Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011
ANALISIS KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI Oleh: WAHYU JAYADI )*
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekuatan lengan, kekuatan tungkai dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM yang telah lulus mata kuliah bolavoli pada jenis kelamin laki-laki dengan jumlah sampel penelitian 40 orang yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau 0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) ada hubungan yang signifikan kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, terbukti ro = 0,757 (P = 0,000 < 0,05); (2) ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, terbukti ro = 0,793 (P = 0,000 < 0,05); (3) ada hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, terbukti ro = 0,565 (P = 0,000 < 0,05); dan (4) ada hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan, kekuatan tungkai dan koordinasi mata tangan terhadap Kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli, terbukti Ro = 0,817 (P = 0,000 < 0,05). Kata Kunci: Kekuatan lengan, kekuatan tungkai, koordinasi mata-tangan, passing bawah bolavoli
ABSTRACT This study aims to determine the relationship arm strength, leg strength and hand eye coordination on the ability of passing down the game of volleyball. This study includes a descriptive type of research. The study population was all students of the Department of Education Sports FIK UNM coach who has passed the volleyball course in gender with the male sample of 40 people chosen at random sampling. Data analysis techniques used were correlation analysis techniques using SPSS system version 15:00 on 95% or a significant level of 0.05. Starting from the results of data analysis, the study concluded that: (1) there is a significant relationship with the arm strength of the passing ability in the game of volleyball, proved ro = 0.757 (P = 0.000 <0,05), (2) there is a *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
157
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 relationship significant leg strength with the passing ability in the game of volleyball, proved ro = 0.793 (P = 0.000 <0,05), (3) there were significant with hand eye coordination skills in passing the volleyball game, proved ro = 0.565 (P = 0.000 <0,05), and (4) there were significant between the strength of arm, leg strength and hand eye coordination to the ability of passing down the game of volleyball, proved Ro = 0.817 (P = 0.000 <0,05). Keywords:
Arm strength, leg strength, hand-eye coordination, passing the volleyball
PENDAHULUAN Pendidikan nasional sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang perlu mendapatkan penanganan secepatnya di antaranya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang bermartabat, unggul dan berdaya saing. Dengan kata lain, pendidikan harus didesain yang konkrit dan riil untuk mempersiapkan generasi bukan sekedar bertahan hidup dalam era globalisasi tetapi juga untuk menguasai globalisasi. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dilakukan perubahan dan perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan. Permainan bolavoli merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan secara maksimal, apabila para pemain dapat melakukan atau memiliki penguasaan teknik dasar yang efektif dan efesien. Dalam permainan bolavoli terdiri dari beberapa teknik dasar, seperti; servis, passing bawah, passing atas, smash dan blok. Dari berbagai teknik dasar, teknik dasar passing bawah merupakan teknik yang sangat dibutuhkan sebagai pengantar dalam melakukan serangan. Sebab pada dasarnya dari dua passing yang ada dalam permainan bolavoli, passing bawah lebih efektif untuk mengarahkan bola. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Dalam permainan bolavoli, passing bawah digunakan khusus biasanya sebagai passing kedua dari penyerangan. Kekhususan ini adalah cara menguntungkan dalam menempatkan bola pada posisi yang tepat dari pemain yang melakukan smash dengan sukses. Selain dari manfaat utama yaitu pengantar dalam melakukan smash atau serangan dengan sukses, juga gerak bola yang dilakukan mempunyai peranan dalam irama permainan. Pengaturan irama permainan merupakan salah satu strategi untuk memenangkan pertandingan. Namun demikian passing bawah pada permainan bolavoli perlu ditopang kemampuan fisik dasar yaitu kekuatan. Lengan dan tungkai merupakan dua anggota tubuh yang menopang dalam melakukan passing bawah. Untuk itu lengan dan tungkai sebagai anggota penggerak membutuhkan kemampuan fisik seperti kekuatan. Kekuatan adalah kemampuan untuk pengembangan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan sangat penting dalam menunjang aktivitasaktivitas olahraga seperti bolavoli. Kebutuhan kekuatan yang diperlukan dalam setiap aktivitas olahraga misalnya kebutuhan 158
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 kekuatan pada olahraga bolavoli tidaklah sama dengan cabang olahraga lain. Untuk pengembangan unsur kekuatan perlu adanya metode latihan secara spesifik dan teratur, terarah sesuai dengan tuntutan sesuai dengan tuntunan pola gerak cabang olahraga itu. Kekuatan otot ditentukan oleh strukturil otot, khususnya volume otot, dimana kekuatan meningkat sesuai dengan meningkatnya volume otot. Kekuatan yang digunakan dalam melakukan passing bawah dalam permainan bolavoli adalah kekuatan dinamis. Karena dalam melakukan passing bawah, maka pemain berusaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kontraksi otot ini digunakan untuk menghasilkan tenaga eksternal untuk menggerakkan anggota tubuh. Sedangkan koordinasi gerak mata tangan adalah gerak yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerakan tangan harus dapat dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan urutan yang direncanakan untuk melakukan passing bawah. Melakukan passing bawah maupun teknik bolavoli lainnya, semua memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input tadi diintegrasikan ke dalam gerak motorik sebagai output, agar hasilnya merupakan gerakan yang terkoordinasi secara luwes. Teknik Passing Bawah Bolavoli Passing merupakan suatu unsur terpenting dalam permainan bolavoli. Sebelum menguraikan tentang tehnik ini perlu kiranya memberikan pengertian tentang *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
passing. Suharno (1993) mengatakan bahwa: “Passing dalam perngertian bolavoli adalah usaha ataupun upaya seseorang pemain bolavoli dengan cara menggunakan suatu tehnik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoper bola yang dimainkan.” Sedangkan menurut Muh. Yunus (1992) bahwa: “Passing adalah mengoperkan boal kepada teman sendiri dalam suatu regu dengan suatu tehnik tertentu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.” Hakekat passing bawah bolavoli secara umum adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan tehnik pantulan bawah sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan. Beutelsthal diterjemahkan oleh Agus Setiadi (1986) mengemukakan sebagai berikut: Passing bawah dimaksudkan untuk menerima bola dengan kemampuan otot lengan atau dengan kemampuan kekuatan lengan yang merupakan satu-satunya cara untuk menerima servis yang sulit, karena dengan cara ini kita masih berkesempatan mengarahkan bola ke segala arah. Bola yang diterima dengan passing bawah tidak selamanya dalam keadaan normal artinya bola yang diterima itu adalah bola yang tepat terarah padanya, sehingga posisi tubuh dalam keadaan normal. Bola yang jauh dari jangkauan dengan arah yang berbeda memerlukan kemampuan gerak yang cepat untuk menempatkan posisi tubuh guna mengambil bola. Keadaan demikian hanya di mungkinkan dengan menggunakan passing bawah. Bila di analisis tehnik gerakan passing bawah dilakukan dalam 159
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 keadaan normal, terdapat tiga tahap gerakan, yaitu sikap permulaan, gerakan pelaksanaan dan gerakan lanjutan. 1. Sikap permulaan; Mengambil sikap normal dalam permainan bolavoli, yaitu kedua lutut ditekuk, badan sedikit di bungkukkan ke depan. Titik tumpuan terletak pada kedua telapak kaki bagian depan agar lebih mudah dan lebih cepat bergerak kesegala arah. Kedua tangan saling berpegangan. 2. Gerak pelaksanaan; Ayunan kedua lengan ke arah bola dengan gerak ke arah sendi bahu dan siku benar – benar dalam keadaan lurus, perkenaan bola pada bagian sasaran lengan, bersamaan dengan itu kedua lutut agak diluruskan serta pandangan kearah bola. Bola diarahkan tepat pada teman atau langsung ke lapangan lawan. 3. Gerak lanjutan; Setalah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan untuk mengambil posisi sikap kembali. Ayunan lengan untuk passing bawah ke depan tidak melebihi sudut 90 derajat dengan bahu atau badan. Pelaksanaan passing bawah yang dikemukakan diatas adalah passing bawah dalam keadaan normal, namun dalam situasi permainan, jarak bola dengan badan tidak selalu dalam keadaan ideal untuk dapat dilakukan passing bawah dengan posisi normal. Kekuatan Menurut Harsono (1988) mengemukakan bahwa : “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan suatu tahanan”. Selanjutnya Moch. Sajoto *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
(1988) memberikan defenisi sebagai berikut: “Kekuatan adalah kemampuan kondisi fisik yang menyangkut kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-otot yang menerima beban dalam waktu tertentu”. Annarino (1986) mengemukakan bahwa : “Strength is the maximum amount of force exerled by muscle group”. Jika diterjemahkan secara bebas, kekuatam adalah jumlah makismum dari penggunaan force oleh otot atau sekelompok otot. Sedangkan menurut Fox (1984) mengemukakan bahwa: “Strength as the force or tension a muscular”. Artinya kekuatan adalah sebagai tegangan suatu otot, yaitu kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Berdasarkan teori di atas, dapat dikemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan untuk pengembangan tenaga maksimum dalam kontraksi yang maksimal untuk mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan sangat penting dalam menunjang aktivitas-aktivitas olahraga seperti bolavoli. Menurut Harsono (1988) mengemukakan sebagai berikut : Pertama, oleh karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas olahraga. Kedua, oleh karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera. Ketiga, oleh karena kekuatan atlet akan dapat lari lebih efesien, memukul lebih keras, demikian pula dapat membantu stabilitas sendi-sendi. Kebutuhan kekuatan yang diperlukan dalam setiap aktivitas olahraga misalnya kebutuhan kekuatan pada olahraga bolavoli tidaklah sama dengan cabang olahraga lain. Untuk pengembangan 160
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 unsur kekuatan perlu adanya metode latihan secara spesifik dan teratur, terarah sesuai dengan tuntutan sesuai dengan tuntunan pola gerak cabang olahraga itu. Kekuatan otot ditentukan oleh strukturil otot, khususnya volume otot, dimana kekuatan meningkat sesuai dengan meningkatnya volume otot. Dalam bolavoli, meskipun diperlukan kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi dan sebagainya, akan tetapi komponen kondisi fisik tersebut di atas haruslah ditunjang oleh kekuatan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Harsono (1988) bahwa: “Kekuatan tetap merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik”. Jadi dengan memiliki kekuatan, maka komponen kondisi fisik lainnya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan. Jadi kekuatan yang digunakan dalam melakukan passing bawah pada permainan bolavoli adalah kekuatan dinamis. Karena dalam melakukan passing, maka pemain berusaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kontraksi otot ini digunakan untuk menghasilkan tenaga eksternal untuk menggerakkan anggota tubuh. Menurut pate, Rotella dan Mc Cleghan yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993) bahwa: Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda. Gerak mendorong atau menarik dapat mengakibatkan suatu benda mulai bergerak, berhenti atau berubah arah, tergantung kepada sifat fisik benda dan besarnya kekuatan. Kebanyakan penampilan dalam berolahraga melibatkan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Kontrakis otot digunakan untuk menghasilkan tenagan internal yang mengatur gerakan bahagian-bahagian badan. Berdasarkan konsep pengembangan kekuatan, dapat dijelaskan bahwa untuk meningkatkan kekuatan perlu memperhatikan beberapa hal seperti; metode latihan, jenis kontraksi, intensitas latihan, berat badan dan lain-lain. Selain itu penerapan prinsip latihan perlu juga diperhatikan seperti prinsip reversibel. Kekuatan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Moch. Sajoto (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan adalah sebagai berikut : 1. Faktor biomekanika, dari dua orang yang mempunyai jumlah tegangan yang sama (tegangan otot), akan jauh berbeda dalam kemampuannya mengangkat beban. 2. Faktor pengungkit, pengungkit diklasifikasikan dalam tiga kelas, yaitu menurut letak sumbu pengungkit, gaya beban dan gaya gerak pengungkit. 3. Faktor ukuran, besar kecilnya otot berpengaruh terhadap kekuatan otot. 4. Faktor jenis kelamin, pria dan wanita mempunyai perkembangan kekuatan yang sama dalam program latihan, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa pada akhir pubertas anak laki-laki memiliki ukuran otot lebih besar dibandingkan wanita. 5. Faktor usia, unsur kekuatan laki-laki dan perempuan diperoleh melalui proses kematangan dan kedewasaan. 161
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 Untuk mengembangkan kekuatan selain penerapan prinsipprinsip latihan yang perlu diperhatikan juga perlu memperhatikan faktor-faktor yang lain yang dapat menunjang atau mempengaruhi pengembangan kekuatan itu sendiri. Kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan gerak atau bentuk dari suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik dapat mengakibatkan suatu benda bergerak atau berubah arah, tergantung besarnya kekuatan dan sifat fisik dari benda yang digerakkan. Lengan adalah salah satu anggota gerak tubuh bagian atas atau disebut juga dengan “extremitas superior” yang mana terdiri dari lengan atas dan lengan bawah. Dengan demikian kekuatan otot lengan meliputi pengukuran yang bersumbu pada persendian siku (articulatio cubiti), persendian pergelangan tangan (articulatio carpalialis), dan persenidan pada telapak tangan (articulatio metta carpalialis), namun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan yang bersumbu pada persendian siku yakni gerakan ekstensi. Dengan demikian sasaran yang dituju adalah kerja otot triceps secara maksimal dalam kaitannya dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Tungkai adalah anggota tubuh bagian bawah atau disebut juga dengan “extrimitas inferior”, yang mana terdiri dari pinggul, paha, betis dan kaki. Dengan dmikian kekuatan otot tungkai meliputi pengukuran anggota tubuh bagian bawah mulai dari pinggul hingga ke telapak kaki. Besarnya tahanan atau *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
beban yang diterima oleh otot merupakan ukuran dari kekuatan otot. Makin berat suatu beban yang diangkat atau diatasi, makin kuat otot tersebut. Dengan kata lain makin tinggi tingkat pengembangan ketegangan otot, makin berkualitas otot tersebut. Kekuatan otot tungkai merupakan komponen yang sangat penting dalam meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini dimungkinkan karena kekuatan otot tungkai merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, disamping itu juga memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cedera tungkai. Koordinasi mata tangan Moch. Sajoto (1988) bahwa: “Koordinasi adalah kemampuan untuk menyatukan berbagai sistem syaraf gerak, yang terpisah, ke dalam suatu pola gerak yang efesien”. Makin kompleks gerak yang dilakukan, makin besar tingkat koordinasi yang diperlukan untuk melaksanakan ketangkasan tersebut. “Koordinasi berhubungan dengan kemampuan motorik yang lain, seperti keseimbangan, kecepatan dan agility” (Moch. Sajoto, 1988). Pendapat Zernicke (1979) yang dikemukakan Harsono (1988) bahwa : “Koordinasi adalah perpaduan fungsi beberapa otot secara tepat dan seimbang menjadi satu pola gerak. Koordinasi mata-tangan sangat penting baik di lapangan maupun di luar lapangan, terutama permainan beregu seperti bolavoli yang membutuhkan berbagai macam gerakan-gerakan kompleks. Koordinasi mata-tangan adalah suatu kemampuan biometric yang kompleks yang mempunyai 162
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 hubungan erat dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan. Dalam permainan bolavoli khususnya teknik dasar passing bawah membutuhkan gerakan yang kompleks, yang merupakan syarat utama dalam teknik tersebut. Seorang pemain dituntut untuk trampil bergerak ke segala arah dan mampu mengkoordinasikan gerakan pada saat mempassing bawah bola, bertahan dari lawan, dan mengumpan pada teman. Menurut Broes dan Zernicke (1977) mengatakan dan menjelaskan sebagai berikut : Koordinasi pada kemampuan untuk mengkoordinasikan beberapa gerakan tanpa kelengahan dengan urutan yang besar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energi yang berlebihan, dengan demikian hasilnya adalah gerakan yang efesien, halus, mulus, dan terkoordinasi dengan baik. Koordinasi gerak mata dan tangan adalah gerak yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerakan tangan harus dapat dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan urutan yang direncanakan untuk melakukan gerakan passing bawah. Melakukan passing bawah, semua memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input tadi diintegrasikan ke dalam gerak motorik sebagai output, agar hasilnya merupakan gerakan yang tekoordinasi secara luwes. Seorang pemain bolavoli yang memiliki koordinasi matatangan yang baik, maka mampu *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
mengkoordinasikan komponenkomponen penggerakan tubuh, otototot, tendo dan persendian sebagai komponen utama dalam permainan bolavoli khususnya dalam melakukan teknik passing bawah. METODE PENELITIAN Metode merupakan cara atau teknik yang dipergunakan untuk mencari pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengungkapkan dan memberikan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sugiyono (2000) memberikan definisi sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan kuantitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Namun populasi tersebut dibatasi pada mahasiswa yang telah lulus pada mata kuliah bolavoli dengan jenis kelamin laki-laki dengan sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dengan teknik pengambilan sampel random sampling atau secara undian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: kekuatan lengan, kekuatan tungkai, koordinasi mata tangan dan tes kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Data yang terkumpul tersebut perlu dianalisis secara statistik sebagai berikut: Analisis data secara 163
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum tentang data yang meliputi rata-rata, dan standar deviasi. Serta analisis secara infrensial digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian dengan menggunakan uji korelasi dan regresi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil analisis deskriptif data dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk data kekuatan lengan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 533,00. Nilai rata-rata yang diperoleh 13,3250 dengan hasil standar deviasi 1,67006. Untuk angka range 6,00 diperoleh dari selisih antara nilai minimal 10,00 dan nilai maksimal 16,00. Untuk data kekuatan tungkai pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 662,00. Nilai rata-rata yang diperoleh 16,5500 dengan hasil standar deviasi 1,86671. Untuk angka range 6,00 diperoleh dari selisih antara nilai minimal 14,00 dan nilai maksimal 20,00. Untuk data koordinasi mata tangan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 588,00. Nilai rata-rata yang diperoleh 14,7000 dengan hasil standar deviasi 1,92420. Untuk angka range 8,00 diperoleh dari selisih antara nilai minimal 10,00 dan nilai maksimal 18,00. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Untuk data kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM dari 40 jumlah sampel diperoleh total nilai sebanyak 575,00. Nilai rata-rata yang diperoleh 14,3750 dengan hasil standar deviasi 1,97013. Untuk angka range 9,00 diperoleh dari selisih antara nilai minimal 10,00 dan nilai maksimal 19,00. Adapun hipotesis yang diuji kebenarannya pada penelitian ini, sebagai berikut: Ada hubungan kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Berdasarkan hasil pengujian analisis data kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Diperoleh nilai korelasi (r0) 0,757 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji Anova atau Ftest, didapat Fhitung adalah 50,972 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Sedangkan untuk uji t menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli). Nilai thitung diperoleh 7,139 terlihat pada lampiran kolom Sig/significance adalah 0,000, atau probabilitas lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kekuatan 164
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 lengan benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Ini membuktikan bahwa kekuatan pada otot-otot lengan harus dimiliki bagi pemain bolavoli. Kekuatan lengan berfungsi sebagai penggerak dalam melaksanakan passing bawah. Gerakan pantulan bola akan terjadi dengan baik bila lengan yang dimiliki seorang pemain ditopan adanya kemampuan fisik kekuatan. Gerakan-gerakan dasar dalam permainan bolavoli semuanya dilakukan dengan menggunakan lengan sebagai penggerak utama pada proses pelaksanaannya. Oleh karena itu passing bawah yang merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan harus memiliki kemampuan fisik kekuatan lengan. Ada hubungan kekuatan tungkai dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Berdasarkan hasil pengujian analisis data kekuatan tungkai dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Diperoleh nilai korelasi (r0) 0,793 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji Anova atau Ftest, didapat Fhitung adalah 64,417 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Sedangkan untuk uji t menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli). Nilai thitung diperoleh 8,026 terlihat pada lampiran kolom Sig/significance adalah 0,000, atau probabilitas lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kekuatan tungkai benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Ini membuktikan bahwa tungkai berfungsi untuk membantu pergerakan dalam pelaksanaan teknik dasar passing bawah. Posisi tungkai dalam permainan bolavoli membentuk sebuah kuda-kuda dengan proses setengah jongkok. Hal ini dilakukan agar supaya proses pelaksanaan pantulan bola pada lengan untuk dapat diarahkan dengan baik. Disamping itu bahwa mereka yang kurang baik dalam kekuatan tungkainya, tentu gerakan pada passing bawahnya kurang baik pula. Ada hubungan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Berdasarkan hasil pengujian analisis data koordinasi mata tangan dengan kemampuan 165
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Diperoleh nilai korelasi (r0) 0,565 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji Anova atau Ftest, didapat Fhitung adalah 17,798 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Sedangkan untuk uji t menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli). Nilai thitung diperoleh 4,219 terlihat pada lampiran kolom Sig/significance adalah 0,000, atau probabilitas lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau koordinasi mata tangan benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Ini membuktikan bahwa koordinasi gerak mata dan tangan adalah yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerakan tangan harus dapat dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat sesuai dengan urutan yang direncanakan untuk melakukan passing bawah. Melakukan passing bawah maupun teknik bolavoli lainnya, semua memerlukan *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input tadi diintegrasikan ke sejumlah input yang dapat dilihat kedalam gerak motorik sebagai output, agar hasilnya merupakan gerakan yang terkoordinasi secara luwes. Ada hubungan antara kekuatan lengan, kekuatan tungkai,dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Berdasarkan hasil pengujian analisis data kekuatan lengan, kekuatan tungkai, dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Diperoleh nilai regresi (R0) 0,817 dengan tingkat probabilitas (0,000) < 0,05. Dari uji Anova atau Ftest, didapat Fhitung adalah 24,033 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli (dapat diberlakukan untuk populasi dimana sampel diambil). Sedangkan untuk uji t menguji signifikansi konstanta dan variabel dependen (kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli). Nilai thitung diperoleh 4,082 terlihat pada lampiran kolom Sig/significance adalah 0,000, atau probabilitas lebih kecil dari 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima atau koefesien regresi signifikan, atau kekuatan lengan, kekuatan tungkai, dan koordinasi mata tangan benar-benar berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Dengan 166
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 demikian ada hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan, kekuatan tungkai, dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Ini membuktikan bahwa kekuatan lengan, kekuatan tungkai, dan koordinasi mata tangan sangat mempengaruhi kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli. Kekuatan lengan berfungsi sebagai penggerak dalam melaksanakan passing bawah. Gerakan pantulan bola akan terjadi dengan baik bila lengan yang dimiliki seorang pemain ditopan adanya kemampuan fisik kekuatan. Gerakan-gerakan dasar dalam permainan bolavoli semuanya dilakukan dengan menggunakan lengan sebagai penggerak utama pada proses pelaksanaannya. Oleh karena itu passing bawah yang merupakan salah satu teknik yang paling sering digunakan harus memiliki kemampuan fisik kekuatan lengan. Sedangkan tungkai berfungsi untuk membantu pergerakan dalam pelaksanaan teknik dasar passing bawah. Posisi tungkai dalam permainan bolavoli membentuk sebuah kuda-kuda dengan proses setengah jongkok. Hal ini dilakukan agar supaya proses pelaksanaan pantulan bola pada lengan untuk dapat diarahkan dengan baik. Disamping itu bahwa mereka yang kurang baik dalam kekuatan tungkainya, tentu gerakan pada passing bawahnya kurang baik pula. Disaming itu bahwa kemampuan mengkoordinasikan gerak mata dan tangan adalah yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerakan tangan harus dapat *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat sesuai dengan urutan yang direncanakan untuk melakukan passing bawah. Melakukan passing bawah maupun teknik bolavoli lainnya, semua memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input tadi diintegrasikan ke sejumlah input yang dapat dilihat kedalam gerak motorik sebagai output, agar hasilnya merupakan gerakan yang terkoordinasi secara luwes. PENUTUP Sesuai dari hasil analisis pengujian hipotesis dengan berdasar pada masalah yang diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan kekuatan lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. 2. Ada hubungan yang signifikan kekuatan tungkai dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. 3. Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. 4. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan lengan, kekuatan tungkai, dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM. Saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 167
Competitor, Nomor 2 Tahun 3, Juni 2011 1.
2.
3.
Mahasiswa dapat memahami pentingnya kondisi fisik dalam permainan bolavoli khususnya pada teknik passing. Hendaknya kekuatan lengan, kekuatan tungkai dan koordinasi mata tangan yang dapat dijadikan sebagai indikator bagi siswa ataupun atlet pemula untuk dikembangkan. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar pada penelitian yang relevan agar hasil penelitian ini dapat dikembangkan untuk memperkaya khasanah disiplin ilmu keolahragaan, khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bolavoli atau pada cabang olahraga lain.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. A. Sarumpaet, dkk. 1992. Permainan Besar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi. Barry L. Johnson and Nelson K. 1986. Practical Measurement for Evaluation Inphysical Education. Mc Millian Publishing. Bompa. 1983. Theory and Methodology of Training the Key to Athletic Performance. Iowa Kendall/Hunt Publishing Company. Fox. 1984. The Physiological Basic of Physical Education and Athletic. Toronto: Sounders College Publishing. *) Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNM
Halim, Nur Ichsan. 2004. Tes Pengukuran dan Penyusunan Alat Evaluasi dalam Bidang Olahraga. Makassar: UNM. Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti. M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Ratal, Wirjasantoso. 1988. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta: Universitas Indonesia. Ruma, Rachimi. 1992. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Kecepatan dan Kekuatan OtotOtot Tungkai terhadap Belajar Lari 200 Meter. Jakarta: Laporan Penelitian Pusat Luar Sekolah dan Olahraga. Sajoto, Moch. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : FPOK IKIP. Siregar M. F. 1975. Ilmu Pengetahuan Melatih. Jakarta : Proses Pembinaan Organisasi dan Aktivitas Olahraga Massal. Soekarman. 1987. Dasar-Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta : Penerbit Inti Indayu Press. Sudjana. 1985. Metode Statistik. Bandung : Penerbit Tarsito. Sugiyono. 2000. Statistika dalam Penelitian. Bandung: Penerbit CV. Alfabetha.
168