HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN FUTSAL (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/ 2016) oleh; M. Baji Baetul Hak; 1 Dr. H. Iis Marwan, M.Pd.;2 H. Budi Indrawan, M.Pd.; 3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki terhadap keterampilan shooting dalam permainan futsal pada siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016 sebanyak 20 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki terhadap keterampilan shooting dalam permainan futsal pada siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016 hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan, khususnya dengan cabang olahraga futsal, bahwa untuk menghasilkan keterampilan shooting yang efektif diutamakan melatih power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki serta latihan teknik. Kata Kunci: Power Otot Tungkai, Korodinasi Mata-Kaki, Shooting, Futsal
1
2
ABSTRACT The aim of this research is to obtain information about the correlation of leg muscle power and eye foot coordination on shooting skill in the futsal game at the students’ futsal extracurricular of MAN Awipari Tasikmalaya academic year 2015/2016. The method used is descriptive method. The population of the research is a students’ futsal extracurricular of MAN Awipari Tasikmalaya academic year 2015/2016 that consit of 20 students by using total sampling technique. Based on the results of data processing by statistical tests, it turns out empirically there is a meaningful correlation between the leg muscle power and eye foot coordination on the shooting skill in the futsal game at the students’ futsal extracurricular of MAN Awipari Tasikmalaya academic year 2015/2016 results are hypothesis was accepted and included enough category. Based on the above results, the writer suggest to the various parties concerned with the field of sports, especially with the futsal sport, that in order to produce an effective shooting skills preferred practice leg muscle power and eye foot coordination and exercise techniques. Key Words: leg Muscle Power, eye foot coordination Shooting, Futsal
A. PENDAHULUAN Permainan futsal sebagai cabang olahraga yang baru muncul, belum sepopuler cabang olahraga lainnya. Tetapi pada tahun-tahun yang akan datang futsal akan menjadi cabang olahraga yang dikenal dan digemari semua masyarakat pencinta olahraga. Seperti yang dikemukakan Sekretaris Jenderal FIFA, Zen-Ruffinen (2001:1). “Futsal merupakan modifikasi yang terdapat di dalamnya, gaya serta polanya dirancang untuk memenuhi tanggung jawab kami dalam menjamin perkembangan futsal melalui persaingan yang adil, permainan yang menarik serta kesehatan fisik para peserta dan penontonnya”. Selanjutnya Zen-Ruffinen (2001: 2) mengemukakan bahwa, “Olahraga permainan futsal akan menjadi sumber kesenangan serta rekreasi yang sehat serta konstruktif bagi olahragawan pemula, bagi amatir dan profesional dan bagi sejumlah pecinta olahraga yang sedang berkembang ini”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan futsal ini bersifat rekreatif dan konstruktif, sehingga diramalkan akan menjadi cabang olahraga yang menyenangkan dan digemari oleh semua masyarakat pencinta olahraga, termasuk anak-anak sekolah dasar.
3
Peraturan permainan sepak bola futsal tidak sama dengan peraturan permainan sepak bola biasa, tetapi teknik dan taktik yang dipakai dalam permainan futsal hampir sama dengan teknik dan taktik dalam permainan sepak bola biasa. Oleh karena itu dalam permainan futsal para pemain dituntut mampu melakukan gerak-gerak dasar yang diperlukan dalam permainan tersebut seperti, lari, menendang, melempar, dan sebagainya. Gerak-gerak dasar tersebut jika sering dilakukan dengan teknik yang baik maka akan menjadi suatu gerakan yang refleks, tepat, dan benar. Selain itu hal tersebut juga akan meningkatkan kebugaran jasmani pelakunya. Dalam permainan futsal kalau kita menampilkan teknik futsal yang baik akan mampu meningkatkan mutu permainan futsal itu sendiri. Seorang pemain futsal akan terkenal dan populer karena dia memiliki teknik bermain yang bagus. Untuk menjadi seorang pemain futsal yang baik, dibutuhkan penguasaan teknik dasar bermacammacam. Penguasaan berbagai teknik tersebut memerlukan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, agar gerakan tersebut menjadi otomatisasi dan pada saat pertandingan teknik-teknik tersebut dapat dilakukan dengan baik, tidak canggung dan tidak kaku lagi gerakan tersebut. Untuk dapat bermain futsal dengan baik dan benar ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain futsal, di antaranya : teknik menendang bola, teknik menggiring bola, teknik stop bola, teknik menyundul bola, teknik merebut bola, teknik shooting, dan yang lainnya. Dengan penguasaan teknik yang baik dan benar kesempatan untuk menguasai jalannya pertandingan dan mencetak gol lebih banyak. Dari berbagai teknik dasar tersebut, penulis mengambil teknik shooting untuk dibahas secara lebih mendalam. Teknik menendang bola ke gawang merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam permainan futsal. Menendang bola adalah menembak atau shooting ke arah gawang lawan dengan menggunakan punggung kaki, yang bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan sehingga diperlukan penguasaan teknik menendang bola ke gawang secara baik. Dikarenakan teknik shooting ke gawang merupakan salah satu teknik yang sulit untuk dilakukan oleh setiap, hal ini disebabkan perkenaan kaki pada bola yang tidak akurat. Sehingga hasil ketepatan shooting tidak tepat pada sasaran yang diharapkan.
4
Komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung keterampilan shooting adalah power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki. Menurut Harsono (1988: 200), “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Sejalan dengan pendapat di atas, Suharno (1993: 50) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan power “adalah kekuatan otot atlet untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”. Dari kedua pendapat di atas terlihat jelas bahwa kekuatan dan kecepatan merupakan unsur penting dalam power. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono (1988: 200) bahwa unsur penting dalam power, yaitu: “(a) kekuatan otot dan (b) kecepatan otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan”. Sedangkan koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukan dengan berbaga tingkat keterampilan. Menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 77) koordinasi adalah “kemampuan melakukan gerak pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien”. Hal senada juga diutarakan oleh Mochamad Sajoto (1988: 59) yaitu “kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda kedalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Koordinasi mata-kaki sangat dibutuhkan oleh seseorang pemain dalam melakukan sebuah teknik shooting. Dengan koordinasi yang baik diharapkan pemain dapat melakukan shooting dengan benar. Dalam permainan futsal, untuk melakukan shooting koordinasi mata-kaki mutlak dibutuhkan dimana kaki digunakan untuk menendang bola dan mata yang akan melihat posisi bola/ mengarahkan bola dan mengukur seberapa besar kekuatan kaki yang akan digunakan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Power Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Kaki dengan Keterampilan Shooting dalam Permainan Futsal (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/ 2016)”.
B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian
5
Setiap penelitian yang akan dilakukan memerlukan suatu metode. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung dari metode yang digunakan. Mengenai metode, Surakhmad (1998:131) menjelaskan sebagai berikut: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan adalah pengertian yang luas, yang biasanya dijelaskan lebih eksplisit di dalam setiap penyelidikan. Dari kutipan di atas dan sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu hubungan power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan shooting dalam permainan futsal. Oleh karena itu, metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Proses penelitian yang penulis lakukan sesuai dengan pengertian deskriptif menurut Surakhmad (1998 : 149) sebagai berikut: Penyelidikan deskriptif tertuju kepada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagi teknik deskriptif. Diantaranya adalah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi penyelidikan dengan teknik survey, teknik interview, angket, observasi atau teknik tes, studi kasus, dan studi komperatif. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa metode deskriptif ini cocok untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi penulis sekarang, yang dalam hal ini adalah hubungan power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan shooting dalam permainan futsal. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat faktor-faktor yang merupakan variabel penelitian, yaitu : 1. Power otot tungkai (X1) dan korodinasi mata-kaki (X2) merupakan variabel bebas 2. Keterampilan shooting (Y) sebagai variabel terikatnya. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperlukan suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang penulis gunakan mengacu pada buku tes pengukuran pendidikan olahraga oleh Nurhasan dan Abdul Narlan (2001: 130), sebagai berikut:
6
Instrumen penelitian atau tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengukur power otot tungkai digunakan tes standing broad jump. b. Untuk mengukur koordinasi mata-kaki digunakan tes stop passing. c. Untuk mengukur keterampilan shooting digunakan tes shooting 10 meter.. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok subjek yang akan di jadikan objek penelitian. Pengertian populasi menurut Arikunto (2013 : 173) Mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” sedangkan populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”. Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016 yang berjumlah 20 orang. Menurut Arikunto (2013 : 174) Mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti”. Penentuan sampel ini dilakukan dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Selanjutnya Sugiyono (2007), “total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Teknik Pengolahan Data Setelah data berupa skor diperoleh, skor tersebut disusun, diolah dan dianalisis kebermaknaannya. Data tersebut penulis olah dengan menggunakan pendekatan statistika yang bersumber dari Sudjana (1989: 66-265). Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam pengolahan ini adalah sebagai berikut. a. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing tes, rumus yang digunakan fi . ci X Xo p fi
Arti tanda-tanda tersebut adalah :
7
X = Nilai rata-rata yang dicari Xo = Titik tengah skor yang memuat tanda kelas dengan nilai c = 0 p
= Panjang kelas interval
= Sigma atau jumlah
fi
= Frekuensi
ci
= Deviasi atau simpangan
b. Menghitung Standar deviasi atau simpangan baku dengan rumus sebagai berikut. n fi . ci 2 fi . ci
2
sp c.
n n - 1
Menghitung koefisien korelasi antara variabel. rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. r 1
6 b 2 n(n 2 1)
Arti tanda-tanda tersebut adalah : r
= Nilai koefisien korelasi yang dicari
b
= Beda ranking
n
= Jumlah sampel
d. Mencari nilai korelasi berganda (multiple corrleation) dengan menggunakan rumus sebagai berikut. ry12 ry 22 2.ry1 .ry 2 .r12 1 r122
Arti tanda-tanda rumus adalah sebagai berikut. Ry1.2 = Nilai koefisien korelasi berganda yang dicari e. Menguji kebermaknaan korelasi berganda, rumus yang digunakan sebagai berikut
R2 F=
K
(1 R 2 ) n k 1
Arti dalam rumus tersebut adalah: F = Nilai signifikansi yang dicari R2 = Korelasi berganda k = Banyaknya variabel bebas
8
n = Jumlah sampel f.
Untuk mencari kebermaknaan korelasi digunakan statistik F dengan k menyatakan banyaknya variabel bebas dan n menyatakan ukuran sampel. Statistik F ini berdistribusi F dengan derajat kebebasan pembilang (V1) = banyaknya variabel bebas dan sederajat kebebasan penyebut (V2) = n-k-1. Hipotesis pengujian adalah F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, maka hipotesis diterima dan dalam hal lainnya hipotesis ditolak.
g. Mencari presentase dukungan kedua variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus determinasi. Rumus yang digunakan adalah: D = r2 x 100% Arti tanda dalam rumus tersebut adalah: D = Determinasi (kontribusi) yang dicari R = Nilai koefisien korelasi
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis terhadap data hasil penelitian dan sesuai dengan hipotesis yang penulis ajukan, maka hasil penelitian tersebut dapat penulis bahas sebagai berikut. 1. Hipotesis pertama menyatakan, “Terdapat hubungan yang berarti power otot tungkai dengan keterampilan shooting dalam permainan futsal pada siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016” hasilnya hipotesis diterima, di mana nilai korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,55 termasuk dalam kategori cukup. Diterimanya hipotesis tersebut disebabkan dalam olahraga futsal power otot tungkai dibutuhkan pada saat melakukan shooting, di mana para pemain akan melakukan gerakan shooting lebih kuat dan keras. Sehingga power otot tungkai diduga sangat berhubungan. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan determinasi, di mana dukungan power otot tungkai terhadap keterampilan shooting sebesar 30,25% 2. Hipotesis kedua yang menyatakan, “Terdapat hubungan yang berarti korodinasi mata-kaki dengan keterampilan shooting dalam permainan futsal pada siswa
9
ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016” hasilnya hipotesis diterima dan termasuk dalam kategori cukup sebesar 0,53. Diterimanya hipotesis tersebut disebabkan dalam olahraga futsal koordinasi matakaki dibutuhkan pada saat melakukan shooting. Dengan demikian, maka diduga bahwa korodinasi mata-kaki berhubungan dan termasuk kategori cukup. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan determinasi, di mana dukungan koordinasi matakaki terhadap keterampilan shooting sebesar 28,09%. 3. Hipotesis ketiga yaitu “Terdapat hubungan yang berarti power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki secara bersama-sama terhadap keterampilan shooting dalam permainan futsal pada siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016” hasilnya hipotesis diterima dan termasuk kategori cukup sebesar 0,50. Diterimanya hipotesis ketiga ini disebabkan oleh kedua komponen ini secara bersama-sama mendukung terhadap jalannya olahraga futsal, di mana dalam shooting power otot tungkai dan mendukung kuat pada shooting. Sehingga kedua komponen ini sangat berhubungan dengan keterampilan shooting dalam permainan futsal. Hal ini terbukti berdasarkan perhitungan determinasi, di mana dukungan sebesar 38,44% sedangkan sisanya 61,56% merupakan dukungan faktor lain, di antaranya faktor teknik dan lingkungan. D. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian, yang diperoleh melalui pengukuran power otot tungkai, korodinasi mata-kaki dan keterampilan shooting, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat hubunagan yang berarti antara power otot tungkai dengan shooting dalam permainan futsal pada siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016. 2. Terdapat hubungan yang berarti antara koordinasi mata-kaki dengan keterampilan shooting dalam permainan futsal pada siswa ekstrakurikuler futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016. 3. Terdapat hubungan yang berarti antara power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki dengan keterampilan shooting dalam permainan futsal pada siswa ekstrakurikuler
10
futsal MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016 Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang olahraga futsal, bahwa untuk menghasilkan keterampilan shooting yang efektif diutamakan power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki secara bersama-sama. E. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badriah, Dewi Laelatul. 2002. Fisiologi Olahraga dalam Perspektif Teoretis dan Praktik. Bandung: Pustaka Ramadhan. Badriah, Dewi Laelatul. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung : Multazam. Bompa, Tudor O. 1999. Periodazation Training for Sport. United States : Human Kinetics. Harre dan Nossek. 2004. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jurnal IPTEK Olahraga. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma. Harsono. 2001. Latihan Kondisi Fisik. Bandung. Luxbacher, Joseph A. 2004. Sepak Bola: Langkah-langkah Menuju Sukses. (Terjemahan Agusta Wibawa). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muchtar, Remy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan. Nurhasan dan Abdul Narlan. 2001. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL. Ruffinen, Zen. 2001. Peraturan Permainan Turnamen Futsal FIFA. (Terjemahan). Rusdian, Deni. 2012. Kontribusi Power Otot Tungkai Dan Fleksibilitas Panggul terhadap Keterampilan Long Passing Dalam Permainan Sepak Bola pada Ukm Sepak Bola Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Tasikmalaya : UNSIL tidak diterbitkan.
11
Sajoto, 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta. Sajoto. 1995. Pengembangan dan Pembinaan Kekuatan kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize. Soekatamsi. 1997. Permainan Besar I (Sepak Bola). Jakarta: Universitas Terbuka Soekatamsi. 1998. Permainan Besar II (Sepak Bola). Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Suharno, HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Suharno, HP. 1998. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Sukadiyanto. 2002. Teori dan Metode Melatih. Yogyakarta : FKIP UNY. Surakhmad, Winarno. 1998. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito. Surakhmad, Winarno. 1990. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito. Pekik Irianto, Joko. 2002. Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: FIK UNY. Pusat Bahasa Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka.