e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V Komang Putri Padmayani1, I Wayan Wiarta2, Made Putra3 1,2,3Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen semu, yaitu Nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian ini ditentukan menggunakan simple random sampling. Kelas VA di SD No. 2 Cemagi terpilih sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA di SD No. 4 Cemagi terpilih sebagai kelompok kontrol dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, yaitu tes hasil belajar matematika. Analisis untuk menguji hipotesis statistik dalam penelitian menggunakan analisis uji beda, yaitu uji-t. Hasil uji hipotesis statistik menggunakan analisis uji-t menunjukkan harga thitung=4,61 > harga ttabel=2,02 dengan taraf signifikansi 5% dan dk=42, maka H0 ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dan kelompok siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya pada siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan rerata skor hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya=23,45 > rerata skor hasil belajar matematika kelompok siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya=20,41. Dengan demikian, model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: hasil belajar matematika, problem based learning, tutor sebaya
Abstract This research aims to investigate the effect of Problem Based Learning model assisted by peer tutor on the learning outcomes of mathematics 5th grade students of Gugus I Mengwi lesson years 2016/2017. The type of research used in this research is experimental research with the design of pseudo experiments, namely Nonequivalent control group design. The population of this research is 5 th grade students of Gugus I Mengwi lesson years 2016/2017. This sample of research were determined by using purposive sampling technique. SD No. 2 Cemagi was selected as the experimental group and SD No. 4 Cemagi was selected as the control groups in this research. Data collection method in this research is using test method, that is test result of mathematics learning. The analysis used to test the statistical hypothesis in this research is different test analysis, it is t-test. The result of statistical hypothesis test based on t-test analysis shows the price of thitung=4,61 > the price of ttabel=2,02 at a significance level of 5% and degree of freedom amount 42, then the result of H0 is rejected or there is a
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
significant difference of learning outcomes of mathematics of student group that is taugh using Problem Based Learning model assisted by peer tutor and groups of student which doesn’t learn using Problem Based Learning model assisted by peer tutor on 5th grade students of Gugus I Mengwi lesson years 2016/2017. The result of descriptive statistical analysis showed that the average score of learning outcomes of mathematics group of students who were taught using Problem Based Learning model assisted by peer tutor=23,45 > the average score of group of students which doesn’t learn using Problem Based Learning model assisted by peer tutor=20,41. This it can be concluded that there is the effect of Problem Based Learning model assisted by peer tutor to the learning outcomes of mathematics 5 th grade students of Gugus I Mengwi lesson years 2016/2017. Keywords : learning outcomes of mathematics, problem based learning, peer tutor
PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pengetahuan (KTSP) menghendaki bahwa konsep, teori, dan fakta tentang pembelajaran dapat diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari (Permendiknas No. 23 Tahun 2006). Dengan tercapainya tujuan pembelajaran tersebut, siswa akan memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil belajarnya. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari guru/pendidik, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:22), bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”. Sehubungan dengan tujuan pembelajaran tersebut, maka seyogianya pembelajaran matematika disajikan dengan cara yang menarik, dengan menggunakan permasalahan riil sebagai suatu konteks bagi siswa untuk berpikir kritis, sehingga siswa merasa tertarik dan melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar (Susanto, 2014). Namun, pembelajaran dengan menyajikan permasalahan riil sebagai suatu konteks bagi siswa untuk berpikir kritis masih jarang digunakan terutama untuk siswa yang duduk di bangku sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran yang masih sering dilakukan di kelas adalah
menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode penugasan. Metode ceramah menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (Sanjaya, 2013). Metode ini dianggap masih diperlukan demi menunjang pembelajaran terutama pada kelas yang jumlah siswanya terlalu banyak dan dapat menutupi kekurangan karena ketidaktersediaannya buku pelajaran atau alat bantu sehingga tidak menghambat proses pembelajaran. Penggunaan metode ceramah ini dikombinasikan dengan beberapa metode pembelajaran lain, seperti metode tanya jawab dan metode penugasan. Metode tanya jawab adalah metode yang cara penyajiannya dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, baik dari guru kepada siswa maupun sebaliknya (Djamarah dan Zain, 2013). Pemberian pertanyaan dimaksudkan untuk meninjau ulang materi yang telah disampaikan agar siswa memusatkan lagi perhatiannya, sedangkan metode penugasan adalah metode yang cara penyajian bahan dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Arsyad, 2011). Pada metode penugasan ini guru hanya memberikan contoh soal dan meminta siswa untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis, buku paket, maupun di LKS serta dapat juga dengan memberikan siswa tugas di rumah berupa PR. Pembelajaran dengan menggunakan kombinasi ketiga metode tersebut cenderung membuat siswa 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
menghafalkan prosedur penyelesaian, sehingga apabila diberikan soal/masalah yang berbeda dari soal latihan, siswa akan mengalami kesulitan dan terkadang siswa juga merasa canggung untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami. Secara tidak langsung hal tersebut akan berdampak pada hasil belajar siswa, sementara hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan materi yang sudah diajarkan. Mencermati hal tersebut, perlu dilakukan variasi model pembelajaran dengan menggunakan permasalahan riil sebagai suatu konteks bagi siswa untuk berpikir kritis agar siswa merasa tertarik dan melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menggunakan permasalahan riil sebagai suatu konteks bagi siswa untuk berpikir kritis adalah model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya. Model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang sejak awal siswa dihadapkan pada suatu masalah dalam pembelajaran, kemudian diikuti oleh proses pencaharian dan pengumpulan informasi yang bersifat student centered (Suprihatiningrum, 2014). Model Problem Based Learning ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafalkan materi pelajaran, akan tetapi siswa lebih ditekankan untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, mencari dan mengolah informasi, dan akhirnya menyimpulkan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2013), guru dalam model Problem Based Learning bukan lagi sebagai tokoh utama dalam proses pembelajaran, tetapi sebagai fasilator yang mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada siswanya, sedangkan siswa terlibat secara penuh dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga pengetahuan yang didapatkan tidak diterima secara pasif oleh siswa. Karakteristik model Problem Based Learning terdiri dari tiga ciri utama, yaitu (1) model Problem Based Learning merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran, seperti aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah informasi, serta menyimpulkannya, sehingga pembelajaran tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat, dan kemudian menghafalkan materi pelajaran, (2) aktivitas pembelajaran yang diarahkan untuk menyelesaikan masalah, dan (3) pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah (Susanto, 2014). Kegiatan yang dilakukan dalam model Problem Based Learning dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, dan dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar yang merupakan keunggulan dari model Problem Based Learning (Sanjaya, 2013). Pengimplementasian model Problem Based Learning tersebut, siswa tidak hanya belajar secara individu tetapi juga dapat melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, berdiskusi, saling menerima, dan memberi. Dikarenakan kemampuan siswa dalam setiap kelompok sangatlah heterogen, maka diperlukan siswa yang bisa bertindak sebagai pembimbing siswa lainnya dalam kelompok yang disebut tutor. Tutor adalah orang yang dipilih dari siswa atau orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu siswa lainnya yang kemampuannya kurang dalam belajar (Susilowati,dkk, 2009). Siswa yang dipilih oleh guru sebagai tutor adalah siswa dalam satu kelas yang memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, serta memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan kepada teman-temannya. Siswa yang dipilih menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang diberikan bantuan, maka tutor tersebut sering dikenal dengan sebutan tutor sebaya atau tutor sejawat (Djamarah dan Zain, 2013). 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Sehingga, tutor sebaya merupakan siswa yang dipilih menjadi tutor untuk membantu siswa lainnya yang mengalami kesulitan belajar. Istilah tutor sebaya terkait dengan metode belajar mengajar merupakan bantuan seorang atau beberapa orang siswa yang kompeten untuk membimbing siswa lainnya dalam kelompok-kelompok kecil (Sani, 2013). Metode tutor sebaya ini mengarahkan siswa untuk aktif berdiskusi mengerjakan tugas kelompok dengan bimbingan atau arahan dari temannya yang ditunjuk sebagai tutor sebaya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pangerti (2015), proses belajar mengajar dengan menggunakan tutor sebaya membuat siswa lebih aktif dalam bertanya, berdiskusi, serta berkomunikasi antar teman dalam memecahkan masalah yang ada, sehingga kegiatan belajar akan berlangsung lebih aktif, efektif, komunikatif, dan menyenangkan. Siswa yang ditunjuk sebagai tutor sebaya dapat menjalankan berbagai macam peran, seperti sebagai mediator, teman kerja, atau role model dalam kelompoknya. Hal tersebut dapat memupuk rasa kerjasama dan saling membantu antar semua anggota kelompok, meningkatkan kemampuan baik bagi tutor maupun yang ditutori, membentuk rasa bangga pada diri anak/ orang yang menjadi tutor, bagi siswa yang ditutori akan lebih mudah memahami materi karena tutor akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami, dan kurangnya sumber belajar di sekolah dapat teratasi dengan adanya tutor (Susilowati, dkk, 2009). Model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya merupakan suatu model pembelajaran yang berdasar pada masalah-masalah riil yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa dengan dibantu oleh teman sekelasnya yang ditunjuk sebagai tutor sebaya apabila ditemukan kesulitan dalam memecahkan masalah, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi siswa untuk mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dilaksanakan secara bertahap untuk mempermudah pengimplementasian pembelajaran, baik bagi guru atau tenaga kependidikan dan siswa atau anak didik agar mampu mengikuti proses pembelajaran hingga akhir. Terdapat lima tahap pembelajaran dalam model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya, yaitu (1) tahap orientasi siswa kepada masalah, (2) tahap mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (sumber: diadaptasi dari Suprihatiningrum, 2014). Model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menemukan, membentuk, dan mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui permasalahan nyata dengan dibantu temannya yang ditunjuk sebagai tutor sebaya yang akan menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi siswa untuk belajar berdasarkan masalah tersebut dan dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajarnya. Slameto (2010) hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang mempengaruhi hasil belajarnya meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,motif, kematangan, dan kesiapan), dan faktor kelelahan. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajarnya meliputi faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, ekonomi, dan lain sebagainya), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, sarana prasarana sekolah, dan lain sebagainya), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Pengklasifikasian hasil belajar dalam merumuskan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom. Bloom mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
memberikan perlakuan sebanyak enam kali di kelompok eksperimen dan enam kali di kelompok kontrol. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain eksperimen semu, yaitu Nonequivalent control group design yang dilaksanakan di kelas V Gugus I Mengwi. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu (1) tahap persiapan penelitian eksperimen, (2) tahap pelaksanaan penelitian eksperimen, dan (3) tahap akhir penelitian eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V (lima) di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari delapan kelas dalam enam sekolah dasar. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 157 orang siswa. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Kedua kelas yang terpilih untuk dijadikan sampel penelitian adalah kelas VA di SD No. 2 Cemagi dan kelas VA di SD No. 4 Cemagi, kemudian kedua sampel tersebut diberikan pretest. Pemberian pretest dilakukan untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes, 2012). Hasil pretest tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis uji-t. Untuk bisa menggunakan analisis uji-t harus memenuhi dua syarat terlebih dahulu, yaitu normalitas dan homogenitas. Data pretest yang diperoleh sudah memenuhi prasyarat uji normalitas dan homogenitas, maka analisis yang digunakan adalah analisis ujit. Teknik analisis uji-t yang digunakan adalah menggunakan rumus uji-t separated varians. Setelah kedua sampel tersebut setara, kemudian kedua sampel tersebut dirandom untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelas VA di SD No. 2 Cemagi terpilih sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA di SD No. 4 Cemagi terpilih sebagai kelompok kontrol. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode tes, yaitu tes hasil belajar matematika dengan bentuk tes objektif pilihan ganda biasa yang mengacu pada kurikulum KTSP 2006 termasuk SK, KD, aspek materi dan
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitif pada aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, dan analisis belajar matematika yang akan dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017.
METODE Pelaksanaan penelitian dilakukan di SD Gugus I Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung tepatnya di SD No. 2 Cemagi dan SD No. 4 Cemagi. SD No. 2 Cemagi beralamat di Banjar Kajakangin, CemagiMengwi dan SD No.4 Cemagi beralamat di Jalan By Pass Munggu-Tanah Lot. Waktu penelitian terkait pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai tanggal 6 Maret-17 April 2017 dengan 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan 2 derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,07. Hal ini menunjukkan bahwa 2 2 𝑋ℎ𝑖𝑡 =7,08 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,07, maka sebaran data skor posttest hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data skor posttest hasil belajar matematika pada 2 kelompok kontrol diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡 =5,33 dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan 2 derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,07. Hal ini menunjukkan bahwa 2 2 𝑋ℎ𝑖𝑡 =5,33 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,07, maka sebaran data skor posttest hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas data posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, diperoleh Fhit =1,74 dengan derajat kebebasan pembilang = 22 – 1 = 21 dan derajat kebebasan penyebut = 22 – 1 = 21 serta taraf signifikasi 5% diperoleh Ftabel =2,08. Hal ini menunjukkan bahwa Fhit =1,74 < Ftabel =2,08, maka varians data skor tes hasil belajar matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas terpenuhi, dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis statistik dengan menggunakan analisis uji-t. Hipotesis statistik yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dan kelompok siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya pada siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017 yang dianalisis menggunakan uji-t. Hasil analisis uji-t diperoleh hasil thitung = 4,61 pada taraf signifikasi 5% dengan derajat kebebasan= n1+n2-2=42, diperoleh ttabel = 2,02. Hal ini menunjukkan bahwa thitung = 4,61 > ttabel = 2,02, maka H0 ditolak. Adapun tabel rekapitulasi hasil analisis hipotesis statistik adalah sebagai berikut.
indikatornya. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan expert judgment oleh dosen matematika dan guru bidang studi matematika guna mendapatkan kualitas yang baik yang dilanjutkan dengan uji coba instrumen untuk mengetahui kelayakan instrumen pada saat penelitian. Kesahihan tes hasil belajar menggunakan korelasi point biserial, menghitung daya beda tes menggunakan rumus D, menghitung tingkat kesukaran tes menggunakan rumus P, dan menguji reliabilitas tes hasil belajar menggunakan KR-20. Data skor posttest hasil belajar natematika siswa yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan menghitung mean, teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan mengkonversikan M% ke dalam PAP skala lima, dan teknik analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis uji-t. Sebelum data dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t, terlebih dahulu data tersebut dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data menggunakan Chi-Kuadrat (X2) dan uji homogenitas varians menggunakan uji F, jika uji normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi, maka dapat dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis statistik menggunakan uji-t separated varians.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian ini berupa skor hasil belajar matematika yang didapatkan dari hasil posttest setelah siswa dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya pada kelompok eksperimen dan yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya pada kelompok kontrol. Sebelum melakukan uji hipotesis statistik dengan menggunakan uji-t, terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas data skor posttest hasil belajar matematika pada 2 kelompok eksperimen diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡 =7,08
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Sampel Penelitian Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Statistik Varians Jumlah Rerata Skor t hitung Sampel 3,46 23,45 22 4,61 6,02 20,41 22
Hasil analisis tersebut telah membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dan kelompok siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya pada siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Perbedaan yang signifikan hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dan kelompok siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dapat disebabkan adanya perbedaan perlakuan pembelajaran, sumber belajar, dan metode ajar dari kedua pembelajaran. Model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya ini menggunakan masalah riil sebagai suatu konteks bagi siswa untuk berpikir kritis dengan dibantu oleh teman sekelasnya yang ditunjuk sebagai tutor sebaya apabila ditemukan kesulitan dalam memecahkan masalah. Adanya teman sekelas yang bertindak sebagai pembimbing sangatlah membantu dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan siswa lebih mudah dan tidak canggung dalam bertanya maupun berpendapat dengan temannya. Dengan mengikuti model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya membuat siswa menjadi lebih percaya diri dan termotivasi dalam menemukan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi matematika. Hal ini dikarenakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya memiki beberapa keunggulan dalam
t tabel
2,02
penerapannya pada pembelajaran. Model Problem Based Learning memiliki beberapa keunggulan, yaitu (1) menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (2) membantu siswa mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, (3) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, (4) memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, dan (5) dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar (Sanjaya, 2013). Tutor sebaya juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu (1) memupuk rasa kerjasama dan saling membantu, (2) meningkatkan kemampuan baik bagi tutor maupun yang ditutori, (3) membentuk rasa bangga pada diri anak/ orang yang menjadi tutor, (4) bagi murid yang ditutori akan lebih mudah memahami materi karena tutor akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami, dan (5) kurangnya sumber belajar di sekolah dapat teratasi dengan adanya tutor (Susilowati, dkk 2009), sedangkan yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya, pembelajaran yang berlangsung menggunakan kombinasi tiga metode pembelajaran (metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan) yang cenderung membuat siswa menghafalkan prosedur penyelesaian, sehingga apabila diberikan soal/masalah yang berbeda dari soal latihan, siswa akan mengalami kesulitan dan terkadang siswa juga merasa canggung untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami. Secara tidak langsung hal tersebut akan berdampak pada hasil belajar siswa.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Hal ini terlihat dari hasil analisis statistik deskriptif dan hasil analisis deskriptif kuantitatif kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya, yaitu kelas VA SD No. 2 Cemagi menghasilkan rerata skor posttest hasil belajar matematika =23,45 dengan rata-rata skor siswa (M%) sebesar 78,17% yang tergolong cukup dan kelompok kontrol yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya, yaitu kelas VA SD No. 4 Cemagi menghasilkan rerata skor posttest hasil belajar =20,41 dengan rata-rata skor siswa (M%) sebesar 68,03% yang tergolong cukup. Hal ini menunjukkan bahwa rerata skor posttest hasil belajar matematika kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya =23,45 > rerata skor posttest hasil belajar matematika kelompok kontrol yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya =20,41. Berdasarkan pemaparan tersebut telah membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu terdapat pengaruh model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017 yang diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Wiguna, dkk (2014) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Hands on Mathematics berpengaruh terhadap keaktifan siswa dan hasil belajar matematika siswa kelas V SD 1,2,5 Banyuasri. Hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah berbantuan Hands on Mathematics lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, serta penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2014) yang menunjukkan bahwa metode pembelajaran tutor sebaya lebih unggul dibandingkan dengan metode ceramah.. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya lebih tinggi dari pada hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan metode ceramah pada materi luas permukaan dan volume prisma dan limas. Dengan demikian, model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan tersebut telah membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu terdapat pengaruh model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari hasil uji hipotesis statistik berdasarkan analisis uji-t menunjukkan thitung =4,61 > ttabel =2,02 pada taraf signifikan 5% dengan dk=42 atau terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya dan kelompok siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya pada siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Hasil analisis statistik deskriptif dan hasil analisis deskriptif kuantitatif kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya menghasilkan rerata skor posttest hasil belajar matematika =23,45 dengan rata-rata skor siswa (M%) sebesar 78,17% yang tergolong cukup dan kelompok kontrol yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya menghasilkan rerata skor posttest hasil belajar matematika =20,41 dengan rata-rata skor siswa (M%) sebesar 68,03% yang tergolong cukup atau rerata skor posttest hasil belajar matematika kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya = 23,45 > rerata skor posttest hasil belajar matematika kelompok siswa yang tidak dibelajarkan menggunakan model Problem 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Based Learning berbantuan tutor sebaya =20,41. Dengan demikian, model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V di Gugus I Mengwi tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan simpulan tersebut, maka dapat diajukan saran kepada guru, sekolah, dan peneliti lain. Kepada guru hendaknya menjadikan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan pembelajaran, karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa. Kepada sekolah sebaiknya menyediakan fasilitas pembelajaran yang lengkap sehingga siswa dan guru dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dalam menunjang pembelajaran di kelas. Kepada peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh model Problem Based Learning berbantuan tutor sebaya pada materi pembelajaran dan sampel yang berbeda.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2006. Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional
DAFTAR PUSTAKA
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Pratiwi, Ni Wyn. Wida Gian. 2013. “Model Pembelajaran Problem Based Learning Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan”. Jurnal Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 1. Sani,
Ridwan Abdullah. 2013. Pembelajaran. Jakarta: Aksara.
Inovasi Bumi
Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Grup.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Hasanah, Uswatum. 2014. “Pengaruh Metode Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Gorontalo (hlm.10).
Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: ARRUZZ Media. Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Aditya Prenadamedia Group.
Pangerti, Budi. 2015. “Pengaruh Metode Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Motivasi Belajar, Minat Belajar dan Hasil Belajar Matematika Kelas XI Ilmu Alam Man Model Sorong”. Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia, Volume 3 Nomor 1.
Susilowati, dkk. 2009.Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Wiguna, I. G. Lanang Ambara. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Hands on Mathematics Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Kelas V SD 1,2,5 Banyuasri”. Jurnal Program Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 4 (hlm. 12).
10