JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 2, Oktober 2004 : 99 – 104
PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh:
Maju L. Tobing Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekoomi Kesatuan Bogor
ABSTRAK Conducting analysis by means of simple linear correlation coefficient, where the number of atributes of Nokia celular telephone sold by PT. Bimasakti as variable of x, and the number of celular telephone units sold in one selling period namely a quarter for one Nokia celular telephone model as variable of y, result 0,8. The mentioned rate means that Nokia celular telephone model has close correlation with PT. Bimasakti’s selling volume degree as 0,8 and the correlation positive. After enumerating by means of regression coefficient to find out the influence of Nokia celular telephone model to firm’s selling volume degree, resulted Y=6,79+0,65x where rate of Y is assessment rate of Y. Keywords : Selling Volume; Model of Product.
PENDAHULUAN Dalam lingkungan pasar yang kompetitif dan dinamis dewasa ini, banyak perusahaan menyadari bahwa pengembangan berkesinambungan dan pengarahan produk baru merupakan kunci untuk dapat bertahan dan tumbuh. Produk dengan model terbaru harus ditemukan agar dapat mempertahankan dan meningkatkan volume penjualan perusahaan, karena konsumen atau pelanggan semakin peka dan menginginkan produk yang baru dan tentunya perusahaan akan melakukan yang terbaik untuk dapat menyediakan produk yang diinginkan mereka. Salah satu strateginya yaitu dengan menjalankan strategi menjual produk dengan berbagai jenis dan tipe. Dengan adanya berbagai macam model produk, perusahaan tidak akan tergantung pada salah satu model produknya saja. Karena apabila mengalami kerugian pada
salah satu jenis produknya, maka akan dapat tertutupi oleh hasil penjualan dari jenis produk yang lainnya. Dalam hal ini perusahaan yang memproduksi produk jadi dituntut untuk tidak lengah dengan perusahaan sejenisnya, yang jelas bagi perusahaan itu sendiri harus dapat membuat inovasi-inovasi baru. Inovasi yang baru tersebut tidak luput dari pengembangan teknologi dan desain yang akhirnya akan berakhir pada mutu yang bersaing.
METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Disamping itu, metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
TOBING, Pengaruh Model Produk Terhadap Tingkat Volume Penjualan
sesuatu pada waktu berlangsungnya proses riset.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Telepon Selular Merek Nokia terhadap Tingkat Volume Penjualan PT. Bimasakti Cabang Bogor. 1. Data Penjualan PT. Bimasakti Cabang Bogor Untuk melihat tingkat keberhasilan atau apakah tindakan yang diambil perusahaan dengan menjual telepon selular merek Nokia dengan berbagai model dapat berpengaruh terhadap tingkat volume penjualan, maka dilakukan riset lapangan untuk mendapatkan data penjualan dari PT. Bimasakti cabang Bogor. Berikut ini adalah data penjualan beserta dengan data pemasukan perusahaan dari hasil penjualan telepon selular Nokia dari kuartal pertama tahun 2002 sampai dengan kuartal pertama tahun 2004. Tabel 4.2 Data Penjualan Handphone Nokia PT. Bimasakti Cabang Bogor Per kuartal Tahun 2002-2004 No.
Tipe
Periode Penjualan
Jumlah Atribut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
8210 8250 3310 3330 3350 5210 6510 8310 3315 2100 3530 6100 6610 6800 9210i 7650 3650
Jan–Apr 2002 Jan–Apr 2002 Mei–Ags 2002 Mei–Ags 2002 Sep–Des 2002 Sep–Des 2002 Sep–Des 2002 Sep–Des 2002 Jan–Apr 2003 Jan–Apr 2003 Jan–Apr 2003 Jan–Apr 2003 Jan–Apr 2003 Mei–Ags 2003 Jan–Apr 2003 Feb–Jun 2003 Mei–Ags 2003
14 15 20 17 18 16 17 19 12 16 17 17 15 20 19 17 20
100
Jumlah Unit Terjual 3 4 9 6 6 5 6 7 1 5 6 5 4 4 7 6 8
18 19 20 21 22 23 24 25 26
3300 3100 3200 6600 2300 3660 7200 7600 NGage
Mei–Ags 2003 Sept–Des 2003 Sep–Des 2003 Nov’03–Feb‘04 Jan–Apr 2004 Jan–Apr 2004 Jan–Apr 2004 Jan–Apr 2004 Jan–Apr 2004
21 17 21 19 13 21 20 20 23
6 6 9 8 2 9 5 4 10
Untuk mengolah data yang ada dengan menggunakan koefisien korelasi linier sederhana dan koefisien determinasi, terlebih dulu data yang ada disusun dengan menggunakan tabel untuk mengetahui jumlah dari masing-masing variabel, setelah itu baru dapat dihitung koefisien korelasi linier sederhana dan koefisien determinasinya. Tabel 4.3 Tabel Data No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Σ
x 14 15 20 17 18 16 17 19 12 16 17 17 15 20 19 17 20 21 21 17 19 13 21 20 20 23 464
Y 3 4 9 6 6 5 6 7 1 5 6 5 4 4 7 6 8 6 6 9 8 2 9 5 4 10 151
xy 42 60 180 102 108 80 102 133 12 80 102 85 60 80 133 102 160 126 102 189 152 26 189 100 80 230 2815
X2 196 225 400 289 324 256 289 361 144 256 289 289 225 400 361 289 400 441 441 289 361 169 441 400 400 529 8464
Y2 9 16 81 36 36 25 36 49 1 25 36 25 16 16 49 36 64 36 36 81 64 4 81 25 16 100 999
Tabel korelasi diatas terdiri dari : 1. Jumlah tipe atau jenis telepon selular merek Nokia yang dijual oleh PT. Bimasakti pada periode
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 4 No. 2, Oktober 2004
penjualan mulai dari kuartal pertama tahun 2002 sampai dengan kuartal pertama tahun 2004. 2. Jumlah atribut yang ada pada setiap tipe atau jenis telepon selular yang dijual oleh PT. Bimasakti pada periode penjualan tertentu, yang kemudian menjadi variabel x. 3. Jumlah unit terjual untuk setiap tipe atau jenis telepon selular yang dijual oleh PT. Bimasakti pada periode penjualan mulai dari kuartal pertama tahun 2002 sampai dengan kuartal pertama tahun 2004, yang kemudian menjadi variabel y. Dari data tabel korelasi diatas, maka dapat dibuat penghitungan koefisien korelasi linier sederhana, yaitu sebagai berikut: Koefisien Korelasi Linier Sederhana. n ∑ XY
r= n∑ X
r=
2
(
− ∑ X
(
− ∑ X
)
2
)(∑ Y )
n ∑Y
2
(
− ∑Y
26 .2815 − (464 )(151 )
(26 .8464 − (464 ) ) (26 .999 − (151 ) ) 2
r =
)
2
2
73190 − 70064
(220064 − 215296 ) (25974 − 22801 ) r =
r =
3126
(4768 ) (3173 ) 3126
(69 , 05 )(56 , 32 )
3126 3888 , 89 r = 0 ,8
r =
Hasil dari penghitungan koefisien korelasi linier sederhana diatas menghasilkan angka 0,8. Hal tersebut berarti hubungan antara variabel x yang merupakan jumlah atribut yang kemudian masuk kedalam model telepon selular dengan variabel y yang merupakan jumlah unit terjual dari telepon selular memiliki sifat
yang positif dengan nilai 0,8. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan antara model dalam hal ini menyangkut atribut dari telepon selular terhadap tingkat volume penjualan dengan nilai yang cukup besar yaitu 0,8. Koefisien regresi:
Y = a + bx n ∑ xy − ∑ x ∑ y b= n∑x 2 − ∑x 2 26 (2815 ) − (464 )(151 ) b = 26 (8464 ) − (464 )2
(
)
73190 − 70064 220064 − 215296 3126 b = 4768 b = 0 , 65 a = (∑ y − b ∑ x ) / n
b =
a = (151 − 0,65(464)) / 26
a = (151 − 301,6) / 26 a = −150,6 / 26 a = −5,79
Y = −5,79 + 0,65x Di mana nilai Y merupakan nilai taksir Y. Nilai b sebesar 0,65 membawa arti bahwa setiap perubahan variabel independen x yaitu jumlah atribut yang ada pada setiap model telepon selular Nokia, akan diimbangi dengan perubahan variabel y yaitu jumlah unit terjual sebesar 0,65 unit. Karena nilai b ternyata positif, maka setiap perubahan model telepon selular yang dihitung melalui perubahan jumlah atribut akan diimbangi dengan perubahan unit terjual sebesar 0,65/model. Koefisien Determinasi: b [(Σxy ) − (Σx )(Σy ) / n ] R2 = x 100% Σy 2 − Σy 2 / n
( )
Sebelum dilakukan penghitungan koefisien eterminasi, terlebih dahulu
101
TOBING, Pengaruh Model Produk Terhadap Tingkat Volume Penjualan
dilakukan penghitungan regresi untuk mendapatkan nilai b. Penghitungannya adalah sebagai berikut: 26 (2815 ) − (464 )(151 ) b = 26 (8464 ) − (464 )2 73190 − 70064 220064 − 215296 3126 b = 4768 b = 0 , 65
b =
R2 = R
2
=
0,65 [(2815 ) − (464 )(151 ) / 26 ] 999 − (151 )2 / 26
× 100 %
0 , 65 [2815 − 2694 , 76 ] × 100 % 999 − 876 ,96 0 , 65 [120 , 24 ] R2 = × 100 % 122 , 04 78 ,156 R 2 = × 100 % 122 , 04
R
2
= 0 , 64 × 100 %
R
2
= 64 %
Dari penghitungan koefisien determinasi dihasilkan angka 64 %. Hal tersebut berarti tingkat prosentase dari pengaruh model yang dilihat melalui atribut telepon selular terhadap tingkat volume penjualan cukup besar yaitu sebesar 64 %, angka tersebut menunjukan hasil yang positif bagi perusahaan.
2. Hipotesis Hipotesa ini digunakan untuk menguji apakah benar antara produk yang dijual dengan tingkat volume penjualan memiliki hubungan yang kuat dan positif. Uji hipotesanya dilakukan sebagai berikut : H0 : ρ = 0 Berarti bahwa tidak ada hubungan antara variabel x dengan variabel y. H1 :ρ> 0 Berarti bahwa terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel y. 102
Dengan menggunakan taraf nyata yang diasumsikan 5 %, maka diperoleh nilai dari tabel t dengan n = 26, pada taraf kesalahan 5 % dan dengan derajat kebebasan dk: 26 – 2 = 24, diperoleh nilai kritis 1,711. Sedangkan untuk nilai r = 0,8 lebih kecil dari batas nilai kritis 1,711. Dalam hal ini Hipotesis nolnya ( H0 ) adalah tidak terdapat kesesuaian antara jumlah model produk yang ditawarkan dengan tingkat volume penjualan. Sedangkan untuk Hipotesis alternatifnya ( H1 ) adalah terdapat kesesuaian atau terdapat hubungan antara jumlah model produk yang dijual dengan tingkat volume penjualan, hal ini ditunjukan dengan adanya hubungan yang kuat dan positif. Dengan demikian hipotesis nolnya ( ) ditolak dan hipotesis H0 alternatifnya ( H1 ) diterima. Artinya memang ada hubungan antara model produk yang dijual dengan tingkat volume penjualan. Jadi peranan dari uji hipotesis ini adalah untuk membuktikan bahwa ada hubungan antara model produk yang dijual dengan tingkat volume penjualan perusahaan. Untuk menguji kebenaran hasil uji hipotesis, penulis melakukan penghitungan statistik uji. Statistik uji ini dilakukan untuk membandingkan hasil t α dk dengan hasil statistik uji. Apabila hasil dari statistik uji lebih kecil dari t α dk, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Demikia juga sebaliknya, apabila hasil uji statistik lebih besar dari t α dk, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Statistik uji: n − 2
t =
r
t =
0 ,8
t =
1 − r
2
26 − 2
1 − 0 ,8 2
0 , 8 (4 , 89 0 , 36
)
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 4 No. 2, Oktober 2004
3 , 912 0 ,6 t = 6 , 52 Hasil yang didapat dari statistik uji adalah 6,52. Ini berarti bahwa nilai hasil statistik uji adalah lebih besar dari t α dk yaitu 1,711, dan H1 diterima, sedangkan H0 ditolak. t =
Gambar 1.
Tolak Ho
1,711 Gambar kurva uji hipotesis dengan nilai kritis 5 % ( 1,711 )
KESIMPULAN 1. Bagi PT. Bimasakti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat volume penjualan telepon selular merek Nokia adalah model dari telepon selular Nokia dengan berbagai macam atribut yang ada di dalamnya, termasuk teknoogi yang dimiliki oleh telepon selular tersebut. 2. Sejak kuartal pertama tahun 2002 sampai dengan kuartal pertama tahun 2004 sesuai dengan waktu yang diambil oleh penulis untuk melakukan penelitian, PT. Bimasakti tercatat telah menjual lebih dari 20 model telepon selular merek Nokia. 3. Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan koefisien korelasi linier sederhana, di mana jumlah atribut dari telepon selular Nokia yang dijual oleh PT. Bimasakti dijadikan sebagai variabel x, dan jumlah unit telepon selular yang terjual dalam satu periode penjualan yaitu satu kuartal bagi satu model telepon selular Nokia dijadikan variabel y, dihasilkan angka 0,8. Angka tersebut
berarti bahwa model telepon selular Nokia memiliki hubungan yang cukup erat dengan tingkat volume penjualan PT. Bimasakti sebesar 0,8 dan hubungan tersebut bersifat positif. Dan setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan koefisien regresi untuk mengetahui bagaimana pengaruh model telepon selular Nokia terhadap tingkat volume penjualan perusahaan, didapatkan hasil Y = −5,79 + 0,65x Dimana nilai Y merupakan nilai taksir Y. Nilai b sebesar 0,65 membawa arti bahwa setiap perubahan variabel independen x yaitu jumlah atribut yang ada pada setiap model telepon selular Nokia, akan diimbangi dengan perubahan variabel y yaitu jumlah unit terjual sebesar 0,65 unit. Karena nilai b ternyata positif, maka setiap perubahan model telepon selular yang dihitung melalui perubahan jumlah atribut akan diimbangi dengan perubahan unit terjual sebesar 0,65/model. Serta prosentase kenaikan tingkat volume penjualan teleon selular Nokia pada PT. Bimasakti adalah sebesar 64 %.
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofian, 1999. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi.Penerbit PT. Raja Gerafindo Persada Jakarta. Kotler,Philip, 1999. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia Jilid 1. Penerbit ANDI Yogyakarta. Lingga, Purnama, 2001. Strategi Marketing Plan, PT. Geramedia Pustaka Utama Setiadi, Nugra. Jakarta. Mulyadi, 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Edisi 2, Salemba, Empat, Jakarta. M. Manullung,1996. Dasar – Dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia. Mowen, Johan, 2002. Perilaku Konsumen , Jilid 1, Edisi Kelima Penerbit. Erlangga, Jakarta 103
TOBING, Pengaruh Model Produk Terhadap Tingkat Volume Penjualan
Peter, 1999. Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi pemasaran , edisi 4, jilid 1, Erlangga, Jakarta. Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Setiadi, Nugroho,2003. Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Penerbit. Erlangga. Jakarta.
104
Sumarwan, Ujang, 2003. Perilaku konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia. Jakarta. Sutisna, 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi, PT. Rosada Karya, Bandung. Tjiptanto, 2001. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Kelima. Penerbit ANDI Yogyakarta.