PENGARUH PENYALURAN PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN TERHADAP TINGKAT KENAIKAN NPF (NON PERFORMING FINANCING) PADA PERBANKAN SYARIAH Nama Mahasiswa : Aries Wahyu Ekanto Pembimbing : Imam Wahyudi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyaluran pembiayaan terhadap tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. Dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penyaluran pembiayaan dan yang menyebabkan timbulnya risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah, serta mengalisis pembiayaan yang disalurkan yang mengakibatkan peningkatan pembiayaan bermasalah (NPF) selama periode bulan Januari 2006 sampai Juni 2012. Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penyaluran pembiayaan dipengaruhi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga, sedangkan variabel makroekonomi, hanya SBI dan SBIS saja yang cukup mempengaruhi, lain halnya GDP yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap petumbuhan penyaluran pembiayaan secara statistik pada taraf nyata 5%. Risiko penyaluran pembiayaan dipengaruhi positif dan signifikan oleh jumlah penyaluran pembiayaan dan banyaknya jumlah kantor cabang, sedangkan biaya operasional terhadap pendapatan secara statistik tidak signifikan. Dan variabel makroekonomi, yaitu; inflasi, SBI dan SBIS, ketiganya memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada taraf nyata 5%. Diketahui juga bahwa pembiayaan bermasalah dipengaruhi negatif signifikan oleh pembiayaan dengan akad murabahah atau akad ijarah atau akad qard, sedangkan akad musyarakah memiliki pengaruh yang tidak signifikan. PENDAHULUAN Sebagai lembaga keuangan, Perbankan Syariah di Indonesia dalam menjalankan fungsi intermediasi yang salah satu kegiatan utamanya adalah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Selama lebih dari enam tahun terakhir pertumbuhan penyaluran pembiayaan secara keseluruhan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah dapat dilihat bahwa penyaluran pembiayaan murabahah dari tahun 2006 sampai dengan pertengahan tahun 2012 selalu memiliki komposisi terbesar dibandingkan dengan pembiayaan lainnya dengan persentase rata-rata 57.65% per-tahunnya terhadap total seluruh pembiayaan yang telah disalurkan. Selanjutnya oleh pembiayaan musyarakah
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
sebesar 18.24%, mudharabah sebesar 14.58%, qard sebesar 5.51%, ijarah sebesar 3.19%, dan istishna sebesar 0.84%. Hal ini terjadi karena sebagian besar kebutuhan peminjam terfokus pada produk jual-beli dengan akad murabahah. Disamping itu, kemungkinan terjadinya risiko pada akad murabahah tergolong rendah jika dibandingkan pembiayaan lainnya. Berdasarkan sifat penggunaan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terdapat dua jenis, diantaranya adalah pembiayaan produktif yang terbagi dalam pembiayaan untuk modal kerja dan pembiayaan untuk investasi, dan juga pembiayaan konsumtif yang dipergunakan untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Dengan begitu jika semakin tingginya pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat akan berdampak pula terhadap resiko pembiayaan bermasalah sehingga mengakibatkan kenaikan NPF pada bank syariah. Apalagi didorong oleh peningkatan pertumbuhan perbankan syariah yang sangat tinggi belakangan ini, maka diperlukan suatu arah kebijakan pengambilan keputusan yang tepat dalam penyaluran pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tingkat pengembalian pembiayaan tersebut, agar nantinya tingkat kenaikan NPF tidak bertambah dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. PERUMUSAN MASALAH 1. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah? 2. Bagaimana jumlah seluruh penyaluran dana, rasio biaya operasional terhadap pendapatan, dan kondisi makroekonomi dalam mempengaruhi risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah? 3. Bagaimana pengaruh penyaluran pembiayaan pada bank syariah berdasarkan akad-akad terhadap tingkat kenaikan non performing financing (NPF)? TINJAUAN TEORITIS Pada dasarnya penyaluran dana bank syariah atau dapat disebut dengan pembiayaan terbagi atas tiga prinsip, yaitu prinsip jual beli, prinsip bagi hasil , dan prinsip sewamenyewa (Purnamasari dan Suswinarno, 2011). Terdapat skema dalam setiap penyaluran dana tersebut, diantaranya adalah:
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
1. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Jual Beli. a. Jual beli dengan skema murabahah adalah skema pembiayaan dengan menggunakan metode transaksi jual beli biasa. Dalam skema murabahah, bank membeli barang dari produsen, kemudian menjualnya kembali ke nasabah ditambahkan dengan keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah. b. Jual beli dengan skema salam, barang yang diperjualbelikan belum diproduksi atau tidak tersedia di pasar, oleh karena itu harus dipesan terlebih dahulu. Supaya tidak timbul perselisihan atau konflik spesifikasi barang yang dipesan harus jelas, terutama menyangkut ukuran, kapasitas, jenis, warna, tahun pembuatan, dan lain sebagainya sesuai kesepakatan diawal. c. Jual beli dengan skema istishna adalah akad jual beli barang pesanan (barang belum diproduksi atau barang tidak tersedia di pasar). Spesifikasi barang yang dipesan harus disepakati sejak awal dan harga barang yang dipesan bisa dibayar tunai atau dicicil menurut termin. 2. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. a. Mudharabah adalah akad kerja sama antara bank syariah sebagai penyedia dana 100% (shahib al-mal) dengan nasabah atau pengusaha sebagai pengelola proyek (mudharib). Dan keuntungan proyek dibagi kepada kedua pihak sesuai dengan proporsi (nisbah) yang disepakati dalam perjanjian b. Musyarakah adalah perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana. 3. Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Sewa-menyewa. Akad ijarah merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. Pembiayaan di bank syariah tidak selamanya dapat berjalan lancar, namun juga timbul pembiayaan yang bermasalah. Dalam hal ini adalah merupakan risiko yang dihadapi oleh pelaku industri perbankan yakni terjadi dari gagalnya penerimaan pembayaran pembiayaan dari nasabah dalam memenuhi perjanjian atau akad yang telah disepakati untuk melunasi pembayaran angsuran pokok dan margin atau bagi
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
hasil kepada bank. Penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah adalah karena kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapi nasabah. Kualitas Aktiva Produktif dalam bentuk pembiayaan, piutang dan qardh (talangan) dinilai berdasarkan prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas nasabah, dan kemampuan membayar nasabah tersebut. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dalam bentuk pembiayaan Perbankan Syariah menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, meliputi kriteria Lancar (L), Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (R) dan Macet (M). Dalam melakukan pembiayaan, bank akan menghadapi resiko pembiayaan yakni bila bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dan margin dari pembiayaan yang sudah diberikan atau disalurkan kepada nasabahnya. Salah satu penyebab utamanya adalah terlalu mudahnya pihak bank memberikan pembiayaan atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan likuiditas, sehingga penilaian pembiayaan kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko usaha yang dibiayai. Tingkat pembiayaan bermasalah tercermin dalam rasio NPF yang merupakan formulasi berikut: Rasio NPF =
Pembiayaan Kolektibilitas KL,R, dan M x 100% Total Pembiayaan
Besarnya rasio NPF yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia adalah maksimal 5%. Jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan dan akan termasuk bank dalam pantauan Bank Indonesia. METODE PENELITIAN Sampel data yang digunakan yaitu berupa data seluruh Bank Umum Syariah pada periode penelitian yang diambil dari Laporan Keuangan Bank periode bulanan dalam situs resmi Bank Indonesia mulai dari bulan Januari tahun 2006 sampai dengan bulan Juni tahun 2012. Dari pengambilan sampel tersebut diperoleh sebanyak 3 (tiga) bank syariah pada tahun 2006 dan tahun 2007, sebanyak 4(empat) bank syariah pada tahun 2008,sebanyak 6 (enam) bank syariah pada tahun 2009, dan sebanyak 11 (sebelas) bank syariah pada tahun 2010 sampai dengan bulan Juni tahun 2012 dimana kriteria bank-bank tersebut adalah termasuk BUS (Bank Umum Syariah).
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dariLaporan Keuangan Bank Syariah, Statistika Perbankan Syariah dan Indikator Moneter Perbankan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) melalui website: www.bi.go.id dan sumbersumber data pendukung dari media cetak, artikel terkait, jurnal-jurnal maupun internet. Data yang ada dalam penelitian ini merupakan data unbalance panel periode bulanan pada laporan keuangan bank umum syariah yang dipublikasikan, antara lain; 1. Pertumbuhan pembiayaan, yang berupa penyaluran dana berdasarkan akad (murabahah, musyarakah, qard, istishna,dan ijarah) oleh masing-masing bank umum syariah. 2. Jumlah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) atas masing-masing bank umum syariah. 3. Pembiayaan bermasalah yang meliputi rasio Non Performing Financing (NPF). 4. Pertumbuhan pendapatan atas setiap penyaluran dana berdasarkan akad dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO). 5. Banyaknya jumlah kantor cabang pada masing-masing bank umum syariah. 6. Data equivalent rate Sertifikat Wadiah Bank Indonesia / Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SWBI/SBIS) pada periode penelitian. 7. Data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada periode penelitian 8. Laju Inflasi pada periode penelitian. 9. Tingkat Gross Domestic Product (GDP) pada periode penelitian. MODEL PENELITIAN Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini, model regresi yang akan digunakan untuk mengestimasi, yaitu: 1. Model pertumbuhan penyaluran pembiayaan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pembiayaan pada perbankan syariah. Persamaan regresi yang dibentuk sebagai berikut: a. GPEM = π½0 + π½1 πΊπ·ππΎ + π½2 ππ΅πΌ_π
π΄ππΈ + π½3 πΊπ·π + π b. GPEM = π½0 + π½1 πΊπ·ππΎ + π½2 ππ΅πΌπ_π
π΄ππΈ + π½3 πΊπ·π + π keterangan: GPEM
: pertumbuhan pembiayaan
Ξ²0
: konstanta
Ξ²1 β Ξ²3
: koefisien masing-masing variabel independen
GDPK
: pertumbuhan dana pihak ketiga
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
SBI_RATE
: suku bunga sertifikat bank Indonesia
SBIS_RATE
: equivalent rate sertifikat bank Indonesia syariah
GDP
: gross domesticproduct
Ξ΅
: error
2. Model risiko penyaluran pembiayaan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah. Persamaan regresi yang dibentuk sebagai berikut: a. NPF = π½0 + π½1 πΊππΈπ + π½2 πΊπ·ππΎ + π½3 ππΎ + π½4 πΌππΉ + π b. NPF = π½0 + π½1 πππ_ππΈπ + π½2 π΅πππ + π½3 ππΎ + π½4 ππ΅πΌ_π
π΄ππΈ + π c. NPF = π½0 + π½1 πππ_ππΈπ + π½2 π΅πππ + π½3 ππΎ + π½4 ππ΅πΌπ_π
π΄ππΈ + π
keterangan: NPF
: pembiayaan bermasalah
Ξ²0
: konstanta
Ξ²1 β Ξ²4
: koefisien masing-masing variabel independen
SUM_PEM
: jumlah seluruh pembiayaan
BOPO
: rasio biaya operasional terhadap pendapatan
TK
: jumlah kantor cabang
INF
: tingkat inflasi
SBI_RATE
: suku bunga sertifikat bank Indonesia
SBIS_RATE
: equivalent rate sertifikat bank Indonesia syariah
Ξ΅
: error
3. Model
pembiayaan
bermasalah
(NPF),
untuk
mengetahui
pengaruh
penyaluran pembiayaan berdasarkan akad terhadap pembiayaan bermasalah pada perbankan syariah. Persamaan regresi yang dibentuk sebagai berikut: NPF = π½0 + π½1 ππ
π΅ + π½2 πππ + π½3 πΌπ½π
+ π½4 ππ
π· + π keterangan: NPF
: pembiayaan bermasalah
Ξ²0
: konstanta
Ξ²1 β Ξ²4
: koefisien masing-masing variabel independen
MRB
: pembiayaan menggunakan akad murabahah
MSY
: pembiayaan menggunakan akad musyarakah
IJR
: pembiayaan menggunakan akad ijarah
QRD
: pembiayaan menggunakan akad qard
Ξ΅
: error
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
HIPOTESIS PENELITIAN Dari kerangka teori yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, maka penelitian ini merumuskan beberapa hipotesis, antara lain yaitu: 1. H0: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (GDPK), SBI_RATEdan GDP seluruhnya tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan (GPEM) pada perbankan syariah. H1: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (GDPK), SBI_RATE, dan GDP terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan (GPEM) pada perbankan syariah. 2. H0: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (GDPK), SBIS_RATE dan GDP seluruhnya tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan (GPEM) pada perbankan syariah. H1: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (GDPK), SBIS_RATE dan GDP terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan (GPEM) pada perbankan syariah. 3. H0: Jumlah penyaluran pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO),banyaknya kantor cabang (TK)dan inflasi (INF) seluruhnya tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap risiko pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. H1: Jumlah penyaluran pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), banyaknya kantor cabang (TK) dan inflasi (INF) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap risiko pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. 4. H0: Jumlah penyaluran pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), banyaknya kantor cabang (TK) dan SBI_RATE seluruhnya tidak ada yang memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. H1: Jumlah penyaluran pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), banyaknya kantor cabang (TK) dan SBI_RATE terdapat pengaruh yang signifikan terhadap risiko pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. 5. H0: Jumlah penyaluran pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), banyaknya kantor cabang (TK) dan
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
SBIS_RATE seluruhnya tidak ada yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. H1: Jumlah penyaluran pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), banyaknya kantor cabang (TK) dan SBIS_RATE terdapat pengaruh yang signifikan terhadap risiko pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. 6. H0: Penyaluran pembiayaan berdasarkan akad-akad syariah (MRB, MSY, IJR, QRD) seluruhnya tidak ada yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kenaikan jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. H1: Penyaluran pembiayaan berdasarkan akad-akad syariah (MRB, MSY, IJR, QRD) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kenaikan jumlah pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian data akan dimulai dengan pengujian statistik deskriptif beserta analisisnya. Selanjutnya, membuat model regresi linier berganda dengan menggunakan teknik OLS (ordinary least square), melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji autokorelasi, uji heterokedastisitas, dan uji multikolinieritas untuk membuktikan model regresi tersebut merupakan model yang BLUE (best linear unbiaser estimator). Suatu model dikatakan BLUE jika tidak memiliki masalah autokorelasi, heterokedastisitas, dan multikolinieritas. Jika terjadi pelanggaran atas uji asumsi klasik, penulis akan melakukan treatment dan membuat model regresi baru setelah treatment dilakukan. Dengan model regresi yang ada, hipotesis yang telah dibangun sebelumnya kemudian akan diuji dengan uji f dan uji t kemudian melakukan analisis dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (Ξ±=5%) atas pengujian ini. Software statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah software Microsoft Excel 2003 untuk statistik deskriptif dan software Eviews untuk pengujian lainnya. Untuk mengetahui variabel-variabel yang memengaruhi pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada bank syariah dilakukan estimasi model pertumbuhan penyaluran pembiayaan dengan menggunakan analisis regresi data panel. Estimasi dapat dilakukan melalui tiga model estimasi, yaitu: model common effect, fixed effect dan random effect. Melalui ketiga model tersebut, dapat diketahui besarnya pengaruh
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
setiap variabel bebas terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada bank syariah. Akan tetapi, dalam pemodelannya, setiap model estimasi memiliki asumsi terhadap intersep yang berbeda. Model common effect mengasumsikan bahwa pada berbagai kurun waktu, pertumbuhan penyaluran pembiayaan untuk setiap bank adalah sama. Dengan demikian, intersep pada model estimasinya bernilai sama untuk semua bank syariah. Sebaliknya, model fixed effect mengasumsikan bahwa dalam berbagai kurun waktu, pertumbuhan penyaluran pembiayaan untuk tiap-tiap bank berbeda-beda. Perbedaan tersebut dicerminkan oleh nilai intersep pada model estimasi yang berbeda untuk setiap bank. Sama halnya dengan model fixed effect, model random effect mengasumsikan bahwa dalam berbagai kurun waktu, pertumbuhan penyaluran pembiayaan untuk tiap-tiap bank adalah berbeda. Hanya saja, intersep pada model fixed effect bersifat tetap, sedangkan pada model random effect intersep diasumsikan bersifat acak/random (stokastik). Kemudian dilakukan pengujian pelanggaran asumsi guna melihat apakah estimator model yang digunakan memenuhi syarat, yaitu tidak melanggar asumsi. Mengingat model yang digunakan merupakan regresi sehingga pelanggaran asumsi tersebut bisa terjadi karena adanya heteroskedastisitas dan masalah autokorelasi. Jika terjadi pelanggaran, maka dilakukan perlakuan (treatment) guna mengatasi masalah. Namun, dalam mengestimasi model terbaik pada penelitian ini digunakan teknik estimasi dengan menggunakan metode pooled EGLS (Estimated Generalized Least Square), sehingga secara otomatis terbebas dari heteroskedastisitas dan autokorelasi mengingat estimator yang didapatkan mempunyai varian yang minimum atau efisien. (Widarjono, 2007). Secara ringkas, berikut ini merupakan perbandingan hasil estimasi model regresi data panel pertumbuhan penyaluran perbankan pada perbankan syariah (dengan melihat pengaruh SBI_RATE):
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
Tabel 1 Perbandingan Hasil Regresi Data Panel Model 1.A Model 1.a Variable C GDPK? SBI_RATE? GDP? F-Stat Prob(F-stat) R-squared Adjusted Rsquared
Pooled 0,246325 0.714150(***) -19.60908(**) -5.510300 75.25679 0.000000 0,341161
Fixed 0,2437271 0.685380(***) -13,64297 -7.219290 18.63935
Random 0,246333 0.713928(***) -19.54655(**) -5.524718 75,22033
0,365973
0,341052
0,336628
0,343121
0,336518
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews
0.00000
0.00000
* signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan menggunakan model estimasi random effect, sehingga asumsi autokorelasi dan heteroskedastis tidak dilakukan lagi. Hal ini dikarenakan model random effect sendiri sudah mengatasi kedua asumsi tersebut. Dari hasil regresi model diperoleh nilai Adjusted R-squared sebesar 0,3365. Hal ini berarti bahwa variabel pertumbuhan dana pihak ketiga, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dan pertumbuhan ekonomi (GDP) mampu menjelaskan variasi pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada bank syariah sebesar 33,65 persen. Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan dengan taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersamasama seluruh variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan. Kemudian untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t, jika dilihat dari signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa hanya dua dari tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan yaitu pertumbuhan dana pihak ketiga signifikan pada taraf nyata 1 persen dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI_RATE) pada taraf nyata 5 persen. Sementara variabel pertumbuhan
perekonomian
(GDP)
tidak
berpengaruh
signifikan
pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada bank syariah.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
terhadap
Secara ringkas, berikut ini merupakan perbandingan hasil estimasi model regresi data panel pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah (dengan melihat pengaruh SBIS_RATE): Tabel 2. Perbandingan Hasil Regresi Data Panel Model 1.B Model 1.b Variable C GDPK? SBIS_RATE? GDP? F-Stat Prob(F-stat) R-squared Adjusted R-squared
Pooled 0.205551 0.713168 (***) -12.27047 (*) -6.046037 74.60487 0.00000 0.339208 0.334662
Fixed 0.200864 0.683469(***) -6.845593 -7.135858 18.52622 0.00000 0.361167 0.341672
Random 0.205510 0.712992(***) -12.22750(*) -6.051726 74.57787 0.00000 0.339127 0.334580
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews * signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan menggunakan modelestimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared sebesar 0,3346. Hal ini berarti bahwa variabel pertumbuhan dana pihak ketiga (GDPK), equivalent rate Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS_RATE) dan pertumbuhan ekonomi (GDP) mampu menjelaskan variasi pertumbuhan penyaluran pembiayaan (GPEM) pada bank syariah sebesar 33,46 persen. Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan dengan taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan
penyaluran
pembiayaan. Kemudian untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t, jika dilihat dari signifikansinya dapat disimpulkan bahwa hanya dua dari tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan yaitu pertumbuhan dana pihak ketiga dan variabel equivalent rate SBIS. Sementara variabel pertumbuhan ekonomi (GDP) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran pembiayaan pada taraf nyata 5 persen.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
Secara ringkas, berikut ini merupakan perbandingan hasil estimasi model regresi data panel risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah (dengan melihat pengaruh tingkat inflasi: Tabel 3. Perbandingan Hasil Regresi Data Panel Model 2.A Model 2.a Variable C SUM_PEM? BOPO? TK? INF? F-Stat Prob(F-stat) R-squared Adjusted R-squared
Pooled -0.030398 0.003242 (***) 0.001237 0.001775 (**) -0.998723 (***) 34.24096 0.00000 0.310601 0.301530
Fixed -0.041526 0.003448 (***) 0.000761 0.003319 (***) -0.557674(*) 21.20131 0.00000 0.483016 0.460233
Random -0.034868 0.003076 (***) 0.000781 0.003170 (***) -0.650570 (**) 19.26302 0.00000 0.202209 0.191712
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews * signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan menggunakan model estimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared sebesar 0,1917. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), jumlah kantor cabang (TK) dan inflasi (INF) mampu menjelaskan variasi risiko penyaluran pembiayaan pada bank syariah sebesar 19,17 persen. Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan dengan taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
risiko
penyaluran
pembiayaan. Kemudian pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t, jika dilihat dari signifikansinya dapat disimpulkan bahwa hanya dua dari empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan yaitu jumlah pembiayaan dan jumlah kantor cabang. Sementara variabel rasio biaya operasional terhadap pendapatan dan inflasi tidak signifikan berpengaruh terhadap risiko penyaluran pembiayaan pada taraf nyata 5 persen.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
Secara ringkas, berikut ini merupakan perbandingan hasil estimasi model regresi data panel risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah (dengan melihat pengaruh SBI_RATE): Tabel 4. Perbandingan Hasil Regresi Data Panel Model 2.B Model 2.b Variable C SUM_PEM? BOPO? TK? SBI_RATE? F-Stat Prob(F-stat) R-squared Adjusted R-squared
Pooled -0.025379 0.003598 (***) 0.001256 0.001368 (*) -2.328146 (***) 38.34235 0.00000 0.335329 0.326584
Fixed 0.010551 0.001343 0.000774 0.001758 -2.921502 (***) 23.60415 0.00000 0.509848 0.488248
Random -0.011502 0.002463(**) 0.00086 0.002131 (**) -2.442237 (***) 23.87323 0.00000 0.239035 0.229023
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews * signifikan pada 10%, ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan menggunakan model estimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared sebesar 0,229. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), jumlah kantor cabang (TK) dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mampu menjelaskan variasi risiko penyaluran pembiayaan pada bank syariah sebesar 22,9 persen. Sementara itu dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan dengan taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
risiko
penyaluran
pembiayaan. Kemudian untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t, jika dilihat dari signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa hanya tiga dari empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan yaitu jumlah pembiayaan, jumlah kantor cabang dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia. Sementara variabel rasio biaya operasional terhadap pendapatan tidak signifikan berpengaruh terhadap risiko penyaluran pembiayaan pada taraf nyata 5 persen.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
Secara ringkas, berikut ini merupakan perbandingan hasil estimasi model regresi data panel risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah (dengan melihat pengaruh SBIS_RATE): Tabel 5. Perbandingan Hasil Regresi Data Panel Model 2.C Model 2.c Variable C SUM_PEM? BOPO? TK? SBIS_RATE? F-Stat Prob(F-stat) R-squared Adjusted Rsquared
Pooled -0.030365 0.003492 (***) 0.001096 0.001451 (*) -1.450789 (***) 35.05491 0.00000 0.315654
Fixed 0.004121 0.001231 0.000605 0.002008 (**) -1.960759 (***) 22.34896 0.00000 0.496188
Random -0.019117 0.002469 (**) 0.000705 0.002418 (***) -1.521522 (***) 21.28886 0.00000 0.218821
0.306649
0.473987
0.208542
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews * signifikan pada 10% , ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu dengan menggunakan model estimasi random effect, diperoleh nilai Adjusted R-squared sebesar 0,2085. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah pembiayaan (SUM_PEM), rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO), jumlah kantor cabang (TK) dan equivalent rate Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS_RATE) mampu menjelaskan variasi risiko penyaluran pembiayaan pada bank syariah sebesar 20,85 persen. Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan dengan taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
risiko
penyaluran
pembiayaan pada perbankan syariah. Kemudian untuk pengujian secara parsial dengan menggunakan statistik uji t, jika dilihat dari signifikansinya, dapat disimpulkan bahwa hanya tiga dari empat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap risiko penyaluran pembiayaan yaitu jumlah pembiayaan (SUM_PEM), jumlah kantor cabang (TK) dan equivalen rate Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS_RATE). Sementara
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
variabel rasio biaya operasional terhadap pendapatan (BOPO) tidak signifikan berpengaruh terhadap risiko penyaluran pembiayaan pada taraf nyata 5 persen. Secara ringkas, berikut ini merupakan hasil estimasi model regresi data panel pembiayaan bermasalah (NPF) pada perbankan syariah: Tabel 6. Perbandingan Hasil Regresi Data Panel Model 3 Model 3 Variable C MRB? MSY? IJR? QRD? F-Stat Prob(F-stat) R-squared Adjusted Rsquared
Pooled 0,011424 -0.005757 0.007836 (***) -0.001633 (**) 0.000506 3.977465 0.003891 0.067728
Fixed -0.169433 -0.000714 0.018493 (***) -0.000734 -0.004412 (**) 7.77349 0.00000 0.267374
Random -0.076014 -0.001741 0.011306 (**) -0.000978 -0.001956 1.261137 0.286273 0.022516
0.050700
0.232978
0.004662
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews * signifikan pada 10%, ** signifikan pada 5%, *** signifikan pada 1%
Berdasarkan model estimasi regresi data panel yang telah terbentuk yaitu model fixed effect dengan menggunakan metode pooled EGLS, diperoleh nilai Adjusted Rsquared sebesar 0,5323. Hal ini berarti bahwa variabel pembiayaan menggunakan akad murahabah, akad musyarakah, akad ijarah, dan akad qard mampu menjelaskan variasi pembiayaan bermasalah pada bank syariah sebesar 53,23 persen. Sementara itu, dari hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai signifikansinya dengan nilai probabilitasnya lebih kecil dari taraf nyata 5 persen (0,00%), dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini berarti secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kenaikan pembiayaan bermasalah. Kemudian untuk pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan statistik uji t. Tingkat kenaikan pembiayaan bermasalah pada bank syariah dipengaruhi secara signifikan oleh akad musyarakah, akad ijarah dan akad qard pada tingkat nyata 5%. Sementara variabel akad murabahah tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap tingkat pembiayaan bermasalah pada bank syariah.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
KESIMPULAN a. Meningkatnya penyaluran pembiayaan pada bank syariah selama periode penelitian sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga walaupun dalam angka yang tidak begitu besar, sedangkan faktor makroekonomi, hanya SBI dan SBIS saja yang cukup mempengaruhi perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga dapat menurunkan pertumbuhan pembiayaan pada perbankan syariah. Lain halnya dengan GDP yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap petumbuhan penyaluran pembiayaan secara statistik pada taraf nyata 5% dalam penelitian ini. b. Risiko penyaluran pembiayaan pada perbankan syariah selama periode penelitian dipengaruhi positif dan signifikan oleh jumlah penyaluran pembiayaan dan banyaknya jumlah kantor cabang walaupun masih dalam angka yang kecil, sedangkan biaya operasional terhadap pendapatan secara statistik tidak signifikan pada taraf nyata 5%. Dan pada faktor makroekonomi, yaitu; inflasi, SBI dan SBIS, ketiganya memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada taraf nyata 5% terhadap risiko penyaluran pembiayaan perbankan syariah. Sehingga dapat dikatakan faktor makroekonomi tersebut dapat mengurangi risiko penyaluran pembiayan pada perbankan syariah. c. Berdasarkan hasil pengolahan data selama periode penelitian, diketahui bahwa pembiayaan bermasalah yang timbul dari penyaluran pembiayaan yang diberikan berdasarkan akad pada perbankan syariah mempunyai pengaruh negatif dan signifikan pada taraf nyata 5%. Hanya pada variabel penyaluran pembiayaan dengan menggunakan akad musyarakah saja yang memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Sehingga dapat disimpulkan setiap bertambahnya pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah atau akad ijarah atau akad qard, maka akan menurunkan pembiayaan bermasalah pada perbankan syariah walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu besar. SARAN 1. Bagi Regulator Perbankan Sebagai regulator perbankan, Bank Indonesia harus tetap memperhatikan kinerja industri perbankan khususnya perbankan syariah. Dimana kebijakan dan aturan yang dibuat dalam pengembangan produk khususnya pembiayaan agar melihat kebutuhan dan kepentingan masyarakat yang mulai beralih menggunakan jasa
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
bank syariah sebagai mitra dalam menyimpan maupun menyalurkan dana, sehingga kebijakan tersebut tidak terlalu menyulitkan bank syariah dalam melakukan
ekspansi
produk
terkait
kepada
masyarakat
dengan
tetap
memperhatikan tingkat kesehatan dan risiko yang dihadapi oleh bank syariah. 2. Bagi Setiap Bank Syariah Bank syariah sebaiknya terus meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga guna meningkatkan penyaluran pembiayaan kepada sektor riil contohnya; pembiayaan UMKM, pembiayaan konsumtif, maupun ritel), dibandingkan dengan menyimpan dana kelolaan di Bank Indonesia dalam bentuk SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah). Disamping itu juga semakin memperkuat system manajemen risiko pembiayaan yang telah dilakukan dengan memperbaiki pengelolaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko pembiayaan baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan melalui pengawasan, evaluasi dan perbaikan secara berkala. Serta lebih intensif memantau pergerakan NPF agar dapat meminimalisasi risiko pembiayaan sejak awal sehingga NPF tidak melebihi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Dalam
penelitian
selanjutnya,
diharapkan
dapat
menganalisis
dengan
menggunakan data-data yang lebih lengkap dan telah diaudit oleh Bank Indonesia pada setiap bank-bank umum syariah dan juga menggunakan variabel lain terkait dengan
penyaluran
pembiayaan
dan
yang
mempengaruhi
pembiayaan
bermasalah pada perbankan syariah seperti FDR, PPAP, dan CAR. Selain itu, juga menganalisis kontribusi dari masing-masing produk atau sektor pembiayaan terhadap
tingkat
pembiayaan
bermasalah
dan
profitabilitasnya
dengan
pembahasan yang lebih detail pada setiap bank syariah yang menjadi objek penelitian. KEPUSTAKAAN Antonio, Syafiβi. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema Insani.Jakarta. 2001. Ariefianto, Moch. Doddy. Ekonometrika (Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews). Penerbit Erlangga. Jakarta. 2012 Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Azkia Publisher. Jakarta. 2009 Bank Indonesia. Tingkat Kesehatan Bank Syariah. Kajian Perbankan Syariah No.7/6/2005.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
Dendawijaya, Lukman.,Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta. 2003. Djohanputra, B. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. PPM, Jakarta.2004. Fauzi, Yuslam. Memaknai Kerja. PT Mizan Pustaka. Bandung. 2012. Georgiou, N. Miltiades, Credit Expansion and NPLs: A Panel Data Analysis for Western Europe and the United States. Journal of Banking and Finance. 2011 (http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1977675) Gujarati, Damodar N., Basic Economitric, 4th Edition. McGraw-Hill. New York, USA. 2004. Infobank. edisi No.394. Vol. XXXIII. Januari 2012. Iqbal, Muhammad. Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah pada Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional. Tesis. Jakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia. 2008 Karim, A. Analisis Fiqih dan Keuangan Bank Islam. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2003. Kountur, R. Manajemen Risiko. Abdi Tandur, Jakarta. 2004. Laporan Keuangan Perbankan Syariah dan Statistik Perbankan Syariah. Bank Indonesia.(www.bi.go.id) Louizis, P. D., Vouldis, A. T. and V. L. Metaxas. βMacroeconomic and Bank-Specific Determinants of Non-Performing Loans in Greece: A ComparativeStudy of Mortgage, Business and Consumer Loan Portfolios.Journal of Banking and Finance. 2010 Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. 2005. Nachrowi, N. Djalal dan Hardius Usman. Pendekatan Pupuler dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. LPFE Universitas Indonesia. Jakarta. 2006. Purnamasari, I. Devita dan Suswinarno. Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer Kiat-kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah Akad Syariah. Kaifa. Bandung. 2011. Rahmawulan, Yunis. Perbandingan Faktor Penyebab Timbulnya NPL dan NPF pada Perbankan
Konvensional
danSyariah
di
Indonesia.Tesis.
Jakarta:
Perpustakaan Universitas Indonesia. 2008 Sinkey, Josep F Jr. Commercial Bank Financial Management in the Financial-Service Industry, Sixth Edition. Prentice Hall. New Jersey. 2002.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Grasindo. Jakarta. 2005. Zahrah, Indah Zakiyyah. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2005-2009. Skipsi. Tidak Dipublikasikan, Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2011.
Pengaruh penyaluran...Aries Wahyu Ekanto, FE-UI, 2013