return on Equity berada pada kisaran 0.73 sampai 12.59, dengan nilai rerata 5.36, hal ini berarti pada perbankan di Indonesia tingkat risiko yang diukur menggunakan standar deviasi ini berada pada titik rata-rata 5.36. Untuk variabel dependen kelima yaitu SDROA, memiliki nilai rata-rata sebesar 0.86. Nilai minimum untuk SDROA terdapat pada nilai 0.07 sedangkan SDROA dengan nilai tertinggi sebesar 6.88. Berdasarkan tabel diatas, variabel dependen keenam yaitu ROE memiliki nilai rata-rata dari sebesar 14.4. Nilai minimum untuk ROE adalah -50.77 dan nilai ROE yang paling tinggi sebesar 36.3. Selanjutnya, variabel dependen ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 2.41 dengan nilai minimum sebesar -9.48 dan nilai maksimum sebesar 7.65. Untuk variabel independen dari penelitian ini, nilai rata-rata untuk variabel independen
pertama yaitu BANK*LISTED adalah sebesar 0.03. Nilai minimum
untuk BANK*LISTED adalah 0 dan nilai BANK*LISTED yang paling tinggi sebesar 0.87. Nilai rata-rata untuk variabel independen kedua yaitu COMPANY*LISTED adalah
0.08.
Nilai
minimum
untuk
variabel
ini
adalah
0
dan
nilai
COMPANY*LISTED yang paling tinggi sebesar 0.99. Variabel independen yang ketiga adalah FAMILY*LISTED dengan nilai rata-rata sebesar 0.06, nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sesbesar 0.84. Selanjutnya, variabel independen berikutnya yaitu INSTITUSI dengan nilai rata-rata sebesar 0.42 dan nilai minimum sebesar 0 serta nilai maksimum sebesar 1. Variabel berikutnya adalah BANK dengan
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
nilai rata-rata sebesar 0.03, nilai minimum 0 serta nilai maksimum 0.87, menyangkut kebijakan BI mengenai Single Pressence Policy, hal ini berkaitan, dimana terdapat bank yang 87% dimiliki oleh bank lain. Dengan kaitan dengan kebijakan kepemilikan tunggal, angka 87% disini merupakan gabungan dari beberapa bank yang memiliki bank tersebut . Variabel independen selanjutnya adalah KELUARGA dengan nilai rata-rata 0.08, nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1. Variabel independen berikutnya adalah PERUSAHAAN dengan nilai rata-rata 0.41, dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum 1. Variabel independen berikutnya adalah MANAJER dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1, serta nilai rata-rata sebesar 0.07 Pada penelitian ini, digunakan juga variabel kontrol. Variabel kontrol pertama yang digunakan adalah Efisiensi. Variabel efisiensi pada penelitian ini menggunakan proksi rerata dari rasio total beban operasi terhadap total pendapatan operasi . Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata dari variabel control efisiensi adalah sebesar 2.84. Nilai minimum untuk efisiensi adalah -106.14 dan nilai efisiensi yang paling tinggi sebesar 65.49. Dengan rata-rata sebesar 2.84, dapat dikatakan bahwa efisiensi dari praktik kerja yang dilakukan perbankan di Indonesia tergolong baik, sebab nilai dari rata-rata ini bernilai positif, yang berarti efisiensi dari perbankan sendiri sudah baik. Nilai ratarata untuk variabel Kontrol kedua yaitu diversifikasi adalah sebesar 0.1. Variabel kontrol ini diukur dengan menggunakan rerata total deposit terhadap total aset. Diversifikasi memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai diversifikasi yang paling tinggi sebesar 1.2. Dengan kisaran diversifikasi 0 sampai 1.2 dan rata-rata 0.1, dapat dikatakan bank-bank di Indonesia kurang melakukan diversifikasi dari usaha utamanya, yakni dengan rata-rata sebesar 0.1. Variabel kontrol berikutnya adalah leverage. Nilai ini mencerminkan seberapa besar aset sebuah bank dibiayai melalui kewajiban, bukan ekuitas. Untuk menghitung leverage, proksi yang digunakan adalah total ekuitas dibagi total aset. Nilai rata-rata dari variabel leverage adalah sebesar 0.15. Nilai minimum untuk leverage adalah 0.05 dan nilai leverage yang paling tinggi sebesar 0.92. Variabel kontrol selanjutnya adalah size, yang di proksikan dengan logaritma natural dari total aset dengan nilai rata-rata 15.48 dan nilai minimum 11.5 dan nilai maksimum 19. Selanjutnya digunakan variabel kontrol yang menunjukkan apakah bank merupakan Publicly Held atau Privately Held, dengan nilai rata-rata 0.3, nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1.
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
4.2 Analisis Hasil Regresi Model 1 Berikut ini, terdapat tabel hasil analisis regresi untuk model pertama dengan seluruh variabel dependen yang digunakan:
Model 1
SDROA -0.640* MANAGER -0.088 -0.019 FAMILY -0.935 -0.076 COMPANY -0.716 -0.233 BANK -0.479 0.023 LISTED -0.923 -0.063 M_LNTA -0.308 3.009*** M_OEQUITY -0.002 0.36 M_DEPOSIT -0.655 0.019 M_CIR -0.334 R2 0.301 Prob > F 0
Risk SDROE ZP Z -6.379** 0.85 28.08 -0.027 -0.81 -0.195 -3.715* 4.849 17.557 -0.088 -0.341 -0.319 -2.328 -0.312 16.791** 0.219 -0.853 -0.014 -3.723 -3.189 14.078 -0.193 -0.561 -0.425 1.224 -3.421 3.723 -0.592 -0.112 -0.722 -0.271 2.089*** -2.75 -0.612 -0.001 -0.271 -7.632 6.487 -4.39 -0.304 -0.437 -0.903 6.091 -2.93 2.95 -0.381 -0.581 -0.918 0.212 0.018 -0.171 -0.328 -0.734 -0.466 0.208 0.177 0.125 0.095 0.029 0.047
M_LLP -0.407 -0.815 -0.547 -0.784 1.828 -0.333 -3.667 -0.223 3.508 -0.287 -0.333 -0.462 -3.973 -0.432 0.096 -0.94 0.023 -0.49 0.06 0.989
Profitability ROA ROE -0.662 -7.458* -0.344 -0.053 -0.301 -3.948 -0.621 -0.273 -0.327 -12.044*** -0.529 0 -1.065** -8.206** -0.049 -0.046 -1.63*** -9.387*** 0 -0.001 0.512*** 3.259*** -0.001 0 6.137** -7.367 -0.012 -0.439 3.993 7.207 -0.108 -0.395 -0.006 -0.111 -0.793 -0.563 0.292 0.473 0 0
*** Signifikan pada 1% **Signifikan pada 5% *Signifikan pada 10% Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa model ini memiliki nilai R2 yang sangat bervariasi untuk masing –masing variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 6% sebagai nilai minimum untuk M_LLP sebagai variabel dependen dan nilai maksimum yaitu 47.25% untuk nilai ROE. Hal ini berarti secara bersama-sama kombinasi antara variabel independen dapat menjelaskan M_LLP sebesar 6%, begitu juga dengan ROE yang dapat dijelaskan sebesar 47.25% oleh model dengan variabel independen yang digunakan. Dari hasil uji parsial dapat kita lihat bahwa variabel independen yang kita
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
gunakan pada model yaitu struktur kepemilikan yang diwakili oleh MANAGER, FAMILY, COMPANY dan BANK memiliki nilai yang relatif signifikan untuk setiap variabel dependen yang ada. Nilai dari koefisien Size juga bervariasi untuk masingmasing variabel dependen. Tanda negatif ini menunjukkan bahwa ternyata hubungan antara ukuran dan tingkat risiko dan profitabilitas di Indonesia adalah negative, begitu juga apabila tanda bernilai positif, yang berarti terdapat hubungan positif diantara size dan tingkat risiko dan profitabilitas. Nilai signifikansi dalam uji parsial dapat dilihat melalui nilai prob > f yang lebih kecil dari alpha. Untuk nilai signifikansi sebesar 10%, setiap variabel Size untuk semua variabel dependen memiliki pengaruh yang signifikan. Ketika tingkat kepercayaan menjadi 1%, terdapat 1 model variabel dependen yang tidak signifikan namun ini bukan menjadi sebuah masalah karena kita cukup melihat signifikansi dari satu nilai tingkat kepercayaan. Berdasarkan penelitian dari Barry et. al (2011), H0 akan diterima apabila α1, α2, dan α4 bernilai
negative,
α3
non-signfikan,
maka
penelitian
ini
menggambarkan
kecenderungan tidak adanya pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap risiko dan profitabilitas di bank Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada bank pengambilan keputusan diserahkan kepada pihak internal bank sendiri, lain halnya dengan Publicly Held Bank yang pengambilan keputusan juga mengikutsertakan daripada pemegang saham. Untuk hasil lebih jelas mengenai Publicly Held Bank akan dibahas lebih lanjut pada model kedua. Menurut pandangan statistik, terdapat beberapa model dimana variabel dependen yang hubungan antara struktur kepemilikan dan risiko dan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan, antara lain ZP Score dan M_LLP, hal ini dilihat dari Prob>F yang dibawah 0.05. Setelah kita melihat nilai Prob>F, dapat disimpulkan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE dan M_LLP dari bank dalam periode 2007-2011. Hasil ini sesuai dengan temuan dari Bonin et. al. (2005). Untuk variabel kontrol pertama yaitu efisiensi dan dilihat nilai dari prob>z untuk setiap modelnya, dimana tidak ada yang berpengaruh secara signifikan pada setiap model. Penemuan ini sesuai dengan hasil penelitian dari Yusselfyanti (2012) namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan Haan dan Poghosyan (2011). Hasil menunjukan bahwa tingkat efisiensi, yang dilihat dari rasio pengeluaran terhadap pendapatan, tidak mempengaruhi pendapatan dan risiko bank umum di Indonesia secara signifikan. Semakin efisien sistem operasionbal dari sebuah bank, semakin kecil pula kemungkinan untuk default. Variabel kontrol kedua yang
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
digunakan dalam model ini adalah leverage. Untuk variabel leverage yang memiliki nilai positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Haan dan Poghosyan (2011). Besarnya tingkat leverage suatu perusahaan menggambarkan besarnya nilai dari aset perusahaan yang dibiayai melalui hutang. Semakin tinggi hutang dari perusahaan maka semakin tinggi pula risiko default yang dimiliki. Hal ini berarti hubungan terhadap variabel dependen risiko adalah negatif. Variabel kontrol selanjutnya adalah diversifikasi. Diversifikasi menggambarkan seberapa besar pendapatan bank yang bukan berasal dari pendapatan bunga, atau dikenal dengan istilah fee-based income. Berdasarkan hasil regresi hampir semua model menunjukkan bahwa diversifikasi memiliki pengaruh yang positif. Bank besar memiliki kecenderungan untuk memiliki diversifikasi yang tinggi sebab aset merka besar ( Demsetz and Strahan, 1997), semakin besar diversifikasi maka semakin besar pendapatan suatu bank. 4.3 Analisis Hasil Regresi Model 2 Tabel dibawah merupakan hasil pengestimasian model 2 Risk Profitabilitas SDROA SDROE ZP Z M_LLP ROA ROE 0.185 -‐4.745*** 0.175 31.818*** -‐0.475 -‐0.038 -‐4.082 (0.348) (0) (0.980) (0.001) (0.267) (0.947) (0.103) COMPANY -‐0.136 -‐2.948*** 18.159** 18.159** -‐0.044 0.01 -‐10.420*** (0.467) (0.030) (0.962) (0.015) (0.847) (0.985) (0) FAMILY*LISTED 0.019 7.551 -‐50.67* -‐50.67** 6.285 -‐1.391 -‐1.056 (0.981) (0.322) (0.385) (0.09) (0.33) (0.378) (0.912) COMPANY*LISTED 0.808 8.877 -‐32.33* -‐32.33* 12.074 -‐1.709* -‐4.655 (0.274) (0.246) (0.774) (0.08) (0.294) (0.087) -‐0.544 BANK*LISTED 0.120 -‐0.482 -‐1.838 -‐1.828 0.018 -‐1.632** -‐8.524* T (0.730) (0.879) (0.744) (0.926) (0.992) (0.035) (0.098) a M_LNTA -‐0.001 0.262 -‐4.661** -‐4.661** -‐0.034 0.517*** 3.550*** (0.987) (0.549) (0.002) (0.045) (0.869) (0) (0) b M_OEQUITY 3.049*** -‐7.909 0.314 0.314 -‐1.778 5.679** -‐10.512 e (0.001) (0.288) (0.520) (0.993) (0.513) (0.018) (0.275) Risk Profitabilitas M_DEPOSIT 0.508 7.824 -‐10.591 -‐10.591 0.789 -‐3.998 -‐6.132 l Model 2 SDROA (0.543) SDROE(0.302) ZP (0.580) Z (0.580)M_LLP (0.588) ROA (0.101) ROE (0.458) Model 2 FAMILY
M_CIR
LISTED R2 * PROB>F
*
0.017 (0.333) -‐0.345 (0.225) 0.301 0
0.194 (0.329) -‐3.695 (0.170) 0.212 0
0.019 (0.719) -‐3.884 (0.229) 0.185 0.035
-‐0.102 (0.592) 24.842 (0.107) 0.122 0
-‐0.001 (0.947) -‐1.910 (0.409) 0.128 0.262
-‐0.003 -‐0.102 (0.903) (0.585) -‐0.873 -‐8.258** (0.163) (0.031) 0.303 0.464 0 0
* Signifikan pada 1% **Signifikan pada 5% *Signifikan pada 10%
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
Berdasarkan hasil tabel penelitian, dapat dilihat bahwa model memiliki nilai R2 yang berkisar di antara 0.1218 sampai 0.4623. Dimana R2 0.1218 dimiliki oleh Z-score dan 0.4623 dimiliki oleh ROE. Hasil R2 sendiri berarti bahwa seberapa semua variable independen pada model mampu menjelaskan variable dependennya, misalkan R2 pada ROA 0.3032, berarti bahwa model ini dengan gabungan variable independen yang ada mampu menjelaskan variable dependen ROA sebesar 30.32%. Hasil ini lebih tinggi daripada model sebelumnya yang mencampurkan antara privately held bank dan publicly held bank.untuk Prob>F sendiri, hampir semua model mempunyai hasil yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk hasil dari uji parsial variable dependen yaitu size, hasilnya menunjukkan hasil yang cenderung sama dengan model sebelumnya yang mencampurkan antara Publicly Held dan Privately Held Bank. Variabel lainnya yaitu efisiensi dan dilihat nilai dari prob>z untuk setiap modelnya, dimana tidak ada yang berpengaruh secara signifikan pada setiap model. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Yusselfyanti (2012). Hasil efisiensi yang dilihat dari rasio pengeluaran terhadap pendapatan, tidak mempengaruhi pendapatan dan risiko bank umum di Indonesia secara signifikan. Semakin efisien sistem operasional dari sebuah bank, semakin kecil pula kemungkinan untuk default. Variabel selanjutnya adalah leverage. Untuk variabel leverage yang memiliki nilai positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Haan dan Poghosyan (2011). Besarnya tingkat leverage suatu perusahaan menggambarkan besarnya nilai dari aset perusahaan yang dibiayai melalui hutang. Variabel selanjutnya adalah diversifikasi. Diversifikasi menggambarkan seberapa besar pendapatan bank yang bukan berasal dari pendapatan bunga. Bank besar memiliki kecenderungan untuk memiliki diversifikasi yang tinggi sebab aset merka besar ( Demsetz and Strahan, 1997), semakin besar diversifikasi maka semakin besar pendapatan suatu bank. Berdasarkan hasil regresi hampir semua model menunjukkan bahwa diversifikasi memiliki pengaruh yang positif. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Barry et. Al (2011) dimana terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap risiko dan profitabilitas bank, dimana pada penelitian ini berarti terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap risiko dan profitabilitas bank di Indonesia periode 2007-2011.
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Terdapat peningkatan terhadap tingkat risiko dan profitabilitas perbankan di Indonesia periode 2007-2010 yang disebabkan oleh struktur kepemilkan oleh manajer, bank dan institusi 2. Tidak terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan oleh manajer, bank, dan institusi terhadap tingkat risiko dan profitabilitas pada Publicly Held Bank di Indonesia periode 2007-2010 5.2 Saran Adapun saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya, antara lain: 1. Memperluas rentang waktu penelitian, sehingga data dan hasil yang digunakan akan relatif lebih akurat. 2. Penggunaan variabel-variabel independen maupun kontrol yang menjadi bagian perhitungan dari ROA ataupun ROE, seperti CAR, NIM atau NPL, sehingga variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel-variabel independen.
Analisis Pengaruh..., Baskoro Gautama, FE UI, 2013