PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG Fitrah Mardhatillah Husna1, Mukhni2, Fauziah1 1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] 2 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang Abstract The lack of ability students in understanding the mathematical concepts in class VII SMP 12 Padang in math is became the background of this research. This is because in the learning process, teacher is more focused on providing the theory with examples of questions, so that students are not trained to acquire knowledge from their experience. Therefore, in this research, discovery learning model through scientific approach is applying. The purpose of this study is to observe the development of students' understanding in mathematical concepts as long as the applying of discovery learning models through scientific approach and to know whether the students understanding of mathematical concepts in experimental class better than in the control class in class VII SMP 12 Padang, academic year 2014/2015. Type of this research is a semi-experimental research. The population in this study were students of class VII SMP 12 Padang 2014/2015 academic year which consist of six homogeneous classes. The sample in this research is class VII.3 as experimental class and class VII.4 as the control class. Based on the students understanding of mathematical concepts data from both of classes, the hypothesis test using t-test is done and obtained t-test=1.84 and t-table=1.66, so that the hypothesis is accepted at the level of 95%. Thus the students understanding of mathematical concepts in experimental class better than the students understanding of mathematical concepts in control class of class VII SMP 12 Padang. The ability of students in understanding mathematical concepts who apply the Discovery Learning model with scientific Approach in mathematics class VII SMP 12 Padang is increasing and the student understanding of mathematical concepts in experimental class better than the students understanding of mathematical concepts in control class in class VII SMP 12 Padang. Key words: Pemahaman konsep, discovery learning, pendekatan saintifik yang dapat mengembangkan kemampuan
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan
berfikir kritis, sistematis, logis, dan kreatif
dan teknologi menuntut seseorang untuk
adalah matematika. Melihat pentingnya
dapat
dan
peranan matematika dalam menghadapi
pengetahuan. Dengan demikian diperlukan
kemajuan IPTEK dan persaingan global
suatu kemampuan memperoleh, memilih
maka
dan mengolah informasi. Kemampuan-
matematika
kemampuan
membutuhkan
Sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum
pemikiran yang kritis, sistematis, logis dan
2013, untuk mencapai tujuan pembelajaran
kreatif. Salah satu program pendidikan
matematika di tingkat SMP/MTS maka
menguasai
tersebut
informasi
peningkatan harus
mutu
pendidikan
selalu
diupayakan.
1
proses
pembelajaran
dan
penilaian
yang terdapat pada buku pegangan siswa
hendaknya terintegrasi dan mengacu pada
yang
tujuan
pemecahan masalah, siswa belum mampu
pembelajaran
(Permendikbud
58)
dalamnya
telah
terdapat
yaitu;
1)
untuk
matematika,
2)
mengkomunikasikan kembali materi yang
Menggunakan pola sebagai dugaan dalam
telah diberikan. Hal ini mengakibatkan
penyelesaian masalah, 3) Menggunakan
hasil belajar matematika siswa kelas VII
penalaran
4)
SMPN 12 Padang tidak memuaskan dan
Mengkomunikasikan gagasan, penalaran
hasil belajar siswa masih dibawah Kriteria
serta mampu menyusun bukti matematika
Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang
dengan menggunakan kalimat lengkap,
telah ditetapkan di SMPN 12 Padang
simbol, tabel, diagram, atau media lain
adalah 80.
Memahami
No.
matematika,
di
konsep
pada
sifat,
untuk memperjelas keadaan atau masalah,
bekerjasama
Salah
satu
dan
alternatif
untuk
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan
mengatasi masalah tersebut adalah dengan
matematika dalam kehidupan, 6) Memiliki
menerapkan model discovery learning
sikap dan perilaku yang sesuai dengan
melalui
nilai-nilai
dan
discovery learning merupakan suatu cara
pembelajarannya, 7) Melakukan kegiatan–
untuk mengembangkan cara belajar siswa
kegiatan
aktif
dalam
matematika
motorik
yang
menggunakan
pendekatan
dengan
saintifik.
menemukan
Model
sendiri,
pengetahuan matematika, 8) Menggunakan
menyelidiki sendiri, maka hasil yang
alat
hasil
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam
kegiatan-
ingatan siswa, dan dengan Discovery
peraga
teknologi
sederhana
untuk
maupun
melakukan
kegiatan matematika.
Learning ini siswa belajar berfikir analisis
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
matematika
di
tingkat
dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi.
Discovery
Learning
adalah
yang
tidak
langsung
kepada
SMP/MTS, peneliti melakukan penelitian
proses
di SMPN 12 Padang, sebagai salah satu
memberikan
sekolah
menerapkan
siswa tetapi disini siswa diminta untuk
kurikulum 2013 yang diterapkan pada
mengorganisasikan sendiri sehingga siswa
kelas VII. Keadaan yang peneliti temukan
menemukan
ketika melakukan observasi pada tanggal
pendapat
12 Mei sampai 16 Mei 2014 di SMPN 12
Learning can be defined as the learning
Padang, saat pembelajaran guru masih
that takes places when the student is not
menuntun siswa dalam melihat masalah
presented with subject matter in the final
percobaan
yang
pembelajaran konsep
konsep.
Bruner,
bahwa:
Sebagaimana “Discovery
2
form, but rather is required to organize it
atau pembuktian, pada tahap ini siswa
him self” (Bruner dalam Kemendikbud,
melakukan pemeriksaan secara cermat
2013:247). Discovery ini juga diartikan
untuk membuktikan benar atau tidaknya
oleh Suryosubroto (2009: 179) sebagai
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
suatu
yang
temuan alternatif, dihubungkan dengan
mementingkan pengajaran, perseorangan,
hasil pengolahan data, 6) Generalization
manipulasi objek dan lain-lain percobaan,
atau menarik kesimpulan, tahap menarik
sebelum sampai pada generalisasi.
kesimpulan adalah proses menarik sebuah
prosedur
mengajar
Menurut Syah dalam kemendikbud
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
(2013:251) dalam mengaplikasikan Model
umum dan berlaku untuk semua kejadian
Discovery Learning di kelas, ada beberapa
atau
langkah
memperhatikan hasil pembuktian.
yaitu
sebagai
berikut;
1)
Stimulation atau pemberian rangsangan, pertama-tama
pada
dihadapkan
pada
Model
yang
sama,
discovery
dengan
learning
ini
ini
pelajar
adalah salah satu model yang dapat
sesuatu
yang
diterapkan dalam kurikulum 2013 karena
menimbulkan kebingungannya, kemudian
pada setiap langkah pelaksanaan model ini
dilanjutkan
telah
untuk
tahap
masalah
tidak
memberi
mencakup
langkah
pendekatan
generalisasi, agar timbul keinginan untuk
saintifik yang meliputi; (Kemendikbud,
menyelidiki sendiri, 2) Problem statement
2013;187) 1) Observing atau mengamati,
atau
metode
identifikasi
masalah,
setelah
mengamati
mengutamakan
dilakukan stimulasi langkah selanjutya
kebermaknaan
adalah guru memberi kesempatan kepada
metode mengamati sangat bermanfaat bagi
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
mungkin agenda-agenda masalah yang
2) Questioning atau menanya, guru yang
relevan dengan bahan pelajaran, 3) Data
efektif mampu menginspirasi peserta didik
collection atau pengumpulan data, tahap
untuk meningkatkan dan mengembangkan
ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
ranah
atau
pengetahuannya,
membuktikan
hipotesis, pengolahan
4)
Data data,
benar
tidaknya
processing pengolahan
proses
sikap,
istilah
pembelajaran.
keterampilan, 3)
dan
Associating asosiasi
atau
atau
manalar,
data
pembelajaran merujuk pada kemampuan beragam
dalam
merupakan kegiatan mengolah data dan
mengelompokkan
informasi yang telah diperoleh para siswa
mengasosiasikan beragam peristiwa untuk
baik melalui wawancara, observasi, dan
kemudian
sebagainya, lalu ditafsirkan, 5) Verification
penggalan memori, 4) Experimenting atau
memasukannya
ide
dan
menjadi
3
mencoba, kegiatan mencoba dimaksudkan
berhasil
untuk mengembangkan berbagai ranah
diarahkan
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,
struktur-struktur. Berdasarkan pendapat-
dan pengetahuan, 5) Networking atau
pendapat
membentuk jejaring, kegiatan membentuk
mempelajari matematika peserta didik
jejaring ditujukan untuk mengembangkan
harus
kemampuan
atau
terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan
mempresentasikan semua pengetahuan dan
soal-soal dan mampu mengaplikasikan
keterampilan yang sudah di kuasai dan
pembelajaran tersebut di dunia nyata.
yang belum, baik secara lisan maupun
Konsep-konsep
tulisan. Dengan demikian proses belajar
terorganisasi secara sistematis, logis, dan
matematika dengan menerapkan model
hirarkis, dari yang paling sederhana ke
discovery learning melalui pendekatan
yang paling kompleks.
saintifik
menyajikan
diduga
dapat
meningkatkan
pemahaman konsep matematis siswa.
jika
proses
kepada
para
pembelajarannya
konsep-konsep
ahli,
memahami
maka
konsep
dalam
dan
dalam
matematika
matematika
Pada Permendikbud No. 58 pada Lampiran III tentang indikator-indikator
Pemahaman konsep terdiri dari dua
pencapaian kecakapan pemahaman konsep
yaitu
konsep.
meliputi; 1) menyatakan ulang sebuah
Suherman (2003:33) menyatakan bahwa
konsep, 2) mengklasifikasi objek-objek
konsep
yang
berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan
dapat
yang membentuk konsep tersebut, 3)
mengelompokkan objek kedalam contoh
mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau
dan bukan contoh. Menurut Kamus Besar
konsep, 4) menerapkan konsep secara
Bahasa Indonesia, konsep adalah ide atau
logis, 5) memberikan contoh atau bukan
pengertian
dari
contoh dari konsep yang dipelajari, 6)
peristiwa konkret. Jadi dapat disimpulkan
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
bahwa konsep adalah suatu ide atau
representasi matematis, 7) mangaitkan
penyimpulan sesuatu yang didasarkan pada
berbagai
konsep
peristiwa, pengalaman atau ciri-ciri yang
maupun
di
sama
mengembangkan syarat perlu atau syarat
kata
pemahaman
adalah
ide
memungkinkan
yang
terhadap
abstrak kita
diabstrakkan
sesuatu
sehingga
untuk
dapat
memungkinkan mengelompokkan
dan
ke
dalam
cukup
dari
dalam
luar
matematika
matematika,
suatu
konsep,
8)
9)
contoh
mengaplikasikan konsep atau algoritma
maupun bukan contoh. Jerome Bruner
dalam pemecahan masalah. Kemampuan-
(Suherman (2003:43)) menyatakan dalam
kemampuan tersebut dapat menjadi acuan
teorinya belajar matematika akan lebih
dalam
mengembangkan
instrumen 4
penilaian untuk mengukur pemahaman
learning
siswa terhadap konsep matematika.
sedangkan pada kelas kontrol diterapkan
Permasalahan
mendasar
dalam
metode
melalui pendekatan saintifik,
diskusi,
Tanya-jawab,
dan
penelitian ini adalah saat siswa belum
penugasan individu melalui pendekatan
terbiasa memperoleh pengetahuan dari
saintifik.
pengalamannya
dalam
masalah,
belum
serta
menyelesaikan mampu
dalam
Populasi adalah semua individu yang dijadikan subjek penelitian untuk
mengkomunikasikan kembali materi yang
memperoleh
telah dipelajari sehingga berdampak pada
tujuan penelitian. Arikunto (2010: 173)
pemahaman
mengatakan
konsep
matematis
siswa.
informasi
sesuai
“Populasi
dengan
merupakan
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka
keseluruhan subjek penelitian”. Populasi
penelitian ini bertujuan untuk menguji
pada penelitian ini adalah siswa kelas VII
perkembangan
SMPN
pemahaman
konsep
12
Padang
Tahun
Pelajaran
matematis siswa kelas VII SMPN 12
2014/2015. Sampel merupakan bagian dari
Padang selama diterapkan model discovery
populasi
learning melalui pendekatan saintifik, dan
populasi tersebut tercermin dalam sampel
apakah pemahaman konsep matematis
yang
siswa kelas eksperimen lebih baik dari
mengatakan “Sampel adalah sebagian atau
pemahaman konsep matematis siswa kelas
wakil dari populasi yang diteliti”.
kontrol pada siswa kelas VII SMPN 12 Padang tahun pelajaran 2014/2015.
dimana
diambil.
semua
Arikunto
karakteristik
(2010:
174)
Pengambilan sampel dengan random sampling, cara pengambilan sampel yaitu: 1) Mengumpulkan data nilai ulangan harian pertama siswa kelas VII SMPN 12
METODOLOGI Jenis penelitian yang dilakukan
Padang Tahun Pelajaran 2014/2015; 2)
adalah penelitian eksperimen. Arikunto
Melakukan
(2007: 207) mengemukakan “Penelitian
masing-masing kelompok data dengan
eksperimen merupakan penelitian yang
menggunakan uji lilliefors; 3) Melakukan
dimaksudkan
uji
untuk
mengetahui
ada
tidaknya akibat sesuatu yang dikenakan pada
subjek”.
Berdasarkan
uji
normalitas
homogenitas;
4)
terhadap
melakukan
uji
kesamaan rata-rata.
penelitian
Instrumen pada penelitian ini adalah
diatas maka penelitian ini dilakukan pada
kuis dan tes pemahaman konsep. Kuis
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
yang
kontrol. Pada kelas eksperimen penulis
perkembangan
menerapkan pendekatan model discovery
matematis siswa setelah diterapkan model
dilakukan
untuk
pemahaman
melihat konsep
5
discovery learning melalui pendekatan
diperoleh lebih kecil dari Ltabel dengan
saintifik, dan tes pemahaman konsep digunakan
untuk
perkembangan
mengetahui pemahaman
maka
dikatakan
sampel
apakah
berdistribusi normal (Terima H0). Dari
konsep
hasil
perhitungan
tersebut
diperoleh
matematis siswa yang menggunakan model
F(0,05; 32; 31) = 1,818 dan F = 1,456. Karena
discovery learning melalui pendekatan
didapat
saintifik
1,818
1,456,
H0 :
diterima dengan taraf nyata
lebih
konsep
baik
dari pemahaman
matematis
siswa
yang
dari
hasil
perhitungan
maka
hipotesis
menggunakan metode diskusi, Tanya-
0,10. Kesimpulan adalah data hasil belajar
jawab, dan penugasan individu melalui
matematika pada kedua kelas sampel
pedekatan
memiliki
saintifik.
Dalam
membuat
variansi
homogen.
Untuk
kesimpulan tentang data yang diperoleh
menguji hipotesis terlebih dahulu dihitung
dari hasil belajar, dilakukan analisis secara
harga
statistik. Sebelum melakukan uji hipotesis
selanjutnya digunakan rumus uji t, dan
dengan t-test dilakukan terlebih dahulu uji
diperoleh thitung = 1,84.
normalitas liliefors
dengan dan
menggunakan
uji
homogenitas
uji yang
s,
dan diperoleh s
=
18,41
Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika thitung
dan terima H0 jika
bertujuan untuk mengetahui apakah data
thitung
kedua
tersebut diperoleh t hitung = 1,84 dan
kelompok
sampel
mempunyai
variansi yang homogen atau tidak. Jika data
hasil
berdistribusi
belajar normal
kelas dan
sampel
mempunyai
variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana (2005: 239) adalah :
t
x1 x 2 1 1 s n1 n2
. Dari hasil perhitungan
t (0,95)( 63) 1,66 , sehingga thitung Dengan
demikian
dapat
t ( 0,95)( 63) .
disimpulkan
bahwa hasil belajar matematika siswa dengan
penerapkan
model
discovery
learning melalui pendekatan saintifik lebih , dengan
baik dari hasil belajar matematika siswa yang
pembelajarannya
menggunakan
pembelajaran biasa pada siswa kelas VII s=
(n1 1) s (n2 1) s n1 n2 2 2 1
2 2
SMPN 12 Padang. Jenis data dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan hasil uji normalitas yang
data kuantitatif. Data kuantitatif adalah
dilakukan, diperoleh nilai L0 maks kelas
data yang berbentuk angka atau bilangan,
eksperimen sebesar 0,1217 dan kelas
berupa nilai tes akhir siswa kelas VII
kontrol sebesar 0.1533. Karena L0 yang
SMPN 12 Padang. 6
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis data dan
Gambar 1 : Rata-rata nilai kuis kelas eksperimen
pengujian hipotesis terhadap data hasil
Rata-rata nilai kuis
kuis dan tes akhir diperoleh hasil sebagai
nilai
kuis
berdasarkan
pemahaman
indikator
konsep
mengalami
100 50
Rata-rata nilai kuis
0
kuis 1 kuis 2 kuis 3 kuis 4 kuis 5 kuis 6 kuis 7
berikut; dari setiap pertemuan, rata-rata
peningkatan dan penurunan. Rata-rata nilai kuis tersebut dapat dilihat pada tabel
Dari data hasil tes akhir diperoleh
berikut: Tabel 1. Rata-rata nilai kuis
thitung
ttabel, pada tingkat kepercayaan
95%,
hal
ini
menunjukan
bahwa
Kuis 1
Jumlah Siswa 28
Nilai Maks 94.44
Nilai Min 50
82.14
pemahaman konsep matematis siswa pada
Kuis 2
30
100
48.48
78.77
kelas
Kuis 3
31
100
18.5
73.59
pemahaman konsep matematis siswa pada
Kuis 4
31
100
47.61
85.25
kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan
Kuis 5
30
100
18.51
69.62
Kuis 6
32
100
0
73.95
Kuis 7
28
100
0
75.59
Kuis
eksperimen
lebih
baik
dari
bahwa pemahaman konsep matematis siwa kelas
eksperimen
lebih
baik
dari
pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol. Hasil tes akhir dapat dilihat pada Berdasarkan nilai yang diperoleh
tabel 2.
siswa, maka dapat diketahui bahwa ratarata nilai siswa meningkat pada kuis keempat sedangkan pada kuis kelima
Tabel 2. Data Hasil Tes Akhir Kelas
N
S
S2
mengalami penurunan dan meningkat lagi pada kuis keenam dan ketujuh. Rata-rata
Eksperimen
32
72.78
16.91
286.10
Kontrol
33
63.27
20.41
416.38
nilai siswa menurun pada kuis kedua dan ketiga disebabkan materi pada kuis kedua dan ketiga memuat dua indikator, begitu juga pada kuis kelima. Perkembangan pemahaman
konsep
matematis
siswa
berdasarkan rata-rata nilai kuis dapat dilihat pada gambar berikut:
Hasil
belajar
siswa
di
kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol diakibatkan
oleh
beberapa
faktor,
diantaranya yaitu pemberian kuis disetiap pertemuan dan perlakuan yang peneliti berikan
dengan
menerapkan
model
discovery learning melalui pendekatan 7
saintifik pada kelas eksperimen. Persentase
buku pegangan siswa, kemudian bersama
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
menjawab masalah yang ada pada buku,
berdasarkan skala indikator dan rata-rata
kemudian peneliti memberikan beberapa
per butir soal pada tes akhir dapat dilihat
contoh soal kemudian meminta siswa
pada tabel berikut:
untuk mengerjakan latihan ke depan kelas,
Tabel 3. Data siswa berdasarkan skala
namun siswa yang aktif mengerjakan pada
indikator
Indikator
A
B
C
setiap pertemuan berlangsung hanya siswa yang sama. Peneliti telah mencoba untuk
Kelas
Kelas
Skal
Ekperimen
Kontrol
a
Rata-rata
Rata-rata
(%)
(%)
3
45
43.66
2
13.75
14.54
merasa malu dan takut salah dalam
1
23.75
24.84
menyelesaikan soal latihan yang penulis
0
17.5
16.96
berikan.
3
71.36
56.57
2
20.32
24.74
1
2.60
11.11
0
5.72
7.58
3
56.25
38.89
adalah pada saat pembelajaran di kelas
2
23.96
21.71
kontrol terkendala oleh waktu, yakni
1
10.41
15.65
jadwal belajar kelas kontrol selalu diselingi
0
9.38
23.75
dengan istirahat, kemudian hari senin dan
meminta
siswa
yang
berbeda
untuk
mengerjakan latihan tersebut tetapi tidak juga berlangsung dengan baik karena siswa
Beberapa faktor yang menyebabkan nilai pada kelas kontrol berbeda dengan nilai pada kelas eksperimen, diantaranya
selasa pembelajaran juga dilakukan pada Dalam penerapan model discovery learning melalui pendekatan saintifik ini siswa masih ada yang tidak mau bergabung dengan teman satu kelompoknya dan kesulitan untuk berdiskusi dengan teman sekelompok. Namun, hal ini dapat diatasi dengan
memberitahukan
manfaat
dari
berkelompok.
tujuan
belajar
dengan
Adapun
kendala
dan duduk yang
dihadapi pada kelas kontrol, dalam proses pembelajaran, peneliti mengajak siswa untuk mengamati masalah yang ada pada
jam terakhir sehingga kosentrasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran sudah berkurang, banyak siswa yang sudah mengantuk dan ingin cepat pulang. Selain itu peneliti juga mendapat informasi dari guru bidang studi, bahwa siswa di kelas eksperimen banyak yang rajin, rata-rata siswanya rajin mencatat maupun membuat latihan dibandingkan kelas lainnya. Selain keterangan guru bidang studi peneliti juga merasakan hal tersebut, dibanding kelas kontrol kelas 8
eksperimen ini memang lebih rajin dan
DAFTAR PUSTAKA
hampir semuanya mengerjakan latihan
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
maupun kuis yang peneliti berikan
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pemahaman
konsep
matematis siswa yang diberi penerapan model
discovery
learning
melalui
pendekatan saintifik dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 12 Padang mengalami perkembangan yang baik, dan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat secara lebih lengkap pengaruh model discovery learning ini dengan variabel lainnya, karena penelitian ini masih terbatas pada pemahaman konsep matematika siswa.
2010. Prosedur Penelitian.Yogyakarta: PT Rineka Cipta. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT Rineka Cipta. Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Untuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Matematika. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Suherman, Erman. 2003. Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: JICA Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
9
