HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATAKAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA UMUR 14-15 TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN 2015
SKRIPSI
OLEH: Peto Sarief Febrofiq D 0211842
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 2015
HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATAKAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA UMUR 14-15 TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN 2015
Peto Sarief Febrofiq D 0211842
Skripsi Di tulis dan di ajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program S1 Jurusan Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA 2015
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
Surakarta, Juli 2015 Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Teguh Santoso, M.Pd NIP. 1966 0428 1992 031001
Totong Umar, S.Pd, M.Or NIPY. 150 264
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Sabtu,
Tanggal
: 14 November 2015
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang)
(Tanda Tangan)
Ketua
: Drs. Slamet Sudarsono, M.Pd
.............................
Sekretaris
: Drs. HM. Yusuf, M.Pd
.............................
Anggota I
: Drs. Teguh Santoso, M.Pd
..............................
Anggota II
: Totong Umar, S.Pd, M.Or
..............................
iv
ABSTRAK Peto Sarief Febrofiq. HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA-KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA USIA 14-15 TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN 2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan, Juli 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015. (2) Hubungan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015. (3) Hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015. (4) Hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata kaki dan keseimbangan dinamis dengan dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan SSB Mars, Surakarta Tahun 2015 dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2015. Dalam penelitian ini variabel bebas disebut juga sebagai prediktor dan variabel terikat yang disebut juga sebagai kriterium. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tes dan pengukuran. Adapun jenis tes yang digunakan adalah: ( 1). Tes dan pengukuran power otot tungkai dengan standing broad jump test (Ismaryati, 2008: 64). (2) Tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall voley test (Ismaryati,2006 :54 -55 ). (3) Tes dan pengukuran keseimbangan dinamis dengan modifikasi bass test (Ismaryati, 2008: 5153).. (4) Keterampilan menggiring bola diukur dengan tes menggiring bola (Nurhasan, 2001 : 160-161). Petunjuk peleksanaan masing-masing tes terlampir.Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka simpulan yang dapat diperoleh adalah: (1) Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai dengan v
Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,478 > rtabel 5% = 0,361. (2) Ada hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata kaki dengan Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,404 > rtabel
5%
= 0,361. (3) Ada hubungan yang signifikan antara Keseimbangan
dinamis dengan Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,484 > rtabel 5% = 0,361. (4) Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, R2y(123) sebesar 0,473 > rtabel5 % sebesar 0.361 dan Fhitung sebesar 6.7312 > ftabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,89.
vi
MOTTO
Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya kebodohan kelak
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahan kepada : 1. Ibu dan Bapak tercinta 2. Saudara-saudaraku tercinta 3. Rekan-rekan yang telah memberikan do’a dan dorongan 4. Almamaterku
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sajana Pendidikan. Banyak hambatan dan tantangan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Drs. Teguh Santoso, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga skripsi ini dapat terwujud. 2. Drs. H. Dwi Gunadi, M.Or, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. 3. Totong Umar, S.Pd, M.Or, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga skripsi ini dapat terwujud. 4. Anjasmara selaku manajer dan pelatih SSB Mars Surakarta yeng telah membatu saya dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. 5. Semua pemain SSB Mars yang telah membatu penelitian saya ini. 6. Rekan rekan satu angkatan dan berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia olahraga. Surakarta, PS ix
Juli 2015
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PENGAJUAN ................................................................................................. ii PERSETUJUAN ............................................................................................ iii PENGESAHAN .............................................................................................. iv ABSTRAK ...................................................................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ........................................................................................... viiii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ............................................................................ 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7 BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................... 8 A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 8 1. Permainan Sepakbola .................................................................... 8 2. Power Otot Tungkai ...................................................................... 21 3. Koordinasi Mata-Kaki .................................................................... 26 4. Keseimbangan ............................................................................... 28 B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 30 C. Pengajuan Hipotesis ............................................................................ 32
x
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 33 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 33 B. Metode Penelitian ................................................................................ 33 C. Variabel Penelitian .............................................................................. 34 D. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 34 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 35 F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 35 BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 39 A. Deskripsi Data ...................................................................................... 39 B. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 40 C. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 41 D. Hasil Analisis Data ............................................................................... 42 E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan .................................................. 45 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 47 A. Simpulan .............................................................................................. 47 B. Implikasi ............................................................................................... 47 C. Saran ..................................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 49 LAMPIRAN ................................................................................................... 51
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam .................. 19 Gambar 2. Menggiring bola dengan kura-kura penuh ..................................... 20 Gambar 3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar ..................... 21 Gambar 1. Otot Tungkai Atas .......................................................................... 23 Gambar 2. Otot Tungkai Bawah ...................................................................... 23
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perhitungan dengan Chi-Kuadrat. ...................................................... 36 Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Tes Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola............. 39 Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas ............................................................... 40 Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ............................................... 40 Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ............................................. 41 Tabel 6.Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium .................................. 42 Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium ............................................................................................ 43 Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi ...................................................... 44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tes Menggiring Bola (Dribling).................................................. 51 Lampiran 2. Petunjuk Pelaksanaan Tes Power Otot Tungkai (Standing Broad Jump Test).......................................................... 53 Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan Tes Koordinasi Mata-Kaki ...................... 55 Lampiran 4. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keseimbangan Dinamis (Modifikasi Bass Test) .................................................................................... 57 Lampiran 5. Rekapitulasi data keseimbangan dinamis, kekuatan otot perut, kekuatanotot tungkai dengan ketrampilan passing .................... 59 Lampiran 6. Uji Reliabilitas ............................................................................. 60 Lampiran 7. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X2) dan re-test (X2) koordinasi mata kaki ......................................... 62 Lampiran 8. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X3) dan re-test (X3) keseimbangan dinamis ...................................... 64 Lampiran 9. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X4) dan re-test (X4) kemampuan dribling......................................... 66 Lampiran 10. Uji Normalitas Data dengan Metode Chi-Kuadrat .................... 68 Lampiran 11. Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara keseimbangan dinamis (X1), kekuatan otot perut (X2) dan kekuatan otot tungkai (X3) dengan ketepatan passing (Y). ............................................ 72 Lampiran 12. Uji Linieritas .............................................................................. 73 Lampiran 13 Analisis Regresi Tiga Prediktor dengan Metode Skor Deviasi ........................................................................................ 79 Lampiran 14. Analisis Korelasi Tiap Prediktor ............................................... 84 Lampiran 15 Tabel Nilai r Product Moment ................................................... 87 Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai Chi-Kwadrat .................................................. 88 Lampiran 17 Tabel Distribusi F ...................................................................... 89 Lampiran 18 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ........................................ 90
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah diikuti belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Proses pembinan olahraga ini harusnya di pahami sebagai suatu sistem yang kompleks, sehingga masalah yang terdapat di dalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Pembinaan sebagaimana yang dimaksud antara lain dapat dilakukan pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga diharapkan dilakukan dengan cara efisien dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakangerakan secara efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil. Masalah utama dalam persepakbolaan Indonesia adalah meliputi keterampilan teknik dasar yang kurang maksimal sehingga sepakbola membutuhkan kemampuan fisik yang baik. Kemampuan teknik yang baik, jika tidak didukung kemampuan fisik yang baik maka akan terjadi kesulitan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam permainan sepakbola. Sepakbola merupakan salah satu olahraga pemainan yang cepat sekali berkembang di seluruh dunia, dan olahraga yang menggunakan bola dan dimainkan oleh 2 tim dengan 11 pemain di masing-masing tim sehingga masingmasing tim wajib mempersiapkan kemampuan teknik dan fisik secara maksimal. Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah untuk mencari kemenangan. Satu kesebelasan dikatakan menang apabila berhasil memasukkan bola lebih banyak ke gawang lawannya. Salah satu cara untuk memasukkan bola ke dalam gawang diawali dengan dribling dan passing kepada teman yang berdiri bebas untuk segera melakukan tendangan langsung ke arah gawang atau dengan cara menyundul
1
2
bola. Teknik dasar dribling kemudian mengumpan bola kepada teman akan dapat dilakukan dengan adanya kemampuan kondisi fisik dari pemain yang melakukan. Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni. Untuk peningkatan prestasi olahraga sepakbola khususnya pada klub SSB Mars Surakarta diperlukan latihan yang intensif. Pembinaannya meliputi faktor fisik, teknik, taktik dan mental. Selama ini pada latihan yang diberikan lebih menekankan pada faktor teknik. Sedangkan kondisi fisik belum dibina secara maksimal, hal ini bisa disebabkan bahwa faktor fisik dianggap telah terwakili pada saat latihan sehingga kondisi fisik secara otomatis meningkat. Anggapan tersebut kurang benar, karena sepakbola memerlukan unsur kondisi fisik tersendiri sehingga membutuhkan pembinaan fisik yang lebih tepat. Unsur kondisi fisik yang diperlukan pada sepakbola antara lain, power, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, fleksibilitas, keseimbangan, kemampuan dan daya tahan. Pemecahan masalah prestasi olahraga harus ditinjau dari ilmu pengetahuan agar mencapai sasaran tertentu yaitu pencapaian prestasi maksimal. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 3-5), prestasi olahraga ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: (1) faktor biologis, (2) faktor psikologis, (3) faktor lingkungan dan (4) faktor penunjang. Faktor biologis atau fisik yaitu yang berkaitan dengan struktur, postur dan kemampuan biomotorik yang ditentukan secara genetik merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu: kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), daya tahan (endurance), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination). Klub SSB Mars Surakarta merupakan salah satu perkumpulan sepakbola yang memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding dengan perkumpulan-perkumpulan sepakbola yang lain. Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya adalah memiliki pemain yang rata-rata kompetensi keterampilannya baik, fasilitas olahraga cukup,
3
tetapi prestasi cabang olahraga sepakbola masih rendah atau masih jarang menjadi juara padahal setiap even pertandingan selalu mengikutinya. Pemain kelompok umur 14-15 tahun SSB Mars Surakarta dalam melakukan kemampuan dribling bola sering kurang maksimal sehingga banyak peluang terbuang dalam proses mencetak gol dalam pertandingan. Kemampuan dribling bola memiliki tingkat kerumitan dan kompleksitas yang berbeda-beda, baik dari keterampilan yang mudah sampai keterampilan yang semakin sulit, dan dari keterampilan yang sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Dipandang dari tingkat kesulitan dan kompleksitas, kemampuan dribling bola memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang tinggi karena mencakup unsur-unsur: koordinasi mata-kaki, timing, tempo, keseimbangan dan akurasi. Kemampuan dribling bola merupakan suatu teknik dasar yang harus dikuasai setiap pemain sepakbola tanpa terkecuali. Kemampuan dribling bola adalah suatu teknik dasar dribling yang sering digunakan oleh setiap pemain untuk menjalankan proses dalam mencetak gol dalam setiap pertandingan. Kemampuan dribling bola dapat dilakukan oleh setiap pemain, biasanya dalam suatu tim sepakbola mempunyai kekompakan tersendiri dalam melakukan dribling bola. Kemampuan dribling bola harus dimiliki oleh seorang pemain tanpa terkecuali sebagai modal utama dalam melakukan permainan sampai terjadinya proses gol dalam sepakbola. Kemampuan dribling bola merupakan salah teknik dasar dalam sepakbola namun cukup sulit dipelajari, lebih-lebih untuk pemain yang belum terampil dan belum terlatih gerak dribling bola secara refleks. Tujuan dalam permainan sepakbola adalah untuk menciptakan proses tembakan yang tepat dan mendapat angka pada setiap kesempatan, yang merupakan syarat tim tersebut dinyatakan pemenang. Dengan demikian keterampilan gerak dasar dribling dalam permainan sepakbola sangat penting untuk dikuasai secara baik, tetapi tidak boleh mengesampingkan keterampilan gerak dasar yang lain. Tingkat keberhasilan pemain memasukkan bola ke gawang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan penguasaan teknik dribling yang baik. Pemain SSB Mars Surakarta pada umumnya yang belum menguasai teknik kemampuan dribling bola, merasa belum siap bahkan belum memiliki kekuatan yang
4
memadai, sehingga mengalami kesulitan untuk melakukan kemampuan dribling bola. Kurangnya sarana yang kurang efektif merupakan faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya peningkatan kemampuan dribling bola. Selain itu, jarang sekali seorang pelatih maupun pembina menciptakan variasi-variasi latihan yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pemainnya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dalam latihan keterampilan terutama untuk pemain pemula. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk latihan dengan sarana yang ada, menuntut pelatih maupun pembina berkreativitas agar tujuan latihan dapat tercapai dengan baik. Kemampuan dribling bola merupakan teknik dasar yang sulit dipelajari, lebihlebih untuk pemain yang belum terampil. Agar kemampuan dribling bola dapat dilakukan dengan baik, terlebih dahulu perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dribling bola perlu ditelusuri faktor penyebabnya. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan paassing bola diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti: kekuatan, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, kemampuan, daya tahan, kelincahan, dan koordinasi. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997: 353). Kemampuan fisik berhubungan dengan power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki yang mempengaruhi penampilan seseorang baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam penampilan. Begitu juga dengan keseimbangan dinamis yang mempengaruhi keterampilan pemain. Dengan demikian dapat dikatakan power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis adalah suatu persyaratan dalam usaha mencapai prestasi maksimal bagi seseorang dalam latihan kemampuan dribling bola. power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis yang ada pada pemain putra harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam kemampuan dribling bola yang sesuai dengan karakter dari masing-masing pemain sehingga bisa mencapai hasil latihan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
5
Untuk mengetahui power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis
memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola, maka perlu
dilakukan penelitian berjudul “Hubungan Antara Pewer Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Kaki, dan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola pada pemain putra Umur 14-15 Tahun, SSB Mars, Surakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta, belum mampu mengerahkan komponen-komponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan dribling bola. 2. Tidak semua pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta memiliki kemampuan dribling bola yang baik. 3. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kemampuan kondisi fisik dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 4. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 5. Belum diketahui ada tidaknya hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola. 6. Perlu dilakukan tes dan pengukuran k power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis untuk mengetahui ada tidaknya hubungannya dengan kemampuan dribling bola. 7. Kemampuan Dribling bola pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta belum teruji.
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah: 1. Belum diketahui ada tidaknya hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola. 2. Kemampuan dribling bola pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta? 2. Adakah hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta? 3. Adakah hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta? 4. Adakah hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan Dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 2. Hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
7
3. Hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 4. Hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat bermanfaat, antara lain: 1. Diketahui power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis bagi pemain yang dijadikan sampel penelitian, sehingga dapat ditingkatkan melalui latihan yang tepat agar mendukung kemampuan dribling bola. 2. Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pelatih maupun pembina olahraga klub SSB Mars, Surakarta pentingnya kemampuan fisik khususnya power otot tungkai dan kelentukan, serta koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola. 3. Sebagai informasi kepada pelatih maupun pembina dan pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta bahwa power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk mendukung kemampuan dribling bola. 4. Bagi pelatih maupun pembina dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepakbola
a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola Teknik merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain agar tercapai prestasi yang semaksimal mungkin. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 271) “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga.” Sedangkan menurut Suharno HP (1986: 47) bahwa: “Teknik dasar adalah suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan dasar, dan gerakan itu dalam kondisi sederhana dan mudah”. Pembinaan teknik dasar bermain sepakbola disamping pembinaan kondisi fisik, pembinaan taktik, dan pembinaan kematangan juara. Jelaslah dari kelima macam pembinaan tersebut yang fundamental dan yang harus lebih diutamakan adalah pembinaan teknik dasar bermain di samping pembinaan lainnya. Kemampuan teknik menguasai bola merupakan syarat utama bagi setiap pemain sepakbola yang erat hubungannya dengan prestasi, oleh karena itu setiap pemain perlu mempelajari unsur-unsur teknik secara seksama. Yang dimaksud dengan teknik dasar bermain sepakbola adalah menendang bola, menggiring bola (dribling), mengontrol bola (controlling), menyundul bola (heading), melempar bola (throw-in), dan menembak bola (shooting) yang di uraikan pada penjelasan berikut ini: (a) Menendang Bola Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang sering digunakan dalam permainan sepakbola. Suatu kesebelasan yang tangguh adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya yang menguasai teknik dasar menendang bola yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menendang bola adalah sebagai berikut : 8
9
1) Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata mengikuti arah posisi bola yang akan diarahkan. 2) Posisi kaki tumpu tepat disamping bola karena hal ini dapat menentukan arah lintasan dan tinggi rendahnya lambungan bola. 3) Pergelangan kaki yang akan menendang bola dikuatkan, tungkai kaki yang menendang bola diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke belakang bola. Macam-macam teknik dasar menendang bola: 1) Teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam Dalam mengajarkan teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam harus dilakukan bersama-sama dengan latihan menghentikan bola. Adapun teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (a) Pemain berdiri 3 sampai 4 langkah dibelakang bola dan arah sasaran bola merupakan satu garis lurus; (b) Pemain lari ke arah bola, menendang bola dengan kaki bagian dalam ke arah kawan kemudian kawan yang menerima bola tadi menendang bola kembali ke arah pemain yang menendang pertama. 2) Teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki Teknik menendang bola dengan punggung kaki ini sering digunakan dalam permainan untuk menembakkan ke gawang. Adapun teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki adalah: (a) Pemain berdiri 3 sampai 4 langkah di belakang bola dan arah sasaran bola merupakan satu garis lurus; (b) Pemain berlari dan menendang bola dengan punggung kaki ke arah sasaran, (d) kemudian pemain yang menerima bola menendang kembali ke arah pemain yang menendang pertama kali. 3) Teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam dan bagian luar. Adapun teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam dan luar adalah: (a) Letakkan kaki tumpu di samping bola dengan jarak kurang lebih 25 cm, dan posisi kaki agak ke belakang, arah kaki tumpu sejajar dengan arah sasaran; (b) Kaki yang akan menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke arah belakang bola; (c) Sikap badan agak condong ke depan, kedua lengan terbuka di samping badan untuk menjaga keseimbangan; (d) Bola yang ditendang hendaknya mengenai tengah-tengah bola maka bola akan melambung rendah atau sedang.
10
(b) Mengontrol Bola (Controlling) Dalam permainan sepakbola, mengontrol bola sangat penting baik itu bola datar maupun bola di udara yang datang kepada seorang pemain sepakbola dari berbagai ketinggian dengan segala macam kecepatan dan sudut. Untuk menghentikan bola datar dan yang berada di udara seorang pemain harus bisa menguasai dan siap mengoperkan kepada pemain putra yang lain dalam suatu permainan. Mengontrol bola bisa dilakukan dengan menggunakan seluruh bagian tubuh kecuali tangan. Menurut Timo Scheunemann (2014: 209) “apa pun bagian tubuh yang dipakai, cara mengontrol bola pada dasarnya sama. Sesaat sebelum bola sampai, pastikan bagian tubuh yang digunakan sedikit mengalah ke belakang. Hal ini akan mencegah bola untuk memantul dengan keras ke depan”. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengontrol bola: 1) Seorang pemain, lari menjemput arah datangnya bola dan pandangan ke arah berhentinya bola. 2) Kaki tumpu menerirna seluruh berat badan, kedua lutut sedikit ditekuk. 3) Sebelum mengontrol bola seorang pemain harus segera memikirkan bola yang telah dikuasai untuk dioperkan kepada kawan, di giring atau ditembakkan ke arah gawang. 4) Posisi badan siap menerima bola yang datang dengan semua bagian tubuh kecuali tangan. Macam-macam teknik dasar mengontrol bola: 1) Teknik dasar mengontrol bola dengan kaki bagian dalam Penggunaan dalam permainan sepakbola adalah untuk menahan bola datar yang bergulir di atas tanah. Adapun teknik menahan bola dengan bagian kaki bagian dalam sebagai berikut: (a) Seorang pemain harus lari menyusul arah datangnya bola, pandangan tertuju ke arah bola dan setelah dekat bola segera berhenti, (b) Posisi kaki digerakkan ke depan ke arah datangnya bola, tepat di tengah-tengah kaki bagian dalam menahan bola, (c) Kaki penerima bola digerakkan ke belakang mengikuti arah lintasan bola, (d) Kemudian letakkan kaki penerima dalam posisi tegak lurus dengan kaki tumpu, lurus pada ujung tumit kaki tumpu.
11
2) Teknik dasar mengontrol bola dengan punggung kaki Teknik ini sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk mengontrol operan bola dari teman baik bola datar maupun bola lambung. Adapun tekniknya sebagai berikut: (a) Lari menyongsong arah datangnya bola, pandangan tertuju ke arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti, (b) Ujung jari (sepatu) kaki tumpu ke arah datangnya bola, letakkan kaki tumpu sedikit ditekuk, (c) Kaki penerima menerima bola tepat pada punggung kaki di tengah-tengah bola, selanjutnya kaki penerima digerakkan ke arah belakang mengikuti arah lintasan bola hingga kaki penerima dan bola berhenti. 3) Teknik dasar mengontrol bola dengan punggung kaki bagian luar Adapun tekniknya sebagai berikut: (a) Lari menyongsong arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti, (b) Ujung jari kaki tumpu menghadap arah datangnya bola, ke dua lutut kaki sedikit di tekuk, (c) Kaki penerima segera digerakkan ke depan ke arah datangnya bola dengan punggung kaki bagian luar pada tengah tengah depan bola, (d) Kemudian kaki penerima digerakkan ke arah belakang mengikuti arah lintasan bola. 4) Teknik dasar mengontrol bola dengan paha. Mengontrol bola dengan paha sering digunakan dalam permainan sepakbola, biasanya untuk mengontrol bola yang melambung. Adapun tekniknya sebagi berikut: (a) Seorang pemain berlari menjemput arah datangnya bola dan berhenti di tempat jatuhnya bola, (b) Kaki tumpu menghadap arah datangnya bola, kedua lutut kaki sedikit di tekuk, (c) Kaki penerima diangkat ke depan, paha diangkat ke atas menghadap arah jatuhnya bola kemudian menahan bola dengan paha. 5) Teknik dasar mengontrol bola dengan dada Teknik mengontrol bola dengan dada biasanya digunakan untuk menerima bola di udara yang datang ke arah seorang pemain sepakbola. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut: (a) Seorang pemain lari segera menjemput arah jatuhnya bola, (b) Kedua kaki berdiri kangkang ke muka belakang, kedua lutut sedikit ditekuk dan pandangan terarah pada jatuhnya bola, (c) Dada dibusungkan siap menerima jatuhnya bola. Apabila bola diterima dengan otot dada sebelah kanan atau kiri, setelah bola menyentuh dada posisi badan segera di tarik ke belakang.
12
6) Teknik dasar mengontrol bola dengan dahi Teknik ini sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk mengontrol bola lambung di udara. Adapun teknik menerima bola dengan dahi adalah sebagai berikut: (a) Daerah kepala di atas alis dibawah rambut, apabila bola melambung datar di udara setinggi dahi. Seorang pemain segera menjemput ke arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti dengan posisi kaki kangkang mukabelakang, kedua lutut sedikit ditekuk, (b) Setelah bola menyentuh dahi, badan segera ditarik ke belakang, (c) Setelah bola jatuh ke tanah kemudian di kontrol dan segera dikuasai. (c) Menggiring Bola (Dribling) Menurut Mielke (2007: 1) “dribling dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat kamu bergerak di lapangan permainan”. Menggiring bola dapat di artikan sebagai suatu gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola dapat dilakukan pada saat-saat menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Kegunaan teknik menggiring bola antara lain untuk melewati lawan, berputar dan mengubah arah bola, mencari kesempatan memberikan umpan bola kepada kawan dengan tepat, menahan bola tetap dalam penguasaan, dan menyelamatkan bola, apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera mengoperkan bola kepada kawan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggiring bola : 1) Bola yang berada dalam penguasaan pemain, harus selalu dekat dengan kaki, badan pemain terletak antara bola supaya tidak mudah direbut oleh lawan, bola selalu dikontrol. 2) Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari lawan. 3) Bola digiring dengan kaki kanan atau kiri, setiap langkah kaki kanan atau kiri mendorong bola ke depan, bukan di tendang. Irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama langkah kaki yang teratur. 4) Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, akan tetapi harus memperhatikan atau mengamati situasi lapangan atau posisi lawan maupun kawan.
13
5) Posisi badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu posisi berlari. Macam-macam teknik dasar menggiring bola: 1) Teknik dasar menggiring bola dengan kaki bagian dalam Menurut Mielke (2007: 2) “dribling menggunakan sisi kaki bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga kontrol terhadap bola akan semakin besar”. Sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk berputar dan mengubah arah bola. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam, (b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola akan tetapi setiap langkah secara teratur mendorong bola di depan kaki sehingga tidak mudah direbut oleh lawan, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk dan pada waktu kaki menyentuh bola, kemudian melihat situasi lapangan, posisi kawan atau lawan. 2) Teknik dasar menggiring bola dengan punggung kaki Seorang pemain dapat membawa bola dengan cepat. Biasanya teknik ini sering digunakan apabila di depan pemain terdapat daerah bebas dari lawan yang cukup luas sehingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang dengan menggunakan punggung kaki, (b) Setiap langkah secara teratur dengan punggung kaki kiri atau kanan mendorong bola ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk, dan pandangan pada bola juga melihat situasi lapangan, posisi lawan dan kawan. 3) Teknik dasar menggiring bola dengan punggung kaki bagian luar Menurut Mielke (2007: 4) “menggunakan sisi kaki bagian luar untuk melakukan dribling adalah salah satu cara untuk mengontrol bola”. Sering digunakan dalam permainan sepakbola karena bagian kaki yang bersentuhan dengan bola cukup luas, pemain dapat dengan mudah bergerak ke depan atau mengubah arah sesuai dengan arah kaki pada waktu berlari. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki
14
bagian luar adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan punggung kaki bagian luar, (b) Setiap langkah secara teratur dengan punggung kaki bagian luar kaki kanan atau kiri mendorong bola ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki sesuai dengan irama lari, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk, pada waktu kaki menyentuh bola pandangan selanjutnya melihat situasi lapangan, posisi lawan atau kawan. (d) Menyundul Bola (Heading) Menyundul bola merupakan suatu keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola dengan menggunakan bagian kepala. Para pemain bisa melakukan heading ketika sedang meloncat, melompat ke depan, menjatuhkan diri (diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau teman satu tim (Mielke, 2003: 49). Kegunaan menyundul bola dalam permainan sepakbola antara lain adalah untuk mengoperkan bola kepada teman untuk memasukkan bola ke arah gawang lawan dan untuk menyapu bola di daerah pertahanan sendiri serta mematahkan serangan lawan. Adapun teknik menyundul bola ada dua macam yaitu menyundul bola dengan sikap berdiri di tempat dan menyundul bola dengan sikap berlari yang akan diuraikan sebagai berikut: 1) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berdiri ditempat Teknik menyundul bola dengan sikap ini sering digunakan oleh seorang pemain untuk mengoperkan bola kepada kawan. Adapun tekniknya akan diuraikan sebagai berikut: (a) Posisi badan menghadap ke arah datangnya bola, kedua kaki berdiri kangkang ke muka dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (b) Badan ditarik ke belakang, sikap badan condong ke belakang, otot-otot leher dikuatkan hingga dagu merapat pada leher, dan pandangan ke arah datangnya bola, (c) Seluruh berat badan diikutsertakan ke depan, badan condong ke depan diteruskan hingga dahi tepat mengenai bola dan gerak lanjutan ke arah sasaran dengan mengangkat kaki belakang ke depan dilanjutkan lari ke rencana posisi. 2) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berlari Menyundul bola dengan sikap berlari biasanya sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk memasukkan bola ke gawang lawan atau tindakan penyelamatan. Adapun tekniknya diuraikan sebagai berikut: (a) Pemain lari
15
menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola, (b) Otot-otot leher digerakkan, kemudian dagu ditarik merapat pada leher, (c) Badan ditarik ke belakang melengkung ke daerah pinggang, kemudian digerakkan ke seluruh tubuh sehingga dahi dapat mengenai bola, (d) Pada waktu menyundul bola hendaknya pandangan mata tetap terbuka dan selalu rnengikuti ke mana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti gerak lanjutan untuk segera lari mencari posisi. (e) Melempar Bola (Throw-in) Melempar bola pada permainan sepakbola dilakukan bila terjadi bola seluruhnya melampaui garis samping, baik bola datar yang menggulir di atas tanah maupun yang melayang di udara, maka seorang pemain lawan dari pihak terakhir yang menyentuh bola, dapat melakukan lemparan ke dalam di belakang garis samping ditempat bola meninggalkan lapangan permainan. Melempar bola ke dalam harus dilakukan sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku. Throw-in dapat menjadi senjata yang ampuh dalam rencana serangan sebuah tim (Mielke, 2007: 39). Dalam melempar bola tidak dibenarkan langsung membuat gol, dan keuntungannya di dalam melempar bola ke dalam tidak ada hukuman bagi pemain yang berdiri di posisi offside. Prinsip teknik dasar melempar bola adalah: (a) Sikap berdiri, kedua kaki rapat dengan lutut sedikit di tekuk, (b) Sikap memegang bola. Kedua tangan memegang bola dengan jari-jari (direnggangkan). Jari-jari yang di belakang bola adalah ibu jari tangan kanan bertemu dengan ibu jari tangan kiri, dan ujung jari telunjuk tangan kanan bertemu dengan ujung jari telunjuk tangan kanan, sedangkan jari-jari yang lain memegang bola dibagian samping bola. Jadi seolah-olah tangan membuat wadah untuk bola, (c) Cara melempar adalah kedua tangan dengan bola diangkat di atas belakang kepala, pandangan mata tertuju ke arah kawan yang akan diberi operan bola. Pada waktu melemparkan bola dengan kekuatan otot-otot perut, bahu dan tangan diayunkan ke depan, dibantu kedua lutut yang diluruskan dan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan dengan bola yang dilepaskan, (e) Gerak lanjutan setelah bola dilepaskan, yaitu tetap berdiri di atas kedua kaki dengan ujung-ujung kaki tetap di atas tanah dan diteruskan dengan gerakan lari untuk mencari posisi.
16
(f) Menembak Bola (Shooting) Permainan sepakbola seorang anak dinyatakan terampil dalam menembak bola (shooting) apabila dia dapat berhasil memasukan bola ke dalam gawang paling sedikit 80% dari tembakannya. Bagi pemain tenis mereka dinyatakan terampil dalam melakukan service apabila 60 sampai 70% service pertamanya masuk. Dengan contoh-contoh tersebut bahwa keterampilan dinilai oleh produktivitas penampilan yang dilakukan pemain. Menurut Mielke (2007: 67) “dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepakbola adalah melakukan shooting ke gawang”. Seseorang pemain harus menguasai keterampilan dasar menendang bola dan selanjutnya mengembangkan sederetan shooting yang memungkinkannya untuk melakukan tendangan shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi di lapangan. Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan tim. Kesebelasan yang baik, kuat dan tangguh adalah kesebelasan yang mampu menampilkan permainan yang kompak. Dapat dikatakan bahwa kesebelasan yang baik bila terdapat kerjasama tim yang baik. Untuk mendapatkan kerjasama tim yang tangguh diperlukan pemain-pemain yang menguasai bagian-bagian dari bermacam-macam teknik dasar bermain sepakbola dan terampil melaksanakannya. Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain lepas dari faktor-faktor kondisi fisik dan taktik sangat menentukan tingkat permainan
suatu
kesebelasan
sepakbola.
Makin
baik
tingkat
penguasaan
keterampilan teknik dasar bermain setiap pemainnya di dalam memainkan dan menguasai bola, maka makin cepat dan cermat kerjasama kolektif akan tercapai. Dengan demikian kesebelasan akan lebih lama menguasai bola dan akan mendapatkan keuntungan secara fisik dan taktik. Untuk dapat mencapai penguasaan teknik-teknik dasar bermain sepakbola pemain harus melakukan dengan prinsip-prinsip gerakan teknik yang benar, cermat, sistematik yang dilakukan berulang-ulang terus menerus dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan kerjasama yang baik antara sekumpulan syaraf otot untuk pembentukan gerakan yang harmonis, sehingga menghasilkan otomatisasi gerakan. Untuk dapat mencapai gerakan yang otomatis harus dimulai sejak usia muda.
17
Shooting sepakbola adalah gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Maksudnya adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan bola dan gerakan-gerakan tanpa bola. Dengan demikian setiap pemain dapat dengan mudah memerintah bola dan memerintah badan atau anggota badan sendiri dalam semua situasi bermain. Setiap pemain sepakbola dengan mudah dapat memerintah bola dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan badannya, dengan kepalanya, kecuali dengan kedua belah tangannya yang dilakukan dengan cepat dan cermat. Dengan demikian setiap pemain telah memiliki gerakan yang otomatis atau ball feeling yang sempurna serta peka terhadap bola. Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha pengkajian terhadap peserta didik, bentuk dan modal pembelajaran serta faktor-faktor yang menunjang pada cabang olahraga yang bersangkutan. Pembentukan keterampilan olahraga pada umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang menyangkut gerakan-gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi syaraf dan diperoleh dari hasil belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam jangka waktu yang lama agar fungsi sistem syaraf dapat terkoordinasi dengan sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Pyke (1991: 61) menyatakan bahwa “tanpa belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan tercapai”. Teknik dasar bermain sepakbola merupakan semua gerakan-gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola. Kemudian untuk bermain ditingkatkan menjadi keterampilan teknik bermain sepakbola yaitu penerapan teknik dasar bermain ke dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola meliputi teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri dari lari cepat mengubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. Sedangkan teknik dengan bola meliputi mengenal bola, menendang bola, mengontrol bola, mengiring bola, heading, melempar bola, menembak bola. Beberapa teknik dasar yang perlu dipelajari menurut Sneyers (1998: 11), yaitu:
18
“Mengendalikan bola dengan kaki, paha, dada dan kepala, meneruskan bola tanpa ditahan, dribling, tendangan sambil salto, pass pendek dan panjang, melempar bola, tendangan langsung dan tidak langsung, tendangan sudut pendek dan yang panjang, menyundul bola, memberi efek pada bola dan sebagainya”. Sedangkan menurut Fuchs, Dieter and Gunter (1981: 48) adalah “keterampilan teknik bermain sepakbola terdiri dari menendang, trapping, dribling, volleying, heading dan throw-in”. Selanjutnya disebutkan secara garis besarnya keterampilan teknik bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap pemain sepakbola meliputi: menendang (instep kick, inside foot kick, outside foot kick, heel kick), trapping atau menghentikan bola (sole of the foot trap, Foot trap, body trap). Tiap bagian dapat diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kebutuhan bahan atau materi pembelajaran. Indikator penguasaan keterampilan bermain sepakbola, apabila masing-masing anak menguasai dan mampu melakukan berbagai teknik dasar bermain sepakbola tersebut. Dalam proses pembelajaran selanjutnya, pemain agar selalu mempelajari dan mempraktikkan berulang-ulang bagaimana mengolah dan mempermainkan bola agar dapat menumbuhkan naluri terhadap gerak bola. Pembelajaran keterampilan gerak bermain sepakbola adalah hasil tes dan unsur-unsur dasar bermain sepakbola. Banyak sekali model tes keterampilan bermain sepakbola yang telah dibakukan dan hasilnya dapat dijadikan prediksi keterampilan masing-masing anak. Menurut Mor-Christian General Soccer Ability Skill Test Battery dalam Strand & Wilson (1993: 122) meliputi: “dribling, dribling dan shooting”. Yeagley Soccer Battery Test dalam Strand & Wilson (1993: 124) menyebutkan bahwa “item tes untuk keterampilan bermain sepakbola meliputi dribling, wall volley dan juggling. Tes keterampilan bermain sepakbola dari Plooyer (1970: 152-157) meliputi “menimang-nimang bola, keterampilan dalam lapangan bujur sangkar, menggiring dan menendang bola ke dalam sasaran, menembak ke sasaran dalam gawang, dan tes keterampilan lari sambil menendang bola ke dalam sasaran yang berada di sebelah kanan dan kiri”.
19
b. Menggiring / Dribling Bola Menggiring / dribling bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir estafet di atas tanah. Yang perlu diperhatikan dalam menggiring bola ialah setiap pemain dianjurkan menggunakan dua kaki untuk menggiring bola dan serangan lawan. Untuk menggiring bola, ada beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan. Menurut Muhajir (2004 : 26) bahwa, “Pada umumnya dribbling dilakukan dengan tiga cara, yaitu : (1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam, (2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar dan (3) Menggiring bola dengan punggung kaki.” Beberapa cara Menggiring bola antara lain: 1) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah dalam. b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut lawan. c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat pada bola, selanjutnya melihat situasi di lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam (Soekatamsi, 1984 : 159) Menggiring bola berputar ke arah kiri digunakan kura-kura kaki sebelah dalam kaki kanan. Sesuai dengan irama langkah, setiap langkah kaki kanan bola
20
didorong dengan kura-kura kaki bagian dalam. Cara ini hanya digunakan untuk membelok, berputar atau mengubah arah. 2) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Penuh a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh. b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir ke depan dekat kaki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 2 di bawah ini. Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh ini, pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas dari lawan cukup luas, hingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh.
Gambar 2. Menggiring bola dengan kura-kura penuh (Soekatamsi, 1984:161
3) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian Luar a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar. b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
21
c) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar (Soekatamsi, 1984 : 162) Dari ketiga cara menggiring bola, menggiring bola dengan kura-kura kaki sebelah luar ini paling banyak digunakan dalam bermain karena : 1) Bagian dari kaki yang bersentuhan dengan bola cukup luas 2) Pemain mudah dapat bergerak ke depan atau untuk membelok, berputar, mengubah arah. Hal ini sesuai dengan arah sikap kaki pada waktu lari 3) Pemain dapat mengontrol bola atau menguasai bola dengan baik 4) Pemain dengan cepat mudah memberikan bola kepada teman. Adapun kegunaan teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola sebagai berikut : 1) Untuk melewati lawan 2) Untuk mencari kesempatan memberikan umpan kepada teman dengan tepat Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera memberikan operan kepada teman. 2.
Power Otot Tungkai
a. Power Setiap beraktifitas atau melakukan kegiatan olahraga otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot, tulang, persendian, ligamen serta tendon,
22
sehingga gerakan dapat terjadi melalui gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan. Berkaitan dengan power, Harsono (1988: 200) menyatakan bahwa “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu
yang sangat cepat”. Menurut Suharno HP (1993: 59), yang menyatakan
bahwa “Power adalah kemampuan otot pemain untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”. Berdasarkan batasan-batasan power di atas dapat disimpulkan bahwa power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dan kecepatan otot dalam waktu yang relatif singkat. Power merupakan perpaduan dua unsur komponen kondisi fisik yaitu kekuatan dan kecepatan dalam hal ini kekuatan dan kecepatan otot. Kualitas power akan tercermin dari unsur kekuatan dan kecepatan otot yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan eksplosif dalam waktu yang sesingkat mungkin. b. Macam-Macam Power Menurut Bompa (1999: 385), power dibedakan dalam dua bentuk yaitu: power asiklik dan siklik. Perbedaan jenis power ini dilihat dari segi kesesuaian jenis latihan atau keterampilan gerak yang dilakukan. Dalam kegiatan olahraga power asiklik dan siklik dapat dikenali dari peranannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang memerlukan power asiklik secara dominan adalah melempar, menolak, melompat dan unsur-unsur gerakan pada senam, beladiri, anggar, loncat indah dan olahraga permainan seperti bolavoli dan sepakbola. Sedangkan cabangcabang olahraga yang menggunakan power siklik adalah: lari, dayung, renang, bersepeda dan jenis olahraga yang memerlukan kecepatan dalam pelaksanaannya. c. Otot Tungkai Tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terbagi menjadi: pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terbagi atas lutut sampai dengan kaki (Soedarminto, 1991: 60–61). Tulang tungkai atau tulang anggota gerak bawah terdiri dari: (1) Tulang pangkal paha, (2) Tulang paha, (3) Tulang kering, (4) Tulang betis, (5) Tulang tempurung lutut, (6) Tulang pangkal kaki, (7) Tulang telapak kaki, dan (8) Tulang ruas jari kaki (Syaifudin, 1997: 31).
23
1) Otot tungkai atas Otot tungkai atas meliputi: (1) M. Abduktor Maldanus Internal, (2) M. Abduktor Brevis Medial, (3) M. Abduktor Lonngus Eksternal, (4) M. Rektus Rektus Femoris, (5) M. Vastus Lateralis Eksternal, (6) M. Vastus Medialis Internal, (7) M. Vastus Intermedial, (8) M. Bicepsfemoris, (9) M. Semi Membranosus, (10) M. Semi Tendinosus, dan (11) M. Sartorius (Syaifudin, 1997: 56).
Gambar 1. Otot Tungkai Atas (Syaifudin, 1997: 46)
2) Otot tungkai bawah Otot–otot tungkai bawah terdiri dari: (1) M. Tibialis Anterior, (2) M. Ekstensor Talangus Longus, dan (6) M. Tibialis Posterior, (7) M. Gastroknemus (Syaifudin, 1997: 58).
24
Gambar 2. Otot Tungkai Bawah (Syaifudin, 1997: 47) d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power Otot Tungkai Power otot tungkai adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot-otot tungkai untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penentu power otot tungkai adalah intensitas kontraksi otot-otot tungkai, intensitas kontraksi yang tinggi merupakan kecepatan pengerutan otot-otot tungkai setelah mendapat rangsangan dari syaraf, intensitas kontraksi tergantung pada rekruitmen sebanyak mungkin jumlah otot-otot tungkai yang bekerja. Kecuali itu produksi kerja otot-otot secara eksplosif menambah suatu unsur baru yakni terciptanya hubungan antara otot dan sistem syaraf. Bertolak dari pengertian power otot tungkai di atas menunjukkan bahwa unsur utama terbentuknya power otot tungkai adalah kekuatan dan kecepatan dari otot-otot tungkai. Unsur-unsur penentu power otot tungkai adalah kekuatan otot tungkai dan kecepatan kontraksi otot-otot tungkai yang dimiliki seseorang, kecepatan rangsang syaraf, produksi energi secara biokimia dan pertimbangan gerak mekanik. Selain itu menurut Suharno HP (1993: 59–60), baik tidaknya power (eksplosif power) yang dimiliki seseorang ditentukan oleh : 1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (phasic) dari atlet.
25
2) 3) 4) 5) 6)
Kekuatan otot dan kecepatan otot atlet. Waktu rangsang. Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan. Banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP). Penguasaan teknik gerak yang benar.
Pada dasarnya penentu baik dan tidaknya power otot tungkai yang dimiliki seseorang bergantung pada intensitas kontraksi dan kemampuan otot-otot tungkainya untuk berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang singkat setelah menerima rangsangan serta produksi energi biokimia dalam otot-otot tungkainya yang sangat menentukan power otot tungkai yang dihasilkan. Jika unsur–unsur seperti di atas dimiliki seseorang, maka ia akan memiliki power otot tungkai yang baik, namun sebaliknya jika unsur–unsur tersebut kurang baik maka power otot tungkai yang dihasilkan pun juga tidak baik.
e. Peranan Power Otot Tungkai dengan Kemampuan Dribling Bola. Power otot tungkai memiliki peranan yang sangat penting hampir pada semua cabang olahraga, baik olahraga individu maupun beregu power otot tungkai mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya sebuah prestasi. Power otot tungkai merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam melakukan kemampuan dribling bola. Kemampuan dribling bola terdapat gabungan beberapa gerakan yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Untuk melakukan teknik kemampuan dribling bola secara sempurna diperlukan kemampuan power otot tungkai yang baik. Power otot tungkai adalah salah satu unsur yang penting untuk keterampilan gerak motorik. Pemain dengan power yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Disamping itu juga dapat mengubah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain, sehingga gerakannya menjadi efektif dan efisien. Besarnya power otot tungkai yang diperlukan pada masing-masing cabang tentunya berbeda-beda, tergantung seberapa besar keterlibatan power otot tungkai dalam cabang olahraga tersebut. Kemampuan dribling bola adalah sepakbola yang
26
salah satu komponen dasarnya adalah power otot tungkai. Meningkatnya power otot tungkai akan menyebabkan koordinasi kerja neuromuskuler menjadi lebih baik. Pada kemampuan dribling bola, keadaan power otot tungkai dalam hal ini sangat tergantung pada kemampuan seorang pemain untuk memperhitungkan dan membina kondisi fisiknya dengan cara yang kuat dan cepat melalui gerakan kemampuan dribling bola.
3. Koordinasi Mata-kaki
Koordinasi mata-kaki merupakan salah satu kemampuan fisik yang sangat berpengaruh dalam cabang olahraga sepakbola. Banyak gerakan-gerakan dalam sepakbola yang memerlukan koordinasi dan salah satu koordinasi tersebut adalah koordinasi mata-kaki. Koordinasi tersebut merupakan dasar untuk mencapai suatu keterampilan yang tinggi dalam sepakbola. Menurut Suharno HP (1993: 61) “koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras”. Selanjutnya Mochamad Sajoto (1995: 17) bahwa “koordinasi adalah kemampuan pemain untuk merangkaikan beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuannya”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa koordinasi mata-kaki adalah kemampuan pemain dalam mengintegrasikan antara mata (pandangan) dengan gerakan kaki secara efektif.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Mata-kaki Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi menurut Suharno HP (1993: 62) antara lain: 1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi. Hal ini berdasar pembawaan atlet dan hasil dari latihan-latihan. 2) Tergantung tonus dan elaktisitas otot yang melakukan gerakan. 3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kemampuan koordinasi seorang atlet dipengaruhi oleh pembawaan dan unsur-unsur kondisi fisik seperti
27
kelincahan,
kelentukan,
keseimbangan.
Dengan
demikian
latihan
untuk
mengembangkan unsur-unsur kondisi fisik tersebut, secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula. Hal penting yang berpengaruh terhadap kemampuan koordinasi adalah latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan koordinasi tersebut dapat diciptakan dan diupayakan melalui latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu. Dengan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang gerakan yang memerlukan koordinasi akan dapat dilakukan dengan mudah bahkan dapat menjadi gerakan yang otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat A. Hamidsyah Noer (1996: 8) “dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus maka akhirnya gerakan tersebut menjadi gerakan yang otomatis”. Menurut pendapat Harsono (1988: 102) yaitu: “Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetition) yang konstan maka organisasi-organisasi, mekanisme neuro physiologis kita akan bertambah baik, gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif, yang makin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf sebelum melakukan latihan-latihan”. b. Peranan Koordinasi Mata-kaki dengan Kemampuan Dribling Bola Dalam permainan sepakbola, koordinasi mata-kaki diperlukan karena akan sangat menunjang untuk menguasai jalannya permainan, koordinasi mata-kaki merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam kemampuan dribling bola. Keterampilan bermain sepakbola merupakan gerakan yang cukup komplek karena keterampilan bermain sepakbola merupakan gabungan dari berbagai unsur seperti gerakan mengontrol, menyentuh bola serta melihat situasi di lapangan. Pemain juga dituntut untuk mengintegrasikan gerakan mengontrol bola serta harus memiliki koordinasi mata-kaki yang baik. Dengan mempunyai koordinasi mata-kaki yang baik, maka seorang pemain akan dapat melakukan keterampilan bermain sepakbola dengan baik pula.
28
4. Keseimbangan
a. Pengertian Keseimbangan Keseimbangan tubuh merupakan faktor yang penting untuk mencapai kemampaun gerak yang baik. Kemampuan gerak yang baik akan mendasari pada keterampilan gerak. Mochamad Sajoto (1988: 58) mengemukakan bahwa, “Keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ syaraf otot,
guna
memperoleh
atau
mempertahankan
keseimbangan”.
Sedangkan
keseimbangan menurut Harsono (1988: 223) bahwa “Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromascular kita dalam kondisi statis atau mengontrol neuromascular dalam posisi atau sikap yang efisien pada saat kita bergerak”. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan sikap tubuh dalam berbagai gerak atau aktifitas. Apabila seseorang tidak mempunyai keseimbangan yang baik maka ia akan sulit untuk melakukan aktivitas olahraga yang memerlukan tingkat keseimbangan tinggi seperti senam, loncat indah ataupun lompat jauh. Menurut Sugiyanto (1997: 38) keseimbangan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: 1) Keseimbangan statis yaitu: kemampuan mempertahankan posisi tubuh tertentu dengan memperhatikan kemungkinan kecil bergoyang. 2) Keseimbangan dinamis yaitu: kemampuan mempertahankan postur tubuh ketika melakukan aktivitas agar tidak terjatuh dalam melakukan gerakan keterampilan. Mengingat pentingnya keseimbangan tubuh dalam setiap keterampilan gerak maka perlu diadakan latihan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh agar selalu seimbang. Menurut Suharno HP (1986: 37) “cara–cara melatih keseimbangan adalah dengan melakukan gerakan yang mempersulit faktor penentu di atas seperti berjalan di atas tumpuan tinggi, tumpuan sulit, memejamkan mata, membuat putaran badan (pasang badan), tumpuan labil. Cara pengembangan latihannya adalah dari yang sifatnya lebih luas atau lebih mudah ke hal-hal yang lebih kecil atau menyempit.
29
b. Hubungan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola Keseimbangan bagi pemain sepakbola adalah kemampuan seorang pemain untuk mempertahankan neuromascular dalam kondisi statis atau mengontrol neuromascular dalam posisi atau sikap yang efisien pada saat bergerak. Hal ini berguna pada saat pemain sepakbola melakukan kemampuan dribling bola. Dalam melakukan dribling, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama gerakan dalam melakukan dribling akan lebih baik sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal. Jadi peranan keseimbangan tubuh pemain sepakbola adalah pada saat melakukan serangkaian gerakan kemampuan dribling bola. Pada posisi kaki dan menjaga kepala segaris kaki diharapkan tidak kehilangan keseimbangan, sehingga akan mampu menguasai gerakan di saat melakukan kemampuan dribling bola dengan sempurna. Untuk menghasilkan keseimbangan yang baik perlu adanya pengenalan dan pelatihan keseimbangan sedini mungkin. Sehingga di saat melakukan suatu pertandingan prestasi akan mampu menghasilkan prestasi yang gemilang. Cara sederhana melatih keseimbangan sejak dini adalah sebagai berikut: 1) Ambil papan kayu, atau kayu apapun yang memiliki permukaan rata dan berbentuk balok. Yakinkan bahwa permukaan kayu halus sehingga telapak kaki tidak akan terluka. 2) Mintalah untuk berjalan dari ujung ke ujung tanpa terjatuh. Jika masih tidak seimbang, latihlah terus-menerus. Testi akan semakin tertantang jika ia diberikan tantangan. Jika sudah lancar, beri tantangan dengan menggunakan stop watch, seberapa cepat menyelesaikan perjalanan dari ujung ke ujung. 3) Jika tidak ditemukan kayu, latihan bisa dilakukan di bangunan pembatas jalan atau taman. Namun biasanya permukaannya cukup tinggi. Bimbing dahulu tangan testi agar tidak terjatuh. Perlahan-lahan lepaskan tangan dan biarkan testi menitinya. Dengan pelatihan tersebut secara kontinyu maka akan menghasilkan tingkat keseimbangan yang memadahi di waktu pemain bermain.
30
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Antara Power Otot Tungkai dengan Kemampuan Dribling Bola Keberhasilan kemampuan dribling bola ke arah gawang sepakbola dibutuhkan power otot tungkai. Untuk menghasilkan kemampuan dribling bola yang baik dibutuhkan power otot tungkai. Kemampuan seorang pemain mengerahkan power otot tungkai pada teknik yang benar mempunyai peluang yang besar untuk melakukan kemampuan dribling bola ke arah gawang sepakbola. Power otot tungkai berperan dengan kemampuan dribling bola terutama pada saat tungkai melakukan kecepatan dribling ke arah gawang. Pada saat gerakan tersebut, maka power otot tungkai harus diterapkan secara maksimal. Dengan power otot tungkai yang baik akan menghasilkan kemampuan dribling bola yang baik. Dengan kemampuan dribling bola yang baik mempunyai peluang yang besar untuk mencetak gol. Dengan demikian diduga, power otot tungkai memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola.
2. Hubungan Antara Koordinasi Mata-kaki dengan Kemampuan Dribling Bola Kemampuan dribling bola ke gawang dalam sepakbola melibatkan beberapa kondisi fisik. Untuk memperoleh kemampuan dribling bola yang baik, maka kondisi fisik yang terlibat harus dikoordinasikan dengan baik, harmonis dan lancar. Salah satu kondisi fisik yang terlibat dalam gerakan kemampuan dribling bola yaitu koordinasi mata-kaki. Koordinasi mata-kaki terlibat dalam melakukan kemampuan dribling bola. Agar koordinasi mata-kaki dapat dijaga dalam melakukan kemampuan dribling bola, sikap badan saat dribling bola harus dijaga. Oleh karena itu, pada saat kemampuan dribling bola keberadaan koordinasi mata-kaki harus dimanfaatkan pada teknik yang benar, agar kemampuan dribling bola menjadi lebih baik. Dengan demikian diduga, koordinasi mata-kaki memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola ke gawang dalam sepakbola.
31
3. Hubungan Antara Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola Power otot tungkai merupakan salah satu bagian yang penting dalam gerakan kemampuan dribling bola. Power otot tungkai seorang pemain pada setiap gerakan yang dilakukan saat gerakan kemampuan dribling bola yang dilakukan dengan tepat dan jelas melakukan tembakan pada salah satu kaki yang akan membantu efisiensi dan efektifitas gerakan yang dilakukan. Demikian halnya dalam gerakan kemampuan dribling bola, keseimbangan dinamis yang dimiliki seorang pemain akan mempengaruhi keberhasilan kemampuan dribling bola yang dilakukan. Keseimbangan dinamis berperan dalam gerakan kemampuan dribling bola terutama untuk memberikan dorongan pada tungkai saat melakukan dribling bola ke arah gawang sepakbola, sehingga dengan adanya daya ledak tersebut dapat membantu seorang pemain dalam pelaksanaan kemampuan dribling bola. Oleh karena itu, pada saat kemampuan dribling bola keberadaan keseimbangan dinamis harus dimanfaatkan pada teknik yang benar agar kemampuan dribling bola menjadi lebih baik. Dengan demikian diduga, keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola.
4. Hubungan Antara Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Tangan, dan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola Kemampuan dribling bola yang baik akan mempunyai peluang yang besar untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Agar dapat mencetak gol sesuai dengan sasaran, maka komponen-komponen kondisi fisik yang mendukung dengan kemampuan dribling bola harus dikerahkan pada teknik yang benar agar bisa dimanfaatkan menjadi peluang untuk mencetak gol kegawang lawan. Komponenkomponen yang dapat mendukung kemampuan dribling bola ke gawang dalam sepakbola di antaranya power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis berperan dalam kemampuan dribling bola terutama untuk memberikan daya ledak pada tungkai saat melakukan dribling dengan cepat untuk menjadikan peluang gol, sehingga dengan adanya daya ledak tersebut dapat
32
membantu seorang pemain dalam pelaksanaan dribling mendekati kawan yang paling dekat dengan gawang sepakbola, sehingga kemungkinan dribling cukup besar, maka akan membantu hasil kemampuan dribling bola menjadi baik. Selain itu, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis juga sangat mempengaruhi keberhasilan kemampuan dribling bola. Seorang pemain yang mampu melakukan kemampuan dribling bola yang baik mempunyai peluang yang besar untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya. Keberhasilan dribling bola ke arah gawang sepakbola dibutuhkan koordinasi mata-kaki. Untuk menghasilkan kemampuan dribling bola yang baik dibutuhkan koordinasi mata-kaki. Keseimbangan dinamis terlibat juga tidak kalah pentingnya dalam gerakan kemampuan dribling bola terutama untuk membantu gerakan dribling bola ke arah gawang sepakbola. Oleh karena itu, pada saat
kemampuan
dribling
bola
keberadaan
keseimbangan
dinamis
harus
dimanfaatkan pada teknik yang benar agar kemampuan dribling bola menjadi lebih baik. Dengan demikian diduga, power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola.
C. Pengajuan Hipotesis
Bertolak pada kerangka berpikir yang mengacu pada jawaban sementara, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 2. Ada hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 3. Ada hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 4. Ada hubungan antara power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian dan pengambilan data ini dilaksanakan di lapangan SSB Mars surakarta sebagai tempat latihan pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
2. Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian ini dilakukan Tes dan Re-test adapun pelaksanaanya sabagai :
1.Tes
2. Re-test
Hari/Tanggal : Selasa,28 Juli 2015 Waktu
: 16.00 – Selesai WIB
Hari/Tanggal : Kamis,30 Juli 2015 Waktu
: 16.00 – Selesai WIB
Jadwal Latihan : Selasa,Kamis,Sabtu
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi korelasional. Dalam hal ini Sugiyanto (1995: 57) berpendapat bahwa “melalui studi korelasional dapat diketahui apakah satu variabel berasosiasi dengan variabel yang lain. Hubungan antara variabel ditentukan dengan menggunakan koefisien yang dihitung dengan teknik analisis statistik”. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola.
33
34
C. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini terdiri beberapa variabel. Menurut Sugiyanto (1995: 17) variabel adalah “suatu konsep yang dapat ditempatkan dalam berbagai nilai yang berbeda”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu power otot tungkai,, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis. 2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kemampuan passing bola.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Populasi penelitian ini adalah pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta. 2. Sampel Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 pemain, yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian dan dilakukan secara acak. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah : a. Jenis kelamin laki-laki. b. Berminat untuk mengikuti penelitian. c. Sehat jasmani dan rohani. d. Bersedia menjadi sampel penelitian. e. Memiliki kemampuan dribling bola baik atau kurang, berdasarkan hasil observasi dan informasi.
35
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan petunjuk tes: 1) Tes dan pengukuran power otot tungkai dengan standing broad jump test (Ismaryati, 2008: 64). 2) Tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall voley test ( Ismaryati,2006 :54 -55). 3) Tes dan pengukuran keseimbangan dinamis dengan modifikasi bass test (Ismaryati, 2008: 51-53).. 4) Keterampilan menggiring bola diukur dengan tes menggiring bola (Nurhasan, 2001 : 160-161). Petunjuk pelaksanaan masing-masing tes dan pengukuran variabel penelitian terlampir.
F. Teknik Analisis Data
1. Mencari Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson yang dikutip Sudjana (2002: 369) sebagai berikut: N. ∑XY – (∑X).( ∑Y) rxy =
2. Uji Prasyarat Analisis
36
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah kedua uji prasyarat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode chi-kuadrat (Sutrisno Hadi, 2004: 282) dengan rumus sebagai berikut:
( fo - fh ) 2
2
fh Keterangan: 2 = Nilai chi kuadrat fo = frekuensi data yang diperoleh fh = frekuensi data yang diharapkan Tabel 1. Perhitungan dengan Chi-Kuadrat. Interval
Fo
Fh
+ 2 SD ke atas
2% jumlah sampel
+1 SD hingga +2 SD
14% jumlah sampel
Mean hingga + 1 SD
34% jumlah sampel
-1 SD hingga Mean
34% jumlah sampel
-2 SD hingga -1 SD
14% jumlah sampel
dari bawah hingga –2 SD
2% jumlah sampel
fo-fh
(fo-fh)2 (fo-fh)2/fh
Total
b. Uji Linieritas Dalam uji kelinieritas regresi dilakukan dengan menggunakan teknik analisis varians dari Sudjana (2002: 332) rumusnya adalah: S2 TC F= S2 e
37
Keterangan : F = Nilai linieritas S = Standar deviasi TC = Tuna cocok e = Kesalahan 3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor terhadap kriterium dan menghitung korelasi ganda antara prediktor dan kriterium. Adapun penghitungan dalam pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor Dalam menghitung koefisien korelasi masing-masing prediktor terhadap kriterium tersebut menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson yang dikutip Sudjana (2002: 369) sebagai berikut: N. ∑XY – (∑X).( ∑Y) rxy =
b. Menghitung korelasi ganda Dalam menghitung koefisien korelasi ganda antara prediktor dan kriterium menggunakan analisis regresi tiga prediktor. Adapun hal-hal yang akan dicari antara lain: 1) Mencari persamaan garis regresi Persamaan regresi tersebut berfungsi untuk mengetahui kemungkinan besamya nilai pada variabel berdasarkan besarnya nilai pada variabel yang lain. Dengan kata lain analisis regresi berguna untuk memprediksi nilai suatu variabel berdasarkan variabel yang lain. Dengan menggunakan rumus persamaan regresi dari Sutrisno Hadi (1982: 33) sebagai berikut:
38
Ŷ = a1x1 + a2x2 + a3x3 + K Keterangan : Ŷ = Kriterium x1 = Prediktor 1 x2 = Prediktor 2 x3 = Prediktor 3 a1 = Bilangan koefisien prediktor 1 a2 = Bilangan koefisien prediktor 2 a3 = Bilangan koefisien prediktor 3 K = Angka konstan 2) Mencari koefisien korelasi tiga prediktor Rumus koefisien korelasi tiga prediktor dari Sutrisno Hadi (1982: 33) sebagai berikut:
R(1,2,3) =
Keterangan: R(1,2,3) = Koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium y = Kriterium ∑X1 = Prediktor 1 ∑X2 = Prediktor 1 ∑X3 = Prediktor 3 a1 = Bilangan koefisien prediktor 1 a2 = Bilangan koefisien prediktor 2 a3 = Bilangan koefisien prediktor 3 3) Melakukan uji signifikansi regresi Dalam melakukan uji signifikansi tersebut dengan menggunakan rumus dari Sutrisno Hadi (1982: 214) sebagai berikut: RKreg Freg = RKres Keterangan: Freg = Harga F garis regresi RKreg = Rata-rata kuadrat regresi RKres = Rata-rata kuadrat residu
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil dari analisis yang telah dilakukan terhadap data dari tiap variabel. Data dari masing-masing variabel yang diambil dalam penelitian, terdiri dari tiga variabel bebas yaitu Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan keseimbangan dinamis, dan satu variabel terikat yaitu Kemampuan dribling bola. Berturut-turut dalam bab ini disajikan mengenai deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, hasil analisis data dan pengujian hipotesis.
A. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Adapun rangkuman deskripsi data secara keseluruhan akan disajikan sebagai berikut: Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Tes Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola. Variabel Power otot tungkai
Koordinasi mata kaki
Keseimbangan dinamis
Kemampuan dribling bola
Tes
N
Mean
SD
Test
30
1.69
0.10
Re-test
30
1.72
0.10
1.93
1.51
Test
30
13.03
1.85
17
10
Re-test
30
16.20
1.73
20
13
Test
30
90.17
10.35
100
63
Re-test
30
90.20
10.13
100
65
Test
30
26.57
3.83
35
21
Re-test
30
26.14
3.98
35
21
Lampiran 5
39
Nilai Nilai Tertinggi Terendah 1.90 1.48
40
B. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes masingmasing variabel yang dilakukan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas tes dan re-test Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan
Keseimbangan dinamis dan
Kemampuan dribling bola kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono Biyakto Atmojo (2008: 22), yaitu: Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Reliabilitas
Tinggi Sekali
0,90 – 0,99
Tinggi
0,80 – 0,89
Cukup
0,60 – 0,79
Kurang
0,40 – 0,59
Tidak Signifikan
0,00 – 0,39
Lampiran 6,7,8,9 Hasil uji reliabilitas data Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola pada penelitian ini adalah:
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Variabel
Reliabilita
Kategori
Power otot tungkai
0.985
Tinggi Sekali
Koordinasi mata kaki
0.807
Tinggi
Keseimbangan dinamis
0.719
Cukup
Kemampuan dribling bola
0.925
Tinggi Sekali
Lampiran 6,7,8,9
41
C. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum analisis data dilakukan uji persyaratan analisis. Untuk analisis regresi diperlukan uji persyaratan analisis yaitu normalitas penyebaran nilai dan persyaratan linieritas hubungan antara prediktor dengan kriterium. Hasil pengujian persyaratan analisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan chi-kuadrat. Adapun hasil uji normalitas yang dilakukan pada hasil tes Power otot tungkai (X1), Koordinasi mata kaki (X2), Keseimbangan dinamis (X3) dan Kemampuan dribling bola (Y) pada penelitian ini adalah: Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Db
M
SD
2hitung
2tabel 5%
Power otot tungkai
6–1=5
1.69
0.10
1.966
11,070
Koordinasi mata kaki
6–1=5
13.03
1.85
2.358
11,070
Keseimbangan dinamis
6–1=5
90.17
10.35
3.549
11,070
26.57
3.83
3.172
Variabel
Kemampuan bola Lampiran 10
dribling 6 – 1 = 5
11,070
Simpulan Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal Berdistribusi normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap variabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai chi-kuadrat yang diperoleh (2hitung) pada variabel Power otot tungkai (X1), Koordinasi mata kaki (X2), Keseimbangan dinamis (X3) dan Kemampuan dribling bola (Y) lebih kecil dari nilai chi-kuadrat dalam tabel (2tabel 5%).
Dengan demikian hipotesis nol diterima. Yang berarti bahwa data hasil tes
Power otot tungkai (X1), Koordinasi mata kaki (X2), Keseimbangan dinamis(X3) dan Kemampuan dribling bola (Y) Power otot tungkaik berdistribusi normal.
42
2. Uji Linieritas
Uji linieritas hubungan antara masing-masing prediktor yaitu Power otot tungkai (X1), Koordinasi mata kaki (X2), Keseimbangan dinamis(X3), dengan kriterium yaitu Kemampuan dribling bola (Y) dilakukan dengan analisis varians. Rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 6. Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium Variabel
db
X1Y
4:24
X2Y
13:15
X3Y
20:8
Fhitung 0.44 0.63 1.27
Ftabel 5%
Simpulan
2,78
Model linier diterima
2,43
Model linier diterima
3,15
Model linier diterima
Lampiran 12 Dari rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui bahwa nilai Fhitung linieritas yang diperoleh dari tiap variabel lebih kecil dari harga Ftabel
5%.
Dengan
demikian hipotesis nol linieritas ketiga variabel tersebut diterima. Berarti bahwa baik korelasi antara X1Y, X2Y dan X3Y berbentuk linier.
D. Hasil Analisis Data
Hasil analisis korelasi dan analisis regresi antara data tes Power otot tungkai (X1), Koordinasi mata kaki (X2), Keseimbangan dinamis(X3) dengan Kemampuan dribling bola (Y) penelitian ini adalah:
1. Analisis Korelasi Tiap Prediktor
Hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini adalah sebagai berikut:
43
a. Berdasarkan analisis korelasi antara Power otot tungkai (X1) dengan Kemampuan dribling bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,478. Dengan N = 30, nilai rtabel
5%
= 0,361. Ternyata rhitung = 0,478 > rtabel
5%
= 0,361. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai (X1) dengan Kemampuan dribling bola (Y). b. Berdasarkan analisis korelasi antara Koordinasi mata kaki (X2) dengan Kemampuan dribling bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,404. Dengan N = 30, nilai rtabel 5% = 0,361. Ternyata rhitung = 0,404 > rtabel 5% = 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata kaki (X2) dengan Kemampuan dribling bola (Y). c. Berdasarkan analisis korelasi antara Keseimbangan dinamis (X3) dengan Kemampuan dribling bola (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,484.
Dengan N = 30, nilai rtabel 5% = 0,361. Ternyata rhitung = 0,484 > rtabel 5% = 0,361. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dinamis (X3) dengan Kemampuan dribling bola (Y). Ringkasan hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium Variabel
rhitung
rtabel
Simpulan
X1Y
0,478
0,361
Korelasi signifikan
X2Y
0,404
0,361
Korelasi signifikan
X3Y
0,484
0,361
Korelasi signifikan
Lampiran 14 2. Analisis Regresi
Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda tiga prediktor. Hasil analisis regresi antara data tes Keseimbangan
44
dinamis (X1), Power otot tungkai (X2), Koordinasi mata kaki (X3) Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola (Y) penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persamaan garis regresinya adalah: ŷ = 10.357 X1 + 0.362 X2 + -0.124 X3 2. Koefisien korelasi dan determinasi antara prediktor dan kriterium:
+
15.458
Ry(1,2,3) = 0.661 R2y(1,2,3) = 0.473 3. Uji signifikansi analisis regresi. Hasil uji signifikansi regresi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sumber Variasi
db
JK
RK
Freg
Regresi (reg)
3
185.7394
61.9131
Residu (res)
26
239.1467
9.1980
-
Total
29
424.8861
-
-
6.7312
Lampiran 13
Dari hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, dengan db = m lawan N m - 1 = 3 lawan 26, harga Ftabel 5% adalah 2,89. Sedangkan nilai F yang diperoleh adalah 6.7312, ternyata lebih besar dari angka batas penolakan hipotesa nol. Dengan demikian hipotesa nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai (X1), Koordinasi mata kaki (X2), Keseimbangan dinamis (X3) dengan Kemampuan dribling bola (Y). Adapun besarnya nilai R2 antara Power otot tungkai (X1), Koordinasi mata kaki (X2), Keseimbangan dinamis (X3) dengan Kemampuan dribling bola (Y) adalah 0, 473.
45
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Hubungan Antara Power otot tungkai dengan Kemampuan dribling bola Dari hasil analisis korelasi pada data Power otot tungkai dengan Kemampuan dribling bola, diperoleh nilai r sebesar 0,478, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Karena nilai rhitung > rtabel, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini berarti bahwa perubahan variansi Kemampuan dribling bola dipengaruhi oleh komponen variansi Power otot tungkai.
2. Hubungan Antara Koordinasi mata kaki dengan Kemampuan dribling bola Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data Koordinasi mata kaki terhadap Kemampuan dribling bola, diperoleh nilai r sebesar 0,404, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Karena nilai rhitung > rtabel, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini berarti bahwa variansi unsur Koordinasi mata kaki berpengaruh terhadap peningkatan variansi Kemampuan dribling bola.
3. Hubungan Antara Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data Keseimbangan dinamisterhadap Kemampuan dribling bola, diperoleh nilai r sebesar 0,484, dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,361. Karena nilai rhitung > rtabel, maka nilai korelasi signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Keseimbangan dinamis memiliki hubungan yang signifikan terhadap Kemampuan dribling bola.
46
4. Hubungan Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola Pada Hipotesis dinyatakan bahwa hubungan antara Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola di ketahui R2y(123) = 0,473 sedangkan rtabel pada taraf signifikasi 0,05 dan n = 30 di dapat rtabel = 0,361, dengan hasil tersebut rhitung > rtabel5
%
dan fhitung = 6.7312,
sedangkan ftabel5% dengan db 3:26 = 2,89, ini berarti F0 > Ftabel5% Maka hipotesis di terima.
47
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis regresi dan korelasi product moment yang telah dilkeseimbangan dinamiskan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai dengan Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,478 > rtabel 5% = 0,361. 2. Ada hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata kaki dengan Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,404 > rtabel 5% = 0,361. 3. Ada hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,484 > rtabel 5% = 0,361. 4. Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, R2y(123) sebesar 0,473 > rtabel
5 %
sebesar 0.361 dan Fhitung sebesar 6.7312 > ftabel pada taraf
signifikansi 5% sebesar 2,89.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini adalah bahwa Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan Kemampuan dribling bola. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis merupakan unsur yang mendukung terhadap Kemampuan dribling bola. Dengan memiliki Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis yang baik, maka akan menghasilkan Kemampuan dribling bola yang baik pula. 2. Usaha meningkatkan Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dapat meningkatkan Kemampuan dribling bola.
47
48
3. Peranan Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis terhadap Kemampuan dribling bola sangat signifikan, sehingga unsur–unsur tersebut tidak boleh diabaikan.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil, maka kepada guru olahraga, khususnya di Sekolahan , disarankan agar: 1. Dalam upaya untuk meningkatkan Kemampuan dribling bola hendaknya memberikan
latihan
Power
otot
tungkai,
Koordinasi
mata
kaki
dan
Keseimbangan dinamis. 2. Latihan fisik yang diberikan harus proporsional. Besarnya porsi latihan untuk tiap unsur Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis disesuaikan dengan besarnya nilai hubungan tiap variabel terhadap Kemampuan dribling bola.
49
DAFTAR PUSTAKA
A. Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno & Imam Sadikun. 1992. Permainan Besar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Bompa, Tudor, O. 1999. Periodization: Theory and Methodology of Training. Kendall/Hunt Publishing Company. Engkos Kokasih. 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademi Presinddo.
Fuchs, Erich, Dieter Kruher and Gunter Jansen. 1981. Sepak Bola: Pembinaan Teknik dan Kondisi. (Terjemahan: Agus Setiadi). Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.
Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Ditjen Dikti. Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Cetakan 2. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung. Pakaraya. Mochamad Sajoto. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jendral Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.. Mulyono Biyakto Atmojo. 2008. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Nurhasan ,2007.Tes Dan Pengukuran.FPOK.Bandung Plooyer, Siem. 1970. Jeugd Voetball, KNVB. Jeugdvoetball. Seriedeel G. The Football Association. Skilfull Soccer for Young Players. London: Educational Production Ltd. Pyke, F.S. 1991. Toward Better Coaching The Art and Science of Coaching. Canbera, Australia: Government Publishing Service. 49
50
Saifuddin Azwar. 1997. Validitas dan Reliabilitas. Bandung: ITB Press. Scheunemann, Timo. 2014. Dasar-Dasar Sepak Bola Modern untuk Pemain dan Pelatih. Edisi revisi. Jakarta. Gramedia Sneyers, Jeff. 1998. Sepak Bola Latihan dan Strategi (Alih Bahasa: L. Lanjang) Jakarta: PT. Rosdo Jaya Putra Offset.
Bermain.
Soedarminto. 1991. Kinesiologi. Surakarta: FKIP-UNS. Strand, B.N. & Wilson, R. 1993. Assesing Sport Skill. Champaign: Human Kinetics Publishers. Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press. ________. 1997. Perkembangan Gerak. Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1986. Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK __________. 1993. Ilmu Coaching Umum. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press.
Sutrisno Hadi. 1982. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. ___________. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Syaifudin. 1997. Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
51
Lampiran 1 Tes Menggiring Bola (Dribling) (Nurhasan, 2001 : 160-161). 1. Tujuan : Mengukur ketrampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola. Alat yang digunakan : -
Bola
-
Stop Watch
-
6 buah rintangan
-
Tiang bendera
-
Kapur
2. Petunjuk Pelaksanaan : -
Pada aba-aba “siap”, testee berdiri dibelakang garis start dengan bola berada dalam penguasaan kakinya.
-
Pada aba-aba “ya”, testee mulai menggiring bola kearah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai arah panah yang telah ditetapkan sampai dengan melewati garis finish.
-
Salah arah dalam menggiring bola, testee harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stopwatch tetap berjalan
-
Menggiring bola dilakukan oleh kaki kiri dan kanan secara bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola sekali sentuhan.
3. Gerakan yang dinyatakan gagal : -
Testee menggiring bola hanya menggunakan satu kaki
-
Testee menggiring bola tidak sesuai dengan arah
-
Testee menggunakan anggota badan selain kaki saat menggiring
52
53
Lampiran 2 PETUNJUK PELAKSANAAN TES POWER OTOT TUNGKAI (STANDING BROAD JUMP TEST)
Tes dan pengukuran power otot tungkai dengan standing broad jump test dari Ismaryati (2008: 64). 1. Alat dan perlengkapan: a. Lantai yang rata dan datar. b. Roll Meter. c. Isolasi atau bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat garis batas. d. Bendera kecil bertangkai atau bahan lain yang dapat digunakan untuk memberi tanda hasil loncat. e. Blangko dan alat tulis. 2. Petugas: a. Seorang pemandu. b. Dua orang pengukur lompatan. c. Seorang pencatat. 3. Pelaksanaan: a. Testi berdiri di belakang garis batas, kaki sejajar, lutut ditekuk, tangan di belakang badan. b. Ayun tangan dan melompat sejauh mungkin ke depan kemudian mendarat dengan dua kaki bersama-sama. c. Beri tanda bekas pendaratan dari bagian tubuh yang terdekat dengan garis start. d. Testi melakukan loncatan 3 kali. e. Sebelum melakukan tes yang sesungguhnya testi boleh mencoba sampai dapat melakukan dengan benar. 4. Penilaian: a. Hasil loncatan testi diukur dari bekas pendaratan badan atau anggota badan yang terdekat garis start sampai dengan garis start.
54
b. Nilai yang diperoleh testi adalah jarak loncatan yang diperoleh dari ketiga loncatan.
a. Gambar. Tes Power Otot Tungkai dengan Standing Broad Jump Test
55
Lampiran 3 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KOORDINASI MATA-KAKI
Untuk mengukur tingkat koordinasi mata-kaki dengan Soccer Wall Voley Test (Ismaryati 2006 : 54 - 55) adalah sebagai berikut: 1. Alat dan perlengkapan a. Papan pantul atau dinding yang rata. b. Bola kaki c. Stop watch d. Kapur e. Blangko dan alat tulis 2. Gambar lapangan tes p = 2,44 meter PAPAN PANTUL
t = 1,22 meter
} 1,83 meter
3. Pelaksanaan tes a. Testi berdiri di daerah tendangan dan siap menendang bola. b. Dengan diberi aba-aba “ya” testi mulai menendang bola sebanyak mungkin, boleh menggunakan kaki manapun. Sebelum menendang kembali bola harus di blok atau dikontrol dengan kaki yang lain.
56
c. Setiap menendang bola harus diawali dengan sikap menendang bola yang benar. d. Testi melakukan 3 kali kesempatan menendang bola, masing-masing 20 detik. e. Tidak boleh menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan. f. Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai merasa terbiasa. 4. Penilaian a. Tiap tendangan yang mengenai sasaran memperoleh nilai satu. b. Untuk memperoleh 1 nilai: 1) Bola harus mengenai sasaran. 2) Bola harus dikontrol atau diblok dahulu sebelum ditendang kembali. c. Pada waktu menendang atau mengontrol bola testi tidak boleh keluar dari daerah tendangan. d. Bila testi menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan, maka nilainya dikurangi satu (1). e. Bila bola tidak mengenai sasaran, maka testi tidak mendapatkan nilai. f. Nilai total yang diperoleh adalah jumlah nilai tendangan yang terbanyak dari ketiga kesempatan menendang bola yang dilakukan testi.
57
Lampiran 4 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KESEIMBANGAN DINAMIS (Modifikasi Bass Test) (Ismaryati, 2008 : 51 – 53)
1. Tujuan
: mengukur keseimbangan dinamis.
2. Sasaran
: laki-laki dan perempuan yang berusia setingkat dengan siswa SLTA ke atas.
3. Perlengkapan
: Stopwatch, balok, isolasi untuk menempelkan balok
4. Pelaksanaan
:
a. Testi berdiri dengan kaki kanan di atas tanda start, testi mulai meloncat dengan satu kaki kiri dan mendarat dengan kaki yang sama ke tanda yang pertama, pertahankan keseimbangan selama 5 detik. b. Kemudian testi meloncat ke tanda yang ke dua dengan kaki kanan dan mendarat dengan kaki yang sama, pertahankan keseimbangan selama 5 detik. Kerjakan sampai tanda yang terakhir.
Pendaratan dinyatakan gagal apabila: a. Tumit atau bagian tubuh yang lain menyentuh lantai untuk berusaha mempertahankan keseimbangan. b. Mendarat tepat di atas tanda, sehingga tanda tersebut tertutup dengan kaki. c. Bila testi melakukan kesalahan pendaratan diijinkan memperbaiki posisi dan kemudian melompat kembali ke tanda berikutnya.
Testi dinyatakan hilang keseimbangannya apabila: a. Tumit atau bagian tubuh yang lain menyentuh lantai untuk berusaha mempertahankan keseimbangan. b. Kaki bergerak atau berpindah tempat ketika mempertahankan keseimbangan. c. Bila testi hilang keseimbangannya, ia harus mundur ke tanda di belakangnya baru kemudian melanjutkan lompatannya.
58
5. Penilaian: a. Nilai 5 diberikan bila berhasil mendarat pada satu tanda, dan nilai 1 untuk setiap detik keberhasilan mempertahankan keseimbangan (maksimal 5 detik untuk tiap tanda). b. Nilai 5 dikurangkan untuk setiap kejadian kesalahan pendaratan atau tidak mampu mempertahankan keseimbangan.
Gambar. Lapangan Modifikasi Bass Test (Ismaryati, 2008: 51-53)
59 Lampiran 5 Rekapitulasi data power otot tungkai, koordinasi mata kaki, keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribbling
No
Nama
power otot tungkai Test
Re-test
koordinasi mata kaki Test
Re-test
power otot tungkai Test
kemampuan dribling
Re-test
Test
Re-test
1
Chisa
1.80
1.88
16
17
100
100
28
25
2
Bramasta
1.75
1.76
15
20
100
100
27
25
3
Ikhsan
1.65
1.65
15
19
73
75
32
30
Inug
1.75
1.77
80
29
32
Topik
1.70
1.73
65
24
25
Rehan
1.67
1.69
65
31
30
Putra
1.90
1.93
74
35
35
Bayu
1.55
1.55
83
25
25
Riki
1.67
1.70
96
33
32
Triad
1.68
1.70
87
22
24
Ridho
1.78
1.80
100
26
25
Rifal
1.78
1.82
90
33
32
Ronaldo
1.68
1.71
85
27
30
Fian
1.75
1.80
89
26
27
Dera
1.69
1.75
96
21
21
Alif
1.87
1.92
95
24
24
Yoki
1.76
1.77
96
24
21
Riki
1.57
1.60
98
28
26
Dewa
1.67
1.70
95
22
22
Figo
1.77
1.79
96
26
25
Tegar
1.58
1.62
86
24
23
Silva
1.68
1.72
100
27
25
Deni
1.76
1.81
99
25
24
Noval
1.78
1.80
100
26
27
Tujan
1.58
1.62
100
23
21
Fandi
1.68
1.68
85
23
21
Roni
1.57
1.60
92
25
24
Tofa
1.48
1.51
87
26
25
Novan
1.57
1.60
96
23
23
Forlan
1.68
1.73
96
33
33
Jumlah
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
14 16 13 14 15 16 17 12 11 11 12 11 11 12 15 12 12 13 10 12 13 12 11 12 13 12 13
17 17 17 17 16 18 20 16 13 14 16 15 16 15 18 14 16 17 14 17 16 14 14 15 16 16 16
69 63 72 81 96 86 100 93 83 87 96 96 95 96 95 94 83 100 96 100 100 83 90 85 98 100 95
50.80
51.71
391
486
2705
2706
797
784
Mean
1.69
1.72
13.03
16.20
90.17
90.20
26.57
26.14
SD
0.10
0.10
1.85
1.73
10.35
10.13
3.83
3.98
Tertinggi
1.90
1.93
17
20
100
100
35
35
Terendah
1.48
1.51
10
13
63
65
21
21
60 Lampiran 6
Uji Reliabilitas Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X1 ) dan re-test (X1 ) power otot tungkai
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X 1.80 1.75 1.65 1.75 1.70 1.67 1.90 1.55 1.67 1.68 1.78 1.78 1.68 1.75 1.69 1.87 1.76 1.57 1.67 1.77 1.58 1.68 1.76 1.78 1.58 1.68 1.57 1.48 1.57 1.68 50.80 ΣX
Y 1.88 1.76 1.65 1.77 1.73 1.69 1.93 1.55 1.70 1.70 1.80 1.82 1.71 1.80 1.75 1.92 1.77 1.60 1.70 1.79 1.62 1.72 1.81 1.80 1.62 1.68 1.60 1.51 1.60 1.73 51.71 ΣY
2
X
3.24 3.06 2.72 3.06 2.89 2.79 3.61 2.40 2.79 2.82 3.17 3.17 2.82 3.06 2.86 3.50 3.10 2.46 2.79 3.13 2.50 2.82 3.10 3.17 2.50 2.82 2.46 2.19 2.46 2.82 86.30 ΣX2
2
Y
XY
3.53 3.10 2.72 3.13 2.99 2.86 3.72 2.40 2.89 2.89 3.24 3.31 2.92 3.24 3.06 3.69 3.13 2.56 2.89 3.20 2.62 2.96 3.28 3.24 2.62 2.82 2.56 2.28 2.56 2.99 89.43
3.38 3.08 2.72 3.10 2.94 2.82 3.67 2.40 2.84 2.86 3.20 3.24 2.87 3.15 2.96 3.59 3.12 2.51 2.84 3.17 2.56 2.89 3.19 3.20 2.56 2.82 2.51 2.23 2.51 2.91 87.85
ΣY2
ΣXY
Menghitung reliabilitas hasil tes (X1 ) dan re-test (X1 ) power otot tungkai Hasil penghitungan data N SX
=
30
=
50.80
SX2 SY2
=
86
=
89
28 29 30
1.48 1.57 1.68 50.80
1.51 1.60 1.73 51.71
ΣX
2.19 2.46 2.82 86.30
2.28 2.56 2.99 89.43
ΣX2
ΣY
2.23 2.51 2.91 87.85
ΣY2
ΣXY
61
Menghitung reliabilitas hasil tes (X1 ) dan re-test (X1 ) power otot tungkai Hasil penghitungan data N SX SY
rxy
=
=
30
= =
50.80 51.71
SX2 SY2 SXY
86
= =
89 88
N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} 30 X
87.8466
-(
50.8
) (
86
-(
50.8
)2 }{ 30 X
= { 30 X
=
=
8.53 8.660744
=
51.71
0.98490
Jadi nilai reliabilitas tes power otot tungkai adalah:
0.985
) 89.4349 - ( 51.71 )2 }
62 Lampiran 7
Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X2 ) dan re-test (X2) koordinasi mata kaki No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X
Y 16 15 15 14 16 13 14 15 16 17 12 11 11 12 11 11 12 15 12 12 13 10 12 13 12 11 12 13 12 13 391
ΣX
17 20 19 17 17 17 17 16 18 20 16 13 14 16 15 16 15 18 14 16 17 14 17 16 14 14 15 16 16 16 486 ΣY
2
2
X
Y 256 225 225 196 256 169 196 225 256 289 144 121 121 144 121 121 144 225 144 144 169 100 144 169 144 121 144 169 144 169 5195
ΣX2
XY 289 400 361 289 289 289 289 256 324 400 256 169 196 256 225 256 225 324 196 256 289 196 289 256 196 196 225 256 256 256 7960
272 300 285 238 272 221 238 240 288 340 192 143 154 192 165 176 180 270 168 192 221 140 204 208 168 154 180 208 192 208 6409
ΣY2
ΣXY
Menghitung reliabilitas hasil tes (X2 ) dan re-test (X2 ) koordinasi mata kaki Hasil penghitungan data N SX SY
= = =
30
SX2
=
5195
391 486
SY
= =
7960 6409
2
SXY
27 28 29 30
12 13 12 13 391
15 16 16 16 486
ΣX
144 169 144 169 5195
225 256 256 256 7960
2
ΣY
180 208 192 208 6409
2
ΣX
ΣY
63
ΣXY
Menghitung reliabilitas hasil tes (X2 ) dan re-test (X2 ) koordinasi mata kaki Hasil penghitungan data N SX SY
rxy
=
=
30
= =
391 486
SX2 SY2 SXY
5195
= =
7960 6409
N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} 30 X
6409
-(
391
) (
{ 30 X
5195
-(
391
)2 }{ 30 X
=
=
=
2244 2780.517218
=
486
0.80704
Jadi nilai reliabilitas tes koordinasi mata kaki adalah:
0.807
) 7960
-(
486
)2 }
64 Lampiran 8
Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X3 ) dan re-test (X3 ) keseimbangan dinamis No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X 100 100 73 69 63 72 81 96 86 100 93 83 87 96 96 95 96 95 94 83 100 96 100 100 83 90 85 98 100 95 2705 ΣX
Y 100 100 75 80 65 65 74 83 96 87 100 90 85 89 96 95 96 98 95 96 86 100 99 100 100 85 92 87 96 96 2706 ΣY
X2 10000 10000 5329 4761 3969 5184 6561 9216 7396 10000 8649 6889 7569 9216 9216 9025 9216 9025 8836 6889 10000 9216 10000 10000 6889 8100 7225 9604 10000 9025 247005 ΣX2
Y2 10000 10000 5625 6400 4225 4225 5476 6889 9216 7569 10000 8100 7225 7921 9216 9025 9216 9604 9025 9216 7396 10000 9801 10000 10000 7225 8464 7569 9216 9216 247060
XY 10000 10000 5475 5520 4095 4680 5994 7968 8256 8700 9300 7470 7395 8544 9216 9025 9216 9310 8930 7968 8600 9600 9900 10000 8300 7650 7820 8526 9600 9120 246178
ΣY2
ΣXY
Menghitung reliabilitas hasil tes (X3 ) dan re-test (X3 ) keseimbangan dinamis Hasil penghitungan data N SX SY
=
30
= =
2705 2706
SX2 SY2 SXY
=
247005
= =
247060 246178
28 29 30
98 100 95 2705
87 96 96 2706
ΣX
ΣY
9604 10000 9025 247005
7569 9216 9216 247060
8526 9600 9120 246178
ΣX2
ΣY2
ΣXY
65
Menghitung reliabilitas hasil tes (X3 ) dan re-test (X3 ) keseimbangan dinamis Hasil penghitungan data N SX SY
rxy
=
=
30
= =
2705 2706
SX2 SY2 SXY
247005
= =
247060 246178
N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} 30 X
246178
-(
2705
) (
2706
{ 30 X
247005
-(
2705
)
2
}{ 30 X
=
=
=
65610 91225.119896
=
0.71921
Jadi nilai reliabilitas tes keseimbangan dinamis adalah:
0.719
) 247060
2
- ( 2706 ) }
66 Lampiran 9
Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X4 ) dan re-test (X4 ) kemampuan dribling No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X
Y 28 27 32 29 24 31 35 25 33 22 26 33 27 26 21 24 24 28 22 26 24 27 25 26 23 23 25 26 23 33 797
ΣX
25 25 30 32 25 30 35 25 32 24 25 32 30 27 21 24 21 26 22 25 23 25 24 27 21 21 24 25 23 33 784 ΣY
X2 773 710 1042 820 575 955 1225 602 1108 465 662 1114 739 686 455 590 570 762 496 665 555 744 618 689 518 512 635 681 512 1120 21596 ΣX2
Y2
XY
621 645 919 1054 636 901 1240 632 1030 560 646 1039 901 712 452 581 442 700 470 627 522 606 567 704 452 434 597 646 529 1092 20954
693 677 978 929 604 928 1232 617 1068 510 654 1076 816 699 453 585 502 730 483 646 538 672 592 697 483 471 616 663 521 1106 21239
ΣY2
ΣXY
Menghitung reliabilitas hasil tes (X4 ) dan re-test (X4 ) kemampuan dribling Hasil penghitungan data N SX SY
= = =
30
SX2
=
21596
796.96 784.11
SY
= =
20954 21239
2
SXY
29 30
23 33 797
23 33 784
ΣX
512 1120 21596 ΣX2
ΣY
529 1092 20954
521 1106 21239
ΣY2
ΣXY
67
Menghitung reliabilitas hasil tes (X4 ) dan re-test (X4) kemampuan dribling Hasil penghitungan data N
=
SX = SY =
rxy
=
30
SX2
=
21596
796.96 784.11
SY2 SXY
= =
20954 21239
N. SXY - SX. SY {N. SX² - (SX)² } { N. SY² - (SY)²} 30 X 21239.0205 - ( 796.96 ) ( 784.11 )
= { 30 X
=
21596
12266.3094 13263.383083
- ( 796.96 )2 }{ 30 X 20954.321 - ( 784.11 )2 }
=
0.92483
Jadi nilai reliabilitas tes kemampuan dribling adalah :
0.925
68 Lampiran 10
Uji Normalitas Data dengan Metode Chi-Kuadrat 1. Normalitas data hasil tes power otot tungkai a. Hasil penghitungan data: M = 1.69 SD = 0.10 b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = +1 SD sampai +2 SD = Mean sampai +1 SD = -1SD sampai Mean = -2 SD sampai -1SD = -2 SD ke bawah =
1.89 ke atas 1.79 1.69 1.60 1.50 1.50 ke bawah
1.89 1.79 1.69 1.60
c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval 1.89 1.79 1.69 1.60 1.50 1.40
Jumlah
1.98 1.88 1.78 1.68 1.59 1.49
fo
fh
fo - fh
1 5 9 8 6 1 30
0.8 4.0 10.2 10.2 4.0 0.8 30
0.2 1.0 -1.2 -2.2 2.0 0.2 0.0
(fo - fh)2 fh 0.050 0.250 0.141 0.475 1.000 0.050 1.966
Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6 - 1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 1.966, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.
69
2. Normalitas data hasil tes koordinasi mata kaki a. Hasil penghitungan data: M = 13.03 SD = 1.85 b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = 16.73 ke atas +1 SD sampai +2 SD = 14.88 Mean sampai +1 SD = 13.03 -1SD sampai Mean = 11.19 -2 SD sampai -1SD = 9.34 -2 SD ke bawah = 9.34 ke bawah c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval fo fh 16.73 14.88 13.03 11.19 9.34 7.49
Jumlah
18.58 15.73 13.88 12.03 10.19 8.34
1 6 7 10 5 1 30
0.8 4.0 10.2 10.2 4.0 0.8 30
16.73 14.88 13.03 11.19
fo - fh 0.2 2.0 -3.2 -0.2 1.0 0.2 0.0
(fo - fh)2 fh 0.050 1.000 1.004 0.004 0.250 0.050 2.358
Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6 - 1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 2.358, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.
70
3. Normalitas data hasil tes keseimbangan dinamis a. Hasil penghitungan data: M = 90.17 SD = 10.35 b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = 110.86 ke atas +1 SD sampai +2 SD = 100.51 Mean sampai +1 SD = 90.17 -1SD sampai Mean = 79.82 -2 SD sampai -1SD = 69.47 -2 SD ke bawah = 69.47 ke bawah c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval fo fh 110.86 100.51 90.17 79.82 69.47 59.12
Jumlah
120.21 109.86 99.51 89.17 78.82 68.47
1 7 8 8 5 1 30
0.8 4.0 10.2 10.2 4.0 0.8 30
110.86 100.51 90.17 79.82
fo - fh 0.2 3.0 -2.2 -2.2 1.0 0.2 0.0
(fo - fh)2 fh 0.050 2.250 0.475 0.475 0.250 0.050 3.549
Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6 - 1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 3.549, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.
71 kemampuan dribbling bola 4. Normalitas data hasil tes ketepatan passing
a. Hasil penghitungan data: M = 26.57 SD = 3.83 b. Penyebaran intervalnya: +2 SD ke atas = 34.22 ke atas +1 SD sampai +2 SD = 30.39 Mean sampai +1 SD = 26.57 -1SD sampai Mean = 22.74 -2 SD sampai -1SD = 18.91 -2 SD ke bawah = 18.91 ke bawah c. Tabel kerja untuk menghitung normalitas data Interval fo fh 7.92 6.29 4.67 3.04 1.41 -0.22
Jumlah
11.74 7.91 6.28 4.66 3.03 1.40
1 4 12 7 6 0 30
0.8 4.0 10.2 10.2 4.0 0.8 30
34.22 30.39 26.57 22.74
fo - fh 0.2 0.0 1.8 -3.2 2.0 -0.8 0.0
(fo - fh)2 fh 0.050 0.000 0.318 1.004 1.000 0.800 3.172
Kesimpulan: Dengan db = r - 1 = 6 - 1 = 5, dan taraf signifikansi 5%, angka batas penolakannya adalah 11,070. Sedangkan nilai chi-kwadrat yang diperoleh adalah 3,172, ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa data termasuk berdistribusi normal.
72
Lampiran 11 Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara power otot tungkai (X1), koordinasi mata kaki(X2) dan keseimbangan dinamis (X3) dengan kemampuan dribling bola (Y). 28
X12 3.24
X22 256
X32 10000
Y2 773
X1X2 28.80
X1X3 180.00
X2X3 1600
X1Y 50
X2Y 445
X3Y 2781
100
27
3.06
225
10000
710
26.25
175.00
1500
47
400
2665
15
73
32
2.72
225
5329
1042
24.75
120.45
1095
53
484
2356
1.75
14
69
29
3.06
196
4761
820
24.50
120.75
966
50
401
1975
5
1.70
16
63
24
2.89
256
3969
575
27.20
107.10
1008
41
384
1510
6
1.67
13
72
31
2.79
169
5184
955
21.71
120.24
936
52
402
2226
7
1.90
14
81
35
3.61
196
6561
1225
26.60
153.90
1134
67
490
2835
8
1.55
15
96
25
2.40
225
9216
602
23.25
148.80
1440
38
368
2356
9
1.67
16
86
33
2.79
256
7396
1108
26.72
143.62
1376
56
532
2862
10
1.68
17
100
22
2.82
289
10000
465
28.56
168.00
1700
36
367
2156
11
1.78
12
93
26
3.17
144
8649
662
21.36
165.54
1116
46
309
2392
12
1.78
11
83
33
3.17
121
6889
1114
19.58
147.74
913
59
367
2770
13
1.68
11
87
27
2.82
121
7569
739
18.48
146.16
957
46
299
2366
14
1.75
12
96
26
3.06
144
9216
686
21.00
168.00
1152
46
314
2515
15
1.69
11
96
21
2.86
121
9216
455
18.59
162.24
1056
36
235
2048
16
1.87
11
95
24
3.50
121
9025
590
20.57
177.65
1045
45
267
2307
17
1.76
12
96
24
3.10
144
9216
570
21.12
168.96
1152
42
287
2292
18
1.57
15
95
28
2.46
225
9025
762
23.55
149.15
1425
43
414
2622
19
1.67
12
94
22
2.79
144
8836
496
20.04
156.98
1128
37
267
2094
20
1.77
12
83
26
3.13
144
6889
665
21.24
146.91
996
46
309
2140
21
1.58
13
100
24
2.50
169
10000
555
20.54
158.00
1300
37
306
2356
22
1.68
10
96
27
2.82
100
9216
744
16.80
161.28
960
46
273
2619
23
1.76
12
100
25
3.10
144
10000
618
21.12
176.00
1200
44
298
2485
24
1.78
13
100
26
3.17
169
10000
689
23.14
178.00
1300
47
341
2625
25
1.58
12
83
23
2.50
144
6889
518
18.96
131.14
996
36
273
1888
26
1.68
11
90
23
2.82
121
8100
512
18.48
151.20
990
38
249
2036
27
1.57
12
85
25
2.46
144
7225
635
18.84
133.45
1020
40
302
2141
28
1.48
13
98
26
2.19
169
9604
681
19.24
145.04
1274
39
339
2558
29
1.57
12
100
23
2.46
144
10000
512
18.84
157.00
1200
36
272
2263
30
1.68
13
95
33
2.82
169
9025
1120
21.84
159.60
1235
56
435
3180
Jumlah
50.80
391
2705
797
86
5195
247005
21596
661.67
4577.90
35170
1353
10429
71418
Mean
1.693
13.033
90.167
26.565
SD
0.097
1.847
10.346
3.828
0.2783
0.2045
-0.38
X1
X2
X12
X22
X32
Y2
X1X2
X1X3
X2X3
X1Y
X2Y
X3Y
No 1
X1 1.80
2
16
X3 100
1.75
15
3
1.65
4
R No
X2
X3
Y
Y
73 Lampiran 12 Uji Linieritas 1. Uji linieritas antara power otot tungkai (X1 ) dengan kemampuan dribling (Y) a. Data X1 disusun mulai dari harga terkecil X1 1.48 1.55 1.57 1.57 1.57 1.58 1.58 1.65 1.67 1.67 1.67 1.68 1.68 1.68 1.68
Y 28 27 32 29 24 31 35 25 33 22 26 33 27 26 21
JK(E)
X1 1.68 1.69 1.70 1.75 1.75 1.75 1.76 1.76 1.77 1.78 1.78 1.78 1.80 1.87 1.90
0 0 0 0 0 0 0 0 0
JK(E) 0 5.121667 0 0 0 7.0056 0
0 0 4.1918 0 0 61.2878 Jumlah 77.60687 JK(E) = 107.800667
0 0 30.1938 0 30.1938
Jumlah
Y 24 24 28 22 26 24 27 25 26 23 23 25 26 23 33
b. Hasil penghitungan data 1)
N SX1 SY
2) b
30
SX1 2
=
86
=
50.8
SY
=
21596
=
796.96
SX1 Y
=
1353
=
2
NSX1 Y - (SX1 )( SY)
=
NSX1 2 - (SX1 )2 30 X
=
30 X
1353
-(
86
-(
50.8
) (
50.8
2
796.96
)
50.8 30
) = 8.01322111
)
= 10.9559718
a = Y - b.X1 796.96 30
=
- ( 10.9559718 ) (
3) Regresi Y atas X1 mempunyai persamaan ŷ
= a + bX1 =
8.01322111 +
10.9559718 X1
4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : 2
(SY) N
=
797 30
2
= 21171.5081
796.96 30
=
50.8 30
- ( 10.9559718 ) (
) = 8.01322111
3) Regresi Y atas X1 mempunyai persamaan ŷ
= a + bX1 =
8.01322111 +
74
10.9559718 X1
4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : 2
(SY) N
=
2
797 30
= 21171.5081
(SX1 )( SY) } N
5) JK(b|a) = b { (SX1 Y) -
= ( 10.9559718 ) { 1352.522 -
JK(E)
=
-
X 796.96 30
= 32.897131
(SY)2 N
JK res = SY2 - JK (b| a) =
= 21596.3942
50.8
32.8971313
-
796.96 30
2
= 391.989015
107.800667
JK(TC) = JK res - JK(E)
=
391.989015 -
107.800667 =
284.188349
Tabel rangkuman analisis varians untuk uji linieritas Sumber Variasi Total
dk
JK
KT
30
21596.3942
719.8798
Regresi (a)
1
21171.5081
21171.5081
Regresi (b/a)
1
32.8971
32.8971
Residu
28
391.9890
13.9996
Tuna cocok
24
284.1883
11.8412
Kekeliruan
4
107.8007
26.9502
Ftabel (4:24)
= 2.78
Fhitung
= 0.44
F
2.3499 0.4394
Dari uji kelinieran yang dilakukan diperoleh Fhitung = 0.44 < Ftabel = 2,78. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa model regresi linear dapat diterima.
75 2. Uji linieritas antara koordinasi mata kaki (X2) dengan kemampuan dribling (Y)
a. Data X2 disusun mulai dari harga terkecil X2 10 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Y 27.81 26.65 32.28 28.63 23.97 30.91 35 24.54 33.28 21.56 25.72 33.37 27.19 26.2 21.33
JK(E)
X2 13 13 13 13 13 14 14 15 15 15 15 16 16 16 17
0 0 0 0 0 0 54.7058
70.60587
30.1938
Jumlah
155.5055
Y 24.28 23.88 27.6 22.28 25.78 23.56 27.28 24.85 26.25 22.75 22.62 25.19 26.1 22.63 33.47
JK(E) 5.121667 0 0
7.0056 0 0
4.1918
61.2878
Jumlah JK(E)
77.60687 = 233.112333
b. Hasil penghitungan data N
=
30
SX2 2
=
5195
SX2 SY
=
391
SY2
=
21596
=
796.96
SX2 Y
=
10428.97
1)
2) b
NSX2 Y - (SX2 )( SY)
=
NSX2 2 - (SX2 )2 30 X
=
10428.97
30 X
5195
-( -(
391
) (
391
2
796.96
)
391 30
)=
)
= 0.42362412
a = Y - b.X2 796.96 30
=
- ( 0.42362412 ) (
3) Regresi Y atas X2 mempunyai persamaan ŷ
= a + bX2 =
21.044099
+
0.42362412 X2
4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : 2
(SY) N
=
797 30
2
= 21171.5081
21.044099
=
30
- ( 0.42362412 ) (
) = 21.044099
30
3) Regresi Y atas X2 mempunyai persamaan ŷ
= a + bX2 =
21.044099
76
+
0.42362412 X2
4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY)2 N
=
2
797 30
= 21171.5081
5) JK(b|a) = b { (SX2 Y) -
(SX2 )( SY) } N
= ( 0.42362412 ) { 10428.97 -
JK(E) =
-
X 796.96 30
=
17.7603
2
(SY) N
JK res = SY2 - JK (b| a) =
= 21596.3942
391
17.7602998
-
796.96 30
2
= 407.125847
233.112333
JK(TC) = JK res - JK(E)
=
407.125847 -
233.112333 =
174.013513
Tabel rangkuman analisis varians untuk uji linieritas Sumber Variasi Total Regresi (a) Regresi (b/a) Residu Tuna cocok Kekeliruan
dk 30 1 1 28 15 13
Ftabel (13:15)
= 2.43
Fhitung
= 0.65
JK 21596.3942 21171.5081 17.7603 407.1258 174.0135 233.1123
KT 719.8798 21171.5081 17.7603 14.5402 11.6009 17.9317
F
1.2215 0.6469
Dari uji kelinieran yang dilakukan diperoleh Fhitung = 0.65 < Ftabel = 2,43. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa model regresi linear dapat diterima.
77
3. Uji linieritas antara keseimbangan dinamis (X3) dengan kemampuan dribling (Y) a. Data X3 disusun mulai dari harga terkecil X3 63 69 72 73 81 83 83 83 85 86 87 90 93 94 95
Y 28 27 32 29 24 31 35 25 33 22 26 33 27 26 21
JK(E)
X3 95 95 96 96 96 96 96 98 100 100 100 100 100 100 100
0.6728 0 10.8578 8.36405
0 115.1024
Jumlah
134.9971
Y 24 24 28 22 26 24 27 25 26 23 23 25 26 23 33
JK(E) 12.03767 14.1512
14.49108 3.30245
61.2878
Jumlah JK(E)
105.2702 = 240.267258
b. Hasil penghitungan data 1)
N
30
SX3 2
=
247005
=
2705
SY
=
21596
=
796.96
SX3 Y
=
71418.21
=
SX3 SY
NSX3 Y - (SX3 )( SY)
2) b =
=
2
NSX3 2 - (SX3 )2 30 X
71418.21
30 X
247005
-( -(
2705 2705
) ( 796.96 2
)
)
= -0.1420725
a = Y - b.X3 =
796.96 30
- ( -0.14207248 ) (
3) Regresi Y atas X3 mempunyai persamaan ŷ
= a + bX3 =
39.3755356 + -0.14207248 X3
4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : (SY)2 N
=
797 30
2
= 21171.5081
2705 30
) = 39.3755356
3) Regresi Y atas X3 mempunyai persamaan ŷ = a + bX3 = 39.3755356 + -0.14207248 X3
78
4) Untuk uji kelinieran regresi diperlukan : 2
(SY) N
=
2
797 30
= 21171.5081
5) JK(b|a) = b { (SX3Y) -
(SX3)( SY) } N
= ( -0.14207248 ) { 71418.21 -
2 JKres = SY - JK (b| a) =
= 21596.3942 JK(E) =
-
2705 X 796.96 30
= 62.656333
2
(SY) N
62.656333
-
796.96 30
2
= 362.229814
240.267258
JK(TC) = JKres - JK(E)
= 362.229814 -
240.267258 = 121.962555
Tabel rangkuman analisis varians untuk uji linieritas Sumber Variasi Total Regresi (a) Regresi (b/a) Residu Tuna cocok Kekeliruan
dk 30 1 1 28 8 20
Ftabel (20:8)
= 3.15
Fhitung
= 1.27
JK
KT
21596.3942 719.8798 21171.5081 21171.5081 62.6563 62.6563 362.2298 12.9368 121.9626 15.2453 240.2673 12.0134
F
4.8433 1.2690
Dari uji kelinieran yang dilakukan diperoleh Fhitung = 1.27 < Ftabel = 3,15. Dengan demikian hipotesis nol diterima. Berarti bahwa model regresi linear dapat diterima.
79 Lampiran 13 Analisis Regresi Tiga Prediktor dengan Metode Skor Deviasi A. Hasil penghitungan data : =
30
ΣX1
2
=
86.2954
ΣX1 X3 =
4577.9
ΣX1 =
50.8
ΣX2
2
=
5195
ΣX2 X3 =
35170
ΣX2 =
391
ΣX3
2
=
247005
ΣX1 Y =
1353
ΣX3 =
2705
ΣY
=
21596.3942
ΣX2 Y =
10428.97
ΣY =
796.96
ΣX1 X2 =
661.67
ΣX3 Y =
71418.21
N
2
B. Hasil penghitungan data diubah ke dalam skor deviasi 2
86.2954
-
50.8 30
2
=
(ΣX2 ) N
5195
-
391 30
2
=
= ΣX3 2 -
(ΣX3 )2 N
247005
-
2705 30
2
=
= ΣY2 -
(ΣY)2 N
21596.3942
-
796.96 30
2
=
Σx1 2
= ΣX1 2 -
(ΣX1 ) N
Σx2 2
= ΣX2 2 -
Σx3 2
2
Σy
2
= 0.274067
= 98.96667
= 3104.167
= 424.8861
Σx1 x2 = ΣX1 X2
-
(ΣX1 )(ΣX2 ) = N
661.67
-
( 50.8 )( 391 30
Σx1 x3 = ΣX1 X3
-
(ΣX1 )(ΣX3 ) = N
4577.9
-
( 50.8 )( 2705 ) = -2.566667 30
Σx2 x3 = ΣX2 X3
-
(ΣX2 )(ΣX3 ) = N
35170
-
Σx1 y
= ΣX1 Y
-
(ΣX1 )(ΣY) = N
1353
-
Σx2 y
= ΣX2 Y
-
(ΣX2 )(ΣY) = N
10428.97
-
Σx3 y
= ΣX3 Y
-
(ΣX3 )(ΣY) = N
71418.21
-
(
391
)
= -0.423333
)( 2705 ) = -85.16667 30
( 50.8 )( 796.96 ) = 3.002667 30 (
391
)( 796.96 ) = 41.92467 30
( 2705 )( 796.96 ) = -441.0167 30
80
C. Persamaan simultan untuk menemukan a1 , a2 dan a3 (1) Σx1 y = a1 Σx1 2 + a2 Σx1 x2 + a3 Σx1 x3 (2) Σx2 y = a1 Σx1 x2 + a2 Σx2 2 + a3 Σx2 x3 (3) Σx3 y = a1 Σx1 x3 + a2 Σx2 x3 + a3 Σx3 2 Diisi dan dikerjakan (1) 3.0026667 = 0.274066667 a1 +
-0.423333333
a2 +
-2.566666667 a3
(2) 41.924667 = -0.423333333 a1 +
98.96666667
a2 +
-85.16666667 a3
(3) -441.0167 = -2.566666667 a1 +
-85.16666667
a2 +
3104.166667 a3
(1A)
-1.16987
=
-0.10677922 a1 +
0.164935065
a2
+ a3
(2A) -0.492266 =
0.004970646 a1 +
-1.162035225
a2
+ a3
(3A) -0.142072 =
-0.00082685 a1 +
-0.027436242
a2
+ a3
1A - 2A =(4) -0.677603985
=
-0.111749867 a1
+
1.32697029 a2
2A - 3A =(5) -0.350193662
=
0.005797491 a1
+
-1.134598983 a2
(4A)
-0.51064
=
-0.08421429 a1 +
a2
(5A) 0.3086497 =
-0.00510973 a1 +
a2
4A - 5A =(6) -0.819289629 a1
=
-0.079104567 a1
=
-0.819289629 -0.079104567
=
10.35704587
(5A) 0.3086497 =
-0.00510973 a1 +
a2
=
( -0.00510973
) (
=
-0.05292168 +
a2
a2 = =
0.308649723 0.361571403
(3A) -0.142072 = =
-0.00856368 +
=
-0.01848384 +
a3 = =
-0.14207248 -0.12358864
a2
-0.05292168
-0.00082685 a1 + ( -0.00082685 ) ( +( -0.02743624 ) (
=
10.35704587 ) +
-0.027436242 a2 + a3 10.35704587 ) 0.361571403 ) + a3
-0.00992016 a3 -0.018483839
+
a3
81 D. Mencari persamaan garis regresi dalam skor deviasi Y = a1 x1 + a2 x2 + a3 x3 Y - Y = a1 (X1 - X1 ) + a2 (X2 - X2 ) + a3 (X3 - X3 ) ŷ = a1 X1 - a1 X1 + a2 X2 - a2 X2 + a3 X3 - a3 X3 + Y Dari pekerjaan dimuka dapat diketemukan : X1
=
50.8 30
= 1.693333
X2
=
391 30
= 13.03333
X3
=
2705 30
= 90.16667
Y
=
796.96 30
= 26.56533
a1 = 10.35704587 a2 = 0.361571403 a3 = -0.123588645 Maka : ŷ = ( 10.357046 ) ( X1 -
1.69333 ) +
( -0.123589 ) ( X3 -
90.1667 ) +
ŷ =
10.357046 X1 + 0.361571 X2 +
( 0.3615714 )
( X2 -
26.5653333 -0.123588645 X3
+ 15.458498
Jika dibulatkan : ŷ =
10.357 X1 +
0.362 X2 + -0.124 X3 + 15.458
E. Menghitung koefisien korelasi ganda
Ry(1,2,3)=
13.0333 ) +
a1 Σx1 y + a2 Σx2 y + a3 Σx3 y 2
Σy
Dikerjakan : a1 Σx1 y = ( 10.35704587 ) ( 3.002666667 ) =
31.0987564
a2 Σx2 y = ( 0.361571403 ) ( 41.92466667 ) =
15.1587605
a3 Σx3 y = ( -0.12358864 ) ( -441.0166667 ) =
54.5046521
82 Jadi : Ry(1,2,3) = = Jadi R2 = R =
31.09875641 +
15.15876055 + 54.5046521 424.8861467
0.437151
0.661173956
=
0.437151 0.661174
F. Uji signifikansi koefisien korelasi ganda Mencari Freg : JKreg = R2 (Σy2 ) =
(
0.437151
) ( 424.8861467 ) =
185.7394039
dbreg = m = 3 RKreg =
Jkreg
=
dbreg
JKres = (1- R2 ) (Σy2 ) = dbres = N - m - 1 =
RKres =
Jadi :
Freg
3
(
1 -
30 -
Jkres
=
dbres =
185.7394039
3
- 1 =
26
=
61.91313463
0.437151
239.1467428
RKreg Rkres
=
)( 424.8861467 ) 26
=
9.197951645
61.91313463 = 9.197951645
Tabel Ringkasan Analisis Regresi Sumber db JK Variasi Regresi (reg) 3 185.7394 Residu (res)
26
239.1467
Total
29
424.8861
= 239.1467428
6.731187228
RK 61.9131 9.1980 -
Freg 6.7312 -
Kesimpulan : Dengan db = m lawan N - m - 1 = 3 lawan 26, harga Ftabel 5% = 2,89. Sedangkan Fhitung = 6.7312. Ternyata Ftabel 5% < Fhitung, dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti bahwa korelasi antara X1 , X2 dan X3 terhadap Y signifikan.
83
F. Menghitung sumbangan masing-masing prediktor 1. Menghitung efektivitas garis regresi (EGR)
JKreg JKT
EGR =
=
185.7394 424.88615
X 100%
X 100% = 43.71510%
2. Menghitung prosentase sumbangan relatif (SR %) tiap prediktor Jkreg sebesar
185.7394039 tersusun dari :
a1 Σx1 y = ( 10.35704587 ) ( 3.002666667 )
= 31.09875641
a2 Σx2 y = ( 0.361571403 ) ( 41.92466667 )
= 15.15876055
a3 Σx3 y = ( -0.123588645 ) ( -441.0166667 )
= 54.5046521
Maka : SR % X1 =
31.09875641 185.7394039
=
16.743220%
SR % X2 =
15.15876055 185.7394039
=
8.161306%
SR % X3 =
54.5046521 185.7394039
=
29.344690%
3. Menghitung prosentase sumbangan efektif (SE % Xm) tiap prediktor SE % X1 = SR % X1 x R2 = 16.743220% X SE % X1 = SR % X1 x R2
43.71510%
=
7.31932%
= 8.161306% X 2 SE % X1 = SR % X1 x R
43.71510%
=
3.56772%
= 29.344690% X
43.71510%
= 12.82806%
84 Lampiran 14
Analisis Korelasi Tiap Prediktor 1. Menghitung korelasi antara power otot tungkai(X1) dengan kemampuan dribling (Y) Hasil penghitungan data N
30
SX1 2
=
86
=
50.8
SY
=
21596
=
796.96
SX1 Y
=
1353
=
SX1 SY
rxy =
2
NSX1 Y - (SX1 )( SY) {N. SX1 ² - (SX1 )² } { N. SY² - (SY)²} 30 X
1353
- ( 50.8
= { 30 X
86
- ( 50.8
) ( 796.96 ) 2
)
}{ 30 X
21596
2
=
0.478
- ( 796.96 )
Kesimpulan : Dengan N = 30 dan taraf signifikansi 5%, harga rtabel = 0,361. Harga r yang diperoleh = 0,478, ternyata lebih besar dari harga rtabel. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara power otot tungkai(X1) dengan kemampuan dribling (Y)
85
2. Menghitung korelasi antara koordinasi mata kaki (X2) dengan kemampuan dribling (Y) Hasil penghitungan data N
30
SX2 2
=
5195
=
391
SY
=
21596
=
796.96
SX2 Y
=
10428.97
=
SX2 SY
rxy =
2
NSX2 Y - (SX2 )( SY) {N. SX2 ² - (SX2 )² } { N. SY² - (SY)²} 30 X 10428.97 - (
391
) ( 796.96 )
391
)2 }{ 30 X
= { 30 X
5195
-(
21596
- ( 796.96 )2
=
0.404
Kesimpulan : Dengan N = 30 dan taraf signifikansi 5%, harga rtabel = 0,361. Sedangkan harga r yang diperoleh = 0,404, ternyata lebih besar dari harga rtabel. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata kaki (X2) dengan kemampuan dribling (Y)
86 3. Menghitung korelasi antara keseimbangan dinamis (X3) dengan kemampuan dribling (Y)
Hasil penghitungan data N
30
SX3
=
2705
=
796.96
=
SX3 SY
rxy =
2
=
247005
SY
=
21596
SX3 Y
=
71418.21
2
NSX3 Y - (SX3 )( SY) {N. SX3 ² - (SX3 )² } { N. SY² - (SY)²} 30 X 71418.21 - ( 2705 ) ( 796.96 )
= { 30 X
247005
2
- ( 2705 )
}{ 30 X
21596
2
=
0.484
- ( 796.96 )
Kesimpulan : Dengan N = 30 dan taraf signifikansi 5%, harga rtabel = 0,361. Sedangkan harga r yang diperoleh = 0,484, ternyata lebih besar dari harga rtabel. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dinamis (X3) dengan kemampuan dribling (Y)
87
Lampiran 15
88
Lampiran 16
89
Lampiran 17
90
91
Lampiran 18 Dokumentasi
Gambar Dokumentasi Tes Dan Pengukuran Power otot Tungkai
92
Gambar Dokumentasi Tes Dan Pengukuran Koordinasi Mata Kaki
93
Gambar Dokumentasi Tes Dan Pengukuran Keseimbangan Dinamis
94
Gambar Dokumentasi Tes dan Pengukuran kemampuan Dribling Bola