KONTRIBUSI PANJANG RENTANG LENGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI (Studi Deskriptif pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya) oleh; Muhamad Frezi Farizal Hilmi; 1 H. Budi Indrawan., M.Pd.;2 H. Agus Mulyadi, M.Pd.;3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kontribusi panjang rentang lengan, power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan terhedap keterampilan servis atas dalam permainan bola voli pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya sebanyak 40 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 20 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik terdapat kontribusi panjang rentang lengan, power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan terhedap keterampilan servis atas dalam permainan bola voli pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga bola voli, bahwa untuk menghasilkan keterampilan servis atas yang efektif diutamakan melatih power otot lengan, kelentukan pergelangan tangan dan pemain yang baik adalah pemain yang memiliki power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan, sehingga ketiga komponen tersebut saling berhubungan. Kata Kunci: Kontribusi, Panjang Rentang Lengan, Power Otot Lengan, Kelentukan Pergelangan Tangan, Servis Atas Bola Voli
1
2
A. PENDAHULUAN Permainan bola voli merupakan salah satu jenis cabang olah raga permainan yang terus berkembang dan sudah sangat dikenal dan disukai oleh masyarakat luas. Hal ini terlihat dengan banyaknya pertandingan-pertandingan antar klub yang dilaksanakan di tingkat daerah sampai di tingkat nasional. Jika kita amati perkembangan bola voli ini dari masa ke masa selalu meningkat. Hal ini disebabkan oleh karena: 1) olahraga bola voli dapat menjadi olahraga rekreasi bagi setiap orang dengan basis massa yang luar biasa; 2) olahraga bola voli dapat menjadi olahraga tontonan yang mempesona, menggairahkan dan menarik hati penonton; 3) olahraga bola voli cocok bagi anak-anak. Pengembangan olahraga ini di sekolah maupun di luar sekolah akan dapat memikat para remaja. Dengan demikian masa depan perkembangan bola voli akan tetap cerah, popularitasnya akan terus meningkat. Selain hal tersebut di atas juga permainan ini mudah dilakukannya dan alat yang digunakannya pun tidak banyak macamnya, sesuai dengan ciri khas permainan bola voli seperti yang dikemukakan oleh PBVSI (1995: 3) sebagai berikut. Permainan bola voli adalah suatu olahraga beregu dimainkan oleh dua regu dalam tiap lapangan dengan dipisahkan oleh net. Tujuan dari permainan itu adalah agar setiap regu melewatkan bola secara teratur (baik) melalui atas net sampai bola menyentuh lantai (mati) di daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai dalam lapangan sendiri. Posisi bola pada saat mulainya bermain berada pada pemain kanan baris belakang. Ia melakukan servis, pukulan bola itu melewati atas net ke daerah lapangan lawan. Masing-masing regu berhak memainkan bola 3 x pantulan atau sentuhan (kecuali perkenaan waktu membendung) untuk mengembalikannya ke daerah lawan. Seorang pemain (kecuali pembendung) tidak diperkenankan memainkan (memukul) bola 2 x berturut-turut. Pemain memainkan bola di udara berlangsung secara teratur sampai bola tersebut menyentuh lantai, bola ke luar atau satu regu mengembalikan bola secara baik. Dalam permainan bola voli, hanya regu yang sedang melakukan servis mendapat satu angka (kecuali dalam set penentu). Apabila regu penerima memenangkan dalam memainkan bola akan mendapat giliran servis (dalam set penentuan juga mendapat satu angka) dan tiap pemain melakukan pergeseran satu posisi searah jarum jam.
3
Menurut Bachtiar, dkk. (2001: 1.16), “permainan bola voli adalah permainan beregu di mana melibatkan lebih dari satu orang pemain misalnya bola voli pantai dari dua orang pemain tiap regu, bola voli sistem internasional tiap regu terdiri dari enam pemain”. Kedua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli bersifat beregu, sehingga keberhasilan untuk bermainnya banyak ditentukan oleh kerjasama pemain yang terdiri atas enam orang pemain. Prinsip permainan ini cukup sederhana, yakni memainkan bola sebelum bola itu menyentuh lantai lapangan. Sedangkan tujuannya adalah memenangkan permainan dengan cara mematikan bola di petak lawan, dan menjaga agar bola tidak jatuh di lapangan sendiri. Dengan demikian jelas bahwa permainan bola voli ini cukup sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang banyak. Namun demikian setiap regu harus memiliki pemain yang memiliki teknik, fisik, taktik, dan mental yang memadai, serta kerja sama yang baik antara para pemain. Aspek teknik dalam cabang olahraga bola voli perlu dikuasai oleh para pemain bola voli agar mencapai prestasi yang maksimal. Beberapa teknik dasar dalam permainan bola voli menurut Ma’mun dan Subroto (2001: 51) adalah, 1) 2) 3)
4)
5)
servis, fungsinya untuk mengawali permainan; passing, fungsinya untuk menerima/memainkan bola yang datang dari daerah lawan atau teman seregu; umpan, fungsinya untuk menyajikan bola kepada teman seregu sesuai dengan keinginannya sehingga teman seregu tersebut dapat melakukan serangan dengan sempurna; spike, fungsinya untuk melakukan serangan ke daerah lawan sehingga bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna; dan block, fungsinya untuk menghadang serangan lawan dari dekat jaring sekaligus sebagai serangan balik ke pihak lawan; dan Recieve, menjaga bola menyentuh lantai.
Selanjutnya Ma’mun dan Subroto (2001: 61) mengemukakan, “Bentuk servis dapat dilakukan dengan tiga macam, yaitu servis dari bawah, servis dari samping, dan servis dari atas”. Servis dari atas merupakan teknik yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan dengan servis yang lainnya. Oleh karena itu servis atas jika dilakukan dengan benar sangat menguntungkan, karena pihak lawan akan sulit menerima bola sehingga poin akan diperoleh tim yang melakukan servis tersebut.
4
Terlebih jika servis tersebut merupakan bola pertama kemungkinan perolehan poin sangat besar. Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan kegiatan dalam cabang olahraga apa pun. Karena itu kondisi fisik perlu dilatih. Untuk dapat meningkatkan kondisi fisik melalui latihan, program latihannya harus direncanakan dengan baik dan sistematis. Dengan perencanaan yang baik dan sistematis diharapkan terjadi peningkatan kondisi fisik dan kemampuan fungsional dari sistem tubuhnya, sehingga memungkinkan atlet tersebut dapat mencapai prestasi yang optimal. Kondisi fisik atlet yang baik memungkinkan terjadinya peningkatan terhadap kemampuan dan kekuatan tubuh si atlet itu sendiri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Harsono (1988: 153) yang mengatakan bahwa kalau kondisi fisik atlet baik, maka: 1) akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung; 2) akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan/stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik; 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan; 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan; 5) akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktuwaktu respons demikian diperlukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Hal ini berarti bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun di sana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai dengan keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan status yang dibutuhkan tersebut. Komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung pencapaian gerak dalam olahraga adalah kekuatan (strenght), daya tahan (endurance), daya ledak (muscular power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kelincahan (agility), ketepatan (acuracy), reaksi (reaction). Sedangkan komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung keterampilan servis atas adalah panjang rentang lengan, power otot lengan, dan kelentukan pergelangan tangan. Panjang rentang lengan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya bola voli, karena panjang lengan akan memungkinkan dalam
5
pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H.P. 1985 : 8). Selain panjang rentang lengan yang mendukung keterampilan servis atas adalah power otot lengan. Menurut Harsono (1988: 200), “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Sejalan dengan pendapat di atas, Suharno (1993: 50) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan power “adalah kekuatan otot atlet untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”. Daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh (Suharno HP, 1998:36). Daya ledak yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (Sajoto, 1995: 17). Untuk mendapatkan tolakan yang kuat dan kecepatan yang tinggi seorang atlet harus memiliki daya ledak yang besar. Jadi daya ledak otot tungkai sebagai tenaga pendorong lompatan pada saat melakukan tolakan pada papan tolak setelah melakukan awalan untuk memperoleh kecepatan vertikal sehingga dapat menambah jarak lompatan yang dilakukan. Lengan merupakan bagian tubuh yang dominan dalam permainan bola voli. Keberadaan lengan, baik proporsi maupun kemampuannya harus dimanfaatkan pada teknik yang benar untuk mendukung penguasaan teknik servis atas dalam bola voli. Ditinjau dari gerak anatomi, lengan merupakan anggota gerak atas. Sebagai anggota gerak atas lengan terdiri dari seluruh lengan, mulai dari lengan sampai ujung jari tangan. Dalam gerakan servis atas, otot lengan mempunyai peran penting untuk menghasilkan pukulan yang maksimal, efektif dan efisien. Dalam gerakan servis atas, otot lengan harus dikerahkan sebaik mungkin pada teknik yang benar. Dengan mengerahkan otot-otot lengan secara tepat pada teknik yang benar, maka akan diperoleh pukulan yang memuaskan. Sedangkan kelentukan adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerakangerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal. Kelentukan menunjukkan besarnya pergerakan sendi secara maksimal sesuai dengan kemungkinan gerak (range of movement). Fleksibilitas menurut Harsono (1988: 163) adalah “Kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi,
6
kelentukan juga ditentukan oleh elastisitas tidaknya otot-otot tendon dan ligamen”. Menurut Lutan dkk (2001: 80) “Fleksibilitas adalah Kemampuan dari sebuah sendi dan otot, serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas optimal memungkinkan sekelompok atau satu sendi untuk bergerak dengan efisien”. Sejalan dengan pendapat Harsono dan Lutan dkk di atas, Badriah (2002: 25) menjelaskan bahwa “fleksibilitas adalah kemampuan ruang gerak persendian. Jadi dengan demikian meliputi hubungan antara bentuk persendian, otot, tendon, dan ligamen sekeliling persendian”. Sesuai dengan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti kontribusi panjang rentang lengan, power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap keterampilan servis atas dalam permainan bola voli pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan alasan ingin mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi pada saat penelitian berlangsung sehingga data yang diperoleh bersifat apa adanya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sukmadinata Nana (2005: 54) yang mengatakan bahwa “metode deskriptif adalah satu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”. Dalam penelitian ini terdapat faktor-faktor yang merupakan variabel penelitian, yaitu : 1. Panjang rentang lengan, power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan merupakan variabel bebas. 2. Keterampilan servis atas bola voli sebagai variabel terikat. Panjang rentang lengan, power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan merupakan komponen kondisi fisik yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan keterampilan servis atas.
7
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat faktor-faktor yang merupakan variabel penelitian, yaitu : 1. Panjang rentang lengan (X1), Power otot lengan (X2), dan kelentukan pergelangan tangan (X3) merupakan variabel bebas 2. Keterampilan servis atas (Y) bola voli sebagai variabel terikatnya. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang penulis gunakan mengacu pada buku tes pengukuran pendidikan olahraga oleh Nurhasan dan Abdul Narlan (2001: 130), sebagai berikut: Instrumen penelitian atau tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengukur panjang rentang lengan digunakan tes pengukuran panjang rentang lengan. b. Untuk mengukur power otot lengan digunakan tes lempar bola medicine. c. Untuk mengukur kelentukan pergelangan tangan digunakan tes pengukuran kelentukan pergelangan tangan. d. Untuk mengukur keterampilan servis atas bola voli digunakan tes servis atas. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok subjek yang akan di jadikan objek penelitian. Pengertian populasi menurut Arikunto (2013 : 173) Mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” sedangkan populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”. Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil Anggota UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya yang berjumlah 40 orang. Menurut Arikunto (2013 :
8
174) Mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti”. Karena tidak semua populasi akan diteliti, maka sampelnya diambil sebanyak 20 orang. Penentuan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto (2013 : 183) Mengemukakan bahwa “sampel bertujuan atau purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan dari atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu. Sejalan dengan Arikunto, Menurut Sugiyono (2012:117) pengertian purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan berdasarkan kriteria–kriteria atau pertimbangan tertentu. Teknik Pengolahan Data Setelah data berupa skor hasil servis atas diperoleh, skor tersebut disusun, diolah dan dianalisis kebermaknaannya. Data tersebut penulis olah dengan menggunakan pendekatan statistika yang bersumber dari Sudjana (1989: 66-265). Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan ini adalah sebagai berikut. 1. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes, rumus yang digunakan fi . ci X Xo p fi
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
X
= Nilai rata-rata yang dicari
Xo = Titik tengah skor yang memuat tanda kelas dengan nilai c = 0 p
= Panjang kelas interval
= Sigma atau jumlah
fi
= Frekuensi
ci
= Deviasi atau simpangan
2. Menghitung Standar deviasi atau simpangan baku dengan rumus sebagai berikut.
n fi . ci 2 fi . ci
2
sp
n n - 1
3. Menghitung koefisien korelasi antara variabel. rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
9
r 1
6b 2 n(n 2 1)
Arti tanda-tanda tersebut adalah : r
= Nilai koefisien korelasi yang dicari
b
= Beda ranking
n
= Jumlah sampel
4. Mencari nilai korelasi berganda (multiple corrleation) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ry12 ry22 2.ry1 .ry2 .r12 1 r122
Arti tanda-tanda rumus adalah sebagai berikut.
Ry1.2 = Nilai koefisien korelasi berganda yang dicari 5. Menguji kebermaknaan korelasi berganda, rumus yang digunakan sebagai berikut
R2 F=
(1 R 2 )
K n k 1
Arti dalam rumus tersebut adalah: F = Nilai signifikansi yang dicari R2 = Korelasi berganda k = Banyaknya variabel bebas n = Jumlah sampel 6. Untuk mencari kebermaknaan korelasi digunakan statistik F dengan k menyatakan banyaknya variabel bebas dan n menyatakan ukuran sampel. Statistik F ini berdistribusi F dengan derajat kebebasan pembilang (V1) = banyaknya variabel bebas dan sederajat kebebasan penyebut (V2) = n-k-1. Hipotesis pengujian adalah F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, maka hipotesis diterima dan dalam hal lainnya hipotesis ditolak. 7. Mencari presentase dukungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus determinasi. Rumus yang digunakan adalah: D = r2 x 100%
10
Arti tanda dalam rumus tersebut adalah: D = Determinasi (kontribusi) yang dicari R = Nilai koefisien korelasi C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut. 1. Hipotesis pertama menyatakan, “Terdapat kontribusi yang berarti fleksibilitas panggul terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada Anggota UKM Sepak Bola Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya hipotesis diterima, di mana nilai korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,61 termasuk dalam kategori cukup. Diterimanya hipotesis tersebut disebabkan dalam olahraga sepak bola fleksibilitas panggul dibutuhkan pada saat melakukan menggiring bola, di mana para pemain akan melakukan gerakan menggiring bola lebih jauh. Sehingga fleksibilitas panggul diduga berkontribusi cukup. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan determinasi, di mana dukungan fleksibilitas panggul terhadap keterampilan menggiring bola sebesar 37,21% 2. Hipotesis kedua yang menyatakan, “Terdapat kontribusi yang berarti kecepatan lari terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada Anggota UKM Sepak Bola Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya hipotesis diterima dan termasuk dalam kategori cukup sebesar 0,67. Diterimanya hipotesis tersebut disebabkan dalam olahraga sepak bola kecepatan lari dibutuhkan pada saat menggiring bola. Dengan demikian, maka diduga bahwa kecepatan lari sangat berkontribusi dan termasuk kategori cukup. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan determinasi yang hasilnya 44,89%. Hipotesis ketiga yaitu “Terdapat kontribusi yang berarti fleksibilitas panggul dan kecepatan lari secara bersama-sama terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada Anggota UKM Sepak Bola Universitas Siliwangi Tasikmalaya” hasilnya hipotesis diterima. Diterimanya hipotesis ketiga ini disebabkan oleh kedua komponen ini secara bersama-sama mendukung terhadap jalannya olahraga sepak bola, di mana dalam menggiring bola felksibilitas panggul dan kecepatan lari
11
mendukung kuat pada keterampilan menggiring bola. Sehingga kedua komponen ini sangat berkontribusi terhadap keterampilan menggiring bola. Hal ini terbukti berdasarkan perhitungan determinasi, di mana dukungan sebesar 56,25% sedangkan sisanya 43,75% merupakan dukungan faktor lain, di antaranya faktor teknik dan lingkungan. D. PENUTUP Simpulan Sesuai dengan hasil perhitungan dan analisis data hasil tes, panjang rentang lengan, power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan serta tes servis atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat kontribusi panjang rentang lengan dengan keterampilan servis atas dalam permainan bola voli pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 2. Terdapat kontribusi power otot lengan terhadap keterampilan servis atas dalam permainan bola voli pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 3. Terdapat kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap keterampilan servis atas dalam permainan bola voli pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 4. Terdapat kontribusi panjang rentang lengan, power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap keterampilan servis atas dalam permainan bola voli pada UKM Bola Voli Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jadi, dengan demikian dari hasil penelitian ini terbukti bahwa untuk menghasilkan keterampilan servis atas yang lebih baik diutamakan power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan di samping faktor lainnya yakni faktor teknik dan lingkungan. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga bola voli, bahwa untuk menghasilkan keterampilan servis atas yang efektif diutamakan adalah pemain yang memiliki power otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan yang baik secara bersama-sama.
12
E. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Nuril. 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Solo : Era Pustaka Utama. Arikunto, Suharsimi. 1988. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bachtiar, dkk. 2001. Permainan Besar II Bola Voli dan Bola Tangan. Universitas Terbuka.
Jakarta
Badriah, Dewi L. 2002. Fisiologi Olahraga. Bandung: PustakaRamadhan Bautelsthal. 1999. Belajar Bermain Bola Voli.Bandung: Pyonir Jaya. Damiri, Ahmad. 1984. AnatomiManusia. Unit. Bandung: Miologi FPOK IKIP Bandung Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Harsono. 2001. Latihan Fisik.Jakarta: Sekretariat KONI. Lutan, Rusli. 2001. Mengajar Pendidikan Jasmani Pedekatan Pendidikan Gerak Dasar. Jakarta: Depdiknas. Mamun, Amung dan Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Voli. Jakarta: DirektoratJendralOlahraga. Nurhasan dan Abdul Narlan. 2001. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL. Pusat Bahasa Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. PBVSI. 1995. Metodologi Pelatihan. Jakarta: Sekum. PP.PBVSI. Sajoto, Mochamad. 1990. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suharno, HP. 1979. Dasar-dasar Permainan Bola Voli. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Suharno, HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Surakhmad, Winarno. 1998. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.