e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD 1
2
3
Kd. Ayu Wisaka Dewi , I Nym. Murda , I Kt. Dibia 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 1
e-mail:
[email protected] ,
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual dan siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual pada siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng yang berjumlah 138 orang. Sampel penelitian ini yaitu 27 siswa kelas V SD Negeri 1 Penarukan sebagai kelompok kontrol dan 31 siswa kelas V SD Negeri 4 Penarukan sebagai kelas eksperimen yang dipilih dengan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar Matematika siswa yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji-t. Rata-rata hasil belajar Matematika kelompok eksperimen (14,12) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (9,59). Hasil perhitungan uji-t, thitung = 4,87 dan ttab = 2,00. Hal ini berarti bahwa thit > ttab, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual pada siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Kata kunci: Polya, media visual, hasil belajar
Abstract This research aims to determine the differences in learning outcomes between students who took mathematics using Polya teaching style which supported by visual aid media and students who took the lesson without Polya teaching style which supported by visual aid media in fifth grade students in Cluster II District of Buleleng. This research is classified as quasi experiment. The population of this research were 138 students of elementary school grade V in Cluster II Village Penarukan District of Buleleng. The sample was 27 students of class V SDN 1 Penarukan as the control group and 31 students of class V SDN 4 Penarukan as the experimental group were selected by random sampling technique. The collected data were the students’ result of learning Mathematics that the data were analyzed using descriptive statistics and ttest. The results of the mean of the experimental group (14,12) was higher than the students of control group (9,59). Based on uji-t counting shown that thitung = 4,87 and ttable = 2,00. This means value>t table, so that it can be interpreted that there is a significant difference in learning outcomes between student who take Mathematics teaching and learning model Polya media aided visual students who take learning
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017 with not model Polya media aided visual in fifth grade students in Cluster II Village Penarukan District of Buleleng in the academic year 2016/2017. Keywords: Polya, media visual, the learning outcomes
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan cermin keberhasilan suatu bangsa, demi mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan sumber daya manusia yang bermutu baik. Semakin tinggi kualitas pendidikan maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 37 ayat 1 dapat diketahui bahwa, di SD terdapat beberapa mata pelajaran yang dibelajarkan terhadap siswa, salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan yaitu Matematika. Susanto (2013:185) menyatakan “Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan masalah seharihari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”. Pendidikan Matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peranan yang sangat penting karena jenjang ini merupakan pondasi dasar dalam membentuk sikap, kecerdasan, dan kepribadian anak. Peranan Matematika yang begitu besarnya ternyata tidak sesuai dengan kualitas proses dan hasil pembelajaran Matematika siswa khususnya di SD. Suherman, dkk (2003) menilai objek pembelajaran Matematika bersifat abstrak sehingga proses pembelajarannya tidak mudah. Salah satu model pembelajaran inovatif yang cocok diterapkan pada mata pelajaran Matematika yaitu model pembelajaran Polya. Polya (dalam Aisyah, dkk, 2007) menyatakan bahwa model pembelajaran Polya merupakan suatu model pembelajaran yang dijadikan dasar untuk pemecahan masalah dengan empat tahapan yaitu memahami masalah, membuat rencana untuk menyelesaikannya, melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua, dan memeriksa ulang jawaban yang diperoleh.
Model ini memperlihatkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang saling berkaitan. Pembelajaran ini dimulai dengan pemberian masalah, kemudian siswa berlatih memahami, menyusun strategi dan melaksanakan strategi sampai dengan menarik kesimpulan. Guru membimbing siswa pada setiap langkah dengan memberikan pertanyaan yang mengarah pada konsep. Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan (Tegeh, 2008). Arsyad (2013) menyatakan bahwa media visual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, media visual dapat memperlancar pemahaman serta memperkuat daya ingat siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 4 Januari 2017 dengan guru mata pelajaran Matematika kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng, diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi Matematika, sehingga hal tersebut memengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran Matematika kelas V SD di gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng, diperoleh fakta bahwa antara lain (1) kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah umumnya menggunakan metode ceramah, (2) guru belum mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif pada saat proses pembelajaran berlangsung, (3) siswa enggan melakukan perhitungan dengan mengikuti langkah – langkah yang ada. Untuk melibatkan siswa secara aktif dalam memahami konsepkonsep Matematika tidaklah mudah. Guru dituntut memiliki kemampuan dan kreativitas dalam merancang kegiatan pembelajaran tersebut. Selain itu, guru juga dituntut untuk mampu menggunakan media atau alat peraga pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dikaji secara lebih maksimal.
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Kondisi di atas diperkuat dengan hasil studi dokumen yang dilakukan diseluruh SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng. Berdasarkan studi dokumen pada mata pelajaran Matematika
Tabel 1.
No. 1 2 3 4 5
siswa kelas V SD, maka didapatkan ratarata nilai Ulangan Akhir Semester Matematika siswa. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Rata-rata Nilai Ulangan Akhir Semester Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng
Keterangan Siswa Nilai Jumlah Rata-rata Sekolah Siswa KKM Tidak Tuntas UAS Kelas V Tuntas SDN 1 Penarukan 28 65 13 15 62,03 SDN 2 Penarukan 22 68 14 8 66,31 SDN 3 Penarukan 37 72 6 31 61,64 SDN 4 Penarukan 31 62 17 14 63,1 SDN 5 Penarukan 20 65 11 9 64,15 Jumlah 138 61 77 (Sumber: Arsip SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng)
Berdasarkan Tabel 1, rata - rata nilai ulangan akhir semester Matematika kelas V untuk masing-masing SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng menunjukkan bahwa, dari keseluruhan siswa yang berjumlah 138 orang, terdapat 77 siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan dilihat dari nilai ratarata siswa berkisar antara 61,64 – 66,31 yang tergolong dalam kategori cukup. Uraian tentang Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika masih tergolong rendah. Sehingga, perlu dievaluasi kembali oleh guru mata pelajaran bersama pihak sekolah agar nantinya mampu meningkatkan nilai siswa yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada khususnya dan di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada umumnya. Berdasarkan wawancara, observasi dan studi dokumen menunjukkan bahwa hasil pembelajaran Matematika masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini tentu saja tidak boleh dibiarkan terus terjadi, karena Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam perkembangan teknologi, maupun dalam
rangka pembentukan sikap yang positif pada siswa. Oleh karena itu, Matematika sangat perlu ditanamkan kepada siswa sejak mereka memasuki jenjang SD. Dalam mata pelajaran Matematika, setiap konsep abstrak yang baru dipahami siswa perlu diberikan penguatan agar konsep tersebut dapat mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa. Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang bersifat abstrak dan siswa SD masih berada pada tahap operasional konkret maka dalam penerapan model pembelajaran Polya dipadukan dengan Media Visual. Berdasarkan pemaparan tersebut, apabila model pembelajaran Polya berbantuan media visual digunakan dalam pembelajaran Matematika di SD diyakini akan menimbulkan hasil belajar Matematika yang lebih baik dari pembelajaran yang bukan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual. Berkaitan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment), dengan rancangan non-equivalent post test only control group design. Desain penelitian disajikan pada Tabel 2 berikut.
menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual pada siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.
Tabel 2. Rancangan Penelitian Non-equivalent post test only control group design Kelas Eksperimen Kontrol
Perlakuan X1 X2
Post-Test O1 O2 (dalam Agung, 2014: 163)
Keterangan: X1 = perlakuan terhadap kelompok eksperimen (model pembelajaran Polya berbantuan Media Visual) X2 = perlakuan terhadap kelompok kontrol O = menyatakan pengamatan akhir (post-test) Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu semester II (genap) tahun pelajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng. Jumlah kelas keseluruhan adalah 5 kelas dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 138 orang. Sampel penelitian adalah siswa kelas V SDN 1 Penarukan sebagai kelompok kontrol yang terdiri dari 27 orang siswa dan siswa kelas V SDN 4 Penarukan sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 31 orang siswa yang dipilih dengan teknik random sampling. Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data secara tertulis dengan menggunakan metode tes. Agung (2014:92) menyatakan bahwa “metode tes dalam kaitannya dengan penelitian ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh seorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes dapat menghasilkan suatu skor (interval)”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar Matematika yang dikumpulkan dengan menggunakan instrument pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Tes ini diberikan setelah kelompok eksperimen diberikan
perlakuan dengan dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual dan kelas kontrol dibelajarkan tanpa model pembelajaran Polya berbantuan media visual. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menghitung nilai rata-rata, modus, median, standar deviasi, varian, skor maksimum, dan skor minimum, sedangkan analisis statistik inferensial digunakan untuk menganalisis hipotesis yang diajukan. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis hipotesis penelitian adalah uji- t (separated varians). Sebelum melakukan uji hipotesis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan. Persyaratan yang dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, (2) mengetahui data yang dianalisis bersifat homogen atau tidak. Kedua prasyarat tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu, maka untuk memenuhi hal tersebut dilakukanlah uji prasyarat analisis dengan melakukan uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hasil perhitungan analisis deskriptif terhadap skorl hasil belajar Matematika siswa kelompok ekperimen yang 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
dibelajarkan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual menunjukkan rata-rata (Mean) skor hasil belajar Matematika kelompok eksperimen yaitu 14,12, Median (Me) = 14,45, Modus (Mo) = 14,83, varians (s2)
Tabel 3.
= 12,53 dan standar deviasi (s) = 3,54. Ringkasan hasil analisis statistic deskriptif hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen tersaji pada Tabel 3 berikut.
Ringkasan Ringkasan Hasil Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen Statistik Deskriptif Mean Median Modus Standar Deviasi Varians
Hasil 14,12 14,45 14,83 3,54 12,53
Setelah diketahui Mean, Median, dan Modus, selanjutnya sebaran data disajikan dalam bentuk grafik poligon. Sebaran data hasil belajar Matematika pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 01 berikut.
Gambar 1.
Berdasarkan perhitungan rata-rata (Mean) kelompok eksperimen adalah 14,12 dan standar deviasi adalah 3,54. Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar Matematika kelompok ekperimen digunakan kriteria penilaian pada skala 5 dengan skor maksimal ideal adalah 20 dan skor minimal ideal adalah 0. Sebelum mengelompokkan data, terlebih dahulu ditentukan Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi). Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar Matematika dengan menerapkan model pembelajaran Polya berbantuan media visual adalah 14,12 yang berada pada rentang skor 12,08 X 15,24, yang termasuk kategori Tinggi. Sedangkan hasil perhitungan analisis deskriptif terhadap skorl hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol yang dibelajarkan bukan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual menunjukkan rata-rata (Mean) skor hasil belajar Matematika kelompok eksperimen yaitu 9,59, Median (Me) = 9,33, Modus (Mo) = 8,78, varians (s2) = 16,81 dan standar deviasi (s) = 4,10. Ringkasan hasil analisis statistic deskriptif hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol tersaji pada Tabel 4 berikut.
Kurva Polygon Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa modus lebih besar daripada median dan median lebih besar daripada mean (Mo>Me>M). Dengan demikian, data berada pada kurve juling negatif, yang menunjukkan sebagian besar hasil belajar Matematika kelompok eksperimen berada pada skor tinggi.
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tabel 4.
Ringkasan Ringkasan Hasil Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol Statistik Deskriptif Mean Median Modus Standar Deviasi Varians
Hasil 9,59 9,33 8,78 4,10 16,81
Setelah diketahui Mean, Median, dan Modus, selanjutnya sebaran data disajikan dalam bentuk grafik poligon. Sebaran data hasil belajar Matematika pada kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2.
Matematika kelompok kontrol berada pada skor rendah. Berdasarkan perhitungan rata-rata (Mean) kelompok kontrol adalah 9,59 dan standar deviasi adalah 4,10. Untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil belajar Matematika kelompok kontrol digunakan kriteria penilaian pada skala 5 dengan skor maksimal ideal adalah 20 dan skor minimal ideal adalah 0. Sebelum mengelompokkan data, terlebih dahulu ditentukan Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi). Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar Matematika yang bukan menerapkan model pembelajaran Polya berbantuan media visual adalah 9,59 yang berada pada rentang skor 8,92 X 12,08, yang termasuk kategori Rendah. Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas dan homogenitas terhadap data tes hasil belajar Matematika siswa. Hasil perhitungan pengujian normalitas sebaran data menggunakan statistik Chi Kuadrat ( 2 ) pada kelompok eksperimen disajikan pada Tabel 5 berikut.
Kurva Polygon Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa mean lebih besar daripada median dan median lebih besar daripada modus (M>Me>Mo). Dengan demikian, data berada pada kurve juling positif, yang menunjukkan sebagian besar hasil belajar
Tabel 5. Tabel Kerja Uji Normalitas Sebaran Data Kelompok Eksperimen Rentangan
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)
2
fo fh 2 fh
4-7 8-11 12-14 15-18 19-21 22-25 Jumlah
1 6 9 12 3 0 31
0.71 4.21 10.58 10.58 4.21 0.71 31
0.29 1.79 -1.58 1.42 -1.21 -0.71
6
0.08 3.20 2.49 2.01 1.46 0.50
0.12 0.76 0.24 0.19 0.35 0.71 2,36
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh harga 2 hitung = 2,36 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk= k – 1, (dimana k adalah banyaknya kelas interval – 1, sehingga dk = 6 – 1 = 2 5), diperoleh tabel = 11,07. Dengan
data hasil belajar Matematika siswa untuk kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil perhitungan pengujian normalitas sebaran data menggunakan statistik Chi Kuadrat ( 2 ) pada kelompok kontrol disajikan pada Tabel 06 berikut.
demikian, diperoleh hitung < tabel, yaitu 2,36 < 11,07, maka hal ini berarti 2
2
Tabel 6. Tabel Kerja Uji Normalitas Sebaran Data Kelompok Kontrol Rentangan
fo
fh
(fo-fh)
(fo-fh)2
-2 - 1 2 - 6 7 - 10 11 - 14 15 - 18 19 - 22 Jumlah
0 7 10 6 4 0 27
0.62 3.67 9.21 9.21 3.67 0.62 27
-0.62 3.33 0.79 -3.21 0.33 -0.62
0.38 11.09 0.62 10.30 0.11 0.38
fo fh 2 fh
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh harga 2 hitung = 5,48 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk= k – 1, (dimana k adalah banyaknya kelas interval – 1, sehingga dk = 6 – 1 = 2 5), diperoleh tabel = 11,07. Dengan
Ftabel dengan dkpembilang = (31-1) = 30, dkpenyebut = (27-1) = 26, dan taraf signifikansi 5% diketahui Ftab = 1,90. Dengan demikian, Fhitung < Ftabel = 1,34 < 1,90, hal ini berarti kedua kelompok data dikategorikan Homogen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t independent dengan rumus uji-t polled varians, Karena jumlah sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda, dan kedua kelompok data memiliki varian yang homogen. Rangkuman hasil analisis uji-t data post test hasil belajar Matematika siswa dapat dilihat pada Tabel 07 di bawah ini.
demikian, diperoleh hitung < tabel, yaitu 5,48 < 11,07, maka hal ini berarti data hasil belajar Matematika siswa untuk kelompok kontrol berdistribusi normal. Dari perhitungan kedua kelompok data post-test dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil belajar Matematika siswa, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji homogenitas dengan uji F diperoleh Fhitung = 1,34 dan 2
0.62 3.02 0.07 1.12 0.03 0.62 5,48
2
Tabel 7. Hasil Analisis Uji-t No.
Kelompok
N
1
Eksperimen
31
2
Kontrol
27
dk 56
M 12,53 16,81
Varians
thitung
ttabel
14,12 9,59
4,87
2,00
Ket H0 ditolah dan H1 diterima
signifikansi 5% dan dk = (n1 + n2) – 2 = 56 adalah 2,00. Dengan demikian, thitung = 4,87 > t tabel = 2,00 maka H0 ditolah dan H1
Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung adalah 4,87, sedangkan ttabel dengan taraf 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual pada siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual.
kepada siswa untuk mengungkapkan ideide baru dalam hal memecahkan masalah pada soal yang diberikan sehingga mampu mengasah kemampuan berpikirnya. Menurut Polya (dalam Suherman, dkk, 2003) langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Polya meliputi memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yang telah disusun dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Dengan adanya bimbingan dari guru selama proses pembelajaran terutama pada saat diskusi menyebabkan siswa mau bekerjasama dalam kegiatan menjawab pertanyaanpertanyaan yang ada di LKS. Keempat tahap tersebut mampu membantu siswa merealisasikan pengetahuan yang telah diperoleh untuk diterapkan pada situasi baru, proses ini menuntun siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dan menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Kegiatan belajar menjadi berpusat pada siswa. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual juga memiliki antusias yang tinggi dalam pembelajaran dan pengaplikasian media pembelajaran. Media visual dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Arsyad (2013) yakni, media visual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, media visual dapat memperlancar pemahaman serta memperkuat daya ingat siswa. Selain itu, Kristianayanti (2014) menyatakan bahwa digunakannya media visual dalam pembelajaran Matematika dapat membantu siswa dalam menjembatani konsep abstrak Matematika serta membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Peningkatan hasil belajar tersebut didukung oleh penelitian sejenis yang dilakukan oleh Nitya (2013) yang menyatakan bahwa model Polya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika. Peningkatan hasil belajar tersebut
PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual. Rata-rata skor hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi dengan perolehan skor 14,12 sedangkan skor hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol berada pada kategori rendah dengan perolehan skor 9,59. Hal tersebut disebabkan karena terdapat perbedaan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Polya berbantuan media visual memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dengan berpikir logis dan sistematis, sehingga pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung semua siswa terlibat dan dituntut berpartisipasi aktif. Sedangkan, fungsi guru selama proses pembelajaran berlangsung hanyalah sebagai fasilitator. Selain itu, model pembelajaran Polya berbantuan media visual memberikan kesempatan 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual pada siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh, thitung sebesar 4,87. Sedangkan, ttabel (dengan dk= 56 dan taraf signifikansi 5%) adalah 2,00. Hal ini berarti, thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dari rata-rata, diketahui ratarata kelompok eksperimen sebesar 14,12 dan rata-rata kelompok kontrol sebesar 9,59. Hal ini berarti rata-rata eksperimen > rata-rata kontrol. Dengan demikian, model pembelajaran Polya berbantuan media visual berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Disarankan kepada siswa agar aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya, kepada guru hendaknya dapat menjadikan pembelajaran Polya berbantuan media visual sebagai salah satu variasi pembelajaran yang dapat diterapkan agar pembelajaran lebih efektif dan bermakna, kepada kepala sekolah disarankan agar selalu berupaya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pengambilan kebijakan yang tepat, kepada peneliti lain disarankan agar memilih dan mengembangkan berbagai model pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran disekolah dasar dan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum.
disebabkan karena model Polya yang diterapkan dapat mengubah situasi belajar yang tadinya masih berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada guru saja. Siswa dapat lebih leluasa untuk belajar dengan memikirkan permasalahan yang dibahas secara mandiri kemudian mendiskusikan pemikirannya dengan kelompoknya dan akhirnya berbagi kepada seluruh temanteman dikelasnya. Temuan di atas juga diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Heny (2014) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Polya dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dari skor rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen sebesar 41,54, sedangkan kelompok yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki skor rata-rata hasil belajar sebesar 35. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Polya diperoleh thitung = 3,88. Sedangkan ttabel dengan taraf signifikansi 0,05 yaitu 2,02. Hal ini berarti thitung > ttabel. Berdasarkan paparan di atas, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Polya memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan model pembelajaran Polya berbantuan media visual. Oleh karena itu, tampak jelas bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran bukan dengan menggunakan model pembelajaran Polya berbantuan media visual pada siswa kelas V SD di Gugus II Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.
DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2014. Buku Ajar Cetak: Metodologi Penelitian
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Bahan Ajar Cetak: Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Derektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Heny, Putu Yulista. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran Polya Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV Semester I Di Gugus I Manukaya Kecamatan Tampak Siring Kabupaten Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurnal Mimbar PGSD: Vol. 2 No. 1. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/2466 (diakses tanggal 29 Desember 2016). Kristinayanti, Ni Luh Putu. 2014. “Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education Berbantuan Media Visual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus 1 Abiansemal”. Jurnal Mimbar PGSD: Vol: 2 No: 1. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/1884 (diakses tanggal 29 Desember 2016). Nitya, I. G. E. P. Dewi. 2013. “Penerapan Model Polya untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Siswa Kelas V SD No. 2 Pemaron. Mimbar PGSD. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/index .php/JJPGSD/article/view/1454 (diakses tanggal 29 Desember 2016). Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. 10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
11