PENGARUH TOTAL PEMBIAYAAN DAN INFLASI TERHADAP NON PERFORMING FINANCING, PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI. Indra Siswanti Pamela Magdalena Deri Mukti Email:
[email protected] Fakultas Ekonomi dan Bisnis IKPIA Perbanas
This equation shows that the effect of total financing and inflation variables prior and current period partially have significant influence on the non-performing financing and simultaneously the two variables have a significant influence on the non-performing financing. Done for the right research that employs data from Bank Indonesia and Finance report per quarter since the 2005-2012 period has been published. To used the partial effect of variable technique with multiple linear regression analysis to test the hypothesis t test and F test to test variables simultaneously with the significant level of 5 percent. The autocorrelation test have a problem, the healing equation transformation method used to fix the problem.Once the healing is done there is no longer a problem autocorrelation and the data can meet the multiple linear regression model. The regression equation is Yt = 0.0491 + 0.4262 Y (t-1) + (-0.0013) X1 (t) X1 + 0.0006 (t-1) + (-0.1606) X2 (t) + 0.0684 X2 (t-1) + vt.This equation shows that the effect of total financing and inflation variables prior and current period partially have significant influence on the non-performing financing and simultaneously the two variables have a significant influence on the non-performing financing.Meanwhile, the coefficient of determination (R2) is 78.49 percent, which indicates that 78.49% of the variation is explained by the non-performing financing and the financing total variable 21.51 percent while inflation is explained by other variables that are not part of the discussion. Keywords: total financing, non-performing financing, inflation
Pendahuluan. Perkembangan dunia perekonomian di Indonesia menuntut setiap individu ataupun perusahaan dapat bergerak dengan cepat dalam memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, salah satu kebutuhannya adalah dalam hal keuangan.Berkembangnya lembaga keuangan merupakan salah satu solusi yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut. Dalam hal ini Bank Syariah adalah suatu lembaga yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas yang mempunyai peranan dalam menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dengan prinsip syariah.
Grafik 1 Total Pembiayaan Bank Syariah (BUS dan UUS) Periode tahun 2005 – Maret 2013
Sumber: Data Statistik Bank Indonesia, Maret 2013
Dari grafik 1 menunjukan bahwa setiap tahunnya pembiayaan yang telah disalurkan oleh Bank Syariah semakin bertambah. Hal ini mengindikasikan bahwa bank syariah semakin dikenal dan dipercaya oleh masyarakat. Bank syariah dalam melakukan kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan meliputi penyaluran dana dalam bentuk transaksi jual beli yaitu pembiayaan dengan akad murabah dan istina, pelanyulan dana dalam bentuk sewa dengan akad pembiayaan ijarah serta penyaluran dana dalam bentuk bagi hasil dengan akad mudharabah dan musyarakah. Ketika akad telah ditandatangani dan pembiayaan telah dicairkan, sejak itu akan ada resiko yang mulai ditanggung oleh pihak bank, salah satunya adalah resiko kredit atau pembiayaan. Setiap pembiayaan yang diberikan kepada nasabah memiliki potensi untuk bermasalah atau macet. Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah akan tetapi nasabah tidak dapatmelakukan pembayaran atau angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandantangani dengan kata lain nasabah telah wanprestasi. Semakin banyak nasabah yang tergolong wanprestasiakan menyebabkan kerugian pada bank yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah diberikan kepada nasabah dan bagi hasil yang seharusnya diterima. Selain itu akibat dari pembiayaan yang bermasalah bank akan mengalami peningkatan persentase Non Performing Financing (NPF). Grafik 2 Total Baki Debet NPF Bank Syariah (BUS dan UUS) Periode tahun 2005 – Maret 2013
Sumber: Data Statistik Bank Indonesia, Maret 2013
Penelitian ini juga dilatar belakangi oleh peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Wardoyo (2009) yang menganalis faktor-faktor yang mempengaruhi Non Performing Loan Bank Perkredita Rakyat.Hasil peneitian tersebut menunjukan bahwa CAR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap NPL. Rehana (2012) menganalisi tentang Determinants of Non Performing Loans, dimana hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa GDP per kapita, suku bunga dan total kredit memiliki pengaruh signifikan terhadap NPL. Farhan (2012) yang menganalisis Economic Determinants of Non-Performing Loans.Hasil penelitian tersebut menunjukan Suku bunga, krisis energy, pengangguran, inflasi, pertumbuhan GDP, dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap NPL. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh total pembiayaan dan inflasi secara bersamaan terhadap Non Performing Financing (NPF) pada PT Bank Syariah Mandiri periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2012 Kajian Literature Dalam kegiatan penyaluran dana Bank Syariah melakukan pembiayaan. Disebut dengan pembiayaan karena Bank Syariah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukannya dan layak memperolehnya. Menurut Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah aau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna, transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Menurut Antonio (2007) pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank
dan nasabah dimana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya
kepada
nasabah
yang
bersangkutan
sebesar
harga
perolehan
ditambah
margin/keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. Pembiayaan salamadalah perjanjian jual-beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran harga terlebih dahulu. Pembiayaan istisna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan penjual.Pembiayaan ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan dengan perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian nisbah keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.Pembiayaan Musyarakah adalah perjanjian di antara para pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana/modal berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Menurut Iskandar dan Nuring (2010:133) Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Inflasi merupakan suatu keadaan yang membahayakan bagi perekonomian suatu negara dan mampu menimbulkan efek yang sangat sulit untuk diatasi. Sedangkan menurut Iskandar (2010:423) inflasi berdasarkan sifatnya terbagi menjadi 3 kategori antara lain: a) Inflasi merayap/rendah (creeping inflation) yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10
persen b) Inflasi menengah (galloping inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara 10-30 persen per
tahun. Inflasi ini ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar c) Inflasi berat (high inflation) inflasi yang besarnya antara 30-100 persen per tahun. Dalam
kondisi ini harga-harga secara umum naik d) Inflasi sangat tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga
secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas 100 persen). Pada kondisi ini masyarakat
tidak ingin lagi menyimpan uang karena nilainya merosot sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan(NPL) atau Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Berdasarkan Bank Indonesia pembiayaan yang termasuk Non Perrforming Financing (NPF) adalah pembiayaan yang diberikan dengan kategori kurang lancar, diragukan, dan macet. Hal ini juga dijelaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (revisi 2000) yang menyebutkan bahwa : “Kredit non performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok/atau bunganya telah lewat sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan.” Selain itu As. Mahmoedin (2002: 3) juga mengatakan, “Kredit bermasalah merupakan kredit dimana debiturnya tidak dapat memenuhi persyaratan yang telah diperjanjikan sebelumnya, misalnya mengenai pembayaran bunga, pengembalian pokok pinjaman, peningkatan agunan” Menurut Dahlan Siamat (2001:174) menjelaskan kredit bemasalah sebagai berikut : ”Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur.” Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia, sedangkan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Pemilihan
sampel tersebut didasarkan alasan karen Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah terbesar di Indonesia dari sisi total asset. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Syariah Mandiri, sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari Lemfbaga Riset Infobank periode penelitan tahun 2005 sampai dengan 2012. Alat Analisis Analisis Regresi Linier Berganda analisis regresi linier berganda adalah analisis yang bertujuan mengukur kekuatan hubungan antara dua atau lebuh variabel independen dengan variabel dependen, selain itu di dalam regresi linier berganda juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: NPF = β0 + β1PEM + β2 INF + ε Dimana: NPF
: Non performing financing
PEM : Total Pembiayaan INF
: Inflasi
β0
: Konstanta regresi
β1, β2
: Koefisien regresi
ε
: Variabel penganggu di luar variabel yang tidak dimasukkan sebagai variabel diatas
Untuk menganalisi data, penulis menggunakan Uji t merupakan pengujian terhadap variabel independen secara parsial (individu) dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dan uji statistik F yang pada dasarnya untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Analisis Koefisien Determinasi (R2) pada dasarnya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hasil dan Pembahasan Dari pengolahan data diperoleh data dari variable independen dan data dari variable dependen seperti Nampak pada table dibawah ini.
Periode Mar-05 Jun-05 Sep-05 Dec-05 Mar-06 Jun-06 Sep-06 Dec-06 Mar-07 Jun-07 Sep-07 Dec-07 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Dec-08 Periode Mar-09 Jun-09 Sep-09 Dec-09
Tabel 1 Total Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri Periode 2005 - 2012 Total Pembiayaan 6.179 6.402 6.008 5.848 6.192 6.930 7.224 7.415 7.637 8.449 9.274 10.297 11.123 12.698 13.728 13.242 (dalam miliar rupiah) Total Pembiayaan 13.389 14.194 14.856 15.984
Mar-10 Jun-10 Sep-10 Dec-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Dec-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Dec-12
17.566 19.766 21.331 23.848 26.978 29.938 34.268 36.583 37.286 39.779 41.677 44.595
Sumber: Data diolah dari Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa kondisi pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri mayoritas mengalami peningkatan dari tiap periodenya.Hal ini menunjukan bahwa minat dan kebutuhan masyarakat Indonesia semakin meningkat sehingga masyarakat melakukan
pinjaman atau pembiayaan ke bank syariah serta hal ini juga dapat mengindikasikan kepercayaan masyarakat terhadap PT Bank Syariah Mandiri semakin tinggi.
Tabel 2 Inflasi Periode 2005 – 2012 Periode Mar-05 Jun-05 Sep-05 Dec-05 Mar-06 Jun-06 Sep-06 Dec-06 Mar-07 Jun-07 Sep-07 Dec-07 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Dec-08 Periode Mar-09 Jun-09 Sep-09 Dec-09 Mar-10 Jun-10 Sep-10 Dec-10 Mar-11 Jun-11
Inflasi 8,81 7,42 9,06 17,11 15,74 15,53 14,55 6,60 6,52 5,77 6,95 6,59 8,17 11,03 12,14 11,06 Inflasi 7,92 3,65 2,83 2,78 3,43 5,05 5,80 6,96 6,65 5,54
Sep-11 Dec-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Dec-12
4,61 3,79 3,97 4,53 4,31 4,30 (dalam persentase)
Sumber: Data diolah dari Bank Indonesia
Dari tabel 2 diatas dapat terlihat bahwa perubahan inflasi yang terjadi di Indonesia cukup fluktuatif namun sejak September 2011 sampai dengan Desember 2012 persentase inflasi cukup stabil di kisaran 4 persen.Perubahan inflasi ini dapat disebabkan baik secara internal maupun eksternal Indonesia.
Periode Mar-05 Jun-05 Sep-05 Dec-05 Mar-06 Jun-06 Sep-06 Dec-06 Mar-07 Jun-07 Sep-07 Dec-07 Mar-08 Jun-08 Sep-08 Dec-08 Periode Mar-09 Jun-09 Sep-09 Dec-09 Mar-10 Jun-10 Sep-10 Dec-10 Mar-11 Jun-11 Sep-11 Dec-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Dec-12
Tabel 3 Tren Persentase NPF PT Bank Syariah Mandiri Periode 2005 - 2012 (dalam persentase) NPF 2,67 5,62 6,26 3,50 4,72 4,26 6,80 6,94 7,98 8,04 7,24 5,64 5,36 5,08 5,01 5,64 NPF 5,81 5,35 5,87 4,84 4,08 4,13 4,17 3,52 3,30 3,49 3,21 2,42 2,52 3,04 3,10 2,82
Sumber: Data diolah dari Laporan Keuangan PT Bank Syariah Mandiri
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa persentase NPF PT Bank Syariah Mandiri periode Maret 2005 sampai dengan Desember 2012 bervariasi dengan kisaran dari terkecil sebesar 2,42 persen hingga 8,04 persen. Pada beberapa periode persentase NPF PT Bank Syariah Mandiri melewati batas ketentuan Bank Indonesia sebesar 5 persen. Akan tetapi sejak triwulan keempat 2009 (Desember 2009) hingga triwulan keempat 2012 (Desember 2012) persentase NPF sudah relatif stabil dan terkendali dibawah 5 persen. Selanjutnya data dari table tersebut diatas akan diuji dengan menggunakan Uji – t dan Uji F serta menafsirkan nilai koefisien Determinasi (R2) dari model penelitian ini. Adapun hasil yang diperoleh dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Pada saat melakukan pengujian autokorelasi hasil uji DW sebesar 0,8229 hal ini menunjukkan adanya masalah autokorelasi pada model regresi ini. Peneliti memutuskan untuk
melakukan penyembuhan dengan menggunakan transformasi persamaan. Persamaan semula adalah sebagai berikut:
Yt = β0 + β1 X1 +β2 X2 + εt Setelah dilakukan transformasi persamaan maka persamaan menjadi:
Yt= β0 (1- ρ) +ρYt-1+ β1 X1 – ρβ1 Xt-1 + β2X2 – ρβ2Xt-1+ vt
Tabel 4 Regresi Linier Berganda Dependent Variable: NPF Method: Least Squares Date: 09/14/13 Time: 16:44 Sample (adjusted): 2005Q2 2012Q4 Included observations: 31 after adjustments Convergence achieved after 9 iterations Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C PEM INF AR(1)
0.085601 -0.001332 -0.160589 0.426154
0.007432 0.000216 0.056782 0.136597
11.51838 -6.170875 -2.828193 3.119800
0.0000 0.0000 0.0087 0.0043
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.784930 0.761033 0.007700 0.001601 109.0152 32.84682 0.000000
Inverted AR Roots
.43
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.048314 0.015752 -6.775176 -6.590145 -6.714860 1.811318
Sumber Data : Hasil Pengujian Eviews (2013)
Hasil Uji – t Berdasarkan Tabel 4 nilai p-value untuk variabel independen total pembiayaan (PEM) adalah 0,0000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05
dan nilai p-value untuk variabel independen
inflasi (INF) adalah 0,0087 yang mana nilainya juga lebih kecil dari 0,05. Hal ini juga memberikan indikasi yang sama, yaitu nilai t hitung lebih besar daripada t tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen inflasi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen non performing financing. Hasil Uji F Dari hasil pengujian pada tabel 4terlihat nilai F hitung pada model regresi ini adalah sebesar 32,8468 dengan p-value sebesar 0,0000 atau kurang dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai t hitung lebih besar daripada t tabel.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel independen total pembiayaan dan inflasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen non performing financing PT Bank Mandiri Syariah. Nilai Determinasi R square (R2) Pada tabel 4 nilai R square (R2) sebesar 0,7849 dengan demikian menunjukan bahwa total pembiayaan dan inflasi sebagai variabel independen memiliki pengaruh sebesar 78,49 persen terhadap non performing financing sebagai variabel dependen, sedangkan sisanya 21,51 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Intepretasi Hasil
Dari hasil olah data yang terlihat pada tabel 4 dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut:
NPFt= 0,0491 + 0,4262NPFt-1– 0,0013PEMt+ 0,0006PEMt-1– 0,1606INFt+ 0,0684INFt-1 + vt
R2 = 0,784930
F = 32,84682
Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat diinterpretasikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Non performing financing periode saat ini dipengaruhi oleh non performing financing
pada periode sebelumnya (tiga bulan sebelumnya). Non performing financing periode saat ini dipengaruhi oleh total pembiayaan tiga bulan sebelumnya dan total pembiayaan bulan berjalan. Non performing financing juga dipengaruhi oleh inflasi pada tiga bulan sebelumnya dan inflasi saat ini. 2. Nilai konstanta dari model ini sebesar 0,0491 menyatakan bahwa jika variabel lainnya
tetap atau konstan maka NPF PT Bank Syariah Mandiri nilainya sebesar 0,0491 atau sebesar 4,91 persen. 3. Variabel independen total pembiayaan tiga bulan sebelumnya berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen non performing financing saat ini dengan hubungan yang positif. Apabila total pembiayaan tiga bulan sebelumnya meningkat sebesar 1 triliun dan variabel lain dianggap konstan maka non performing financingsaat ini meningkat sebesar 0,06 persen. Total pembiayaan saat ini juga berpengaruh signifikan terhadap non performing financing saat ini dan memiliki hubungan yang negatif. Apabila total pembiayaan saat ini meningkat sebesar 1 triliun dan variabel lain dianggap konstan maka non performing financingsaat ini menurun sebesar 0,13 persen.
4. Variabel independen inflasi tiga bulan sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen non performing financingsaat ini dengan hubungan yang positif. Apabila inflasi tiga bulan sebelumnya naik sebesar 1 persen dan variabel lain dianggap konstan maka non performing financingsaat ini meningkat sebesar 0,0684 persen. Inflasi saat ini juga berpengaruh signifikan terhadap non performing financing saat ini tetapi memiliki hubungan yang negatif. Apabila inflasi saat ini naik sebesar
1 persen maka
non performing financingsaat ini menurun sebesar 0,1606 persen.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut: -
berdasarkan uji t total pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap non performing financing
dan memiliki hubungan yang negatif. Kesimpulannya apabila total
pembiayaan meningkat maka non performing financing akan menurun dan sebaliknya. Dan Inflasi juga berpengaruh signifikan terhadap non performing financing dan memiliki hubungan yang negatif. Kesimpulannya apabila inflasi saat ini meningkat maka non performing financing saat ini akan menurun dan sebaliknya. -
Berdasarkan uji F diketahui
dapat disimpulkan bahwa variabel independen total
pembiayaan dan inflasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen non performing financing. Rekomendasi
-
Untuk mendaptkan hasil penelitian yang lebih baik peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan jumlah sampel bank yang menjadi objek penelitian, serta menambahakn variabel independen dalam penelitian seperti menambahkan variable Dana pihak Ketiga (DPK) dan BI Rate.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafei’i. (2007). Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press. Farhan, Muhammad., Ammara Sattar, Abrar Hussain dan Fareeha Khlail. (2012). Economic Determinants of Non-Performing Loan: Perception of Pakistani Bankers. European Journal of Business an Management. Vol. 4 No. 19. Ismail.(2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana. Karim, Adiwarman. (2004). Bank Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad. (2001). Metode Kuantitatif dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogjakarta: UPP AMP YKPN. Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogjak arta: Mediakom. Putong, Iskandar., Nuring, Andjaswati Dyah (2010). Pengatar Ekonomi Makro.. Jakarta: Mitra Wacana Media. Saba, Irum. Kouser, Rehana dan Azzem, Muhammad. (2012). Determinants of Non performing Loan: Case of US Banking Sector. The Romanian Economic Journal. No. 44. Soemitro, Andri. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sumitro, Warkum. (2004). Asas asas Perbankan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wardoyo, Paulus dan Rusdiyanti. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Non Performing Loan Bank Perkreditan Rakyat di Eks Karesidenan Semarang. (Online). Vol. 11, No. 2. Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogjakarta: Ekonosia.