PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)
Oleh: YAYU RAODATUL JANNAH 103403073
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat Non Performing Financing (NPF) terhadap tingkat Return On Asset (ROA). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat Non Performing Financing (X) debagai independen variabel, dan Return On Asset (Y) sebagai dependen variabel. Data yang diambil dari PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dari tahun 1999 sampai 2013. Metode penilitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari subjek penelitian yaitu diperoleh dari situs resmi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. berupa Non Performing Financing (NPF) dilihat dari catatan atas laporan keuangan dan Return On Asset (ROA) dilihat dari neraca dan laporan rugi laba. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana, koefisien korelasi dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Non Performing Financing ( X ) berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Asset ( Y ) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Kata kunci : Non Performing Financing (NPF), Return On Asset (ROA)
ABSTRACT
The purpose of this research is to identify effect Non Performing Financing ( NPF ) for Return On Assets ( ROA ) . The variables examined this is the Non Performing Financing ( X ) independent variables , and Return on Assets ( Y ) as dependent variable . The technique is from PT . Bank Muamalat Indonesia , Tbk from 1999 to 2013. The method used in this research is descriptive method using a case study approach . The technique of data collection was done througuht the secondary data is data that is not derived directly from researh subjects is obtained from the official website of PT Bank Muamalat Indonesia , Tbk form of Non Performing Financing ( NPF ) views of notes to financial statement and Return on Assets ( ROA ) visits of balance sheet and income statement . Analysis of the data that are used in method using simple linear regression analysis , the correlation coefficient with software SPSS 16.0 for Windows . The research results showed that : Non Performing Financing ( X ) no significant effect on Return On Asset ( Y ) at PT . Bank Muamalat Indonesia , Tbk .
Keywords : Non Performing Financing ( NPF ) and Return On Assets ( ROA )
PENDAHULUAN Satu hal yang menarik, yang membedakan antara manajemen Bank Syariah dengan Bank umum (konvensional) adalah terletak pada pembiayaan dan pemberian balas jasa, baik yang diterima oleh bank maupun investor. Jika dilihat pada bank umum, kegiatan penyaluran dana disebut kredit, sementara di Bank Syariah disebut pembiayaan. Bank Syariah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank Syariah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank Muamalat Indonesia, masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1997 dan 1998, sektor perbankan nasional terjadi kredit macet di segmen korporasi Bank Muamalat Indonesia pun mengalami Non Performing Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah yang mencapai lebih 60%. Penyaluran pembiayaan tidaklah mudah karena terkait dengan adanya risiko, salah satunya adalah pembiayaan bermasalah. Suatu pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank syariah kepada masyarakat akan berpotensi timbulnya pembiayaan bermasalah. Besarnya pembiayaan bermasalah telah dijadikan penilaian
terhadap kehidupan perbankan, sehingga nilainya tersebut dapat menunjukkan posisi aktivitas perbankan syariah dalam menjaga kesehatan operasinya. Dalam perkembangan selanjutnya, untuk mempertahankan peran perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi dan untuk menjaga kesejahteraan pemegang saham yang tercapai melalui profitabilitas, dilakukan upaya-upaya untuk menjaga kestabilan dengan melakukan cara untuk mengurangi Risiko Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing). Secara umum pembiayaan bermasalah dengan jumlah besar akan menurunkan tingkat operasi suatu bank. Dimana pemberian dana pembiyaan oleh bank syariah dimaksudkan sebagai salah satu usaha bank untuk memperoleh laba. Semakin tingginya tingkat kemungkinan kegagalan dalam pembiayaan bermasalah akan berdampak negatif bagi pihak bank. Implikasi bagi pihak bank sebagian akibat dari timbulnya
pembiayaan
bermasalah
diantaranya
akan
mengakibatkan
hilangnya
kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. Agar masalah yang akan dibahas memperoleh kejelasan dan pembahasannya lebih terarah, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana tingkat Non Performing Financing (NPF) yang terdapat pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
2.
Bagaimana tingkat Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
3.
Bagaimana pengaruh tingkat Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk METODE PENELITIAN
Metode Yang digunakan Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan pendekatan studi kasus.
Operasionalisasi Variabel Penelitian ini memiliki 2 variabel yang akan diteliti, yaitu
Non Performing
Financing sebagai variabel independen (X) dan Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen (Y). untuk lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel operasionalisasi variabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Konsep Variabel
Variabel Independen Non Performing Financing (X)
Non Performing Financing merupakan pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur (mudharib) karena berbagai sebab tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pembiayaan (pinjaman) Sumber: SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007
Indikator
Skala Rasio
NPF = pembiayaan (KL, D, M) x 100% Total Pembiayaan Keterangan : NPF : Non Perporming Financing KL : Kurang Lancar D
: Diragukan
M
: Macet
Sumber (SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007) Variabel Dependen Return On Asset (Y)
Return On Asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset, penggunaan ROA kerena dapat dilihat dari bagaimana kemampuan bank dalam memperoleh laba dengan asset yang dimilikinya.
Rasio ROA = Laba Sebelum Pajak x 100% Total Asset Keterangan : ROA : Return On Asset
Susan Irawati (2006:58) Sumber: Susan Irawati (2006:58)
Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya. Data tersebut diperoleh dari annual report tahunan Laporan Keuangan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk periode 1999 sampai dengan 2013 yang berupa: 1. Non Performing Financing (NPF) 2. Return On Asset (ROA)
Model Penelitian
ROA (Return On Asset)
NPF (Non Performing Financing)
Gambar 3.2 Keterkaitan antara Variabel Penelitian ini menggunakan analisis data: 1. Analisis Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk variabel yang terlibat di dalamnya hanya dua, yaitu variabel terikat (Y), dan satu variabel bebas (X). Bentuk persamaan regresi linier sederhana: Y = a x b.X Syofian Siregar (2013:284) 2. Analisis Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah suatu koefisien yang merupakan kuat tidaknya hubungan antara X dan Y yang dinotasikan dengan r. adapun rumus menggunakan koefisien korelasi pearson’s (pearson’s product moment) sebagai berikut:
r=
n ( ∑ XY ) – (∑X . ∑ Y ) √ ( n ∑ X2 ) – ( ∑ X )2 . ( n ∑ Y2 ) – ( ∑Y )2
Syopian Siregar (2013:252) Menurut Syopian Siregar (2013:251) untuk memberikan interpensi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien korelasi No
Nilai Korelasi (r)
Tingkat Hubungan
1 2 3 4 5
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,50 – 0,799 0,80 – 0,100
Sangat lemah Lemah Cukup Kuat Sangat kuat
3. Koefisien Determinasi Koefisien determinasai (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat). Adapun rumus KD yaitu sebagai berikut: KD = ( r )2 x 100% 4. Signifikansi Parameter individual ( uji-t ) a. Hipotesis Ho: ρ = 0 Non Performing Financing ( X ) berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Asset ( Y ) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Ha: ρ ≠ 0 Non Performing Financing ( X ) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset ( Y ) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. b. Statistik uji Statistik uji menggunakan thitung dengan rumus sebagai berikut :
thitung=
r √n – 2 √ 1 – (r)2 Syopian Siregar (2013:252)
Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel atau dengan membandingkan antara statistik dengan tarap signifikan (ɑ = 0,05), kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Apabila t hitung > t tabel atau t stat < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti berpengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. b) Apabila t hitung < t tabel atau t stat > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti berpengaruh tidak signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. c) Daerah kritis dicari dengan melihat ttabel Nilai ttabel dapat dicari pada tabel t yaitu nilai t dari ɑ = 0,05 atau 5 % dan derajat kebebasan DK = n – 2 d) Kriteria uji Kriteria uji yang digunakan adalah sebagai berikut: ditolak Ho diterima Ha, jika t hitung > t tabel Diterima Ho ditolak Ha, jika t hitung < t tabel e) Penarikan kesimpulan Bagian akhir dari proses analisis data yaitu pengambilan kesimpulan, dimana akan diketahui bagaimana pengaruh yang terjadi anatar kedua variabel. Dimana pada tahap ini diperoleh hasil keseluruhan dari penelitian yang dilakukan.
PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Perubahan Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Periode
Non Performing Financing (NPF)
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
53,33% 12,84% 4,32 % 3,43 % 2,12 % 2,19 % 2,00 % 4,84 % 1,33 % 3,85 % 4,10 % 3,51 % 1,78 % 1,81 % 0,78 %
Perubahan Non Performing Financing (NPF) -40,49% -8,52% -0,89 % -1,31 % 0,07 % -0,19 % 2,84 % -3,51 % 2,52 % 0,25 % -0,59 % -1,73 % 0,03 % -1,03 %
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Non Performing Financing (NPF) tertinggi yang diperoleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2013 yaitu terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 53,33%. Hal ini dikarenakan pada tahun 1999 terjadi krisis ekonomi global sehingga menyebabkan kemunduran usaha nasabah yang dibiayai dan mengakibatkan banyaknya nasabah yang tidak mampu mengembalikan pokok dan bagi hasilnya sesuai dengan akad perjanjian. Sedangkan Non Performing Financing (NPF) terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,78%, Hal ini terjadi karena pihak bank memberikan pembiayaan pada sektor usaha yang telah dianggap lebih memiliki prosfek baik. Selain itu dari tabel 4.1 dapat dilihat juga bahwa Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk selama periode tahun 1999 sampai dengan 2013 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu terjadinya krisis ekonomi global di Indonesia.
Non Performing Financing (NPF) dari tahun 1999 sampai tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 52,55%, hal ini dikarenakan adanya peningkatan kinerja manajemen bank untuk menekan angka Non Performing Financing (NPF). Dimana pihak manajemen bank lebih selektif dalam memberikan pembiayaan, lebih selektif memilih calon nasabah serta mengoptimalkan pengawasan dan pembinaan terhadap nasabah dengan cara memantau langsung kegiatan usaha para nasabahnya. Sehingga tingkat Non Performing Financing (NPF) sampai tahun 2013 sebesar 0,78%, jauh dibawah angka 5% ( Kriteria normal kesehatan NPF).
Tabel 4.2 Perubahan Return On Asset (ROA) PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Return On Asset Perubahan Return On Periode (ROA) Asset (ROA) 1999 0,58% 2000 0,96% 0,38% 2001 4,01 % 3,05% 2002 2,00 % -2,01 % 2003 1,33 % -0,67 % 2004 1,80 % 0,47 % 2005 2,53 % 0,73 % 2006 2,10 % -0,43 % 2007 2,27 % 0,17 % 2008 2,60 % 0,33 % 2009 0,45 % -2,15 % 2010 1,36 % 0,91 % 2011 1,52 % 0,16 % 2012 1,54 % 0,02 % 2013 1,37 % -0,17 % Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Yang di olah Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Return On Asset (ROA)
tertinggi yang
diperoleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2013 yaitu terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 4,01%. Hal ini dikarenakan total asset yang dimiliki PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk kecil, namun laba yang diperoleh besar. Sedangkan untuk perkembangan Return On Asset (ROA) terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,45%. Hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan total asset tetapi laba mengalami penurunan yang signifikan. Dalam gambaran umum kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan mengandalkan aktivanya masih kecil, akan tetapi ada kenaikan pada beberapa periode terakhir yang menandakan bahwa bank terus berusaha untuk memperbaiki kinerjanya, terutama dalam menghasilkan perolehan laba.
Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk salahsatu diantaranya adalah Non Performing Financing (NPF). Namun disamping sebagai salah satu sumber pendapatan bagi bank, Non Performing Financing (NPF) merupakan jenis pembiayaan dengan tingkat risiko yang cukup besar, karena karakternya yang secara penuh (100%) dibiayai oleh bank terhadap nasabahnya, sehingga timbul kemungkinan adanya pembiayaan bermasalah berupa tidak tertagihnya kembali pembiayaan yang disalurkan pun cukup besar. Berdasarkan hasil analisis dari regresi sederhana diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 1,941 - 0,027 (X) Dari persamaan regresi diatas diketahui bahwa nilai konstanta (a) sebesar 1,941. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat perolehan Return On Asset (ROA) yang dicapai yaitu sebesar 1,941 pada saat Non Performing Financing (NPF) bernilai nol (0). Adapun nilai b sebesar -0,027 nilai tersebut menunjukkan setiap peningkatan Non Performing Financing (NPF) akan berakibat penurunan sebesar -0,027 pada tingkat Return On Asset (ROA) yang dicapai, dengan asumsi variabel lain diabaikan. Artinya bahwa persamaan regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana tingkat Return On Asset (ROA) akan terjadi apabila Non Performing Financing (NPF) telah ditentukan. Jika dilihat dari koefisien korelasinya diperoleh nilai r sebesar -0,391. Artinya hubungan antara Non Performing Financing (NPF) dengan Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dapat dikatakan atau masuk kategori hubungan lemah. Angka koefisien korelasi bertanda negative (-) artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh penurunan variabel lain, maka semakin tinggi angka NPF maka membuat ROA yang diperoleh semakin rendah. Sedangkan jika dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,153 atau 15,3 %, nilai tersebut menunjukkan bahwa Non Performing Financing
(NPF)
mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset (ROA), sebesar 15,3 %. Sedangkan sisanya sebesar 84,7 % merupakan pengaruh faktor lain, diantaranya CAR, BOPO, FDR, ataupun kebijakan manajemen internal dalam pemberian pembiayaan, berupa transparasi dalam melakukan administrasi pembiayaan dan kelonggaran dalam akad pembagian bagi
hasil nasabah peminjam serta kebijakan manajemen bank yang lebih selektif dalam memberikan pembiayaan, yaitu dengan cara memberikan pembiayaan pada berbagai sektor usaha yang dianggap memiliki prospek baik serta mengoptimalkan pengawasan dan pembinaan terhadap nasabah dengan cara memantau langsung kegiatan usaha dari para nasabah. Selain itu besarnya beban operasional juga dapat mempengaruhi besarnya margin yang dihasilkan, karena beban operasional yang besar dapat mempengaruhi besarnya pendapatan operasional. Selain itu berdasarkan perhitungan Signifikasi Parameter Individual (uji-t) diperoleh t hitung sebesar -1,533 , dimana tingkat keyakinannya 95% (α = 5%). Maka untuk menghitung nilai t
tabel
dapat dihitung nilai df = n-2 = 15-2 = 13 dan diperoleh t
sebesar 2,160. Sehingga t
hitung
< t
tabel
tabel
(-1,533 < 2,160). Selain itu jika dilihat dari nilai
signifikasi yang diperoleh dari perhitungan SPSS menunjukan angka 0,402 dimana 0,149 > 0,05 (5%). Maka kaidah keputusan yang dapat diambil adalah Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Non Performing Financing berpengaruh
tidak signifikan terhadap Return On Asset
pada PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mahmoedin (2004:111) bahwa pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar akan mengakibatkan kerugian yang semakin besar atau laba yang diperoleh menjadi menurun. Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa NPF memiliki pengaruh terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia. Yang ditunjukkan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian bahwa setiap peningkatan NPF akan diikuti oleh penurunan ROA dan sebaliknya penurunan NPF akan diikuti pula oleh peningkatan ROA. Hal ini dikarenakan setiap terjadinya peningkatan NPF disebabkan oleh ketidakmampuan nasabah untuk mengemballikan pokok dan nisbah (bagi hasil) yang telah disepakati sebelumnya dalam akad perjanjian. Dengan demikian beban yang harus ditanggung oleh bank bertambah karena bank harus menambah cadangan penghapusan yang lebih besar, dengan besarnya cadangan penghapusan tersebut dapat mengurangi laba yang diperoleh, sehingga ROA pun akan mengalami penurunan.
PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1) Non Performing Financing yang terjadi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sejak periode tahun 1999 sampai dengan 2013 mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan kondisi perekonomian nasabah yang tidak menentu. Namun apabila dilihat dari angka penurunan pertahunnya pembiayaan bermasalah masih di bawah standar angka maksimal toleransi yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, sehingga dalam gambaran umum dapat dikatakan kondisi NPF tersebut masih baik. 2) Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk cenderung naik. Namun meski angka Return On Asset masih dibawah standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan dalam gambaran umum kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan mengandalkan aktivanya masih kecil, akan tetapi ada kenaikan pada beberapa periode terakhir yang menandakan bahwa bank terus berusaha untuk memperbaiki kinerjanya, terutama dalam hal meningkatkan perolehan laba, dimana mengurangi terjadinya dana-dana menganggur dari total aktiva yang dimiliki bank. 3) Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Non Performing Financing
(NPF)
berpengaruh tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna baik bagi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk maupun kepada peneliti selanjutnya. Dimana saran tersebut adalah sebagai berikut: 1) Bagi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk untuk menekan angka NPF disarankan untuk lebih melakukan pengawasan serta pembinaan kepada nasabah, baik pada saat dana telah dicairkan maupun dana sedang dikelola oleh nasabah. Adapun untuk meningkatkan ROA, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk disarankan lebih
mengoptimalkan kinerja manajemennya, dalam menggunakan aktivanya sehingga laba yang dihasilkan pun maksimal. 2) Untuk penelitian selanjutnya, peneliti disarankan untuk menambah variabel yang mempengaruhi ROA seperti BOPO, CAR, FDR dan sebagainya, menambah jumlah sampel sehingga hasil penelitian lebih akurat dan melakukan penelitian ditempat yang berbeda.