KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN JUMPING SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI (Studi Deskriptif pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya) oleh; Apriandi Trie Utama; 1 H. Agus Mulyadi., M.Pd.;2 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kontribusi power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 20 orang yang ditentukan sebagai sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik terdapat kontribusi yang berarti antara power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga bola voli, bahwa untuk menghasilkan keterampilan jumping service yang efektif diutamakan melatih power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan dan pemain yang baik adalah pemain yang memiliki power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan, sehingga ketiga komponen tersebut saling berhubungan. Kata Kunci: Power Otot Lengan, Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Tangan, JumpingService, Bola Voli
1
2
ABSTRACT The aims of this research is to obtain information about the contribution of arm muscle power, leg muscle power and hand-eye coordination on jumping skills service in the volleyball game at the Members’ of UKM Volleyball Siliwangi University Tasikmalaya. The method used in this research is descriptive method. The population research is Members’ of UKM Volleyball University Tasikmalaya Siliwangi as many as 20 people are determined as the sample using purposive sampling technique. Based on the results of data processing by statistical tests, it turns out empirically that there is a significant contribution between arm muscle power, leg muscle power and hand-eye coordination on jumping service skills in volleyball game on at the Members’ of UKM Volleyball Tasikmalaya University an the result hypothesis is accepted and included enough categories. Based on the above results, the writers suggest to all parties related to the field of sports, especially with the sport of volleyball, that in order to produce an effective service skills preferred jumping training arm muscle power, leg muscle power, handeye coordination and a good player is a player who has a power arm muscles, leg muscle power and hand-eye coordination, so that these three components are interconnected. Keywords: Arm muscle power, leg muscle power, hand-eye coordination, jumping service, volleyball.
A. PENDAHULUAN Permainan bola voli merupakan salah satu jenis cabang olah raga permainan yang terus berkembang dan sudah sangat dikenal dan disukai oleh masyarakat luas. Hal ini terlihat dengan banyaknya pertandingan-pertandingan antar klub yang dilaksanakan di tingkat daerah sampai di tingkat nasional. Jika kita amati perkembangan bola voli ini dari masa ke masa selalu meningkat. Hal ini disebabkan oleh karena: 1) olahraga bola voli dapat menjadi olahraga rekreasi bagi setiap orang dengan basis massa yang luar biasa; 2) olahraga bola voli dapat menjadi olahraga tontonan yang mempesona, menggairahkan dan menarik hati penonton; 3) olahraga bola voli cocok bagi anak-anak. Pengembangan olahraga ini di sekolah maupun di luar sekolah akan dapat memikat para remaja. Dengan demikian
3
masa depan perkembangan bola voli akan tetap cerah, popularitasnya akan terus meningkat. Selain hal tersebut di atas juga permainan ini mudah dilakukannya dan alat yang digunakannya pun tidak banyak macamnya, sesuai dengan ciri khas permainan bola voli seperti yang dikemukakan oleh PBVSI (1995: 3) sebagai berikut. Permainan bola voli adalah suatu olahraga beregu dimainkan oleh dua regu dalam tiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan itu adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri. Posisi bola pada saat mulainya bermain berada pada pemain kanan baris belakang. Ia melakukan servis, pukulan bola itu melewati atas net ke daerah lapangan lawan. Masing-masing regu berhak
memainkan bola 3 x pantulan atau sentuhan
(kecuali perkenaan waktu membendung) untuk mengembalikannya ke daerah lawan. Seorang pemain (kecuali pembendung) tidak diperkenankan memainkan (memukul) bola 2 x berturut-turut. Pemain memainkan bola di udara berlangsung secara teratur sampai bola tersebut menyentuh lantai, bola ke luar atau satu regu mengembalikan bola secara baik. Dalam permainan bola voli, hanya regu yang sedang melakukan servis mendapat satu angka (kecuali dalam set penentu). Apabila regu penerima memenangkan dalam memainkan bola akan mendapat giliran servis (dalam set penentuan juga mendapat satu angka) dan tiap pemain melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam. Menurut Bachtiar, dkk. (2001: 1.16), “permainan bola voli adalah permainan beregu di mana melibatkan lebih dari satu orang pemain misalnya bola voli pantai dari dua orang pemain tiap regu, bola voli sistem internasional tiap regu terdiri dari enam pemain”. Kedua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli bersifat beregu, sehingga keberhasilan untuk bermainnya banyak ditentukan oleh kerjasama pemain yang terdiri atas enam orang pemain. Prinsip permainan ini cukup sederhana, yakni memainkan bola sebelum bola itu menyentuh lantai lapangan. Sedangkan tujuannya adalah memenangkan permainan dengan cara mematikan bola di petak lawan, dan menjaga agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri. Dengan demikian jelas bahwa permainan bola voli ini cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang banyak.
4
Namun demikian setiap regu harus memiliki pemain yang memiliki teknik, fisik, taktik, dan mental yang memadai, serta kerja sama yang baik antara para pemain. Aspek teknik dalam cabang olahraga bola voli perlu dikuasai oleh para pemain bola voli agar mencapai prestasi yang maksimal. Beberapa teknik dasar dalam permainan bola voli menurut Ma’mun dan Subroto (2001: 51) adalah, 1) 2) 3)
4)
5)
servis, fungsinya untuk mengawali permainan; passing, fungsinya untuk menerima/memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregu; umpan, fungsinya untuk menyajikan bola kepada teman seregu sesuai dengan keinginannya sehingga teman seregu tersebut dapat melakukan serangan dengan sempurna; spike, fungsinya untuk melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna; dan block, fungsinya untuk menghadang serangan lawan dari dekat jaring sekaligus sebagai serangan balik ke pihak lawan; dan Recieve, menjaga bola menyentuh lantai.
Selanjutnya Ma’mun dan Subroto (2001: 61) mengemukakan, “Bentuk servis dapat dilakukan dengan tiga macam, yaitu servis dari bawah, servis dari samping, dan servis dari atas”. Servis dari atas merupakan teknik yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan dengan servis yang lainnya. Oleh karena itu servis atas jika dilakukan dengan benar sangat menguntungkan, karena pihak lawan akan sulit menerima bola sehingga poin akan diperoleh tim yang melakukan servis tersebut. Terlebih jika servis tersebut merupakan bola pertama kemungkinan perolehan poin sangat besar. Dalam hal ini servis yang diteliti oleh penulis adalah jumping servis. Jumping servis merupakan servis yang disertai dengan gerakan melompat seperti gerakan smash. Mengingat objek penelitian ini merupakan mahasiswa, tentu latihan ini harus berkesinambungan santa diperlukan guna terbiasa dan mampu melakukannya dengan baik. Menurut (Nuril Ahmadi, 2007 : 22) jumping servis dapat dilakukan dengan sikap awal berdiri di belakang garis belakang mengarah ke arah net. Kedua tangan memegang bola, kemudian bola dilambungkan tinggi kira-kira 3 meter agak didepan badan. Setelah itu tekuk kedua lutut untuk awalan melakukan lompatan setinggi mungkin. Pukulan bola ketika berada di keteinggian seperti melakukan gerakan smash,
5
lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola secepat mungkin turun ke daerah lapangan lawan. Komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung pencapaian gerak dalam olahraga adalah kekuatan (strenght), daya tahan (endurance), daya ledak (muscular power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kelincahan (agility), ketepatan (acuracy), reaksi (reaction). Sedangkan komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung keterampilan jumping service adalah power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan. Menurut Harsono (1988: 200), “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Sejalan dengan pendapat di atas, Suharno (1993: 50) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan power “adalah kekuatan otot atlet untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”. Sedangkan koordinasi mata-tangan sangat dibutuhkan oleh seseorang pemain dalam melakukan jumping service. Dengan kordinasi yang baik diharapkan pemain dapat melakukan jumping service dengan benar. Dalam permainan bola voli, untuk melakukan jumping service korodinasi mata-tangan mutlak dibutuhkan dimana tangan digunakan untuk memukul bola dan mata yang akan melihat poisisi bola atau mengarahkan bola dan mengukur seberapa besar kekuatan tangan yang akan digunakan. Artinya dalam melakukan gerakan jumping service kelihatan mudah, sederhana, halus dan ritmik sehingga hanya memerlukan tenaga sedikit namun hasilnya dapat optimal. Atas dasar permasalahan tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti kontribusi power otot lengan, power otot tungkai dan korodinasi mata-tangan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan alasan penulis ingin mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung sehingga data yang diperoleh bersifat apa adanya. Hal ini sejalan
6
dengan pendapat Sukmadinata (2005: 54), “Metode deskriptif adalah satu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”. Sejalan dengan Sukamadinata, Arikunto (2013: 3) mengungkapkan bahwa “ Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang benarbenar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Dalam penelitian ini terdapat faktor-faktor yang merupakan variabel penelitian, yaitu : 1. Power otot lengan, power otot tungkai dan korodinasi mata-tangan merupakan variabel bebas. 2. Keterampilan jumping service bola voli sebagai variabel terikat. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2013 :161) Variabel adalah “Objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian”. Selanjutnya Arikunto (1998:101) menjelaskan bahwa: “Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab variabel bebas atau Indenpendent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y)”. Sejalan dengan pendapat Arikunto, Menurut Sugiyono (2012:59) pengertian variabel bebas yaitu : “Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Dalam penelitian ini terdapat dua variabel:
7
1. Variabel bebas
: power otot lengan, power otot tungkai dan korodinasi matatangan
2. Variabel terikat
: jumping service permainan bola voli
Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2011:97) instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian yang penulis gunakan mengacu pada buku tes pengukuran pendidikan olahraga oleh Nurhasan dan Abdul Narlan (2001: 130), sebagai berikut: 1. Instrumen penelitian atau tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengukur power otot lengan digunakan tes lempar bola medicine. b. Untuk mengukur power otot tungkai digunakan tes vertical jump. c. Untuk mengukur koordinasi mata-tangan digunakan tes lempar tangkap bola. d. Untuk mengukur jumping service digunakan tes keterampilan jumping service dalam permainan bola voli.
Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok subjek yang di jadikan objek penelitian. Pengertian populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”. Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya yang berjumlah 30 orang. Menurut Arikunto (1988 : 117) Mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti”.
8
Karena tidak semua populasi akan diteliti, maka sampelnya diambil sebanyak 20 orang. Penentuan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik Pengolahan Data Setelah data berupa skor diperoleh, skor tersebut disusun, diolah dan dianalisis kebermaknaannya. Data tersebut penulis olah dengan menggunakan pendekatan statistika yang bersumber dari Sudjana (1989: 66-265). Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan ini adalah sebagai berikut. a. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes, rumus yang digunakan fi . ci X Xo p fi
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
X = Nilai rata-rata yang dicari Xo = Titik tengah skor yang memuat tanda kelas dengan nilai c = 0 p
= Panjang kelas interval
= Sigma atau jumlah
fi
= Frekuensi
ci
= Deviasi atau simpangan
b. Menghitung Standar deviasi atau simpangan baku dengan rumus sebagai berikut. n fi . ci 2 fi . ci
2
sp
c.
n n - 1
Menghitung koefisien korelasi antara variabel. rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. r 1
6 b 2 n(n 2 1)
Arti tanda-tanda tersebut adalah : r
= Nilai koefisien korelasi yang dicari
b
= Beda ranking
n
= Jumlah sampel
9
d. Mencari nilai korelasi berganda (multiple corrleation) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ry12 ry 22 2.ry1 .ry 2 .r12 1 r122
Arti tanda-tanda rumus adalah sebagai berikut.
Ry1.2 = Nilai koefisien korelasi berganda yang dicari e. Menguji kebermaknaan korelasi berganda, rumus yang digunakan sebagai berikut
R2 F=
K
2
(1 R ) n k 1
Arti dalam rumus tersebut adalah: F = Nilai signifikansi yang dicari R2 = Korelasi berganda k = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel f.
Untuk mencari kebermaknaan korelasi digunakan statistik F dengan k menyatakan banyaknya variabel bebas dan n menyatakan ukuran sampel. Statistik F ini berdistribusi F dengan derajat kebebasan pembilang (V1) = banyaknya variabel bebas dan sederajat kebebasan penyebut (V2) = n-k-1. Hipotesis pengujian adalah F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, maka hipotesis diterima dan dalam hal lainnya hipotesis ditolak.
g. Mencari presentase dukungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus determinasi. Rumus yang digunakan adalah: D = r2 x 100% Arti tanda dalam rumus tersebut adalah: D = Determinasi (kontribusi) yang dicari R = Nilai koefisien korelasi C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi dan kontribusi antara power otot lengan, power otot tungkai, dan koordinasi mata-tangan terhadap jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas
10
Siliwangi Tasikmalaya. Dari hasil perhitungan tersebut besarnya dukungan power otot lengan terhadap jumping service yaitu sebesar 21,16% dan tingkat korelasinya termasuk kategori cukup (0,46), power otot tungkai terhadap jumping service adalah sebesar 30,25% dan korelasinya termasuk kategori cukup (0,55) dan kontribusi koordinasi mata-tangan terhadap jumping service sebesar 7,84% dan nilai korelasinya termasuk kategori rendah (0,28). Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. Terdapat kontribusi power otot lengan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 2. Terdapat kontribusi power otot tungkai terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 3. Terdapat kontribusi koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 4. Terdapat kontribusi antara power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Dari perhitungan dan analisis data, maka hipotesis diterima dan terbukti. Dengan demikian, jelas bahwa dukungan dari ketiga komponen tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap keterampilan jumping service, power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan sangat besar pengaruhnya terhadap keterampilan jumping service, dikarenakan dalam teknik jumping service ketiga komponen tersebut sangat dibutuhkan pada saat melakukan gerakan jumping service. Penguasaan teknik dasar bola voli merupakan faktor yang sangat penting dalam permainan bola voli. Jumping service merupakan salah satu teknik yang terdapat dalam bola voli, karena jumping service merupakan serangan awal dalam permainan bola voli. Untuk dapat melakukan jumping service dibutuhkan salah satu komponen biomotorik yaitu berupa kekuatan (power) otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi matatangan. Power otot lengan yang ditunjukkan saat gerakan jumping service tangan atas, sangat mempengaruhi keras dan cepatnya suatu pukulan.
11
Kekuatan otot lengan merupakan daya dorong dari gerakan lanjutan lengan yang membuat hasil pukulan terhadap bola lebih kuat. Dengan demikian jelas bahwa kekuatan otot lengan mempunyai hubungan dan peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan jumping service dalam permainan bola voli. Kekuatan otot lengan yang baik memberikan dampak positif berkaitan dengan kekuatan dalam melakukan suatu pukulan pada saat memukul bola. Power otot tungkai merupakan faktor terpenting untuk mencapai kemampuan sudut tolakan terhadap nilai power. Tujuan dalam tolakan ini adalah untuk mencapai hasil nilai power yang maksimal dalam sudut tolakan tertentu. Hasil nilai power dalam tolakan sangat tergantung pada kecepatan horizontal yang diperoleh pada saat awalan dan kecepatan vertikal yang diperoleh dari tolakan yang dilakukan. Daya ledak otot tungkai sangat diperlukan untuk pelaksanakan awalan dan tolakan sudut tertentu. Kekuatan merupakan dasar (basic) otot dari power dan daya tahan otot. Berdasarkan hal tersebut, kekuatan merupakan unsur utama untuk menghasilkan power dan daya tahan otot. Power otot dapat ditingkatkan dan dikembangkan melalui latihan fisik. Untuk meningkatkan power otot diperlukan peningkatan kekuatan dan kecepatan secara bersama-sama. Power akan dapat dikembangkan dengan suatu dorongan atau tolakan yang kuat dan singkat sehingga memacu kecepatan rangsang syaraf, seperti dalam gerakan melompat, meloncat, melempar, menolak, dan sebagainya. Sedangkan koordinasi mata-tangan dalam jumping service bola voli ditunjukkan pada saat pemain melakukan gerakan teknik jumping service tersebut. Dalam pelaksanaan gerakan jumping service diawali dengan bola dilambungkan dan diteruskan dengan gerakan tangan memukul bola. Gerakan ini membutuhkan koordinasi matatangan yang baik. Sebab apabila tidak memiliki koordinasi mata-tangan yang baik, akan mengakibatkan pelaksanaan gerakan mengalami kegagalan memukul. Misalnya seperti, saat memukul bola, apabila antisipasi gerakannya terlambat atau kecepatan akan mengakibatkan bola tidak sampai pada daerah lawan atau mengenai net. Dengan demikian dari kedua variabel di atas, diharapkan dimiliki oleh seorang pemain bola voli guna menunjang keterampilan bermain bola voli umumnya dan khususnya menunjang ketepatan jumping service bola voli. Telah dikemukakan di atas bahwa, power otot lengan, power otot tungkai, dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan jumping service bola voli menunjukkan
12
adanya keterkaitan dari satu variabel ke variabel lainnya. Keterkaitan dari jumping service bola voli didukung dengan unsur gerak yang ada. Jumping service bola voli memiliki gerakan yang komplek dari mulai gerakan tangan, tungkai dan koordinasi mata-tangan. D. PENUTUP Simpulan Sesuai dengan hasil perhitungan dan analisis data hasil tes, power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan serta tes jumping service, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat kontribusi power otot lengan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 2. Terdapat kontribusi power otot tungkai terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 3. Terdapat kontribusi koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 4. Terdapat kontribusi antara power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap keterampilan jumping service dalam permainan bola voli pada Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jadi, dengan demikian dari hasil penelitian ini terbukti bahwa untuk menghasilkan prestasi jumping service yang lebih baik diutamakan power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi mata-tangan di samping faktor lainnya yakni faktor teknik dan lingkungan. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga bola voli, bahwa untuk menghasilkan prestasi jumping service yang efektif diutamakan adalah
13
pemain yang memiliki power otot lengan, power otot tungkai dan koordinasi matatangan yang baik secara bersama-sama. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara. Bachtiar, dkk. 2001. Permainan Besar II Bola Voli dan Bola Tangan. Universitas Terbuka.
Jakarta
Badriah, Dewi Laelatul. (2001). Fisiologi Olahraga dalam Perspektif Teoretis dan Praktik. Bandung: Pustaka Ramadhan. Bompa, Tudor O. 1983. Theory and Methadology of Training. Kandal / Hunt Pusblishing Company : Dubugue, Lowa. Depdiknas. 2001. Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani untuk SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum. Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Kurikulum. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung. Mamun, Amung dan Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Vol. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga. Nurhasan dan Abdul Narlan. (2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL. PBVSI. (1995). Metodologi Pelatihan. Jakarta: Sekum. PP.PBVSI. Sajoto, 1990. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suharno, HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Suhendro, Andi, dkk. 2001. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Surakhmad, Winarno. (1998). Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.