e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAI BERBANTUAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V Ni Nym. Widyasari1, Ni Wyn. Rati2, Nym. Kusmariyatni3 1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran TAI berbantuan media konkret dan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan model TAI pada siswa kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian ini mengikuti rancangan eksperimen non- equivalencontrol group design. Data hasil belajar Matematika dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh (1) hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen dengan M = 15,40 tergolong kriteria sangat tinggi, (2) hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol dengan M = 10,5 tergolong sedang, (3) terdapat perbedaan yang signifikan hasi belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TAI berbantuan media konkrit dan kelompok siswa yang dibelajarkan tidak dengan model TAI pada siswa kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2016/2017 ( thit> ttab = 6,53 > 2,042). Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TAI berbantuan media konkret berpengaruh positif terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Kata-kata kunci: hasil belajar Matematika, TAI ABSTRACT The research is in purpose to find the significant differences about result of mathematic study between students that following TAI study that supported by concrete media and the students that following study without using TAI model on grade V students in SD Gugus IX Gianyar distric, Gianyar Regency in Academic Year 2016/2017. The population in this research summed up 100 persons, more over the sample in this research summed up 41 persons. The sample determined by using random sampling technique. The variety of this research is quasi experimental research. The design of this study follows no equivalent control group design eksperimental design. The result data of studying mathematic collected by using objective test, and analyzed by using descriptive analyze statistic and inferential statistic that is test-t according to analized data, obtained (1) the result of studying mathematic student experiment group with M=15,40 classifeid the highest criteria, (2) the result of control group students mathematic study with M=10,5 classified as moderate, (3) there’s a significant result of mathematic study between a group of student that taught wit TAI model study supported with concrete media and a groups students that taught without using TAI model for grade V student at SD Gugus IX Gianyar distric, Gianyar Regency in Academic Year 2016/2017 (t hit>ttab = 6,53>2,042). As a result can be concluded that TAI model study has a positive effect to the mathematic study result for grade V students at SD Gugus IX Gianyar distric, Gianyar Regency in Academic Year 2016/2017. Keywords: mathematics study result, TAI
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya. Pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia adalah bersifat mendidik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kualitas yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan ada tiga yaitu pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang didapat dari luar sekolah, misalnya keluarga dan masyarakat. Pendidikan nonformal yaitu pendidikan yang terorganisasi tetapi pendidikan tersebut diluar wadah pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang didapatkan dari sekolah, seperti SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi. Saat ini di Indonesia sudah diberlakukan wajib belajar 9 tahun yaitu 6 tahun di Sekolah Dasar (SD) dan 3 tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Oleh karena itu Sekolah Dasar (SD) merupakan titik awal atau pondasi dalam dunia pendidikan. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sudah diajarkan beberapa mata pelajaran salah satunya yaitu matematika. Matematika termasuk dalam salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar (SD) karena matematika termasuk dalam 5 mata pelajaran dasar. Matematika merupakan ilmu pasti atau murni yang berkenaan dengan penalaran. Suherman (2003:16) menyatakan “Matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. James dan James (dalam Suherman, 2003: 16) menyatakan bahwa “Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri”.
Keberhasilan mempelajari matematika dipengaruhi oleh metode mengajar yang diterapkan guru. Selain itu, penggunaan media juga sangat berpengaruh terhadap materi yang diajarkan. Sehingga dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan metode dan media yang inovatif. Jika guru sudah menggunakan metode dan media yang inovatif, maka siswa akan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Namun, kenyataan menunjukan dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 5 dan 6 Januari 2017 bersama guru kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar pada mata pelajaran Matematika, terdapat beberapa masalah yang ditemukan pada siswa. Masalah yang muncul dalam pelajaran matematika yaitu: 1) masih rendahnya hasil belajar siswa; 2) siswa merasa bosan dalam mengikuti mata pelajaran karena mereka menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan; 3) dalam mengerjakan tugas kelompok hanya siswa yang pintar saja yang mengerjakan tugas yang diberikan, sedangkan siswa yang belum memahami cenderung pasif; 4) tidak jarang ada siswa yang kurang fokus sehingga mereka akan melakukan kegiatan lain di luar pelajaran seperti mengobrol dengan temannya maupun menggambar atau mencoret-coret buku pelajaran. Setelah melakukan wawancara, dilanjutkan dengan observasi ke kelas di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar didapatkan hasil bahwa guru dalam proses mengajar masih berpusat pada guru. Metode yang digunakan guru dalam mengajar masih bersifat konvensional. Selain itu guru masih belum mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V. Nilai matematika yang didapat siswa masih di bawah KKM yang berkisar 60-70. Sedangkan KKM yang ditetapkan dari 6 sekolah yang ada di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar adalah 75. Sehingga, siswa yang belum mencapai KKM akan diberikan tes 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
ulang (remedial) untuk memperbaiki nilai siswa yang sebelumnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan berbagai upaya untuk memperbaiki hasil belajar matematika siswa yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif dengan berbantuan media konkret. Salah satu Model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran Team Assited Individually(TAI). Model pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk saling bekerjasama antar anggota kelompok. Dalam pembelajaran TAI, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) yang heterogen. Setelah dibentuk kelompok, guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang memerlukannya. Melalui pembelajaran kelompok, diharapkan dapat meningkatkan pikiran kritis, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada siswa, Suyitno (dalam Shoimin, 2014). Slavin (dalam Yanti, dkk, 2015) berpendapat bahwa model pembelajaran TAI merupakan gabungan dari belajar dengan kemampuan masing-masing individu dan belajar kelompok dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta siswa lebih termotivasi dan aktif selama proses pembelajaran. Sedangkan menurut Driver (dalam Ngalimun, 2016) dalam penerapan model TAI, yang bertanggung jawab dalam belajar adalah siswa, sehingga siswa harus membangun pengetahuannya sendiri dan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Dalam penerapan model TAI, ada 8 tahap yang harus dilakukan diantaranya placement test, teams, teaching group, student creative, team study, fact test, team score and team recognition, dan wholeclass units. Kelebihan model pembelajaran TAI yaitu melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok, dan adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahannya. Untuk lebih mendukung penggunaan model tersebut dalam proses pembelajaran Matematika disarankan TAI berbantuan media konkret dan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak
menggunakan media yang bersifat konkret. Media atau alat peraga berperan sangat penting dalam proses pembelajaran. Tanpa bantuan media pembelajaran, maka siswa akan berfikir secara abstrak dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Piaget (dalam Japa & Suarjana, 2014) pada tahap Operasi Konkret (7-12 tahun) anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Media konkret merupakan segala media tiga dimensi yang merupakan benda sebenarnya baik benda hidup maupun benda tak hidup (Tegeh, 2008). Suleiman (dalam Tegeh, 2008:39) menyatakan bahwa “benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya”. Kelebihan media konkret adalah siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru karena siswa bisa mempelajari sesuatu secara lebih nyata. Contoh benda konkret yaitu berbagai jenis benda yang ada di sekitar siswa, berbagai jenis buah, bunga, dan sebagainya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu dilakukannya suatu tindakan. Tindakan yang dilakukan berupa penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran TAI Berbantuan Media Konkret terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2016/2017”. Berdasarkan latarbelakang yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran TAI berbantuan media konkret dan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan model TAI pada siswa kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2016/2017? Dari permalasahan yang dipaparkan di atas, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model TAI pada siswa kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Kabupaten 2016/2017.
Gianyar
Tahun
Pelajaran
Gianyar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment. Rancangan penelitian ini mengikuti rancangan eksperimen nonequivalencontrol group design, yang secara prosedural mengikuti pola seperti pada tabel 1 berikut.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten
Tabel 1 Rancangan penelitian Kelas
Perlakuan
Post-test
E
X
O1
K
-
O2 sampling yaitu mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua objek dianggap sama dan semua subjek mendapat hak yang sama untuk memperoleh kesempatan dipilih untuk menjadi anggota sampel (Agung, 2014). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas V di SD N 2 Petak dan SD N 2 Petak Kaja yang berjumlah 41 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes pilihan ganda. Kisikisi instrument disusun berpedoman pada Standar Kompetensi yanga ada. Tes selanjutnya diujicobakan ke sekolah untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda tes. Berdasarkan uji validitas butir soal yang dilakukan, diperoleh 20 butir soal yang valid dari 28 butir soal yang diujicobakan. Dari 20 butir tes yang valid, semua butir tes valid tersebut digunakan sebagai post-test. Setelah data hasil post-test terkumpul baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, selanjutnya dengan menggunakan uji F. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis yaitu uji-t.
Sugiyono (2015) populasi merupakan obyek/subyek yang memiliki karakterstik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar yang terdiri dari 6 Sekolah Dasar dan berjumlah 100 orang. Populasi yang ada kemudian diuji kesetaraannya dengan mengambil dari skor hasil belajar Matematika yang diperoleh melalui tes ulangan umum. Skor-skor tersebut kemudian dianalisis memenuhi teknik analisis varians. Berdasarkan hasil uji kesetaraan menggunakan analisis ANAVA A pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhitung = 2,04 ≤ Ftabel = 2,37 dengan dbantar = 5 dan dbdal= 94. Sehingga kelompok dalam populasi adalah setara. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dan dianggap mewakili seluruh populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Teknik random dilakukan pengujian dengan teknik analisis data deskriptif dan inferensial. Teknik analisis deskriptif yang digunakan meliputi: mean (M), median (Md), modus (Mo), standar deviasi (SD ), dan Varians. Teknik analisis inferensial yang digunakan meliputi normalitas dengan menggunakan analisis Chi-Kuadrat ( 2 ) dan homogenitas 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil belajar matematika siswa kelas V diperoleh dari skor melalui post-
test. Hasil post-test terhadap kelompok eksperimen dan control disajikan pada tabel 2 berikut.
Tabel 2 Deskripsi Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Inferensial Mean Median Modus Standar Deviasi Varians
Kelompok Eksperimen 15,40 15,6 15,64 2,51 6,33
Berdasarkan tabel 2, pada kelompok eksperimen modus lebih besar dari median dan mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, kurva di atas merupakan kurva juling negative yang
Kelompok Kontrol 10,5 10,4 9,58 2,32 5,39
menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi. Apabila data di atas divisualisasikan ke dalam bentuk kurva akan tampak seperti gambar 01 berikut.
12 10 8 6
Series 2
4 2 0 9-10
11-12
13-14
15-16
17-18
19-20
Mo=15,64 M=15,4 Md=15,6
Gambar 01 Kurva Poligon Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas eksperimen digunakan PAP skala lima
dengan yang disajikan pada tabel 3 sebagai berikut.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 3 Skala Penilaian Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Eksperimen Rentangan Skor 14,995-19,99 11,665-14,995 8,335-11,665 5,005-8,335 0,01-5,005
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Selanjutnya, pada kelompok kontrol diketahui mean lebih besar dari median dan modus (Mo<Md<M). dengan demikian, kurva di atas merupakan kurva juling positif karena yang menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa
kelompok eksperimen cenderung rendah. Apabila data di atas divisualisasikan ke dalam bentuk kurva akan tampak seperti gambar 02 berikut.
10 9 8 7 6 5
Series 2
4 3 2
1 0 7-8
Mo = 9,58
9-10
11-12
13-14
15-16
M = 10,5 Me = 10,4
Gambar 02 Kurva Poligon Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Kontrol Uji normalitas data dilakukan terhadap data hasil belajar Matematika kelompok eksperimen dan kontrol dengan analisis uji Chi-Kuadrat ( 2 ).Kriteria pengujian, jika
signifikasi 5%. Adapun hasil perhitungan uji normalitas data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4 berikut.
2 hit 2 dengan taraf
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas No. 1 2
Kelompok Data Hasil Belajar Hasil Belajar Eksperimen Hasil Belajar Kontrol
χ2 4,392 2,179
Nilai Kritis dengan Taraf Signifikansi 5% 7,15 5,591
Status Normal Normal
2 hit = 2,179 dan 2 tab = 5,591 pada tarf
Berdasarkan hasil analisis data post-test kelompok eksperimen yang terdapat pada tabel 4 dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh
signifikansi 5% dan dk = 2. Dengan demikian, data post-test hasil belajar Matematika kelompok eksperimen berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhit< Ftab maka sampel homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji homogenitas varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 5 di bawah ini.
2 hit = 4,392 dan 2 tab = 7,15 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 3. Dengan demikian, data post-test hasil belajar Matematika kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, hasil analisis data post-test kelompok kontrol yang terdapat pada tabel 4.8 dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh
Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas Varians antar Kelompok Eksperimen dan Kontrol Sampel Eksperimen Kontrol
Dk 21 20
Varians 6,33 5,39
Berdasarkan tabel 5, diketahui Fhit hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,17. Sedangkan Ftab dengan dbpembilang = 21, dbpenyebut = 20, dan taraf signifikansi 5% adalah 3,16. Dengan demikian, varians data hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen.
Fhit
Ftab
Kesimpulan
1,17
3,16
Homogen
Hasil analisis uji prasyarat data, diperoleh bahwa data hasil belajar Matematika kelompok eksperimen dan kontrol adalah normal dan homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian. Hasil perhitungan uji-t disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6 Ringkasan Hasil Uji-t Kelas Eksperimen Kontrol
Mean 15,40 10,5
Varians 6,33 5,39
N 21 20
Db 39
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t dengan polled varians, diperoleh thit = 6,53 dan ttab (db = 39 dan taraf signifikansi 5%) = 2,042. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thit lebih besar dari ttab (thit> ttab) sehingga hasil penelitian adalah
thit 6,53
ttab 2,042
Kesimpulan thit>ttab H0 ditolak
signifikan. Hal ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TAI berbantuan media konkret dan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak dengan model TAI. 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Perbedaan hasil belajar antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dikarenakan pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran TAI berbantuan media konkret pada kelas eksperimen berlangsung lebih optimal dibandingkan dengan pembelajaran tidak dengan model TAI di kelas kontrol. Pada saat proses pembelajaran di kelas ekperimen siswa terlihat aktif dalam menerima materi pelajaran. Hal tersebut terlihat saat siswa berlomba-lomba angkat tangan untuk menjawab soal yang diberikan guru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Slavin (dalam Yanti, dkk, 2015) berpendapat bahwa model pembelajaran TAI merupakan gabungan dari belajar dengan kemampuan masing-masing individu dan belajar kelompok dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta siswa lebih termotivasi dan aktif selama proses pembelajaran. Pada penelitian ini, model TAI dibantu dengan penggunaan media konkret. Siswa terlihat sangat antusias dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru menggunakan benda nyata (konkret) seperti bola, kaleng minuman, toples, kotak pasta gigi, dll sebagai media pembelajaran. Sehingga siswa menjadi lebih mudah mengenal materi sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang karena mereka sudah dapat melihat langsung bentuk benda tersebut. Media konkret dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan siswa lebih mudah memahami materi yang sifatnya abstrak. Selain itu, dengan penggunaan media konkret maka pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran lebih jelas maknanya, metode mengajar akan lebih bervariasi, dan siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja, Sudjana & Rivai (dalam Arsyad, 2005). Selama proses pembelajaran di kelas eksperimen berlangsung, siswa terlihat aktif dalam menjawab dan menyelesaikan masalah secara individu maupun kelompok. Hal tersebut terlihat saat siswa mengerjakan LKS yang diberikan guru. Dalam mengerjakan LKS tersebut siswa terlihat sangat kompak untuk
mengerjakannya bersama teman kelompok mereka. Dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi kelompok kecil secara heterogen. Hal tersebut bertujuan agar dapat membantu siswa yang lemah dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan pembentukan kelompok yang heterogen siswa akan saling berinteraksi dan bekerjasama dengan anggota kelompok untuk dapat memahami materi yang dipelajari. Kerjasama antar anggota kelompok dapat tercipta karena siswa merasa bahwa keberhasilan kelompok ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok. Seluruh anggota kelompok akan termotivasi dalam belajar, sehingga akan berimbas pada peningkatan hasil belajar Matematika. Karena dalam penerapan model TAI siswa lebih bertanggung jawab dalam belajar dan siswa harus mampu membangun pengetahuannya sendiri dengan tidak menerima bentuk jadi dari guru, Driver (dalam Ngalimun, 2016). Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran tidak menggunakan model TAI, guru cenderung lebih aktif sebagai sumber informasi bagi siswa dan siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pendengar yang pasif dan mengerjakan apa yang disuruh guru serta melakukannya sesuai dengan yang dicontohkan. Antar siswa sangat jarang terjadi interaksi. Pemahaman yang diperoleh siswa tentunya tidak akan bertahan lama diingatan siswa karena pemahaman tersebut hanya berdasarkan informasi guru dan tidak diperolehnya dengan pengalaman sendiri. Berdasarkan analisis uji-t dan teoriteori pendukung, penelitian ini sesuai dengan temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Merudewi, dkk (2014) menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) berbasis peta konsep lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Adnyani, dkk (2015) menunjukkan bahwa model pembelajaran TAI berpengaruh terhadap hasil belajar 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
siswa. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Pramana, dkk (2014) yang menunjukkan hasil belajar Matematika yang dicapai oleh siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team-Assisted Individualization lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
pembelajaran Matematika guna meningkatkan hasil belajar siswa. (4) Bagi penelitian lanjutan yang berkaitan dengan model pembelajaran TAI perlu dilakukan dengan materi-materi Matematika yang lain. Disamping itu, memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TAI berbantuan media konkret dan kelompok siswa yang dibelajarkan tidak dengan model TAI pada siswa kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut terlihat pada hasil perhitungan uji-t yang menunjukkan bahwa thitung 6,53 dan ttab (db = 39 dan taraf signifikansi 5%) = 2,042. Dengan membandingkan hasil thit dan ttab yaitu (6,53 > 2,042) H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TAI berbantuan media konkret berpengaruh positif terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V di SD Gugus IX Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2016/2017. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut. (1) Bagi siswa di sekolah dasar, diharapkan agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan terus mengembangkan pemahamannya dengan membangun sendiri pengetahuan tersebut melalui pengalaman. (2) Bagi guru, diharapkan agar lebih berinovasi dalam mengelola pembelajaran melalui penerapan suatu model pembelajaran yang inovatif dan didukung media pembelajaran yang relevan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini sebagai bahan/pedoman regulasi sekolah untuk menentukan model pembelajaran yang inovatif dalam
DAFTAR RUJUKAN Adnyani, Ni Wayan, dkk. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan Motivasi Berprestasi terhadapHasil Belajar IPS Siswa.eJournal. Singaraja: Undiksha. Volume 3, Nomor 1. Agung, A.A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Japa, I Gusti Ngurah dan I Made Suarjana. 2014. Pendidikan Matematika I. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Merudewi, I G.A. Kencana, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TeamAssisted Individualization Berbasis Peta Konsep terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus VIIi Sukawati. e-Journal. Singaraja: Undiksha. Volume 2, Nomor 1. Ngalimun, dkk. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Pramana, I Nengah Indra, dkk. 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dan yang Konvensional terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV di SD Wongaya Gede Tahun Pelajaran 2012/2013. eJournal. Singaraja: Undiksha. Volume 2, Nomor 1. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfbeta
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Suherman, H. Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tegeh, I Made. 2008. Media Pembelajaran. Malang: Program Doktor Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Yanti, Tri Emma, dkk. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dengan Pendekatan Konstruktivisme terhadap Prestasi Belajar. e-Journal. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah Semarang.Volume 2, Nomor 1.
10