PENGARUH NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA DAN MALAYSIA Datien Eriska Utami, Fitriyana Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Penelitian ini menguji pengaruh Non Performing Financing (NPF) pada pengembangan Bank Islam. Studi dilakukan pada pengembangan Bank Islam di Indonesia dan Malaysia. Indikator pendek dan panjang pertumbuhan Islamic Bank Umum yaitu ASSET, Pembiayaan, dan pengembangan Deposan Dana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, Non Performing Financing (NPF) pada pengembangan Bank Islam di Indonesia berpengaruh. Non Performing Financing (NPF) pada pengembangan Bank Islam di Malaysia hanya berpengaruh pada Pembiayaan. Non Performing Financing (NPF) tidak memiliki efek pada ASET dan Deposan Dana. Sementara di jangka panjang, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap pengembangan Bank Islam di Indonesia dan Malaysia. Kata kunci: Performing Financing Non (NPF), ASSET, Pembiayaan, Dana Deposan
Abstract This paper examine the effect of Non Performing Financing (NPF) on the development of Islamic Bank. The case of study conducted on the development of Islamic Bank in Indonesia and Malaysia. Furthermore, it was compared to the short and long-term. Indicators of the growth of Islamic Commercial Bank those are ASSET, Financing, and Depositor Funds development. The results of the research showed that in short-term, Non Performing Financing (NPF) on the development of Islamic Bank in Indonesia has effect. Non Performing Financing (NPF) on the development of Islamic Bank in Malaysia only effect on Financing. Non Performing Financing (NPF) did not have effect on ASSET and Depositor Funds. While in long-term, Non Performing Financing (NPF) has effect on the development of Islamic Bank in Indonesia and Malaysia. Keywords: Non Performing Financing (NPF), ASSET, Financing, Depositor Funds
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
A. PENDAHULUAN Indonesia dan Malaysia adalah Negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki potensi besar dan kondusif dalam pengembangan industri keuangan syari’ah di dunia. Berdasarkan laporan penilaian dari Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011 tentang perkembangan industri keuangan syariah di suatunegara, Indonesia berada pada posisi keempat, sedangkan Malaysia berada pada posisi kedua. Sementara posisi puncak diraih oleh Iran sebagai Negara dengan perkembangan industri keuangan syariah terdepan di dunia.1 Namun jika dilihat dari perkembangan perbankan syariah beberapa periode terakhir Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat pertama dalam beberapa tahun ke depan. Optimisme ini sejalan dengan laju ekspansi kelembagaan dan akselerasi pertumbuhan perbankan syari’ah yang sangat tinggi, ditambah dengan volume penerbitan sukuk yang terus meningkat.2 Beberapa hal yang dapat menyebabkan tingginya potensi tersebut adalah, Indonesia memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan Negara lainnya, yaitu bertumpu pada instrumen riil. Berbeda dengan Iran, Malaysia dan Arab Saudi yang bertumpu pada instrumen keuangan. Sehingga Perbankan Syari’ah Indonesia lebih tangguh. Bank Syari’ah di Indonesia lebih dekat dengan instrumen riil karena produk yang ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying (ASSET yang membackup) transaksi di 1
Islamic Finance Country Index (IFCI, 2011),dengan aspek penilaian indeks meliputi jumlah bank syari’ah, jumlah lembaga keuangan non-bank syari’ah, maupun ukuran asset keuangan syari’ah. 2 Halim Alamsyah, Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia (Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015), Milad ke-8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), 2012, hlm.1.
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
88
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
instrumen riil sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu jika dilihat dari sisi kebijakan yang diambil, Indonesia jugalebih independen dibandingkan Negara lain. Kewenangan mengeluarkan fatwa keuangan syari’ah bersifat terpusat, yaitu oleh Dewan Syari’ah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang independen. Sedangkan di Malaysia, struktur organisasi lembaga fatwa di bawah Bank Negara Malaysia (BNM) tidak Independen.3 Indikator perkembangan perbankan syari’ah dapat dilihat melalui, pertumbuhan jumah kantor bank syariah, pertumbuhan ASSET, pertumbuhan Pembiayaan Yang diberikan (PYD) dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari perbankan syariah. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia meliputi pertumbuhan asset pertumbuhan biaya dan pertumbuhan dana pihak ketiga dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1. Pertumbuhan nominal jumlah Aset, Pembiayaan dan DPK Nominal Aset*
Nominal*Pembiayaan
Tahun
Indonesia
Malaysia
Indonesia
2007
36.53
156,810.8
2008
49.55 8 66.09 5 97.51 0 145.46 9
2009 2010 2011
Nominal*DPK
Malaysia
Indonesia
Malaysia
27.944
85388.599
28011670
122027.616
192,682.3
38.195
104630.082
36852148
154701.89
233,656.3
46.886
133486.913
52271000
188839.435
267,602.9
68.181
159210.989
76036000
216952.533
334,982.6
102.65
196995.126
115415000
266387.077
Sumber: Buletin7 Perangkaan Bulanan (Monthly Statistical Bulletin) Malaysia, Statistik 5 Perbankan Syari’ah BI Indonesia yang diolah *) dalam miliar rupiah dan dalam RM juta
Walaupun secara nominal untuk keseluruhan baikjumlah asset.DPK dan pembiayaanperbankan syariah di Indonesia masih di bawah asset perbankan 3
Ibid.
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
89
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Malaysia, namun untuk pertumbuhannya perbankan syariah Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia. Tabel 2. Pertumbuhan jumlah Aset, Pembiayaan dan DPK Pertumbuhan Aset
Pertumbuhan Pembiayaan
Pertumbuhan DPK
Tahun
Indonesia
Malaysia
Indonesia
Malaysia
Indonesia
Malaysia
2007
36.73%
18.8783%
36,68%
16.3837%
35.50425%
23.031%
2008
35.63%
22.8756%
36,69%
22.5340%
31.56%
26.776%
2009
33,37%
21.2650%
22,75%
27.5798%
41.8398%
22.066%
2010
47,55%
14.5284%
45,41%
19.2708%
45.465%
14.887%
2011
49,17%
25.1789%
50,56%
23.7321%
51.7899%
22.785%
Rata-
36,18%
20.55%
33,89%
21.90%
21.91%
Sumber: rata Buletin Perangkaan Bulanan (Monthly Statistical Bulletin) Malaysia dan laporan BI, 2012 yang diolah
Jumlah asset dan pembiayaan Bank Syari’ah di Indonesia mengalami pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun denganpertumbuhan asset per tahun rata-rata 36.18% (diolah) dan pertumbuhan pembiayaan per-tahun rata-rata 33.89% (diolah).Adapun Dana Pihak Ketiga mengalami pertumbuhan dengan rata-rata 39.8% per tahun. Sedangkan pertumbuhan Asset perbankan Islam Malaysia rata-rata 20.5% (data diolah). Rata-rata pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga sebesar 21.9% (data diolah) dan 21.9% (data diolah).Jika pertumbuhan ini dapat stabil dapat dimungkinkan perbankan syari’ah Indonesia menjadi kiblat perbankan syari’ah dunia. Dalam dunia perbankan kredit atau pembiayaan merupakan pos harta (asset) terbesar sekaligus sumber penghasilan terbesar bagi perbankan. Sementara itu, rapuhnya dunia perbankan diakibatkan antara lain oleh proporsi kredit ataupembiayaan bermasalah (non performing loan/non performing financing) yang besar.Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah juga berpotensi _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
90
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
menimbulkan pembiayaan bermasalah.Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanyafactor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan atau kendali nasabah peminjam (Siamat, 2005). Pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari tingkat non-performing financing (NPF). Non performing financing adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang ada dan dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank (Teguh Pudjo Mulyono, 1995).Jadi besar kecilnya NPF ini menunjukkan kinerja suatu bank dalam pengelolaan dana yang disalurkan. Apabila porsi pembiayaan bermasalah besar, maka hal tersebut dapat menurunkan tingkat profitabilitas bank syariah. Tahun 2006 NPF Perbankan Islam Malaysia mencapai 6%.Angka ini merupakan angka yang cukup besar dalam toleransi NPF. Akan tetapi, tahun berikutnya mengalami kenaikan dan penurunan yang baik hingga tahun 2011 NPF Malaysia sudah dibawah 5%.4 Sementara itu tingginya pertumbuhan asset perbankan syariah di Indonesia ternyata tidak diikuti dengan menurunnya tingkat kredit bermasalah, sehingga rasio NPF perbankan syariah Indonesia relative masih tinggi. Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat NPF maksimal adalah 5% sebagai angka toleransi bagi kesehatan suatu bank. Pada periode tahun 2009 bahkan nilai NPF bank syariah Indonesia menembus 6,8% melebihi ketentuan BI. Meskipun periode selanjutnya perbankan syariah di Indonesia sudah berhasil menurunkan nilai NPF dibawah 4
Buletin Perangkaan Bulanan (Monthly Statistical Bulletin), 2011
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
91
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
5%, namun terdapat kecenderungan semakin meningkat dengan tingkat pertumbuhan NPF dari tahun 2007-2011 sebesar 1,18%. 5 Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai bagaimana pengaruh non performing financing perbankan syariah terhadap perkembangan perbankan syariah di Indonesia dan perbankan syariah di Malaysia, yaitu pada asset, dana pihak ketiga dan pembiayaan yang diberikan perbankan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
B. LANDASAN TEORITIK 1. Bank Syariah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Fungsi dari bank syariah sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2008 adalah fungsi bank syariah dalam bentuk lembaga baitul mal, fungsi jasa keuangan perbankan dengan menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, fungsi sebagai manajer investasi atas dana yang dihimpun dari pemiliki dana, serta fungsi sebagai investor dalam penyaluran dana baik dalam prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, maupun prinsip jual beli.
5
Statistik Perbankan Syariah BI, diolah
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
92
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari masyarakat melalui dua prinsip yaitu prinsip wadiah yad dhamanah dan prinsip mudharabah mutlaqah. Kemudian dana bank syariah yang dihimpun disalurkan dengan pola-pola penyaluran dana yang dibenarkan syariah. Secara garis besar, penyaluran dana bank syariah dalam bentuk pembiayaan dilakukan dengan tiga pola yaitu prinsip jual beli, prinsip bagi hasil dan prinsip ujroh. Atas penyaluran dana dalam bentuk pembiyaaan, bank syariah akan memperoleh pendapatan yaitu dalam prinsip jual beli lazim disebut dengan margin atau keuntungan, dan prinsip bagi hasil akan menghasilkan bagi hasil usaha, serta dalam prinsip ujroh akan memperoleh upah (sewa). Pendapatan dari penyaluran dana ini disebut dengan pendapatan operasi utama yang merupakan pendapatan yang akan dibagi hasilkan, pendapatan yang merupakan unsur perhitungan distribusi bagi hasil. Bank syariah memperoleh pendapatan operasi lainnya yang berasal dari pendapatan jasa perbankan yang merupakan pendapatan sepenuhnya miliki bank syariah.
2. Pembiayan bank syariah dan Non Performing Financing Salah satu fungsi dan kegiatan bank syariah adalah menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan secara luas menurut Muhammad (2002) berarti financing atau pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Alokasi dana dalam bentuk pembiayaan menurut Muhammad (2002) mempunyai beberapa tujuan yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
93
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
tingkat resiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Siamat (2005) menyatakan bahwa penyaluran pembiayaan merupakan kegiatan yang mendominasi pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran pembiayaan ini mencapai 70% sampai 80% dai volume usaha bank. Oleh karena itu, sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran pembiayaan baik dalam bentuk bagi hasil, mark up, maupun pendapatan sewa. Menurut Firdaus (2009), dengan diperolehnya pendapatan dari pembiayaan, maka diharapkan profitabilitas bank akan membaik yang tercermin dari perolehan laba yang meningkat. Menurut Karim (2008), jenis-jenis pembiayaan syariah menurut tujuannya dibedakan menjadi pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah, dan pembiayaan konsumtif syariah. Akad atau prinsip yang menjadi dasar operasional bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan menurut Karim (2008) dibedakan menjadi 4 macam yaitu prinsip jual beli (murabahah, salam dan istishna’’), prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah), prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahhiyah bittamlik), serta akad pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah, dan kafalah). Berdasarkan instrumen Bank Indonesia, pola utama pembiyaan yang mendominasi pada bank syariah adalah prinsip jual beli dan prinsip bagi hasil. Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas resiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Sehingga dapat menimbulkan pembiayaan bermasalah. Menurut _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
94
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Siamat (2005), pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya instrumen kesengajaan dan atau karena instrumen eksternal diluar kemampuan kendali nasabah peminjam. Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. (Teguh Pudjo Mulyono, 1995). Ali (2004) menyatakan bahwa apabila porsi pembiayaan bermasalah membesar maka hal tersebut pada akhirnya berpengaruh pula pada kemungkinan terjadinya penurunan besarnya keuntungan/pendapatan yang diperoleh bank. Rasio Non Performing Financing (NPF) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3. Gambaran Perbankan Syari’ah Indonesia Volume usaha perbankan syariah dalam kurunwaktu satu tahun terakhir, khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah(UUS), mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Total pertumbuhan per Oktober 2011 (yoy) telah mencapai Rp127,19 triliun atau meningkat tajam sebesar 48,10% yang merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Ditambah dengan BPRS sebesar Rp3,35 triliun, total kantor perbankan syariah per Oktober 2011 telah mencapai Rp 130,5 triliun. Market share perbankan syariah terhadap perbankan nasional telah mencapai sekitar 3,8%. Tingginya pertumbuhan tersebut _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
95
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
tidak terlepas dari tingginya pertumbuhan dana pihak ketiga pada sisi pasiva dan pertumbuhan penyaluran dana pada sisi aktiva. Penghimpunan dana pihak ketiga meningkat 52,79% dan penyaluran dana masyarakat meningkat sebesar 46,43%.6Secara kelembagaan, Perbankan Syari’ah Indonesia saat ini terdiri dari 11 Bank Umum Syari’ah, 23Unit Usaha Syari’ahdan 154 BPRS dengan total jaringan kantor sebanyak 2017. Sedangkan secara geografis sebaran jaringan kantorPerbankan Syari’ah saat ini telah dapat menjangkau masyarakat di lebih dari 120 kabupaten/kota di 33 propinsi di Indonesia (Siregar, 2011:4). Tabel 3.JaringanKantorIndividualPerbankanSyariah (IndividualIslamicBankingNetwork)BUS dan UUS KelompokBank BankUmumSyar iah 1PTBankSyariahMuamalatIndonesia 2PTBankSyariahMandiri 3PTBankSyariahMegaIndonesia 4PTBankSyariahBRI 5PTBankSyariahBukopin 6PTBankPaninSyariah 7PTBankVictoriaSyariah 8PTBCASyariah 9PTBankJabardanBanten 10PTBankSyariahBNI 11PTMaybankIndonesiaSyariah
UnitUsahaSyariah 1PTBankDanamon 2PTBankPermata 3PTBankInternasionalIndonesia(BII) 4PTCIMBNiaga 5HSBC,Ltd. 6PTBankDKI 7BPDDIY 8BPDJawaTengah(Jateng) 9BPDJawaTimur(Jatim) 10BPDBandaAceh 11BPDSumateraUtara(Sumut) 12BPDSumateraBarat(Sumbar) 13BPDRiau 14BPDSumateraSelatan(Sumsel) 15BPDKalimantanSelatan(Kalsel) 16BPDKalimantanBarat(Kalbar) 17BPDKalimantanTimur(Kaltim) 18BPDSulawesiSelatan(Sulsel) 19BPDNusaTenggaraBarat(NTB) 20PTBTN 21PTBankTabunganPensiunanNasional(BTPN )22PTOCBCNISP 23PTBankSinarmas
Sumber: Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah, posisi Mei 2012
6
Outlook Perbankan Syariah, 2012, hlm. 1.
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
96
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Industri perbankan syariah di Indonesia secara umum terus berkembang. Perkembangan ini tentu memberikan harapan positif bagi perkembangannya pada tahun 2012. Meskipun tahun depan secara global, ekonomi nasional diperkirakan akan menghadapi tantangan perlambatan pertumbuhan akibat krisis utang yang dihadapi oleh negara maju khususnya negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (Outlook Perbankan Syariah, 2012:11). Gambar 1:Grafik PerkembanganIndustriPerbankanSyariah(BUS+UUS)
Sumber: Outlook Perbankan Syariah 2012
4. Gambaran Perbankan Islam Malaysia Bank pertama Malaysia yang berdiri pada tahun 1983 yaitu Bank Islam Malaysia Berhad. Bank Islam Malaysia Berhad mulai beroperasi sebagai bank Islam pertama Malaysia pada 1 Juli 1983, dibentuk dengan modal dasar awal dari RM600 juta disetor dari 79,9 juta RM.Setelah 10 tahun, pada tanggal 4 Maret 1993, BNM memperkenalkan skema yang dikenal sebagai “Skim Perbankan Tanpa Faedah” (Skema Bank bebas bunga) di mana bank-bank konvensional dapat menawarkan produk-produk perbankan syariah melalui jendelanya. Dengan kebijakan itu, bank konvensional banyak mengatur jendela Islam mereka.Pada tanggal 1 Oktober 1999, sebuah bank Islam kedua, yaitu Bank Muamalat Malaysia Berhad (BMMB) mulai beroperasi.Pembentukan BMMB adalah efek spin-off setelah merger antara Bank Bumiputra Malaysia Berhad (BBMB) dan Bank of Commerce (Malaysia) Berhad (Hasan). _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
97
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Tabel 4.List of Islamic Banks in Malaysia No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Name AffinIslamicBankBerhad AlRajhiBanking&InvestmentCorporation(Malaysia)Berhad AllianceIslamicBankBerhad AmIslamicBankBerhad AsianFinanceBankBerhad BankIslamMalaysiaBerhad BankMuamalatMalaysiaBerhad CIMBIslamicBankBerhad EONCAPIslamicBankBerhad HongLeongIslamicBankBerhad HSBCAmanahMalaysiaBerhad KuwaitFinanceHouse(Malaysia)Berhad MaybankIslamicBerhad OCBCAl-AminBankBerhad PublicIslamicBankBerhad RHBIslamicBankBerhad StandardCharteredSaadiqBerhad
Ownership Local Foreigner Local Local Foreigner Local Local Local Local Local Foreigner Foreigner Local Foreigner Local Local Foreigner
Source:Marimuthu, 2010 dari BankNegaraMalaysia,2008
Rincian penerapan prinsip-prinsip muamalat di Bank Islam di Malaysia seperti yang disebutkan oleh Zakaria dari Saiful Azhar (2005) dan Mohd. Bakir (2008) adalah sebagai berikut: Saving account applied wadiah yad dhamamah (WYD) and mudharabah;Current account applied WYD; Investment account applied mudharabah and wakalah; Asset andvehicle financing applied Bai Bithamin Ajil (BBA) and al-Ijarah Thumma al-Bai (AITAB); Islamic Credit Cards, Personal and education financing applied bai al-innah and tawaruq; Pawn Broking applied rahnu.7 Di Malaysia perbankan Islam telah membuat kemajuan yang mantap sejak berdirinya bank Islam pertama. Dalam hal kinerja terhadap perbankan, perbankan Islam pada tren progresif, mencatat pertumbuhan tahunan rata-rata 48,5% dari sisi selama periode 2006-2009. Selama tahun ini, perbankan syariah terus mencatat pertumbuhan yang kuat dari 12,8% seperti pada bulan November 2010 untuk deposito sementara RM256.6 miliar dan pembiayaan meningkat menjadi RM211.4 miliar dan RM160.1 miliar. Pengiriman channels juga telah meningkat secara signifikan karena ada lebih dari 2.200 cabang bank Islam dan Islamic 7
Zakaria, 2009, The Changes of Product Structure in Islamic Banking: case study of Malaysia, (Paper presented at Two-Day Conference on Islamic Perspectives on Management and Finance, United Kingdom organized by school of Management, Leicester University, 2-3 Juli 2009).
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
98
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Banking Subsidiaries(IBS) bank yang menawarkan produk perbankan syariah dan jasa. Perbankan Islam juga didorong oleh upaya non-bank perantara keuangan seperti lembaga pengembangan keuangan, lembaga tabungan dan lembaga perumahan kredit untuk memperkenalkan skema Islam untuk memenuhi tuntutan pelanggan.8
C. Kerangka Pemikiran Pada peneltian ini akan diuji pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap terhadap perkembangan Perbankan Syariahdari ASSET, Pembiayaan Yang Diberikan (PYD), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Selanjutnya secara deskriptif kualitatif hasilnya dibandingkan antara perbankan syariah Indonesia dan perbankan syariah Malaysia.
8
Hamid, M, A dan Azmi, 2009, The Performance of Banking during 2000-2009, Bank Islam Malaysia Berhad and Conventional Banking in Malaysia, (Malaysia: School of Management and West Asian Research Institute (IKRAB) UKM.)
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
99
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Gambar 2.Model penelitian PERBANKANSYARI’AH INDONESIA
PERBANKAN ISLAM MALAYSIA ASSET
Non Performing Financing (NPF)
ASSET Non Performing Financing (NPF)
PYD
PYD DPK
DPK
D. Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Asset Perbankan Syari’ah. Apabila Pembiayaan yang diberikan oleh Perbankan Syari’ah dalam jumlah besar tentunya akan memperbesar juga ASSET Perbankan Syari’ah karena pembiayaan merupakan piutang. Terkait dengan Pembiayaan bermasalah akan memberikan dampak kepada asset itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa NPF tinggi ASSET rendah, NPF rendah ASSET tinggi. H1: Diduga ada pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Asset Perbankan Syari’ah 2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF)terhadap Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) Perbankan Syari’ah Pembiayaan yang diberikan merupakan kegiatan penyaluran dana, yang menjadi
esensi
guna
memperoleh
keuntungan.
Apabila
dalam
pengembaliannya mengalami kesulitan tentunya keuntungan yang akan diperoleh Perbankan Syari’ah juga akan tertunda. Pembiayaan yang diberikan tinggi tentunya ASSET juga tinggi. ASSET yang tinggi akan memperkecil NPF. H2: Diduga ada pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) Perbankan Syari’ah _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
100
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syari’ah Dana Pihak Ketiga merupakan kewajiban perbankan syari’ah. Dana Pihak Ketiga yang tinggi akan meningkatkan ASSET. ASSET yang tinggi akan memperkecil NPF.Apabila Perbankan Syari’ah memiliki Non Performing Financing (NPF) tinggi, maka masyarakat yang akan menghimpun dananya tidak memiliki kepercayaan terhadap Perbankan Syari’ah tersebut karena dana yang dimiliki masyarakat dimungkinkan tidak kembali. H3: Diduga ada pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syari’ah 4. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) secara simultan terhadap ASSET, PYD, dan DPK Perbankan Syari’ah Semakin tinggi prosentasi NPF akan mengurangi kepercayaan masyarakat dalam menghimpun dananya sehingga DPK akan mengalami penurunan. PYD juga mengalami penurunan guna mengantisipasi gagal bayar berikutnya. ASSET juga turun karena NPF menurunkan PYD. H4: variabel indenpenden secara simultan diduga berpengaruh terhadap variabel dependen
E. Metode Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder darilaporan keuangan Perbankan Syari’ah di Indonesia secara akumulatif dari Bank Indonesia pada Statistik Perbankan Syari’ah tahun 2007-2010 dan laporan keuangan Perbankan Islam di Malaysia dalam Buletin Perangkaan Bulanan (Monthly Statistical Bulletin) dari Bank Negara Malaysia (BNM) meliputi Non Performing Financing (NPF), ASSET, Pembiayaan Yang Diberikan (PYD), dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Penelitian menggunakan 48 waktu pengamatan (N = 48) (bulan Januari-Desember periode tahun 2007-2010). 2. Teknis Analisis Data Secara statistik upaya yang dilakukan untuk melihat mekanisme pengaruh NPF terhadap perkembangan perbankan syariahdilakukan melalui metode VAR _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
101
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
(Vector Auto Regression).Metode ini mengasumsikan bahwa semua variabel dalam model bersifat endogen (ditentukandalam model) sehingga metode ini disebut sebagai model yang ateoritis (tidak berdasar teori). Keunggulan dari metode ini adalah kemampuannya membuat forecastuntuk variabel-variabel dalam VAR, namun metode ini tidak bisa digunakan sebagaipolicy analisys karena sifatnya yang ateoritis. Alat analisis yang digunakan adalah model Vector Auto Regression (VAR), aplikasi model ini mensyaratkan adanya beberapa pengujian antara lain: Uji Stasioneritas (Uji Akar Unit), Uji Kointegrasi (Metode Johansen) dan penentuan lag optimal. Persamaan VAR untuk menyatakan hubungan antara Non Performing Financing (NPF), ASSET (ASSET), Pembiayaan Yang Diberikan (PYD), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah sebagai berikut:
Dimana εt adalah error dan j adalah panjang kelambanan (lag). Dalam estimasi VAR yang harus dilakukan pertama adalah penentuan panjangnya kelambanan di dalam sistem VAR. Ini digunakan untuk menangkap pengaruh dari setiap variabel yang lain di dalam sistem VAR. Penentuan panjangnya kelambanan optimal bisa menggunakan beberapa kriteria seperti Akaike Information Criteria (AIC), Schwartz Information Criteria (SIC), Hannan-Quin Criteria (HQ), Likelihood Ratio (LR) maupun dari Final Prediction Error (FPE). (Widarjono, 2007:378).Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mengatahui pengaruh dalam jangka pendek dan pengaruh jangka panjang dijelaskan denganteknikImpulse Response Function (IRF), dalam analisis VAR. _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
102
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
3. Analisis dan Pembahasan Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh non performing
financingterhadap
perkembangan
perbankan
syariah
dengan
mengambil kasus pada perbankan syariah di Indonesia dan perbankan syariah di Malaysia, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan uji stationeritas data untuk variabel non performing financing, asset, pembiayaan yang diberikan dan dana pihak ketiga (DPK) untuk perbankan syariah Indonesia dan Malaysia.Uji ini dilakukan dengan menggunakan metode ADF (Augmented Dickey Fuller). Hasil uji stationeritas data perbankan syariah Indonesia menunjukkan bahwa data stationer pada tingkat level 1%, 5% dan 10%.(table 5).Nilai ADF pada setiap variabel lebih kecil dari nilai kritis 1%, 5% dan 10% Table 5Uji Stationeritas Perbankan Syariah Indonesia Nilai
Nilai kritis
ADF
1%
5%
10%
NPF
-9.067812
-4.165756
-3.508508
-3.184230
ASSET
-6.644726
-4.165756
-3.508508
-3.184230
PYD
-5.334842
-4.165756
-3.508508
-3.184230
DPK
-7.132639
-4.165756
-3.508508
-3.184230
Variabel
Sumber: Hasil olahan Eviews 6, 2011
Pada table 6 dijelaskan hasil uji stationeritas data non performing financing, asset, pembiayaan yang diberikan dan dana pihak ketiga (DPK) untuk perbankan syariahMalaysia.Kondisi stationeritas data pada perbankan syariah Malaysia menunjukkan hasil yang stationer pada tingkat lever 1%, 5% dan 10%. Table 6. Uji Stationeritas Perbankan Syariah Malaysia Variabel
Nilai kritis
Nilai ADF
1%
5%
10%
NPF
-5.606944
-4.180911
-3.515523
-3.188259
ASSET
-8.440760
-4.165756
-3.508508
-3.184230
PYD
-5.103833
-4.165756
-3.508508
-3.184230
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
103
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
DPK
-7.054975
-4.165756
-3.508508
-3.184230
Sumber: Hasil olahan Eviews 6, 2011
Tahap kedua adalah uji granger causality.Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kausal antar variabel perbankan syariah.Uji kausalitas granger ini juga digunakan untuk menentukan lag yang terjadi. Hasil uji menunjukkan panjang lag untuk variabel perbankan syariah di Indonesia adalah 8 dan untuk panjang lag variabel perbnkan syariah Malaysia adalah 8. Sementara hasil uji kausal ditunjukkan pada table 7 dibawah ini. Tabel 7. Uji Granger Causality
Variabel
Perbankan Syariah
Perbankan Syariah
Indonesia
Malaysia
p-value
Keputusan
p-value
Keputusan
DPKASSET
0.9238
Tidak sig.
0.4279
Tidak sig.
ASSETDPK
0.8465
Tidak sig.
0.5285
Tidak sig.
NPFASSET
0.8964
Tidak sig.
0.4082
Tidak sig.
ASSETNPF
0.6432
Tidak sig.
0.1644
Tidak sig.
PYDASSET
0.2259
Tidak sig.
0.9402
Tidak sig.
ASSETPYD
0.1461
Tidak sig.
0.4981
Tidak sig.
NPFDPK
0.9835
Tidak sig.
0.8658
Tidak sig.
DPKNPF
0.7127
Tidak sig.
0.9078
Tidak sig.
PYDDPK
0.3534
Tidak sig.
0.9943
Tidak sig.
DPKPYD
0.5031
Tidak sig.
0.4576
Tidak sig.
PYDNPF
0.8361
Tidak sig.
0.4210
Tidak sig.
NPFPYD
0.7845
Tidak sig.
0.1974
Tidak sig.
Sumber: Hasil olahan Eviews 6, 2011
Dengan tingkat probabilitas 5% padaPengujian Granger Causalityini, berdasarkan hasil diatasdihasilkan bahwa variabel tidak saling memengaruhi, artinya hubungan antara setiap variabel independen atau tidak saling mempengaruhi, baik pada perbankan syariah Indonesia maupun perbankan syariah Malaysia.
F. Hasil Uji Hipotesis 1. Pengaruh jangka pendek _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
104
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
a. Perbankan Syari’ah Indonesia Berdasarkan uji t statistik pada probabilitas 5% menunjukkan bahwa NPF 3 bulan yang lalu berpengaruhterhadap ASSET, NPF 3 bulan yang lalu berpengaruhterhadap DPK dan NPF7 bulan yang lalu berpengaruhterhadap PYD.
Tabel 8.Uji t (α,0,05) Variabel NPF(-3) NPF(-3)
NPF(-7)
t t tabel hitung (2.012) 2.10239 Lebih besar 2.06444 Lebih besar 2.72499 Lebih besar
Hasil
Keputusan
H0 ditolak H0 ditolak
NPF 3 bulan yang lalu berpengaruhterhadap ASSET NPF 3 bulan yang lalu berpengaruhterhadap DPK
H0 ditolak
NPF7 bulan yang lalu berpengaruhterhadap PYD
Sumber: Hasil olahan Eviews 6, 2011
NPF berpengaruh terhadap ASSET karena ASSET yang dimiliki Perbankan syari’ah Indonesia masih cukup kecil.ASSET sebagai cadangan likuiditas kurang mampu dalam menopang likuiditas ketika NPF tinggi.ASSET yang kecil menjadikan Perbankan untuk memperkecil pula dalam memberikan pembiayaan.Hal ini guna menjaga likuiditas. Jika likuiditas tidak dijaga dengan hati-hati maka bank akan mengalami kesulitan dalam operasionalnya, contohnya kesediaan dana guna penarikan. Artinya NPF tinggi menjadikan ASSET rendah dan NPF rendah menjadikan ASSET tinggi. NPF berpengaruh terhadap PYD / pembiayaan yang diberikan, ketika bank tidak berhati-hati dalam penyaluran dananya dimungkinkan dapat terjadi NPF. Oleh karena itu, bank akan memberikan pembiayaan sesuai dengan kemampuan nasabah guna menghindari NPF. Salah satunya dengan menentukan plafond sesuai dengan kemampuan nasabah dalam pengembaliannya.Sehingga
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
105
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
PYD yang tinggi dapat menurunkan NPF.PYD yang tinggi tentunya memiliki ASSET yang tinggi pula. PYD yang rendah akan meningkatkan NPF. NPF berpengaruh terhadap DPK/ dana pihak ketiga. Ketika calon nasabah mengetahui sebuah bank yang memiliki NPF tinggi tentunya akan memberikan keraguan kepada calon nasabah untuk berinvestasi karena dikuatirkan dana yang diinvestasikan tidak dapat kembali. Jika DPK tinggi akan memperbesar ASSET. ASSET yang tinggi tentunya melakukan kegiatan pembiayaan yang tinggi pula, sehingga NPF kecil. b. Perbankan Islam Malaysia Berdasarkan uji t statistik pada probabilitas 5%, variabel NPF dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap asset dan DPK.NPF hanya berpengaruh terhadap PYD, yaitu NPF untuk satu bulan yang lalu. Tabel 9.Uji t (α,0,05) Variabel
t hitung
NPF (-1)
2.65373
t tabel
Hasil
Keputusan
Lebih
H0
NPF 1 bulan yang lalu
besar
ditolak
berpengaruh PYD
(2.012)
Sumber: Hasil olahan Eviews 6, 2011
NPF dalam jangka pendek tidak berpengaruh terhadap ASSET. ASSET dapat bertahan dalam jangka pendek dengan adanya komponen jumlah yang akan diterima dari Bank Negara Malaysia (seperti pada Penempatan Bank Indonesia di Indonesia). Komponen ini termasuk komponen besar kedua setelah pembiayaan. NPF juga tidak mempengaruhi DPK dalam jangka pendek.Hal ini terjadi karena perbankan Malaysia memberikan keuntungan kepada nasabah. Kegiatan penyaluran dana ke sektor yang memberikan keuntungan besar mendorong masyarakat untuk tidak ragu berinvestasi. NPF berpengaruh terhadap PYD.PYD disalurkan guna memperoleh keuntungan.Manajemen resiko bank berupaya mengantisipasi NPF sehingga dalam penyaluran PYD dilakukan dengan sangat hati-hati.Walaupun PYD disalurkan pada sektor yang memberikan keuntungan besar. 2. Pengaruh jangka panjang _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
106
Response Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 to S
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing .... Response of ASSET to ASSET
Response of ASSET to ASSET
Response of ASSET to DPK
.04
.04
.06
.04
.04 .02
.02
Response of ASS Response of ASSET to N
.06 .04
.02
.02
.02
Pengaruh jangka panjang pengaruh NPF terhadap perkembangan .00 .00
.00
.00
.00
perbankan syariah yaitu pada variabel asset, DPK dan PYD dijelaskan-.02 -.02 -.02
-.02
-.02
denganteknikImpulse Response Function (IRF),-.04dalam analisis VAR. -.04 -.06 a. Impulse-.04 Response Function (IRF) NPF dan Asset 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 23
34
4 5
65
76
87
-.04
98 109
-.04 -.06 10 1 21 3 2 4 3 5 4 6 57 6
Response ofNPF DPK toterhadap ASSET Response of response DPK to ASSET of DPK to DPK Hasil uji impulse function (IRF) Response variabel asset .06
.06 .04
.06
.04
.04
.04 .02
.04
.02
.02
.02 .00
.02
.00
.00
.00 -.02
.00
-.02
-.02
-.04
dijelaskan pada gambar 2 berikut.
Gambar 2.Grafik Pengaruh Perbandingan NPF pada ASSET -.02 -.02 -.04 Indonesia
-.04 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-.04 -.06 1 12
Malaysia 23
34
5 4
65
76
87
-.04 98 109
1
10
Response of NPFoftoNP N Response
.4
.2
.4
.2
.2
.1
.2
.0
.0
.0
.0
-.2
-.2
-.1
-.2
-.4
-.2 1 2 1
-.4 2
3
4
5
6
7
8
9
10
Response of PYD to ASSET .04
.2
.1
.0
-.1
-.4 3 2
4 3
5 4
6 5
7 6
8
7
9
8 109
10
1 -.22
3
1
Response of PYD to DPK Response of PYD to ASSET
4
2
5
3
6
4
7
5
6
Response of PYD to N Response of PY
.04
.04
.02 Sumber: Hasil olahan Eviews 6, 2011 Keterangan:Garis .02 putus-putus merah bawah:ASSET . Garis .02 .01 putus-putus merah atas: NPF .00
-.06 21 3 2 4 3 5 4 6 57 6
Response of NPF to DPK Response of NPF to ASSET
Response of NPF to ASSET .4
1
Response Response of DPKoftoDP N
.02
.00 .00
.02
.01
.00
.00
Berdasarkan grafik diatas bahwa NPF Perbankan Syari’ah Indonesia -.01 -.01 -.02
-.02
-.02
-.04
-.04
-.04
pada interval pertama sampai ketiga tidak terjadi pengaruh secara signifikan, NPF-.02 -.02 yang tinggi ternyata tidak pada 1 2 3 4 5 6menurunkan 7 8 9 10 ASSET, 1 2 3ASSET 4 5 6terlihat 7 8 9stabil 1 -.032 10 -.03 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
interval pertama sampai kedua.Interval kelima sampai keenam juga tidak terjadi pengaruh, NPF yang mulai turun ASSET stabil, mulai ketujuh sampai kesepuluh kecenderungan NPF berpengaruh terhadap ASSET.Pada periode ketiga sampai kelima NPF berpengaruh positif terhadap ASSET.Ini dipengaruhi dari dampak inflasi yang membuat nilai tukar menjadi turun sehingga dalam pengembalian dana mengalami kesulitan, tetapi dana pihak ketiga mengalami peningkatan karena ada motivasi imbalan yang tinggi. Sehingga ASSET juga tinggi, walaupun perbankan memiliki resiko yang tinggi pula dalam menjaga likuiditas ketika ada penarikan sewaktu-waktu.Pada periode ketujuh NPF berpengaruh negatif terhadap _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
107
3
1
4
2
5
3
6
4
7
5
6
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
ASSET.Ini diakibatkan adanya pemulihan ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi pada industri rumah tangga yaitu UMKM, mayoritas didominasi pembiayaan konsumtif dan pembiayaan produksi jangka pendek.Sehingga terjadi peningkatan ASSET di akhir periode dampak dari keuntungan dari pembiayaan tersebut.NPF berpengaruh terhadap kualitas ASSET bukan nominal Response ASSET. to Cholesky One S.D. Innovations Response Cholesky One S.D. Innovations S.E. to DPK Response oftoASSET to ASSET Response±of 2ASSET
Response of AS
Sedangkan di Malaysia, grafik menggambarkan kecenderungan terjadi
Response of ASSET to ASSET
.06 Response of ASSET to DPK
.06Response of ASSET to NPF
Response of ASSET to P .06
04
.04 adanya pengaruh. Walaupun ada beberapa.04periode NPF tidak berpengaruh.04pada.04 .04 .04
02
.02 dalam tempo yang singkat..02 .02 ASSET, .02 tetapi Kemungkinan hal ini dipengaruhi.02 oleh.02
00
.00 .00 penyaluran dana dari Bank Negara Malaysia yang lebih cenderung pada .00 sektor.00 .00 .00 -.02
-.02
sekuritas dari pada sektor riil. -.02 -.04
02
-.02
-.04
-.02
-.04
-.02
Peningkatan NPF akan berdampak pada masalah efisiensi perbankan.-.06 -.06 -.06
04
-.04
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-.04 10
1
2
3
4
5
6
7
8
9 -.04 10
Response of DPK to ASSET
Response of DPK to ASSET
Response of DPK to DPK
Response of DPK to DPK dana pembiayaan. .04
06
3
4
5
6
5 7
6
8
Response of DPK to PYD
.04
.04
.06
.06
b. Impulse .02 Response Function (IRF) NPF dan .02 DPK .04
2 4
Response of D
Response of DPK to NPF
.06
04
1 3
9 10 1 2 3 tidak 4 5 6 7 8mengoptimalkan 9 10 1 2 3 4 5 keputusan 6 7 8 9menyalurkan 1 2 Karena perbankan dapat dalam 10
.04
.02
.04
Hasil variabel NPF terhadap.02DPK.00 .00uji impulse response function (IRF) .00 .02 .02
02
dijelaskan.00pada -.02 gambar 3 berikut.
00
-.02
.00
Gambar 3.Grafik Pengaruh Perbandingan NPF pada DPK -.04 -.02
-.02 -.04
02
04 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-.04 -.06 1 21
32
Indonesia
-.04
43
10 1
54
65
7 6 8 7 9 8 10 9
Response of NPF to ASSET Response of NPF to DPK
Response of NPF to ASSET
.4
.4
.2
.2
.1
.2
.0
.0
.0
.0
.2
-.2
-.1
-.2
.4
-.4 2
3
4
5
6
7
8
9
1
10
-.2 2
810
9
3
2
4
3
5
4
6
5
7
6
8
7
9
8 10 9
-.04
-.06 1 2 3
101
.2
.4
.2
.1
.2
.1
10
.0
.0
-.2
-.1
64
75
86
-.1
-.2 2
3
1
4
2
5
3
6
4
7
5
8
6
9
7
1
10
8
9
2-.2 3
4
5
6
1
2
3
4
10
7
5
8
6
Response of PYD to PYD
Response of PYD to DPK
Response of P
.04
.02
.00
53
-.4 1
Response of PYD Eviews to ASSET Sumber: Hasil olahan 6, 2011 .04
.00 .00
42
.0
Response of PYD to NPF
.02
00
-.04
ResponseResponse of NPF toofPYD N
.02
Keterangan: .02 .02 Garis putus-putus merah atas: NPF .01 merah bawah: DPK.Garis putus-putus.01
02
-.02
.4
Response of PYD to DPK .04
79
-.4
1
Response of PYD to ASSET
04
68
-.02
Response of NPF of to NPF to DPK Response
.2
1
Malaysia
-.06 2 1 3 2 4 3 5 4 6 57
.00
.02
.00
.00
.01 .00
Berdasarkan grafik diatas bahwa NPF Perbankan Syari’ah Indonesia pada
02
-.02
-.01
-.02
-.01
-.02
-.01
periode pertama sampai ketujuh tidak mempengaruhi DPK.Mulai periode ketujuh -.02
04
-.02
-.04
1
2
3
4
5
6
7
-.02
-.04
-.04
kesepuluh DPK oleh 8 sampai 9 10 1 2 3 4NPF 5 6mempengaruhi 7 8 9 10 1 2 Hal 3 4 ini 5 6dilatarbelakangi 7 8 9 10 1 2 -.03
-.03
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-.03
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
pembiayaan yang diberikan lebih besar dari pada DPK yang didapatkan.Hal ini _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
108
3
4
5
6
1
2
3
4
7
5
8
6
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
berpengaruh pada tingkat pendapatan dan resiko pembiayaan.Sehingga kecukupan likuiditas di Perbankan Syari’ah Indonesia memiliki resiko yang tinggi. Di sisi
Innovations ± 2 S.E. Response to Cholesky One S.D. Innovations 2 S.E. dengan peningkatan DPK. lain peningkatan pendapatan±seiring
2
2
2
2
Response of ASSET to NPF Response of ASSET to DPK
Response of ASSET to PYD Response of ASSET to NPF
Response of ASSET to PY D
Grafik Perbankan Islam Malaysia menunjukkan bahwa pada interval satu .04 .06
.06
sampai empat NPF tidak mempengaruhi .04 DPK.Sedangkan interval selanjutnya .02 .04 NPF terjadi pengaruh secara signifikan .02 terhadap DPK.Hal ini dikarenakan .02 .00 .00 .00 regulasi dari Bank Sentral yang mengisyaratkan kepada BUMN Malaysia untuk -.02
-.02
-.04
-.04
-.02 menyetorkan keuntungan pada Bank Islam.Nasabah juga termotivasi untuk
3
2
4
5
4
6
7 6
8
9 8
menginvestasikan dananya ke bank guna -.06 memperoleh keuntungan yang besar. -.04 -.06 10
1
10
2
3 2
4
5 4
6
7 6
8
9 8
10
10
2
4
6
8
10
Ketika NPF Response tinggi Bank akan sangat berhati-hati dalam penyaluran dananya of DPK to PYD
Response of DPK to NPF Response of DPK to DPK
Response of DPK to NPF
Response of DPK to PY D
karena.06dana yang disalurkan pada sektor yang memiliki resiko tinggi. .04 .04 .04 c. Impulse Response Function (IRF) NPF .02 dan PYD .02 .02
Hasil uji impulse response function .00 .00 (IRF) variabel NPF terhadap PYD
.00 dijelaskan -.02 pada gambar 4 berikut.
Gambar 4.Grafik Pengaruh Perbandingan NPF pada PYD -.04
-.02 -.04
32 4
54
6
76
8
98
-.04 -.06 Indonesia 10
1
10
2
Response of NPF NPF Response of to NPF to DPK
54
6
76
8
98
10
3 2
4
45
6
67
8
89
Malaysia -.06 10 10
2
Response of NPF to PYD Response of NPF to NPF .2
.2
.2
.1
.1
.0
.0
.0
-.2
-.1
-.1
10
-.2
1
Response of to PYNPF D to DPK Response of PYD
6
8
10
-.2
2
2 3
4
45
6
67
8
89
10 10
2
Response of PY to NPF Response of PYD toDPYD
.02 .04Hasil Sumber:
4
Response of NPF to PY D
.4
-.4 32 4
-.02
4
6
8
10
Response of PY D to PY D .02
olahan Eviews 6, 2011 Keterangan:Garis putus-putus merah bawah: PYDGaris putus-putus merah atas: NPF .01
.01
.00
.00
-.01
-.01
-.02 -.02
-.02
.02
Berdasarkan grafik diatas bahwa mulai interval satu sampai tiga
.00
menunjukkan NPF tidak berpengaruh terhadap PYD.Adapun interval enam sampai sepuluh ada pengaruh NPF terhadap PYD secara signifikan.Hal ini 3
2
4
5
4
6
6 7
8
8 9
-.04 -.03
-.03
10 2 4 6 8 10 2 4 6 8 10 dipengaruh dan skema akad yang digunakan 1 2karena 3 4 pola 5 6penyaluran 7 8 9 pembiayaan 10 10
oleh Perbankan Syari’ah Indonesia mengarah pada konsumtif dan produksi jangka _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
109
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
pendek. Artinya ASSET yang dimiliki cukup untuk disalurkan pada pembiayaan, sehingga akan menurunkan NPF. Sedangkan grafik di Malaysia, menunjukkan bahwa pada interval satu sampai tujuh terjadi pengaruh.Selanjutnya pada interval delapan sampai sepuluh tidak terjadi pengaruh NPF terhadap PYD.Hal ini dikarenakan mayoritas pembiayaan disalurkan pada pembelian sekuritas dan perkilangan yang memberikan resiko tinggi.
G. PENUTUP Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perbankan Syari’ah Indonesia a. Jangka pendek yang diperoleh dari uji t 1) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap ASSET pada 3 bulan yang lalu 2) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 3 bulan yang lalu 3) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Pembiayaan Yang diberikan (PYD) pada 7 bulan yang lalu b. Jangka panjang yang diperoleh dari grafik IRF 1) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap ASSET pada periode ketiga sampai kelima dan periode ketujuh sampai kesepuluh 2) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) pada periode ketujuh sampai kesepuluh 3) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Pembiayaan Yang diberikan (PYD) pada periode enam sampai kesepuluh 2. Perbankan Islam Malaysia a. Jangka pendek yang diperoleh dari uji t Non Performing Financing (NPF) hanya berpengaruh pada Pembiayaan Yang Diberikan (PYD) saja.Akan tetapi perkembangan Perbankan Islam yaitu ASSET, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Yang diberikan (PYD) berpengaruh terhadap ASSET. _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
110
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
b. Jangka panjang yang diperoleh dari grafik IRF 1) Non Performing Financing (NPF) mengalami kecenderungan selalu berpengaruh terhadap ASSET 2) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK)
mulai
interval
empat,
selanjutnya
senantiasa
berpengaruh. 3) Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap Pembiayaan Yang diberikan (PYD) pada interval satu sampai tujuh, selanjutnya tidak berpengaruh
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
111
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul R, 2011,Cara Cerdas Menguasai Eviews,Jakarta: Salemba Empat. Alamsyah, Halim, 2012, Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah Indonesia (Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015), Milad ke-8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). Antonio, M, S, 2009, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani. Arsyianti, L, D, dan Beik, 2010, Analisa Tingkat Pengembalian Pembiayaan Bank Syariah yang Lebih Tinggi dibandingkan dengan Bank Konvensional (Studi kasus Malaysia), Bogor: FAI-UIKA. Bank Indonesia, 2005, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. , 2006, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. , 2007, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. , 2008, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. , 2009, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. , 2010, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. , 2011, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. , 2012, Statistik Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia. Bank Negara Malaysia, 2010, Monthly Statistical Bulletin, Malaysia: Bank Negara Malaysia. , 2011, Monthly Statistical Bulletin, Malaysia: Bank Negara Malaysia. Chandra Dewi, 2009, Faktor-Faktor yang mempengaruhi strategi pemberian kredit dan dampaknya terhadap Non Performing Loan, Tesis Program Studi Magister Manajemen: Universitas Diponegoro. Darmawi, H, 2011, Manajemen Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Agama Republik Indonesia, 1999, Al Quran Dan Terjemahannya, Semarang: Asy-Syifa. _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
112
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Faiz, I, A, 2010, Ketahanan Kredit Perbankan Syariah Terhadap Krisis Keuangan Global, Jurnal ekonomi Islam La_Riba, Volume IV No. 2 Desember 2010. Hamid, M, A dan Azmi, 2009, The Performance of Banking during 2000-2009, Bank Islam Malaysia Berhad and Conventional Banking in Malaysia, (Malaysia: School of Management and West Asian Research Institute (IKRAB) UKM.) Harahap, S, S, 2007, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Haryono, Slamet, 2009, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Yogyakarta: Pustaka Sayid Sabiq. Hasan, Iqbal, 2002, Pokok- pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia. Hasan, Zulkifli, 2007, Perlaksanaan Sistem Perbankan Islam di Malaysia: Perspektif Undang-Undang. Malaysia: Tnp Penerbit. Hasan, Zulkifli, The Effectiveness of The Legal Framework of the Islamic Banking System in Malaysia. Malaysia: Islamic University College of Malaysia. Hosen, M, N, 2011, Exploring Islamic Products by Comparing Aqad between Indonesia and Malaysia, Islamic Finance Conference Jakarta, 19 Juli 2011. Ismail, 2010, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Jusup, Al Haryono, 2005, Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Karim, Adiwarman, 2010, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Karim, Adiwarman, 2011, Outlook Keuangan Syariah Indonesia 2012. Buletin Sharing, Jakarta: Tribuwana Cahya Ananta. Khatimah, Husnul, 2009, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kebijakan Akselerasi Perbankan Syariah Tahun 2007/2008, (Jurnal Optimal Vol 3 No 1 Maret 2009).
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
113
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Marimuthu, M, dkk, 2010, Islamic Banking: Selection Criteria and Implications, Global Journal of Human Social Science Vol. 10 Issue 4 (Ver 1.0), September 2010. Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mutaminah, dan Chasanah, 2011, Analisis Eksternal dan Internal Dalam Menentukan Non Performing Financing Bank Umum syariah di Indonesia, Semarang: FE UNISSULA. Nachrowi, 2006, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta: FE UI. Nurhayati Siregar, 2004,Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah di Indonesia, Tesis Program Pasca Sarjana: Universitas Sumatera Utara Medan. Omar, A, M, 2010, An Overview of Shariah Contract Practise in Malaysian Islamic Banks, (Seminar on Islamic Finance, 17 March 2010/1 Rabiul Akhir 1431 H). Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), 2001. Pratama, B, A, 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenijakan Penyaluran Kredit Perbankan. Rahman, A, F, and Rochmanika, 2010, Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Umum syariah di Indonesia, (FEBI Universitas Brawijaya). Rivai, Veithzal dkk, 2007, Bank and Financial Institution Management, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Riyadi, Selamet, 2006, Banking Asset and Liability Management, Jakarta: FE UI. Shajari, P, dan Shajari, H, 2010, Non-Performing Loans and Financial Soundness Indicators: In Iran’s Banking System, (Faculty member of Money and Banking Research Center, Central Bank of Iran). Siregar, M, E, 2011, Pengantar Outlook Perbankan Syariah 2012, Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia. Subagyo, P, dan Djarwanto, 2009, Statistik Induktif Edisi 5, Yogyakarta: FE UGM. Sugiyono, 2011, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. _________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
114
Datien Eriska Utami, Fitriyana: Pengaruh Non Perfoeming Financing ....
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, 2003, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan. Tohirin, 2011, Seminar Nasional Ekonomi Islam Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Andal Bidang Ekonomi Syari’ah.Universitas Islam Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Universitas Gunadarma, 2009,Analisis Kinerja NPL Perbankan di Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, Universitas Gunadarma. Widarjono, Agus, 2007, Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta:Ekonisia. Yaya, R, dkk, 2009, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat. Zakaria, 2009, The Changes of Product Structure in Islamic Banking: case study of Malaysia, (Paper presented at Two-Day Conference on Islamic Perspectives on Management and Finance, United Kingdom organized by school of Management, Leicester University, 2-3 Juli 2009).
_________________________________________________ el-JIZYA Vol. II No. 1 Januari – Juni 2014
115