ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT PROFITABILITAS, DAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)
ARIVINA TIASTRI 0741031015
[email protected] 081957171670
Jurusan Pembimbing I Pembimbing II
: AKUNTANSI : Dr. Einde Evana, S.E.,M.Si.,Akt : Ninuk D. Kusumaningrum, S.E.M.Sc.,Akt
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
ABSTRAK ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, TINGKAT PROFITABILITAS DAN KEPUTUSAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)
Oleh ARIVINA TIASTRI Penelitian ini dilakukan guna menguji ada atau tidaknya pengaruh struktur kepemilikan, tingkat profitabilitas dan keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan metode purposive judgment sampling dalam periode tahun 2006 s.d. 2010. Dari kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 17 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α)5 %. Dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda. Dari hasil pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan, didapat hasil bahwa secara individual variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusinal tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan tingkat profitabilitas, kebijakan hutang dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Maka dari hasil tersebut disimpulkan bahwa pengoptimalan peningkatan prifitabilitas, mengambil kebijakan hutang sebagai pendanaan, dan membagikan dividen dengan mempertimbangkan segala resiko dari segala keputusan yang diambil dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan (Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional), Tingkat Profitabilitas, Keputusan Keuangan (Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen).
ABSTRACT ANALYSIS EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE, LEVEL OF PROFITABILITY, AND FINANCIAL DECISION AGAINST VALUE COMPANIES (Empirical Study In A Manufacturing Company Registered In BEI)
By ARIVINA TIASTRI This study was conducted to test whether or not the effect of ownership structure (managerial ownership and institusional ownership), level of profitability and financial decision (debt policy and dividend policy) against company. Companies are being sampled in this study were manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exhange with purposive judgement sampling method in the period 2006 till of 2010. From predetermined criteria, acquired 17 companies that became the study sample. This study uses multiple linier regression analysis at 95% convidance level and error rate in the analysis (α) 5%. By first doing a test prior to assuming the classical multiple linier regression analysis. From the results of hypothesis testing with multiple linier regression analysis was done, we got the result that the individual variables managerial and institutional ownership has no effect on firm value. While the level of profitability, debt policy and dividend policy effects firm value. And from the test result simultaneously or jointly, ownership structure, level of profitability, and financial decisions affect firm value. Thus these results concluded that optimization increased profitability, adopted a policy of debt as a financing, and dividend taking into account all the risk of any decision taken to enchange shareholder value.
Keywords : Corporate Value, Ownership Structure, (Managerial Ownership, Institutional Ownership), Level Of Profitability, Financial Decisions (Policy Debt, Dividend Policy).
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Latar Belakang
Hubungan manajer dengan pemegang saham di dalam agency theory digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal (Schroeder et al. 2001 dalam Christiawan dan Tarigan, 2007). Manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal. Manajer harus mengambil keputusan bisnis terbaik untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Jika agen dan prinsipal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka ada alas an untuk percaya bahwa agen (manajemen) tidak selalu bertindak sesuai keinginan principal (Jasen dan Meckling, 1976 dalam Rachmawati, 2007). Sebagai pihak yang bertugas untuk mengelola perusahaan, manajer merupakan pihak yang lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan dating dibandingkan pemilik atau pemegang saham (Ujiyanto, 2007).
Untuk mengatasi konflik keagenan, pemegang saham harus bersedia untuk memberikan insentif yang layak kepada manajer dan mengeluarkan biaya pengawasan untuk mengontrol seluruh tindakan manajer. Biaya-biaya tersebut dikenal sebagai biaya keagenan. Terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik keagenan, antara lain menyejajarkan
kepentingan manajemen dengan pemegang saham dengan mengikutsertakan manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut (Managerial Ownership), meningkatkan jumlah pembagian dividen, meningkatkan pendanaan dari hutang dan meningkatkan kepemilikan institutional. Dengan dilaksanakannya alternatif tersebut diharapkan tidak hanya mengurangi konflik dan biaya keagenan tetapi juga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) juga merupakan elemen yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Informasi laba berperan penting sebagai sinyal kinerja suatu perusahaan dan digunakan dalamberbagai pembuatan keputusan penting oleh para pengguna informasi akunansi serta digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya. Semakin tinggi kemampuan keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahamnya oleh para investor. Hutang adalah instrument yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkannya (Soliha dan Taswan, 2002). Penelitian terdahulu mengenai nilai perusahaan dan factor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan. Dalam penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) mengenai
mekanisme corporate governance, kualitas laba dan nilai perusahaan, disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara negative terhadap nilai perusahaan. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Soliha dan Taswan (2002) yang meneliti pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, menemukan hubungan yang signifikan dan positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Peningkatan dividen dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam mencari tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Dividen mengandung informasi atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan. Pengumuman meningkatnya dividen telah meningkatkan return saham, dan dapat digunakan untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan perusahaan dimasa mendatang (Roseff, 1982 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006) Wahyudi dan Pawestri (2006) yang memiliki implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variable intervening, membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak mempengaruhi keputusan keuangan dan nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial mempengaruhi nilai perusahaan, keputusan pendanaan dan keputusan investasi, namun tidak turut mempengaruhi kebijakan dividen. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian (rachmawati dan Trijatmiko (2007). Dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba dan nilai perusahaan, disimpulkan bahwa baik kepemilikan manajerial maupun kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tingkat Profitabilitas dan Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing Di Bursa Efek Indonesia)”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1
Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
2
Apakah Kepemilikan Institutional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
3
Apakah Tingkat Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
4
Apakah Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
5
Apakah Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
1.3. Batasan Masalah Agar penelitian ini mempunyai ruang lingkup yang jelas dan terarah, maka penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 2. Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI sejak tahun 2006-2010. 3. Penelitian ini mengambil periode penelitian 2006-2010 karena laporan keuangan perusahaan per 31 Desember yang dipublikasikan di BEI pada periode penelitian adalah 31 Desember dan untuk menghindari data penelitian yang bias, maka rentang waktu periode penelitian dimundurkan selama 5 tahun hingga tahun 2006.
4. Struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) dan Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership). Keputusan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebijakan Hutang dengan proksi Debt to Asset Ratio, Kebijakan Dividen dengan proksi Dividen Yield Ratio. 5. Tingkat Profitabilitas diproksikan dengan Return On Assets. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Struktur Kepemilikan (Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) dan Kepemilikan Institutional (Institutional Ownership)), Tingkat Profitabilitas dan Keputusan Keuangan (Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen) terhadap Nilai Perusahaan. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai kontribusi yang positif bagi banyak pihak, antara lain: 1. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang memiliki topik sejenis dan berkaitan dengan penelitian ini. 2. Untuk memberi informasi kepada para pengguna laporan keuangan mengenai pengaruh struktur kepemilikan, kinerja keuangan dan keputusan keuangan terhadap Nilai Perusahaan. 3. Untuk memberi informasi kepada perusahaan mengenai upaya untuk meningkatkan Nilai Perusahaan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t yang tercermin pada harga saham tahun t+1. Pengukuran variable nilai perusahaan adalah rasio kenaikan/penurunan harga saham tahun t+1dengan nilai buku per lembar saham pada neraca akhir tahun t (Sujuko dan Subiantoro, 2005). Dalam jangka panjang, tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya (Fama dan French, 1998 dalam Wahyudi dan Pawestri). Jasen (2001) dalam Wahyudi dan Pewestri (2006 ) menjelaskan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang harus diperhatikan, tetapi juga semua klaim keuangan seperti hutang, warran, maupun saham preferen serta penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders, dan manajemen yang notabene merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan. Nilai perusahaan ini bertujuan untuk mengukur nilai asset yang dimiliki perusahaan dan umumnya berkaitan dengan harga saham yang berfluktuasi di bursa efek atau bursa saham pada saat tertentu.
2.2 Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) Kepemilikan manajerial (Managerial Ownership) adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Ujiantho dan Pramuka, 2007). Dengan adanya kepemilikan saham oleh manajer, maka manajer akan menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan selaku pemegang saham sehingga tidak hanya dapat mengurangi konflik dan biaya keagenan, tetapi juga dapat memotivasi manajer untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kepemilikan manajerial dapat dihitsung dengan membagi jumlah kepemilikan saham manajerial dengan jumlah saham yang beredar dikalikan 100% (Daljono, 2000).
2.3 Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership) Kepemilikan intitusional (Institutional Ownership) yaitu proporsi saham yang dimiliki oleh pihak intitusional dari seluruh modal saham perusahaan, dimana pihak institusional yang dimaksud dapat berupa perusahaan lain atau lembagalembaga keuangan seperti perusahaan asuransi, leasing, dana pensiun dan lainlain. Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan membagi jumlah kepemilikan saham institusional dengan jumlah saham yang beredar dikalikan 100% (Jasen dan Meckling, 1976 dalam Daljono, 2000) dan juga dapat terlihat dari catatan atas laporan keuangan perusahaan pada bagian modal saham.
2.4 Tingkat Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba atau keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber daya
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2005:304). Rasio profitabilitas terbagi menjadi : Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Earning Per Share, Operating Ratio dan Economic Value Added (Harahap, 2005:305).
2.5 Kebijakan Hutang Atau Keputusan Pendanaan (Financing Decission ) Keputusan pendanaan atau kebijakan hutang merupakan keputusan yang menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi atau memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah. 2.6 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan keputusan yang penting bagi perusahaan karena kebijakan dividen merupakan kebijakan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan yang dapat ditahan sebagai laba ditahan (retained earning) sehingga dapat digunakan sebagai sumber dana dalam perusahaan (internal financing) bagi investasi perusahaan atau laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Pendapat lainnya mengatakan bahwa, kebijakan dividen menentukan penempatan laba, yaitu antar membayar kepada para pemegang saham dan menginvestasikannya dalam perusahaan, dengan kata lain dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham (Weston, 1999).
2.7 Pengembangan Hipotesis 1. Kepemilikan Manajerial (Manajerial Ownership) Kepemilikan manajerial akan menyejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sehingga akan memperoleh manfaat langsung dari keputusan yang diambil serta menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adalah dirinya sendiri. Hal ini tentunya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H1 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 2. Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership) Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan memotivasi pihak investor institusional untuk lebih ketat mengawasi pihak manajemen dan menghalangi perilaku oportunis manajer. Peningkatan kepemilikan institusional merupakan monitoring agen yang efektif untuk mengurangi agency conflict dalam perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi agency cost dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan, sehingga akan menggunakan dividen an utang pada tingkat rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H2: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
3. Tingkat Profitabilitas Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari peningkatan rasio profitabilitas perusahaan setiap tahunnya. Semakin besar peningkatan profitabilitas perusahaan, maka dapat dikatakan tingkat pertumbuhan semakin meningkat. Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai earning yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan dating. Prosfek bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon positif akan meningkatkan harga saham untuk selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H3 : Tingkat Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan 4. Kebijakan Hutang Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah karena penggunaan utang mengurangi kebutuhan ekuitas eksternal. Hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar (Brigham, 1998 dalam Lihan dan Anas, 2010). Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory. Dalam Pecking Order Theory dinyatakan bahwa sumber pendanaan adalah dari laba ditahan, utang dan yang terakhir adalah penerbitan ekuitas baru. Adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen guna menghindari investasi yang sia-sia, dengan demikian akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang
akan menurunkan harga saham (Jansen, 1998 dalam Soliha dan Taswan, 2002). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H4 : Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan 5. Dalam penelitian Lihan dan Anas (2010) yang berjudul pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Dan dari hasil analisi mereka disimpulkan bahwa keputusan pendanaan/ kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyudi dan pawestri (2006) yang berjudul implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan: dengan keputusan keuangan sebagai variable intervening yang menyimpulkan hasil yang sama. Peningkatan dividen dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam mencari tambahan dana dari pasar modal dan perbankan. Dividen mengandung informasi atau sebagai isyarat akan prospek perusahaan. Pengumuman meningkatnya dividen telah meningkatkan return saham, dan dapat digunakan untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan perusahaan di masa mendatang (Roseff, 1982 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006). Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukan prospek perusahaan semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H5 : Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini di kumpulkan dengan metode dokumentasi, yaitu memperoleh data dari dokumen berupa laporan keuangan dan laporan harga saham yang berasal dari Indonesian Capital Market Dirrectory (ICMD). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, time series yang diperoleh dari laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama tahun 2006-2010 dan data tersebut merupakan data kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka yang kemudian dioleh dan diintepretasikan untuk memperoleh makna dari data tersebut.
3.2 Populasi Dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Purpose Judgement Sampling, yaitu merupakan metode pemilihan sampel secara tidak acak (non profitabilitas) yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Nur
Indrianto dan B. Supomo, 1999:131). Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini didasarkan atas kriteria-kriteria sebagi berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang listing di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap termasuk catatan atas laporan keuangan, dengan periode yang berakhir 31 Desember 2006-2010. 2. Laporan keuangan disajikan dalam rupiah. 3. Perusahaan memiliki data jumlah hutang, harga saham (pasar dan nominal), jumlah saham beredar, presentase kepemilikan manajerial (direktur dan komisaris) dan kepemilikan institusional (perusahaan lain atau lembaga keuangan) serta membagikan dividen kas selama tahun 2006-2010. 4. Perusahaan tidak mengalami kerugian atau memiliki saldo laba negatif selama tahun 2006-2010. 5. Perusahaan tersebut tidak didelisting selama tahun 2006-2010.
3.3 Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV). Nilai perusahaan yang tercermin dari harga pasar saham akan menunjukan keuntungan atau kemakmuran bagi pemegang saham.
2. Variabel Independen (X) Variabel independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya tetapi mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan diwakili oleh : 1. Kepemilikan Saham Manajerial (Managerial Ownership) Kepemilikan saham manajerial dapat dilihat dari jumlah persentase saham yang dimiliki oleh manajer dan direksi. Secara matematis kepemilikan manajerial dapat dihitung dengan rumus: (Daljono,2000)
2. Kepemilikan Saham Institusional (Institusional Ownership) Kepemilikan institusional dapat dihitung dengan membagi jumlah kepemilikan saham institusional dengan jumlah saham yang beredar dikalikan 100% (Jasen dan Meckling, 1978 dalam Daljono, 2000). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
3. Tingkat Profitabilitas Pada penelitian ini, tingkat profitabilitas diukur melalui Return on Assets (ROA) yang menunjukan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Harahap, 2006:305).
4. Kebijakan Hutang Dalam penelitian ini, kebijakan hutang diukur dengan Debt to Assets Ratio (DAR). DAR merupakan rasio yang mengukur persentase dana yang diesuaikan oleh kreditur dalam membiayai aktiva perusahaan (Brigham, 1999:86 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006).
5. Dalam penelitian ini, kebijakan dividen diukur dengan Dividend Yield Ratio (DYR). DYR menunjukan perbandingan dividen per lembar saham yang dibagikan dengan harga saham (Imam Subekti, 2000 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006).
3.4 Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel independent yaitu struktur kepemilikan (Kepemilikan Manajerial dan Manajerial Institusional), kinerja keuangan (Tingkat Profitabilitas) dan keputusan keuangan (Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen) terhadap variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan dengan alat analisis regresi linier berganda. Variabel dependen dinotasikan dengan Y dan variabel independen dinotasikan dengan X, sehingga model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut, Gujarati, 1995):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X54+ b5X5 + e
Keterangan: Y
= Nilai Perusahaan
a
: Konstanta
X1
= Kepemilikan Saham Manajerial (Managerial Ownership)
X2
= Kepemilikan Saham Institusional (Institusional Ownership)
X3
= Tingkat Profitabilitas
X4
= Kebijakan Hutang
X5
= Kebijakan Dividen
b1-b5 = Koefisien Variabel X1-X5 e
= Error
Pengelolaan data dilakukan dengan Microsoft Excel, sedangkan pengujian hipotesis dilakukan dengan Statistical Package for Social Sciense (SPSS) versi 16.0 pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (α) 5%. Jika sig < 0.05 maka : H0 ditolak dan Ha diterima Jika Sig < 0.05 maka : H0 ditolak dan Ha diterima
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Hipotesis Uji – t bertujuan untuk mengetahui signifikansi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai profitabilitas (p-value) masing-masing koefisien regresi variabel independen dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α). Dengan dasar keputusan berdasarkan profitabilitas adalah sebagai berikut: Jika (p-value) > 0.05 maka Ha ditolak. Jika (p-value) < 0.05 maka Ha diterima. Tabel 8. Hasil Pengujian Signifikansi Parameter Individual Variabel Independen (Constant) MOWN
B -2.767
Sig .204
-.079
.143 H1 ditolak
INST
.001
.980 H2 ditolak
ROA
.479
.000 H3 diterima
DAR
4.128
.020 H4 diterima
DYR
-.231
.050 H5 diterima
Sumber : Lampiran 9
Kesimpulan
Dari tabel hasil pengujian signifikansi parameter individual diatas diambil keputusan terhadap variabel independen sebagai berikut:
H1 : Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai regresi (B) adalah 0.079, artinya, setiap peningkatan kepemilikan manajerial sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan pada nilai perusahaan sebesar 0.079. Kolom Sig. (significance) sebesar 0.143 menunjukan bahwa p-value lebih besar dari 0.05, maka H1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan data kepemilikan saham manajerial antar perusahaan memiliki perbedaan yang tinggi, sehingga hasil pengujian signifikansi parameter individual terhadap hipotesis ini menjadi tidak berpengaruh. Secara teori hal tersebut dikarenakan manajemen perusahaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan. Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajemen hanya kepanjangan tangan pemilik mayoritas. Dengan demikian hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006), Siallagan dan Machfoedzs (2006) serta Rachmawati dan Triatmoko (2007). H2 : Kepemilikan Institusional Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai regresi (B) adalah 0.001, artinya, setiap peningkatan kepemilikan institusional sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan sebesar 0.001%. Kolom Sig.
(significance) sebesar 0.980 menunjukan bahwa p-value lebih besar dari 0.05, maka H2 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut dikarenakan naik turunnya harga saham perusahaan yang merupakan cerminan dari nilai perusahaan salah satunya dapat disebabkan oleh kebujakan perusahaan yang ditentukan oleh pihak manajemen. Investor institusional hanya berfungsi mengawasi pihak manajemen dan tidak ikut serta dalam penentuan kebijakan perusahaan. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006).
H3 : Tingkat Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai koefisien regresi (B) adalah 0.479 artinya, setiap peningkatan profitabilitas sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan sebesar 0.479%. kolom Sig. (significance) sebesar 0.000 menunjukan bahwa p-value lebih kecil dari 0.05, maka H3 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari peningkatan rasio profitabilitas perusahaan setiap tahunnya. Semakin besar peningkatan profitabilitas perusahaan, maka dapat dikatakan tingkat pertumbuhan semakin meningkat. Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai keproduktifan yang semakin meningkat merupakan signal bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang. Prospek bagus tersebut akan direspon positif oleh investor. Respon positif akan meningkatkan harga saham untuk
selanjutnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sujoko dan Ugy Soebiantoro (2005) serta Yuniasih dan Wirakusuma (2007).
H4 : Kebijakan Hutang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai koefisien regresi (B) adalah 4.128, artinya, setiap peningkatan hutang sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan pada nilai perusahaan sebesar 4.128% . Kolom Sig. (significance) sebesar 0.020 menunjukan bahwa p-value lebih kecil dari 0.05, maka H4 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan hutang memiliki pengaruh signifikansi terhadap nilai perusahaan. Dalam Pecking Order Theory dinyatakan bahwa sumber pendanaan adalah dari laba ditahan, utang dan yang terakhir adalah penerbitan ekuitas baru. Adanya hutang dapat digunakan untuk kegiatan kerja oprasional perusahaan yang akan berdampak positif pada perusahaan seperti terjadinya peningkatan laba, peningkatan reputasi perusahaan, dan peningkatan tersebut akan meningkatkan harga saham yang secara langsung juga akan meningkatkan nilai perusahan. Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sujoko dan Ugy Soebiantoro (2005), Wahyudi dan Pawestri (2006), Siallagan dan Machfoedz (2006) serta Rachmawati Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang/pendanaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
H5 : Kebijakan Dividen Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan.
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukan bahwa nilai koefisien regresi (B) adalah –0.231, artinya, setiap peningkatan dividend sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan nilai perusahaan sebesar 0.231%. Kolom Sig. (significance) sebesar 0.050 menunjukan bahwa p-value lebih besar dari 0.05, maka H5 di teroma. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pembayaran dividen yang semakin meningkat menunjukan peningkatan laba dan reputasi perusahaan yang semakin bagus sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dan nilai perusahaan akan meningkat. Selain itu, peningkatan pembayaran dividen juga sesuai dengan tuntutan pemegang saham sehingga dapat menghindari konflik antara manajemen dan perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta resiko bisnisnya.
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari Struktur Kepemilikan( Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional), Tingkat Profitabilitas (Return on Asset) dan Keputusan Keuangan (Kebijakan Hutang (Debt to Asset Ratio) dan Kebijakan Dividen (Dividend Yield Ratio)) terhadap Nilai Perusahaan (Price Book Value) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2007. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan guna melihat pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap variabel dependen baik secara serentak/bersama-sama maupun secara individual, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Uji Statistik – F, Struktur Kepemilikan (Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional), Tingkat Profitabilitas, dan Keputusan Keuangan ( Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen) secara serentak/bersama-sama berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan dari perusahaan-perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh Struktur Kepemilikan, Tingkat Profitabilitas dan Keputusan Keuangan.
Namun dari pengujian secara individual yang dilakukan dengan Uji Statistik – t menunjukan hasil bahwa tidak semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hanya variabel Tingkat Profitabilitas (Return on Asset (ROA)), Kebijakan Hutang (Debt to Asset Ratio (DAR)) dan Kebijakan Dividen (Dividend Yield Ratio (DYR)) saja yang berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price Book Value (PBV)). Sedangkan Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership (MOWN)) dan Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership (INST)) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan (PBV). Dengan adanya penelitian ini akan memberikan gambaran kepada pihak manajemen perusahaan manufaktur tentang bagaimana meningkatkan nilai kepemilikan saham, meningkatkan profitabilitas, menggunakan hutang sebagai kebijakan pendanaan dan membagikan dividen tentunya juga dengan mempertimbangkan segala resiko dari setiap keputusan/kebijakan yang diambil. 5.2 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu: 1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini lebih sedikit dari penelitian-penelitian sebelumnya dan terbatas pada perusahaan manufaktur sehingga kesimpulan penelitian ini mungkin tidak akan berlaku untuk perusahaan pada sektor ;lain. 2. Keputusan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini hanya Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen.
3. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit. Sedangkan variabel yang terkait dengan nilai perusahaan relatif banyak, sehingga kemungkinan akan didapat kesimpulan yang berbeda. 5.3 Saran Saran penulis terhadap penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian dan menambah jumlah sampel penelitian sehingga diharapkan dapat meningkatkan kekuatan hasil penelitian. 2. Untuk variabel Keputusan Keuangan dapat menambahkan keputusan investasi. 3. Untuk variabel Tingkat Profitabilitas, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dapat menggunakan rasio-rasio keuangan lainnyasebagai proksi dan atau diproksikan pada lebih dari satu rasio keuangan. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah variabel independen yang terkait dengan nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Wiwin. 2009. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi, FE Unila: Lampung. Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Teori Akuntansi. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta. Harjito, D. Agus dan Nurfauziah. 2006. Hubungan Kebijakan Hutang, Insider Ownership dan Kebijakan Dividen Dalam Mekanisme Pengawasan Masalah Agensi di Indonesia. JAAI vol. 10 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen I. BPFE -Yogyakarta: Yogyakarta. Jogiyanto, H.M, MBA,Akt. 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE – Yogyakarta: Yogyakarta. Kaaro, Hermeindito.2002. Analisis Laverage dan Dividen Dalam Lingkungan Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing Theory. Simposium Nasional Akuntansi IV: Jakarta. Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengarusi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X: Makasar. Santoso, Singgih. 2007. Menguasai Statistik di Era Informasi Dengan SPSS 15. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta. Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Governance Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. SNA IX: Padang. Soliha, Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, STIE STIKUBANK: Semarang. Soebiantoro, Ugy dan Sujoko. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Laverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9 No. 1. FE Universitas Kristen Petra: Surabaya. Tarigan, Josua dan Yulius Jogi Christiawan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal akuntansi dan Keuangan, Vol 9. No.1, FE Universitas Kristen Petra: Surabaya. Ujiyanto, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X: Makasar. Wahyudi, Untung dan Hartini, P. Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX: Padang. Wijaya, Lihan Rini Puspo dan Anas Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII: Purwokerto. Yuniasih, Ni Wayan dan Made Gede Wirakusuma. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana: Bali. --------------. Situs hptt://www.idx.co.id