PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG Oleh Eldausni*), Zulfaneti**), Yulia Haryono**) )
* Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This study investigates because students comprehension in mathematical concept is still low and less of students activity in teaching is significant effect of students comprehension in mathematical concept with one to one technique of VIII class at SMPN 31 Padang. This study is experimental research, design of the research is one shot case study the population in this study are all of VIII class students at SMPN 31 Padang in first year of 2014/ 2015 which consists of eight classes. The researcher uses cluster random sampling, and get VIII.4 as a experiment class. The instrument used observation checklist and post test which forms esay with reliability of the test is r11=0,922. Dealing to the result description and data quis analysis, it can be seen the development of students comprehension in mathematical concept in every meeting are increase, the result of is 81,81 and pretes is 41,88. So, it can be concluded, one to one technique is significant toward. Students comprehension in mathematical concept of VIII student at SMPN 31 Padang. Key word : math concept comprehension, One to One
penting diberikan disetiap jenjang
PENDAHULUAN Matematika sangat berperan dalam membentuk pola pikir siswa.
pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.
Pola pikir yang dimaksud adalah pola
Berdasarkan observasi di kelas
pikir siswa secara logis, kritis, dan
VII SMPN 31 padang pada tanggal 19
sistematis.
November
Pola
pikir
tersebut
2013
terlihat
bahwa
matematika
masih
ditanamkan oleh guru kepada siswa
pembelajaran
secara bertahap yang sesuai dengan
terpusat
perkembangan pikiran siswa. Oleh
menjelaskan
karena itu, matematika merupakan
contoh soal dan latihan kemudian
salah satu pelajaran yang sangat
membahas latihan secara bersama,
kepada materi,
guru.
Guru
memberikan
sehingga pembelajaran yang terjadi
pembelajaran teknik One to One,
cenderung satu arah yaitu dari guru ke
sesuai yang
siswa. Ketika guru menjelaskan materi
Ginnis (2008 : 154) “kegiatan ini
pelajaran,
tidak
menuntut semua orang mengambil
atau
tanggung jawab dan oleh karenanya
pendapat tentang materi yang belum
melatih siswa dalam belajar mandiri
dipahami
dan saling ketergantungan”.
sebagian
bersedia
siswa
mengeluarkan
ide
sehingga
proses
telah
dikemungkakan
pembelajaran cenderung pasif. Ketika
Pembelajaran teknik One to
guru memberikan latihan banyak siswa
One merupakan teknik pembelajaran
yang tidak mengerti, sebagian siswa
yang menuntut semua siswa untuk
hanya
belajar
menunggu
jawaban
dari
dan
mengambil
tanggung
masing-masing
untuk
temannya yang pandai, sehingga siswa
jawab
tidak
penguasaan materi serta kerja sama
biasa
mengembangkan
pemahaman konsepnya sendiri. Ini
antara
menggambarkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran
siswa
masih
aktivitas kurang
belajar sehingga
siswa
matematika.
dalam
kelompoknya
Penerapan
model
pemahaman konsep matematis siswa
pembelajaran teknik One to One dapat
rendah.
melibatkan siswa secara langsung di Sehubungan dengan masalah-
masalah
di
motivator
atas,
dan
guru
fasilitator
sebagai
dalam
pembelajaran,
meningkatkan
pemahaman
dan konsep.
dalam
teknik one to one menuntut semua
pembelajaran harus bisa menerapkan
siswa untuk belajar lebih efisien dalam
suatu strategi yang membuat siswa
mengambil
untuk dapat meningkatkan pemahaman
melatih siswa untuk belajar mandiri
konsepnya dan bisa membuat siswa
dan saling ketergantungan.
memiliki rasa tanggung jawab dalam
jawab
dan
Penelitian ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan
mengetahui
kepadanya.
bagaimana
aktivitas
satu
model
belajar siswa kelas VIII SMPN 31
cocok
untuk
Padang dengan menerapkan teknik one
meningkatkan rasa tanggung jawab
to one dan apakah pembelajaran teknik
dan
One to One berpengaruh terhadap
pembelajaran
selalu
Salah
tanggung
yang
bekerja
sama
adalah
pemahaman konsep matematis siswa.
sebelum
Penelitian
dilakukan uji coba soal terlebih dahulu
yang
relevan
dengan
melakukan
akhir
penelitian ini adalah penelitian yang
dan
dilakukan oleh Deni (2011) dengan
mendapatkan
judul ”Penerapan Teknik One to One
memenuhi kriteria soal yang baik. Dari
dalam
Pembelajaran
uji coba diperoleh reliabilitas =
Matematika Siswa Kelas X SMAN 1
0,922 dengan memperhatikan pada
Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman
N=32
Barat”. Penelitian yang dilakukan deni
= 0,349 berarti >
masih
harus
sesuai dengan kriterian diatas soal
diperbaiki, yaitu masih ada sebagian
dikatakan reliabel. Analisis lembar
kecil siswa yang hasil belajarnya
observasi diperoleh menghitung rata-
masih rendah, meskipun demikian
ratanya, kemudian membandingkan
Hasil
pada setiap kali pertemuan, sedangkan
Proses
ada
kendala
penelitian
ini
yang
menunjukkan
kemudian
tes
dianalisis soal
untuk
mana
yang
= 0,05 diperoleh
dan
bahwa hasil belajar Matematika siswa
Analisis
yang menggunakan teknik One to One
menghitung rata-rata hasil tes akhir
lebih
belajar
dan membandingkan dengan standar
matematika siswa yang menggunakan
yang diinginkan. Menurut Arikunto
pembelajaran konvensional.
(2010: 124) mengemukakan bahwa
METODE PENELITIAN
“hasil
baik
dari
hasil
Jenis penelitian pre-eksperimen dengan study.
rancangan Populasi
One-shot dalam
data
akhir
dilakukan
diambil
dengan
kesimpulan
dengan cara melihar rata-rata hasil dan
case
membandingkan dengan standar yang
penelitian
diinginkan. Dan analisis kuis diperoleh
adalah semua siswa kelas VIII SMPN
dengan
31 Padang yang terdaftar pada tahun
menentukan Quartil dan simpangan
pelajaran 2014/ 2015 dengan
baku.
kelas
menghitung
rata-rata,
sampel VIII.4. Instrumen penelitian ini
HASIL PENELITIAN
adalah Lembar observasi, kuis dan tes
1. Hasil aktivitas belajar siswa
akhir. Rubrik yang digunakan dalam penilaian berpedoman pada Iryanti (2004: 14) yaitu
rubrik Holistik.
Data hasil aktivitas siswa kelas eksperimen
pada
penelitian
ini
diperoleh dari lembar observasi selama
pemahaman konsep matematis siswa
pelaksanaan. Hal ini dapat dilihat pada
yang dideskripsikan dan dianalisiskan
Tabel 1.
dari hasil kuis siswa. Hal ini dapat
Aktivitas Siswa Siswa membaca sub materi yang diberikan Siswa berdiskusi dengan teman di dalam kelompoknya Siswa menerangkan sub materi dengan penuh tanggung jawab kepada siswa lain Siswa menanggapi presentasi teman Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan guru
dilihat pada Tabel 2 .
Persentase aktivitas siswa setiap pertemuan I II III IV
90,6 3%
87,5 0%
93,7 3%
100 %
71,8 8%
81,2 5%
90,6 3%
93,7 5%
75%
78,1 3%
87,5 0%
Tabel 2. Deskripsi Nilai Kuis Siswa
100 %
73,13 80 80 80
Kuis II 82,27 83 83 83
Kuis III 84,09 83 83 83
Kuis IV 82,5 83 83 92
19,93
8,94
6,81
11,07
Berdasarkan
Tabel
bahwa
2
pemahaman
konsep matematis siswa tidak selalu 46,8 8%
46,8 8%
43,7 5%
53,1 3%
mengalami kenaikan. Rata-rata Kuis terendah terjadi pada kuis I meskipun
81,2 5%
menunjukkan
87,5 0%
bahwa
90,6 3%
tabel
demikian pada pertemuan I dapat
100 %
dilihat dari Quartil 1 ( ), Quartil 2 1
adanya
peningkatan aktivitas siswa selama penerapan teknik One To One pada
(Q2), Quartil 3 (Q3) mempunyai nilai Quartil
yang
sama,
menunjukkan
ini
bahawa
3/4
berarti dari
sebagian besar siswa mempunyai nilai paling rendah adalah 80.
setiap pertemuan Hasil kuis pemahaman konsep
Pemahaman konsep matematis siswa diperoleh melalui kuis yang diberikan
pada
setiap
pertemuan.
Dengan
menggunakan
indikator
pemahaman konsep dan penskoran rubrik
3. Hasil tes akhir Pemahaman konsep Siswa
matematis siswa
berdasarkan
Kuis I
menunjukan
Berdasarkan
2.
No
Holistik.
Untuk mengetahui hipotesis ini berpengaruh
atau
tidak
maka
dilakukan dengan melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar
yang
diinginkan.
Hasil
perhitungan ini dapat dilihat pada tabel
DAFTAR RUJUKAN
3.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. . Arikunto, Suharsimi. 2009. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tabel 3. Rata-rata nilai siswa sesudah perlakuan dan sebelum perlakuan Kelas Sebelum Sampel perlakuan 41,88 % Siswa 0% yang tuntas % Siswa 100% yang tidak tuntas
Sesudah perlakuan 81,81 78,13% 21,88%
Tabel 3 menunjukkan bahwa
Deni.“Penerapan Teknik One To one Dalam Proses Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X SMAN 1 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 /2011”. Padang: SKIP PGRI Sumbar.
nilai rata- rata sebelum perlakuan matematika siswa pada kelas sampel adalah
41,88%,
perlakuan
rata-rata
setelah
diberi
kelas
sampel
Ginnis, Paul. (2008). Trik dan Teknik mengajar. Jakarta: PT. Indeks. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja.Yogyakarta: Depdiknas.
meningkat menjadi 81,81, selain itu persentase siswa yang tuntas sebelum perlakuan 0%, setelah diberi perlakuan persentase siswa menjadi 78,13%. Hal
perubahan
Sardiman. (2007).. Interaksi & motivasi belajar mengajar. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Berdasarkan hasil penelitian
Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.
ini menunjukkan bahwa kemampuan nilai
Syafriandi.(2001). Analisis Statistika Inferensial dengan Menggunakan Minitab. Padang: FMIPA UNP
siswa
mengalami
setelah diberikan perlakuan. KESIMPULAN
yang diperoleh, maka peneliti dapat mengambil penerapan berpengaruh
kesimpulan teknik
One
terhadap
bahwa To
one
pemahaman
konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 31 Padang.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.