e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH METODE SAS BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I SD Gus Nyoman Widhi Arsa Nugraha1, Ndara Tanggu Renda2, I Kadek Suartama3 1,2
Jurusan PGSD, Jurusan TP3, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
E-mail:
[email protected] ,
[email protected],
[email protected] 1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedan hasil belajar membaca permulan mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas I antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan Media Presentasi Pembelajaran dengan kelompok siswa yang dibelajarkan metode Konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian post-test only control design. Populasi ini adalah seluruh siswa kelas I SD di Gugus V Kecamatan Sukasada tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 245 orang. Sampel penelitian adalah SD Negeri 2 Panji dengan jumlah 30 siswa dan SD Negeri 4 Panji dengan jumalah 31 siswa. data yang dikumpulkan adalah hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia. Teknik pengambilan dilakukan menggunakan teknik random sampling. Bentuk tes hasil membaca permulaan bahasa indonesia menggunakan tes lisan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian ini menemukan bahwa hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelompok eksperimen tergolong sangat baik dengan rata-rata (M) 16,43. Hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelompok kontrol tergolong cukup dengan rata-rata (M) 11,37. Ini berarti terdapat perbedaan signifikan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan Media Presentasi Pembelajaran dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional. (thitung> ttabel, thitung = 7,13 dan ttabel = 2,00). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan Media Presentasi Pembelajaran berpengaruh positif terhadap hasil belajar Bahasa indonesia. Kata Kunci: metode sas, hasil belajar, media presentasi Abstract This research aims to know the diference learning outcomes reading the beginning of the first grade student of Indonesian language between groups of students, who were thought by the method Structural Analytic Syntetic (SAS) media assisted presentation of learning with groups of students who were tought by Conventional methods. The type of research design post-test only control design. This population is all the first grade students of elementary school cluster V the district of Sukasada, academic year 2016/2017 which amounted to 245 people . the research sample is public elementary school 2 Panji with a total of 30 students and public elementary school 4 Panji 31 students. The data collected is the result of learning to read the beginning of Indonesian language subjects. The retrieval technique is done using random sampling technique. Form of test results read the beginning of Indonesian language using oral test. The data obtained were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics. The result of this study found that learning out comes reading the beginning of
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Indonesian student experimental group is very good with average (M) 16,43 the learning of Indonesian subject of control were quite average (M) 11,37. This mean there is a significant defferences in learning out comes a many students who are tought by Structural Analytic Sintetic (SAS) with the media of instructional presentation with students tought by conventional methods . (tcount> ttablel, tcount = 7,13 dan ttable = 2,00). This it can concluded that Structural Analytic Sintetic (SAS) method media aided presentation learning positive effect on learning out comes Indonesian language. Keyword : method sas, the outcomes, media presentation
PENDAHULUAN Untuk menciptakan manusia yang cerdas, kreatif, dan inovatif perlu adanya pembaharuan pendidikan agar terciptanya pendidikan yang berkuakitas. Melalui pendidikan diharapkan terbentuknya manusia Indonesia seutuhanya sehingga masalah saat ini dan mendatang mampu diatasi. Hal ini tercemin dalam tujuan pendidikan nasional pasal 3 UU No 20 tahun 2003 yaitu pendidikan befungsi mengembangkan dan membentuk watak manusia serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi perserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan, pemerintah melakukan upaya salah satunya melakasanakan kurikulum di berbagai jenjang pendidikan termasuk pendidikan dasar khususnya di SD. Menurut Sailor dan Alexander (dalam Trianto,2010:14) kurikulum adalah segala usaha dalam rangka mempengaruhi anak untuk belajar, baik di dalam ruang kelas maupun di luar sekolah. Jadi kurikulum meliputi segala pengalaman yang disajikan oleh sekolah agar anak mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Dalam pasal 37 ayat 1 UU no 20 tahun 2003 yaitu kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat berbagai mata pelajaran yaitu pendidikan agama, pendidikam kewargangaraan, bahasa, matenatika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruaan, dan muatan lokal. Khususnya pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SD yang berpedoman
pada kurikulum KTSP. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan perserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan barbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Dalam KTSP adapun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik sebagai berikut: (1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) Menghargai dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan esmosional dan sosial, (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan mencapai standar kelulusan pembelajaran bahasa Indonesia yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dari ke empat aspek tersebut membaca merupakansalah satu standar kompetensi yang mendasar dan memegang peranan utama yang harus dicapai siswa. Menurut Harris dan Sipay (dalam Zubaidah,2013:5) membaca merupakan sebuah pemahaman yang bermakna terhadap suatu simbol-simbol verbal yang berupa tulisan. Membaca pada hakekatnya merupakan sebuah interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis yang terwujud dalam bahasa dengan kemampuan bahasa dan pengetahuan 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
tentang dunia pembaca. Kenyataan di lapangan ketika dilakukan wawancara, observasi, dan studi dokumen.pada tanggal 12-13 januari 2017 di beberapa SD di gugus V kecamatan Sukasada diperoleh informasi (1) minat membaca siswa masih kurang, ini terbukti saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif di kelas dan cendrung bosan mengikuti pembelajaran, (2) siswa belum menguasai bahasa Indonesia yang baik dan cenderung menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Ketika dilanjutkan obesrvasi pada proses pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung di gugus V kecamatan Sukasada adapun beberapa masalah yang dihadapi guru pada saat mengajar sebagai berikut: 1) pada saat pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang bermain-main, 2) pelaksanaan pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah, 3) guru mengandalkan buku paket saja dalam proses tanpa memanfaatkan sumber lain, 4) guru kurang memanfaatkan media dalam proses pembelajaran.. Untuk melengkapi hasil wawancara dan hasil observasi dilakukan studi dokumen berkaitan dengan nilai siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia.Untuk melengkapi hasil wawancara dan hasil observasi dilakukan studi dokumen berkaitan dengan nilai siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan pencatatan studi dokumen diketahui bahwa nilai rata-rata pembelajaran bahasa Indonesia di SD gugus V kecamatan Sukasada berkisar 65,00-67,00 dengan kategori cukup. Sedangkan dilihat dari nilai KKM tenyata masih 142 siswa dari jumlah 245 siswa berada dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal ini menjadi masalah dikarenakan pembelajaran bahasa Indonesia di SD gugus V kecamatan Sukasada secara rata-rata masih dibawah KKM. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas I di SD gugus V kecamatan Sukasda masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SD gugus V kecamatan Sukasada merupakan suatu masalah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diterapkan model pembelajaran yang tepat.Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah menggunakan metode pembelajaran struktural analitik sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran. Kelebihan dari metode struktural analitik sintetik (SAS) proses pelaksanaan pembelajaraannya ada dua periode pembelajaran yaitu: (1) belajar tanpa menggunakan buku, (2) belajar menggunakan buku. Cara mengajar metode SAS tanpa buku seperti merekam bahasa siswa, menampilkan gambar sambil bercerita, membaca gambar, membaca gambar dengan kartu kalimat, membaca kalimat secara struktural, proses analitik, proses sintetik sehingga membutuk menjadi SAS secara utuh sedangkan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) menggunakan buku siswa akan membaca kalimat yang ditulis dengan huruf cetak. Menurut Imas dan Berlin (2015:35) kelebihan dari metode SAS adalah (1) Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis, (2) Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat membaca pada kesempatan berikutnya, (3) Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak menguasai bacaan dengan lancar. Selain metode, media juga mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Menurut Criticos (dalam Daryanto,2016:4) media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Dengan adanya perpaduan metode dan media dalam proses pembelajaran maka siswa semakin termotivasi mengikuti pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian tersebut penulis mengangkat permasalahan dalam suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) Berbantuan Media Presentasi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Membaca Permulaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas I Semester Genap Di SD Gugus V Kecamatan Sukasada Tahun Ajaran 2016/2017.
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
METODE Tempat Pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Gugus V Kecamatan Sukasada.Pelaksanaan penelitian ini dilaksnakan pada semester II tahun pelajaran 2016/2017.Jenis penelitian yang dilakukan yaitu eksperimen semu (quasi experimental design). Rancangan penelitian
yang digunakan yaitu Posttest Only Control Group Design. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek salah satunya diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain tidak diberikan perlakuan. Rancangan penelitian ini mengikuti pola seperti tabel 1.
Tabel 1 Non-Equivalent Posttest – Only Control Group Design Kelas Treatment Post-test Eksperimen X O1 Kontrol O2 (Dantes,2012:96) Pemelihan desain ini karena peneliti hanya ingin mengetahui pengningkatan hasil belajar membaca permulaan kedua kelompok.Penelitian ini melibatkan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran yang dan metode konvensional sedangkan varibel terikat yaitu hasil belajar membaca permula mata pelajaran bahasa indonesia. Populasi adalah” wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuk yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugyono, 2008:117).Populasi juga dapat diartikan sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kreteria tertentu yang ditentukan peneliti.Kasus-kasus bisa berbentuk peristiwa-peristiwa, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya (Dantes, 2012:38). Menurut Sudjana (dalam Agung,2016:8) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dan ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan dilakukan untuk menentukan kualitas dan karakteristik yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I di SD Gugus V Kecamatan Sukasada yang berjumlah 245
orang. Dari 9 kelas tersebut dilakukan uji kesetaraan dengan uji ANAVA A untuk menentukan setara atau tidaknya sampel. Berdasarkan uji kesetaraan populasi dengan menggunakan analisis uji ANAVA A ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia di SD gugus V Kecamatan Sukasada atau dapat diinterpretasikan sampel setara. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Teknik dilakukan dengan cara diundi setiap subjeksubjek pada populasi sehinga semua diangggap sama untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi anggota sampel. Berdasarkan hasil pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2008:118). Menurut Sudjana (dalam agung, 2016:8) sampel merupakan sebagian yang diambil dari populasi. Jadi berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diambil datanya untuk penelitian. Sampel penelitian kelas eksperimen adalah siswa kelas I SD Negeri 2 Panji yang berjumlah 30 orang dan Sampel kelas kontrol adalah siswa kelas I SD Negeri 4 Panji yang berjumlah 31 orang. Kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan metode konvensional. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode tes. (Menurut Sri Wahyuni dan Syukur Ibrahim, 2012:11) Tes adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi yang berbentuk tugas atau serangkain tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes (perorangan atau kelompok) sehingga menghasilkan skor tentang prestasi atau tingkah laku peserta tes, yang dibandingkan nilai standar tertentu yang telah ditetapkan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk soal tes lisan.Adapun langkah-langkah dalam menyusun perangkat tes sebagai beriku. a) membuat kisi-kisi soal, b) menyusun butir soal sesuai kisi-kisi, c) uji pakar, uji coba tes. Terdapat 5 soal digunakan sebagai soal post-test setelah lolos uji validitas, uji realbilitas, uji kesukaran tes, dan uji daya beda. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas butir tesdengan jumlah responden 40 siswa diperoleh 5 butir tes yang valid dari 5 butir tes yang dicobakan. Jadi tes yang di uji cobakan semua valid dan digunakan sebagai post test. Pada uji reliabilitas diperoleh tes hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia adalah 0,645 dengan kreteria reliabilitas tes tergolong tinggi. Selanjutnya hasil kesukaran tes dipeoleh
Pp = 0,586, sehingga perangkat tes yang digunakan termasuk kreteria sedang sedangkan hasil uji daya beda diperoleh Dp = 0,563, sehingga perangkat tes yang digunakan termasuk kreteria sedang. Berdasarkan hasil perhitungan bahwa semua tes bisa di gunakan sebagai post-test baik itu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Data post-test hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial. statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data diantaranya mean, median, modus, standar deviasi, varians serta ditampilkan distribusi frekuensi dan kurva polygon sedangkan statistik inferensial meliputi uji normalitas sebaran, uji homogenitas varians, dan uji hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Data penelitian adalah skor hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa akibat dari penerapan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran dan metode pembelajaran konvensional. Adapun hasil analisis deskriptif pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Deskriptif Hasil Belajar Membaca Permulaan Kelompok Hasil Analisis Kelompok Kontrol Eksperimen N 30 31 Skor Maksimal 20 18 Skor Minimal 10 7 Mean 16,43 11,37 Median 17,26 10,84 Modus 18,10 10,16 Standar Deviasi 2,73 3,04 Varians 7,48 9,26
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa mean (M), median (Md), modus (Mo), varians (s2), dan standar deviasi (s) dari data kelompok eksperimen yaitu mean (M) = 16,43, median (Md) = 17,26, modus (Mo) = 18,10, varians (s2) = 7,48 dan dan 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
standar deviasi (s) = 2,73. Data hasil belajar membaca permulaan pada kelompok eksperimen, dapat disajikan ke dalam bentuk gambar kurva polygon pada gambar 1 sebagai berikut
Gambar 2. Grafik polygon data hasil membaca permulaan kelompok kontrol Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa sebaran data siswa kelas I SD yang mengikuti metode pembelajaran Konvensional pada kelompok kontrol menunjukan kurva juling positif. Untuk mengetahui kualitas variabel hasil membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa, skor rata-rata hasil membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia dikonversikan dengan pedoman penilaian skala lima diperoleh bahwa skor rata-rata hasil membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia pada kelompok kontrol dengan M=11,37 tergolong kreteria cukup. Sebelum data penelitian ini dianalisis dengan statistik inferensial (uji-t), terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data-data hasil penelitian.Uji prasyarat analisis dilakukan untuk memperoleh fakta tentang normalitas data dan homogenitas data varians antar kelompok.Prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebaran data berdistribusi normal dan varians antar kelompok homogen. Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini 2 menggunakan uji Chi Kuadrat ( ) dengan kriteria data berdistribusi normal 2 2 jika hitung< tabel. Dari hasil perhitungan, uji normalitas data hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia pada 2 kelompok eksperimen diperoleh hitung =
Gambar 1. Grafik polygon data hasil membaca permulaan kelompok eksperimen Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa sebaran data siswa kelas I SD yang mengikuti metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran pada kelompok eksperimen menunjukan kurva juling negatif. Untuk mengetahui kualitas variabel hasi membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa, skor rata-rata hasil membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia dikonversikan dengan pedoman penilaian skala lima diperoleh bahwa skor rata-rata hasil membaca permulaan mata pelajara bahasa indonesia pada kelompok eksperimen dengan M=16,43 tergolong kreteria sangat baik. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa mean (M), median (Md), modus (Mo), varians (s2), dan standar deviasi (s) dari data kelompok kontrol yaitu mean (M) = 11,37, median (Md) = 10,84, modus (Mo) = 10,16, varians (s2) = 9,26 dan dan standar deviasi (s) = 3,04. Data hasil belajar membaca permulaan pada kelompok kontrol, dapat disajikan ke dalam bentuk gambar kurva polygon pada gambar 2 sebagai berikut.
4,043< tabel = 7,815, maka data hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas data hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa pada 2 2 kelompok kontrol hitung = 2,594< tabel 7,815, maka data hasil belajar membaca 2
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa pada kelompok kontrol berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians antar kelompok.Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika F hitung < F tabel. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan untuk pembilang V1 = n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut V2 = n2 –1. Berdasarkan hasil pengujian homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,24. Sedangkan Ftabel dengan dbpembilang = 30-1 = 29, dbpenyebut = 31-1 =30, dan taraf signifikansi 5 % diketahui Ftabel = 2,67. Hal ini berarti Fhitung< Ftabel. Sehingga, varians data hasil belajar membaca permulaan
mata pelajara bahasa indonesia kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen. Berdasarkan hasil analisis uji persyaratan diperoleh bahwa data hasil membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelompok eksperimen dan kontrol adalah normal dan homogen. oleh karena itu pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus polled varians dengan kreteria Ho jika thitung>ttabel dan terima Ho jika thitung< ttabel. Berikut ini ringkasan hasil uji hipotesis yang disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji-t Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok
N
Db
Eksperimen Kontrol
30 31
59 59
(x) 16,43 11,37
Rangkuman hasil analisis uji-t pada tabel 2 menunjukan thitung = 7,13 ttabel 2,00 untuk db = n1 + n2 – 2 = 59 dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan kreteria pengujian thitung> ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya terdapat perbedaan hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran konvensional di SD Gugus V kecamatan Sukasada Tahun ajaran 2016/2017.
s2
thit
ttab
7,48 9,24
7,13
2,00
indonesia dan kencendrungan skor hasil membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia. Rata-rata skor hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran adalah 16,43 yang berada pada kategori sangat baik sedangkan skor hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional adalah 11,37 berada pada kategori cukup. Jika skor hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam grafik poligon, tampak bahwa kurva sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Sebaliknya jika skor hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelompok kontrol digambarkan dalam kurva poligon tampak bahwa grafik sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah.
Pembahasan Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, kelompok siswa yang dibelajarkan mengikuti metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan mengikuti metode pembelajaran konvensional. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Berdasarkan análisis sebaran data menggunakan uji-t, diperoleh nilai thitung = 7,13 dan ttabel 2,00. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel).Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional. Perbedaan hasil belajar membaca permulaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran dan siswa mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional disebabkan karena perbedaan perlakuan pada proses pelaksanaan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tergolong tinggi pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran. Adapun proses pembelajarannya sebagai berikut. Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) ini di bagi menjadi dua tahap pembelajaran yakni: 1 tanpa buku, 2 menggunakan buku. Mengenai hal itu Momo (dalam Darmiyanti dan Budiasih, 1997:55) mengemukakan beberapa cara. Pada tahap tanpa buku, pembelajaran dilaksanakan dengan caracara sebagai berikut 1) merekam bahasa siswa, 2) menampilkan gambar cerita, 3) membaca gambar, 4) membaca gambar dengan kartu kalimat, 5) membaca kalimat struktural (s), 6) membaca analitik (a), dan 7) proses sintetik (s) sedangkan pada tahap menggunakan buku siswa mampu membiasakan diri membaca tulisan berukuran kecil serta siswa diharapkan menguasai dasar kemampuan membaca agar dapat melakukan kegiatan membaca lanjut. Kedua tahap tersebut mampu membantu siswa belajar membaca secara bertahap mulai mengenal huruf melalui meniru suara guru dan melihat gambar cerita.Selain metode Struktural Analitik Sintetik (SAS), media presentasi pembelajaran mempunyai peranan penting
agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Menurut Daryanto (2016:85) media presntasi adalah pesan atau materi yang akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor). Dengan adanya perpaduan metode SAS dan media presentasi pembelajaran dalam proses pembelajaran maka siswa semakin termotivasi mengikuti pembelajaran di kelas. Berbeda halnya belajar dengan menggunakan metode konvensional Menurut Sulaeman (dalam Rasana, 2009:18) pembelajaran konvensional merupakan metode yang paling efisien dalam mengajar yang bersifat hafalan (ingatan).Hal ini menunjukan bahwa ceramah mendominasi kegiatan belajar mengajar yang menekankan hafalan tersebut.Sejalan pembelajaran konvesional yang dominan menggunakan metode ceramah. “Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik” (Syaiful:2009:201). Hal ini membuat siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan perintah guru. Pembelajaran yang demikian kurang memberikan pengalaman dan tantangan baru bagi siswa khususnya dalam membaca sehingga siswa cepat merasa bosan, serta mengurangi motivasi dan minat siswa untuk belajar. Pada akhirnya akan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi kurang masksimal.
Hasil temuan di ini di dukung beberapa hasil penelitian diantaranya mengenai penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) untuk meningkat keterampilan membaca kelas II pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan oleh dwimanyanti (2013) yang menunjukan perbedaan adanya perbedaan keterampilan membaca antara siswa yang dibelajarkan melalui metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dengan siswa yang dibelajarkan metode konvensional. Temuan tersebut memperkuat simpulan linda (2014) yang menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar membaca permulaan antara siswa yang dibelajarkan melalui metode pembelajaran Struktural 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Analitik Sintetik (SAS) dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional. Perbedaan cara pembelajaran antara metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran dengan metode konvensional tentunya akan memberikan dampak berbeda terhadap hasil belajar siswa khususnya dalam membaca. Penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran menjadikan siswa lebih cepat bisa membaca. Dengan demikian hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia siswa yang dibelajarkan dengan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi lebih baik dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional.
Saran yang disampaiakan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut 1) bagi siswa dapat jadikan sebagai sumber motivasi untuk meningkatkan keterampilan membaca, 2) bagi guru dapat dijadikan pedoman untuk memilih model pembelajaran yang tepat khususnya dalam mengajar membaca, 3) bagi kepala sekolah dapat diajdikan acuan dalam mengambil kebijakan untuk mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dengan membina guru-guru agar menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, 4) bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai salah satu acuan kepustakaan dalam melakukan penelitian yang sejenis atau pada variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A Gede. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar membaca permulaan mata pelajaran bahasa indonesia anatara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan metode pembelajaran konvensional di SD Gugus V kecamatan Sukasada Tahun ajaran 2016/2017. Hal ini menunjukan hasil hipotesis uji-t yang diketahui bahwa thitung = 7,13> ttabel= 2,00. konvensional. . Selain itu dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar membaca permulaan siswa yang menggunakan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran memperoleh skor rata-rata 16,43 lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional memperoleh skor rata-rata 11,37. Ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar membaca permulaan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media presentasi pembelajaran dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional siswa kelas I di SD gugus V Kecamatan Sukasada.
Akhadiah,
Sabarti. dkk.1992. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: ANDI. Daryanto.2016 . Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media.
Dwimayanti, Ni Kd. 2013.“Penerapan Metode SAS Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dan Hasil Belajar Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD”.e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Linda
9
Purnama Sari, Kadek. 2014. “Pengaruh Metode SAS Terhadap Hasil Belajar Membaca Permulaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia”.e-Journal Mimbar PGSD Universitas Jurusan PGSD. Vol.2 No.1.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Rasana,
I Dewa Raka.2009. Laporan Sabbatical Leave Model-Model Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. Sugiyono.
2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan.Tersedia padahttp://hukum.unsrat.ac.id/uu/ uu_20_03.htm Diakses pada tanggal 7 Januari 2017. Wahyuni, Sri & Syukur Ibrahim 2012. Assemen Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Refika Aditama.
10