PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja ,Desa Glawan Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang) Tahun 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I ) Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh : SITI QOMARIYAH NIM : 114 08303 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA TAHUN 2010 PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 i
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : SITI QOMARIYAH NIM: 114 08303
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TIGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 (tiga) eksemplar Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb. Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama
: Siti Qomariyah
NIM
: 114 08 303
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi
: Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010)
Untuk diujikan dalam sidang Munaqasah Skripsi Demikian untuk dijadikan periksa. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Pembimbing
Drs. Mubasirun, M.Ag.
iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara Siti Qomariyah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408303 yang berjudul Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010, telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga pada Sabtu 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I ).
Salatiga, 28 Agustus 2010 Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1002
Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. NIP. 19670112 199203 1005
Penguji I
Penguji II
Drs. Juz’an, M. Hum. NIP. 19611024 198903 1001
Hammam, M. Pd. NIP. 19730610 200003 1001
iv
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: http://www.stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
DEKLARASI
Dengan penuh rasa tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain
diluar
referensi
yang
penulis
cantumkan,
maka
penulis
sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqasah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 4 Agustus 2010 Penulis
Siti Qomariyah NIM : 114 08 303
v
MOTTO
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S Luqman : 18)
Janganlah kamu menjadi orang yang mudah menyerah atas masalah dan tantangan dalam hidupmu, tetapi hadapi dan selesaikanlah masalah serta tantangan, sehingga engkau termasuk orang-orang yang berhasil.
PERSEMBAHAN Hasil karya ini kupersembahkan untuk: 1 Ibu tercinta yang telah memotivasi dalam belajar hingga lulus. 2. Suami tercinta yang selalu memberikan dorongan dan semangat demi tercapainya citacita. 3. Anak-anakku tersayang. 4. Teman-teman senasib seperjuangan. 5. Almamater STAIN Salatiga.
vi
ABSTRAK Siti Qomariyah. 2010. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak (Studi Kasus Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Mubasirun, M.Ag Kata kunci
: Keharmonisan Keluarga dan Akhlak Remaja
Penelitian ini berjudul Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja, (Studi kasus pada remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010). Permasalahan dalam penelitian ini apakah ada pengaruh antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang,
Tahun 2010. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok, sedangkan metode observasi,interview, dan dokumentasi sebagai metode pendukung. Data yang diperoleh dari hasil angket kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data korelasi product moment.Dari hasil penelitian, diperoleh nilai r XY untuk korelasi antara keharmonisan keluarga dengan akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010 sebesar 0,578 Setelah dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikasi 5% dengan N=26 sebesar 0,388 dan taraf signifikasi 1% = 0,496 ternyata hasil rXY lebih besar daripada harga r tabel Product moment. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan pada bab I yang mengatakan bahwa “Ada pengaruh positif antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010” diterima.
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010” ini diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan melanjutkan Strata I. 2. Drs. Djoko Sutopo, Ketua Program Studi Ekstensi yang telah memberiakan kesempatan melanjutkan Strata I. 3. Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., Pembantu Ketua I, yang telah memberikan kemudahan dalam perijinan penelitian. 4. Drs. Mubasirun, M. Ag., Dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan pengertian sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai rencana. 5. M. Rois Rosidi Kepala Desa Glawan beserta perangkatnya yang telah membantu dan memberikan ijin tempat penelitian. 6. Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, yang telah membantu penulis dalam pengisian skala keharmonisan keluarga dan akhlak remaja, dengan memberikan jawaban memperlancar penelitian. viii
yang sebenarnya,sehingga dapat
7. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Salatiga, 4 Agustus 2010. Penulis
Siti Qomariyah NIM : 114 08 303
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL ........................................................................
i
HALAMAN LOGO .............................................................................
ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................
vi
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
viii
ABSTRAK ...........................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..........................................................................
x
DAFTAR ISI ........................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................
5
C. Tujuan Penelitian .........................................................
6
D. Hipotesis Penelitian ......................................................
6
E. Manfaat Penelitian ........................................................
7
F. Definisi Operasional ......................................................
8
G. Metode Penelitian .........................................................
10
H. Sistematika Penulisan Laporan ......................................
21
x
BAB II
KEHARMONISAN KELUARGA DAN AKHLAK A. Keharmonisan Keluarga ................................................
23
1. Pengertian Keharmonisan Keluarga .........................
23
2. Faktor – factor Penyebab Keluarga Harmonis ..........
24
3. Faktor – factor Penyebab Keluarga Tidak Harmoni .
25
4. Aspek – aspek Keharmonisan Keluarga ...................
26
5. Dampak Keluarga Tidak Harmonis…………………
29
B. KONSEP AKHLAK .....................................................
32
1. Pemahaman Tentang Akhlak ..................................
32
2. Remaja dan Akhlak .................................................
36
3. Pandangan Agama Terhadap Narkoba……………..
44
4. Korban Akibat Penyalahgunaan Narkoba dan Minu man Keras ...............................................................
45
C. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Re maja …………………………………………………… BAB III
BAB IV
45
LAPORAN HASIL PENELITIAN a. Gambaran Umum Desa Glawan ....................................
51
b. Penyajian Data .............................................................
58
1. Keadaan Umum Responden ....................................
58
2. Variasi Jawaban Responden ....................................
60
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ..........................................................
73
B. Analisis Kedua .............................................................
78
C. Analisis ketiga ..............................................................
84
xi
D. Uji Hipotesis ................................................................ BAB V
88
PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................
89
B. Saran-saran ...................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
91
LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
Luas Wilayah dan Penggunaannya........................
Tabel 2
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Tabel 3 Tabel 4
52
Dan Jumlah KK Desa Glawan…………………………
53
Agama dan Kepercayaan penduduk Desa Glawan.........
54
Kondisi Keluarga Harmonis dan Tidak Harmonis..........
55
Tabel 5
Keadaan Remaja Desa Glawan.........................
56
Tabel 6
Kualitas Angkatan Kerja Remaja Desa Glawan………..
56
Tabel 7
Remaja yang Suka Mengkonsumsi Minuman Keras dan Suka Menonton VCD Porno……………………………
57
Tabel 8
Faktor – factor yang Menyebabkan Remaja Setres…….
58
Tabel 9
Daftar Nama Responden...................................................
59
Tabel 10
Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Keharmonisan Keluarga.............................................
Tabel 11
61
Skor Jawaban Responden Variabel Keharmonisan Keluarga...........................................
63
Tabel 12
Kriteria Nilai dari Variabel Keharmonisan Keluarga…..
65
Tabel 13
Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Akhlak Remaja……………………………………..
Tabel 14
Tabel 15
67
Skor Jawaban Responden tentang Akhlak Remaja. ………………………………………..................
69
Kriteria Nilai dari Variabel Akhlak Remaja….
71
xiii
Tabel 16
Prosentase Jawaban Responden tentang Kehar monisan Keluarga…………………………………….
Tabel 17
74
Prosentase Jawaban Responden tentang Keharmonisa Berdasarkan Angket……………………………………….75
Tabel 18
Prosentase Jawaban Responden Tentang Akhlak Remaja.
Tabel 19
Prosentase Jawaban Responden Tentang Akhlak Remaja Berdasarkan Angket…………………………………….
Tabel 20
80
80
Koefesien Korelasi antara Keharmonisan Keluarga dan Akhlak Remaja………………………………………….
xiv
85
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga
adalah lingkungan masyarakat terkecil yang merupakan
lingkungan pendidikan primer yang bersifat fundamental, sehingga sangat berperan dalam pembentukan akhlak. Besar kecilnya persoalan, sumbernya kembali pada pendidikan dan pertumbuhan sejak dini dalam keluarga, di mana perjalanan anak manusia secara bertahap dimulai, sejak terbukanya mata terhadap kehidupan, sebagai mana Nabi bersabda: Semua bayi dilahirkan dalam keadaan suci. Ibu dan bapaknyalah yang memegang peranan penting untuk membuatnya menjadi seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dari situlah kunci permasalahan dan sumber keburukan yang bisa menimbulkan penyakit. Untuk itu kita dapat meramu obatnya: membina dari awal tumbuhnya masyarakat, yakni membenahi tatanan keluarga. Bila baik dan sejahtera sebuah rumah tangga, maka baik dan sejahtera pulalah masyarakatnya. Sebaliknya, jika sebuah rumah tangga tidak lagi ditemukan kedamaian, maka ini merupakan awal dari kehancuran generasi berikutnya. Keluarga yang hidupnya di kota dengan di desa tentu berbeda bila ditinjau dari kesibukannya. Umumnya ayah, ibu yang hidup di kota besar mempunyai banyak kesibukan, dan masing – masing bekerja di luar rumah. Hal ini sebagai akibat dari berbagai macam tuntutan dalam keluarga,
2
sehingga orang tua dengan terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Selain itu perkembangan informasi dan tehnologi yang semakin pesat telah membawa budaya global sedikit banyak berpengaruh di dalam membina kehidupan rumah tangga. Pengejaran kebutuhan materi dan ekonomi di kota besar sebagai akibat dari segala macam tuntutan. Pada saat suami istri dengan kesibukan masing – masing tentunya kurang waktu untuk bertemu hati, bahkan bertemu muka dengan anak. Usaha mencari nafkah sehari-hari sering memperlihatkan tidak konsistennya pedoman hidup keluarga di tengah masyarakat yang sedang bergejolak dalam transisi mencari tata hidup yang mapan, sekaligus menampilkan aneka gaya dan corak hidup tertentu. Di samping berbagai pengaruh dari peningkatan sains dan tehnologi yang menyebabkan wawasan warga masyarakat berubah, yang membawa serta berbagai benturan nilai dan pola pikir maupun pola tindak yang baru sebagai pencerminan dari masyarakat pluralistik kultural. Berbagai masalah di atas dapat menimbulkan keterenggangan hubungan antar keluarga, terutama antar suami dan istri yang mau tidak mau mempengaruhi terhadap hubungan antara orang tua dan anak. Permasalahan yang dihadapi adalah kurang adanya kemantapan arah ( sense of direction ) dalam berbagai kehidupan keluarga dalam mewujudkan keharmonisan dalam mencapai kesejahteraan keluarga menuju era tinggal landas. Oleh sebab itu di dalam mewujudkan keluarga yang harmonis diperlukan adanya keseimbangan.
3
Keseimbangan di dalam kehidupan keluarga perlu dipupuk dan dijaga. Masing – masing anggota keluarga hendaknya mengetahui tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya. Orang tua memiliki peranan penting dalam menciptakan keseimbangan hubungan yang harmonis di dalam keluarga. Dengan tanggung jawabnya. Orang tua sangat berperanan dalam pembentukan akhlak, dan mengantarkan keberhasilan anak di dalam mengejar pendidikan. Keharmonisan keluarga merupakan sarana pembentuk akhlak, karakter, dan kepribadian anak. Oleh sebab itu keluarga yang memiliki latar belakang yang baik akan mampu membimbing dan mengarahkan menjadi orang yang berakhlakul karimah dan tercapainya cita –cita yang mereka harapkan. Demikian pula sebaliknya keluarga yang tidak baik atau yang tidak harmonis akan sulit untuk membimbing anaknya menjadi yang terbaik bagi masa depan anaknya. Orang tua adalah pribadi yang utama dan pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan tata cara hidup mereka merupakan unsur – unsur yang dengan sendirinya masuk ke dalam pribadi yang tumbuh itu ( Zakiyah Darodjat, 1970 : 56 ). Untuk merealisasikan hal tersebut maka harus dimulai dari komunikasi antar anggota keluarga untuk memberikan arahan dan bimbingan. Hubungan anak dan orang tua mempunyai pengaruh kuat dalam pertumbuhan dan perkembangan mental dari akhlak anak. Dengan berbagai perhatian serta kedewasaan, anak merasakan adanya hubungan yang hangat
4
dalam lingkup keluarga. Merasa bahwa ia disayangi, dilindungi serta mendapatkan perlakuan yang baik, biasanya akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tua dalam hal – hal yang positif. Pada era globalisasi dengan tersebarnya kebudayaan tertentu keseluruh dunia, sehingga kebudayaan tersebut menjadi kebudayaan global karena sebagian besar masyarakat dunia serba transparan. Globalisasi secara besar – besaran dengan berkembangya teknologi komunikasi memungkinkan terjadinya kontak budaya secara massal melalui media masa. Hal ini berarti banyak remaja dengan cepat terkena pengaruh budaya barat yang didukung oleh teknologi komunikasi modern. Mulai dari radio, televisi, mesin cetak, sampai pada internet yang semakin hari semakin canggih. Tragisnya budaya barat yang cepat merasuk kapada remaja masa kini dengan pesona tinggi dan gaya hidup yang mewah, sehingga tidak ada jalan lain kecuali mengambil jalan pintas untuk memenuhinya. Maraknya peredaran narkoba, minuman keras, kaset - kaset VCD porno, pornoaksi yang setiap saat ditayangkan melalui televisi, tidak disadari hal ini akan menjadi penyebab merosotnya akhlak remaja. Ironisnya banyak orang tua yang sibuk dengan urusan sendiri, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mengetahui apa yang dilakukan anak anaknya. Keharmonisan keluarga mempunyai hubungan yang kuat terhadap pertumbuhan dan perkembangan akhlak. Zaman yang serba sulit dan kepastian hukum yang tidak jelas serta pucuk pimpinan yang tidak bisa dijadikan panutan, bisa menjadikan
5
masyarakat berjiwa labil. Khususnya para remaja yang cenderung berfikir pragmatis dari pada harus memikirkan jauh masa depan. Sedangkan orang memiliki pola berfikir pendek itu bisa berbuat nekad. Atas ketidak berdayaan dari berbagai pihak yang berwenang untuk mengatasi masalah tersebut, menyebabkan timbulnya berbagai tindak kejahatan yang kadang – kadang sulit untuk mencari solusinya. Hal tersebut diatas terjadi di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Di desa tersebut banyak orang tua yang bekerja di luar negri sehingga banyak anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, bahkan hal itu bisa mengakibatkan perceraian. Di desa tersebut juga banyak remaja mengkonsumsi minuman keras, narkoba, sambil menonton film porno. Hal ini bisa berpengaruh terhadap akhlak. Adapun akhlak remaja di Desa Glawan bisa dilihat dari kenakalan – kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Atas dasar permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan’ Kabupaten Semarang.
B. RUMUSAN MASALAH Dengan latar belakang yang telah diuraikan di depan maka penulis perlu merumuskan masalah. Adapun rumusan masalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana keharmonisan keluarga anak ( remaja ).
6
2.
Bagaimana aklhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010.
3.
Adakah pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010.
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini sebagai dasar meningkatkan pengetahuan serta merupakan sasaran yang ingin dicapai untuk mengungkapkan hal – hal yang perlu diketahui dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk menggambarkan tingkat keharmonisan keluarga remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang 2. Untuk mengetahui akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. D.
HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto, 1991 : 62 ). Sedang menurut Hadi ( 1983 : 63 ), Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah.
7
Dengan demikian hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya melalui penelitian secara ilmiah. Maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis bahwa “ Ada Pengaruh Antara Keharmonisan Keluarga Terhadap
Akhlak
Remaja Desa Glawan
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang “ E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi keluarga Diharapkan dapat memberikan bahan masukan terhadah sebuah keluarga untuk menciptakan keharmonisan sehingga akhlak remaja bisa terantisipasi dan dapat ditanamkan akhlaqul karimah bagi anak – anak, tanpa menimbulkan permasalahan – permasalahan.
2.
Bagi masyarakat Masyarakat mengetahui peran dan tugas betapa pentingnya penanaman akhlak bagi anak – anak remaja sebagai generasi penerus bangsa, sehingga dapat berperan sebagaimana mestinya.
3.
Bagi pemerintah Sebagai masukan untuk dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan – kebijakan, khususnya penanggulangan – penanggulangan terhadap maraknya peredaran narkoba, minuman keras, dan pornografi, serta mencari solusi dari dampak yang ditimbulakan.
8
4.
Bagi anak – anak remaja Anak – anak remaja dapat memahami pentingnya akhlaqul karimah dalam menghadapi era globalisasi dan demi masa depan yang positif.
F. DEFINISI OPERASIONAL Untuk menghindari terjadinya kekaburan dan kesalah pahaman, maka perlu adanya ruang lingkup pembahasan dalam penelitian. Ini dikarenakan adanya pemahaman yang lain. Oleh karena itu penulis akan memberi batasan atau penegasan istilah sebagai berikut : 1.
Pengaruh Pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang kuat ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( Kamisa, 1997 : 165 ). Menurut Sulckan ( 2002 : 159 ), pengaruh adalah efek, dampak, atau akibat yang dihasilkan dari suatu perbuatan yang dipercaya mampu dapat menempatkan sesuatu pada posisi yang sebenarnya. Adapun dalam penelitian ini penulis ingin meneliti dan membuktikan ada tidaknya pengaruh antara variabel keharmonisan keluarga terhadap variabel akhlak remaja
2.
Keharmonisan Keharmonisan adalah keserasian, kecocokan, keselarasan ( M Zul Fajri, Ratu Aprelia Senja, 2008 : 350 ).
9
3.
Keluarga Keluarga adalah orang – orang yang menjadi penghuni rumah; bapak, ibu dalam hubungan perkawinan dan anak – anak hasil dari perkawinan; satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M Zul Fajri, Ratu Aprelia Senja, 2008 : 170 ). Untuk mengukur keharmonisan keluarga menggunakan indikator - indikator sebagai berikut: a.
Menjaga iteraksi kehidupan beragama dalam keluarga.
b.
Menciptakan kebersamaan dalam keluarga.
c.
Melaksanakan komunikasi yang baik antar anggota keluarga.
d.
Saling menghargai antar sesama anggota keluarga.
e.
Meminimalkan konflek dalam keluarga.
f.
Menciptakan hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.
4.
Akhlak Akhlak adalah budi pekerti atau kesopanan ( Kamisa, 1997 : 21 ). Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya
untuk
melakukan
perbuatan
tanpa
melalui
pertimbangan pikiran lebih dulu. ( Mansur M.A, 2005 : 48 ). Untuk mengukur akhlak remaja menggunakan indikator – indikator sebagai berikut: a. Hormat kepada orang tua. b. Mentaati peraturan orang tua.
10
c. Menjaga kebersihan lingkungan. d. Bergaul secara baik dengan sesama teman. e. Mentaati peraturan pemerintah. f. Mentaati perintah agama. 5.
Remaja Remaja adalah berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa ( Sugeng, Sariyadi, 1993 : 6 ). (Andi, Mappiare, 1982, 11) beranggapan bahwa remaja adalah kelompok orang – orang yang sering menyusahkan orang tua. Remaja juga sebagai potensi manusia yang perlu dimanfaatkan.
6.
Desa Glawan Desa Glawan adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang kira – kira berjarak 25 km dari Ungaran Ibukota Kabupaten Semarang. Maksud dari penegasan istilah tersebut di atas adalah Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
G. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mempermudah penelitian dalam
pengumpulan data
dan
menganalisis
data,
menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian.
maka
penulis
11
Dilihat dari data yang dianalisa, jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Dilihat dari bidangnya penelitian ini merupakan bidang pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan ( field reseach ), dimaksudkan untuk mengetahui data responden secara langsung di lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengenai studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik mengenai unit sosial tersebut ( Azwar, 1999 : 8 ). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih dimaksudkan untuk mengidentifikasi Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sehingga data yang diambil pun bersifat hasil atau produk ( Pohan, 2007 : 93 ). 2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Alasan memilih lokasi ini karena dekat dengan tempat tinggal penulis, sehingga lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya. b. Waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2010 sampai 31 Juli 2010 ( 3 bulan ) dengan rincian sebagai berikut :
12
-
Persiapan ( pengurusan ijin, penyusunan desain opersional, dan pembuatan instrumen pengumpulan data ) selama 20 hari.
-
Pengumpulan data selama 30 hari.
-
Pengolahan data analisi data selama 20 hari.
-
Penyusunan laporan selama 15 hari.
-
Revisi dan penggandaan selama 7 hari.
3. Populasi dan sampel a. Populasi ( universe ) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Effendi ( 1989 : 152 ) populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri – cirinya akan diduga. Dalam arti lain keseluruhan subyek penelitian yang dapat dimintai informasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang ada di Desa Glawan yang terdiri atas 4 dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Wonogaten, Dusun Semare, dan Dusun Randusari. Di samping itu ada pengamatan lain yaitu perangkat desa, karang taruna, remaja masjid dan tokoh masyarakat sebanyak 20 orang b. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki ( Arikunto, 1978 : 117 ). Sedangkan Hadi ( 1994 : 221 ) berpendapat sebagian dari populasi disebut sampel. Sample adalah sejumlah
13
penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi yaitu 12% dari 277. Tehnik pengambilan sampel menurut Arikunto ( 1978 : 120 ) adalah subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiaanya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10 % sampai 15 % atau 20 % sampai 25 % atau lebih sesuai kemampuannya. 4. Metode pengumpulan data Untuk memperoleh data akurat serta memperhatikan relevansi data dengan tujuan yang dimaksud, maka dalam pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu : a. Metode angket ( kuesioner ) adalah metode pengumpulan data dengan
memberikan
sejumlah
pertanyaan
tertulis
untuk
memperoleh informasi dari responden ( Arikunto, 1993 : 124 ). Menurut Walgito Bimo ( 2000 : 60 ) angket adalah merupakan suatu daftar berisi pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang akan diselidiki. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010. Adapun tujuan penulis menggunakan metode angket antara lain: 1. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data remaja dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat.
14
2. Dapat dilakukan secara serentak terhadap sejumlah remaja yang dimintai data dirinya. 3. Menghemat tenaga dan biaya. Langkah – langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan tujuan penggunaan angket
yaitu
untuk
mengungkapkan variabel keharmonisan keluarga dan variabel akhlak remaja. 2.
Membuat kisi – kisi angket yang meliputi: menentukan indikator, penyebaran jumlah item, persentase pernyataan positif serta jumlah pertanyaan tiap indikator.
Alasan penulis menggunakan metode angket adalah: 1.
Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersamaan peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.
2.
Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai, penuh rasa persahabatan dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh akan lebih pbyektif.
3. Peneliti akan dapat mengkait – kaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif.
b. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis ( Maman Rahman, 1993 : 77 ). Seperti arsip – arsip tentang catatan keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis
15
dan data - data kenakalan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya daftar remaja yang melakukan tindakan criminal, minum – minuman keras dan lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber tulisan ( paper ), tempat ( place ), dan orang ( people ) Metode wawancara juga digunakan untuk mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan atau arsip. Metode ini penulis gunakan sebagai pendukung metode angket untuk mencata data remaja desa di mana penelitian ini dilaksanakan.
c. Metode Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi terwawancara ( Suharsimi Arikunto, 1999 : 145 ). Metode wawancara ada 2 macam yaitu : - Wawancara formal adalah wawancara dimana serangkaian pertanyaan dan jawabannya ditulis dalam bentuk standart. - Wawancara informal adalah wawancara dimana petugas dapat mengubah urutan pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada 20 orang responden yang terdiri atas seorang Kepala Desa, empat tokoh masyarakat, empat orang pengurus remaja masjid, tiga
16
orang pengurus Karang Taruna dan delapan orang masyarakat umum. Metode
wawancara
penulis
gunakan
untuk
membantu
mengumpulkan data melalui informasi yang terperinci dari responden atau remaja secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya mengajukan beberapa pertanyaan kepada tokoh masyarakat, perangkat desa, tokoh agama dan sebagainya. Secara langsung artinya mengungkap informasi tentang remaja sendiri, sedangkan tidak langsung adalah jika data diperoleh melalui orang lain yang tahu tentang remaja tersebut misalnya orang tua, perangkat desa, atau tokoh masyarakat dan lain – lain. Keuntungan metode wawancara yaitu: 1.
Menghemat waktu, karena dalam waktu yang bersaman peneliti dapat mengetahui pendapat atau fakta yang dialami oleh sekelompok orang.
2. Pengumpulan data dilaksanakan dalam suasana santai dan kekeluargaan sehingga data yang diperoleh lebih obyektif. 3. Peneliti akan dapat mengkait – kaitkan beberapa pertanyaan dalam jalinan pertanyaan yang komprehensif. 4. Metode observasi atau pengamatan adalah merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra ( mata ) terhadap
17
kejadian – kejadian yang langsung ditangkap pada saat peristiwa itu terjadi. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai variasi atau untuk memperkuat tentang keadaan atau tingkatan keharmonisan keluarga dan variasi akhlak remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Misalnya melihat kejadian langsung keluarga yang sedang bertengkar, remaja yang sedang berkelahi dan lain sebagainya. 5. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaanya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah ( Arikunto, 151 ). Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen, yaitu : a. Angket, Instrument ini diberikan kepada remaja yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010. Penulis akan menyebar angket dengan jumlah 10 pertanyaan pilihan ganda yang diajukan kepada responden dengan 3 alternatif jawaban sebagai berikut : A = 1 ( selalu ). B = 2 ( kadang - kadang ).
18
C = 3 (tidak pernah). b. Dokumen, Instrumen ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, diantaranya peta wilayah, struktur organisasi pemerintahan, data penduduk, organisasi sosial masyarakat dan arsip - arsip yang menunjang kelengkapan data yang diperlukan observasi. Instrumen ini digunakan untuk melengkapi data - data tentang Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010. c. Wawancara, Istrumen ini digunakan untuk mengetahui secara langsung Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, dengan cara dialog terhadap responden untuk mencari tahu tentang situasi yang terjadi di masyarakat dengan kisi - kisi antara lain tentang hubungan anggota keluarga dalam satu keluarga, anggota keluarga terhadap lingkungan, anggota keluarga terhadap sistem pemerintahan sempat, anggota keluarga terhadap norma - norma agama, budaya dan adat istiadat sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi, taraf pendidikan, jenjang usia dan jenis kelamin.
19
d. Pengamatan, Instrumen ini digunakan peneliti secara pengamatan langsung terhadap Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010, misalnya pengamatan langsung terhadap keluarga harmonis dan keluarga kurang harmonis serta segala tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari – hari. 6. Analisa data Analisa data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan – penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih berarti ( Marzuki, 2000 : 8 ). Proses analisa merupakan usaha menemukan jawaban atas pertanyaan atau hal – hal yang kita peroleh dalam proses penelitian. Analisa dalam penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif artinya peneliti melakuakn analisis dengan memberikan paparan tentang “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja di Desa Glawan Kecamtan Pabelan Kabupaten Semarang” Adapun langkah – langkahnya adalah : a.
Tahap Pengumpulan Data. Tahap pengumpulan data adalah penulis mengumpulkan data tentang keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis dan data data kejadian yang dilakukan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
20
b. Tahap Klasifikasi Data Tahap ini penulis mengklasifikasi data tentang keluarga harmonis, keluarga kurang harmonis dan data – data kejadian yang dilakukan remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, berdasarkan jenis dan tempat kejadian. c. Tahap Interprestasi Data Dalam hal ini penulis menafsirkan data yang diperoleh. d. Tahap Penarikan Kesimpulan Data Pada akhirnya penulis membuat kesimpulan berdasarkan data – data yang diperoleh, bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap akhlak remaja di Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Pada tahap ini dilakukan perhitungan melalui prosentase dan analisis tiap – tiap item. Untuk menganalisa ini menggunakan rumus korelasi product moment. ( X )( Y ) N 2 ( X ) (Y ) 2 2 2 X Y N N XY
rXY =
Keterangan : rXY : Koefisien korelasi X dan Y. XY : Perhatian antara X dan Y. X2 : Variabel pengaruh. Y2 : Variabel terpengaruh. N : Jumlah responden.
21
Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel produk moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada α 0,05 atau α 0,01 maka hipotesis kerja diterima. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak.
H. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN Pada bagian ini terdiri dari lima bab sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi, Latar Belakang Nasalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Menelitian, dan Sistematika Penulisan Laporan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang : A. Keharmonisan
Keluarga,
Faktor
–
Faktor
Penyebab
Keharmonisan dalam Keluarga, Faktor – Faktor Penyebab Kurang Harmonisnya dalam Keluarga dan Dampaknya. B. Konsep Akhlak yang Meliputi Pemahaman tentang Akhlak, Remaja dan Akhlak. C. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010.
22
BAB III: HASIL PENELITIAN Dalam bab ini menyajikan data yang peneliti peroleh dari penelitian yang meliputi : A. Gambaran
umum
Desa
Glawan
Kecamatan
Pabelan
Kabupaten Semarang yang meliputi : 1.
Letak Geografis dan Keadaan Alam.
2.
Keadaan Penduduk. a. Jenis Kelamin. b. Agama dan Kepercayaan. c. Keberadaan Keluarga Harmonis dan Tidak Harmonis.
3.
Keberadaan remaja.
B. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010. BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini membahas tentang : A. Analisis Diskriptif. B. Pengujian Hipotesis. C. Pembahasan. BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran.
23
BAB II KEHARMONISAN KELUARGA DAN AKHLAK A. KEHARMONISAN KELUARGA 1.
Pengertian Keharmonisan Keluarga. Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang artinya cocok atau serasi. Keharmonisan adalah keserasian, kecocokan atau keselarasan ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :350 ). Keluarga adalah orang – orang yang menjadi penghuni rumah yaitu bapak, ibu, dan anak. Atau juga bisa diartikan satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat ( M Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja, 2008 :170 ). Dalam hal ini keharmonisan keluarga bisa diartikan keserasian, kecocokan atau keselarasan antar anggota keluarga yang terdiri dari bapak ibu dan anak. Islam membangun fondasi rumah tangga yang harmonis, mengikatnya dengan asas yang kuat dan sangat kokoh sehingga menggapai awan dan bintang – bintang. Jika bintang – bintang adalah perhiasan langit, maka rumah tangga adalah perhiasan sebuah masyarakat. Karena pada rumah tangga ada suatu keindahan, kebanggaan, pertumbuhan yang menyenagkan, dan orang – orang tercinta sehingga Alloh Swt mewariskan bumi seisinya. Dari keluargalah kenikmatan abadi yang bisa diperoleh manusia atau
24
sebaliknya, dari keluargalah juga penderitaan berkepanjangan yang tiada bertepi yang diujikan Alloh Swt kepadanya ( Abdul Hamid Kisyik, 2003 : 20 ). Tata aturan rumah tangga dalam Islam merupakan aturan yang amat kokoh karena didukung oleh tata aturan yang amat kokoh pilar – pilarnya, dan islam menaungi aturan tersebut dengan pagar pembatas yang dinamai takafu’ ( sederajat, serasi ). Artinya, antara suami istri harus sederajad, sesuai, paling tidak mendekati dari segi usia, tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Ketika beberapa aspek tersebut
dapat
disejajarkan,
maka
diharapkan
akan
mampu
mendukung kekalnya hubungan dan keharmonisan rumah tangga. 2.
Faktor – faktor Penyebab Keluarga Harmonis a.
Faktor intern Faktor intern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari diri sendiri. Perilaku ini misalnya : - Menumbuhkan rasa percaya antar sesama anggota keluarga. - Menghilangkan sifat egois. - Peduli terhadap lingkungan keluarga. - Bersikap tau diri dan proporsional. - Pemaaf, saling mengingatkan. - Sopan , ramah, saling menyayangi, dll.
25
b.
Faktor ekstern Faktor ekstern yang dimaksudkan adalah pengaruh yang berasal dari lingkungan keluarga dan masyarakat. - Lingkungan keluarga adalah lingkungan dalam suatu keluarga. Perilaku ini antara lain menerima saran, nasihat, menghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma – norma dalam keluarga. - Lingkungan masyarakat adalah suatu lingkungan yang terdiri dari
sejumlah
orang
dalam
kelompok
tertentu
yang
membentuk perikehidupan berbudaya. Perilaku ini antara lain adalah mentaati segala peraturan, adat istiadat dalam masyarakat yang ditempati, memperluas pergaulan, peduli terhadap lingkungan dengan semangat kebersamaan, dan hidup saling bergotong royong. 1.
Faktor – faktor Penyebab Keluarga Kurang Harmonis. a.
Faktor intern - Kecurigaan yang berlebihan tidak adanya rasa saling percaya antar sesama anggota keluarga. - Adanya rasa egois antar sesama anggota keluarga. - Terlalu banyak mementingkan diri sendiri tidak adanya rasa kepedulian antar sesama anggota keluarga. - Selalu ingin berkuasa dalam segala hal tidak adanya rasa tahu diri dan proporsional.
26
- Merasa dirinya yang palingbenar tidak adanya sikap pemaaf dan saling mengingatkan. - Mengabaikan tata krama tidak adanya sikap sopan, ramah, dan saling menyayangi. b. Faktor ekstern - Faktor keluarga adalah tidak mau menerima saran, nasihat, memghormati keputusan, menghargai pendapat, dan menjunjung tinggi norma – norma keluarga. - Faktor masyarakat yaitu tidak mau mentaati peraturan, adat istiadat masyarakat setempat, berpandangan sempit, kurang peduli
terhadap
lingkungan
setempat
dengan
semangat
kebersamaan, tidak supel dalam pergaulan bermasyarakat. 4. Aspek – aspek Keharmonisan Keluarga. Keharmonisan keluarga berkaitan erat dengan suasana hubungan perkawinan
yang
bahagia
dan
serasi
serta
harmonis.
Keharmonisan keluarga sendiri mempunyai beberapa aspek. Dikutip dari internet 26 Januari 2009, Hawari ( dalam Murni 2004 ) mengemukakan enam aspek sebagai suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah: - Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga. - Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai – nilai moral dan etika
27
dalam kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemikan bahwa keluarga yang tidak religius yaqng penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan percecokan dalam keluarga. Dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang dapat menerimanyya. - Mempunyai waktu bersama keluarga. - Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarga, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan masalah atau keluhan – keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dibutuhkan dan diperhatikan orang tuanya sehingga anak akan betah tinggal di rumah. - Mempunyai interaksi yang baik antar anggota keluarga. Interaksi dalam keluarga merupakan dasar bagi terciptanyya keharmonisan dalam keleuarga. Dikutip dari internet tanggal 26 Januari, Meichati ( dalam Murni, 2004 ) mengatakan bahwa remaja akan merasa aman apabila orang tuanya tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi anak. Interaksi yang baik dalam keluarga juga akan dapat membantu remaja untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi di luar rumah. Dalam hal ini
28
selain berperan sebagai orang tua, ibu dan ayah juga harus berteman sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam menyampaikan permasalahannya. - Saling menghargai antar sesama anggota keluarga. - Furhan ( dalam murni, 2004 )mengatakan bahwa keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memberikan temoat bagi setiap anggota keluarga menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini mungkia pada anak dlm lingkungan yang lebih luas. - Kualitas dan kuantitas konflik yang minim. - Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik
dari setiap
permasalahan. - Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga. - Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan harmonisnya sebuah keluarga. Apabila dalam suatu keluarga juga menentikan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki
29
hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang. Hhubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling menghargai. - Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan yang lainnya. Proses kebahagiaan dalam rumah tangga sangat ditentukan dari berfungsi tidaknya enam aspek di atas. Untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orang tua sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis. 2.
Dampak Keluarga Tidak Harmonis Keluarga
tidak
harmonis
kebanyakan
berujung
pada
perceraian. Perceraian sering dianggap suatu peristiwa tersendiri dan menegangkan dalam kehidupan keluarga. Tetapi peristiwa ini sudah menjadi bagian kehidupan dalam masyarakat. Tetapi yang menjadi masalah
yang
perlu
direnungkan,
bagaimana
dampak
dan
pengaruhnya terhadap diri anak? Peristiwa perceraian dalam keluarga senantiasa membawa dampak yang mendalam. Kasus ini menimbulkan stres, tekanan, dan menimbulkan perubahan fisik, dan mental ( Save M. Dagun, 2002 : 113 ). Keadaan ini dialami oleh semua anggota keluarga, ibu, ayah, dan anak.
30
Perceraian dalam keluarga biasanya berawal dari konflik antar anggota keluarga. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya pertikaian dalam keluarga yang berakhir pada perceraian antara lain, persoalan ekonomi, perbedaan usia yang besar, keinginan memperoleh anak, dan persoalan prinsip hidup yang berbeda. Faktor lain berupa perbedaan penekanan dan cara mendidik anak, juga pengaruh dukungan sosial dari pihak lingkungan, tetengga, anak saudara, sahabat, dan situasi masyarakat yang terkondisi. Semua faktor ini menimbulkan suasana keruh dan meruntuhkan kehidupan rumah tangga. a. Dampak negatif – Mempengaruhi terhadap perkembangan anak. 1) Kelompok anak yang belum berusia sekolah pada saat kasus ini terjadi, ada kecenderungan untuk mempersalahkan diri bila ia menghadapi masalah dalam hidupnya. 2) Kelompok anak yang sudah menginjak usia besar pada saat kasus ini terjadi, tidak lagi menyalahkan diri sendiri, tetapi memiliki sedikit perasaan takut karena perubahan situasi keluarga dan merasa cemas karena ditinggalkan salah satu orang tuanya.
31
3) Ketika anak menginjak usia remaja, anak sudah memahami seluk beluk perceraian. Mereka memahami, apa akibat yang bakal terjadi dari peristiwa itu. - Bila anak di bawah asuhan ibu. Dalam kasus perceraian ini kaum ibu lebih mengalami kesulitan konkrit dalam menangani anak-anak. Cara ayah dan ibu dalam mengasuh anaknya berbeda. Misalnya dalam soal memberikan perhatian, keramahan dan kebebasan kepada anak-anak. - Sejauh mana peran ayah terhadap anak asuhan ibu. Meski dalam kasus perceraian kaum ibu cenderung mengambil alih mengasuh anak, peranan ayah tetap penting. Ayah dapat mempengaruhi anak dengan cara tidak langsung, yaitu dengan menciptakan hubungan baik dengan anggota keluarga yang lain. Dalam kasus perceraian, hal yang paling penting adalah menjaga keintiman hubungan anak dengan kedua orang tua. - Bila anak di bawah asuhan ayah. Bila anak laki-laki diasuh ibu maka sering ibu mengalami kesulitan dalam mendidik dan mengasuh anak, ketimbang bila diasuh oleh ayah, begitupun sebaliknya. Anak laki-laki yang diasuh
ayahnya
menguntungkan.
menunjukkan
adanya
sikap
yang
32
b. Dampak positif. Perceraian akan berdampak positif bila jalan itu satu-satunya pilihan terbaik dan paling tepat bagi sebuah keluarga yang senantiasa mengalami konflik yang berkepanjangan. Anak yang diasuh satu orang tua akan lebih baik daripada anak yang diasuh keluarga utuh yang selalu diselimuti perasaan tertekan. B. KONSEP AKHLAK 1. Pemahaman Tentang Akhlak a. Pengertian akhlak - menurut pandangan Islam adalah “ Suatu ilmu yang enrangkan pengertisn baik atau uruk, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam hubungannya dengan sesame manusia, menjelaskan tujuan yang seharusnya dituju dan menunjukkan jalan untuk melakukan sesuatu yang sehrusnya diperbuat( Nasrun Rusli, 1991 : 37 ) - Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari Khuluk yang berarti budi pekerti ( Djatmiko Rachmad, 1996 : 26 ). - Menurut Imam Al Qutubi dalam tafsirnya yang dikutip oleh Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid mengatakan: “Kata Al Khuluq secara etimologi adalah apa – apa yang diambil dan diserap manusia untuk dirinya dari berbagai perilaku, karena ia menjadi bagian dari dirinya. Adapun apa yang terbentuk kuat
33
dalam dirinya dari sebuah perilaku dinamakan Al – Khiam, yang berarti watak atau pembawaan. Kata Al – Khiam ini tidak ada bentuk tunggalnya (Muhammad Ibnu Hafidh Suwaid, 2004 : 158 )”. Maka bisa dikatakan bahwa Al – Khuluq adalah tabiat yang dibentuk, sedangkan Al – Khiam adalah tabiat yang bersifat naluri. - Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dulu ( Mansur M.A, 2005 : 48 ). - Dalam arti lain akhlak adalah sikap / sifat / keadaan jiwa yang mendorong untuk melakuakn perbuatan baik atau buruk yang dilakukan dengan mudah, tanpa dipikir dan direnungkan terlebih dahulu. b. Sumber Ajaran Akhlak Akhlak dalam kehidupan bermuamalah memegang peranan penting. Banyak ayat Al–Qur’an yang memuji tentang akhlak Nabi Muhammad saw, antara lain termaktub dalam Q.S Al-Qalam : 4
Artinya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Selanjutnya Rosulullah saw menyatakan “Khoirunnaas ahsanun khuluqon”. Artinya sebaik – baik manusia ialah yang paling baik ahlaknya.
34
c. Karakteristik akhlak Islam Al Qur’an dan sunnah sebagai sumber nilai Al-Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Sedang yang sunnah adalah segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Rosulullah. d. Hubungan akhlak dengan iman Iman merupakan suatu pedoman dan pegangan yang terbaik untuk mengatur dan mengisi rohani, sehingga manusia dapat memberi keseimbangan yang harmonis antara unsur jasmani dan rohani pada dirinya. Pengaruh positif iman terhadap - Jiwa yang merdeka - Keberanian - Tidak putus asa - Jiwa yang tenang Iman akan memberikan pedoman terhadap manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia
ini.
Agama
Islam telah
mengajarkan kepada semua pemeluknya agar menjadikan dirinya sebagai manusia yang berakhlak mulia. Rosulullah saw diutus oleh Allah SWT ke dunia ini dengan maksud agar dapat dijadikan suritauladan bagi umat manusia ( Nasrun Rusli, 1991 : 425 ).
35
e. Kriteria akhlak Prinsip – prinsip aklak bersifat universal dan stabil, tetapi selalu ada fleksibilitas dalam aplikasinya. Sebagai contoh ketrusterangan dalam prinsip Islam yang tidak dipertengkarkan lagi, tetapi
jika
pada
kasus
tertentu
keterusterangan
itu
bisa
membahayakan kehidupan, hak milik, dan posisi seseorang, maka prinsip itu bisa diabaikan, meskipun kasus – kasus kekecualian dimana
seseorang
menghadapi
dilema
moral,
tidak
akan
menghilangkan prinsip tersebut ( Muh Zuhri, 2003 : 2 ) Kriteria akhlak atau moral manusia menurut Islam : - Memandang martabat manusia. - Mendekatkan manusia kepada Allah SWT. f. Klasifikasi akhlak - Akhlak individualisme, individualisme dikalangan umat muslim masih sangat menonjol untuk memnuhi keinginan pribadi mengkhalalkan segala cara, sehingga mengabaikan prinsip akhlak yang sebenarnya. - Akhlak social, sebagai komunitas muslim sekala nasional dan local seharusnya
lebih
mengutamakan
kebersamaan
dan
mengesampingkan egonya. g.
Kemerosotan akhlak dan tekanan ekonomi Negara yang serba sulit, kepastian hokum yang tidak jelas, serta pucuk pimpinan yang kurang bisa dijadikan panutan bisa
36
membuat masyarakat berjiwa labil cenderung berfikir pragmatis dari pada harus memikirkan jauh ke masa depan. Pengamat masalah sosial “ Yayasan Sosial ” Soegijapranoto ( YSS ) Br Paulus Marjin mengakui, “ Sekarang banyak orang yang berbuat nekat, karena pengaruh situasi yang tidak menentu. Dalam situasi seperti ini maslah sepele bisa berakibat fatal, perbuatan tidak bermoral sering dipertaruhkan”. Perbuatan tersebut dapat menimpa siapa saja bila tidak memiliki iman yang kuat. Lebih – lebih masa remaja dimana untuk menekan hawa nafsu masih sulit karena dipengaruhi oleh pola pikir yang pendek. Berbagai macam kasus tindak kejahatan yang sering terjadi diberbagai tempat merupakan salah satu gejala sosial merosotnya akhlak remaja. Hal ini harus segera mendapatkan penanganan secara terpadu antara pemerintah dan pihak – pihak terkait melalui berbagai jalur, baik legal maupun agama. Penanaman terhadap norma – norma agama, dan penyuluhan – penyuluhan terhadap kesadaran hukum akan dapat menekan penyebab kemerosotan akhlak remaja. 2. Remaja dan Akhlak a.
Pengertian remaja Pengertian remaja pada umunya setelah berakhirnya masa kanak – kanak yaitu pada umur 13 atau 14 tahun. Sesudah itu mulailah oran memasuki tahap baru ( Simanjutak, 1984 : 84 ).
37
b.
Kondisi fisik dan Psikologis Remaja Kondisi fisik pada anak laki – laki ditandai dengan : 1) Bertambah tinggi badan, berat badan, tulang dan otot – otot menjadi kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan oran tubuh menjadi lebih sempurna. 2) Mulai tumbuh rambut pada kedua ketiak, pada pangkal pipi, diatas bibir, di bawah bibir dan di sekitar kemaluan. 3) Membesarnya suara. Kondisi fisik pada anak perempuan ditandai dengan: 1) Berat badan beretambah dan lingkar tubuh menjadi lebih besar. 2) Organ tubuh menjadi lebih sempurna. 3) Tumbuh rambut disekitar kemaluan dan di bawah ketiak 4) Mulai tumbuh dqan membesarnya payudara 5) Mulai menstruasi Psikologi Remaja 1) Perubahan - perubahan seks. Kegiatan naluri seks dan bangunnya rasa seks pada remaja oleh perubahan–perubahan yang sangat besar pada pancaran kelenjar–kelenjar disetai oleh perasaan dan emosiemosi baru. Diantara yang banyak menimbulkan kesukaran pada remaja adalah tidak sempurnanya umur kematangan seks dan umur yang diizinkan oleh adat kebiasaan untuk memenuhi kebutuhan seks.
38
2) Perubahan perasaan Remaja melalui aneka sebab, dalam keadaan perasaan yang sangat goncang seolah – olah berontak kepada orang – orang yang ada disekelilingnya, orang tua, saudara – saudaranya, dan teman – temannya. Bimbang antara berontak dan tenang, penuh
kontradiksi dari segala segi, kadang –
kadang dia mengutuk dirinya, ingin bunuh diri, dan mencela diri sendiri. Kadang – kadang memperlihatkan rasa gembira, memuja kehidupannya, kadang – kadang tampak muram dan mengurung diri ( Simanjutak, 1984 : 107 ). Di lain waktu ia akan menemukan jalan untuk memecahkan problemanya. Ia bimbang antara beragama dan kafir. Perubahan – perubahan disertai kegoncangan jiwa yang sangat berat dan kadang – kadang keluar dalam mimpi. Fungsi mimpi adalah lari dari kenyataan dan biasanya isi lamunan atau mimpi itu disekitar pemuasan seks. 3) Perubahan sosial dan akhlak Pada masa ini sangat menonjol untuk bebas dari rumah dan bergabung dengan kelompok teman-teman. Ia akan mencari orang yang akan dikaguminya, akan membuka pandangan baru dan merasa tidak cukup dengan pengalaman yang didapat dari seseorang.
39
Pada umumnya remaja mulai melepaskan diri dari rumah dan berhubungan dengan masyarakat. Dia mencari seseorang yang dijadikan contoh. Oleh sebab itu masa remaja adalah masa yang sangat baik untuk membentuk contah-contoh yang ideal yang akan berkembang menjadi “idea”. Ahli - ahli pikir baik tokoh-tokoh modern maupun tokoh sejarah “Janganlah guru-guru itu tenggelam dalam kekaguman remaja untuk memperoleh pengalaman yang jelas terhadapnya akan tetapi harus mendorong remaja untuk memperoleh pengalaman yang jelas” ( Simanjutak, 1984 : 116 ). Pada
tahap
ini
kecenderungan
untuk
mendekati
lingkungan sosial tampak sekali. Hal ini dilihat dari sangat peka terhadap
kelompoknya
dan
cenderung
untuk
meniru.
Kecenderungan remaja terhadp lingkungan sosial tersebut hendaknya kita bina untuk membantu pertumbuhan pribadi dan pembinaan akhlak. 4) Lepasnya remaja dari kekuasaan dan bertumbuhnya pribadi. Remaja pada umur ini terdorong untuk menyempurnakan kematangannya. Dia berusaha bebas dlam beefikir dan berbuat mencoba dengan berbagai cara untuk mencapai rasa terlepasnya dari masa kanak-kanak menuju kesempurnaan pertumbuhan dan kebebasannya. Kadang-kadang ia terbentur dengan pertengkaran
40
yang menimbulkan pertentangan jiwa atau kelakuan yang tidak menyenangkan. 5) Pertumbuhan mental Masa ini terjadilah pertumbuhan kecerdasan dan pemikiran khayalan meningkat dan mengambil sikap yang jelas, berfikir secara filsafat, mencari sebab-sebab kejadian dan secara berangsur-angsur berpindah dari pemikiran nyata kepada yang abstrak. ( Simanjutak, 1984 : 124 ). Oleh karena itu mereka cenderung memperhatikan hal-hal yang kecil dan suka mengkritik. Pandangan remaja semakin luas sehingga ia memikirkan sesuatu dibelakang pengalamannya yang nyata dan bersifat materiel. Pada masa ini juga mulai tampak perbedaan bakat, dan sikap mentalnya lebih nyata dibanding dengan masamasa sebelumnya. Bakat tersebut akan tampak pada pelajaranpelajaran disekolah. Dan muncul pada sikap berbagai macam seni, melukis, musik dalam bentuk yang lebih jelas dai masamasa sebelumnya. c. Aktivitas remaja Pada masa ini anak memiliki daya pikir kreatif dan kritis, sehingga cenderung untuk melakukan hal-hal yang dianggapnya menyenangkan dan mendatangkan kepuasan hati. Sikap keberanian yang sangat menonjol membuat mereka suka melakukan sesuatu yang kadang – kadang bisa kelewatan, sehingga kalau tidak
41
terkontrol bisa menjurus pada perbuatan yang tidak bermoral. Masa remaja anak mulai mengenal cinta, mencintai seseorang dari lawan jenisnya. Dalam hal ini sangat memerlukan perhatian dari orang tua agar terhindar dari penyimpangan seksual. d. Peranan akhlak dalam kehidupan remaja Pola asuh orang tua merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh dalam mendidik anak-anaknya. Pembinaan akhlak melalui pendidikan agama sejak dini sangat diperlukan. Dalam Islam tujuan pendidikan adalah membina dan memupuk akhlaqul karimah. ( Simanjutak, 1984 : 109 ). Remaja yang berakhlak mulia memiliki pola pikir yang jernih, sopan santun terhadap orang tua, menghargai orang lain dan berpandangan jauh kedepan. Kenakalankenakalan remaja pada saat ini ramai dibicarakan melalui media masa karena menimbulkan berbagai macam tindak kejahatan. Berbagai macam tindak kejahatan yang dilakuakan remaja sebagai akaibat dari kemerosotan akhlak. Hal ini tidak akan terjadi jika para remaja sebagai generasi penerus mempunyai akhlak yang mulia, karena akhlak sangat mewarnai pola kehidupan remaja. Denagn akhlak yang mulia segala tindakan tidak bermoral dapat terkendali. e. Faktor – faktor penyebab merosotnya akhlak remaja 1) Faktor internal adalah factor yang timbul dari dalam. Faktor internal bersumber dari dalam diri anak dan dari keluarga. Faktor psikologis atau kejiwaan antara lain perasan setres dan
42
frustasi bisa membuat orang berbuat nekad dan tidak terkontrol. Mereka melakukan sesuatu sesuai apa yang dikehendaki. Keluarga yang tidak harmonis serta kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak bisa berakibat fatal yaitu perilaku anak tidak terkendali. 2) Faktor eksternal adalah factor yang bersumber dari luar diri anak. Adapun faktor eksternal berasal dari lingkungan masyarakat sekitar, pengaruh budaya dan ajakan dari teman sepergaulan. Lingkungan masyarakat sekitar sangat menentukan dalam pembentukan akhlak. Masuknya budaya asing ke dalam Negara kita dengan kemajuan tehnologi yang serba transparan berdampak negativ terhadap kehidupan remaja, dan yang paling mudah membawa pengaruh adalah ajakan dari teman dalam pergaulan ( simanjutak, 1984 : 117 ). Merosotnya akhlak remaja menyebabkan munculnya kenakalan – kenakalan : 1. Sebab-sebab munculnya kenakalan Dalam pandangan Islam anak lahir dalam keadaan fitrah. Yakni berpotensi tauhid dan berpotensi berbuat baik tidakada anak yang memilki bakat jelek ( Simanjutak, 1984 : 116 ). Secara psikolois perbuatan kenakalan membutuhkan kreatifitas dan keberanian, yang keduanya bukan bawaan sejak lahir.
43
Oleh sebab itu sebab-sebab munculnya kenakalan sebagian besar berasal dari keluarga dan masyarakat. a. Kenakalan yang bersumber dari keluarga. Dari rumah tangga yang tidak harmonis, orang tua yang acuh tak acuh terhadap perkembangan anak, memanjakan anak berlebihan dan mendidika anak dengan cara yang keras dan otoriter. Kebiasaan hidup yang tidak baik, ketidakmampuan orang tua mengendalikan anak dari pengaruh luar yang merusak. b. Sumber yang berasal dari masyarakat adalah lemahnya kontrol sosial dan kontrol moral dalam masyarakat terhadap penyimpangan, pergeseran tata
nilai
baik
dan
buruk
dalam
masyarakat.
Menurunnya tanggungjawab sosial pada masyarakat kemajuan media komunikasi yang mampu membuka dinding-dinding kamar setiap rumah sampai di pedesaan tidak dapat diimbangi dengan kesiapan mental anggota masyarakat. Adapun tindak kejahatan kembrutalan yang diakibatkan oleh penyalahgunaan narkoba dan minuman keras antara lain : pencurian, penodongan, penjambretan, dan perampokan yang disertai dengan penganiayaan bahkan dengan pembunuhan yang sangat sadis. Yang menjadi korban narkoba dan minuman keras adalah para remaja mulai dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Bahkan tidak hanya sebagai pengkonsumsi saja, tetapi sudah sampai pada pengedar.
44
2. Bentuk-bentuk kenakalan yang menjadi penyebab merosotnya akhlak remaja. a. Kebiasaan mengkonsumsi minuman keras, norkotika, dan obat-obat terlarang ( narkoba ). Bagi yang pernah mengkonsumsinya akan menyebabkan orang ketagihan ( kecanduan ). Adapun jenis-jenis narkoba yang mengakibatkan orang merasa ketagihan adalah ekstasi, putau, psikotropika, nipam dan sejenisnya ( bakopar, 2002 : 1 ). Adapun yang menjadi penyebab kecanduan adalah : 1) Kurangnya perhatian orang tua. 2) Minimnya pendidikan agama. 3) Ajakan dari teman. 4) Dengan cara mencoba - coba. Narkoba dan minuman keras akan merusak akhlak remaja sebagai generasi penerus. Dengan narkoba dan miras akan menibulkan berbagai macam tindak kejahtan dan kebrutalan. Pandangan Agama Terhadap Narkoba Pada prinsipnya agama melarang penyalahgunaan narkoba, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya, demikian pula jenis makanan atau minuman yang memabukkan atau mengakibatkan kerusakan pada diri manusia.
45
Firman Allah SWT dalam Q.S.Al-Maai-idah : 90.
Artinya
:
Hai
orang-orang
yang
beriman,
Sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan
itu
agar
kamu
mendapat
keberuntungan. Yang dimaksud khamar adalah segala yang apabila diminum atau dikonsumsi orang akan kehilangan akal. Bahkan ada hadist Nabi yang menyatakan “ barang siapa yang pada akhir ajalnya dalam tubuhya terdapat minuman keras tidak akan masuk surga ”. Penyalahgunaan narkoba yang di dalamnya termasuk sabu sabu, ganja, nipam, dan sebagainya, akan menjadi penyebab merosotnya akhlak remaja. Karena hal ini dapat merusak akal pikiran, sehingga perbuatan yang dilakukan tidak terkontrol. Korban akibat penyalahgunaan narkoba dan minuman keras : 1) Menyebabkan kerusakan pribadi antara lain : pemurung, pemarah, masa bodoh terhadap diri sendiri, semangat belajar menurun, perilaku tidak normal dan menyiksa diri sendiri. 2) Bahaya bagi keluarga
46
Tidak mengenal sopan santun, bagi yang sudah kecanduan tidak segan - segannya melawan orang tua, mencuri segala sesuatu yang dapat mendatangkan uang untuk memenuhinya. 3) Bahaya bagi masyarakat Sering berbuat yang tidak layak, mengganggu keamanan, ketentraman dan ketertiban umum. 4) Bahaya bagi bangsa dan Negara Sebagai generasi penerus tidak dapat diharapkan partisipasinya karena akhlaknya rusak. Dengan penggrebekan - penggrebekan oleh pihak yang berwenang tidak mengurangi jumlah korban penyalahgunaan narkoba dan minuman keras. Karena hilang satu tumbuh seribu. Dengan dikeluarkannya kebijakan - kebijakan berupa: Undang - Undang no.11 tahun 1997 tentang narkoba, undang - undang no. 5 tahun 1997 tentang psikotropika dan pasal 300, 492, 536, 539 KUHP tentang alkohol, mabuk karena alkohol ditempat umum dan melanggar ketertiban, menjual alkohol kepada yang tidak berhak membeli ( Bakopar, 2002 : 2 ). Kesemuanya itu tidak membuat orang jera atau takut terhadap penyalahgunaan narkoba maupun miras di negeri Indonesia ini,
meskipun
diancam
dengan
sanksi
yang
sangat
berat.
Penyalahgunaan dan penggelapan narkoba serta minuman keras sudah sampai di pelosok - pelosok tanah air, dan menjadi sasaran utamanya
47
adalah remaja. Ini sangat memprihatinkan karena bisa menyebabkan merosotnya akhlak remaja. Hal ini akan menimbulkan dampak negatip, karena dengan kemerosotan akhlak remaja akan muncul berbagai macam tindak kejahatan. Orang akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya. b. Kebiasaan menonton adegan film porno, porno aksi yang setiap saat ditayangkan melalui media massa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap maraknya kasus pemerkosaan dari berbagai kalangan, incest (hubungan sexsual yang dilakukan dengan orang yang masih memiliki hubungan darah. Ini merupakan gejala sosial yang harus mendapat perhatian selayaknya sebab tidak sesuai dengan aturan nilai agama maupun nilai kebudayaan. Tandas Ali Mufis. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana menanggulangi kasus-kasus tersebut baik melalui jalur legal maupun jalur keagamaan supaya kian terkikis habis. c. Maraknya praktek prostitusi Penyimpangan seksual yang merupakan perbuatan keji dengan penerapan faham seks, pesta seks yang sekarang digelar dimana mana sebagian besar pelakunya adalah para remaja. Tidak asing lagi para siswi - siswi bahkan sampai pada mahasiswa dan mahasiswi yang mencari jalan pintas untuk bisa menikmati hal tersebut. Penyalahgunaan kontrasepsi Keluarga Berencana bagi remaja membuat mereka bebas melakukan penyimpangan seksual. Hal
48
tersebut
merupakan
penyebab
kemerosotan
akhlak,
karena
dampaknya banyak bayi lahir tanpa ayah, praktek aborsi, dan yang sangat keji adalah pembunuhan bayi yang tak berdosa oleh orang tuanya sendiri. Menelaah penyebab kemerosotan akhlak tersebut diaas yang ditandai dengan kenakalan-kenakalan maka yang menjadi fokus penyebabnya adalah “ Tekanan Ekonomi ” Aktifis solidaritas perempuan Derip Lestari mengakui, “ Kasus - kasus tidak bermoral antara lain pemerkosan, penodongan, perampokan, serta pembunuhan mungkin ada semacam tekanan tekanan sehingga perbuatan tidak bisa diterima oleh norma - norma agama ”. Sedangkan tekanan tersebut antara lain ekonomi, kejiwaan yang mengakibatkan orang menjadi frustasi sebab kondisi ekonomi yang tidak stabil menyebabkan orang bisa melakukan perbuatan perbuatan nekadyang tidak bermoral tersebut. Kurangnya supremasi hukum, bebasnya media massa mengekspos peristiwa - peristiwa yang terjadi secara transparan mengakibatkan orang semakin tidak takut untuk melakukan perbuatan - perbuatan yang tidak bermoral. Ini harus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak agar kemerosotan akhlak dapat segera teratasi. Dengan kemerosotan akhlak akan timbul kenakalan - kenakalan yang berupa berbagai macam tindakan kejahatan yang pelakunya sebagian besar adalah remaja.
49
Partisipasi dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemerosotan akhlak yang lebih parah lagi. C. PENGARUH
KEHARMONISAN
KELUARGA
TERHADAP
AKHLAK REMAJA DESA GLAWAN KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan akhlak anak pada usia remaja.Di usia remaja inilah anak mudah terpengaruh dengan hal – hal yang bersifat negatif karena demi kesenangan, kepuasan, dan ketenaran. Maka dari itu tugas penting bagi orang tua yakni membentuk kepribadian anak yang lurus serta mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan dengan berbagai kondisi dan keadaan. Agama islam mengharapkan orang tua mampu dan berhasil menciptakan generasi penerus yang berkualitas yang dapat dipercaya memikul beban dan tanggung jawab. Maka yang perlu dilakukan orang tua adalah meluruskan akhlak anak-anaknya dalam bidang agama. Agama haruslah dijaga kemurniannya dan diamalkan dalam kehidupan sehari – hari. Begitu juga keharmonisan keluarga harus tetap dijaga dan dipertahankan demi untuk mengantisipasi kemerosotan akhlak remaja yang notabennya ingin selalu diperhatikan. Perhatian orang tualah yang paling mereka butuhkan. Dalam agama diperintahkan untuk membina sebuah keluarga yang harmonis dan sakinah.
50
Sebuah keluarga yang harmonis dan sakinah selalu menjadi dambaan setiap orang, yaitu keluarga yang selalu mengutamakan kebersamaan, kejujuran, saling percaya, dan saling memahami satu sama lain, yaitu antara bapak, ibu, dan anak. Hal ini berpengaruh terhadap tingkah laku dan akhlak seseorang, sehingga apabila sejak kecil tidak ditanamkan aturan – aturan yang berlaku dalam agama maka sudah barang tentu akhlak mereka akan mengalami kemerosotan. Dengan demikian tingkah laku anak harus diperhatikan sehingga terhindar dari kemerosotan moral. Usia remaja adalah usia produktif yang sangat dibutuhkan bagi keluarga, pemerintah, dan masyarakat, dan yang paling penting bagi masa depan diri sendiri Dari uraian di atas bahwa keharmonisan keluarga dan akhlak remaja ada hubungan yang sangat erat, semakin harmonisnya keluarga semakin terjaga pula akhlak remaja, demikian pula sebaliknya semakin retaknya keluarga akhlak remaja akan semakin merosot. Firman Allah dalam Q.S An-Nisa : 1
51
1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.
[263] maksud dari padanya menurut Jumhur Mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan. [264] menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Adapun yang dipaparkan dan dianalisis berkaitan dengan masalah dan tujuan yang telah dirumuskan dalam bab sebelumnya yaitu pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. A. Gambaran Umum Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang 1. Letak geografis dan keadaan alam Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang terdiri dari empat dusun: a. Dusu Krajan. b. Dusun Wonogaten. c. Dusun Semare. d. Dusun Pucungan. Desa Glawan terletak pada ketinggian antara 455 meter sampai 600 meter dari permukaan laut dengan suhu antara 26 C – 36 C, beriklim tropis dan bermusim penghujan dan musim kemarau silih berganti, sedangkan luas wilayahnya adalah sebagai berikut:
51
52 Tabel 1 Luas Wilayah dan Penggunaannya
No 1
Nama Desa Glawan
Luas Wilayah ha 199,63
Penggunaannya Sawah Ladang ha 125,24
Bangunan Permukaan Kuburan ha 3,080
ha 63,95
ha 2,37
Lain -lain ha 5
Sumber data : Data Monografi Desa Tahun 2010
2. Keadaan Penduduk a. Jenis Kelamin Keadaan penduduk menurut jenis kelamin merupakan faktor penting karena sangat berpengaruh pada masalah – masalah kehidupan remaja seperti kebutuhan tenaga kerja, tersedianya tenaga kerja, drop out, maupun masalah – masalah yang berkanaan dengan keluarga yang berdampak pada kehidupan remaja. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di bawah ini disajaikan data komposisi penduduk dari Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, dan Pucungan tahun 2010.
53 Tebel 2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah KK, Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2010 No 1 2 3 4
Krajan Wonogaten Semare Pucungan
Jumlah KK 145 78 141 47
Jumlah
411
Nama Dusun
Jumlah Penduduk L P 270 281 150 131 228 240 87 90 735
742
J 551 281 468 177 1.477
Sumber data: Monografi Desa tahun 2010
b. Agama dan Kepercayaan Berdasarkan data dokumentasi di kantor kepala Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang terdiri atas 4 dusun yaitu Dusun Krajan, Dudun Wonogaten, Semare dan Pucungan mempunyai agama dan kepercayaan yang berbeda. Dari berbagai agama yang dianut penduduk tersebut menduduki angka terbanyak adalah agama islam Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini.
54 Tabel 3 Agama dan Kepercayaan Penduduk Krajan Wonogaten, Krajan, Semare, dan Pucungan Desa Glawan, kecamatan, Kabupaten SemarangTahun 2010 No 1 2 3 4
Nama Dusun Krajan Wonogaten Semare Pucungan Jumlah
Islam 530 273 468 172 1.443
Pemeluk Agama Kristen Katolik Hindu 14 7 5 3 5 24
10
Budha -
-
-
Sumber data : Monografi Desa Tahun 2010
Dengan pemeluk agama islam yang terbanyak, maka kehidupan di desa tersebut dipengaruhi agama islam.Namun ada sebagian penduduk Khususnya remaja yang kualitas keislaman terhadap agamanya sangat minim sehingga mudah menerima pengaruh – pengaruh negative yang berdampak pada kehidupannya.
c. Keberadaan Keluarga Harmonis dan Tidak Harmonis Kondisi keluarga yang tidak harmonis yang disebabkan oleh beberapa factor, antara lain perceraian, orang tua bekerja ke luar negri. Ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan akhlak remaja. Lebih jelasnya di bawah ini disajikan data keluarga harmonis dan keluarga tidak harmonis.
55 Tabel 4 Kondisi Keluarga Harmonis dan Keluarga Tidak Harmonis di Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, dan Pucungan Tahun 2010
No
Nama Dusun
Jumlah Keluarga Harmonis
1 Krajan 106 2 Wonogaten 55 3 Semare 104 4 Pucungan 34 Jumlah 299 Sumber data : Hasil wawancara dengan Kepala Desa
Jumlah Keluarga tidak Harmonis 39 23 37 13 112
Sebagian besar penyebab ketidak harmonisan keluarga disebabkan istri bekerja di luar negri, karena merasa bebas, suami melakukan penyimpangan seksual dan akhirnya terjadi perceraian. d. Keberadaan Remaja Keberadaan Remaja Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, dn Pucungan Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010 1). Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pola kehidupan dan pola berfikir remaja. Remaja yang berpendidikan minim biasanya berwawasan sempit dan kurang selektif terhadap pengaruh yang bersifat negative. Di bawah ini disajikan table keadaan remaja Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, dan Pucungan Menurut jenis kelamin dan tingkat pendidikan Tahun 2010
56 Tabel 5 Keadaan Remaja di Dusun Krajan, Wonogaten, Semare dan Pucungan Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Tahun 2010 Jml Remaja Tingkat Pendidikan L P SD SLTP SLTA 1 Krajan 35 27 11 19 21 2 Wonogaten 26 15 8 12 16 3 Semare 38 26 9 24 26 4 Pucungan 39 21 29 24 5 Jumlah 138 89 57 79 68 Sumber data : Dokumentasi Profil Desa Tahun 2010 No
Nama Dusun
PT 11 5 5 2 23
2). Tingkat Kualitas Kerja Tingkat kualitas kerja sangat berpengaruh terhadap maraknya kenakalan remaja sehingganberpengaruh terhadap akhlaknya. Tabel keadaan remaja berdasarkan kualitas kerjanya. Tabel 6 Kualitas Angkatan Kerja Remaja Dusun Krajan, Wonogaten, Semare Dan Pucungan Tahun 2010 Angkatan Kerja Masih Bekerja Pengangguran Sekolah 1 Krajan 13 11 38 2 Wonogaten 10 14 17 3 Semare 12 9 43 4 Pucungan 15 17 28 Jumlah 50 51 126 Sumber data : Dokumentasi Profil Desa Tahun 2010 No
Nama Dusun
Jml 62 41 64 60 227
57 3). Minuman keras, Narkoba, VCD porno Salah satu penyebab yang mempengaruhi akhlak remaja adalah suka mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan terbiasa menonton VCD porno. Data remaja yang suka mengkonsumsi minuman keras, narkoba, dan suka menonton VCD porno. Tabel 7 Keadaan Remaja Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, Dan Pucungan yang Suka Mengkonsumsi Minuman Keras, dn Suka Menonton VCD Porno Tahun 2010 No 1 2 3 4
Nama Dusun Krajan Wonogaten Semare Pucungan Jumlah
Miras 18 11 17 15 61
Jenis yang dilakukan Narkoba CVD Porno 6 12 7 5 8 7 9 4 30 28
4). Remaja Setres Perasaan setres atau tertekan bias disebabkan oleh beberapa factor antara lain factor ekonomi, situasi keluarga tidak harmonis, serta putus asa karena tidak mampu mengikuti perkembangan zaman berdampak pada kehidupan remaja sehingga timbul tindakan – tindakan tidak bermoral. Di bawah ini disajikan data remaja setres beserta penyebabnya.
58 Tabel 8 Faktor- factor yang Menyebabkan Remaja Setres Dusun Krajan, Wonogaten, Semare, dan Pucungan Desa Glawan Tahun 2010 Faktor Penyebab Keluarga Tekanan No Nama Dusun tidak Ekonomi Harmonis jml jml 1 Krajan 8 9 2 Wonogaten 6 5 3 Semare 7 8 4 Pucungan 9 4 Jumlah 30 26 Sumber data : Dokumentasi Kenalakan Remaja
Frustasi jml 7 3 4 2 18
B. Penyajian Data 1. Keadaan Umum Remaja(Responden) Untuk mengetahui obyek penelitian secara jelas, dalam pembahasan skripsi ini perlu penjelasan yang berkenaan dengan responden. Maka penulis akan kamukakan data tentang keadaan responden. Sebelum penulis malaporkan hasil penelitian dan nama-nama responden perlu dijelaskan bahwa dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan angket dengan cara menyebar langsung kepada responden. Responden yang diambil adalah remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2010. yang berjumlah 26 remaja. Untuk lebih jelasnya penulis akan sajikan tabel responden dan data mentah sebagai berikut:
59 Tabel 9 Daftar Nama Responden No
Nama Responden
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan V
1
MHMD
2
MTR
V
3
JJ
V
4
RFD
V
5
DC
6
SUM
V
7
MIM
V
8
AZY
V
9
DWR
V
10
DWS
V
11
DH
12
DEK
V
13
FDH
V
14
NA
V
15
NTH
V
16
RSW
17
RPA.
18
WAK
19
ULQ
V
20
AKS
V
V
V
V V V
60
No
Nama Responden
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan V
21
EA
22
AH
V
23
AUH
V
24
HF
25
SF
V
26
KR
V
V
2. Variasi Jawaban Responden a. Jawaban Responden untuk Variabel Keharmonisan Keluarga Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diperoleh data kuantitatif dari jawaban responden, untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh.
61 Tabel 10 Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Keharmonisan Keluarga No. Resp 1
1 a
2 b
3 b
4 c
Item soal 5 6 a a
2
a
a
a
a
b
3
a
a
c
a
4
a
a
b
5
a
a
6
a
7
Jumlah B C 3 1
7 a
8 a
9 a
10 b
A 6
a
a
b
a
a
8
2
-
a
b
a
b
a
a
7
2
1
a
b
b
b
a
a
a
6
4
-
a
b
b
b
a
b
b
a
5
5
-
b
b
b
b
b
b
a
a
a
4
6
-
a
c
b
b
b
b
a
b
a
a
4
5
1
8
a
c
c
a
b
b
b
b
a
c
3
4
3
9
b
c
c
c
b
b
b
b
a
a
2
5
3
10
c
a
c
a
b
b
b
b
a
c
3
4
3
11
a
a
b
b
b
b
b
b
a
a
4
6
-
12
b
b
c
a
b
b
b
b
c
c
1
6
3
62
No. Resp 13
1 b
2 a
3 c
4 b
Item soal 5 6 c b
14
a
a
a
a
b
15
a
a
c
a
16
a
a
a
17
a
a
18
a
19
Jumlah B C 4 3
7 a
8 b
9 a
10 c
A 3
a
a
b
a
a
8
2
-
b
a
a
b
a
a
7
2
1
a
b
b
a
b
a
a
7
3
-
b
b
b
c
a
b
a
a
5
4
1
a
a
a
b
b
a
b
a
b
7
3
-
a
a
c
a
a
b
b
b
a
c
5
3
2
20
a
a
a
b
b
a
a
b
a
a
7
3
-
21
a
a
c
a
b
a
a
b
a
a
7
2
1
22
a
a
a
a
b
b
a
b
a
a
7
3
-
23
a
a
a
a
b
b
a
b
a
a
7
3
-
24
a
c
a
a
b
b
a
b
a
b
5
4
1
25
a
c
c
a
b
a
b
b
a
c
4
3
3
26
a
b
a
b
a
b
a
b
b
c
4
5
1
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban responden dengan ketentuan bila jawaban: A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1
63 Tabel 11 Skor Jawaban Responden Variabel Keharmonisan Keluarga
No Resp 1
Skor yang diperoleh dari jawaban 3 4 5 6 7 8 2 1 3 3 3 3
1 3
2 2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
1
3
3
2
4
3
3
2
3
2
5
3
3
1
2
6
3
2
2
7
3
1
8
3
9
Jumlah
9 3
10 2
2
3
3
28
3
2
3
3
26
2
2
3
3
3
26
2
2
3
2
2
3
23
2
2
2
2
3
3
3
24
2
2
2
2
3
2
3
3
23
1
1
3
2
2
2
2
3
1
20
2
1
1
1
2
2
2
2
3
3
19
10
1
3
1
3
2
2
2
2
3
1
20
11
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
25
12
2
2
1
3
2
2
2
2
1
1
18
13
2
3
1
2
1
2
3
2
3
1
20
14
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
28
15
3
3
1
3
2
3
3
2
3
3
26
16
3
3
3
3
2
2
3
2
3
3
27
17
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
26
18
3
3
3
3
2
2
3
2
3
2
26
25
64
No Resp 19
1 3
2 3
Skor yang diperoleh dari jawaban 3 4 5 6 7 8 1 3 3 2 2 2
20
3
3
3
2
2
3
3
21
3
3
1
3
2
3
22
3
3
3
3
2
23
3
3
3
3
24
3
1
3
25
3
1
26
3
2
Jumlah
9 3
10 1
2
3
3
27
3
2
3
3
26
2
3
2
3
3
27
2
2
3
2
3
3
27
3
2
2
3
2
3
2
24
1
3
2
3
2
2
3
1
21
3
2
3
2
3
2
2
1
23
23
b. Mencari Lebar Interval Untuk
mengetahui
kriteria
penilaian
dari
variabel
keharmonisan keluarga kedalam kriteria baik, cukup baik, dan kurang. Rumus yang digunakan adalah: R=H–L+1 R = 28 – 18 + 1 R = 11 Keterangan : R = Jarak Pengukuran (Range) H = Skor tertinggi L = Skor terendah
65 Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan. Maka bisa dicari lebar interval ( i ) dengan rumus sebagai berikut : i=
R 3
=
11 3
= 3, 67 =4 Maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 18 – 21 = C (Kurang ) 22 – 25 = B ( Cukup baik ) 26 – 29 = A ( Baik ) Tabel 12 Kriteria Nilai dari Variabel Keharmonisan Keluarga
No 1
Responden 1
Jumlah Skor 25
Kriteria Nilai B
2
2
28
A
3
3
26
A
4
4
26
A
5
5
23
B
6
6
24
B
66
No 7
Responden 7
Jumlah Skor 23
Kriteria Nilai B
8
8
20
C
9
9
19
C
10
10
20
C
11
11
25
B
12
12
18
C
13
13
20
C
14
14
28
A
15
15
26
A
16
16
27
A
17
17
26
A
18
18
26
A
19
19
23
B
20
20
27
A
21
21
26
A
22
22
27
A
23
23
27
A
24
24
24
B
25
25
21
C
26
26
23
B
67 2. Jawaban Responden untuk Variabel Akhlak Remaja Dari hasil jawaban responden tentang akhlak remaja dapat diperoleh data kualitatif, untuk lebih jelasnya berikut akan penulis sajikan tabel hasil jawaban responden beserta skor nilai yang diperoleh. Tabel 13 Rekapitulasi Jawaban Responden dari Variabel Akhlak Remaja No. Resp 1
Item soal 5 6 a b
7 b
8 a
9 a
10 a
Jumlah A B C 8 2 -
1 a
2 a
3 a
4 a
2
a
a
b
a
a
b
a
a
b
a
7
3
-
3
b
b
b
a
b
c
c
b
c
c
1
5
4
4
a
a
b
a
a
a
a
b
a
a
8
2
-
5
b
b
b
a
b
b
b
b
b
c
1
8
1
6
a
a
b
a
a
a
b
a
a
a
8
2
-
7
b
b
b
a
b
b
b
a
b
a
3
7
-
8
b
b
b
a
b
b
c
b
b
c
1
7
2
9
b
c
b
a
b
b
c
b
b
c
1
6
3
10
b
c
b
a
b
b
c
b
b
c
1
6
3
11
a
a
b
b
b
b
b
a
a
b
4
6
-
12
a
b
b
a
b
c
b
a
b
c
3
5
2
13
b
b
b
b
b
b
b
a
b
c
1
8
1
68
No. Resp 14
1 b
2 a
3 b
4 a
Item soal 5 6 b b
15
a
b
b
a
b
16
b
b
b
a
17
a
a
a
18
a
a
19
b
20
Jumlah B C 5 -
7 b
8 a
9 a
10 a
A 5
a
b
a
b
c
5
4
1
b
b
b
a
b
a
3
7
-
a
a
b
b
a
a
a
8
2
-
a
a
b
b
b
a
a
a
7
3
-
b
b
a
b
b
b
a
c
c
2
6
2
a
a
b
a
a
b
b
a
a
a
7
3
-
21
b
a
b
a
b
b
b
b
a
a
4
6
-
22
a
b
b
a
b
b
b
a
b
b
3
7
-
23
b
b
b
a
b
b
b
b
a
a
3
7
-
24
b
b
b
a
a
b
b
b
b
a
3
7
-
25
b
b
b
a
c
b
b
a
b
a
3
6
1
26
a
b
a
a
a
b
a
a
a
a
8
2
-
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitas menjadi data kuantitas dari jawaban responden dengan ketentuan bila jawaban: A diberi skor 3 B diberi skor 2 C diberi skor 1
69 Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data melaui tabel rekapitulasi jawaban responden untuk variabel perilaku ihsan siswa sebagai berikut: Tabel 14 Skor Jawaban Responden tentang Akhlak Remaja No Resp 1
1 3
Skor yang diperoleh dari jawaban 2 3 4 5 6 7 8 9 3 3 3 3 2 2 3 3
10 3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
27
3
2
2
2
3
2
1
1
2
1
1
17
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
28
5
2
2
2
3
2
2
2
2
2
1
20
6
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
28
7
2
2
2
3
2
2
2
3
2
3
23
8
2
2
2
3
2
2
1
2
2
1
19
9
2
1
2
3
2
2
1
2
2
1
18
10
2
1
2
3
2
2
1
2
2
1
18
11
3
3
2
2
2
2
2
3
3
2
24
12
3
2
2
3
2
1
2
3
2
1
21
13
2
2
2
2
2
2
2
3
2
1
20
14
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
25
15
3
2
2
3
2
3
2
3
3
1
24
Jumlah 28
70
No Resp 16
1 2
2 2
Skor yang diperoleh dari jawaban 3 4 5 6 7 8 9 2 3 2 2 2 3 2
17
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
28
18
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
27
19
2
2
2
3
2
2
2
3
1
1
20
20
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
27
21
2
3
2
3
2
2
2
2
3
3
24
22
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
23
23
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
23
24
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
23
25
2
2
2
3
1
2
2
3
2
3
22
26
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
28
10 3
Jumlah 23
b. Mencari Lebar Interval Setelah jawaban responden diketahui, untuk mengetahui kriteria penilaian dari variabel Akhlak remaja kedalam kriteria baik, cukup baik, dan kurang. Rumus yang digunakan adalah: R=H–L+1 R = 28 – 17 + 1 R = 12 Keterangan : R = Jarak Pengukuran (Range) H = Skor tertinggi
71 L = Skor terendah Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan . Maka bisa dicari lebar interval ( i ) dengan rumus sebagai berikut : i=
R 3
=
12 3
=4 Dari rumus diatas dengan kriteria penilaian sebanyak 3, dapat diketahui interval kelas sebesar 4, maka kriteria nilai yang diperoleh dari skor jawaban responden adalah sebagai berikut: 17 – 20 = C (Kurang ) 21 – 24 = B ( Cukup baik ) 25 – 28 = A ( Baik )
Tabel 15 Kriteria Nilai dari Variabel Akhlak Remaja No 1
Responden 1
Jumlah Skor 28
Kriteria Nilai A
2
2
27
A
3
3
17
C
4
4
28
A
5
5
20
C
72
No 6
Responden 6
Jumlah Skor 28
Kriteria Nilai A
7
7
23
B
8
8
19
C
9
9
18
C
10
10
18
C
11
11
24
B
12
12
21
C
13
13
20
C
14
14
25
A
15
15
23
B
16
16
24
B
17
17
28
A
18
18
26
A
19
19
20
C
20
20
27
A
21
21
24
B
22
22
23
B
23
23
23
B
24
24
23
B
25
25
22
B
26
26
28
A
BAB IV ANALISIS DATA
Untuk mengolah data yang telah terkumpul dan untuk mengambil kesimpulan dari penelitian, maka perlu adanya analisis data. Analisis data adalah suatu pengolahan data dalam rangka pengujian hipotesis yang telah dirumuskan untuk memperoleh simpulan berdasarkan data tersebut. Rumusan hipotesis dapat diterima apabila kebenaran dalam analisis data telah terbukti. Adapun analisis data yang penulis lakukan antara lain : 1. Analisis pertama mengenai variabel keharmonisan keluarga. 2. Analisis kedua mengenai variabel akhlak remaja. 3. Analisis
ketiga
yaitu analisis korelasi untuk
mengetahui pengaruh
keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja.
A. Analisis Pertama Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keharmonisan keluarga. Analisis ini terdiri dari dua cara, yaitu: 1. Analisis Berdasarkan Skor Analisis ini merupakan pengolahan data dengan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut : P=
F x 100 % N
73
74 Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan. F = Frekuensi. N = Jumlah subyek dalam golongan. Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh penanaman nilai-nilai agama A (baik), B (cukup baik), C (kurang). Dari tabel kriteria nilai untuk variabel keharmonisan keluarga dengan jumlah responden sebanyak 26 remaja dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai : a. Baik ( kategori A ) sebanyak 12 remaja. b. Cukup baik ( kategori B ) sebanyak 8 remaja. c. Kurang (kategori C) sebanyak 6 remaja. Dengan nenggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut : Tabel 16 Prosentase Jawaban Responden Tentang Keharmonisan Keluarga No Kategori 1 Baik
Lambang A
Frekuensi 12
Prosentase (%) 46,2
2
Cukup
B
8
30,8
3
Kurang
C
6
23
26
100
Jumlah
75 2. Analisis Berdasarkan Angket Dalam analisis ini dimaksudkan untuk melihat lebih jauh jawaban responden dalam kaitannya dengan keharmonisan keluarga. Tabel 17 Prosentase Jawaban Responden tentang Keharmonisan Keluarga Berdasarkan Angket
No 1.
Item Soal Apakah
dalam
keluarga
Jawaban A B C 22 3 1
Prosentase (%) A B C 84,7 11,5 3,8
kamu selalu melaksanakan sholat berjamaah? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2.
Apakah orang tua kamu 17 selalu
mengingatkanmu
untuk melaksanakan shalat wajib 5 waktu? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4
5
65,4
15,4
19,2
76
No
Item Soal
3.
Ketika tiba saatnya waktu makan,
apakah
A 9
Jawaban B C 6 11
Prosentase (%) A B C 34,6 23,1 42,3
selalu
melakukan makan bersama? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4.
Ketika
ibu kamu
pergi,
apakah
ayahmu
selalu
8
7
11
30,8
26,9
42,3
15,4
80,8
38,8
15,4
80,8
3,8
mengkhawatirkannya? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5.
Ketika salah satu anggota 4
21
1
keluarga pergi, dan pada saatnya pulang belum bias pulang,
apakah
member
kabar
keluarga yang lain? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
selalu terhadap
4
21
1
77
No
Item Soal
6.
Ketika salah satu anggota keluarga
pergi,
A
8
Jawaban B C
18
-
Prosentase (%) A B C
30,8
69,2
-
apakah
selalu minta ijin kepada anggota keluarga yang lain? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang
-
c. Tidak pernah 7.
Agama
Islam
sangat
18
8
-
69,2
30,8
3
23
-
11,5
88,5
menganjurkan kita untuk menyayangi
sesama,
Apabila ada tetangga sedang kesusahan,Apakah keluargamu
selalu
membantunya? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8.
Apakah orang tua kamu selalu bertengkar?
-
78
No
Item Soal
A
Jawaban B C
Prosentase (%) A B C
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9.
Ketika
kamu
kesalahan,
melakukan
Apakah
23
2
1
88,5
7,7
3,8
7
61,6
11,5
26,9
kamu
selalu dimarahi? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Ketika salah satu anggota 16
3
keluaga kamu melakukan kesalahan, Apakah mereka saling memaafkan? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
B. Analisis Kedua Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar akhlak remaja. Analisis ini terdiri dari dua cara, yaitu:
79 1. Analisis Berdasarkan Skor Analisis ini merupakan pengolahan data dengan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut: P=
F x 100 % N
Keterangan : P = Proporsi individu dalam golongan. F = Frekuensi. N = Jumlah subyek dalam golongan. Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong mempunyai akhlak A (baik), B (cukup baik), C (kurang). Dari tabel kriteria nilai untuk variabel akhlak remaja dengan jumlah responden sebanyak 26 remaja dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai : a. Baik ( kategori A ) sebanyak 12 remaja. b. Cukup baik ( kategori B ) sebanyak 8 remaja. c. Kurang (kategori C) sebanyak 6 remaja. Dengan nenggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut :
80 Tabel 18 Prosentase Jawaban Responden Tentang Akhlak Remaja No Kategori 1 Baik
Lambang A
Frekuensi 9
Prosentase(%) 34,6
2
Cukup
B
9
34,6
3
Kurang
C
8
30,8
26
100
Jumlah
2. Analisis Berdasarkan Angket Dalam analisis ini dimaksudkan untuk melihat lebih jauh jawaban responden dalam kaitannya dengan akhlak remaja. Tabel 19 Prosentase Jawaban Responden tentang Akhlak Remaja Berdasarkan Angket No
Item Soal
1.
Sebagai seorang anak kita wajib
bersikap
hormat
kepada orang tua, Apakah kamu selalu bersikap hormat kepada semua orang tua? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
Jawaban A B C 12 14 -
Prosentase (%) A B C 46,2 53,8 -
81
No 2.
Item Soal Apakah
kamu
melaksanakan
apa
selalu
A 10
Jawaban B C 14 2
Prosentase (%) A B C 38,5 53,8 7,7
yang
diperintahkan orang tua? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3.
Apakah
kamu
selalu
4
22
-
15,4
84,6
24
2
-
92,3
7,7
-
membantu pekerjaan orang tua kamu? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4.
Apabila
kamu
melihat
tempat tinggal kamu kotor, Apakah
kamu
membersihkannya?
selalu
-
82
No
Item Soal
A
Jawaban B C
Prosentase (%) A B C
a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5.
Ada
teman
kamu
mempunyai Apakah
yang
8
17
1
30,8
65,4
3,8
3
21
2
11,5
80,8
7,7
masalah, kamu
selalu
membantu memecahkannya? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6.
Apakah
kamu
selalu
berkelahi
dengan
teman
kamu? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang
83 No
Item Soal A
Jawaban B C
Prosentase (%) A B C
c. Tidak pernah 7.
Apakah
kamu
melakukan
selalu
3
19
4
11,5
73,1
15,4
17
9
-
65,4
34,6
-
12
12
2
46,2
46,2
7,6
minum-
minuman keras? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8.
Apakah
kamu
sering
melakukan tindak kriminal? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9.
Apakah kamu selalu berbuat dusta terhadap diri sendiri maupun orang lain? a. Ya, selalu
84
No
Item Soal
A
Jawaban B C
Prosentase (%) A B C
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10.
Apakah
kamu
selalu 15
2
9
57,7
7,7
34,6
melaksanakan sholat lima waktu? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
C. Analisis Ketiga Analisis ini untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel penanaman keharmonisan keluarga dengan variabel akhlak remaja,dimana keharmonisan keluarga sebagai variabel X dan akhlak remaja sebagai variabel Y. Dalam menganalisis tingkat hubungan antar dua variabel ini penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment sebagai berikut :
rXY
XY
X Y
X 2 X N
2
N 2 Y 2 Y N
Keterangan : rXY
: Koefisien korelasi variabel X dan Y
XY
: Perhatian antara X dan Y
85 X2
: Variabel pengaruh
Y2
: Variabel terpengaruh
N
: Jumah responden
Apabila r hitung telah diperoleh,kemudian r tabel dikonsultasikan dengan kriteria dan r tabel product moment dengan kriteria r hitung > r tabel pada taraf signifikasi 5% atau 1% maka hipotesis kerja diterima. Sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka hipotesis ditolak. Alasan digunakan analisis data statistik adalah 1. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang sudah diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka. 2. Penulis akan lebih mudah menentukan apakah hipotesis yang yang akan diuji dapat diterima atau tidak. 3. Akan diperoleh kesimpulan yang obyektif. Untuk lebih mudahnya dalam penghitungan korelasi, penulis akan sajikan tabel koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 20 Koefisien Korelasi antara Keharmonisan Keluarga dan Akhlak Remaja
No resp. 1
X 25
Y 28
X² 625
Y² 784
XY 700
2
28
27
784
729
756
86 No Resp. 3
X 26
Y 17
X² 676
Y² 289
XY 442
4
26
28
676
784
728
5
23
20
529
400
460
6
24
28
576
784
672
7
23
23
529
529
529
8
20
19
400
361
380
9
19
18
361
324
342
10
20
18
400
324
360
11
25
24
625
576
600
12
18
21
324
441
378
13
20
20
400
400
400
14
28
25
784
625
700
15
26
24
676
576
624
16
27
23
729
529
621
17
26
28
676
784
728
18
26
27
676
729
702
19
23
20
529
400
460
20
27
27
729
729
729
21
26
24
676
576
624
22
27
23
729
529
621
23
27
23
729
529
621
24
24
23
576
529
552
87 No Resp 25
X 21
Y 22
X² 441
Y² 484
XY 462
26
23
28
529
784
644
∑
628
608
15384
14528
14835
Dengan melihat pada tabel diatas maka rumus korelasi product moment dapat secara langsung digunakan. Adapun penghitungnnya adalah sebagai berikut:
rXY
rXY
XY
X Y
N X 2 Y 2 Y 2 2 X N N 14835
628 608 26
2 628 608 15384 14528 26 26 2
rXY
rXY
rXY
rXY
14835
628608 26
394384 369664 15384 14528 26 26
14835 14685,54
15384 15168,6214528 14217,85 149,4615
215,3846310,1538 149 ,4615 66802 ,37
88
rXY
149 ,4615 258 ,4615445
rXY 0,578273796 dibulatkan menjadi 0,578
D. Uji Hipotesis Pada bab I penulis merumuskan “Ada pengaruh positif antara keharmonisan
keluarga
terhadap
akhlak
remaja”.
Untuk
menguji
kebenarannya, penulis mengadakan observasi serta wawancara kepada remaja, tokoh masyarakat, serta perangkat Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang menunjukkan adanya pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja. Sedangkan untuk menguji kevalidan data maka data yang diperoleh terlebih dahulu diadakan penghitungan statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu untuk mencari besarnya angka korelasi antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja. Berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara keharmonisan keluarga dan akhlak remaja (rXY) sebesar 0,578, selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 26 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388 serta 1% yaitu 0,496 Terbukti hasil tersebut lebih besar dari pada r tabel, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini signifikan, dalam arti hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh positif antara keharmonisan keluarga dengan akhlak remaja, Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Tahun 2010” diterima.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada pada bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada umumnya keharmonisan keluarga yang diperoleh remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang berada pada tingkatan tingkat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada tabel 16, bahwa kategori baik sebesar 46,2%, cukup baik 30,8% dan kategori kurang sebanyak 23%. 2. Tingkatan dari akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang berada pada kategori baik, cukup dan kurang. Sebagaimana yang tertera pada tabel 18, bahwa kategori baik sebesar 34,6%, kategori cukup baik sebesar 34,6% dan kategori kurang sebesar 30,8%. 3. Adanya pengaruh antara keharmonisan keluarga terhadap akhlak remaja Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2010. Adapun koefisien korelasi antara keharmonisan keluarga dan akhlak remaja (rXY) adalah sebesar 0,578. Nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan N = 26 dan taraf signifikasi 5% yaitu 0,388 serta taraf gignifikasi 1% yaitu 0,496 terbukti r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga hipotesis yang diajukan “diterima”. 89
90 B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Orang Tua Hendaknya orang tua senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada anak secara maksimal dalam pendidikan keagamaan, sehingga anak terbiasa berperilaku baik sesuai dengan ajaran agama.
2. Pemerintah Hendaknya pemerintah selektif dalam merumuskan kebijakankebijakan, khususnya penanggulangan - penanggulangan terhadap maraknya peredaran narkoba, minuman keras, dan pornografi serta mencari solusi dari dampak yang ditimbulkan. 3. Untuk Anak Demi terciptanya hubungan yang rukun tentram dan harmonis dengan semua pihak, harus banar-benar memahami dan menerapkan nilainilai agama dalam pergaulannya sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Zakiyah, Darojat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1999. Hadi, Sutrisno, Metode Researc, Psicology UGM, Yogyakarta, 1983. Zul, M, Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Diva Publiser, 2008. Mansur, MA, Pendidikan Usia Dini Dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005. Mappiare, Andi, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya, 1983. Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kartika, Surabaya, 1997. Walgito, Bimo, Psikologi Sosial Sebagai Pengantar, Andi Offset, Yogyakarta, 2000. Maman, Rahman, Strategi dan Langkah – langkah Penelitian Pendidikan, IKIP Semarang, Semarang, 1993. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R and D, Alfabeta, 2006. Hamid, Abdul, Kissik, Keluarga Sakinah, Al Bayan, Bandung, 2000. Dagun, M, Save, Psikologi Keluarga, Rineka Cipta, Jakarta, 2002. Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling Perkawinan, Andi Offset, Yogyakarta, 2000. Junus, Mahmud, Haji, Tarjamah Al Qur’an Al Karim, Al Ma’arif, Bandung, 1989. Muh Zuhri, Menyambut Tahun Baru, Guru Besar STAIN, Salatiga, 2002.
91
92 Nasrun, Rusli, Aqidah Akhlak I, Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama, Jakarta, 1991. Simanjuntak, Latar Belakang Kenakalan Remaja, Bandung, 1984. Hawari, Dalam Murni, Internet 26 Januari, 2009. Maichati, Dalam Murni, Internet 26 Januari 2009. Furhan, Dalam Murni, Internet 26 Januari, 2009. Pohan
Rusdin,
Yogyakarta, 2007.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan,
Lnarka
Publiser,