PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP RETURN ON ASSET PERBANKAN SYARIAH (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014) Skripsi: Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S. E. Sy)
Oleh: AMRINA ROSYADA NIM. 1111046100062
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015
i
PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP RETURN ON ASSET PERBANKAN SYARIAH (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: Amrina Rosyada NIM.1111046100062 Di bawah Bimbingan:
Rizqon Halal Syah Aji, M. Si NIP. 197904052011011005
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT JAKARTA 1436H/2015
ii
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang dijaukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2015
Amrina Rosyada
ii
ABSTRAK
Amrina Rosyada, 1111046100062, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing terhadap Return On Asset Perbankan Syariah. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA), untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA) dan untuk membangun model yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Fianancing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama dan parsial. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara bersama – sama variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari KAP dan NPF dengan nilai R- square sebesar 75,3172%. Berarti 24,6828% sisanya dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian ini. Namun, hasil analisis Model Fixed Effect dari regresi panel menunjukkan bahwa secara parsial, variabel KAP dan NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA), kemudian variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian ini menunjukkan hal – hal yang perlu diperhatikan manajemen serta pemilihan kebijakan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Kata Kunci Pembimbing
: Kualitas Aktiva Produktif, Non Performing Financing, Return On Asset. : Rizqon Halal Syah Aji, M. Si
i
ABSTRACT
Amrina Rosyada, 1111046100062, Effect of Assets Quality and Non-Performing Financing on Return on Assets of Islamic Banking. Concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. This study aimed to analyze whether the quality of earning assets and non performing financing influence simultaneously or not to return on assets, to analyze whether the quality of earning assets and non performing financing partial effect or not to return on assets and to build models that form of relationship quality of earning assets and non performing financing to the return on assets in jointly and partial. This study provides results that are jointly dependent variable is Return On Assets (ROA) can be explained by the independent variables consisting of KAP and NPF with the R- square value of 75,3172%. Mean 24,6828%is explained by variables model study. However, the analysis of the Fixed Effect regression model showed that partial panel, variable KAP and NPF have a significant impact on Return On Assets (ROA) The conclusion of this study is the variablke KAP significant positive effect on Return On Asset (ROA). Then the variable NPF significant negative effect on Return On Assets (ROA). In addition, this research shows the things that need to be considered management and the selection of the appropriate policy is expected to increase the probability of Islamic banking in Indonesia.
Keywords Supervisor
: Quality Assets, Non Performing Financing, Return on Assets. : Rizqon Halal Syah Aji, M. Si
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillahhirabbil’alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat- Nya serta pertolongan- Nya yang tiada terhingga kepada semua makhluk- Nya, khususnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam senantiasa tercurah ke haribaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan kebenaran hingga yaumil qiyamah. Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, doa serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Kepada Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Kepada Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Kepada Abdurrauf, Lc, MA, Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. iii
4. Kepada Bapak Rizqon Halal Syah Aji, M.Si, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, semangat serta meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Kepada Bapak M. Nur Rianto Al- Arif, S.E,M.Si, selaku Dosen penguji I skripsi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing untuk meminta penulis mengubah model regresi pada penelitian, sehingga penulis lebih mengerti mengenai metode regresi data panel dan me- running data dengan eviews. 6. Kepada Bapak M. Mujibur Rohman, M.A, selaku Dosen Penguji II yang telah memeriksa skripsi penulis sehingga penulisan pada skripsi ini lebih baik lagi. 7. Kepada Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan Akhlak yang tidak ternilai harganya. 8. Kepada segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Terimakasih yang teramat dalam kepada orang tua tercinta dan tersayang, Mamah Dewi dan Ayah Rosyad yang telah memberikan doa, motivasi, tenaga dan seluruh hidupnya selalu memberikan inspirasi dan semangat yang luar biasa bagi kehidupan penulis. Serta untuk saudaraku tersayang, Ahmad Baihaki, Ahmad Baidhowi, Nur Jihan dan Ahmad Subki Ghiffari yang memberikan semangat dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
10. Terimakasih kepada seseorang yang selalu menjadi penyemangat dan memberikan inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan penuh semangat. 11. Terimakasih kepada sahabat – sahabat seperjuangan keluarga besar Perbankan Syariah (PS) B 2011, senantiasa telah mendukung dan mendoakan yang terbaik kepada penulis. 12. Terimakasih kepada sahabat – sahabat terdekat penulis: Siti Amaniatus Soleha, Erna Setiawati, Fachriatun Halimatussa’diyah, Dewi Rika Koesnaini, Sundari Rahayu, Novita Zuhrowiya, Vivi Anggraini, Futuh Ihsan Salsabil, Puput Dwi Arum, Sherty Junita, Defri Duantika, yang selalu memberika support, motivasi, dan selalu membangkitkan semangat kepada penulis dalan menyelesaikan skripsi ini. 13. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karenanya dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan penulisan – penulisan di masa mendatang. Akhir kata, harapan penulis semoga Allah SWT memberikan keberkahan bagi semua pihak yang membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu. Jakarta, April 2015
Amrina Rosyada v
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................
i
ABSTRAK ...........................................................................................................
ii
ABSTRACT .........................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah .......................................................
9
C. Rumusan Masalah .....................................................................................
10
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................
10
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................
11
F. Review Studi Terdahulu ............................................................................
12
G. Sistematika Penulisan ...............................................................................
18
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank ..................................................................................
20
2. Fungsi Bank ........................................................................................
22
B. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah ..................................................................... vi
23
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah ..........................................................
25
3. Sumber Pendapatan Bank Syariah ......................................................
25
C. Laporan Keuangan 1. Pihak – pihak yang berkepentingan ....................................................
27
2. Jenis Laporan Keuangan Bank ............................................................
28
3. Tujuan Laporan Keuangan ..................................................................
29
D. Devinisi Aktiva Produktif 1. Pengertian Kualitas Aktiva Produktif ................................................
30
E. Resiko Pembiayaan 1. Definisi Pembiayaan ...........................................................................
31
2. Pengertian Resiko Pembiayaan ...........................................................
34
F. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Bank.............................................................
36
2. Return On Asset (ROA) ......................................................................
37
G. Kerangka Teori Konseptual ......................................................................
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..........................................................................................
43
B. Pendekatan Penelitian ...............................................................................
43
C. Jenis Data/ Sumber Data 1. Data Sekunder .....................................................................................
44
2. Studi Dokumentasi ..............................................................................
44
D. Teknik Pengumpulan Data vii
1. Studi Lapangan....................................................................................
44
2. Studi Dokumentasi ..............................................................................
44
E. Objek Penelitian ........................................................................................
45
F. Metode Analisis Data ................................................................................
45
1. Estimasi Model Data Panel a. Metode Common Effect .................................................................
46
b. Metode Fixed Effect ......................................................................
47
c. Metode Random Effect ..................................................................
48
2. Tahap Analisis Data a. Uji Chow .......................................................................................
49
b. Uji Hausman .................................................................................
50
3. Uji Signifikansi 1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................
51
2. Uji Simultan (Uji F) ......................................................................
52
3. Uji Parsial (Uji t) ...........................................................................
54
G. Operasional Variabel Penelitian 1. Dependent Variable .......................................................................
56
2. Independent Variable a. Kualitas Aktiva Produktif .......................................................
56
b. Non Performing Financing (NPF) ..........................................
57
H. Hipotesis....................................................................................................
57
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. Bank Central Asia (BCA) Syariah ...............
59
2. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) .......
60
3. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri (BSM) .............................
62
B. Hasil dan Pembahasan 1. Deskriptif Data a. Kualitas Aktiva Produktif .......................................................
65
b. Non Performing Financing (NPF) ..........................................
67
c. Return On Asset (ROA) ..........................................................
68
C. Uji Pemilihan Model Regresi Panel 1. Uji Chow .................................................................................
69
a. Hasil Uji Metode Common Effect .....................................
70
b. Hasil Uji Metode Fixed Effect...........................................
71
c. Hasil Uji Chow..................................................................
71
2. Uji Hausman ...........................................................................
73
a. Hasil Uji Metode Fixed Effect...........................................
74
b. Hasil Uji Metode Random Effect ......................................
74
c. Hasil Uji Hausman ............................................................
76
D. Uji Signifikansi 1. Uji Model Regresi Data Panel Terpilih ...................................
78
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ...............................
79
ix
b. Hasil Uji Pengaruh Simultan (Uji F) .................................
80
c. Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji t) .....................................
80
d. Nilai Konstanta..................................................................
82
e. Interpretasi.........................................................................
83
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ...............................................................................................
86
B. Implikasi ....................................................................................................
87
C. Saran ..........................................................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
90
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Return On Asset Periode 2011 - 2014 .........................................
3
Tabel 1.2 Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014 ..........................
5
Tabel 1.3 Nilai Non Performing Financing Periode 2011 – 2014 ........................
7
Tabel 1.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...........................................................
12
Tabel 4.1 Data Nilai KAP per- triwulan Periode 2011 – 2014 ............................
66
Tabel 4.2 Data Nilai NPF per- triwulan Periode 2011 – 2014 ..............................
67
Tabel 4.3 Data Nilai ROA per- triwulan Periode 2011 – 2014 .............................
68
Tabel 4.4 Hail Uji Metode Common Effect ...........................................................
70
Table 4.5 Hasil Uji Metode Fixed Effect ..............................................................
71
Tabel 4.6 Hasil Uji Chow ......................................................................................
71
Tabel 4.7 Hasil Uji Metode Fixed Effect ..............................................................
74
Tabel 4.8 Hasil Uji Metode Random Effect ..........................................................
74
Table 4.9 Hasil Uji Hausman ................................................................................
76
Table 4.10 Hasil Uji Signifikansi Model Fixed Effect ..........................................
78
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .........................................................................
41
Gambar 2.2 Skema Alur Penelitian.......................................................................
42
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary), dimana bank mempunyai fungsi sebagai lembaga yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Bank menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan menerima dana dari pihak lain, selalnjutnya banyak menyalurkan dana yang telah dikumpulkan dalam bentuk pembiayaan pada unit yang membutuhkan dana. Menurut UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.1 Dengan perkembangan yang cukup pesat dan dukungan pemerintah yang mulai aktif mengembangkan perbankan syariah, perbankan syariah dan industri keuangan membuat kemajuan terus - menerus dalam awal periode sampai dengan akhir ahun 2011 tercatat sudah berdiri 11 Bank Umum Syariah, 24 Unit Usaha
1
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), h.66.
1
2
Syariah, dan 156 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (www.bi.go.id) .2 Khan dan Bhatti perkembangan ini sangat menggembirakan untuk menjadi benar- benar kompetitif bagian dari pasar keuangan internasional.3 Dalam melihat kinerja suatu bank dapat diukur melalui profitabilitasnya yang menggambarkan tingkat kinerja keuangan bank tersebut. Pengukuran profitabilitas salah satunya adalah dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dendawijaya menyatakan semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi perusahaan asset. Secara rinci ROA selama periode pengamatan nampak pada Tabel 1. 1 sebagai berikut:
2
www.bi.go.id Khan dan Bhatti, Islamic Banking and Finance: On Its Way To Globalization, Managerial Finance Vol. 34 No. 10. 3
3
Tabel 1.1 Nilai Return On Asset (ROA) Periode 2011 – 2014 (%) BANK BCA Syariah
BRIS
BSM
TAHUN 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
ROA 0.9 0.84 1.01 0.67 0.2 1.19 1.15 0.2 1.95 2.25 1.53 0.8
Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah Dari Tabel 1.1 diketahui bahwa rasio ROA pada 3 Bank Umum Syariah mengalami tren yang berfluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014, terlihat bahwa nilai ROA yang paling tertinggi yaitu pada periode 2011 pada Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 1.95% dan terlihat bahwa ROA yang paling rendah pada BRIS periode 2011 dan 2014. Melihat kondisi tersebut, kinerja pada BUS menunjukkan trend ROA yang berfluktuasi sehingga akan mempengaruhi kinerja operasional pada periode berikutnya sehingga perlu dikaji faktor yang mempengaruhi perubahan ROA tersebut. Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Yang harus diperhatikan oleh bank adalah tidak hanya
4
bagaimana melakukan usaha untuk memperbesar jumlah laba tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mempertinggi kemampuan bank dalam menghasilkan laba (profitabilitas), terutama dari hasil pengoptimalan aktiva produktif yang ada.4 Sumber utama pendapatan bank berasal dari aktiva produktif. Muhammad mendefinisikan kualitas aktiva produktif adalah kondisi yang menggambarkan kualitas kolelktabilitas dan kinerja dari seperangkat aset bank yang telah diinvestasikan dalam rangka memperoleh laba.5 Dendawijaya mendefinisikan aktiva produktif merupakan semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva produktif merupakan aset operasional bank yang akan menghasilkan keuntungan atau laba bank itu sendiri. Kualitas dari aktiva produktif perlu dinilai, untuk mengantisipasi resiko dalam penanaman dana, memantau kualitas, kolektabilitas aset serta untuk memantau kondisi aktiva produktif dalam keadaan yang sehat. Ada banyak cara yang digunakan dalam mengukur kinerja aktiva produktif, salah satunya menggunakan rasio keuangan yang terdapat pada kualitas aktiva produktif dapat diukur dengan rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).6 PPAP merupakan bagian yang dipersiapkan untuk menutupi resiko gagal bayar dari aktiva produktif yang diklasifikasikan. Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktif nya. Aktiva produktif 4
Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), cet- 1, h.
21. 5
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,( Yogyakarta: UPP Akademik Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), h 46. 6 Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), cet-2, h. 61.
5
yang berkualitas adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default besar dari PPAP maka selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga ROA jadi turun. Jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplkasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentu akan menambah ROA. Dahlan Siamat dan Sinungan juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva produktif.7 Secara rinci, KAP dalam periode pengamatan nampak pada Tabel 1. 2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014 (jutaan rupiah) BANK BCA Syariah
BRIS
BSM
TAHUN 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
KAP 1152967 1524775 1934486 2438794 10488235 13375716 16370804 17246685 44947008 50640092 58946652 60310606
Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah 7
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 101.
6
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan KAP pada 3 Bank Umum Syariah mengalami trend yang berfluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014. Dapat dilihat bahwa KAP yang paling tinggi pada BSM sebesar Rp 60.310.606 pada periode 2014. Sedangkan KAP yang paling rendah terdapat di BCA Syariah periode 2011 yaitu sebesar Rp 1.152.967. Penanaman dana yang berpengaruh besar terhadap kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba adalah pembiayaan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Semua pembiayaan yang tersalurkan oleh Bank Umum Syariah kepada nasabah selain menghasilkan keuntungan, juga berpotensi menimbulkan resiko jika pengembaliannya tidak sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan seperti adanya pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing).8 NPF merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui pembiayaan bermasalah pada suatu bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Penelitian yang dilakukan oleh Pahlevie dan Arim yang menyimpulkan bahwa NPL menunjukkan pengaruh negatif terhadap profitabilitas.9 Sedangkan, penelitian Pratin dan Adnan variabel NPL mempunyai hubungan positif tidak signifikan sehingga hipotesa nol diterima. Berarti bahwa di BMI kenaikan/ penurunan tingkat NPL sebagai wujud dari kebijakan kredit/ analisis pembiayaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang 8
Mahmoedin, Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), h. 77. Pahllevie, Nu’man Hamzah,Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan EAQ Terhadap Perubahan Laba, (Semaranng: Tesis Program Magister Manajemen, 2009), h. 30. 9
7
disalurkan. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan.10 Bank Indonesia telah menetapkan batas NPF sebesar 5%. Apabila NPF suatu bank dapat ditekan dibawah 5% maka potensi keuntungan yang diperoleh akan semakin besar karena bank dapat
menghemat uang yang digunakan untuk
membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah atau Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Semakin besar rasio NPF ini maka semakin besar pula resiko yang ditanggung perusahaan dan nantinya juga akan berpengaruh negatif pada profitabilitasnya.11 Secara rinci NPF selama periode pengamatan nampak dalam Tabel 1.3 sebagai berikut: Tabel 1.3 Nilai Non Performing Financing Periode 2011 – 2014 (%) BANK BCA Syariah
BRIS
BSM
TAHUN 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
NPF 0.15 0.1 0.1 0.14 2.77 3 4.06 4.79 2.42 2.82 4.32 6.76
Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah 10
Pratin dan Adnan, Analisis hubungan simpanan, modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil dan markup keuntungan terhadap pembiayaan pada perbankan syariah kasus pada Bank Muamalat Indonesia (BMI), (Semarang: Tesis Bisnis dan Manajemen, 2005), h. 32- 52. 11
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/13/PBI/20011. www.bi.go.id
8
Dari Tabel 1.3 diketahui bahwa rasio NPF pada 3 Bank Umum Syariah mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014. Dilihat yang memiliki NPF paling tinggi yaitu pada BSM sebesar 2.25% periode 2012 dan NPF yang paling rendah yaitu pada BRIS periode 2011 dan periode 2014 sebesar 0.2%. Nilai NPF yang berfluktuasi ini tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah karena pembiayaan bermasalah akan mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan/ kendali nasabah peminjam. Sehingga semakin besar rasio NPF ini maka semakin besar juga resiko yang ditanggung perusahaan dan nantinya juga akan berpengaruh negatif pada profitabilitasnya. Jadi upaya untuk memaksimalkan nilai Return On Asset (ROA) bank harus dapat memperhitungkan variabel - variabel yang dapat mempengaruhinya. ROA diduga dapat dipengaruhi oleh variabel - variabel berupa rasio keuangan yang terdapat pada kualitas aktiva produktif dan Non Performing Financing. Sehingga, skripsi ini mengangkat judul Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah.
9
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Penelitian tentang profitabilitas sangat penting sebagai salah satu tujuan utama dalam setiap melakukan kegiatan usaha khususnya perbankan syariah. Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi ROA perbankan syariah? 2. Bagaimana keadaan tingkat kinerja perbankan syariah di saat ROA perbankan syariah dalam keadaan rendah? 3. Apa saja faktor- faktor yang membuat ROE perbankan konvensional lebih tinggi dibandingkan ROA perbankan syariah? Sesuai dengan judul yang di angkat, dalam pembahasan substansi dibatasi pada faktor- faktor yang mempengaruhi ROA Perbankan Syariah. Penulis juga membatasi masalah yang akan diteliti hanya dengan menggunakan dua variable yaitu Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing. Penulis juga membatasi data penelitian yang digunakan yaitu periode triwulan 1 2011 – triwulan 3 2014 pada 3 Bank Umum Syariah yaitu BCA Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri.
10
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini bermaksud menganalisis seberapa besarkah pengaruh KAP dan NPF terhadap ROA. Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji dengan menggunakan metode statistik analisis berganda. Adapun permasalahan- permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA)? 2. Apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA)? 3. Bagaimana model yang terbangun dari hubungan
Kualitas Aktiva Produktif
(KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama ataupun secara parsial? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA). 2. Untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA).
11
3. Untuk membangun model yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama dan secara parsial. E. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak sebagai berikut: a. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam membuat keputusan untuk meningkatkan profitabilitasnya. b. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi acuan dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Dengan demikian, para investor tidak akan sembarangan dalam menginvestasikan dananya. c. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa di perbankan syariah. d. Bagi akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan di bidang ekonomi syariah sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas serta dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
12
F. Review Studi Terdahulu Tabel 1.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. 1.
Identitas R. Ade Sasongko Pramudhito Teknik (C2A006100),
Metode
Hasil
Analisis:
regresi Variabel-variabel
Jurusan berganda dengan OLS.
simultan
secara
berpengaruh
Manajemen, Fakultas Ekonomi Variabel: Variabel x (CAR, terhadap ROA dengan nilai dan
Bisinis,
Universitas FDR, NPF, BOPO, NCOM) signifikansi F dibawah 0,05.
Diponegoro, Tahun 2013.
variabel y (ROA).
CAR, BOPO, FDR, dan NCOM berpengaruh secara
Judul: Analisis Pengaruh CAR, signifikan terhadap ROA FDR, NPF, BOP, dan NCOM dengan nilai signifikansi t terhadap
Profitabilitas
Bank lebih
kecil
dari
0,05.
Umum Syariah di Indonesia. Sedangkan
NPF
tidak
signifikan terhadap ROA Sumber Data: Laporan Kuangan dengan nilai t lebih besar Publikasi
Triwulan
Periode dari 0,05. Nilai koefisien
2008-2012
Bank
Muamalat, determinasi (Adjusted R2)
Bank Syarian Mandiri, Bank model
regresi
59,6%.
Hal
sebesar
Mega Syariah, dan Bank BRI ini
berarti
13
Syariah.
variabel independen dapat menjelaskan terhadap
pengaruhnya
ROA
sebesar
59,6%. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang Kualitas Aktiva Produktif yang dapat mempengaruhi rasio ROA dan teknik analisis menggunakan model regresi data panel. Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan sama-sama menggunakan variabel x yaitu NPF. Objek penelitian nya juga sama yaitu pada laporan keuangan BSM dan BRIS. 2.
Hendra
Gunawan Teknik
(108081000011),
Analisis:
Jurusan linier berganda.
Manajemen, Fakultas Ekonomi Variabel: dan
Bisnis,
Hidayatullah
Regresi Variabel
UIN Jakarta,
Syarif (Murabahah,
berpengaruh positif terhadap
Variabel
x profitabilitas dengan nilai
Mudharabah, 0,001. Variabel mudharabah
Tahun NPF).
2013.
Variabel y (ROA)
berpengaruh terhadap dengan
Judul: Analisis Pengaruh Jumlah
murabahah
Sedangkan
negatif profitabilitas nilai variabel
0,000. Non
14
Pembiayaan
Murabahah,
Performing Financing tidak
Mudharabah, dan NPF terhadap
berpengaruh
terhadap
Profitabilitas.
profitabilitas dengan nilai 0,642.
Sumber
Data:
Data
laporan-
laporan keuangan, media situs internet
seperti
www.bsm.co.id,
www.bi.go.id, dan
yang
lainnya, serta riset kepustakaan. Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang Kualitas Aktiva Produktif yang dapat mempengaruhi rasio ROA dan teknik analisis menggunakan model regresi data panel. Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu NPF dan variabel y yaitu ROA dan objek penelitian nya sama yaitu pada laporan keuangan BSM. 3.
Anitasari,
Jurusan
ekonomi, Teknik
Analisis:
Regresi Penelitian ini menunjukkan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Data Panel. Jurnal STEI Tazkia, tahun 2011.
bahwa hasil analisis regresi
Variabel: Variabel x (KAP, panel dengan model Fixed NPF,
TA,
NOM,
dan Effect
didapatkan
bahwa
Judul:Pengaruh KAP, NPF, TA, BOPO). Variabel y (ROA).
KAP berpengaruh positif
NOM, dan BOPO terhadap ROA
dan
perbankan syariah studi kasus
ROA,
signifikan NPF
terhadap
berpengaruh
15
BMI, BSM, BMS, BRIS pada
positif dan tidak signifikan
tahun 2009 – 2011.
terhadap variabel dependen ROA, Total Assey (TA)
Sumber Data: Publikasi laporan
berpengaruh
keuangan perbankan syariah.
namun
negative
tidak
terhadap
signifikan
ROA,
berpengaruh
NOM
positif
dan
signifikan terhadap ROA, dan
BOPO
negative
berpengaruh
dan
signifikan
terhadap variabel dependen ROA. Hasil analisis dari model Fixed Effect menunjukkan bahwa
secara
simultan
(bersama – sama) variabel KAP, NPF, TA, NOM, dan BOPO
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
ROA
pada
perbankan dengan nilai R-
16
Squared 0,966776 (96,76%) dan
sisanya
3,3224%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Perbedaan Penelitian:. 1 Objek penelitian nya berbeda, penulis menggunakan laporan keuangan perbankan syariah yaitu pada bank BCA Syariah dan 3 variabel x yang berbeda yaitu TA, NOM, dan BOPO. Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu KAP dan NPF, dan variabel y yaitu ROA. Penulis juga menggunakan teknik analisis regresi data panel. Penulis juga menggunakan 2 objek penelitian yang sama yaitu BSM dan BRIS. 4.
Shopi Jurusan
Guspita
(04390035), Teknik
Muamalat,
Analisis:
Fakultas berganda.
Regresi Variabel LTA berpengaruh positif
dan
Syariah, Universitas Islam Negeri Variabel: Variabel x (LTD, dengan Sunan
Kalijaga
Yogyakarta, LAD, FDR).
Tahun 2008.
Variabel y (ROA)
signifikan,
nilai
2.971>2.021
sebesar dan
signifikansi 0,005. Variabel LAD berpengaruh negatif
Judul: Pengaruh Rasio Likuiditas
dan
siginifikan
Terhadap Profitabilitas.
ditunjukkan
nilat
yang thitung-
2.371 lebih kecil ttable -2.021 Sumber Data: Menggunakan data
dan signnifikansi 0,022, dan
17
sekunder yang diperoleh dari
variabel
FDR
tidak
publikasi laporan keuangan Bank
berpengaruh dan signifikan
Syariah Mandiri tahun 2004-
dengan nilai thitung lebih
2007, dengan jumlah sampel 48.
kecil dari ttabel(6.56,2.021) dengan tingkat signifikansi 0,515.
Namun
simultan independen
secara variabel
berpengaruh
terhadap variabel dependen dengan nilai Fhitungsebesar 2.946 lebih besar Ftabel2.84 dan
tingkat
signifikansi
0,043. Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing yang dapat mempengaruhi rasio ROA dengan metode analisis regresi data panel. Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan objek penelitian yang sama yaitu BSM.
18
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam penulisan, serta memberi alur pemikiran yang tersusun secara sistematis, maka penulisan disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab awal yang mendukung bab- bab selanjutnya. Bab ini berisi paparan mengenai latar belakang masalah yang diangkat melalui identifikasi masalah, kemudian dilanjutkan dalam bentuk pembatasan masalah dan rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan. Selanjutnya, dijabarkan lagi melalui tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu Kualitas Aktiva Produktif, Non Performing Fianancing serta Return On Asset (ROA) pada 3 Bank Umum Syariah. Landasan teori tersebut diperoleh dari berbagai studi literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Pada bab ini juga akan di bahas mengenai kerangka pemikiran penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian secara lebih detail. Pada bab ini menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif.
19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil temuan yang diperoleh selama proses penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan penulis. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan atas penjelasan - penjelasan yang sebelumnya telah dijabarkan. Setelah itu, penulis akan member saran mengenai permasalahan yang terkait. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpun dana ini, bank sering pula disebut dengan lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam melaksanakan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter.1 Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak – pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. 1
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: FEUI, 2005), h. 275.
20
21
Jenis – jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain:2 a. Dilihat dari segi jenisnya, menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri atas: 1. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu – lintas pembayaran. b. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi: 1. Bank milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. 2. Bank milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya yang diambil oleh swasta pula. Dalam Bank milik Swasta Nasional termasuk pula bank – bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi. 3. Bank milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah suatu Negara.
2
Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004), h. 20.
22
4. Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. c. Dilihat dari segi statusnya: a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. b. Bank Non – Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. d. Dilihat dari segi cara menentukan harga: a. Bank berdasarkan prinsip konvensional b. Bank berdasarkan prinsip syariah 2. Fungsi Bank Bank umum sebagai lembaga intermediasi keuangan memberikan jasa– jasa keuangan baik kepada unit surplus maupun unit defisit. Bank melaksanakan fungsi dasar, yaitu fungsi pokok bank diantaranya:3 a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi b. Menciptakan uang c. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat d. Menawarkan jasa – jasa keuangan lain. 3
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: FEUI, 2005), h. 276.
23
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara, bank mendasarkan kegiatan usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trust). Selain itu bank juga berfungsi bagi pembangunan perekonomian nasional (agent of development) dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional.4
B. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Di Indonesia, regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah ( BUS ), Unit Usah Syariah ( UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS ).5 Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga
keuangan
yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa – jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan syariah 4 5
Malayu SP. Hasibuan, Dasar – dasar perbankan ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 4. Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Jakarta: Penerbit Kencana, 2009),
cet- 1, h. 61.
24
Islam.6 Dalam tata cara bermuamalat dijauhi praktik – praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur– unsur riba untuk diisi dengan kegiatan – kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan. Yang membedakan antara bank Islam dengan bank konvensional adalah pada prinsip dasar operasinya yang tidak menggunakan bunga akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan syariah Islam, karena bunga diyakini mengandung unsur ribu yang diharamkan (dilarang) oleh agama Islam. Bank syariah
didirikan dengan tujuan
untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan prinsip – prinsip Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Prinsip utama
yang diikuti oleh
bank syariah adalah: a.
Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi.
b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan pendapatan dan keuntungan yang sah (revenue sharing profit). c. Memberikan zakat sebagai salah satu instrument dalam perhitungan pembagian keuntungan dan laporan keuangan.7
6
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, ( Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005 ). Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,(Jakarta: Penerbit Alfabet, 2002), h. 3. 7
25
2. Fungsi dan Peran Bank Syariah Fungsi dan peran bank syariah adalah sebagai berikut:8 a.
Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan – kegiatan jasa – jasa layanan perbankan sebgaimana lazimnya. d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai cirri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana – dana sosial lainnya. 3. Sumber Pendapatan Bank Syariah Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati posisi terbesar, pada umumnya sekitar 55% - 60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank. Dengan demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari: a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah. b. Keuntungan atas kontrak jual – beli.
8
43.
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta: Ekonisia 2008), h.
26
c. Hasil sewa atas kontrak Ijarah. d. Fee dan biaya administrasi atas jasa – jasa lainnya.
C. Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu, maksudnya adalah kondisi keuangan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba – rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan luas dilakukan satu tahun sekali. Selalin itu dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.9 Menurut Harahap, “Menguraikan pos – pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang
lain baik antara data kuantitatif
maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.10 Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan perusahaan pada suatu periode tertentu, dan hasil usahanya pada periode tertentu digunakan oleh pihak - pihak yang membutuhkan laporan tersebut baik pihak intern maupun pihak 9
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.66. Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 190. 10
27
ekstern perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting untuk mengetahui dan menganalisa keadaan keuangan dari suatu perusahaan dan dari hasil analisis tersebut dapat dijadikakn acuan untuk suatu pengambilan keputusan yang tepat. Laporan keuangan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Laporan keuangan disusun antara lain untuk memberikan
informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank serta informasi keuangan lainnya kepada pihak yang berkepentingan dengan usaha bank. 1. Pihak - pihak yang berkepentingan Menurut Kasmir, pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Pemegang Saham, kepentingan terhadap laporan keuangan adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam satu periode. b. Pemerintah, baik bagi bank pemerintah maupun bank swasta laporan keuangan digunakan untuk melihat kemajuan bank yang bersangkutan, dan pemerintah juga berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan. c. Manajemen, laporan keuangan bagi manajemen adalah untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target – target yang telah ditetapkan. d. Karyawan, bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan untuk mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga karyawan perlu mendapat kesejahteraan apabila
28
bank mengalami keuntungan, dan sebaliknya apabila bank mengalami kerugian karyawan perlu melakukan perbaikan. e. Masyarakat luas, bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank, sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.11 2. Jenis – jenis Laporan Keuangan Bank Menurut Kasmir , jenis – jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. b. Laporan komitmen dan kontingensi, laporan komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontingensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. c. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam satu periode. d. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.
11
Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 241- 242.
29
e. Catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. f. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi, laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang – cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.12 3. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi, banyak pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun penekanannya, namun menurut Harahap, tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas adalah “Bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan”.13 Selanjutnya menurut Ikatan Akuntan Indonesian, dalam kerangka dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut: “ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
12
13
keuangan,
kinerja
serta
perubahan
posisi
keuangan
suatu
Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 242 - 244.
Sofyan Syafri, Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 66.
30
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.”
D. Definisi Aktiva Produktif Aktiva produktif menurut peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/13/PBI/2011 tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah, bahwa: Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk Pembiayaan, Surat Berharga Syariah, Sertifikat
Bank Indonesia Syariah, Penyertaan Modal
Sementara, Penempatan Pada Bank Lain, komitmen dan kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif, dan bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning asset ( aktiva yang menghasilkan), karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai tingkat penghasilan ( laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas.
31
1. Pengertian Kualitas Aktiva Produktif Kasmir mengemukakan kualitas aktiva produktif merupakan alat yang bertujuan untuk menilai jenis – jenis asset yang dimiliki oleh bank. Maksud dari penilaian kualitas asset ialah untuk menilai kondisi asset bank, termasuk mengantisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan.14 Terdapat unsur – unsur aktiva produktif dimana didalamnya berisi: a. Kredit yang diberikan b. Penempatan dana pada bank lain c. Surat berharga d. Penyertaan modal Dasar penilaian aktiva produktif dapat dibentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dimiliki guna menutup resiko kemungkinan atas aktiva produktif tersebut.15 Menurut Lukman Dendawijaya mengemukakan bahwa salah satu komponen dalam penilaian faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah perbandingan rasio antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan jumlah Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APYD). KAP =
x 100%
14
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
15
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),
2008). h. 61.
32
Aktiva produktif merupakan asset
yang dimiliki oleh bank yang
penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering disebut juga dengan earning asset atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas.16 Terdapat 5 (lima) komponen dalam perhitungan APYD berdasarkan SE BI no. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yaitu: 1. Lancar
X 0% = Rp……………..
2. Perhatian Khusus
X 25% = Rp…………....
3. Kurang Lancar
X 50% = Rp……………
4. Diragukan
X75% = Rp…………….
5. Macet
X 100% = Rp…………..
Jumlah ( APYD )
= Rp…………..
Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk seanantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva yang dimiliki. Kualitas aktiva produktif
16
153.
Lukman Dendawijaya, Mananajemen Perbankan, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h.
33
menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan resiko pembiayaan yang dihadapi bank akibat pemberian pembiayaan dan investasi dana. E. Resiko Pembiayaan 1. Definisi Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian
pembiayaan
kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Menurut Undang – Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 ayat 12, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu memberikan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak –pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu:17 a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
17
119.
M. Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, ( Jakarta: Gema Insani, 2001), h.
34
b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut: 1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan (a) peningkatan produksi, baik secara kumulatif, yaitu jumlah hasil produksi dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang – barang modal (capital goods) serta fasilitas – fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pendanaan atau penyediaan uang dimana didasari oleh kesepakatan atau persetujuan antara bank dan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang memerlukan dana dengan jangka waktu yang telah disepakati. Pembiayaan dalam perbankan syariah dengan sistem bagi hasil bertujuan untuk memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui usaha (investasi, jual beli dan lain sebagainya) dan pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah bersifat membantu antar manusia. 2. Pengertian Resiko Pembiayaan Antonio mengemukakan resiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang dilakukannya.
35
Penyebab utama terjadinya resiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan
pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk
memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya penilaian pembiayaan kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibayarnya. Resiko pembiayaan adalah resiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali pembiayaan yang diberikan bank kepada debitur. Dalam praktik perbankan sehari – hari, pengertian kredit bermasalah adalah kredit – kredit yang kategori kolektabilitasnya masuk dalam kriteria kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet.18 Implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya pembiayaan bermasalah tersebut dapat berupa berikut ini: a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR ( Bad Debt Ratio) menjadi semakin besar menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. c. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. d. Return On Asset ( ROA ) mengalami penurunan.19
18
121.
M. Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, ( Jakarta: Gema Insani, 2001), h.
36
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan resiko pembiayaan adalah Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) adalah analog dari Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional merupakan rasio Financing menunjukkan
kemampuan
manajemen
bank
dalam
mengelola
pembiayaan
bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Rasio NPF ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPF =
x 100%
F. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Bank Menurut Malayu Hasibuan profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam presentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam presentase profit. 20 Profitblitas suatu perusahaan data diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan 19
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi kedua, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006), h. 65. 20 Malayu SP. Hasibuan, Dasar – dasar perbankan ( Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.100.
37
(operating asset). Operating asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. 2. Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur manajemen bank dalam mengelola asset guna memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini sering juga disebut sebagai Return On Investment. Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investasi atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio inidigunakan untuk mengukur efektivitas dari seluruh perusahaan.21 Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank, maka semakin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset.22 Return On Asset (ROA) adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa
21
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: PT. Raja Grafind Persada, 2008),
22
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.
h. 201. 280.
38
apabila rasio ini meningkat, maka aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh pendapatan. Meski ada beragam indikator penilaian profitabilitas yang lazim digunakan bank, peneliti akan menggnakan rasio ROA, dengan beberapa alasan antara lain: 1. Rasio Return On Asset (ROA) memperhitungkan bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan manajerial efisiensi secara menyeluruh. Dendawijaya menjelaskan bahwa: “Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.” 2. Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilihat dari aspek rentabilitas/ profitabilitas dilakukan dengan menggunakan indikator Return On Asset (ROA).23 Perhitungan profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return On Asset ( ROA ) atau tingkat pengembalian aktiva. Rumusnya adalah: ROA =
23
x 100%
Rahmat Dwi, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA pada PT. Bank Mandiri Cabang Makassar, ( Skripsi Universitas Makassar, 2011), h. 26.
39
G. Kerangka Teori Konseptual Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Penilaian
aspek
profitabilitas
guna
mengetahui
kemampuan
menciptakan profit, yang sudah barang tentu penting bagi para pemilik. Dengan kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada pihak intern maupun bagi pihak ekstern bank.24 1. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA) Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktif nya. Aktiva produktif yang berkualitas adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default besar dari PPAP maka selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga ROA jadi turun. Jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplkasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentu akan menambah ROA. Dahlan Siamat dan Sinungan juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva produktif.25 24
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), h. 239 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 101. 25
40
2. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (ROA) Apabila suatu bank mempunyai non prforming financing yang tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank. Risiko kredit yang diproksikan dengan non performing financing berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Sehinggasemakin besar non performing financing, akan mengakibatkan menurunnya return on asset (ROA), yang juga berarti kinerja keuangan bank yang menurun karena resiko kredit semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika non performing financing (NPF) turun, maka ROA akan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank dapat dikatakan semakin baik.26
26
Hendra Gunawan, “Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Periode 20072011)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisinis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 35-36
41
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Kualias Aktiva Produktif dan Non Performing Financing Terhadap ROA
Kualitas Aktiva Produktif H1+
ROA (Return On Asset)
H2-
Non Performing Financing
42
Gambar 2.2 Skema Alur Penelitian Bank Umum Syariah (BCAS, BRIS, BSM)
Variabel Bebas (independen):
Variabel Terikat (dependen):
1. Kualitas Aktiva Produktif 2. Non Performing Financing
Return On Asset (ROA)
Model: 1. Pooled Least Square/ Common Effect 2. Fixed Effect 3. Random Effect
Uji Chow
Uji Hausman
Pengujian Hipotesis Interpretasi Kesimpulan dan Saran
Uji Signifikansi
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik Pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1 B. Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini memakai pendekatan statistika parametrik, maksudnya adalah bagian statistika yang parameter populasinya harus memenuhi syarat- syarat tertentu seperti syarat data berskala interval/ rasio, syarat pengambilan sampel harus random, berdistribusi normal atau normalitas, model regresi linear, dan lain- lain. Dalam statistika parametrik, indikator- indikator yang dianalisis adalah parameterparameter dari ukuran objek yang bersangkutan.2
1 2
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas, 2009 ), h. 14. Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, ( Jakarta: Cahnge Publication, 2013), h. 8.
43
44
C. Jenis data/ Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari dalam perbankan syariah. Berikut ini teknik pengumpulan data: 1. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumbersumber yang telah ada. Data itu biasanya di peroleh dari perpustakaan atau dari laporan- laporan/ dokumen penelitian terdahulu.3 Data tersebut berupa data laporan keuangan Bank Umum Syariah yaitu data triwulan BCA Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri tahun 2011- 2014. 2. Studi Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku - buku dan jurnal jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan - bahan yang berkenaan dengan penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank. 2. Studi Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisis data - data dari literatur yang berkenaan dengan masalah yang diteliti baik berupa buku, jurnal, majalah, artikel dan lain - lain. 3
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, ( Jakarta: Cahnge Publication, 2013), h. 16.
45
E. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Resiko Pembiayaan (NPF), dan Return On Asset (ROA ). Penulis melakukan penelitian pada 3 Bank Umum Syariah yaitu BCA Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri dengan melihat laporan triwulan keuangan yang telah dipublikasikan selama periode 2011- 2014. F. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adala analisis regresi data panel. Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan deret waktu (time series) yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu.4 Uji regresi panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (bebas) yang teridiri dari Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing. Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software Microsoft Excel dan pengolah data statistik Eviews 7.0. Penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of random yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi
4
Dedi Rosadi, “ Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”, Edisi Pertama (Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET ANDI, 2012), h.271.
46
dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (omitted-variabel).5 Model regresi panel dalam penelitian ini adalah: Yit= C + β1X1it + β2X2it + eit Keterangan : Y
= Fraud
C
= Konstanta
X1
= Kualitas Aktiva Produktif
X2
= Non Performing Financing
1. Estimasi Model Data Panel Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan anatara lain:6 a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS) Pooled Least Square model merupakan metode estimasi model regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section (common effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun 5
Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”, Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 353. 6 Ibid h.355.
47
waktu. Pada dasarnya model common effect sama seperti OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. Bentuk untuk model ordinary least square adalah: Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + Ɛit
untuk i = 1,2,……,n dan t=1,2,….,t b. Metode Fixed Effect Model (FEM) Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui perbedaan adalah dengan mengasusmsikan bahwa intersept adalah berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan. Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan fixed Effect Model atau least square dummy (LSDV) atau disebut juga covariance model. Persamaan pada estimasi dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut: Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4D1i + β5D2i +…..+ Ɛit Dimana: i = 1,2,….,n t =1,2,…..,tD = dummy
48
c. Metode Random Effect Model (REM) Random effect model merupakan metode estimasi model regresi data panel dengan asumsi koefisien slope dan intercept berbeda antar individu dan antar waktu (random effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error term) yang dikenal dengan metode Random Effect.. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efisiensi dari least square. Bentuk umum untuk Random Effecktadalah: Yit= α1 + bjXj it + Ɛit dengan Ɛit = ui + vt + wit
Dimana : ui~ N (0, σu2) = komponen cross section error vt~ N (0, σv2) = komponen time series error wit~ N (0, σw2) = komponen error kombinasi
49
1. Tahap Analisis Data Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, anatar lain:7 a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model digunakan pooled least square model atau fixed effect model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0
= Pooled least Square model (PLS)
Ha
= Fixed effeck model (FEM) Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan membandingkan
perhitungan F statistic dengan F tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel, maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effexk model. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F tabel, maka Ho diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah common effect model.8 Perhitungan F statistic untuk Uji Chow dapat dilakukan dengan rumus: (
) ( (
7
) )
ibid, h. 362. Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw Hill International edition, Singapore) 2009, h. 278. 8
50
Dimana: RRSS = Restricted residual sums of square error dari model common effect URSS = Unrestricted residual sums of squares dari model fixed effect N
= Jumlah individual (cross section)
T
= Jumlah series waktu (time series)
k
= Jumlah variabel independen dan dependen
Sedangkan F tabel didapat dari:
F-tabel = α : df (n-1, nt-n-k) b. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa LSDV di dalam model fixed effect dan GLS adalah efisien sedangkan model OLS adalah tidak efisien, di lain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu uji hipotesis nolnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:9 H0
: Random Effect Model
9
Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”, Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 364.
51
H1
: Fixed Effect Model Jika chi-square hitung > chi-square tabel berarti H0 ditolak, artinya model yang
digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-square hitung < chi square tabel berarti H1 ditolak, artinya model yang digunakan adalah fixed effect model.10 2. Uji Signifikansi a. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Nilai R2 mempunyai interval anatar 0 samapai 1 (0 < R2 < 1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan varaibel dependen.11 Nilai adjusted R2 lebih baik jika digunakan untuk menganalisis kekuatan model. Apabila suatu varaibel bebas ditambahkan ke dalam model nilai R2 pasti meningkat sementara adjusted R2 dapat saja meningkat atau menurun. Ketika sebuah variabel bebas yang memiliki kekuatan penjelas yang besar diikutsertakan dalam model maka nilai adjusted R2 meningkat dan sebaliknya. Koefisien determinasi (R2) memiliki kesalahan, yaitu bias terhadap jumlah varaibel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R 2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang
10
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw Hill International edition, Singapore) 2009, h. 605. 11 Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw Hill International edition, Singapore) 2009, h. 76.
52
signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi kesalahan kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, adjusted R2. Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan mengunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df: α, (k-1), (n, k), dimana k adalah jumlah variabel independen dan dependen dan n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika F hitung < F tabel, maak H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.12 Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama
12
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS” ( Yogyakarta: CV Andi Offset ,2011), h. 61- 62.
53
terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model regresi sama dengan nol, atau: H0 : b1, b2, b3 = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1, b2, b3 ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak dengan derjat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha. c. Uji Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: H0 : bi = 0
54
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu varaibel tidak sama dengan nol, atau : Ha : bi ≠0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut: 1) Quick look: bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 ( dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alterantif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Adapun nilai probabilitas dalam penelitian ini diperoleh dengan membagi dua nilai probabilitas yang muncul dalam output persamaan regresi. Hal ini dilakukan karena dalam penelitian ini, uji yang digunakan adalah uji satu arah sedangkan nilai probablitas untuk uji dua arah sehingga nilai probabbilitas harus dibagi dua.
13
13
Uji ini
Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”, Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 67.
55
dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Adapaun nilai t tabel diperoleh dengan df :α (n-k) dimana α adalah tingkat signifikansi yang digunakan, n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel), dan k adalah jumlah variabel independen dan dependen. dasar pengambilan keputusannya adalah jika t hitung > t tabel, berarti H0 ditolak yang berarti bahwa variabel Xi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima yang berarti bahwa variabel Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. G. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing – masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Dependent Variable ( Y ) Adalah variabel yang perilakunya dipengaruhi variabel lainnya atau variabel independen. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah kinerja bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA) pada BCA Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri. Return On Asset dapat dihitung sebagai berikut: ROA =
x 100%
2. Independent Variable ( X ) Adalah variabel yang nilainya mempengaruhi perilaku dari variabel terikat atau variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah:
56
a.
Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Kasmir mengemukakan kualitas aktiva produktif merupakan alat yang
bertujuan untuk menilai jenis – jenis asset yang dimiliki oleh bank. Maksud daripenilaian kualitas asset ialah untuk menilai kondisi asset bank, termasuk mengantisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan.Rumus dari KAP adalah: KAP =
x 100%
b. Non Performing Financing (NPF) Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan resiko pembiayaan adalah Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula kemungkianan suatu bank dalam kondisi bermasalah. NPF dapat diukur dengan: NPF =
(
)
x 100%
57
H. Hipotesis Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,
maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai
berikut:
1. Variabel Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing Ho = Secara bersama-sama variabel Kualitas Aktiva Produktif dan non performing financing tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Ha = Secara bersama-sama variabel Kualitas Aktiva Produktif dan non performing financing berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).
2. Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing terhadap Return On Asset secara parsial. a. Hipotesis 1 Ho
: Kualitas Aktiva Produktif tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Return On Asset. H1
: Kualitas Aktiva Produktif berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Return On Asset.
58
b. Hipotesis 2 Ho
: Non Performing Finanicng tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap Return On Asset. H2 :
Non Performing Financing berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap Return On Asset.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat PT. Bank Central Asia (BCA) Syariah PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip – prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada hari Senin tanggal 5 April 2010. Kepemilikan saham PT Bank BCA Syariah adalah sebagai berikut : PT Bank Central Asia Tbk.: 596.299 lembar saham, PT BCA Finance : 1 lembar saham. BCA Syariah mencanangkan untuk menjadi pelopor dalam industri perbankan syariah Indonesia sebagai bank yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran, penghimpun dana dan pembiayaan bagi nasabah perseorangan, mikro, kecil dan menengah. Masyarakat yang menginginkan produk dan jasa perbankan yang berkualitas serta ditunjang oleh kemudahan akses dan kecepatan transaksi merupakan target dari BCA Syariah. Komitmen penuh BCA sebagai perusahaan induk dan pemegang saham mayoritas terwujud dari berbagai layanan yang bisa dimanfaatkan oleh nasabah BCA Syariah pada jaringan cabang BCA yaitu setoran (pengiriman uang) hingga tarik tunai dan debit di seluruh ATM dan mesin EDC (Electronic Data Capture) milik BCA, semua tanpa dikenakan biaya. 59
60
BCA Syariah hingga saat ini memiliki 45 jaringan cabang yang terdiri dari 8 Kantor Cabang (KC), 3 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 3 Kantor Cabang Pembantu Mikro Bina Usaha Rakyat (BUR), 8 Kantor Fungsional (KF) dan 23 Unit Layanan Syariah (ULS) yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya, Semarang, Bandung dan Solo (data per Desember 2014).1 2. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah. Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo 1
www.bcasyariah.co.id
61
ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah. Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan
dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam
produk
dan
layanan
perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah
62
dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.2 3. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri (BSM) Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997 – 1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah
akhirnya
mengambil
tindakan
dengan
merestrukturisasi
dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
2
www.brisyariah.co.id
63
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank
(Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi
satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan
Perbankan
Syariah
segera
mempersiapkan
sistem
dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
64
Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilainilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.3
3
www.bsm.co.id
65
B. Hasil dan Pembahasan 1. Deskriptif Data Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh antara variabel kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset. Untuk menganalisisnya digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Pengolahan data secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel lalu diuji dengan menggunakan SPSS 16 for windows untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel – variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model regresi berganda, yaitu variabel Y (return on asset) dan (kualitas aktiva produktif dan non performing financing) sebagai variabel bebas. Penjelasan lengkap masing – masing variabel adalah sebagai berikut: a. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Aktiva produktif merupakan asset
yang dimiliki oleh bank yang
penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering disebut juga dengan earning asset atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan. Dalam menjalankankegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas.
66
Tabel 4.1 Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 - 2014 (jutaan rupiah)
Triwulan Bank
Tahun I
II
III
IV
2011
917652
926693
991833
1152967
2012
1214177
1184374
1207236
1524775
2013
1466474
1540152
1662268
1934486
2014
1923693
2124756
2438794
2011
6739033
7157295
8893107
10488235
2012
9912305
10824973
11498281
13375716
2013
14329656
15519378
15781866
16370804
2014
19031876
17043438
17246685
2011
34151116
35740815
40549825
44947008
2012
45323247
46115116
47293223
50640092
2013
51935259
54434507
56888472
58946652
2014
59237039
57679553
60310606
BCA Syariah
BRI Syariah
BSM
MAX MIN
60310606 917652
Berdasarkan sumber data diatas terlihat nilai kualitas aktiva produktif terbesar adalah pada Bank Syariah Mandiri pada triwulan ke - 3 tahun 2014 sebesar Rp
67
60.310.606, nilai terkecil berada pada triwulan ke - 1 tahun 2011 pada Bank Central Asia Syariah sebesar Rp 917.652. b. Non Performing Financing (NPF) NPF merupakan masalah berbahaya bagi perbankan nasional. Salah satu faktor yang saat ini lebih berperan dalam masalah NPF adalah dampak krisis multidimensional yang dimulai pada 1997 – 1998 hingga sekarang masih menyebabkan banyak debitur bank, baik di segmen corporate, commercial, maupun consumer belum mampu menyelesaikan pembiayaan macetnya. Tabel 4.2 Nilai Non Performing Financing Periode 2011-2014 (%)
Triwulan Bank
Tahun I
II
III
IV
2011
0.11
0.23
0.32
0.15
2012
0.15
0.14
0.12
0.1
2013
0.09
0.01
0.07
0.1
2014
0.15
0.14
0.14
2011
2.43
3.4
2.8
2.77
2012
3.31
2.88
2.87
3
2013
3.04
2.89
2.98
4.06
2014
4.04
4.38
4.79
2011
3.3
3.49
3.21
2.42
2012
2.52
3.04
3.1
2.82
BCA Syariah
BRI Syariah
BSM
68
2013
3.44
2.9
3.4
2014
4.88
6.46
6.76
MAX
6.76
MIN
0.01
4.32
Berdasarkan Tabel diatas, terlihat nilai non performing financing terbesar padaBank Syariah Mandiri triwulan ke – 3 tahun 2014 sebesar 6,76% dan nilai terkecil sebesar 0,01% pada tahun 2013 triwulan ke – 2 Bank Central Asia Syariah. c. Return On Asset (ROA) Pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio return on asset dapat digunakan untuk mengukur evektifiitas dari seluruh perusahaan. Tabel 4.3 Nilai Return On Asset Periode 2011-2014 (%)
Triwulan Bank
Tahun I
II
III
IV
2011
0.87
0.89
0.95
0.9
2012
0.39
0.74
0.69
0.84
2013
0.92
0.97
0.99
1.01
2014
0.86
0.69
0.67
2011
0.23
0.2
0.4
BCA Syariah
BRI Syariah 0.2
69
2012
0.17
1.21
1.34
1.19
2013
1.71
1.41
1.36
1.15
2014
0.46
0.03
0.2
2011
2.22
2.12
2.03
1.95
2012
2.17
2.25
2.22
2.25
2013
2.56
1.79
1.51
1.53
2014
1.77
0.66
0.8
BSM
MAX
2.56
MIN
0.03
Berdasarkan Tabel diatas terlihat nilai return on asset terbesar pada Bank Syariah Mandiri tahun 2013 triwulan ke – 1 sebesar 2,56% dan nilai terkecil berada pada tahun 2014 triwulan ke – 2 pada Bank Rakyat Indonesia Syariah sebesar 0,03%. C. Uji Pemilihan Model Regresi Panel 1. Uji Chow Menurut Widarjono uji Chow ialah pengujian untuk menentukan model fixed effect atau common effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah penelitian ini adalah: Ho : Common Effect Model H1 : Fixed Effect Model Dasar penolakan terhadap hipotesis diatas adalah dengan membandingkan perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung
70
lebih besar (>) dari F Tabel, maka Ho ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect model. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F tabel, maka Ho diterima dan model yang digunakan adalah common effect model4. Berikut adalah hasil uji Chow yang dilakukan dalam penelitian ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Metode Common Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:26 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
0.953021 3.47E-08 -0.229488
0.111503 4.59E-09 0.053587
8.547004 7.569791 -4.282537
0.0000 0.0000 0.0001
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.589019 0.569449 0.450657 8.529842 -26.43267 30.09731 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 1.308119 1.428563 1.353019 0.735133
Sumber : (Data diolah)
4
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw Hill International edition, Singapore) 2009, h. 257.
71
Tabel 4.5 Hasil Uji Metode Fixed Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:30 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
1.222478 5.34E-08 -0.508548
0.210821 1.05E-08 0.068982
5.798655 5.094226 -7.372177
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.753172 0.728489 0.357871 5.122877 -14.96094 30.51407 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 0.887153 1.087893 0.961987 1.258736
Sumber: (Data Diolah) Tabel 4.6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares
Statistic 13.300984 22.943460
d.f.
Prob.
(2,40) 2
0.0000 0.0000
72
Date: 05/30/15 Time: 10:33 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
0.953021 3.47E-08 -0.229488
0.111503 4.59E-09 0.053587
8.547004 7.569791 -4.282537
0.0000 0.0000 0.0001
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.589019 0.569449 0.450657 8.529842 -26.43267 30.09731 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 1.308119 1.428563 1.353019 0.735133
Sumber: (Data Diolah) Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob = 0.0000 untuk Cross section F, yang berarti nilainya kurang dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model common effect. Uji Chow juga dapat dilakukan dengan membandingkan perhitungan F statistikdengan F tabel. Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Nilai F hitung> F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Nilai F hitung< F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan F statistik untuk uji Chow dapat dilakukan dengan rumus: F= (RRS1 – RRS2) / (N-1) RRS2 / (N.T- N- K)
73
= (8.529842–5.122877) / (3-1) 5.122877 / (45 –3-3) = 1.7034825 / 0.1138417111 = 14,964 Diperoleh F statistik untuk uji Chow adalah 14,964, dengan F Tabel df: α, (N1), (N.T-N-K) atau 0.05, (3-1), (45-3-3) adalah 3,22, yang berarti F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model common effect. 2. Uji Hausman Selanjutnya dilakukan uji Hausman untuk membandingkan model mana yang terbaik antara model fixed effect dan random effect. Dalam melakukan uji Hausman, dibuat pula hipotesis sebagai berikut: Ho: Menggunakan model random effect Ha: Menggunakan model fixed effect Berikut ini adalah hasil uji signifikansi dengan metode fixed effect dan random effect:
74
Tabel 4.7 Hasil Uji Metode Fixed Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:30 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
1.222478 5.34E-08 -0.508548
0.210821 1.05E-08 0.068982
5.798655 5.094226 -7.372177
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.753172 0.728489 0.357871 5.122877 -14.96094 30.51407 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Sumber: (Data Diolah) Tabel 4.8 Hasil Uji Metode Random Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/30/15 Time: 10:31 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances
1.143778 0.686805 0.887153 1.087893 0.961987 1.258736
75
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
0.953021 3.47E-08 -0.229488
0.088546 3.64E-09 0.042554
10.76299 9.532411 -5.392871
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
1.19E-08 0.357871
Rho 0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.589019 0.569449 0.450657 30.09731 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 8.529842 0.735133
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.589019 8.529842
Mean dependent var Durbin-Watson stat
1.143778 0.735133
Sumber: (Data Diolah) Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Hausman adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai probability Chi Square ≥ 0.05 artinya Ho diterima, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model random effect. 2. Jika nilai probability Chi Square < 0.05 artinya Ho ditolak, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect.
76
Tabel 4.9 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
26.601967
2
0.0000
Random
Var(Diff.)
Prob.
0.000000 -0.229488
0.000000 0.002948
0.0572 0.0000
Cross-section random effects test comparisons: Variable KAP NPF
Fixed 0.000000 -0.508548
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:47 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
1.222478 5.34E-08 -0.508548
0.210821 1.05E-08 0.068982
5.798655 5.094226 -7.372177
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.753172 0.728489 0.357871 5.122877 -14.96094 30.51407 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 0.887153 1.087893 0.961987 1.258736
77
Sumber: (Data Diolah) Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob= 0.0000 untuk Cross section random, yang berarti nilainya kurang dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model random effect. Uji Hausman juga dapat dilakukan dengan membandingkan perhitungan Chi Square Statistic dengan Chi Square tabel. Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Nilai Chi Square Statistic > Chi Square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Nilai Chi Square Statistic < Chi Square tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Diperoleh Chi Square Statistic sebesar 26.601967, dengan Chi Square Tabel 5.991464547 pada df (2), yang berarti Chi Square Statistic > Chi Square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapa tdisimpulkan model fixed effect lebih tepat digunakan daripada model random effect.
78
D. Uji Signifikansi 1. Uji Model Regresi Data Panel Terpilih Berdasarkan uji yang dilakukan yaitu uji Chow dan uji Hausman, model estimasi data yang terpilih adalah model fixed effect. Maka selanjutnya dilakukan uji signifikansi dari model yang terpilih. Tabel 4.10 Uji Signifikansi Fixed Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:30 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
1.222478 5.34E-08 -0.508548
0.210821 1.05E-08 0.068982
5.798655 5.094226 -7.372177
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.753172 0.728489 0.357871 5.122877 -14.96094 30.51407 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 0.887153 1.087893 0.961987 1.258736
79
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Nilai R2 mempunyai interval 0 sampai 1 (0 < R2 < 1). Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik hasil untuk model regresi tersebut, dan semakin mendektai 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen.5 Dari Tabel Fixed Effect , menunjukkan nilai R Square pada model regresi adalah 0.753172 yang menunjukkan kemampuan variabel independen (KAP dan NPF) dalam menjelaskan variabel dependen (Fraud) adalah sebesar 75,3172% sedangkan sisanya sebesar 24,6828% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) Dalam menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas : df α, (k-1), (n-k), dimana k adalah jumlah variable independen dan dependen dan n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji F adalah sebagai berikut: 1. Jika F hitung> F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Jika F hitung< F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Dari hasil output, dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 30.51407, dengan F Tabel dengan df: α, (k-1), (n-k) atau 0.05, (3-1), (45-3) adalah 3,22, yang berarti 5
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw Hill International edition, Singapore) 2009, h. 76.
80
nilai F hitung> F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukkan bahwa variable independen (KAP dan NPF) secara bersama- sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen (Fraud). c. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji adanya pengaruh terhadap variabel independen dengan variabel dependen secara individu dengan anggapan variabel lain bersifat konstan. Nilai t hitung digunakan untuk menguji apakah variabel tersebut signifikan terhadap variabel tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung > t tabel.6 t tabel (t kritis)
= α ; df= (n-k) = 5% ; df = (45- 3) = 0.05 ; df = 42 = 2.019
Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independennya terhadap variabel dependen:
6
Suliyanto, “Ekonometrika Terapan Teori dengan SPSS” ( Yogyakarta: CV Andi Offset ,2011), h. 62.
81
a. Hubungan Linear Variabel Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return On Asset (ROA) Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return On Asset (ROA). Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Aktiva Produktif terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan hasil uji t, untuk vaiabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) didapat nilai sebesar 5.094226, yang berarti nilai t hitung (5.094226) > t tabel (2.019), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Aktiva Produktif (KAP) secara parsial dan signifikan serta berpengaruh nyata terhadap Return On Asset (ROA). Hal itu menunjukkan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) merupakan faktor yang berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berarti, apabila KAP semakin meningkat mengakibatkan ROA meningkat, dan jika KAP yang semakin menurun maka ROA juga turun. b. Hubungan Linear Variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non Performing Financing terhadap Return On Asset (ROA). Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan antara variabel Non Performing Financing terhadap Return On Asset (ROA).
82
Berdasarkan hasil uji t, maka variabel Non Performing Financing (NPF) didapat nilai sebesar -7.372177, yang berarti nilai t hitung (7.372177)> t tabel (2.019), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh negatif signifikan dan tidak nyata terhadap Return On Asset (ROA). NPF mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan, karena apabila NPF naik maka jumlah ROA akan turun dan sebaliknya apabila NPF turun maka ROA akan naik. Suatu pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank kepada masyarakat akan berpotensi timbulnya pembiayaan bermasalah, semakin tinggi NPF maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar, dan menyebabkan ROA menurun serta kinerja bank akan menurun juga. d. Nilai konstanta Nilai konstanta sebesar 1.222478 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari Kualitas GCG. Size Bank dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) bernilai 0, maka nilai dividend payout ratio adalah 1.222478 atau 1222.478. Berdasarkan penjelasan diatas, maka model persamaan Fixed Effect yang terbentuk adalah: ROA = 1.222478 + 5.34E-08*KAP -0.508548*NPF
83
e. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diatas maka penulis dapat menginterprestasikan variabel – variabel , khususnya variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Fraud, diantaranya: 1. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) Besarnya koefisisen KAP sebesar 5.34E-08 menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara KAP dan Return On Asset. Hubungan yang positif tersebut menunjukkan apabila KAP suatu bank semakin besar, maka perubahan tingkat ROA pada suatu bank tersebut akan semakin besar juga, dan akan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi perusahaan aset karena aktiva produktif merupakan komponan aset yang ditanamkan atau diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan untuk bank. Jadi, semakin berkualitas suatu aset maka akan semakin besar kemungkinan profit yang akan diterima oleh suatu bank. Hubungan yang positif ini sangat sesuai dengan teori yang ditulis oleh Dahlan Siamat dan Sinungan bahwa “ jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga akan meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana di sisi aktiva produktif.7 Hubungan yang positif ini juga sesuai dengan Jurnal Anitasari, STEI Tazkia tahun 2011 yang berjudul “ Pengaruh KAP, NPF, TA, NOM, dan BOPO terhadap ROA perbankan syariah studi kasus pada BMI, BSM, BMS, BRIS pada tahun 2009 –
7
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakulttas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h 101.
84
2011”, di dalam jurnal nya menyimpulkan bahwa hasil analisis menggunakan regresi panel dengan menggunakan model yang sama dengan penulisan skripsi ini yaitu model Fixed Effect bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset perbankan syariah. Profitabilitas bank yang diukur dengan instrumen Return On Asset (ROA) merupakan indikator untuk mengukur seberapa besar bank memperoleh laba dari total aktiva. Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktifnya karena sumber utama penghasilan bank berasal dari aktiva produktif. 2. Non Performing Financing (NPF) Besarnya koefisien NPF sebesar -0.508548 menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antara NPF dan besarnya Return On Asset (ROA). Apabila NPF semakin kecil maka besarnya nilai ROA semakin besar, dan apabila NPF semakin besar maka akan mengakibatkan nilai ROA akan menurun atau kecil. Hal ini sesuai dengan teori yang ditulis dalam buku Muhammad yaitu “Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah.”8 Dahlan Siamat menywbutkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah dapat menimbulkan potensi pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor
8
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2005), h. 265.
85
kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan/ kendali nasabah peminjam.9 Hubungan yang negatif dan signifikan ini tidak sesuai dengan jurnal Anitasari, STEI Tazkia, 2011 karena hasil penilitan dari Anitasari diperoleh bahwa NPF berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap variabel Return On Asset (ROA) dan penelitian yang di teliti oleh Hendra Gunawan, Jurusan Manajemen,
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013 yang berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan NPF terhadap Profitabilitas” disimpulkan bahwa Non Performing Financing tidak berpengaruh/ tidak signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai 0,642. Menurut penulis, Non Performing Financing sangat berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah yang diukur dengan Return On Asset (ROA), karena pada Bank Syariah NPF mencerminkan resiko kredit, semakin kecil NPF ada suatu bank maka semakin kecil pula resiko kredit yang ditanggung bank, dan akan menaikkan profitabilitas bank tersebut, dan apabila semakin besar NPF maka semakin tinggi pula resiko resiko kredit yang ditanggung bank, dan akan mengakibatkan profitabilitas bank menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap proditabilitas bank yaitu Return On Asset (ROA).
9
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan ( Jakarta: Fakulttas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), h. 14.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan dan parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan Syarian dan untuk membangun model regresi yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama dan secara parsial. Untuk menganalisisnya, maka dilakukan dengan analisis teknik model regresi data panel yang menghasilkan suatu model regresi panel, setelah dianalisa maka dapat ditarik kesimpulan, adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara simultan atau uji F ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel independen (kualitas aktiva produktif dan non performing financing) terhadap return on asset, karena memiliki nilai sig. < 0,05 (0,0000 < 0,05) dan nilai Fhitung > Ftabel (30.51407> 3,22). 2. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara parsial (uji t) ditemukan hasil yang menyatakan bahwa Kualitas Aktiva Produktif (KAP) berpengaruh positif dan 86
87
signifikan terhadap return on asset karena memiliki nilai sig. < 0,05 (0,0000> 0,05) dan nilai thitung > ttabel (5.094226 > 2, 019). 3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan Model Fixed Effect didapatkan bahwa secara parsial (uji t) ditemukan hasil yang menyatakan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return on asset karena memiliki sig. < 0,05 (0,0000< 0,05) dan nilai thitung > ttabel (7.372177> 2,019). 4. Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi panel dengan Model Fixed Effect untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing mempengaruhi Return On Asset, di peroleh model regresi panel, yaitu: ROA = 1.222478 + 5.34E-08*KAP -0.508548*NPF B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen (kualitas aktiva produktif dan non performing financing) terhadap variabel dependen (return on asset). Dan secara parsial variabel kualitas aktiva produktif dan non performing financing berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Dengan hasil yang diperoleh ini membuktikan bahwa kualitas aktiva produktif dan non performing financing dapat memprediksi naik turunnya return on asset. Dengan hasil tersebut, maka investor perlu melakukan analisa yang lebih baik dalam memprediksi kenaikan dan penurunan return on asset, sehingga akan meningkatkan tingkat kesehatan bank yang lebih baik lagi. Dan bagi
88
Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS), Bank Syariah Mandiri (BSM) perlu menganalisa keuangan dengan baik lagi sehingga banyak nasabah yang ingin menabung dan menanamkan modalnya di bank- bank tersebut. Tingkat kesehatan bank yang besar akan meningkatkan return on asset yang tinggi, sehingga akan semakin meningkat kesehatan suatu bank. Maka bagi para nasabah harus lebih jeli lagi dalam memantau apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan dan penurunan tingkat kesehatan bank, agar meningkatkan keuntungan bagi nasabah. Dan bagi perusahaan akan meningkatkan tingkat kesehatan bank.
C. Saran 1. Saran Bagi Nasabah Dengan mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi ROA, berarti mengetahui tingkat kesehatan suatu bank, maka bagi nasabah perlu menganalisa apa saja yang dapat mempengaruhi ROA, sehingga nasabah dapat memperkirakan kapan akan berinvestasi dan kapan akan mulai menarik investasinya. 2. Saran bagi Akademis Penilaian analisis pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing yang mempengaruhi return on asset dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya. Untuk penelitian selanjutnya adalah bahwa penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan kurun waktu diatas 5 tahun. Dan melakukan penelitian yang lebih baik lagi serta menambah jumlah variabel dan periode
89
penelitian contohnya melibatkan variabel Total Asset, akan tetapi diharapkan datanya time series sekitar 10 tahun agar menghasilkan data yang lebih baik lagi, karena masih terdapat 24,6828% variabel yang dapat mempengaruhi return on asset. 3. Saran Bagi Bank Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan pertimbangan bagi Bank Central Asia (BCA) Syariah, BRIS dan BSM dalam melakukan kebijakan yang berhubungan dengan investasi. Dan bagi Bank – bank lebih mengawasi laporan keuangan lebih baik lagi sehingga investor dan nasabah akan percaya dan yakin dalam menanamkan modalnya pada Bank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anitasari, Pengaruh KAP, TA, NOM, dan BOPO terhadap ROA Perbankan Syariah, , Jurnal STEI Tazkia, 2011. Antonio, M. Syafii, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001. Arifin, Zainul, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo. Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta: Penerbit Alfabet, 2002. Buyung, Ahmad Nusantara, Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, BOPO Terhadap Profitabilitas Bank, Tesis UNDIP, Semarang, 2009. Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, Edisi ketiga, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009. Dwi, Rahmat, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA pada PT. Bank Mandiri Cabang Makassar, Skripsi Universitas Makassar, 2011. Faisal, Ahmad, Analisis Kinerja Keuangan Bank pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan, ISSN 1411- 9366, Volume 3 No. 2,2007.
Farhah, Febriyanti, Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas Bank SKRIPSI UNPAS, 2012. Ghozali, Imam dan Fuad, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS, Semarang: Skripsi UNDIP, 2009.
90
91
Harahap, Sofyan Syafri, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008. Hardjanto, Hery, Analisis Pengaruh DPK, NPF Terhadap Pembiayaan Yang Disalurkkan Serta Implikasinya pada ROA di Bank Muamalat Indonesia, Jakarta Skripsi Manajemen Perbankan UIN Jakarta, 2010. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Jakarta: Prenada Media Group, 2010. Khan dan Bhatti, Islamic Banking and Finance: On Its Way To Globalization, Managerial Finance Vol. 34 No.10, 2008. (www. emeraldinsight.com/03074358.htm). Kuncoro,
Mudrajat
dan
Suhardjono,
Manajemen
Perbankan
(Teori
dan
Aplikasi),Edisi Pertama,Yogyakarta: Penerbit BPFE, 2002. Mahmoedin, Melacak Kredit Bermasalah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar- dasar Perbankan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007. Manurung, Mandala dan Prahatma Rahardja, Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter, Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP Akademik Manajemen Perusahaan YKPN, 2005. Mutaqqin, Taufiq, Analisis Pengaruh CAR, LDR, KAP, dan NPL terhadap tingkat Profitabilitas ( ROA) BPR, Skripsi Universitas Pasundan, 2007.
92
Pahlevie, Nu’man Hamzah, Analisis Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO dan EAQ Terhadap Perubahan Laba ( Studi Empiris Pada Bank Umum di Indonesia Periode Laporan Keuangan Tahun 2004- 2007), Tesis Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro. Porter, Dawn, Damodor Gujarati, Basic Econometrics, Fifth Edition (Mc Graw Hill International edition, Singapore: 2009, Pratin dan Adnan, Akhyar, Analisis Hubungan simpanan, modal sendiri, NPL, Prosentase bagi hasil dan markup Keuntungan terhadap Pembiayaan pada Perbankan Syariah studi kasus pada Bank Muamlat Indonesia (BMI), Kajian Bisnis dan Manajemen: Edisi Khusus On Finance, ISSN : 1410 – 9018, Hal32-52 ,2005. <journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/937/868> Putranto Dwi, Rahmat, Analisis Pengaruh KAP terhadap ROA, Skripsi Universitas Makassar, 2011. Ramdiyani, Citra Aliyyu, Pengaruh Modal dan BOPO terhadap Pembiayaan yang Disalurkan Serta Implikasinya Pada Profitabilitas ( Studi pada 5 Bank Umum Syariah Periode 2010- 2012), Skripsi Muamalat UIN Jakarta, 2013. Riadi, Edi, Metode Statistika Parametrik & Non Parametrik, Tangerang: PT. Pustaka Mandiri, 2014. Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan , Jakarta: FEUI, 2005. Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Penerbit Kencana, 2009. Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
93
Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011. Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Jakarta: Change Publication, 2013. Syahyunan, Analisis Kualitas Aktiva Produktif Sebagai Salah Satu Alat Ukur Kesehatan Bank, By USU digital library, 2002 .(respiratory.usu.ac.id/ bitstream/.../1267/1/manajemen-syahyunan.pdf) Taufan, Analisis Pengaruh NPL, BOPO, dan NIM terhadap profitabilitas (ROA) serta dampaknya terhadap Harga Saham perusahaan yang terdaftar di BEI Periode 2003-2008, Skripsi Universitas Negeri Jakarta, 2009. Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan, 2003. www.bi.go.id www.bcasyariah.co.id www.brisyariah.co.id www.bsm.co.id
LAMPIRAN Data Mentah Kualitas Aktiva Produktif Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014 (jutaan rupiah)
Triwulan Bank
Tahun I
II
III
IV
2011
917652
926693
991833
1152967
2012
1214177
1184374
1207236
1524775
2013
1466474
1540152
1662268
1934486
2014
1923693
2124756
2438794
2011
6739033
7157295
8893107
10488235
2012
9912305
10824973
11498281
13375716
2013
14329656
15519378
15781866
16370804
2014
19031876
17043438
17246685
2011
34151116
35740815
40549825
44947008
2012
45323247
46115116
47293223
50640092
2013
51935259
54434507
56888472
58946652
2014
59237039
57679553
60310606
BCA Syariah
BRI Syariah
BSM
MAX MIN
60310606 917652
Data Mentah Non Performing Financing Nilai Non Performing Financing Periode 2011-2014 (%)
Triwulan Bank
Tahun I
II
III
IV
2011
0.11
0.23
0.32
0.15
2012
0.15
0.14
0.12
0.1
2013
0.09
0.01
0.07
0.1
2014
0.15
0.14
0.14
2011
2.43
3.4
2.8
2.77
2012
3.31
2.88
2.87
3
2013
3.04
2.89
2.98
4.06
2014
4.04
4.38
4.79
2011
3.3
3.49
3.21
2.42
2012
2.52
3.04
3.1
2.82
2013
3.44
2.9
3.4
4.32
2014
4.88
6.46
6.76
BCA Syariah
BRI Syariah
BSM
MAX
6.76
MIN
0.01
Data Mentah Return On Asset Nilai Return On Asset Periode 2011 – 2014 ( %)
Triwulan Bank
Tahun I
II
III
IV
2011
0.87
0.89
0.95
0.9
2012
0.39
0.74
0.69
0.84
2013
0.92
0.97
0.99
1.01
2014
0.86
0.69
0.67
2011
0.23
0.2
0.4
0.2
2012
0.17
1.21
1.34
1.19
2013
1.71
1.41
1.36
1.15
2014
0.46
0.03
0.2
2011
2.22
2.12
2.03
1.95
2012
2.17
2.25
2.22
2.25
2013
2.56
1.79
1.51
1.53
2014
1.77
0.66
0.8
BCA Syariah
BRI Syariah
BSM
MAX
2.56
MIN
0.03
Metode Common Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:26 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
0.953021 3.47E-08 -0.229488
0.111503 4.59E-09 0.053587
8.547004 7.569791 -4.282537
0.0000 0.0000 0.0001
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.589019 0.569449 0.450657 8.529842 -26.43267 30.09731 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 1.308119 1.428563 1.353019 0.735133
Metode Fixed Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:30 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
1.222478 5.34E-08 -0.508548
0.210821 1.05E-08 0.068982
5.798655 5.094226 -7.372177
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.753172 0.728489 0.357871 5.122877 -14.96094 30.51407 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 0.887153 1.087893 0.961987 1.258736
Metode Random Effect Dependent Variable: ROA Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/30/15 Time: 10:31 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
0.953021 3.47E-08 -0.229488
0.088546 3.64E-09 0.042554
10.76299 9.532411 -5.392871
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
1.19E-08 0.357871
Rho 0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.589019 0.569449 0.450657 30.09731 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 8.529842 0.735133
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.589019 8.529842
Mean dependent var Durbin-Watson stat
1.143778 0.735133
UJI CHOW Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Cross-section fixed effects test equation:
Statistic 13.300984 22.943460
d.f.
Prob.
(2,40) 2
0.0000 0.0000
Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:33 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
0.953021 3.47E-08 -0.229488
0.111503 4.59E-09 0.053587
8.547004 7.569791 -4.282537
0.0000 0.0000 0.0001
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.589019 0.569449 0.450657 8.529842 -26.43267 30.09731 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 1.308119 1.428563 1.353019 0.735133
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
26.601967
2
0.0000
Random
Var(Diff.)
Prob.
0.000000 -0.229488
0.000000 0.002948
0.0572 0.0000
Cross-section random effects test comparisons: Variable KAP NPF
Fixed 0.000000 -0.508548
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:47 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3 Total panel (unbalanced) observations: 45
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KAP NPF
1.222478 5.34E-08 -0.508548
0.210821 1.05E-08 0.068982
5.798655 5.094226 -7.372177
0.0000 0.0000 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.753172 0.728489 0.357871 5.122877 -14.96094 30.51407 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
1.143778 0.686805 0.887153 1.087893 0.961987 1.258736