PENGARUH LATIHAN STADIUM HOPS TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KETEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BOLA VOLI PADA SISWA SMA NEGERI 1 TIBAWA (Ovan Suleman, Sarjan Mile, Suriyadi Datau)
[email protected] Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak : Penelitian ini bermaksud untuk meneliti tentang Pengaruh Latihan Stadium Hops terhadap Peningkatan peningkatan power otot tungkai dan ketepatan smash dalam Olahraga Bola Voli pada siswa SMA Negeri 1 Tibawa. Dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil dan pengaruh dari latihan Stadium Hops dalam peningkatan power tungkai dan ketepatan smash.Dari data hasil penelitian telah teruji secara teori dan praktek dengan hasil melalui perhitungan mean, uji normalitas dan homogenitas data. Berdasarkan perhitungan dan hasil penelitian uji t diperoleh harga thitung untuk Variabel adalah 45 dan Variabel adalah 22.43 dan hasil tdaftar 1.725 dengan kriteria pengujian Terima H0, jika : dengan taraf nyata α = 0,05 atau α = 0,01 dan dk = . Jadi, H0 ditolak dan Ha di terima karena 45 dan 22.43 berada pada daerah penerimaan Ha. Dengan demikian kesimpulan dari penelitian stadium hops terhadap peningkatan power otot tungkai dan ketepatan smash dalam Olahraga Bola Voli pada siswa SMA Negeri 1 Tibawa. Kata kunci: Stadium Hops, Power Tungkai, dan Ketepatan Smash.
PENDAHULUAN Komponen kondisi fisik tak bisa diabaikan jika hendak meningkatkan kemampuan dalam bermain voli. Komponen tersebut yakni : kekuatan, daya tahan, kelincahan, power, ketepatan, keseimbangan, dll. Selain komponen fisik diatas ada
juga yang dinamakan komponen biomotor yang merupakan factor pendukung yang tak kalah pentingnya, yaitu postur tubuh. Dengan memiliki postur tubuh yang tinggi dan proporsional maka kesulitan dalam menyebrangkan bola dan mematahkan pertahanan lawan semakin kecil, apalagi jika di dukung oleh lompatan/jumping yang tinggi. Jadi, salah satu masalah yang dimiliki siswa SMA Negeri I Tibawa ini yaitu lompatan yang kurang baik dan smash yang kurang tepat mengakibatkan bola sering menyangkut net. Karena penulis melihat, walaupun postur kurang baik setidaknya pemain tersebut memilki lompatan yang tinggi karena percuma jika memiliki postur tubuh tinggi namun lompatannya rendah. Lompatan/jumping dipengaruhi oleh kemampuan otot tungkai saat melakukan tolakan dan untuk melatih otot tersebut harus dilakukan latihan secara teratur dan terarah dengan baik. Jenis latihan saat ini yang favorit dilakukan oleh pelatih adalah latihan plyometrik. Latihan tersebut sangat efektif digunakan untuk meningkatkan daya ledak otot. Chu menyatakan bahwa “pelatihan plyometrik adalah pelatihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin. Metode pelatihan plyometrik ini sangat efektif untuk meningkatkan daya ledak” (dalam Budhiarta,2012:19). Bola Voli Bola Voli adalah Suatu cabang olahraga yang termasuk pada permainan bola besar dimana terdapat 6 orang pemain dalam satu tim yang memantul-mantulkan bola dengan tangan dan disebrangkan melalui atas net dan berusaha untuk mematahkan pertahanan lawan. Hal ini diperjelas dengan pendapat Chandra dan Sanoesi (2012:15) bahwa Bola Voli merupakan permainan beregu bola besar, Bola Voli dimainkan oleh dua regu setiap regu ada 6 pemain yang saling berkordinasi dan bekerja sama dalam tim. sedangkan menurut kharisma (2012:14) Permainan Bola Voli merupakan suatu cabang Olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik di atas jaring/net, dengan maksud menjatuhkan bola didalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan.
Menurut PBVSI dalam Rahardjo (2012:9) Bola Voli adalah Olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Permainan Bola Voli adalah olahraga yang unik karena olahraga ini merupakan permainan keselahan yang memiliki tujuan mendapatkan bola untuk dipukul ke daerah lawan atau memaksa lawan membuat kesalahan dalam menangani bola ungkap Lestari (2007:22).
Power Tungkai Rinaldy beranggapan bahwa “salah satu faktor dasar yang mempengaruhi kemampuan seorang atlit dalam suatu cabang olahraga adalah daya ledak otot tungkai (2007:60). “Daya Ledak Otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif, intensitas kontraksi otot kepada pengarahan sebanyak mungkin motor unit serta kepadatan volume otot (Rinaldy, 2007:60).” Menurut Refiater (2012:667) Power ( Daya / tenaga ) Adalah kemampuan mengeluarkan kekuatan / tenaga maksimal dalam waktu yang tercepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Daya Ledak adalah kemampuan seseorang mengerahkan tenaganya secepat dan sekuat mungkin. Budhiarta (2010:17) beranggapan bahwa “ khusus untuk pelatihan daya ledak yang digunakan dalam semua cabang olahraga, penggunaan beban selama pelatihan juga menjadi salah satu pertimbangaan pelatih”. Olehnya, Nossek (dalam Budhiarta (2010:17) menyatakan “bahwa beban pelatihan untuk meningkatkan daya ledak, kekuatan dan daya tahan otot tidak harus selalu berupa beban luar yang menggunakan peralatan seperti barbel, rompi, katrol dll tetapi dapat pula seperti berat badan sendiri, terutama bila yang dilatih atlit pemula”. Petrus (2009:3) mengemukakan bahwa Vertical Jump yang baik didukung oleh peran utama dari otot penggerak tubuh yaitu kelompok otot Quadricep Femoris sehingga peningkatan vertical jump harus secara bertahap dan diperlukan adaptasi dari otot Quadricep Femoris. Salah satu komponen latihan untuk meningkatkan kekuatan otot, diperlukan recruitment serabut otot sehingga apabila recruitment serabut otot banyak maka kekuatan otot akan besar dan
apabila recruitment otot kecil maka kekuatan ototnya akan kecil, jadi kekuatan otot yang besar dapat mendukung terciptanya power otot yang besar pula (Subroto, 2007). Sama halnya yang dikatakan oleh refiater (2012:674) bahwa “power dapat meningkat hanya tergantung pada penambahan otot “. Untuk mengukur Power Tungkai dapat menggunakan tes vertikal Jump atau dapat pula menggunakan Jump DF. Ketepatan Smash Smash yang efektif selama permainan berlangsung ialah dengan cara memukul bola dari atas jarring yang disebut Spike. Smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan yang kompleks yang terdiri atas langkah awalan, tolakan meloncat, memukul bola saat melayang diudara dan saat mendarat setelah memukul bola. Smash adalah pukulan serangan yang keras, dengan arah menukik dan mematikan. Proses melakukan smas dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu awalan, tolakan, saat memukul bola, dan sikap mendarat (Khafadi dan Sutrisno, 2010:8). a.
b.
Awalan. Cara melakukannya adalah : 1)
Langkah awalan normal berjarak 2,5-4 meter dari net
2)
Bagian badan rileks dan condong ke depan.
3)
Berat badan dibagi rata pada kedua kaki pada persiapan awalan.
Tolakan. Cara melakukannya adalah sebagai berikut. 1)
Tumit dan jari kaki menghentak lantai atau tanah
2)
Kedua lengan mengayun kedepan
3)
Telapak kaki, pinggul, dan batang tubuh digerakkan secara serasi yang merupakan gerakan yang sempurna.
4) c.
Gerakan eksplosif dan lompatan vertikal.
Memukul Bola. Cara melakukannya yaitu: 1)
Jarak bola didepan atas jangkauan lengan pemukul
2)
Lengan melecut dengan cepat, pukulan bola secepat dan setinggi mungkin.
3)
Perkenaan bola dengan telapak tangan tepat ditengan-tengah bola dibagian atas bola
4)
Setelah memukul bola, lengan membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan
5) d.
Pukulan yang benar akan menghasilkan bola top spin dan cepat.
Sikap Mendarat. Cara melakukannya adalah sebagai berikut: 1) Setelah berhasil memukul bola, kembali ke posisi semula sikap sempurna 2) Badan tetap dalam keadaan rileks dan siap untuk serangan berikutnya 3) Mendarat dengan kedua kaki mengeper 4) Mendarat dengan jari-jari kaki dan lutut dalam keadaan lentur.
Gambar Teknik melakukan smash (Ambarkati:2005) diunduh 23-10-2013 pukul 16.30 wita Jika dilihat berdasarkan ilustrasi gambar diatas makan dapat tergambar bahwa perlunya lompatan/jumping yang tinggi saat melakukan smash dan dibutuhkan ketepatan agar mudah mengarahkan bola ditempat yang diinginkan sehingga bola jatuh di tempat yang kosong dan sulit untuk lawan mengembalikannya. Jadi, ketepatan smash adalah pukulan/serangan keras yang cepat dan terarah dengan baik. Alat untuk mengukur ketepatan smash adalah Tes ketepatan Smash.
Latihan Stadium Hops Harsono (1992:1) dalam Hadjarati (2009:126) mengemukakan bahwa tujuan latihan yakni untuk membantu atlit melakukan ketrampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin. Jadi, dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kerja yang dilakukan secara teratur dan berulang dengan menggunakan beban yang kian meningkat untuk memperoleh kemahiran atau sebuah kecakapan. Dalam proses pelatihan ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dalam melatih (Hadjarati,2009:127) yaitu : 1.
Latihan Fisik Latihan ini khusus ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kondisi
fisik atlit yang mencakup komponen-komponen fisik antara lain : kekuatan otot, daya tahan, kelentukan, stamina, kcepatan, power, agilitas, koordinasi, keseimbangan dll. 2.
Latihan Teknik Latihan untuk memahirkan tknik-teknik gerakan, misalnya teknik menendang
bola, menggiring bola, lompat tinggi, smash, service, dan sebagainya. Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuskular. 3.
Latihan Taktik Latihan untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsi pada
atlet, pola-pola permainan, strategi, taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga hampir tidak mungkin regu lawan akan dapat mengacaukan regu kita dengan suatu bentuk serangan atau pertahanan yang tidak kita kenal. 4.
Latihan Mental Latihan mental lebih menekankan pada perkembangan maturasi (kedewasaan)
atlit serta perkembangan emosional-impulsif, misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, percaya diri, sportivitas, kematangan juara, dan keseimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress dan anxiety, dan sebagainya.
HASIL Hasil pengujian untuk kemampuan Vertikal Jump diperoleh thitung = 45. Nilai ttabel pada α = 0,05; dk = n-1 (20-1=19) diperoleh harga sebesar 1,729. Dengan demikian thitung lebih besar dari tdaftar (thitung=45 > tdaftar = 1.729). Berdasarkan criteria pengujian bahwa tolak H0 : jika thitung > tdaftar pada α = 0,05; n-1, oleh karena itu hipotesis alternative atau Ha dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh latihan Stadium Hops terhadap Kemampuan Vertikal Jump. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut ini.
Ha
H0
-1.729
H0
Ha 1.729
45
Hasil pengujian untuk Ketepatan Smash diperoleh thitung = 22.43. nilai ttabel pada α = 0,05; dk = n-1 (20-1=19) diperoleh harga sebesar 1,729. Dengan demikian thitung lebih besar dari tdaftar (thitung=22.43 > tdaftar = 1.729). Berdasarkan criteria pengujian bahwa tolak H0 : jika thitung > tdaftar pada α = 0,05; n-1, oleh karena itu hipotesis alternative atau Ha dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh latihan Stadium Hops terhadap Ketepatan Smash. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut ini.
Ha -1,729
H0
H0
Ha 1,729
22.43
PEMBAHASAN Proses pelatihan dengan menggunakan bentuk latihan Stadium Hops memiliki pengaruh positif terhadap Peningkatan Kemampuan Vertikal Jump dan Ketepatan Smash pada pemain Bola Voli di SMA Negeri I Tibawa diawali dengan pemberian suatu penjelasan tentang bentuk latihan Stadium Hops itu sendiri serta penjelasan tentang cara melakukannya dengan baik dan benar. setelah itu siswa melakukan latihan dengan baik dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan. Berdasarkan hasil penelitian pre-test Kemampuan Vertikal Jump data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 47dan skor yang terendah 28. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 38,30 dan nilai standar deviasi 6,24. Sedangkan pada hasil penelitian post-test menunjukkan skor tertinggi 55 dan skor terendah 35. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 45,95 sedangkan nilai standar deviasi 6,18. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil rata-rata dari tes awal sampai tes akhir. Hasil penelitian pre-test Ketepatan Smash data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 8 dan skor yang terendah 3. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 5.45 dan nilai standar deviasi 1.23. Sedangkan pada hasil penelitian post-test menunjukkan skor tertinggi 17 dan skor terendah 10. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 13.75 sedangkan nilai standar deviasi 2.02. Hal ini
menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil rata-rata dari tes awal sampai tes akhir. Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre-test dan post-test seluruh variabel memiliki varians populasi yang homogen serta memiliki populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis data eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design. Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test pada tes kemampuan Vertikal Jump menunjukkan harga thitung sebesar 45. Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 1,729. Ternyata harga thitung telah berada di dalam daerah penerimaan Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan tidak dapat menerima Ho. Begitu juga dengan hasil perhitungan data Ketepatan Smash diperoleh thitung 22.43 sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 1,729. Ternyata harga thitung telah berada di dalam daerah penerimaan Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan tidak dapat menerima Ho. Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan Stadium Hops memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan Kemampuan Vertikal Jump dan Ketepatan Smash pada Pemain Bola Voli SMA Negeri I Tibawa. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh latihan Stadium Hops terhadap peningkatan Kemampuan Vertikal Jump dan Ketepatan Smash pada pemain bola voli SMA Negeri I Tibawa dapat diterima dan terjawab.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan serta kajian teori yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa latihan Stadium Hops memberikan pengaruh terhadap peningkatan power atau daya ledak otot tungkai dan ketepatan smash dalam Olahraga Bola Voli pada siswa SMA Negeri I Tibawa.
DAFTAR PUSTAKA Adiguna, Bara Sauma. 2012. Mengenal Latihan Pliometrik. (Artikel)., diakses 23 Oktober 2013 Ahmadi, Nuril. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta. Era Pustaka Utama Anggaway. 2010. Komponen Kebugaran Jasmani. (Artikel). Diunduh 23 Oktober 2013 Budhiarta, Made. 2010. Pengaruh Pelatihan Plyometrik Loncat Bangku Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK Undhiksa. Jurnal. 1(1):1-5 Chandra,Sodikin dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Surabaya. CV. Putra Nugraha Chu, Donald. 1998. Jumping Into Plyometrics. Ather Sports Injury Clinic Castro Valley: California Ferdian, Bobby. 2012. Pliometrik. (Artikel).diakses 23 Oktober 2013. Hadjarati, Hartono.2010. Metodik Melatih Anggar. FIKK;UNG Hadjarati, Hartono. 2009. Bahan Ajar Ilmu Kepelatihan Dasar. FIKK. UNG Hanafi, Suriah. 2010. Efektifitas Latihan Beban Dan Latihan Pliometrik Dalam Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai Kecepatan Reaksi. Jurnal. Vol 1 No. 2 Kharisma, Yudhi. 2012. Pengaruh Latihan Servis Atas Menggunakan Target Terhadap Hasil Servis Atas Dalam Cabang Olahraga Bola Voli. Jurnal. Bandung. UPI Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. FIK; UNES Nurhasan. 2001. Tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani. Ditjen pendidikan dasar dan menengah. Petrus, Theophanus. 2009. Pengaruh Latihan Lompat Gawang Dengan Beban dan Tanpa Beban Terhadap Peningkatan Vertikal JumpAtlit Volly. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Radcliffe dan Farentinos. 2002. Plaiometrik Untuk Meningkatkan Power. Terjemahan oleh Furqon & Doewes. 2002. Surakarta. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Rahardjo, Sidiq. 2012. Perbedaan Quick Spike dan Smash terhadap Hasil Spike dan Smash dalam Permainan Bola Voli. Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia Refiater, Ucok. 2012. Hubungan Power Tungkai Dengan Hasil Lompat Tinggi. Jurnal. 42 5(3):1-13 Rinaldy, Alfian.2007. Pengaruh Latihan Front Squat Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai Pada Pemain Bola Voli. Jurnal.FKIP.: Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Sutrisno, Budi dkk, 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2. Surabaya. CV. Putra Nugraha