PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMK NEGERI 1 BATUDAA (Nopriyanti Soga, Ruskin, Ucok H. Refiater)
[email protected] Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan latihan medicine ball exercise terhadap peningkatan smash pada permainan bola voli. Eksperimen penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa tepatnya pada siswa Kelas XI adapun jumlah sampel penelitian sebanyak 20 orang siswa. Adapun permasalahan yang diteliti yaitu apakah penerapan latihan medicine ball exercise dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan smash pada permainan bola voli . Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Hasil analisis data menunjukkan bahwa treatmen yaitu dengan menerapkan latihan medicine ball exercise memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan smash pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batudaa. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t tes diperoleh nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel dimana nilai thitung sebesar 4.25, sedangkan nilai ttabel 2.539. Nilai ttabel tersebut berdasarkan pada jumlah derajat kebebasan (dk) yaitu 19 dengan taraf signifikan (α) 0.01 atau tingkat kepercayaan 99%. Dengan demikian, hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan dan dapt disimpulkan bahwa penggunaan latihan medicine ball exersice dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan smash. Kata Kunci : Peningkatan Smash, Permainan Bola Voli, Latihan Medicine Ball Exercise PENDAHULUAN Cabang olahraga permainan bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang sangat memasyarakat, oleh karena itu peningkatan keterampilan bermain bola
voli para siswa di suatu sekolah sudah merupakan suatu keharusan setelah melihat tuntutan yang sangat besar dari masyarakat. Unsur kondisi fisik yang dimiliki permainan bola voli adalah kekuatan, kelentukan, kelincahan, kecepatan dan daya tahan. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka permainan bola voli harus melatih komponen itu, tentunya melalui proses latihan, dimana tujuan latihan adalah membantu atlet meningkatkan keterampilan dan potensi yang semaksimal mungkin. Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah permainan yang menggunakan bola untuk di voli (dipantulkan) di udara hilir mudik di atas net (jaring), dengan maksud dapat menjatuhkan bola didalam petak daerah lawan, dalam rangka mencari kemenangan. Memvoli atau memantulkan bola dapat menggunakan seluruh anggotaatau bagian tubuh dari ujung kaki sampai ke kepala dengan pantulan sempurna. Selanjutnya menurut Wisahati dan Santosa (2010 : 8) bahwa permainan bola voli dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh sebuah jaring di tengah lapangan dan setiap regu terdiri dari 6 orang yang dibatasi setiap satu setnya terdiri dari 25 poin dengan sistem rally point dan dipimpin oleh dua orang wasit. Kemudian Sarjana dan Sunarto (2010 : 10) menyatakan bahwa bola voli merupakan salah satu permainan bola besar yang dilakukan secara beregu yang berhadapan dan dipisahkan oleh net, dimana jumlah anggota setiap regu adalah 6 orang. Permainan bola voli dapat dimainkan ditempat terbuka maupun tertutup. Untuk dapat bermain bola voli dengan baik, pemain harus menguasai teknik-teknik dasar bola voli dan taktik serta strategi permainan. Setelah itu menurut Mitranto dan Slamet (2010 : 15) bahwa Aturan main dalam bola voli tidaklah sulit, dengan memasukkan bola ke daerah lapangan lawan dan menjaga daerah sendiri dengan menahan serangan lawan. Peraturan bola voli selalu berkembang sesuai dengan keadaan dan kemajuan teknik-teknik permainan bola voli yang semakin baik. Namun demikian, teknik dasar permainan bola voli
harus dikuasai dengan baik. Teknik dasar yang harus dikuasai adalah servis, passing atas, passing bawah, membendung (block), dan smash. Smash Smash merupakan bagian dari teknik dasar yang sangat menarik dan paling digemari oleh tiap pemain bola voli. Setiap atlet menginginkan agar smash mereka keras, terarah dan tidak bias dibendung oleh lawan. Smash (spike) adalah suatu pukulan yang keras, lurus dan menukik. Smash merupakan suatu teknik yang dapat mematahkan pertahanan lawan, karena smash bertujuan untuk mematikan dan dianggap sebagai bagian permainan yang paling menonjol dan paling menarik. Suatu bagian yang dinamis dimana seseorang pemain melompat tinggi, memukul suatu benda yang bergerak dengan tenaga dan arah yang tepat serta melampaui jarring atau net. Kemudian Sarjana dan Sunarto ( 2010 : 13 ) menyatakan bahwa smash adalah lawan, sehingga bola bergerak melewati atas jaring dan menyebabkan lawan sulit untuk mengembalikan bola. Smash yang paling efektif selama permainan berlangsung adalah dengan cara memukul bola dari atas jaring yang disebut spike. Sutrisno dan Khafadi ( 2010 : 8) juga menyatakan bahwa Smashatau spikeadalah pukulan serangan yang keras, dengan arah menukik dan mematikan. Proses melakukan smashdapat dibagi menjadi 4 bagian, yaituawalan, tolakan, saat memukul bola, dan sikap mendarat.
Latihan Menurut Lutan, dkk. (2000: 3) latihan olahraga adalah “keseluruhan proses persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi”. Menurut Sukadiyanto (2005: 6) latihan adalah suatu proses menyempurnakan kemampuan berolahraga yang berisikan materi, teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan , sehingga tujuan dapat tercapai pada waktunya. Lebih lanjut Sukadiyanto (2005: 7) menjelaskan beberapa ciri-ciri latihan adalah sebagai berikut: 1) suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang
lebih baik dalam berolahraga, yang memerlukan perencanaan yang tepat dancermat, 2) proses latihan harus teratur dan progresif. Teratur maksudnya latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan (kontinyu).Sedangkan bersifat progresif maksudnya materi latihan diberikan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana yang lebihsulit (komplek), dari yang ringanke yang berat, 3) padasetiap kali tatapmuka (satusesi/ satu unit latihan) harus memiliki tujuan dan sasaran, 4) materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi relative permanen, dan 5) menggunakan metode tertentu, yaitucara paling efektif yang direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan factor kesulitan, kompleksitas gerak, dan penekanan pada sasaran latihan.
Medicine Ball Exercise Menurut Wikipedia (2013) bahwa sebuah bola terapi (juga dikenal sebagai bola latihan, bola medis, atau bola kebugaran) adalah bola tertimbang kira-kira diameter bahu (sekitar 13,7 inci). Sering digunakan untuk rehabilitasi dan latihan kekuatan, melayani peran penting dalam bidang kedokteran olahraga. Ini tidak harus bingung dengan bola, olahraga yang lebih besar meningkat. Bola medis biasanya dijual sebagai 2-25 lb (0,91-11 kg) bola dan digunakan secara efektif dalam latihan beban plyometric untuk meningkatkan daya ledak pada atlet di semua olahraga. Beberapa bola obat adalah dalam bentuk bola basket tertimbang. Menurut Sport Fitnes Advisor (2013)bahwalatihan bola terapi adalah alat penting untuk mengembangkan olahraga-tenaga spesifik. Mereka dapat digunakan sebagai bagian dari format pelatihan sirkuit atau program plyometric. Bahkan, latihan tubuh bagian atas plyometric terbatas tanpa menggunakan mereka.
HASIL Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diperoleh hargathitung sebesar 4.25 dan data yang diperoleh berdasarkan distribusittable sebesar2.539. jika dibandingkan
hasil antarathitung denganttable maka hargathitung lebih besar dari hargattabel. Sehingga hasil pengujian hipotesis menerima H1, dimanathitung>ttabel. Artinyater dapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan smash sebelum menerapkan latihan medicine ball exercise (pretest) dengan peningkatan smashs etelah menerapkan latihan medicine ball exercise (posttest). Dengan kata lain bahwa menggunakan latihan medicine ball exercise memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan smash pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batudaa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut :
H0
H1 -2.539
H1 2.539
4,25
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan latihan medicine ball exercise terhadap peningkatan smash pada permainan bola voli. Eksperimen penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa tepatnya pada siswa kelas XI adapun jumlah sampel penelitian sebanyak 20 orang siswa. Adapun permasalahan yang diteliti yaitu apakah penerapan latihan medicine ball exercise dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan smash pada permainan bola voli. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design.
Telah dikemukakan bahwa latihan medicine ball exercise adalah bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot dengan menggunakan alat penting untuk mengembangkan olahraga-tenaga spesifik. Dalam pelaksanaan penelitian ini, komponen yang ditingkatkan dalam penelitian ini adalah smash. Pengumpulan data penelitiandilakukansebanyakdua kali yang meliputi pretest (sebelum treatment) dan posttest (setelah treatment).Adapun treatment yang dilakukanadalahdenganmenerapkanlatihan medicine ball exercise. Berdasarkankenyataandilapangandan data yang diperoleh, ada perbedaan antara hasil pretest dan hasil posttest. Sesuai dengan hasil pretest diketahui bahwa umumnya siswa belum bisa menempatkan smash dengan benar. Dari 20 orang siswa yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian, hasil penilaian paling tinggi pada pretest mencapai 3 dan terendah 1, secara keseluruhan rentang nilai yang diperoleh siswa sebagai hasil akhir yaitu1,965. Setelah diadakan pretest, dilanjutkan dengan pelaksanaan treatment dalam peningkatan smash yaitu dengan menggunakan latihan medicine ball exercise pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batudaa. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan latihan medicine ball exercise dalam peningkatan smash, maka dilanjutkan dengan penilaian yang kedua yaitu posttest. Berdasarkan data nilai yang diperoleh, diketahui bahwa hasil tertinggi mencapai 5 dan terendah 4, secara keseluruhan rentang nilai rata-rata peningkatan smash pada posttest adalah 4,35. Secara umum, nilai smash siswa mengalami peningkatan disbanding dengan hasil yang dicapai pada pretest. Peningkatan ini tentunya dipengaruhi oleh penggunaan latihan medicine ball exercise dalam peningkatan smash. Hal ini didukung oleh hasil uji hipotesis dimana penggunaan latihan medicine ball exercise memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan smash siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa treatment yaitu dengan menerapkan latihan medicine ball exercise memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
smash pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Batudaa. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t test diperoleh nilaithitung lebih besar dari nilai ttabel dimana nilaithitung sebesar 4.25, sedangkan nilaittabel2.539. Nilaittable tersebut berdasarkan pada jumlah derajat kebebasan (dk) yaitu 19 dengan taraf signifikan (α) 0.01 atau tingkat kepercayaan 99%. Dengan demikian, hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan latihan medicine ball exercise dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan smash.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa Latihan Medicine Ball Exercise Dalam Peningkatan Smash Permainan Bola Voli Pada SiswaKelas XI di SMK Negeri 1 Batudaa memilik ipengaruh yang signifikan, artinya semakin sering berlatih menggunakan bola terapi, maka semakin baik dalam melakukan pukulan smash.
DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor O. 1994.Theory and Methodology Of Training, The Key To Atletick Performance. Debuque, lowa: Kendall/ Hunt Publishing Company Faruq, Muhyi Muhammad. 2009.Meningkatkan Kesegaran Jasmani Melalui Permainan Dan Olahraga Bola Voli. PT. Gramedia idarsana.GRASINDO.
Hafid, Tarmudi B. dan Ahmad Rithaudin. 2011. PendidikanJasmani, Olahraga, danKesehatan. Jakarta: PusatPerbukuan, KementerianPendidikanNasional Hidayat, Yusuf. Dkk. 2010.Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan.Jakarta : Pusat perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Isnaini, FaridhadanSuranto. 2010. PendidikanJasmani, Olahraga, danKesehatan VIII. Jakarta: PusatPerbukuan, KementerianPendidikanNasional Isnaini, Faridha dan Suranto. 2010. PendidikanJasmani, Olahraga, danKesehatan IX. Jakarta : Pusat perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Jones. 1997.Medicine Ball Training Program.htm, Hari Selasa, 2 April 2013 Juari, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD VI. Jakarta : PusatPerbukuan, KementerianPendidikanNasional Mashar, Mohammad Ali dan Dwinarhayu. 2010.Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SMP IX 3. Jakarta : Pusbuk, Kemdiknas. Nurhuda,Hilmandan Olahraga,
Mia
Kusumawaty. 2010.
danKesehatan.
Arena PendidikanJasmani,
Jakarta:
PusatPerbukuan,
KementerianPendidikanNasional Sarjana, Atmaja Budi dan Bambang Trijono Joko Sunarto. 2010. Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Keolahragaan SMP IX. Jakarta : Pusat perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Sport Is The Best,Teknik Permainan Bola Voli: (http://yukez.wordpress.com, diakses 23Maret 2013) Sukadiyanto. 2005.Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: FIK, UNY. Sutrisno, Budi dan Muhammad Bazin Khafadi. 2010.Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan 8 SMP VIII. Jakarta : Pusbuk, Kemdiknas. Wikipedia.
2013.Medicine
ball
-
Wikipedia,
the
free
encyclopedia.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Medicine_ball, Hari Selasa, 2 April 2013) Wisahati, Aan SunjatadanTeguhSantosa. 2010.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.Jakarta : Pusat perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional