e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENGARUH METODE GLOBAL BERBANTUAN MEDIA KARTU HURUF TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN KELAS I SD Luh Putu Ratna Dewi1, I Komang Sudarma2, Ign. I Wyn. Suwatra3 1,3 Jurusan
PGSD, 2Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan membaca permulaan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf pada siswa kelas I SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain non-equivalent pottest only control group design. Populasi penelitian ini adalah kelompok siswa kelas I SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng yang berjumlah 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 162 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik sample random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode nontes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berbentuk lembar pengamatan (observasi). Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu dengan menghitung mean, median, modus, dan standar deviasi serta analisis statistik inferensial yaitu menggunakan uji-t (polled varians). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca permulaan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu. Temuan yang diperoleh yaitu pembelajaran menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf membuat siswa aktif dan termotivasi dalam belajar. Selanjutnya langkah-langkah metode global dapat mempermudah siswa dalam membaca. Kata kunci: metode global, keterampilan membaca permulaan.
Abstract This research aims to know the difference between a group of beginning reading skills of students who follow learning using the method of global media card letters and assisted the group of students who follow learning does not use a global method assisted media card letters on grade I elementary school in cluster IV sub district of Buleleng years lessons
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
2016/2017. This research is quasi experiment research to the design of non-equivalent control group design only posttest. The population of this research is a group of grade I elementary school in cluster IV sub district of Buleleng that totaled 6 class with the number of students as much as 162 people. The determination of the sampling done by the technique of sample random sampling. The collection of data in this study was done using the nontes method. Data collection instrumens used observation. The collected data were analyzed usin descriptive statistical analysis is to calculate the mean, median, mode, and standard deviation as well as statistical analysis of inferensial using test-t (polled variance). The result of hypothesis testing indicate that there is a difference between a group of beginning reading skills of students who follow learning method using assisted global media card letters and group of students who follow learning does not use a global method assisted media card. The findings obtained learning method using assisted global media card letters make students active and motivated in learning. Next steps in the global methods can facilitate students in reading. Key words : global method, skill read f beginning.
PENDAHULUAN Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar merupakan pondasi yang amat penting untuk membekali siswa melangkah pada jenjang pendidikan selanjutnya. Setiap pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan ini mengarah pada pembentukan pondasi akademik siswa yang kokoh. Susanto (2013:83) menyatakan bahwa “tujuan dari proses pendidikan di Sekolah Dasar yaitu agar siswa mampu memahami potensi diri, peluang dan tuntutan lingkungan serta merencanakan masa depan melalui pengambilan serangkaian keputusan yang paling mungkin bagi dirinya”. Salah satu proses pembelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar adalah Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan masyarakat Indonesia (Depdiknas, 2006). Dalam
kebijakan pendidikan, Bahasa Indonesia diajarkan sejak anak usia dini. Hal ini disebabkan pengajaran tersebut dapat memberikan keterampilan dasar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Depdiknas (2006:317) menyatakan bahwa “pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis”. Zuchdi & Budiasih (1996) mengungkapkan bahwa keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa di Sekolah Dasar agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pengajaran membaca di Sekolah Dasar menjadi sangat penting. Pembinaan keterampilan membaca secara formal dilaksanakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Zuchdi dan Budiasih (1996:50) berpendapat bahwa “keterampilan membaca permulaan akan sangat 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut”. Membaca permulaan merupakan tahap awal anak dalam proses belajar membaca. Membaca permulaan sebagai keterampilan dasar membaca siswa dan alat bagi siswa untuk mengetahui makna dari isi mata pelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Semakin cepat siswa dapat membaca makin besar peluang untuk memahami isi makna mata pelajaran di sekolah. Sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan berikutnya maka keterampilan membaca permulaan harus benar-benar diperhatikan oleh guru. Namun kenyataannya, keterampilan membaca permulaan siswa belum sesuai harapan, termasuk di Sekolah Dasar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di enam sekolah pada tanggal 9-10 Januari 2017 terhadap siswa kelas I di Gugus IV Kecamatan
Buleleng dengan nilai rata-rata 60,96 tergolong masih rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu nilai rata-rata 65 dan persentase rata-rata kelas 65% (standar ketuntasan minimal di Gugus IV Kecamatan Buleleng). Hal ini ditunjukkan dari hasil ulangan umum semester I. Selain itu, dari hasil wawancara dengan masing-masing guru kelas I SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng bahwa masingmasing sekolah pada umumnya memiliki kendala yang hampir sama seperti tidak semua siswa kelas I berasal dari taman kanak-kanak. Rentangan nilai rata-rata tersebut adalah 55,28 sampai 60,38. Jika mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP), Maka rentangan nilai rata-rata keterampilan membaca permulaan berada pada kategori rendah. Berikut merupakan Tabel 1.2 kriteria penilaian acuan patokan (PAP).
Tabel 1.2 Kriteria Penilaian Acuan Patokan
siswa. Siswa perlu belajar membaca dengan cara mengupas kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Bertolak dari permasalahan tersebut, maka diperlukan cara atau metode membaca yang dapat memotivasi, mengembangkan imajinasi, membuat siswa lebih aktif dan mau mengeluarkan seluruh keterampilannya untuk membaca. Metode alternatif yang dapat dilakukan adalah menggunakan metode global. Hairuddin dkk, (2007) menyatakan bahwa metode global adalah metode kalimat. Dalam metode ini disajikan pertama kali kepada murid adalah kalimat seutuhnya. Kalimat tersebut dituliskan di bawah gambar yang sesuai dengan isi kalimatnya. Gambar itu ditunjukkan untuk mengingatkan murid kepada
Presentase Penguasaan 90-100 80-89 65-79 55-64 00-54
Kategori Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Pembelajaran yang demikian disebabkan karena metode pembelajaran membaca yang diterapkan kurang inovatif. Dalam pembelajaran membaca lebih sering dilakukan melaui metode abjad yang dirasa kurang efektif. Perlu metode pembelajaran membaca permulaan yang lebih cocok dengan kondisi 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
kalimat yang ada dibawahnya. Setelah berkali-kali membaca, murid dapat membaca kalimat-kalimat itu secara global tanpa gambar. Adapun langkah-langkah menggunakan metode global adalah sebagai berikut: (1) memperkenalkan gambar dan kalimat, (2) menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, (3) kata menjadi suku kata, (4) suku kata menjadi huruf-huruf. Dengan pengenalan kalimat, kata, suku kata dan huruf siswa diharapkan dapat membaca kata-kata dan kalimat yang mengandung huruf-huruf tersebut. Pembelajaran dengan menggunakan metode global ini mudah diterapkan, seorang guru hanya melatih siswa membaca dengan metode global secara utuh dengan disajikannya kalimat menggunakan gambar yang menarik perhatian siswa. Dengan gambar yang menarik tersebut ada keinginan siswa dalam belajar membaca. Jadi, dengan adanya metode ini diharapkan ada perubahan yang terjadi pada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan keterampilan membaca yang diinginkan siswa, guru, sekolah, maupun orang tua siswa. Disamping itu penerapan metode global tersebut akan disertakan penggunaan media kartu huruf dalam proses pembelajarannya. Media kartu huruf adalah salah satu media pembelajaran yang berupa potongan-potongan kartu yang berbentuk persegi panjang yang bertuliskan suatu simbol atau huruf. Sebagaimana dikemukakan Dyah (2010:35) menyatakan bahwa “media kartu huruf adalah abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media baik karton, kertas maupun triplek”. Media kartu huruf bertujuan untuk membantu anak agar lebih mudah merangkai suku kata
menjadi kata kemudian menjadi kalimat yang bermakna. Kelebihan dari media kartu huruf ini adalah mudah dibawa, praktis, mudah diingat, dan menyenangkan. Diharapkan dengan adanya media ini siswa antusias dalam belajar. Untuk itu, dalam memilih media kartu huruf yang akan digunakan hendaknya harus disesuaikan dengan tingkat keterampilan siswa, sehingga dalam proses pembelajaran lebih kondusif. Berdasarkan data yang ditemukan dilapangan maka dilakukan penelitian prosedur eksperimen yang berjudul “Pengaruh Metode Global Berbantuan Media Kartu Huruf Terhadap Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017”. METODE Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian eksperimen semu (quasi experiment) karena tidak semua variabel (gejala yang muncul) dan kondisi eksperimen dapat dikontrol secara ketat. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent pot-test only control group design. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Agung, 2014:163). Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan metode global berbantuan media kartu huruf dan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah kelompok siswa kelas I Sekolah Dasar di Gugus IV Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Uji kesetaraan 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
penelitian ini menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A). Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat bahwa harga Fhit lebih kecil daripada Ftab (Fhit< Ftab) pada taraf siginifikansi 5%, yaitu Fhit sebesar 1.30 sedangkan nilai Ftab pada dbantar = 5 dan dbdal = 157 adalah 2.29. Maka, H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan keterampilan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng.Ini dapat diinterpretasikan bahwa keterampilan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa di kelas I di Gugus IV Kecamatan Buleleng adalah setara. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan yaitu sampel acak sederhana (sample random sampling). Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik undian. Dari dua sekolah akan dirandom untuk menentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Dari dua kelas yang terpilih, ditetapkan satu kelas sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf dan satu kelas sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan pembelajaran tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf. Berdasarkan hasil pengundian yang menjadi sampel penelitian adalah kelompok siswa kelas I SD Negeri 1 Alasangker dengan jumlah 32 orang dan kelompok siswa kelas I SD Negeri 2 Penglatan dengan jumlah 29 orang. Dari dua kelas yang terpilih tersebut kemudian dirandom lagi untuk menentukan kelas yang mendapatkan perlakuan menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf dan kelas yang mendapat pembelajaran tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf. Adapun
kelas yang mendapat perlakuan menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf adalah kelas I SD Negeri 1 Alasangker, sedangkan kelas yang tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf adalah kelas I SD Negeri 2 Penglatan. Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data yang dibutuhkan agar dapat diolah dan disajikan sesuai masalah yang dihadapi dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data keterampilan membaca permulaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi (pengamatan). Sifat data yang dikumpulkan yaitu berupa skor (interval). Selanjutnya, berkaitan dengan instrumen penelitian, berikut ini dijelaskan mengenai definisi operasional variabel penelitian dan kisi-kisi instrumen penelitian. Data keterampilan membaca permulaan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mean (rata-rata), median, modus dan standar deviasi, Sedangkan statistik inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel bagi populasi. Statistik inferensial ini digunakan untuk menguji hipotesis melalui uji-t yang diawali dengan analisis prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh mean nilai kelompok posttest eksperimen adalah 19,37, nilai median diperoleh hasil 20,00, modus diperoleh hasil 21,1 dan standar deviasi adalah 3,88. Mean, median, 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
modus hasil post test siswa kelompok eksperimen selanjutnya disajikan ke dalam grafik poligon. Nilai post-test kelompok eksperimen dapat divisualisasikan dalam bentuk seperti pada gambar 01.
post test kelompok kontrol Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi2 kuadrat, diperoleh hitung sebesar 2 1,445 dan tabel dengan dk 6 – 2 – 1 = 3 dan taraf signifikansi 5% 2 adalah 7,815. Hal ini berarti, 2 2 hitung lebih kecil dari tabel ( 2 hitung < tabel ), sehingga data hasil keterampilan membaca permulaan siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Diketahui Fhitung hasil post test kelompok eksperimen dan kontrol adalah 1,23, sedangkan Ftabel adalah 1,86 dengan dkpembilang = 31, dkpenyebut = 28, dan taraf signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa varians data hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Homogen. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca permulaan antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf dan kelompok siswa yang tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf. Hal tersebut ditunjukkan oleh perbedaan rata-rata skor dan hasil uji t. Perbedaan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut. Pertama, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode global diperkenalkan dengan gambar. Selama proses pembelajaran berlangsung, semua siswa aktif dan termotivasi dalam belajar, karena dalam proses pembelajarannya disajikan kalimat yang dituliskan dibawah gambar. Gambar tersebut
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 8.5 11.5 14.5 17.5 20.5 23.5 Mo = 21,1
Gambar 01. Grafik polygon data hasil post test kelompok eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh mean nilai kelompok posttest kontrol adalah 15,51, nilai median diperoleh hasil 14,25, modus diperoleh hasil 12,48 dan standar deviasi adalah 4,30. Mean, median, modus hasil post test siswa kelompok kontrol selanjutnya disajikan ke dalam grafik poligon. Nilai post-test kelompok kontrol dapat divisualisasikan dalam bentuk seperti pada gambar 02.
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 7.5 10.5 13.5 16.5 19.5 22.5 M=15,51
Gambar 02. Grafik polygon data hasil 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
ditunjukkan untuk mengembangkan imajinasi siswa dalam membaca, disamping itu gambar berfungsi untuk menarik perhatian dan memberikan stimulus kepada siswa sehingga dapat merangsang percakapan siswa, mendidik sifat anak, memperkenalkan kata-kata baru dan menyajikan polapola kalimat. Dengan demikian, perhatian siswa meningkat sehingga keterampilan membaca permulaan siswa pun menjadi lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Anggarini (2012) menyatakan bahwa “Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran”. Media gambar disini dimaksudkan untuk memudahkan siswa memahami dan mengerti suatu pembelajaran di dalam membaca. Penggunaan media gambar secara efektif di sesuaikan dengan tingkatan siswa, baik dalam besarnya gambar, warna dan latar belakang. Kedua, langkah-langkah metode global dapat memenuhi tuntutan jiwa siswa yang memiliki sifat ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di luar dirinya, menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya, menuntun siswa untuk berpikir analitis dengan cara membiasakannya ke arah pendekatan, dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, siswa dapat lebih mudah mengikuti prosedur pembelajaran dengan cepat dapat menguasai keterampilan membaca pada kesempatan berikutnya, berdasarkan landasan linguistik,
metode ini menolong siswa untuk menguasai bacaan dengan lancar. Metode global merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan guru berperan sebagai fasilitator dan mediator, Sedangkan siswa secara aktif menggali pengetahuannya sendiri melalui belajar membaca yang diawali dengan menguraikan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Dengan demikin keterampilan membaca permulaan siswa dapat meningkat. Hal ini sependapat dengan Rahmatina (2013) menyatakan bahwa metode ini juga membuat siswa aktif untuk menemukan huruf, suku kata, kata, dalam sebuah kalimat utuh dengan perasaan senang karena belajar dalam bentuk kelompok kecil. Jika siswa belajar dengan perasaan senang, maka tujuan pembelajaran membaca permulaan dapat tercapai dengan baik. Ketiga, Penggunaan media kartu huruf dapat membantu anak agar lebih mudah merangkai suku kata menjadi kata kemudian menjadi kalimat yang bermakna. Sebelum memulai pembelajaran guru sudah mempersiapkan media kartu huruf dengan jumlah yang cukup, sehingga dengan adanya media kartu huruf ini, siswa terlihat aktif dan antusia dalam belajar, selain itu media kartu huruf mudah dibawa, praktis, mudah diingat dan menyenangkan. Dengan demikian, siswa lebih mudah memahami huruf dan keterampilan membaca permulaan menjadi lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Susilana dan Riyana (2008) menyatakan bahwa “kelebihan media kartu huruf adalah mudah dibawa karena bentuknya tidak terlalu besar, praktis, gampang diingat dan menyenangkan”. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Rakhmawati (2013) yang menemukan bahwa penggunaan media kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa, sehingga siswa menjadi senang dalam belajar membaca, karena penggunaan media kartu huruf pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca permulaan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf dengan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf pada siswa kelas I SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan uji-t (thitung= 3,70 > ttabel = 2,00). Penggunaan metode global berbantuan media kartu huruf berpengaruh positif terhadap keterampilan membaca permulaan siswa. Dari hasil perhitungan diketahui rata-rata keterampilan membaca permulaan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf adalah 19,37 dan rata-rata keterampilan membaca permulaan siswa yang mengikuti pembelajaran tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu hurufa dalah 15,51.
PENUTUP Kelemahan membaca disebabkan karena kurangnya metode yang digunakan guru dan kurangnya media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan membaca permulaan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode global berbantuan media kartu huruf dengan tidak menggunakan metode global berbantuan media kartu huruf. Manfaat dari hasil penelitian ini yaitu dapat memberi kontribusi terhadap pengembangan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dirancang dengan desain non-equivalent pot-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok siswa kelas I SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng. Uji kesetaraan populasi dilakukan menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A). Selanjutnya, penentuan sampel dilakukan dengan teknik sampel acak sederhana (sample random sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor keterampilan membaca permulaan pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 19,37 dan berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan rata-rata skor kelompok kontrol sebesar 15,51 dan berada pada kategori tinggi pada skala lima teoretik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung sebesar 3,70. Sedangkan, ttabel dengan dk 32+29-2 = 59 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,00.
DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Amin, Rahmatina (2013). “Penerapan Media Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Negeri 1 Bunutin Bangli”. ejurnal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/in dex.php/JJPGSD/article/view/1 441/1302. Diakses pada tanggal 05 mei 2017. 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Anggarini (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarification Technique Berbantuan Media Gambar Terhadap Nilai Karakter Siswa Kelas V Sd Gugus VI Tajun”. e-jurnal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Tersedia pada http://ejournal.undiksha.ac.id/in dex.php/JJPGSD/article/view/8 65/737. Diakses pada tanggal 05 mei 2017. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tentang Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Ekasari, Dyah. 2010. Media Pembelajaran Berbasis Animasi untuk Anak Tuna Rungu. Tersedia pada http://blog.elearning.unesa.ac.i d/dyahekasari/mediapembelajaran-berbasisanimasi-untuk-anak-tunarungu. Diakses pada tanggal 01 Maret 2017. Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri. Zuchdi, Darmiyati. Dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di KelasRendah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
9