HUBUNGAN TINGGI LOMPATAN DAN KELENTUKAN PINGGANG TERHADAP KETEPATAN SMASH OLAHRAGA BOLA VOLI PADA ATLET SMA N 2 LUBUK BASUNG
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
Oleh CHANDRA SUKISMAN NIM. 85610
JURUSAN PENDIDIKAN KEPALATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI Judul
: “Hubungan Tinggi Lompatan Dan Kelentukan Pinggang Terhadap Ketepatan Smash Olahraga Bola Voli Pada Atlet SMA N 2 Lubuk Basung”.
Nama
: Chandra Sukisman
Bp/Nim
: 2007/85610
Jurusan
: Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Program Studi
: S1
Fakultas
: Ilmu Keolahragaan
Disetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.Dr.Phil Yanuar Kiram NIP. 19570101 198703 1 004
Drs. Hermanzoni, M.pd NIP. 19610414 198603 1 007
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Drs. Maidarman, M.pd NIP. 19600507 198503 1 004
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Jurusan pendidikan kepelatihan fakultas ilmu keolahragaan
Judul : “Hubungan Tinggi Lompatan Dan Kelentukan Pinggang Terhadap Ketepatan Smash Olahraga Bola Voli Pada Atlet SMA N 2 Lubuk Basung”.
Nama
: Chandra Sukisman
Nim / BP
: 85610 / 2007
Program studi
: S1
Jurusan
: Pendidikan Kepelatihan
Fakultas
: Ilmu Keolahragaan
Padang,
Januari 2012
Nama Tim Penguji Ketua
: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram
1. _________________________
Sekretaris
: Drs. Hermanzoni, M.pd
2. _________________________
Anggota
: Drs Maidarman, M.Pd
3. _________________________
Drs. Masrun, M.Kes. Aifo
4. _________________________
Drs. M Ridwan
5. _________________________
ABSTRAK
Candra sukisman (2011).Hubungan Tinggi Lompatan dan Kelentukan Pinggang Terhadap Ketepatan Smash Olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung.
Rendahnya kemampuan smash atlet bolavoli SMAN 2 Lubuk Basung sebagai masalah dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tinggi lompatan (X1) dan kelentukan pinggang (X2) sebagai dua variabel bebas terhadap ketepatan smash (Y) olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung sebagai veriabel terikat. Populasi penelitian adalah atlet olahraga bolavoli SMA N 2 Lubuk Basung yang berjumlah 28 orang. Pengambilan sampel ini di lakukan dengan teknik penarikan sampel purvosive sampling berjumlah 20 orang pada atlet putera saja. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi lompatan melalui tes vertical jump dan kelentukan pinggang dengan tes flexiometer. Selanjutnya ketepatan smash dilakukan dengan tes ketepatan smash. Analisa data dan pengujian hipotesis 1 dan 2 menggunakan teknik analisis korelasi sederhana sedangkan hipotesis 3 menggunakan teknik analisis korelasi ganda dengan taraf signifikan α = 0,05. Dari analisis data dapat diperoleh hasil : 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara Tinggi lompatan dengan ketepatan smash Olahraga Bolavoli pada atlet SMAN 2 Lubuk Basung, dengan perolehan koefesien distribusi t sebesar 2,89. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan pinggang dengan ketepatan smash Olahraga Bolavoli pada atlet SMAN 2 Lubuk Basung, dengan perolehan koefesien distribusi t sebesar 3,93. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara Tinggi lompatan dan Kelentukan pinggang secara bersama-sama dengan ketepatan smash Olahraga Bolavoli pada atlet SMAN 2 Lubuk Basung, dengan perolehan koefesien distribusi F sebesar 3,59.
Kata kunci: Tinggi lompatan, kelentukan pinggang dan smash.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia serta hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan kepada penulis, sehinnga telah dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Hubungan Tinggi Lompatan Dan Kelentukan Pinggang Terhadap Ketepatan Smash Olahraga Bolavoli Pada Atlet SMA N 2 Lubuk Basung”. Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan strata satu pada program Studi Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang (UNP). Dalam penelitian ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dorongan baik moril maupun materil dari dari berbagai pihak. Sehingga dengan itu pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Rektor Universitas Negeri Padang 2. Bapak Drs. Syahrial Bahtiar, M.Pd sebagai dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang 3. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang 4. Bapak Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram sebagai Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulisan dalam penulisan proposal ini
[Type a quote from the docu ment or the summ ary of an intere sting point. You can positi on the text box anywh ere in the docu ment. Use the Text Box Tools tab to chang e the forma tting of the pull quote text box.]
5. Bapak Drs. Hermanzoni, M.Pd sebagai Pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan kepada penulisan dalam penulisan proposal ini 6. Seluruh Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang 7. Teristimewa buat kedua orang tua Ayahanda, Ibunda, dan SaudaraSaudara tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil 8. Dan seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolagragaan Universitas Negeri Padang. Semoga bantuan, bimbingan dan petunjuk yang bapak/ibu dan rekan-rekan berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari ALLAH SWT. Akhirnya penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak.
Padang,
Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………………………….. i KATA PENGANTAR…………………………………...……………………… ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. iv DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………. vi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. vii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….. 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………………… 5 C. Pembatasan Masalah…………………………………………………… 6 D. Rumusan Masalah……………………………………………………… 6 E. Tujuan Penelitian…………………………………….………………… 6 F. Kegunaan Penelitian…………………………………………………… 7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori……………………………………………………………. 8 1. Hakikat Bermain Bola Voli……...………………………………… 8 2. Hakikat Tinggi Lompatan……………………………………..…... 9 3. Hakikat Kelentukan ………………………………….…………..... 12 4. Hakikat Smash …………………………...……………………….. 15 B. Kerangka Konseptual …………………………………………………. 17 C. Hipotesis ………………………………………………………………. 18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ………………………………………………………
20
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………..
20
C. Populasi dan Sampel ………………………………………………… 20 D. Jenis dan Sumber Data……………………………………………….
21
E. Definisi Operasional.............................................................................
21
F. Instrumentasi ………………………………………………………...
22
G. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….....
22
H. Teknik Analisa Data ………………………………………………… 29 BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ………………………………………………………
31
B. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………………… 35 C. Pengujian Hipotesis Penelitian………………………………………
37
D. Pembahasan …………………………………………………………
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………... 50 B. Saran…………………………………………………………………. 50 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak Negaranegara
berkembang
di
dunia,
yang
sedang
giatnya
melaksanakan
pembangunan disegala bidang. Pembangunan diarahkan pada peningkatan kualitas manusia terampil, berpengetahuan, cerdas, berkepribadian, sportifitas serta sehat jasmani dan rohani guna mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu aspek pembangunan Negara Indonesia adalah dibidang olahraga. Sumber daya manusia yang berkualitas itu diantaranya ditandai dengan peningkatan kesehatan jasmani dan rohani yang berkepribadian dan sportifitas tinggi sehingga dapat membawa rasa kebanggaan nasional, yang dapat dicapai melalui pembangunan olahraga. Peningkatan prestasi olahraga bagi bangsa dan Negara merupakan alasan yang tepat untuk meningkatkan pembangunan dibidang olahraga. Melalui prestasi olahraga Negara-negara didunia akan dapat mengetahui bangsa Indonesia sebagai nagara berkembang juga mampu berprestasi seperti Negara-negara lainya. “Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis dan komperhensif melalui lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan dibawah kordinasi masing-masing olah raga” ( GBHN / TAP MPR / No.IV / 1999)
Sehubungan dengan hal tersebut di atas untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga diperlukan berbagai persyaratan antara lain : 1. Minat, bakat dan motivasi berolahraga 2. Dukungan moral dan material dari keluarga 3. Proses pembinaan secara berkesinambungan, terprogram, menggunakan pendekatan dan metode yang baik dalam waktu yang relative lama 4. Dukungan sarana dan prasarana yang memadai 5. Kondisi lingkungan, fisik, geografis dan sosiokultural yang kondusif. (Sugianto : 2000) Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah untuk mencapai prestasi yang maksimal kita harus bekerja keras melalui pembinaan yang terarah, terencana dan mempertimbangkan segala faktor yang turut mendukung tercapainya prestasi yang kita inginkan seperti faktor kondisi fisik, psikologi, metode latihan bentuk latihan kordinasi gerak, dan sebagainya. Maka dari itu perlu diperhatikan, bahwa olahraga merupakan aktifitas yang dilakukan sacara berulang-ulang, terkoordinir, terorganisir, terencana dan sistematis secara kontiniu, serta pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan prinsip latihan secara ilmiah, agar kegiatan tersebut dapat mengembangkan komponen-konponen kondisi fisik seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan dan lain-lain. Dari sekian banyak cabang olahraga yang dikembangkan di Sumatera Barat salah satunya adalah cabang olahraga bola voli. Cabang ini dikembangkan melalui wadah PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh
Indonesia) yang terdiri dari beberapa jalur pembinaan. Sebagai induk organisasi, PBVSI telah berupaya sesuai dengan kemampuannya untuk melakukan pembinaan yang diharapkan mampu melahirkan atlet bola voli yang akhirnya akan memperkuat tim nasional Indonesia khususnya Sumatra Barat dalam kejuaraan wilayah maupun nasional. Bola voli merupakan suatu olahraga permain beregu yang terdiri dari dari dua tim, yang masing-masing beranggotakan 6 orang pemain dan masingmasing tim berusaha memasukan dan mematikan bola ke area lawan serta berusaha mempertahankan daerah dari serangan lawan. Usaha yang dilakukan untuk mematikan bola keadaerah lawan dengan melakukan smash, dan melindungi serangan lawan dengan bendungan (block). Prestasi dapat dicapai bila didukung oleh kemampuan kondisi fisik, teknik, strategi, dan mental. Syafruddin (1995:5) menyatakan bahwa kondisi fisik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap atlet. Jika ingin meraih suatu prestasi yang tinggi hal senada juga di katakan oleh Yunus (1992:61) menyatakan bahwa kondisi fisik harus dipandang sebagai hal yang penting dalam latihan untuk mencapai prestasi tinggi. SMA N 2 Lubuk Basung sebagai salah satu pembinaan olahraga bola voli melalui program ekstrkurikuler. Tujuan diadakan latihan melalui program ektrakurikuler ini untuk dapat meraih pretasi pada pertandingan bola voli tingkat sekolah menengah atas ditingkat daerah bahkan tingkat nasional. Para pemain diberikan latihan peningkatan kondisi fisik, teknik, dan taktik. Sebuah
prestasi dapat diraih apabila tim dapat memenangkan pertandingan dengan mematikan bola sebanyak-banyaknya di daerah lawan. Poin dalam permainan bola voli diperoleh dari hasil kerjasama regu atau tim yang melakukan servis, passing, block, dan smash. Gerakan ini merupakan gerakan teknik dasar yang mempunyai tujuan dan fungsi gerakan yang berbeda. Dengan adanya perbedaan ini tentu berbeda pula teknik gerakan. Dalam pelaksanaan smash dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Tinggi Lompatan dan kelentukan pinggang. Tinggi Lompatan sangat berguna pada saat di atas net. Apabila Tinggi Lompatan atlet tersebut besar maka akan mempermudah atlet memukul bola diatas net. Kelentukan pinggang berpengaruh terhadap smash. Kelentukan didalam smash merupakan awalan untuk melakukan smash, semakin luas awalan semakin keras pukulan atlet tersebut. Ada juga faktor pendukung lainnya seperti daya ledak otot lengan dan perkenaan bola dengan tangan, posisi tubuh diudara, daya tahan kekuatan, tinggi raihan, dan lambungan bola. Apabila faktor tersebut terpenuhi maka akan bertambah mudah untuk melakukan smash. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman dilapangan atlet SMA N 2 Lubuk Basung menunjukkan bahwa hasil latihan khususnya ketepatan smash masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari pelaksaanan smash yang dilakukan pada saat latihan maupun dalam permainan, dimana kemampuan smash masih kurang untuk mematikan bola di daerah lawan. Dengan kata lain smash yang dilakukan atlet tersebut jarang mendapatkan poin. Banyaknya
bola yang melenceng keluar lapangan, dapat diblok dan dikembalikan lawan dengan mudah, bahkan tidak jarang bola menyangkut di net. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan Tinggi Lompatan dan kelentukan pinggang terhadap ketepatan smash pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi masalah-masalah seperti 1. Apakah faktor Tinggi Lompatan dapat mempengaruhi ketepatan smash dalam bola voli? 2. Apakah faktor kelentukan pinggang dapat mempengaruhi ketepatan smash dalam bola voli? 3. Apakah faktor daya ledak otot tungkai dapat meningkatkan ketepatan smash dalam bola voli? 4. Apakah faktor daya ledak otot lengan dapat meningkatkan ketepatan smash dalam bola voli? 5. Apakah faktor posisi tubuh diudara
atau kesimbangan dapat
meningkatkan ketepatan smash dalam bola voli? 6. Apakah faktor lambungan bola di udara dapat meningkatkan ketepatan smash dalam bola voli? 7. Apakah faktor daya tahan kekuatan dapat meningkatkan ketepatan smash dalam bola voli?
8. Apakah perkenaan bola dengan tangan dapat menigkatkan ketepatan smash dalam bola voli?
C. Pembatasan Masalah Mengingat kompleknya permasalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan smash dalam permainan bola voli dan mencegah timbulnya penafsiran yang berbeda-beda maka perlu di beri batasan sehingga ruang lingkup penelitian ini menjadi jelas, terarah dan terkontrol dengan keterbatasan pengetahuan, waktu, dana dan tenaga yang dimiliki maka penelitian ini dibatasi pada masalah yang berhubungan dengan variable peneliti yaitu Tinggi Lompatan dan kelentukan pinggang dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung. D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah maka rumusan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara Tinggi Lompatan dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung? 2. Apakah terdapat hubungan antara kelentukan pinggang dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung? 3. Apakah terdapat hubungan antara tinggi lompatan dan kelentukan dengan ketepatan smash bola voli secara bersamaan? E. Tujuan penalitian
Adapun tujuan dari penalitian ini adalah untuk mengetahui 1. Hubungan antara Tinggi Lompatan dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung. 2. Hubungan antara kelentukan pinggang dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung. 3. Tinggi Lompatan dan kelentukan pinggang secara bersamaan terhadap ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung. F. Guna penelitian Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi 1. Penulis sebagai salah satu syaarat untuk mendapat gelar Sarjana (S1) Pendidikan Kepelatihan 2. Guru sebagai bahan masukan dalam proses belajar mengajar olahraga bola voli 3. Pelatih dan Pembina olahraga sebagai bahan masukan dalm pembinaan olahraga bola voli 4. Sebagai bahan bacaan di perpustakaan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan perpustakaan Universitas Negeri Padang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Permainan Bola Voli Permainan bola voli adalah olahraga beregu yang dapat dimainkan oleh putra dan putri. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang berbeda disetiap lapangan dipisahkan oleh net. Menurut Bachtiar (1999: 32) menyatakan bahwa “permainan bola voli merupakan permainan yang dimainkan sebanyak 6 orang dalam 1 regu, setiap regu berusaha bermain sebaik mungkin dan dapat menyerang, mematikan bola kedaerah lawan serta bertahan di lapangan sendiri”. Sedangkan menurut Yunus (1992: 11) “permainan bola voli itu adalah memasukan bola kedaerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola di daerah lawan”. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli merupakan suatu permainan yang bertujuan membangun serangan dan mempertahankan daerah sendiri dar serangan lawan dengan menggunakan teknik-teknik gerakan tertentu seperti servis, passing, smash, dan blok serta bertahan di daerah lapangan sendiri. Suharno HP dalam Irzaldi, (2005: 8) menerangkan bahwa “teknik dasar bola voli harus betul-betul dkuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalah suatu pertandingan”.
Dari ungkapan di atas dilihat bahwa untuk dapat melaksanakan ide atau mengembangkan mutu permainan bola voli dengan baik, atlet harus menguasai teknik dasar bola voli seperti servis, passing, smash, dan blok. Smash adalah salah satu teknik dalam permainan bola voli yang berfungsi untuk melakukan pukulan serta serangan yang kuat, cepat dan tepat pada sasaran ke daerah lawan melalui net. B. Tinggi Lompatan a. Pengertian Daya ledak dapat dinyatakan sebagai kekuatan eksplosif power dan banyak dibutuhkan oleh cabang-cabang olah raga yang cepat dan kuat, kedua unsur ini saling mempengaruhi, Bochard yang di Sadur Sajoto (1988: 34) menjelaskan bahwa: daya ledak otot (masculer power) adalah kualitas
yang
memungkinkan otot
atau
sekelompok
otot
untuk
menghasilkan kerja fisik secara eksplosive. Annarino dalam Asril (1997:71) menyatakan daya ledak merupakan hasil dari kombinasi kekuatan dan kecepatan. Daya ledak yang berkaitan dengan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosive, ini melibatkan pengeluaran kekuatan otot maksimum dalam satu waktu yang pendek. Tinggi Lompatan merupakan kemampuan yang dihasilkan secara eksplosive dan berlangsung ddalam kondisi dinamis. Gerakan-gerakan ini dapat terjadi pada waktu memukul, menarik, dan berpindah tempat
sebahagian atau seluruh tubuh. Daya ledak otot sangat ditentukan oleh volume otot. Daya ledak otot terjadi karena segmen, otot, sendi, dan susunan sraf pusat. Tinggi Lompatan dapat diperoleh berdasarkan kerja sekelompok otot untuk menahan beban yang diangkatnya. Otot tungkai yang terdiri dari sebagian syaraf lintang adalah otot yang terdapat pada tungkai bawah dan atas. Tinggi Lompatan terjadi akibat saling memendek dan memanjang otot tungkai atas dan bawah yang didukung oleh dorongan otot kaki dengan kekuatan dan kecepatan maksimum. Dari uraian di atas jelas bahwa Tinggi Lompatan dipengaruhi oleh kekuatan ddan kecepatan yang diarahkan dalam waktu yang sesingkatsingkat mungkin. Harsono (1988:2000) mengemukakan bahwa sebelum seorang atlet melakukan latihan daya ledak maka terlebih dahulu harus memiliki suatu tingkat kekuatan yang baik. Dalam perminan bola voli, Tinggi Lompatan mutlak dibutuhkan semua pemain, terutama saat melakukan serangan pada lawan berupa pukulan (smash) pada sasaran. b. Faktor-Faktor Tinggi Lompatan Faktor-faktor yang dapat meningkatkan Tinggi Lompatan adalah: 1) Kekuatan Kekuatan adalah suatu gaya sekelompok otot yang digunakan untuk melawan atau menahan beban dalam waktu maksimal, Fox (1999:308). Kemudian O’shea (1976:80) mengatakan bahwa kekuatan (strength)
adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Dalam olahraga kekuatan dapat dibagi menjadi dua yaitu: kekuatan absolute kekuatan maksimal yang mampu dipindahkan oleh berat badannya. Sedangkan kekuatan relative adalah kekuatan maksimal yang dapat dipindahkan dibagi dengan berat badan, Bompa (1994:2) Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka kekuatan dapat sebagai kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menahan serta menerima beban sewaktu bekerja yang dapat diperlihtkan setiap individu untuk menarik, mendorong, mengangkat, menekan suatu objek atau menahan tubuh dalam posisi menggantung. 2) Kecepatan Salah satu kemampuan biometrik yang sangat penting dalam olahraga adalah kecepatan dan kapasitas untuk bergerak dengan sangat cepat. Menurut Neuman dan Allan (1981:321) kecepatan adalah “kemampuan kompleks yang diperlukan untuk aksi-aksi motorik cepat dalam waktu sesingkat mungkin. Verducci dalam Arsil (1999:82) mengartikan kecepatan sebagai velositas tubuh atau objek yang merupakan kecepatan gerak. Sudarmo (1991:67) mengatakan kecepatan merupakan kualitas yang memungkinkan seseorang untuk bergerak, melakukan gerakan-gerakan yang sama atau tidak sama secepat mungkin.
3) Usia Baaley (1997:143)menyatakan bahwa usia juga mempengaruhi kekuatan. Berdasarkan penelitian, kekuatan otot terus meningkat sampai usia 12-19 tahun. Kekuatan anak-anak laki-laki meningkat cepat, sedangkan puncak kekuatan pada usia 25 tahun (Lamb,1984:183) C. Hakekat Kelentukan Kelentukan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihanlatihan
dengan
amplitudo
gerakan
yang
sangat
besar
atau
luas
(Jonatan/Krempel : 198). Kelentukan merupakan kemampuan pergelangan atau persendian untuk dapat melakukan gerakan-gerakan kesemua arah secara optimal, dengan kata lain yang sering kali dikonotasikan sama dengan keluesan, kelentukan atau fleksibilitas (Syafruddin : 1996). Kelentukan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mencapai prestasi olahraga dan salah satu unsur kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari
keterampilan-keterampilan
gerak,
mencegah
cidera,
mengembangkan kemampuan kekuatan, daya tahan , koordinasi, dan kecepatan (Syafruddin : 1996). “Kelentukan merupakan suatu kapasitas untuk melakukan gerakan dalam jarak gerak atau mobilitas yang luas” (Masrun : 1994). “kelentukan sebagai kapasitas gerak anggota tubuh atau jarak gerak seluruh bagian tubuh khususnya bagian persendian” (Masrun : 1994 )
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelentukan merupakan kemampuan persendian untuk melakukan gerak atau regangan kesemua arah dengan luas dan amplitudo yang besar. Kelentukan adalah sangat penting dalam oahraga. Manfaat dari kelentukan terhadap seseorang sebagi berikut : a. Mengemukakan kemungkinan terjadinya cidera pada otot dan sendi. b. Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan. c. Membantu mengembangkan potensi. d. Menghemat pengeluaran tenaga (efesien) pada waktu melakukan gerak. e.membantu memperbaiki sikap tubuh. (Harsono : 1998) Oleh sebab itu kelentukan perlu dikembangkan dalam olahraga dan dua bentuk dalam mengembangkan kelentukan sebagai berikut : a. Peregangan dinamis, dilakukan dengan mengarahkan tubuh atau anggota badan secara berirama dengan memantul -memantulkan sehingga terasa otot-otot tegang dan terurut. b. peregangan statis , dilakukan dengan menggerakkan anggota tubuh dan mempertahankan sikap tersebut untuk beberapa saat. (Syafruddin :1996) Dapat dilihat pendapat para ahli diatas maka sangat jelaslah bahwa kelentukan sangat menentukan keberhasilan seorang atlit pada setiap cabang olahraga pada umumnya dan cabang bola voli pada khususnya. Kelentukan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur kondisi fisik lainnya dalam melakukan suatu keterampilan gerak. Banyak faktor yang mempengaruhi terhadap kualitas kelentukan seperti : a) Usia dan jenis kelamin
Usia
dan
jenis
kelamin
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi kualitas kelentukan seseorang. Bahwa hasil penelitian telah membuktikan bahwa pada usia anak sekolah dasar secara bertahap kualitas kelentukan akan menurun sampai mereka berumur 11 atau 12 tahun. Anak perempuan lebih lentur dibandingkan dengan anak laki - laki pada usia 6 sampai 7 tahun. (Hamton : 1971 dalam Masrun : 1994) b) Tingkat aktifitas tubuh Tingkat aktifitas tubuh yang dilakukan sehari – hari ikut mempengaruhi kemunduran ruang gerak. Bagi yang kurang aktifitas gerak terhadap kecendrungan terjadinya otot dan jaringan ikat yang akan kehilangan gerak normalnya. Kekurangan aktifitas juga menyebabkan terjadinya akumulasi lunak dalam tubuh yang akan membatasi kelentukan. c) Kondisi waktu Kualiatas kelentukan akan mengalami perubahan sesuai dengan pergeseran waktu dalam sehari. Amplitudo gerak tertinggi dicapai antara jam 10.00 – 11.00 siang dan 16.00 – 17.00 sore. Sedangkan amplitudo terendah dipagi hari. (Bompa : 1986 dalam masrun : 1994) d) Struktur jaringan lunak
Kelentukan merupakan jarak gerak persendian dan luas, yang akan dilakukan satu sendi yang melibatkan persendian otot, tendon, dan ligamen sekitar sendi.(Masrun : 1994) Dari pendapat para ahli diatas jelas bahwa kelentukan sangat berperan penting dalam suatu cabang olahraga termasuk olahraga bola voli.dalam pelaksanaan smash, atlit dapat mengenakan bola saat melakukan smash diatas net dan dapat menambah kekuatan pukulan D. Hakekat Smash Dalam permainan bola voli, banyak hal yang dapat dilakukan untuk melakukan serangan dalam medapatkan angka. Smash adalah pukulan utama dalam melakukan penyerangan kedaerah lawan (Bachtiar : 1999). Untuk mencapai hasil yang optimal dalam menyerang (smash) dibutuhkan raihan tangan yang tinggi maupun daya lompatan. Koordinasi lompatan dan pukulan yang optimal. Proses gerakan dalam smash secara umum adalah sebagai berikut : a). langkah awal. b).tolakan atau take of untuk melompat. c). memukul bola saat melayang diudara. d). mendarat kembali setelah memukul bola. (Bachtiar : 1999) Berdasar kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa proses smash secara umum terdiri dari sikap permulaan, pelaksanaan gerakan dan gerakan lanjut. Sebagai salah satu bentuk serangan menurut Bachtiar (1999) smash dikelompokkan atas dua bentuk diantaranya adalah : 1. Smash Normal atau Open Smash
Pelaksanaan tidak jauh berbeda dari pelaksanaan smash secara umum, ciri – cirinya adalah : a.
Umpan bola cuup tinggi , diatas tiga meter
b.
Jatuhnya bola yang diumpankan berada ditengah – tengah antara pengumpan dan pemukul
c.
Langkah awalan dumulai setelah bola dilepas dari tangan pengumpan dan mendekati titik tertinggi
d.
Memukul bola pada titik tertinggi dari raihan (Bachtiar 1999)
2. Smash Semi Pada pelaksanaan sama dengan proses normal. Akan tetapi perbedaannya terletak pada ketinggian umpan yang diberikan dan teming mengambil langkah awalan. Awalan langkah kedepan dimulai bola mengarah ke pengumpan, begitu bola diumpankan oleh pengumpan smasher segera meloncat dan memukul bola secepat – cepat diatas net, ketinggian umpan lebih kurang satu meter diatas net. Dari kedua bentuk pelaksanaan smash. Kesalahan umum yang dilakukan oleh smasher adalah : a. Langkah awal terlalu lebar sehingga mengurangi tolakan lompatan b. Kaki pada waktu mau melakukan tolakan terlalu terbuka dan tidak sejajar
c. Pada saat meloncat, lutut kurung atau terlalu ditutp sehingga mengurangi daya loncatan d. Pada saat bola dipukul dengan siku bengkok, sehingga pengambilan pukulan tidak pada titik tertinggi jangkauan tangan e. Meloncat didepan bola, sehingga terpaksa dipukul dibelakang kepala, sehingga arah bola tidak tajam seperti parabola f. Meloncat agak jauh dibelakang bola, sehingga bola dipukul terlalu diatas (Bachtiar : 1999) Mengingat pentingnya peran smash dalam melakukan penyerangan ke daerah lawan dalam permainan bola voli maka harus diusahakan melakukan variasi gerakan bola dalam latihan smash sehing serangan yang dilakukan tidak dapat diselamatkan oleh lawan. Mengingat pentingnya kelentukan dan Tinggi Lompatan terhadap ketepatan smash, maka kelentukan dan Tinggi Lompatan berperan penting dalam pelakanaan smash pada olahraga bola voli. Smash yang digunakan dalam penelitian ini adalah smas normal atau open smash.
E. Kerangka Konseptual Seorang pemain yng bagus dalam melaksanakan smash adalah apabila smash tersebut tepat sasaran. Ketepatan smash adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengarahkan bola kesatu sasaran. Tinggi Lompatan adalah
kemampuan sementara otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Kelentukan adalah luas atau besarnya jarak gerak atau jangkauan gerak persendian dengan kata lain tau sering dikonotasikan yaitu keluwesan, fleksibility. Kelenturan. Dengan orang yang memiliki Tinggi Lompatan yang besar diduga akan menguasai ketepatan smash yang baik, orang yang memiliki kelentukan pinggang akan mudahkan atau leluasa dalam melakukan smash diduga juga kan menguasai kemampuan ketepatan smash yang baik.dan apabila memiliki daya ledak dan kelentukan yang baik diduga juga akan menguasai ketepan smash yang baik untuk lebih jelasnya tujuan kerangka konseptual diatas dapat dilihat pada gambar.
X1 Tinggi Lompatan Y
Ketepatan Smash Bola Voli
Kelentukan
X2
Gambar 1 : Hubungan antara variable bebas dan variable terikat
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat diajukan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara Tinggi Lompatan dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara Tinggi Lompatan dan kelentukan secara bersamaan dengan ketepatan smash bola voli SMA N 2 Lubuk Basung
BAB III METODOLOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian korelasi yang bertujuan untuk meneliti seberapa jauh variabel - variabel dari suatu faktor berkaitan dengan variabel lain berdasarkam pada koefesien korelasi. Data diperoleh dengan melakukan tes pengukuran terhadap semua variable yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini digolongkan dalam dua macam kategori yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabe bebas yang dimaksud adalah Tinggi Lompatan dan kelentukan sedangkan variable terikat adalah ketepatan smash dalam bola voli. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 lubuk Basung Kabupaten Agam, yang dilaksanakan pada bulan Desember 2011,dari tanggal 5 Desember sampai dengan tanggal 16 Desember 2011. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitan ini adalah atlet SMA N 2 Lubuk Basung yang terdaftar ditahun 2011 sebanyak 20 orang putra dan putri 8 orang. 2. Sampel
Dalam penelitan ini menggunakan teknik purposive sampling yang ditetapkan sebagai sampel adalah pemain putra SMA N 2 Lubuk Basung, mengingat karena atlet putrinya terlalu sedikit dan kurang mengikuti latihan maka yang dijadikan sampel hanya atlet putra saja sebanyak 20 orang. D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data yang diperoleh dalam dalam penelitian ini berasal dari data: a. Data primer Data primer penelitian ini adalah hasil tes pengukuran yang dilakukan terhadap atlet SMA N 2 Lubuk Basung yang terpilih menjadi sampel. Hasi tes pengukuran yang dilakukan yaitu Tinggi Lompatan, kelentukan pinggang dan ketepatan smash. b. Data sekunder Data sekunder penelitan ini adalah atlet bola voli pada SMA N 2 Lubuk Basung yang berjumlah 20 orang E. Definisi Operasional Agar penulisan skripsi ini terhindar dari kesalahan dalam penafsiran dan pengertian maka perlu adanya penjelasan istilah sehingga sesuai dengan apa yang dimaksud dalam penelitian nantinya.
1. Tinggi Lompatan merupakan kemampuan otot-otot seseorang
untuk
mengatasi suatu tahanan atau pembebanan dengan kuat dan cepat. 2. Kelentukan: Kelentukan merupakan kelemahan, kelembutan, atau kekenyalan dari otot dan kemampuannya untuk meregang cukup jauh jauh agar memungkinkan persendian dimana dia bereaksi secara lengkap dalam jarak normal dan dari gerakan tersebut tidak menyebabkan cidera. 3. Smash adalah pukulan utama dalam melakukan penyerangan kedaerah lawan (Bachtiar : 1999). Smash yang dimaksud adalah smash dalam permainan olahraga bolavoli F. Instrumen Penelitian 1. Tes Tinggi Lompatan Tinggi Lompatan diukur dengan vertical jump (Suharno HP : 1992) 2. Tes kelentukan pinggang Kelentukan dengan menggunakan alat tes yang bernama flexiometer (Nurhasan : 1988) 3. Tes ketepatan smash Tes ketepatan smash menurut Nurhasan (2001) dengan membuat daerah sasaran tersebut diisi dengan angka-angka G. Teknik Pengumpulan Data 1. Persiapan
Sebelum ketiga macam data dikumpulkan, maka terlebih dahulu disiapkan peralata sebagai berikut : a. Vertical Jump : meteran terbaru, pengukuran loncatan,
dinding,
tepung, atau serbuk kapur, blanko pengambilan data dan alat tulis. b. Pengukuran kelentukan : meteran terbaru, blanko pengolahn data dan alat tulis. c. Ketepatan smash : lapangan bola voli, net bola voli, bola voli, alat tulis dan blanko pengambilan data. 2. Pelaksanaan 1. Vertical Jump a. Perlengkapannya a) Meteran yang diuji kebenarannya. b) Dinding vertical jump c) Serbuk kapur b. Pelaksanaannya a) Sampel menuju tempat pelaksanaan vertical jump dengan ujung jari tangan terlebih dahulu diberi serbuk kapur. b) Sampel egak lurus menyamping tembok (dinding) dengan tumit tidak diangkat, kemudian jangkauan tangan yang ujung jarinya telah diberi serbuk kapur tadi setinggi-tingginya pada dinding yang telah ditempel pada meteran, sehingga dapat dilihat dengan jelas tinggi jangkauan pada meteran tersebut.
c) Kemudian sampel mengambil ancang-ancang ditempat dengan menekuk lutut (merendahkan badan). d) Setelah itu melakukan loncatan lurus ke atas setinggi-tingginya dengan meluruskan tangan yang ujung jarinya diberi serbuk kapur pada saat meluruskan tangan sampai menyentuh meteran yang ditempelkan ada dinding tersebut. e) Sampel diberi kesempatan untuk melakukan lompatn sebanyak tiga kali. Hasil lompatan tertinggi akan dijadikan data seperti ini. f) Setiap sampel di ukur dengan sampel di atas. Agar lebih jelasnya bentuk vertical jump dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2 : Mengukur vertical jump (Suharno HP : 1992)
2. Mengukur Kelentukan
Flexiometer
(Morrow dalam Kementerian Negara
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, 2005 : 9-10) a.
Tujuan
: Untuk mengukur kelentukan togok
b. Perlengkapan
: Meja, kursi, alat ukur (flexiometer), pluit dan alat-alat tulis
c. Pelaksanaan
: - Letakan flexiometer di lantai - Testee berdiri di atas alat yang sudah ditaruh di atas kursi dengan tidak memakai alas kaki dengan sikap siap atau berdiri lurus - Tester memberikan aba-aba “ya”, testee menggerakkan togok ke depan
secara
perlahan-lahan
semaksimal mungkin - Lengan testee paralel dengan tungkai dan ujung jari menyentuh meteran
(lutut
tidak
boleh
ditekukkan) - Dagu testee rapat ke lutut dan sikap ini dipertahankan selama
tiga detik sehingga dapat dibaca oleh tester. h. Penilaian (scoring)
: - Sikap terakhir testee menahan dorongan terakhir dari pada ujung jari-jari tangan dicatat sebagai data penilaian kelentukan dalam penelitian ini.
i. Catatan
: - Apabila
ketika
lengan
testee
melakukan gerakan mendorong pada alat ukur dan lutut ditekuk berarti pengukuran tidak sah dan diulang kembali - Apabila
testee
melakukan
gerakan mendorong pada alat ukur dengan sentakan yang tidak teratur,
hal
pengulangan
ini
dilakukan pengukuran
kembali.
Agar lebih jelasnya bentuk pengukuran kelentukan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 3 : Bentuk pelaksanaan flexiometer test Sumber
: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (2005). Panduan Penetapan Parameter Tes Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar dan Sekolah Khusus Olahragawan. Jakarta: Asisten Deputi Pengembangan SDM Keolahragaan Deputi Peningkatan Prestasi dan IPTEK Olahraga Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI.
3. Ketepatan Smash a. Perlengkapan 1. 6 buah bola voli yang memenuhi persyaratan 2. 1 buah net bola voli 3. 2 tiang net 4. 1 buah lapangan bola voli yang lengkap dengan gais sasaran.
b. Pelaksanaanya 1. Sampel melakukan smash dengan jenis smash normal yaitu dari posisi 4 (empat) 2. Bola dilambungkan dari posisi 3 (tiga) serendh – rendhnya 1 meter diatas net 3. Bola di smash oleh sampel dengan jalannya bola setelah dismash mendekati lintasan lurus mendekati sasaran. 4. Smash dilakukan sebanyak 6 kali berturut – turut 5. Setiap atlet yang menjadi sampel diukur dengan prosedur diatas c. Penilaian 1. Bola yang dismash masuk didaerah 3 meter di depan net pada posisi 2 dan 4 nilainya adalah 4 2. Bola yang di smash masuk didaerah 3 meter didepan net pada posisi 3 mak nilainya 3 3. Bola yang dismash masuk didaerah 4 meter pada kiri dan kanan lapaangan maka nilainya adalah 2 4. Bola yang dismash masuk pada daerah tengah 1 meter atau diposisi 6 maka nilainya adalah 1 5. Bola yang dismash masuk pada daerah 1 meter dibelakang kiri dan kanan maka nilai adalah 5 6. Hasil akhir adalah jumlah nilai keseluruhan dalam 6 kali smash
agar lebih jelas biasa dilihat pada gamnar dibawah ini:
4
2
3 4
5 1
2
5
Gambar 4 : Mengukur Ketepataan Smsh (Nurhasan : 2001) H. Teknik Analisa Data Dari ketiga hipotesis yang digunakan analisis data dilakukan dengan teknik analisis korelasi guna melihat hubungan antara Tinggi Lompatan (x1) dan kelentukan (x2) terhadap ketepatan smash (y) pada SMA N 2 Lubuk Basung. Namun sebelum analisis dilakukan dahulu uji normalitas data massing – masing variabel. Analisis korelasi yang digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan. Adapun rumus korelasi tersebut menggunakan korelasi product moment sebagai berikut :
rxy
N xy x y
N x
2
Ket :
rxy
= Koefisien korelasi product moment antara variable x
N
= Jumlah sampel
X1
= Tinggi Lompatan
X2
= kelentukan
Y
= ketepatan smash
x N y 2 y 2
dan y
( sudjana : 1992 ) Uji koefesien korelasi :
( Sudjana : 1992 )
Uji korelasi ganda :
( Sudjana : 1992 ) Uji signifikansi koefesien korelasi ganda :
R2 k F 1 R 2 n k 1
( Sudjana : 1992 )
2
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data Dalam bab ini akan disajikan hasil pengukuran tinggi lompatan dan kelentukan pinggang serta ketepatan smash atlet bolavoli SMA Negeri 2 Lubuk Basung. Agar lebih jelasnya masing-masing deskripsi data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tinggi lompatan (X1) Berdasarkan hasil tes tinggi lompatan, diperoleh skor maksimum adalah 85 cm dan skor minimum 40 cm. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 52,45cm dan Standar Deviasi = 10,65 cm. Agar lebih jelasnya deskripsi data tinggi lompatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tinggi lompatan (X1) Frekuensi
Kelas Interval No
Kategori
(cm)
Absolut (Fa)
Relatif (%)
1
76 – 85
1
5%
Baik sekali
2
66 – 75
1
5%
Baik
3
56 – 65
3
15%
Cukup
4
46 – 55
10
50%
Kurang
5
36 – 45
5
25%
Kurang sekali
Jumlah
20
Mean
= 52,45
Standar Deviasi
= 10,65
Maksimum
= 85
Minimum
= 40
100%
Dari tabel di atas, dapat digambarkan melalui histogram di bawah ini:
12 10 8 6
Series1
4
2 0 76 – 85
66 – 75
56 – 65
46 – 55
36 – 45
Gambar 5 : Histogram Tinggi lompatan (X1)
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 1 orang (5%) memiliki tinggi lompatan berkisar antara 76 - 85 tergolong kategori baik sekali, 1 orang (5%) memiliki 66 - 75 tergolong kategori baik, 3 orang (15%) memiliki 56 - 65 tergolong
kategori cukup, 10 orang (50%) memiliki 46 - 55 tergolong kategori kurang dan 5 orang (25%) memiliki 36 - 45 tergolong kategori kurang sekali. 2. Kelentukan pinggang (X2) Berdasarkan hasil tes kelentukan pinggang, diperoleh skor maksimum adalah 23,9 cm dan skor minimum 15,2 cm. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 19,36 cm, dan Standar Deviasi = 2,92 cm. Agar lebih jelasnya deskripsi data kelentukan pinggang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kelentukan pinggang (X2) Frekuensi
Kelas Interval
Kategori
No (meter)
Absolut (Fa)
Relatif (%)
1
22,16 – 23,90
5
25%
Baik sekali
2
20,41 – 22,15
5
25%
Baik
3
18,66 – 20,40
1
5%
Cukup
4
16,91 – 18,65
4
20%
Kurang
5
15,16 – 16,90
5
25%
Kurang sekali
Jumlah
20
100%
Mean
= 19,36
Standar deviasi
= 2,92
Maksimum
= 23,9
Minimum
= 15,2
Dari tabel di atas, dapat digambarkan melalui histogram di bawah ini:
6 5
4 3
Series1
2 1 0
22,16 – 23,90 20,41 – 22,15 18,66 – 20,40 16,91 – 18,65 15,16 – 16,90
Gambar 6 : Histogram Kelentukan pinggang (X2)
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 5 orang (25%) memiliki kelentukan pinggang berkisar antara 22,16 – 23,90 tergolong kategori baik sekali, 5 orang (25%) memiliki 20,41 – 22,15 tergolong kategori baik, 1 orang (5%) memiliki 18,66 – 20,40 tergolong kategori cukup, 4 orang (20%) memiliki 16,91 – 18,65 tergolong kategori kurang dan 5 orang (25%) memiliki 15,16 – 16,90 tergolong kategori kurang sekali. 3. Ketepatan smash bolavoli (Y) Berdasarkan hasil tes ketepatan smash bolavoli, diperoleh skor maksimum = 15 dan skor minimum = 5. Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 10,3, dan
Standar Deviasi = 3,40. Agar lebih jelasnya hasil ketepatan smash bolavoli dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3. Distribusi frekuensi Ketepatan smash bolavoli (Y) Frekuensi
Kelas Interval
Kategori
No (cm)
Absolut (Fa)
Relatif (%)
1
13 – 15
6
30%
Baik sekali
2
10 – 12
7
35%
Baik
3
7–9
3
15%
Cukup
4
4–6
4
20%
Kurang
5
1- 3
0
0%
Kurang sekali
20
100
Jumlah Mean
= 10,3
Standar Deviasi
= 3,40
Maksimum
= 15
Minimum
=5
Dari tabel di atas, dapat digambarkan melalui histogram di bawah ini: 8 7 6 5 4
Series1
3 2 1 0 13 – 15
10 – 12
7–9
4–6
3-Jan
Gambar 7 : Histogram ketepatan Smash Bolavoli (Y)
Berdasarkan histogram di atas dari 20 orang sampel, 6 orang (30%) memiliki ketepatan smash bolavoli berkisar antara 13 - 15 tergolong kategori baik sekali, 7 orang (35%) memiliki 10 - 12 tergolong kategori baik, 3 orang (15%) memiliki 7 - 9 tergolong kategori cukup, 4 orang (20%) memiliki 4 - 6 tergolong kategori kurang, sedangkan kategori kurang sekali 0% dimiliki sampel.
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Sebelum melakukan pengujian hipotesis tentang tinggi lompatan (X 1) dan kelentukan pinggang tubuh (X2) dengan ketepatan smash bolavoli (Y) terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan analis data yaitu uji normalitas sebaran data. Setelah data diuji terhadap persaratan analisis dilakukan uji hipotesis. 2. Uji Normalitas Sebaran Data Uji normalitas sebaran data dilakukan dengan uji lilifors. Sebaran data berdistribusi normal jika nilai Lo < Ltab, maka data dinyatakan normal. Hasil analisis normalitas sebaran data masing-masing variabel disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4. Rangkuman uji normalitas sebaran data
No
Variabel
n
Lo
Ltab
Distribusi
1
Tinggi lompatan (X1)
20
0,085
0,190
Normal
2
Kelentukan pinggang (X2)
20
0,141
0,190
Normal
3
Ketepatan smash bolavoli (Y)
20
0,118
0,190
Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk Tinggi lompatan (X1), skor Lo = 0.085 dengan n = 20, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,190 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari Tinggi lompatan berdistribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Selanjutnya hasil tes kelentukan pinggang (X2), skor Lo = 0,141 dengan n = 20, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,190 yang
lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari kelentukan pinggang berdistribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Kemudian diperoleh hasil ketepatan smash (Y), skor Lo = 0,118 dengan n = 20, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,190 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari ketepatan smash berdistribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y data tersebut tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masing-masing variabel penelitian ini tersebut normal atau populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Uji Hipotesis pertama Setelah masing-masing variabel diketahui bedistribusi normal, maka variabel tersebut sudah layak untuk dilakukan uji hipotesis. Dimana pengujian hipotesis pertama dibuktikan dengan menggunakan rumus korelasi sederhana. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan
antara tinggi lompatan dengan ketepatan smash olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5 : Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana Tinggi lompatan (X1) dengan ketepatan smash olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung (Y)
Korelasi
Tinggi lompatan dengan ketepatan smash bolavoli
Koefisien Korelasi
Taraf Signifikan
(r)
α = 0,05
0.563
0,444
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara tinggi lompatan dengan ketepatan smash bolavoli adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r dan r
tabel
hitung
dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,444 dengan demikian r
sebesar 0,563
hitung
>r
tabel.
Ini
berarti terdapat hubungan yang berarti antara tinggi lompatan dengan ketepatan smash bolavoli. Oleh sebab itu hipotesis pertama dalam penlitian ini terbukti secara signifikan kebenarannya secara empiris.
2. Uji Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan antara kelentukan pinggang tubuh dengan ketepatan smash olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel, dapat diuji dengan menggunakan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6.
Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana Kelentukan pinggang (X2) terhadap ketepatan smash olahraga bola voli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung (Y)
Korelasi
Kelentukan pinggang dengan ketepatan smash bolavoli
Koefisien Korelasi
Taraf Signifikan
(r)
α = 0,05
0.680
0,444
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kelentukan pinggang dengan ketepatan smash bolavoli adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r dan r
tabel
hitung
dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,444 dengan demikian r
sebesar 0,680
hitung
>r
tabel.
Ini
berarti terdapat hubungan yang berarti antara kelentukan pinggang dengan ketepatan smash bolavoli. Oleh sebab itu hipotesis kedua dalam penelitian ini terbukti secara empiris.
3. Uji Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat hubungan antara tinggi lompatan dan kelentukan pinggang tubuh secara bersamasama dengan ketepatan smash olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung. Untuk mengetahui tingkat hubugan anatara variabel bebas dengan variabel terikat tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi ganda, sebab pada hipotesis tiga menyatakan hubungan kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rangkuman hasil perhitungan berikut ini:
Tabel 7
Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Tinggi lompatan (X1) dan Kelentukan pinggang tubuh (X2) Secara bersama-sama dengan ketepatan smash (Y) olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung.
Korelasi
Tinggi lompatan dan Kelentukan pinggang tubuh secara bersama-sama dengan ketepatan smash bolavoli
Koefisien Korelasi
Taraf Signifikan
(R)
α = 0,05
0,733
0,444
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara tinggi lompatan dan kelentukan pinggang tubuh secara bersama-sama dengan kemampuan smash bolavoli adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh R hitung sebesar 0,733 dan R tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,444 dengan demikian R
hitung
> R
tabel.
Ini berarti terdapat
hubungan yang berarti antara kelentukan pinggang dengan kemampuan smash bolavoli. Oleh sebab itu hipotesis ketiga dalam penelitian ini sudah terjawab dan terbukti kebenarannya secara empiris.
D. Pembahasan 1. Hubungan tinggi lompatan dengan ketepatan smash olahraga bolavoli.
Tinggi lompatan merupakan kemampuan pemain untuk menampilkan otot atau mengeluarkan kekuatan otot tungkai secara Eksplosive atau dengan cepat dan kuat untuk melakukan suatu keterampilan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya demi tercapainya tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien, seperti gerakan smash dalam olahraga bolavoli. Pada cabang olahraga bolavoli, tinggi lompatan yang baik dapat mempermudah pelaksanaan teknik dasar smash secara efektif dan efisien di dalam pemberian tenaga. Apabila seorang pemain dapat melakukan smash dengan baik, hal ini dapat membantu kualitas individu pemain, sehingga pemain tersebut dengan mudah melakukan pukulan-pukulan keras untuk memperoleh point angka. Namun
sebaliknya, apabila seorang atlet tidak memiliki Tinggi lompatan yang baik maka ia tidak dapat melakukan smash dengan baik sehingga lawan akan mudah untuk mengembalikan bola atau menangkis bola. Hal ini didasarkan atas hasil penelitian yang membuktikan bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara Tinggi lompatan ketepatan smash bolavoli, dari analisis data yang dilakukan didapat koefesien korelasi atau r hitung sebesar 0,563 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,444 dengan demikian r
hitung
>r
tabel.
Artinya, variabel Tinggi lompatan memiliki
hubungan yang signifikan dengan ketepatan smash dalam olahraga bolavoli. Oleh sebab itu unsur Tinggi lompatan harus diberikan kepada atlet bolavoli SMA N 2 Lubuk Basung. Ketepatan smash dalam olahraga bolavoli yang dilakukan oleh seorang pemain dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah daya tahan kekuatan otot tungkai. Seorang atlet akan melakukan gerakan smash yang berulangulang dalam sebuah permainan atau pertandingan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh point tambahan guna meraih kemenangan disetiap set permainan. Sebab pada dasarnya gerakan smash merupakan suatu gerakan pukulan keras yang bertujuan untuk memperoleh point. Semakin sering pemain melakukan gerakan smash maka semakin besar pula peluang bagi regu tersebut untuk mengumpulkan point dalam permainan tersebut. Namun, kemampuan seorang atlet untuk dapat melakukan gerakan smash secara berulang-ulang dalam permainan yang sedang berlangsung membutuhkan suatu kondisi yang dapat mempertahankan kondisi
ototnya, terutama kondisi otot tungkai agar dapat terus berkontraksi dan berelaksasi dengan kuat dan dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan hal tersebut, diduga kondisi yang dibutuhkan agar tubuh mampu melakukan gerakan samsh dengan kontraksi otot tungkai yang kuat dalam waktu yang relatif lama adalah kondisi daya tahan kekuatan otot tungkai yang prima. Berdasarkan pendapat Hendri (2010:67) mengatakan “seseorang dikatakan memiliki daya tahan kekuatan apabila ia sanggup menunjukan kinerja yang menggunakan kekuatan dalam waktu yang lama tanpa kelelahan yang berarti”. Oleh sebab unsur kondisi daya tahan kekuatan otot tungkai harus diberikan kepada atlet bolavoli.
.
2. Hubungan
kelentukan pinggang tubuh dengan ketepatan smash olahraga
bolavoli. Ismaryati (2008:101) mengatakan kelentukan pinggang adalah bahagian dari komponen kesegaran jasmani, dimana kondisi kelentukan pinggang merupakan kemampuan dari tubuh untuk menggerakan tubuh atau sebagian tubuh seluas munkin tanpa mengalami ketegangan sendi ataupun cedera pada otot. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kelentukan pinggang merupakan kemampuan dari tubuh untuk dapat beregerak kesegala arah dengan leluasa pada saat melakukan suatu aktivitas tanpa terjadinya suatu cedera, dimana kelentukan pinggang erat kaitanya dengan pergerakan sendi-sendi tubuh dan otot-otot yang berperan pada saat sendi itu bergerak. Dalam cabang olahraga bolavoli kondisi kelentukan pinggang dibutuhkan terutama pada gerakan teknik dasar smash. Kondisi kelentukan pinggang berperan pada saat tubuh melayang diudara, maka pada saat itu sangat diharapkan lentingan pinggang dari sikap tubuh saat akan memukul bola. Sikap tubuh yang melenting pada saat melayang diudara membutuhkan kondisi kelentukan pinggang dari persendian tubuh, sehingga atlet dapat dengan leluasa untuk melakukan pukulan sesuai dengan arah bola yang diinginkan. Seorang atlet bolavoli haruslah mempunyai kondisi kelentukan pinggang yang prima untuk menampilkan kemampuan smash bolavoli yang kuat, keras, cepat dan mematikan di daerah lawan, sehingga regu dengan mudah untuk memperoleh poin. Peran penting dari kelentukan pinggang terhadap kemampuan smash bolavoli terlihat dengan terciptanya keefektifan dan efesiensi gerakan smash bolavoli
atlet. Artinya,
kelentukan pinggang memiliki peranan dalam melakukan gerakan smash bolavoli dan mengoptimalkan keberhasilan teknik yang dimiliki. Hal ini berdasarkan atas Hasil penelitian membuktikan bahwa kelentukan pinggang (X2) memiliki hubungan dengan ketepatan smash olahraga bolavoli pada atlet SMA Negeri 2 Lubuk Basung, dimana diperoleh koeefesien korelasi atau r
hitung
sebesar 0,680 dan r
tabel
dalam
taraf α = 0,05 sebesar 0,444 dengan demikian r
hitung
>r
tabel,.
Artinya, kelentukan
pinggang yang dimiliki atlet memiliki hubungan yang signifikan dengan ketepatan smash bolavoli. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, jika atlet tidak memiliki kondisi kelentukan pinggang yang prima tentu masalah ini akan dapat mempengaruhi permainan atlet seperti lemahnya pukulan smash mengakibatkan atlet sulit untuk mencetak poin ke daerah lawan karena bola hasil pukulan smash dapat di block atau dikembalikan oleh lawan. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus akan dapat menghambat prestasi atlet dalam bermain. Sebaliknya, apabila kelentukan pinggang yang dimiliki oleh atlet baik, maka hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas penampilan permainan atlet , atlet dapat melakukan pukulan smash yang kuat dan cepat sehingga bola tidak dapat di block atau dikembalikan oleh lawan. Oleh karena itu kelentukan pinggang harus dimiliki oleh setiap atlet olahraga bolavoli, seperti atlet bolavoli SMA N 2 Lubuk Basung. Kelentukan pinggang yang dimiliki atlet SMA N 2 Lubuk Basung harus terus ditingkatkan melalui program latihan dan bentuk-bentuk latihan peningkatan terhadap kelentukan pinggang. Keberhasilan seorang pemain bolavoli dalam melakukan gerakan samsh tidak hanya didukung oleh kelentukan pinggang semata, namun banyak faktor lain yang ikut berperan dalam gerakan tersebut. Daya ledak otot lengan diduga memiliki peran serta dalam gerakan smash olahraga bolavoli. Pada dasarnya lengan seorang
pemain yang melakukan gerakan smash dituntut untuk mampu memukul bola dengan kuat dan cepat, hal ini dilakukan agar bola yang dipukul tidak dapat ditangkis dan dikembalikan oleh regu lawan sehingga terciptanya satu point tambahan bagi regu yang melakukan smash. Arsil (2009:71) dalam berbagai kegiatan olahraga daya ledak merupakan komponen biomotorik yang dibutuhkan, karena yang menentukan seberapa keras orang untuk memukul, melempar, melompat dan lainya adalah daya ledak otot. Oleh sebab itu unsur kondisi daya ledak, terutama daya ledak otot lengan harus dimiliki oleh setiap pemain melalui latihan yang sistematis dan berkesinambungan.
3. Tinggi lompatan (X1) dan kelentukan pinggang tubuh (X2) Secara bersama-sama memiliki hubungan dengan ketepatan smash atlet bolavoli SMA Negeri 2 Lubuk Basung. Smash adalah merupakan salah satu bagian dari tekni dasar dalam permaianan olahraga bolavoli. Menurut Sarumpet, dkk (1992:99) mengatakan smash adalah merupakan pukulan serangan keras terhadap lawan, sehingga lawan tidak dapat mengembalikan bola atau menangkisnya. Dari pendapat tersebut jelas bahwa smash bolavoli merupakan salah satu jenis pukulan yang sangat penting dimiliki oleh atlet bolavoli untuk memperoleh poin. Dengan smash yang kuat, keras dan cepat hal ini akan menyulitkan pemain lawan untuk menguasai bola sehingga dengan demikian regu yang melakukan smash memiliki peluang besar untuk
memperoleh tambahan ponit. Agar atlet dapat memiliki kemampuan smash bolavoli yang baik, hal ini tidak lepas dari peranan dan dukungan dari kondisi tinggi lompatan dan kelentukan pinggang yang dimiliki oleh atlet tersebut. Menurut Beutelstahl (2005:25) mengatakan seorang pemain yang pandai melakukan smash harus memiliki kegesitan dan pandai melompat serta mempunyai kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Tinggi lompatan merupakan
tenaga pada otot-otot tungkai secara
keseluruhan untuk dapat melompat dengan kuat dan cepat pada saat melakukan suatu gerakan lompatan seperti teknik smash bolavoli. Selanjutnya, kelentukan pinggang bertindak memberikan sumbangan berupa keleluasan gerakan pada sendisendi tubuh pada saat atlet melakukan gerakan smash. Hal ini berdasarkan atas hasil penelitian membuktikan bahwa tinggi lompatan (X1) dan kelentukan pinggang tubuh
(X2) secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan secara
bersama-sama dengan ketepatan smash olahraga bolavoli, dimana diperoleh koefesien korelasi ganda atau R
hitung
sebesar 0,444 dengan demikian R
sebesar 0,733 dan R hitung
> R
tabel.
tabel
dalam taraf α = 0,05
Artinya, tinggi lompatan dan
kelentukan pinggang tubuh yang dimiliki atlet secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan ketepatan smash bolavoli. Oleh sebab itu unsur tinggi lompatan dan kelentukan pinggang secara bersama-sama harus dimiliki oleh atlet bolavoli SMA N 2 Lubuk Basung.
Untuk memiliki kemampuan smash yang baik dan benar seorang pemain tidak cukup hanya memiliki kondisi tinggi lompatan dan kelentukan pinggang semata, namun banyak faktor lain yang ikut berperan didalam gerakan smash tersebut. Gerakan smash adalah suatu pukulan keras yang dilakukan dengan cara melompat dengan tolakan dari kaki kemudian melakukan pukulan terhadap bola dengan kuat dan cepat. Artinya, pada saat melompat tubuh memerlukan keseimbangan, pemain atau atlet harus memiliki kordinasi yang baik agar perkenaan bola pada tangan berjalan sebagaimana mestinya. Menurut
Widiastuti
(2011:144)
mengatakan
keseimbangan
adalah
kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kondisi keseimbangan tubuh yang baik tidak akan mengalami atau mendapat masalah pada saat melakukan gerakan dalam hal keseimbangan. Terkait dengan gerakan smash dalam bolavoli dan dihubungkan dengan pendapat diatas, maka keseimbangan dibutuhkan pada saat melakukan gerakan smash dalam bolavoli. Hal ini dapat dilihat ketika tubuh melayang diudara akibat tolakan kaki yang dilakukan, pada saat ini tubuh memerlukan kondisi keseimbangan. Jika seorang atlet tidak memiliki keseimbangan tubuh yang baik maka ia akan ragu-ragu ataupun tidak bisa melompat tinggi untuk melakukan smash sehingga atlet menemui kendala untuk memukul bola. Oleh karena itu, pelatih dan atlet harus menyadari bahwasannya
kondisi keseimbangan diduga memiliki peran yang penting dalam gerakan smash bolavoli. Disamping pentingnya peran dari kondisi keseimbangan dalam gerakan smash bolavoli, koordinasi yang baik dan benar juga harus dimiliki oleh seorang atlet bolavoli. Syafruddin (1992:85) ”koordinasi merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas motorik secara cepat dan terarah yang ditentukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan serta kerjasama sistem persyarafan pusat”. Teori tersebut menjelaskan bahwa koorinasi merupakan kemampuan dari tubuh untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat dan terarah, dimana hal ini hanya akan terlaksana dengan adanya kerja sama antara otot yang bekerja dengan sistem syaraf pusat sebagai alat memberi perintah. Pendapat tersebut diduga memiliki hubungan
dengan gerakan smash
dalam permainan bolavoli. Sebab gerakan smash di dalam permainan bolavoli merupakan gerakan yang komplek dan sedikit rumit dibandingkan dengan gerakan teknik dasar bolavoli lainnya. Kesulitan tersebut diduga karena gerakan smash membutuhkan koordinasi yang baik dari pemain. Pada saat hendak melakukan smash seorang atlet harus mampu memilih waktu yang tepat untuk melakukan lompatan ataupun melakukan pukulan terhadap bola. Diduga kegagalan yang banyak dialami oleh seorang atlet untuk melakukan smash dikarenakan rendahnya tingkat kemampuan koordinasi yang dimiliki oleh atlet, sehingga atlet kesulitan untuk mengatur perkenaan bola pada tangan. Oleh sebab itu, untuk memiliki
kemampuan smash yang baik dan benar pelatih harus memberikan unsur koordinasi dan keseimbangan yang baik dan benar kepada atlet melalui latihan yang telah terprogram dan terencana. .
BAB V PENUTUP
B. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Tinggi lompatan
memiliki hubungan yang signifikan dengan ketepatan smash
olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung, dimana diperoleh koefesien korelasi sebesar 0,563. 2. Kelentukan pinggang memiliki hubungan yang signifikan dengan ketepatan smash olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung, dimana diperoleh koefesien korelasi sebesar 0,680. 3. Tinggi lompatan
dan kelentukan pinggang
secara bersama-sama memiliki
hubungan yang signifikan dengan ketepatan smash olahraga bolavoli pada atlet SMA N 2 Lubuk Basung, dimana diperoleh koefesien korelasi sebesar 0,733.
C. Saran 1. Disarankan bagi pelatih olahraga bolavoli untuk dapat memilih metoda latihan dan bentuk-bentuk latihan yang dapat mempertahankan dan meningkatkan kondisi Tinggi Lompatan dan kelentukan pinggang tubuh dari atlet.
2. Bagi pelatih dan atlet bolavoli disarankan untuk melatih kondisi Tinggi Lompatan dan kelentukan pinggang dengan cara melatih otot-otot yang dominan dalam menghasilkan kemampuan smash bolavoli. 3. Bagi atlet bolavoli dapat meningkatkan kemampuan smash bolavoli dengan cara melakukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan. 4. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah populasi atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.
Lampiran 1 DATA PENELITIAN No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama
Abdul Hasan Dicky Bartin Masril Afandi Ihqbal Yojataramza M. Iqbal Asyari Dicky Hidayat Rahman H. M Yori Indriansyah. P Riki Mayandra Yade Prasetya Iqbal Afandy Ryan Rinaldi Kamil Yoanda Septi E Richy Novellindo Dio Febrimal M.Ridwan Devin Rahmat Dino Saputra Hari Deswanda Devid Sakita Putra
Tinggi lompatan (X1)
Kelentukan pinggang (X2)
Smash (Y)
40 60 56 51 45 53 59 53 54 51 40 47 46 45 71 85 47 51 42 53
17.7 23.9 15.4 18.2 18.3 23.3 21.4 20.5 22.7 20.5 15.3 15.2 23.3 17.5 23.2 20.7 18.3 19.5 16.5 16.5
5 15 6 10 5 13 8 11 13 11 5 10 15 8 14 15 8 10 12 12
Lampiran 2 Tabel Analisis uji normalitas sebaran data Tinggi lompatan melalui uji liliefors (X1)
No Xi 40 1 42 2 45 3 46 4 47 5 51 6 53 7 54 8 56 9 10 59 11 60 12 71 13 85 Jumlah
Fi 2 1 2 1 2 3 3 1 1 1 1 1 1 20
Xi - X
Zi
Peluang
F(Zi)
S(Zi)
IF(Zi)-S(Zi))
-12.45 -10.45 -7.45 -6.45 -5.45 -1.45 0.55 1.55 3.55 6.55 7.55 18.55 32.55
-1.17 -0.98 -0.70 -0.61 -0.51 -0.14 0.05 0.15 0.33 0.62 0.71 1.74 3.06
0.379 0.3365 0.258 0.2291 0.195 0.0557 0.0199 0.0596 0.1293 0.2324 0.2612 0.4591 0.4989
0.121 0.1635 0.242 0.2709 0.305 0.4443 0.5199 0.5596 0.6293 0.7324 0.7612 0.9591 0.9989
0.076923 0.153846 0.2308 0.3077 0.3846 0.4615 0.5385 0.6154 0.6923 0.7692 0.8462 0.9231 1.0000
0.044077 0.009654 0.011231 -0.03679 -0.07962 -0.01724 -0.01856 -0.05578 -0.06301 -0.03683 -0.08495 0.036023 -0.0011
Lo tertinggi = 0.08495 Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,190 Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal. Mean = 52,45 Standar Deviasi = 10,65 Minimum = 40 Nilai Maximum = 85
Lampiran 3 Tabel Analisis uji normalitas Kelentukan pinggang melalui uji liliefors (X2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Xi 15.2 15.3 15.4 16.5 17.5 17.7 18.2 18.3 19.5 20.5 20.7 21.4 22.7 23.2 23.3 23.9 Jumlah
Fi 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 20
Xi - X -4.16 -4.06 -3.96 -2.86 -1.86 -1.66 -1.16 -1.06 0.14 1.14 1.34 2.04 3.34 3.84 3.94 4.54
Zi -1.42 -1.39 -1.36 -0.98 -0.64 -0.57 -0.40 -0.36 0.05 0.39 0.46 0.70 1.14 1.32 1.35 1.55
Peluang 0.4222 0.4177 0.4131 0.3365 0.2389 0.2157 0.1554 0.1406 0.0199 0.1517 0.1772 0.258 0.3729 0.4066 0.4115 0.4394
F(Zi) 0.0778 0.0823 0.0869 0.1635 0.2611 0.2843 0.3446 0.3594 0.5199 0.6517 0.6772 0.758 0.8729 0.9066 0.9115 0.9394
Lo tertinggi = 0.1406 Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,190
S(Zi) 0.0625 0.1250 0.1875 0.25 0.3125 0.3750 0.4375 0.5 0.5625 0.625 0.6875 0.75 0.8125 0.875 0.9375 1
IF(Zi)-S(Zi)) 0.0153 -0.0427 -0.1006 -0.0865 -0.0514 -0.0907 -0.0929 -0.1406 -0.0426 0.0267 -0.0103 0.0080 0.0604 0.0316 -0.0260 -0.0606
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal. Mean = 19,36 Standar Deviasi = 2.92 Minimum = 15,2 Nilai Maximum = 23,9
Lampiran 4 Tabel Analisis uji normalitas kemampuan Ketepatan smash melalui uji liliefors (Y) No Xi 1 5 2 6 3 8 4 10 5 11 6 12 7 13 8 14 9 15 Jumlah
Fi
Xi - X
3 1 3 3 2 2 2 1 3
-5.3 -4.3 -2.3 -0.3 0.7 1.7 2.7 3.7 4.7
Zi -1.56 -1.26 -0.68 -0.09 0.21 0.50 0.79 1.09 1.38
Peluang 0.4406 0.3962 0.2518 0.0359 0.0832 0.1915 0.2852 0.3621 0.4162
F(Zi) 0.0594 0.1038 0.2482 0.4641 0.5832 0.6915 0.7852 0.8621 0.9162
20
Lo tertinggi = 0.1184 Dengan n = 20 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,190
S(Zi) 0.11111 0.22222 0.33333 0.44444 0.55556 0.66667 0.777778 0.88889 1.0000
IF(Zi)-S(Zi)) -0.0517 -0.1184 -0.0851 0.0197 0.0276 0.0248 0.0074 -0.0268 -0.0838
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal. Mean = 10,3 Standar Deviasi = 3,40 Minimum =5 Nilai Maximum = 15
Lampiran 5 Tabel Analisis korelasi sederhana dan korelasi berganda (variabel X 1, X2 dan Y) No 1 2 3 4 5 6
X1 40 60 56 51 45 53
X2 17.7 23.9 15.4 18.2 18.3 23.3
Y 5 15 6 10 5 13
X12 1600 3600 3136 2601 2025 2809
X22 313.29 571.21 237.16 331.24 334.89 542.89
Y2 25 225 36 100 25 169
X1 Y 200 900 336 510 225 689
X2 Y 88.5 358.5 92.4 182 91.5 302.9
X1 X2 708 1434 862.4 928.2 823.5 1234.9
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
59 53 54 51 40 47 46 45 71 85 47 51 42 53 1049
21.4 20.5 22.7 20.5 15.3 15.2 23.3 17.5 23.2 20.7 18.3 19.5 16.5 16.5 387.9
8 11 13 11 5 10 15 8 14 15 8 10 12 12 206
3481 2809 2916 2601 1600 2209 2116 2025 5041 7225 2209 2601 1764 2809 57177
457.96 420.25 515.29 420.25 234.09 231.04 542.89 306.25 538.24 428.49 334.89 380.25 272.25 272.25 7685.07
64 121 169 121 25 100 225 64 196 225 64 100 144 144 2342
Lampiran 6 1. Pengujian hipotesis 1 Korelasi sederhana natara variable (x1) dengan Y
472 583 702 561 200 470 690 360 994 1275 376 510 504 636 11193
171.2 225.5 295.1 225.5 76.5 152 349.5 140 324.8 310.5 146.4 195 198 198 4123.8
1262.6 1086.5 1225.8 1045.5 612 714.4 1071.8 787.5 1647.2 1759.5 860.1 994.5 693 874.5 20625.9
n X1 Y -
n X
r x1y =
r=
2 1
X Y
X1
2
n Y 1
2
Y
r=
20.11193 - (1049)(206)
20.57177 (1049) 20.2342 (206) 2
r=
2
2
223860 - 216094
1143540 - 110040146480 - 42436 7766
431394044 7766
r=
174454116 ro = 0,563 rtab (α = 0,05) = 0.444
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima) uji signifikansi t=
t=
r n2 1 r
2
=
0,563 18 1 (0,563) 2
2,389 0,683031
t=
2,389 0,826
t= 2,89 Fhitung(2,89) > (Ftabel(1,73)
2. Pengujian hipotesis 2 Korelasi sederhana natara variable (x2) dengan Y r x2y =
r=
n X 2 Y -
n X
2 2
X Y
X 2
2
2
n Y
2
Y
r= r=
20.4123,8 - (387,9)(206)
20.7685,07 (387,9) 20.2342 (206) 2
r=
2
2
82476 - 79907,4
153701,4 - 150466,4146840 - 42436 2568,6
3234,994404 2568,6 3774,5060551
ro = 0,680 rtab (α = 0,05) = 0.444
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima) Uji signifikansi t=
t=
r n2 1 r2
=
0,680 18 1 (0,680) 2
2,885 0,5376
t= 3,93 Fhitung(3,93) > (Ftabel(1,73)
Korelasi sederhana natara variable (x1) dengan (x2)
n X1 X 2 -
n X
r x1 x2 =
r=
2 1
X 1
X X
2
2
1
n X
2 2
X 2
20.20625,9 - (1049)(387,9)
20.57177 (1049) 20.7685,07 (387,9) 2
r=
2
2
412518 - 406907,1
1143540 - 1100401153701,4 - 150466,41)
r=
5610,9
139554233,61 5610,9 r= 11813,30747997 ro = 0,475 rtab (α = 0,05) = 0.444
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho diterima (Ha ditolak) Lampiran 7 3. Pengujian hipotesis 3 Korelasi Ganda antara variable (x1) dan (x2) terhadap variable Y r x1 x2 y =
=
r 2 x 1 y r 2 x 2 y - 2rx 1 y rx 2 y rx 1 x 2 1 - r 2 x1x 2
0,563 2 0,680 2 2(0,563)(0,680)(0,475) 1 0,475
2
=
0,316969 0,4624 0,363698 1 0,225625
=
0,779369 0,363698 0,774375
=
0,53678256658
R= 0,733
Rtab = 0.444, pada taraf signifikan α = 0,05 Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda F=
R 2 y12 / k (1 R 2 y12) /( n k 1
F=
(0,733) 2 / 2 (1 0,733 2 ) /( 20 2 1
F=
0,2686445 (0,462711) / 17
F=
0,2686445 0,02721829411
F= 36,74 Fhitung(36,74) > (Ftabel(3,59) H0 ditolak ha diterima Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y
Lampiran 8
Ukuran Sampel 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
DAFTAR NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS Taraf Nyata 0.01 0.417 0.405 0.364 0.348 0.331 0.311 0.294 0.284 0.275 0.268 0.261
0.05 0.381 0.337 0.319 0.300 0.285 0.271 0.258 0.249 0.242 0.234 0.227
0.10 0.352 0.315 0.294 0.276 0.261 0.249 0.239 0.230 0.223 0.214 0.207
0.15 0.319 0.299 0.277 0.258 0.244 0.233 0.224 0.217 0.212 0.202 0.194
0.20 0.300 0.285 0.265 0.247 0.233 0.223 0.215 0.206 0.199 0.190 0.183
15 16 17 18 19 20 25 30 n >30
0.257 0.250 0.245 0.239 0.235 0.231 0.200 0.184 1.031
n
0.220 0.213 0.206 0.200 0.195 0.190 0.173 0.161 0.886
n
0.201 0.195 0.289 0.184 0.179 0.174 0.158 0.144 0.805
n
0.187 0.182 0.177 0.173 0.169 0.166 0.147 0.136 0.768
n
0.177 0.173 0.169 0.166 0.163 0.160 0.142 0.131 0.736
n
Sumber : Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973
Lampiran 9 Tabel dari harga kritik dari Product-Moment N (1) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Interval 95% (2) 0.997 0.950 0.878 0.811 0.754 0.707 0.666 0.632 0.602 0.576 0.553 0.532 0.514 0.497 0.482 0.468 0.456 0.444 433 0.423 0.413 0.404 0.396 1.031
Kepercayaan 99% (3) 0.999 0.990 0.959 0.912 0.874 0.874 0.798 0.762 0.735 0.708 0.684 0.661 0.641 0.623 0.606 0.590 0.575 0.561 0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.886
N (1) 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Interval 95% (2) 0.388 0.381 0.374 0.367 0.361 0.355 0.347 0.344 0.339 0.334 0.329 0.325 0.320 0.316 0.312 0.308 0.304 0.301 0.297 0.294 0.291 0.288 0.264 0.281 0.297
Kepercayaan 99% (3) 0.4905 0.487 0.478 0.470 0.463 0.456 0.449 0.442 0.436 0.430 0.424 0.418 0.413 0.408 0.403 0.396 0.393 0.389 0.384 0.380 0.276 0.372 0.368 0.364 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
N (1) 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Interval 95% (2) 0.266 0.254 0.244 0.235 0.227 0.220 0.213 0.207 0.202 0.195 0.176 0.159 0.148 0.138 0.113 0.098 0.088 0.080 0.074 0.070 0.065 0.062
kepercayaan 99% (3) 0.345 0.330 0.317 0.306 0.296 0.286 0.278 0.270 0.263 0.256 0.230 0.210 0.194 0.181 0.148 0.128 0.115 0.105 0.097 0.091 0.085 0.081
Lampiran 10 DAFTAR LUAS DIBAWAH LENGKUNGAN NORMAL STANDAR Dari 0 ke z
Z 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
0 0000 0386 0793 1179 1554 1915 2258 2580 2881 3159 3413 4634 3849 4032 4192 4332 4452 4554 4641 4713 4772 4821 4861 4893 4918 4938 4953
1 0040 0483 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 4920 4940 4955
2 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3888 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 4830 4868 4898 4922 4941 4956
3 0120 0557 0910 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 4370 4484 4580 4664 4732 4788 4838 4871 4901 4925 4943 4957
4 0160 0596 0948 1331 1700 2054 2389 2704 2996 3264 2508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4904 4927 4945 4959
5 0199 0636 0987 1368 1736 2088 2422 2734 3023 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4798 4842 4878 4906 4929 4946 4960
6 0239 0675 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3315 3554 3770 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 4750 4803 4846 4881 4909 4931 4948 4961
7 0279 0714 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 3340 3577 3790 3980 4147 4292 4418 4525 4626 4692 4756 4808 4850 4884 4911 4932 4949 4962
8 0319 0754 1103 1480 1844 2190 2418 2823 3106 3365 3599 3810 3997 4162 4306 4429 4535 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963
9 0359 0360 1141 1517 1879 2224 2549 2852 3133 3389 3621 3830 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4633 4767 4817 4857 4890 4916 4936 4952 4964
2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
4965 4974 4981 4987 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
4966 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000
4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4968 4977 4983 4988 4991 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4969 4977 4984 4988 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4970 4978 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4972 4979 4985 4989 4992 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
4973 4980 4986 4990 4993 4995 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000
3.9 Sumber : Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum Publishing., New York, 1961 Lampiran 11
Gambar: Atlet Bolavoli SMA N 2 Lubuk Basung Bersama Peneliti
4974 4981 4986 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 4999 5000
Gambar: Tes Daya Ledak Otot Tungkai
Gambar : Tes Kelentukan Pinggan
Gambar: Tes Ketepatan Smash
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 2. 3. 4.
Hubungan antara variable bebas dan variable terikat………………………… Mengukur vertical jump……………………………………………………… Bentuk pelaksanaan flexiometer test…………………………………………. Mengukur ketepatan smash……………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Tabel data penelitian
Lampiran 2
Tabel analisis uji normalitas sebaran dan Exsplosif power otot tungkai melalui uji liliefors
Lampiran 3
Tabel analisis uji normalitas Kelentukan pinggang melalui uji liliefors
Lampiran 4
Tabel analisis uji normalitas kemampuan Akurasi Shooting melalui uji liliefors
Lampiran 5
Tabel analisis korelasi sederhana dan korelasi berganda
Lampiran 6
Pengujian Hipotesis 1 dan 2
Lampiran 7
Pengujian hipotesis 3
Lampiran 8
Daftar nilai kritis untuk uji Liliefors
Lampiran 9
Tabel dari harga kritik dari Poduct-Moment
Lampiran 10 Daftar luas dibawah lengkungan normal standar Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian Lampiran 12 Surat izin penelitian Lampiran 13 Surat izin penelitan
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arma (1985) : Pembuatan dan Pembuatan Alat Evaluasi Keterampilan Olahraga. Depdikpud. Jakarta Ali, Lukman (1997) : Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Alperi, Eddy (1980) : Hubungan Motor Ability Dengan Keterampilan Bermain Bola Voli. FPOK IKIP Padang. Padang Arsil (2009). Pembentukan Kondisi Fisik. FIK UNP Bachtiar (1999) : Pengetahuan Dasar Permainan Bola Voli. Dip Proyek UNP. Padang Beutelstahl, Dieter (2005). Belajar Bermain Bola Voli. Bandung : CV Pionir Jaya Bandung. Fauzan (1991) : Pengaruh Kondisi Fisik Terhadap Penguasaan gerak Uberschlag dan Kipp dalam Perkuliahan Senam Ketangkasan di FBOK Padang. Padang. FPOK IKIP GBHN (1999) : TAP MPR/No.IV/1999 Dirjen Debdikbud Harsono (1988): Coacing dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Debdikbud, Dirjen Pendidikan Tinggi. P2LPYK. Jakarta HP, Suharno (1982) : Dasar-dasar Pembinaan Bola Voli. FPOK IKIP Yogyakarta Irawadi, Hendri (2010) : Kondisi Fisik Dan Pengukurannya. FIK UNP Ismaryati (2008). Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS Press Lutan Rusli (1988) : Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metoda. Dekdikbud, Directorat Jendral Pendidikan Tertinggi. Jakarta Marheni, Eddy (1994) : Hubungan antara Frekwensi Langakah dan Eksplosif Power dengan Prestasi Lompat Mahasiswa FPOK IKIP Padang, Padang Masrun (1994) : Perbandingan Pengaruh Kombinasi Latihan Kelenturan Aktif dan Sprint Training dengan Kombinasi Latihan Kelenturan terhadap Lari 100 M. UNAIR. Surabaya
Nurhasan (2001) : Organisasi Pertandingan. Bandung. FPOK IKIP Bandung Sarumpet, A, dkk (1992) . Permaian Besar. FPOK IKIP Padang Sodikoen, Imam (1982) : Hubungan antara Tinggi Badan dan Vertikal Jump dengan Hasil Belajar dalam Mata Kuliah Bola Basket Mahasiswa FKIK. IKIP Padang, Padang Sudjana (1992) : Metoer Statistik. Bandung. Tarsito Sugiyanto (2000) : Prestasi Olahraga Pelajar. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Syafrudin (1996) : Dasar-Dasar Ilmu Melatih. Dip Proyek Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Padang Widiastuti (2011). Tes Dan Pengukuran Olahraga. Jakarta : PT Bumi Timur Jaya Witarsyah (1987) : Hubungan antara Tinggi Badan dan Vertical Jump dengan Ketepatan Smash Mahasiswa dalam Perkuliahan Bola Voli Pendalaman Jurusan Pendidikan Olahraga. IKIP Padang. Padang