HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Ghon Lisdiantoro
[email protected] IKIP PGRI MADIUN ABSTRACK This study has a purpose to determine the relationship between each variable. This study used descriptive correlational study. The study population was students of IKIP PGRI MADIUN in total 60 students. The research sample was 30 male students with techniques purposive sampling. This research resulted in the following conclusions: (1) there is a significant correlation between hand-eye coordination with the ability to smash, the correlation coefficient of 0.550. With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns rhitung = 0.550> 5% rtabel 0463. (2) there is a significant correlation between muscle power arm with the ability to smash, the correlation coefficient of 0.651. With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns r hitung = 0651> r tabel 5% 0463 (3) there is a significant correlation between the strength of the abdominal muscles with the ability to smash, the correlation coefficient of 0.549. With N = 30, 5% value r tabel 0463. Turns r hitung = 0549> 5% r tabel 0463. (4) there is a significant correlation between hand-eye coordination, power arm muscles and abdominal muscle strength with the ability to smash, Retrieved of 12,581 correlation coefficient, with F table db = 3 opponents 26 with a significance level of 5% = 4.64 turns F regresi price = 12.581 > prices F tabel 5% = 4.64. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masing- masing variabel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Populasi penelitian adalah pada mahasiswa putra peserta pembinaan prestasi IKIP PGRI MADIUN yang berjumlah 60 mahasiswa. Sampel penelitian sebanyak 30 mahasiswa putra dengan teknik purpusive sampling. Penelitian ini menghasilkan simpulan sebagai berikut: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata tangan dengan kemampuan smash, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.550. Dengan N = 30, nilai rtabel 5% 0.463. Ternyata rhitung = 0.550 > rtabel 5% 0.463. (2) terdapat hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan kemampuan smash, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.651. Dengan N = 30 nilai rtabel 5% 0.463. Ternyata rhitung = 0.651 > rtabel 5% 0.463 (3) terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dengan kemampuan smash, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.549. Dengan N = 30, nilai rtabel 5% 0.463. Ternyata rhitung = 0.549 > rtabel 5% 0.463. (4) terdapat hubungan yang signifikansi antara koordinasi mata tangan, power otot lengan dan kekuatan otot perut dengan kemampuan smash , Diperoleh koefisien korelasi sebesar12,581, dengan Ftabel dengan db = 3 lawan 26 dengan taraf signifikansi 5% = 4.64 ternyata harga Fregresi = 12,581 > harga Ftabel 5% = 4.64.
.
210
211 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 210 – 221 A. PENDAHULUAN Olahraga merupakan kegiatan yang
banyak
manusia.
manfaatnya
Oleh
bagi
karenanya
olahraga, karena merupakan salah satu olahraga
permainan
yang
banyak digemari oleh masyarakat Indonesia adalah bulutangkis. Dalam melakukan permainan bulutangkis ada yang bertujuan hanya sekedar untuk rekreasi dan ada juga yang untuk berprestasi. yang
tinggi
bulutangkis tidak dapat diraih dengan mudah, tetapi diperlukan usaha yang keras dan tidak mengenal lelah. Prestasi
bulutangkis
ditingkatkan
dan
dapat
dipertahankan
melalui perbaikan kualitas sistem pembinaan
dan
pelatihan
yang
dilakukan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pencapaian
khususnya mencapai
setinggi-tingginya permainan empat
melalui
Latihan dasar dalam permainan bulutangkis yang perlu dikuasai oleh setiap pemain ada bermacam-macam. Dalam
permainan
diperlukan
bulutangkis
kecakapan
dasar
atau
teknik dasar bermain bulutangkis. Dengan menguasai kecakapan dasar yang ada , maka seorang pemain akan dapat melakukan suatu permainan
aspek
bulutangkis.
prestasi
yang
khususnya
pada
bulutangkis latihan
teknik,
taktik
dibutuhkan yang harus
dan
Teknik yang paling utama yang harus
mental
dikuasai
bulutangkis
oleh
pemain
diantaranya
pukulan
servis, lob, dropshot,
drive dan
smash. Salah satu unsur teknik dasar yang
sangat
penting
dalam
bulutangkis adalah pukulan smash. Teknik dasar pukulan smash harus dikuasai
oleh
setiap
pemain
bulutangkis.
prestasi
dimiliki oleh tiap atlet, yaitu aspek fisik,
dikembangkan
latihan.
dalam
olahraga, khususnya pada permainan
Untuk
harus
dengan baik.
Prestasi
olahraga,
itu
makin
banyak orang yang gemar melakukan
cabang
(kematangan juara). Keempat aspek
Pukulan smash yang keras dan cepat sangat efektif untuk mematikan lawan. Untuk dapat menghasilkan pukulan smash yang keras dan cepat sangat diperlukan power atau daya ledak otot, terutama kekuatan otot utama yang terlibat gerakan pukulan smash.
Ghon Lisdiantoro: Hubungan Antara Koordinasi Mata… | 212 Sehubungan
dengan
itulah,
mahasiswa
putra
maka akan diadakan penelitian tentang
pembinaan prestasi
‘’Hubungan antara koordinasi mata
MADIUN.
tangan,
power
kekuatan
otot
otot
lengan
perut
dan
terhadap
4. Adakah
peserta IKIP PGRI
hubungan
antara
koordinasi mata tangan,
kemampuan pukulan smash dalam
otot lengan
permainan
pada
perut dengan kemampuan smash
mahasiswa putra peserta pembinaan
bulutangkis pada mahasiswa putra
prestasi
peserta pembinaan prestasi IKIP
bulutangkis
Institut
Keguruan
Ilmu
Pendidikan PGRI MADIUN.
dan
power
kekuatan otot
PGRI MADIUN.
Mengacu pada pokok - pokok masalah
yang dirumuskan pada
B. METODE PENELITIAN
pembatasan masalah tersebut diatas,
Tempat
maka masalah - masalah yang akan
sebagai
dibahas dapat dirumuskan
penelitian.
sebagai
berikut : 1. Adakah
penelitian
tempat
sekaligus
pengambilan
Tempat
data
penelitian
dilaksanakan di lapangan bulu tangkis hubungan
antara
IKIP
PGRI
MADIUN.
koordinasi mata tangan dengan
penelitian
kemampuan
penelitian dilaksanakan pada pagi hari
smash
bulutangkis
pada mahasiswa putra peserta pembinaan prestasi
IKIP PGRI
MADIUN.
atau
Waktu
pengambilan
data
mulai pukul 07.00 sampai selesai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
2. Adakah hubungan antara power
dengan studi korelasional. Metode
otot lengan dengan kemampuan
diskriptif adalah suatu penelitian yang
smash
bertujuan
mahasiswa
bulutangkis putra
pembinaan prestasi
pada
untuk
mendapatkan
peserta
informasi mengenai fenomena atau
IKIP PGRI
situasi yang aktual atau situasi yang
MADIUN.
ada pada saat penelitian berlangsung.
3. Adakah hubungan antara kekuatan
Sugiyanto
(1993:52),
menyatakan
otot perut dengan kemampuan
bahwa, jenis penelitian yang dapat
smash
digolongkan
bulutangkis
pada
atau
diklasifikasikan
213 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 210 – 221 sebagai penelitian deskriptif adalah survei,
studi
perkembangan,
kasus, studi
2. Mereka
sama-sama
mahasiswa
studi
putra peserta pembina prestasi
follow-up,
Universitas Tunas Pembangunan
analisis dokumenter, studi arah dan
Surakarta
yang
studi korelasional.
meningkatkan
kemampuan
Studi
korelasional
digunakan
untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan hipotesis sumbangan
sebelumnya. dinyatakan antara
Dalam
bahwa
dan
ketrampilan gerak. 3. Mereka
sama-sama
sedang
melakukan latihan pukulan smash.
ada
Mengacu
pada
alasan-alasan
variabel
tersebut diatas, maka kriteria populasi
dengan variabel yang lain, maka
yang diambil untuk obyek penelitian
prosedur korelasional dapat digunakan
telah
untuk
tersebut.
populasi, dimana persyaratan populasi
menyatakan
minimal memiliki satu sifat yang
menguji
Sugiyanto
satu
sedang
hipotesis
(1993:52),
bahwa :
memenuhi
syarat
sebagai
sama, sehingga seluruh mahasiswa
Populasi
adalah
sejumlah
putra peserta pembinaan prestasi IKIP
individu yang akan dijadikan obyek
PGRI
penelitian
populasi penelitian.
dan
individu-individu
keseluruhan tersebut
dari paling
MADIUN
Karena
dapat
jumlah
dijadikan
populasinya
sedikit mempunyai satu sifat yang
adalah 60 Orang sementara menurut
sama. Populasi menurut Sutrisno Hadi
(Sutrisno
(1987:220), adalah “Seluruh penduduk
penelitian
yang dimaksudkan untuk diselidiki.
mempertimbangkan
Bahwa populasi itu dibatasi dengan
waktu, bertolak dari pendapat tersebut
sejumlah penduduk dan paling sedikit
maka
mempunyai satu sifat yang sama”..
seluruhnya,
Alasan penelitian mengambil
Hadi,
1975:22),
bahwa
itu
populasi
harus
tenaga,
tidak
namun
biaya,
digunakan
menggunakan
sejumlah sampel.
populasi berdasarkan kriteria-kriteria
Dalam penelitian ini sampel
atau persyaratan sebagai berikut :
diartikan sebagai suatu bagian atau
1. Mereka
wakil dari populasi yang diteliti dan
berjenis kelamin sama,
yaitu pemain putra.
dapat
mewakili
seluruh
populasi.
Ghon Lisdiantoro: Hubungan Antara Koordinasi Mata… | 214 Teknik
pengambilannya
dengan
Teknik pengumpulan data dalam
Purpusive sampling atau sampling
penelitian ini dengan mengadakan
bertujuan,
teknik
pengetesan pada sampel percobaan.
pengambilan sampel yang ciri atau
Alat untuk mengukur disebut sebagai
karakteristiknya sudah diketahui lebih
instrumen
dulu
sifat
penelitian digunakan bertujuan untuk
populasi. Kriteria sampel ditentukan
mengukur atau menangkap gejala-
oleh si peneliti itu sendiri sesuai
gejala dan sifat-sifat variabel yang
dengan tujuan penelitian.Karena itu
diteliti. Ada gejala atau sifat variabel
Purpusive
sekali
yang dapat secara langsung diukur,
sampling
tetapi ada yang tidak dapat diukur
adalah
berdasarkan
disebut
sebuah
ciri
Sampling
juga
atau
acak
judgement
maka sampel yang diambil khusus.
penelitian.
Instrumen
secara langsung. Teknik pengumpulan
Mengenai besarnya sampel tidak
data dalam penelitian ini dengan
ada ketentuan yang baku. Secara
mengadakan pengetesan pada sampel
statistik memang ada prosedur yang
percobaan.
memperkirakan besarnya sampel yang
disebut sebagai instrumen penelitian.
diperlukan yang memerlukan variansi
Adapun
populasi secara tepat yang sering kali
diuraikan sebagai berikut :
sulit diketahui secara pasti. Yang
1. Tes koordinasi mata tangan
penting
untuk
adalah
respresentatifnya
penelitian
lebih
yang
diperhatikan sampel digunakan.
Berdasarkan pada pedoman penentuan
Alat
untuk
pelaksanaan
mengukur
test
dapat
Koordinasi mata-tangan dilakukan dengan tes memantulkan bola ke tembok 2. Tes power otot lengan dengan
jumlah sampel tersebut, karena jumlah
melempar medicine ball put
populasinya 60 mahasiswa, maka dari
Tes
populasi
(Ismaryati, 2009:64-65)
tersebut
diambil
30
mahasiswa putra yang terbaik. Sampel
dan
pengukuran
3. Tes kekuatan otot perut dengan sit-
yang digunakan dalam penelitian ini
up
adalah mahasiswa putra yang dipilih
Tes
dalam pembinaan prestasi IKIP PGRI
(Ismaryati, 2009:119-120)
MADIUN.
olahraga
dan
pengukuran
olahraga
215 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 210 – 221 4. Tes kemampuan pukulan smash bulutangkis Kemampuan
persiapan, tabulasi dan penerapan data pukulan
bulutangkis diambil
smash
sesuai dengan pendekatan penelitian.
dengan tes
ketepatan smash dari Analisis
data meliputi 3 langkah, yaitu :
data
Berdasarkan pada data hasil tes koordinasi
merupakan
mata-tangan,power
otot
lengan, kekuatan otot perut tes smash
langkah penting dalam penelitian.
diperoleh
data
yang
disampaikan
Secara garis besar, pekerjaan analisis
dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Data Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan,Power Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut Tes Smash Variabel
N
Mean
SD
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
30
16,429
1,81
20
14
30
8,071
1,01
9,6
6,10
30
9,518
3,39
15
4,5
kemampuan
30
17,07
1,92
20
12
smash
30
34.73
4.14
42
25
Koordinasi mata tangan Power otot lengan Kekuatan otot perut
Hasil analisis
analisis
regresi
korelasi
antara
data
dan tes
dengan kemampuan smash (Y), diperoleh
koefisien
korelasi
koordinasi mata tangan (X1), power
sebesar 0.550. Dengan N = 30,
otot lengan (X2), kekuatan otot perut
nilai rtabel 5% 0.463. Ternyata rhitung
(X3) dengan kemampuan Smash (Y)
= 0.550 > rtabel
5%
penelitian ini adalah :
menunjukkan
bahwa
Hasil analisis korelasi masing-
0.463. Hal ini terdapat
hubungan yang signifikan antara
masing prediktor dengan kriterium
koordinasi
penelitian ini adalah sebagai berikut :
dengan kemampuan smash (Y).
1. Berdasarkan
analisis
korelasi
antara koordinasi mata tangan (X1)
2. Berdasarkan
mata
tangan
analisis
(X1)
korelasi
antara power otot lengan (X2)
Ghon Lisdiantoro: Hubungan Antara Koordinasi Mata… | 216 dengan kemampuan smash (Y),
Y = 0,404 + 0,355X1 + 0,742X2 +
diperoleh
0,168X3
koefisien
korelasi
sebesar 0.651. Dengan N = 30 nilai rtabel
5%
0.463. Ternyata rhitung =
0.651 > rtabel
5%
menunjukkan
0.463. Hal ini
bahwa
terdapat
hubungan yang signifikan antara
2. Koefisien korelasi dan determinasi prediktor dan kriterium Ry(1,2,3)
= 0.912
R2y(1,2,3)
= 0.772
3. Uji signifikansi analisis regresi
power otot lengan (X2) dengan kemampuan smash (Y). 3. Berdasarkan
analisis
Dari hasil analisis regresi tersebut
korelasi
dapat
disimpulkan,
dengan db = m lawan N - m - 1 = 3
antara kekuatan otot peru (X3)
lawan 26, harga Ftabel
dengan kemampuan smash (Y),
4.64. Sedangkan nilai F yang
diperoleh
diperoleh adalah 12.821 ternyata
koefisien
korelasi
lebih
nilai rtabel 5% 0.463. Ternyata rhitung
penolakan hipotesa nol. Dengan
= 0.549 > rtabel
5%
demikian hipotesa nol ditolak,
menunjukkan
bahwa
terdapat
yang
dari
berarti
angka
adalah
sebesar 0.549. Dengan N = 30,
0.463. Hal ini
besar
5%
bahwa
batas
terdapat
hubungan yang signifikan antara
hubungan yang signifikan antara
kekuatan otot perut (X3) dengan
koordinasi
kemampuan smash (Y).
power otot lengan (X2), kekuatan
Analisis
tangan
(X1),
yang
otot perut (X3) dengan kemampuan
ini
smash (Y). Adapun besarnya nilai
menggunakan analisis regresi ganda
R2 antara koordinasi mata tangan
tiga prediktor. Hasil analisis regresi
(X1), power otot lengan (X2),
antara data tes koordinasi mata tangan
kekuatan otot perut (X3) dengan
(X1), power otot lengan (X2), kekuatan
kemampuan smash
otot perut (X3) dengan kemampuan
0.772.
dilakukan
dalam
regresi
mata
penelitian
smash (Y) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Persamaan garis regresinya adalah :
(Y) adalah
217 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 210 – 221 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan,
maka
Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata tangan dengan pukulan
smash
pada
mahasiswa putra pembinaan prestasi IKIP PGRI MADIUN. (rx1y = 0,550 > rtabel
1%
= 0,463). Berdasarkan hasil
analisis data variabel bebas koordinasi mata
tangan
dengan
kemampuan
pukulan smash ternyata hasilnya lebih besar
dari
harga
rtabel,
sehingga
hipotesis yang menyatakan bahwa, ”Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi
mata
kemampuan
tangan
pukulan
dengan
smash
pada
mahasiswa putra pembinaan prestasi IKIP
PGRI
kebenarannya.
diterima
MADIUN” Variabel
koordinasi
mata tangan memberikan korelasi yang
menyakinkan
peningkatan
keterampilan
smash
pemainbulutangkis
harus
smash.
seorang mampu
mengintegrasikan gerakan – gerakan pukulan smash kedalam gerakan yang utuh dan selaras. Kualitas koordinasi mata
tangan
yang
Dengan kemampuan smash
dimiliki
oleh
pada
pembinaan
pukulan
mahasiswa
prestasi
IKIP
putra PGRI
MADIUN. (rx1y = 0,651 > rtabel
5%
=
0,463). Berdasarkan hasil analisis data variabel bebas power otot lengan dengan kemampuan pukulan smash. ternyata hasilnya lebih besar daripada harga rtabel, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa, ”Ada hubungan yang signifikan antara power otot lengan dengan kemampuan pukulan smash
pada
mahasiswa
putra
pembinaan
prestasi
IKIP
MADIUN.
Untuk
menghasilkan
PGRI
pukulan smash yang baik sangat diperlukan power otot lengan.daya ledak
otot
lengan
sangat
peranannya
dalam
menghasilkan
besar
pukulan smash yang baik. Ada hubungan yang signifikan
terhadap
Untuk itu dalam rangka peningkatan kemampuan
melakukan pukulan smash .
dapat
disampaikan hal-hal sebagai berikut :
kemampuan
seorang pemain berpengaruh dalam
kekuatan kemampuan
otot
perut
pukulan
smash
dengan pada
mahasiswa putra pembinaan prestasi IKIP PGRI MADIUN (rx1y = 0.561 > rtabel
5%
= 0,463). Berdasarkan hasil
analisis data variabel bebas kekuatan otot
perut
dengan
kemampuan
pukulan smash. ternyata hasilnya lebih
Ghon Lisdiantoro: Hubungan Antara Koordinasi Mata… | 218 besar daripada harga rtabel, sehingga
kemampuan
hipotesis yang menyatakan bahwa,
mahasiswa putra pembinaan prestasi
”Ada hubungan yang signifikan antara
IKIP
kekuatan
dengan
kebenarannya, baik secara sendiri-
pada
sendiri maupun secara bersama-sama.
mahasiswa putra pembinaan prestasi
Ketiga prediktor memberikan korelasi
diterima
yang signifikan dengan keterampilan
cukup
smash. Selain ketiga variabel tersebut,
beralasan, karena kekuatan otot perut
banyak sekali faktor-faktor yang dapat
sangat berperan dalam pukulan smash
mendukung
bulutangkis
didalam meningkatkan keterampilan
otot
kemampuan
IKIP
pukulan
PGRI
smash
MADIUN.”
kebenarannya.
memukul
perut
Hal
pada lengan
ini
saat
hendaak
diayunkan
pukulan
PGRI
smash
MADIUN.”
pada
diterima
keberhasilan
siswa
dari
melakukan smash. Faktor-faktor lain
belakang kemudian ke depan otot
tersebut berkenaan dengan kondisi
perut
fisik,
proporsi
menghasilkan pukulan smash yang
teknik
dasar
meyakinkan.
faktor-faktor lain baik yang berasal
berkontraksi
sehingga
apat
Ada hubungan yang meyakinkan
dari
dalam
tubuh,
penguasaan
menembak
maupun
maupun
dari
luar.
antara koordinasi mata tangan, power
Disamping itu kemampuan individu
otot lengan dan kekuatan otot perut
dan bakat akan dapat mempengaruhi
dengan kemampuan pukulan smash
hasil.
pada mahasiswa putra pembinaan
D. SIMPULAN DAN SARAN
prestasi
universitas
tunas
Berdasarkan
pada
uraian
pembangunan surakarta tahun 2013.
pembahasan permasalahan di atas
(Fregresi = 12,851 > Ftabel
= 4.64).
serta hasil pembahasan analisis data
Berdasarkan hasil analisis data didapat
penelitian, maka secara empirik dapat
harga Fhitung lebih besar daripada harga
disampaikan hal-hal sebagai berikut:
Ftabel,
yang
1. Ada hubungan yang signifikan
menyatakan bahwa, ”Ada hubungan
antara koordinsi mata tangan (X1)
yang signifikan antara koordinasi mata
dengan
tangan,
smash
sehingga
kekuatan
power otot
1%
hipotesis
otot
lengan
perut
dan
dengan
kemampuan (Y).
Hal
pukulan ini
dapat
dibuktikan dengan perolehan harga
219 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 210 – 221 koefisien
prediktor
koordinasi
4. Ada hubungan yang meyakinkan
mata tangan sebesar 0.550. Setelah
antara koordinasi mata tangan,
dikonsultasikan dengan harga rtabel
power otot lengan dan kekuatan
dengan N = 30 dengan taraf
otot perut dengan keterampilan
signifikansi 5% = 0,463 ternyata
smass
harga rx1y = 0,550> harga rtabel 5%
dibuktikan dengan perolehan harga
= 0,463.
koefisien korelasi ganda Fregresi
2. Ada hubungan yang signifikan
(Y).
sebesar
Hal
ini
dapat
12,851,
setelah
antara power otot lengan (X2)
dikonsultasikan dengan harga Ftabel
dengan
dengan db = 3 lawan 26 dengan
kemampuan
smash
(Y).
Hal
pukulan ini
dapat
taraf signifikansi
5%
= 4.64
dibuktikan dengan perolehan harga
ternyata harga Fregrei = 12,851 >
koefisien prediktork power otot
harga Ftabel 5% = 4.64.
lengan
sebesar
0.651.
Setelah
Berdasarkan
pada
hasil
dikonsultasikan dengan harga rtabel
penelitian dan simpulan yang telah
dengan N = 30 dengan taraf
disebutkan di atas, timbul beberapa
signifikansi 5% = 0,463 ternyata
wawasan
harga rx1y = 0,550 > harga rtabel 5%
dikemukakan
= 0,463.
berupa saran-saran sebagai berikut :
3. Ada hubungan yang signifikan
1.
atau
pandangan
oleh
yang
peneliti
yang
Sehubungan variabel koordinasi
antara kekuatan otot perut (X3)
mata tangan, power otot lengan
dengan
dan
smash
kemampuan (Y).
Hal
pukulan ini
dapat
persepsi
hubungan
kinestetik
yang
ada
meyakinkan
dibuktikan dengan perolehan harga
dengan keterampilan smash, maka
koefisien prediktor kekuatan otot
bagi pelatih dan guru pendidikan
perut
Setelah
jasmani agar dapat memanfaatkan
dikonsultasikan dengan harga rtabel
koordinasi mata tangan dan selalu
dengan N = 30 dengan taraf
melatih power otot lengan dan
signifikansi 5% = 0,463 ternyata
kekuatan
harga rx1y 0,549> harga rtabel 5% =
intensif, teratur dan sistematis
0,463.
kepada siswa, agar
sebesar
0,549.
otot
perut
secara
dengan
Ghon Lisdiantoro: Hubungan Antara Koordinasi Mata… | 220
2.
pembelajaran yang diberikan akan
lebih luas, sampel lebih banyak,
lebih
mengoptimalkan
variabel ditambah ataupun jika
kemampuan anak didik di dalam
diperlukan variabel dapat diganti
melakukan smash.
dan
Bagi para pembina, pelatih dan
variabel yang lain yang sesuai.
dengan
guru pendidikan jasmani, agar
DAFTAR RUJUKAN
hasil
Bompa, T. O. 1990. Theory and Methodology of Training. Kendall/Hant : IOWA of University
penelitian
digunakan
ini
dapat
sebagai
dasar
pemikiran dalam rangka membina dan metatih para siswanya untuk melakukan
latihan
dengan
menekankan pada pemanfaatan power
otot
lengan
dan
peningkatan kekuatan otot perut serta
pemanfaatan
panjang
lengan, agar dengan peningkatan itu para siswa dapat melakukan smash dengan kualitas yang lebih baik. seleksi
Bahkan
dalam
atau
pemilihan
pemain
bulutangkis
rangka bibit dapat
dilakukan melalui seleksi siswa dengan
pengetesan
koordinasi
mata tangan, tes power otot lengan dan kekuatan otot perut pada siswa yang bersangkutan. 3.
dikombinasikan
Mengingat
penelitian
ini
dilakukan hanya dalam lingkup yang sempit, untuk lebih baiknya perlu diadakan penelitian ulang dengan cakupan populasi yang
Harsono. 1988. Coaching dan Aspekaspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: PT. DirjenDikti P2LPT. Ismaryati. 2009. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: LPP UNS dan UNS. M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press. M. Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik. Jakarta: Depdikbud. Radcliffe James C. & Farentinos Robert C. 1985. Pliometrik untuk Meningkatkan Power. Alih bahasa. M. Furqon h. & Muchsin Doewes. Surakarta: Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. Rusli Lutan. 1992. Dasar-dasar Kepelatihan. Jakarta: Depdikbud. Saiful Arisanto. 1990. Pola Dasar Pembinaan Bulutangkis. Kudus : PB Timas Much Kalisari Cilongok. Djarum Kudus.
221 | Premiere Educandum, Volume 6 Nomor 2, Desember 2016, 210 – 221 Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan I. Surakarta: UNS Press Sugiyanto. 1993. Perkembangan dan BelajarMotorik. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru Penjaskes. SD Setra D-II. Suharno H.P. 1993. Ilmu Coaching Umum. FPOK IKIP: Jogjakarta. Sutrisno Hadi. 1987. Analisis Regresi. Yogyakarta. Andi Offset. Tohar. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Bagian Proyek Peningkatan Muhi Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.