KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG LENTANG LENGAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Tahun Angkatan 2012/ 2013) oleh; Mulyadi; 1 H. Budi Indrawan, Drs., M.Pd.;2 H. Doddy Achmad Hidayat, Drs., M.Pd.;3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kontribusi power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013 sebanyak 404 orang dengan menggunakan poporsional random sampling sebanyak 20 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik terdapat kontribusi yang berarti antara power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013 hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga lempar lembing, bahwa untuk menghasilkan lemparan yang efektif diutamakan melatih power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan dan pemain yang baik adalah pemain yang memiliki power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan, sehingga ketiga komponen tersebut saling berhubungan.. Kata Kunci: Kontribusi, Power Otot Lengan, Power Otot Tungkai, Lempar Lembing
1
2
A. PENDAHULUAN Perkembangan olahraga mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik di tingkat internasional pada umumnya ataupun di tingkat nasional pada khususnya. Salah satu contoh dapat kita perhatikan perkembangan di negara kita, Indonesia mulai dari anakanak, dewasa sampai tua turut ambil bagian dalam kegiatan olahraga. Kegiatan olahraga tidak hanya dilakukan di perkotaan saja, akan tetapi sudah dilaksanakan oleh masyarakat pedesaan. Hal ini terjadi karena masyarakat semakin sadar dan mengerti akan pentingnya kegiatan olahraga, baik itu untuk tujuan rekreasi, kesehatan, maupun olahraga yang dilakukan untuk tujuan meningkatkan prestasi. Dengan melihat perkembangan olahraga yang semakin pesat, pemerintah terus menerus mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pembinaan prestasi dalam olahraga atletik menuntut suatu usaha yang optimal dari pelakunya, baik yang bersifat peningkatan aspek fisik, teknik, taktik, maupun mental bermainnya. Prestasi tidak akan datang dengan sendirinya, namun dapat dicapai melalui latihan fisik, teknik, taktik, dan mental secara sistematis dan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-prinsip latihan. Dengan penguasaan teknik yang sempurna, ditunjang kondisi fisik yang prima, serta kemampuan untuk menampilkannya dengan taktik yang bervariasi dan didukung oleh semangat juang yang tinggi, niscaya suatu regu akan memperoleh prestasi yang tinggi. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang bisa dijadikan sebagai sarana mencapai prestasi maupun pencapaian tujuan pendidikan, oleh karena itu atletik adalah merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi. Cabang olahraga atletik terdiri atas beberapa nomor sebagai berikut : Nomor lari meliputi jarak dekat atau sprint, jarak menengah dan jarak jauh. Nomor jalan meliputi jalan cepat. Nomor lompat meliputi lompat jauh, loncat tinggi, lompat jangkit, dan loncat galah. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar lembing, lempar lontar martil, dan tolak peluru. Keterangan di atas masih memerlukan penjelasan yang lebih rinci lagi, akan tetapi sesuai dengan topik masalah yang diteliti, maka penulis hanya mengulas mengenai nomor lempar saja khususnya mengenai lempar lembing. Tujuan pada lempar lembing pada umumnya adalah melempar untuk mencapai jarak sejauh-
3
jauhnya. Ada beberapa hal yang dikuasai atlet untuk mendapatkan hasil lompatan yang sejauh-jauhnya, selain teknik dasar juga harus dilatih aspek fisik agar dapat menghasilkan lemparan yang baik. Adapun teknik dasar lempar lembing adalah teknik memegang lembing, teknik membawa lembing dan teknik gaya melempar lembing. Lempar lembing adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk kompetisi diperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern pada tahun 1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF). Javelin kompetisi paling dikenal melalui pemaparan yang diberikan olahraga pada Olimpiade, di mana lembing adalah kejadian terpisah diperebutkan oleh laki-laki dan perempuan. Javelin juga merupakan bagian dari dua tahunan. Javelin kompetisi adalah bagian dari National Collegiate Athletic Association (NCAA) tahunan kejuaraan trek dan lapangan. Ini juga merupakan salah satu peristiwa yang meliputi baik dasar lomba dan heptathlon. Beruang lembing sejumlah kesamaan teknis ke lapangan olahraga tradisional lainnya yang mengharuskan atlet untuk melempar peluru sejauh mungkin.Yang menembak, melempar palu, dan cakram semua memerlukan atlet untuk mempertimbangkan berbagai faktor fisik, termasuk efek angin, sudut di mana objek dilepaskan, ketinggian di mana objek dilepaskan, dan kecepatan objek pada rilis. Ini adalah pertimbangan aerodinamis spesifik lembing itu sendiri yang memisahkan olahraga ini dari peristiwa melempar lain. Proyektil yang digunakan dalam lembing terdiri dari tiga bagian yang berbeda-kepala, dibangun dari logam ringan; batang, yang terbuat dari serat karbon atau komposit lain bahan sintetis dan cengkeraman, porsi lembing di mana objek dipegang oleh pelempar sebelum pengiriman. Berbeda dengan gerak kaki dan tubuh resultan posisi yang dicari oleh seorang atlet untuk menghasilkan peluru yang sukses melempar atau rilis cakram, lembing aturan melarang spin atau memutar dari tubuh pelempar sebelum pelepasan lembing (bagian belakang pesaing mungkin tidak menghadapi garis melemparkan setiap saat sebelum pelepasan lembing). Komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung pencapaian gerak dalam olahraga adalah kekuatan (strenght), daya tahan (endurance), daya ledak (muscular
4
power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination), kelincahan (agility), ketepatan (acuracy), reaksi (reaction). Sedangkan komponen kondisi fisik yang mendukung untuk melakukan lemparan pada lempar lembing adalah power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan. Oleh karena itu lempar lembing hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kondisi fisik yang yang baik. Menurut Harsono (1988: 200), “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Begitu pula menurut Suharno (1993: 5) “Power adalah kemampuan otot atlet untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak utuh”. Sejalan dengan kedua pendapat ahli di atas, Badriah (2002: 24) mengemukakan pula bahwa, “Power sebagai daya ledak otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kontraksi secara eksplosif dalam waktu yang sangat singkat. Daya ledak ini dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi otot. Sedangkan panjang rentang lengan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar lembing, karena panjang lengan akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal (Soeharno H.P. 1985 : 8). Disamping panjang lengan, dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekuatan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa kekuatan lengan adalah kemempuan otot-otot lengan untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas (Drs. Soeharno H. P. 1985 : 224). B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Dalam penelitian yang penulis hadapi ini, dan sesuai rasa ingin tahu yang sebenarnya, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode ini dipergunakan atas dasar pertimbangan bahwa penelitian ini adalah menafsirkan gambaran tentang sesuatu, yang dalam hal ini adalah kontribusi power otot tungkai, power otot lengan dan penjang lentang lengan terhadap hasil lempar lembing. Mengenai metode penelitian ini Musa dan Nurfitri (1988: 8) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian
5
yang mempunyai tujuan untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu”. Mengenai metode deskriptif dalam arti yang luas, berdeskriptif ialah mengadakan pencandraan mengenai situasi atau kejadian, sehingga tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan, membuat ramalan atau makna implikasi, tetapi untuk melihat hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimana hubungan variabel-variabel yang di teliti dan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan secara ilmiah. Variabel Penelitian Mengacu pada desain penelitian seperti yang dikemukakan di atas, penulis dapat menyebutkan bahwa variabel dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya, yaitu power otot tungkai, power otot lengan dan panjang lentang lengan. Sedangkan variabel terikatnya keterampilan servis atas dalam permainan bolavoli. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang penulis gunakan mengacu pada buku tes pengukuran pendidikan olahraga oleh Nurhasan dan Abdul Narlan (2001: 130), sebagai berikut: 1. Instrumen penelitian atau tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengukur power otot lengan digunakan alat ukur tes lempar bola medicine. b. Untuk mengukur power otot tungkai digunakan tes standing broad jump. c. Untuk mengukur panjang lentang lengan digunakan tes panjang lentang lengan. d. Untuk mengukur keterampilan lempar lembing digunakan teslempar lembing. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok subjek yang di jadikan objek penelitian. Pengertian populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri
6
objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”. Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013 yang berjumlah 40 orang. Menurut Arikunto (1988 : 117) Mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti”. Karena tidak semua populasi akan diteliti, maka sampelnya diambil sebanyak 20 orang. Penentuan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria : 1. Mahasiswa yang telah lulus mata kuliah atletik I dan II 2. Nilai mata kuliahnya A 3. Telah menguasai teknik lempar lembing 4. Rekomendasi dari dosen pembina mata kuliah atletik Teknik Pengolahan Data Untuk mengolah dan menganalisis data digunakan rumus-rumus statistik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus statistik dari buku yang ditulis oleh Sudjana (1989:66-265) serta hasil dari perkuliahan mata kuliah statistika. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis sesuai dengan taraf nyata atau tingkat kepercayaan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data inI adalah sebagai berikut: Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan ini adalah sebagai berikut. 1.
Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes, rumus yang digunakan
arti tanda-tanda tersebut adalah :
7
= Nilai rata-rata yang dicari Xo = Titik tengah skor yang memuat tanda kelas dengan nilai c = 0 p
= Panjang kelas interval = Sigma atau jumlah
fi
= Frekuensi
ci
= Deviasi atau simpangan
2.
Menghitung Standar deviasi atau simpangan baku dengan rumus sebagai berikut.
3.
Menghitung koefisien korelasi antara variabel. rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
4.
r
= Nilai koefisien korelasi yang dicari
b
= Beda ranking
n
= Jumlah sampel
Mencari nilai korelasi berganda (multiple corrleation) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Arti tanda-tanda rumus adalah sebagai berikut. = Nilai koefisien korelasi berganda yang dicari 5.
Menguji kebermaknaan korelasi berganda, rumus yang digunakan sebagai berikut F=
Arti dalam rumus tersebut adalah: F = Nilai signifikansi yang dicari R2 = Korelasi berganda k = Banyaknya variabel bebas
8
n = Jumlah sampel 6.
Untuk mencari kebermaknaan korelasi digunakan statistik F dengan k menyatakan banyaknya variabel bebas dan n menyatakan ukuran sampel. Statistik F ini berdistribusi F dengan derajat kebebasan pembilang (V1) = banyaknya variabel bebas dan sederajat kebebasan penyebut (V2) = n-k-1. Hipotesis pengujian adalah F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, maka hipotesis diterima dan dalam hal lainnya hipotesis ditolak.
7.
Mencari presentase dukungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus determinasi. Rumus yang digunakan adalah: D = r2 x 100% Arti tanda dalam rumus tersebut adalah: D = Determinasi (kontribusi) yang dicari R = Nilai koefisien korelasi
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi dan kontribusi antara power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan terhadap lempar lembing pada mahasiswa tingkat II PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Dari hasil perhitungan tersebut besarnya dukungan power otot lengan terhadap lempar lembing yaitu sebesar 56,25% dan tingkat korelasinya termasuk kategori sedang (0,75), power otot tungkai terhadap lempar lembing adalah sebesar 22,09% dan korelasinya termasuk kategori sedang (0,47) dan kontribusi fleksibilitas panggul terhadap lempar lembing sebesar 5,76% dan nilai korelasinya termasuk kategori sangat rendah (0,24). Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 1.
Terdapat kontribusi yang berarti power otot lengan terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013.
2.
Terdapat kontribusi yang berarti power otot tungkai terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2011/ 2012.
3.
Terdapat kontribusi yang berarti power otot tungkai terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi
9
Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013. 4.
Terdapat kontribusi yang berarti power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013. Dari perhitungan dan analisis data, maka hipotesis diterima dan terbukti. Dengan demikian, jelas bahwa dukungan dari ketiga komponen tersebut sangat
besar pengaruhnya terhadap hasil lempar lembing, power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil lempar lembing, dikarenakan dalam lempar lembing ketiga komponen tersebut sangat dibutuhkan pada saat melakukan lemparan. D. PENUTUP Simpulan Sesuai dengan hasil perhitungan dan analisis data hasil tes power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan serta tes lempar lembing, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat kontribusi yang berarti power otot lengan terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013. 2. Terdapat kontribusi yang berarti power otot tungkai terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013. 3. Terdapat kontribusi yang berarti power otot tungkai terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013. 4. Terdapat kontribusi yang berarti power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan terhadap hasil lempar lembing pada mahasiswa tingkat II A PJKR FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun angkatan 2012/ 2013. 5. Jadi, dengan demikian dari hasil penelitian ini terbukti bahwa untuk menghasilkan lemparan yang lebih baik diutamakan power otot lengan, power otot tungkai dan
10
panjang lentang lengan di samping faktor lainnya yakni faktor teknik dan lingkungan. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga atletik, bahwa untuk menghasilkan lemparan yang efektif diutamakan adalah pemain yang memiliki power otot lengan, power otot tungkai dan panjang lentang lengan, yang baik secara bersama-sama E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Bina Aksara. Badriah, Dewi Laelatul. (2001). Fisiologi Olahraga dalam Perspektif Teoretis dan Praktik. Bandung: Pustaka Ramadhan. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Musa, Mohammad dan Nurfitri. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Fajar Agung. Nurhasan dan Abdul Narlan. (2001). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL. PBVSI. (1995). Metodologi Pelatihan. Jakarta: Sekum. PP.PBVSI. Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (1999). metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Surayin. (1987). Penuntun Pelajaran. Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Ganeca Exact Bandung. Surakhmad, Winarno. (1998). Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito. Winirawati, Wiwin. (1995). Perbandingan Hubungan Fungsional antara Power Otot Tungkai dan Tinggi Badan terhadap Ketepatan dalam melakukan Spike dalam Permainan Bola Voli. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Siliwangi: Kota Tasikmalaya.