PENGARUH NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PERTUMBUHAN ASET BANK SYARIAH (Analisis pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
oleh: PRATIWI NIM. 1111046100090
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H /2015M
PENGARUH NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PERTUMBUHAN ASET BANK SYARIAH (Analisis pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: Pratiwi NIM: 1111046100090
Pembimbing
Dr. Siti Hamidah Rustiana, SE., Ak., M.Si NIDN. 0316045705
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H /2015M
i
ii
iii
ABSTRAK Pratiwi. 1111046100090. Pengaruh Non Performing Financing, Financing to Deposit Ratio, dan Return on Assets Terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah (Analisis Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014). Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia pada periode 2011-2014. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Sampelnya yaitu 7 bank umum syariah, yang sebelumnya ditentukan dengan metode purposive sampling. Data yang dihimpun berupa laporan keuangan triwulanan tiap bank syariah dari tahun 2011-2014. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) mempengaruhi pertumbuhan aset bank syariah secara signifikan. Kata Kunci: Pertumbuhan Aset Bank Syariah, Non Performing Financing, Financing to Deposit Ratio, Return on Assets
iv
KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin, segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Atas izin Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Non Performing Financing, Financing to Deposit Ratio, dan Return on Assets Terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah (Analisis Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014)”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis
menyadari
bahwa
penulisan
skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan. Namun berkat bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Dengan rasa hormat, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Orang tua penulis yang selalu memberikan semangat, nasihat, dan do‟a yang tiada henti. Terimakasih atas kesabaran , kasih sayang, dan dukungan yang begitu besar. Kenangan suka maupun duka yang kita lalui bersama menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga bagi saya. Terimakasih telah menjadi Mama dan Papa yang hebat. Semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT dan kelak saya dan adikadik dapat membahagiakan Mama dan Papa. Aamiin.
v
2. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. yang saya hormati. 3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A., selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengarahan dan memudahkan penulis dalam menjalankan prosedur akademik. 4. Ibu Dr. Siti Hamidah Rustiana, S.E., Ak., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 5. Ibu Oke yang selalu sabar membantu penulis serta mahasiswa lainnya dalam proses pendaftaran seminar proposal hingga ujian skripsi. 6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya konsentrasi Perbankan Syariah yang telah berbagi ilmunya serta membimbing penulis dalam kegiatan belajar mengajar. 7. Teman-teman PS angkatan 2011 khususnya Hastin, Opey, Hilda, Diaz, Rendy, Faisal, Hilman, Dody, Kemal, Sabrina, dan teman-teman PS-C lainnya. Terima kasih telah membuat 4 tahun masa kuliah ini terasa begitu luar biasa. Terima kasih juga untuk Nida yang telah membantu penulis dalam mempelajari teknik analisis sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan lancar. Semoga silaturahim tetap terjalin hingga tua nanti. vi
8. Organisasi tercinta, PSM UIN Jakarta, beserta teman-teman anggota khususnya angkatan Propizio. Terima kasih atas pengalaman yang tak ternilai harganya, serta pertemanan dan berbagai kegiatan yang membuat kehidupan perkuliahan penulis lebih berwarna. Semoga prestasi PSM UIN Jakarta terus meningkat dan selalu menjadi kebanggaan kita semua. 9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Namun, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ekonomi Islam.
Ciputat, 30 September 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 7
C.
Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D.
Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
E.
Hipotesis ...................................................................................... 8
F.
Sistematika Penulisan .................................................................. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah ................................................................................ 11 1. Pengertian Bank Syariah ........................................................... 11 2. Fungsi Bank Syariah ................................................................. 12 B. Bank Umum Syariah .................................................................... 13 C. Aset/Aktiva Bank Syariah ............................................................ 16 D. Non Performing Financing (NPF) ................................................ 22
viii
E. Financing to Deposit Ratio (FDR) ............................................... 25 F. Return on Assets (ROA) ................................................................ 26 G. Review Studi Terdahulu ............................................................... 27 H. Kerangka Konsep ......................................................................... 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................... 35 B. Teknik Penentuan Sampel ............................................................ 35 C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 36 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 37 E. Teknik Analisis Data .................................................................... 37 F. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel ................................. 40 1. Common Effect Model ................................................................ 40 2. Fixed Effect Model ..................................................................... 41 3. Random Effect Model ................................................................. 42 G. Pengujian Hipotesis 1. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) .......................................................... 46 2. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) .................................................... 47 3. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 47 H. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 51
ix
B. Statistik Deskriptif ...................................................................... 56 1. Sampel .................................................................................. 56 2. Statistik Deskriptif Variabel .................................................. 56 C. Estimasi Model Regresi Data Panel ............................................ 59 1. Uji Chow .............................................................................. 59 2. Uji Haussman ....................................................................... 61 D. Pengujian Hipotesis .................................................................... 63 1. Model Penelitian ................................................................... 63 2. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) ................................................... 65 3. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) .............................................. 67 4. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 69 E. Interpretasi ................................................................................. 69 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 72 B. Saran ................................................................................................ 73 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 75 LAMPIRAN ............................................................................................... 78
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah .......................................... 3 Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ......................... 12 Tabel 2.2 Review Studi Terdahulu ............................................................... 30 Tabel 3.1 Sampel Penelitian ......................................................................... 36 Tabel 4.1 Sampe Penelitian .......................................................................... 56 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Pertumbuhan Aset) ......... 56 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen (NPF) ............................ 57 Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Independen (FDR) ............................ 58 Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Independen (ROA) ........................... 59 Tabel 4.6 Hasil Uji Chow ............................................................................. 60 Tabel 4.7 Hasil Uji Haussman ...................................................................... 62 Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi dengan Fixed Effect Model ......................... 63
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Sektor keuangan memegang peranan yang relatif signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan berfungsi untuk memobilisasi tabungan, mengelola risiko, memperoleh informasi terkait investasi, memonitor manajer dan mengerahkan kontrol bagi perusahaan, memperlancar transaksi, dan memfasilitasi pertukaran barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan optimal apabila stabilitas sistem keuangan negara tersebut dapat terpelihara dengan baik. Di Indonesia, sektor keuangan masih didominasi oleh perbankan. Dari total aset industri keuangan, sebanyak 82,1% atau Rp 3.653 triliun merupakan aset perbankan. Sedangkan aset sekuritas sebesar Rp 51 triliun, multifinance sebesar Rp 293 triliun, dan aset asuransi sebesar Rp 444 triliun. 1 Hal ini terjadi karena adanya perkembangan di dunia perbankan, ditambah dengan munculnya perbankan syariah di Indonesia. Bank Syariah dalam sistem perbankan Indonesia secara formal telah dikembangkan sejak Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992. Namun, landasan hukum operasi bank yang menggunakan sistem syariah 1
Artikel „OJK: Perbankan Dominasi Aset Industri Keuangan‟ diterbitkan pada Senin, 6 Mei 2013 diakses pada Senin, 4 Mei 2015 pukul 10.28 wib dari http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=5519.
1
2
dalam Undang-Undang ini hanya dikategorikan sebagai “bank dengan sistem bagi hasil”; tidak terdapat rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.2 Hingga akhirnya pemberlakuan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang merupakan perubahan dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1992, telah memberi landasan hukum yang lebih kuat dan kesempatan yang lebih luas lagi bagi perkembangan bank syariah di Indonesia. Dengan adanya Undang-Undang ini, Bank Umum maupun Bank Pembiayaan Rakyat dapat beroperasi berdasarkan prinsip Islam dan bank umum konvensional, melalui suatu mekanisme perizinan tertentu dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, dapat melakukan kegiatan usaha perbankan Islam dengan membuka Unit Usaha Syariah (UUS). Hal tersebut mendorong hadirnya lembaga-lembaga keuangan syariah yang beroperasi berdampingan dengan lembaga keuangan konvensional. Bahkan hingga akhir 2014, terdapat 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah beroperasi di Indonesia. Perkembangan bank syariah di Indonesia juga dapat dilihat dari perkembangan total aset bank syariah. Hal ini dikarenakan total aset merupakan salah satu indikator perkembangan perbankan syariah yang menentukan kontribusi industri perbankan syariah terhadap perbankan nasional. Selain itu,
2
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 26.
3
total aset juga merupakan indikator ukuran bank, dimana kecilnya total aset akan berdampak pada tingkat economic of scale yang dapat dilakukan oleh bank syariah. Tabel 1.1 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah (dalam miliar rupiah)
Indikator
BUS
Total Aset
2010
2011
2012
2013
79.186
116.930
147.581
180.360
204.961
18,17%
12,01%
Growth
UUS
Total Aset
32,28% 18.333
Growth
BPRS
Total Aset Growth
2.739
20,77%
2014
28.536
47.437
61.916
67.383
35,75%
39,84%
23,38%
8,83%
3.520
4.699
5.833
6.573
22,19%
25,09%
19,44%
11,26%
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Publikasi OJK Desember 2014 (data diolah) Walaupun jumlah total aset bank syariah meningkat setiap tahun, namun pertumbuhan aset perbankan syariah mengalami penurunan. Aset perbankan syariah yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tercatat sebesar Rp248,1 triliun pada tahun 2013 atau tumbuh 24,2%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya (34,0%).3 Perlambatan pertumbuhan aset bank syariah kembali terjadi pada kuartal I/2014. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 3
Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013, (Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan), h. 2
4
pertumbuhan aset bank syariah pada kuartal I/2014 hanya sebesar 14,9%. Angka tersebut menurun dibandingkan pertumbuhan aset bank syariah pada kuartal terakhir di tahun 2013 yang tercatat sebesar 24,2%. Padahal apabila melihat fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, sewajarnya pertumbuhan aset meningkat pula seiring meningkatnya kebutuhan terhadap jasa perbankan. Perkembangan perbankan syariah tidak serta merta menjadikan perbankan syariah menjadi semakin kokoh dan kuat serta mampu memimpin pangsa pasar industri perbankan nasional. Agar perbankan syariah mampu meningkatkan pangsa pasarnya, maka perlu didukung dengan pertumbuhan aset yang cukup signifikan sehingga dapat diperoleh manfaat dari perbankan syariah secara lebih luas. Kepercayaan dari masyarakat merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk mendukung perkembangan perbankan syariah. Jika masyarakat percaya terhadap bank syariah, maka tak menutup kemungkinan akan semakin banyak pihak yang menempatkan dananya dan mengajukan pembiayaan. Adanya peningkatan dari dua indikator keuangan syariah yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan total aset Bank Syariah, karena Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan menunjukkan kinerja perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi, sedangkan total aset menunjukkan ukuran bank. Namun, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan tidak akan terlepas dari kemungkinan adanya pembiayaan bermasalah.
5
Dengan melihat rasio Non Performing Financing (NPF), maka dapat diketahui seberapa besar pembiayaan bermasalah dibandingkan seluruh pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Jika rasio Non Performing Financing (NPF) meningkat, pertumbuhan aset bank syariah dapat menurun. Hal tersebut dibuktikan oleh Nurhasanah (2012), yang menyimpulkan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara negatif terhadap aset karena semakin kecil nilai Non Performing Financing (NPF) maka penyaluran dana kepada nasabah dapat kembali ke pihak bank sehingga ketika mendapatkan margin bagi hasil tersebut, pihak bank meningkatkan aset bank syariah. Selain itu, apabila Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL) dalam bank konvensional semakin besar, maka bank harus menyediakan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang lebih besar yang pada gilirannya memperberat posisi keuangan bank. 4 Namun berbanding terbalik dengan teori tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2008) membuktikan bahwa rasio Non Performing Financing (NPF) tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah. Dalam menjalankan perannya sebagai lembaga perantara (intermediary) antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit), Bank syariah dapat menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai tolak ukur
4
Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2005), h. 23.
6
kinerja. Financing to Deposit Ratio (FDR) digunakan untuk mengetahui porsi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disalurkan untuk pembiayaan. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan likuiditas bank tersebut, sehingga semakin tinggi tingkat Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank, maka bank tersebut kurang likuid dibandingkan dengan bank yang mempunyai rasio lebih kecil. 5 Risiko likuiditas yang terjadi pada bank syariah dapat menurunkan aset bank syariah karena adanya beban biaya tambahan untuk mengatasi risiko likuiditas tersebut. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank syariah, dapat dilihat dari angka Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan income dari pengelolaan aset. Semakin besar Return on Assets (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan asetnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH NON PERFORMING FINANCING, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PERTUMBUHAN ASET BANK SYARIAH.”
5
Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, h. 55.
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu laju pertumbuhan aset bank syariah menurun, serta adanya hasil penelitian yang berbeda terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset bank syariah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya dalam ruang lingkup Bank Umum Syariah, guna menghindari kemungkinan tumpang tindih dengan masalah lain di luar wilayah penelitian. Dari permasalahan di atas, penulis akan melakukan pembahasan yang dirumuskan dalam beberapa pertanyaan berikut: 1. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah secara parsial? 2. Bagaimana pengaruh Non Performing Financing (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah secara simultan?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengukur pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan aset bank syariah secara parsial.
8
2. Untuk mengukur pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan aset bank syariah secara simultan.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa informasi bagi beberapa pihak, khususnya: 1. Praktisi Perbankan Syariah, agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan atau strategi peningkatan kinerja bank syariah, termasuk dalam meningkatkan pertumbuhan aset bank syariah. 2. Para akademisi, agar dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam melakukan pengembangan penelitian. 3. Bagi penulis pribadi, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman terkait penerapan ilmu yang telah penulis pelajari semasa perkuliahan.
E. Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
9
1. Non Performing Financing (NPF) terhadap pertumbuhan aset bank syariah H0 : xy = 0 ; artinya Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. H1 : xy ≠ 0 ; artinya Non Performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. 2. Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan aset bank syariah H0 : xy = 0 ; artinya Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. H2 : xy ≠ 0 ; artinya Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. 3. Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan aset bank syariah H0 : xy = 0 ; artinya Return on Assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. H3 : xy ≠ 0 ; artinya Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah.
F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan beberapa sub judul yang memuat pokok-pokok pembahasan sebagai berikut:
10
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi pendahuluan terkait penulisan skripsi, yang terdiri dari latar belakang yang menjelaskan perlu dan pentingnya penelitian ini. Kemudian dikemukakan juga pembatasan dan perumusan masalah, tujuan, manfaat, hipotesis, serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, dijelaskan mengenai teori terkait penelitian sebagai dasar dalam melakukan analisis terhadap permasalahan. Bab ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bank syariah, bank umum syariah, aset/aktiva bank syariah, Non Performing Ratio (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return on Assets, dan review studi terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan, yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, jenis data/sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan serta interpretasi atas data yang telah diolah.
Bab V
PENUTUP Pada bab ini, peneliti membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran yang sekiranya bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah yang dimaksud adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.6 Menurut Ascarya (2012), bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai syariah, baik yang bersifat makro maupun mikro. Nilai-nilai makro yang dimaksud adalah keadilan, maslahah, sistem zakat, bebas dari bunga, bebas dari kegiatan spekulatif yang non-produktif seperti perjudian (maysir), hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), dan hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil). Sementara nilai mikro yang harus dimiliki pelaku perbankan syariah adalah sifat-sifat mulia yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. yaitu shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.7
6 7
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 ayat (12). Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012), h. 30.
11
12
Berikut perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional: Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional8
No 1
Perbedaan Falsafah
2
Operasionalisasi
3
Aspek Sosial
4
Organisasi
Bank Syariah Bank Konvensional Tidak berdasarkan Berdasarkan bunga bunga, spekulasi, dan ketidakjelasan (bebas dari riba, gharar, dan maysir) a. Dana masyarakat a. dana masyarakat berupa titipan dan berupa simpanan investasi yang baru yang harus akan mendapatkan dibayar bunganya hasil jika pada saat jatuh „diusahakan‟ tempo. terlebih dahulu. b. penyaluran pada b. Penyaluran pada sektor yang usaha yang halal menguntungkan dan aspek halal tidak menguntungkan menjadi pertimbangan utama. Dinyatakan secara Tidak diketahui eksplisit dan tegas secara tegas yang tertuang dalam misi dan visi Harus memiliki Tidak memiliki Dewan Pengawas Dewan Pengawas Syariah Syariah
2. Fungsi Bank Syariah Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting
8
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Penerbit EKONISIA, 2012), h. 47
13
and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai berikut:9 a.
Manajer investasi; bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.
b.
Investor; bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
c.
Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran; bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.
d.
Pelaksanaan kegiatan sosial; sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, mengeluarkan
dan
bank
syariah
mengelola
juga
memiliki
(menghimpun,
kewajiban
untuk
mengadministrasikan,
mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.
B. Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.10 Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi: 11
9
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h. 24. 10 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 ayat (8). 11 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,Pasal 19 ayat (1)
14
a.
menghimpun dana dalam bentuk simpanan beruapa giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi‟ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
b.
menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; c.
menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
d.
menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna‟, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
e.
menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
f.
menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
g.
melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
h.
melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah;
i.
membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip
15
syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; j.
membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia;
k.
menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan prinsip syariah;
l.
melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan prinsip syariah;
m.
menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan prinsip syariah;
n.
memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasrkan prinsip syariah;
o.
melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan akad wakalah;
p.
memberikan fasiitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan prinsip syariah; dan
q.
melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 pasal 24, Bank Umum Syariah
dilarang melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah, melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal, melakukan
16
penyertaan modal kecuali sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang, dan melakukan kegiatan usaha perasuransian kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah.
C. Aset/aktiva Bank Syariah Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aset tetap, aset yang tak berwujud, dan lain-lain. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut FASB (1985) dalam Harahap (2010), aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu.12 Total aset merupakan salah satu indikator perkembangan perbankan syariah yang akan menentukan kontribusi industri perbankan syariah terhadap perbankan nasional, yang juga merupakan indikator ukuran bank, dimana kecilnya total aset akan berdampak pada kecilnya tingkat economies of scale yang dimiliki oleh bank. 13 Selain hal tersebut, total aset merupakan salah satu ukurtan strategic positioning map yaitu suatu strategi penetapan posisi untuk memenangkan persaingan usaha.
12
Elza Novera, Pengaruh Pertumbuhan Aset, Kebijakan Dividen, Likuiditas terhadap Beta Saham (Perusahaan Finance yang Terdaftar di BEI), (Universitas Negeri Padang: Fakultas Ekonomi, 2013), h. 6. 13 Haryono, Ekonomi Keuangan dan Bank, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.44
17
Menurut Mayasari (2008), semakin besar aset yang dimiliki perusahaan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Aset perusahaan berada pada posisi neraca yang mencerminkan kekayaan dan merupakan hasil penjualan dalam berbagai bentuk. Dalam perusahaan perbankan untuk mengetahui besarnya ukuran perusahaan dapat dilihat dari jumlah total aset yang dimiliki. 14 Aset bank umum dapat digolongkan ke dalam empat kategori dasar, yaitu: 1. aktiva dalam bentuk tunai 2. investasi pada surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya 3. pembiayaan yang diberikan 4. penanaman dana dalam aktiva tetap Berikut pos-pos dalam neraca (laporan keuangan) yang tergolong aset (aktiva):15 1. Kas dan setara kas Pada pos ini dilaporkan seluruh uang kartal yang ada dalam kas bank berupa uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia, termasuk uang kertas dan uang logam yang masih berlaku milik bank pelapor.
14
Dewi Mayasari, Pengaruh Pemberian kredit, Pendapatan Bunga, Ukuran Perusahaan pada Industri Perbankan, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 35. 15 Dwi Nur’aini Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Jakarta: UIN Press, 2015), h. 23-29.
18
2. Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia terdiri dari Giro wadiah pada Bank Indonesia, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS) yang merupakan fasilitas simpanan yang disediakan oleh Bank Indonesia dalam rangka “standing facilities” syariah dengan prinsip wadiah, tagihan reserve repo SBSN Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang merupakan sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip jualah. 3. Giro pada bank lain Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bonus yang diterima Bank dari bank umum syariah diakui sebagai pendapatan usaha lainnya. Penerimaan jasa giro dari bank nonsyariah tidak diakui sebagai pendapatan Bank dan digunakan untuk dana kebajikan (qardhul hasan). Penerimaan jasa giro dari bank non-syariah tersebut sebelum disalurkan dicatat sebagai kewajiban bank. 4. Penempatan pada bank lain Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana Bank pada bank syariah lainnya dan/atau bank perkreditan rakyat syariah antara lain dalam bentuk wadiah, deposito berjangka dan/atau tabungan mudharabah, pembiayaan yang diberikan, dan bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan penyisihan kerugian.
19
5. Efek-efek atau Surat Berharga Syariah Surat berharga syariah adalah surat bukti penanaman dalam surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar uang syariah dan/atau pasar modal syariah antara lain obligasi syariah, sertifikat reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah. 6. Piutang usaha dan piutang lainnya Piutang adalah tagihan yang timbul dari pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, istishna, dan/atau ijarah. a) Piutang murabahah Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan marjin yang ditangguhkan yang dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang murabahah berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. b) Piutang salam Piutang salam disajikan sebesar tagihan kepada pembeli dikurangi penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas piutang salam berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. c) Piutang istishna Piutang istishna disajikan sebesar tagihan kepada pembeli dikurangi penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan
20
kualitas piutang istishna berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo piutang. d) Piutang pendapatan ijarah Piutang pendapatan ijarah diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima dan disajikan sebesar
nilai
bersih
yang dapat
direalisasikan, yakni sebesar saldo piutang. 7. Investasi Pembiayaan bagi hasil dapat dilakukan dengan akad mudharabah dan akad musyarakah. a) Investasi mudharabah Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan mudharabah. b) Investasi musyarakah Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Bank menetapkan penyisihan kerugian sesuai dengan kualitas pembiayaan berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo pembiayaan musyarakah. 8. Pinjaman Qardh Pinjaman qardh adalah penyaluran dana dengan akad qardh. Pinjaman qardh meliputi pembiayaan dengan akad hawalah dan rahn.
21
Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya akad. Pinjaman qardh disajikan sebesar saldonya dikurangi penyisihan
kerugian.
Bank
menetapkan penyisihan kerugian qardh
berdasarkan penelaahan atas masing-masing saldo 9. Persediaan Pada pos persediaan dilaporkan semua aktiva yang diperoleh dengan tujuan dijual kembali dengan akad mudharabah atau sebagai setoran nontunai dalam rangka pembiayaan mudharabah/musyarakah. 10. Aset yang diperoleh untuk ijarah Aset yang diperoleh untuk ijarah adalah aset yang dijadikan obyek sewa (ijarah) dan diakui sebesar harga perolehan. Obyek sewa dalam transaksi ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aset sejenis, sedangkan obyek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik disusutkan sesuai masa sewa. Aset yang diperoleh untuk ijarah disajikan sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan amortisasi. 11. Aset Istishna dalam penyelesaian (setelah dikurangi termin istishna) Aset istishna dalam penyelesaian adalah aset istishna yang masih dalam proses pembuatan. Jika penyelesaian pembayaran dilakukan bersamaan dengan proses pembuatan aset istishna, maka: a) biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya pra akad diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat akad ditandatangani.
22
b) Biaya istishna diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat terjadinya. c) Biaya istishna paralel diakui sebagai aset istishna dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari sub kontraktor sebesar jumlah tagihan. 12. Penyertaan pada entitas lain Penyertaan modal adalah investasi dana bank dalam bentuk saham pada lembaga keuangan syariah lainnya sehingga bank syariah ikut menjadi pemilik lembaga keuangan syariah tersebut seperti Bank Syariah, Bank Pembiayaan Syariah. 13. Aset tetap dan akumulasi penyusutan Aktiva tetap tetap dinyatakan berdasarkan biaya peroleh dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, kecuali hak atas tanah dan bangunan yang telah dinilai kembali dengan harga pasar berdasarkan perturan pemerintah. 14. Aset lain-lain Terdiri dari biaya dibayar dimuka, harta jaminan pembiayaan yang diambil alih, persediaan alat tulis kantor, setoran jaminan dan biaya ditangguhkan.
D. Non Performing Financing (NPF) Menurut Veithzal (2007), pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pihak bank, seperti: pengembalian pokok atau bagi hasil yang
23
bermasalah; pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank; pembiayaan yang termasuk golongan perhatian khusus, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian. Non Performing Financing (NPF) adalah rasio yang digunakan untuk melihat
seberapa
besar
pembiayaan
bermasalah dibandingkan
seluruh
pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah. Apabila Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL) dalam bank konvensional semakin besar, maka bank diharuskan menyediakan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang lebih besar yang pada gilirannya memperberat posisi keuangan bank. 16 Besarnya Non Performing Financing (NPF) yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Selain itu, apabila Non Performing Financing (NPF) mengalami kenaikan, maka akan mempengaruhi probabilitas bank syariah karena rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank syariah. Semakin tinggi rasio Non Performing Financing (NPF), maka semakin buruk pula kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan bermasalah semakin besar.
16
Muhammad, Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia, h.55.
24
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 Pasal 3 Ayat (2), kualitas pembiayaan ditetapkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan, dan macet. Pembiayaan yang dikategorikan bermasalah yang dapat menyebabkan Non Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan dengan kualitas kurang lancar (gol. 2), diragukan (gol. 3), dan macet (gol. 4). Perhitungan Non Performing Financing (NPF) ada 2 macam, yakni: 17 1. NPF Gross, yaitu perbandingan antara pembiayaan yang memiliki kualitas kurang lancar (gol. 2), diragukan (gol. 3), dan macet (gol. 4) dibandingkan denagn total pembiayaan yang disalurkan. Rumus: NPF Gross =
𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒈𝒐𝒍.𝟐−𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏
2. NPF Net, yaitu perbandingan antara pembiayaan yang memiliki kualitas kurang lancar (gol. 2), diragukan (gol. 3), dan macet (gol. 4) dikurangi dengan PPAP khusus gol. 2-4 dibandingkan dengan total pembiayaan yang disalurkan. Rumus: NPF Net =
𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒈𝒐𝒍.𝟐−𝟒 − 𝑷𝑷𝑨𝑷 𝒈𝒐𝒍.𝟐−𝟒 𝒙 𝟏𝟎𝟎% 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏
Keterangan: a. Pembiayaan yang diberikan merupakan pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kepada bank lain) 17
Katiyo, Analisa Kredit dan Risiko (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2004), h.67.
25
b. Pembiayaan bermasalah dihitung secara gross (tidak dikurangi PPAP)
Menurut
Nurhasanah (2012),
Non
Performing
Financing
(NPF)
mempengaruhi aset secara negatif, artinya setiap penurunan Non Performing Financing (NPF) akan berpengaruh terhadap peningkatan aset perbankan syariah, karena semakin kecil nilai Non Performing Financing (NPF) atau kredit macet pada perbankan syariah maka penyaluran dana kepada nasabah dapat dikembalikan ke pihak bank, sehingga laba tersebut diproduktifkan atau diinvestasikan pihak bank. Ketika mendapatkan margin secara bagi hasil tersebut, pihak bank meningkatkan asetnya.
E. Financing To Deposit Ratio (FDR) Perbankan syariah tidak mengenal kredit (loan) dalam penyaluran dana yang dihimpunnya. Oleh karena itu, aktivitas penyaluran dana yang dilakukan bank syariah lebih mengarah kepada pembiayaan (financing). Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio atau perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank. Financing to Deposit Ratio (FDR) digunakan untuk mengukur sejauh mana dana pembiayaan yang bersumber dari dana pihak ketiga (DPK). Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank syariah, sehingga semakin tinggi angka Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu
26
bank maka bank tersebut tergolong kurang likuid dibandingkan bank yang mempunyai angka Financing to Deposit Ratio (FDR) lebih kecil. Risiko likuiditas yang terjadi pada bank syariah dapat menurunkan aset bank syariah karena adanya beban biaya tambahan untuk mengatasi risiko likuiditas tersebut. Untuk saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum mengatur batas minimum Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah. Hal ini dikarenakan porsi pembiayaan syariah masih kecil sehingga ekspansi bank syariah tidak dibatasi. 18 Berbeda dengan bank konvensional yang telah diberi peraturan, menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/41/DKMP, batas bawah Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank konvensional yaitu sebesar 78% dan batas atas ditetapkan sebesar 92%.
F. Return on Assets (ROA) Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Profitabilitas biasanya diukur menggunakan rasio perbandingan. Salah satu rasio yang biasa digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas adalah Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba) yang berasal
18
http://www.ift.co.id/posts/ojk-tidak-batasi-fdr-bank-syariah diakses pada 17 Januari 2014 pukul 15.45
27
dari aktivitas investasi. 19 Dapat dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan bank dengan menggunakan seluruh dana (aktiva yang dimiliki). Return on Assets (ROA) menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan bank yang bersangkutan.20 Semakin besar Return on Assets (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.21 Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, formula yang digunakan untuk mencari Return on Assets (ROA) yakni sebagai berikut:22 Return on Assets (ROA) =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
x 100%
G. Review Studi Terdahulu Sebelum penulis melakukan penelitian ini, penelitian terdahulu yang meneliti tentang pertumbuhan aset perbankan syariah, antara lain: 1. Nasution (2008) meneliti tentang hubungan pertumbuhan variabel ekonomi makro dan equivalent rate terhadap pertumbuhan aset. Penelitian ini menggunakan data time series dari Bank Indonesia untuk periode Maret 2004
19
Handoyo Mardiyanto, Intisari Manajemen Keuangan, (Jakarta: PT. Grasindo, 2009), h. 196. Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: Penerbitan FE Universitas /Indonesia, 2003), h.137 21 Veithzal Rivai & Andria Permata, Islamic Financial Management, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h 243 22 Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, h.138 20
28
hingga Maret 2008. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan variabel makro serta equivalent rate terbukti mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah sebesar 43%. Pertumbuhan variabel makro yang mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah secara signifikan hanya pertumbuhan M2 (jumlah uang beredar) dan pertumbuhan kurs, sedangkan pertumbuhan GDP dan equivalent rate tidak mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah. 2. Penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset syariah yang ditulis oleh Hidayah (2008). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan data bulanan dari Maret 2004 hingga Maret 2008. Dalam hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), dan suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), sedangkan Non Performing Financing (NPF) dan Return On Assets (ROA) tidak mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah (2010) memprediksikan perkembangan perbankan syariah dilihat dari tiga indikator, yaitu perkembangan aset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2009 kuartal III – 2010 kuartal IV, jumlah aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan perbankan syariah tidak mengalami peningkatan yang berarti dan cenderung stabil. Sementara tingkat pertumbuhan aset, DPK, dan pembiayaan pada periode tersebut mengalami penurunan.
29
4. Hendriana (2011) meneliti tentang perkembangan dan pertumbuhan bank syariah di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Variabel yang digunakan adalah indikator dari bank yaitu aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan laba tahun berjalan. Data yang digunakan merupakan data time series dari triwulan I tahun 2006 sampai dengan triwulan IV 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nominal aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan laba tahun berjalan mengalami fluktuasi pada periode berjalan, namun apabila dilihat dari akhir periodenya indikator tersebut meningkat setiap tahun. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah bank yang melakukan kegiatan dengan prinsip syariah dan bank umum yang membuka layanan syariah. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasanah (2012) menunjukkan bahwa secara parsial, variabel Non Performing Financing (NPF) dan deposito murabahah mempunyai pengaruh terhadap aset perbankan syariah, sedangkan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak mempunyai pengaruh terhadap aset perbankan syariah. Namun, secara simultan, seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap aset perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa variasi variabel Non Performing Financing (NPF), deposito mudharabah, dan sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) menunjukkan pengaruh terhadap
30
pertumbuhan aset sebesar 29,5%, sedangkan sisanya sebesar 70,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar ketiga indikator tersebut. Tabel 2.2 Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul
Anriza Witi Pengaruh Nasution Pertumbuhan (2008) Variabel Makro dan Equivalent Rate Terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia
Variabel
Variabel Independen: pertumbuhan M2, pertumbuhan kurs, dan pertumbuhan GDP sebagai variabel makro serta equivalent rate Variabel Dependen: Pertumbuhan Aset Bank Syariah
Ellyn Herlia Nur Hidayah (2008)
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah.
Variabel Independen: Non Performing Financing, dana pihak ketiga, tingkat suku
Model Analisis Distingsi dan Hasil Penelitian Multi Linier (1) Persamaannya Regression terletak pada variabel Hasil: dependen, Pertumbuhan yaitu jumlah uang pertumbuhan beredar dan aset. Namun pertumbuhan data yang kurs secara digunakan signifikan pada variabel mempengaruhi dependen pertumbuhan berbeda. aset perbankan (2) Perbedaannya syariah di terletak pada Indonesia. variabel Sedangkan independen, pertumbuhan periode GDP dan penelitian, equivalent rate sampel, data, tidak dan model mempengaruhi analisis. pertumbuhan aset bank syariah. Regresi Linear (1) Terdapat Berganda. persamaan variabel Hasil: dependen, dan Dana Pihak variabel Ketiga (DPK), independen, dan suku bunga yaitu: SBI (Sertifikat pertumbuhan
31
Maria Ulfah (2010)
Analisa Perkembangan Asset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia
Nadia Galuh Hendriana (2011)
Analisis Perkembangan dan Prediksi Tingkat
bunga SBIS Bank Indonesia) dan Return mempengaruhi On Assets pertumbuhan aset perbankan Variabel syariah di Dependen: Indonesia, Pertumbuhan sedangkan Non Aset Bank Performing Syariah Financing (NPF) dan Return On Assets (ROA) tidak memiliki pengaruh secara signifikan. Aset, Dana Autoregressive Pihak Ketiga Integrated (DPK), dan Moving Pembiayaan Average Perbankan (ARIMA) Syariah Hasil: Perkembangan jumlah aset, DPK, dan pembiayaan bank syariah pada periode 2009/III2010/IV cenderung stabil. Sedangkan tingkat pertumbuhan aset, DPK, dan pembiayaan mengalami penurunan. Aset, Dana Autoregressive Pihak Integrated Ketiga, Moving Pembiayaan, Average
aset bank syariah dan Non Performing Financing. (2) Perbedaan terletak pada periode penelitian, data, sampel, beberapa unit indikator, dan model analisis. Terdapat perbedaan pada data, periode penelitian, variabel, sampel, dan model analisis. Peneliti menggunakan data triwulan 20112014 dengan jumlah sampel 7 Bank Umum Syariah, dan model analisis regresi data panel
(1) Perbedaan terletak pada data, variabel, periode
32
Pertumbuhan Laba Tahun (ARIMA) Bank Syariah Berjalan di Indonesia Hasil: Pertumbuhan aset, dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan laba tahun berjalan mengalami fluktuasi pada periode berjalan atau tiap triwulan, namun apabila dilihat dari akhir periodenya nominal indikator tersebut meningkat setiap tahun. Adha Analisis Variabel Ordinary Least Nurhasanah Pengaruh Non Independen: Square. (2012) Performing Non Financing Performing Hasil: (NPF), Financing Non Performing Deposito (NPF), Financing Mudharabah Deposito (NPF) dan dan Sertifikat Mudharabah deposito Bank dan murabahah Indonesia Sertifikat mempunyai Syariah (SBIS) Bank pengaruh Terhadap Aset Indonesia terhadap aset Perbankan Syariah bank syariah, Syariah di (SBIS) sedangkan Indonesia Sertifikat Bank Periode 2006- Variabel Indonesia 2011 Dependen: Syariah (SBIS) Aset tidak Perbankan mempengaruhi Syariah aset bank syariah.
penelitian, sampel, dan model analisis.
(1) Persamaan terletak pada variabel dependen dan salah satu variabel independen, yaitu Non Performing Financing. (2) Perbedaan terletak pada unit indikator lainnya, periode penelitian, data, sampel, dan model analisis.
33
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa keempat penelitian tersebut membahas pertumbuhan dan perkembangan aset bank syariah di Indonesia. Hendriana (2009) dan Ulfah (2010) mendeskripsikan tentang perkembangan dan pertumbuhan aset bank syariah di Indonesia. Nasution (2008) meneliti variabel makro ekonomi dan equivalent rate sebagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset. Selanjutnya, Hidayah (2008) membahas tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan aset dengan indikator variabel independen yaitu Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), tingkat suku bunga, dan Return On Assets (ROA). Sedangkan penelitian yang dilakukan Nurhasanah (2012) menggunakan Non Performing Financing (NPF), deposito mudharabah, dan SBIS sebagai indikator variabel independen yang diduga mempengaruhi pertumbuhan aset. Kedua penelitian yang membahas tentang Non Performing Financing (NPF) ini menunjukkan hasil yang berbeda. Maka, penulis akan meneliti kembali pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap pertumbuhan aset dengan periode penelitian yang berbeda yaitu 20112014 karena pada periode ini terjadi fluktuasi pertumbuhan aset bank syariah sehingga diharapkan lebih menunjukkan hasil yang signifikan. Selain periode penelitian, perbedaan antara penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian terdahulu adalah adanya indikator variabel independen berupa Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Return on Assets (ROA). Selain itu, model analisis yang digunakan juga berbeda. Pada penelitian ini, penulis menggunakan model analisis regresi data panel. Data yang
34
digunakan berasal dari laporan keuangan beberapa Bank Umum Syariah di Indonesia, serta statistik perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
G. Kerangka Konsep NPF (X1)
Pertumbuhan Aset FDR (X2)
ROA (X3)
Keterangan: 1. Variabel Independen (X), terdiri dari: X1 = Non Performing Financing (NPF) X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR) X3 = Return on Assets (ROA) 2. Variabel Dependen (Y) = Pertumbuhan aset bank syariah
(Y)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka-angka, dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika dan permodalan matematis.23 Dari pengertian tersebut, penulis akan melakukan analisis data untuk menguji suatu hipotesis dengan menggunakan model regresi panel agar dapat diketahui pengaruh jaringan kantor, Non Performing Financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan aset bank syariah. Peneliti menggunakan pendekatan statistik inferensial parametrik, artinya apa yang terjadi pada sampel akan diberlakukan kepada populasi dengan memakai jenis data interval atau rasio yang digunakan berdasarkan populasi yang berdistribusi normal. 24
B. Teknik Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu bank syariah di Indonesia.Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana
23 24
Efferia Sujoko, Metode Penelitian untuk Akuntansi: Suatu Pendekatan Praktis, h. 18. Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet. 5, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), h. 54.
35
36
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan target dan tujuan tertentu. Kualifikasi sampel yang ditentukan oleh peneliti, yaitu bank syariah yang masih beroperasi selama penelitian berlangsung dan memiliki laporan keuangan triwulanan. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah 7 (tujuh) Bank Umum Syariah di Indonesia. Berikut nama-nama Bank Syariah yang termasuk dalam sampel penelitian: Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No
Kode
Nama Bank Syariah
Keterangan
1
BMI
PT Bank Muamalat Indonesia
BUS
2
BSM
Bank Syariah Mandiri
BUS
3
BCAS
PT BCA Syariah
BUS
4
BRIS
Bank BRIsyariah
BUS
5
BMS
Bank Syariah Mega Indonesia
BUS
6
BSB
PT Bank Syariah Bukopin
BUS
7
BNIS
Bank BNI Syariah
BUS
C. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data panel, yaitu gabungan dari data time series (antar waktu) dan data cross section (antar individu atau ruang). Sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur kepustakaan, buku-buku,
37
dan lain-lain. Sumber data sekunder pada penelitian ini berasal dari laporan keuangan beberapa Bank Umum Syariah di Indonesia, diantaranya: PT Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, PT BCA Syariah, Bank BRIsyariah, Bank Mega Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, dan Bank BNI Syariah. Selain itu, data didapatkan dari statistik perbankan syariah yang dipublikasikan pada website Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta beberapa sumber lain dari buku dan artikel juga digunakan sebagai sumber data penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini
adalah teknik
dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data atau laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan rasio keuangan. Khusus data variabel dependen, penulis mengumpulkan data dengan menghitung angka yang tertera di neraca laporan keuangan bank syariah sesuai rumus yang ada.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Analisis regresi data panel merupakan analisis regresi yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan antara satu variabel
38
terikat (dependent variabel) dengan satu atau lebih variabel (independen variabel).25 Analisis data akan dilakukan dengan software Eviews versi 9.0. Penggunaan data panel mampu memberikan banyak keunggulan secara statistik maupun secara teori ekonomi, antara lain: 26 1. Data panel mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu sehingga membuat data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks. 2. Jika efek spesifik adalah signifikan berkorelasi dengan variabel penjelas lainnya, maka penggunaan data panel akan mengurangi masalah omittedvariables secara substansial. 3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulangulang sehingga metode data panel cocok digunakan untuk study of dynamic adjustment. 4. Tingginya jumlah observasi berimplikasi pada data yang lebih informatif, variatif, kolinearitas antar variabel yang semakin berkurang, dan peningkatan derajat kebebasan (degree of freedom) sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
25
I Gede Nyoman Mindra Jaya, Kajian Analisis Regresi Dengan Data Panel, Jurnal: Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA (Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas MIPA, 2009), h. 1. 26 Ayu Zakya Lestari, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Regional di Propinsi Jawa Barat, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.70.
39
Keunggulan-keunggulan tersebut di atas memiliki implikasi pada tidak diperlukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel. 27 Adapun model persamaan yang digunakan dan akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Yit = 0 + 1NPFit + 2 FDRit + 3 ROAit + eit Keterangan: Y
= Pertumbuhan Aset Bank Syariah i pada periode t (%)
0
= Konstanta
1, 2, 3
= Koefisien masing-masing variabel
NPF
= Non Performing Financing Bank Syariah i pada periode t (%)
FDR
= Financing to Deposit Ratio Bank Syariah i pada periode t (%)
ROA
= Return on Assets Bank Syariah i pada periode t Setelah model penelitian diestimasi, maka akan diperoleh nilai dan
besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan di atas. Nilai dari parameter positif atau negatif selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
27
Ayu Zakya Lestari, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Regional di Propinsi Jawa Barat, h. 70.
40
F. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel Menurut Rohmana (2010), dalam pembahasan metode estimasi model regresi data panel ada 3 pendekatan yang dapat digunakan, yaitu: Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model. 1.
Common Effect Model Model
Common
Effect
merupakan
model
sederhana
yaitu
menggabungkan seluruh data time series dengan cross section, selanjutnya dilakukan estimasi model dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Model ini menganggap bahwa intersep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap objek observasi. Dengan kata lain, hasil regresi ini dianggap berlaku untuk semua bank syariah pada semua waktu. Kelemahan model ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan sebenarnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut di waktu yang lain. 28 Model Common Effect dapat diformulasikan sebagai berikut: Yit = α + jjit + it dimana:
28
Yit
= variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
α
= intersep
j
= parameter untuk variabel ke-j
Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statisitka Dengan Eviews, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), h. 9.14
41
2.
jit
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i
it
= komponen error di waktu t untuk unit cross section i
i
= urutan bank syariah yang diobservasi
t
= time series (urutan waktu)
j
= urutan variabel
Fixed Effect Model (FEM) Pada pendekatan ini, model data panel memiliki intersep yang mungkin berubah-ubah untuk setiap individu dan waktu, dimana setiap unit cross section bersifat tetap secara time series. Efek tetap yang dimaksud adalah bahwa satu objek, memiliki konstan yang tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu.29 Oleh karena itu, dalam pendekatan fixed effect terdapat variabel boneka (dummy variable) untuk mengizinkan terjadinya perbedaan nilai parameter, baik lintas unit (cross section) maupun antarwaktu (time series). Pendekatan Fixed Effect Model menggunakan metode Least Square Dummy Variable (LSDV) untuk pendugaan parameter regresi data panel. Model Fixed Effect dapat diformulasikan sebagai berikut:30
29 30
Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statisitka Dengan Eviews, h. 9.14. I Gede Nyoman Mindra Jaya, Kajian Analisis Regresi Dengan Data Panel, h. 2.
42
dimana: Yit
= nilai
variabel terikat wilayah ke-1 tahun ke-t
it
= intersep
α
= rata-rata intersep (konstanta)
μi
= perbedaan rata-rata intersep dengan intersep wilayah ke-i
k
= slope coefficient variabel ke-k
wilayah ke-i
X kit = nilai variabel bebas ke-k untuk wilayah ke-i tahun ke-t it
3.
= unsur gangguan populasi
Random Effect Model (REM) Pendeketan efek random atau
Random Effect Model (REM)
digunakan untuk mengatasi kelemahan Fixed Effect Model yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, Random Effect Model (REM) menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan antarobjek. Model Random Effect dapat diformulasikan sebagai berikut:31
31
I Gede Nyoman Mindra Jaya, Kajian Analisis Regresi Dengan Data Panel, h.2.
43
Untuk memilih model regresi yang paling tepat digunakan dalam penelitian, ada 2 (dua) tahap yang perlu dilakukan. Pertama, melakukan uji Chow untuk memilih antara Common Effect Model atau Fixed Effect Model. Kedua, melakukan uji Haussman untuk memilih antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model. Hipotesis dalam uji Chow adalah: H0
= Common Effect Model
H1
= Fixed Effect Model Dasar
penolakan
terhadap
hipotesis
di
atas
adalah
dengan
membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel maka H0 ditolak yang berarti Fixed Effect Model adalah yang paling tepat digunakan, begitupun sebaliknya. Perhitungan F statistik didapat dari Uji Chow dengan rumus: 32 (𝑺𝑺𝑬𝟏−𝑺𝑺𝑬𝟐) (𝒏−𝟏) F = 𝑺𝑺𝑬𝟐 (𝒏𝒕−𝒏−𝒌)
dimana: SSE1
= Sum Square Error dari model Common Effect
SSE2
= Sum Square Error dari model Fixed Effect
n
= jumlah bank syariah (cross section)
nt
= jumlah cross section x jumlah time series
32
http://egienews.blogspot.com/2013/05/part-3-uji-chow-pemilihan-regresi-data.html diakses pada Selasa, 4 Agustus 2015 pukul 17.30 WIB
44
= jumlah variabel independen
k
Sedangkan F-tabel didapat dari: 33 F tabel
= { α : df (n – 1, nt - n – k)}
dimana: α
= tingkat signifikansi yang dipakai (alfa)
n
= jumlah bank syariah (cross section)
nt
= jumlah cross section x jumlah time series
k
= jumlah variabel independen Apabila pada uji Chow terbukti H0 ditolak, maka Fixed Effect Model harus
diuji kembali untuk memilih apakah lebih baik memakai Fixed Effect Model atau Random Effect Model, untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Ada beberapa pertimbangan teknis-empiris yang dapat digunakan sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect Model atau Random Effect Model (ToT untuk Pengajar Ekonomi FEUI, 2006), yaitu:34 1. Bila t (jumlah unit time series) besar sedangkan n (jumlah unit cross section) kecil, maka hasil Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) tidak jauh berbeda. Dalam hal ini, pilihan umumnya didasarkan pada kenyamanan perhitungan, yaitu Fixed Effect Model (FEM).
33
http://egienews.blogspot.com/2013/05/part-3-uji-chow-pemilihan-regresi-data.html diakses pada Selasa, 4 Agustus 2015 pukul 17.30 WIB 34 Ayu Zakya Lestari, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Regional di Propinsi Jawa Barat, h. 75.
45
2. Bila n besar dan t kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan dapat berbeda secara signifikan, Jadi apabila kita meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil secara acak, maka kita menggunakan Fixed Effect Model (FEM). 3. Apabila cross section error component (i) berkorelasi dengan variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan Random Effect Model (REM) akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan Fixed Effect Model (FEM) tidak bias. 4. Apabila n besar dan t kecil, dan apabila asumsi yang mendasari Random Effect Model (REM) dapat terpenuhi, maka Random Effect Model (REM) lebih efisien dibandingkan Fixed Effect Model (FEM). Keputusan penggunaan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) dapat pula ditentukan dengan menggunakan uji Haussman. Dalam perhitungan statistik uji Haussman diperlukan asumsi bahwa banyaknya kategori cross section lebih besar dibandingkan jumlah variabel independen (termasuk konstanta) dalam model. 35 Uji haussman memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-square statistics sehingga keputusan pemilihan model akan dpat ditentukan secara statistik. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0
35
= Random Effect Model
Dedi Rosadi, Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan, (Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta, 2012), h. 274.
46
H1
= Fixed Effect Model Setelah uji haussman dilakukan, hasil uji tersebut dibandingkan dengan
chi square statistics dengan df=k, dimana k adalah jumlah koefisien variabel yang diestimasi. Jika hasil uji haussman signifikan, maka H0 ditolak, yang berarti lebih tepat menggunakan Fixed Effect Model.
G. Pengujian Hipotesis 1.
Uji Pengaruh Parsial (Uji-t) Uji t dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (independen) secara masing-masing parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (dependen). Apabila t hitung > t tabel, berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel, berarti H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah: thitung < ttabel : H0 diterima, H1 ditolak thitung > ttabel : H0 ditolak, H1 diterima Adapun rumus untuk mencari t-tabel adalah dengan α; df= n-k, dimana k adalah jumlah variabel independen dan dependen, serta n adalah jumlah observasi.
47
2.
Uji Pengaruh Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis Nol yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol atau tidak Hipotesis alternatifnya adalah tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, berarti H0 diterima dan H1 ditolak, artinya variabel independen secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah: Fhitung < Ftabel : H0 diterima, H1 ditolak Fhitung > Ftabel : H0 ditolak, H1 diterima Adapun rumus untuk mencari F-tabel adalah dengan α; df1= k-1; df2= n-k, dimana k adalah jumlah variabel independen dan dependen, serta n adalah jumlah observasi.
3.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) ditujukan untuk menilai seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang
48
menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Apabila nilai koefisien R 2 mendekati 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai koefisien R 2 semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel independen dan jumlah pengamatan dalam model, akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang ditambahkan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka koefisien yang digunakan adalah koefisien determinasi yang telah disesuaikan atau adjusted R2.
Hal ini dikarenakan adjusted R2 merupakan koefisien yang telah
dikoreksi sehingga dapat naik atau turun seiring penambahan variabel baru dalam model.
H. Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel penelitian adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Adapun variabel dalam penelitian ini, yaitu:
49
1.
Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat atau dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan aset bank syariah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan total aktiva yang tertera dalam neraca atau laporan keuangan tiap Bank Syariah yang dijadikan sampel, kemudian diolah untuk mendapatkan angka pertumbuhan aset berdasarkan rumus: 36 Pertumbuhan Aset =
2.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡−1) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡−1)
Variabel Bebas (Independent Variable) a. Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing (NPF) adalah rasio atau perbandingan antara tingkat pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah. Variabel ini diperoleh dari pos perhitungan rasio keuangan dalam laporan keuangan masing-masing bank syariah yang dijadikan sampel. Non Performing Financing (NPF) yang digunakan adalah NPF gross. b. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio atau perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank. Rasio ini diperoleh dari pos
36
Elza Novera, Pengaruh Pertumbuhan Aset, Kebijakan Dividen, Likuiditas Terhadap Beta Saham, h.7
50
perhitungan rasio keuangan dalam laporan keuangan masing-masing bank syariah yang dijadikan sampel. c. Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) adalah rasio atau perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset bank syariah pada periode tertentu. Variabel ini diperoleh dari pos perhitungan rasio keuangan dalam laporan keuangan masing-masing bank syariah yang dijadikan sampel.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini, seperti yang telah dibahas pada Bab III, ditentukan dengan metode purposive sampling. Kualifikasi sampel yang ditentukan oleh peneliti, yaitu bank syariah yang masih beroperasi selama penelitian berlangsung dan memiliki laporan keuangan triwulan I tahun 2011 hingga triwulan IV tahun 2014. Pada akhirnya, penelitian ini menggunakan 7 (tujuh) Bank Umum Syariah sebagai sampel, yaitu: 1.
PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. didirikan pada 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 1 Mei 1992. Setelah 2 tahun beroperasi, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant
51
52
debet. BMI saat ini juga telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. 37 2.
Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 1 November 1999. Kepemilikan saham mayoritas dipegang oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 99,99% dan sisanya oleh PT Mandiri Sekuritas.38 Sebelumnya Bank ini dibentuk dengan nama PT Bank Industri Nasional pada tahun 1955, yang kemudian beberapa kali ganti nama hingga akhirnya Bank Mandiri menjadi pemegang saham mayoritas. Bank yang saat itu bernama Bank Susila Bakti akhirnya dikonversikan secara penuh menjadi bank syariah secara penuh menjadi Bank Syariah Mandiri. 39
3.
PT BCA Syariah Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi no. 72 tanggal 12 Juni 2009, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) menjadi PT Bank BCA Syariah. Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur
37
http://www.bankmuamalat.co.id/tentang/profil-muamalat diakses pada Senin, 7 September 2015 pukul 14.34 WIB 38 http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-perusahaan/ diakses pada Senin, 7 September 2015 pukul 14.38 WIB 39 https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Syariah_Mandiri diakses pada Senin, 7 September 2015 pukul 14.43 WIB
53
Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP. GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.40 4.
PT Bank BRISyariah Berawal dari akuisisi PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui surat Keputusan Gubernur BI No. 10/67/KEP. GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT Bank BRISyariah secara resmi beroperasi dan menjalankan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah. Aktivitas PT Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat Indonesia untuk melebur ke dalam PT Bank BRISyariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Saat ini PT Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai produk dan layanan perbankan. 41
40
http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/ diakses pada Senin, 7 September 2015 pukul 14.52 WIB 41 http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah diakses pada Senin, 7 September 2015 pukul 14.59 WIB
54
5. PT Bank Mega Syariah Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu) yang didirikan pada 14 Juli 1990, bank ini diakuisisi CT Corpora (d/h Para Group) melalui Mega Corpor (d/h PT Para Global Investindo) menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004. BSMI resmi beroperasi dan sejak November 2010 lalu, bank ini berganti nama menjadi PT Bank Mega Syariah. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus mengukuhkan semboyan “Untuk Kita Semua”, pada 2008, Bank Mega Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan gadai Strategi tersebut ditempuh
karena
ingin
berperan
lebih
besar
dalam
peningkatan
perekonomian umat yang mayoritas memang berbisnis di sektor usaha dan mikro kecil. 42 6.
PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Syariah Bukopin sebagian bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula dari akuisisi PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin Tbk. Dalam perkembangannya, PT Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi dari Bank Bukopin, memperoleh izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor 10/69/KEP. GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008
42
tentang
Pemberian
Izin
Perubahan
Kegiatan
Usaha
http://www.megasyariah.co.id/ diakses pada Kamis, 10 September 2015 pukul 16.16 WIB
Bank
55
Konvensional Menjadi bank Syariah. PT Bank Persyarikatan Indonesia kemudian mengganti nama menjadi PT Bank Syariah Bukopin dan secara efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008.43 7.
Bank BNI Syariah Bermula dari berdirinya Unit Usaha Syariah (UUS) BNI pada tanggal 29 April 2000. Namun berdasarkan Keputusan gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah dan Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 yang menetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009, maka rencana tersebut terlaksana dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah pada 19 Juni 2010. Realisasi waktu spin off tersebut tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 44
43
http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan diakses pada tanggal 10 September 2015 puku 16.26 WIB 44 http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah diakses pada tanggal 10 September 2015 pukul 16.34 WIB
56
B. Statistik Deskriptif 1. Sampel Penelitian ini menggunakan 7 Bank Umum Syariah sebagai sampel penelitian. Berikut daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel beserta kode yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No
Kode
Nama Bank Syariah
1
BMI
PT Bank Muamalat Indonesia
2
BSM
Bank Syariah Mandiri
3
BCAS
PT BCA Syariah
4
BRIS
Bank BRIsyariah
5
BMS
Bank Mega Syariah
6
BSB
PT Bank Syariah Bukopin
7
BNIS
Bank BNI Syariah
2. Statistik Deskriptif Variabel Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum dari data yang digunakan. Berikut tabel yang menunjukkan statistik deskriptif variabel-variabel dalam penelitian ini: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Dependen (Pertumbuhan Aset) Descriptive Statistics N
Minimum
Aset
112
Valid N (listwise)
112
-13,02%
Maximum 26,89%
Mean 6,3266%
Std. Deviation 7,04402%
57
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan aset 7 Bank Umum Syariah pada tahun 2011-2014 adalah sebesar 6,3266%. Angka maksimum sebesar 26,89% pada tabel menunjukkan angka pertumbuhan aset tertinggi yang terjadi pada Bank BCA Syariah di kuartal IV 2012. Sedangkan angka minimum adalah sebesar -13,02% yang menunjukkan penurunan aset Bank Mega Syariah pada kuartal IV 2014. Pada periode tersebut, aset Bank Mega Syariah mengalami penurunan terbesar dibanding periode lainnya selama 2011-2014. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen (NPF) Descriptive Statistics N
Minimum
NPF
112
Valid N (listwise)
112
0,01%
Maximum 6,84%
Mean 2,8513%
Std. Deviation 1,51684%
Pada tabel 4.3, angka mean Non Performing Financing (NPF) menunjukkan bahwa rata-rata rasio pembiayaan bermasalah atau NPF 7 Bank Umum Syariah periode 2011-2014 adalah sebesar 2,8513%. Non Performing Financing (NPF) terkecil dialami oleh Bank BCA Syariah pada kuartal II 2013 yaitu sebesar 0,01%. Hal ini menunjukkan bahwa 99,99% jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh Bank BCA Syariah terbebas dari golongan pembiayaan bermasalah. Sedangkan Non Performing Financing (NPF) atau tingkat pembiayaan bermasalah terbesar terjadi pada Bank Syariah Mandiri pada kuartal IV tahun 2014 sebesar 6,84%. Hal ini
58
menunjukkan bahwa pada periode tersebut, jumlah pembiayaan lancar yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 93,16%. Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Independen (FDR) Descriptive Statistics N
Minimum
FDR
112
Valid N (listwise)
112
74,14%
Maximum 106,50%
Mean 91,8211%
Std. Deviation 7,84996%
Statistik deskriptif pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata Financing to Deposit Ratio (FDR) 7 Bank Umum Syariah pada periode 2011-2014 sebesar 91,8211%. Angka maksimum Financing to Deposit Ratio (FDR) terdapat pada Bank Muamalat Indonesia pada kuartal II 2013 yaitu sebesar 106,50%. Angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia pada periode tersebut lebih besar daripada jumlah Dana Pihak Ketiga yang dihimpun. Perbandingannya adalah 106,5 : 100. Sedangkan Financing to Deposit Ratio (FDR) terkecil terjadi pada kuartal I tahun 2012 di Bank BCA Syariah yaitu sebesar 74,14%. Angka tersebut menunjukkan besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan Bank BCA Syariah yaitu 74,14% dari jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihinpun.
59
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Independen (Return on Assets) Descriptive Statistics N
Minimum
ROA
112
Valid N (listwise)
112
Maximum
0,03%
4,13%
Mean 1,2825%
Std. Deviation 0,87976%
Tabel statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa rata-rata Return on Assets (ROA) 7 Bank Syariah pada periode 2011-2014 yaitu sebesar 1,2825%. Return on Assets (ROA) terkecil yaitu sebesar 0,03% yang didapat oleh Bank BRI Syariah pada Juni 2014. Sedangkan angka maksimum Return on Assets (ROA) didapat oleh Bank Mega Syariah di bulan Juni 2012 yaitu sebesar 4,13%.
C. Estimasi Model Regresi Data Panel Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya tentang metode penelitian, diketahui bahwa terdapat 3 (tiga) model regresi data panel yang dapat digunakan yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model. Penulis melakukan uji Chow dan uji Haussman untuk menentukan model yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini. 1. Uji Chow Uji Chow merupakan salah satu tahap yang perlu dilakukan untuk menentukan model regresi data yang paling tepat digunakan dalam
60
penelitian. Uji Chow dilakukan dengan membandingkan antara Common Effect Model atau Fixed Effect Model. Hipotesis dalam uji Chow adalah: H0 = Common Effect Model H1 = Fixed Effect Model Apabila nilai probabilitas F ≥ 0.05 artinya H0 diterima, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah common effect model. Namun jika nilai probability F < 0.05 artinya H0 ditolak, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah fixed effect model. Tabel 4.6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Pool: PRATIWI Test cross-section and period fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic 3.887845 26.604613
d.f.
Prob.
(6,87) 6
0.0017 0.0002
Hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0017 untuk cross section F, yang berarti nilainya < 0,05. Karena hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat dikatakan bahwa fixed effect model lebih tepat digunakan daripada common effect model. Selain itu, penentuan hasil terkait hipotesis di atas juga bisa dilakukan dengan membandingkan F-statistik dengan F-tabel. Apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah Fixed Effect Model. Begitupun sebaliknya, jika F
61
hitung lebih kecil (<) dari F tabel, maka H0 diterima dan model yang digunakan adalah common effect model.45 Hasil perhitungan F statistik untuk uji Chow dapat dilakukan dengan rumus:
F
(𝑺𝑺𝑬𝟏−𝑺𝑺𝑬𝟐) (𝒏−𝟏) = 𝑺𝑺𝑬𝟐 (𝒏𝒕−𝒏−𝒌)
F
(𝟎,𝟓𝟑𝟔𝟏𝟖𝟑−𝟎,𝟐𝟓𝟖𝟕𝟏𝟏) (𝟕−𝟏) = 𝟎,𝟐𝟓𝟖𝟕𝟏𝟏 (𝟏𝟏𝟐−𝟕−𝟑)
F
=
𝟎,𝟎𝟒𝟔𝟐𝟒𝟓 𝟎,𝟎𝟎𝟐𝟓𝟑𝟔
= 18,23541
Diperoleh F statistik untuk uji Chow sebesar 18,23541. Sedangkan F tabel dengan α (5%) dan df1=6, df2=102, setelah dihitung dengan formula di Microsoft excel, diketahui F tabel sebesar 2,188761 yang berarti F statistik > F tabel. Dengan demikian, berdasarkan hasil uji Chow di atas dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model lebih tepat digunakan daripada Common Effect Model. 3.
Uji Haussman Setelah melakukan uji Chow dan diketahui bahwa Fixed Effect Model lebih tepat digunakan, penulis harus melakukan uji haussman untuk memilih
45
Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “Basic Econometrics” Fifth Edition (Singapore: Mc Graw Hill International Edition, 2009) h.257.
62
antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model sebagai model regresi yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini. Dalam melakukan uji Haussman, hipotesis yang digunakan yaitu: H0 = Random Effect Model H1 = Fixed Effect Model Apabila nilai probabilitas Chi-Square ≥ 0.05 artinya H0 diterima, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah random effect model. Namun jika nilai probability Chi-Square < 0.05 artinya H0 ditolak, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah fixed effect model. Tabel 4.7 Hasil Uji Haussman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: PRATIWI Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
16.358557
3
0.0010
Hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0010 untuk cross section random, yang berarti nilainya < 0,05. Karena hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat dikatakan bahwa fixed effect model lebih tepat digunakan daripada common effect model. Uji Haussman juga dapat dilakukan dengan membandingkan perhitungan ChiSquare statistic dengan Chi-Square tabel dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
63
1. Nilai Chi Square Statistic ≥ Chi-Square tabel, maka H0 ditolak dan H1 dierima 2. Nilai Chi Square Statistic < Chi-Square tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan tabel 4.7, diperoleh Chi-Square statistic sebesar 16,358557. Sedangkan Chi Square tabel, dengan menggunakan formula di Microsoft
Excel,
diketahui
sebesar
7,814728.
Dengan
demikian,
berdasarkan hasil uji Haussman di atas dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model lebih tepat digunakan daripada Random Effect Model.
D. Pengujian Hipotesis 1. Model Penelitian Berdasarkan estimasi model regresi data panel yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini akan menggunakan Fixed Effect Model yang ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi dengan Fixed Effect Model
Variabel Koefisien C 0,338012 NPF -1,089403 FDR -0,313355 ROA 3,471461 F-Statistic Probabilitas Adjusted R squared Sumber: lampiran 16
t-Statistik Probabilitas 2,693145 0,0085 -2,488846 0,0147 -2,212607 0,0295 2,756660 0,0071 4,046807 0,000001 0,397143
64
Seperti yang telah kita ketahui, dalam Fixed Effect Model (FEM), model data panel memiliki intersep yang mungkin berubah-ubah untuk setiap individu dan waktu, dimana setiap unit cross section bersifat tetap secara time series. Oleh karena itu, persamaan model secara individu tiap Bank Syariah berbeda. Namun secara umum persamaan dalam penelitian ini adalah: Pertumbuhan Aseti = 0,338012 - 1,089403 NPFi - 0,313355 FDRi + 3,471461 ROAi Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Jika variabel independen konstan atau bernilai nol, artinya ketika variabel independen tidak mengalami kenaikan atau penurunan maka besarnya pertumbuhan aset bank syariah adalah sebesar 0,338012. b) Nilai koefisien regresi Non Performing Financing (NPF) yaitu sebesar 1,089403, yang berarti setiap peningkatan Non Performing Financing (NPF) sebesar 1%, pertumbuhan aset bank syariah mengalami penurunan sebesar 1,089403%. c) Nilai koefisien regresi Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu sebesar 0,313355, yang berarti setiap peningkatan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 1%, pertumbuhan aset bank syariah menurun sebesar 0,313355%. d) Nilai koefisien regresi Return on Assets (ROA) yaitu sebesar 3,471461yang berarti setiap peningkatan jaringan kantor sebesar 1%, pertumbuhan aset bank syariah menurun sebesar 3,471461%.
65
2. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel-variabel independen (NPF, FDR, ROA) terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan aset bank syariah. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Pertumbuhan Aset). H1 : variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Pertumbuhan Aset). Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji-t adalah sebagai berikut: a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima b. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, atau α=5%, dan df = 112-3-1; setelah dihitung di Ms. Excel dengan formula =tinv(0,05;108), ditemukan bahwa t-tabel pada penelitian ini yaitu 1,982173. Selain itu, dapat pula dilihat dari nilai probabilitas pada variabel independen. Apabila probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari nilai α (5%), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
66
Berikut hasil pengujian hipotesis variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen (uji-t) pada penelitian ini: a. Uji t variabel Non Performing Financing (NPF) terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas variabel Non Performing Financing (NPF) sebesar 0,0147. Nilai tersebut lebih kecil dari α=5% (0,0147 < 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset Bank Syariah. Hasil uji tersebut dibuktikan kembali dengan menghitung t tabel. Dari hasil t hitung pada variabel Non Performing Financing (NPF) didapat nilai sebesar -2,488846. Karena t hitung lebih besar dari t tabel (2,488846 > 1,982173), maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Non Performing Financing (NPF) secara signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. b. Uji t variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Nilai probabilitas variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) seperti yang tertera pada tabel 4.8 yaitu sebesar 0,0295, dimana angka tersebut lebih kecil dari α=5% (0,0295 < 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset Bank Syariah. Hasil uji tersebut dibuktikan kembali dengan menghitung t tabel. Dari hasil t hitung pada variabel
67
Financing to Deposit Ratio (FDR) didapat nilai sebesar -2,212607. Karena t hitung lebih besar dari t tabel (2,212607 > 1,982173), maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) secara signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. c. Uji t variabel Return on Assets (ROA) terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah Pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas variabel Return on Assets (ROA) sebesar 0,0071. Nilai tersebut lebih kecil dari α=5% (0,0071 < 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset Bank Syariah. Hasil uji tersebut dibuktikan kembali dengan menghitung t tabel. Dari hasil t hitung pada variabel Jaringan Kantor didapat nilai sebesar 2,756660. Karena t hitung lebih kecil dari t tabel (2,756660 > 1,982173), maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset bank syariah.
3. Uji Pengaruh Simutan (Uji F) Uji F
bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen (NPF, FDR, ROA) secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen yaitu Pertumbuhan Aset Bank Syariah. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
68
H0 : seluruh variabel independen (NPF, FDR, ROA) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Pertumbuhan Aset). H1 : seluruh variabel independen (NPF, FDR, ROA) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (Pertumbuhan Aset). Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji F adalah sebagai berikut: a. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima b. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Selain itu, dapat pula dilihat dari nilai probabilitas F statistik. Apabila probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari nilai α (5%), maka dapat disimpulkan
bahwa
seluruh
variabel
independen
secara
simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan pada tabel 4.8, diperoleh hasil F-statistik atau F hitung sebesar 4,046807 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000001. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α (0,000001 < 0,05). Selain itu, dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, df1 = 4-1, dan df2 = 112-3-1; setelah dihitung di Ms. Excel dengan formula =finv(0,05;3;108) ditemukan bahwa F tabel = 2,68891. Karena F hitung > F tabel (4,046807 > 2,68891) maka H0 ditolak, artinya secara simultan atau bersama-sama, ada pengaruh signifikan antara Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
69
(FDR), dan Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan aset bank syariah.
4. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R2) ditujukan untuk menilai seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini, koefisien yang digunakan adalah koefisien determinasi yang telah disesuaikan atau adjusted R2.
Hal ini dikarenakan adjusted R2
merupakan koefisien yang telah dikoreksi sehingga dapat naik atau turun seiring penambahan variabel baru dalam model. Berdasarkan hasil regresi dengan Fixed Effect Model sebagaimana yang tertera pada tabel 4.8, diketahui bahwa nilai Adjusted R Squared sebesar 0,397143. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen (Pertumbuhan Aset Bank Syariah) secara simultan dapat dijelaskan oleh varabel independen (NPF, FDR, ROA) sebesar 39,71%, sedangkan sisanya sebesar 60,29% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain di luar variabel yang diteliti.
E. Interpretasi Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini (Non Performing Financing, Financing to
70
Deposit Ratio, dan Return on Assets) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset bank syariah. Non Performing Financing (NPF) mempengaruhi pertumbuhan aset bank syariah secara negatif. Artinya, pertumbuhan aset bank syariah meningkat apabila nilai Non Performing Financing (NPF) menurun. Hal ini dikarenakan semakin kecil nilai Non Performing Financing (NPF) maka dapat dikatakan bahwa kecil pula tingkat pembiayaan bermasalahnya. Sehingga jumlah dana pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah dapat kembali ke tangan bank syariah dan apabila ada keuntungan dari bagi hasil pembiayaan tersebut dapat diputar kembali sehingga dana lebih produktif. Dengan mendapatkan keuntungan bagi hasil tersebut, bank syariah dapat meningkatkan asetnya. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Nurhasanah (2012) yang menyimpulkan bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan aset
bank syariah dan
pengaruhnya bersifat negatif. Financing to Deposit Ratio (FDR) juga mempengaruhi pertumbuhan aset bank syariah secara negatif. Tingginya nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat menyebabkan tingkat risiko pembiayaan dan risiko likuiditas bank syariah menjadi tinggi sehingga bank syariah wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutup risiko kerugian. Oleh sebab itu, jika nilai Financing to Deposit Ratio
71
(FDR) menurun maka aset bank syariah dapat meningkat, begitu pula sebaliknya. Return on Assets (ROA)
berpengaruh secara positif terhadap
pertumbuhan aset bank syariah, artinya setiap Return on Assets (ROA) meningkat maka pertumbuhan aset bank syariah akan meningkat pula. Hal ini disebabkan karna semakin besar Return on Assets (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut sehingga bank dapat meningkatkan asetnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Non Performing Financing, Financing Deposit Ratio, dan Return on Assets Terhadap Pertumbuhan Aset Bank Syariah”, dengan analisis regresi data panel dan pendekatan Fixed Effect Model menggunakan software Eviews 9.0, didapat kesimpulan sebagai berikut: 1.
Secara parsial, Non Performing Financing (NPF) Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan aset bank syariah. a. Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara negatif terhadap pertumbuhan aset bank syariah, dimana setiap Non Performing Financing (NPF) meningkat sebesar 1%, pertumbuhan aset akan menurun sebesar 1,08%. Sebaliknya, pertumbuhan aset akan meningkat jika Non Performing Financing (NPF) menurun. b. Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara negatif terhadap pertumbuhan aset bank syariah, dimana setiap Financing to Deposit Ratio (FDR) menurun sebesar 1%, pertumbuhan aset akan meningkat
72
73
sebesar 0,31%. Sebaliknya, pertumbuhan aset akan meningkat jika Financing to Deposit Ratio (FDR) menurun. c. Return on Assets (ROA)
berpengaruh secara positif terhadap
pertumbuhan aset bank syariah, dimana setiap Return on Assets (ROA) meningkat sebesar 1%, pertumbuhan aset akan meningkat sebesar 3,47%. 2.
Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset bank syariah. Nilai adjusted R square sebesar 0,397143
menunjukkan
bahwa
seluruh
variabel
independen
(Non
Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA)) secara simultan dapat menjelaskan variabel dependen (pertumbuhan aset bank syariah) sebesar 39,71%, sedangkan sisanya sebesar 62,29% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut beberapa implikasi dari penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. 1. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan menambah variabel independen dan teori yang lebih kuat agar dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.
74
2. Untuk bank syariah diharapkan lebih memperhatikan pengendalian tingkat Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) karena variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan aset bank syariah. 3. Untuk pihak manajemen bank syariah, diharapkan lebih meningkatkan efisiensi pengelolaan aset sehingga profitabilitas yang didapat lebih maksimal dan mempengaruhi pertumbuhan aset bank syariah.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. 2006. Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2012. Hendriana, Nadia Galuh. “Analisis Perkembangan dan Prediksi Tingkat Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam negeri Syarif Hidyatullah Jakarta. 2011. Hidayah, Ellyn Herlia Nur. “Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah”. Tesis S2 Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia. 2008. Haryono. Ekonomi Keuangan dan Bank. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004. Ihsan, Dwi Nur‟aini. Manajemen Treasury Bank Syariah. Jakarta: UIN Press. 2015. Jaya, I Gede Nyoman Mindra. “Kajian Analisis regresi Dengan Data Panel” dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta: Fakultas MIPA. 2009. Katiyo. Analisa Kredit dan Risiko. Jakarta: Insitut Bankir Indonesia. 2004. Lestari, Ayu Zakya. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Regional di Propinsi Jawa Barat”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Mardiyanto, Handoyo. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Grasindo. 2009. Mayasari, Dewi. “Pengaruh Pemberian Kredit, Pendapatan Bunga, Ukuran Perusahaan Pada Industri Perbankan”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syari Hidayatullah Jakarta. 2008. Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2002. __________. Bank Syariah: Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. 2005. Nasution, Anriza Witi. “Pengaruh Pertumbuhan Variabel Makro dan Equivalent Rate Terhadap Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia”. Tesis S2 Program Studi Timur tengah dan Islam Universitas Indonesia. 2008. 75
76
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1999. Novera, Elza. Pengaruh Pertumbuhan Aset, Kebijakan Dividen, Likuiditas Terhadap Beta Saham. Universitas Negeri Padang: Fakultas Ekonomi. 2013. Nurhasanah, Adha. “Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Deposito Mudharabah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Aset Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2006-2011”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012. Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013. Jakarta: OJK. 2013. “OJK: Perbankan Dominasi Aset Industri Keuangan”. Artikel diakses pada 4 Mei 2015 dari http://www.ugm.ac.id/id/post/page?id=5519. “OJK Tidak Batasi FDR Bank Syariah”. Artikel diakses pada 17 Januari 2004 dari Indonesia Finance Today http://www.ift.co.id/posts/ojk-tidak-batasi-fdrbank-syariah. “Part 3: Uji chow (Pemilihan Regresi Panel)”. Artikel diakses pada 4 Agustus 2015 dari http://egienews.blogspot.com/2013/05/part-3-uji-chow-pemilihanregresi-data.html. “Pertumbuhan Perbankan Syariah di Tahun Pemilu Makin Berat”. Artikel diakses pada 27 Desember 2014 dari http://finance.detik.com/read/2014/03/06/111251/2517167/5/pertumbuhanperbankan-syariah-di-tahun-pemilu-makin-berat. Riyadi, Slamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Penerbitan FE Universitas Indonesia. 2003. Rivai, Veithzal & Andria Permata. Islamic Financial Management. Jakarta: Rajawali Press. 2008. Rohmana, Yana. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI. 2010. Rosadi, Dedi. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. 2012.
77
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Penerbit EKONISIA. 2012. Sujoko, Efferia, dkk. Metode Penelitian untuk Akuntansi: Suatu Pendekatan Praktis. Jawa Timur: Bayu Media Publishing. 2004 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI. Konsep, Produk, dan Implementasi Operasional Bank Syariah. Jakarta: Djambatan. 2001. Ulfah, Maria. Analisa Perkembangan Asset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. 2010. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. http://www.bankmuamalat.co.id/tentang/profil-muamalat diakses pada Senin, 7 September 2015 pukul 14.34 WIB http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil diakses pada Senin, 7 September 2015 pukul 14.38 WIB http://www.bcasyariah.co.id/profil-korporasi/sejarah/ September 2015 pukul 14.52 WIB
diakses
perusahaan/
pada
Senin,
7
http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah diakses pada 14.59 WIB http://www.megasyariah.co.id/ diakses pada Kamis, 10 September 2015 pukul 16.16 WIB http://www.syariahbukopin.co.id/id/tentang-kami/profil-perusahaan Kamis, 10 September 2015 pukul 16.26 WIB
diakses
pada
http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-bni-syariah diakses pada Kamis, 10 September 2015 pukul 16.34 WIB
78
Lampiran 1 Perhitungan Pertumbuhan Aset Bank Muamalat Indonesia
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
(t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t
Total Aset (dalam juta rupiah) 21.442.596 21.608.353 21.608.353 23.697.765 23.697.765 25.596.580 25.596.580 32.479.506 32.479.506 30.836.353 30.836.353 32.689.318 32.689.318 35.700.818 35.700.818 44.854.413 44.854.413 46.471.264 46.471.264 47.924.935 47.924.935 50.754.347 50.754.347 54.694.021 54.694.021 54.790.981 54.790.981 58.488.595 58.488.595 59.331.645 59.331.645 62.413.310
Selisih
Pertumbuhan
165.757
0,77%
2.089.412
9,67%
1.898.815
8,01%
6.882.926
26,89%
-1.643.153
-5,06%
1.852.965
6,01%
3.011.500
9,21%
9.153.595
25,64%
1.616.851
3,60%
1.453.671
3,13%
2.829.412
5,90%
3.939.674
7,76%
96.960
0,18%
3.697.614
6,75%
843.050
1,44%
3.081.665
5,19%
79
Lampiran 2 Perhitungan Pertumbuhan Aset Bank Syariah Mandiri
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
(t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t
Total Aset (dalam juta rupiah) 32.481.873 36.269.321 36.269.321 38.251.696 38.251.696 43.511.837 43.511.837 48.671.950 48.671.950 49.616.835 49.616.835 49.703.905 49.703.905 51.203.659 51.203.659 54.229.396 54.229.396 55.479.062 55.479.062 58.483.564 58.483.564 61.810.295 61.810.295 63.965.361 63.965.361 63.009.396 63.009.396 62.786.572 62.786.572 65.368.281 65.368.281 66.942.422
Selisih
Pertumbuhan
3.787.448
11,66%
1.982.375
5,47%
5.260.141
13,75%
5.160.113
11,86%
944.885
1,94%
87.070
0,18%
1.499.754
3,02%
3.025.737
5,91%
1.249.666
2,30%
3.004.502 3.326.731
5,42% 5,69%
2.155.066
3,49%
-955.965
-1,49%
-222.824
-0,35%
2.581.709
4,11%
1.574.141
2,41%
80
Lampiran 3 Perhitungan Pertumbuhan Aset Bank BCA Syariah
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
(t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t
Total Aset (dalam juta rupiah) 874.631 967.260 967.260 984.923 984.923 1.052.049 1.052.049 1.217.097 1.217.097 1.274.127 1.274.127 1.248.806 1.248.806 1.271.361 1.271.361 1.602.181 1.602.181 1.537.404 1.537.404 1.616.085 1.616.085 1.751.966 1.751.966 2.041.419 2.041.419 2.026.365 2.026.365 2.224.415 2.224.415 2.532.146 2.532.146 2.994.449
Selisih
Pertumbuhan
92.629
10,59%
17.663
1,83%
67.126
6,82%
165.048
15,69%
57.030
4,69%
-25.321
-1,99%
22.555
1,81%
330.820
26,02%
-64.777
-4,04%
78.681
5,12%
135.881
8,41%
289.453
16,52%
-15.054
-0,74%
198.050
9,77%
307.731
13,83%
462.303
18,26%
81
Lampiran 4 Perhitungan Pertumbuhan Aset Bank BRI Syariah
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
(t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t
Total Aset (dalam juta rupiah) 6.856.386 7.236.713 7.236.713 7.706.185 7.706.185 9.531.794 9.531.794 11.200.823 11.200.823 10.522.693 10.522.693 11.481.043 11.481.043 12.199.092 12.199.092 14.088.914 14.088.914 15.103.717 15.103.717 16.416.445 16.416.445 16.772.958 16.772.958 17.400.914 17.400.914 17.579.299 17.579.299 18.316.859 18.316.859 18.554.452 18.554.452 20.343.249
Selisih
Pertumbuhan
380.327
5,55%
469.472
6,49%
1.825.609
23,69%
1.669.029
17,51%
-678.130
-6,05%
958.350
9,11%
718.049
6,25%
1.889.822
15,49%
1.014.803
7,20%
1.312.728
8,69%
356.513
2,17%
627.956
3,74%
178.385
1,03%
737.560
4,20%
237.593
1,30%
1.788.797
9,64%
82
Lampiran 5 Perhitungan Pertumbuhan Aset Bank Mega Syariah
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
(t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t
Total Aset (dalam juta rupiah) 4.637.730 4.295.103 4.295.103 4.487.694 4.487.694 4.787.659 4.787.659 5.565.724 5.565.724 5.874.897 5.874.897 5.987.762 5.987.762 7.305.239 7.305.239 8.164.921 8.164.921 8.356.960 8.356.960 8.610.773 8.610.773 8.653.141 8.653.141 9.121.575 9.121.575 8.475.470 8.475.470 8.451.443 8.451.443 8.097.090 8.097.090 7.042.489
Selisih -342.627
Pertumbuhan -7,39%
192.591
4,48%
299.965
6,68%
778.065
16,25%
309.173
5,55%
112.865
1,92%
1.317.477
22,00%
859.682
11,77%
192.039
2,35%
253.813
3,04%
42.368
0,49%
468.434
5,41%
-646.105
-7,08%
-24.027
-0,28%
-354.353
-4,19%
-1.054.601
-13,02%
83
Lampiran 6 Perhitungan Pertumbuhan Aset Bank Bukopin Syariah
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
(t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t
Total Aset (dalam juta rupiah) 2.193.952 2.089.776 2.089.776 2.231.126 2.231.126 2.413.317 2.413.317 2.730.027 2.730.027 2.685.143 2.685.143 3.160.719 3.160.719 3.488.784 3.488.784 3.616.108 3.616.108 3.647.737 3.647.737 3.911.263 3.911.263 4.124.584 4.124.584 4.343.069 4.343.069 4.526.076 4.526.076 4.645.407 4.645.407 4.790.155 4.790.155 5.161.300
Selisih
Pertumbuhan
-104.176
-4,75%
141.350
6,76%
182.191
8,17%
316.710
13,12%
-44.884
-1,64%
475.576
17,71%
328.065
10,38%
127.324
3,65%
31.629
0,87%
263.526
7,22%
213.321
5,45%
218.485
5,30%
183.007
4,21%
119.331
2,64%
144.748
3,12%
371.145
7,75%
84
Lampiran 7 Perhitungan Pertumbuhan Aset Bank BNI Syariah
Mar-11 Jun-11 Sep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12 Mar-13 Jun-13 Sep-13 Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14
(t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t (t-1) t
Total Aset (dalam juta rupiah) 6.394.924 6.327.668 6.327.668 6.621.017 6.621.017 7.358.898 7.358.898 8.466.887 8.466.887 9.223.555 9.223.555 8.864.762 8.864.762 9.374.602 9.374.602 10.645.313 10.645.313 12.528.777 12.528.777 13.001.272 13.001.272 14.057.760 14.057.760 14.708.504 14.708.504 15.611.446 15.611.446 17.350.767 17.350.767 18.483.498 18.483.498 19.492.112
Selisih
Pertumbuhan
-67.256
-1,05%
293.349
4,64%
737.881
11,14%
1.107.989
15,06%
756.668
8,94%
-358.793
-3,89%
509.840
5,75%
1.270.711
13,55%
1.883.464
17,69%
472.495
3,77%
1.056.488
8,13%
650.744
4,63%
902.942
6,14%
1.739.321
11,14%
1.132.731
6,53%
1.008.614
5,46%
85
Lampiran 8 Data Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) Bank Muamalat Indonesia Periode 2011-2014
No
Bulan-Tahun
NPF
FDR
ROA
1
Mar-11
4,71%
95,82%
1,38%
2
Jun-11
4,32%
95,71%
1,74%
3
Sep-11
4,53%
92,45%
1,55%
4
Des-11
2,60%
85,18%
1,52%
5
Mar-12
2,83%
97,08%
1,51%
6
Jun-12
2,73%
99,85%
1,61%
7
Sep-12
2,21%
99,96%
1,62%
8
Des-12
2,09%
94,15%
1,54%
9
Mar-13
2,02%
102,02%
1,72%
10
Jun-13
2,28%
106,50%
1,69%
11
Sep-13
2,17%
103,40%
1,68%
12
Des-13
1,35%
99,99%
1,37%
13
Mar-14
2,11%
105,40%
1,44%
14
Jun-14
3,30%
96,78%
1,03%
15
Sep-14
5,96%
98,81%
0,10%
16
Des-14
6,43%
84,14%
0,50%
86
Lampiran 9 Data Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) Bank Syariah Mandiri Periode 2011-2014 No
Bulan-Tahun
NPF
FDR
ROA
1
Mar-11
3,30%
84,06%
2,22%
2
Jun-11
3,49%
88,52%
2,12%
3
Sep-11
3,21%
89,86%
2,03%
4
Des-11
2,42%
86,03%
1,95%
5
Mar-12
2,52%
87,25%
2,17%
6
Jun-12
3,04%
92,21%
2,25%
7
Sep-12
3,10%
93,90%
2,22%
8
Des-12
2,82%
94,40%
2,25%
9
Mar-13
3,44%
95,61%
2,56%
10
Jun-13
2,90%
94,22%
1,79%
11
Sep-13
3,40%
91,29%
1,51%
12
Des-13
4,32%
89,37%
1,53%
13
Mar-14
4,88%
90,34%
1,77%
14
Jun-14
6,46%
89,91%
0,66%
15
Sep-14
3,10%
85,68%
0,80%
16
Des-14
6,84%
82,13%
0,17%
87
Lampiran 10 Data Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) Bank BCA Syariah Periode 2011-2014 No
Bulan-Tahun
NPF
FDR
ROA
1
Mar-11
0,11%
76,83%
0,87%
2
Jun-11
0,23%
77,69%
0,89%
3
Sep-11
0,32%
79,92%
0,95%
4
Des-11
0,15%
78,84%
0,90%
5
Mar-12
0,15%
74,14%
0,39%
6
Jun-12
0,14%
77,41%
0,74%
7
Sep-12
0,12%
91,67%
0,69%
8
Des-12
0,10%
79,91%
0,84%0
9
Mar-13
0,09%
86,53%
0,90%
10
Jun-13
0,01%
85,86%
0,97%
11
Sep-13
0,07%
88,98%
0,99%
12
Des-13
0,10%
83,48%
1,01%
13
Mar-14
0,15%
89,53%
0,86%
14
Jun-14
0,14%
85,31%
0,69%
15
Sep-14
0,14%
93,02%
0,67%
16
Des-14
0,12%
91,17%
0,76%
88
Lampiran 11 Data Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) Bank BRI Syariah Periode 2011-2014 No
Bulan-Tahun
NPF
FDR
ROA
1
Mar-11
2,43%
97,44%
0,23%
2
Jun-11
3,40%
93,34%
0,20%
3
Sep-11
2,80%
95,58%
0,40%
4
Des-11
2,77%
90,55%
0,20%
5
Mar-12
3,31%
101,76%
0,17%
6
Jun-12
2,88%
102,77%
1,21%
7
Sep-12
2,87%
99,99%
1,34%
8
Des-12
3,00%
103,07%
1,19%
9
Mar-13
4,06%
102,70%
1,71%
10
Jun-13
3,04%
100,90%
1,41%
11
Sep-13
2,89%
103,67%
1,35%
12
Des-13
4,06%
102,70%
1,15%
13
Mar-14
4,04%
102,13%
0,46%
14
Jun-14
2,98%
105,61%
0,03%
15
Sep-14
4,79%
94,85%
0,20%
16
Des-14
4,60%
93,90%
0,08%
89
Lampiran 12 Data Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) Bank Mega Syariah Periode 2011-2014 No
Bulan-Tahun
NPF
FDR
ROA
1
Mar-11
4,29%
79,20%
1,77%
2
Jun-11
3,84%
81,48%
1,87%
3
Sep-11
3,78%
83,00%
1,65%
4
Des-11
3,03%
83,08%
1,58%
5
Mar-12
2,96%
84,90%
3,52%
6
Jun-12
2,88%
92,09%
4,13%
7
Sep-12
2,86%
88,03%
4,11%
8
Des-12
2,67%
88,88%
3,81%
9
Mar-13
2,83%
98,37%
3,57%
10
Jun-13
3,67%
104,19%
2,94%
11
Sep-13
3,30%
102,89%
2,57%
12
Des-13
2,98%
93,37%
2,33%
13
Mar-14
3,22%
95,53%
1,18%
14
Jun-14
3,48%
95,68%
0,99%
15
Sep-14
3,77%
90,50%
0,24%
16
Des-14
3,89%
93,61%
0,29%
90
Lampiran 13 Data Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) Bank Bukopin Syariah Periode 2011-2014 No
Bulan-Tahun
NPF
FDR
ROA
1
Mar-11
1,57%
95,18%
0,62%
2
Jun-11
1,61%
93,45%
0,65%
3
Sep-11
1,67%
81,12%
0,51%
4
Des-11
1,74%
83,66%
0,52%
5
Mar-12
3,12%
90,34%
0,54%
6
Jun-12
2,68%
93,56%
0,52%
7
Sep-12
4,74%
99,33%
0,61%
8
Des-12
4,57%
92,29%
0,55%
9
Mar-13
4,62%
87,80%
1,08%
10
Jun-13
4,32%
92,43%
1,04%
11
Sep-13
4,45%
95,15%
0,69%
12
Des-13
4,07%
100,29%
0,79%
13
Mar-14
4,61%
97,14%
0,22%
14
Jun-14
4,31%
102,84%
0,27%
15
Sep-14
4,27%
103,66%
0,23%
16
Des-14
4,27%
92,89%
0,27%
91
Lampiran 14 Data Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return on Assets (ROA) Bank BNI Syariah Periode 2011-2014 No
Bulan-Tahun
NPF
FDR
ROA
1
Mar-11
4,44%
76,53%
2,22%
2
Jun-11
3,65%
84,46%
3,42%
3
Sep-11
3,60%
86,13%
2,37%
4
Des-11
3,62%
78,60%
1,29%
5
Mar-12
4,27%
78,78%
0,63%
6
Jun-12
2,45%
80,94%
0,65%
7
Sep-12
2,33%
85,36%
1,31%
8
Des-12
2,02%
84,99%
1,48%
9
Mar-13
2,13%
80,11%
1,62%
10
Jun-13
2,11%
92,13%
1,24%
11
Sep-13
2,06%
96,37%
1,22%
12
Des-13
1,86%
97,86%
1,37%
13
Mar-14
1,96%
96,67%
1,22%
14
Jun-14
1,99%
98,96%
1,11%
15
Sep-14
1,99%
94,29%
1,11%
16
Des-14
1,86%
92,58%
1,27%
92
Lampiran 15 Uji Signifikansi Dengan Common Effect Model Dependent Variable: ASET? Method: Pooled Least Squares Date: 10/16/15 Time: 18:35 Sample: 2011Q1 2014Q4 Included observations: 112 Cross-sections included: 1 Total pool (balanced) observations: 112 Cross sections without valid observations dropped Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
NPF? FDR? ROA?
-0.980118 0.086764 0.834758
0.450103 0.018843 0.748561
-2.177543 4.604553 1.115150
0.0316 0.0000 0.2672
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.020715 0.002746 0.070136 0.536183 140.2185 1.823253
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
0.063745 0.070233 -2.450330 -2.377513 -2.420786
93
Lampiran 16 Uji Signifikansi Dengan Fixed Effect Model Dependent Variable: ASET? Method: Pooled Least Squares Date: 10/16/15 Time: 19:04 Sample: 2011Q1 2014Q4 Included observations: 16 Cross-sections included: 7 Total pool (balanced) observations: 112 White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected... Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C NPF? FDR? ROA? Fixed Effects (Cross) _BMI--C _BSM--C _BCAS--C _BRIS--C _BMS--C _BSB--C _BNIS--C
0.338012 -1.089403 -0.313355 3.471461
0.125508 0.437714 0.141622 1.259300
2.693145 -2.488846 -2.212607 2.756660
0.0085 0.0147 0.0295 0.0071
0.038397 -0.030324 -0.019660 0.058210 -0.066014 0.030991 -0.011599
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Period fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.527491 0.397143 0.054532 0.258711 181.0293 4.046807 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.063745 0.070233 -2.786238 -2.179431 -2.540037 1.898953