ABSTRAK PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN DAMPAKNYA PADA PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi kasus pada PT.Mayora Indah,Tbk)
IHSAN SUSANTI 103403024 Bidang Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail:
[email protected] ABSTRAK Objek penelitian dalam skripsi ini adalah modal kerja, volume penjualan, dan proofitabilitas. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui modal kerja, volume penjualan, dan profitabilitas, 2) Mengetahui pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan, 3) Mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan modal kerja dan volume penjualan terhadap profitabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus, dan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisi jalur. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik parametrik dengan tingkat signifikasi (α) sebesar 5%. Hasil penelitian dengan menggunakan path analysis diperoleh bahwa: (1) Terdapat hubungan sangat kuat antara modal kerja dan volume penjualan, (2) Secara Parsial modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, volume penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas, (3) Secara Simultan mempunyai pengaruh tidak signifikan antara modal kerja dan volume penjualan terhadap profitabilitas. Kata kunci : Modal Kerja, Volume Penjualan, Profitabilitas.
ABSTARCK Research object in this skripsi is working capital, volume of salling, and to company profitability. Purpose of this reserch is: 1) To know working capital, volume of salling and profitability, 2) To know working capital influence to volume of salling, 3) To know the influence in parsial and simultan of working capital, and volume of salling to profitability. Method applied in this research is analytical descriptive method with case study approach, and data collecting technique obtained through field study is consistend: field research and library research. While analysis applied is path analysis. For examination of hypothesis applied test statistic parametric with level of significance (α) equal to 5%. Result of research shows by using path analysis obtained that: (1) There is relation between working capital and volume of salling, (2) Influence which non significant among working capital to profitability, while influence which non significant among volume of salling to profitability, (3) There are influence which non significant among working capital and volume of salling to profitability. Keyword : Capital Working, Volume of Salling, Profitability
PENDAHULUAN Dalam mempersiapkan diri memasuki era globalisasi, Indonesia harus melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan di berbagai bidang. Kemajuan di bidang teknologi akan membaurkan batas geografi antar negara yang akan menyebabkan persaingan semakin ketat. Tidak hanya itu, gaya hidup dan selera masyarakatpun akan berubah. Perubahan akan melanda pula setiap badan usaha atau perusahaan baik swasta maupun pemerintah. Sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat. Sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan. Permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi. Industri makanan dan minuman dapat bertahan tidak bergantung pada bahan baku eksport dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat yang cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan industri makanan dan minuman. Pada dasarnya modal kerja bersifat fleksibel yang artinya bahwa modal kerja dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam suatu perusahaan tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan volume penjualan yang menguntungkan dalam arti dapat menghasilkan pendapatan secara optimal dan meningkatkan profitabilitas.
Begitu juga yang terjadi pada PT.Mayora Indah Tbk. Penurunan dan peningkatan modal kerja sangat berpengaruh terhadap volume penjualan yang nantinya akan berdampak pada profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Volume Penjualan dan Dampaknya Pada Profitabilitas Perusahaan.” METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan study kasus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 1999 :63). Menggunakan pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (Mohammad Nazir, 1999 : 63). PEMBAHASAN 1. Modal Kerja yang Dikeluarkan oleh PT.Mayora Indah,Tbk Berikut ini adalah modal kerja yang dikeluarkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk. Modal Kerja PT.Mayora Indah, Tbk Yang Terdaftar di BEI Kurun Waktu Tahun 2003-2012 No
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Modal Kerja (Rp) 679.771.000.000 637.641.000.000 675.637.000.000 796.223.000.000 1.043.843.000.000 1.684.853.000.000 1.750.424.000.000 2.684.854.000.000 4.095.299.000.000 4.843.904.000.000
Perubahan (%) -0,06 0,05 0,17 0,31 0,61 0,03 0,53 0,52 0,18
(Sumber: Data Sekunder PT.Mayora Indah,Tbk diolah kembali)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui modal kerja yang dikeluarkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk tiap tahunnya mengalami penurunan dan peningkatan. 1. Tahun 2003, modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 679.771.000.000. 2. Tahun 2004, modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 637.641.000.000 mengalami penurunan sebesar 0.06%. Hal ini disebabkan karena adanya pengeluaran biaya jangka pendek, pembayaran utang-utang jangka pendek. 3. Tahun 2005, modal kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 675.637.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.05%. Hal ini disebabkan karena meningkatnya volume penjualan. 4. Tahun 2006, modal kerja yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 796.223.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.17%. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan volume penjualan dan penambahan bahan baku. 5. Tahun 2007, modal kerja yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1.043.843.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.31%. Hal ini disebabkan karena adanya pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan. 6. Tahun 2008, modal kerja yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1.684.853.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.61%. Hal ini disebabkan karena adanya pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar deviden. 7. Tahun 2009, modal kerja yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 1.750.424.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.03%. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan volume penjualan. 8. Tahun 2010, modal kerja yang dikeluarkan perusaahaan sebesar Rp. 2.684.854.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.53%. Hal ini disebabkan karena adanya laba ditahan. 9. Tahun 2011, modal kerja yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 4.095.299.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.52%. Hal ini disebabkan karena adanya pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan. 10. Tahun 2012, modal kerja yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 4.843.904.000.000 mengalami peningkatan sebesar 0.18%. Hal ini disebabkan karena adanya laba ditahan. Penurunan terjadi di tahun 2004. Hal ini dikarenakan adanya pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek, adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan, kerugian usaha yang memerlukan pengeluaran kas, pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti (dana pensiun pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar), pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan. Dan peningkatan modal kerja
yang terjadi pada PT.Mayora Indah, Tbk terjadi pada tahun 2005 sampai 2012. Hal ini disebabkan karena adanya laba ditahan, penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali, pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan, pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar deviden, membeli aktiva tetap atau maksud-maksud lainnya, akumulasi dana sementara menunggu investasi, ekspansi, dan lain-lain. 2. Volume Penjualan yang Dikeluarkan oleh PT.Mayora Indah,Tbk Volume Penjualan PT.Mayora Indah, Tbk Yang Terdaftar di BEI Kurun Waktu Tahun 2002-2012 No
Tahun
Volume Penjualan Perubahan (Rp) (%) 1 2003 804.918.000.000 2 2004 1.035.628.000.000 0,28 3 2005 1.329.238.000.000 0,28 4 2006 1.464.582.0000.000 0,10 5 2007 2.199.880.000.000 0,50 6 2008 3.153.751.000.000 0,43 7 2009 3.643.390.000.000 0,15 8 2010 5.517.779.000.000 0,51 9 2011 7.795.455.000.000 0,41 10 2012 6.027.333.000.000 -0,22 (Sumber: Data Sekunder PT.Mayora Indah,Tbk dioalh kembali) Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa volume penjualan yang terjadi pada PT.Mayora Indah, Tbk tiap tahunnya mengalami penurunan dan peningkatan. 1. Tahun 2003, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 1.103.893.000.000. 2. Tahun 2004, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 1.378.127.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.28%. Peningkatan terjadi karena permintaan produk yang terus meningkat pada PT.Mayora Indah, Tbk. 3. Tahun 2005, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 1.706.184.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.28%. Peningkatan terjadi karena meningkatnya permintaan konsumen. 4. Tahun 2006, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 1.971.513.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.10%. Peningkatan terjadi karena meningkatnya permintaan konsumen. 5. Tahun 2007, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 2.828.440.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.50%. Peningkatan terjadi karena meningkatnya permintaan konsumen.
6. Tahun 2008, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 3.907.674.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.43%. Peningkatan terjadi karena mutu dan kualitas yang ditawarkan perusahaan sangat bagus. 7. Tahun 2009, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 4.777.175.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.15%. Peningkatan terjadi karena selera masyarakat yang tinggi akan produk yang dihasilkan perusahan. 8. Tahun 2010, volume penjualan pada perusahaan sebesar Rp. 7.224.165.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.51%. Peningkatan terjadi karena mutu dan kualitas yang ditawarkan perusahaan sangat baik. 9. Tahun 2011, volume penjualan sebesar Rp. 9.453.866.000.000 terjadi peningkatan sebesar 0.41%. Peningkatan terjadi karena permintaan akan produk yang dihasilkan meningkat. 10. Tahun 2012, volume penjualan sebesar Rp. 7.683.699.000.000 terjadi penuruan sebesar 0.22%. Penurunan volume penjualan terjadi pada tahun 2012. Hal ini disebabkan karena tekanan terhadap harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok penjualan dan biaya usaha, biaya naik sementara penjualan menurun, banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak kembali, penjualan yang tidak efisien relative dibandingkan dengan harga pokok penjualan dan menurunnya permintaan produk yang dihasilkan. Peningkatan volume penjualan terjadi pada tahun 2003 sampai 2011. Hal ini disebabkan karena harga jual yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh konsumen, mutu dan kualitas barang yang ditawarkan perusahaan sangat bagus sehingga menarik perhatian konsumen, selera masyarakat yang sangat tinggi pada produk yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sehingga permintaan akan produk tersebut meningkat. 3.
Profitabilitas Pada PT.Mayora Indah, Tbk Return On Assets PT.Mayora Indah, Tbk Yang Terdaftar di BEI Kurun Waktu Tahun 2002-2012
No
Tahun
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
EBIT (Rp) 123.828.000.000 125.694.000.000 67.581.000.000 141.744.000.000 209.828.000.000 274.070.000.000 503.934.000.000 658.359.000.000
Total Aset (Rp) 1.284.779.000.000 1.280.645.000.000 1.459.969.000.000 1.553.377.000.000 1.893.175.000.000 2.922.998.000.000 3.246.499.000.000 4.399.191.000.000
ROA (%) 9.64 9.81 4.63 9.12 11.08 9.38 15.52 14.97
Perubahan 0.01 -0.53 0.97 0.21 -0.15 0.65 -0.03
9. 10.
2011 626.441.000.000 6.599.846.000.000 9.49 -0.36 2012 667.092.000.000 7.725.435.000.000 8.64 -0.08 (Sumber: Data Sekunder PT.Mayora Indah,Tbk diolah kembali)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa profitabilitas yang terjadi pada PT.Mayora Indah, Tbk tidak stabil. 1. Tahun 2003, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 9.64%. 2. Tahun 2004, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 9,81% terjadi peningkatan sebesar 0,017%. Hal ini terjadi karena peningkatan produksi dan volume penjualan yang semakin tinggi tetapi biaya yang dikeluarkan tetap. 3. Tahun 2005, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 4,63% terjadi penurunan sebesar 0,53%. Hal ini terjadi karena penyusutan aset perusahaan. 4. Tahun 2006, ROA yang dihasilakn oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 9,12% terjadi peningkatan sebesar 0,97%. Hal ini terjadi karena peningkatan modal kerja dan volume penjualan. 5. Tahun 2007, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 11.08% terjadi peningkatan sebesar 0,21%. Hal ini terjadi karena modal kerja yang dimiliki meningkat, serta produksi dan volume penjualan yang semakin tinggi. 6. Tahun 2008, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, TBk sebesar 9,38% terjadi penurunan sebesar 0,15%. Hal ini terjadi karena pendapatan yang diterima oleh perusahaan lebih kecil dari pada beban yang dikeluarkan. 7. Tahun 2009, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 15,52 terjadi peningkatan sebesar 0,65%. Hal ini terjadi karena pendapatan yang diperoleh lebih besar dari pada beban yang dikeluarkan oleh perusahaan. 8. Tahun 2010, ROA yang dihasilakn oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 14,97% terjadi penurunan sebesar 0,03%. Hal ini terjadi karena pendapatan yang diterima perusahaan lebih kecil dari pada beban yang dikeluarkan perusahaan. 9. Tahun 2011, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 9,49% terjadi penurunan sebesar 0,36%. Hal ini terjadi karena pendapatan yang diterima lebih kecil daripada beban yang dikeluarkan oleh perusahaan. 10. Tahun 2012, ROA yang dihasilkan oleh PT.Mayora Indah, Tbk sebesar 8,64% terjadi penurunan sebesar 0,08%. Hal ini terjadi karena pendapatan yang diterima oleh perusahaan menurun, tetapi biaya yang dikeluarkan tetap. Penurunan ROA terjadi pada tahun 2005, 2008, 2010, 2011, dan 2012. Hal ini desebabkan karena pendapatan yang diterima oleh PT. Mayora Indah, Tbk menurun tetapi beban tetap, pendapatan yang diterima lebih kecil darpada beban yang dikeluarkan. Peningkatan ROA terjadi pada
tahun 2004, 2006, 2007 dan 2009. Hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut terjadi peningkatan produksi dan volume penjualan yang semakin tinggi tetapi biaya tetap, sehingga menghasilkan profitabilitas yang semakin tinggi pula. Selain itu juga, pendapatan yang diperoleh oleh PT.Mayora Indah, Tbk lebih besar daripada beban yang dikeluarkan sehingga profitabilitas meningkat. Penyegaran dan standarisasi data dengan mengalogaritma natural (LN) untuk variabel X1 dan X2. Berikut data yang sudah di standarisasi ke Logaritma Natural (LN): Standarisasi Variabel X1 X2 Y (%) (%) (%) 27,245 13,598 9,64 27,181 13,850 9,81 27,239 14,100 4,63 27,403 14,197 9,12 27,674 14,603 11,08 28,153 14,964 9,38 28,191 15,108 15,52 28,619 15,523 14,97 29,041 15,869 9,49 29,209 15,611 8,64 4.
Hubungan antara Modal Kerja dan Volume Penjualan pada PT.Mayora Indah, Tbk Untuk mengetahui pengaruh antara modal kerja terhadap volume penjualan pada PT.Mayora Indah,Tbk maka dilakukan uji statistik koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan hubungan antara variabel X1 (Modal Kerja) dengan variabel X2 (Volume Penjualan). Dimana indikator yang digunakan untuk variabel modal kerja yaitu: Current Assets (kas, surat-surat berharga, piutang dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka, pajak dibayar dimuka, dan aset lancar lainnya), dan untuk volume penjualan yaitu total volume penjualan. Dapat dinyatakan dalam sub struktur berikut ini: ρX1X2 = 0,971 X X 1
2
Nilai Koefisien Jalur antara Variabel X 1 dan X2 Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien jalur hubungan variabel modal kerja dengan volume penjualan adalah sebesar 0,971 yang mana hubungan antara variabel modal kerja dengan volume penjualan kuat. Dengan hasil analisis sebagai berikut: Dari pengolahan SPSS di atas, didapat nilaI koefisien korelasi 0,971 dimana korelasi tersebut berdampak positif dalam arti bahwa
dengan bertambahnya volume penjualan maka akan berdampak baik pada modal kerja atau akan menyebabkan modal kerja bertambah. Dari koefisien jalur di atas, (ρx1x2) dapat diperoleh koefisien 2 determinasi (ρ x1x2) sebesar 0,943 berarti bahwa 94,3% variabilitas dari variabel X2 (volume penjualan) mempunyai hubungan dengan variabel X1 (modal kerja), dari hasil tersebut tampak bahwa hipotesis penelitian teruji bahwa variabel modal kerja mempunyai hubungan sangat kuat dengan variabel volume penjualan. Artinya jika modal kerja bertambah maka volume penjualan akan bertambah begitu juga sebaliknya. Tingkat signifikasi diukur dengan menggunakan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh thitung dan ttabel yaitu thitung (11,516) > ttabel (1,86) yang berarti Ho ditolak atau dengan kata lain terdapat hubungan signifikasi antara variabel modal kerja dan variabel volume penjualan. 5. Pengaruh Modal Kerja Secara Parsial Terhadap Profitabilitas Pada PT.Mayora Indah, Tbk Pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada PT.Mayora Indah, Tbk dapat dilihat dari indikator yang digunakan yaitu modal kerja dengan menggunakan konsep kuantitatif ( gross working capital) dan profitabilitas dengan menggunakan indikator ROA.dimana pengaruh tersebut dapat dilihat dalam bentuk gambar berikut ini ρYX1= -0,729 X1
Y
Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1 dan Variabel Y Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk analisa jalur, koefisien beta (β) atau kefisien standar (standardized coefficients) untuk Variabel X1 (modal kerja) terhadap variabel Y (profitabilitas) sebesar -0,729 dan koefisien determinasi sebesar 0,531 berarti bahwa hanya 53,1% variabilitas dari variabel Y (profitabilitas) dapat dipengaruhi oleh variabel X 1 (modal kerja). Artinya yaitu bahwa pengelolaan modal kerja yang baik akan meningkatkan pada profitabilitas dan begitu juga sebaliknya, apabila pengelolaan modal kerja yang buruk akan menurunkan pada profitabilitas. Hal ini di asumsikan pada pengelolaan dan pemanfaatan modal kerja yang efektif dan efisien akan berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel maka dengan koefisien beta (β) = -0,729 diperoleh nilai thitung sebesar -0,505 dengan mengambil taraf signifikasi α sebesar 5% maka nilai ttabel sebesar 1,86 sehingga thitung < ttabel, maka menerima Ho atau dengan kata lain, modal kerja secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan membuat produk dibatasi sesuai dengan pesanan yang telah ditentukan sehingga setiap tahun perusahaan tidak sama
dalam menghasilkan laba, sehingga dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Ini sejalan dengan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siska Herliana (2010) yang menyatakan bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena masih adanya modal kerja yang menganggur dan penyaluran modal kerja yang tidak sesuai rencana yang telah direncanakan oleh perusahaan. 6. Pengaruh Volume Penjualan Secara Parsial Terhadap Profitabilitas Pada PT.Mayora Indah, Tbk Untuk melihat pengaruh volume penjualan terhadap profitabilitas dapat dilihat dari indikator volume penjualan (X 2) yaitu total voluem penjualan dan indikator profitabilitas (Y) yaitu ROA. Dimana pengaruh tersebut dapat dilihar dari gambar dibawah ini: X2
ρ Yx2=1,081
Y
Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X2 dan variabel Y Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, besar pengaruh volume penjualan X2 terhadap profitabilitas (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta (β) atau (standardzied coefficients) setelah dipengaruhi X1 (modal kerja) sebesar 1,081, sedangkan koefisien determinasi sebesar 1,168. Untuk pengujian secara parsial antara volume penjualan X2 terhadap profitabilitas (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika thitung > ttabel maka dengan koefisien beta (β)= 1,081 diperoleh thitung sebesar 0,749 dengan mengambil taraf signifikasi sebesar 5% maka nilai ttabel 1,86. Sehingga thitung < ttabel, maka menerima Ho atau dengan kata lain volume penjualan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini kemungkinan terjadi karena pengeluaran biaya yang tinggi dikeluarkan oleh perusahaan diantaranya biaya promosi, biaya distribusi, biaya gaji dan lain sebagainya, selain itu juga adanya kebijakan pemerintah, sehingga mempengaruhi profitabilitas. 7. Pengaruh Modal Kerja dan Volume Penjualan Secara Simultan Terhadap Profitabilitas Pada PT.Mayora Indah, Tbk Besarnya pengaruh modal kerja (X1) dan volume penjualan (X2) terhadap profitabilitas (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel yaitu modal kerja dengan konsep kuantitatif (gross working capital), volume penjualan dengan total volume penjualan, dan profitabilitas dengan dengan menggunakan indikator ROA dengan menggunakan Path Analysis. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F, yaitu untuk menguji
apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara modal kerja dan volume penjualan terhadap profitabilitas pada PT.Mayora Indah, Tbk, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS Versi 16.0. Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dimana 2 (ρ yx1x2) yaitu sebesar 0,412 artinya jika modal kerja dan volume penjualan secara bersama-sama naik, maka profitabilitas juga akan mengalami peningkatan, begitu juga jika modal kerja dan volume penjualan secara bersama-sama mengalami penuruanan, maka profitabilitas pun akan turun. Hal ini di asumsikan pada manajemen modal kerja yang baik akan berdampak pada tingkat profitabilitas yang baik pula dan apabila manajemen modal kerja yang kurang baik maka akan berdampak pada tingkat profitabilitas kurang baik pula. Untuk pengujian hipotesis secara simultan dengan perumusan hipotesis sebagai berikut: Ho : ρYX1 = ρYX2 < 0 Ha : ρYX1 = ρYX2 ≥ 0 Dengan menggunakan rumus:
F= Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,716 dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung < Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan sebesar α = 0,05, maka dari tabel distribusi F- Snedecor diperoleh F α; k; (n-k-l)= 10-2-1 adalah sebesar 5,59 atau cukup melihat sig F yaitu 0,521 yang artinya dengan α lebih besar dari 5% tidak menunjukan signifikan. Dikarenakan 0,716 lebih kecil dari 5,59 dengan sig F sebesar 0,521, maka Ho diterima atau dengan kata lain modal kerja (X 1) dan volume penjualan (X2) secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (Y) sebesar koefisien determinasi 0,170 atau 17%. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut (modal kerja dan volume penjualan) mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini bermakna bahwa semakin besar modal kerja dan volume penjualan, maka laba perusahaan pun akan naik tetapi kenaikannya tidak signifikan. Oleh karena itu perusahaan harus bisa mengefektifkan dan mengefesienkan modal kerja dan meningkatkan volume penjualan sehingga apa yang diinginkan perusahaan tercapai yaitu mendapat profitabilitas yang tinggi. Secara lengkap pengaruh antara variabel X1 dan variabel X2 terhadap Y dapat dilihat sebagai berikut:
ρ yx1= -0,729 Ɛ
X1 ρx1x2= 0,971
Y ρyƐ = 0,830 ρ yx2 = 1,081
Ɛ 1= 0,029
X2
Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1 dan X2 dengan Y Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel, disajikan dalam tabel berikut ini: Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian No 1.
Pengaruh Langsung Y
X1
Pengaruh Tidak Langsung
Y = (ρYX1)2 = (-0,729)2 = 0,531
Y
X1
X2
Total Pengaruh 0,531
Y
(ρYX1. ρX1X2.ρYX2) x2
(-0,729)(0,971)(1,081)x2
2.
Total Pengaruh X1 Y Y X2 Y= (ρYX1)2 = (1,081)2 =1,168 Total Pengaruh X2
3. 4. 5.
-1,530 -0,999
Y
Total Pengaruh X1 dan X2
Pengaruh faktor residu Ɛ Total Pengaruh
1,168 Y secara simultan Y = (ρyƐ )2
0,170 0,830 1
Dari hasil analisis menunjukan bahwa koefisien korelasi jalur variabel X1 (modal kerja) terhadap variabel X2 (volume penjualan) sebesar 0,971. Koefisien jalur variabel X1 (modal kerja) terhadap variabel Y(profitabilitas) sebesar 0,531. Koefisien jalur variabel X 2 (volume penjualan) terhadap Y (profitabilitas) adalah sebesar 1,081, sehingga total pengaruh X1 (modal kerja) X2 (volume penjualan) ke Y (profitabilitas) adalah sebesar 1,168. Dengan demikian total pengaruh X1 (modal kerja) X2 (volume penjualan terhadap Y (profitabilitas) adalah sebesar 0,170, sedangkan jumlah faktor lain yang mempengaruhi Y (profitabilitas) adalah sebesar 0,830.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut: 1. Modal kerja, volume penjualan dan profitabilitas pada PT.Mayora Indah,Tbk tiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Peningkatan modal kerja paling tinggi terjadi pada tahun 2012. Sedangkan modal kerja terkecil yang dikeluarkan perusahaan terjadi pada tahun 2003. Volume penjualan pada PT.Myora Indah, Tbk terjadi peningkatan pada tahun 2011, sedangkan volume penjualan terkecil yaitu terjadi pada tahun 2003. Profitabilitas pada PT.Mayora Indah, Tbk dapat diketahui bahwa tahun yang efektif dalam keseluruhan kinerja manajemen dalam mengelola modal kerja adalah pada tahun 2009. Sedangkan tahun yang memiliki ROA terendah terjadi pada tahun 2005. Profitabilitas pada PT.Mayora Indah, Tbk cenderung fluktuatif. 2. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara modal kerja dan volume penjualan. Hal ini dikarenakan modal kerja dan volume penjualan merupakan faktor yang mendukung dalam menjalankan kegiatan operasi sehari-hari. 3. a. Secara parsial modal kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas. b. Secara parsial volume penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas. c. Berdasarkan perhitungan koefisien jalur bahwa secara simultan yaitu pengaruh modal kerja dan volume penjualan terhadap profitabilitas, menunjukan bahwa modal kerja dan volume penjualan terhadap profitabilitas berpengaruh tidak signifikan. B. Saran Berdasarkan simpulan tersebut, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi semua pihak terutama pihak investor dan peneliti selanjutnya dimasa yang akan datang. Dimana saran-saran tersebut diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Perusahaan diharapkan dapat menggunakan modal kerja dengan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang semakin besar. Dengan cara memanfaatkan sumber daya manusia pada perusahaan dengan sebaik-baiknya. Untuk mempertahakan dan lebih mengoptimalkan dari modal kerja
tersebut sebaiknya perusahaan menanamkan investasi jangka pendek agar lebih meningkatkan profitabilitas. 2. Bagi Pihak Investor Untuk para investor diharapkan dalam melakukan penilaian lebih akurat dan teliti terhadap perusahaan yang akan diberi investasi terutama dari rasio-rasio atas laporan keuangan dengan membandingkannya dengan perusahaan sejenis, supaya bisa menilai kondisi perusahaan di masa yang akan datang. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti dengan objek dan variabel yang sama, untuk lebih dikembangkan misalnya dengan menambah bahasan variabel lain, variabelnya diperbanyak lagi atau menambah faktor residu menjadi variable bebas, dimana faktor residunya yaitu kondisi perusahaan, faktor teknikal perusahaan, dan lain-lain, sehingga dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya. DAFTAR PUSTAKA Abbas. 1983. Pengantar Manajemen Keuangan Edisi yang Diperbarui. Jakarta: PT.Bima Aksara. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Danang Sunyoto. 2013.Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis.Yogyakarta: CAPA (Center of Academic Publishing Service). Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Bumi Aksara. Muhammad Natsir. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty. Nirwana SK. Sitepu. 1994. Analisis Jalur (Path Analysis), Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistika. Bandung : FMIPA UNPAD. R. Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BFFE. Soemarso. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Kelima. Jakarta: Salemba empat. Sudarmono, Indriyo Gito dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan Edisi Keempat.Yogyakarta: BPFE. Sugiyono, 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung : Alfabeta. Somantri, Ating dan Sambas Ali Mihidin. 2006. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Setia. Swastha, Basu dann Ibnu Sukotjo. 1998. Pengantar Bisnis Moderen. Yogyakarta: Liberti Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Bisnis. Yogyakarta: ANDIOffser.
Weston, J. Fred dan Thomas. E. Copeland. 1992. Manajemen Keuangan Jilid satu Edisi ketiga. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Yvonne Augustine dan Robert Kristaung. 2013. Metodelogi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta. : Dian Rakyat.