Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V Eka Ardi Wrisca Febriyanti1, I Nym Jampel2, H. Syahruddin3 1,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan posttest only control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 98 siswa. Sampel diambil dengan cara random sampling yang berjumlah 43 siswa. Data hasil belajar Matematika dikumpulkan menggunakan tes pilihan ganda dengan satu jawaban benar. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional (thitung = 5,813> ttabel = 2,021). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensional. Artinya penggunaan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata kunci: metode Two Stay Two Stray (TS-TS), media konkret, hasil belajar. Abstract This research aims to describe differentces in learning outcomes Mathematics among students who take lesson with methods Two Stay Two Stray (TS-TS) concrete media assistance with student who take learning with conventional learning methods in fifth grade elementary schools students in Cluster III Districten Abang Academic Year 2013/2014. This type of research is a quasi axperimental research with design post-test only control group design. Population in this study was all fifth grade students of elementary schools in Cluster III Districten Abang Academic Year 2013/2014 the amount is 98 all together. Samples were taken by means random sampling the amount is 43 students. Mathematics learning outcomes data were collected using a multiple-choise test with one correct answer. Data were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics are t-test. The results showed that there were significant differences in learning outcomes between students who take mathematics teaching methods Two Stay Two Stray (TS-TS) concrete media assited by students who take lesson with the conventional method (t = 5,813> ttab = 2,021). Based on the results of this research can be said that the group of students who learned with the learning method Two Stay Two Stray (TS-TS)
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) concrete media assisted better than the group of students who learned with conventional learning method. Means the use of learning method Two Stay Two Stray (TS-TS) concrete media assistance effect on improvement of students learning outcomes Mathematics in fifth grade elementary schools students in Cluster III Districten Abang District of Karangasem Academic Year 2013/2014. Key words: method Two Stay Two Stray (TS-TS), concrete media, learning outcome.
PENDAHULUAN Matematika merupakan sebuah disiplin ilmu yang universal yang terus berkembang sejak dahulu. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu serta untuk memajukan daya pikir manusia. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang di ajarkan di sekolah dasar. Matematika terdiri dari konsep-konsep abstrak yang harus dipahami siswa. Konsep-konsep Matematika bersifat heirarkis, sehingga pemahaman suatu konsep pada tingkat atau jenjang pendidikan yang lebih rendah merupakan prasyarat bagi pemahaman konsep di atasnya. Dengan kata lain, kekurangtuntasan dalam memahami konsep prasyarat secara potensial akan menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam mempelajari konsep-konsep lanjutannya. Dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran Matematika tentunya guru harus memiliki inovasi dan kreativitas dalam menyampaikan bahan ajar. Guru hendaknya memilih dan menggunakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Inisiatif guru melaksanakan inovasi dalam pembelajaran Matematika sudah banyak dilakukan misalnya dengan menggunakan media pembelajaran dan menerapkan metodemetode pembelajaran yang kooperatif. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar tentunya menuntut seorang guru untuk menguasai konsep dan menanamkan konsep Matematika tersebut kepada peserta didik. Penekanan pembelajaran Matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan menghafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep. Tidak hanya “bagaimana” soal harus diselesaikan, tetapi juga pada “mengapa” soal tersebut diselesaikan dengan cara tertentu dengan tetap
menyesuaikan terhadap kemampuan berpikir siswa (Suherman, 2003). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan pembelajaran di kelas masih menekankan pada kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal dengan menghafal rumus-rumus. Siswa masih cenderung menghafal rumus-rumus Matematika dan kurang memahami konsep yang dipelajari. Di samping itu, belum tertanamnya konsep dasar yang harusnya dijadikan pedoman untuk menyelesaikan masalah membuat siswa tidak bisa menyelesaikan masalah yang diberikan. Permasalahan tersebut terjadi hampir di setiap jenjang pendidikan. Dari hasil observasi pada tanggal 3-5 Desember 2013 yang dilakukan pada siswa kelas V di seluruh sekolah dasar yang ada di gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2013/2014. Di kelas tersebut ditemukan beberapa masalah dalam proses maupun hasil pembelajaran Matematika. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru belum menggunakan metode-metode pembelajaran yang kooperatif. Selain itu, dalam mengajarkan materi Matematika guru belum menggunakan media pembelajaran, misalnya dengan menggunakan media yang dapat merangsang panca indera siswa. Menurut Russeffendi (dalam Suherman, 2003) mengungkapkan bahwa media konkret dalam pembelajaran Matematika di sekolah dasar sangat penting, hal tersebut dikarenakan Matematika adalah ilmu abstrak. Media adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep Matematika sehingga materi pelajaran yang disajikan mudah dipahami oleh siswa. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan metode-metode pembelajaran yang kooperatif dan penggunaan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan tengah semester Matematika siswa kelas V SD di gugus III Kecamatan Abang
Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2013/2014, diperoleh data seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semester Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Tahun Pelajaran 2013/2014 No. 1. 2. 3. 4.
Nama Sekolah SDN 1 Kertha Mandala SDN 2 Kertha Mandala SDN 3 Kertha Mandala SDN 1 Culik
Data pada tabel di atas memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD di gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2013/2014 masih belum optimal karena nilai siswa masih di bawah KKM. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk mencari pemecahan masalahmasalah yang ditemui pada pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD di gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada guru wali kelas yang mengajar di kelas V di masing-masing sekolah yang ada di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem, yang menjadi faktor penyebab kurang optimalnya hasil belajar siswa yaitu sebagai berikut. Pertama, siswa belum mampu memahami konsep yang diajarkan dengan baik, sehingga penguasaan konsep yang dimiliki siswa belum optimal. Hal yang ditemukan pada saat observasi yaitu apabila diberikan permasalahan baru, siswa belum dapat mengkaitkan dan menggunakan konsep sebelumnya yang telah dipelajari. Selain itu, siswa masih mengalami kesulitan dalam menjelaskan konsep dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka sendiri. Pada saat siswa mengerjakan soal di papan tulis dan berhasil menyelesaikannya, siswa merasa sudah puas mengenai jawaban yang diberikan. Guru tidak meminta siswa memberikan argumentasi mengenai jawaban yang ditulis. Kedua, siswa kurang berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran. Guru sering menggunakan metode ceramah
KKM 54 58 55 57
Rata-rata 50,2 54,3 52,9 53,5
yang cenderung pembelajaran masih berpusat kepada guru. Pada saat pembelajaran berlangsung, hanya beberapa siswa saja yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selain itu, siswa cenderung takut bertanya kepada guru atau bertanya kepada temannya apabila ada konsep yang belum dimengerti. Selama observasi hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya kepada guru apabila kurang mengerti materi yang dipelajari. Hal ini menyebabkan guru kesulitan mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari. Ketiga, siswa kurang diajak bereksplorasi dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki siswa untuk menemukan konsep yang sedang dipelajari. Sehingga siswa kurang mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki dan pembelajaran akhirnya monoton berpusat pada guru. Keempat, dalam proses pembelajaran guru kurang memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar. Banyak materi pelajaran Matematika yang bisa diajarkan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar. Jika guru dapat memanfaatkan lingkungan sebagai media belajar, maka proses belajar tidak akan membosankan dan tentunya akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru wali kelas V SD di gugus III Kecamatan Abang, diperoleh informasi bahwa guru belum bisa untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif. Selain itu guru wali kelas V juga
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) menyampaikan bahwa siswa sulit memahami pelajaran karena siswa tidak mengerti dengan apa yang disampaikan oleh guru, jika guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret. Metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) merupakan pembelajaran yang diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus siswa diskusikan jawabannya (Suprijono, 2009). Metode TS-TS merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Selain itu metode pembelajaran ini juga dapat melatih siswa untuk bisa berinteraksi secara aktif dengan siswa lain (Huda, 2013). Sedangkan media konkret merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik dengan menggunakan media asli. Dengan menggunakan media asli, guru dapat memanfaatkan lingkungan secara optimal sebagai media belajar. Dengan menggunakan media asli yang terdapat di lingkungan, diharapkan siswa merasakan pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian pada siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Berbantuan Media Konkret Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran 2013/2014”.
METODE Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment. Penelitian eksperimen semu adalah jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Kertha Mandala dan SDN 2 Kertha Mandala di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem mulai dari tanggal 7 April sampai dengan 30 April 2014. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest only control group design. Arikunto (2005) menyatakan bahwa posttest only control group design adalah rancangan penelitian yang dapat digunakan pada jenis penelitian eksperimen semu. Populasi menurut Agung (2005: 44) adalah “keseluruhan objek dalam penelitian”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah seluruh siswa kelas V pada SD di Gugus III tersebut adalah 98 siswa. Sugiyono (2012: 118) mengatakan “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik Random Sampling, yaitu dengan cara mengundi. Sebelum menentukan sampel, yang dilakukan terlebih dahulu adalah menguji kesetaraan populasi dengan menganalisis hasil belajar Matematika ulangan tengah semester siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang dengan menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A). Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang. Setelah mendapatkan sekolah yang setara, kemudian diadakan pengundian untuk mengambil dua kelas yang menjadi sampel penelitian. Hasil pengundian diperoleh dua kelas sampel, yaitu kelas V SDN 1 Kertha Mandala dan SDN 2 Kertha Mandala. Kedua kelas tersebut diundi kembali untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengundian tersebut, yaitu kelas V SDN 1
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Kertha Mandala sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dan kelas V SDN 2 Kertha Mandala sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar Matematika siswa. Untuk memperoleh data mengenai hasil belajar maka dilakukan pengumpulan data melalui metode tes. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Tes ini diberikan setelah siswa melalui proses belajar dan bahan yang dijadikan tes tidak keluar dari bahan yang telah dipelajari siswa. Sebelum tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar, maka tes tersebut harus diuji cobakan. Pengujian yang dilakukan terhadap instrumen tersebut meliputi uji validitas tes, relisbilitas tes, taraf kesukaran tes, dan daya beda tes. Berdasarkan hasil uji coba tes, diperoleh 36 soal yang valid dan layak digunakan dalam penelitian. Reliabilitas tes yaitu 0,813, dengan kriteria reliabilitas sangat tinggi. Taraf kesukaran tes yaitu 0,801 dengan kriteria taraf kesukaran tes sedang. Sedangkan untuk daya beda tes diperoleh daya pembeda sebesar 0,481 dengan kriteria daya beda tes yang baik.
Dalam penelitian ini, analisis data yang diguakan adalah analisis statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung mean, median, dan modus. Hasil perhitungan tersebut disajikan dalam kurva polygon. Selain teknik analisis statistik deskriptif, data juga dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk menguji hipotesis. Sebelum dilakukan analisis uji-t, data yang diperoleh perlu diadakan uji normalitas dan homogenitas terhadap data yang diperoleh. Untuk uji normalitas data menggunakan analisis chi-kuadrat dan uji homogenitas varians dengan menggunakan uji-F. Jika hasil analisis menunjukkan data yang normal dan homogen serta jumlah siswa antar kelas sampel tidak sama, maka rumus uji-t yang digunakan adalah rumus Polled Varians. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil penelitian memaparkan rata-rata, median, dan modus, dari data post test siswa, baik untuk kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional. Rekapitulasi perhitungan hasil belajar Matematika siswa disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Hasil Belajar Matematika Statistik Deskriptif
Kelompok Eksperimen
Sampel Skor Maksimum Skor Minimum Rentangan Mean Median Modus Varians Standar Deviasi
23 20 6 15 15,869 16,543 16,807 11,85 3,44
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa hasil belajar pada kelompok eksperimen Mo>Md>M. Sedangkan hasil belajar pada kelompok kontrol Mo<Md<M. Data hasil belajar Matematika siswa pada
Kelompok Kontrol
20 19 6 14 10,15 9,7 9,499 8,77 2,96 kelas eksperimen disajikan dalam bentuk grafik polygon seperti gambar 1.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Gambar 1. Grafik Polygon Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa sebaran data kelompok siswa yang mengikuti metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret menunjukkan kurva juling negatif. Berdasarkan analisis data diperoleh nilai rata-rata hasil belajar Matematika pada kelas eksperimen yaitu 15,869. Setelah dikonversi ke dalam PAP skala lima, ratarata hasil belajar Matematika siswa berada pada kategori sangat tinggi. Distribusi frekuensi data hasil belajar Matematika pada kelas kontrol yang mengikuti metode pembelajaran konvensional disajikan pada gambar 2.
Gambar 2. Grafik Polygon Hasil Belajar Kelompok Kontrol Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa sebaran data kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional menunjukkan kurva juling positif. Berdasarkan analisis data, rata-rata hasil belajar Matematika siswa yaitu 10,15. Setelah dikonversikan ke dalam PAP skala lima, rata-rata hasil
belajar Matematika siswa kelas kontrol berada pada kategori sedang. Sebelum melakukan uji hipotesis maka perlu dilakukan beberapa uji prasyarat, meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa frekuensi data hasil penelitian benar-benar berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis data post-test kelas eksperimen dengan menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh X2hitung = 5,236 dan X2tabel = 5,591 dengan taraf signifikan 5%. Dengan demikian X2hitung < X2tabel, ini berarti data post-test hasil belajar Matematika siswa kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil analisis data post-test kelas kontrol diperoleh X2hitung = 4,161 dan X2tabel = 5,591 dengan taraf signifikan 5%. Dengan demikian X2hitung < X2tabel, maka data hasil belajar Matematika siswa kelas kontrol juga berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Uji homogenitas varians dilakukan hasil belajar Matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas varians dianalisis dengan menggunakan uji-F, dengan kriteria data homogen yaitu Fhitung < Ftabel. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh Fhitung = 1,351 dan Ftabel = 2,16 pada taraf signifikan 5%. Dengan demikian varians antar kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Berdasarkan hasil analisis uji prasyarat diperoleh bahwa data hasil belajar Matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian hipotesis penelitian dengan uji-t dapat dilakukan. Oleh karena data hasil belajar data hasil belajar Matematika siswa berdistribusi normal dan homogen serta jumlah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol jumlahnya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t yaitu rumus Polled Varians dengan kriteria H0 ditolak jika t2hitung > t2tabel dan H0 diterima jika t2hitung < t2tabel. Berikut ini ringkasan hasil uji hipotesis disajikan pada tabel 3.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 3. Ringkasan Uji-t dengan Polled Varians Kelompok Eksperimen Kontrol
Varians 11,85 8,77
N 23 20
db
thitung
ttabel
Kesimpulan
41
5,813
2,021
signifikan
Sesuai dengan Tabel 3, terlihat bahwa hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung = 5,813 sedangkan ttabel dengan db = 41 (23+20-2) dan taraf signifikan 5% adalah 2,021. Maka dari itu thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji-t diperoleh t hitung = 5,813 dan t tabel =2,021 untuk db = 41 dengan taraf signifikan 5%. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional di kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SDN 1 Kertha Mandala yang mengikuti metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret berada pada kategori sangat tinggi, dengan perolehan nilai modus 16,807, median 16,543, mean 15,869. Jika digambarkan dalam grafik polygon tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling negatif (Mo>Md>M) yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Sedangkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 2 Kertha Mandala yang mengikuti metode pembelajaran
konvensional berada pada katagori sedang, dengan perolehan nilai modus 9,499, median 9,7, mean 10,15. Jika digambarkan dalam grafik polygon tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling positif (Mo<Md<M) yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah. Dilihat dari nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret adalah 15,87 dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional adalah 10,15. Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2013/2014. Perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional, dapat disebabkan adanya perbedaan perlakuan. Menurut Huda (2013) langkah-langkah pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret ada tiga tahap, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan pendahuluan pada metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dimulai dari membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang dengan cara di undi. Guru membimbing siswa dalam pembentukkan kelompok supaya bisa terbentuk kelompok yang heterogen. Tujuan dari pembentukan kelompok adalah untuk melatih kerjasama
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan guru, meningkatkan rasa solidaritas dalam diri siswa, dan untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Suastra (2006) menyatakan bahwa sikap kerjasama dalam diskusi dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa, karena siswa selalu berusaha untuk memecahkan permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan pada proses pembelajaran. Langkah kedua dalam metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret adalah kegiatan inti. Dalam kegiatan ini guru memberikan permasalahan kepada masing-masing kelompok yang harus didiskusikan. Dalam kegiatan ini yang lebih ditekankan adalah aktivitas belajar siswa lebih aktif daripada aktivitas guru (student centered). Pada saat diskusi guru hanya mengarahkan dan memfasilitasi agar terjadi pertukaran ide antarsiswa. Dalam kegiatan diskusi, siswa memanfaatkan media yang diberikan oleh guru. Media dapat merangsang perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Hal ini didukung oleh pendapat Asyhar (2012) menyatakan bahwa media dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dan dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. Langkah ketiga yaitu kegiatan akhir, guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. Dalam kegiatan presentasi masing-masing perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi kelompok ke depan kelas. Dengan presentasi dapat melatih mental siswa untuk berani tampil dihadapan orang banyak. Ketiga kegiatan tersebut mampu membantu siswa merealisasikan pengetahuan yang telah diperoleh untuk diterapkan pada situasi yang baru, proses ini menuntun siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dan menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Senada dengan pendapat Huda (2013) menyatakan bahwa dengan pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran lebih berorientasi pada keaktifan siswa. Selain itu, hasil penelitian oleh Darmayasa (2013) juga menyatakan proses pembelajaran dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS), memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengembangkan kerjasama, tanggung jawab, kemampuan bersosialisasi dan menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Dengan demikian siswa akan lebih memahami pengetahuan yang ditemukan sendiri dengan konsepkonsep yang dipelajari dan proses pembelajaran yang dilakukan lebih baik. Sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang semakin meningkat.
Berbeda halnya pada kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional, yakni guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran (teacher centered). Pada proses pembelajaran, siswa cenderung pasif dan hanya mencatat, menghafal, mengerjakan tugas, dan mendengarkan sesuai perintah guru tanpa berupaya untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Dalam kegiatan pembelajaran, guru masih berusaha memindahkan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa. Kegiatan ini menyebabkan siswa menjadi kurang mampu dalam mengaplikasikan konsep yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari karena pengetahuan awal yang dimiliki siswa tidak diperhatikan seperti potensi-potensi siswa dan pendapat siswa. Temuan ini sejalan dengan pendapat Kembarini (2012) menyatakan bahwa metode pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang menekankan penyampaian materi dari guru kepada siswa. Sama halnya dengan penelitian ini, dalam kegiatan pembelajaran siswa cenderung pasif, siswa lebih banyak mendengarkan, menghafal, dan mengerjakan tugas yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) diberikan guru sehingga berimplikasi langsung pada proses pembelajaran di kelas, yaitu kurang diperhatikannya potensipotensi siswa dan pendapat siswa. Dengan demikian, hasil belajar Matematika siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensional. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasana yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret berada pada kategori sangat tinggi dengan ratarata hasil belajar sebesar 15,869. Sedangkan hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional berada pada kategori sedang dengan rata-rata hasil belajar sebesar 10,15. Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dan siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis hipotesis dengan menggunakan uji-t, diperoleh hasil yaitu thitung = 5,813 > ttabel = 2,021, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret menunjukkan hasil belajar Matematika lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di kelas V SD di Gugus III Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem (M = 15,869 > M = 10,15). Adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media
konkret berpengaruh positif terhadap hasil hasil belajar Matematika siswa dibandingkan dengan siswa dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Siswa agar saling bekerjasama dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada di dalam maupun di luar kelas serta dapat menciptakan rasa kebersamaan dalam proses pembelajaran agar mampu meningkatkan hasil belajar secara maksimal khususnya pada mata pelajaran Matematika, 2) Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Karena terbukti dari penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kepada para guru diharapkan agar menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret khususnya dalam mata pelajaran Matematika dan mata pelajaran lain pada umumnya, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dengan menggunakan media konkret siswa bisa secara langsung memanfaatkan media sehingga pelajaran menjadi lebih menarik, 3) Kepada kepala sekolah agar membina para guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, 4) Peneliti lain yang akan mengadakan penelitian disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menerapkan metodel pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret karena pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian lanjutan yang berkaitan dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) berbantuan media konkret perlu dilakukan dengan materi-materi Matematika yang lain dengan melibatkan sampel yang lebih luas dan variabel-variabel yang lain. Semoga hasil atau temuan yang diperoleh dalam
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) penelitian ini dapat dijadikan acuan kepustakaan dalam melakukan penelitian yang sejenis. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha Singaraja. Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Bumi Aksara. Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Darmayasa, Suka. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Manukaya Gianyar. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Undiksha. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar. Kembarini, Kadek. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Semester Genap SD Desa Bondalem Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Undiksha. Suastra, I. W. 2006. Belajar dan Pembelajaran Sains. Buku Ajar (tidak diterbitkan). Undiksha. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Cetakan Ke-12. Bandung : Alpabeta. Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Common Text Book). Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.