ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh: Denok Adhiningrum NIM: 21312012
JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
i
ii
ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN BIAYA OPERASIONAL PADA PENDAPATAN OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh: Denok Adhiningrum NIM: 21312012
JURUSAN S1-PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
i
ii
SALATIGA 2016
iii
iv
v
HALAMAN MOTTO
ِ َّ ِ َّ الصالَةِ إِ َّن اللّوَ مع ين َّ الص ِْْب َو َّ ِاستَعِينُواْ ب ْ ْين َآمنُوا ََ َ الصاب ِر َ يَا أَيُّ َها الذ Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. AlBaqarah: 153)
ِ وأَن لَّيس لِ ِْْلنس َّ َوأ-٩٣- ان إََِّّل َما َس َعى اْلََزاء ْ ُ ُُثَّ ُُْيَزاه-٠ٓ- ف يَُرى َ َن َس ْعيَوُ َس ْو َ َ ْ َ ٠ٔ- ْاْل َْو ََف Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, (Q.S. An-Najm: 39-40)
ِ ِ ِ ِ ْ صالُوُ ِِف َع َام ِ َّ َوَو ْي أ َِن ا ْش ُك ْر ِِل َ نسا َن بَِوال َديْو ََحَلَْتوُ أ ُُّموُ َوْىناً َعلَى َوْى ٍن َوف َ صْي نَا ْاْل ِِ ِ ََّ ِك إ َ َْول َوال َدي ُِل الْ َمصري Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Q.S. Al-Luqman: 14)
iv
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini selasai atas ridho dari Sang Maha Pencipta ALLAH SWT, dan saya persembahakan kepada: 1. Ibu saya Nur Janah dan Bapak saya Muh Tohir, terimakasih atas semua yang telah kalian berikan. Semoga saya bisa selalu membuat kalian menjadi orang tua yang paling bahagia. 2. Kakak saya Muhammad Fahli Yohansyah yang menemani saya berjuang untuk membahagiakan orang tua kita. 3. Bapak, Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang selalu membimbing dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini dapat terselesaikan. 4. M Rijal Arosyid yang telah menemani, membantu, mendo’akan dan memberi semangat mulai dari mengerjakan proposal skripsi, sampai penyelesaian skripsi ini, terima kasih telah meluangkan waktu. 5. Sahabat-sahabat saya Lu’lu’il Hidayah, Alfi Barokah yang selalu menemani saya. Serta teman-teman yang selalu memberikan keceriaan, Putri, Azimatul, Umi Wahyu, Erma, serta teman-teman PS-S1 angkatan tahun 2012 semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
ivi
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Financing To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014)”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini. Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu perbankan syariah. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2.
Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3.
Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4.
Ari Setiawan, S.Pd., MM. dosen pembimbing skripsi yang telah memberi arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.
ivii
viii
5.
Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Eonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
6.
Ibu saya Nur Janah dan Bapak saya Muh Tohir yang telah memberikan do’a, kasih sayang, semangat dan dukungan.
7.
Teman-teman S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga angkatan 2012 terima kasih atas kebersamaan dan kegembiraannya selama kuliah.
8.
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT, amiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya. Aamiin.
Salatiga, 9 Juli 2016
Penulis
iviii
ix
ABSTRAK Adhiningrum, Denok. 2016. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Financing To Deposit Ratio, Dan Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional Terhadap Profitabilitas (ROA) Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Periode 2010-2014). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, S.Pd., MM. Penelitian ini dilatar belakangi adanya persaingan yang ketat antara bank syariah dan bank konvensional. Di mana dalam persaingan ini bank syariah dan bank konvensional saling bersaing guna mendapatkan profit yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO terhadap ROA pada Bank Umum Syariah periode 2010-2014. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia yang berjumlah 11 bank, dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10 bank. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Uji stasioneritas ditujukan untuk mengetahui apakah data layak untuk digunakan, uji statistik yang terdiri dari uji t untuk menguji variabel secara parsial, serta uji F untuk menguji antar variabel secara bersama-sama. Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan seluruh variabel lolos dalam uji asumsi klasik. Sedangkan pada uji statistik menunjukan variabel CAR brpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, variabel NPF dan FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA, sementara variabel BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi keempat variabel independen terhadap ROA sebesar 60.37% yang ditunjukan dari besarnya R2 sisanya 39.63% dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian. Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing(NPF), Financing To Deposit Ratio(FDR), Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional(BOPO), dan Profitabilitas (ROA)
iix
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
iv
HALAMAN MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
vii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Penelitian
1
B. Rumusan Masalah
11
C. Tujuan Penelitian
12
D. Manfaat Penelitian
12
E. Sistematika Penulisan
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
16
A. Telaah Pustaka
16
B. Kerangka Teori
20
1. Pengertian Bank
20 ix
xi
2. Bank Syariah
21
3. Laporan Keuangan
22
a. Pengertian Laporan Keuangan
22
b. Tujuan Laporan Keuangan
23
4. Analisis Rasio Keuangan
24
a. Pengertian Rasio Keuangan
25
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan
25
5. Profitabilitas
27
a. Pengertian Profitabilitas
27
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
28
c. Macam-macam Rasio Profitabilitas
29
6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
32
7. Non Performing Financing (NPF)
33
8. Financing to Deposit Ratio (FDR)
34
9. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
37
C. Kerangka Pemikiran
39
D. Hipotesis
40
BAB III METODE PENELITIAN
43
A. Jenis Penelitian
43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
44
C. Populasi dan Sampel
44
D. Teknik Pengumpulan Data
46
E. Skala Pengukuran
46
F. Desinisi Konsep dan Operasional
47
1. Definisi Konsep
47
2. Operasional
49
3. Alat Analisis
51
BAB IV ANALISIS PENELITIAN
61
ixi
xii
A. Diskripsi Objek Penelitian
61
1. Gambaran Umum Penelitian
61
2. Langkah-langkah Pembuatan Model Penelitian
61
3. Diskriptif Statistik
62
B. Analisis Data
63
1. Uji Stasioneritas
63
2. Uji Statistik a. Uji regresi secara parsial (Uji t)
67 67
b. Uji regresi serempak (Uji f)
69
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
71
3. Uji Asumsi Klasik
72
a. Uji multikolinieritas
72
b. Uji heteroskendastisitas
76
c. Uji autokorelasi
77
4. Interprestasi Data
79
C. Pembahasan
82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
85
A. Kesimpulan
85
B. Saran
86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ixii
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18
Ringkasan Penelitian Terdahulu Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia Daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan Sampel Deskriptif Statistik Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing (NPF) Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) Uji Stasioneritas Variabel biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) Ringkasan Data Uji Stasioneritas Hasil Uji T Hasil Uji F Hasil Uji Detrerminasi Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel Dependen Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel Dependen Ringkasan Data Uji Multikolinieritas Hasil Uji Heteroskendastisitas Durbin Watson Hasil Analisis Regresi Berganda
ixiii
9 44 45 63 64 65 66 66 67 68 70 71 72 73 74 74 76 77 79
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1
Skala Pengukuran Durbin Watson
xiv
78
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII Lamporan IX Lampiran X Lampiran XI Lampiran XII Lampiran XIII Lampiran XIV Lampiran XV
Data Utama Uji Deskriptif Statistik Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing (NPF) Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) Uji Stasioneritas Variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) Uji Statistik (Uji t, Uji f, R2) Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen Uji Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel Dependen Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel Dependen Hasil Uji Heteroskendastisitas Uji autokorelasi (Durbin Watson) Analisis Regresi Berganda
ixv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Keadaan sekarang memungkinkan semuanya untuk tetap bersaing. Begitu juga dalam sektor ekonomi, seperti perbankan yang sekarang ini mendapatkan tantangan untuk bersaing di dunia ekonomi. Terutama untuk bank syariah, bank syariah harus mampu untuk bersaing dengan bank konvensional yang sudah ada terlebih dahulu dibandingkan dengan bank syariah. Bank syariah harus mampu untuk mengambil hati masyarakat, bukan hanya untuk masyarakat muslim saja melainkan untuk semua kalangan masyarakat. Perlu adanya strategi-strategi yang digunakan bank syariah untuk memenangkan persaingan ini, salah satunya dengan menawarkan produk yang jelas konsepnya serta berbagai keunggulan yang terdapat pada suatu produk tersebut. Memenuhi semua kebutuhan dan keinginan nasabah, selain itu dengan memberikan berbagai fasilitasfasilitas yang sudah ada dalam bank ditambah dengan adanya prinsiprinsip syariah yang membuat kalangan muslim melirik bisnis ini. Dengan bertambahnya jumlah nasabah pada bank syariah ini akan semakin membantu bank syariah untuk berkembang, selain itu profit yang didapatkan oleh bank syariah juga semakin bertambah, dengan bertambahnya profit maka membantu menyelamatkan negara kita dalam
1
2
sektor ekonomi, karena bank merupakan salah satu lembaga yang berperan penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Pada Bank Syariah tentunya terdapat aturan-aturan atau ajaran-ajaran Islam yang tentunya dengan tujuan untuk membantu masyarakat atau nasabah yang membutuhkan bantuan pihak perbankan syariah. Seperti pendapat dari Wirdyaningsih (2005:37) di dalam Islam aktivitas keuangan dan perbankan dipandang sebagai wahana bagi masyarakat untuk membawa mereka kepada pelaksanaan dua ajaran Al-Qur’an, yaitu prinsip saling at-Ta’awun (memebantu dan saling bekerja sama antara anggota masyarakat untuk kebaikan) dan prinsip menghindari al-Iktinaz (menahan dan membiarkan dana menganggur dan tidak diputar untuk transaksi yang bermanfaat).
Salah satu fungsi utama dari perbankan adalah sebagai lembaga yang berperan menerima dana dari pihak yang kelebihan dana, kemudian dana tersebut disalurkan kepada pihak yang kekurangan dana. Pendapat ini didukung oleh Wirdyaningsih (2005) yang mengatakan bahwa fungsi vital perbankan adalah sebagai lembaga yang berperan menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang membutuhkan dana.
Bank syariah menurut Yudiana (2014:1) merupakan lembaga keuangan yang berfungsi untuk memperlancar mekanisme perekonomian
3
terutama disektor rill. Pada umumnya pengertian bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
Dalam Nugroho (2012) kinerja keuangan menurut Meliyanti (2007) merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya secara optimal. Bagi lembaga keuangan bank, kinerja keuangan menunjukkan bagaimana orientasi manajemen dalam menjalankan organisasinya dan mengakomodasi kepentingan manajemen (pengurus), pemegang saham (pemilik), nasabah, otoritas moneter, maupun masyarakat umum yang aktivitasnya berhubungan dengan perbankan. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.
Tujuan utama dari perusahaan perbankan adalah mencapai profitabilitas dengan maksimal. Selain itu dalam penelitian Nugroho (2012) menurut Dendawijaya (2003) profitabilitas suatu perusahaan juga mencerminkan dari kesehatan bank tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin baik kesehatan bank tersebut. Pada umumya ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan
manajemen
bank
dalam
menghasilkan
income
dari
pengelolaan aset perusahaan yang dimiliki, sedangkan Return on Equity
4
(ROE) menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income.
Umumnya dalam industri perbankan dalam mengukur tingkat profitabilitas adalah Return on Asset (ROA). Pendapat ini didukung oleh Siamat (2007) yang mengatakan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan adalah Return on Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA) pada industri perbankan.
Return On Asset (ROA) menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba melalui asset yang dimilikinya. Menurut Kasmir (2014:201) return on total assets atau return in investement (ROI) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on asset (ROA) juga merupakan suatu
ukuran
tentang
efektivitas
manajemen
dalam
mengelola
investasinya. Disamping itu, hasil pengembalian dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecakupan modal bank dalam menutupi aktiva yang mengandung resiko. Menurut Dendawijaya (2009:121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
5
rasio yang digunakan untuk mengukur kecupukan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misal kredit yang diberikan. Jika rasio CAR meningkat maka pendapatan juga akan meningkat.
Salah satu fungsi dari lembaga keuangan perbankan adalah dengan menyalurkan dana kepada masyarakat atau bisa dikatakan dengan pembiayaan atau kredit. Kegiatan pemberian kredit kepada masyarakat merupakan salah satu sumber pendapatan bagi bank. Tetapi apabila kreditur
tidak
mampu
untuk
memenuhi
kewajibannya
dalam
mengembalikan kredit akan timbul masalah yang akan dihadapi oleh perbankan mengenai resiko kredit. Pembiayaan bermasalah dapat dihitung dengan menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF). Seperti yang dikutip Alifah (2014) dari pendapat Hasibuan, rasio Non Performing Financing (NPF) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio kredit yang diterima oleh bank merupakan salah satu resiko usaha bank, yang diakibatkan dari ketidakpastian dalam pengembalian atau yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur. Kredit bermaslah yang dihadapi oleh perbankan sangat berpengaruh dengan laba yang diperoleh pihak perbankan.
6
Dana yang digunakan dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat adalah dana dari pihak ketiga atau dari pihak yang kelebihan dana. Rasio yang digunakan untuk mengukur penyaluran dana pihak ketiga kepada masyarakat adalah Financing to Deposit Ratio (FDR). Menurut Nugroho (2012) salah satu ukuran untuk mengetahui likuiditas bank adalah Financing to Deposit Rasio (FDR) yaitu seberapa besar dana bank yang disalurkan kepada kreditur. Semakin tinggi FDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif). Begitu juga sebaliknya jika Financing to deposit ratio (FDR) pada bank semakin menurun, maka semakin menurun pula laba yang didapatkan oleh bank.
Menurut Ambo dalam penelitian Sulindawati dkk (2015), rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin besar BOPO maka semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga sebaliknya, jika BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbakan semakin meningkat atau membaik. Restyana (2011), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010)”
7
menunjukkan bahwa CAR, LDR, dan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan. Sedangkan NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA perbankan. Hasil penelitian ini diharapkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen bank dalam pengelolaan suatu bank agar menjadi bank yang sehat. Fahmy (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh CAR, NPF, BOPO dan FDR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah” menunjukan bahwa variabel CAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, variabel FDR dan NPF berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Kemampuan prediksi dari keempat variabel independen terhadap ROA adalah sebesar 38,5% yang ditunjukkan dari besarnya Adjusted R2 , sisanya sebesar 61,5% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar penelitian. Mitasari (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposite Ratio, Net Interest Margin dan BOPO terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” menunjukkan bahwa Operational Cost Ratio to Operational Income (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan
8
terhadap Return On Asset (ROA) sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return OnAsset (ROA) pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2013 pada level of signifikan 5%. Kemampuan prediksi dari kelima variabel tersebut terhadap Return On Asset (ROA) sebesar 74.7%, sedangkan sisanya 25,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Alifah (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap Profitabilitas Bank (ROA) pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012”. Hasil uji t menunjukkan bahwa CAR memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,265 dan nilai signifikansi sebesar 0,005 sehingga CAR berpengaruh positif terhadap ROA. NPL memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,059 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,524 sehingga NPL tidak berpengaruh terhadap ROA. BOPO memiliki nilai koefisien regresi 0,177 dan nilai signifikansi sebesar 0,070 sehingga BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. LDR memiliki nilai koefisien regresi 0,255 dan nilai signifikansi sebesar 0,010 sehingga LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap ROA ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil uji adjusted menunjukkan bahwa kemampuan prediktif dari lima variabel
9
independen (CAR, NPL, BOPO dan LDR) adalah 1,72%, dan sisanya 82,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Berbeda lagi dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012) yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Liquiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No . 1.
Nama Peneliti Restyana (2011)
Judul Penelitian Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010)
Variabel Variabel Dependen: ROA. Variabel Independen: CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM.
Alat Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel CAR, LDR, dan NIM mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan. Sedangkan pada variabel NPL dan BOPO mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada bank umum di Indonesia.
10
2.
Fahmy (2013)
3.
Mitasari (2013)
4.
Alifah (2014)
5.
Defri (2012)
Pengaruh CAR, NPF, BOPO dan FDR terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Variabel Dependen: ROA.
Regresi Linier Berganda
Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR terhadap Profitabilitas Bank (ROA) pada Perusahaan Perbankan Pengaruh CAR, Liquiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di BEI
Variabel Regresi Dependen: Linier ROA Berganda Variabel Independen: CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO
Variabel Independen: CAR, NPF, BOPO dan FDR.
Variabel Regresi Dependen: Linier ROA Berganda Variabel Independen: CAR, NPL, BOPO, dan LDR.
Variabel Regresi Dependen: Linier ROA Berganda Variabel Independen: CAR, Liquiditas dan Efisiensi Operasional .
Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan, variabel FDR dan NPF berpengaruh negatif tidak signifikan. Sedangkan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO, NPL, NIM, dan LDR secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan CAR tidak berpengaruh terhadap ROA pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hasil uji t menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap ROA. NPL dan BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan, LDR berpengaruh positif tidak signifikan, sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
11
Berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu yang masih terjadi ketidak konsistenan dalam hasil penelitian, maka perlu dilakukan penelitian lanjut guna memperoleh kepastian mengenai hasil dari pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO terhadap perubahan laba pada perbankan. Alasan penulis memilih keempat variabel tersebut karena merupakan indikator umum dalam perolehan laba pada perusahaan perbankan. Penulis memilih studi kasus pada Bank Umum Syariah karena saat ini peran Bank Umum Syariah semakin dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia terutama dalam produk pembiayaan yang jauh berbeda dengan bank konvensional.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti bermaksud untuk menganalisis pengaruh Capital Adquacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendpaatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) bank. Adapun permasalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini, dan dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh Capital Adquacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas (ROA)?
2.
Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas (ROA)?
3.
Bagaimana pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas (ROA)?
12
4.
Bagaimana pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA)?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Menganalisis pengaruh Capital Adquacy Ratio (CAR) terhadap profitabilitas?
2.
Menganalisis pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap profitabilitas?
3.
Menganalisis pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas?
4.
Menganalisis pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap profitabilitas?
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini, antara lain: 1.
Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperluas pemahaman mengenai rasio keuangan perbankan.
2.
Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi atau referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rasio keuangan perbankan.
13
3.
Bagi Perusahaan Perbankan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pembuatan keputusan untuk memaksimalkan profitabilitas perbankan.
4.
Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam Bank.
E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
Dalam bab pertama ini berisi mengenai latar belakang masalah, yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang ada dan perbedaan hasil penelitian terdahulu yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.
14
Pada bab kedua ini menguraikan tinjauan teori, yang berisi jabaran teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakan jawaban sementara atas masalah penelitian.
Di bab yang ketiga akan menguraikan variabel penelitian dan efisiensi operasional dimana skripsi terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara operasional. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode pengambilan sampel. Jenis dan sumber data gambaran tentang jenis data yang digunakan untuk variabel penelitian. Metode analisis data mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian.
Bagian bab yang keempat ini menjelaskan tentang diskripsi objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk
yang lebih
sederhana
yang mudah
dibaca
dan
mudah
diintrepretasikan meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian,
15
serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan intrepretasi untuk memaknai implikasi penelitian.
Bagian akhir dalam penelitian ini berisi kesimpulan, saran, dan keterbatasan penelitian. Yang selanjutnya dilengkapi dengan daftar pustaka beserta lampiran-lampiran dalam penelitian ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka Penelitian tentang tingkat profitabilitas pada perbankan telah banyak dilakukan diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Buyung Nusantara (2009) dengan judul Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007). Dari hasil analisis menunjukan bahwa data NPL, CAR, LDR, dan BOPO secara parsial signifikan terhadap ROA bank go publik pada level of signifikan kurang dari 5%. Sedangkan pada bank non go public, hanya LDR yang berpengaruh signifikan. Hasil pengujian menghasilkan nilai Chow test (3,372) > F tabel (1,96). Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dari pengaruh 4 variabel bebas tersebut terhadap ROA pada bank go publik dan bank non go publik. Dalam penelitan Sarah Zahrotul Khotimah (2011) dengan judul Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Devisa di Indonesia Tahun 2005-2008. Dari hasil analisis menunjukan hasil secara parsial bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan, dan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan Non
16
17
Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Loan Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba bank devisa tahun 2005-2008 pada level of signifikan 5%. Kemudian hasil estimasi regresi berganda menunjukkan kemampuan prediksi 5 variabel bebas tersebut terhadap perubahan laba sebesar 34,2% sedangkan sisanya yaitu sebesar 65,8 dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian. Yonira Bagiani Alifah (2014) melakukan penelitian dengan tujuan untuk menguji secara empiris pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional Pada Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdafar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji T menunjukan bahwa CAR memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,265 dan nilai signifikan sebesar 0,070 sehingga CAR berpengaruh positif terhadap ROA. NPL memiliki nilai koefisien rehresi sebesar 0.059 dan memiliki nilai signifikan sebesar 0,542 sehingga NPL tidak berpengaruh terhadap ROA. BOPO memiliki nilai koefisien regresi -0,177 dan nilai signifikan sebesar 0,070 sehingga BOPO tidak berpengaruh pada ROA. LDR memiliki koefisien regresi 0,25 dan nilai signifikan sebesar 0,010 sehingga LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap ROA ditunjukan dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hasil uji adjusted R2 menunjukan bahwa kemampuan prediktif dari lima variabel independen
18
(CAR, NPL, BOPO dan LDR) adalah 1,72% dan sisanya 82,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Siti Sumiati (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROA) Pada Bank Muamalat Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukan dari kelima variabel yang diteliti CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO hanya terdapat dua variabel saja yang berpengaruh terhadap ROA pada Bank Muamalat yaitu LDR dan NIM, sehingga penelitian selanjutnya perlu di triming karena masih terdapat tiga variabel yang tidak signifikan, dengan demikian penelitian selanjutnya hanya menggunakan dua variabel yang signifikan yaitu LDR dan NIM, dan hasilnya kedua variabel tersebut berpengaruh secara positif terhadap ROA dan LDR 0,301 dan NIM 0,758. Diyah Pamularsih (2014) tentang Pengaruh LDR, NPL, NIM, BOPO, CAR, dan Suku Bunga Terhadap Profitabilitas pada sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20092013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap ROA. Dengan hipotesis pertama yang menunjukan CAR mempengaruhi ROA (Ditolak). Ada pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua yang menunjukan LDR mempengaruhi ROA (Diterima). Ada pengaruh Non Performing Loan (NPL) mempengaruhi ROA (Diterima). Tidak ada pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua yang menunjukkan Net Interest Margin (NIM) terhadap
19
ROA (Ditolak). Ada pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis kedua yang menunjukkan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) mempengaruhi ROA (Diterima). Tidak ada pengaruh Suku Bunga terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis hipotesis kedua yang menunjukkan suku bunga mempengaruhi ROA (Ditolak). Penelitian yang dilakukan oleh Julita (2012) dengan tujuan mengetahui dan menganalisis apakah ada pengaruh antara Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) baik secara parsial maupun silmutan terhadap Profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL) secara parsial berpengaruh terhadap Retrun On Asset (ROA). Namun Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Sedangkan secara simultan penelitian membuktikan bahwa Non Performing Loan (NPL) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Perbedaan
dalam
penelitian
ini
dengan
penelitian-penelitian
terdahulu terletak pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini obyek yang digunakan adalah Bank Umum Syariah sedangkan pada penelitianpenelitian terdahulu banyak menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Kemudian variabel yang dipakai pada
20
penelitian ini hanya variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO. Pada penelitian ini laporan keuangan yang digunakan mulai dari periode 2010 sampai 2014, menggunakan lima periode terakhir karena dapat digunakan untuk mempermudah prediksi perolehan bank pada tahun selanjutnya. B. Kerangka Teori 1.
Pengertian Bank Menurut Rindjin (2000:12) dari lintasan sejarah timbulnya bank, telah
dapat diperoleh gambaran tentang apa yang disebut bank, mulai dari bentuknya yang bersifat embrional sebagai usaha tukar menukar uang, kemudian berkembang untuk menerima simpanan, memberikan pinjaman, perantara dalam lalu lintas pembayaran sampai pada tahap yang modern, yaitu menciptakan uang. Dalam UU no.7/1992 antara lain disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. UU no.7/1992 disempurnakan dengan UU no.10/1998 antara lain disebutkan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari penjelasan mengenai bank diatas dapat disimpulkan bank adalah badan usaha yang berfungsi sebagai perantara keuangan yaitu dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
21
tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. 2.
Bank Syariah Bank syariah menurut Meilita (2012) merupakan lembaga keuangan
yang berdasarkan prinsip syariah, fungsi utamanya adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan dana lagi kepada masyarakat atau dengan kata lain fungsi bank syariah adalah sebagai perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Adapun dana masyarakat tersebut tersebut berasal dari sumber pihak ketiga atau yang disebut dengan dana masyarakat yaitu Giro, Tabungan dan Deposito berdasarkan prinsip Mudharabah atau Wadiah. Sedangkan menurut Sofyan (2012:108) bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah bersumber dari Al-Qur’an dan AlHadist,
yaitu
tidak
menggunakan
instrumen
bunga
(riba)
dan
memposisikan kesetaraan antara pihak bank dan nasabah dalam melalukan berbagai transakasi. Dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai syariah, bank syariah menerapkan sistem lost and profit sharing dan pengambilan keuntungan. Bank syariah lahir sebagai solusi alternatif perdebatan tentang bunga bank sebagai riba. Bank syariah berbeda dengan bank konvensional, bank syariah menjalankan kegiatan operasinya dengan berdasarkan ketentuan Al-Hadist dan Al-Qur’an. Bank syariah dalam sistemnya tidak menggunakan bunga,
22
di dalam bank syariah ketentuan atau pembagian keuntungan disebutkan sebagai bagi hasil. Dalam penelitian ini bank syariah menjadi objek pada penelitian, tepatnya terhadap bank umum syariah yang ada di Indonesia. Digunakannya bank syariah dalam penelitian ini karena pada tahun penelitian bank syariah mengalami peningkatan yang cukup pesat dibandingkan dengan tahun sebelum penelitian ini. Dan pada tahun sebelum penelitian bank syariah yang ada di Indonesia mulai bermunculan. 3.
Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Kasmir (2010:66) adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menganalisis laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode. Di dalam laporan keuangan juga dapat diketahui bagaimana kondisi dan posisi suatu perusahaan saat ini. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang harus dilakukan perusahaan sekarang dan kedepan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya serta untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul sekarang dan di massa yang akan datang. Salah satu sumber informasi penilian kinerja perusahaan berasal dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
23
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, dapat dihitung rasio-rasio keuangan seperti rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan lainnya. Dalam Wismaryanto (2015) menurut Wulandari (2011) tujuan adanya laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melakukan investasi, evaluasi, dan perencanaan. Laporan keuangan menggambarkan secara ringkas mengenai apa saja yang terjadi di dalam manajemen perusahaan, khususnya pada hal mengenai arus keluar masuknya keuangan di dalam perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai tolak ukur apakah suatu perusahaan itu sehat dalam segi financial, atau sebaliknya. Laporan keuangan inilah juga dapat dijadikan sebagai bahan analisis bagi investor dalam menanamkan sahamnya. b. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan dari laporan keuangan secara umum menurut Kasmir (2014:11) untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini, beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu: 1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
24
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5) Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7) Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan. 8) Informasi keuangan lainnya. 4.
Analisis Rasio Keuangan Dengan diperolehnya suatu laporan keuangan pada perusahaan, akan dapat diketahui tentang kondisi keuangan suatu perusahaan secara menyeluruh. Kemudian setelah diperoleh suatu laporan keuangan maka perlu dilakukannya analisis agar kita bisa mengerti dan paham atas posisi keuangan yang sedang terjadi pada perusahaan saat ini. Hasil dari analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Laporan keuangan juga akan memperlihatkan aktiva apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode, aktiva yang
25
sudah dilakukan tersebut tertuang dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam bentuk mata uang asing lain. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti jika dibandingkan antara angka-angka yang ada dalam suatu laporan keuangan itu sendiri atau antar laporan keuangan. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan tersebut dan pada akhirnya kita dapat
menilai
kinerja
manajemen
dalam
periode
tersebut.
Perbandingan tersebut adalah analisis rasio keuangan. a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2014:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada pada laporan keuangan dengan cara membagi suatu angka dengan angka yang lain. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada
diantara
laporan
keuangan.
Kemudian
angka
yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. b. Jenis-jenis Rasio Keuangan Jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan: 1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio ini menunjukan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun didalam
26
perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayaai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. 2) Rasio Laverage (Laverage Ratio) Dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman
atau
modal
sendiri.
Keputusan
untuk
memilih
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini laverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan modal sendiri. 3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber
daya
perusahaan (penjualan, sediaan,
penagihan utang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola asset yang dimilikinya.
27
4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah diterapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya. 5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio) Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
posisi
ekonominya
ditengah
pertumbuhan
perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, laba bersih, pendapatan per saham dan dividen per saham. 6) Rasio Penilian (Valuation Ratio) Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi seperti rasio harga saham terhadap pendapatan, rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku. 5.
Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Rasio profitabilitas sering disebut dengan rasio rentabilitas. Menurut Kasmir (2014:196) rasio profitabilitas merupakan rasio
28
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan
dalam
mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efisiensi manajemen suatu perusahaan.
Analisis
rasio
profitabilitas
menurut
Dendawijaya
(2009:118) adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu rasio-rasio dalam katagori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan menurut Kasmir (2014:196): 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu 2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5) Untuk mengukur produktivitas suatu dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri 6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
29
Manfaat yang diperoleh adalah untuk: 1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode 2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. c. Macam-macam Rasio Profitabilitas Analisis
rasio
profitabilitas
suatu
bank
menurut
Dendawijaya (2009:118) pada bab ini antara lain sebagai berikut: 1) Return On Asset (ROA) Rasio
ini
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA =
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
2) Return On Equity (ROE)
x100%
30
Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut. ROE=
Laba Bersih- x 100%
x100%
Modal Sendiri Return On Equiy (ROE) ini merupakan indikator rasio yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. 3) Rasio Maya (Beban) Operasional Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut. BOPO=
Biaya (Beban) Operasional
X 100%
Pendapatan Operasional
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
4) Net Profit Margin (NPM) Ratio
31
Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Laba Bersih NPM=
X 100% Pendapatan Operasional
Rasio NPM ini mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai resiko, seperti resiko kredit (kredit bermasalah dan macet), bunga (negative spead), kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas). Rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas pada penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Perlu dicatat, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on assets (ROA) dan tidak memasukan unsur return on equity (ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dan simpanan masyarakat. Apabila rasio ini mengalami peningkatan maka profitabilitas perusahaan juga akan
32
meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. 6.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital
Adequacy
Ratio
(CAR)
menurut
Dendawijaya
(2009:121) adalah rasio yang memeperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misal kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Modal Bank CAR =
x 100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
Capital adequacy ratio (CAR) merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai kerugian-kerugian
bank
yang
disebabkan
oleh
aktiva
yang
mengandung resiko.
Dendawijaya (2009:40) menyatakan bahwa, ketentuan tentang modal minimum bank umum yang berlaku di Indonesia mengikuti standar Bank for International Settlements (BIS). Sejalan dengan
33
standar tersebut, dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Febuari 1991 (Pakfeb 1991), Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Ketentuan presentase harus telah terpenuhi selambat-lambatnya pada akhir 1993. Presentase kebutuhan modal minimum
yang
diwajibkan
menurut
Bank
for
International
Settlements (BIS) ini desebut capital adequacy ratio (CAR). Dengan demikian, capital adequacy ratio (CAR) minimum bagi bank-bank umum di Indonesia adalah 8%.
7.
Non Performing Financing (NPF) Menurut Riqul dan Imron (2015) Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan bank. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.
Semakin
besar
non
performing
financing
(NPF)
mengakibatkan semakin menurunnya return on asset (ROA).
Kredit bermasalah yang dimiliki oleh perbankan menurut Wismaryanto (2015) kredit yang masuk dalam golongan kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah menggambarkan situasi dimana pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung mengalami kerugian.
34
Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan dalam perusahaan perbankan untuk mengukur sejauhmaa kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang dalam pembayaran atau pengembaliannya kurang lancar, diragukan, atau bahkan macet. Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPF gross kurang dari 5%. Rasio NPF sesuai dengan SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan rumus : NPF=
Kredit Bermasalah
x 100%
Total Kredit 8.
Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposito Ratio (FDR) menurut Dendawijaya (2009:59) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, dana yang dihimpun bank dalam penerapan rasio tersebut adalah dana masyarakat atau dana pihak ketiga, Kredit Liquiditas Bank Indonesia atau KLBI (jika ada), dan modal inti bank. Financing to deposit ratio (FDR) dianggap sebagai tolak ukur untuk menilai kesehatan suatu bank dilihat dari segi likuiditasnya.
35
Sedangkan menurut Kasmir (2014:225) Financing to deposit ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Lebih jelasnya rasio FDR adalah rasio yang membandingkan seluruh jumlah dana yang disalurkan oleh pihak bank dengan dana yang diterima oleh bank dari masyarakat.
Dendawijaya
(2009:116)
merumuskan
penilian
likuiditas
sebagai berikut: Jumlah Kredit yang Diberikan FDR =
x 100% Total Dana Pihak Ketiga
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank adalah sebagai berikut:
1. KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) (jika ada) 2. Giro, deposito, dan tabungan masyarakat 3. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi 4. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan 5. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan
36
6. Modal pinjaman 7. Modal inti. Modal inti bank terdiri atas modal yang telah disetor pemilik bank, aigo saham (terutama untuk bank yang telah go publik), berbagai cadangan, laba ditahan (setelah diputuskan oleh rapat umum pemegang saham bank), serta laba tahun berjalan. Financing to deposit ratio (FDR) tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh penarikan kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
Dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk rasio FDR sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat.
37
2. Untuk rasio FDR di bawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat. Financing to deposto ratio (FDR) juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagai praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari financing to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% dan 100%. 9.
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Menurut Prasetyo, Binastuti, dkk (2014) rasio ini sering juga disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank ada dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Secara sederhana efisiensi operasional menurut Dwi dan Darmayanti (2015) adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola input menjadi output dengan efisien. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio BOPO merupakan rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, dimana jika tingkat BOPO yang dihasilkan semakin rendah maka kinerja manajemen
dari
bank
tersebut
semakin
baik.
Hal
tersebut
38
menunjukkan bahwa bank lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk kegiatan operasionalnya sehingga profitabilitas semakin meningkat. Sedangkan menurut Khotimah (2011) biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan lain-lain). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasi lainnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini menunjukan bahwa semakin efisien pihak perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Sebaliknya, jika rasio ini semakin besar maka semakin tidak efisien pihak perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut Dendawijaya (2009:119) rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Biaya (Beban) Operasional BOPO=
x100% Pendapatan Operasional
39
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan penelitian terdahulu maka dalam penelitian ini hipotesis yang akan digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut : Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)
H 1
Non Performing Financing (NPF) (X2)
Financing to Deposit Ratio (LDR) (X3)
H 2H 3
Profitabilitas Bank (ROA)
H 4
Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional D. Hipotesis Hipotesis menurut Sumanto (2014:51) adalah penjelasan yang bersifat sementara untuk tingkah laku, kejadian atau peristiwa yang sudah
40
atau akan terjadi. Hipotesis kemungkinan menyatakan hubungan atau perbedaan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih dengan pernyataan yang singkat, jelas dan tidak banyak interpretasi. 1.
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Tingkat Profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Wityasari (2014) menyatakan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap ROA pada bank umum konvensional go public periode 2009-2013. Kemudian penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Mubarok (2010) bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapat profitabilitas pada sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
2.
Pengaruh Non Performing Financing (NPF) Terhadap Tingkat Profitabilitas. Pada penelitian yang dilakukan Fitriyana (2011) oleh secara parsial variabel NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA pada bank umum konvensioal di Indonesia periode 2006-2010. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Azmy (2014) yang mengatakan bahwa Non Performing Financing memiliki hubungan negatif
41
terhadap return on asset (ROA). Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. 3.
Pengaruh Financing to deposit Ratio (FDR) terhadap Tingakat Profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014) menunjukan bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sumiati (2009) menunjukan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia. Maka dari itu peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
4.
Pengaruh Biaya Operasioal pada Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Tingkat Profitabilitas. Pada penelitian
Regina (2012) BOPO secara parsial
berpengangaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Umum yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Sedangkan penelitian yang dilakukan Widianata (2012) menyatakan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di
42
Bank Indonesia Periode Tahun 2009-2011. Maka dari itu penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H4 : Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
ABAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Martono (2011:20) dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka, kemudian data yang berupa angka tersebut diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah yang berada dibalik angka-angka tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, menurut Supardi (2005:115) purposive sampling merupakan teknik non probability sampling yang lebih tinggi kualitasnya dan merupakan pengembagan atau penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya, dimana peneliti telah membuat kisi-kisi atau batas-batas berdasarkan ciri-ciri subjek yang akan dijadikan sampel penelitan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bawono (2006:29) mengatakan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku, data statistik, maupun dari internet.
43
44
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan berupa laporan keuangan (annual report) yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan dari bank umum syariah itu sendiri. B. Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Karena penelitian ini menggunakan data sekunder, maka tidak ada lokasi penelitian. Penelitian mengambil data di website masing-masing perusahaan perbankan syariah yang digunakan sebagai sampel penelitian. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan mulai 7 Oktober 2015 sampai 25 April 2016. C. Populasi dan Sampel Menurut Bawono (2006:28) yang disebut dengan populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu sebanyak 12 bank, diantaranya:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tabel 3.1 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia PT. Bank Syariah Mandiri 7. PT. Bank Panin Syariah PT. Bank Muamalat Indonesia 8. PT. Bank Syariah Bukopin PT. Bank Syariah BNI 9. PT. Bank Victoria Syariah PT. Bank Syariah BRI 10. PT. Bank BCA Syariah PT. Bank Syariah Mega Indonesia 11. PT. Maybank Indonesia Syariah PT. Bank Jabar dan Banten 12. PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Dalam menentukan sampel
45
harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Dalam menentukan sampel penulis mempunyai kriteria-kriteria yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Bank Syariah yang masih beroperasi sampai waktu penelitian (2016).
2.
Bank Syariah yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan pada tahun 2010 sampai 2014 secara berturut-turut.
3.
Bank Syariah yang menyajikan data perhitungan rasio keuangan secara lengkap sesuai variabel yang digunakan dalam penelitian. Dari kriteria tersebut maka diperoleh sampel 10 bank sebagai
berikut:
Tabel 3.2 Daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan Sampel 1.
PT. Bank Syariah Mandiri
6.
PT. Bank Panin Syariah
2.
PT. Bank Syariah Muamalat
7.
PT. Bank Syariah Bukopin
Indonesia 3.
PT. Bank Syariah BNI
8.
PT. Bank Victoria Syariah
4.
PT. Bank Syariah BRI
9.
PT. Bank Jabar dan Banten
5.
PT. Bank Syariah Mega Indonesia
10.
PT. Maybank Indonesia Syariah
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menurut Bawono (2006:29) adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan
46
dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik atau cara untuk mendapatkan data sekunder dalam penelitian ini dengan diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku, data statistik, maupun dari internet. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data sekunder untuk semua variabel yaitu Return on Assets (ROA) dan data rasio-rasio keuangan masing-masing perusahaan perbankan yaitu Capital Adquacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Data sekunder ini diperoleh dengan metode pengamatan rasio-rasio keuangan bank umum syariah di Indonesia melalui website masing-masing bank umum syariah, mulai dari tahun 2010 sampai 2014.
E. Skala Pengukuran Kountur (2005:8) menyebutkan bahwa terdapat empat skala pengukuran (measurement scale), diantaranya: 1. Nominal Jenis data yang ukurannya menunjukan perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. 2. Ordinal Jenis data yang masuk pada skala ordinal adalah data yang ukurannya dapat membedakan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya
47
seperti pada skala nominal, tetapi dapat menunjukan tingkatan atau urutan antar kelompok. 3. Interval Sama dengan jenis skala ordinal, bedanya jika skala ordinal tidak bisa membedakan jarak. Pada skala interval urutan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sama. Dengan demikian semua operasi matematika dapat digunakan untuk data dengan skala interval. 4. Rasio Sama dengan skala interval, bedanya pada skala interval, nol itu bukan berati tidak ada. Pada skala rasio nol itu berarti tdak ada sama sekali. F. Definisi Konsep dan Operasional 1. Definisi Konsep Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, yang berusaha untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan keuangan (annual report) dari masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan empat rasio keuangan penting sebagai variabel independen dan profitabilitas (ROA) sebagai variabel dependen. Rasio keuangan yang digunakan sebagi variabel independen dalam penelitian ini menurut Dendawijaya (2009:121) adalah: a.
Capital Adequacy Ratio (CAR)
48
Capital adequacy ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri, disamping dana-dana yang diperoleh dari luar bank. b.
Non Performing Financing (NPF) Rasio non performing financing merupakan rasio yang berkaitan dengan kredit bermasalah. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kinerja perbankan tersebut, dan semakin rendah pula tingkat profitabilitas bank.
c.
Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to deposit ratio merupakan rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.
d.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Rasio
ini
merupakan
rasio
perbandingan
operasional dengan pendapatan operasional.
antara
biaya
49
Variabel dependen dalam penelitia ini adalah: a.
Return On Assets (ROA)
Dendawijaya
(2009:118)
menyatakan
bahwa
rasio
ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. 2. Operasional a. Capital Adequacy Ratio (CAR) Untuk menghitung rasio ini digunakan rumus: Modal Bank CAR =
x100% Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(Dendawijaya: 2009, 121)
b. Non Performing Financing (NPF) Untuk mengukur rasio ini digunakan rumus sesuai dengan SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004:
Kredit Bermasalah NPF =
x 100% Total Kredit
50
c. Financing to Deposito Ratio (FDR) Untuk mengukur rasio ini digunakan rumus:
Jumlah Kredit yang Diberikan FDR =
x100%
Total Dana Pihak Ketiga
(Dendawijaya: 2009, 116)
d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Untuk dapat menghitung rasio ini, digunakan rumus:
Biaya (Beban) Operasional x100 %
BOPO= Pendapatan Operasional (Dendawijaya: 2009, 119) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
a. Return On Assets (ROA) Untuk menghitung rasio ini digunakan rumus:
Laba Sebelum Pajak ROA =
x 100% Total Aktiva
(Dendawijaya: 2009, 118) Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website setiap bank umum syariah yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama tahun 2010 sampai dengan tahun
2014.
Setelah
didapatkannya
data,
maka
langkah
51
selanjutnya dilakukan analisis data dengan uji statistik. Kemudian hasil dari uji statistik akan ditarik sebuah kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian. G. Alat Analisis 1. Stasioneritas Sebelum melakukan uji statistik maka dilakukan uji stasioneritas terlebih dahalu. Dengan tujuan mengetahui apakah data yang kita pakai ini aman untuk digunakan atau tidak. 2. Statistik Winarno (2010:3) mengatakan bahwa statistik mempunyai dua makna, yaitu data statistik dan metodologi statistik. Data statistik merupakan kumpulan dari fakta-fakta pengamatan tentang aspek-aspek suatu objek tertentu. Sedangkan statistik sebagai metodologi berarti metode tentang cara pengumpulan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan. a. Uji T-test (uji secara individu) Uji ini menurut Bawono (2006:89) digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variebel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masingmasing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu. Langakah-langkah pengujian: 1)
Menentukan hipotesis
52
H0: β1 = 0, = artinya variabel independen (Xi) tidak berpengaruh tehadap variabel dependen (Y). H0: β1 ≠ 0, = artinya variabel independen (Xi) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). 2) Menentukan t tabel Untuk menentukan t tabel dengan menggunakan tingkat α 5% dan derajat kebebasan (dk) = n – 1 – k. Dimana: n: jumlah data k: jumlah variabel yang dipakai 3) Rumus untuk mencari t hitung: Mencari r hitung dengan cara: n(∑XY) – (∑X) (∑Y) rxy
= [√{n. ∑X2 – (∑X)2}] {n. ∑Y2 – (∑Y)2}
Setelah mendapatkan r hitung berikutnya dapat mencari t hitung, dengan cara: r√n-2 t hitung =
√n-r2
4) Pengambilan keputusan
53
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara veriabel independen dengan dependen. Disamping membandingkan t hitung dengan t tabel agar bisa menentukan H0 diterima atau tidak, dapat pula dengan melihat nilai signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 5%. b. Uji F test (uji secara serempak) Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel X1, X2, X3 ... (independen) secara bersama-sama dapat memengaruhi variabel (dependen). Langkah pengujiannya sebagai berikut: 1)
Menentukan Hipotesis
H0: β1, β2 ... βn = 0, artinya variabel independen (X1, X2, X3 ...) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). 2)
Menentukan F tabel
Untuk menentukan F tabel digunakan taraf signifikasi α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = (n - k). 3)
Rumus untuk mencari F hitung R2 / (K - 1) F hitung = (1 – R2) / (n - K)
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
54
K = banyaknya variabel independen
n = jumlah sampel yang diteliti
4)
Pengambilan keputusan Jika F hitung < F tabel. Maka H0 diterima artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersamasama (X1, X2, X3 ...) terhapat variael dependen (Y). Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama (X1, X2, X3...) terhadap variabel dependen (Y). Disamping dengan membandingkan F hitung dengan F tabel untuk menentukan H0 diterima atau tidak dapat dengan melihat nilai signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 5%. 3. Uji asumsi klasik Uji asumsi klasik perlu dilakukan guna melengkapi uji statistik yang sudah dilakukan. Uji asumsi klasik terdiri dari multikolinearitas, heterokedasitas, autokorelasi, normalitas, dan linear. a. Pengujian multikolinearitas 1) Pengertian Uji Multikolinearitas Menurut pendapat Sumanto (2014:165) uji multikolinearitas dimaksutkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas. Jika terdapat hubungan yang cukup tinggi (signifikan), berarti ada aspek yang sama diukur pada variabel
55
bebas. Hal ini layak digunakan untuk menentukan konstribusi secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. 2) Pendeteksian Uji Multikolinearitas Ada cara menurut Bawono (2006:116) yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multicollinearity di dalam model, yaitu nilai R2 (misalnya antara 0,7 - 1) dan F hitung yang dihasilkan dari suatu estimasi sangat tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen, berati ini ada indikasi terdapat multicollinearity. 3) Teknik perbaikan pada Uji Multikolinearitas Salah satu teknik untuk mengahadapi penyakit multikolinearitas yaitu dengan membuang variabel yang berkolerasi. Misal persamaan sebelumnya: Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + U1 Kalau ternyata setelah kita deteksi antara variabel X1 dan X2 berkolerasi yang cukup tinggi, maka untuk menghilangkan penyakit multikolinearitas dapat kita buang salah satu variabel. Tetapi langkah ini dapat menimbulkan bias spesifikasi, kalau kita kurang berhati-hati dalam memilih variabel mana yang layak untuk dibuang.
Karena
kadang kala sering terjadi sebuah variabel itu memang berkolerasi cukup tinggi, tetapi secara teori dan empiris dinyatakan bahwa kedua variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap satu variabel (Y), maka
56
kedua variabel tadi (X1 dan X2) jika salah satu dihilangkan akan menyebabkan bias spesifik. b. Heteroskedasitas 1) Pengertian Heteroskedasitas Heteroskedasitas terjadi apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskedasitas adalah penaksiran tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji F test, T test akan menyebabkan kesimpulan yang salah. 2) Teknik pendeteksian heteroskedasitas Untuk melihat ada tidaknya gejala penyakit heteroskedasitas dengan grafik scetterplot, yaitu dengan melihat grafik scetterplot antara ZPRED (nilai prediksi variabel dependen) dan SRESID (residualnya). Untuk mendeteksi grafik scetterplot tersebut, yaitu dengan melihat pola pergerakan grafik tersebut, kalau polanya beraturan (gelombangnya melebar dan menyempit) hal ini cenderung ada gejala penyakit heteroskendastisitas. Tetapi jika polanya tidak beraturan, cenderung tidak ada penyakit heteroskendastisitas. 3) Teknik perbaikan penyakit heteroskendastisitas Ketika regresi yang kita lakukan ternyata data dari variabel yang kita gunakan terdapat penyakit heteroskendastisitas, akan menyebabkan di samping penaksiran tidak lagi efisien. Kondisi dimana penaksir tidak efisien ini membuat prosedur pengujian hipotesis, nilainya diragukan.
57
Salah satu cara untuk perbaikan dari penyakit heteroskendastisitas dengan membagi persamaan regresi dengan salah satu variabel independen. Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + U1 Sebagai misal persamaan ini kita bagi dengan X1, maka hasilnya sebagai berikut: Yi = β0 + β1X1 + β2X2 + U1 X1 c. Uji Autokorelasi 1) Pengertian autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Autokorelasi ini menunjukan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel-variabel yang sama. 2) Teknik pendeteksian autokorelasi Dengan menggunakan uji durbin watson, sedangkan kriteria pengujian sebagai berikut: d > du = tidak ada autokorelasi positif d < dl
= ada autokorelasi positif
0 < d < dl
= ada autokorelasi positif
4 – dl < d < 4
= ada autokorelasi negative
du < d < 4 – du= tidak ada autokorelasi positif / negative dl ≤ d ≤ du
= tidak dapat disimpulkan
58
du ≤ d ≤ 4 – dl
= tidak ada autokorelasi negative
4. Regresi Pengertian regresi menurut Sarwono (2009:91) regresi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Di dalam menganalisis data dengan regresi menurut Bawono (2006:84) biasanya kita dihadapkan pada dua kemungkinan, dua kemungkinan itu adalah: a. Regresi sederhana Regresi ini sering digunakan untuk analisis yang sederhana. Pada prinsipnya yang disebut dengan regresi sederhana adalah bahwa data yang kita analisa hanya terdiri dari satu variabel dependen dan satu variabel independen, atau kalau kita wujudkan dalam suatu persamaan dapat sebagi berikut: Y = β 0 + β1 X + E Di mana: Y = Estimasi variabel dependen βo = Konstanta dari persamaan regresi β1 = Koefisien dari variabel independen X = Variabel independen E = Residual atau prediction error
59
Jadi dengan kondisi persamaan diatas, bisa dilihat kesederhanaan analisisnya. Disebut sederhana karena faktor yang menyebabkan perubahan variabel dependen dalam hal ini Y, hanya semata-mata disebabkan oleh variabel independen X saja. Dengan kata lain naik turunnya variabel Y hanya disebabkan oleh variabel X saja. b. Regresi berganda Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut analisa multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X). Kondisi variabel independen (X) dalam mempengaruhi variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif bisa negatif, atau beraneka ragam kondisi yang mempengaruhi. Sehingga regresi berganda ini lebih real dengan kenyataan dilapangan, bahwa suatu hal dipengaruhi oleh banyak hal. Sedangkan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara beberapa variabel independen (X1, X2 ...) mempengaruhi variabel dependen (Y) dapat dilakukan dengan diuji dengan uji statistik. Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + E Dimana: Y
= Estimasi variabel dependen
60
Βo
= Konstanta dari persamaan regresi
Β1,2,3
= Koefisien dari variabel independen X1,2,3
X1,2,3
= Variabel independen X1,2,3
E
= Residual atau prediction error
Dalam analisis regresi yang menjadi pusat perhatian adalah apa yang dikenal dengan ketergantungan diantara variabel yang bersifat statistik. Variabel yang bersifat statistik merupakan variabel random (acak), ini juga sering disebut dengan variabel stokhastik, yaitu variabel yang memiliki distribusi probabilitas. Berbeda dengan variabel yang bersifat fungsional (bersifat fungsi) atau deterministik, variabel ini tidak bersifat random atau stokhastik. Didalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda (multivariate), karena pada penelitian ini variabel independen (X) yang digunakan berjumlah empat, yaitu CAR, NPF, FDR, dan BOPO.
BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Diskripsi Objek Penelitian 1. Gambaran umum penelitian Penelitian ini berjudul pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) studi kasus pada Bank Umum Syariah periode 2010-2014. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO). 2. Langkah-langkah pembuatan model penelitian a. Menentukan sampel perusahaan perbankan yang akan dimasukkan ke dalam model penelitian b. Mengumpulkan dan membuat data dari sampel yang telah dipilih c. Data yang sudah jadi kemudian dimasukan dan diuji statistik dan uji asumsi klasik pada aplikasi EViews d. Data yang tidak memenuhi ketentuan model penelitian, akan dikeluarkan dari model penelitian, atau akan dihapus e. Interprestasi dari hasil pengujian f. Kesimpulan
61
62
3. Diskriptif Statistik Deskriptif statistik memberikan gambaran mengenai sampel yang akan diteliti. Deskritif statistik dilakukan sebelum melakukan uji statistik. Berikut disajikan tabel diskriptif statistik Tabel 4.1 Deskriptif Statistik Sample: 2010 2014
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev.
CAR
NPF
FDR
BOPO
ROA
28.17300 16.45000 195.1400 10.60000 32.16789
2.022000 1.825000 4.850000 0.000000 1.489610
98.75480 92.43500 289.2000 16.93000 40.36670
85.89180 86.01500 182.3100 34.73000 20.97022
1.591400 1.455000 6.930000 -2.530000 1.516049
Dijelaskan pada tabel diatas, nilai minimum profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah adalah -2.53 yaitu milik Bank Panin Syariah. Sedangkan nilai maksimum yang terdapat pada Bank Umum Syariah menunjukan angka 6.93 yang dimiliki oleh Bank Victoria Syariah. Sedangkan nilai rata-rata ROA pada Bank Umum Syariah sebesar 1.5914 dengan standar deviasi sebesar 1.516049. Pada tabel CAR nilai terendah dari Bank Umum Syariah sebesar 10.6 yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri pada tahun 2010. Sedangkan nilai maksimum CAR menunjukkan 195.14 pada Bank Victoria Syariah. Nilai rata-rata sebesar 28.173 dengan standar deviasi 32.16789.
63
Sedangkan pada variabel NPF nilai minimum dari Bank Umum Syariah menunjukan angka 0 yang dimiliki oleh 2 Bank Syariah, yaitu Bank Mega Syariah dan Bank Victoria Syariah. Nilai maksimum sebesar 4.85 terdapat pada Bank Muamalat Syariah. Serta nilai rata-rata sebesar 2.022 dengan standar deviasi sebesar 1.489610. Nilai tertinggi FDR pada Bank Umum Syariah dimiliki Maybank Indonesia Syariah yang menunjukkan angka 289.2 dan nilai terendah sebesar 16.93 oleh Bank Victoria Syariah dengan rata-rata sebesar 98.7548 dan standar deviasi menunjukkan angka 40.36670. Tingkat nilai tertinggi pada variabel BOPO terdapat pada Bank Panin Syariah dengan angka sebesar 182.31 dan nilai terendah pada Maybank Indonesia Syariah 34.73. Standar deviasi sebesar 20.97022 dan nilai rata-rata sebesar 85.89180. B. Analisis data 1. Uji Stasioneritas a. Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Tabel 4.2 Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Panel unit root test: Summary Series: D(CAR) Date: 06/11/16 Time: 11:05 Sample: 2010 2014 Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -4.31077 0.0000 Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 19.7835 0.4715 PP - Fisher Chi-square 24.2398 0.2321
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
64
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diperoleh nilai probalility sebesar 0.0000 dimana nilai ini lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada variabel CAR berdistribusi normal. b. Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing (NPF) Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing (NPF) Panel unit root test: Summary Series: D(NPF) Date: 06/11/16 Time: 11:03 Sample: 2010 2014 Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -23.4215 0.0000 Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 66.0140 0.0000 PP - Fisher Chi-square 78.3410 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
berdasarkan hasil pengujian diatas, diperoleh nilai probability 0.0000 dimana nilai probability pada penelitian lebih kecil dari nilai 0.05, sehingga dapat disimpulkan data yang digunakan pada variabel NPF berdistribusi normal.
65
c. Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) Tabel 4.4 Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) Panel unit root test: Summary Series: D(FDR) Date: 06/11/16 Time: 11:04 Sample: 2010 2014 Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -30.3453 0.0000 Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 37.5285 0.0101 PP - Fisher Chi-square 44.1017 0.0015
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Pada tabel diatas diperoleh nilai probability sebesar 0.0000 yang tidak lebih dari nilai 0.05, hal ini menunjukan bahwa data pada variabel ini berdistribusi normal. d. Uji Stasioneritas Variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Tabel 4.5 Uji Stasioneritas Variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Panel unit root test: Summary Series: D(BOPO) Date: 06/11/16 Time: 11:06 Sample: 2010 2014 Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -23.3915 0.0000 Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 60.3607 0.0000 PP - Fisher Chi-square 69.1778 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
66
Dari hasil pengujian diatas nilai probability menunjukkan angka sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai 0.05. sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada variabel BOPO ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya. e. Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) Tabel 4.6 Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) Panel unit root test: Summary Series: D(ROA) Date: 06/11/16 Time: 11:06 Sample: 2010 2014 Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -6.65981 0.0000 Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 39.5853 0.0056 PP - Fisher Chi-square 55.3327 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Dari hasil pengujian diatas data pada variabel ROA menunjukkan distribusi yang normal, karena nilai probability pada tabel lebih kecil dari nilai 0.005, yaitu 0.0000.
67
Variabel
Tabel 4.7 Ringkasan Data Uji Stasioneritas Nilai Interprestasi
Dependen
Probability
1.
CAR
0.0000
Data aman untuk dilakukan uji selanjutnya
2.
NPF
0.0000
Data aman untuk dilakukan uji selanjutnya
3.
FDR
0.0000
Data aman untuk dilakukan uji selanjutnya
4.
BOPO
0.0000
Data aman untuk dilakukan uji selanjutnya
5.
ROA
0.0000
Data aman untuk dilakukan uji selanjutnya
No
Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji stasioneritas, dinyatakan bahwa didalam semua variabel tidak ada masalah. Artinya data yang digunakan dinyatakan aman untuk dapat dilakukan uji selanjutnya. 2. Uji Statistik a. Uji regresi secara parsial (Uji t) Uji regresi secara parsial (uji t) digunakan untuk melihat tingkat signifikan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Tetapi jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen. Cara lain yang lebih mudah dalam melihat nilai signifikan yaitu dengan melihat apakah lebih atau kurang dari 5% atau 0,05. Bila nilai sig t < 0,05 maka variabel
68
independen yang digunakan dalam model secra parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Begitu juga dengan sebaliknya, jika nilai sig t > 0,05 maka variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.8 Hasil Uji T Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:07 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR BOPO C
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
Tabel 4.8 di atas merupakan hasil uji statistik. Terdiri dari empat variabel yang diujikan, variabel-variabel independen tersebut menunjukkan nilai signifikansi berturut-turut 0.08752; 0.2978; 0.4197; 0.0000, angka-angka tersebut akan menjelaskan signifikan atau tidak signifikanya variabel independen. Karena nilai probability variabel CAR sebesar 0.08752 maka variabel CAR tidak signifikan terhadap ROA dan nilai t menunjukkan
69
angka 0.157919. Sehingga dapat disimpulkan CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan pada variabel NPF nilai signifikannya lebih besar dari angka 0.05 yaitu sebesar 0.2978 maka variabel NPF tidak signifikan terhadap variabel ROA, dengan nilai t sebesar 1.053394 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPF berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Begitu juga dengan variabel FDR yang memiliki nilai signifikansi sebesar 0.4197 dan nilai t menunjukkan -0.814474, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Hanya variabel BOPO yang memiliki nilai kurang dari 0.05 yaitu 0.0000 sehingga variabel BOPO signifikan terhadap variabel ROA dan memiliki nilai t sebesar -6.814188, kesimpulannya adalah BOPO memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. b. Uji regresi serempak (Uji f) Uji f atau uji secara serempak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel X1, X2, X3, ... (independen) secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel Y (dependen). Dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat nilai f hitung dan f tabel. Jika f hitung < f tabel, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama (X1, X2, X3, ...)
70
terhadap variabel dependen (Y). Jika f hitung ≥ f tabel, maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X1, X2, X3, ...) secara bersama-sama terhadap veriabel dependen (Y). Di samping membandingkan nilai f hitung dengan nilai f tabel untuk menentukan H0 diterima atau tidak dapat dengan melihat nilai signifikasinya apakah lebih atau kurang dari 5% atau 0,05. Bila nilai sig lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Tabel 4.9 Hasil Uji F Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:07 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR BOPO C
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
Dapat dilihat pada tabel 4.9 hasil uji f menyatakan bahwa nilai F hitung 17.13620 dengan nilai sig 0,000000 di bawah nilai signifikan 0,05. Dengan demikian dapat disimulkan bahwa variabel
71
independen yang digunakan dalam penelitian ini secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. c. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X1, X2, X3, ...), atau sejuahmana kontribusi variabel independen (X1, X2, X3, ...) mempengaruhi variabel dependen (Y). Pengujian ini dilakukan dengan melihat R2 pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien determinasi (R2) semakin mendekati angka 1 berati model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen (Y). Tabel 4.10 Hasil Uji Detrerminasi Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:07 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR BOPO C
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
72
Dapat dilihat pada tabel 4.10 di atas, nilai R square 0.603681 atau 60.3681% mengidentifikasikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model penelitian ini memiliki kemampuan menjelaskan variabel dependen sebesar 60.3681%. Sedangkan sisanya 39.6319% dijelaskan oleh variabel diluar model. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas. Untuk menguji multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai R2. Jika hasil R2 utama hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan R2 hasil regresi masing-masing variabel maka tidak terdapat penyakit multikolinieritas. Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: CAR Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:15 Sample: 2010 2014 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
NPF FDR BOPO C
-8.203504 0.094196 -0.091331 43.30272
3.044702 0.118597 0.240408 27.42229
-2.694354 0.794257 -0.379900 1.579107
0.0098 0.4311 0.7058 0.1212
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.199719 0.147527 29.70044 40577.35 -238.4205 3.826602 0.015765
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
28.17300 32.16789 9.696819 9.849781 9.755068 0.841422
73
Pada tabel 4.11 disajikan hasil uji multikolinieritas, hasil R2 utama sebesar 0.603681. Sedangkan R2 variabel dependen CAR menunjukkan angka 0.199719. R2 utama > R2 variabel dependen CAR, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa CAR lolos dalam uji multikolinieritas. Tabel 4.12 Uji Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: NPF Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:17 Sample: 2010 2014 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
FDR BOPO CAR C
0.001246 0.019867 -0.016615 0.660690
0.005371 0.010433 0.006167 1.263387
0.231930 1.904239 -2.694354 0.522951
0.8176 0.0631 0.0098 0.6035
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.244116 0.194819 1.336655 82.18580 -83.37091 4.951955 0.004617
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
2.022000 1.489610 3.494837 3.647798 3.553085 1.066021
Tabel 4.12 diatas disajikan hasil uji multikolinieritas, hasil R2 utama sebesar 0.603681. Sedangkan R2 variabel dependen NPF menunjukkan angka 0.244116. R2 utama > R2 variabel dependen NPF, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa NPF lolos dalam uji multikolinieritas.
74
Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: FDR Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:17 Sample: 2010 2014 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
BOPO CAR NPF C
-0.860201 0.143620 0.937689 166.6968
0.268908 0.180823 4.042977 24.58875
-3.198868 0.794257 0.231930 6.779391
0.0025 0.4311 0.8176 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.225142 0.174608 36.67359 61867.79 -248.9652 4.455243 0.007889
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
98.75480 40.36670 10.11861 10.27157 10.17686 0.815034
Dapat dilihat pada tabel 4.13 diatas disajikan hasil uji multikolinieritas, hasil R2 utama sebesar 0.603681. Sedangkan R2 variabel dependen FDR menunjukkan angka 0.225142. R2 utama > R2 variabel dependen FDR, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa FDR lolos dalam uji multikolinieritas.
75
Tabel 4.14 Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: BOPO Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:18 Sample: 2010 2014 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR C
-0.034245 3.677917 -0.211545 100.3110
0.090143 1.931437 0.066131 8.860148
-0.379900 1.904239 -3.198868 11.32159
0.7058 0.0631 0.0025 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.293900 0.247850 18.18675 15214.87 -213.8971 6.382207 0.001044
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
85.89180 20.97022 8.715882 8.868844 8.774131 1.266377
Disajikan pada tabel 4.14 diatas hasil uji multikolinieritas, hasil R2 utama sebesar 0.603681. Sedangkan R2 variabel dependen BOPO menunjukkan angka 0.293900. R2 utama > R2 variabel dependen BOPO, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa BOPO lolos dalam uji multikolinieritas.
No
Variabel
Tabel 4.15 Ringkasan Data Uji Multikolinieritas Nilai Interprestasi
Dependen
Probability
1.
CAR
0.199719
Tidak ada penyakit Multikolinieritas
2.
NPF
0.244116
Tidak ada penyakit Multikolinieritas
3.
FDR
0.225142
Tidak ada penyakit Multikolinieritas
4.
BOPO
0.293900
Tidak ada penyakit Multikolinieritas
5.
R2 Utama
0.603681
Tidak ada penyakit Multikolinieritas
76
Pada Tabel 4.15 diatas dapat disimpulkan bahwa pada uji multikolinieritas, semua variabel independen dinyatakan lolos uji multikolinieritas,
dan
dapat
dilanjutkan
untuk
pengujian
selanjutnya. b. Uji Heteroskendastisitas Terdapat beberapa cara dalam pendeteksian ada tidaknya heteroskendastisitas di dalam model yaitu dengan realita variabel yang diteliti, grafik scatterplot, dan metode park. Dalam penelitian ini pendeteksian heteroskendastisitas menggunakan metode park. Dalam menggunakan metode park pertama kita harus mencari nilai dari variabel residual (U2i), kemudian nilai residual (U2i) kita kuadratkan, setelah muncul nilai kuadrat dari nilai residual (U2i) kemudian menghitung logaritmanya (LnU2i), setelah itu dilakukan uji regresi variabel LnU2i sebagai variabel dependen dengan variabel X1, X2, X3, sebagai variabel independen. Pengambilan keputusan yaitu dengan melihat masing-masing nilai variabel independen, jika nilai variabel independen lebih dari 0,05 maka tidak ada gejala heteroskendastisitas.
77
Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskendastisitas Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:37 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CAR NPF FDR BOPO
-1.182576 0.000861 -0.209489 -0.011193 0.004517
2.549520 0.013351 0.296658 0.010812 0.021803
-0.463843 0.064479 -0.706163 -1.035168 0.207155
0.6450 0.9489 0.4837 0.3061 0.8368
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.040776 -0.044489 2.689394 325.4777 -117.7787 0.478228 0.751498
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.299295 2.631495 4.911148 5.102350 4.983959 1.944655
Di atas telah disajikan tabel hasil uji heteroskendastisitas, yang perlu diperhatikan di dalam tabel ini adalah nilai signifikan variabel independen. Nilai hasil uji heteroskendastisitas berturutturut adalah 0.9489; 0.4837; 0.3061; 0.8368. Dapat disimpulkan dalam uji heteroskendastisitas ini terhindar dari penyakit heteroskendastisitas. c. Uji autokorelasi Uji autokorelasi ini menunjukan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel-variabel yang sama. Autokorelasi ini dapat terjadi apabila suatu keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel panggangu pada periode lain. Jadi suatu penelitian memerlukan dilakukannya
78
pengujian autokorelasi, jika penelitiannya menggunakan data runtun waktu (time series). Untuk mendeteksi ada tidaknya suatu gejala autokorelasi ini dapat dilakukan dengan uji durbin watson. Tabel 4.17 Durbin Watson Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:07 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR BOPO C
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
Pada tabel 4.17 di atas disajikan tabel durbin watson, nilai dw sebesar 2.241326. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan 10 sampel dan 4 variabel independen dan 1 variabel dependen. Sehingga nilai n dalam penelitian ini sejumlah 50 data. Sehingga nilai dL dan dU adalah 1.38 dan 1.72. Nilai 4 - dU = 4 –1.72 = 2.28. Dikarenakan nilai dw diantara dU dan 4 – dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesalahan spesifikasi model atau keduanya layak dipakai.
79
Gambar 4.1 Skala Pengukuran Durbin Watson tidak terdapat autokorelasi
dL = 1.38
dw = 2.24
4 – dU = 2,28
4. Interprestasi data Dalam model penelitian ini menggunakan empat jenis rasio keuangan penting dalam perbankan yang dijadikan sebagai variabel independen. Keempat rasio ini diuji secara statistik dan asumsi klasik, keempat rasio keuangan ini diuji secara statistik dan berikut hasil uji regresi berganda dengan ROA sebagai variabel dependen dan keempat rasio keuangan menjadi variabel independen. Tabel 4.18 Hasil Analisis Regresi Berganda Dependent Variable: ROA Variable Coefficient CAR NPF FDR BOPO C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076 0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
80
Berdasarkan tabel diatas maka fungsi persamaan yang terbentuk adalah: ROA = 6.851076 + 0.157919 CAR + (-1.053394) NPF + (-0.814474) FDR + (-6.814188) BOPO + 0.05 Konstan = 6.851076 Artinya: Jika CAR, NPF, FDR, dan BOPO sama dengan 0 (nol) maka ROA akan naik sebesar 6.851076. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO memiliki korelasi positif terhadap profitabilitas. Variabel independen yang digunakan dalam model penelitian: a. Capital Adequacy Ratio(CAR) Nilai β pada tabel diatas menunjukkan angka 0.157919. Artinya: Jika CAR dinaikan sebesar 1% makan ROA akan naik sebesar 0.157919. Dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. Menurut Dendawijaya (2009:121) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecupukan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misal kredit yang diberikan. Jika rasio CAR meningkat maka pendapatan juga akan meningkat. b. Non Performing Financing (NPF) Nilai β pada tabel diatas menunjukkan angka -1.053394.
81
Artinya: Jika FDR dinaikan sebesar 1% makan ROA akan naik sebesar -1.053394. Dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. c. Financing to Deposit Ratio (FDR) Nilai β diatas menunjukkan angka -0.814474. Artinya: Jika FDR dinaikan satu persen maka ROA akan naik sebesar -0.814474. Dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. d. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional Nilai β pada tabel diatas menunjukan angka -6.814188. Artinya: Jika BOPO dinaikan sebesar 1% makan ROA akan naik sebesar -6.814188. Dengan asumsi nilai koefisien variabel independen lainnya tetap atau sama dengan nol. Dalam pengujian selanjutnya, setelah dilakukannya uji statistik maka yang harus dilakukan berikutnya adalah uji asumsi klasik. Pada uji asumsi klasik terdiri dari beberapa pengujian, diantaranya adalah uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas. 1) Uji multikolinieritas Di dalam pengujian multikolinieritas tidak terdapat masalah disetiap variabel independen, sehingga pada uji multikolinieritas semua variabel dinyatakan lolos.
82
2) Uji heteroskendastisitas Setelah dilakukannya uji multikolinieritas kemudian selanjutnya dilakukan uji heteroskendastisitas. Pada uji heteroskendastisitas semua variabel mempunyai nilai signifikan leboh dari 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang digunakan tidak terkena penyakit heteroskendastisitas. 3) Uji autokorelasi Hasil uji autokoelasi adalah kedua variabel independen yang telah lolos dari uji sebelumnya dan satu variabel dependen. Karena nilai dw pada penelitian ini diantara nilai dU dan 4 – dU maka tidak model penelitian ini layak untuk dipakai.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil dari uji statistik regresi secara parsial (Uji t) menjelaskan bahwa: 1. H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dari hasil pengujian yang didapat nilai signifikansinya sebesar 0.08752 lebih besar dari 0.05 menandakan bahwa variabel CAR tidak signifikan terhadap ROA dan nilai t menunjukkan angka 0.157919. Sehingga dapat disimpulkan CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. Berbeda dengan H1 yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dapat disimpulkan H1 ditolak.
83
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Defri (2012) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdafta di BEI. 2. H2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan penulis pada variabel NPF nilai signifikannya lebih besar dari angka 0.05 yaitu sebesar 0.2978 maka variabel NPF tidak signifikan terhadap variabel ROA, dengan nilai t sebesar -1.053394 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPF berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan H2 yang menyatakan Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Sehingga dapat disimpulkan H2 ditolak. Penelitian ini sama hasilnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahmy (2013) yang menyatakan NPF berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA.
3. H3 : Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Pada penelitian ini variabel FDR memiliki nilai signifikansi sebesar 0.4197 dan nilai t menunjukkan -0.814474, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Sehingga H3 ditolak. Sama dengan penelitian yang
84
dilakukan oleh Fahmy (2013) yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. 4. H4 : Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Dalam penelitian ini variabel BOPO memiliki nilai kurang dari 0.05 yaitu 0.0000 sehingga variabel BOPO signifikan terhadap variabel ROA dan memiliki nilai t sebesar -6.814188, kesimpulannya adalah BOPO memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Sehingga H4 diterima.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Widianata (2012) menyatakan bahwa BOPO memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap ROA. Serta penelitian yang dilakukan oleh Regina (2012) BOPO secara parsial berpengangaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan atas semua pembahasan-pembahasan yang sudah dijelaskan. Serta saran dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang sudah dilkakukkan dengan tujuan untuk menguji pengaruh capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), dan biaya operasional pada pendapatan operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA). Maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini, antara lain: 1.
Variabel CAR secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan secara serempak variabel CAR dan yang lainnya berpengaruh secara bersama-sama terhadap ROA. Kemudian setelah dilakukan uji asumsi klasik variabel CAR lolos.
2.
Variabel NPF secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah, secara serempak variabel NPF berpengaruh terhadap profitabilitas. Variabel NPF lolos uji asumsi klasik.
3.
Variabel FDR secara parsial variabel berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA sedangkan uji secara serempak berpengaruh terhadap profitabilitas. Pada uji asumsi klasik variabel FDR lolos pada semua uji asumsi klasik.
85
86
4.
Variabel BOPO secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan secara serempak berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan. Pada uji asumsi klasik variabel BOPO lolos dalam semua uji asumsi klasik.
B. Saran Dengan telah dilakukannya penelitian tentang pengaruh capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio (FDR), dan biaya operasional pada operasional (BOPO) terhadap profitabilitas (ROA) (study kasus pada bank umum syariah periode 20102014). Maka dari itu peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Bagi pihak perbankan Diharapkan manajemen bank untuk dapat memperhatikan serta menjaga faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas (return on asset) perbankan, seperti capital adequacy ratio, non performing financing, financing to deposit ratio, dan juga pada biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Karena faktor-faktor tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai tingkat kesehatan perbankan.
2.
Bagi pihak investor Dalam menanamkan dananya para investor perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan perbankan. Dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perbankan seperti non performing financing dan financing to deposit ratio. Kesehatan bank dapat meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat.
87
3.
Bagi pihak akademisi / penelitian selanjutnya a.
Diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat memperluas populasi dan sampel dalam penelitiannya.
b.
Diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel dependen yang diduga memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah.
c.
Diharapkan agar penelitian selanjutnya menambahkan jumlah tahun dalam penelitiannya, tidak hanya sebatas lima tahun.
88
Referensi Buku: Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: kencana prenada media group. Dahlan, Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan “Kebijakan Moneter dan Perbankan”. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu, Jakarta. Dendawijaya, Lukman. 2009. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia, Jakarta. Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir, S.E., M.M. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kountur, Ronny. 2006. Statistik Praktis. Jakarta: Penerbit PPM. Kuncoro Mudrajat, Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE . Kuncoro, Mudrajat. 2004. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. ed. II Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004. Latumaerissa, Julius. 1999. Bisnis Manajemen & Keuangan Perbankan. Bumi Aksara. Martono, Nanang. 2011. Metode penelitian kuantitatif “Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rindjin, Ketut. 2000. Pengantar Perbankan Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Yogyakarta: Andi Offset. Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah: Panduan Lengkap Untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan Spss 16. Yogyakarta: Andi Offset. Sofyan, Mochlasin. 2012. Etika Bisnis dan Perbankan: Perspektif Islam. Salatiga: Stain Press. Sumanto, 2014. Statistika terapan. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service)
89
Sumanto, 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service) Supardi, 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Pres Yogyakarta. Winarno, 2010. Statistik. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Wirdyaningsih, Gamala, dkk. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media. Yudiana, Fetria Eka. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Salatiga: Stain Press.
90
Referensi Skripsi, Tesis, Jurnal: Alifah, Yonira Bagiani. 2014. “Pengaruh CAR, NPL, BOPO, dan LDR Terhadap Profitabilitas Bank (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Azmy, Ahmad. 2014. “Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan BOPO Terhadap Return On Assets Perbankan Syariah di Indonesia”. Jurnal. GICI Vol.4 No.3 tahun 2014. Defri. 2012. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”. Jurnal. Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Dwi Agung Prasetyo, dan Ni Putu Ayu Darmayanti. “Pengaruh Resiko Kredit, Likuiditas, Kecukupan Modal, Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas PT BPD Bali”. E-jurnal Manajemen Unud, Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas udayana bali. Vol. 4, No.9, 2015: 2590 – 2617. ISSN 2302-8921. Efendi. Edin Surdi Djatikusuma. Ratna Juwita. 2015. “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, dan LDR Terhadap ROA Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang”. Jurnal. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Manajemen STIE MDP. Palembang. Fahmy, M. Salahuddin. 2013. “Pengaruh CAR, NPL, BOPO, FDR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”. Skripsi. Program Studi Keuangan Islam Fakultas Syariah dan Hukum (S-1) Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fitriyana, Anita. 2011. “Analisis Rasio Kecukupan Modal , Liquiditas, Non Performing Loans, Equity To Asset Ratio Dan Time Deposit Ratio Terhadap Reyrun On Assets Bank Studi Empiris Pada Bank Umum Konvensional Di Indonesia Periode 2006-2010”. Skripsi. Program Sarjan (S-1) Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Khotimah, Sarah Zahrotul. 2011. “Analisis Pengaruh Car, Npl, Bopo, Nim, Dan Ldr Terhadap Perubahan Laba Pada Bank Devisa Di Indonesia Tahun 20052008”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Lestari, Dwi. 2014. “Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbakan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
91
Meilita, Nita. 2012. “Pengaruh Sumber Dana Pihak Ketiga Terhadap Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri Cabang Cirebon”. Skripsi. Muamalah Ekonomi Perbankan Islam (S-1) Institud Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon. Mitasari, Dwihilda Rezha. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan To Deposite Ratio, Net Interest Margin Dan Bopo Terhadapa Tingkat Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S-1) Universitas Brawijaya Malang. Mubarok, Muh Husni. 2010. “Pengaruh Non Perfroming Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposito Ratio, Terhadap Profitabilitas di Sektor Perbankan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Program S-1 Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Nugroho, Lukman Chakim. 2012. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR Terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan ( Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2011)”. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis (S-1) Universitas Diponegoro Semarang. Nur Artwienda MS, ST. 2009. “Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, BOPO, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Perubahan Laba (Studi Komparatif: Pada Bank Besar dan Bank Kecil di Indonesia Periode Tahun 2004-2007)”. Tesis. Program Studi Magister Manajemen (S-2) Universitas Diponegoro Semarang. Nusantara, Ahmad Buyung. (2009). “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007)”. Tesis. Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Terpublikasi Melalui link: Prasetyo, Ade. Binastuti, Sughiarti. Kowanda, Dionysia. Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2014. “Pengaruh Intellectual Capital, BOPO, DER, dan LDR Terhadap Return On Equity Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, Periode 2008 – 2012”. Jurnal. Ekonomi dan Bisnis. Vol.8 No.3, November 2014. Regina, Maria. 2012. “Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Studi Kasus Pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011”. Skripsi. Program Sarjana S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar. Restiyana. 2011. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, dan NIM Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum di Indonesia
92
periode 2006-2010)”. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi (S-1) Universitas Diponegoro Semarang. Rifqul Ma’isyah, Imron Mawardi. 2015. “Pengaruh Kecukupan Modal, Fungsi Intermediasi, Efisiensi Operasional, dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah Periode Januari 2010 – Juli 2014)”. Jurnal. JESIT Vol. 2 No. 3 Maret 2015. Sudarini, Sinta. 2005. “Penggunaan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba pada Masa Yang Akan Datang”. Jurnal. Akuntansi dan Manajemen, Vol. XVI, No.3, Desember 2005, 195-207. Sulindawati, Lug Gede Erni. Nyoman Trisna Herawati. Luh Eprima Dewi. 2015. “Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR, dan NPL Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)”. Jurnal. Akuntansi Program S1 volume: 3 no.1 tahun 2015. Sumiati, Siti. 2009. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROA) Pada Bank Muamalat Indonesia”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah. Widianata, Andrea. 2012. “Analisi Pengaruh Rasio CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR, Terhadap ROA Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”. Skripsi. Program Sarjana S-1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Wismaryanto, Sigit Dwi. 2015. “Pengaruh NPL, LDR, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan CAR Terhadap Harga Saham Pada Sub Sektor Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2012”. Jurnal. Manajemen vol 5 no.1 Juni 2015. Wityasari, Meryta. 2014. “Analisis Pengaruh CAR, Dana Pihak Ketiga (DPK), NPL dan LDR Terhadap Profitabilitas Perbankan dengan LDR sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Pada Bank Umum Konvensional Go Public di Indonesia Periode 2009-2013”. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S-1) Universitas Diponegoro.
93
LAMPIRANLAMPIRAN
94
LAMPIRAN I Data Utama No. 1
BANK Bank Muamalat Indonesia
2
Bank Syariah mandiri
3
Bank Syariah Mega Indonesia
4
BRI Syariah
5
Bank Syariah Bukopin
6
Bank Panin Syariah
7
Bank Jabar dan Banten
8
Bank Victoria Syariah
TAHUN 2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010
CAR 14,15 17,27 11,57 12,01 13,26 14,76 14,10 13,82 14,57 10,6
NPF 4,85 0,78 1,81 1,78 3,51 4,29 2,29 1,14 0,95 1,29
FDR 84,14 99,99 94,15 85,18 91,52 82,13 89,37 94,4 86,03 82,54
BOPO 97,33 85,12 84,47 85,25 87,38 98,49 86,46 72,07 76,44 74,97
ROA 0,17 1,37 1,54 1,52 1,36 0,17 1,53 2,25 1,95 2,21
2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013
19,26 12,99 13,51 12,03 13,14 12,89 14,49 11,35 14,74 20,62 15,85 11,1 12,78 15,29 11,51 25,69 20,83 32,2 61,98 54,81 16,39 16,51 18,11 18,36 22,85 15,27 18,4
3,89 2,98 2,67 3,03 3,52 3,65 3,26 1,84 2,12 2,14 4,07 4,27 4,57 1,74 3,8 0,29 0,77 0,19 0,82 0 1,04 0,64 0,5 0,41 0,29 4,75 3,31
93,61 93,37 88,88 83,08 78,17 93,9 102,7 100,96 90,55 95,82 92,89 100,29 92,29 83,66 99,37 94,04 90,4 123,88 162,97 69,76 93,18 96,47 74,09 72,95 71,54 95,91 84,65
97,61 86,09 77,28 90,8 88,86 99,47 90,42 86,63 99,56 98,77 96,73 92,29 91,59 93,86 93,57 68,47 81,31 50,76 74,3 182,31 85,94 79,41 79,31 80,02 76,6 143,31 91,95
0,29 2,33 3,81 1,58 1,9 0,08 1,15 1,19 0,2 0,35 0,27 0,69 0,55 0,52 0,74 1,99 1,03 3,29 1,75 -2,53 1,94 2,61 2,46 2,65 3,15 -1,87 0,5
95
9
BNI Syariah
10
Maybank Indonesia Syariah
2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010 2014 2013 2012 2011 2010
28,08 45,2 195,14 18,76 16,54 14,22 20,67 27,68 52,13 59,41 63,89 73,44 124,43
2,41 1,94 0 1,04 1,13 1,42 2,42 1,95 4,29 0 1,25 0 0
73,78 46,08 16,93 92,58 97,86 84,99 78,6 68,92 157,77 152,87 197,07 289,2 172,26
87,9 86,4 83,75 85,03 83,94 85,39 87,86 88,05 69,6 67,79 53,77 55,18 34,73
LAMPIRAN II Uji Deskriptif Statistik Date: 06/12/16 Time: 09:21 Sample: 2010 2014 CAR
NPF
FDR
BOPO
ROA
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
28.17300 16.45000 195.1400 10.60000 32.16789 3.529592 16.98610
2.022000 1.825000 4.850000 0.000000 1.489610 0.328799 1.880497
98.75480 92.43500 289.2000 16.93000 40.36670 2.518481 12.02179
85.89180 86.01500 182.3100 34.73000 20.97022 1.872297 11.64875
1.591400 1.455000 6.930000 -2.530000 1.516049 0.495626 5.617847
Jarque-Bera Probability
511.3396 0.000000
3.511923 0.172741
222.4242 0.000000
185.0475 0.000000
16.32438 0.000285
Sum Sum Sq. Dev.
1408.650 50703.88
101.1000 108.7280
4937.740 79844.06
4294.590 21547.77
79.57000 112.6218
Observations
50
50
50
50
50
1,43 6,93 1,09 1,27 1,37 1,48 1,29 0,61 3,61 2,87 2,88 3,57 4,48
96
LAMPIRAN III Uji Stasioneritas Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) Panel unit root test: Summary Series: D(CAR) Date: 06/11/16 Time: 11:05 Sample: 2010 2014 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Balanced observations for each test
Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -4.31077 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 19.7835 0.4715 PP - Fisher Chi-square 24.2398 0.2321
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
LAMPIRAN IV Uji Stasioneritas Variabel Non Performing Financing (NPF) Panel unit root test: Summary Series: D(NPF) Date: 06/11/16 Time: 11:03 Sample: 2010 2014 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Balanced observations for each test
Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -23.4215 0.0000 Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 66.0140 0.0000 PP - Fisher Chi-square 78.3410 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
97
LAMPIRAN V Uji Stasioneritas Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) Panel unit root test: Summary Series: D(FDR) Date: 06/11/16 Time: 11:04 Sample: 2010 2014 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Balanced observations for each test
Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -30.3453 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 37.5285 0.0101 PP - Fisher Chi-square 44.1017 0.0015
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
LAMPIRAN VI Uji Stasioneritas Variabel Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Panel unit root test: Summary Series: D(BOPO) Date: 06/11/16 Time: 11:06 Sample: 2010 2014 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Balanced observations for each test
Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -23.3915 0.0000 Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 60.3607 0.0000 PP - Fisher Chi-square 69.1778 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
98
LAMPIRAN VII Uji Stasioneritas Variabel Return On Asset (ROA) Panel unit root test: Summary Series: D(ROA) Date: 06/11/16 Time: 11:06 Sample: 2010 2014 Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic lag length selection based on SIC: 0 Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Balanced observations for each test
Method Statistic Prob.** Null: Unit root (assumes common unit root process) Levin, Lin & Chu t* -6.65981 0.0000
Crosssections
Obs
10
30
10 10
30 30
Null: Unit root (assumes individual unit root process) ADF - Fisher Chi-square 39.5853 0.0056 PP - Fisher Chi-square 55.3327 0.0000
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
LAMPIRAN VIII Uji Statistik (Uji t, Uji f, R2) Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:07 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR BOPO C
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
99
LAMPIRAN IX Uji Multikolinieritas dengan CAR Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: CAR Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:15 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
NPF FDR BOPO C
-8.203504 0.094196 -0.091331 43.30272
3.044702 0.118597 0.240408 27.42229
-2.694354 0.794257 -0.379900 1.579107
0.0098 0.4311 0.7058 0.1212
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.199719 0.147527 29.70044 40577.35 -238.4205 3.826602 0.015765
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
28.17300 32.16789 9.696819 9.849781 9.755068 0.841422
LAMPIRAN X Uji Multikolinieritas dengan NPF Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: NPF Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:17 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
FDR BOPO CAR C
0.001246 0.019867 -0.016615 0.660690
0.005371 0.010433 0.006167 1.263387
0.231930 1.904239 -2.694354 0.522951
0.8176 0.0631 0.0098 0.6035
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.244116 0.194819 1.336655 82.18580 -83.37091 4.951955 0.004617
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
2.022000 1.489610 3.494837 3.647798 3.553085 1.066021
100
LAMPIRAN XI Uji Multikolinieritas dengan FDR Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: FDR Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:17 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
BOPO CAR NPF C
-0.860201 0.143620 0.937689 166.6968
0.268908 0.180823 4.042977 24.58875
-3.198868 0.794257 0.231930 6.779391
0.0025 0.4311 0.8176 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.225142 0.174608 36.67359 61867.79 -248.9652 4.455243 0.007889
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
98.75480 40.36670 10.11861 10.27157 10.17686 0.815034
LAMPIRAN XII Uji Multikolinieritas dengan BOPO Sebagai Variabel Dependen Dependent Variable: BOPO Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:18 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR C
-0.034245 3.677917 -0.211545 100.3110
0.090143 1.931437 0.066131 8.860148
-0.379900 1.904239 -3.198868 11.32159
0.7058 0.0631 0.0025 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.293900 0.247850 18.18675 15214.87 -213.8971 6.382207 0.001044
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
85.89180 20.97022 8.715882 8.868844 8.774131 1.266377
101
LAMPIRAN XIII Hasil Uji Heteroskendastisitas Dependent Variable: LOG(RES2) Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:37 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CAR NPF FDR BOPO
-1.182576 0.000861 -0.209489 -0.011193 0.004517
2.549520 0.013351 0.296658 0.010812 0.021803
-0.463843 0.064479 -0.706163 -1.035168 0.207155
0.6450 0.9489 0.4837 0.3061 0.8368
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.040776 -0.044489 2.689394 325.4777 -117.7787 0.478228 0.751498
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
-2.299295 2.631495 4.911148 5.102350 4.983959 1.944655
LAMPIRAN XIV Uji autokorelasi (Durbin Watson) Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:07 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR BOPO C
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
102
LAMPIRAN XV Analisis Regresi Berganda Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 06/11/16 Time: 11:07 Sample: 2010 2014 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
CAR NPF FDR BOPO C
0.000781 -0.115723 -0.003261 -0.055018 6.851076
0.004944 0.109857 0.004004 0.008074 0.944130
0.157919 -1.053394 -0.814474 -6.814188 7.256499
0.8752 0.2978 0.4197 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.603681 0.568452 0.995927 44.63420 -68.10886 17.13620 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.591400 1.516049 2.924354 3.115557 2.997165 2.241326
103
DENOK ADHININGRUM Kalisari 1, Jombor RT.02/RW.04 Kec. Tuntang 50773 CURICULUM VITAE I. DATA DIRI Nama
: Denok Adhiningrum
Tempat, tanggal lahir
: Kab. Semarang, 22 April 1994
Alamat
: Kalisari 1, RT.02/RW.04, Jombor, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 50773
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Single
Agama
: Islam
Phone
: 0857 1209 3511
Email
:
[email protected] II. PENDIDIKAN
SDN Candirejo 01 Tuntang
(2000 - 2006)
SMP N 9 Salatiga
(2006 - 2009)
SMA N 1 Tengaran jurusan IPA
(2009 - 2012)
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
(2012 - 2016)
III. PENGALAMAN ORGANISASI Anggota Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga (2012 - 2013) Anggota Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga (2013 - 2014) Anngota Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga (2014 - 2015) IV. PENGALAMAN KERJA Magang di Bank Syariah Mandiri KC. Klaten
(2016)