ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.)
Oleh Dwi Andini Puspitasari H24104060
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
6
ABSTRAK Dwi Andini Puspitasari. H24104060. Analisis Pengaruh Non Performing Loan Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Assets Dengan Bantuan Model Program Simulasi Komputer (Studi Kasus : PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.). Di bawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto. PT. Bank Muamalat Indonesia merupakan bank syariah pertama yang berdiri di Indonesia. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah melakukan penyaluran dana melalui pemberian pembiayaan. Adanya pemberian pembiayaan kepada masyarakat berpotensi menyebabkan adanya pembiayaan bermasalah. NPL merupakan salah satu indikator pembiayaan bermasalah sedangkan CAR merupakan kewajiban cadangan modal minimum. Salah satu rasio profitabilitas yang digunakan Bank Muamalat Indonesia adalah ROA (Return on Asset). Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Menganalisis perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (2) Menganalisis pengaruh NPL terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (3). Menganalisis besarnya pengaruh CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (4) Menganalisis besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari data bulanan kolektibilitas pembiayaan, laporan keuangan bulanan, indikator kesehatan bank selama tahun 2003-2007 serta dokumen Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2007 yang terkait. Selain itu data pendukung didapatkan dari Bank Indonesia yang telah dipublikasikan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan alat pengolah data yaitu SPSS 11.5 serta bantuan program komputer (Visual Basic.NET 2005). Dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Selama tahun 2007 terjadi penurunan nilai NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. NPL menurun dari 3,23 % diawal tahun 2007 menjadi 2,9 % di akhir 2007. CAR dari 16,18 % menjadi 10,82 % dan ROA dari 4,06 % menjadi 2,27 % (2) Adanya pengaruh NPL terhadap ROA sebesar (-) 0,504 yang berarti bahwa adanya hubungan yang berlawanan arah diantara dua variabel dengan tingkat korelasi yang cukup kuat dengan pengaruh sebesar 25,4 % sedangkan 74,6 % lainnya dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini (3) Adanya pengaruh CAR terhadap ROA sebesar (+) 0,891 yang berarti bahwa adanya hubungan yang searah antara kedua variabel dengan tingkat korelasi yang sangat kuat dengan pengaruh sebesar 79,4 % sedangkan 20,6 % dipengaruhi faktor lain dan (4) Analisis pengaruh yang dihasilkan dari NPL dan CAR secara bersama-sama terhadap ROA adalah sebesar (+) 0,893 hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah dengan pengaruh sebesar 79,7 % sedangkan 20,3 % lainnya dipengaruhi factor lain di luar penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 11.5 faktor NPL tidak berpengaruh nyata dalam mempengaruhi ROA. Faktor yang mendominasi penentuan nilai ROA adalah CAR. Implikasi manajerial yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah terkait dengan penggunaan program simulasi komputer yaitu pihak bank diharapkan melakukan pelatihan sumber daya insani untuk penggunaan dan pengembangan program tersebut. Dengan penggunaan program tersebut pihak bank dapat dengan mudah memprediksi perubahan yang terjadi. Selain itu pihak bank harus tetap
7
mempertahankan kinerja perbankan yang telah ada serta meningkatkan kualitas pengelolaan pembiayaan agar pembiayaan bermasalah dapat diminimalkan sehingga mengurangi risiko pembiayaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profit bank. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen perbankan sejalan dengan fungsi manajemen yaitu merencanakan, mengorganisasikan, melakukan dan mengendalikan kebijakan bank untuk tindakan antisipasi dalam menghadapi kondisi yang akan terjadi.
8
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh Dwi Andini Puspitasari H24104060
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
9
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh Dwi Andini Puspitasari H24104060
Menyetujui,
Juni 2008
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc Ketua Departemen
Tanggal Ujian :
Tanggal Lulus :
10
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Samarinda pada tanggal 24 Januari 1986. Penulis yang bernama lengkap Dwi Andini Puspitasari merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan ayahanda Sumanan Agus Suparto dan ibunda Sri Watiningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Bhayangkari pada tahun 1992 kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri II Jajag. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Cluring dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Genteng masuk dalam program IPA pada tahun 2001. Kemudian pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti kuliah di Departemen Manajemen, penulis ikut serta dalam kepengurusan dalam Himpunan Profesi Manajemen sebagai staf divisi Finance Center of Management (COM@) periode 2006-2007.
11
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Peningkatan
perbankan
syariah
mengakibatkan
semakin
ketatnya
persaingan antar Bank Umum Syariah di Indonesia oleh karena itu diperlukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah. Beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas dibahas dalam penelitian kali ini. Skripsi ini berjudul “ Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Assets Dengan Bantuan Model Simulasi Program Komputer (Studi Kasus : PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.)”. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupaun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc, sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis. 2. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc, sebagai dosen penguji serta atas kesediaannya meluangkan waktu dalam memberikan saran dan masukan yang sangat berarti. 3. Wita Juwita Ermawati selaku dosen penguji terima kasih atas waktu dan kesediaannya untuk saran dan masukan yang diberikan. 4. Staf dan Karyawan Muamalat Institute, Tangerang. Prof. Drs. Amir. R. Batubara selaku president direktur Muamalat Institute, Ir. Yuni Madiati selaku sekretaris, serta staff dan karyawan Muamalat Institute ( Ibu Narti, Pak Rohim, dll) terima kasih atas semua bantuannya selama penulis melakukan penelitian. 5. Ganang Mahendra sebagai pembuat model program komputer yang digunakan dalam penelitian ini terima kasih atas bantuannya.
12
6. Staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen FEM IPB atas semua bantuannya. 7. Ayahanda, Ibunda dan adikku tersayang yang telah memberikan perhatian, dukungan, kasih sayang, semangat dan doa yang tulus kepada penulis. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya serta penulis mengucapkan terima kasih untuk saran dan kritik yang telah diberikan.
Bogor, Juni 2008
Penulis
13
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK* RIWAYAT HIDUP...............................................................................
iii
KATA PENGANTAR..............................................................................
iv
DAFTAR TABEL .................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
x
I.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1.2. Perumusan Masalah.................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 1.5. Batasan Penelitian....................................................................... ..
1 3 3 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Syariah .............................................................................. 2.1.1. Pengertian Bank Syariah ................................................... 2.1.2. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ............. 2.2. Pembiayaan Bank Syariah ......................................................... 2.2.1. Pengertian dan Tujuan Pembiayaan.................................. 2.2.2. Jenis-jenis Pembiayaan .................................................... 2.3. Laporan Keuangan ..................................................................... 2.4. Tingkat Kesehatan Bank............................................................. 2.5. Kolektibilitas.............................................................................. 2.6. Rasio Keuangan Bank ................................................................ 2.6.1. Rasio Permodalan ............................................................. 2.6.2. Rasio Profitabilitas............................................................ 2.6.3. Rasio Likuiditas ................................................................ 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu..........................................................
5 5 5 6 6 6 6 9 10 10 10 12 13 14
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 3.3. Data dan Sumber Data................................................................ 3.4. Metode Pengumpulan Data......................................................... 3.5. Metode Pengolahan Data............................................................ 3.6. Metode Analisis Data ................................................................. 3.6.1. Persamaan regresi Linear Berganda .................................. 3.6.2. Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi....... 3.7. Pengembangan Sistem Model Manajemen Pembiayaan Dengan Visual Basic. .................................................................
15 21 21 21 21 21 22 23 24
14
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Perusahaan..................................................................... 4.2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 4.3. Struktur Organisasi..................................................................... 4.4. Produk dan Jasa.......................................................................... 4.5. Ketentuan Pembiayaan ...............................................................
25 25 25 27 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Jumlah Debitur........................................................................... 5.2. Jumlah Outstanding.................................................................... 5.3. Pembiayaan Bermasalah............................................................. 5.4. Perkembangan Nilai NPL, CAR, dan ROA................................. 5.5. Pengaruh NPL Terhadap ROA ................................................... 5.6. Pengaruh CAR Terhadap ROA................................................... 5.7. Pengaruh NPL Dan CAR Terhadap ROA ................................... 5.8. Indikator Kesehatan Kinerja Keuangan Bank.............................. 5.9. Implikasi Manajerial...................................................................
31 35 37 39 43 45 47 51 52
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 1. Kesimpulan........................................................................................ 2. Saran.... . ............................................................................................
54 54 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
56
LAMPIRAN ..........................................................................................
57
15
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Indikator pertumbuhan bank syariah.............................................
1
2. Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional.....................
5
3. Dasar-dasar pengelompokkan pembiayaan syariah.......................
8
4. Faktor-faktor yang dinili dan bobotnya........................................... 9 5. Penggolongan kolektibilitas............................................................. 10 6. Interpretasi terhadap nilai R hasil analisis korelasi......................... 23 7. Bagian dalam struktur oraganisasi.................................................
26
8. Perkembangan jumlah debitur......................................................... 34 9. Perkembangan berdasarkan sektor usaha.......................................
35
10. Perkembangan jumlah outstanding................................................. 34 11. Kolektibilitas pada skim jual beli dan qard....................................
37
12. Kolektibilitas pada skim bagi hasil................................................. 38 13. Perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA.....................................
39
14. Perkembangan aset tahun 2007......................................................
42
15. Hasil perhitungan korelasi NPL dan ROA dengan SPSS 11.5......... 44 16. Hasil perhitungan korelasi CAR dan ROA dengan SPSS 11.5....... 46 17. Hasil perhitungan analisis regresi berganda dengan SPSS 11.5...... 48 18. Hasil analisis SPSS 11.5.................................................................. 50 19. Perkembangan indikator kesehatan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk................................................................ 52
16
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Kerangka pemikiran ……………………………………………….. 16 2. Alur pikir penelitian………………………………………………... 18 3. Diagram sebab akibat……………………………………………… 19 4. Flow chart penelitian………………………………………………..20 5. Grafik perkembangan jumlah debitur................................................ 32 6. Grafik perkembangan jumlah debitur berdasarkan produk pembiayaan........................................................33 7. Tampilan produk pembiayaan dengan Visual Basic.NET 2005......... 33 8. Grafik perkembangan jumlah debitur berdasarkan sektor usaha................................................................... 34 9. Grafik perkembangan outstanding...................................................... 36 10. Grafik perkembangan outstanding berdasarkan produk pembiayaan........................................................37 11. Tampilan data kolektibilitas dengan Visual Basic.NET 2005........... 38 12. Grafik perkembangan NPL bruto...................................................... 40 13. Grafik perkembangan CAR............................................................... 40 14. Grafik perkembangan ROA............................................................... 41 15. Tampilan nilai data variabel dengan Visual Basic.NET 2005......... 42 16. Grafik perkembangan aset................................................................. 43 17. Grafik perbandingan NPL dan ROA..................................................45 18. Grafik perkembangan CAR dan ROA............................................... 46 19. Grafik perbandingan NPL, CAR dan ROA....................................... 48 20. Tampilan tabel bantu dalam Visual Basic.NET 2005....................... 49 21. Tampilan hasil regresi berganda dengan Visual Basic.NET 2005... 49 22. Tampilan hasil analisis dengan Visual Basic.NET 2005................... 50
17
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman
7. Struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia…………………… 58 8. Data kolektibilitas tahun 2007…………………………………… 59 9. Output perhitungan SPSS 11.5……………………………………. 71 10. Pengkodean dalam Visual Basic.NET 2005……………………… 73 11. Daftar singkatan dan istilah penting………………..……………... 77
18
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. Dengan adanya undang-undang ini, perbankan syariah di Indonesia memperoleh
kesempatan
yang
lebih
luas
untuk
berkembang,
menyelenggarakan kegiatan usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang yang melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah. Pada Desember 2002 Bank Indonesia mencatat ada 2 Bank Umum Syariah dengan jumlah 113 kantor sedangkan pada Desember 2007 terjadi peningkatan jumlah bank Umum Syariah menjadi 3 yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega 398 kantor. Selain itu perkembangan juga ditunjukkan pada Unit Usaha Syariah dan BPR Syariah. Di akhir tahun 2007, dalam Statistik Perbankan Indonesia jumlah terdapat 26 Unit Usaha Syariah dengan 170 kantor serta 114 BPR Syariah dengan 185 kantor. Dengan bertambahnya fasilitas perbankan syariah, hal ini akan mendukung pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia. Peningkatan perbankan syariah dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan pembiayaan. Berdasarkan statistik perbankan Indonesia perkembangan Bank Perbankan Syariah dari tahun 2002 sampai dengan 2007 dapat diketahui dalam tabel berikut : Tabel 1. Tabel indikator pertumbuhan perbankan syariah 2002-2007 Dalam Milliar Rupiah
No
Indikator
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1
Aset
4.086 7.944
15.211 20.880 26.722 36.538
2
DPK
2.918 6.623
11.718 15.581 20.672 28.011
3
Pembiayaan
3.277 5.530
11.324 15.232 20.445 27.944
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia – Vol.6 No.1, Desember 2007. Pemberian pembiayaan merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Berdasarkan statistik perbankan Indonesia di akhir
19
tahun 2007, 76.48 persen dari aset perbankan syariah digunakan untuk pembiayaan. Dalam pelaksanaan pembiayaan tidak semua dana yang dihimpun dari masyarakat bisa tersalurkan dengan baik. Penyaluran pembiayaan kepada masyarakat kerap kali menghadapi hambatan dalam hal pengembalian pinjaman, sehingga mengakibatkan adanya kredit macet (bermasalah). Bank Muamalat Indonesia merupakan Bank Umum Syariah pertama yang berdiri di Indonesia berlandaskan prinsip Ekonomi Islam. Dengan adanya perkembangan perekonomian Islam di Indonesia persaingan dengan Bank Umum Syariah lainnya merupakan tantangan bagi Bank Muamalat mempertahankan keunggulan di segala aspek. Untuk menghadapi kondisi tersebut Bank Muamalat dituntut untuk meningkatkan pengelolaan bank secara maksimal. Salah satu sarana pengelolaan bank yang dapat digunakan adalah dengan analisis laporan keuangan yang didalamnya terdapat beberapa rasiorasio yang menjadi indikator kesehatan kinerja bank. Rasio digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih data keuangan. Dari rasio tersebut dapat diketahui kinerja bank sehingga hasil analisis rasio akan dijadikan sumber informasi dan pedoman bagi prosedur kerja bank, serta menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak lain yang berkepentingan terhadap bank tersebut. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat bermasalahnya suatu pembiayaan adalah Non Performing Loan (NPL) yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet dengan total pembiayaan. Sedangkan untuk prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank menggunakan memenuhi
kewajiban modal
Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk minimum.
Semakin
tinggi
nilai NPL
menyebabkan semakin meningkatnya kewajiban modal minimum yang harus disediakan pihak bank. Di sisi lain bank menginginkan tingkat profitabilitas yang maksimal dari hasil operasinya dalam setiap periode laporan keuangan. Rasio profitabilitas dapat dilihat dari beberapa komponen diantaranya NIM,
20
ROA, dan ROE yang digunakan untuk mengetahui perkembangan tingkat persentase profitabilitas yang dihasilkan. 1.2. Perumusan Masalah Dalam menghadapi perubahan ekonomi yang sangat fluktuatif di Indonesia, lembaga keuangan dan pelaku ekonomi khususnya Bank Umum Syariah harus mengelola kegiatan bank terutama dalam hal pemberian pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat memiliki tingkat risiko yang beraneka ragam. Permasalahan yang terjadi pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk terjadi ketidakstabilan nilai NPL, CAR dan ROA yang terjadi selama tahun 2007. Sehingga kegiatan pembiayaan harus dikelola dengan baik. Pengelolaan pembiayaan yang baik dapat ditunjukkan dari besarnya NPL, CAR serta pengaruhnya terhadap rasio profitabilitas dalam hal ini ROA. Dari uraian diatas ada beberapa permasalahan yang akan dibahas antara lain : 1. Bagaimana perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. ? 2. Bagaimana pengaruh NPL terhadap nilai ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk ? 3. Bagaimana pengaruh CAR terhadap ROA pada
Bank Muamalat
Indonesia, Tbk ? 4. Bagaimana besar pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk ? 1.3. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis perkembangan NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 2. Menganalisis pengaruh NPL terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 3. Menganalisis pengaruh CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 4. Menganalisis pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
21
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang akan dilaksanakan yaitu : 1. Bagi perusahaan, sebagai referensi dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan pembiayaan yang dilakukan. 2. Bagi pembaca, sebagai tambahan pengetahuan tentang kesehatan kinerja perbankan serta sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang terkait dengan kinerja perbankan khususnya dilihat dari profitabilitas perusahaan serta sebagai tempat untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diterima sebelumnya. 1.5. Batasan Penelitian Analisis kesehatan kinerja keuangan perbankan terdiri atas beberapa indikator yang dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. NPL merupakan rasio kelancaran pembayaran angsuran pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. Sedangkan untuk pengukuran cadangan modal minimum digunakan rasio kehati-hatian yaitu CAR. Dalam penelitian ini membahas tentang pengaruh NPL dan CAR terhadap profitabilitas. Penelitian kali ini difokuskan pada aset perbankan syariah yang diharapkan Bank Indonesia mengalami perkembangan sehingga variabel yang digunakan dalam analisis pengaruh ini terkait dengan nilai ROA. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah ROA (Return on Asset). Dimana ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan laba dalam pengelolaan asetnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengembangan model program komputer menggunakan Visual Basic.NET 2005 untuk memudahkan memberikan informasi kepada pihak yang terkait dalam pembahasan kali ini. Secara umum penelitian ini memberikan implikasi manajerial yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait. Penelitian ini di dasarkan pada laporan keuangan bulanan selama periode 2007, data kolektibilitas produk pembiayaan tahun 2007 serta rasio keuangan tahun 2003-2007 pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
22
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank Syariah 2.1.1. Pengertian Bank Syariah Pengertian Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November tantang perbankan (Kasmir, 2000) yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta
peredaran
uang
yang
pengopersiannya
disesuaikan dengan prinsip syariah Islam (Muhammad, 2004). 2.1.2. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional . Perbedaan mendasar diantara bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2. Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional Bank Syariah Bank Konvensional Melakukan investasi-investasi yang Investasi yang halal dan haram halal saja Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual Memakai perangkat bunga beli, atau sewa. Profit dan falah oriented
Profit oriented
Hubungan dengan nasabah dalam Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan bentuk kreditur-debitur Penghimpunan dan penyeluran dana harus sesuai dengan fatwa Tidak terdapat dewan sejenis DPS
Sumber : Antonio, 2001
23
2.2. Pembiayaan Bank Syariah 2.2.1. Pengertian dan Tujuan Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2000). 2.2.2. Jenis-jenis Pembiayaan Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam tiga kategori. Jenis-jenis pembiayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga prinsip yang tercantum dalam Tabel 3 (Sunarto, 2003). 2.3. Laporan Keuangan Laporan
keuangan
adalah
laporan
yang
bertujuan
untuk
memberikan informasi keuangan perusahaan baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan bank menurut Kasmir, 2000 adalah sebagai berikut : a. Pemegang Saham Merupakan pemilik bank, kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam satu periode. b. Pemerintah Laporan keuangan baik bagi bank-bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan. c. Manajemen Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai targettarget yang telah ditetapkan.
24
d. Karyawan Untuk mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya. e. Masyarakat luas Merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Jenis-jenis laporan keuangan bank menurut Kasmir, 2000 adalah sebagai berikut : a. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. b. Laporan Komitmen Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. c. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam satu periode tertentu. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai Posisi Devisa Netto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lain. f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.
25
Tabel 3. Dasar-dasar pengelompokkan pembiayaan syariah No Dasar pembiayaan Jenis dan penjelasan 1.
Prinsip Bagi Hasil a. Musyarakah ; Akad kerjasama atau pencampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati dan risiko ditanggung sesuai porsi kerjasama. b. Mudharabah ; Salah satu jenis transaksi musyarakah dimana pihak yang bersyirkah adalah pemilik dana (shohibul maal) dan pemilik tenaga (mudharib). c. Muzara’ah ; Akad kerjasama atau pencampuran pengelolaan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap dengan sistem bagi hasil atas dasar panen. d. Musaqah ; Merupakan bentuk yang lebih sederhana dari musara’ah di mana penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan.
2.
Prinsip Jual beli
3.
Prinsip Sewa
Sumber : Sunarto, 2003
a. Murabahah Prinsip bai’ dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. b. Salam Prinsip bai’ suatu barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli sebesar harga pokok ditambah nilai keuntungan yang disepakati, dimana waktu penyerahan barang dilakukan dikemudian hari sementara penyerahan uang dilakukan dimuka (secara tunai). c. Istihna Salah satu pengembangan prinsip bai’ as-salaam, dimana waktu penyerahan barang dilakukan dikemudian hari sementara pembayaran dapat dilakukan melalui cicilan atau ditangguhkan. Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang memperbolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai dengan perjanjian kedua pihak.
2.4. Tingkat Kesehatan Bank Tingkat Kesehatan Bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, disempurnakan dengan SK Direksi Bank Indonesia No. 30/277/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tantang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum). Tabel 4. Faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank No 1.
Faktor Yang Dinilai Permodalan
2.
Kualitas Aktiva Produktif
3.
Manajemen
4.
Rentabilitas
5.
Likuiditas
Komponen Rasio modal terhadap Menurut Risiko (ATMR)
Aktiva
Bobot Tertimbang 25 %
30 % A. Rasio Aktiva Produktif Yang 25 % Diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva produktif (AP) B. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva 5 % Produktif Yang Dibentuk Oleh Bank (PPAPYD) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang Wajib Dibentuk (PPAPWD) 25 % 10 % A. Manajemen umum 15 % B. Manajemen risiko 10% A. Rasio laba usaha rata-rata terhadap 5 % volume usaha. B. Rasio Biaya Operasional terhadap 5 % Pendapatan (BOPO) 10 % A. Rasio Kewajiban Bersih Antar Bank 5 % Terhadap Modal Inti B. Rasio Kredit Terhadap Dana Yang Diterima 5% Oleh Bank
Sumber : Slamet Riyadi 2004
27
2.5. Kolektibilitas Kolektibilitas (collectibility) adalah penggolongan tingkat kelancaran pembayaran kewajiban nasabah yang diukur berdasarkan jumlah hari tunggakan. Sesuai dengan SE BI, jumlah hari tunggakan dan perhitungan kolektibititasnya adalah sebagai berikut : Tabel 5. Penggolongan kolektibilitas No Jumlah Hari Tunggakan
Penggolongan Kolektibilitas
1
0
Kolektibilitas 1 (Lancar)
2
1 sampai dengan 90 hari
Kolektibilitas 2 (Dalam Perhatian Khusus)
3
91 hari sampai dengan 180
Kolektibilitas 3 (Kurang Lancar)
4
181 sampai dengan 270 hari
Kolektibilitas 4 (Diragukan)
5
> dari 270 hari
Kolektibilitas 5 (Macet)
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia 2.6. Rasio Keuangan Bank Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya digunakan secara numerik, baik dalam persentase atau kali. Dalam Slamet Riyadi 2004 rasio keuangan terdiri dari tiga rasio yaitu sebagai berikut : 2.6.1. Rasio Permodalan Rasio permodalan dalam slamet riyadi terbagi menjadi dua yaitu rasio perbaikan aset dan rasio kehati-hatian. a. Rasio Perbaikan Aset Rasio perbaikan aset menurut Slamet Riyadi 2004 dilihat dari nilai Non Performing Loan (NPL). NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas tiga sampai dengan lima dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Rumus : NPL Gross =
Kolektibilitas3s / d 5 x 100%...........................(1) TotalKredityangdiberikan
28
NPL Netto =
Kolek 3 s / d 5 − PPAPkolek 3 s / d 5 x 100%.................(2) TotalKredi tYangDiber ikan
Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5
%, jika melebihi 5 % akan mempengaruhi penilaian tingkat
kesehatan bank yang bersangkutan. b. Rasio Kehati-hatian Dalam rangka penerapan prudential banking (prinsip kehati-hatian) dalam pengelolaan bank, Bank Indonesia telah memberikan batasan-batasan yang harus dilaksanakan oleh setiap bank yang melakukan kegiatan usaha perbankan di Indonesia. Yang tergolong dalam rasio kehati-hatian adalah sebagai berikut : 1. CAR ( Capital Adequacy Ratio) yaitu rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8 % dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), atau ditambah dengan risiko pasar dan operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan. Rumus : CAR =
Modal x 100%.................................................................(3) ATMR
2. Legal Lending Limit (LLL) atau Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Sejalan dengan prinsip prudential banking dan pelaksanaan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh Bank Indonesia, maka kepada setiap bank dalam penyaluran dananya tidak diperkenankan ditujukan kepada kelompok tertentu dalam jumlah yang tidak terbatas. BMPK yang diperkenankan oleh Bank Indonesia maksimal 20 % dari modal sendiri yaitu modal inti ditambah modal pelengkap yang dimiliki bank. Rumus : BMPK =
TotalKredit x 100%.......................................................(4) Modal
3. Net Open Position (NOP) atau Posisi Devisa Neto adalah selisih bersih antara aktiva dengan pasiva dalam valuta asing yang terdapat pada neraca (on Balance Sheet) setelah diperhitungankan dengan tagihan dan kewajiban bersih yang terdapat dalam rekening administratif (off Balance Sheet).
29
4. Loan Concentration per industri adalah untuk mengetahui share kredit kredit perbankan untuk setiap jenis industri unggulan. Hasil perhitungan Loan Concentration per industri adalah untuk mengetahui sektor industri mana yang paling banyak dibiayai dari kredit yang telah disalurkan oleh perbankan. Rumus : Loan Concentration / indu =
LoanConcen trationSec tor x 100%.........(5) TotalLoan
2.6.2. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total asset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Dalam Slamet Riyadi rasio profitabilitas terbagi menjadi dua yaitu Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). 1. ROE adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti), rasio ini menunjukkan tingkat % (persentase) yang dapat dihasilkan. Rumus : ROE =
LabaSetelahPajak x 100 %..............................................(6) ModalInti
2. ROA adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antar laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengolahan aset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. Rumus : ROA = 3.
LabaSebelumPajak x 100 %........................................(7) TotalAset (rata − rata )
NIM adalah perbandingan antara Interest Income dikurangi Interest Expenses dibagi dengan Average Interest Earning Assets. Rumus : NIM =
II − IE x100% ..................................................................(8) AIEA
30
4.
BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, arena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan. Rumus : BOPO =
BiayaOperasioanal x100% ..................................(9) Pendapa tan Operasional
2.6.3. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dalam Slamet Riyadi rasio likuiditas terdiri dari dua yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Cash Ratio 1. LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total dana pihak ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110 %. Rumus : LDR =
TotalKreditYgDiberikan x100% .................................(10) TotalDPK
2. Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus : Cash Ratio =
LiquidAssets x100% ...........................(11) ShortTermBorrowing
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu Saptarini (2006) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh pinjaman macet dan rasio kecukupan modal terhadap pengembalian ekuitas Bank Syariah studi kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dalam penelitiannya melaporkan bahwa secara parsial, maka dapat diketahui pinjaman macet memiliki pengaruh yang cukup kuat (signifikan) terhadap pengembalian ekuitas bank syariah. Hal ini ditunjukkan
31
dengan nilai orelasi parsial yang mendekati 1 yakni sebesar 0,701. Sedangkan rasio kecukupan modal memiliki pengaruh yang kurang kuat (tidak signifikan) terhadap pengembalian ekuitas bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi parsial yang mendekati 0 yakni sebesar -0,485. Sedangkan berdasarkan hasil analisis berganda diketahui bahwa secara bersama-sama pinjaman macet dan rasio kecukupan modal mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pengembalian ekuitas bank syariah dengan nilai koefisien determinasi dan korelasi berganda yang bernilai 0,724 dan 72,40 % sebesar 27,40 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam analisis penelitian tersebut.
32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan besar dalam perekonomian
masyarakat
sehingga
mempunyai
peranan
penting
dalam
pengelolaan dana yang beredar di masyarakat. Kegiatan yang dilakukan bank yang paling utama adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, sehingga bank menjadi tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan permodalan usaha. Aktivitas bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat tidak lepas dari pembiayaan bermasalah. Banyak
faktor
yang
mempengaruhi
adanya
pembiayaan
bermasalah
diantaranya faktor internal maupun eksternal dari nasabah maupun bank. Adanya pembiayaan bermasalah akan berpengaruh terhadap besar NPL bank. Semakin meningkatnya NPL suatu bank maka berpengaruh terhadap meningkatnya cadangan modal minimum yang harus disediakan bank. Cadangan modal minimum dalam bank dapat dilihat dari nilai CAR. Rasio-rasio tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas suatu bank. Begitu pula yang terjadi pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai bank umum syariah pertama berdiri di Indonesia juga mengalami hal yang sama dalam kegiatan menyalurkan pembiayaan kepada nasabah. Adanya pembiayaan bermasalah merupakan masalah utama dalam kegiatan penyaluran pembiayaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (Return on Asset). Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari besarnya nilai NPL dan CAR secara bersama terhadap nilai ROA Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk peningkatan profitabilitas bank. Kerangka pemikiran dari penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 1.
33
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
34
Data yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah data time series NPL, CAR, dan ROA bulanan selama tahun 2007. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif melalui pendekatan kuantitatif dan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana pada penelitian ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen. Kedua variabel independen dalam penelitian in adalah NPL dan CAR. Sedangkan variabel dependen adalah ROA. Tahapan dalam penelitian ini diawali dengan mencari hubungan antara setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara terpisah dengan melihat nilai R. Selanjutnya mencari pengaruh dari kedua variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Dengan diketahui besarnya pengaruh tersebut, maka diharapkan pihak manajemen bank mendapatkan masukan yang berharga untuk menentukan strategi dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah sehingga dapat
memaksimalkan
profitabilitas yang akan diperoleh. Hal ini sangat bermanfaat dalam menyusun rencana kerja jangka pendek maupun jangka panjang untuk kegiatan yang akan dilakukan pihak bank khususnya kegiatan penyaluran pembiayaan. Penelitian ini akan menganalisis pengaruh besarnya nilai NPL dan CAR sebagai akibat dari adanya pembiayaan bermasalah yang terjadi terhadap tingkat profitabilitas bank. Untuk mempermudah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini maka peneliti berusaha untuk menuangkan hasil penelitian ke dalam sebuah model program komputer Visual Basic.NET 2005. Program ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam menyajikan hasil penelitian agar dapat dipahami oleh pihak terkait. Sedangkan alur pemikiran secara menyeluruh diberikan pada Gambar 2.
18
19
Dalam pemberian pembiayaan kepada kreditur pihak Bank perlu mengetahui informasi tentang kualitas dari kreditur tersebut dengan menganalisis yang didasarkan pada teori 5C yaitu collateral, capacity, condition, capital dan character. Jika kualitas kreditur baik maka berpengaruh terhadap tingkat kualitas pengembalian pembiayaan sehingga menurunkan risiko pembiayaan yang terjadi. Tingkat risiko pembiayaan yang terjadi dapat dilihat dari besarnya nilai NPL dan CAR. Bila terjadi peningkatan akan berpengaruh terhadap peningkatan kerugian bank sehingga terjadi penurunan profit perusahaan. Alur sebab akibat dari permasalahan diatas dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 3.
+
+
+
+ + _ _
+
+
+ +
+
+
+
Gambar 3. Diagram Sebab Akibat Pembiayaan
20
Untuk flow chart penelitian ditunjukkan pada gambar 4.
Alur
penelitian
yang
dilakukan
peneliti
diawali
dengan
merumuskan tujuan utama yaitu mengetahui besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA. Data yang dikumpulkan dari perusahaan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda yang dibantu dengan SPSS 11.5 dan dibantu dengan pemrograman Visual Basic. NET 2005.
21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Muamalat Institute dengan objek penelitian PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang berlokasi di Arthaloka Building Jalan Jenderal Sudirman No.2 Jakarta. Waktu dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2008. 3.3. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh pihak tertentu yang kemudian digunakan peneliti lain dengan tujuan yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dalam hal ini data diperoleh melalui Muamalat Institute yang berlokasi di Gedung Dana Pensiun Telkom Lantai 2 Jalan S. Parman Kav. 56 Slipi Jakarta Barat. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh melalui laporan keuangan bulanan, data kolektibilitas bulanan, pencarian literatur untuk mencari data penelitian yang telah dipublikasikan, buku-buku yang relevan, makalah, jurnal, majalah, maupun internet. 3.5. Metode Pengolahan Data Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif
analisis dengan
pendekatan kuantitatif. Metode ini merupakan metode pengolahan data statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bertujuan untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi yang digeneralisasikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode deskriptif adalah metode pengolahan data statistik yang bertujuan agar hasil pengumpulan dan penyajian data lebih mudah dipahami. Statistik deskriptif ini bersifat menjelaskan data dalam ukuran-ukuran nilai angka yang dapat menggambarkan karakteristik data. 3.6. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi yang merupakan salah satu jenis analisis statistik inferensif parametrik yang dapat memberikan dasar untuk mengadakan prediksi dan
22
memberikan dasar terhadap analisis varian. Tujuan analisis regresi secara umum adalah sebagai berikut : a.
Menentukan persamaan garis regresi berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi yang dihasilkan.
b.
Mencari korelasi bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
c.
Menguji signifikansi pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu : 1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari 2 yaitu a. X1 adalah Rasio Non Performing Loan Bruto (NPL bruto) NPL Gross =
Kolektibilitas3s / d 5 x 100%........(12) TotalKredityangdiberikan
b. X2 adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR =
Modal x 100%....................................................(13) ATMR
2. Variabel tergantung (dependent variable) adalah variabel yang memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen dalam peneliatian ini adalah rasio Return On Asset (ROA) yang akan disimbolkan dengan Y. Rasio ROA didapat dari rumus sebagai berikut : ROA =
LabaSebelumPajak x 100 %..........................(14) TotalAset (rata − rata)
3.6.1. Persamaan regresi linear berganda Garis regresi linear dengan dua variabel bebas memiliki rumus umum persamaan sebagai berikut : Y = a + b1X1 +b2X2 .........................................................(15) Dimana : Y = Variabel terikat (ROA) X1 = Variabel bebas pertama (NPL) X2 = Variabel bebas kedua (CAR)
23
a = Konstanta b1 = Koefisien regresi X1 b2 = Koefisien regresi X2 Dalam penelitian ini besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda. 3.6.2. Koefisien Korelasi Ganda (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Koefisien korelasi ganda adalah angka yang menunjukkan kekuatan hubungan bersama-sama antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.Rumus koefisien berganda adalah sebagai berikut : R=
b1 ∑ X 1Y + b2 ∑ X 2Y
∑Y
2
.......................................................(16)
Besar nilai R dalam Hariwijaya dan Triton 2007 dapat diinterpretasikan
untuk
memperkirakan
kekuatan
hubungan
korelasi seperti dalam tabel berikut : Tabel 5. Interpretasi nilai koefisien korelasi Interval Nilai R *)
Interpretasi
0,001 – 0,200
Korelasi sangat lemah
0,201 – 0, 400
Korelasi lemah
0,401 – 0, 600
Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800
Korelasi kuat
0,801 – 1,000
Korelasi sangat kuat
*) Interpretasi berlaku untuk nilai R positif maupun negatif a. Nilai R + (positif) berarti variabel X berpengaruh secara positif terhadap Y. Makin dekat ke 1 makin sempurna hubungan linear X dan Y. b. Nilai R –(negatif) berarti variabel X berpengaruh secara berlawanan terhadap Y. Makin dekat ke 1 makin sempurna hubungan linear terbalik X dan Y. c. Nilai R mendekati 0 berarti variabel X tidak berpengaruh secara linear.
24
3.7. Pengembangan Model Program Komputer Dengan Visual Basic Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan model program komputer perhitungannya adalah pendekatan analisis sistem dengan dibantu oleh bahasa Visual Basic. Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintah perintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991,
merupakan
pengembangan
dari
pendahulunya
yaitu
bahasa
pemrograman BASIC (Beginner s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung objek (Object Oriented Programming = OOP). Keunggulan dari pengembangan model program komputer dengan Visual Basic.NET 2005 yaitu dapat dibuat berdasarkan kebutuhan yang diinginkan oleh pihak yang membutuhkan. Program ini sangat bersifat fleksibel karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi bisa di masukkan dalam pengoperasiannya. Selain itu dengan adanya model program komputer ini dapat digunakan untuk melakukan simulasi-simulasi perubahan sesuai dengan keadaan yang terjadi sehingga dapat langsung dianalisis secara otomatis oleh program.
25
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1991. Pendirian Bank Muamalat Indonesia ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Kegiatan operasi di mulai pada bulan Mei 1992, dua tahun setelah didirikan Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa tepatnya pada tanggal 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB (Islamic Development Bank) secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar pada tahun 2004. 4.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. b. Misi Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Menjadi Role Model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder. 4.3. Struktur Organisasi Perusahaan Pemegang tertinggi dalam struktur organisasi Bank Muamalat adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang membawahi dua dewan yaitu Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Komisaris. Presiden Direktur terletak di bawah Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Komisaris. Didalam struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia , Tbk presiden direktur membawahi
26
enam divisi diantaranya yaitu Internal Audit Group, Corporate Support, Administration, Financing & Settlement, Business Unit, dan Business Innovation. Struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Setiap divisi membawahi beberapa bagian dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 6. Bagian-bagian dalam struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Internal Audit Group
a. Resident Auditor b. Administration and Information Technology System c. Data Control d. Financing and Treasury e. Monitoring and Audit Analysis
Corporate Support
a. Corporate Secretary b. Communication and Public Relation c. Corporate Legal and Investor Relation d. Protocolair and Internal Relation e. Corporate Planning
Administration
a. MIS and Tax b. Personnel Administration and Logistic c. Information and Technology d. Technical Support and Data Center e. Operation Supervision and SOP
Financing & Settlement
a. Financing Supervision & SOP b. F.I and Sharia Financial Institution c. Financing Product Development
Business Units
a. Operational Head Office b. Coordinating Branches and Branches Office c. DPLK
Business Innovation
a. System Development and SOP b. Product Development and Maintenance c. Treasury d. Network Alliance (POS, Da'i Muamalat, Pegadaian) e. Shar-E and Gerai Optimizing f. Virtual Banking Operations (Call Center and Card Center)
Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
27
4.4. Produk dan Jasa Produk dan jasa pada Bank Muamalat Indonesia dikelompokkan menjadi 2 yaitu : a. Penyimpanan Dana Penyimpanan dana adalah salah satu kegiatan utama Bank Muamalat Indonesia yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat. Bank Muamalat Indonesia menawarkan 8 produk penyimpanan dana yang dikelola oleh pihak bank. Kedelapan produk tersebut adalah 1. Tabungan Ummat Tabungan ummat merupakan investasi murni yang sesuai dengan syariah dalam mata uang rupiah yang memungkinkan nasabah melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah. 2. Tabungan Ummat Junior Tabungan Ummat Junior merupakan tabungan yang diperuntukkan khusus untuk pelajar. 3. Shar-e Shar-e merupakan salah satu produk penyimpanan dana yang menawarkan investasi syariah. 4. Tabungan Haji Arafah Merupakan jenis tabungan yang ditujukan bagi nasabah yang berkeinginan melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang nasabah inginkan 5. Giro Wadiah Giro yang ditujukan untuk mendukung aktivitas usaha nasabah. 6. Deposito Murabahah Deposito murabahah merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. 7. Deposito Fulinves Merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang
28
ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Deposito ini dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa. 8. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Muamalat Merupakan Badan Hukum yang menyelenggarakan Program Pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan sejumlah uang yang pembayarannya secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu. b. Penyaluran Dana Penyaluran dana merupakan kegiatan Bank Muamalat dalam menyalurkan dana kepada masyarakat. Pada Bank Muamalat Indonesia menawarkan 5 produk penyaluran dana. Produk-produk tersebut adalah sebagai berikut : 1. Piutang Murabahah Merupakan fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. Pihak bank akan membelikan barang-barang halal yang nasabah butuhkan kemudian menjualnya kepada nasabah untuk diangsur sesuai dengan kemampuan nasabah dan kesepakatan kedua belah pihak. 2. Piutang Istishna Merupakan fasilitas penyaluran dana untuk pengadaan objek atau barang investasi yang diberikan berdasarkan pesanan nasabah. 3. Pembiayaan Mudharabah Merupakan pembiayaan dalam bentuk modal atau dana yang diberikan oleh bank untuk dikelola nasabah dalam menjalankan usaha yang telah disepakati bersama. 4. Pembiayaan Musyarakah Merupakan kerjasama perkongsian yang dilakukan antara nasabah dan Bank Muamalat dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak berdasarkan
kesepakatan
memberikan
kontribusi
sesuai
dengan
kesepakatan bersama berdasarkan porsi dana yang ditanamkan. 5. Rahn (Gadai Syariah) Perjanjian penyerahan barang atau harta nasabah sebagai jaminan berdasarkan hukum gadai berupa emas/ perhiasan/ kendaraan.
29
6. Ijarah Memberikan pinjaman tanpa
mengharapkan
imbalan
yang
menggunakan akad saling membantu. 7. Qard Pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran uang sewa, tanpa diikutin dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. 4.5. Ketentuan Pembiayaan Dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah, Bank Muamalat Indonesia, Tbk menggolongkan ke dalam 3 jenis usaha yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Setiap jenis usaha memiliki beberapa kriteria tertentu dan dengan jumlah plafond tertentu berdasarkan hukum yang berlaku dalam perbankan. A.
Usaha Mikro Yang tergolong dalam usaha mikro berdasarkan ketetapan Bank Muamalat Indonesia, Tbk memenuhi syarat sebagai berikut : a. Usaha produktif b.Usaha yang dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin (sesuai dengan kriteria BPS) dengan ciri-ciri : 1. Dimiliki oleh keluarga 2. Mempergunakan teknologi sederhana 3. Memanfaatkan sumber daya lokal 4. Lapangan usahanya mudah dimasuki dan ditinggalkan. Maksimal plafond yang diberikan oleh pihak bank adalah sebesar 50 juta rupiah. Dasar hukum yang melandasi adalah MOU BI-Menko Kesra tgl 22 April 2002 dan PBI No.3/1/PBI/2001 tgl 4 Januari 2001 tentang Proyek Kredit Mikro.
B.
Usaha Kecil Yang tergolong dalam usaha mikro berdasarkan ketetapan Bank Muamalat Indonesia, Tbk memenuhi syarat sebagai berikut : a. Usaha Produktif.
30
b. Kekayaan bersih maksimum Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan tempat usaha atau total penjualan Rp. 1 miliar/tahun. c. Milik WNI d. Berdiri sendiri dan bukan cabang atau anak perusahaan dari usaha besar. e. Berbentuk usaha perseorangan atau badan usaha baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Plafond yang diberikan pihak bank kepada nasabah terletak pada rentang 50 juta sampai dengan 500 juta. Dasar hukum yang digunakan berlandaskan pada UU No.9 thn 1995 tentang Usaha Kecil, PBI No. 3/2/PBI/2001 tanggal 4 Januari 2001 dan MOU BI-Menko Kesra tgl 22 April 2002. C. Usaha Menengah Yang tergolong dalam usaha mikro berdasarkan ketetapan Bank Muamalat Indonesia, Tbk memenuhi syarat sebagai berikut : a. Usaha Produktif b. Kekayaan bersih di atas Rp. 200 juta sampai dengan Rp.10 miliar di luar tanah dan bangunan tempat usaha. c. Milik WNI d. Berdiri sendiri dan bukan cabang atau anak perusahaan dari usaha besar. e. Berbentuk usaha perseorangan atau badan usaha baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Plafond yang diberikan pihak bank kepada nasabah terletak pada rentang 500juta sampai dengan 5 miliar. Dasar hukum yang digunakan berlandaskan pada Inpres No. 10 thn 1999 dan MOU BI-Menko Kesra tgl 22 April 2002.
31
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Jumlah Debitur Berdasarkan data kolektibilitas Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2007 tercatat bahwa jumlah debitur setiap bulannya mengalami peningkatan. Hal tersebut tercantum dalam tabel perkembangan jumlah debitur Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama tahun 2007 sebagai berikut : Tabel 7. Perkembangan jumlah debitur tahun 2007 Bulan
Total Debitur
Berdasarkan Produk Pembiayaan Musyarakah
Mudharabah
Murabahah
Istishna
Ijarah
Qard
Ijarah
Januari
31,879
195
9,038
20,987
18
1,609
32
195
Februari
32,746
207
9,084
21,573
18
1,831
33
207
Maret
33,297
174
9,193
21,875
17
2,005
33
174
April
34,473
204
9,278
22,608
16
2,344
23
204
Mei
34,501
237
9,317
22,711
15
2,207
14
237
Juni
35,708
277
9,548
23,681
14
2,177
11
277
Juli
36,665
427
9,693
24,092
14
2,428
11
427
Agustus
38,039
659
9,917
24,722
13
2,718
10
659
September
39,743
969
10,147
25,415
13
3,189
10
969
Oktober
40,561
969
10,147
25,756
13
3,666
10
969
November
41,727
1,489
10,233
25,617
13
4,366
9
1,489
Desember
43,161
1,854
10,296
26,076
13
4,913
9
1,854
Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah. Pada bulan Januari jumlah debitur sebanyak 31.879 debitur sedangkan pada Desember 2007 bertambah menjadi 43.161 debitur. Besarnya peningkatan jumlah debitur yang terjadi pada bulan Januari sampai dengan Desember 2007 adalah 43,16 % . Peningkatan ini terjadi dikarenakan adanya beberapa hal diantaranya yaitu meningkatnya respon positif terhadap bank syariah, peningkatan jumlah DPK, semakin berkembangnya dunia bisnis yang membutuhkan bantuan permodalan. Untuk melihat peningkatan jumlah debitur Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama tahun 2007 dapat dilihat dalam Gambar 5 berikut ini :
32
Grafik Perkem bangan Jum lah Debitur
50.000 45.000 Jumlah Debitur
40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 J Ag uli us Se tus pt em be r O kt ob N ov er em b D es er em be r
M ei Ju ni
Ap ri l
Ja nu a Fe ri br ua ri M ar et
0
Bulan
Gambar 5. Grafik Perkembangan Jumlah Debitur. Produk pembiayaan yang ditawarkan bank Muamalat Indonesia, Tbk terdiri dari tujuh jenis produk pembiayaan dengan perkembangan jumlah nasabah dapat dilihat dalam Tabel 7. Jika di kelompokkan berdasarkan produk pembiayaannya, jenis pembiayaan yang paling banyak diserap oleh debitur adalah pembiayaan murabahah dengan jumlah debitur sebanyak 60,42 % dari total nasabah pada bulan Desember 2007. Di urutan yang kedua adalah pembiayaan mudharabah dengan proporsi sebesar 23,85 % total nasabah di waktu yang sama. Sedangkan produk pembiayaan ijarah memiliki jumlah debitur paling kecil dibandingkan pembiayaan yang lain yaitu sebanyak sembilan debitur di bulan desember 2007. Pembiayaan murabahah diminati debitur karena besarnya risiko yang harus dihadapi tergolong rendah jika
dibandingkan
menggambarkan
dengan
produk
perkembangan
pembiayaan
jumlah
debitur
yang
lain.
Untuk
berdasarkan
produk
pembiayaan yang di tawarkan Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat dalam Gambar 6 berikut ini :
33
Jumlah Debitur Berdasarkan Produk Pembiayaan
Jumlah Debitur
30,000 25,000
Musyarakah
20,000
Mudharabah Murabahah
15,000
Istishna'
10,000
Qard
5,000
Ijarah
il
ei Ju ni J Ag uli us Se tus pt em be r O kto No be ve r m De be se r m be r
M
et
Ap r
ri
ar M
ua br
Fe
Ja
nu
ar
i
0
Bulan
Gambar 6. Grafik perkembangan jumlah debitur berdasarkan produk pembiayaan tahun 2007 Berikut adalah tampilan dari program komputer dengan Visual Basic. NET 2005 yang merangkum jumlah nasabah beserta jumlah outstanding di bulan Februari 2007.
Gambar 7. Tampilan produk pembiayaan dengan Visual Basic.NET 2005 Sedangkan jika jumlah debitur dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya menurut ketentuan pembiayaan yang dimiliki Bank Muamalat
34
Indonesia, debitur didominasi pada sektor usaha mikro dengan total pinjaman maksimal 50 juta rupiah. Jumlah debitur berdasarkan sektor usaha dapat dilihat dalam Tabel 8 berikut : Tabel 8. Perkembangan jumlah debitur berdasarkan sektor usaha Bulan
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Usaha Besar
Total Debitur
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
20,133 20,980 21,440 22,448 22,155 22,901 23,538 24,462 24,925 27,160 27,193 28,461
9,738 9,770 9,876 10,017 10,268 10,667 10,897 11,312 11,722 11,230 12,178 12,369
1,868 1,855 1,841 1,850 1,924 1,978 2,059 2,082 2,125 1,976 2,148 2,119
140 141 140 158 154 162 171 183 971 195 208 212
31,879 32,746 33,297 34,473 34,501 35,708 36,665 38,039 39,743 40,561 41,727 43,161
Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah. Berdasarkan tabel perkembangan jumlah debitur berdasarkan sektor usaha dapat dilihat dalam grafik berikut :
30,000 25,000
Usaha Mikro
20,000 15,000 10,000
Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar
5,000 0 Ja nu Fe a ri br ua ri M ar et Ap ril M ei Ju ni Ju Ag li u S e s tu s pt em be r O kt ob No e ve r m De be r se m be r
Jumlah debitur
Jumlah Debitur Berdasarkan Sektor Usaha
Bulan
Gambar 8. Grafik perkembangan jumlah debitur berdasarkan sektor usaha Didasarkan pada data yang ada, sasaran utama produk pembiayaan Bank Mumamalat Indonesia di tujukan untuk sektor usaha mikro hal ini dikarenakan jumlah debitur pada sektor usaha mikro menempati posisi tertinggi
dibandingkan
dengan
sektor
usaha
lain.
Berdasarkan
35
pengelompokkan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah debitur pada Bank Muamalat Indonesia yang paling banyak disalurkan adalah produk pembiayaan murabahah. Usaha mikro merupakan sektor usaha yang paling banyak menyerap pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia, dengan jumlah maksimal pembiayaan yang diberikan pihak bank sebesar 50 juta rupiah. Produk murabahah paling banyak diminati oleh para debitur hal ini dikarenakan pembiayaan murabahah memiliki tingkat risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan produk pembiayaan yang lain. 5.2. Jumlah Outstanding Outstanding Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2007 mengalami peningkatan. Perkembangan outstanding beserta jumlah outstanding per produk pembiaayaan Bank Muamalat Indonesia, Tbk tahun 2007 terangkum dalam tabel berikut Tabel 9. Perkembangan jumlah outstanding ( dalam jutaan rupiah) Berdasarkan Produk Pembiayaan Bulan
Outstanding
Musyarakah
Mudharabah
Murabahah
Istishna
Ijarah
Qard
Januari
6.429.678
475.617
2.220.897
3.035.649
184.534
33.184
479.797
Februari
6.459.135
523.148
2.191.605
3.040.959
184.671
37.343
481.409
Maret
6.400.578
466.847
2.199.768
3.034.817
179.401
41.118
478.627
April
6.774.670
780.030
2.276.909
3.167.567
179.182
42.679
328.303
Mei
7.028.197
1.040.192
2.256.726
3.394.219
178.477
47.904
110.679
Juni
7.302.083
1.054.084
2.307.569
3.629.865
169.923
48.318
92.324
Juli
7.648.775
1.221.812
2.341.108
3.765.471
169.636
59.111
91.637
Agustus
7.946.335
1.346.298
2.367.092
3.908.209
169.498
67.682
87.556
September
8.209.610
1.433.152
2.400.371
4.055.053
162.998
71.182
86.854
Oktober
7.966.486
268.066
3.302.336
4.069.748
162.888
78.043
85.405
November
8.550.228
1.675.504
2.387.361
4.149.873
162.776
91.533
83.181
Desember
8.579.572
1.783.074
2.368.207
4.064.004
156.989
123.242
84.056
Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah
36
Jumlah outstanding di bulan Januari 2007 terletak pada posisi 6,4 triliun rupiah dan mengalami peningkatan sebesar 33,44 % di akhir tahun 2007 menjadi 8,6 triliun rupiah. Dapat dilihat dalam tabel bahwa rata-rata selama tahun 2007 terjadi peningkatan total outstanding, namun di bulan Oktober terjadi penurunan total outstanding menjadi Rp. 7.966.486.000.000 dan berhasil ditingkatkan kembali di bulan November 2007 pada posisi Rp. 8.550.228.000.000. Pergerakan jumlah outstanding selama tahun 2007 dapat dilihat dalam Gambar 9 berikut ini :
Perkembangan Outstanding BMI 2007
O u t s t a n d in g d lm ju t a a n ru p ia h
10.000.000 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000
er
er
mb se
mb ve
No
De
r
to b
be
Ok
em
tus
Se
pt
us
er
li Ju Ag
i
ni Ju
Me
t
ril Ap
re
ri
Ma
ua br
Fe
Ja
nu
ar
i
0
Bulan
Gambar 9. Grafik perkembangan outstanding Dengan adanya peningkatan total outstanding menunjukkan adanya peningkatan penyaluran pembiayaan ke sektor riil selama tahun 2007. Sehingga dengan semakin meningkatnya jumlah pembiayaan disalurkan maka semakin tinggi uang yang beredar di masyarakat. Sedangkan untuk total outstanding yang dikelompokkan berdasarkan jenis produk pembiayaan pergerakannya dapat dilihat dalam Gambar 10 berikut ini :
37
4,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 -
Musyarakah Mudharabah Murabahah Istisna' Qardh Ijarah
Ap ril M ei Ju ni J Ag uli us Se tu s pt em be r O kt o No ber ve m b D es e r em be r
Ja nu a Fe ri br ua ri M ar et
Outstanding dalam jutaan rupiah
Jumlah Outstanding Berdasarkan Produk Pembiayaan
Bulan
Gambar10. Grafik perkembangan jumlah outstanding berdasarkan produk pembiayaan Outstanding pada bank Muamalat Indonesia, Tbk diserap paling besar pada pembiayaan murabahah dengan rata-rata proporsi jumlah outstanding selama tahun 2007 sebesar 48,44 % setiap bulannya dari total outstanding. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak bank jumlah outstanding di tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 33,44 % dengan penyerapan outstanding paling banyak pada produk murabahah. 5.3. Pembiayaan Bermasalah Adanya peningkatan jumlah pembiayaan akan berdampak terhadap peningkatan pembiayaan bermasalah. Hal ini dapat dilihat dari kolektibilitas debitur. Penggolongan kolektibilitas dalam pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Digolongkan menjadi beberapa kelompok. Tabel 11. Kolektibilitas pada skim jual beli dan qard Kolektibilitas
Kriteria
1. Lancar (L)
Pembayaran angsuran tepat waktu
2. Dalam Perhatian Khusus (DPK)
Pokok dan atau margin tertunggak s/d 90 hari
3. Kurang lancar (KL)
Pokok dan atau margin tertunggak > 90-180 hari
4. Diragukan (D)
Pokok dan atau margin tertunggak > 180-270 hari
5. Macet (M)
Pokok dan atau margin tertunggak > 270 hari
Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
38
Tabel 12. Kolektibilitas pada skim bagi hasil Kolektibilitas
Kriteria
1. Lancar (L)
Pembayaran angsuran pokok tepat waktu dan atau ≥ 90% dari pinjaman pokok.
3. Kurang Lancar (KL)
Angsuran pokok tertunggak s/d 90hari dan atau > 30%90% dari pinjaman pokok.
4. Diragukan (D)
Angsuran pokok tertunggak >90-180hari dan atau ≤ 30% dari pinjaman pokok selama 3 periode pembayaran.
5. Macet (M)
Angsuran pokok tertunggak >180 hari dan atau ≤ 30% dari pinjaman pokok selama lebih dari 2 periode pembayaran.
Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Berikut adalah tampilan dari program komputer dengan Visual Basic. NET 2005 yang merangkum data kolektibilitas debitur di bulan Maret 2007.
Gambar 11. Tampilan Data Kolektibilitas Dengan Menggunakan Visual Basic.NET 2005
39
5.4. Perkembangan Nilai NPL, CAR dan ROA Non Performing Loan (NPL) adalah nilai yang menunjukkan jumlah kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet yang dibandingkan dengan jumlah outstanding. NPL yang diamati dalam penelitian ini adalah NPL bruto yang belum mempertimbangkan PPAP (Perhitungan Penghapusan Aktiva Produktif). Berikut adalah tabel yang merangkum perkembangan nilai NPL, CAR, dan ROA Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama tahun 2007. Tabel 13. Perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA (dalam persentase) Bulan
NPL
CAR
ROA
Januari
3.23
16.18
4.06
Februari
4.14
16.66
3.46
Maret
3.67
14.85
3.26
April
4.46
14.76
2.94
Mei
4.73
13.92
2.89
Juni
5.14
12.66
3.03
Juli
6.64
11.89
2.96
Agustus
6.63
11.51
2.65
September
6.59
11.23
2.41
Oktober
6.58
11.03
2.4
November
6.19
10.56
2.41
Desember
2.91
10.82
2.27
Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah. Berdasarkan tabel di atas nilai NPL selama tahun 2007 mengalami penurunan diawal 2007 nilai NPL 3,23 % meningkat dibulan Juli menjadi 6,64 % namun di akhir tahun 2007 nilai NPL menurun mencapai angka 2,91 %. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia nilai NPL suatu bank tidak boleh melebihi 5% khususnya untuk nilai NPL bersih jika melebihi standar maka bank tersebut akan masuk dalam kategori Bank Dalam Perhatian Khusus (BDPK) karena akan berpengaruh terhadap kesehatan kinerja suatu bank. Sehingga nilai NPL bruto Bank Muamalat Indonesia sebesar 2,91 % masih bisa diturunkan dengan memperhitungkan PPAP Perkembangan nilai NPL bruto di tahun 2007 tercantum dalam grafik berikut ini :
40
Perkembangan NPL bruto tahun 2007 7 Rasio NPL Bruto
6 5 4 3 2 1
Ju li Ag us tu s Se pt em be r O kt ob er N ov em be r D es em be r
Ju ni
M ei
Ap ril
Ja nu ar i Fe br ua ri M ar et
0
Bulan
Gambar 12. Grafik perkembangan NPL bruto Bank Muamalat Indonesia,Tbk. Sedangkan untuk nilai CAR yang merupakan rasio kehati-hatian Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2007 mengalami penurunan dari 18,16 % menjadi 10, 82 %. Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya cadangan modal yang harus disediakan bank terhadap ATMR (Aktiva Tertimbang Berdasarkan Risiko). Penurunan nilai CAR setiap bulan selama tahun 2007 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Gambar 13. Grafik Perkembangan CAR Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
r m
se De
ve
m
be
be
r be
Bulan
No
r be
Ok
em
to
tu s pt
us
Se
Ag
r
li Ju
ni Ju
ei M
r il Ap
et ar
ri M
ua br
Fe
nu
ar
i
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Ja
N i la i C A R
Perkembangan CAR tahun 2007
41
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia minimal CAR yang dimiliki bank adalah 8%, jika nilai CAR suatu bank di bawah 8 % maka dianggap bahwa bank tersebut tidak mempunyai cukup modal dalam pelaksanaan kegiatan bank. Sehingga dapat dikategorikan dalam bank yang tidak sehat. Pergerakan nilai CAR pada Bank Muamalat Indonesia yang tercatat dalam laporan bulanan selama tahun 2007 tidak pernah menghasilkan angka di bawah 8%. Sehingga Bank Muamalat Indonesia tergolong dalam bank yang sehat. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang membandingkan laba perusahaan setelah pajak dengan total asset bank. Nilai ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Perkembangan nilai ROA di tahun 2007 mengalami penurunan dari 4,06 % pada Januari 2007 turun menjadi 2,27 % di Desember 2007. Pergerakan nilai CAR selama tahun 2007 dapat dilihat dalam grafik berikut :
r be
De
se
m
mb
er
ve
No
to b
Ok
em
be
r
tu s Se
pt
us Ag
er
li Ju
ni Ju
i Me
t
ril Ap
re Ma
ua br
Fe
nu Ja
ri
4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 ar i
R as io R O A
Perkembangan nilai ROA
Bulan
Gambar14. Grafik perkembangan ROA Bank Muamalat Indonesia, Tbk Berikut adalah tampilan dari program komputer dengan Visual Basic. NET 2005 yang merangkum data kolektibilitas debitur di bulan April 2007.
42
Gambar15. Tampilan nilai data variabel dalam Visual Basic. NET 2005 Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak bank salah satu penyebab penurunan nilai ROA adalah adanya peningkatan jumlah asset. Hal ini dapat dibuktikan pada perkembangan total asset Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2007 yang tercantum dalam tabel berikut : Tabel 14. Perkembangan Aset tahun 2007 (dalam jutaan rupiah) Bulan
Aset
Januari
8.392.991
Februari
8.490.510
Maret
8.702.725
April
8.763.471
Mei
9.044.746
Juni
9.238.544
Juli
9.467.248
Agustus
9.315.961
September
9.722.752
Oktober
10.117.042
November
10.330.488
Desember
10.617.204
Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
43
Sedangkan pergerakan peningkatan nilai asset bank dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
Perkembangan Aset Bank Muamalat Indonesia
8.000.000 6.000.000 4.000.000
br Fe
nu Ja
ua ri Ma re t Ap r il Me i Ju ni Ju li Ag us S e tu s p te mb O k er to b No e r ve m De be r se mb er
2.000.000 0 a ri
d a l a m j u ta a n r u p i a h
12.000.000 10.000.000
Bulan
Gambar 16. Grafik Perkembanagn asset Bank Muamalat Indonesia, Tbk Selama tahun 2007 jumlah asset Bank Muamalat mengalami peningkatan sebesar 26,5 %. Di bulan Januari 2007 aset Bank Muamalat Indonesia Rp. 8.392.991.000.000 dan di Desember 2007 aset bertambah menjadi Rp. 10.617.204.000.000 peningkatan asset bank ini sangat mempengaruhi terhadap besarnya ROA karena ROA dihitung dari laba bersih dibandingkan dengan total asset. 5.5. Pengaruh NPL terhadap ROA Tujuan kedua dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara NPL terhadap ROA. Dari hasil perhitungan SPSS 11.5 didapatkan angka (-) 0,504 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut cukup kuat. Penggolongan kategori hubungan didasarkan pada tabel standar korelasi dalam Hariwijaya 2007 dimana nilai korelasi kedua variabael masuk dalam rentang 0,401 sampai dengan 0,600. Sedangkan tanda
negatif menandakan adanya
hubungan
yang
berlawanan arah. Nilai signifikansi NPL terhadap ROA sebesar 0,047 dimana
44
nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05. Secara perhitungan pengaruh negative yang ditimbulkan oleh NPL terhadap ROA yaitu semakin tinggi nilai NPL maka PPAP yang harus disisihkan juga semakin besar sehingga beban PPAP yang harus dikeluarkan bank akan meningkat. Dengan meningkatnya beban PPAP maka akan berpengaruh terhadap penurunan laba karena laba dihitung dari selisih antara pendapatan terhadap beban. Jika beban PPAP meningkat dengan beban dan pendapatan lain tetap maka akan menurunkan laba bank. Untuk menghitung ROA digunakan laba sebelum pajak yang perhitungan laba didapat dari perhitungan sebelumnya. Semakin rendah laba maka ROA juga akan menurun asumsi total asset tetap. Berikut adalah hasil perhitungan menggunakan SPSS 11.5 : Tabel 15. Hasil perhitungan korelasi dengan SPSS 11.5 NPL NPL
ROA
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
ROA 1
-.504(*)
. 12
.047 12
-.504(*)
1
.047 12
. 12
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara NPL dan
ROA. Dengan meningkatnya nilai NPL menunjukkan
bahwa semakin tinggi jumlah pembiayaan bermasalah dalam suatu bank yang hal ini merupakan salah satu dari beberapa indikator penentu besarnya tingkat risiko pembiayaan yang ada dalam Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Apabila terjadi peningkatan pada salah satu variabel maka variabel yang lain akan mengalami penurunan dan demikian sebaliknya. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan pembiayaan yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga tidak berdampak pada penurunan ROA. Misalnya dengan pembatasan jumlah pembiayaan, penetapan waktu pembayaran yang relevan serta pemlihan debitur yang berkualitas. Perbandingan nilai NPL dan ROA dapat dlihat pada Gambar 17 berikut ini :
45
Perbandingan NPL dan ROA 7 6
Rasio
5 4
NPL
3
ROA
2 1
Ja nu Fe ari br ua ri M ar et Ap ril M ei Ju ni J Ag uli u Se stu pt s em b O er kt N obe ov em r D es ber em be r
0
Bulan
Gambar 17. Grafik perbandingan NPL dan ROA Besarnya pengaruh NPL terhadap ROA yaitu R sebesar (-) 0,504 dihasilkan koefisien determinan yaitu R2 sebesar 0,2540 yang dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh NPL terhadap ROA sebesar 25,4 %. Artinya disini adalah 25,4 % nilai ROA ditentukan oleh besarnya NPL, sedangkan 74,6 % ditentukan oleh faktor lain diluar penelitian ini. Jadi untuk menentukan nilai ROA ada banyak faktor yang menentukan, salah satunya adalah NPL, walaupun bukan faktor utama yang mempengaruhi ROA tetapi NPL berpengaruh dalam menentukan nilai ROA sebesar 25,4 %. Faktor lain yang berpengaruh terhadap penentuan ROA diantaranya total asset, pembiayaan, DPK, LDR, serta laba operasional. 5.6. Pengaruh CAR terhadap ROA Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan jumlah cadangan modal minimum yang harus dimiliki bank sedangkan Return on Asset (ROA) menunjukkan efisiensi kinerja bank dalam pengelolaan asset bank. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai korelasi antara kedua variabel tersebut adalah (+) 0,891. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan menggunakan bantuan SPPS 11.5 berikut ini :
46
Tabel 16. Hasil perhitungan korelasi dengan SPSS 11.5 ROA ROA
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
CAR
CAR 1
.891(**)
. 12
.000 12
.891(**)
1
.000 12
. 12
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah Nilai ini menandakan adanya korelasi yang sangat kuat, hal tersebut sesuai dengan penggolongan tingkat korelasi menurut Hariwijaya (2007), dimana nilai 0,891 masuk dalam rentang 0,801 sampai dengan 1,000. Sedangkan untuk tanda positif menandakan adanya hubungan yang searah. Apabila salah satu variabel mengalami peningkatan variabel lain juga akan mengalami peningkatan begitupula sebaliknya jika terjadi penurunan. Perkembangan nilai CAR dan ROA dapat dilihat dalam gambar berikut : Perbandingan CAR dan ROA 18 16 14 Rasio
12 CAR
10 8
ROA
6 4 2
Ja nu Fe ari br ua r M i ar et Ap ri l M ei Ju ni J Ag uli u Se stu pt s em b O er kt N obe ov e r D mbe es em r be r
0
Bulan
Gambar 18. Grafik Perkembangan CAR dan ROA Nilai signifikansi dari kedua variabel tersebut adalah 0,00 yang berarti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan secara signifikan hal
47
ini dikarenakan nilai signifikansinya
lebih kecil dari
Meningkatnya nilai CAR dapat disebabkan oleh
α
0,01.
perubahan beberapa
faktor diantaranya besarnya ATMR dan modal yang dimiliki oleh bank. ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) adalah perhitungan risiko aktiva yang telah dibobotkan sesuai risiko yang ada. Semakin tinggi nilai ATMR sebuah bank dengan asumsi modal tetap maka nilai CAR sebuah bank akan menurun begitupula sebaliknya jika terjadi peningkatan terhadap modal. Nilai CAR pada suatu bank menunjukkan kesiapan bank tersebut menghadapi risiko-risiko yang terjadi salah satunya adalah risiko pembiayaan. Dengan nilai CAR yang tinggi pihak bank mampu mengatasi adanya risiko pembiayaan yang terjadi sehingga risiko tersebut tidak terlalu besar berpengaruh terhadap laba bank yang akan diperhitungkan untuk mencari nilai ROA. Perubahan yang terjadi pada salah satu variabel berpengaruh terhadap perubahan pada variabel lain. Besarnya
pengaruh
CAR
terhadap
ROA
dihasilkan
dari
menghitung koefisien determinasi yaitu R2 sebesar 0,794 yang dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh CAR terhadap NPL sebesar 79,4 % ini berarti bahwa CAR merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam menghitung besarnya ROA. Sedangkan 20,6 % ditentukan oleh faktor lain diluar penelitian ini. Dengan adanya besar pengaruh tersebut maka pergerakan nilai CAR harus dikelola dengan baik karena CAR berpengaruh besar terhadap besarnya ROA. 5.7. Pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA Setelah mengetahui adanya hubungan NPL terhadap ROA serta CAR dan ROA penelitian ini juga bertujuan menganalisis hubungan kedua variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda. Perkembangan nilai CAR dan ROA dapat dilihat dalam Gambar 19 berikut ini :
48
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
CAR NPL
be r ve m De be r se m be r
k to
O
No
Se
pt
em
be
r
tu s
li Ag
us
Ju
ni Ju
ei M
ril
ua
Ap
ri
M
ar
br Fe
nu Ja
ar et
ROA
i
Ras io
Perbandingan NPL,CAR dan ROA
Bulan
Gambar 19. Grafik Perbandingan NPL,CAR dan ROA. Hasil dari perhitungan menunjukkan koefisien korelasi sebesar (+) 0,893 nilai ini menyatakan nilai korelasi antara NPL dan CAR terhadap ROA masuk kedalam kategori sangat kuat. Hal tersebut didasarkan pada penggolongan tingkat korelasi menurut Hariwijaya, 2007 dimana nilai 0,893 masuk dalam rentang 0,801 sampai dengan 1,000. Sedangkan untuk tanda positif menandakan adanya hubungan yang searah. Hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 dapat dilihat dalam Tabel 16 berikut : Tabel 17. Hasil perhitungan analisis regresi berganda dengan SPSS 11.5 Model 1
R ,893(a)
R Square ,797
Adjusted R Square ,752
Std. Error of the Estimate ,25992
a Predictors: (Constant), CAR, NPL
Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah Apabila NPL dan ROA mengalami peningkatan maka ROA akan mengalami peningkatan begitupula sebaliknya jika terjadi penurunan. Dalam tabel R square menunjukkan besarnya koefisien determinasi yang menunjukkan besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA adalah 79,7 % hal ini menunjukkan NPL dan CAR mempunyai pengaruh yang besar terhadap ROA. Faktor lain diluar penelitian yang berpengaruh terhadap ROA hanya sebesar 20,3 %. Dengan menggunakan bantuan model program komputer yaitu Visual Basic.NET 2005 untuk menghitung nilai korelasi dan mencari
49
persamaan regresi antara NPL dan CAR terhadap ROA dibutuhkan tabel bantu perhitungan komponen dalam perhitungan tersebut. Tampilan tabel dapat dilihat dalam Gambar 20 berikut :
Gambar 20. Tampilan tabel Bantu perhitungan regresi linear berganda dalam Visual Basic. NET 2005 Sedangkan untuk tampilan hasil perhitungan menggunakan bantuan program komputer Visual Basic. NET 2005 adalah sebagai berikut :
Gambar 21. Tampilan hasil regresi berganda menggunakan Visual Basic.NET 2005 Persamaan yang terbentuk dari hasil analisis NPL dan CAR terhadap ROA menggunakan bantuan program komputer Visual Basic. NET 2005 adalah sebagai berikut :
50
Gambar 22. Tampilan hasil analisis dengan Visual Basic.NET 2005 Untuk hasil signifikan analisis pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA yang dihitung dengan bantuan SPSS 11.5 adalah sebagai berikut : Tabel 18. Hasil analisis menggunakan SPSS 11.5 Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
T
Sig.
-,177
,863
Std.
1
B
Error
Beta
(Constant)
-,153
,865
NPL
,026
,071
,071
,371
,719
CAR
,224
,046
,935
4,913
,001
Sumber: Data Bank Muamalat Indonesia, Tbk diolah Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai signifikan constanta dan NPL lebih besar dari α 0,05 sehingga keduanya tidak berpengaruh nyata dalam menentukan ROA. Faktor dominan yang berpengaruh adalah CAR.
51
5.8. Indikator Kesehatan Kinerja Keuangan Bank Untuk menilai kesehatan kinerja perbankan dibutuhkan beberapa indikator kesehatan bank salah satunya dengan melihat dari segi rasio-rasio keuangan. Bank Muamalat Indonesia, Tbk juga menggunakan rasio-rasio keuangan dalam menilai kesehatan kinerja bank. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak bank terdapat tiga rasio keuangan yaitu rasio permodalan yang terdiri dari CAR dan NPL, rasio likuiditas terdapat LDR/FDR sedangkan untuk rasio profitabilitas terdiri dari ROA, ROE, NIM dan BOPO. Analisis yang terkait dengan penelitian kali ini adalah perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA. Nilai NPL dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami penurunan hal ini disebabkan semakin baiknya kinerja manajemen bank, namun di tahun 2006 mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan nilai NPL tersebut dipengaruhi oleh beberapa penyebab diantaranya di awal tahun 2006 terjadi peningkatan harga BBM di Indonesia, sehingga berdampak pada sektor industri. Kenaikan harga BBM ini merupakan kendala yang cukup berat bagi industri yang pada umumnya sebagian modal diberikan oleh pihak bank sehingga berkewajiban membayar hutang kepada pihak bank. Oleh karenanya di tahun 2006 banyak terjadi pembiayaan bermasalah Untuk nilai CAR dari tahun 2003 sampai tahun 2007 mengalami penurunan hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya semakin meningkatnya nilai asset bank yang berpengaruh terhadap peningkatan aktiva bank dan hal ini mempengaruhi besarnya ATMR suatu bank. Dengan meningkatnya ATMR maka nilai CAR juga akan berpengaruh semakin besar. Peningkatan asset dapat dilihat dalam Tabel 19. Peningkatan asset dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya semakin luasnya kegiatan operasional bank, meningkatnya kepercayaan masyarakat pada pihak bank, serta pengelolaan asset yang efektif dan efisien. Dengan pengelolaan asset yang benar maka kesehatan kinerja perbankan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.
52
Tabel 19. Perkembangan indikator kesehatan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2003-2007 N o
Tahun Nama Perkiraan
2003
2004
2005
2006
2007
17,40%
12,17%
16,33%
14,38%
10,82%
4,88%
2,99%
2,8%
5,76%
2,91%
79,79%
86,03%
89,08%
83,60%
98,71%
1. ROA
1,67%
1,8%
2,53%
2,10%
2,27%
2. ROE
11,30%
15,49%
18,10%
21,99%
23,82%
3. NIM
6,38%
8,41%
6,29%
6,10%
7,49%
87,64%
85,28%
81,59%
84,69%
82,71%
4 Asset
3.009.478 5.209.804
7.427.047
8.370.595 10.617.204
5 Dana Pihak Ketiga
2.225.700
4.330.564
5.750.227
6.837.431
8.691.328
6 Pembiayaan
2.283.739
4.182.224
5.887.736
6.628.087
8.579.562
39.832
74.631
159.183
174.771
221.971
1 Rasio Permodalan 1. CAR 2. NPL bruto 2 Rasio Likuiditas LDR/FDR 3 Rasio Profitabilitas
4. BOPO
7 Laba Operasional
Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Untuk analisis nilai ROA lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan pengelolaan asset semakin efisien. Faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah terjadi peningkatan laba dan asset bank. 5.9. Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian diatas implikasi manajerial yang dapat diberikan terkait dengan penggunaan simulasi program computer adalah pihak bank perlu melakukan pelatihan sumber daya insaninya agar lebih memahami penggunaan serta pengembangan program. Selain itu diharapkan tetap mempertahankan kinerja perbankan yang telah ada serta meningkatkan kualitas pengelolaan pembiayaan agar pembiayaan bermasalah dapat diminimalkan sehingga mengurangi risiko pembiayaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profit bank. Dengan pengembangan model program komputer khusus dengan Visual Basic.NET 2005 dapat dilakukan perhitungan faktor-faktor yang
53
penting secara cepat, tepat dan efisien. Dengan model program ini selain dapat dilakukan perhitungan untuk kondisi yang sekarang ada juga dapat dilakukan proyeksi parameter penting pada masa mendatang melalui simulasi yang dilakukan yang didasarkan pada kondisi yang diperkirakan dengan melakukan penurunan atau peningkatan nilai pada skenario yang diperkirakan di masa yang akan datang. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen
perbankan
sejalan
dengan
fungsinya
merencanakan,
mengorganisasikan, melakukan dan mengendalikan kebijakan manajemen bank untuk menghadapi kondisi yang akan terjadi. Sebagai pedoman untuk menentukan tindakan antisipasi yang harus dilakukan pihak manajemen. Keunggulan program ini, bersifat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada serta terbuka kesempatan yang luas untuk mengembangkan program komputer ini sesuai dengan keinginan perusahaan serta untuk menyempurnakan kelemahan model yang digunakan peneliti saat ini.
54
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Selama tahun 2007 terjadi penurunan nilai NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. NPL menurun dari 3,23 % diawal tahun 2007 menjadi 2,91 % di akhir 2007 hal ini dikarenakan terjadi penurunan pembiayaan bermasalah yang didorong dengan kondisi ekonomi yang stabil. Untuk nilai CAR juga mengalami penurunan dari 16,18 % menjadi 10,82 % ini dipengaruhi adanya peningkatan asset yang dimiliki oleh pihak bank. Sedangkan ROA dari 4,06 % menjadi 2,27 % penurunan ini terjadi akibat adanya peningkatan nilai asset yang dimiliki oleh bank. Nilai NPL 2,91% masih dibawah nilai NPL yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan maksimal NPL sebesar 5 %. Sedangkan untuk nilai CAR sebesar 10,82 % yang nilai tersebut masih dalam batas rentang kendali yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal sebesar 8 %. Dari hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk sudah baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan. 2. Adanya pengaruh NPL terhadap ROA sebesar (-) 0,504 yang berarti bahwa adanya hubungan yang berlawanan arah diantara dua variabel dengan tingkat signifikan yang cukup kuat. Besarnya pengaruh NPL terhadap ROA adalah 25,4 % sedangkan 74,6 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Dari hasil tersebut terlihat bahwa NPL mempunyai pengaruh terhadap penentuan nilai ROA sehingga pihak bank perlu meningkatkan kualitas pengelolaan pembiayaan diantaranya dengan memperketat pembatasan waktu pembayaran, jumlah pembiayaan serta penilaian kualitas calon debitur. 3. Adanya pengaruh CAR terhadap ROA sebesar (+) 0,891 yang berarti bahwa adanya hubungan yang searah antara kedua variabel dengan tingkat signifikan yang sangat kuat. Besarnya pengaruh CAR terhadap ROA adalah 79,4 % sedangkan 20,6 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut besarnya pengaruh CAR terhadap ROA sangat kuat sehingga peningkatan nilai CAR sangat berpengaruh terhadap nilai ROA.
55
4. Analisis pengaruh yang dihasilkan dari NPL dan CAR secara bersama-sama terhadap ROA adalah sebesar (+) 0,893 hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah. Besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA sebesar 79,7 % sedangkan 20,3 % dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Namun dalam hasil perhitungan berdasarkan SPSS 11.5 yang ditunjukkan pada nilai signifikansi faktor NPL tidak berpengaruh nyata dalam mempengaruhi ROA. Faktor yang mendominasi penentuan nilai ROA adalah CAR. Dapat disimpulkan bahwa NPL dan CAR sama-sama berpengaruh terhadap ROA tetapi yang paling berpengaruh adalah nilai CAR.
Saran 1. Pihak bank perlu mengadakan pelatihan sumber daya insaninya untuk lebih memahami dan mengembangkan program yang telah ada sehingga kekurangan-kekurangan program dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan dengan kebutuhan manajemen bank. 2. Pihak bank perlu memantau lebih intensif perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA agar nilainya tidak melanggar ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia sehingga tidak digolongkan kedalam Bank Dalam Perhatian Khusus (BDPK). Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan pengelolaan pembiayaan dengan memperketat prosedur pembiayaan dalam hal pemilihan kualitas calon debitur. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor selain NPL dan CAR yang mempengaruhi besarnya ROA dalam suatu bank. 4. Hasil penelitian ini tidak berlaku secara umum hanya terbatas pada studi kasus tertentu dengan rentang waktu yang ditentukan berdasarkan data yang diperoleh dari pihak bank.
56
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, MS. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press.Jakarta. Djohanputro,B. 2004. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi. Penerbit PPM. Jakarta. Fardiansyah, Tedy. 2006. Refleksi dan Strategi Penerapan Manajemen Risiko Perbankan Indonesia. Elex Media Komputindo. Jakarta. Hariwijaya, Drs dan Triton P.B.Ssi.Msi. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis. Oryza.Yogyakarta. http://www.bi.go.id http://www.bps.go.id http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-102-160013032007.pdf Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Maulina, Kania. 2007. Analisis Risiko Bidang Pembiayaan Pada Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah Pusat. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor. M. Munandar, Jono. 2007. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen-IPB, Bogor. Muhammad. 2004. Manajemen Dana Bank Syariah. Ekonisia. Yogyakarta. Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Depok. Supardi, Yuniar. 2006. Microsoft Visual Basic 6.0 untuk Segala Tingkat.PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Zulkifli, Sunarto. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Zikrul Hakim. Jakarta.
57
LAMPIRAN
58
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
21 Lampiran 2. Data PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Januari 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas Pembiayaan No.
Jenis Produk
Lancar Tidak Terkait Rp
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
5
Istisna'
6
Qardh
7
Ijarah Jumlah
Dlm Perhatian Khusus Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Kurang Lancar
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Val
Diragukan
Terkait Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Macet Tidak Terkait Terkait Rp Val Rp Val
Terkait
Val
Rp
Val
Jumlah Rp
Valas
450,743
20,463
-
-
457
-
-
-
330
-
-
-
-
-
-
-
3,624
-
-
-
455,154
20,463
2,080,786
65,611
2,510
-
30,140
-
-
-
20,831
-
-
-
4,977
-
-
-
16,042
-
-
-
2,155,286
65,611
2,421,427
224,433
12,952
-
210,708
6,586
278
-
65,028
5,143
-
-
21,497
8,119
-
-
59,478
-
-
-
2,791,368
244,281
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
184,534
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
184,534
-
32,050
55
486
-
79
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
514
-
-
-
33,129
55
439,337
30,742
-
-
-
7,727
-
-
450
-
-
-
1,541
-
-
-
-
-
-
-
441,328
38,469
5,608,877
341,304
15,948
-
241,384
14,313
278
-
86,639
5,143
-
-
28,015
8,119
-
-
79,658
-
-
-
6,060,799
368,879
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
1
Musyarakah
23
546
70
15,625
35
24,238
44
103,006
13
2
Mudharabah
2,428
56,638
5,631
1,049,408
676
474,230
291
520,756
7
3
Murabahah
16,100
278,164
3,999
553,100
361
250,864
443
972,939
51
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
94,249 46,577
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
O/S
10
237,953
195
475,617
5
73,288
9,038
2,220,897
33
632,136
20,987
3,035,649
4
Salam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
348,446 -
-
-
-
-
5
Istisna'
-
-
5
646
3
2,087
4
4,922
-
-
6
176,879
18
184,534
6
Qardh
1,581
27,085
27
5,349
1
750
-
-
-
-
-
-
1,609
33,184
7
Ijarah
1
50
6
2,113
2
1,260
8
20,134
4
11
430,338
32
Jumlah
20,133
362,483
9,738
1,626,241
1,078
753,429
790
1,621,757
75
25,902 515,174
65
1,550,594
31,879
479,797 6,429,678
59
22
Kolektibilitas Pembiayaan No.
Jenis Produk
Lancar
Dlm Perhatian Khusus
Tidak Terkait Rp
Terkait
Val
1
Musyarakah
449,094
2
Mudharabah
2,020,808
3
Murabahah
2,464,148
4
Salam
-
5
Istisna'
184,671
6
Qardh
36,338
7
Ijarah
402,931
Jumlah
5,557,990
Rp
37,417
Tidak Terkait
Val
Rp
Kurang Lancar
Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
Rp
Diragukan
Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
Rp
Macet Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
Rp
Val
-
-
9,684
-
-
-
23,330
-
-
-
-
-
-
-
3,623
-
-
-
485,731
37,417
2,367
-
63,037
-
-
-
14,254
-
-
-
10,531
-
-
-
16,140
-
-
-
2,127,137
64,468
205,079
8,714
-
190,972
6,440
318
-
67,986
5,217
-
-
15,138
7,364
336
-
69,156
-
91
-
2,816,859
224,100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
184,671
-
-
-
-
37,288
55
64,468
-
-
-
-
-
-
-
55
357
-
79
-
-
-
35,237
-
-
1,525
7,754
-
-
342,256
11,438
-
265,297
14,194
318
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
450
-
-
-
1,541
-
-
-
31,971
-
-
-
438,418
42,991
106,020
5,217
-
-
27,210
7,364
336
-
121,404
-
91
-
6,090,104
369,031
-
514
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
O/S
1
Musyarakah
30
654
70
17,175
34
24,028
47
109,767
13
94,706
13
278,818
207
523,148
2
Mudharabah
2,515
57,562
5,607
1,038,139
671
470,484
278
501,251
8
52,426
5
71,743
9,084
2,191,605
3
Murabahah
16,633
285,355
4,053
559,689
363
250,694
443
961,990
47
320,772
34
662,459
21,573
3,040,959
4
Salam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Istisna'
1
45
4
441
3
2,069
4
4,842
-
-
6
177,274
18
184,671
6
Qardh
1,800
30,896
30
5,697
1
750
-
-
-
-
-
-
1,831
37,343
7
Ijarah
1
49
6
2,109
2
1,252
9
24,423
4
24,423
11
428,219
33
481,409
Jumlah
20,980
374,561
9,770
1,623,250
1,074
749,277
781
1,602,273
72
492,327
69
1,618,513
32,746
6,459,135
Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Februari 2007 ( dlm jutaan rupiah)
60
23 Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Maret 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas No.
Jenis Produk
Lancar Tidak Terkait Rp
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
179,401
6
Qardh
39,905
7
Ijarah
400,447
Jumlah
Terkait
Val
1
412,570
Dlm Perhatian Khusus Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Kurang Lancar
Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
Rp
Diragukan
Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
Rp
Macet
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
Rupiah
Valas
49,888
-
-
435
-
-
-
330
-
-
-
-
-
-
-
3,624
-
-
-
416,959
49,888
2,004,467
66,474
2,415
-
89,183
-
-
-
17,618
-
-
-
3,577
-
-
-
16,034
-
-
-
2,133,294
66,474
2,440,756
213,196
6,605
-
209,781
4,749
293
-
66,803
5,258
222
-
14,724
-
4
-
72,426
-
-
-
2,811,614
223,203
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
179,401
-
620
-
79
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
514
-
-
-
41,118
38,121
-
-
1,488
4,609
-
-
1,541
-
-
-
450
-
-
-
31,971
-
-
-
435,897
42,730
367,679
9,640
-
300,966
9,358
293
-
86,292
5,258
222
-
18,751
-
4
-
124,569
-
-
-
6,018,283
382,295
5,477,546
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta
No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
27
2
Mudharabah
2,654
3
Murabahah
16,781
4
Salam
-
5
Istisna'
1
6
Qardh
1,976
7
Ijarah
1
Jumlah
Jml Nsbh
21,440
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
511 59,604 288,248 30 34,037 48 382,478
55 5,569 4,217
O/S
Plafon > 0.5 - 1 M Jml Nsbh
12,187 1,027,132 575,640
29 677 371
-
-
-
3
298
3
26
4,881
3
6
2,085
2
9,876
1,622,223
1,085
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
21,397 472,741 258,187 2,050 2,200 1,236 757,811
39 281 423 4 9 756
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
99,870 503,615 906,838 4,758 23,931 1,539,012
13 7 36 4 60
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
90,754 51,311 324,132 24,752 490,949
11 5 36 6 11 69
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
242,128 85,365 681,772 172,265 426,575 1,608,105
O/S
174
466,847
9,193
2,199,768
21,875
3,034,817
-
-
17
179,401
2,005
41,118
33 33,297
478,627 6,400,578
61
24
Kolektibilitas Pembiayaan No.
Jenis Produk
Lancar Tidak Terkait Rp
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
5
Istisna'
6
Qardh
7
Ijarah Jumlah
Dlm Perhatian Khusus Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Kurang Lancar
Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
Rp
Diragukan
Terkait
Tidak Terkait
Val
Rp
Vval
Rp
Macet Terkait
Vval
Rp
Tidak Terkait
Vval
Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
Rupiah
Valas
550,986
89,095
61,703
-
18,140
-
-
-
36,152
-
-
-
330
-
-
-
3,624
-
-
-
670,935
2,085,410
65,571
2,160
-
77,496
-
-
-
22,288
-
-
-
5,226
-
-
-
18,758
-
-
-
2,211,338
2,514,624
265,499
9,869
-
196,546
-
301
-
43,790
-
184
-
56,976
5,270
131
-
74,100
-
277
-
2,896,798
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
179,182
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
179,182
41,501
-
592
-
72
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
514
-
-
-
42,679
266,396
20,422
-
-
2,073
5,450
-
-
-
-
-
1,991
-
-
-
31,971
-
-
-
302,431
5,638,099
440,587
74,324
-
294,327
5,450
301
-
-
184
-
64,523
5,270
131
-
128,967
-
277
-
6,303,363
102,230
89,095 65,571
Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk April 2007 ( dlm jutaan rupiah)
270,769 -
25,872 451,307
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
1
6
Qardh
7
Ijarah Jumlah
29
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
543
2,762
60,707
17,411
291,951
2,243 2 22,448
30 31,157 46 384,434
65 5,534 4,315
O/S 16,272
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
31
22,715
1,022,062
678
477,431
588,469
364
251,634
-
-
3
2,031
2
1,450
1
717
1,079
755,978
-
-
2
180
99
10,072
2
527
10,017
Plafon > 0.5 - 1 M Jml Nsbh
1,637,582
47 287 426 4 7 771
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
128,985 516,030 911,507 4,676 14,985 1,576,183
15 12 51 3 81
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
106,367 82,029 340,339 18,474 547,209
17 5 41 6 8 77
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
485,148 118,650 783,667 172,265 293,554 1,853,284
O/S
204
760,030
9,278
2,276,909
22,608
3,167,567
-
-
16
179,182
2,344
42,679
23
328,303
34,473
6,754,670
62
25 Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Mei 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas Lancar No.
Dlm Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan Tidak Terkait Terkait Rp Val Rp Val
Jenis Produk Tidak Terkait Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
98,957
60,907
-
98,327
2,122,121
5,104
1,519
-
2,576,619
400,755
8,621
-
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
178,477
6
Qardh
46,751
7
Ijarah
88,945
Jumlah
Terkait
714,201
5,727,114
Val
Rp
Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
-
-
-
80,861
-
-
-
187,914
4,482
-
-
-
-
-
-
-
567
17,670 522,486
Rp
Terkait
Val
Rp
Val
32,330
-
-
-
-
-
-
-
-
23,716
-
-
-
5,534
-
-
573
-
89,617
-
243
-
46,384
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
72
-
-
-
-
-
-
-
-
2,073
-
-
-
-
-
71,614
-
369,247
4,482
573
-
145,663
-
Macet Tidak Terkait Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
35,470
-
-
-
-
17,871
-
-
-
296
-
78,597
-
118
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
514
-
-
-
-
-
450
-
-
-
1,541
-
-
-
243
-
52,368
-
296
-
133,993
-
118
-
Rp
Val
941,235
98,957
2,251,622
5,104
2,988,982
405,237
-
-
178,477
-
47,904
-
93,009
17,670
6,501,229
526,968
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
5
Istisna'
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh 34
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh 17
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
129,047
23
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
719,756
O/S
697
79
20,243
30
21,886
54
148,563
237
1,040,192
2,698
59,796
5,615
1,037,632
699
493,041
294
534,387
8
57,600
3
17,322
298,408
4,468
610,803
372
254,218
456
972,886
52
362,930
41
74,270
9,317
2,256,726
894,974
22,711
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,394,219 -
1
29
1
92
3
1,861
4
4,592
-
-
6
171,903
15
178,477
6
Qardh
2,098
31,583
103
10,841
5
4,000
1
1,500
-
-
-
-
2,207
47,904
7
Ijarah
2
45
2
527
1
717
5
12,054
1
5,301
3
92,035
14
110,679
Jumlah
22,155
390,558
10,268
1,680,138
1,110
775,723
814
1,673,982
78
554,878
76
1,952,938
34,501
7,028,197
63
26 Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Juni 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas No.
Jenis Produk
Lancar Tidak Terkait Rp
Tidak Terkait
-
103,366
-
-
-
44,774
-
-
-
2,151,433
3,039
2,104
-
91,548
-
438
-
20,890
-
-
2,689,855
508,289
12,507
-
180,469
7,871
-
-
100,046
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,300
-
444
-
-
-
-
-
1,356
-
632,177
64,990
-
377,183
7,871
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
169,923
6
Qardh
44,965
7
Ijarah
88,260 5,844,195
Rp
Val
Rp
Val
Rp
Tidak Terkait
48,079
2
Val
Diragukan
Terkait
120,849
699,759
Rp
Tidak Terkait
Rp
Musyarakah
Val
Kurang Lancar
Terkait
Val
1
Jumlah
Dlm Perhatian Khusus Terkait
Val
Rp
Macet
Terkait
Tidak Terkait
Val
Rp
Val
330
-
-
-
-
10,457
-
-
-
-
53,214
-
-
162
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
717
-
438
-
166,427
-
Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
36,927
-
-
-
-
27,660
-
-
-
-
-
77,452
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
450
-
-
-
-
-
-
162
-
64,451
-
-
-
-
-
-
609 1,541 144,189
Rp
Val
933,235
120,849
2,304,530
3,039
3,113,705
516,160
-
-
169,923
-
48,318
-
92,324
-
6,662,035
640,048
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh 41
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
O/S
Plafon > 0.5 - 1 M Jml Nsbh
1,047
106
25,489
35
O/S 25,364
Plafon > 1 - 5 M Jml Nsbh 52
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
141,001
19
O/S 135,074
Plafon > 10 M Jml Nsbh 24
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
726,109
277
O/S 1,054,084
2
Mudharabah
2,734
59,757
5,774
1,063,314
730
515,129
301
556,513
6
43,749
3
69,107
9,548
2,307,569
3
Murabahah
18,043
310,331
4,694
644,505
363
250,466
479
1,037,435
57
398,074
45
989,054
23,681
3,629,865
4
Salam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Istisna'
-
-
2
465
2
1,288
4
4,506
-
-
6
6
Qardh
89
10,197
5
3,765
1
1,500
-
-
-
7
2,082
32,856
Ijarah
-
44
2
527
1
717
5
11,440
-
Jumlah
22,900
404,035
10,667
1,744,497
1,136
796,729
842
1,752,395
82
576,897
163,664 -
-
-
14
169,923
2,177
48,318
2
79,596
11
92,324
80
2,027,530
35,708
7,302,083
64
27 Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Juli 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas No.
Jenis Produk
Lancar Rp
Terkait
Val
Rp
89,605
47,260
2,184,917
3,097
2,779,793
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
169,636
6
Qardh
45,721
7
Ijarah
64,308
Jumlah
Dlm Perhatian Khusus
Tidak Terkait
Rp
Val
Val -
24,887
2,376
-
460,857
13,990
-
Kurang Lancar
Terkait
Tidak Terkait Rp
Diragukan
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Rp
Val
44,314
-
-
100,327
-
-
-
40,689
92,351
-
-
-
15,199
-
-
-
-
199,839
67,085
83
-
98,748
-
162
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10,145
2,237
-
375
-
-
-
-
-
-
-
-
-
563,704
65,863
-
317,452
111,399
83
837,841
6,082,216
Tidak Terkait
Val
Rp
Macet Terkait
Val
Tidak Terkait
Rp
Val
-
-
-
12,426
-
-
-
32,514
-
-
-
-
-
-
-
69
-
-
-
25,338
-
-
239,681
-
Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
Rp
Val
36,889
-
-
-
1,087,893
133,919
-
30,742
-
-
-
2,338,011
3,097
-
-
112,400
-
-
-
3,237,529
527,942
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
169,636
-
-
-
-
-
-
564
-
-
-
48,966
10,145
-
-
450
-
-
-
1,541
-
-
-
91,637
-
162
-
86,079
-
-
-
182,136
-
-
-
6,973,672
675,103
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
67
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
2,182
203
43,078
44
32,864
68
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
185,323
20
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
149,509
25
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
808,856
O/S
427
1,221,812
2
Mudharabah
2,790
62,498
5,839
1,068,547
744
523,131
310
571,237
6
41,175
4
74,520
9,693
2,341,108
3
Murabahah
18,305
317,832
4,806
661,624
385
265,731
486
1,066,471
60
413,300
48
1,040,513
24,092
3,765,471
4
Salam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Istisna'
1
30
1
254
2
1,267
4
4,421
-
-
6
163,664
14
169,636
6
Qardh
2,374
36,781
44
6,685
5
4,000
5
11,645
-
-
-
-
2,428
59,111
7
Ijarah
1
42
2
527
1
717
5
10,825
-
-
2
79,526
11
91,637
Jumlah
23,538
419,365
10,895
1,780,715
1,181
827,710
878
1,849,922
86
603,984
85
2,167,079
36,665
7,648,775
65
28
Kolektibilitas Lancar
Jenis Produk
No.
Tidak Terkait
Terkait
96,111
-
-
1,522
45,164
-
-
102,514
2,205,751
2,521
2,235
-
97,047
-
-
-
12,882
2,891,802
484,833
10,682
-
189,386
68,671
2,875
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10,339
2,060
-
375
-
-
-
593,804
14,977
-
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
169,498
6
Qardh
54,275
7
Ijarah
61,080 6,406,004
Rp
Val
Rp
Tidak Terkait
1,023,598
2
Val
Terkait
Val
Musyarakah
Rp
Tidak Terkait
Kurang Lancar
Rp 1
Jumlah
Dlm Perhatian Khusus Val
Rp
Diragukan
Terkait
Val
Tidak Terkait Rp
Macet Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Rp
Val
Val
Rp
-
-
40,500
-
-
-
-
-
-
12,431
-
-
91,424
-
-
-
44,039
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
69
-
-
-
-
-
-
24,485
-
288,330
113,835
2,875
-
231,374
-
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
Rp
Val
36,889
-
-
-
1,205,023
141,275
-
34,225
-
-
-
2,364,571
2,521
162
-
124,335
-
-
-
3,354,705
553,504
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
169,498
-
-
-
-
-
-
564
-
-
-
57,343
10,339
-
-
450
-
-
-
1,541
-
-
-
87,556
-
-
-
97,420
-
162
-
197,554
-
-
-
7,238,696
707,639
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No. Jenis Produk
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
O/S
1
Musyarakah
113
4,329
363
72,041
53
40,140
81
220,302
22
169,237
27
840,249
659
1,346,298
2
Mudharabah
2,871
65,249
5,983
1,090,573
744
519,904
308
571,969
8
55,697
3
63,700
9,917
2,367,092
3
Murabahah
18,804
328,345
4,927
683,248
391
270,439
485
1,063,138
63
439,268
52
1,123,771
24,722
3,908,209
4
Salam
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Istisna'
-
-
1
254
2
1,247
4
4,333
-
-
6
163,664
13
169,498
6
Qardh
2,673
46,168
36
6,475
4
3,200
5
11,839
-
-
-
-
2,718
67,682
7
Ijarah
1
40
2
527
1
610
4
6,953
-
-
2
79,426
10
87,556
24,462
444,131
11,312
1,853,118
1,195
835,540
887
1,878,534
93
664,202
90
2,270,810
38,039
7,946,335
Jumlah
Lanjutan Lampiran 2
Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Agustus 2007 ( dlm jutaan rupiah)
66
29
Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk September 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas No.
Jenis Produk
Lancar Tidak Terkait Rp
Terkait
Val
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
162,998
6
Qardh
65,564
7
Ijarah
60,469
Jumlah
Dlm Perhatian Khusus Rp
2,240,583
5,013
3,046,096
543,134
2,017 13,976 -
-
-
-
2,051
2,593
-
-
6,649,181
Val -
163,255
1,073,471
713,995
Tidak Terkait
18,044
Rp
Kurang Lancar
Terkait
Tidak Terkait
Val
Rp
Val
Rp
Diragukan
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Macet
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
Rp
Val
-
8,652
-
-
-
110,450
-
-
-
40,500
-
-
-
36,824
-
-
-
1,269,897
163,255
-
86,846
-
-
-
17,224
-
-
-
16,763
-
-
-
31,925
-
-
-
2,395,358
5,013
-
191,060
-
216
-
69,746
3,253
-
-
59,710
-
162
-
127,700
-
-
-
3,508,666
546,387
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
162,998
-
-
375
-
-
-
69
-
-
-
-
-
-
-
530
-
-
-
68,589
2,593
-
-
-
-
-
24,394
-
-
-
450
-
-
-
1,541
-
-
-
86,854
-
-
286,933
-
216
-
221,883
3,253
-
-
117,423
-
162
-
198,520
-
-
-
7,492,362
717,248
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
5
Istisna'
6
Qardh
7
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh 165
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
265,679
27
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
203,646
26
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
796,685
O/S
6,653
589
111,275
64
49,214
98
969
1,433,152
2,988
68,068
6,088
1,105,322
746
519,398
314
595,890
9
60,505
2
18,629
337,125
5,002
694,987
397
275,117
488
1,077,911
71
492,518
828
51,188
1o147
2,400,371
1,177,395
25,415
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,055,053 -
-
-
1
254
2
1,225
4
4,246
-
-
6
157,273
13
162,998
3,142
55,239
40
7,550
4
3,200
3
5,193
-
-
-
-
3,189
71,182
Ijarah
1
40
2
525
1
591
4
6,363
-
-
2
79,335
10
86,854
Jumlah
24,925
467,125
11,722
1,919,913
1,214
848,745
911
1,955,282
107
756,669
864
2,261,876
29,596
8,209,610
67
30
Kolektibilitas No.
Jenis Produk
Lancar Tidak Terkait Rp
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Dlm Perhatian Khusus Terkait
Val
Rp
1,073,270
154,723
2,251,135
4,987
3,122,569
Salam
5
Tidak Terkait Val
-
Rp
Kurang Lancar
Terkait
Tidak Terkait
Val
Rp
Val
Rp
Diragukan
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Macet Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Jumlah
Terkait
Val
Rp
Val
Rp
Val
-
45,128
-
-
-
106,056
-
-
-
40,100
-
-
-
38,265
-
-
-
1,302,819
154,723
1,404
-
66,818
-
-
-
24,888
-
-
-
10,759
-
-
-
32,491
-
-
-
2,387,495
4,987
497,164
13,364
-
191,646
-
385
-
101,413
3,135
-
-
52,753
-
162
-
87,157
-
-
-
3,569,449
500,299
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Istisna'
162,888
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
162,888
6
Qardh
72,737
2,579
1,726
7
Ijarah
58,519
-
-
6,741,118
659,453
16,494
Jumlah
-
30
-
-
-
441
-
-
-
-
-
-
-
530
-
-
-
75,464
-
591
-
-
-
24,304
-
-
-
-
-
-
-
1,991
-
-
-
85,405
-
304,213
-
385
-
257,102
3,135
-
-
103,612
-
162
-
160,434
-
-
-
7,583,520
Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Oktober 2007 ( dlm jutaan rupiah)
2,579 662,588
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk Plafon 0 - 50 Juta
Plafon > 50 - 500 Juta
No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
-
-
6
Qardh
3,627
64,611
7
Ijarah
1
39
Jumlah
27,160
489,401
Jml Nsbh
O/S
329
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
7,979
543
97,950
74
53,277
20
3,439
76,277
5,683
1,006,795
632
445,685
19,764
340,495
4,988
691,353
388
269,248
-
-
-
-
1
254
33
6,153
2 11,250
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
36,452
1
6,456
2
352
730,146
36
268,341
493
1,089,308
69
478,359
-
-
-
-
2
1,204
4
4,157
4
3,200
2
4,079
525
1
591
4
1,803,030
1,101
773,205
875
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
O/S
65,952
969
1,457,542
25
775,092
10,147
2,392,482
54
1,200,985
25,756
4,069,748
-
-
-
-
-
-
-
6
157,273
13
162,888
-
-
-
-
3,666
78,043
5,755
-
-
2
78,495
10
85,405
1,869,897
106
753,156
89
2,277,797
40,561
8,246,108
68
31 Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk November 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas No.
Jenis Produk
Lancar
Dlm Perhatian Khusus
Tidak Terkait Rp
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait Val
1
Musyarakah
1,206,520
224,269
-
2
Mudharabah
2,270,794
4,029
1,358
3
Murabahah
3,249,402
521,070
13,559
4
Salam
-
-
-
5
Istisna'
162,776
-
-
6
Qardh
86,218
2,656
1,676
7
Ijarah
57,925
-
-
Jumlah
7,033,635
752,024
16,593
-
Rp
132,457 -
-
14
-
Rp
-
47,076
-
Terkait
Val
38,047
591 218,185
Kurang Lancar Tidak Terkait
Val
-
-
Rp
Terkait
Val
33,867
Diragukan
Rp -
-
Tidak Terkait
Val
Rp
-
-
-
-
19,247
-
-
-
-
124
-
81,464
3,333
85
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
375
-
-
-
-
-
-
22,895
-
-
-
-
124
-
157,848
3,333
85
-
Terkait
Val
135,974 12,419 48,928 64 1,320 198,705
Macet
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Val
Jumlah
Terkait Rp
Val
Rp
Val
-
-
-
36,827
-
-
-
1,451,235
-
-
-
32,438
-
-
-
2,383,332
-
-
-
99,289
-
162
-
3,625,470
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
162,776
-
-
-
530
-
-
-
88,877
-
-
-
450
-
-
-
83,181
-
-
-
169,534
-
162
-
7,794,871
224,269 4,029 524,403 2,656 755,357
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
5
Istisna'
6
Qardh
7
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
259
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
10,832
963
170,977
100
77,944
109
3,076
70,202
6,118
1,100,136
713
497,292
19,536
343,890
5,057
696,329
400
276,758
-
-
-
-
-
-
-
1
254
4,321
76,525
37
6,398
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
279,719
27
314
601,260
494
1,097,544
-
-
3
2,171
6
4,454
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
196,247
27
11
78,462
75
519,255
-
-
3
3,078
2
4,156
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
O/S
937,785
1,489
1,675,504
11
40,009
10,233
2,387,361
75
1,218,097
25,617
4,149,873
-
-
-
-
-
-
-
6
157,273
13
162,776
-
-
-
-
4,366
91,533
Ijarah
1
37
2
525
1
591
3
3,622
-
-
2
78,406
9
83,181
Jumlah
27,193
501,486
12,178
1,974,619
1,223
859,210
925
1,989,379
113
793,964
121
2,431,570
41,727
8,550,228
69
32 Lanjutan Lampiran 2
Tabel Kolektibilitas Pembiayaan berdasarkan Jenis Produk Desember 2007 ( dlm jutaan rupiah) Kolektibilitas No.
Jenis Produk
Lancar Tidak Terkait Rp
Terkait
Val
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
-
5
Istisna'
156,989
6
Qardh
120,649
7
Ijarah
82,322
Jumlah
Dlm Perhatian Khusus Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Kurang Lancar
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Val
Diragukan
Terkait Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Macet
Terkait
Val
Rp
Tidak Terkait
Val
Rp
Val
Jumlah
Terkait Rp
Val
1,475,982
226,943
1,441
-
31,407
-
-
-
7,829
-
-
-
248
-
-
-
39,224
-
-
-
2,283,561
5,120
3,047
-
26,570
-
-
-
18,596
-
-
-
6,255
-
-
-
25,058
-
-
-
3,290,410
507,187
13,082
-
103,761
-
-
-
29,026
5,314
117
-
18,298
-
-
-
96,647
-
162
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,624
-
-
-
-
-
375
-
-
-
-
-
-
-
594
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,284
-
-
-
450
-
-
-
739,250
19,194
-
161,738
-
-
-
55,826
5,314
117
-
26,085
-
-
-
161,973
-
162
-
7,409,913
Rp
Val
1,556,131
226,943
2,383,087
5,120
3,551,503
512,501
-
-
156,989
-
123,242
-
84,056
-
7,855,008
744,564
Tabel Outstanding Pembiayaan Berdasarkan Jenis Produk No.
Jenis Produk
1
Musyarakah
2
Mudharabah
3
Murabahah
4
Salam
5
Istisna'
6
Qardh
7
Plafon 0 - 50 Juta Jml Nsbh 340
Plafon > 50 - 500 Juta
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 0.5 - 1 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 1 - 5 M
O/S
Jml Nsbh
14,175
1,210
206,991
122
93,917
120
3,154
72,145
6,126
1,098,381
695
484,145
20,096
344,336
4,995
686,377
384
268,790
-
-
-
-
-
-
-
1
254
4,870
86,260
35
6,028
Plafon > 5 - 10 M
O/S
Jml Nsbh
Plafon > 10 M
O/S
Jml Nsbh
303,102
29
213,187
308
589,080
12
84,974
473
1,057,689
74
513,345
-
-
-
-
-
5
4,102
1
1,034
-
6
4,454
1
1,500
-
33
TOTAL
O/S
Jml Nsbh
O/S
951,702
1,854
1,783,074
1
39,482
10,296
2,368,207
54
1,193,467
26,076
4,064,004
-
-
-
-
-
6
151,599
13
156,989
-
1
25,000
4,913
123,242
Ijarah
1
35
2
525
2
1,123
2
4,817
-
-
2
77,556
9
84,056
Jumlah
28,461
516,951
12,369
1,998,556
1,214
856,531
905
1,957,222
115
811,506
97
2,438,806
43,161
8,579,572
70
21
Lampiran 3. Hasil perhitungan menggunakan SPSS 11.5 Pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA Descriptive Statistics Mean 2,8950
Std. Deviation ,52226
NPL
5,0575
1,39786
12
CAR
13,0058
2,17761
12
ROA
N 12
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
ROA
ROA 1,000
NPL -,504
CAR ,891
NPL
-,504
1,000
-,615
CAR
,891
-,615
1,000
ROA
.
,047
,000
NPL
,047
.
,017
CAR
,000
,017
.
ROA
12
12
12
NPL
12
12
12
CAR
12
12
12
Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Removed CAR, . NPL(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: ROA Model 1
Method Enter
Model Summary
Model 1
R ,893(a)
R Square ,797
Adjusted R Square ,752
Std. Error of the Estimate ,25992
a Predictors: (Constant), CAR, NPL ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual
Mean Square 2
1,196
,608
9
,068
3,000 a Predictors: (Constant), CAR, NPL b Dependent Variable: ROA
11
Total
2,392
df
Coefficients(a)
F
Sig.
17,705
,001(a)
22
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant ) NPL CAR
a Dependent Variable: ROA
Standardized Coefficients
Std. Error
-,153
,865
,026
,071
,224
,046
t
Beta
Sig. -,177
,863
,071
,371
,719
,935
4,913
,001
23
Lampiran 4. Pengkodean dalam Visual Basic. NET 2005
24
Lanjutan Lampiran 4.
25
Lanjutan Lampiran 4.
26
Lanjutan Lampiran 4.
27
Lampiran 5. Daftar Singkatan Penting dan Istilah Penting Istilah Penting ATMR
: Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
BOPO
: Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
CAR
: Capital Adequacy Ratio
DPK
: Dana Pihak Ketiga
LDR
: Loan to Deposit Ratio
NIM
: Net Interest Margin
NPL
: Non Performing Loan
ROA
: Return on Asset
Daftar Istilah Penting Aktiva Produktif : Penanaman dana Bank baik dalam Rupiah maupun valas dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif. APYD : Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian ATMR : Terdiri dari : 1. aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar risiko kredit yang melekat 2. beberapa pos dalam offbalance sheet yang diberikan bobot sesuai dengan kadar risiko kredit yang melekat DPK : Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Simpanan berjangka Kredit : Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk :
28
1. Pembelian Surat Berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA) 2. Pengambilalihan tagihandalam rangka kegiatan anjak piutang
21
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.)
JURNAL SEMINAR
Oleh DWI ANDINI PUSPITASARI H24104060
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETRURN ON ASSETS DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.)
Jurnal Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : DWI ANDINI PUSPITASARI H24104060
Menyetujui,
Mei 2008
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing
ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS DENGAN BANTUAN MODEL PROGRAM SIMULASI KOMPUTER (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk.) Dwi Andini Puspitasari Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
ABSTRACT An outstanding credit growth rate of Syariah Bank in Indonesia has stimulated a tight competition among banks. Since the competition so tight, each bank has to increase its performance continously. By that reason, each of bank’s management should analyze and improve their performance to increase their level of growth of rate of return (profit). The financial ratioare used to evaluate the banks performance. In 2004 the Majelis Ulama Indonesia (MUI) has declared a regulation which is called FATWA MUI No. 1 concerning about the law of riba. The riba law will further influence the performance of the bank especially related to its policy of determining rate of return on asset. Bank Muamalat Indonesia is the first Syariah Bank in Indonesia. The purposes of this research is (1)to analyze about the development of NPL, CAR, and ROA, (2)to analyze the correlation between NPL and ROA, (3) to analyze the correlation between CAR and ROA, and (4) to analyze the correlation NPL and CAR to ROA. The secondary data from the literature study, research report, and electronic publication are used in the research double variable regression model is used by the research with applying SPSS 11 and computer program model ( Visual Studio. NET 2005). The research gives the main result related with its purposes as following (a) the value of NPL, CAR and theROA have been declining since 2007 (b) the correlation between the NPL and the ROA indicates negative value (-0,504) it means the correlation has a stronght enough signifikancy ;(c) the correlation between the CAR and the ROA indicate positive value (0,891) it means the correlation has a very stronght significancy ;(d) the correlation between NPL and of CAR to ROA indicate positive value (0,893) it means the correlation has a very stronght significancy. Based on those results ;(a) the Car give the dominant effect on the ROA significancy and (b) the value of NPL can be eliminated from the analysis for the case of the studi. Key word : NPL, CAR, and ROA. I. PENDAHULUAN Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. Dengan adanya undang-undang ini, perbankan syariah di Indonesia memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk berkembang, menyelenggarakan kegiatan usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank umum konvensional untuk membuka kantor cabang yang melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah. Peningkatan perbankan syariah dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu: aset, dana pihak ketiga (DPK), dan pembiayaan. Berdasarkan statistik perbankan Indonesia
perkembangan Bank Perbankan Syariah dari tahun 2002 sampai dengan 2007 dapat diketahui dalam tabel berikut : Tabel.1.Tabel Indikator Pertumbuhan Perbankan Syariah Dalam Milliar Rupiah Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Aset 4.086 7.944 15.211 20.880 26.722 36.538
DPK 2.918 6.623 11.718 15.581 20.672 28.011
Pembiayaan 3.277 5.530 11.324 15.232 20.445 27.944
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia – Vol.5 No.2, Januari 2007. Pemberian pembiayaan merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Berdasarkan statistik perbankan Indonesia di akhir tahun 2007, 76.48 % dari aset perbankan syariah digunakan untuk pembiayaan. Dalam pelaksanaan pembiayaan tidak semua dana
yang dihimpun dari masyarakat bisa tersalurkan dengan baik. Penyaluran pembiayaan kepada masyarakat kerap kali menghadapi hambatan dalam hal pengembalian pinjaman, sehingga mengakibatkan adanya kredit macet (bermasalah). Bank Muamalat Indonesia merupakan Bank Umum Syariah pertama yang berdiri di Indonesia berlandaskan prinsip Ekonomi Islam. Dengan adanya perkembangan perekonomian Islam di Indonesia persaingan dengan Bank Umum Syariah lainnya merupakan tantangan bagi Bank Muamalat mempertahankan keunggulan di segala aspek. Untuk menghadapi kondisi tersebut Bank Muamalat dituntut untuk meningkatkan pengelolaan bank secara maksimal. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat bermasalahnya suatu pembiayaan adalah Non Performing Loan (NPL). Sedangkan untuk prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk memenuhi kewajiban modal minimum. Semakin tinggi nilai NPL menyebabkan semakin meningkatnya kewajiban modal minimum yang harus disediakan pihak bank. Di sisi lain bank menginginkan tingkat profitabilitas yang maksimal dari hasil operasinya dalam setiap periode laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. ?, (2) Bagaimana pengaruh NPL terhadap nilai ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk ?, (3) Bagaimana pengaruh CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk ? dan (4) Bagaimana besar pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk ? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Menganalisis perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (2) Menganalisis besarnya pengaruh NPL terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (3) Menganalisis besarnya pengaruh CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk, (4) Menganalisis besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Kerangka Pemikiran Kegiatan yang dilakukan bank yang paling utama adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, sehingga bank menjadi tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan permodalan usaha. Aktivitas bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat tidak lepas dari pembiayaan bermasalah. Adanya pembiayaan bermasalah akan berpengaruh terhadap besarnya rasio NPL bank. Semakin meningkatnya rasio NPL suatu bank maka berpengaruh terhadap meningkatnya cadangan modal minimum yang harus disediakan bank. Cadangan modal minimum dalam bank dapat dilihat dari nilai CAR. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai bank umum syariah pertama berdiri di Indonesia mengalami hal yang sama dalam kegiatan menyalurkan pembiayaan kepada nasabah. Adanya pembiayaan bermasalah merupakan masalah utama dalam kegiatan penyaluran pembiayaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (Return on Asset). Kerangka pemikiran dari penelitian ini diperlihatkan pada gambar 1.
Gambar.1. Kerangka Pemikiran
Data yang dibutuhkan dalam menunjang penelitian ini adalah data time series NPL, CAR, dan ROA bulanan selama tahun 2007. Dengan menggunakan metode deskriptif analisis melalui pendekatan kuantitatif dan alat analisis statistika berupa analisis regresi linear berganda akan dapat diketahui besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana pada penelitian ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen. Kedua variabel independent dalam penelitian in adalah rasio NPL dan CAR. Sedangkan variabel dependen adalah rasio ROA. Diketahui besarnya pengaruh tersebut, maka diharapkan pihak manajemen bank mendapatkan masukan untuk menentukan strategi dalam pemberian pembiayaan kepada nasabah sehingga dapat memaksimalkan profitabilitas yang akan diperoleh. 2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bank Muamalat Indonesia yang berlokasi di Arthaloka Building Jalan Jenderal Sudirman No.2 Jakarta. Waktu dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2008. 2.3. Metode Pengumpulan Data Data sekunder diperoleh melalui laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank, pencarian literatur untuk mencari data penelitian yang telah dipublikasikan, bukubuku yang relevan, makalah, jurnal, majalah, maupun internet. 2.4. Metode Pengolahan Data Dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini merupakan metode pengolahan data statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bertujuan untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi yang digeneralisasikan. Statistik deskriptif ini bersifat menjelaskan data dalam ukuran-ukuran nilai angka yang dapat menggambarkan karakteristik data. 2.5. Metode Analisis Data Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi yang merupakan salah satu jenis analisis statistik inferensif parametrik yang dapat memberikan dasar untuk mengadakan prediksi dan memberikan dasar terhadap
analisis varian. Tujuan analisis regresi secara umum adalah sebagai berikut : a. Menentukan persamaan garis regresi berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi yang dihasilkan. b. Mencari korelasi bersama-sama dari variabel bebas terhadap variabel terikat. c. Menguji signifikansi pengaruh bersamasama variabel bebas terhadap variabel terikat. Ada 2 variabel dalam penelitian ini yaitu : a. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari 2 yaitu 1. X1 adalah Rasio Non Performing Loan Bruto (NPL bruto)NPL Gross =
kolektibilitas3,4,5 x 100 % totalpembiayaan
2. X2 adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) =
mod al x100 % ATMR
b. Variabel tergantung (dependen variable) adalah variabel yang memberikan reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen dalam peneliatian ini adalah rasio Return On Asset (ROA) yang akan disimbolkan dengan Y. Rasio ROA didapat dari rumus sebagai berikut : ROA=
LabaSebelumPajak x100 % TotalAset (rata − rata )
1. Persamaan regresi linear berganda Garis regresi linear dengan dua variabel bebas memiliki rumus umum persamaan sebagai berikut : Y = a + b1X1 +b2X2 a = Y - b1 X 1- b2 X 2 b1=
(∑X2 )(∑X1Y) −(∑X1X2)(∑X2Y)
b2 =
(∑X1 )(∑X2Y) −(∑X1X2)(∑X1Y)
2
(∑X1 )(∑X2 ) −(∑X1X2)2 2
2
2
(∑X1 )(∑X2 ) −(∑X1X2)2 2
2
Dimana : Y = Variabel terikat (ROA) X1 = Variabel bebas pertama (NPL) X2 = Variabel bebas kedua (CAR) a = Konstanta b1 = Koefisien regresi X1 b2 = Koefisien regresi X2 Dalam penelitian ini besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA dianalisis
menggunakan analisis regresi linear berganda. 2. Koefisien Korelasi Ganda (R) dan Koefisien Determinasi (R2) Koefisien korelasi ganda adalah angka yang menunjukkan kekuatan hubungan bersama-sama antaradua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus koefisien berganda adalah sebagai berikut : R =
b1 ∑ X 1 y + b2 ∑ X 2Y
∑Y
2
Besar nilai r dapat diinterpretasikan untuk memperkirakan kekuatan hubungan korelasi seperti dalam tabel berikut : Tabel 2.1. Interpretasi terhadap nilai r hasil analisis korelasi Interval Nilai r *) 0,001 – 0,200 0,201 – 0, 400 0,401 – 0, 600 0,601 – 0,800 0,801 – 1,000
Interpretasi Korelasi sangat lemah Korelasi lemah Korelasi cukup kuat Korelasi kuat Korelasi sangat kuat
*) Interpretasi berlaku untuk nilai r positif maupun negatif Nilai r + (positif) berarti variabel X berpengaruh secara positif terhadap Y. Makin dekat ke 1 makin sempurna hubungan linear X dan Y. Nilai r –(negatif) berarti variabel X berpengaruh secara berlawanan terhadap Y. Makin dekat ke 1 makin sempurna hubungan linear terbalik X dan Y. Nilai r mendekati 0 berarti variabel X tidak berpengaruh secara linear. 2.6.Pengembangan Sistem Model Manajemen Pembiayaan Dengan Visual Basic Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan model program komputer perhitungannya adalah pendekatan analisis sistem dengan dibantu oleh bahasa Visual Basic. Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman komputer. Bahasa pemrograman adalah perintahperintah yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Bahasa pemrograman Visual Basic, yang dikembangkan oleh Microsoft sejak tahun 1991, merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu
bahasa pemrograman BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an. Visual Basic merupakan salah satu Development Tool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi Windows. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung object (Object Oriented Programming = OOP). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada tahun 1991. Pendirian Bank Muamalat Indonesia ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Kegiatan operasi di mulai pada bulan Mei 1992, dua tahun setelah didirikan Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa tepatnya pada tanggal 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. b. Misi Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Menjadi Role Model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder. 3.2. Produk dan Jasa 1. Penyimpanan Dana Penyimpanan dana adalah salah satu kegiatan utama Bank Muamalat Indonesia yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat. Bank Muamalat Indonesia menawarkan 8 produk penyimpanan dana yang dikelola oleh pihak bank. Kedelapan produk tersebut adalah a. Tabungan Ummat merupakan investasi murni yang sesuai dengan syariah dalam mata uang rupiah yang memungkinkan nasabah melakukan
penyetoran dan penarikan tunai dengan sangat mudah. b. Tabungan Ummat Junior merupakan tabungan yang diperuntukkan khusus untuk pelajar. c. Shar-e merupakan salah satu produk penyimpanan dana yang menawarkan investasi syariah. d. Tabungan Haji Arafah Merupakan jenis tabungan yang ditujukan bagi nasabah yang berkeinginan melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang nasabah inginkan e. Giro Wadiah ditujukan untuk mendukung aktivitas usaha nasabah. f. Deposito Murabahah merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. g. Deposito Fulinves Merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Deposito ini dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa. h. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Muamalat Merupakan Badan Hukum yang menyelenggarakan Program Pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan sejumlah uang yang pembayarannya secara berkala dan dikaitkna dengan pencapaian usia tertentu. 2. Penyaluran Dana Penyaluran dana merupakan kegiatan Bank Muamalat dalam menyalurkan dana kepada masyarakat. Pada Bank Muamalat Indonesia menawarkan 5 produk penyaluran dana. Produk-produk tersebut adalah sebagai berikut : a. Piutang Murabahah Merupakan fasilitas penyaluran dana dengan sistem jual beli. Pihak bank akan membelikan barang-barang halal yang nasabah butuhkan kemudian menjualnya kepada nasabah untuk diangsur sesuai dengan kemampuan nasabah dan kesepakatan kedua belah pihak.
b. Piutang Istishna merupakan fasilitas penyaluran dana untuk pengadaan objek atau barang investasi yang diberikan berdasarkan pesanan nasabah. c. Pembiayaan Mudharabah merupakan pembiayaan dalam bentuk modal atau dana yang diberikan oleh bank untuk dikelola nasabah dalam menjalankan usaha yang telah disepakati bersama. d. Pembiayaan Musyarakah merupakan kerjasama perkongsian yang dilakukan antara nasabah dan Bank Muamalat dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan porsi dana yang ditanamkan. e. Rahn (Gadai Syariah) Perjanjian penyerahan barang atau harta nasabah sebagai jaminan berdasarkan hukum gadai berupa emas/ perhiasan/ kendaraan. f. Ijarah Memberikan pinjaman tanpa mengharapkan imbalan yang menggunakan akad saling membantu. g. Qard Pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran uang sewa, tanpa diikutin dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. 3.3. Jumlah Debitur dan Outstanding Berdasarkan data kolektibilitas pada bulan Januari jumlah debitur sebanyak 31.879 nasabah sedangkan pada Desember 2007 bertambah menjadi 43.161 nasabah. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Jumlah Debitur 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Januari
April
Juli
Oktober
Bulan
Gambar 3.1. Grafik Perkembangan Jumlah Debitur
Jumlah debitur terbesar ada pada pembiayaan murabahah. Untuk menggambarkan perkembangan jumlah debitur berdasarkan produk pembiayaan yang di tawarkan Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat dalam grafik berikut ini : Jumlah nasabah berdasrkan produk pembiayaan 30,000 25,000 Musyarakah
20,000
Mudharabah
15,000
Istishna'
5,000
Qard Ijarah April
Juli
Oktober
Bulan
Gambar 3.2. Perkembangan Jumlah nasabah berdasarkan produk pembiayaan. Sedangkan jika jumlah debitur dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya menurut ketentuan pembiayaan yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia, debitur didominasi pada sektor usaha mikro dengan total pinjaman maksimal 50 juta rupiah. Perkembangan jumlah debitur berdasarkan sektor usaha dapat dilihat dalam grafik berikut : Jumlah debitur berdasarkan sektor usaha 30,000 25,000 20,000 Usaha Mikro
15,000
Usaha Kecil
10,000
Usaha Menengah
5,000
Usaha Besar
0 Januari
OUTSTANDING 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 Januari
Murabahah
10,000
0 Januari
rupiah dan mengalami peningkatan sebesar 33,44 % di akhir tahun 2007 menjadi 8,6 triliun rupiah. Hal ini dapat dilihat dalam gambar diagram berikut :
April
Juli
Oktober
Bulan
Gambar 3.3. Grafik Perkembangan jumlah debitur berdasarkan sektor usaha Outstanding Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2007 mengalami peningkatan. Jumlah outstanding di bulan Januari 2007 terletak pada posisi 6,4 triliun
Maret
Mei
Juli
September November
Bulan
Gambar 3.4. Grafik perkembangan outstanding Sedangkan untuk jumlah outstanding yang disalurkan Bank Muamalat Indonesia diserap paling besar pada pembiayaan murabahah dengan rata-rata proporsi jumlah outstanding selama satu tahun sebesar 48,44% setiap bulannya dari total outstanding. Perkembangan tiap bulannya dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
Outstanding berdasarkan produk pembiayaan 4,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 -
Musyarakah Mudharabah Murabahah Istisna' Qardh Ijarah Januari
April
Juli
Oktober
Bulan
Gambar.3.5. Grafik perkembangan outstanding berdasarkan produk pembiayaan 3.4. Perkembangan Nilai NPL, CAR dan ROA NPL yang diamati dalam penelitian ini adalah NPL bruto yang belum mempertimbangkan PPAP (Perhitungan Penghapusan Aktiva Produktif). Berdasarkan gambar nilai NPL selama tahun 2007 mengalami penurunan diawal 2007 nilai NPL 3,23% meningkat dibulan Juli menjadi 6,64%
Perkembangan NPL bruto tahun 2007
Rasio NPL Bruto
7 6 5 4
Perkembangan CAR tahun 2007
Se
pte
Ag
mb Ok e to N o be ve m De be sem be
us
J ul us t
F eb i rua Ma re t Ap ri l Me i J un i
i
N ila i C A R
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
ua r
BULAN NPL CAR ROA Januari 3,23 16,18 4,06 Februari 4,14 16,66 3,46 Maret 3,67 14,85 3,26 April 4,46 14,76 2,94 Mei 4,73 13,92 2,89 Juni 5,14 12,66 3,03 Juli 6,64 11,89 2,96 Agustus 6,63 11,51 2,65 September 6,59 11,23 2,41 Oktober 6,36 11,03 2,4 November 6,19 10,56 2,41 Desember 2,91 10,82 2,27 Sumber : Data Bank Muamalat Indonesia (diolah). Perkembangan nilai NPL bruto di tahun 2007 tercantum dalam grafik berikut ini :
yang tidak sehat. Pergerakan nilai CAR pada Bank Muamalat Indonesia yang tercatat dalam laporan bulanan selama tahun 2007 tidak pernah menghasilkan angka di bawah 8%. Sehingga Bank Muamalat Indonesia tergolong dalam bank yang sehat. Penurunan nilai CAR setiap bulan selama tahun 2007 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
J an
namun di akhir tahun 2007 nilai NPL menurun mencapai angka 2,91%. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia nilai NPL suatu bank tidak boleh melebihi 5% khususnya untuk nilai NPL bersih jika melebihi standar maka bank tersebut akan masuk dalam kategori Bank Dalam Perhatian Khusus (BDPK) karena akan berpengaruh terhadap kesehatan kinerja suatu bank. Berikut tabel yang memuat perkembangan nilai NPL, CAR, dan ROA Bank Muamalat Indonesia, Tbk tahun 2007. Tabel 3.1. Perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA
Bulan
Gambar 3.7. Grafik Perkembangan CAR Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang membandingkan laba perusahaan setelah pajak dengan total asset bank. Nilai ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Perkembangan nilai ROA di tahun 2007 mengalami penurunan dapat dilihat dalam grafik berikut :
3 2
Perkembangan nilai ROA
1
Ok e to b No er ve m D e be sem be
pte Se
Ag
mb
tu s
li Ju
us
i
ni
t
Me
Ju
Ap
a ri ari Ma re Fe
bru
ril
R a s io R O A
Gambar 3.6. Grafik perkembangan NPL bruto Bank Muamalat Indonesia,Tbk Sedangkan untuk nilai CAR yang merupakan rasio kehati-hatian Bank Muamalat Indonesia selama tahun 2007 mengalami penurunan. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia minimal CAR yang dimiliki bank adalah 8%, jika nilai CAR suatu bank di bawah 8 % maka dianggap bahwa bank tersebut tidak mempunyai cukup modal dalam pelaksanaan kegiatan bank. Sehingga dapat dikategorikan dalam bank
nu
Bulan
4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Ja
be r kt ob er N ov em be D r es em be r
em
O
li
st us
Ag u
Se pt
ni
Ju
Ju
il
ei M
Ap r
Ja nu ar i Fe br ua ri M ar et
0
Bulan
Gambar 3.8. Grafik perkembangan ROA Bank Muamalat Indonesia, Tbk
3.5. Pengaruh NPL terhadap ROA Tujuan kedua dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara NPL terhadap ROA. Dari hasil perhitungan didapatkan angka (-) 0,504 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut cukup kuat. Penggolongan kategori hubungan didasarkan pada tabel standar korelasi dalam Hariwijaya 2007 dimana nilai korelasi kedua variabael masuk dalam rentang 0,401-0,600. Sedangkan tanda negatif menandakan adanya hubungan yang berlawanan arah. Nilai signifikansi NPL terhadap ROA sebesar 0,047 dimana nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara NPL dan ROA. Apabila terjadi peningkatan pada salah satu variabel maka variabel yang lain akan mengalami penurunan dan demikian sebaliknya.
3.6. Pengaruh CAR terhadap ROA Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan jumlah cadangan modal yang harus dimiliki bank sedangkan Return on Asset (ROA) menunjukkan efisiensi kinerja bank dalam pengelolaan asset bank. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai korelasi antara kedua variabel tersebut adalah (+) 0,891. Nilai ini menandakan adanya korelasi yang sangat kuat, hal tersebut sesuai dengan penggolongan tingkat korelasi menurut Hariwijaya, 2007 dimana nilai 0,891 masuk dalam rentang 0,8011,000. Sedangkan untuk tanda positif menandakan adanya hubungan yang searah. Apabila salah satu variabel mengalami peningkatan variabel lain juga akan mengalami peningkatan begitupula sebaliknya jika terjadi penurunan. Perkembangan nilai CAR dan ROA dapat dilihat dalam gambar berikut
Perbandingan NPL dan ROA
Perbandingan CAR dan ROA 18
6
16 14
5
12
3
ROA
CAR
10 8
ROA
6
2
4 2
1
0
Fe
br
Fe
Ja
nu
ar
i ua M ri ar et Ap ri l M ei Ju ni Ag J u li S e u st u pt s em O be r k N o to b e ve r D e mb s e er m be r
Ja
nu
0
ar i ua M ri ar et Ap ri l M ei Ju ni Ag J uli u Se stu pt s em O be r k N o to b ve er De mb s e er m be r
NPL
br
4
R asio
R a s io
7
Bulan
Gambar 3.9. Grafik perbandingan NPL dan ROA Dengan meningkatnya nilai NPL menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah pembiayaan bermasalah dalam suatu bank yang hal ini merupakan salah satu dari beberapa indikator penentu besarnya tingkat risiko pembiayaan yang ada dalam Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Besarnya pengaruh NPL terhadap ROA dari hasil perhitungan menghasilkan nilai 25 %. Artinya disini adalah 25% nilai ROA ditentukan oleh besarnya NPL, sedangkan 75% ditentukan oleh faktor lain diluar penelitian ini. Jadi untuk menentukan nilai ROA ada banyak faktor yang menentukan, salah satunya adalah NPL, walaupun bukan faktor utama yang mempengaruhi ROA .
Bulan
: Gambar 3.10. Grafik Perkembangan CAR dan ROA Nilai signifikansi dari kedua variabel tersebut adalah 0,00 yang berarti bahwa kedua variabel tersebut berhubungan secara signifikan hal ini dikarenakan nilai signifikansinya lebih kecil dari α 0,05. Besarnya pengaruh CAR terhadap ROA adalah 79,4% ini berarti bahwa CAR merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam menghitung besarnya ROA. Sedangkan 20,6% ditentukan oleh faktor lain diluar penelitian ini. 3.7.Pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA Setelah mengetahui adanya hubungan NPL terhadap ROA serta CAR dan ROA penelitian ini juga bertujuan menganalisis hubungan kedua variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis yang
digunakan adalah analisis linear berganda. Perkembangan nilai CAR dan ROA dapat dilihat dalam gambar berikut
Tampilan perhitungan koefisien korelasi berganda menggunakan Visual Basic.NET 2005 adalah sebagi berikut :
Perbandingan NPL,CAR dan ROA 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
R a s io
CAR NPL
br
Fe
Ja
nu
ar
i ua ri Ma re t Ap ri l Me i Ju ni Ju li Ag us S e tu s pte mb O k er to N o ber ve m De be r se mb er
ROA
Bulan
Gambar 3.11. Grafik Perbandingan NPL,CAR dan ROA. Hasil dari perhitungan menunjukkan koefisien korelasi sebesar (+) 0,893 nilai ini menyatakan nilai korelasi antara NPL dan CAR terhadap ROA masuk kedalam kategori sangat kuat. Hal tersebut didasarkan pada penggolongan tingkat korelasi menurut Hariwijaya, 2007 dimana nilai 0,893 masuk dalam rentang 0,801-1,000. Sedangkan untuk tanda positif menandakan adanya hubungan yang searah. Tampilan tabel uji regresi berganda dalam Visual Basic adalah sebagai berikut :
Gambar 3.12. Tabel Uji Regresi pada Visual Basic
Gambar 3.13. Tampilan Visual Basic Perhitungan R Persamaan regresi berdasarkan perhitungan pada program komputer dengan Visual Basic.NET 2005 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.14 Tampilan Visual Basic Persamaan Regresi Linear Berganda
Apabila NPL dan ROA mengalami peningkatan maka ROA akan mengalami peningkatan begitupula sebaliknya jika terjadi penurunan. Besarnya pengaruh dua variabel terhadap ROA adalah 79,7% hal ini menunjukkan NPL dan CAR mempunyai pengaruh yang besar terhadap ROA. Faktor lain diluar penelitian yang berpengaruh terhadap ROA hanya sebesar 20,3%. 3.6.Indikator Kesehatan Kinerja Keuangan Bank Untuk menilai kesehatan kinerja perbankan dibutuhkan beberapa indikator kesehatan bank salah satunya dengan melihat dari segi rasio-rasio keuangan. Bank Muamalat Indonesia, Tbk juga menggunakan rasio-rasio keuangan dalam menilai kesehatan kinerja bank. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak bank terdapat tiga rasio keuangan yaitu rasio permodalan yang terdiri dari CAR dan NPL, rasio likuiditas terdapat LDR/FDR sedangkan untuk rasio profitabilitas terdiri dari ROA, ROE, NIM dan BOPO. Analisis yang terkait dengan penelitian kali ini adalah perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA. Nilai NPL dari tahun 2003 sampai tahun 2005 mengalami penurunan hal ini disebabkan semakin baiknya kinerja manajemen bank, namun di tahun 2006 mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan nilai NPL tersebut dipengaruhi oleh beberapa penyebab diantaranya di awal tahun 2006 terjadi peningkatan harga BBM di Indonesia, sehingga berdampak pada sektor industri. Kenaikan harga BBM ini merupakan kendala yang cukup berat bagi industri yang pada umumnya sebagian modal diberikan oleh pihak bank sehingga berkewajiban membayar hutang kepada pihak bank. Oleh karenanya di tahun 2006 banyak terjadi pembiayaan bermasalah Untuk nilai CAR dari tahun 2003 sampai tahun 2007 mengalami penurunan hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya semakin meningkatnya nilai asset bank yang berpengaruh terhadap peningkatan aktiva bank dan hal ini mempengaruhi besarnya ATMR suatu bank. Dengan meningkatnya ATMR maka nilai CAR juga akan berpengaruh semakin besar. Peningkatan asset dapat dilihat dalam Tabel 19. Peningkatan asset dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya semakin luasnya kegiatan operasional bank, meningkatnya kepercayaan masyarakat pada pihak bank, serta pengelolaan asset yang efektif dan efisien. Dengan pengelolaan asset yang benar maka kesehatan kinerja perbankan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Untuk analisis nilai ROA lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan pengelolaan asset semakin efisien. Faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah terjadi peningkatan laba dan asset bank. Tabel perkembangan indikator kesehatan kinerja bank dari tahun 2003-2007 dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.7. Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian diatas implikasi manajerial yang dapat diberikan terkait dengan penggunaan simulasi program computer adalah pihak bank perlu melakukan pelatihan sumber daya insaninya agar lebih memahami penggunaan serta pengembangan program. Selain itu diharapkan tetap mempertahankan kinerja perbankan yang telah ada serta meningkatkan kualitas pengelolaan pembiayaan agar pembiayaan bermasalah dapat diminimalkan sehingga mengurangi risiko pembiayaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profit bank. Dengan pengembangan model program komputer khusus dengan Visual Basic.NET 2005 dapat dilakukan perhitungan faktor-faktor yang penting secara cepat, tepat dan efisien. Dengan model program ini selain dapat dilakukan perhitungan untuk kondisi yang sekarang ada juga dapat dilakukan proyeksi parameter penting pada masa mendatang melalui simulasi yang dilakukan yang didasarkan pada kondisi yang diperkirakan dengan melakukan penurunan atau peningkatan nilai pada skenario yang diperkirakan di masa yang akan datang. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen perbankan sejalan dengan fungsinya merencanakan, mengorganisasikan, melakukan dan mengendalikan kebijakan manajemen bank untuk menghadapi kondisi yang akan terjadi. Sebagai pedoman untuk menentukan tindakan antisipasi yang harus dilakukan pihak manajemen. Keunggulan program ini, bersifat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada serta terbuka kesempatan
yang luas untuk mengembangkan program komputer ini sesuai dengan keinginan perusahaan serta untuk menyempurnakan kelemahan model yang digunakan peneliti saat ini.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Selama tahun 2007 terjadi penurunan nilai NPL, CAR dan ROA pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk. NPL menurun dari 3,23 % diawal tahun 2007 menjadi 2,91 % di akhir 2007 hal ini dikarenakan terjadi penurunan pembiayaan bermasalah yang didorong dengan kondisi ekonomi yang stabil. Untuk nilai CAR juga mengalami penurunan dari 16,18 % menjadi 10,82 % ini dipengaruhi adanya peningkatan asset yang dimiliki oleh pihak bank. Sedangkan ROA dari 4,06 % menjadi 2,27 % penurunan ini terjadi akibat adanya peningkatan nilai asset yang dimiliki oleh bank. Nilai NPL 2,91% masih dibawah nilai NPL yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan maksimal NPL sebesar 5 %. Sedangkan untuk nilai CAR sebesar 10,82 % yang nilai tersebut masih dalam batas rentang kendali yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal sebesar 8 %. Dari hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk sudah baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan. 2. Adanya pengaruh NPL terhadap ROA sebesar (-) 0,504 yang berarti bahwa adanya hubungan yang berlawanan arah diantara dua variabel dengan tingkat signifikan yang cukup kuat. Besarnya pengaruh NPL terhadap ROA adalah 25,4 % sedangkan 74,6 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Dari hasil tersebut terlihat bahwa NPL mempunyai pengaruh terhadap penentuan nilai ROA sehingga pihak bank perlu meningkatkan kualitas pengelolaan pembiayaan diantaranya dengan memperketat pembatasan waktu pembayaran, jumlah
pembiayaan serta penilaian kualitas calon debitur. 3. Adanya pengaruh CAR terhadap ROA sebesar (+) 0,891 yang berarti bahwa adanya hubungan yang searah antara kedua variabel dengan tingkat signifikan yang sangat kuat. Besarnya pengaruh CAR terhadap ROA adalah 79,4 % sedangkan 20,6 % dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil tersebut besarnya pengaruh CAR terhadap ROA sangat kuat sehingga peningkatan nilai CAR sangat berpengaruh terhadap nilai ROA. 4. Analisis pengaruh yang dihasilkan dari NPL dan CAR secara bersamasama terhadap ROA adalah sebesar (+) 0,893 hal ini menunjukkan adanya hubungan yang searah. Besarnya pengaruh NPL dan CAR terhadap ROA sebesar 79,7 % sedangkan 20,3 % dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Namun dalam hasil perhitungan berdasarkan SPSS 11.5 yang ditunjukkan pada nilai signifikansi faktor NPL tidak berpengaruh nyata dalam mempengaruhi ROA. Faktor yang mendominasi penentuan nilai ROA adalah CAR. Dapat disimpulkan bahwa NPL dan CAR sama-sama berpengaruh terhadap ROA tetapi yang paling berpengaruh adalah nilai CAR. Saran 1. Pihak bank perlu mengadakan pelatihan sumber daya insaninya untuk lebih memahami dan mengembangkan program yang telah ada sehingga kekurangankekurangan program dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan dengan kebutuhan manajemen bank. 2. Pihak bank perlu memantau lebih intensif perkembangan nilai NPL, CAR dan ROA agar nilainya tidak melanggar ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia sehingga tidak digolongkan kedalam Bank Dalam Perhatian Khusus (BDPK). Hal tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan pengelolaan pembiayaan
dengan memperketat prosedur pembiayaan dalam hal pemilihan kualitas calon debitur. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang faktor selain NPL dan CAR yang mempengaruhi besarnya ROA dalam suatu bank. 4. Hasil penelitian ini tidak berlaku secara umum hanya terbatas pada studi kasus tertentu dengan rentang waktu yang ditentukan berdasarkan data yang diperoleh dari pihak bank.
DAFTAR PUSTAKA Hariwijaya, Drs dan Triton P.B.Ssi.Msi. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis. Oryza.Yogyakarta. http://www.bi.go.id http://www.bps.go.id http://www.kadinindonesia.or.id/enm/images/dokum en/KADIN-102-160013032007.pdf Kasmir. 2000. Manajemen Perbankan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. M. Munandar, Jono. 2007. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen-IPB, Bogor. Muhammad. 2004. Manajemen Dana Bank Syariah. Ekonisia. Yogyakarta. Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Depok.
Lampiran 1. Tabel perkembangan indikator kesehatan kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk tahun 2003-2007 Tahun No Nama Perkiraan 2003 2004 2005 2006 2007 1 Rasio Permodalan 1. CAR 17,40% 12,17% 16,33% 14,38% 10,82% 2. NPL bruto 4,88% 2,99% 2,8% 5,76% 2,91% 2 Rasio Likuiditas LDR/FDR 79,79% 86,03% 89,08% 83,60% 98,71% 3 Rasio Profitabilitas 1. ROA 1,67% 1,8% 2,53% 2,10% 2,27% 2. ROE 11,30% 15,49% 18,10% 21,99% 23,82% 3. NIM 6,38% 8,41% 6,29% 6,10% 7,49% 4. BOPO 87,64% 85,28% 81,59% 84,69% 82,71% 4 Asset 3.009.478 5.209.804 7.427.047 8.370.595 10.617.204 5 Dana Pihak Ketiga 2.225.700 4.330.564 5.750.227 6.837.431 8.691.328 6 Pembiayaan 2.283.739 4.182.224 5.887.736 6.628.087 8.579.562 7 Laba Operasional 39.832 74.631 159.183 174.771 221.971 Sumber : Bank Muamalat Indonesia, Tbk.