Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH METODE SAS BERBANTUAN MEDIA KARTU HURUF TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS SISWA KELAS II I Putu Suarmei Artana1, Ni Nyoman Garminah 2, I Kadek Suartama 3 1,2
Jurusan PGSD, 3Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri di Desa Penglatan yang dibelajarkan dengan metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode abjad tahun pelajaran 2013/2014.Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian non equivalent post-test only control group desig. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri di Desa Penglatan yang berjumlah 72 orang.Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol ditentukan dengan tekhnik cluster random sampling.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi keterampilan membaca dan menulis permulaan dengan instrument berupa lembar pengamatan dan penilaian produk.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial, dengan uji-t.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca dan menulis permulaan yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode abjad. Hal ini menunjukkan ada pengaruh positif dari metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) terhadap keterampilan siswa menulis dan membaca permulaan dibandingkan dengan metode abjad. Katakunci : metode Struktural Sintetik dan Analitik (SAS), keterampilan membaca dan menulis permulaan Abstract This reasearch have purposed to know the differances of reading and writting skills for beginner student in public elementary school grade II at Penglatan village, that have been studying by the SAS (Struktural Analitic and Sintetic) method and the student group that have been studying by the alphabet method in 2013/2014 periode. The kind of this research was a quasi experiment, which is formed by non-equivalent post-test only control group design.The population of this research was 72 students from the public school grade II at Panglatan village. The experiment and control classes have taken by cluster random sampling technique. Data on this research have convened by the result of observation on reading and writing skills for beginner with the observed paper and the resulted productinstruments. The founded data was analyzed by t-test descriptive and inference on statistic. The output of this reasearch have showed that there was a significant deference on reading and writting skills for beginner student who abreasted the SAS (Analytic and Sintetic Structure) method than student who abreasted the alphabet method. It had showed there was a positive effect of SAS (Analytic and Sintetic Structure) method on writting and reading skills for beginner than the alphabet one. Keywords :SAS (Analytic and Sintetic Structure) method, writting and reading skills for beginner
1
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) telah membawa perubahan hampir pada semua aspek kehidupan. Perubahan tersebut telah membawa peradaban manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Untuk dapat menjawab tantangan di era persaingan global, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan bernalar tinggi serta memiliki kemampuan untuk memproses informasi agar mampu mengikuti perkembangan IPTEKS tersebut. Peningkatan sumber daya manusia ini dapat dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang dikembangkan adalah aspek pendidikan yang diharapkan mampu mengantisipasi derasnya arus globalisasi. Pendidikan pun turut menentukan maju mundurnya suatu bangsa dimasa mendatang. Oleh karena itu, berkaitan dengan upaya penciptaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka alinea 4 dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia”. Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan dasar yang harus dilalui dan diperlukan bagi setiap anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Memasuki jenjang sekolah dasar anak akan dilatih dan diajarkan berbagai cara untuk mengubah pola tingkah laku mereka dari tidak bisa menjadi bisa, ataupun dari tidak tahu menjadi tahu sesuatu. Perubahan itu terjadi baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Umumnya anak yang mulai memasuki sekolah dasar telah menunjukkan kesiapan baca-tulisberhitung. Perkembangan kesiapan bacatulis-berhitung anak-anak juga berkaitan dengan perkembangan penguasaan bahasa mereka. Proses belajar atau
penguasaan bahasa anak-anak berlangsung secara terus menerus, interaktif, dan bermakna yang diperoleh dari lingkungannya. Salah satu konsep yang banyak disepakati oleh para ahli pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP) adalah konsep tentang kesiapan belajar membaca menulis (emergent literacy) Para ahli mengemukakan bahwa ada masa atau periode yang di dalamnya anak-anak perlu menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan baca-tulis-berhitung sebelum mereka belajar membaca menulis secara konvensional (Abbas, 2006). Menurut Hairudin, dkk (2007:7:30) keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh perencanaannya. Apabila perencanaan suatu kegiatan dirancang dengan baik maka kegiatan akan lebih mudah dilaksakan, terarah serta terkendali. Demikian pula halnya dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia sekolah dasar, agar pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik, maka diperlukan rencana program pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik. Selain itu, guru harus memahami kurikulum dan silabus pembelajaran yang digunakan. Keterampilan membaca dan menulis merupakan modal dasar bagi setiap orang untuk memahami berbagai ilmu pengetahuan dan informasi. Tanpa kemampuan membaca dan menulis seseorang akan sulit memahami sesuatu, termasuk dalam melaksanakan proses pembelajaran. Akhadiah dkk. (1991:22) berpendapat bahwa membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan juga memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerja sama antara sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca suatu bacaan, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Pengetahuan tersebut menyangkut konsepkonsep yang terdapat di dalam bacaan, tentang bentuk kata-kata,ungkapan, maupun struktur kalimat. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran lainnya. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis lainnnya. Akibatnya, kemajuan belajar anak juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan dikelas rendah yang dikenal dengan pelajaran membaca permulaan. Menurut Brata (2009), tujuan membaca permulaan di kelas I SD yakni agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar. Keterampilan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca lanjut (Supriyadi,1992). Dalam melaksanakan pengajaran membaca permulaan di dalam kelas dikenal berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan, yakni metode eja, metode bunyi, metode suku kata, metode kata, metode global, dan metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik). Kegiatan membaca harus dipadukan dengan kegiatan menulis, sebab ketika siswa dapat membaca huruf atau kata, siswa juga harus mampu menuliskan huruf atau kata tersebut. Dengan demikian metode yang diterapkan dalam membaca permulaan sama dengan metode menulis permulaan. Kesiapan siswa dalam membaca dan menulis tidak sama, sebab setiap siswa mengalami perbedaan perkembangan. Faktor yang membedakan kesiapan tersebut adalah tingkat intelegensi, kematangan mental, kestabilan emosional, kondisi fisik, lingkungan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, guru harus
siap memberikan pelayanan yang berbeda kepada setiap anak. Berdasarkan temuan di lapangan diperoleh bahwa siswa kelas 1 SD di Desa Penglatan memiliki keterampilan membaca dan menulis yang masih rendah. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata hasil UAS Bahasa Indonesia siswa. Selain itu, dari hasil observasi dan wawancara dengan masing-masing guru kelas 1 SD N di desa Penglatan terhadap proses pembelajaran dikelas 1 SD yang telah dilaksanakan tanggal 4 Juni 2013, bahwa masing-masing sekolah pada umumnya mengalami kendala yang hampir sama. Adapun kendala-kendala tersebut yaitu kurangnya perhatian dari orang tua, tidak semua siswa kelas I berasal dari taman kanak-kanak, ada satu anak yang berkemampuan khusus di SD Negeri 2 Penglatan, dan proses pembelajaran yang membosankan sehingga proses belajar kurang kondusif. Hal ini disebabkan karena selama proses pembelajaran berlangsung guru umumnya hanya menerapkan satu metode saja yaitu metode abjad. Padahal yang kita ketahui bahwa penggunaan metode abjad masih belum cukup memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami konsep membaca dengan baik. Dengan penggunaan metode tersebut siswa tidak mampu membunyikan lambang atau simbol bunyi, sehingga kemampuan siswa merubah simbol ke dalam bunyi yang tepat berlangsung sangat lambat. Hal ini terjadi sesuai dengan pernyataan Perfetti (1992) bahwa karena pada saat mengidentifikasi kata, siswa memerlukan informasi lain yang berasal dari pengalaman mereka untuk dapat mengenal kata. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang mampu memberikan kemudahan dalam memahami dan meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Menurut Krisnawati (2011:3) pada dasarnya metode SAS memiliki kesamaan dengan metode global dalam hal pembelajaran membaca. Proses pembelajaran diawali dengan memperkenalkan struktur kalimat sebagai dasar bagi pembelajaran membaca, dari persamaan tersebut juga ada
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
perbedaannya yaitu proses pembelajaran membaca dengan metode global tidak disertai dengan proses sintetis sedangkan SAS menuntut proses analisis dan proses sintesis. Hal ini yang menyebabkan metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik) sangat cocok diterapkan dalam mengajar membaca dan menulis permulaan yang mengandung proses analisis dan proses sintesis. Hasilpenelitianinipadadasarnyabertu juanuntukmengetahuiperbedaan keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri di Desa Penglatan Tahun Pelajaran 2013/2014, yang dibelajarkan menggunakan metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dan metode abjad. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan NonequivalenPosttest-Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri di Desa Penglatan yang terdiridari SD N 1 Penglatan, SD N 2 Penglatan, dan SD N 3 Penglatan tahun pelajaran 2013/2014.Secara keseluruhan banyaknya anggota populasi dalam penelitian ini adalah 72 orang siswa Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik clusterrandom sampling. Cara penarikan sampel menggunakan sistem undian. Untuk mengetahui apakah kemampuan siswa kelas II masing-masing sekolah setara atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan yang dianalisisdenganujibeda (uji-t). Berdasarkan hasil analisis dengan ujibeda (uji-t) pada derajatkebebasann1+n22 dantaraf signifikansi 5%diperolehdua pasangan kelompok kelas merupakan pasangan yang setara yaitu SD Negeri 1 Penglatan dengan SD Negeri 2 Penglatan dan SD N 1 Penglatan dengan SD N 3 Penglatan. Pada tahap kedua,berdasarkan uji kesetaraan, maka sekolah yang lolos uji akan diundi secara acak dari sampel yang sudah lolos uji kesetaraan, untuk menentukan sekolah yang akan dijadikan
sebagai tempat penelitian. Dari hasil undian diperoleh pasangan SD N 1 Penglatan dengan SD N 2 Penglatan. Selanjutnya sekolah yang telah terpilih kembali diundi secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian, maka diperoleh kelas II SD N 1 Penglatan sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dan kelas II SD N 2 Penglatan sebagai kelas kontrol yang mendapat perlakuan metode abjad. Penelitian ini menyelidiki pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel terikat (dependent). Variabel bebas (independent) adalah motode pembelajaran. Variabel metode pembelajaran terdiri dari dua jenis yaitu metode SAS dan metode abjad, sedangkan variabel terikat adalah keterampilan membaca dan menulis permulaan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi. Instrument yang digunakan adalah lembar pengamatan dan penilaian produk. Keterampilan membaca dan menulis dievaluasi pada setiap pertemuan dan penskorannya menggunakan acuan menurut Abbas (2006) yang telah dimodifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan, dikemukakan hal-hal sebagai berikut: deskripsi data hasil penelitian, analisis uji varian, uji hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Hasil post-test terhadap 22 orang siswa kelompok eksperimen menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 28 dan skor terendah adalah 24.. Sebelum menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi maka ditentukan terlebih dahulu rentangan dan interval data keterampilan membaca dan menulis siswa kelompok eksperimen. Deskripsi hasil perhitungan mean, median, dan modus dapat dilihat pada lampiran. Mean, median, modus dari keterampilan membaca dan menulis siswa kelompok eksperimen selanjutnya disajikan ke dalam kurva poligon berikut. Tujuan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
8 7 6 5 4 3 2 1 0 20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
Interval
Gambar 4.1 Kurva Poligon Data Keterampilan Membaca dan Menulis Siswa Kelompok Eksperimen
Skor Mean (M), Median (Me), Modus (Mo) digambarkan dalam grafik poligon tampak bahwa kurve sebaran data kelompok siswa yang mengikuti Metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik) merupakan juling negatif karena Mo > Me > M (79 > 78,7> 78,48). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa kelompok eksperimen cenderung tinggi. Berdasarkan analisis data bahwa mean keterampilan berbicara siswa kelompok eksperimen dengan menggunakan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) adalah 78,48.Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima berada pada kategori tinggi. Hasil post-test terhadap 16 orang siswa kelompok kontrol menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 26 dan skor terendah adalah 19. Sebelum menyajikan data ke dalam tabel distribusi frekuensi maka
ditentukan terlebih dahulu rentangan dan interval data keterampilan membaca dan menulis siswa kelompok kontrol. Mean, median, modus keterampilan membaca dan menulis siswa kelompok kontrol selanjutnya disajikan ke dalam kurva poligon. Tujuan penyajian data ini adalah untuk menafsirkan sebaran data keterampilan membaca dan menulis siswa pada kelompok kontrol. Hubungan antara mean (M), median (Md), dan modus (Mo) dapat digunakan untuk menentukan kemiringan kurva poligon distribusi frekuensi.
Frekuensi
Frekuaensi
penyajian data ini adalah untuk menafsirkan sebaran data keterampilan berbicara siswa pada kelompok eksperimen. Hubungan antara mean (M), median (Md), dan modus (Mo) dapat digunakan untuk menentukan kemiringan kurva poligon distribusi frekuensi.
8 7 6 5 4 3 2 1 0 20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
Interval
Gambar 4.2 Kurva Poligon Data Keterampilan Membaca dan Menulis Siswa Kelompok Kontrol
Skor mean (M), Median (Me), Modus (Mo) digambarkan dalam grafik poligon tampak bahwa kurve sebaran data kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional merupakan juling positif karena Mo < Me < M (48,35 < 51,5 < 52,62). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa kelompok kontrol cenderung rendah. Analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data keterampilan membaca dan menulis siswa kelompok eksperimen dan kontrol pada Tabel.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 4.1 Menghitung Normalitas Data Keterampilan Membaca dan MenulisKelas Eksperimen Mean = 25, 75 Standar deviasi = 3,381 n = 22 Tabel Kerja Perhitungan Normalitas Luas Tiap
Batas Kelas Kelas
Z
F(z)
Kelas
Fe
fo
0
0
2
41.54254545
0.004
0.088
3
96.36072727
0.004
0.088
4
173.9061818
0.004
0.088
6
397.1789091
7
542.9061818
22
1251.894545
Interval (X) 20 - 21
Interval
19.5
22 – 23
-0.02
21.5
24 - 25
-0.01
23.5
26 – 27
0.492
-0.01
25.5
28 – 29
0.492
0.496
0.00
27.5
0.5
0.01
0.504
Jumlah
Memasukandata ke Square χ2 = ∑
fe )2
( f0 fe
dalam
rumus
Chi
= 0+ 96.36+ 173.90+
H0 diterima. Jadi, skor pemecahan masalah sosial berdistribusi normal Menarik Kesimpulan Berdasarkan taraf signifikansi 5% dapat dinyatakan bahwa Skor Hasil Pemecahan Masalah Sosial kelompok kontrol berdistribusi normal.
397.17 = 667.53 Menguji harga Statistik Kaidah: 2
tab , maka sebaran data Jika hit berdistribusi normal. 2
Contoh Cara perhitungan:
2
2
tab , maka sebaran data Jika hit tidak berdistribusi normal.
Dengan dk = 6 – 2 – 1 = 3 pada tabel χ2 untuk taraf sinifikansi 5% = 7,815 Dengan demikian, harga χ2hitung = 667.53< harga χ2tab = 7,815 sehingga
z=
X
X SD
19,5 22 3,316
2,5 3,316
0,75
Untuk z = -0,75 F(z) dapat dihitung dengan melihat tabel z, Untuk nilai z = - 0,75 z tabel = 0,4131. Jika z minus, maka luas setengah daerah (0,5) dikurangi 0,4738. Jika z positif, maka 0,5 ditambah bilangan tabel z.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) F(z) = 0,5 – 0.492= 0,008 Dengan cara yang sama untuk z = -0,75 F(z) = 0,5 – 0.492= 0,008 Untuk menentukan luas interval dengan batas 19,5 sampai 29,5 adalah 0,008 0.492= - 0,484
Untuk mencari luas fe = luas tiap interval dikalikan n = 0,13 × 22 = 2,86 Fo telah diketahui = 7
22 667.53) 2 = = 624,75 667.53
Tabel 4.2 Menghitung Normalitas Data Keterampilan Membaca dan Menulis Kelas Kontrol Mean = 22,5 Standar deviasi = 3,316 n = 16 Tabel Kerja Perhitungan Normalitas
Batas
Luas Tiap
Kelas Kelas
Z
F(z)
Kelas
Fe
Fo
0.004
0.064
7
751.689
0.004
0.064
4
242.064
0.004
0.064
2
58.564
0.004
0.064
2
58.564
0.004
0.064
1
13.689
16
1124.57
Interval (X) 20 - 21
Interval
19.5
22 – 23
-0.01
21.5
24 - 25
0.00
23.5
26 – 27
0.496
0.01
27.5
30 – 31
0.492
0.00
25.5
28 – 29
0.488
0.5
0.02
29.5
0.504
0.0218
0.508 Jumlah
Memasukandata ke Square χ2
=
∑
dalam
fe )2
( f0 fe
=
rumus 751.689
242.064+ 58.564 + 58.564+ 13.689 = 1124.57 Menguji harga Statistik Kaidah:
Chi +
2
2
2
2
tab , maka sebaran data Jika hit berdistribusi normal. tab , maka sebaran data Jika hit tidak berdistribusi normal.
Dengan dk = 6 –2 – 1 = 3 pada tabel χ2 untuk taraf sinifikansi 5% = 7,815. Dengan demikian, harga χ2hitung = 7,084 < harga χ2tab = 7,815 sehingga
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
H0 diterima. Jadi, skor pemecahan masalah sosial berdistribusi normal Menarik Kesimpulan Berdasarkan taraf signifikansi 5% dapat dinyatakan bahwa Skor Hasil Pemecahan Masalah Sosial kelompok eksperimen terdistribusi normal. Contoh Cara perhitungan: z=
X
X SD
19,5 0,488 3,381
19,12 5,63 3,381
Untuk z = 5,63, F(z) dapat dihitung dengan melihat tabel z, Untuk nilai z = 5,63z tabel = 0,2088. Jika z minus, maka luas setengah daerah (0,5) dikurangi 0,2088. Jika z positif, maka 0,5 ditambah bilangan tabel z. F(z) = 0,5 – 0,2088= 0,2912
Dengan cara yang sama untuk z = 5,63F(z) = 0,5 – 0,2912 = 0,2088 Unttuk menentukan luas interval dengan batas 19,5 sampai 28,5 adalah 0.064 0.004 = 0,06 Untuk mencari luas fe = luas tiap interval dikalikan n = 0.064× 16 = 1,024 Fo telah diketahui = 7
(7 (1,024) 2 = = 5,812 1,024 4.2.1 Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhit< Ftab. Rangkuman hasil uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel.
Tabel 4.3Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Varians dengan Uji F Sampel Mean SD Varian Fhitung 25, 75 Kelas 3,381 113064,06 Eksperimen 1,096 Kelas Kontrol 22,5 3,316 103092,54
Hasil analisis, pada tabel 4.7 dengan diperoleh Fhitung = 667,53 dan Ftabel = 7,815 dengan taraf signifikasi 5%. Dengan demikian varians antar kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak homogen. 4.3 Uji Hipotesis Uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data keterampilan membca dan menulis siswakelompok eksperimen dan kontrol
FTabel
Kesimpulan
1,68
Homogen
adalah normal dan tidak homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumusseparated varians dengan kriteria H0 tolak jika thit> ttab dan H0 terima jika thit < ttab. Rangkuman uji hipotesis disajikan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4Ringkasan Hasil Uji-T Sampel Tak Berkorelasi/Independent Kelas Varians N Db thitung Kelas 22 667,83 Eksperimen 53 14,95 Kelas 16 7,86 Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan ujit, diperoleh thit sebesar 14,95. Sedangkan, ttab dengan db = 53 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,006 Hal ini berarti, thit lebih besar dari ttab (thit> ttab) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat
ttabel
Kesimpulan
2,00575
thitung> ttabel H0 ditolak
diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dan kelompok siswa yang belajar dengan metode Abjad pada siswa kelas II SDN 2
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dan 1 Penglatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Pembahasan pada penelitian ini memaparkan keterampilan berbicara siswa pada kelompok yang belajar menggunakan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) maupun dengan siswa yang belajar menggunakan metode abjad. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan membaca dan menulis siswa yang dicapai dengan menggunakan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) berbeda dengan siswa yang belajar menggunakan metode abjad. Secara deskriptif, kelompok yang belajar menggunakan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) memiliki nilai rata-rata keterampilan membaca dan menulis 2,5 sedangkan kelompok yang belajar menggunakan metode abjad memiliki nilai rata-rata keterampilan membaca dan menulis sebesar 25,75. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan membaca dan menulis siswa yang belajar menggunakan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) lebih tinggi daripada siswa yang belajar menggunakan metode abjad. Dari hal tersebut membuktikan bahwa Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dapat mempengaruhi keterampilan membaca dan menulis siswa. Hal itu dapat terlihat dari grafik poligon dari data kelas Eksperimen dan Kontrol. Kelas eksperimen yang mendapat perlakuan dengan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) terbukti berada pada kategori tinggi, sedangkan kelas kontrol yang mendapat pembelajaran dengan metode abjad berada pada kategori rendah. Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis yang diajukan, yaitu terdapat perbedaan keterampilan membaca dan menulis siswa antara kelompok yang belajar menggunakan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dengan kelompok yang belajar menggunakan metode abjad. Secara teoritis, Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) pada umumnya dapat dipahami sebagai metode pembelajaran yang setidaknya terdapat lima komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran SAS yaitu, structural, analitik, dan sintetikyang berhubungan dengan
sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Relevance berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan sekarang atau yang akan datang. Interest berhubungan dengan minat atau perhatian siswa. Bahan pelajaran yang menarik perhatian siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena dengan adanya minat belajar siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Assessment merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Jadi evaluasi tersebut tidak hanya memberi keuntungan kepada guru melainkan juga kepada siswa untuk mengetahui kemampuan diri mereka sendiri. Kelebihan metode SAS dari metode lain dapat dilihat dari beberapa pendapat yaitu menurut Abbas (2006) bahwa metode SAS adalah metode pembelajaran membaca permulaan yang dimulai dengan langkah bercerita sambil menunjukan gambar pendukung kemudian pendapat dari Suparman (dalam Adnyana, 2006) bahwa ada tiga teori yang melandasi pengembangan metode SAS yakni Landasan linguistik bahwa itu ucapan bukan tulisan, landasan pedagogik mengembangkan potensi dan pengalaman anak, landasan Psikologis bahwa pengamatan pertama bersifat global. Berdasarkan pemaparan diatas baik secara teoritis maupun operasional empirik, dapat dikatakan bahwa keterampilan membaca dan menulis siswa yang belajar menggunakan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) lebih tinggi daripada metode abjad. Adanya perbedaan yang signifikan meunjukkan bahwa penerapan Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) berpengaruh terhadap keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.Terdapat perbedaanketerampilan membaca dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
menulis permulaan yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode abjad. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan metode Struktural Analitik danSintetik (SAS) berpengaruh positif terhadap keterampilan siswa menulis dan membaca permulaan dibandingkan dengan metode abjad. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Hasil penelitian ini hendaknya dimanfaatkan oleh seluruh siswa kelas II SD Negeri 1 dan 2 Penglatan untuk menambah pengetahuan tentang cara belajar yang efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan khususnya menggunakan metode SAS, disarankan bagi guru-guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang inovatif khususnya metode SAS dan didukung suatu teknik belajar yang relevan untuk dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa dan disarankan bagi peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dalam bidang Bahasa Indonesia maupun bidang ilmu lainnya, agar memperhatikan kendalakendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. DAFTAR RUJUKAN Abbas, Saleh. 2006. Suplemen Materi Ajar, pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah. Singaraja: Pendidikan dasar FIP IKIP Negeri Singaraja. Akhadiah, dkk. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.
Hairudin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Krisnawati, Kadek. 2011. Penggunaan Metode SAS (struktural analitik dan sintetik) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I Semester II SD Negeri No.2 Denbantas-Tabanan Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undhiksa. Supriyadi, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.