PENGARUH PENYALURANKREDIT PEMILIKAN RUMAH TERHADAP NON PERFORMING LOAN DAN DAMPAKNYA PADA RETURN ON ASSET (Studi Kasus Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.) Rangga Puja Debara (123403125) Email:
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT The purpose of this research is to know a housing loan, non performing loan and return on asset as well as the influence of housing loan on non performing loan, and to determine the influence of housing loan and non performing loan are either partially or simultaneously on return on asset at PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. The method used in this research is descriptive method analysis with aproach a case study to the PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. The data collected form the primary data and secondary data with analysis technique using path analysis. The results showed that : (1) a housing loan on PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. shows the biggest result in the year 2015, non performing loan on PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. shows the biggest result in the year 2012 until year 2015 and return on asset on PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. shows the biggest result in the year 2010 (2) housing loan significant effect on non performing loan (3) housing laon in partial does effect significant to return on asset, partial non performing loan does not effect significant to return on asset and housing loan and simultaneous non performing loang does effect significant on return on asset. Keywords : Housing Loan, Non Performing Loan, and Return On Asset
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyaluran kredit pemilikan rumah, non performing loan dan return on asset serta mengetahuipengaruh penyaluran kredit pemilikan rumah terhadap non performing loan, dan mengetahui pengaruh penyaluran kredit pemilikan rumah dan non performing loan secara parsial maupun secara simultan terhadap return on asset pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. . Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data
sekunder dengan teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) penyaluran kredit pemilikan rumah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. hasil terbesar pada tahun 2015, non performing loan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. hasil terbesar pada tahun 2012 sampai tahun 2014 dan return on asset pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. hasil terbesar pada tahun 2010, (2) penyaluran kredit pemilikan rumah berpengaruh signifikan terhadap non performing loan, (3) penyaluran kredit pemilikan rumah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on asset, non performing loan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset dan penyaluran kredit pemilikan rumah dan non performing loan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Kata Kunci : Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah, Non Performing Loan, dan Return On Asset
PENDAHULUAN Pada era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami peningkatan. Khususnya di Indonesia yang merupakan negara sedang berkembang, dimana segala upaya dilakukan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan nasional. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur disegala aspek kehidupan. Salah satu dari upaya pemerintah dalam meningkatkan pemerataan pembangunan adalah dengan mengusahakan dalam memenuhi kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi karena kebutuhan pokok berguna untuk melangsungkan kehidupan. Kebutuhan primer sendiri meliputi kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Kedua kebutuhan sekunder, kebutuhan ini timbul setelah kebutuhan primer terpenuhi dan sebagai penunjang untuk memelihara kelangsungan kehidupan. Contoh kebutuhan sekunder meliputi pendidikan dan kesehatan. Dan yang ketiga kebutuhan tersier, kebutuhan tersier merupakan kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi dengan baik. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan akan barang-barang mewah atau bersifat hiburan (kesenangan belaka). Contoh kebutuhan tersier meliputi mobil, perhiasan, barang-barang elektronik, dan lain-lain. Dengan semakin banyaknya penduduk, maka semakin banyak pula kebutuhan yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan. Rumah merupakan salah satu dari tiga
kebutuhan primer selain pakaian dan pangan. Dalam perkembangannya, rumah saat ini juga dapat dijadikan sebagai alternatif investasi yang menarik. Rumah juga menjadi identitas sosial bagi seseorang, jika seseorang itu memiliki rumah mewah menandakan bahwa Pemiliknya adalah seseorang dengan kemampuan ekonomi tinggi, begitu pula sebaliknya apabila seseorang memiliki rumah sederhana menandakan bahwa orang tersebut dari kalangan kelas menengah ke bawah. Jenis rumah saat ini juga semakin beragam, ada jenis rumah modern seperti kondominium dan apartemen ada pula jenis rumah sederhana seperti rumah biasa dan rumah susun. Pembelian rumah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara tunai maupun kredit. Pembelian rumah secara tunai dapat dilakukan apa bila pembeli tersebut memiliki uang dengan jumlah yang sama dengan harga rumah tersebut. Namun bagi pembeli yang memiliki jumlah uang yang lebih rendah dibanding dengan harga rumah, pembelian rumah dapat dilakukan secara angsuran atau kredit. Dengan adanya alternatif kredit perumahan menjadikannya banyak diminati oleh kalangan masyarakat dengan penghasilan rendah. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, salah satu cara pemerintah dalam membantu masyarakat dari golongan menengah ke bawah adalah dengan memberikan kredit melalui bank. Menurut Thomas Suyatno (2005 : 1), bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alatalat penukar baru berupa giral. Secara garis besar penanaman dana dibagi dalam dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu penanaman dana dalam non earning assets dan earning assets (M. Sinungan, 2000:94). Dalam hal ini PT. Bank Tabungan Negara adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bank Tabungan Negara merupakan satu-satunya bank umum yang fokus bisnisnya terhadap pembiayaan perumahan baik subsidi maupun yang non subsidi. Dengan fokus bisnis tersebut, maka Bank Tabungan Negara mempunyai peranan penting dalam membantu pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan menyediakan kredit perumahan dengan tingkat suku bunga yang rendah. Kredit merupakan aktiva produktif yang memberikan pendapatan utama. Semakin besar tingkat atau proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka semakin besar pula jumlah investasi kredit yang dimiliki perusahaan. Dengan besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya, berarti perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi. Adanya penjualan kredit yang
dilakukan, dapat mengurangi kemungkinan risiko seperti munculnya biaya penambahan pegawai dan pengurusan administrasi. Saat semua masalah ini bermunculan, secara langsung akan menghambat kelancaran operasional yang harus dicapai perusahaan. Oleh karena itu, sebelum melakukan pemberian kredit perusahaan harus memperhatikan unsur 5 C (The Five of Credit), yaitu character, capacity, capital, collateral and condition of economy dan 7 P, yaitu : personality, party, purpose, prospect, payment, protect dan profitability. Pengelolaan kredit bermasalah atau non performing loan menjadi sangat penting karena hal ini berdampak pada kinerja perusahaan. Non performing loan ini menunjukkan seberapa besar kolektibilitas Bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang telah disalurkannya. Tingginya non performing loan dapat mempengaruhi kebijakan Bank dalam menyalurkan kreditnya yaitu Bank menjadi lebih berhati-hati. Karena bank yang tetap memberikan kredit ketika non performing loan-nya tinggi berarti Bank tersebut termasuk risk taken. Batas maksimum persentase kredit bermasalah pada setiap perbankan di Indonesia harus mengacu pada peraturan yang di buat oleh Bank Indonesia tentang batas kewajaran tingkat non performing loan yaitu sebesar 5%. Peraturan ini penting agar setiap perbankan yang ada Indonesia tetap menjaga tingkat non performing loan. Penyaluran dana melalui pemberian kredit merupakan usaha yang terpenting bagi bank karena proporsi terbesar dari penyaluran dana yang ada adalah melaui pemberian kredit. Dengan demikian pendapatan yang utama dan bagi bank adalah usaha yang dilakukan dari kegiatan penyaluran kredit sehinggapada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba operasi bank dengan biaya bunga yang harus ditanggung oleh pihak peminjam sebagai balas jasa dana yang diterima (Malayu S.P Hasibuan, 2006 : 5). Dari kegiatan penyaluran kredit tersebut maka dapat diukur sejauh mana tingkat efektifitas bank dalam mengelola dan menjalankan perbankan tersebut dengan Return On Asset (ROA), alasan dipilihnya ROA adalah karena ROA ini mengukur sampai sejauh mana kemampuan manajemen bank dalam menjalankan atau mengelola operasional bank secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber-sumber pendapatan dalam rangka pengembangan atau ekspansi usaha dan menciptakan pendapatan bank secara keseluruhan. ROA juga dapat mengukur tingkat efektifitas manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya dalam menghasilkan berbagai income atau pendapatan bagi pihak bank. Semakin tinggi ROA suatu bank, maka akan semakin baik pula posisi bank dilihat dari segi penggunaan asetnya.
METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penelitian ini bersifat penjelasan (explanatory research), artinya penelitian akan menjelaskan secara mendalam hubungan sebab akibat antara variabel penelitian atau tentang suatu hal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2006:10). Menggunakan pendekatan studi kasus yaitu : studi kasus atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. (Mohammad Nazir dan Maxfield, 2013 : 57).
OPERASIONALISASI VARIABEL Definisi variabel menurut Sugiyono (2006 : 53) adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel, adapun variabel tersebut adalah: 1.
Variabel Independen (X) Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, atecedent. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). (Sugiyono, 2013: 59) Variabel Independen dalam penelitian ini adalah penyaluran kredit KPR sebagai variabel X1 dengan menggunakan indikator jumlah simpanan yang dihimpun bank dan non performing loan sebagai X2 dengan menggunakan indikator jumlah kredit yang diberikan bank.
2.
Variabel Dependen (Y) Sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2013: 59). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) dengan indikator laba bersih dan total aktiva Untuk lebih jelasnya mengenai variabel penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat di lihat dalam Tabel. Operasionalisasi Variabel No (1) 1
Variabel (2) Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (X1)
Definisi variabel (3) Kredit pemilikan rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang membeli atau memperbaiki rumah. (Menurut Bank Indonesia : 2014)
Indikator (4) Total kredit KPR yang diberikan (Dalam saldo debit)
Skala (5) Rasio
2
Non Performing Loan (X2)
Non Performing Loan : Non performing Loan pada umunya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit in digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet. (Menurut PSAK No. 31 Tahun 2009 Tentang Akuntansi Perbankan)
Kredit kurang lancar Kredit diragukan Kredit Macet (Kredit bermasalah : Total Kredit yang Disalurkan Dalam Saldo Debit)
Rasio
3
Return On Assets (Y)
Return On Assets adalah rasio yang yang digunakan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Lukman Dendawijaya 2005:118)
Laba sebelum pajak dan Total aktiva
Rasio
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik-tenik pengumpulan data yang digunakan penulis di dalam penelitian ini terdiri dari : 1.
Riset Lapangan (field research)
Yaitu teknik pengumpulan data secara langsung pada obyek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer dari penelitian yang dilakukan dengan cara : a. Wawancara, yaitu dengan cara mengadakan komunikasi langsung kepada pihak perusahaan mengenai pernyataan yang menyangkut masalah. b. Observasi non partisipan, yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek penelitiannya tanpa terlibat kerja. 2.
Riset Kepustakaan (library research) Yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaji permasalahan dalam buku, perundang-undangan, diklat, dokumen-dokumen, kertas kerja dan bahanbahan lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan penentuan teori-teori yang berhubungan dengan bidang penelitiannya.
RANCANGAN ANALISIS Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel terikat. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada Gambar
X1 ρYX1 ρX2X1
Y ρYX2 ρYƐ
X2 Ɛ
Gambar Hubungan Struktural Path Analysis
Keterangan : X1
= Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah
X2
= Non Performing Loan
Y
= Return On Assets
Ɛ
= Faktor lain yang tidak diteliti
ρX2X1
= Koefisien jalur antara variabel X1 terhadap X2
ρYX1 = Koefisien jalur antara variabel X1 terhadap Y ρYX2 = Koefisien jalur antara variabel X2 terhadap Y ρYƐ
= Koefisien jalur antara variabel Ɛ terhadap Y
PEMBAHASAN Pengaruh Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Terhadap Non Performing Loan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dari hasil perhitungan software SPSS versi 17.0. (Tabel Model Summary: Lampiran halaman 134) diperoleh data mengenai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dengan Non Performing Loan. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh rx2x1sebesar 0,790 Sedangkan koefisien determinasi atau R2 menunjukan besarnya pengaruh Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah terhadap Non Performing Loan sebesar 0,624 atau 62,4% artinya, bahwa 62,4% variabilitas dari variabel X2 (Non Performing Loan) dipengaruhi oleh variabel bebas X1 (Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa berapapun besarnya kredit KPR yang disalurkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. akan berdampak bagi perubahan nilai Non Performing Loan yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Sedangkan faktor residu sebesar 0,376 atau 37,6% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti terhadap Penyaluran Kredit, diantaranya Dana Pihak Ketiga dan Cost Of Fund. Berdasarkan perhitungan software SPSS (Tabel Coefficientsa : Lampiran 134) diperoleh nilai thitung sebesar 2,588 sedangkan ttabel dimana α=5% yaitu df=10-2-1=7 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,365 (Lampiran ) sehingga thitung (2,588) > ttabel (2,365) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,001 lebih kecil dari α = 5%. Karena thitung > ttabel
dan nilai sig 0,001 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative diterima artinya Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Loan. Berdasarkan hasil tersebut bahwa apabila Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah mengalami perubahan maka akan berpengaruh terhadap Non Performing Loan. Hal ini sesuai dengan teori Amalia dan Herdiningtyas (2005: 75) yang menyatakan bahwa rasio keuangan yang berkaitan dengan resiko kredit. Risiko kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur. Sesuai juga dengan Pratiwi (2012) yang mengkaji pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Non Performing Loan menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kebijakan pemberian kredit terhadapa NPL dan sebaliknya. Sehingga besarnya Penyaluran Kredit akan mempengaruhi besarnya Non Performing Loan.
Pengaruh Secara Parsial Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Terhadap Return On Asset Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficientsa : Lampiran 135) untuk analisis jalur diperoleh koefisien beta(β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X1 (Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah) terhadap Y (Return On Asset) sebesar 0,798 dan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,636 atau 63,6% yang berarti bahwa Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah berpengaruh terhadap Return On Asset sebesar 63,6% dan sisanya 0,364 atau 36,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, diantaranya Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Suku Bunga. Variabelitas dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel bebas X1 artinya berapapun jumlah Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah akan selalu berpengaruh pada peningkatan jumlah Return On Asset. Dari hasil perhitungan software SPSS dengan kriteria tolak Ho jika -t½ α> thitung atau thitung>t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = 0,798 diperoleh nilai thitung sebesar 2,773 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=10-2-1=7 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,365 (Lampiran 136) sehingga thitung (2,773) > ttabel (2,365) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,002 lebih kecil dari α = 5%. Karena thitung>ttabel dan nilai sig 0,002 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis
alternative diterima. Artinya bahwa secara parsial Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Hasil tersebut menunjukan bahwa apabila jumlah Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah mengalami perubahan maka akan berpengaruh terhadap jumlah Return On Asset yang didapat. Sesuai dengan pendapat Boy Leon dan Erricsson (2007: 95) yang menyatakan bahwa salah satu impikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah tersebut adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang disalurkan, sehingga mempengaruhi Return On Asset bank. Sesuai juga dengan Angga (2012) yang mengkaji pengaruh Kredit yang Diberikan terhadap Return On Asset menyatakan bahwa apabila jumlah kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap return on asset pada PT. BPR Sehat Santosa Ciawi Tasikmalaya.
Pengaruh Secara Parsial Non Performing Loan Terhadap Return On Asset pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficientsa : Lampiran 135) untuk analisis jalur diperoleh koefisien beta (β) atau koefisien standar (standardized coefficients) untuk variabel X2 (Non Performing Loan) terhadap Y (Return On Asset) sebesar -0,143 dan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,020 atau 2,0% yang berarti bahwa Non Performing Loan berpengaruh terhadap Return On Asset sebesar 2,0% dan sisanya 0,980 atau 98,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Variabelitas dari variabel Y dipengaruhi oleh variabel bebas X2 artinya berapapun jumlah non performing loan tidak akan selalu berpengaruh pada peningkatan jumlah Return On Asset. Dari hasil perhitungan software SPSS dengan kriteria tolak Ho jika -t½ α> thitung atau thitung>t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = -0,143 diperoleh nilai thitung sebesar -1,226 sedangkan
ttabeldimana α = 5% yaitu df=10-2-1=7 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,365
(Lampiran 136) sehingga thitung (-1,226)
melakukan analisis kerdit terhadap calon debitur dengan baik, maka kemungkinan semakin besar pula risiko yang dihadapi oleh bank. Secara konseptual tentunya non performing loan berpengaruh terhadap Return On Asset dengan arah positif, karena semakin besar non performing loan maka semakin kecil laba yang akan dihasilkan atas NPL tersebut dan akan menyebabkan menurunnya nilai return on asset. Namun hal tersebut juga tidak terlepas akan adanya suatu kondisi dana pihak ketiga yang akan mempengaruhi return on asset suatu bank. Hal tersebut sesuai dengan teori yang yang diungkapkan Kasmir (2004 : 71)
yang
menyatakan bahwa peranan perbankan sebagai lembaga keuangan tidak terlepas dari masalah kredit, bahkan kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukkan laba.
Pengaruh Secara Simultan Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dan Non Performing Loan Terhadap Return On Asset pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 17.0 (Tabel ANOVAa: Lampiran 135) diperoleh nilai Fhitung sebesar 44,684. Dimana kriteria penolakan Ho jika Fhitung> Ftabel dengan taraf signifikan α = 5% maka dari tabel distribusi F-Snedecor diperoleh F;k; (n-k-1) = 10-2-1 = 7 adalah sebesar 4,74 (Lampiran 137) sehingga Fhitung (44,684)> Ftabel (4,74) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 5%. Karena Fhitung>Ftabel dan nilai sig 0,000 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternative diterima artinya Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (X1) dan Non Performing Loan (X2) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (Y) sebesar koefisien determinasi 0,927 atau 92,7% yang berarti bahwa Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dan Non Performing Loan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset sebesar 92,7% dan sisanya 0,073 atau 7,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil tersebut maka hasil penelitian teruji bahwa Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dan Non Performing Loan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Hal ini sejalan dengan teori Lukman Dendawijaya (2005 : 49) menyatakan bahwa Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola bank dan dana tersebut digunakan untuk kegiatan perkreditan mencapai 70%-80% dari kegiatan usaha bank untuk mendapatkan laba yang maksimum.
Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut (Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dan Non Performing Loan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset. Semakin meningkat jumlah Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah maka akan semakin meningkat pula pada Return On Asset.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Besarnya Jumlah Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah, Non Performing Loan, dan Return On Asset selama sepuluh tahun pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. a. Jumlah Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah mengalami kenaikan disetiap tahunnya. Dimulai pada tahun 2006 sampai tahun 2015 penyaluran kreditnya terus mengalami kenaikan, ini disebabkan karena semakin banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah yang ditujukan untuk dipakai oleh sendiri atau juga sebagai investasi kedepannya. b. Jumlah Non Performing Loan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. dimulai pada tahun 2006 sampai 2015 cenderung mengalami fluktuasi pada setiap tahunnya, NPL tertinggi berada pada tahun 2012 sampai tahun 2014, faktor yang menyebabkan tingginya NPL pada tiga tahun tersebut adalah banyaknya asset perusahaan yang tidak kembali yang dilakukan oleh debitur sehingga laba yang didapat oleh perusahaan berkurang, analis kredit harus mampu menganalisa calon debiturnya lebih baik lagi, dan faktor yang terakhir adalah kondisi ekonomi pada tahun tersebut. c. Nilai Return On Asset cenderung mengalami fluktuasi pada setiap tahunnya, dimulai pada tahun 2006 sampai 2015. Nilai ROA terbesar berada di tahun 2010 sebesar 1,8% ini disebabkan banyakanya pengembalian kredit yang dilakukan oleh debitur serta dana pihak ketiga yang meningkat yang menyebabkan total aktiva pada tahun tersebut naik. Sementara nilai ROA terkecil berada di tahun 2014, ini disebabkan pengembalian kredit yang dilakukan debitur tidak sesuai dengan target perusahaan. Walaupun total aktiva pada tahun tersebut mengalami kenaikan ini bisa disebabkan dari sektor funding mengalami kenaikan yang menyebabkan total aktiva pada tahun tersebut tetap mengalami kenaikan. 2. Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Loan. Hal tersebut menunjukan dengan indikatornya bila calon debitur Kredit Pemilikan Rumah yang disalurkan tidak dianalisis terlebih dahulu sesuai dengan prosedur kebijakan
yang diterapkan oleh pihak bank, maka besar kemungkinan NPL yang ada pada bank tersebut akan besar. 3. Pengaruh secara parsial dan simultan Penyaluran Kredit Pemikan Rumah dan Non Performing Loan terhadap Return On Asset pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. a. Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. b. Non Performing Loan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. c. Penyaluran Kredit Pemikan Rumah dan Non Performing Loan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return On Asset. SARAN Dari hasil analisis pada kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dari hasil penelitian Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah yang di diberikan oleh PT. Bank Tabungan begara (Persero) Tbk. cukup baik, ini dapat dilihat dari kenaikan nilai rupiah pada setiap tahunnya, agar Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dapat terus mengalami peningkatan, pihak bank harus terus menjalin kerjasama dengan pihak pengembang properti maupun pemerintah agar semakin banyak perumahan yang bisa dibeli dengan cara KPR dan pemerintah dapat mensubsidi KPR yang disalurkan kepada masyarakat. Dalam penyaluran KPR juga harus teliti saat melakukan analisis kredit untuk menghindari terjadinya kredit macet supaya tidak mengurangi rentabilitas bank. Sedangkan untuk Non Performing Loan, bila melihat adanya fluaktuasi yang terjadi setiap tahunnya pihak bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis dengan baik terhadap kemampuan debitur untuk membayarkan kembali kewajibannya di masa yang akan datang, menganalisis kelayakan permohonan kredit, menilai kelayakan setiap permohonan kredit sesuai tata cara yang telah ditetapkan, keputusan persetujuan kredit dilakukan atas dasar analisis kelayakan usaha debitur, pemberian kredit tidak sematamata karena tersedianya agunan yang bernilai besar atau mencukupi. Semakin baik jumlah dana pihak ketiga yang di himpun oleh bank maka penyaluran kredit pun akan lebih besar sehingga laba yang diperoleh dari penyaluran kredit berupa bunga pinjaman
dapat meningkatkan Return On Asset bank dengan catatan pengembalian kredit pun lancar. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. ini menunjukan bahwa Penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dan Non Performing Loan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset. Untuk para peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama (Penyaluran Kredit Pemikan Rumah, Non Performing Loan, dan Return On Asset) disarankan agar menggunakan indikator yang berbeda dan menambah variable baru sehingga dapat dilihat apakah hasil yang didapat dapat sama atau berbeda, sehingga dapat menjadi perbandingan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Angga (2012).