0
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA (Penelitin Quasi Eksperimen) Skripsi Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata-1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan
Oleh: SELY SHELVIA 108017000021
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK
Sely Shelvia (108017000021), “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) yang dilaksanakan di MTs Darul Hikmah pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 bulan Maret sampai dengan April. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes pemecahan masalah matematik, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-u. Berdasarkan perhitungan uji-u tersebut menunjukkan Zhitung = 3,14 dan ztabel = 0,99 pada taraf signifikansi 5% yang berarti Zhitung > Ztabel (3,14>0,99), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ”Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika yang diajarkan dengan metode konvensional”. Dengan demikian, Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS), Pemecahan Masalah Matematik, Bangun Ruang Sisi Datar
Sely Shelvia (P.MAT)
i
ABSTRACT
Sely Shelvia (108017000021), "The Effects of Cooperative Learning Model Two Stay Two Stray (TSTS) Against the Mathematics Problem Solving Ability Students". Thesis of Mathematics Education Major, Faculty of Education Science and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This study aimed to describe and analyze the mathematical problem solving abilities of students on the subject of figures with the flat side through the implementation of cooperative learning model type Two Stay Two Stray (TSTS). This study was conducted in MTs Darul Hikmah in the second semester of the academic year 2014/2015 in March to April. The method used is quasi-experimental. Sampling was conducted using cluster random sampling technique. The research instrument used is the instrument of mathematical problem solving test, interview, and documentation. The data analysis technique used in this study is the U-test and U-test based on the calculation shows Z-count =3,14 and Z-table = 0,99 = 5%, it shows that Zcount> Ztable (3,14 >0,99), then H0 is rejected and H1 accepted. So it can be concluded that "The average of the students mathematical problem solving abilities whom taught by cooperative learning model type Two Stay Two Stray (TSTS) is higher than the average of the students mathematical problem solving abilities whom taught by the conventional learning". The conclussion is the cooperative learning model type Two Stay Two Stray (TSTS) toward the students Understanding mathematical problem solving. Keywords: Cooperative Learning Model Two Stay Two Stray (TSTS), Mathematics Problem Solving, Build Space Flat Sides
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Alhamdulillah skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa” telah terselesaikan dengan baik. Selama proses penulisan skripsi, penulis menyadari begitu banyak kesulitan, hambatan, dan rintangan yang penulis hadapi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya,MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd. dan Bapak Abdul Mu’in, M.Pd. selaku ketua dan sekretaris jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. dan Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan semangat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi. 4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia memberikan ilmu dan pengetahuan selama mengikuti proses perkuliahan. 5. Dra. Hj. Sri Uswati, selaku kepala sekolah MTS Daarul Hikmah Pamulang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Ria Sardiyanti,S.Pd, selaku guru bidang studi matematika kelas VIII yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.
iii
7. Siswa dan siswi kelas 8H dan 8I yang telah dijadikan kelas penelitian dan kelas 9F yang telah bersedia mengerjakan soal uji coba tes pemecahan masalah matematik. 8. Teristimewa untuk orang tua yang sangat saya sayangi, Ibu Maimunah, S.Pd yang selalu memberikan dukungan, do’a, dan semangat kepada penulis. 9. Terspesial untuk belahan jiwaku, suamiku Moch. Awaluddin Zamzami yang selalu memberikan saran, harapan, motivasi, dukungan moril dan materil dan membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan serta sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Jakarta, Juli 2015
Sely Shelvia
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 6 C. Rumusan Masalah............................................................................. 7 D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik ................................... 9 1. Pemecahan Masalah Matematika .................................................. 10 a. Definisi Pemecahan Masalah Menurut Para Ahli .................... 11 b. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ....... 15 2. Jenis Masalah Matematika............................................................. 17 B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ..................................... 21 1. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif ...................................... 21 2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS ................................. 23 C. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 26 D. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27 E. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 29 B. Populasi dan Sampel .......................................................................... 29 C. Desain dan Metode Penelitian ........................................................... 29
v
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 30 E. Instrumen Penelitian .......................................................................... 31 a. Validitas Butir Soal ........................................................................ 31 b. Reliabilitas Butir Soal .................................................................... 32 c. Taraf Kesukaran Butir Soal ........................................................... 33 d. Daya Pembeda Butir Soal .............................................................. 34 F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 36 1. Uji Normalitas ............................................................................... 37 2. Uji Homogenitas ............................................................................ 37 3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ......................................................... 38 G. Hipotesis Statistik .............................................................................. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ................................................................................... 41 B. Analisis Data...................................................................................... 46 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 49 D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan .................................................................................... 60 2. Saran .............................................................................................. 61 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 63
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh Masalah Rutin dan Non Rutin .......................................... 20 Tabel 3.1 Klasifikasi Reliabilitas .................................................................. 32 Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran ........................................................ 33 Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................ 35 Tabel 3.4 Rekapitulasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar........................................................................... 35 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Eksperimen .......................................... 42 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Kontrol ................................................. 44 Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posstest Kelas Eksperimen dan Kontrol ....... 45 Tabel 4.4 Uji Normalitas Skor Posstest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 47 Tabel 4.5 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posstest Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kontrol ................... 48 Tabel 4.6 Prosentase Perolehan Skor Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa ......................................................... 52
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Alur Diskusi Model Pembelajaran TSTS ............................... 25
Gambar 4.1
Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen .............................................................................. 43
Gambar 4.2
Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Kontrol ..................................................................................... 45
Gambar 4.3
Diskusi Kelompok dengan Model TSTS ................................ 50
Gambar 4.4
Perbandingan Prosentase Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Per Indikator ........................................................ 53
Gambar 4.5
Jawaban Soal Nomor 1 Kelas Eksperimen dan Kontrol ......... 54
Gambar 4.6
Jawaban Soal Nomor 5 Kelas Eksperimen dan Kontrol ......... 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A A.1. RPP KELAS EKSPERIMEN .................................................................... 65 A.2. RPP KELAS KONTROL .......................................................................... 91 A.3. LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ............................................................ 114 LAMPIRAN B B.1. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN.................................................. 141 B.2. SOAL DAN JAWABAN UJI COBA INSTRUMENT TEST ................. 142 B.3. PEDOMAN PENSKORAN PEMAHAMAN KONSEP ......................... 149 B.4. INSTRUMENT POSSTEST .................................................................... 150 B.5. LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA ................................................ 151 LAMPIRAN C C.1. ANALISIS HASIL UJI COBA TES ........................................................ 153 C.2. ANALISIS VALIDITAS ......................................................................... 154 C.3. ANALISIS RELIABILITAS .................................................................... 156 C.4. ANALISIS TARAF KESUKARAN ........................................................ 158 C.5. ANALISIS DAYA BEDA ....................................................................... 160 LAMPIRAN D D.1. DATA HASIL POSSTEST KELAS EKSPERIMEN .............................. 161 D.2. DATA HASIL POSSTEST KELAS KONTROL .................................... 164 D.3. DATA STATISTIK KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN 167 D.4. HASIL UJI STATISTIK POSSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL ...................................................................................................... 169 LAMPIRAN E E.1. SURAT KETERANGAN PENELITIAN ................................................ 170 E.2 UJI REFERENSI ....................................................................................... 171
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki andil yang sangat besar dalam kehidupan. Khususnya pendidikan yang secara formal dilaksanakan di sebuah instansi pemerintah, yaitu sekolah. Melalui pendidikan formal, setiap peserta didik disiapkan untuk mengahadapi perkembangan arus globalisassi. Sehingga pada akhirnya nanti mereka mampu bertahan mengahadapi perkembangan zaman dan tidak tersingkir dari arena kompetisi. Pendidikan tidak hanya menekankan pada aspek intelektual, melainkan pada aspek spiritual dan emosional. Karena pada hakikatnya para peserta didik tidak hanya ditempa dari segi intelektualnya melainkan mereka pun harus memiliki etika atau akhlak yang baik dalam keseharian. Sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bahwasannya “pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab”.1 Guna mewujudkan tujuan pendidikan yang termaktub dalam Undangundang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tersebut, maka siswa yang menempuh pendidikan formal mendapatkan beragam mata pelajaran yang disesuikan dengan jenjang pendidikannya. Dimana mata pelajaran tersebut digolongkan menjadi mata pelajaran wajib dan mata pelajaran wajib tambahan. Salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di setiap tingkatan pendidikan adalah mata pelajaran matematika. Karena pada dasarnya mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta 1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Diunduh pada tanggal 11/12/2014, Tersedia. http://usu.ac.id/public/content/files/sisdiknas.pdf
1
2
kemampuan bekerja sama. Kemampuan inilah yang dibutuhkan peserta didik untuk bertahan dari arus globalisasi yang terus berkembang. Menurut Abdul Halim Fathani bahwasannya tanpa ada matematika peradaban manusia tidak akan pernah mencapai kemajuan yang luar biasa seperti sekarang. Cockroft dalam Mulyono menyatakan pendapat yang sama dengan Ahmad Fathani. Ia mengemukakan enam alasan perlunya belajar matematika, dimana salah satu dari keenam alasan tersebut, yaitu karena matematika selalu digunakan dalam segala kehidupan.2 Kenyataannya, para peserta didik tidak pernah memahami arti dari kontribusi matematika dalam kehidupan. Sebagaimana pernyataan yang diungkapkan Ahmad H. Fathani, menurutnya minimnya informasi yang diperoleh siswa mengenai kontribusi mtematika dalam kehidupan nyata, membuat siswa hanya belajar matematika dengan hanya mendengarkan penjelasan dari seorang guru, menghafalkan rumus yang sudah jadi, lalu memperbanyak latihan soal-soal dengan menggunakan rumus yang sudah dihapalkan, tetapi tidak pernah ada usaha untuk memahami dan mencari makna yang sebenarnya tentang hakikat dan tujuan pembelajaran matematika itu sendiri. 3 Hal ini menyebabkan banyak peserta didik menganggap bahwa matematika bukan pelajaran yang penting bagi mereka, bagi mereka matematika hanya sekumpulan rumus yang berbaris memenuhi buku catatan mereka tanpa pernah bisa diterapkan dalam keseharian. Sehingga kebanyakan peserta didik tidak pernah termotivasi untuk mempelajari matematika. Dampak yang terjadi ketika siswa tidak termotivasi untuk mempelajari matematika adalah siswa merasa acuh terhadap apa yang mereka pelajari, terhadap apa yang dijelaskan oleh guru, dan pada akhirnya siswa merasa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, sehingga mereka enggan mempelajarinya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan Abdurrahman, Mercer dan
2
Mulyono Abdurahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), h.253 3 Ibid., h.76.
3
Mercer dalam Bandi Delphie yang menyatakan bahwa banyak orang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit.4 Banyak faktor yang dapat menyebabkan matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh peserta didik, diantaranya menurut Manulang dalam Maman Faturrahman adalah karena adanya rasa takut terhadap matematika yang mendekam di dalam pikiran. Rasa takut ini disebabkan karena adanya suatu kesan negatif yang dibiarkan terjadi sejak kecil sampai dewasa bahwa matematika itu sulit dan menakutkan. Ia menyatakan bahwa beberapa indikator tentang terjadinya kesan negatif tersebut diantaranya adalah pembelajaran matematika yang tidak menyenangkan, siswa berpandangan bahwa matematika tidak kreatif, pandangan bahwa matematika abstrak dan tidak terkait dengan realitas, dan menurut siswa bahwa matematika hanya merupakan tes atau ujian semata. Berbagai anggapan mengenai sulitnya belajar matematika pada diri siswa akan berdampak pada proses belajar matematika dan prestasi yang mereka raih. Jelas bahwa ketika kehilangan minat belajarnya, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam proses belajar dan akan menyebabkan rendahnya prestasi yang diraih. Padahal pemerintah dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 mengharapkan setiap siswa yang mempelajari matematika dapat memiliki salah satu dari tiga kemampuan yang menjadi tujuan utama diberikannya matematika di sekolah, yaitu kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan tingkat tinggi yang menuntut siswa berpikir secara kompleks untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan
yang
terkandung
dalam
sebuah
masalah
dan
kemudian
mengaitkanya dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diterima sebelumnya sehingga dapat diperoleh sebuah penyelesaian yang tepat dari permasalahan tersebut. Pentingnya siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Berdasarkan laporan hasil survei yang dilakukan oleh PISA 2012 dan TIMSS 2011, bahwasannya kemampuan siswa SMP khususnya 4
Bandi Delphie, Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus, (Sleman: PT Intan Sejati Klaten, 2009), hal. 1.
4
dalam bidang matematika masih dibawah standar internasional. Pada TIMSS 2011 Indonesia berada pada peringkat ke-38 dari 42 negara.5 Pada PISA 2012 lebih memprihatinkan lagi, Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 65 negara.6 Menjadi penyebab rendahnya prestasi siswa dalam bidang matematika adalah karena siswa belum dapat menerapkan pengetahuan dasar yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah (applying), serta belum mampu memahami dan menerapkan pengetahuan dalam masalah yang kompleks, membuat kesimpulan, serta menyusun generalisasi (reasoning).7 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan pada saat prapenelitian di MTs Daarul Hikmah kelas VIII, ditemukan bahwa hasil ulangan dari dua kelas (yang dipilih secara random dari 10 kelas) nilai rata-rata kelasnya yaitu, 47 (untuk kelas 8H) dan 43 (untuk kelas 8I). Berdasarkan nilai ulangan tersebut, baik di kelas 8H ataupun 8I hanya ada satu orang siswa yang nilainya di atas KKM. Jika dibuat dalam bentuk prosentase, maka hanya sekitar 4% siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan, yaitu 76. Ini artinya hasil belajar matematika siswa masih terbilang rendah. Selain itu, kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang menuntut kemampuan pemecahan masalah pun masih rendah. Siswa mengalami kesulitan ketika soal yang diberikan berupa soal pemecahan masalah yang disajikan dalam bentuk soal cerita. Karena selama ini pembelajaran lebih banyak dilakukan dengan metode konvensional dibandingkan diskusi kelompok atau metode lainnya. Penggunaan media untuk menjembatani penyampaian materi pun jarang digunakan Selain itu, rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dikarenakan kurangnya konsentrasi siswa dalam membaca soal dan kurangnya pengaplikasian konsep matematika terhadap kasus atau masalah yang lebih nyata, sehingga mereka kesulitan dalam menentukan pemodelan matematika.
5
HSRC & IEA TIMSS 2011. (2012). Highlights from TIMSS 2011, The South African Perspective. h.4 6 OECD. (2013). Indonesia Students performance (PISA 2012). h.7 7 Masduki,dkk, Level Kognitif Soal-Soal Buku Pelajaran Matematika Smp, (Prosiding : Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2013), h.MP-422
5
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka harus dicari sebuah solusi dari permasalahan yang terjadi. Sebuah solusi dimana siswa dapat berperan serta aktif dalam proses pembelajaran, menggunakan kreatifitas dalam proses membangun pengetahuan dan pemahaman mereka, sehingga pengetahuan itu tidak hanya bertahan dalam jangka waktu yang sementara. Dan membuat siswa mampu menggali pengetahuan mereka untuk dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. Agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat tercapai. Salah satu solusi yang peneliti anggap mampu mengurai permasalahan yang terjadi yaitu dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif. Erman
suherman,
dkk.
dalam
bukunya
yang
berjudul
Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer, menyatakan bahwa: 8 Dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik yang baik adalah salah satu faktor penting dari cooperatif learning. Para siswa termotivasi belajar secara baik, siap dengan pekerjaannya, dan menjadi penuh perhatian selama jam pelajaran. Model ini juga telah terbukti dapat meningkatkan berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dalam sebuah tim untuk mengatasi suatu permasalahan yang diberikan, guna mencapai tujuan yang sama. Pada model pembelajaran ini terdapat dua faktor penting, yaitu tujuan kelompok (group goal) dan tanggug jawab kelompok (individual accountability) yang mampu membuat siswa yang berada di dalam kelompoknya tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelompoknya melainkan terhadap dirinya sendiri. Tujuan kelompok menjadi penting untuk memotivasi siswa lain yang berada di kelompoknya agar saling peduli
pada
pembelajaran
sebagaimana
ia
peduli
pada
proses
pembelajarannya sendiri. Sementara itu tanggung jawab kelompok menuntut setiap siswa untuk berkontribusi terhadap keputusan dan penyelesaian yang diambil dalam kelompoknya. “Setiap siswa dituntut untuk memberikan yang
8
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2003), h. 259.
6
terbaik
untuk
dapat
mencapai
tujuan
kelompok”.9
Kedua
faktor
ini
memungkinkan tidak terjadi dominasi oleh satu siswa dalam menyelesaikan masalah di dalam kelompok. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif, yaitu tipe Two Stay Two Stray. Model pembelajaran tipe ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan
aktif
dalam
proses
pembelajaran.
Tidak
hanya
aktif
menyumbangkan gagasan di dalam kelompoknya, namun ia pun harus mampu menyampaikan gagasannya di hadapan kelompok lain. Tipe TSTS ini menuntut siswa untuk memahami penyelesaian masalah yang diberikan dan mencari informasi dari kelompok lain mengenai ketepatan atau perbedaan jawaban yang telah diperoleh kelompoknya. Selain itu, untuk menyelesaikan masalah yang belum terpecahkan di kelompoknya. Bertolak dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (Tsts) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa”.
B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1.
Pembelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dikarenakan proses pembelajaran yang tidak menyenangkan, abstrak, dan tidak terkait realitas.
2.
Kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi ajar.
3.
Kurangnya kesadaran siswa akan kontribusi matematika dalam kehidupan nyata.
4.
Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada umumnya masih rendah. 9
Miftahul Huda,Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.ix.
7
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). 2. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan melalui metode pembelajaran konvensional 3. Adakah Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan yang diajarkan melalui metode pembelajaran konvensional
D. Tujuan Penelitian Tujuan
yang ingin
dicapai
dalam
penelitian
ini
adalah
untuk
Mendeskripsikan dan menganalisis beberapa hal, yaitu: 1. kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). 2. kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan melalui metode pembelajaran konvensional 3. Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan yang diajarkan melalui metode pembelajaran konvensional
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait ataupun tidak terkait dengan bidang pendidikan, khususnya mengenai penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 1.
Bagi Guru
8
Hasil penelitian ini memberikan informasi dan masukan bagi para guru bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat dijadikan sebuah solusi dalam proses pembelajaran untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. 2.
Institusi Hasil Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak sekolah dalam
mengembangkan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak lagi menganggap bahwa pembelajaran matematika tidak kreatif dan tidak menyenangkan.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Kemampuan
pemecahan
masalah
merupakan
salah
satu
tujuan
pembelajaran matematika di sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 tentang standar isi menegaskan bahwa “tujuan ketiga dari pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh”.1 Pentingnya kemampuan pemecahan masalah oleh siswa dalam matematika ditegaskan oleh Branca dalam Jainuri, yaitu: 2 1) Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika. Pandangan ini mengandung pengertian bahwa matematika dapat membantu seseorang dalam memecahkan persoalan baik yang berhubungan dengan pelajaran lain maupun yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 2) Penyelesaian masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika. Pandangan ini mengandung pengertian bahwa pembelajaran pemecahan masalah lebih mengutamakan
proses
dan
strategi
yang
dilakukan
siswa
dalam
dalam
belajar
menyelesaikan sebuah persoalan daripada hanya sekedar hasil. 3) Penyelesaian
masalah
marupakan
kemampuan
dasar
matematika.
1
Mukhni Armiati & Hastuti Febrianti, Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 9 Padang, Prosiding Semirata FMIPPA Universitas Lampung, (Lampung: FMIPA UNILA, 2013), Hal.583. 2 M. Jainuri, Kemampuan Pemecahan Masalah, h. 5, diunduh pada tanggal 11/12/2014, Tersedia. (http://www.academia.edu/6942530/Kemampuan_Pemecahan_Masalah,)
9
10
1.
Pemecahan Masalah Matematika Secara etimologi, matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh
dengan bernalar. Di sisi lain matematika dipadang sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. 3 Dalam pembelajaran matematika setiap siswa seringkali dihadapkan pada berbagai soal atau pertanyaan. Soal-soal tersebut ada yang dapat dengan mudah diselesaikan siswa, namun ada pula yang membutuhkan pemikiran yang lebih tinggi, yang akhirnya menjadi masalah untuk siswa. Menurut beberapa ahli, masalah merupakan pertanyaan yang harus direspon. Namun, tidak semua pertanyaan merupakan masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui pelaku, seperti yang dinyatakan Cooney, et al. “... for a question to be a problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to the student”.4 Sementara itu, Suherman, dkk. menyatakan bahwa, “suatu masalah biasanya
memuat
suatu
situasi
yang
mendorong
seseorang
untuk
menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya”. 5 Ruseffendi mengemukakan bahwa suatu persoalan merupakan masalah bagi seseorang jika: pertama, persoalan itu tidak dikenalnya. Kedua, siswa harus mampu menyelesaikannya, baik kesiapan mentalnya maupun pengetahuan siapnya; terlepas daripada apakah akhirnya ia sampai atau tidak kepada
3
Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat & Logika, (Jogjakarta; Ar-Ruzz, 2009), h. 19. Fajar Shadiq, Kemahiran Matematika, (Yogyakarta:Departemen Pendidikan Nasional , 2009), h. 10. 5 Djamilah Bondan Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa Dan Bagaimana Mengembangkannya, Prosiding Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, h. 403 . 4
11
jawabannya. Ketiga, sesuatu itu merupakan pemecahan masalah baginya, bila ia ada niat untuk menyelesaikannya.6 Berdasarkan uraian di atas, masalah matematika merupakan suatu situasi yang menantang peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan yang eksak, logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi
tidak tahu secara langsung
apa
yang harus dikerjakan
untuk
menyelesaikannya atau tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin (routine procedure) yang sudah diketahui pelaku. a) Definisi Pemecahan Masalah Menurut para Ahli Menurut Bandi Delphie pemecahan masalah merupakan aplikasi dari penguasaan konsep dan keterampilan. Pemecahan masalah melibatkan berbagai kombinasi antara konsep dan keterampilan dalam situasi baru atau situasi yang berbeda. Contohnya, pada saat peserta didik diminta untuk mengukur luas selembar kertas karton sehingga melibatkan beberapa konsep dan keterampilan. Bebrapa kosep yang terlibat adalah tentang konsep bujur sangkar, garis sejajar, dan sisi-sisi, sedangkan beberapa keterampilan yang terlibat adalah dalam hal mengukur, menambahkan, dan mengalikan.7 Menurut NCTM, “Problem solving means engaging in a task for which the solution method is not known in advance. In order to find a solution, student must draw on their knowledge, and thrrough this process, they will often develop new mathematical understanding”.8 Pemecahan masalah adalah mengembangkan kemampuan yang mana metode penyelesaiannya belum diketahui secara langsung. agar menemukan solusi, siswa harus mengkreasikan pengetahuan mereka dan melalui proses itulah terkadang mereka akan mengembangkan pemahaman matematika nya.
6
M. Jainuri, Kemampuan Pemecahan Masalah, h.1, diunduh pada tanggal 11/12/2014, Tersedia. (http://www.academia.edu/6942530/Kemampuan_Pemecahan_Masalah) 7 Bandi Delphie, Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus, ( Sleman: PT Intan Sejati Klaten, 2009), hal.5. 8 The National Council of Teachers of Mathematics, Principles and Standards for School Mathematics, (USA: NCTM, 2000), h. 52.
12
Sedangkan Utari Sumarmo dalam bukunya yang berjudul Berpikir dan Disposisi Matematik menyatakan bahwa pemecahan masalah matematik (Mathematical Problem Solving) mempunyai dua makna, yaitu:9 a.
Pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang digunakan untuk menemukan kembali (reinvention) dan memahami materi, konsep dan prinsip matematika. Pembelajaran diawali dengan penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian melalui induksi siswa menemukan konsep/prinsip matematika.
b.
Pemecahan masalah sebagai kegiatan meliputi lima hal yaitu mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah, membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya, memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau di luar matematika, menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban, dan menerapkan secara bermakna Sementara itu, menurut Jainuri secara garis besar, terdapat tiga macam
interpretasi istilah pemecahan masalah (problem solving) dalam pembelajaran matematika, yaitu (1) pemecahan masalah sebagai tujuan, (2) pemecahan masalah sebagai proses, (3) pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar. 1) Pemecahan Masalah Sebagai Tujuan Menurut Polya dalam Jainuri mengemukakan bahwa pemecahan masalah merupakan sebuah usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan atau sebuah permasalahan yang penyelesaiannya tidak dapat dicapai dengan mudah. when problem solving is interpreted as a goal, it does not rely on particular procedures and methods, specific problems, or even mathematical content. Instead it becomes an end in itself.10 Bila pemecahan masalah ditetapkan sebagai tujuan, maka ia tidak tergantung pada soal atau masalah
9
Utari Sumarmo, Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik, (Bandung: FPMIPA UPI, 2010), hal. 5. 10 Marry M Hatfield, Mathematics Methods for elementary and middle school Teachers, (USA:John Wiley & sons Inc 2003), h. 92
13
yang khusus, prosedur, atau metode, dan juga isi matematika. Dalam hal ini, siswa difokuskan untuk berusaha mencapai tujuannya menyelesaikan sebuah masalah. Terlepas dari benar atau salah hasil yang diperolehnya, 2) Pemecahan Masalah sebagai Proses Pemecahan
masalah
dalam
aspek
ini
mengacu
pada
proses
pengaplikasian kreativitas, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dalam menyelesaikan masalah yang belum dikenal dan
membutuhkan proses
berpikir tingkat tinggi. 3) Pemecahan Masalah Sebagai Keterampilan Dasar Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh
mahasiswa.
Gagné
dalam
Jainuri
berpendapat
bahwa
dalam
menyelesaikan pemecahan masalah diperlukan aturan kompleks atau aturan tingkat tinggi dan aturan tingkat tinggi dapat dicapai setelah menguasai aturan dan konsep terdefinisi. Demikian pula aturan dan konsep terdefinisi dapat dikuasai jika ditunjang oleh pemahaman konsep konkrit. Setelah itu untuk memahami konsep konkrit diperlukan keterampilan dalam memperbedakan. Menurut Gagne dalam Purba, bahwa keterampilan intelektual mencakup
berbagai
keterampilan
seperti
melakukan
deskriminasi,
menggunakan konsep-konsep konkrit dan terdefinisi serta kaidah, dan juga menerapkan kaidah-kaidah untuk melihat suatu masalah sampai kepada memecahkan masalah. Ia menambahkan bahwa hasil belajar yang paling kompleks adalah pemecahan masalah (Problem Solving).11 Menurut Lesh dalam Tarhadi, dkk. pemecahan masalah merupakan cara berfikir, beranalisis, dan bernalar dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang terkait dengan masalah tersebut. Sementara itu, Polya menyatakan bahwa pemecahan dalam matematika meliputi empat tahapan kegiatan. Keempat langkah penyelesaian yang diutarakan Polya lebih dikenal
11
Janulis P. Purba, Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah, diunduh pada tanggal 02/01/2015, pk. 14.07, h. 2-3, Tersedia. (http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/194710251980021JANULIS_P_PURBA/Makalah_Seminar/Artikel_P.J.Purba.pdf,)
14
dengan Heuristik Polya yang atas jika diuraikan secara satu per satu, adalah sebagai berikut.12 1.
Pemahaman masalah; pada tahap ini individu memahami masalah yang berkaitan dengan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan apa persyaratannya.
2.
Pembuatan rencana pemecahan masalah; pada tahap ini individu harus memikirkan alat dan strategi yang cocok untuk penyelesaian masalah tersebut.
3.
Pelaksanaan rencana; pada tahap ini individu mengerjakan penyelesaian masalah seperti yang direncanakan sampai menemukan hasil, setiap langkah diperiksa kebenarannya.
4.
Peninjauan ulang solusi yang diperoleh; pada tahap ini individu memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah, memeriksa argumen tiap langkah, jika memungkinkan menurunkan penyelesaian lain yang berbeda atau menerapkan hasil penyelesaian untuk menyelesaikan masalah lain. Adapun menurut Charles dan Lester ada tiga faktor yang mempengaruhi
proses pemecahan masalah dari seseorang, yaitu faktor pengalaman, faktor afektif, dan faktor kognitif. 13 1. Faktor Pengalaman, baik lingkungan maupun personal seperti usia, isi pengetahuan (ilmu), kemampuan strategi penyelesaian, pengetahuan tentang konteks masalah dan isi masalah. 2. Faktor afektif, misalnya minat, motivasi, tekanan, kecemasan, toleransi terhadap ambiguitas, ketahanan dan kesabaran. 3. Faktor kognitif, seperti kemampuan membaca, kemampuan berwawasan (spatial ability), kemampuan menganalisa, dan kemampuan menghitung.
12
Tarhadi, dkk., Perbandingan Kemampuan Penyelesaian Masalah Matematika Mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh dengan Mahasiswa Pendidikan Tatap Muka, Jurnal Pendidikan Terbuka Jarak Jauh, Volume 7, Nomor 2, September 2006, hal. 122. 13 Goenawan Roebyanto dan Aning Wida Yanti, Pemecahan Masalah Matematika, diunduh pada tanggal 02/02/2015, h.2-5, tersedia (http://kuliahdaring.dikti.go.id)
15
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan tingkat tinggi yang menuntut seseorang berpikir secara kompleks untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang terkandung dalam sebuah masalah dan mengaitkannya dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah diterima sebelumnya sehingga dapat diperoleh sebuah penyelesaian yang tepat.
b) Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah matematika menurut NCTM dalam M. Jainuri adalah sebagai berikut:14 1. mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan; 2. merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik; 3. menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika; 4. menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal; 5. menggunakan matematika secara bermakna. Contoh dari setiap indikator diatas yaitu: Soal : Sebuah Kubus memiliki rusuk sepanjang 6cm. Rusuk itu diperpanjang sebesar k kali panjang rusuk semula, sehingga volumenya menjadi 1.728 cm3. Nilai k adalah… Indikator 1 : mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan Diketahui: rawal = 6cm rbaru = 6k cm Volume = 1.728 cm3 Ditanya: Nilai k = ..................?
14
M. Jainuri, Kemampuan Pemecahan Masalah, h. 5, diunduh pada tanggal 11/12/2014,, Tersedia. (http://www.academia.edu/6942530/Kemampuan_Pemecahan_Masalah,)
16
Indikator 2 : merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik
v r3 r 3v
Indikator 3 : menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika
v (6k )3 1.728 216 k 3 1.728 k3 216 8 k3 k 2
Sedangkan menurut Gick, kegiatan kognitif dalam pemecahan masalah, yaitu: (1) Menyajikan masalah, termasuk memanggil kembali konteks pengetahuan yang sesuai, dan mengidentifikasi tujuan dan kondisi awal yang relevan dari masalah tersebut, (2) Mencari penyelesaian, termasuk memperhalus tujuan dan mengembangkan suatu rencana untuk bertindak guna mencapai tujuan, dan (3) Menerapkan penyelesaian, termasuk melaksanakan rencana dan menilai hasilnya.15 Sementara itu, menurut Sumarmo dalam M. Jainuri bahwa indikator kemampuan pemecahan masalah meliputi: 16 1. mengidentifikasikan kecukupan data untuk pemecahan masalah; 2. membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya; 3. memilih
dan menerapkan strategi
untuk
menyelesaikan masalah
matematika atau di luar matematika; 15
Djamilah Bondan Widjajanti, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa Dan Bagaimana Mengembangkannya, Prosiding Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, h. 406. 16 M. Jainuri, loc. cit.
17
4. menjelaskan atau menginterpretasi hasil sesuai permasalahan asal serta memeriksa kebenaran hasill atau jawaban; 5. menerapkan matematika secara bermakna. Adapun indikator masalah yang digunakan dalam penelitian adalah indikator yang diajukan oleh NCTM yaitu, mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan; merumuskan masalah matematik atau menyusun model matematik; dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika.
2.
Jenis Masalah Matematika Ditinjau dari rumusan masalah dan teknik pengerjaannya, masalah
dibedakan menjadi empat macam, yaitu17: 1.
Masalah Translasi, yaitu: masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam bentuk verbal berkaitan dengan matematika. Masalah translasi dapat berupa translasi sederhana dan translasi kompleks. Masalah translasi ini dalam bentuk soal cerita yang harus dirumuskan dalam kalimat matematika.
2.
Masalah Proses, yaitu masalah yang pengerjaannya diarahkan untuk menyusun langkah-langkah agar dirumuskan pola dan strategi khusus pemecahan masalah.
3.
Masalah Teka-teki (menebak), yaitu masalah yang mengarah pada kegiatan matematika matematika rekreasi dan membangkitkan kesenangan, sehingga tercipta penanaman sikap positif (afektif) terhadap matematika.
4.
Masalah Aplikasi, merupakan masalah yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai keterampilan dan prosedur matematika. Sehngga dengan menyelesaikan masalah semacam itu siswa dapat menyadari kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. 17
Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini, Matematika untuk PGSD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 117-118.
18
Contoh dari masalah diatas yaitu : 1. Seorang pegawai mendonasikan 5 % dari gajinya untuk memberikan uang saku bulanan kepada 4 anak asuhnya. Jika masing-masing anak menerima uang saku sebesar Rp. 25.000,berapa sisa gaji yang dimiliki pegawai tersebut? Soal tersebut merupakan contoh masalah translasi karena dari soal tersebut harus ditransfer ke dalam model matematika. Model matematika yang diperlukan berupa persamaan: pertama untuk menentukan total gaji dan dan kemudian untuk menentukan sisa gaji. Jika total gaji dinyatakan dengan x dan 5% dari gaji tersebut didonasikan kepada 4 anak asuh yang masing-masing menerima Rp. 25.000,- maka persamaannya adalah 0,05x 4 25 .000
Dan sisa gaji (s) didapat dengan mensubstitusikan total gaji ke persamaan
s x 0,05x atau s 0,95x 2. Contoh pada masalah translasi di atas juga dapat diklasifikasikan ke dalam masalah aplikasi. Untuk menyelesaikan masalah pada contoh (1) diperlukan penerapan konsep persentase atau perbandingan, yakni siswa perlu memahami pengertian “5 % dari gaji” untuk dapat menyusun kalimat matematika dengan benar 3. Contoh dari masalah proses adalah sebagai berikut. Misalkan di hadapan anda berdiri sebuah tiang bendera. Tentukan tinggi tiang bendera tersebut tanpa melakukan pengukuran secara langsung. Untuk menyelesaikan masalah ini seseorang perlu memikirkan bagaimana strateginya karena harus menentukan tinggi tanpa harus melakukan pengukuran secara langsung. Ada beberapa strategi yang mungkin bisa muncul untuk menyelesaikan masalah ini, misalnya dengan memanfaatkan tongkat yang sudah diketahui panjangnya sebagai media untuk menentukan tinggitiang bendera melalui konsep perbandingan
19
4. Penyajian masalah teka-teki perlu diperhatikan situasi dan kondisi sekitar pada saat masalah tersebut hendak ditampilkan dan disesuaikan dengan pokok bahasan matematika yang disajikan.
Isilah kotak-kotak dalam persegi diatas dengan bilanganbilangan 1,2,3,4,5,6,7,8,9 sedemikian hingga jumlah bilangan dalam setiap baris, dalam setiap kolom, dan dalam diagonal utama adalah sama. Masalah tersebut merupakan sebuah teka-teki sekaligus melatih siswa menerapkan kemampuan hitungnya dan menyusun suatu pola bilangan sesuai dengan ketentuan yang dimaksud
Secara garis besar terdapat dua macam masalah dalam matematika, yaitu masalah rutin dan nonrutin. a.
Masalah Rutin Mencakup aplikasi suatu prosedur matematika yang sama atau mirip dengan hal yang baru saja dipelajari.18 Artinya, masalah yang diberikan kepada siswa merupakan masalah yang dapat dengan mudah diselesaikan dengan prosedur yang dipelajari di kelas.
b.
Masalah Nonrutin Merupakan masalah yang diberikan kepada siswa dimana untuk sampai pada prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam. Sementara itu, menurut wahyudi menyatakan bahwa masalah nonrutin adalah masalah yang untuk menyelesaikannya diperlukan pemikiran lebih lanjut karena prosedurnya tidak sejelas atau tidak sama dengan prosedur 18
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA-UPI, 2003), h. 94.
20
yang dipelajari di kelas.19Artinya, siswa tidak dapat dengan mudah menyelesaikan masalah tersebut. Mereka harus mampu memanggil pengetahuan mereka sebelumnya dan mengaitkannya dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Tabel 2.1 menyajikan perbedaan antara pertanyaan yang mengandung masalah rutin dan nonrutin. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa soal yang mengandung masalah rutin bisa diselesaikan siswa dengan mudah melalui prosedur yang telah dipelajari di kelas. Sementara, pada soal yang mengandung masalah nonrutin, siswa dituntut bepikir lebih keras memahami maksud dari soal tersebut, mengidentifikasi konsep yang dapat diterapkan untuk menyelesaikannya, dan ada kemungkinan siswa akan mengalami kesalahan ketika menggunakan prosedur penyelesaian. Tabel berikut ini menyajikan contoh pertanyaan yang merupakan masalah rutin dan non rutin: 20 Tabel 2.1 Contoh Masalah Rutin dan Nonrutin No
Masalah Rutin
Masalah Nonrutin
Pada mulanya Budi mempunyai 5 Pada mulanya Budi mempunyai 5 1.
buku lantas oleh bapaknya dibelikan buku, kemudian Bapaknya memberi 4 buku. Berapakah jumlah buku sejumlah buku sehingga buku Budi budi sekarang?
menjadi 12 buku. Berapakah jumlah buku yang diberikan bapaknya?
Amir mempunyai tanah berbentuk Amir mempunyai tanah berbentuk 2.
segitiga, panjang alasnya 3 cm dan persegi panjang dengan keliling 12 tingginya 4cm. berapakah luas tanah m, panjangnya 2 kali lipat dari amir tesebut?
lebarnya. Berapakah luas persegi panjang tersebut?
19
Wahyudi & Inawati, Pemecahan Masalah Matematika, (Salatiga: Widya Sari Press, 2012), h.82. 20 Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h.5.
21
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Model pembelajaranan ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends dalam Suprijono, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.21
1) Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Roger, dkk. dalam Huda menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung
jawab
atas
pembelajarannya
sendiri
dan
didorong
untuk
22
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Sementara itu, Artz dan Newman mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai kelompok kecil pembelajar/ siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas atau mencapai satu tujuan bersama.23 Sejalan dengan pendapat Artz, Posamentier dalam Rachmadi menyatakan bahwa Cooperative Learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.24 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan aspek kerjasama dari sebuah kelompok kecil untuk mencapai sebuah tujuan.
21
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Hal.46. 22 Miftahul Huda,Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h.29. 23 Ibid., h.32. 24 Rachmadi Widdiharto, Model-model Pembelajaran Matematika SMP, (Yogyakarta: PPPG, 2004), hal.13.
22
Menurut Roger David dan Johnson, tidak semua kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut: a)
Positive interdependence (Saling ketergantungan positif) Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. b) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. c)
Face to face promotive interaction (interaksi promotif) Unsur ketiga ini dapat dipahami sebagai suatu interaksi dalam kelompok,
dimana setiap anggota kelompok saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan. selain itu, setiap anggota dapat saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi. Oleh karena, itu unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. d) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota) Untuk dapat mencapai tujuan dalam kelompoknya siswa harus dibekali dengan kemampuan berkomunikasi dengan baik dengan sesama anggota kelompoknya. Sehingga informasi yang diperoleh merupakan informasi yang akurat. Mereka pun harus dapat mempercayai, menerima. dan saling mendukung argument dari anggota kelompoknya. Oleh karena itu, unsur keempat ini lebih dikenal dengan keterampilan social. e)
Group processing (pemrosesan kelompok) Unsur pemrosesan kelompok disini dapat dipahami sebagai evaluasi atau
penilaian terhadap kinerja atau kerjasama setiap anggota dalam kelompok
23
tersebut. Unsur ini memungkinkan terjadinya peningkatan efektivitas kerja atau anggota dalam mencapai tujuan kelompok.
2) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Model ini dikenal juga dengan istilah Dua Tinggal Dua Tamu. Menurut Lie, model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua siswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal. 25 Menurut Lie Pembelajaran kooperatif model two stay two stray (TSTS) terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: 26 3) Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sistem penilaian, menyiapkan LKS (lembar kerja siswa) dan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dengan masingmasing beranggotakan 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen dalam hal jenis kelamin dan prestasi belajar. 4) Presentasi Guru Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran dan menjelaskan materi secara garis besarnya sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 5) Kegiatan Kelompok Dalam kegiatan ini, pembelajarannya menggunakan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok kecil 25
yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama anggota
Ayu, Pembahasan Metode Two Stay Two Stray, https://www.academia.edu , diunduh pada tanggal 13/07/2015, pk. 7.20, (tersedia). 26 Anita Lie, Mempraktekkan Cooperative learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta; PT.Gramedia, 2002), hal.62-63.
24
kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Masing-masing siswa boleh mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan daritemannya. Kemudian dua dari empat anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah, sementara dua anggota yang tinggal dalam kelompok bertugasmembagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. Setelah memperoleh informasi dari dua anggota yang tinggal, tamu mohon diri dankembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuan dari kelompok lain serta mencocokkan hasil kerja mereka. 6) Presentasi Kelompok Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan, salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Dalam hal ini masing-masing siswa boleh mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban atapun tanggapan kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke jawaban yang benar. 7) Evaluasi Kelompok dan Penghargaan Pada tahap evaluasi ini, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahai materi yang telah diberikan dapat dilihat dari seberapa banyak pertanyaan yang diajukan dan ketepatan jawaban yang telah diberikan atau diajukan.
25
Alur diskusi dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe two stay two stray disajikan pada Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Alur Diskusi Model Pembelajaran TSTS
Keterangan Gambar: 1A, 2A
: Siswa yang tetap tinggal di kelompok awal
3A, 4A
: Siswa yang bertamu ke kelompok lain
erdasarkan penjelasan di atas, artinya prosedur dari pembelajaran ini diawali dengan mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan empat orang siswa. Kemudian guru akan memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan secara bersama-sama hingga waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai, dua anggota dari setiap kelompok ditugaskan untuk bertamu kepada kelompok lain untuk mendengarkan hasil yang diperoleh oleh kelompok tersebut. Sementara itu, dua anggota kelompok yang tinggal bertugas untuk membagikan informasi atau hasil penyelesaian yang diperoleh kepada kelompok tamu. Selanjutnya setiap anggota yang bertugas menjadi tamu undur diri dan kembali ke kelompoknya untuk melaporkan temuan
26
yang diperoleh dari kelompok lain. Pada akhirnya setiap kelompok bertugas untuk membahas hasil pekerjaan mereka. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diperoleh informasi bahwasannya dengan menggunakan model pembelajaran TSTS, siswa akan lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Penerapan model ini akan membantu mengarahkan siswa aktif dalam memberikan gagasan ketika menyelesaikan masalah, tanya jawab, menyimak dan menyimpulkan informasi yang diperoleh, serta terlatih untuk menyampaikan informasi yang diperoleh kepada kelompok lain. Adapun keunggulan/kelebihan Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dalam pembelajaran menurut Agustina adalah sebagai berikut: 1) dapat diterapkan pada semua kelas / tingkatan, 2) kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, 3) lebih berorientasi pada sikap dan keaktifan, 4) Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya siswa 5) Menambah kekompakan dan rasa percaya diri 6) Kemampuan berbicara siswa dapat dtingkatkan 7) membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar
C. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa hasil penelitian relevan yang mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Penelitian berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1 Sukasada, oleh Komang Agus Suprianto, menunjukkan bahwa model pembelajaran koopertaif tipe TSTS dapat meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa.
2.
Penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray” yang dilakukan oleh H.Asep Anwar, menunjukkan
27
bahwa
adanya peningkatan aktivitas belajar dan pemahaman konsep
matematika siswa. 3.
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Pada Topik Aplikasi Reaksi Redoks” yang dilakukan oleh Fitriani, Wawan, dan Heli, hasil penelitian menunjukkan bahwa
adanya perbedaan
kemampuan komunikasi yang signifikan pada pembelajaran aplikasi reaksi reduksi oksidasi antara kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain model kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa.
D. Kerangka Berpikir Dewasa ini pembelajaran matematika masih saja menekankan pada ketercapaian target tersampaikannya seluruh materi ajar kepada siswa tanpa menghiraukan aspek penting yang seharusnya dikuasai siswa. Kemampuan pemecahan masalah yang seharusnya menjadi salah satu tujuan dari diberikannya pelajaran matematika di sekolah seolah terabaikan. Siswa lebih terbiasa menerima materi yang diajarkan secara utuh dari guru. Penjelasan hingga latihan soal merupakan suatu rutinitas yang terjadi di dalam kelas. Dimana semuanya didominasi oleh guru. Ini artinya guru masih menggunakan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika yang membatasi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini pun berakibat pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Pemecahan masalah merupakan cara berfikir, beranalisis, dan bernalar dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang terkait dengan masalah tersebut. 27 Dengan memiliki kemampuan pemecahan masalah siswa akan dapat menyelesaikan berbagai masalah yang disajikan dalam berbagai bentuk soal. Tidak hanya menyelesaikan serangkaian soal di kelas, siswa pun akan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
27
Bandi Delphie, loc. cit.
28
Berangkat dari permasalahan tersebut maka dalam pembelajaran diperlukan pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, model pembelajaran atau menggunakan media pembelajaran dengan harapan agar para peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Model pembelajan kooperatif tipe TSTS dapat membuat siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Mereka bisa menggali informasi dan memperoleh variasi langkah penyelesaian yang mungkin berbeda dari siswa lain. Hal ini terjadi karena siswa secara aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya mengenai permasalahan yang mereka peroleh. Saling mengungkapkan ide atau gagasan dari setiap anggota kelompok. Tidak hanya dengan anggota kelompoknya, mereka pun bisa menyampaikan informasi yang mereka peroleh kepada kelompok tamu yang datang dan memperoleh penyelesaian lain ketika bertandang kepada kelompok lain sebagai tamu. Artinya guru hanya bertugas membimbing dan mengarahkan, tidak sepenuhnya mendominasi penyampaian materi di kelas.
E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Kemampuan Pemecahan Masalah matematika Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Lebih Tinggi dibandingkan Kemampuan Pemecahan Masalah matematika Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Pembelajaran Konvensional”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Hikmah yang beralamat di Jalan Surya Kencana No.24 Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 bulan Maret – April.
B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Darul Hikmah. Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas, yaitu 8H dan 8I. Pengambilan sampel ini dilakukan menggunakan teknik Cluster Random Sampling, dikarenakan seluruh kelas memiliki kemampuan matematika yang sama. Selanjutnya, dari kedua kelas tersebut, satu kelas terpilih sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional.
C. Desain dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimen. Dikatakan Quasi Eksperimen karena penelitian yang dilakukan melibatkan kelompok kontrol dan peneliti tidak mungkin melakukan pengontrolan penuh terhadap variabel-variabel luar yang mampu mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Two
Stay Two Stray. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional. 1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 77.
29
30
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Posttest-Only. Kedua kelompok hanya diberi tes di akhir setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti terjun langsung memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Tes Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian. Tes
uraian yang diberikan dmaksudkan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Tes diberikan diakhir pertemuan (Posttest), instrumen posttest terlampir (lampiran B.4). Untuk meminimalisisr subjektifitas dalam penskoran, maka peneliti megunakan pedoman penskoran yang disesuaikan dengan kriteria dalam pemecahan masalah. Pedoman penskoran terlampir (lampiran B.3) 2.
Wawancara Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari guru mata
pelajaran mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di setiap harinya. Selain itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan hasil belajar siswa ketika menghadapi soal matematika yang memuat soal pemecahan masalah. Serta persepsi siswa terhadap mata pelajaran matematika. Lembar wawancara terlampir (lampiran B.5) 3.
Dokumentasi Dokumentasi yaitu berupa foto hasil kegiatan proses pembelajaran
matematika. Dokumentasi ini dibuat untuk mengabadikan kejadian-kejadian penting di dalam keas selama proses pembelajaran. Hasil dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan untuk mendukung hasil penelitian.
31
E. Instrumen Penelitian 1.
Instrumen Tes Tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berupa tes uraian
yang akan digunakan sebagai soal posstest. Sebelum instrument digunakan maka terlebih dahulu harus memenuhi uji persyaratan instrumen tes, yaitu validitas dan reliabilitas. Selain itu, soal instrumen juga harus memenuhi kriteria tingkat kesulitan soal dan daya pembeda soal. Uji persyaratan tersebut meliputi: a.
Validitas Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriterium. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Teknik yang digunakan, yaitu dengan menggunakan korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson: 2 rXY
N XY ( X )( Y )
{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan:
rXY : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Jumlah atau banyaknya responden X : Skor butir instrumen Y
: Skor total
XY : Hasil kali skor X dengan Y untuk setiap responden
X 2 : Kuadrat skor butir soal Y 2 : Kuadrat skor soal
Hasil perhitungan dengan koefesien korelasi dapat dihubungkan dengan tabel r hasil korelasi product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika rXY sama atau lebih besar dari rtabel , maka butir soal dikatakan Valid. Perhitungan validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran C (Tabel C.2). Hasil perhitungan validitas butir soal, dari 10 soal yang diujicobakan 8 soal dinyatakan valid dan 2 soal lainnya dinyatakan tidak valid. Sehingga soal 2
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet.9, h.72.
32
instrumen yang dapat digunakan sebagai posstest di akhir pertemuan sebanyak 8 soal. b. Reliabilitas Instrumen tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa tidak hanya harus valid, akan tetapi harus reliabel (andal). Instrumen tes yang reliabel artinya jika instrumen tersebut digunakan berkali-kali untuk mengukur objek yang sama, maka hasilnya pun akan sama. Rumus yang digunakan yaitu rumus alpha cronbach: 3
i2 n r11 1 i2 n 1
i2
X
2 I
(
( X i ) 2 N
)
i2
N
Y
2 I
(
( Yi ) 2 N
N
Keterangan: : Reliabilitas yang dicari
r11
2 i
: Jumlah varians skor tiap-tiap item
i2
: Varians total
n
: Jumlah soal yang valid
Adapun klasifikasi dari reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Klasifikasi Reliabilitas
3
Besarnya r
Tingkat Reliabilitas
0,00 r11 0,20
Sangat Rendah
0,20 r11 0,40
Rendah
0,40 r11 0,60
Cukup
0,60 r11 0,80
Tinggi
0,80 r11 1,00
Sangat Tinggi
Ibid., h.122.
)
33
Perhitungan reliabilitas dapat dilihat C (Tabel C.3). Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh r11 0,73. Jika dikaitkan dengan kriteria reliabilitas, maka nilai r berada pada interval 0,61 – 0,80. Artinya, instrumen yang digunakan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa setelah melakukan pembelajaran memiliki reliabilitas tinggi.
c.
Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu
sulit. Tingkat kesukaran dari butir soal dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut. 4
P
B JS
Keterangan: P
: Indeks kesukaran
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Indeks kesukaran diklasifikasikan seperti pada Tabel 3.2 berikut. 5 Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai P
Tingkat Kesukaran
P < 0,30
Sukar
0,31 ≤ p ≤ 0,70
Sedang
P > 0,70
Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap tingkat kesukaran yang disajikan pada lampiran C (Tabel C.4), dari 10 soal yang diujicobakan, terdapat 9 soal sedang dan 1 soal sulit.
4
Ibid., h.208. Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes: Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.3, h.21. 5
34
d. Daya Beda Suatu soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik apabila soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).6 Indeks daya pembeda dihitung berdasarkan pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggidan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah. Menurut Kelley, Crocker, dan Algina dalam Suharsimi menyatakan bahwa yang paling stabil dan sensitive serta paling banyak digunakan adalah dengan menentukan 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah, namun karena jumlah data kurang dari 100, maka dapat digunakan proporsi 50% untuk kelompok atas dan 50% untuk kelompok bawah.7 Cara menentukan daya pembeda dapat menggunakan rumus berikut. 8
D
BA BB JA JB
Keterangan: D : Daya pembeda
J
: Jumlah peserta tes
J A : Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas atas
J B : Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas bawah B A : Total skor yang diperoleh siswa kelas atas B B : Total skor yang diperoleh siswa kelas bawah Setelah skor diperoleh dan dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas, hasilnya dianalisis berdasarkan klasifikasi dari daya pembeda. Adapun secara jelas klasifikasi dari daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.
6
Ibid., h.23.. Ibid., h.24. 8 Suharsimi, op.cit., h.213. 7
35
Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai D
Daya Pembeda
< 0,00 (negatif)
Tidak Baik
0,00 – 0,19
Jelek (Poor)
0,20 – 0,39
Cukup (Satisfactory)
0,40 – 0,69
Baik (Good)
0,70 – 1,00
Baik Sekali (Excellent)
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda yang disajikan pada lampiran C (Tabel C.4), dari 10 soal yang diujicobakan terdapat 3 soal dengan kriteria Baik, 3 soal dengan kriteria cukup, 3 soal dengan kriteria jelek, dan 1 soal dengan kriteria sangat baik. Interpretasi yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa soal yang dinyatakan memiliki kriteria jelek. Soal dengan kriteria jelek, artinya soal tersebut tidak dapat membedakan antara siswa yang pandai dan bodoh. Sehingga soal tersebut tidak dapat digunakan sebagai instrumen pemecahan masalah. Namun, Apabila soal dengan kriteria jelek akan tetap digunakan, maka soal trsebut harus diperbaiki terlebih dahulu. Kesimpulan dari semua perhitungan analisis soal tes pemecahan masalah disajikan secara lengkap pada Tabel 3.7 berikut. Tabel 3.4 Rekapitulasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Bangun Ruang Sisi Datar Tingkat
Daya
Kesukaran
Pembeda
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
2
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
3
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
4
Valid
Sedang
Baik
Dipakai
No
Validitas
1
Reliabilitas
Tinggi
Kesimpulan
36
5
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
6
Tidak Valid
Sedang
Jelek
Tidak Dipakai
7
Tidak Valid
Sedang
Jelek
Tidak Dipakai
8
Valid
Sedang
Baik Sekali
Dipakai
9
Valid
Sukar
Cukup
Dipakai
10
Valid
Sedang
Jelek
Dipakai
Berdasarkan Tabel 3.4, dari 10 soal yang diujicobakan ada 2 soal yang tidak valid dengan daya beda yang jelek. Sehingga, soal instrumen yang dapat digunakan sebagai posstest di akhir pertemuan sebanyak 8 soal. 2.
Pedoman wawancara Pedoman wawancara yang digunakan berisi 11 point. Dimana point-point
ini berupa pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran di sekolah, diantaranya yaitu: Model pembelajaran apa yang biasa diterapkan dalam proses pembelajaran matematika di kelas dan kesulitan apa saja yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika. 3.
Dokumentasi Dokumentasi diambil dengan menggunakan kamera digital. Kegiatan yang
didokumentasikan adalah pada saat siswa kelas eksperimen belajar dengan menggunakan model pembelajaran Two Stray Two Stay (TSTS).
F. Teknik Analisis Data Analisis dan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data posttest dari kelas eksperimen dan kontrol. Namun sebelum melakukan uji statistik terhadap data, terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. Setelah kedua uji tersebut dilakukan, maka tahap selanjutnya dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
37
1.
Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mempelajari apakah distribusi sampel
yang terpilih berasal dari sebuah populasi berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov:9 a.
Perumusan Hipotesis H 0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H 1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal b.
Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar. Kemudian Menentukan Kumulatif proporsisi (kp) dan Data ditransformasikan ke skor baku: ZI
XI X SD
c.
Menentukan luas kurva Z I ( Z tabel )
d.
Menentukan nilai mutlak maksimum dari a1 dan a2 yang dinotasikan dengan DO . Kemudian menentukan harga D-tabel.
a2 : Selisih Z-tabel dan kp pada batas atas ( a2 = Absolut (kp-Ztab))
a1 : Selisih Z-tabel dan kp pada batas bawah ( a1 = Absolut ( a2 -fi/n)) e.
Kriteria pengujian Jika DO ≤ D-tabel, maka H 0 diterima, artinya Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Jika DO > D-tabel, maka H 0 ditolak, artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
memiliki variasi atau keragaman nilai yang sama atau secara satistik sama. Namun apabila data yang diperoleh bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka tidak perlu melakukan uji homogenitas. Pengujian homogenitas
9
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial: Dilengkapi dengan Output Program SPSS, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h. 109-110.
38
varians kedua kelas data posttest pemecahan masalah kelas eksperimen dan kontrol dalam penelitian ini menggunakan Uji-F.10Pengujian diawali dengan membuat rumusan hipotesis yang terdiri dari H 0 , yaitu varians sampel kedua kelas data homogen dan H 1 , yaitu varians sampel kedua kelas data tidak homogen. Setelah ditentukan rumusan hipotesis, maka hipotesis statistik yang diajukan yaitu, H 0 : 12 22 dan H 1 : 12 22 . Untuk mengetahui apakah kita akan menolak atau menerima H 0 , maka harus dicari terlebih dahulu nilai dari
Fhitung dan Ftabel
dari data yang diperoleh. Fhitung dapat diperoleh dengan
membandingkan antara varians tersebesar dengan varians terkecil dengan menggunakan db1 (n1 1) dan db2 (n2 1) α = 0,05. Jika Fhitung Ftabel , maka H 0 diterima, artinya Varians sampel kedua kelas data homogen. Dan Jika
Fhitung Ftabel , maka H 0 ditolak, artinya Varians sampel kedua kelas data tidak homogen
3.
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka langkah berikutnya adalah
melakukan uji perbedaan dua rata-rata skor posttest kelas eksperimen dan kontrol. a) Jika data berdistribusi normal, maka analisis menggunakan Uji-t 1. Merumuskan Hipotesis, H 0 dan H 1 . 2. Menentukan taraf signifikansi, taraf signifikansi yang digunakan yakni nilai α = 0,05, dengan n1 27 n2 30 3. Kriteria Pengujian a. Jika kedua rata-rata skor berdistribusi normal dan homogen, uji statistik yang digunakan adalah Uji-t. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:11
10 11
Ibid., h. 118. Sugiyono, op. Cit., h.197.
39
t
X1 X 2 2 1
2
atau t
s s 2 n1 n2
X1 X 2 (n1 1) s1 (n2 1) s2 n1 n2 2 2
2
1 1 n1 n2
4. Membandingkan harga t-hitung dan t-tabel Jika t hit ttabel , maka H 0 diterima Jika t hit ttabel , maka H 0 ditolak b) Jika data berdistribusi tidak normal, maka analisis menggunakan Uji-U 1. Merumuskan Hipotesis, H 0 dan H 1 . 2. Menentukan taraf signifikansi, taraf signifikansi yang digunakan yakni nilai α = 0,05, dengan n1 27 n2 30 3. Kriteria Pengujian Jika data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen maka uji statistik yang digunakan adalah Uji-U. Jika ukuran sampel lebih besar dari 20, maka distribusi sampling U menurut Mann dan Whitney akan mendekati distribusi normal. Sehingga variabel normal standarnya dirumuskan sebagai berikut:12
Z
n1.n2 2 n1.n2 .( n1 n2 1) 12 U
4. Menggunakan Uji-U, maka: Jika U U Kritis , maka H 0 ditolak Jika U U Kritis , maka H 0 diterima
12
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial: Dilengkapi dengan Output Program SPSS, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h. 275.
40
G. Hipotesis Statistik Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H 0 : x y
H 1 : x y Keterangan:
x : Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen y : Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebagaimana tujuan penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai analisis terhadap data yang diperoleh setelah melakukan penelitian. Data yang dianalisis berupa data posstest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan kelas eksperimen, yaitu kelas yang kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan kelas kontrol, yaitu kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional. Dimana materi yang diambil adalah bangun ruang sisi datar pada sub materi kubus dan balok. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Berikut ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya.
A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MTs Darul Hikmah Tangerang Selatan. Sebelumnya peneliti melakukan pra penelitian terlebih dahulu dengan kegiatan observasi meliputi wawancara dengan guru mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwasannya siswa cenderung pasif ketika belajar. Mereka hanya mendengarkan penjelasan secara utuh dari guru yang mengajar di hadapan mereka. Dikarenakan pembelajaran yang dilakukan adalah ekspositori. Sehingga siswa terbiasa dengan pembelajaran satu arah dan siswa juga terbiasa mengerjakan soal-soal yang hampir sama dengan contoh yang diberikan. Hal ini pula yang menyebabkan ketidakmampuan siswa mengerjakan soal-soal diluar contoh yang telah diberikan. Siswa yang dijadikan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII, yaitu kelas VIII H dan VIII I. Masing-masing kelas terdiri dari 27 siswa untuk kelas eksperimen dan 30 siswa untuk kelas kontrol. Peneliti menerapkan pembelajaran menggunakan Kooperatif Tipe Two Stray Two Stay (TSTS) untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. 41
42
Setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Two Stray Two Stay (TSTS) pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol, peneliti memberikan posstest kepada kedua kelas. Berikut disajikan data hasil penelitian berupa hasil perhitungan akhir tes kelompok eksperimen dan kontrol.
1.
Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas Eksperimen Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas
eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diperoleh nilai rata-rata sebesar 79.93. Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelompok eksperimen secara lengkap disajikan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.3. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Eksperimen Frekuensi Frekuensi No. Interval Komulatif (fi) f(%) 1 2 3 4 5 6
53-59 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94 Jumlah
2 1 4 5 9 6 27
7.41 3.70 14.81 18.52 33.33 22.22 100
2 3 7 12 21 27
Berdasarkan data distribusi frekuensi yang disajikan pada Tabel 4.1, maka dapat diketahui nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelas eksperimen. Selain itu dapat diketahui pula median, modus, dan penyebaran data seperti varians dan simpangan baku. Sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.3. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelas eksperimen adalah sebesar 79.93. Jika kita hubungan dengan data yang disajikan pada Tabel 4.1, maka frekuensi siswa yang memperoleh nilai lebih kecil (dibawah) dari rata-rata kelas, yaitu sebanyak 7 orang. Jika dibuat dalam bentuk prosentase terhadap seluruh jumlah siswa, maka sekitar 25.93% siswa mendapat nilai dibawah rata-
43
rata kelas. Artinya sebanyak 20 orang siswa mendapat nilai diatas rata-rata kelas, yaitu sekitar 74.07% . Apabila ditinjau dari nilai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah, yaitu sebesar 76, maka 74.07% siswa dinyatakan mampu mencapai nilai KKM. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai diatas rata-rata. Perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi dan statistik deskriptif kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran D (Tabel D.4). Adapun secara visual kemampuan pemecahan masalah matematika siswa disajikan pada Gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Eksperimen
2.
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Kontrol Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol
yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional, diperoleh nilai ratarata sebesar 56.63. Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas kontrol secara lengkap disajikan pada Tabel 4.2 dan Tabel 43.
44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Kontrol Frekuensi Frekuensi No. Interval Komulatif (fi) f(%) 1 8-18 1 3.33 1 2 19-29 1 3.33 2 3 30-40 1 3.33 3 4 41-51 5 16.67 8 5 52-62 13 43.33 21 6 63-73 5 16.67 26 7 74-84 4 13.33 30 Jumlah 30 100 Berdasarkan data distribusi frekuensi yang disajikan pada Tabel 4.2, maka dapat diketahui nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelas kontrol. Sebagaimana yang disajikan pada Tabel 4.3. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelas kontrol adalah sebesar 56.53. Jika dihubungan dengan data yang disajikan pada Tabel 4.4, maka frekuensi siswa yang memperoleh nilai lebih kecil (dibawah) dari rata-rata kelas, yaitu sebanyak 8 orang. Jika dibuat dalam bentuk prosentase terhadap seluruh jumlah siswa, maka sekitar 26.67% siswa mendapat nilai dibawah rata-rata kelas. Artinya sebanyak 22 orang siswa mendapat nilai diatas rata-rata kelas, yaitu sekitar 73.33% . Apabila ditinjau dari nilai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah, yaitu sebesar 76, maka hanya sekitar 4 orang siswa
atau sekitar 13.33% yang dinyatakan mampu
mencapai nilai KKM. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di kelas kontrol mendapatkan mampu mencapai nilai diatas rata-rata kelas, namun tidak dapat mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi dan statistik deskriptif kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran D (Tabel D.5). Adapun secara visual kemampuan pemecahan masalah matematika siswa disajikan pada Gambar 4.2 berikut.
45
Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Kontrol Berikut disajikan data deskriptif kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Data tersebut merupakan data perbandingan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posstest Kelas Eksperimen dan Kontrol No
Statistik
1
Kelas Eksperimen
Kontrol
Nilai Terendah
53.00
8.00
2
Nilai Tertinggi
92.00
77.00
3
Mean
79.93
56.53
4
Varians
10.23
15.42
5
Kemiringan
-1.196
-1.136
6
Kurtosis
1.093
2.68
46
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol, yaitu sekitar 23.40. Pada tabel juga menunjukkan bahwa standar deviasi pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, Nilai standar deviasi yang lebih tinggi ini memiliki makna bahwa variasi sebaran data pada kelas kontrol beragam daripada kelas eksperimen. Kemiringan kurva pada kelas eksperimen untuk data posstest, yaitu -1.196. Nilai tersebut lebih kecil dari nol, artinya bentuk kurva tersebut miring ke kanan atau sebaran data posstest kelas eksperimen lebih cenderung berkumpul pada nilai tinggi. Begitu pula yang terjadi pada kelas kontrol. Kemiringan kurva pada kelas kontrol, yaitu -1.136. Nilai tersebut juga lebih kecil dari nol. artinya bentuk kurva tersebut miring ke kanan atau sebaran data posstest kelas kontrol lebih cenderung berkumpul pada nilai tinggi
B. Analisis Data Untuk mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata skor posstest pemecahan masalah siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis terhadap skor posstest siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol.
1.
Pengujian Prasyarat Analisis Uji prasyarat yang dimaksudkan berkaitan dengan analisis terhadap data
yang diperoleh, yaitu uji normalitas data dan homogenitas. a.
Uji Normalitas Data Posstest Pemecahan Masalah Setelah data terkumpul, maka langkah awal yang harus dilakukan terhadap
data tersebut adalah melakukan uji normalitas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah skor posstest berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan terhadap kedua data kelas adalah uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. H0
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1
: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
47
Kriteria uji pada taraf signifikansi α=0,05, yaitu tolak H0 jika DO > D-tabel. Sebaliknya terima H0 jika DO ≤ D-tabel. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Uji Normalitas Skor Posstest Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
N
Kolmogorov-Smirnov D0
D-Tabel
Keterangan
Eksperimen
27
0,135462
0,261732
Normal
Kontrol
30
0,093814
0,045333
Tidak Normal
Posstest
Tabel di atas menunjukkan bahwa perolehan D0 untuk skor posstest pemecahan masalah matematika kelas eksperimen untuk taraf signifikansi α= 0,05, nilai D0 lebih kecil dibandingkan dengan D-tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Dengan kata lain sampel berasal dari pupolasi yang berdistribusi normal. Sementara itu, D0 untuk skor posstest pemecahan masalah matematika kelas kontrol untuk taraf signifikansi α= 0,05, nilai D0 lebih besar dibandingkan dengan D-tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal ditolak. Dengan kata lain sampel berasal dari pupolasi yang tidak berdistribusi normal. Akibatnya pengujian hipotesis tidak menggunakan uji-t melainkan Uji Mann-Whitney.
2.
Pengujian Hipotesis Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan terhadap data skor
posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, salah satunya yaitu kelas kontrol merupakan sampel yang berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Oleh sebab itu, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata kedua kelas digunakan uji non-parametrik “Mann-Whitney”.
48
a.
Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Posstest Pemecahan Masalah Rumusan hipotesis uji perbedaan rerata posttest pemecahan masalah siswa
adalah sebagai berikut: H0: Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stray Two Stay (TSTS) lebih rendah dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. H1: Kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stray Two Stay (TSTS) lebih tinggi dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Tabel 4.5 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas
Posstest
U
n
Eksperimen
27
Kontrol
30
Uji-U
1
2
Z hitung
Z tabel
601.5
208.5
3.14
0,99
Kriteria uji pada taraf signifikansi α =0,05, yaitu Jika U U Kritis , maka H 0 ditolak. Sebaliknya, Jika U U Kritis , maka H 0 diterima. Karena ukuran sampel lebih besar dari 20, maka distribusi sampling U akan mendekati distribusi normal. Sehingga variabel normal standarnya menggunakan Zhitung dan Ztabel. Hasil pengolahan data dan perhitungan yang disajikan pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa harga Z hitung > Z tabel , sehingga H0 ditolak. Artinya, hipotesis nol yang menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stray Two Stay (TSTS) sama dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
49
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian berikut adalah berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini akan dipaparkan temuan positif yang dapat dijadikan rekomendasi bagi pendidik untuk menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dalam proses pembelajaran. 1.
Proses Pembelajaran Matematika Proses pembelajaran yang diamati oleh peneliti yaitu pembelajaran dengan
menggunakan metode konvensional, yaitu metode yang rutin digunakan di setiap pembelajaran oleh guru matematika di sekolah tersebut dan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stray Two Stay (TSTS). Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stray Two Stay pada dasarnya lebih menekankan pada keaktifan dan kerjasama diantara siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan. Namun, karena pembelajaran yang sering diterapkan di kelas adalah pembelajaran satu arah dengan metode konvensional, maka penggunaan model pembelajaraan kooperatif TSTS merupakan hal yang baru untuk siswa. Oleh karena itu, pada pertemuan pertama dengan penerapan model ini siswa masih belum terbiasa. Sehingga lebih banyak bertanya kepada guru. Meskipun demikian, secara perlahan siswa mulai terbiasa dengan penggunaan model pembelajaraan ini dan mereka terlihat lebih antusias dalam belajar. Karena seluruh anggota kelompok berperan aktif dalam penyelesaian masalah yang diberikan. Pada penerapannya, kooperatif tipe Two Stray Two Stay yaitu siswa berkelompok secara heterogen dimana pengelompokkan ini ditentukan langsung oleh peneliti. Sebelum melakukan pengelompokan, peneliti terlebih dahulu mencari informasi kepada guruu pengampu mengenai siswa-siswa yang memiliki prestasi di kelasnya. Prestasi ini berdasarkan pringkat siswa di kelas. Hal ini bertujuan agar siswa tersebut tidak berkumpul dalam satu kelompok, namun dapat tersebar merata diseluruh kelompok yang akan dibentuk. Setelah kelompok terbentuk, kemudian setiap kelompok mendiskusikan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yg diberikan peneliti kepada masing-masing
50
kelompok. Setelah berdiskusi dengan kelompoknya, ketua kelompok memilih perwakilan 2 orang anggotanya untuk bertamu kepada kelompok lain. Pada saat penerapan Two Stray Two Stay inilah terlihat bahwa model pembelajaran ini sangat
efektif
dan
sangat
berperan
besar
mengaktifkan
siswa
dalam
mendiskusikan hasil yang diperoleh dalam kelompoknya. Pada saat tuan rumah (two stay) menjelaskan hasil diskusi, pada saat itulah terlihat perbedaan jawaban (jika ada) dari hasil diskusi setiap kelompoknya. Jika memang terdapat perbedaan dari jawaban yang dimiliki kelompok tamudengan kelompok tuan rumah, maka setiap kelompok mendiskusikan perbedaan jawaban hasil diskusi. kemudian setelah mndiskusikan perbedaan jawaban hasil diskusi kelompoknya dengan kelompok lain. Dengan demikian siswa akan menyadari letak kesalahan atau perbedaan jawaban antara kelompoknya dengan kelompok yang lain. Setelah berdiskusi dengan kelompok lain, perwakilan kelompok mendiskusikn kembali hasil diskusinya, dan setelah diskusi-diskusi itulah jawaban pemecahan masalah dapat terjawab dengan benar dan siswa menyadari setiap tahapan dalam menyelesaikan masalah dan mengetahui jika terdapat kesalahan. Pada saat kesimpulan siswa benar-benar sudah memahami dan akhrinya pun ketika perwakilan kelompok diminta untuk maju (secara acak) tidak ada lagi yang menolak untuk maju karena mereka sudah yakin dengan jawaban yang sudah di diskusikan. Pada saat perwakilan tiap kelompok maju untuk menuliskan jawaban kelompoknya di papan tulis, siswa juga harus mampu menjelaskan jawabannya. Gambar 4.3 berikut menggambarkan proses pembelajaran dengan menggunakan mdel pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.
Gambar 4.3 Diskusi Kelompok dengan Model TSTS
51
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada saat proses pembelajaran, penyebaran siswa-siswa yang memiliki prestasi di setiap kelompok memberikan dampak positif terhadap siswa lainnya. Pembelajaran atau diskusi tidak lagi didominasi oleh siswa yang dianggap pintar. Melainkan siswa tersebut membantu teman didalam kelompoknya dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan, diskusi yang berjalan di kelas terbagi menjadi 3 fase diskusi. Fase pertama ketika siswa berdiskusi dengan kelompoknya sendiri untuk memperoleh jawaban dari LKS yang diberikan. Kemudian fase kedua adalah fase dimana mereka beriskusi dengan kelompok lain, dalam hal ini mereka mencari informasi apakah jawaban mereka memiliki perbedaan dengan kelompok lain. Dan fase ketiga adalah ketika mereka kembali kepada kelompoknya untuk mendiskusikan informasi yang mereka peroleh. Dengan adanya tiga fase ini membuat siswa menemukan dan menyadari sendiri kesalahan mereka dalam menjawab pertanyaan yang dibrikan. Sehingga siswa mampu memecahkan masalah yang diberikan dengan baik dengan kemampuan mereka sendiri. 2.
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Setelah peneliti memberikan treatment/perlakuan sebanyak delapan kali
kepada kelas eksperimen. Selanjutnya peneliti memberikan posstest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa di kedua kelas tersebut. Secara kasat mata nilai rata-rata kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kelas kontrol. Hasil ini diperkuat dengan adanya analisis uji perbedaan dua rata-rata. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis tersebut terjadi penerimaan terhadap hipotesis nol. Artinya bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Two Stray Two Stay (TSTS) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, penggunaan model pembelajaraan TSTS berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. . Selanjutnya skor posstest dianalisis berdasarkan indikator pemecahan masalah
52
yang hendak diukur, dimana indikator tersebut dibagi kedalam tiga indikator, yaitu kemampuan siswa mengidentifikasi masalah, Kemampuan Merencanakan Penyelesaikan Masalah, dan Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana. Tabel 4.6 Prosentase Perolehan Skor Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Eksperimen No
Indikator
Rata-rata
Kontrol
Prosentase Rata-rata Prosentase
Kemampuan Siswa 1
Mengidentifikasi
3,65
91%
3,22
81%
2,78
70%
1,70
43%
3,49
87%
2,15
76%
Masalah Kemampuan 2
Merencanakan Penyelesaian Masalah Kemampuan
3
Menyelesaikan Masalah Sesuai Rencana
Tabel 4.6 merupakan perolehan skor kemampuan pemecahan masalah berdasarkan indikator untuk seluruh instrumen posstest. Berdasarkan data yang disajikan dapat dilihat bahwa perolehan persentase untuk indikator pertama, kelas eksperimen memiliki skor dan persentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu 91%. Lebih tinggi 10% dibandingkan kelas kontrol. Artinya bahwa, untuk
indikator
pertama
yang
menekankan
pada
kemampuan
siswa
mengidentifikasi masalah, kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Sementara itu, untuk indikator kedua yang menekankan pada kemampuan merencanakan penyelesaikan masalah, siswa kelas eksperimen mendapatkan skor dan presentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, yaitu 70%. Lebih tinggi 27% jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Artinya, siswa kelas
53
eksperimen, kemampuan merencanakan penyelesaian masalah dari persoalan yang diberikan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Begitu pula untuk indikator ketiga, yang menekankan pada kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana. Kelas eksperimen mampu menyelesaikan masalah yang diberikan dengan baik. Presentase yang diperoleh adalah sebesar 87%. Lebih tingi 11% dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa selain lebih unggul dalam menyelesaikan masalah, siswa kelas eksperimen mampu menggunakan rencana yang telah dipilih untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Adapun untuk lebih memperjelas perbedaan presentase yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 Perbandingan Prosentase Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Indikator Berdasarkan prosentase pada gambar 4.4, pada indikator kedua yaitu kemampuan merencanakan penyelesaian masalah lebih rendah dari indikator ketiga yaitu kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana. Hal ini terjadi karena memang banyak siswa yang tidak menuliskan indikator kedua atau menuliskan tetapi tidak lengkap tetapi ketika menuliskan indikator ketiga siswa menjawab dengan tepat dan benar. Penskoran pada jawaban siswa setiap indikator dilakukan berdasarkan dengan pedoman penskoran.
54
Berikut akan dipaparkan jawaban siswa sesuai dengan aspek yang diukur. Soal No I Pertanyaan: “Sebuah Kubus memiliki rusuk sepanjang 6cm. Rusuk itu diperpanjang sebesar k kali panjang rusuk semula, sehingga volumenya menjadi 1.728 cm3. Nilai k adalah....”
a. Kelas Kontrol
b. Kelas Eksperimen
Gambar 4.5 Jawaban Soal No.1 Indikator 1: Indikator pemecahan masalah siswa yang pertama, yaitu kemampuan siswa mengidentifikasi masalah, dimana kemampuan ini mencakup beberapa hal, diantaranya adalah menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Indikator b. Kelas Eksperimen
ini pada dasarnya untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami informasi yang diberikan dalam soal/pertanyaan, kemudian menyajikan informasi yang a. Kelas Eksperimen diketahui dan ditanyakan dari soal. Sehingga ia mampu mengidentifikasi
bagaimana cara memecahkan atau mencari jawaban dari soal tersebut. Keseluruhan soal yang diberikan pada saat saat posstest tentunya mencakup indikator pertama ini, namun sebagai gambaran dari hasil jawaban siswa akan dipaparkan perbandingan jawaban dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
55
Gambar 4.5 merupakan rata-rata jawaban yang diberikan oleh siswa kelas kontrol dan eksperimen untuk soal no.1. Gambar (a) merupakan jawaban dari kelas kontrol, sementara gambar (b) merupakan jawaban dari kelas eksperimen. Pada gambar, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat menuliskan informasi yang diberikan pada soal menjadi variabel
yang diketahui dan
ditanyakan. Sehingga jawaban dari kedua kelas dapat dinyatakan benar. Indikator 2: Selanjutnya, untuk indikator pemecahan masalah siswa yang kedua, yaitu Kemampuan Merencanakan Penyelesaikan Masalah, dimana kemampuan ini mencakup beberapa hal, diantaranya adalah Menuliskan Sketsa/ gambar/ model/ rumus/ algoritma untuk memecahkan masalah. Gambar 4.5 merupakan rata-rata jawaban yang diberikan oleh siswa kelas eksperimen dan kontrol untuk soal nomor satu, baik siswa kelas kontrol maupun kelas eksperimen mampu memilih rumus atau algoritma yang tepat untuk memecahkan masalah yang diberikan.
Indikator 3: Indikator pemecahan masalah siswa yang ketiga, yaitu Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana atau melakukan perhitungan, dimana kemampuan ini mencakup beberapa hal, diantaranya adalah Menyelesaikan masalah dari soal matematika dengan benar, lengkap, dan sistematis. Berdasarkan gambar 4.4, terlihat jelas bahwa dari segi jawaban, keduanya dapat dikatakan benar. Siswa kelas kontrol maupun siswa kelas eksperimen mampu menggunakan rumus atau algoritma yang dipilih hingga memperoleh jawaban akhir. Namun jika dilihat dengan seksama jawaban kelas kontrol pada saat perkalian berpangkat, k tidak ikut dipangkatkan sehingga ketika Vbaru sudah dibagi hasilnya tidak d akarkan 3. seharusnya setelah ia mendapatkan hasil pembagian, siswa masih harus mencari akar dari hasil yang diperolehnya. Karena jawaban yang diharapkan adalah ia mampu menemukan jawaban akhir, yaitu k = 2.
56
Soal No.5 Pertanyaan: “Suatu balok memiliki luas permukaan 164cm2. Jika lebar dan tinggi balok masing-masing 3cm dan 4cm, tentukan volume dari balok tersebut!”
a.
Kelas Kontrol
b. Kelas Eksperimen
Gambar 4.6 Jawaban Soal No.5
c. Kelas Eksperimen
57
Indikator 1: Gambar 4.6 merupakan rata-rata jawaban yang diberikan oleh siswa kelas kontrol dan eksperimen untuk soal no.5. Gambar (a) merupakan jawaban dari kelas kontrol, sementara gambar (b) merupakan jawaban dari kelas eksperimen. Pada gambar, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat menuliskan informasi yang diberikan pada soal menjadi variabel
yang diketahui dan
ditanyakan. Sehingga jawaban dari kedua kelas dapat dinyatakan benar.
Indikator 2: Selanjutnya, untuk indikator pemecahan masalah siswa yang kedua, yaitu Kemampuan Merencanakan Penyelesaikan Masalah, dimana kemampuan ini mencakup beberapa hal, diantaranya adalah Menuliskan Sketsa/ gambar/ model/ rumus/ algoritma untuk memecahkan masalah. Gambar 4.6 di atas merupakan rata-rata jawaban yang diberikan oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk soal nomor 5. Berdasarkan gambar, terlihat bahwa kedua jawaban yang diberikan oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen merupakan jawaban yang tepat, Namun perencanaan penyelesaian masalah pada kelas kontrol kurang lengkap. Pada kelas kontrol perencanaan pemecahan masalah hanya sampai rumus luas permukaan yang digunakan untuk mencari panjang, tetapi sampai perencanaan rumus luas permukaan saja bukan merupakan perencanaan penyelesaian pada akhir soal no 5.
Indikator 3: Indikator pemecahan masalah siswa yang ketiga, yaitu Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana atau melakukan perhitungan, dimana kemampuan ini mencakup beberapa hal, diantaranya adalah Menyelesaikan masalah dari soal matematika dengan benar, lengkap, dan sistematis. terlihat jelas bahwa dari segi jawaban, siswa kelas eksperimen mampu menggunakan rumus atau algoritma yang dipilih hingga memperoleh jawaban panjang dan volume balok. Namun siswa kelas kontrol tidak dapat menerapkan algoritma yang telah dipilih sehingga siswa gagal dalam menyelesaikan jawabannya dan tidak
58
mendapatkan jawaban akhir yang tepat.. Karena jawaban yang diharapkan adalah ia mampu menemukan volume balok. Berdasarkan pengamatan terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa kelas kontrol dan eksperimen, dapat disimpulkan bahwa ketika soal yang diberikan berupa soal yang langsung menerapkan informasi yang diberikan pada soal dan tidak membutuhkan alur yang panjang dalam penyelesaiannya, siswa kelas kontrol mampu memperoleh jawaban yang sesuai. Misalnya soal posstest nomor 1 (satu). Meskipun terjadi kelsalahan, kemungkinan nya tidak terlalu besar. Sehingga baik kelas kontrol dan eksperimen sama-sama dapat memperoleh jawaban yang tepat. Namun, berbeda halnya ketika soal yang diberikan berupa soal yang membutuhkan algoritma atau rumus lain terlebih dahulu untuk memperoleh jawaban yang sebenarnya (misalnya soal nomor 5) , siswa kelas kontrol cenderung mengalami kesulitan. Banyak dari siswa kelas kontrol yang gagal dalam merencanakan algoritma atau rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Meskipun mereka menuliskan algoritma atau rumus, siswa tidak mampu menerapkan algoritmayang telah mereka pilih. Sehingga pada akhirnya mereka tidak mendapatkan jawaban yang tepat. Dalam hal ini, siswa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan siswa kelas kontrol. Hasil penelitian yang diperoleh, baik berdasarkan uji perbedaan rata-rata maupun berdasarkan jawaban siswa yang telah dipaparkan sebelumnya, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stray Two Stay berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang telah diungkapkan oleh Erman suherman, dkk. dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, bahwa model pembelajaran kooperatif telah terbukti dapat meningkatkan berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. 1
1
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Jakarta: Universitas Indonesia), h. 259.
59
D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam proses pelaksanaan penelitiaan ini. Perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini hanya pada pokok bahasan kubus dan balok, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain. Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain itu Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada aspek kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sedangkan aspek lain tidak dikontrol. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang optimal, maka penulis memohon saran dan kritik yang membangun terhadap hasil penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan Model pembelajaran Kooperatif tipe TSTS terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas VIII di MTS Daarul Hikmah, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diajar dengan Model pembelajaran Kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan metode konvensional. Pada kelas ini, rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang lebih dominan dari tiga indikator adalah pada indikator kedua, yaitu kemampuan merencanakan penyelesaian masalah dan indikator ketiga, yaitu kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana. 2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional lebih rendah dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Pada kelas ini ratarata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang lebih dominan dari
tiga
indikator
adalah
adalah
pada
indikator
pertama,
yaitu
mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan. Dari kedua kelas tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang lebih dominan dari tiga indikator adalah mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan. 3. Penerapan Model pembelajaran TSTS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan menggunakan Model pembelajaran TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional.
60
61
B. SARAN Terdapat beberapa saran peneliti terkait hasil penelitian pada skripsi ini, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan Model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray mampu meningkatkan pemecahan masalah matematik siswa, sehingga pembelajaran tersebut dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat diterapkan. 2. LKS sebagai bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai perkembangan kemampuan pemecahan masalah matematika yang dipelajari. Guru dapat membuat Lembar Kerja Siswa yang lebih menarik dan konstruktif dalam berbagai pokok bahasan matematika lain. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar pengaruh masing-masing Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap kemampuan berpikir matematik lain. 4. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Kubus dan Balok,
untuk
penelitian selanjutnya disarankan dilakukan juga pada pokok bahasan lain.
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999. Adjie, Nahrowi dan Maulana. Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI PRESS, 2006 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009. Armiati, Mukhni & Febrianti, Hastuti. Efektivitas Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 9 Padang, Prosiding Semirata FMIPPA Universitas Lampung. Lampung: FMIPA UNILA, 2013. Ayu. “Pembahasan Metode Two Stay Two Stray”. https://www.academia.edu. 13 Juli 2015 Bondan Widjajanti, Djamilah. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa Dan Bagaimana Mengembangkannya. Prosiding Jurusan Pendidikan Matematika. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh pada tanggal 04/04/2015, Tersedia, http://eprints.uny.ac.id/7042/1/P25Djamilah%20Bondan%20Widjajanti.pdf Delphie, Bandi. Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Sleman: PT Intan Sejati Klaten, 2009. Halim Fathani, Abdul. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2009. Huda, Miftahul. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Lie, Anita. Mempraktekkan Cooperative learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT.Gramedia, 2002. Kadir. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial: Dilengkapi dengan Output Program SPSS. Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010. M. Hatfield, Marry. Mathematics Methods for elementary and middle school Teachers. USA: John Wiley & sons Inc, 2003.
62
63
M. Jainuri. “Kemampuan Pemecahan Masalah”. Diunduh pada tanggal 11 /12/2014, Tersedia http://www.academia.edu/6942530/Kemampuan_Pemecahan_Masalah. P. Purba, Janulis. “Pemecahan Masalah dan Penggunaan Strategi Pemecahan Masalah”. Diunduh pada tanggal 02/01/2015, Tersedia http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/1 94710251980021 .. Roebyanto, Goenawan dan Wida Yanti, Aning. “Pemecahan Masalah Matematika”. Diunduh pada tanggal 02/02/2015, Tersedia http://kuliahdaring.dikti.go.id. Setyo Winarni, Endang dan Harmini, Sri. Matematika untuk PGSD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Shadiq, Fajar. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008 Suherman,Erman dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan MatematikaFakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: JICAUPI, 2003 Sumarmo, Utari. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: FPMIPA UPI, 2010. Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Surapranata, Sumarna. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Tarhadi, dkk. Perbandingan Kemampuan Penyelesaian Masalah Matematika Mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh dengan Mahasiswa Pendidikan Tatap Muka. Jurnal Pendidikan Terbuka Jarak Jauh. Volume 7. Nomor 2. September 2006. The National Council of Teachers of Mathematics. Principles and Standards for School Mathematics. USA: NCTM, 2000
64
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diunduh pada tanggal 11/12/2014, Tersedia. http://usu.ac.id/public/content/files/sisdiknas.pdf Wahyudi & Inawati. Pemecahan Masalah Matematika. Salatiga: Widya Sari Press, 2012. Wardhani, Sri & Rumiati. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISAdan TIMSS. Jogjakarta: PPPPTK matematika, 2011. Widdiharto, Rachmadi. Model-model Yogyakarta: PPPG, 2004.
Pembelajaran
Matematika
SMP.
LAMPIRAN A
A.1. RPP Kelas Eksperimen A.2. RPP Kelas Kontrol A.3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
65
LAMPIRAN A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 1)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
:Menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang kubus
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus, meliputi: bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
66
E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi 1) Mengingatkan kembali mengenai materi bangun datar. 2) Meminta siswa menyebutkan benda-benda di sekitarnya yang berbentuk kubus. b. Motivasi 1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2) Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1) Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa. 2) Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing. 2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Meminta setiap kelompok menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk kubus. 2) Siswa diminta untuk mengidentifikasi apa saja bangun datar yang membentuk sebuah kubus. 3) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah. 2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai unsur-unsur atau bagianbagian dari kubus selama 20 menit.
67
4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit. 5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 2)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: Menghitung panjang diagonal sisi kubus Menghitung panjang diagonal ruang kubus Menghitung panjang bidang diagonal kubus
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi kubus 2. Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang kubus 3. Siswa dapat menghitung panjang bidang diagonal kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
69
E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi 1. Memberi salam, berdo’a, dan mengkondisikan kesiapan belajar siswa. 2. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu sifat-sifat dari kubus dan balok. 3. Melakukan tanya jawab mengenai materi di pertemuan sebelumnya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1.
Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa.
2.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Siswa diminta untuk memberikan argumen atau pendapatnya mengenai diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari kubus. 2) Setiap kelompok diarahkan untuk bekerja di dalam kelompoknya mengenai Cara menghitung diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari sebuah kubus. 3) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah.
70
2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai unsur-unsur atau bagianbagian dari kubus selama 20 menit. 4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit. 5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 3)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: Melukis jaring-jaring kubus Menghitung luas permukaan kubus
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melukis jaring-jaring kubus 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi
72
1. Memberi salam, berdo’a, dan mengkondisikan kesiapan belajar siswa. 2. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu menghitung panjang diagonal sisi,diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus. 3. Melakukan
tanya
jawab
mengenai
materi
di
pertemuan
sebelumnya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1.
Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa.
2.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a.
Eksplorasi (5 menit) 1) Meminta setiap kelompok menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk kubus. 2) Siswa diminta untuk mengidentifikasi jaring-jaring bangun datar yang berbentuk kubus. 3) Setiap kelompok diarahkan untuk bekerja di dalam kelompoknya mengenai berbagai bentuk jaring-jaring dari kubus. Serta menghitung luas permukaan dari sebuah kubus. 4) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan.
b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah.
73
2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai bentuk jaring-jaring dari kubus. Serta menghitung luas permukaan dari sebuah kubus 20 menit. 4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit. 5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c.
Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami.
3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 4)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menghitung Besaran-besaran pada Kubus dan Balok
Indikator
: Menemukan rumus volume Kubus Menghitung volume kubus
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat Menemukan rumus volume Kubus 2. Siswa dapat Menghitung volume kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi
75
1. Mengingatkan kembali mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya. 2. Memberikan sebuah soal kepada siswa dan meminta siswa untuk mengidentifikasi
soal
tersebut.
Kemudian
memberikan
pendapatnya mengenai cara penyelesaiannya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1.
Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa.
2.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Setiap kelompok diarahkan untuk bekerja di dalam kelompoknya mengenai menemukan rumus volume kubus. 2) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah. 2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai menemukan rumus volume kubus 20 menit. 4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit.
76
5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
H. Penilaian d. Teknik Penilaian
: Penugasan
e. Bentuk Instrumen
: Uraian
f. Instrumen
: Terlampir
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 5)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: 1. Menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang balok 2. Menjelaskan sifat-sifat balok 3. Menghitung panjang diagonal sisi balok 4. Menghitung panjang diagonal ruang balok 5. Menghitung panjang bidang diagonal balok
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur balok 2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat balok 3. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi balok 4. Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang balok 5. Siswa dapat menghitung panjang bidang diagonal balok B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence)
78
C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi 1. Memberi salam, berdo’a, dan mengkondisikan kesiapan belajar siswa. 2. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu sifatsifat dari unsur-unsur kubus dan mengenai diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari kubus. 3. Melakukan
tanya
jawab
mengenai
materi
di
pertemuan
sebelumnya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1.
Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa.
2.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Meminta setiap kelompok menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk balok dan juga diminta untuk memberikan argumen atau pendapatnya mengenai diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari balok. 2) Setiap kelompok diarahkan untuk bekerja di dalam kelompoknya mengenai unsu-unsur dan sifat-sifat balok
dan juga cara
79
menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari sebuah balok. 3) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah. 2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai unsur-unsur atau bagianbagian dari balok dan juga cara menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari sebuah balok selama 20 menit. 4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit. 5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah.
80
F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 6)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: Melukis jaring-jaring balok Menghitung luas permukaan balok
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melukis jaring-jaring balok 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan balok B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi
82
1. Memberi salam, berdo’a, dan mengkondisikan kesiapan belajar siswa. 2. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu menghitung panjang diagonal sisi,diagonal ruang dan bidang diagonal pada balok. 3. Melakukan
tanya
jawab
mengenai
materi
di
pertemuan
sebelumnya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. a. Persiapan 1.
Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa.
2.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Meminta setiap kelompok menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk kubus. 2) Siswa diminta untuk mengidentifikasi jaring-jaring bangun datar yang berbentuk kubus. 3) Setiap kelompok diarahkan untuk bekerja di dalam kelompoknya mengenai
berbagai
bentuk
jaring-jaring dari
balok.
Serta
menghitung luas permukaan dari sebuah balok. 4) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah.
83
2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai bentuk jaring-jaring dari kubus. Serta menghitung luas permukaan dari sebuah kubus 20 menit. 4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit. 5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
84
eRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 7)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menghitung Besaran-besaran pada Kubus dan Balok
Indikator
: Menemukan rumus volume balok Menghitung volume balok
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat Menemukan rumus volume balok 2. Siswa dapat Menghitung volume balok B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi
85
1. Mengingatkan kembali mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu bagaimana cara menemukan volume kubus dan cara menghitung volumenya. 2. Meminta
siswa
memberikan
pendapatnya
mengenai
cara
menemukan volume balok. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1.
Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa.
2.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Setiap kelompok diarahkan untuk bekerja di dalam kelompoknya mengenai menemukan rumus volume balok. 2) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah. 2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai menemukan rumus volume balok 20 menit. 4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit.
86
5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
H. Penilaian d. Teknik Penilaian
: Penugasan
e. Bentuk Instrumen
: Uraian
f. Instrumen
: Terlampir
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen (Pertemuan 8)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menghitung Besaran-besaran pada Kubus dan Balok
Indikator
: Menghitung ukuran dari salah satu bagian kubus dan balok, jika panjang sisi yang lain diketahui Menyelesaikan soal yang melibatkan kubus dan balok.
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung ukuran dari salah satu bagian kubus dan balok, jika panjang sisi yang lain diketahui 2. Siswa dapat Menyelesaikan soal yang melibatkan kubus dan balok. B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
88
E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi 1. Mengingatkan kembali mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya. 2. Memberikan sebuah soal kepada siswa dan meminta siswa untuk mengidentifikasi
soal
tersebut.
Kemudian
memberikan
pendapatnya mengenai cara penyelesaiannya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1.
Membuat kelompok yang terdiri dari empat orang siswa.
2.
Setiap kelompok diberikan waktu untuk mendiskusikan siapa yang akan menjadi ketua kelompok di kelompoknya masing-masing.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Setiap kelompok diarahkan untuk bekerja di dalam kelompoknya. 2) Membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk didiskusikan. b. Elaborasi (40 menit) 1) Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Dimana dua orang anggota bertugas sebagai tamu, sedangkan dua orang sebagai tuan rumah. 2) Guru menentukan kelompok mana yang harus dikunjungi oleh anggota yg bertugas sebagai tamu. 3) Siswa berdiskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS ) yang diberikan oleh guru, yaitu mengenai permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan kubus dan balok. 20 menit.
89
4) Setelah waktu berdiskusi selesai, anggota yang bertugas sebagai tamu segera menuju kelompok yang telah ditentukan oleh guru untuk memperoleh informasi selama 10 menit. 5) Setelah waktu bertamu selesai, siswa diminta kembali ke kelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil atau informasi yang diperoleh dari kelompok lain selama 10 menit. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Meminta beberapa perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 2) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
91
LAMPIRAN A.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 1)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
:Menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang kubus
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur kubus, meliputi: bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
92
E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi 1) Mengingatkan kembali mengenai materi bangun datar. 2) Meminta siswa menyebutkan benda-benda di sekitarnya yang berbentuk kubus. b. Motivasi 1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2) Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1) Mengkondisikan siswa untuk membaca do’a sebelum memulai pembelajaran 2) Mengabsen Siswa 2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Meminta setiap menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk kubus. 2) Siswa diminta untuk mengidentifikasi apa saja bangun datar yang membentuk sebuah kubus. b. Elaborasi (40 menit) 1) Guru memberikan stimulus kepada peserta didik mengenai materi bangun ruang sisi datar, berupa kasus yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 2) Meminta
peserta
didik
untuk
menyampaikan
pendapatnya
mengenai kasus yang diberikan, diantaranya: Menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang kubus. 3) Guru menjelaskan materi mengenai bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang kubus.
93
c. Konfirmasi (10 menit) 1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. 2) Memberikan penguatan terhadap materi yang telah mereka pelajari baik secara lisan maupun tulisan. 3. Penutup (5 menit) Menindaklanjuti pembelajaran dengan memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 2)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: Menghitung panjang diagonal sisi kubus Menghitung panjang diagonal ruang kubus Menghitung panjang bidang diagonal kubus
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi kubus 2. Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang kubus 3. Siswa dapat menghitung panjang bidang diagonal kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
95
E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi 1. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu sifatsifat dari kubus dan balok. 2. Melakukan
tanya
jawab
mengenai
materi
di
pertemuan
sebelumnya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. a. Persiapan 1. Mengkondisikan siswa untuk membaca do’a sebelum memulai pembelajaran 2. Mengkondisikan kesiapan belajar siswa, dan mengabsen Siswa 2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Mengingatkan kembali kepada siswa mengenai materi sebelumnya. 2) Siswa diminta untuk memberikan argumen atau pendapatnya mengenai diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari kubus. 3) Memberikan soal di papan tulis dan menunjuk beberapa siswa untuk maju dan mengerjakannya. b. Elaborasi (40 menit) 1) Menjelaskan bagaimana cara menemukan rumus untuk menghitung diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari kubus. kepada siswa disertai contoh soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat penjelasan guru.
96
c. Konfirmasi (10 menit) 1) Memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah benar-benar dipahami. 2) Meminta beberapa perwakilan dari setiap siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 3)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: Melukis jaring-jaring kubus Menghitung luas permukaan kubus
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melukis jaring-jaring kubus 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi
98
1. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal pada kubus. 2. Melakukan
tanya
jawab
mengenai
materi
di
pertemuan
sebelumnya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. a. Persiapan 1.
Mengkondisikan
siswa
untuk
berdo’a
sebelum
memulai
pembelajaran. 2.
Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan mengabsen siswa.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Meminta setiap siswa menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk kubus. 2) Siswa diminta untuk mengidentifikasi jaring-jaring bangun datar yang berbentuk kubus. b. Elaborasi (40 menit) 1) Menjelaskan cara melukis jaring-jaring dari sebuah kubus dan menghitung luas permukaan dari sebuah kubus. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat penjelasan guru. 3) Konfirmasi (10 menit) 1) Memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah benar-benar dipahami. 2) Meminta beberapa perwakilan dari setiap siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis.
99
3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 4)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menghitung Besaran-besaran pada Kubus dan Balok
Indikator
: Menemukan rumus volume Kubus Menghitung volume kubus
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat Menemukan rumus volume Kubus 2. Siswa dapat Menghitung volume kubus B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi
101
1. Mengingatkan kembali mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya. 2. Memberikan sebuah soal kepada siswa dan meminta siswa untuk mengidentifikasi
soal
tersebut.
Kemudian
memberikan
pendapatnya mengenai cara penyelesaiannya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1) Mengkondisikan
siswa
untuk
berdo’a
sebelum
memulai
pembelajaran. 2) Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan mengabsen siswa. 3) Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Menyajikan beberapa persoalan berkaitan dengan volume kubus. 2) Meminta siswa untuk menyampaikan pendapatnya mengenai volume dari sebuah kubus. b. Elaborasi (40 menit) 1) Guru menjelaskan cara menemukan rumus untuk menghitung volume dari sebuah kubus dan menerapkan rumus tersebut untuk menghitung volume kubus. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat penjelasan guru. a. Konfirmasi (10 menit) 1) Memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah benar-benar dipahami. 2) Meminta beberapa perwakilan dari setiap siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis.
102
3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 4) Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
H. Penilaian d. Teknik Penilaian
: Penugasan
e. Bentuk Instrumen
: Uraian
f. Instrumen
: Terlampir
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 5)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: 1. Menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang balok 2. Menjelaskan sifat-sifat balok 3. Menghitung panjang diagonal sisi balok 4. Menghitung panjang diagonal ruang balok 5. Menghitung panjang bidang diagonal balok
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur balok 2. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat balok 3. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi balok 4. Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang balok 5. Siswa dapat menghitung panjang bidang diagonal balok B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence)
104
C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi 1. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu sifatsifat dari unsur-unsur kubus dan mengenai diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari kubus. 2. Melakukan
tanya
jawab
mengenai
materi
di
pertemuan
sebelumnya. b. Motivasi 1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2) Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1) Mengkondisikan
siswa
untuk
berdo’a
sebelum
memulai
pembelajaran. 2) Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan mengabsen siswa. 2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) Meminta setiap siswa menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk balok dan juga diminta untuk memberikan argumen atau pendapatnya mengenai diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari balok. b. Elaborasi (40 menit) 1) Guru menjelaskan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, diagonal ruang balok, dan sifat-sifat balok.
105
2) Guru menjelaskan bagaimana cara menghitung diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal sebuah balok. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat penjelasan guru. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah benar-benar dipahami. 2) Meminta beberapa perwakilan dari setiap siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 6)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok
Indikator
: Melukis jaring-jaring balok Menghitung luas permukaan balok
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat melukis jaring-jaring balok 2. Siswa dapat menghitung luas permukaan balok B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit) a. Apersepsi
107
1. Mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya, yaitu menghitung panjang diagonal sisi,diagonal ruang dan bidang diagonal pada balok. 2. Melakukan
tanya
jawab
mengenai
materi
di
pertemuan
sebelumnya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1. Mengkondisikan
siswa
untuk
berdo’a
sebelum
memulai
pembelajaran. 2. Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan mengabsen siswa. 2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1) Meminta setiap siswa menyebutkan benda di sekitarnya yang berbentuk balok. 2) Siswa diminta untuk mengidentifikasi jaring-jaring bangun datar yang berbentuk balok. b. Elaborasi (40 menit) 1) Guru menjelaskan cara melukis jaring-jaring sebuah benda berbentuk balok. 2) Guru menjelaskan bagaimana cara menemukan rumus luas permukaan
balok
dan
menerapkan
rumus
tersebut
untuk
mengetahui luas permukaan sebuah benda yang berbentuk balok. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat penjelasan guru. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah benar-benar dipahami.
108
2) Meminta beberapa perwakilan dari setiap siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 3) Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 7)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menghitung Besaran-besaran pada Kubus dan Balok
Indikator
: Menemukan rumus volume balok Menghitung volume balok
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat Menemukan rumus volume balok 2. Siswa dapat Menghitung volume balok B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi
110
1. Mengingatkan kembali mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu bagaimana cara menemukan volume kubus dan cara menghitung volumenya. 2. Meminta
siswa
memberikan
pendapatnya
mengenai
cara
menemukan volume balok. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan menyelesaikan membantu siswa dalam soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1.
Mengkondisikan
siswa
untuk
berdo’a
sebelum
memulai
pembelajaran. 2.
Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan mengabsen siswa.
2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1.
Menyajikan beberapa persoalan berkaitan dengan volume balok.
2.
Meminta siswa untuk menyampaikan pendapatnya mengenai volume dari sebuah balok.
b. Elaborasi (40 menit) 1.
Guru menjelaskan cara menemukan rumus untuk menghitung volume dari sebuah balok dan menerapkan rumus tersebut untuk menghitung volume balok.
2.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat penjelasan guru.
c. Konfirmasi (10 menit) 1.
Memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah benar-benar dipahami.
2.
Meminta beberapa perwakilan dari setiap siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis.
111
3.
Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami.
3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
H. Penilaian d. Teknik Penilaian
: Penugasan
e. Bentuk Instrumen
: Uraian
f. Instrumen
: Terlampir
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol (Pertemuan 8)
Nama Sekolah
: MTs Darul Hikmah
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII (Delapan)
Semester
: 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya Kompetensi Dasar
: Menghitung Besaran-besaran pada Kubus dan Balok
Indikator
: Menghitung ukuran dari salah satu bagian kubus dan balok, jika panjang sisi yang lain diketahui Menyelesaikan soal yang melibatkan kubus dan balok.
A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menghitung ukuran dari salah satu bagian kubus dan balok, jika panjang sisi yang lain diketahui 2. Siswa dapat Menyelesaikan soal yang melibatkan kubus dan balok. B. Karakter yang Diharapkan 1. Disiplin (Discipline) 2. Rasa Hormat dan perhatian (Respect) 3. Tekun (Diligence) C. Materi Ajar (Terlampir) D. Metode Pembelajaran Model: Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
112
E. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi 1. Mengingatkan kembali mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya. 2. Memberikan sebuah soal kepada siswa dan meminta siswa untuk mengidentifikasi
soal
tersebut.
Kemudian
memberikan
pendapatnya mengenai cara penyelesaiannya. b. Motivasi 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. 2. Menyampaikan kepada siswa bahwa dengan memahami materi ini, akan membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. c. Persiapan 1. Mengkondisikan siswa untuk berdo’a sebelum memulai pembelajaran. 2. Mengkondisikan kesiapan belajar siswa dan mengabsen siswa. 2. Kegiatan Inti (55 menit) a. Eksplorasi (5 menit) 1. Menyajikan beberapa persoalan berkaitan dengan aplikasi dari volume dan luas permukaan kubus dan balok. 2. Meminta siswa untuk mencoba menyelesaikan persoalan tersebut dengan cara mereka sendiri. b. Elaborasi (40 menit) 1. Guru menjelaskan beberapa type soal aplikasi yang berkaitan dengan bangun ruang sisi datar 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat penjelasan guru. c. Konfirmasi (10 menit) 1. Memberikan beberapa soal kepada siswa untuk mengetahui bahwa materi yang diberikan telah benar-benar dipahami.
113
2. Meminta beberapa perwakilan dari setiap siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis. 3. Melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai apa yang tidak mereka pahami. 3. Penutup (5 menit) 1) Bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2) Memberikan tugas individu untuk dikerjakan di rumah. F. Sumber dan Media 1. Salamah, umi. 2013. Berlogika dengan Matematika 2 untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Solo : Platinum 2. Lembar Kerja Siswa G. Penilaian a. Teknik Penilaian
: Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Uraian
c. Instrumen
: Terlampir
Jakarta,....................... 2015
Guru Mata Pelajaran
...................................... NIP.
Peneliti
Sely Shelvia NIM. 108017000021
LAMPIRAN A.3
114 Kelompok
: ..........................................
Nama
: .......................................... .......................................... .......................................... ..........................................
KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan Sifat dan Bagian-Bagian Kubus dan Balok TUJUAN PEMBELAJARAN: Siswa dapat menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, bidang diagonal, dan diagonal ruang kubus.
Masalah 1:
Anjani sedang berada di ruang kelas. Ruang kelas tersebut berukuran 3m x 3m x 3m. Berdasarkan ukuran tersebut, bangun apakah ruangan kelas itu? Jawab:
Masalah 2: Ruang kelas anjani yang berukuran 3m x 3m x 3m itu memiliki langit-langit, lantai dan empat dinding. Ruang kelas tersebut merupakan bangun ruang. Langit-langit, lantai dan keempat dinding disebut sebagai sisi. Sedangkan pertemuan dinding dengan dinding, dinding dengan lantai, dan dinding dengan langit-langit yang berupa ruas garis disebut rusuk. Sementara itu, titik pertemuan antara dua dinding dengan langit-langit, dan titik pertemuan dua dinding dengan lantai disebut dengan titik sudut. Jika ruang kelas tersebut digambarkan seperti gambar G
F
H
1. Sebutkan bidang-bidang yang merupakan sisi? C
D A
disamping dan diberi nama ABCD.EFGH.
2. Sebutkan ruas garis yang merupakan rusuk? 3. Sebutkan titik pertemuan yang merupakan titik
B
sudut?
115 Jawab :
Jawab :
1. …………, …………, …………, …………, …………,
1. …………, …………, …………, …………, …………, …………,
…………, 2. …………, …………, …………, …………, …………,
2. …………, …………, …………, …………, …………,
…………, …………, …………, …………, …………,
…………, …………, …………, …………, …………,
…………, ……………
…………, …………… 3. …………, …………, …………, …………, …………,
3. …………, …………, …………, …………, …………,
…………, …………, …………,
…………, …………, …………,
Masalah 3: Ruang kelas anjani yang merupakan bangun ruang ingin dihias dengan pita. Pita untuk menghias ruang kelas di tempel menghubungkan antara dua titik sudut yang tidak dihubungkan oleh rusuk maka pita tersebut membentuk diagonal. Diagonal pada bangun ruang itu ada diagonal sisi (diagonal yang ada pada sisi) dan diagonal ruang (diagonal yang terletak didalam ruang).
Jika ruang kelas anjani di hias pita seperti gambar ABCD.EFGH berikut G
F
H
G
E
H
F
A
D
C
D B
(a)
E
C
A
B
(b)
1) Gambar manakah yang menunjukkan diagonal sisi ? Jawab : …………………….. 2) Gambar manakah yang menunjukkan diagonal ruang? Jawab : …………………….. 3) Sebutkan ruas garis yang merupakan diagonal sisi? Jawab : …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, ………… 4) Sebutkan ruas garis yang merupakan diagonal Ruang? Jawab : …………, …………, …………, …………
116 1) Gambar manakah yang menunjukkan diagonal sisi ? Jawab : …………………….. 2) Gambar manakah yang menunjukkan diagonal ruang? Jawab : …………………….. 3) Sebutkan ruas garis yang merupakan diagonal sisi? Jawab : …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, …………, ………… 4) Sebutkan ruas garis yang merupakan diagonal Ruang? Jawab : …………, …………, …………, …………
Masalah 4: Ruang kelas anjani yang berbentuk bangun ruang ingin dibentangkan selendang untuk hiasan acara theater. Selendang tersebut dibentangkan menghubungkan rusuk-rusuk yang berhadapan, sejajar, dan terletak pada sisi ruang kelas. Jika selendang tersebut dibentangkan seperti gambar di bawah ini. Selendang tersebut membentuk diagonal bidang.
Sebutkan yang mana yang merupakan diagonal bidang pada gambar diatas ?
Jawaban kelompok : …………, …………, …………, …………, …………, …………,
Hasil Bertamu : …………, …………, …………, …………, …………, …………,
Kubus memiliki sisi sebanyak................... berbentuk...................... Kubus memiliki rusuk sebanyak........................ Kubus memiliki titik sudut sebanyak................... Kubus memiliki diagonal sisi sebanyak.................. Kubus memiliki diagonal ruang sebanyak.............. Kubus memiliki bidang diagonal sebanyak.............
Kubus memiliki sisi sebanyak................... berbentuk...................... Kubus memiliki rusuk sebanyak........................ Kubus memiliki titik sudut sebanyak................... Kubus memiliki diagonal sisi sebanyak.................. Kubus memiliki diagonal ruang sebanyak.............. Kubus memiliki bidang diagonal sebanyak.............
117
KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan Sifat dan Bagian-Bagian Kubus dan Balok TUJUAN PEMBELAJARAN : Menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal kubus.
Masalah 1 Andi memiliki pajangan dadu. Pajangan dadu andi berukuran panjang 4cm, lebar 4cm dan tinggi 4cm. Karena Jatuh pajangan yang berbentuk dadu itu rusak. Untuk memperbaiki pajangan dadu tersebut, andi memberi lakban pada bagian yang rusak.
Jika dadu andi digambarkan seperti gambar diatas. Berapakah Panjang lakban yang dibutuhkan? Jawab : Ingatkah kalian dalil phytagoras ?
Menghitung Panjang lakban yang dibutuhkan dengan menggunakan dalil phytagoras: =
+
=√ =√ = ……. Panjang lakban yang dibutuhkan …….. Cm
118
Menghitung Panjang lakban yang dibutuhkan dengan menggunakan dalil phytagoras: =
+
=√ =√ = ……. Panjang lakban yang dibutuhkan …….. Cm
Masalah 2 Budi ingin membuat tempat untuk menyimpan pulpen dengan pajangan dadu yang berukuran panjang 4cm, lebar 4cm dan tinggi 4cm yang dia miliki agar terlihat unik. Kemudian budi memiliki inisiatif untuk melubangi pajangan dadu dengan membentuk diagonal ruang. agar bisa dibuat menjadi tempat menyimpan pulpen. Jika digambarkan sebagai berikut Jika diilustrasikan sebagai berikut
Sesuai gambar diatas, berapakah panjang lubang pada pajangan dadu tersebut? Jawab :
Ingat selalu dalil phytagoras, Agar bias menyelesaikan permasalahan diatas!.. Panjang lubang pada pajangan dadu adalah = √ =√ =√
=…….. cm
Panjang lubang pada pajangan dadu adalah = √ =√ =√
=…….. cm
119
Masalah 3 Pada saat Budi menggunakan kunci yang gantungannya pajangan dadu, kunci itu tiba-tiba jatuh sehingga dadu tersebut rusak dan terpecah menjadi dua. Jika digambarkan sebagai berikut
Berapakah luas bagian yang diarsir? Mencari panjang diagonal sisi
=√ =√ =……cm Menghitung luas bagian yang diarsir Luas bagian yang diarsir = ………. +……… +……… +……..
= ………. +……… +……….+………. = 2(…………....) +2(………….) 2
= ………..cm
Berapakah luas bagian yang diarsir? Mencari panjang diagonal sisi
=√ =√ =……cm Menghitung luas bagian yang diarsir Luas bagian yang diarsir = ………. +……… +……… +……..
= ………. +……… +……….+………. = 2(…………....) +2(………….) = ………..cm2
120
1) Diagonal sisi kubus dapat dicari dengan menggunakan rumus............. 2) Diagonal ruang kubus dapat dicari dengan menggunakan rumus.................. 3) Diagonal Bidang dapat dicari dengan menggunakan rumus………..
1) Diagonal sisi kubus dapat dicari dengan menggunakan rumus............. 2) Diagonal ruang kubus dapat dicari dengan menggunakan rumus.................. 3) Diagonal Bidang dapat dicari dengan menggunakan rumus………..
Kelompok
: ...........................................
Nama
: ........................................... ............................................ …………………………………………… …………………………………………….
121
KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat melukis jaring-jaring kubus Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus
Masalah 1 Rosa akan membuat sebuah kotak yang berbentuk kubus dengan panjang rusuk 5 cm. kotak tersebut untuk kado ulang tahun adiknya. Rosa membuatnya dengan terlebih dahulu membuat jaring-jaring kotak itu, namun ternyata jarring-jaring yang Rosa buat ada yang kurang. Rosa membuat jarring-jaring seperti di bawah ini.
Jika persegi yang berwarna biru akan Rosa buat sebagai alas kotak, maka dimana letak persegi yang seharusnya menjadi tutup kotak tersebut? Gambarkan!
Jawab :
122
Jawab:
Masalah 2 Berdasarkan Masalah 1¸ berapakah Luas kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kotak tersebut ? Jawab : Panjang rusuk = r = …… cm Luas kertas kado yang dibutuhkan utuk membungkus kotak tersebut yaitu :
Langkah-langkah untuk menentukan luasnya 1.
Tentukanlah berapa banyak bangun datar yang terbentuk berdasarkan jaring-jaring pada jawaban permasalahan 1 ? Jawab :
2.
Berbentuk apakah bangun datar pada jaring-jaring berdasarkan permasalahan 1? Ingatkah kalian cara mencari luas bangun datar tersebut? Jawab : Luas
= …….. x …….. = ……..
2 2
= …….. cm 3.
Maka, untuk menghitung luas kertas kado yang dibutuhkan = Jumlah semua luas bangun datar pada jaring-jaring berdasarkan permasalahan 1. Jawab : 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Luas bangun datar 1 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 2 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 3 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 4 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 5 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 6 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas kertas kado yang dibutuhkan
= ……… cm
Jadi, luas kertas kado yang dibutuhkan = luas permukaan kubus Luas permukaan kubus
2
2
= 6 x …..... cm = ……cm
2
123
Masalah 2 Berdasarkan Masalah 1¸ berapakah Luas kertas kado yang dibutuhkan untuk membungkus kotak tersebut ? Jawab : Panjang rusuk = r = …… cm Luas kertas kado yang dibutuhkan utuk membungkus kotak tersebut yaitu :
Langkah-langkah untuk menentukan luasnya 4.
Tentukanlah berapa banyak bangun datar yang terbentuk berdasarkan jaring-jaring pada jawaban permasalahan 1 ? Jawab :
5.
Berbentuk apakah bangun datar pada jaring-jaring berdasarkan permasalahan 1? Ingatkah kalian cara mencari luas bangun datar tersebut? Jawab : Luas
= …….. x …….. = ……..
2 2
= …….. cm 6.
Maka, untuk menghitung luas kertas kado yang dibutuhkan = Jumlah semua luas bangun datar pada jaring-jaring berdasarkan permasalahan 1. Jawab : 2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Luas bangun datar 1 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 2 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 3 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 4 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 5 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas bangun datar 6 = …….. x …….. = …….. = …….. cm Luas kertas kado yang dibutuhkan
= ……… cm
2
Jadi, luas kertas kado yang dibutuhkan = luas permukaan kubus Luas permukaan kubus
2
2
= 6 x …..... cm = ……cm
Jawaban Kelompokmu: Rumus Luas Permukaan Kubus adalah....................
Kelompok
: ...............................
Nama
: ............................... ................................
Hasil Bertamu: Rumus Luas Permukaan Kubus adalah....................
………………………………. ……………………………….
124
KOMPETENSI DASAR: Menghitung Besaran-besaran pada Kubus TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menemukan rumus volume kubus 2. Siswa dapat menghitung volume kubus.
Masalah 1
Yayas akan mengemas kubus-kubus kecil berukuran rusuk 1 cm ke dalam kubus besar berukuran rusuk 5 cm. Jika digambarkan seperti dibawah ini :
1) Berdasarkan gambar (a), berapa banyak kubus pada baris pertama? 2) Berdasarkan gambar (b), berapa banyak kubus jika kubus besar terisi penuh?
Jawab : 1) Banyak kubus pada baris pertama adalah …….. kubus 2) Banyak kubus jika kubus besar terisi penuh adalah ……… kubus
Jawab : 1) Banyak kubus pada baris pertama adalah …….. kubus 2) Banyak kubus jika kubus besar terisi penuh adalah ……… kubus
125
Masalah 2 c
Berdasarkan tabel di atas, rumus volume kubus dengan panjang rusuk r adalah..... Jawab : V = ..................
126 Masalah 2
Berdasarkan tabel di atas, rumus volume kubus dengan panjang rusuk r adalah..... Jawab : V = ..................
127
Masalah 3 Suatu bak kamar mandi berbentuk kubus dengan tinggi 1,5 meter. Jika bak tersebut diisi air sampai penuh, berapakah volume dari bak mandi tersebut? Jawab: Volume bak mandi = volume kubus 3
= ……
= ……x……x…… = …… m
3
Jadi, Volume bak mandi = …….. m
3
Masalah 3 Suatu bak kamar mandi berbentuk kubus dengan tinggi 1,5 meter. Jika bak tersebut diisi air sampai penuh, berapakah volume dari bak mandi tersebut? Jawab: Volume bak mandi = volume kubus 3
= ……
= ……x……x…… = …… m
3
Jadi, Volume bak mandi = …….. m
3
No. Kelompok
: ……………………………………………….
Anggota Kelompok
: ………………………………………………. ……………………………………………….
Kelompok yang dikunjungi :……………………………………………….
127
KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur balok 2.
Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat balok
3. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi balok 4. Siswa dapat menghitung panjang diagonal ruang balok 5. Siswa dapat menghitung luas bidang diagonal balok
Masalah 1 Ibu membuatkan kue untuk adik. Jika kue yang ibu beli berukuran 15 cm x 10 cm x 5 cm, maka : a) Berdasarkan ukurannya, berbentuk apakah kue yang dibeli ibu? Jawab : ................................. b) Ada berapa sisinya? Jawab : ................................. c) Apakah satu sisi dengan sisi yang lain mempunyai bentuk yang kongruen? Jawab : ................................. d) Ada berapa rusuknya? Jawab : ................................. e) Apakah semua rusuknya sama panjang? Jawab : ................................. f) Ada berapa titik sudutnya? Jawab :
1. 2. 3. 4. 5.
Berdasarkan ukurannya, berbentuk apakah kue yang dibeli ibu? Jawab : ................................. Ada berapa sisinya? Jawab : ................................. Apakah satu sisi dengan sisi yang lain mempunyai bentuk yang kongruen? Jawab : ................................. Ada berapa rusuknya? Jawab : ................................. Apakah semua rusuknya sama panjang? Jawab : .................................
128 Masalah 2 Jika kue yang ibu buat digambarkan seperti gambar dibawah ini dan diberi nama ABCD.EFGH
a) a)
Sebutkan diagonal sisinya ?
Jawab : ………, ………,………, ………, ………,
Jawab : ………, ………,………, ………, ………,
………, ………, ………, ………, ………, ………, ……… b) Sebutkan
………, ………, ………, ………, ………, ………, ……… b) Sebutkan
diagonal-diagonal
sisi
diagonal-diagonal
sisi
yang
mempunyai panjang yang sama!
yang
Jawab :
mempunyai panjang yang sama! Jawab :
c)
Sebutkan diagonal sisinya ?
1)
AC = ………. = ……….= ……….
1)
AC = ………. = ……….= ……….
2)
AF = ……… = ……… = ……….
2)
AF = ……… = ……… = ……….
3)
BG = ……… = ……… = ………..
3)
BG = ……… = ……… = ………..
c)
Sebutkan diagonal ruangnya ? ………., ………, ………, ……….
Sebutkan diagonal ruangnya ? ………., ………, ………, ……….
Masalah 3 Kue yang ibu buat akan diberi hiasan dengan menggunakan krim, jika kue yang berukuran panjang 15 cm, lebar 10 cm dan tinggi 5 cm tersebut diberi hiasan seperti gambar dibawah ini dan diberi nama ABCD.EFGH
Berapakah panjang hiasan pada kue yang ibu buat?
E Jawab :
=
+
=√ F
G
=√
= … cm
Jadi, Panjang hiasan pada kue yang ibu buat = Panjang diagonal sisi pada balok Panjang diagonal sisi pada balok = …… cm
129 Masalah 3 Berapakah panjang hiasan pada kue yang ibu buat? Jawab :
E =
+
=√ =√
= … cm
Jadi, Panjang hiasan pada kue yang ibu buat = Panjang diagonal sisi pada balok
F
G
Panjang diagonal sisi pada balok = …… cm
Kue yang ibu buat sudah dihasi dengan krim tapi ada yang lupa, seharusnya kue diisi selai. Akhirnya ibu pun melubangi kue agar bias diisi selai. Jika digambarkan. maka digambarkan seperti dibawah ini dan diberi nama ABCD.EFGH
Perhatikan gambar diatas!. Berapakah panjang lubang yang dibuat ibu untuk mengisi selai ? Jawab :
=
+
=√
C
=√
= … cm
Jadi, Panjang lubang yang dibuat ibu untuk mengisi selai =Panjang diagonal ruang
A
E
Panjang diagonal ruang = ……. cm
Perhatikan gambar diatas!. Berapakah panjang lubang yang dibuat ibu untuk mengisi selai ? Jawab :
=
C
+
=√ =√
= … cm
E Jadi, PanjangAlubang yang dibuat ibu untuk mengisi selai =Panjang diagonal ruang Panjang diagonal ruang = ……. cm
130 Masalah 4 Kue yang ibu buat untuk adik dipotong menjadi dua. Jika kue digambarkan seperti dibawah ini dan diberi nama ABCD.EFGH
Berapa luas bidang yang diarsir? Jawab : Untuk mencari bidang yang diarsir : 1.
Cari panjang diagonal sisi BD /FH karena panjang BD = panjang FH =
2.
Panjang BF = Panjang DH =
3.
Luas bidang yang diarsir = luas persegi panjang = = ….. x …… = …….. cm
Jadi, Luas bidang yang diarsir = …….. cm
2
2
Masalah 4 Berapa luas bidang yang diarsir? Jawab : Untuk mencari bidang yang diarsir : 1.
Cari panjang diagonal sisi BD /FH karena panjang BD = panjang FH =
2.
Panjang BF = Panjang DH =
3.
Luas bidang yang diarsir = luas persegi panjang = = ….. x …… = …….. cm
Jadi, Luas bidang yang diarsir = …….. cm
Unsur-unsur Balok
2
2
Jumlah
Sisi
Kelompok
: ......................................
Rusuk
Nama
: ......................................
Titik Sudut
......................................
Diagonal Bidang Diagonal Ruang Bidang Diagonal
…………………………………... …………………………………...
131
KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan bagian-bagian kubus dan balok TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat melukis jaring-jaring balok 2.
Siswa dapat menghitung luas permukaan balok
Masalah 1 Mita berniat akan menyimpan kardus-kardus di gudang rumahnya agar dapat disimpan di bawah kasur. Oleh karena itu kardus-kardus itu akan Mita lipat. Mita akan mengiris kardus. Bentuk kardus dianggap sebagai balok dan rusuk-rusuk yang akan diiris adalah rusuk yang berwarna pink . Jika kardus tersebut digambarkan dibawah ini
Gambarkan bentuk kardus setelah rusuk yang berwarna pink diiris ! Jawab :
Gambarkan bentuk kardus setelah rusuk yang berwarna pink diiris ! Jawab :
132
Masalah 2 Kardus yang mita miliki berukuran Panjang 37 cm, lebar 20 cm, tinggi 10 cm. Jika digambarkan seperti gambar dibawah ini dan diberi nama ABCD.EFGH.
Berapakah luas pemukaan kardus berdasarkan permasalahan 1? Jawab : Luas permukaan kardus = Luas permukaan balok Luas permukaan balok = Jumlah Luas sisi balok Luas ABCD = Luas EFGH = Luas ABFE = Luas DCGH = Luas ADHE = Luas BCGF =
+
Jumlah Luas sisi balok = (
) +(
=[ 2 x
)+
+
] + [2 x
+
+
)
] + [2 x
= [ 2 x ……] + [ 2 x ……] + [ 2 x ……] = ………… cm Jadi, Luas permukaan kardusnya adalah …….. cm
2
2
Masalah 2 Berapakah luas pemukaan kardus berdasarkan permasalahan 1? Jawab : Luas permukaan kardus = Luas permukaan balok Luas permukaan balok = Jumlah Luas sisi balok Luas ABCD = Luas EFGH = Luas ABFE = Luas DCGH =
Jumlah Luas sisi balok = (
Luas ADHE = Luas BCGF =
) +(
=[ 2 x +
)+
+
] + [2 x
+
+
)
] + [2 x
= [ 2 x ……] + [ 2 x ……] + [ 2 x ……] = ………… cm Jadi, Luas permukaan kardusnya adalah …….. cm
2
2
133
Luas permukaan balok dapat dicari dengan menggunakan rumus? .................................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................... ....................................................................................................................................................................
No. Kelompok
: ……………………………………………….
Anggota Kelompok
: ………………………………………………. ……………………………………………….
Kelompok yang dikunjungi :……………………………………………….
135
KOMPETENSI DASAR: Menghitung Besaran-besaran pada balok TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menemukan rumus volume balok 2. Siswa dapat menghitung volume balok.
Masalah 1
Yuni akan mengemas kubus-kubus kecil berukuran rusuk 1 cm ke dalam balok besar seperti pada gambar di bawah ini. Hitunglah berapa banyakkubus kecil yang dibutuhkan!
1) Berdasarkan gambar, berapa banyak kubus pada baris pertama? 2) Berdasarkan gambar, berapa banyak kubus jika balok besar terisi penuh? Jawab : 1) Banyak kubus pada baris pertama adalah …….. kubus 2) Banyak kubus jika kubus besar terisi penuh adalah ……… kubus
Jawab : 1) Banyak kubus pada baris pertama adalah …….. kubus 2) Banyak kubus jika balok besar terisi penuh adalah ……… kubus
136
Masalah 2: c
Isilah tabel berikut! Petunjuk : (Kubus kecil berukuran rusuk 1 cm. )
Berdasarkan tabel di atas, rumus volume balok dengan panjang rusuk r adalah..... Jawab : V = ..................
137
Masalah 2: Isilah tabel berikut! Petunjuk : (Kubus kecil berukuran rusuk 1 cm. )
Berdasarkan tabel di atas, rumus volume balok dengan panjang rusuk r adalah..... Jawab : V = ..................
138
Masalah 3 Suatu bak kamar mandi berukuran 2m x 4m x 3m . Jika bak tersebut diisi air sampai penuh, berapakah volume dari bak mandi tersebut? Jawab: Volume bak mandi = volume .............. = …… x…… x …… = …… m
3
Jadi, Volume bak mandi = …….. m
3
Masalah 3 Suatu bak kamar mandi berukuran 2m x 4m x 3m . Jika bak tersebut diisi air sampai penuh, berapakah volume dari bak mandi tersebut? Jawab: Volume bak mandi = volume .............. = …… x…… x …… = …… m
3
Jadi, Volume bak mandi = …….. m
3
No. Kelompok
: ……………………………………………….
Anggota Kelompok
: ………………………………………………. ……………………………………………….
Kelompok yang dikunjungi :……………………………………………….
138
KOMPETENSI DASAR: Menghitung Besaran-besaran pada balok TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menghitung ukuran dari salah satu bagian balok, jika panjang yang lain diketahui 2. Siswa dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan balok.
Masalah 1 Aquarium berbentuk balok yang terisi penuh memiliki ketinggian 90cm akan dikurangi isinya hingga ketinggian air pada aquarium menjadi 70cm. Jika ukuran aquarium seperti pada gambar di bawah ini, berapakah volume yang harus dambil?
50cm 100cm
Jawab :
139
Jawab :
Masalah 2: Bak mandi berbentuk balok dengan ukuran bagian dalamnya 40 cm x 40 cm, dan tingginya 90 cm. Jika bak
s diisi air yang mengalir dengan debit 3 liter/menit, berapa lamakah bak tersebut akan penuh terisi air?
Jawab:
Jawab:
140
Masalah 3
Diketahui tempat penampungan air berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 100cm berisi air penuh. Air dalam penampungan akan dikurangi dengan cara melubangi tempat tersebut. Air yang keluar ditampung dalam tempat lain yang berukuran (40 x 30 x 20) cm. Tentukan tinggi permukaan air pada tempat pertama setelah dikurangi air yang keluar!
Jawaban:
Jawaban:
No. Kelompok
: ……………………………………………….
Anggota Kelompok
: ………………………………………………. ……………………………………………….
Kelompok yang dikunjungi :……………………………………………….
Lampiran B
B.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian B.2. Soal dan Jawaban Uji Coba Instrument Test B.3. Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika B.4. Instrument Posstest B.5. Lembar Wawancara
141
LAMPIRAN B.1 KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
Standar Kompetensi
Indikator Soal Mengidentifikasi
ukuran
Butir
rusuk
kubus
setelah
1
ukurannya diperpanjang dari ukuran semula. Menyelesaikan masalah yang berhubungaan dengan
2
pengaplikasian rumus volume kubus. Menyelesaikan
masalah
yang
berkaitan
dengan
kehidupan sehari-hari menggunakan konsep volume
3, 4, 6
dan luas permukaan kubus dan balok. Mengidentifikasi bangun ruang sisi datar serta dapat menentukan besaran-besaran didalamnya
Mengidentifikasi volume balok jika luas permukaan
5
dan panjang sisi lainnya diketahui. Menentukan volume dan Luas Permukaan dari kubus
7, 8
dan balok. Menyelesaikan
masalah
yang
berkaitan
dengan
kehidupan sehari-hari menggunakan konsep bagian
9
rusuk kubus. Menggambarkan sebuah balok, apabila diketahui volume, panjang dan tinggi balok.
10
142
LAMPIRAN B.2 Soal dan Jawaban Uji Coba Instrumen Tes No 1
Soal
Jawaban
Sebuah Kubus memiliki rusuk sepanjang Kemampuan Mengidentifikasi 6cm. Rusuk itu diperpanjang sebesar k kali Diketahui: panjang rusuk semula, sehingga volumenya
rawal = 6cm
menjadi 1.728 cm3. Nilai k addalah....
rbaru = 6k cm Volume = 1.728 cm3 Ditanya: Nilai k = ..................? Kemampuan Merencanakan (memilih rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab:
v r3 v (6 k ) 3 1.728 216k 3 1.728 k3 216 8 k3 k 2
2
Sebuah kubus besar memiliki panjang Kemampuan Mengidentifikasi rusuk 2m. Kubus tersebut tersusun dari Diketahui: kubus-kubus kecil dengan panjang setiap
r besar = 2 m
rusuknya 20cm. Berapa banyak kubus kecil
rkecil = 20 cm
yang tersusun hingga membentuk kubus Ditanya: besar.
Banyak kubus kecil yang tersusun = ..........?
143 Kemampuan Merencanakan (memilih rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab:
vbesar (2m) 3
v kecil ( 20cm ) 3
vbesar 8m 3
v kecil 8000cm 3
vbesar 8.000.000cm 3
Banyak Kubus =
v besar v kecil 8.000 .000cm 3
8.000cm 3 1.000 buah
3
Ratna memiliki sebuah akuarium berbentuk Kemampuan Mengidentifikasi kubus. Jika akuarium tersebut diisi air Diketahui: Volume = 1.728 dm3
hingga penuh, maka volumenya adalah 1.728 liter. Berapakah tinggi dari akuarium Ditanya: tersebut?
Tinggi akuarium= ..................? Kemampuan
Merencanakan
(memilih
rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab: v r3 1.728dm 3 r 3 123 r r 12dm tinggi akuarium 12dm
4
Diketahui
tempat
penampungan
air Kemampuan Mengidentifikasi
berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan Diketahui: tinggi 100cm berisi air penuh. Air dalam
P1 = 60 cm
P2 = 40 cm
penampungan akan dikurangi dengan cara
L1 = 50 cm
L2 = 60 cm
144 melubangi tempat tersebut. Air yang keluar ditampung
dalam
tempat
lain
T1 = 100 cm
T2 = 60 cm
yang Ditanya:
berukuran (40 x 30 x 20) cm. Tentukan
Tinggi permukaan air pertama
tinggi permukaan air pada tempat pertama
setelah dikurangi = ..................?
setelah dikurangi air yang keluar!
Kemampuan
Merencanakan
(memilih
rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab:
v1 p x l x t
v sisa v1 v 2
60 x 50 x 100
300.000 24.000
300.000cm 3
276.000cm 3 60 x 50 x t
v2 p x l x t 40 x 30 x 20 24.000cm
5
3
v sisa
276.000cm 3 60 x 50 x t 276.000cm 3 3.000t 276.000 t t 92cm 3.000
Suatu balok memiliki luas permukaan Kemampuan Mengidentifikasi 164cm2. Jika lebar dan tinggi balok masing- Diketahui: masing 3cm dan 4cm, tentukan volume dari
L = 3 cm
T = 4 cm
balok tersebut!
Luas Permukaan = 164 cm2 Ditanya: Volume Balok = ..................? Kemampuan Merencanakan (memilih rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab:
L.P 2( p x l ) ( p x t ) (l x t )
164 2( p x 3) ( p x 4) (3 x 4) 164 3 p 4 p 12 2 82 7 p 12 82 12 7 p 70 7 p p
70 10 7
V p xl xt 10cm x 3cm x 4cm 120cm 3
145 6
Paman akan membuat akuarium berbentuk Kemampuan Mengidentifikasi balok yang terbuat dari kaca. Akuarium Diketahui: memiliki panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan P = 60 cm
L = 40 cm
T = 70
tinggi akuarium adalah 70 cm. Karena Ditanya: paman
belum
membeli
ikan,
untuk
a. Luas kaca minimum =.........?
sementara akuarium diisi air sampai penuh.
b. Volume Akuarium =.........?
a. Hitunglah luas kaca minimum yang Kemampuan Merencanakan (memilih diperlukan untuk membuat akuarium rumus yang tepat) dan Menyelesaikan tersebut.
masalah
b. Hitunglah volume akuarium tersebut Jawab: (dalam liter).
a. Luas kaca minimum
L.P 2( p x l ) ( p x t ) (l x t ) 2(60 x 40) (60 x 70) (40 x 70) 22400 420 0 2800 2(9400) 18.800cm 2 b. Volume Akuarium
V p xl xt 60cm x 40cm x 70cm 168.000cm 3 168 liter
7
Sebuah balok memiliki ukuran panjang alas Kemampuan Mengidentifikasi 15cm, diagonal sisi alasnya 25cm, dan Diketahui: diagonal sisi depannya 17cm. Hitunglah
p.alas = 12 cm
luas permukaan dari balok tersebut!
diagonal sisi alas = 20 cm diagonal sisi depan = 17 cm Ditanya: Luas permukaan = .....?
146 Kemampuan Merencanakan (memilih rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab:
25 2 15 2 Lebar. alas = 625 225
400 20cm
25 15 ?
17 2 15 2 tinggi. Sisi depan = 289 225
64 8cm
2( p x l ) ( p x t ) (l x t ) 2(15 x 20) (15 x 8) (20 x 8) L.P= 2300 120 160 2580 1160cm 2
8
Sebuah bak mandi berbentuk kubus dengan Kemampuan Mengidentifikasi panjang sisi bagian dalam adalah 80 cm. Diketahui: Jika bak mandi terisi 3/4 bagian dengan air Sisi = 80 cm tentukan berapa liter volume air di dalam Terisi 3/4 bagian dengan air bak mandi tersebut!
Ditanya: Volume = .....? Kemampuan Merencanakan (memilih rumus yang tepat) dan Menyelesaikan
147 masalah Jawab: Volume bak mandi jika terisi penuh: V = 80 cm x 80 cm x 80 cm V = 512.000 cm3 Volume bak mandi jika terisi 3/4 bagian V = ¾ x 512.000 cm3 V = 384.000 cm3 V = 384 liter 9
Pak Budi hendak membuat kandang ayam Kemampuan Mengidentifikasi berbentuk kubus dengan kerangka terbuat Diketahui: dari besi. Panjang sisi kandang yang Sisi = 200 cm direncanakan adalah 200 cm. Jika Pak Budi Besi = 72 m memiliki bahan besi sepanjang 72 meter, Ditanya: tentukan jumlah kandang yang dapat dibuat!
Jumlah kandang = .....? Kemampuan Merencanakan (memilih rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab: Panjang besi yang diperlukan untuk satu kandang: Panjang Kerangka = 12 x 200 cm = 2400 cm Panjang besi = 72 m = 7200 cm Jumlah kandang yang dapat dibuat: =Panjang Besi : Panjang Kerangka =7200 cm : 2400 cm =3
148 10
Gambarlah sebuah balok lengkap dengan Kemampuan Mengidentifikasi ukuran panjang, lebar, dan tinggi yang Diketahui: memiliki volume 400 cm3 dengan panjang Volume = 400 cm3 balok berukuran 20 cm dan tinggi 5 cm! Panjang = 20 cm Jelaskan!
Tinggi = 5 cm Ditanya: Berapakah lebar balok ? Gambar balok blengkap dengan ukurannya!
Kemampuan Merencanakan (memilih rumus yang tepat) dan Menyelesaikan masalah Jawab: Misal: Panjang = 20 cm Lebar
= ? cm
Tinggi = 5 cm
v px l xt 400 10 x l x 5 l 4cm
Sudah diketahui sekarang, bahwa lebar balok adalah 4 cm Gambar balok, lengkap dengan ukurannya
5 cm
20 cm
4 cm
149
LAMPIRAN B.3 PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA N0
Aspek yang Diukur
Skor
1
Kemampuan Mengidentifikasi Masalah (Menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dari soal)
0 1 2 3 4
Keterangan Jika tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan namun salah. Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan namun salah satunya salah. Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan benar namun kurang lengkap. Jika menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan benar dan lengkap
Skor Max = 4 2
Kemampuan Merencanakan Penyelesaikan Masalah (Menuliskan Sketsa/gambar/model/rumus /algoritma untuk memecahkan masalah)
0 1 2
3
4
Jika tidak menuliskan sketsa/gambar/model/rumus/algoritma Jika salah menuliskan sketsa/gambar/model/rumus/algoritma Jika menuliskan sketsa/gambar/model/rumus/algoritma namun kurang tepat. Jika menuliskan sketsa/gambar/model/rumus/algoritma dengan benar namun kurang lengkap Jika menuliskan sketsa/gambar/model/rumus/algoritma dengan benar dan lengkap
Skor Max = 4 3
Kemampuan Menyelesaikan Masalah Sesuai Rencana/melakukan perhitungan (Menyelesaikan masalah dari soal matematika dengan benar, lengkap, dan sistematis)
0 1 2 3 4
Jika tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal. Jika menuliskan penyelesaian masalah dari soal, namun salah. Jika menuliskan penyelesaian masalah dari soal namun kurang tepat. Jika menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar, namun kurang lengkap. Jika menuliskan penyelesaian masalah dari soal dengan benar dan lengkap.
Skor Max = 4
150
LAMPIRAN B.4 INSTRUMEN POSSTEST KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA No
Soal
1
Sebuah Kubus memiliki rusuk sepanjang 6cm. Rusuk itu diperpanjang sebesar k kali panjang rusuk semula, sehingga volumenya menjadi 1.728 cm3. Nilai k addalah....
2
Sebuah kubus besar memiliki panjang rusuk 2m. Kubus tersebut tersusun dari kubus-kubus kecil dengan panjang setiap rusuknya 20cm. Berapa banyak kubus kecil yang tersusun hingga membentuk kubus besar.
3
Ratna memiliki sebuah akuarium berbentuk kubus. Jika akuarium tersebut diisi air hingga penuh, maka volumenya adalah 1.728 liter. Berapakah tinggi dari akuarium tersebut?
4
Diketahui tempat penampungan air berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 100cm berisi air penuh. Air dalam penampungan akan dikurangi dengan cara melubangi tempat tersebut. Air yang keluar ditampung dalam tempat lain yang berukuran (40 x 30 x 20) cm. Tentukan tinggi permukaan air pada tempat pertama setelah dikurangi air yang keluar!
5
Suatu balok memiliki luas permukaan 164cm2. Jika lebar dan tinggi balok masingmasing 3cm dan 4cm, tentukan volume dari balok tersebut!
6
Sebuah bak mandi berbentuk kubus dengan panjang sisi bagian dalam adalah 80 cm. Jika bak mandi terisi 3/4 bagian dengan air tentukan berapa liter volume air di dalam bak mandi tersebut!
7
Pak Budi hendak membuat kandang ayam berbentuk kubus dengan kerangka terbuat dari besi. Panjang sisi kandang yang direncanakan adalah 200 cm. Jika Pak Budi memiliki bahan besi sepanjang 72 meter, tentukan jumlah kandang yang dapat dibuat!
8
Gambarlah sebuah balok lengkap dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi yang memiliki volume 400 cm3 dengan panjang balok berukuran 20 cm dan tinggi 5 cm! Jelaskan!
151
LAMPIRAN B.5 LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU (PRA PENELITIAN)
1. Berapa jumlah kelas untuk siswa kelas VIII di MTs Daarul Hikmah ? “Jumlah kelas untuk siswa kelas VIII sebanyak 10 (sepuluh) kelas”. 2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Daarul Hikmah? “Hasil belajar siswa rata-rata masih dibawah nilai KKM yang sudah ditentukan” 3. Apakah semua siswa kelas VIII di setiap kelas memiliki kemampuan yang sama (Homogen) dalam pelajaran matematika? “Iya homogen” 4. Model atau metode pembelajaran apa saja yang biasa diterapkan dalam proses pembelajaran matematika di kelas? “Kadang-kadang diskusi, tapi lebih banyak ekspositori atau metode konvensional” 5. Kesulitan apa saja yang dihadapi Bapak/Ibu dalam proses pembelajaran matematika? “Tidak adanya media pembelajaran (LCD Proyektor) juga menjadi salah satu kendala dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran” 6. Kesulitan apa saja yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran matematika ? “Siswa sulit memahami konsep yang diajarkan, terkadang ketika dijelaskan mereka bilang paham, tapi ketika diberi soal yang sedikit berbeda dengan contoh, jawaban siswa banyak yang salah. ” 7. Bagaimana respon siswa terhadap mata pelajaran matematika? “Bagi siswa yang pintar, mereka senang ketika pembelajaran matematika. Tapi bagi siswa yang biasa-biasa saja dan siswa yang kemampuan akademiknya kurang, mereka pasti bilang matematika itu susah dan menyebalkan.” 8. Tipe soal seperti apa yang biasanya Bapak/Ibu berikan kepada siswa kelas VIII? Apakah Bapak/Ibu pernah memberikan soal yg mengandung pemecahan masalah? “Tipe soal yang tidak terlalu jauh dengan contoh saja. Pernah,” 9. Bagaimana respon siswa ketika diberikan soal berupa soal pemecahan masalah? “Mereka merasa kesulitan” 10. Menurut Bapak/Ibu, faktor apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan ketika diberikan soal pemecahan masalah? “Kurangnya konsentrasi siswa dalam membaca soal dan kurangnya pengaplikasian konsep matematika terhadap kasus atau masalah yang lebih nyata”
152
11. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana peranan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran matematika? “Menurut saya model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah. Karena dengan model pembelajaran kooperatif, mereka dapat saling bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang diberikan”
LAMPIRAN C
C.1. Analisis Hasil Uji Coba Tes C.2. Analisis Validitas C.3. Analisis Reliabilitas C.4. Analisis Daya Beda C.5. Analisis Tingkat Kesukaran
154
Lampiran C.2 PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN Contoh perhitungan soal no.1. Langkah-langkah perhitungan uji validitas tes, yaitu sebagai berikut: a. Menentukan nilai N, N
X
2
1
, dan
Y
2
: Jumlah atau banyaknya responden = 27 : Jumlah skor item ke-1 = 190
1
Y
X
X , Y , XY , X
: Jumlah skor total seluruh siswa = 1753 2
: Jumlah kuadrat skor soal nomor 1 = 1462
Y XY 2
: Jumlah kuadrat skor total seluruh siswa = 118723 : Jumlah hasil kali skor dengan skor total tiap siswa pada item ke-1
= 12841 b. Menentukan nilai r hitung
rhitung
rhitung
rhitung rhitung
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
27(12841) (190)(1753)
27(1462) (190) 27(118723) (1753) 2
2
346707 333070
39474 3610023205521 3073009 13637
{3374}132512
rhitung 0,645 c. Menentukan rtabel
0,05 jadi r (34, 5%) = 0,381 d. Membandingkan rhitung dengan r tabel Karena rhitung < rtabel (0,0645< 0,381 ), maka soal nomor 1 valid. Pengujian validitas untuk soal nomor 2 dan seterusnya sama dengan perhitungan soal nomor 1.
156
Lampiran C.3 PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN Langkah-langkah perhitungan reliabilitas instrumen, yaitu sebagai berikut: a. Menentukan nilai varians skor total tiap-tiap soal Misal untuk mencari varians soal nomor 1
i2
i2
X
2 i
(
( X i ) 2 N
)
N
(190) 2 27 27
1462
i2 4,6 b. Menentukan nilai jumlah varians semua soal Berdasarkan tabel perhitungan reliabilitas tes uraian, diperoleh
2 i
56,900
c. Menentukan nilai varians total
2 t
Y
2
i
(
( Yi ) 2 N
)
N
(1723) 2 118723 ( ) 27 t2 27
t2 181,8 d. Menentukan nilai n = banyak butir soal yang valid = 8 e. Menentukan nilai r dengan menggunakan rumus alpha cronbach: 2 n i r11 1 i2 n 1
56,900 8 r11 1 181,8 8 1 r11 0,78 f. Berdasarkan kriteria reliabilitas, nilai r11 0,78 berada antara 0,61-0,80, maka soal memiliki reliabilitas tinggi.
158
Lampiran C.4 PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN
Langkah-langkah perhitungan
taraf kesukaran butir tes soal nomor 1 yaitu
sebagai berikut: a.
Untuk soal nomor 1, perhitungan taraf kesukarannya adalah sebagai berikut: B = 190, JS = 324
b. Menentukan nilai P = Indeks/taraf Kesukaran
P
B JS
P
190 324
P 0,586 c.
Menentukan kriteria indeks kesukaran Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, nilai P berada pada kisaran 0,31-0,70, maka soal nomor 1 memiliki tingkat kesukaran sedang.
perhitungan taraf kesukaran untuk butir soal yang lain sama dengan perhitungan soal nomor 1.
160
Lampiran C.5 PERHITUNGAN UJI DAYA BEDA INSTRUMEN
Langkah-langkah perhitungan daya pembeda butir tes soal nomor 1, yaitu sebagai berikut: a. Sebelum melakukan perhitungan daya pembeda soal, data yang diperoleh dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. b. Untuk soal nomor 8, perhitungan daya pembedanya sebagai berikut: BA = 134, BB = 77, JA =96, JB = 96 c. Menentukan nilai D
D
BA BB JA JB
134 77 96 96
0,83 d. Menentukan kriteria daya pembeda Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D 0,83 berada pada kisaran 0,70 – 1,00, maka soal nomor 8 memiliki daya pembeda yang baik sekali. Perhitungan untuk soal nomor 2 dan seterusnya, sama dengan soal nomor 8.
153 LAMPIRAN C.1
Tabel C.1 Analisis Hasil Uji Coba Test No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Soal
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
9 11 7 7 7 8 8 8 8 8 8 7 11 6 8 10 8 2 7 7 8 7 4 4 4 4 4
9 10 11 10 8 6 10 7 10 8 10 10 8 8 8 6 6 8 11 7 4 4 1 1 1 1 1
8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 4 8 4 4 4 8 4 8 4 4 4 4 4 4 4
12 10 11 11 12 12 7 10 12 12 12 10 7 6 8 10 12 8 5 4 6 6 2 6 5 2 6
12 11 8 8 11 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 11 11 8 6 7 8 8 3 7
8 6 8 8 8 6 8 8 7 8 6 8 8 6 6 5 6 8 7 10 8 7 8 8 7 8 8
6 8 7 8 5 8 7 7 1 4 2 2 2 2 2 2 2 4 8 6 9 8 5 7 8 2 6
12 11 11 8 8 10 8 8 11 8 10 7 12 10 10 11 10 8 0 0 0 0 7 0 0 8 0
5 5 4 2 2 2 2 1 1 0 0 2 1 2 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 4 8 8 8 8 8 4
89 88 83 78 77 76 74 73 73 72 72 70 67 64 64 64 64 63 61 60 51 50 47 46 45 42 40
Total
190
184
167
224
221
199
138
188
35
207
1753
Total
155
Tabel C.2 Uji Validitas Instrumen Tes Pemecahan Masalah No
Soal Nama Siswa
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
9 11 7 7 7 8 8 8 8 8 8 7 11 6 8 10 8 2 7 7 8 7 4 4 4 4 4
9 10 11 10 8 6 10 7 10 8 10 10 8 8 8 6 6 8 11 7 4 4 1 1 1 1 1
8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 4 8 4 4 4 8 4 8 4 4 4 4 4 4 4
12 10 11 11 12 12 7 10 12 12 12 10 7 6 8 10 12 8 5 4 6 6 2 6 5 2 6
12 11 8 8 11 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 11 11 8 6 7 8 8 3 7
8 6 8 8 8 6 8 8 7 8 6 8 8 6 6 5 6 8 7 10 8 7 8 8 7 8 8
6 8 7 8 5 8 7 7 1 4 2 2 2 2 2 2 2 4 8 6 9 8 5 7 8 2 6
12 11 11 8 8 10 8 8 11 8 10 7 12 10 10 11 10 8 0 0 0 0 7 0 0 8 0
5 5 4 2 2 2 2 1 1 0 0 2 1 2 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 4 8 8 8 8 8 4
89 88 83 78 77 76 74 73 73 72 72 70 67 64 64 64 64 63 61 60 51 50 47 46 45 42 40
Total
190
184
167
224
221
199
138
188
35
207
1753
r xy (Validitas) r tabel Interpretasi
0.645 0.381 V
0.849 0.381 V
0.762 0.381 V
0.789 0.381 V
0.551 0.381 V
-0.138 0.381 TV
-0.004 0.381 TV
0.699 0.381 V
0.672 0.381 V
0.418 0.381 V
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
157
Tabel C.3 Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pemecahan Masalah No
Soal
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
9 11 7 7 7 8 8 8 8 8 8 7 11 6 8 10 8 2 7 7 8 7 4 4 4 4 4
9 10 11 10 8 6 10 7 10 8 10 10 8 8 8 6 6 8 11 7 4 4 1 1 1 1 1
8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 4 8 4 4 4 8 4 8 4 4 4 4 4 4 4
12 10 11 11 12 12 7 10 12 12 12 10 7 6 8 10 12 8 5 4 6 6 2 6 5 2 6
12 11 8 8 11 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 11 11 8 6 7 8 8 3 7
8 6 8 8 8 6 8 8 7 8 6 8 8 6 6 5 6 8 7 10 8 7 8 8 7 8 8
6 8 7 8 5 8 7 7 1 4 2 2 2 2 2 2 2 4 8 6 9 8 5 7 8 2 6
12 11 11 8 8 10 8 8 11 8 10 7 12 10 10 11 10 8 0 0 0 0 7 0 0 8 0
5 5 4 2 2 2 2 1 1 0 0 2 1 2 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 4 8 8 8 8 8 4
89 88 83 78 77 76 74 73 73 72 72 70 67 64 64 64 64 63 61 60 51 50 47 46 45 42 40
Total
190
184
167
224
221
199
138
188
35
207
1753
4.806
11.387
4.003
10.447
3.311
1.165
6.872
19.575
2.217
1.154
56.900
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 σi^2
Total
σt^2 reliabilitas
188.764 0.73
Tinggi
159
Tabel C.4 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Pemecahan Masalah No
Soal Nama Siswa
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA
9 11 7 7 7 8 8 8 8 8 8 7 11 6 8 10 8 2 7 7 8 7 4 4 4 4 4
9 10 11 10 8 6 10 7 10 8 10 10 8 8 8 6 6 8 11 7 4 4 1 1 1 1 1
8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 4 8 4 4 4 8 4 8 4 4 4 4 4 4 4
12 10 11 11 12 12 7 10 12 12 12 10 7 6 8 10 12 8 5 4 6 6 2 6 5 2 6
12 11 8 8 11 8 8 8 8 8 8 8 6 8 8 8 8 8 11 11 8 6 7 8 8 3 7
8 6 8 8 8 6 8 8 7 8 6 8 8 6 6 5 6 8 7 10 8 7 8 8 7 8 8
6 8 7 8 5 8 7 7 1 4 2 2 2 2 2 2 2 4 8 6 9 8 5 7 8 2 6
12 11 11 8 8 10 8 8 11 8 10 7 12 10 10 11 10 8 0 0 0 0 7 0 0 8 0
5 5 4 2 2 2 2 1 1 0 0 2 1 2 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 4 8 8 8 8 8 4
89 88 83 78 77 76 74 73 73 72 72 70 67 64 64 64 64 63 61 60 51 50 47 46 45 42 40
B
Total
190
184
167
224
221
199
138
188
35
207
1753
324
324
324
324
324
324
324
324
324
324
JS
P
T.Kesukaran Interpretasi
0.586 Sedang
0.568 Sedang
0.515 Sedang
0.691 Sedang
0.682 Sedang
0.614 Sedang
0.426 Sedang
0.580 Sedang
0.108 Sukar
0.639 Sedang
161
Tabel C.1 Daya Pembeda Instrumen Tes Pemecahan Masalah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Soal Nama Siswa A B C D E F G H I J K L M N Batas Atas JA O P Q R S T U V W X Y Z AA Batas Bawah
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
9 11 7 7 7 8 8 8 8 8 8 7 11 6 113 96 8 10 8 2 7 7 8 7 4 4 4 4 4 77
9 10 11 10 8 6 10 7 10 8 10 10 8 8 125 96 8 6 6 8 11 7 4 4 1 1 1 1 1 59
8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 4 8 107 96 4 4 4 8 4 8 4 4 4 4 4 4 4 60
12 10 11 11 12 12 7 10 12 12 12 10 7 6 144 96 8 10 12 8 5 4 6 6 2 6 5 2 6 80
12 11 8 8 11 8 8 8 8 8 8 8 6 8 120 96 8 8 8 8 11 11 8 6 7 8 8 3 7 101
8 6 8 8 8 6 8 8 7 8 6 8 8 6 103 96 6 5 6 8 7 10 8 7 8 8 7 8 8 96
6 8 7 8 5 8 7 7 1 4 2 2 2 2 69 96 2 2 2 4 8 6 9 8 5 7 8 2 6 69
12 11 11 8 8 10 8 8 11 8 10 7 12 10 134 96 10 11 10 8 0 0 0 0 7 0 0 8 0 54
5 5 4 2 2 2 2 1 1 0 0 2 1 2 29 96 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 6
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 112 96 8 8 8 8 8 7 4 8 8 8 8 8 4 95
89 88 83 78 77 76 74 73 73 72 72 70 67 64
64 64 64 63 61 60 51 50 47 46 45 42 40
JB
96
DP 50%
0.375
Interpretasi
cukup
96
96
96
96
96
0.6875 0.4896 0.6667 0.1979 0.0729 baik
baik
baik
Jelek
Jelek
96 0 Jelek
96
96
96
0.8333 0.2396 0.1771 BS
cukup
Jelek
LAMPIRAN D
D.1 Data Hasil Posstest Kelas Eksperimen D.2 Data Hasil Posstest Kelas Kontrol D.3 Data Statistik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen D.4. Hasil Uji Statistik Posstest Kelas Eksperimen dan Kontrol
161 LAMPIRAN D.1 INDIKATOR I Nama Siswa 1 4 1 4 2 4 3 4 4 3 5 3 6 4 7 3 8 4 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 4 15 4 16 4 17 4 18 4 19 4 20 4 21 4 22 4 23 4 24 4 25 4 26 4 27 Jumlah 105 rata-rata 3.89 prosentase 97%
2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105 3.89 97%
No Soal 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 0 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 107 99 3.96 3.67 99% 92%
3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107 3.96 99%
INDIKATOR I No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8
6 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107 3.96 99%
rata-rata
prosentasi
rata-rata prosentase
3.89 3.89 3.96 3.96 3.67 3.96 3.37 2.48
97% 97% 99% 99% 92% 99% 84% 62%
91%
7 4 4 4 4 4 0 4 3 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 91 3.37 84%
8 4 4 4 4 0 0 4 3 0 3 3 0 4 0 3 4 4 4 3 4 0 0 0 4 4 0 4 67 2.48 62%
Jumlah 32 32 32 32 27 22 32 25 24 31 27 24 32 23 31 32 32 32 31 32 28 28 28 32 32 24 31 rata-rata 91%
162 INDIKATOR 2 Nama Siswa 1 4 1 4 2 4 3 4 4 3 5 0 6 4 7 0 8 4 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 4 15 4 16 0 17 4 18 4 19 4 20 4 21 4 22 4 23 4 24 4 25 4 26 4 27 Jumlah 95 rata-rata 3.52 prosentase 88%
2 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 4 0 0 4 0 4 0 0 0 0 0 0 4 20 0.74 19%
3 0 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 0 4 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88 3.26 81%
No Soal 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 0 0 3 3 4 0 3 0 4 0 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 95 87 3.52 3.22 88% 81%
INDIKATOR II No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8
6 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 100 3.70 93%
rata-rata
prosentasi
rata-rata prosentase
3.52 0.74 3.26 3.52 3.22 3.70 0.81 3.48
88% 19% 81% 88% 81% 93% 20% 87%
70%
7 0 0 0 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 4 0 0 4 0 0 4 22 0.81 20%
8 4 4 4 1 1 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94 3.48 87%
Jumlah 20 24 24 24 22 18 24 0 26 20 19 20 24 24 23 24 12 27 24 26 28 23 23 28 24 22 28 rata-rata 70%
Nama Siswa 1 4 1 4 2 4 3 4 4 3 5 0 6 4 7 2 8 3 9 4 10 3 11 3 12 4 13 4 14 3 15 3 16 4 17 4 18 4 19 3 20 3 21 3 22 3 23 4 24 3 25 3 26 3 27 Jumlah 89 rata-rata 3.30 prosentase 82%
2 4 4 4 4 4 0 4 4 4 3 3 3 3 0 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 3.52 88%
3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 102 3.78 94%
No Soal 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 0 3 0 4 0 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 101 89 3.74 3.30 94% 82%
INDIKATOR III No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 107 3.96 99%
rata-rata
prosentasi
rata-rata prosentase
3.30 3.52 3.78 3.74 3.30 3.96 3.44 2.85
82% 88% 94% 94% 82% 99% 86% 71%
87%
7 4 4 4 4 4 0 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 0 4 93 3.44 86%
8 4 4 4 1 1 1 4 3 1 4 3 3 4 1 4 4 3 4 4 4 1 1 1 4 4 1 4 77 2.85 71%
163
Jumlah 30 31 32 27 27 14 32 28 22 27 24 25 31 24 29 31 31 29 31 31 28 27 27 32 31 22 30 rata-rata 87%
164 LAMPIRAN D.2 INDIKATOR 1 Nama Siswa 1 4 1 3 2 4 3 4 4 3 5 3 6 4 7 3 8 4 9 3 10 3 11 4 12 4 13 3 14 4 15 4 16 4 17 4 18 4 19 3 20 3 21 3 22 4 23 3 24 3 25 0 26 3 27 4 28 4 29 4 30 Jumlah 103 rata-rata 3.43 Prosentase 86% INDIKATOR I No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8
2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 114 3.80 95%
rata-rata 3.43 3.80 3.87 3.60 2.40 3.50 2.40 2.77
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 116 3.87 97%
No Soal 4 5 4 3 0 0 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 0 3 0 4 3 4 4 4 4 4 0 4 3 4 4 4 4 4 4 3 0 4 3 4 0 3 0 4 3 4 0 0 4 3 0 4 0 4 3 4 4 4 4 108 72 3.60 2.40 90% 60%
prosentasi 86% 95% 97% 90% 60% 88% 60% 69%
6 3 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 3 4 105 3.50 88%
rata-rata
81%
7 4 3 2 3 3 4 4 3 4 0 4 4 4 4 0 0 0 0 4 1 3 4 0 3 3 0 0 0 4 4 72 2.40 60%
8 4 3 4 4 4 4 4 4 4 0 0 4 4 4 0 0 4 0 4 4 4 4 0 4 4 0 0 0 4 4 83 2.77 69%
Jumlah 30 21 30 31 27 31 32 29 28 14 26 32 32 27 19 23 28 24 27 27 26 26 23 26 26 3 19 23 31 32 rata-rata 81%
165 INDIKATOR 2 Nama Siswa 1 0 1 0 2 0 3 4 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 10 0 11 0 12 0 13 0 14 4 15 4 16 4 17 2 18 3 19 0 20 0 21 0 22 4 23 0 24 0 25 0 26 0 27 4 28 4 29 4 30 Jumlah 37 rata-rata 1.23 Prosentase 31%
2 4 4 4 4 0 0 4 0 0 0 0 4 4 0 4 4 4 4 4 0 4 0 4 0 0 0 0 4 4 4 68 2.27 57%
INDIKATOR II rata-rata No Soal 1 1.23 2 2.27 3 1.43 4 1.80 5 1.23 6 3.57 7 2.07 8 0.00
3 0 0 4 4 0 0 4 0 4 0 0 4 4 4 0 4 4 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 43 1.43 36%
No Soal 4 5 3 3 0 0 0 0 0 4 3 1 3 0 0 4 3 2 0 3 0 0 3 1 0 3 0 3 0 0 3 0 3 3 3 3 3 1 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 0 3 0 0 3 0 3 0 0 3 3 0 54 37 1.80 1.23 45% 31%
prosentasi 31% 57% 36% 45% 31% 89% 52% 0%
6 4 4 4 3 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 107 3.57 89%
rata-rata
43%
7 0 0 0 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 0 0 0 4 4 3 3 0 0 0 0 0 0 4 4 62 2.07 52%
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0%
Jumlah 14 8 12 23 12 11 20 13 15 0 12 19 19 12 11 22 22 14 21 11 14 10 15 7 7 0 7 15 23 19 rata-rata 43%
166 INDIKATOR 3 Nama Siswa 1 4 1 1 2 3 3 4 4 2 5 1 6 4 7 1 8 2 9 3 10 3 11 4 12 4 13 3 14 4 15 4 16 4 17 4 18 4 19 1 20 1 21 1 22 4 23 1 24 1 25 1 26 1 27 4 28 4 29 4 30 Jumlah 82 rata-rata 2.73 Prosentase 68%
2 2 4 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 2 3 4 4 1 4 1 3 1 1 1 1 2 4 4 63 2.10 53%
INDIKATOR III rata-rata No Soal 1 2.73 2 2.10 3 3.57 4 2.53 5 0.97 6 3.33 7 1.23 8 0.70
3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 107 3.57 89%
No Soal 4 5 3 1 0 0 3 3 3 4 3 1 3 1 2 4 3 1 3 0 0 0 3 1 2 1 3 1 2 0 3 0 3 3 3 3 3 1 4 0 4 1 3 0 3 0 3 0 3 0 0 1 0 1 3 0 3 0 2 0 3 1 76 29 2.53 0.97 84% 97%
prosentasi 68% 53% 89% 84% 97% 83% 62% 70%
6 3 3 4 3 3 4 4 4 4 0 4 4 4 4 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 100 3.33 83%
rata-rata
76%
7 1 1 2 2 3 2 3 1 2 0 2 2 2 2 0 0 0 0 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 2 2 37 1.23 62%
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 21 0.70 70%
Jumlah 18 13 22 23 17 16 24 15 17 7 17 20 21 17 15 16 20 20 23 17 17 15 18 15 13 5 13 17 21 23 rata-rata 76%
167
LAMPIRAN D.3 PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA SKOR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
1. Menentukan Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen a. Menentukan Distribusi Frekuensi 53
54
68
69
70
71
72
75
76
78
78
78
82
83
83
84
86
87
87
87
87
88
88
88
89
89
92
b. Menentukan Banyak Kelas Banyak Kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 27 = 5,72 = 6 (dibulatkan keatas) c. Menentukan Rentang Kelas Rentang Kelas (r) = Data Terbesar – Data Terkecil = 92 - 53 = 39 d. Menentukan Panjang Kelas Panjang Kelas (p) =
r k
=
39 6
= 6,81 = 7 (dibulatkan keatas) e. Tabel Distribusi Frekuensi Interval 53-59 60-66 67-73 74-80 81-87 88-94
Batas Batas Bawah Atas 52.5 59.5 66.5 73.5 80.5 87.5 Jumlah
59.5 66.5 73.5 80.5 87.5 94.5
Frekuensi fi
fi(%)
fk
2 1 4 5 9 6 27
7.41 3.70 14.81 18.52 33.33 22.22 100
2 3 7 12 21 27
Titik Tengah (xi) 56 63 70 77 84 89
xi2
fixi
fixi2
3136 3969 4900 5929 7056 7921
112 63 280 385 756 534 2130
6272 3969 19600 29645 63504 47526 170516
168
2. Mean ( x )
=
fx f
=
2130 27
i
i
= 79.33 3. Modus (Mo) = L (
d1 )c d1 d 2
= 80.5 (
4 )6 43
= 80.5 3.42 = 83.92 1 n Fk 2 )c 4. Median (Me) = L ( f
1 (27) 12 2 = 80.5 ( )6 9 = 80.5 1 = 81.5 5. Simpangan Baku (s) =
fx i
2 i
n 1
=
170516- (2130)2 / 27 27 1
=
170516 - 4536900/27 26
= 104.7691 =10.23 2
6. Varians (s )
( f i x i ) 2 / n
= 104.769
169
PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA SKOR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
1. Menentukan Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol a. Menentukan Distribusi Frekuensi 8
21
39
42
45
46
48
51
55
55
55
56
56
56
57
57
58
58
60
61
62
64
70
71
71
72
74
75
76
77
b. Menentukan Banyak Kelas Banyak Kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 5,8 = 7 (dibulatkan keatas) c. Menentukan Rentang Kelas Rentang Kelas (r) = Data Terbesar – Data Terkecil = 77 - 8 = 69 d. Menentukan Panjang Kelas Panjang Kelas (p) =
r k
=
69 7
= 9.8 = 11 (dibulatkan keatas) e. Tabel Distribusi Frekuensi Interval 8-18 19-29 30-40 41-51 52-62 63-73 74-84
Batas Bawah 7,5 18,5 29,5 40,5 51,5 62,5 73,5 Jumlah
Batas Atas 18,5 29,5 40,5 51,5 62,5 73,5 84,5
Frekuensi fi
fi(%)
fk
1 1 1 5 13 5 4 30
3,33 3,33 3,33 16,67 43,33 16,67 13,33 100
1 2 3 8 21 26 30
Titik Tengah (xi) 13 24 35 46 57 68 79
xi2
fixi
fixi2
169 576 1225 2116 3249 4624 6241
13 24 35 230 741 340 316 1699
169 576 1225 10580 42237 23120 24964 102871
170
2. Mean ( x )
=
fx f
=
1699 30
i
i
= 56.53 3. Modus (Mo) = L (
d1 )c d1 d 2
= 51.5 (
8 )6 88
= 51.5 3 = 54.5 1 n Fk 2 )c 4. Median (Me) = L ( f
1 (30) 8 2 = 51.5 ( )6 13 = 51.5 3.23 = 54.73 5. Simpangan Baku (s) =
fx i
2 i
n 1
=
102871- (1699)2 / 30 30 1
=
170516 - 2886601/30 29
= 237.841 =15.42 2
6. Varians (s )
( f i x i ) 2 / n
= 237.84
171
LAMPIRAN D.4 Hasil Uji Normalitas Skor Posstest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen X 53 54 68 69 70 71 72 75 76 78 82 83 84 86 87 88 89 92 Jumlah Rata-rata Stadev D0 Dtabel
fi
kp
zi
ztabel
a1
a2
xifi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 4 3 2 1 27 79.33 10.24 0.135462 0.261732
0.037037 0.074074 0.111111 0.148148 0.185185 0.222222 0.259259 0.296296 0.333333 0.444444 0.481481 0.555556 0.592593 0.62963 0.777778 0.888889 0.962963 1.000000
-2.57129 -2.47363 -1.10645 -1.00879 -0.91113 -0.81348 -0.71582 -0.42285 -0.3252 -0.12988 0.260742 0.358398 0.456055 0.651367 0.749023 0.84668 0.944336 1.237305
0.005066 0.006687 0.134267 0.156538 0.181113 0.207972 0.237051 0.336202 0.372517 0.44833 0.602854 0.639977 0.675825 0.742595 0.773078 0.801413 0.827501 0.892013
0.019365 0.054781 0.01055 0.004216 0.008533 0.001644 0.009603 0.0273 0.026578 0.033932 0.108767 0.059211 0.070627 0.10036 0.045723 0.049659 0.110251 0.095381
0.031971 0.067387 0.023156 0.00839 0.004072 0.01425 0.022208 0.039905 0.039183 0.003885 0.121373 0.084422 0.083232 0.112966 0.004699 0.087476 0.135462 0.107987
53 54 68 69 70 71 72 75 76 234 82 166 84 86 348 264 178 92
D0 < Dtabel , maka H0 diterima Artinya sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
173 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posstest Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas Eksperimen dan Kontrol Rangking Awal
Rangking Gabungan
Eksperimen
Rangking
Kontrol
Rangking
Eksperimen
Rangking
Kontrol
Rangking
53 54 68 69 70 71 72 75 76 78 78 78 82 83 83 84 86 87 87 87 87 88 88 88 89 89 92 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 378
8 21 39 42 45 46 48 51 55 55 55 56 56 56 57 57 58 58 60 61 62 64 70 71 71 72 74 75 76 77 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 465
53 54 68 69 70 71 72 75 76 78 78 78 82 83 83 84 86 87 87 87 87 88 88 88 89 89 92 Jumlah
9 10 25 26 27.5 30 32.5 35.5 37.5 41 41 41 43 44.5 44.5 46 47 49.5 49.5 49.5 49.5 53 53 53 55.5 55.5 57 1106
8 21 39 42 45 46 48 51 55 55 55 56 56 56 57 57 58 58 60 61 62 64 70 71 71 72 74 75 76 77 Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 12 12 12 15 15 15 37.25 37.25 19.5 19.5 21 22 23 24 27.5 30 30 32.5 34 35.5 37.5 39 586.5
n 1 30
U 2 27
1 601.5
Z 2 208.5
Hitung 3.14
Kesimpulan Tabel 0.999
Z-hit > Z-tab Tolak H0
LAMPIRAN E
E.1. SURAT KETERANGAN PENELITIAN