PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU TERHADAP INTENSITAS BELAJAR (STUDI KASUS PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh SITI ASKIYAH NIM 11408063
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: 3 Eks : Naskah Skripsi Saudara Siti Askiyah Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama NIM Jurusan Judul
: Siti Askiyah : 11408063 : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam : PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU TERHADAP INTENSITAS BELAJAR (STUDI KASUS PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010)
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
Prof. Dr. H. Muh Zuhri, MA NIP 19530326 197803 1 001
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara : SITI ASKIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408063 yang berjudul: PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU TERHADAP INTENSITAS BELAJAR (STUDI KASUS PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. Salatiga, 18 Ramadhan 1431 H 28 Agustus 2010 M Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dr. Bahroni, M.Pd NIP. 19640818 199403 1 004
Dra. Nur Khasanah NIP. 19690110 199403 2 002 Pembimbing
Prof. Dr. H. Muh Zuhri, MA NIP. 19530326 197803 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: SITI ASKIYAH
NIM
: 11408063
Judul Skripsi
: PENGARUH
KOMPETENSI
PROFESIONALISME
GURU TERHADAP INTENSITAS BELAJAR (STUDI KASUS PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 28 Agustus 2010 Yang Menyatakan
SITI ASKIYAH
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah 2. Suami
dan Ibu tercinta tersayang
pengorbanannya
yang telah
dengan
do'a,
mengukir
kesetiaan
segala
harapan.
3. Anak-anakku - Mujahid Abdul Karim - Agung Budi Kusuma - Asmini Mauliyawati Sebagai tumpuan harapan waladin sholihin
4. Teman-teman
mahasiswa dan almamater
cita
dan dan
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna meraih gelar Strata Satu (S-1) dalam Program Ilmu Tarbiyah. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu berbuat banyak dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi. 3. Bapak Prof. Dr. Muh Zuhri, MA, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Bapak YRY Priyono, Ketua Gugus III Diponegoro Kecamatan Bringin yang telah memberi kesempatan kepada penulis menyelesaikan studi 5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa
senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga, 28 Agustus 2010 Penulis
Siti Askiyah
ABSTRAK
Siti Askiyah. 2010. Pengaruh Kompetensi Profesionalisme Guru Terhadap Intensitas Belajar (Studi Kasus Pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun 2010). Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Prof. Dr. H. Muh Zuhri, MA Kata Kunci : Profesionalisme Guru dan Intensitas Belajar Masalah profesionalisme guru secara umum tersebut tentu juga memiliki beberapa kesamaan dengan guru yang ada di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Tingkat pendidikan yang berbeda juga merupakan penyebab guru kurang profesional dalam menjalankan tugas. Selain itu tidak semuanya guru berasal dari Kecamatan Bringin, sehingga seringkali mengalami hambatan dalam kehadiran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kompetensi profesionalisme guru di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang? Bagaimanakah intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang? Adakah pengaruh kompetensi profesionalisme guru terhadap intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi profesionalisme guru di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang, untuk mengetahui intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang, dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru terhadap intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di Gugus III Diponegoro Kecamatan Bringin. Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 56 orang guru. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk mengetahui kompetensi profesionalisme guru dan intensitas belajar siswa. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kompetensi profesionalisme guru yang berada pada kategori sangat profesional mencapai 50%, kategori cukup profesional 32,15% dan kategori kurang profesional 17,85%, intensitas belajar siswa yang berada pada kategori tinggi mencapai 53,57%, kategori sedang 28,57% dan kategori kurang 17,85% dan berdasarkan analisis diketahui bahwa profesionalisme guru memberikan pengaruh terhadap intensitas belajar siswa, terbukti nilai r hitung lebih besar dari r tabel 5% maupun 1%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
2
C. Tujuan Penelitian..................................................................
3
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................
3
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
4
F. Definisi Operasional .............................................................
5
G. Metode Penelitian .................................................................
8
H. Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru ...........................................................
12
B. Intensitas Belajar ..................................................................
19
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Keadaan Umum SD di Kec. Bringin ...................................
30
B.
Keadaan Responden ...........................................................
32
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data ........................................................................
40
B. Analisis Pengolahan Data .....................................................
54
C. Analisis Uji Hipotesis ...........................................................
58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
61
B. Saran ....................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL I
Daftar Guru di Gugus III Diponegoro
TABEL II
Daftar Nama Responden
TABEL III
Hasil Angket Kompetensi Profesionalisme Guru
TABEL IV
Hasil Angket Intensitas Belajar
TABEL V
Nilai Angket Kompetensi Profesionalisme Guru
TABEL VI
Interval Kompetensi Profesionalisme Guru
TABEL VII
Nominasi Kompetensi Profesionalisme Guru
TABEL VIII
Klafisikasi Kompetensi Profesionalisme Guru
TABEL IX
Nilai Angket Intensitas Belajar
TABEL X
Interval Intensitas Belajar
TABEL XI
Nominasi Intensitas Belajar
TABEL XII
Klafisikasi Intensitas Belajar
TABEL XIII
Tabel Persiapan Korelasi
TABEL XIV
Tabel Kriteria Nilai Korelasi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1
STRUKTUR ORGANISASI GUGUS
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Di lingkungan pendidikan formal, pengkajian terhadap pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru, sepertinya sudah selalu banyak didiskusikan. Namun demikian kenyataan di lapangan masalah profesionalisme guru tersebut masih jauh dari harapan sehingga kualitas pembelajaran masih sangat rendah. Akhir-akhir ini faktor profesionalisme guru memang menjadi perhatian masyarakat. Hal tersebut bukan dikarenakan guru semakin profesional dalam melaksanakan tugas, justru disebabkan oleh tindakan guru yang tidak profesional dalam melaksanakan tugas, seperti sering terlambat datang ke sekolah, meninggalkan catatan di kelas lalu ditinggal aktivitas lainnya, bahkan tidak masuk tanpa izin. Sebagaimana yang disampaikan di atas bahwa hasil belajar siswa juga ditentukan oleh faktor guru1. Demikian halnya dengan intensitas belajar siswa, juga akan sangat dipengaruhi oleh keberadaan profesionalisme guru tersebut. Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana memberikan prioritas yang tinggi kepada guru, sehingga mereka dapat memperoleh kesempatan untuk selalu meningkatkan profesionalisme atau kemampuannya sebagai guru. Guru harus diberikan kepercayaan, untuk 1
Dr.H.Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta, Bandung, 2009. hlm. 14
1
1
melaksanakan tugasnya melakukan proses belajar mengajar yang baik. Guru perlu diberikan dorongan dan suasana yang kondusif untuk menemukan berbagai alternatif cara mengembangkan proses pembelajaran. Hasil belajar siswa dipengaruhi bagaimana siswa tersebut belajar. Cara belajar yang efektif akan meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai2. Salah satu pendukung belajar intensif adalah adanya motivasi untuk mengetahui dan mengerti atau yang disebut intensitas belajar. Masalah profesionalisme guru secara umum tersebut tentu juga memiliki beberapa kesamaan dengan guru yang ada di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Tingkat pendidikan yang berbeda juga merupakan penyebab guru kurang profesional dalam menjalankan tugas. Selain itu tidak semuanya guru berasal dari Kecamatan Bringin, sehingga seringkali mengalami hambatan dalam kehadiran. Dengan adanya hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "Pengaruh Kompetensi Profesionalisme Guru terhadap Intensitas Belajar Siswa (Studi pada Sekolah Dasar di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang)"
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
2
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 74
2
1. Bagaimanakah kompetensi profesionalisme guru di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang? 2. Bagaimanakah intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang? 3. Adakah pengaruh kompetensi profesionalisme guru terhadap intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang?
C.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui kompetensi profesionalisme guru di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. 2. Untuk mengetahui intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi profesionalisme guru terhadap intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
D.
Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah
dugaan
sementara
yang
harus
dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian3. Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah "Ada
pengaruh
yang
positif
dan signifikan
pengaruh
kompetensi
profesionalisme guru terhadap intensitas belajar siswa di Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang"
3
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm. 84
3
E.
Kegunaan Penelitian Dari beberapa masalah yang dirumuskan diatas setelah diperoleh jawaban, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Manfaat Teoritis a. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya berkaitan dengan masalah belajar dan profesionalisme guru. b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi orang tua siswa sebagai bahan masukan untuk lebih memperkuat kemandirian belajar pada anaknya b. Bagi
para
guru
sebagai
pertimbangan
tentang
pentingnya
mengupayakan profesionalisme guru agar tercapai kemandirian belajar pada siswa secara optimal. c. Bagi para siswa dapat menambah pengetahuan tentang bimbingan belajar sehingga mereka mampu mencapai pribadi yang mandiri dalam belajarnya. d. Dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dan bahan acuan bagi peneliti yang sejenis di masa yang akan datang.
4
F.
Definisi Operasional 1. Profesionalisme Guru Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sikap profesional4. Orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau berada dalam satu ruang kerja. Jadi profesionalisme adalah komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu5. Menurut Moh. Uzer Usman, guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugs dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya dalam arti memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus mampu menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan
kependidikan.
Landasan-landasan
kependidikan
tersebut merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Kompetensi ini terbagi menjadi kompetensi pribadi (personal) dan kompetensi profesional. 4
Prof.Dr. Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2002, hlm. 23 5 Ibid, hlm. 23
Peningkatan
5
Dalam konteks penelitian ini akan difokuskan pada kompetensi profesional dan seorang guru yang meliputi beberapa indikator, yaitu6: a. Menguasai landasan pendidikan b. Menguasai bahan pengajaran c. Menyusun program pengajaran d. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan e. Memiliki rasa tanggung jawab akan tugasnya sebagai seorang guru
2. Intensitas Belajar a. Pengertian Belajar Pada hakekatnya belajar adalah hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, memahami, dan sebagainya. Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang di alami siswa. Maka pemahaman yang benar mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik. Belajar
merupakan aktivitas mental atau psikis
yang
berlangsung dalam interaksi dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
dan nilai sikap. Perubahan bersifat relatif konstan dan berbekas.
6
Dr.H. Syaiful Sagala, Op.Cit, hlm. 41
6
Menurut Oemar Hamalik, ”Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”7. Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” 8. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang relatif menetap.
b. Intensitas Belajar Intensitas ialah kesungguhan untuk mendapatkan efek yang maksimal9.
Dengan demikian
intensitas
belajar
adalah
bahwa
kesungguhan seseorang berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri seseorang. Faktor intensitas belajar diantaranya adalah10: 1) Kegiatan belajar yang dilakukan 2) Latihan atau ulangan, artinya siswa akan intensif belajar jika ada ulangan atau latihan
7
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 106 8 Slameto, Op.Cit, hlm. 2 9 Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yrama Widya, Bandung, 2007, hlm. 174 10 Oemar Hamalik, Op.Cit, hlm. 109
7
3) Kepuasan dan kesenangan. Seseorang intensif belajar karena dengan belajar seseorang memperoleh kepuasan atau kesenangan 4) Pengalaman masa lampau 5) Kesiapan dan kesediaan belajar 6) Minat dan Usaha 7) Fisiologis 8) Intelegensi atau kecerdasan.
H.
Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan11.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gugus III Diponegoro Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Waktu penelitian akan dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan selesai
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi
11
Usman Rianse, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Teori dan Aplikasi,Alfateba, Bandung, 2009, hlm. 27
8
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian12. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh guru di Gugus III Diponegoro sebanyak 56 orang. b. Sampel Sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang diteliti13. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka sampel penelitian ini semua populasi, yaitu sebanyak 56 orang guru14.
4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk mendapatkan data variabel hasil profesionalisme guru dan intensitas belajar siswa. Kuesioner dibagikan kepada responden.
5. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
ini
berupa
kuesioner
mengenai
profesionalisme guru dan intensitas belajar berdasarkan indikatorindikator masing-masing variabel tersebut.
6. Analisis Data Dalam mengolah data, penulis menggunakan analisa data kualitatif
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 130 13 Ibid, hlm. 131 14 Ibid, hlm. 139
9
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
Keterangan:
I.
rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
x
: skor variabel x (profesionalisme guru)
y
: skor variabel y (intensitas belajar)
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel x
Y
: Hasil kuadrat variabel Y
XY
: Produk dari X kali Y
: Sigma (jumlah)
Sistematika Skripsi Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Sedangkan bagian inti terdiri dari: Bab I
Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teori mengenai profesionalisme
guru,
mempengaruhi belajar.
definisi
belajar
dan
faktor
yang
10
Bab III
Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian serta penyajian data
Bab IV
Analisis Data, berisi tentang analisis deskriptif, pengajuan hipotesis dan pembahasan.
Bab V
Penutup, berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
11
Lampiran 1 : Rancangan Daftar Pertanyaan I. Identitas Responden
1
Nomor Responden
2
Jenis Kelamin
/ V / 2010
1 Laki-laki 2. Perempuan
II. Petunjuk : Kami mohon Saudara memberikan tanda silang pada salah satu skore kolom di samping daftar pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Jawaban Saudara tidak akan mempengaruhi prestasi belajar Saudara: S
: Selalu
Skor 5
SR
: Sering
Skor 4
KD : Kadang-Kadang
Skor 3
TP
Skor 2
: Tidak Pernah
TPS : Tidak Pernah Samasekali
Skor 1
12
Profesionalisme Guru No
S
Pernyataan
1
Guru memahami tujuan pendidikan
2
Guru mengetahui fungsi sekolah
3 4
Guru mengenal prinsip-prinsip pendidikan Guru menguasai kurikulum
5
Guru dapat mengaplikasikan silabus
6
Guru menguasai bahan pelajaran
7
Guru mampu menyampaikan pelajaran dengan baik Guru mampu menyusun menyusun program pengajaran Guru mampu menetapkan kompetensi belajar dengan baik Guru mampu mengembangkan bahan pelajaran
8 9 10 11 12 13 14 15
SR
KD
TP
TPS
psikologi
Guru menggunakan metode mengajar dengan tepat Guru mampu menyusun penilaian hasil belajar Guru selalu berupaya meningkatkan kemampuan atau pengetahuannya Guru memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan anak didiknya Guru mengabdikan diri untuk dunia pendidikan
Intensitas Belajar No
Pernyataan
1
Kegiatan belajar yang dilakukan siswa dilakukan secara rutin Kegiatan belajar siswa dilakukan jika akan ada ulangan Kegiatan belajar dilakukan karena menyenangi belajar Kegiatan belajar dilakukan karena merasa mendapatkan kepuasan dengan belajar Dengan belajar dapat memperoleh pengalaman yang baru
2 3 4 5
S
SR
KD
TP
TPS
13
6
9
Kegiatan belajar dilakukan secara rutin karena adanya pengalaman masa lampau Kegiatan belajar dilakukan karena minat yang tinggi Kegiatan belajar dilakukan secara rutin karena adanya fasilitas yang memadai Belajar dengan rutin karena fisik mendukung
10
Belajar dengan rutin karena factor intelegensi
7 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Profesionalisme Guru Secara etimologi, “profesi” berasal dan bahasa Yunani yang mengandung anti “pekerjaan job”1, yaitu menghabiskan adanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan Namun arti itu kemudian berkembang tidak hanya sekedar pekerjaan atau job, tetapi di dalamnya terpaku juga suatu “panggilan” atau suatu “ailing”, suatu strong inner impulse. Menurut bahasa, profesionalisme adalah sikap yang mengedepankan aspek tanggung jawab terhadap profesinya atau berperan sebagaimana jabatan yang diembannya2. Profesionalisme merupakan sesuatu yang berkenaan dengan profesi, dimana seseorang dengan profesinya tersebut memiliki kemampuan untuk melaksanakan sesuai dengan norma-norma atas profesi yang dijabatnya3. Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian
1
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm. 2 2 WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1998. hlm. 782 3 Engkoswara, Administrasi Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm. 327
13
selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan4. Sedangkan beberapa ciri dari profesionalisme diantaranya adalah5; 1.
Menghendaki sitat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu menciptakan mutu
2.
Memerlukan kesungguhan dan. ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan
3.
Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai
4.
Memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan Iman seperti harta dan kenikmatan hidup
5.
Memerlukan adanya kebulatan pikiran dan perbuatan sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi. Profesionalisme berarti juga bahwa6:
1.
Secara terus menerus berkiprah di bidangnya
2.
Secara terus menerus meningkatkan daya kreativitas melalui pengalaman
3.
Secara terus menerus berkarya bagi pengembangan usaha pada lembaga tempatnya mengabdi. Dan uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa profesi dan
profesionalisme mempunyai makna yang hampir sama. Profesi berkaitan erat dengan pengertian suatu pekerjaan saja yang dilakukan sehari-hari secara rutin. Sedangkan profesionalisme penekanannya adalah adanya suatu 4
Fandy Tjiptono, Total Quality Management, Jakarta, Rineka Cipta, 2006, hlm. 19 Ibid, hlm. 23 6 Ibid, hlm. 17 5
14
keinginan untuk lebih dilandasi oleh suatu keahlian serta panggilan dan hasil nuraninya untuk menjalankan tugas dengan benar. Begitupun juga dengan profesi seorang guru. Sebagai jabatan profesional, maka sudah selayaknya jika seorang guru juga harus memiliki kriteria-kriteria
yang
mencerminkan
profesionalisme.
Implikasi
yang
diharapkan dan profesionalisme ini lebih tercapainya tujuan atau sasaran pembelajaran untuk menciptakan output pendidikan yang berkualitas, punya kompetensi yang tinggi, berakhlak mulia serta punya kepribadian yang mantap. Guru yang profesional adalah guru yang menguasai substansi pekerjaannya secara profesional, yakni7 1.
Mampu menguasai substansi mata pelajaran secara sistematis, khususnya materi pelajaran yang secara khusus diajarkannya, disamping itu Ia juga dituntut untuk berupaya mengikuti perkembangan materi pelajaran tersebut dan waktu ke waktu.
2.
Memahami dan dapat menerapkan psikologi perkembangan, sehingga seorang gum dapat memilih materi pelajaran berdasarkan tingkat kesukaran sesuai dengan masa perkembangan peserta didik yang diajarnya.
3.
Memiliki kemampuan mengembangkan program-program pendidikan yang secara khusus disusun sesuai dengan masa perkembangan peserta didik yang akan diajarnya.
7
Ibid, hlm. 31
15
Menurut Moh. Uzer Usman, guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugs dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal8. Guru yang profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya dalam arti memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus mampu menguasai berbagai strategi atau teknik di dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan. Landasanlandasan kependidikan tersebut merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Kompetensi ini terbagi menjadi kompetensi pribadi (personal) dan kompetensi profesional. Lebih jelas lagi sebagaimana yang dikatakan oleh Usman, guru profesional adalah guru yang tahu secara mendalam tentang siapa yang diajarkannya, cakap, cara mengajarkannya secara efektif dan efisien, dan guru tersebut mempunyai kepribadian yang mantap. Jadi, tiga ranah ap1iksi profesionalisme seorang guru yang meliputi pengetahuan (Knowledge), ketrampilan (skill) serta sikap mental (attitude) harus mampu tercover dalam diri seorang guru9. Dalam konteks penelitian ini akan difokuskan pada kompetensi profesional dan seorang guru yang meliputi10: 1.
8
Menguasai landasan pendidikan
Prof.Dr. Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2002, hlm. 23 9 Ibid, hlm. 24 10 Ibid, hlm. 26
16
2.
Menguasai bahan pengajaran
3.
Menyusun program pengajaran
4.
Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
5.
Memiliki rasa tanggung jawab akan tugasnya sebagai seorang guru Kemampuan profesional guru (professional capacity) terdiri dari
kemampuan intelegensi, sikap, dan prestasinya dalam bekerja. Dalam berbagai penelitian, kemampuan profesional guru sering ditunjukkan dengan tinggi rendahnya hasil pengukuran kemampuan menguasai materi pelajaran yang diajarkan11. Secara sederhana, kemampuan profesional ini bisa ditunjukkan dengan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan termasuk upaya untuk selalu memperkaya dan meremajakan pengetahuan tersebut. Salah satu upayanya, dapat melalui kegiatan dalam Kelompok Kerja Guru (KKG). Secara sederhana peningkatan kemampuan professional guru bisa diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum matang menjadi matang, yang tidak mampu mengelola sendiri menjadi mampu mengelola sendiri, yang belum memenuhi kualifikasi menjadi memenuhi kualifikasi, yang belum terakreditasi menjadi terakreditasi. Kematangan, kemampuan mengelola sendiri, pemenuhan kualifikasi, merupakan ciriciri profesionalisme. Oleh karena itu, pengingkatan kemampuan professional guru dapat juga diartikan sebagai upaya membantu guru yang belum professional menjadi professional.
11
Ibid, hlm. 32
17
Konsisten dengan penjelasan di atas, ada dua prinsip mendasar berkenaan dengan aktivitas peningkatan kemampuan professional guru di sekolah dasar. Pertama, peningkatan kemampuan propesional guru itu merupakan upaya membantu guru yang belum professional menjadi professional, jadi peningkatan kemampuan professional guru itu merupakan bantuan professional. Di satu sisi, bantuan professional berarti sekedar bantuan, sehingga yang seharusnya lebih berperan aktif dalam upaya pembinaan adalah guru itu sendiri, artinya guru itu sendiri yang seharusnya meminta bantuan kepada yang berwenang untuk mendapatkan pembinaan. Demikian pula dalam hal bantuan yang diperlukan tergantung pada permintaan pegawai itu sendiri. Walaupun sekedar bantuan, yang berwenang harus melaksanakan bantuan atau pembinaan tersebut secara professional. Itulah yang disebut dengan bantuan profesional. Di sisi lain bantuan profesional
berarti
tujuan
akhirnya
adalah
bertumbuh
kembangnya
profesionalisme pegawai. Kedua, Peningkatan kemampuan profesional guru tidak benar bilamana hanya diarahkan kepada pembinaan kemampuan pegawai. Prinsip dasar kedua tersebut didasarkan pada prinsip pertama di atas bahwa tujuan akhir pembinaan pegawai adalah bertumbuh kembangnya profesionalisme pegawai. Menurut Glickman dalam Usman (2000), guru yang profesional memiliki dua ciri, yaitu tingkat abstraksi (kemampuan) yang tinggi dan tingkat komitmen yang tinggi. Oleh karena itu pembinaan pegawai di sekolah
18
dasar seharusnya diarahkan pada pembinaan kemampuan dan sekaligus pembinaan komitmennya. Sepintas sebenarnya dapat ditetapkan bahwa peningkatan kemampuan profesional guru di sekolah dasar dapat dikelompokan menjadi dua macam pembinaan. Pertama, pembinaan kemampuan pegawai sekolah dasar melalui supervisi pendidikan, program sertifikasi, dan tugas belajar. Kedua, Pembinaan
komitmen
pegawai
sekolah
dasar
melalui
pembinaan
kesejahteraannya. Peningkatan kemampuan profesional guru dibahas di dalam hal ini, sedangkan pembinaan komitmen atau motivasi, atau moral kerja guru dibahas di dalam bab lain, namun agar pelaksanaannya dapat efektif dan efesien, program peningkatan mutu kemampuan profesional guru di sekolah dasar sebaiknya melalui langkah-langkah yang sistematis yakni sebagai berikut12: (1) mengidentifikasi kekurangan, kelemahan, kesulitan, atau masalah-masalah yang seringkali dimiliki atau dialami guru kelas, dan guru mata pelajaran, (2) menetapkan program peningkatan kemampuan profesional guru yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan, kelemahan, kesulitan dan masalah-masalah yang seringkali dimiliki atau dialami guru kelas dan guru mata pelajaran, (3) merumuskan tujuan program peningkatan kemampuan profesional guru yang diharapkan dapat dicapai pada akhir program pengembangan. Rumusan harus operasional sehingga pencapaianya dapat dengan mudah diukur pada akhir pelaksanaan program, (4) menetapkan serta merancang materi dan media yang akan digunakan dalam peningkatan
12
Syaiful Sagala, op.cit, hlm. 35
19
kemampuan profesional guru kelas dan guru mata pelajaran, (5) menetapkan serta merancang materi dan media yang akan digunakan dalam peningkatan kemampuan profesional guru kelas dan guru mata pelajaran, (6) menetapkan bentuk dan pengembangan instrument penilaian yang akan digunakan dalam mengukur keberhasilan program peningkatan kemampuan profesional guru kelas dan guru mata pelajaran, (7) menyusun dan mengalokasikan anggaran program peningkatan kemampuan profesional guru kelas dan guru mata pelajaran, (8) melaksanakan program peningkatan kemampuan profesional guru dengan materi, metode, dan media yang telah ditetapkan dan dirancang, (9) mengukur keberhasilan program peningkatan kemampuan profesional guru, dan (10) menetapkan program tindak lanjut peningkatan kemampuan profesional guru kelas dan guru mata pelajaran. Sementara
ini,
seringkali
pembinaan
pegawai
sekolah
dasar,
khususnya kepala dan guru sekolah dasar, dilakukan melalui penataran. Mereka seringkali terpaksa harus meninggalkan sekolah untuk mengikuti penataran yang diadakan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kantor Departemen Kotamadya/Kabupaten (Sekarang menjadi Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten). Padahal sebenarnya
banyak
sekali
teknik
yang
dapat
digunakan
untuk
mengembangkan kemampuan mereka. Beberapa teknik yang dimaksud diantaranya berupa bimbingan, latihan, kursus, pendidikan formal, promosi, rotasi, jabatan, konferensi, rapat kerja, penataran, loka karya, seminar, diskusi dan studi khusus. Walaupun banyak sekali teknik yang dapat digunakan
20
dalam mengembangkan kemampuan pegawai sekolah dasar penggunaannya harus
dipertimbangkan
dipertimbangkan
dalam
sebaik-baiknya. memilih
Beberapa
teknik
faktor
pengembangan
yang
perlu
peningkatan
kemampuan profesional guru sekolah dasar yaitu: (1) guru yang akan dikembangkan, (2) kemampuan guru yang akan dikembangkan, dan (3) kondisi lembaga, seperti dana, fasilitas dan orang yang bisa dilibatkan sebagai pelaksana.
B.
Definisi Intensitas Belajar Pada hakekatnya belajar adalah hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar. Belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengerjakan, memahami, dan sebagainya. Sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang di alami siswa. Maka pemahaman yang benar mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik. Belajar merupakan aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan
bersifat relatif konstan dan berbekas 13. Menurut Oemar Hamalik, ”Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”14.
13 14
Budiningsih, Belajar dan Mengajar, Jakarta, Graha Ilmu, 2002, hlm. 7. Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Bina Cipta, 2003, hlm. 14.
21
Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” 15. Sedangkan menurut A. Suhaenah Suparno (dalam Slameto, 1998: 2), ”Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upayaupaya yang dilakukannya”16. Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Menurut Rogers dalam Dalyono belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar tersebut 17. Suradi dalam Sardiman juga menyatakan bahwa salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan adanya aktivitas siswa18. Jadi suatu siswa dikatakan telah mengalami belajar jika siswa tersebut ikut terlibat secara langsung atau mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dalam diri siswa tersebut terjadi perubahan baik dalam hal penambahan pengetahuan, keterampilan maupun terjadi perubahan tingkah laku ataupun sikap. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan 15
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 1998, hlm.18. 16 Ibid, hlm. 2. 17 Dalyono, Pendekatan dalam Pembelajaran, Bandung, Bina Insani, 1997, hlm. 54. 18 Sardiman, Konsep Belajar Mengajar, Bandung, Tarsito, 2001, hlm. 62.
22
lingkungan yang relatif menetap. Islam mengajarkan agar menuntut ilmu (belajar) karena Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Firman Allah dalam surat Al Mujadilah ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan19. Aktivitas siswa dalam belajar tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terjadi dalam pembelajaran pada umumnya. Aktivitas tersebut hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik atau jasmani maupun mental atau rohani. Diedrich dalam menyatakan ada 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut 20: 1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
19 20
Depag RI, Al Qur'an dan terjemahnya, Jakarta, Depag RI, 2005, hlm. 372 Ibid, hlm. 68.
23
3. Listening activities, sebagai contoh adalah mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, interupsi. 4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun, berternak. 7. Mental activities, sebagai contoh misalnya mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat, berani, tenang, gugup. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dengan berbagai aktivitas seperti diuraikan diatas, akan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan dan kegiatan belajar mengajar akan berjalan maksimal. Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa21. Tujuan belajar sangat penting dalam sistem pembelajaran,
karena
semua
komponen
yang
ada
dalam
sistem
pembelajaran dilaksanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar. Jadi tujuan
21
Oemar Hamalik, Op.cit, hlm. 73.
24
belajar adalah suatu komponen sistem pembelajaran yang menunjukkan hasil belajar siswa tercipta setelah melakukan kegiatan belajar. Tujuan belajar secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Tujuan instruksional (instructional effects), biasanya berbentuk ketrampilan dan pengetahuan; 2) Tujuan pengiring (nurturant effects), merupakan hasil sampingan belajar, misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. Belajar merupakan suatu proses dimana siswa dengan kemampuan awal yang dimilikinya, akan mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga didapatkan kemampuan akhir yang lebih baik atau tercapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal diperlukan komponen-komponen PBM yang berupa sarana dan prasarana, guru, kurikulum dan lingkungan yang memadai dan mendukung. Sedangkan untuk mengukur keberhasilan sebuah proses belajar mengajar diperlukan program evaluasi yang terstruktur dan terencana. Rianto menggambarkan bagan sistem pengajaran sebagai berikut:22 Sarana
Guru
Siswa Kemampuan awal
Gambar 1. Bagan Sistem Pengajaran
22
Kurikulum
PBM
Lingkungan
Siswa Kemampuan akhir
Evaluasi
Bambang Rianto, Psikologi Pengajaran, Bandung, Alfabeta, 2004, hlm. 16.
25
Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam waktu tertentu23. Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu 24. 1. Faktor intern a. Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya. b. Inteligensi dan bakat Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteleginsi besar pengaruhnya 23
Suharsimi Arikunto, Disiplin dalam Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm.
24
Slameto, Op.cit, hlm. 84.
37.
26
terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingakat inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih baik. c. Minat dan motivasi Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Motivasi adalah penggerak atau dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Nasution motivasi dapat berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) maupun dari luar (motivasi ekstrinsik) 25. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk
25
S. Nasution, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1996, hlm. 14.
27
motivasi yang harus diberikan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan berhasil optimal. Sardiman menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui26. d. Kematangan dan kesiapan Kematangan
adalah
suatu
tingkat
atau
fase
dalam
pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kematangan dan kesiapan siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru akan mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut. 2. Faktor ekstern a. Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan keberhasilan belajar siswa. b. Sekolah
26
Sardiman, Op.cit, hlm. 48.
28
Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada tingkat keberhasilan belajar. Kondisi sekolah, metode mengajar guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru dengan siswa dan siswa dengan siswa akan mempengaruhi motivasi belajar siswa sehingga hasil belajarpun terpengaruh. c. Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat. Intensitas ialah kesungguhan untuk mendapatkan efek yang maksimal27. Dengan demikian intensitas belajar adalah bahwa kesungguhan seseorang berkaitan dengan perubahan tingkah laku sebagai akibat bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta sikap pada diri seseorang. Faktor intensitas belajar diantaranya adalah28: a. Kegiatan belajar yang dilakukan b. Latihan atau ulangan, artinya siswa akan intensif belajar jika ada ulangan atau latihan c. Kepuasan dan kesenangan. Seseorang intensif belajar karena dengan belajar seseorang memperoleh kepuasan atau kesenangan d. Pengalaman masa lampau 27 28
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yrama Widya, Bandung, 2007, hlm. 174 Oemar Hamalik, Op.Cit, hlm. 109
29
e. Kesiapan dan kesediaan belajar f.
Minat dan Usaha
g. Fisiologis h. Intelegensi atau kecerdasan.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Keadaan Umum Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bringin 1. Gambaran Umum Gugus III Diponegoro Kecamatan Bringin Tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Maksud ini dijabarkan lebih lanjut dalam batang
tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menegaskan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat
pengajaran. Dalam hal untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka penulis berpendapat perlu sekali didirikan sekolah-sekolah termasuk sebagai wadah anak-anak untuk belajar dan untuk menambah pengetahuan tingkat dasar. Kemudian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, mengingat jumlah pengawas TK/SD yang terbatas, serta untuk mempermudah dalam melaksanakan evaluasi dan supervisi maka dibentuklah gugus sekolah. Gugus sekolah merupakan gabungan dari beberapa sekolah, dimana gugus menjadi wadah untuk melakukan kegiatan. Gugus dibentuk berdasarkan wilayah untuk mempermudah sekolah menjangkaunya.
2. Struktur Organisasi Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti yang 30
31
luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan organisasi yang teratur. Adapun struktur organisasi Gugus III Diponegoro Kecamatan Bringin adalah sebagai berikut:
SD Imbas
SD Imbas
SD Imbas
SD Inti
SD Imbas
SD Imbas
SD Imbas
3. Keadaan Guru di Gugus III Diponegoro Guru merupakan alat pendidikan, yakni sebagai tenaga pendidik, guru yang berpotensi sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan pembelajaran. Jumlah guru di Gugus III Diponegoro Kecamatan Bringin adalah 56 orang guru, termasuk didalamnya ada 7 orang kepala sekolah. Dari keseluruhan guru adalah sebagai wiyata bhakti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:
32
TABEL 1 DAFTAR GURU SD GUGUS III DIPONEGORO No
B.
Nama SD
Jumlah Guru
1
SD N Nyemoh
9 orang
2
SD N Wiru 01
4 orang
3
SD N Wiru 02
10 orang
4
SD N Wiru 03
9 orang
5
SD N Tempuran 01
5 orang
6
SD N Tempuran 02
10 orang
7
SD N Tempuran 03
9 orang
Jumlah
56 orang
Keterangan
Keadaan Responden 1. Daftar Nama Responden Jumlah seluruh guru di Gugus III Diponegoro Kecamatan Bringin adalah 56 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut: TABEL 2 DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Nama Responden
Asal Sekolah
Jabatan
1
Yry Priyono
SD N Nyemoh
KS
2
Soesilo
SD N Nyemoh
Gr Kelas
3
Mahfudz, S.PdI
SD N Nyemoh
Gr PAI
4
Sunarmi
SD N Nyemoh
Gr Kelas
5
Jaswadi
SD N Nyemoh
Gr Kelas
6
Harsiti
SD N Nyemoh
Gr Kelas
7
Rohmah
SD N Nyemoh
Gr Kelas
33
8
Rusminah
SD N Nyemoh
Gr Kelas
9
Sri Rahayuningsih
SD N Nyemoh
Gr WB
10
Mundhofir, S.Pd
SD N Wiru 01
KS
11
Rochmad
SD N Wiru 01
Gr Kelas
12
SC. Gunadi
SD N Wiru 01
Gr Kelas
13
Joko Wahyu Nurtanto
SD N Wiru 01
Gr Penjas
14
Sunarti
SD N Wiru 02
KS
15
Suharmi
SD N Wiru 02
Gr Kelas
16
Sri Yuwantiningsih
SD N Wiru 02
Gr Kelas
17
Slamet Riyanto
SD N Wiru 02
Gr Kelas
18
Nurdin
SD N Wiru 02
Gr PAI
19
Hani'ah
SD N Wiru 02
Gr Kelas
20
Nila Apriliani
SD N Wiru 02
Gr Penjas
21
Setiyo Suharmoko
SD N Wiru 02
Gr WB
22
Weiji Rahayu
SD N Wiru 02
Gr Wb
23
Nuryanti
SD N Wiru 02
Gr WB
24
Sukamto, S.Pd
SD N Wiru 03
KS
25
Hardoko
SD N Wiru 03
Gr Kelas
26
Syaekhudin
SD N Wiru 03
Gr PAI
27
Sutarto
SD N Wiru 03
Gr OR
28
Tri Utami
SD N Wiru 03
Gr Kelas
29
N. Rinipto Rindah U
SD N Wiru 03
Gr Kelas
30
Muh Masykur
SD N Wiru 03
Gr WB
31
Bambang Krisnantoro
SD N Wiru 03
Gr WB
32
Ahmad Munir, A.Ma
SD N Wiru 03
Gr WB
33
Ahmadin, S.Pd
SD N Tempuran 01
KS
34
Siti Karomiani
SD N Tempuran 01
Gr Kelas
35
Dwi Yunanto
SD N Tempuran 01
Gr Penjas
36
Miliya Kristia N
SD N Tempuran 01
Gr Kelas
37
Wahyu Wiyandani,S.Pd
SD N Tempuran 01
Gr WB
34
38
Lagino
SD N Tempuran 02
KS
39
Dyah Eko Astuti
SD N Tempuran 02
Gr Kelas
40
Sri Widayati
SD N Tempuran 02
Gr Kelas
41
Totok Sugiyarto
SD N Tempuran 02
Gr Kelas
42
Sundoyo
SD N Tempuran 02
Gr PAI
43
Eko Sulistyanto, S.Pd
SD N Tempuran 02
Gr Kelas
44
Sri Suwanti, A.Ma
SD N Tempuran 02
Gr Kelas
45
Suhartati
SD N Tempuran 02
WB
46
Sri Sulistyowati
SD N Tempuran 02
WB
47
Sri Putriani, S.Pd
SD N Tempuran 02
WB
48
Y. Sri Sumartini
SD N Tempuran 03
KS
49
Restuti
SD N Tempuran 03
Gr Kelas
50
Siti Askiyah
SD N Tempuran 03
Gr PAI
51
Kurdi
SD N Tempuran 03
Gr Kelas
52
Sumarto
SD N Tempuran 03
Gr Kelas
53
Istiyati
SD N Tempuran 03
Gr Kelas
54
Tutik Poncowati
SD N Tempuran 03
WB
55
Fajar Restuningrum
SD N Tempuran 03
WB
56
Kristy Nurdiana S.
SD N Tempuran 03
WB
2. Daftar tentang Jawaban Angket Profesionalisme Guru Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
35
TABEL 3 Daftar Jawaban Angket Profesionalisme Guru No Soal No
Nama Responden
Jml 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
Yry Priyono
4
4
5
5
4
5
3
5
4
5
5
3
5
4
5
66
2
Soesilo
5
3
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
65
3
Mahfudz, S.PdI
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
4
Sunarmi
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
5
Jaswadi
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
53
6
Harsiti
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
7
Rohmah
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
61
8
Rusminah
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
9
Sri Rahayuningsih
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
58
10
Mundhofir, S.Pd
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
50
11
Rochmad
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
67
12
SC. Gunadi
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
64
13
Joko Wahyu Nurtanto 3 5 5 3 5 5 4 3 3
3
5
4
3
4
3
58
14
Sunarti
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
15
Suharmi
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
65
16
Sri Yuwantiningsih
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
52
17
Slamet Riyanto
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
4
2
3
2
3
51
18
Nurdin
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
19
Hani'ah
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
70
20
Nila Apriliani
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
67
21
Setiyo Suharmoko
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
68
22
Weiji Rahayu
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
66
23
Nuryanti
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
24
Sukamto, S.Pd
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
25
Hardoko
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
3
55
26
Syaekhudin
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
36
27
Sutarto
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
5
65
28
Tri Utami
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
29
N. Rinipto Rindah U
4
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
70
30
Muh Masykur
5
3
5
4
5
4
3
4
5
4
5
5
4
4
4
64
31
Bambang K
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
32
Ahmad Munir, A.Ma
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
33
Ahmadin, S.Pd
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
53
34
Siti Karomiani
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
35
Dwi Yunanto
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
61
36
Miliya Kristia N
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
37
Wahyu W.,S.Pd
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
58
38
Lagino
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
50
39
Dyah Eko Astuti
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
67
40
Sri Widayati
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
64
41
Totok Sugiyarto
3
5
5
3
5
5
4
3
3
3
5
4
3
4
3
58
42
Sundoyo
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
43
Eko Sulistyanto, S.Pd
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
65
44
Sri Suwanti, A.Ma
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
52
45
Suhartati
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
4
2
3
2
3
51
46
Sri Sulistyowati
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
47
Sri Putriani, S.Pd
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
70
48
Y. Sri Sumartini
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
67
49
Restuti
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
68
50
Siti Askiyah
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
66
51
Kurdi
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
52
Sumarto
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
53
Istiyati
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
3
55
54
Tutik Poncowati
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
55
Fajar Restuningrum
5
4
4
5
3
3
4
4
5
4
4
5
3
4
4
61
56
Kristy Nurdiana S.
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
37
Keterangan Skor 5 : Selalu Skor 4
: Sering
Skor 3
: Kadang-kadang
Skor 2
: Tidak Pernah
Skor 1
: Tidak Pernah Samasekali
3. Daftar tentang Intensitas Belajar Siswa Adapun hasil angket intensitas belajar siswa dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL 4 DAFTAR HASIL ANGKET INTENSITAS BELAJAR SISWA No Soal No
Nama Responden
Jumlah 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Yry Priyono
4
4
5
5
4
5
3
5
4
5
44
2
Soesilo
5
3
5
4
5
4
4
4
5
4
43
3
Mahfudz, S.PdI
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
4
Sunarmi
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
5
Jaswadi
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
6
Harsiti
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
7
Rohmah
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
41
8
Rusminah
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
9
Sri Rahayuningsih
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
41
10
Mundhofir, S.Pd
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
33
11
Rochmad
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
44
12
SC. Gunadi
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
42
13
Joko Wahyu Nurtanto
3
5
5
3
5
5
4
3
3
3
39
14
Sunarti
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
38
15
Suharmi
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
16
Sri Yuwantiningsih
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
35
17
Slamet Riyanto
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
37
18
Nurdin
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
19
Hani'ah
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
48
20
Nila Apriliani
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
46
21
Setiyo Suharmoko
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
45
22
Weiji Rahayu
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
23
Nuryanti
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
24
Sukamto, S.Pd
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
25
Hardoko
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
26
Syaekhudin
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
27
Sutarto
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
43
28
Tri Utami
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
29
N. Rinipto Rindah U
4
4
5
5
4
5
5
5
4
5
46
30
Muh Masykur
5
3
5
4
5
4
3
4
5
4
42
31
Bambang K
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
32
Ahmad Munir, A.Ma
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
33
Ahmadin, S.Pd
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
34
Siti Karomiani
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
35
Dwi Yunanto
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
41
36
Miliya Kristia N
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
37
Wahyu W.,S.Pd
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
41
38
Lagino
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
33
39
Dyah Eko Astuti
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
44
40
Sri Widayati
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
42
41
Totok Sugiyarto
3
5
5
3
5
5
4
3
3
3
39
42
Sundoyo
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
43
Eko Sulistyanto, S.Pd
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
44
Sri Suwanti, A.Ma
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
35
39
45
Suhartati
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
37
46
Sri Sulistyowati
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
47
Sri Putriani, S.Pd
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
48
48
Y. Sri Sumartini
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
46
49
Restuti
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
45
50
Siti Askiyah
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
51
Kurdi
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
52
Sumarto
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
53
Istiyati
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
54
Tutik Poncowati
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
55
Fajar Restuningrum
5
4
4
5
3
3
4
4
5
4
41
56
Kristy Nurdiana S.
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
40
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Data Pertama Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh profesionalisme guru terhadap intensitas belajar siswa, maka dapat diperoleh dengan analisis statistik. Karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kualitatif, adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik analisis statistik korelasi product moment dengan rumus:
rxy
X Y
XY
N
X 2 X N
2
2 Y 2 Y N
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
x
: skor variabel x
y
: skor variabel y
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel x
Y
: Hasil kuadrat variabel Y
XY
: Produk dari X kali Y
: Sigma (jumlah) Selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai profesionalisme guru.
Nilai profesionalisme guru dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel profesionalisme guru dengan intensitas belajar. 40
41
1. Analisis Data tentang Profesionalisme Guru Data implementasi profesionalisme diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 5 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. alternatif jawaban Selalu (S), memiliki nilai 5 b. alternatif jawaban Sering (SR), memiliki nilai 4 c. alternatif jawaban Kadang-kadang, memiliki nilai 3 d. alternatif jawaban Tidak Pernah, memiliki nilai 2 e. alternatif jawaban Tidak Pernah Samasekali, memiliki nilai 1 TABEL 5 NILAI ANGKET PROFESIONALISME GURU No Soal No
Nama Responden
Jml 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
Yry Priyono
4
4
5
5
4
5
3
5
4
5
5
3
5
4
5
66
2
Soesilo
5
3
5
4
5
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
65
3
Mahfudz, S.PdI
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
4
Sunarmi
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
5
Jaswadi
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
53
6
Harsiti
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
7
Rohmah
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
61
8
Rusminah
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
9
Sri Rahayuningsih
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
58
10
Mundhofir, S.Pd
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
50
11
Rochmad
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
67
12
SC. Gunadi
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
64
13
Joko Wahyu Nurtanto 3 5 5 3 5 5 4 3 3
3
5
4
3
4
3
58
14
Sunarti
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
15
Suharmi
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
65
42
16
Sri Yuwantiningsih
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
52
17
Slamet Riyanto
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
4
2
3
2
3
51
18
Nurdin
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
19
Hani'ah
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
70
20
Nila Apriliani
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
67
21
Setiyo Suharmoko
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
68
22
Weiji Rahayu
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
66
23
Nuryanti
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
24
Sukamto, S.Pd
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
25
Hardoko
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
3
55
26
Syaekhudin
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
27
Sutarto
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
5
65
28
Tri Utami
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
29
N. Rinipto Rindah U
4
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
70
30
Muh Masykur
5
3
5
4
5
4
3
4
5
4
5
5
4
4
4
64
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
Bambang 31
Krisnantoro
32
Ahmad Munir, A.Ma
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
33
Ahmadin, S.Pd
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
53
34
Siti Karomiani
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
35
Dwi Yunanto
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
61
36
Miliya Kristia N
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
37
Wahyu W.,S.Pd
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
58
38
Lagino
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
50
39
Dyah Eko Astuti
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
67
40
Sri Widayati
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
64
41
Totok Sugiyarto
3
5
5
3
5
5
4
3
3
3
5
4
3
4
3
58
42
Sundoyo
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
43
Eko Sulistyanto, S.Pd
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
65
44
Sri Suwanti, A.Ma
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
52
43
45
Suhartati
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
4
2
3
2
3
51
46
Sri Sulistyowati
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
47
Sri Putriani, S.Pd
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
70
48
Y. Sri Sumartini
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
67
49
Restuti
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
5
68
50
Siti Askiyah
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
66
51
Kurdi
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
70
52
Sumarto
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
72
53
Istiyati
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
3
55
54
Tutik Poncowati
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
3
5
4
5
4
66
55
Fajar Restuningrum
5
4
4
5
3
3
4
4
5
4
4
5
3
4
4
61
56
Kristy Nurdiana S.
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
67
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: a. Untuk profesionalisme guru dengan jumlah 15 item diketahui nilai tertinggi 72 dan terendah 50 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
72 50 1 3
44
=
22 1 3
=8 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak guru yang profesional dengan criteria
sangat
profesional,
cukup
profesional dan kurang profesional TABEL 6 INTERVAL PROFESIONALISME GURU Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
67-74
28
Sangat Profesional
59-66
18
Cukup Profesional
50-58
10
Kurang Profesional
Jumlah
56
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk
profesionalisme
yang
mempunyai
kriteria
sangat
profesional, mendapat nilai antara 67-74 sebanyak 28 orang b. Untuk
profesionalisme
yang
mempunyai
criteria
cukup
profesional mendapat nilai antara 59-66 sebanyak 18 orang c. Untuk
profesionalisme
yang
mempunyai
criteria
kurang
professional mendapat nilai antara 50-58 sebanyak 10 orang guru Kemudian dibuat tabel nominasi A (sangat profesional), B (cukup profesional), C (kurang profesional) untuk mengetahui pengaruh
45
profesionalisme guru dengan kriteria sangat profesional, cukup profesional, dan kurang profesional TABEL 7 NOMINASI IMPLEMENTASI PROFESIONALISME GURU No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Skor 66 65 70 72 53 66 61 67 58 50 67 64 58 60 65 52 51 60 70 67 68 66 70 72 55 66 65 67 70
Nominasi A B A A C A B A B C A B B B B C C B A A A A A A C A B A A
46
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
70 72 53 66 61 67 58 50 67 64 58 60 65 52 51 60 70 67 68 66 70 72 55 66 61 67
Setelah menyatakan
B A A C A B A B C B B B B B C C B A B A A A A C A B A
64
diketahui
profesionalisme
berapa guru
banyak dengan
responden kriteria
yang sangat
profesional, cukup profesional, dan kurang profesional kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut:
47
P= -
F x100% N
Untuk profesionalisme guru yang mendapat kriteria sangat profesional dengan nilai A sebanyak 28 orang P=
-
28 x100% = 50% 56
Untuk profesionalisme guru yang mendapat cukup profesional dengan nilai B sebanyak 18 orang P=
-
18 x100% =32,15% 56
Untuk profesionalisme guru yang termasuk dalam kurang profesional mendapat nilai C sebanyak 10 orang P=
10 x100% = 17,85% 56
TABEL 8 KLASIFIKASI PROFESIONALISME GURU Nilai Profesionalisme No
Interval
Frekuensi
Persentase
guru 1
Sangat Profesional (A)
67-74
28
50%
2
Cukup Profesional (B)
59-66
18
32,15%
3
Kurang Profesional (C)
50-58
10
17,85%
48
2. Analisis data tentang Intensitas Belajar Siswa Data sikap disiplin diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 5 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. alternatif jawaban Selalu (S), memiliki nilai 5 b. alternatif jawaban Sering (SR), memiliki nilai 4 c. alternatif jawaban Kadang-kadang, memiliki nilai 3 d. alternatif jawaban Tidak Pernah, memiliki nilai 2 e. alternatif jawaban Tidak Pernah Samasekali, memiliki nilai 1 TABEL 9 NILAI ANGKET INTENSITAS BELAJAR SISWA No Soal No
Nama Responden
Jumlah 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Yry Priyono
4
4
5
5
4
5
3
5
4
5
44
2
Soesilo
5
3
5
4
5
4
4
4
5
4
43
3
Mahfudz, S.PdI
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
4
Sunarmi
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
5
Jaswadi
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
6
Harsiti
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
7
Rohmah
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
41
8
Rusminah
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
9
Sri Rahayuningsih
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
41
10
Mundhofir, S.Pd
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
33
11
Rochmad
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
44
12
SC. Gunadi
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
42
13
Joko Wahyu Nurtanto
3
5
5
3
5
5
4
3
3
3
39
14
Sunarti
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
49
15
Suharmi
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
16
Sri Yuwantiningsih
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
35
17
Slamet Riyanto
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
37
18
Nurdin
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
19
Hani'ah
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
48
20
Nila Apriliani
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
46
21
Setiyo Suharmoko
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
45
22
Weiji Rahayu
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
23
Nuryanti
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
24
Sukamto, S.Pd
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
25
Hardoko
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
26
Syaekhudin
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
27
Sutarto
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
43
28
Tri Utami
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
29
N. Rinipto Rindah U
4
4
5
5
4
5
5
5
4
5
46
30
Muh Masykur
5
3
5
4
5
4
3
4
5
4
42
31
Bambang K
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
32
Ahmad Munir, A.Ma
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
33
Ahmadin, S.Pd
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
34
Siti Karomiani
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
35
Dwi Yunanto
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
41
36
Miliya Kristia N
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
37
Wahyu W.,S.Pd
4
5
5
4
5
3
3
4
4
4
41
38
Lagino
3
3
3
3
5
3
4
3
3
3
33
39
Dyah Eko Astuti
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
44
40
Sri Widayati
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
42
41
Totok Sugiyarto
3
5
5
3
5
5
4
3
3
3
39
42
Sundoyo
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
43
Eko Sulistyanto, S.Pd
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
44
Sri Suwanti, A.Ma
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
35
50
45
Suhartati
5
4
4
3
4
4
2
3
5
3
37
46
Sri Sulistyowati
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
47
Sri Putriani, S.Pd
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
48
48
Y. Sri Sumartini
5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
46
49
Restuti
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
45
50
Siti Askiyah
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
45
51
Kurdi
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
46
52
Sumarto
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
49
53
Istiyati
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
36
54
Tutik Poncowati
5
5
5
4
5
3
5
4
5
4
45
55
Fajar Restuningrum
5
4
4
5
3
3
4
4
5
4
41
56
Kristy Nurdiana S.
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
45
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: Untuk intensitas belajar dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 49 dan terendah 33 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
49 33 1 3
16 1 3
51
= 5,4 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mempunyai intensitas belajar dengan criteria tinggi, sedang dan rendah TABEL 10 INTERVAL INTENSITAS BELAJAR SISWA Nilai
Jumlah responden
Nilai nominasi
43-49
30
A
38-42
16
B
33-37
10
C
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk intensitas belajar yang tinggi mendapat nilai antara 43-49 sebanyak 30 orang b. Untuk intensitas belajar yang sedang mendapat nilai antara 3842 sebanyak 16 orang c. Untuk intensitas belajar yang kurang mendapat nilai antara 3337 sebanyak 10 orang Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), C (kurang) untuk mengetahui intensitas belajar siswa dengan kriteria tinggi, sedang, kurang TABEL 11 NILAI NOMINASI INTENSITAS BELAJAR SISWA No Responden 1 2
Skor 44 43
Nominasi A B
52
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
46 49 36 45 41 45 41 33 44 42 39 40 45 35 37 40 48 46 45 45 46 49 36 45 43 45 46 42 46 49 36 45 41 45 41 33
A A C A B A B C A B B B A C C B A A A A A A C A B A A B A A C A B A B C
53
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
A B B B A C C B A A A A A A C A B A
44 42 39 40 45 35 37 40 48 46 45 45 46 49 36 45 41 45
Setelah diketahui berapa banyak responden yang mempunyai intensitas
belajar
tinggi,
sedang,
dan
kurang
kemudian
dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P=
F x100% N
a. Untuk intensitas belajar yang tinggi mendapat nilai A sebanyak 30 orang P=
30 x100% = 53,58% 56
54
b. Untuk intensitas belajar yang cukup mendapat nilai B sebanyak 16 orang P=
16 x100% = 28,57% 56
c. Untuk intensitas belajar yang rendah mendapat nilai C sebanyak 10 orang P=
10 x100% = 17,85% 56
TABEL 12 KRITERIA INTENSITAS BELAJAR SISWA Nilai intensitas No
Interval
Frekuensi
Persentase
belajar
B.
1
Tinggi (A)
43-49
30
53,57%
2
Sedang (B)
38-42
16
28,57%
3
Rendah (C)
33-37
10
17,85%
Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel profesionalisme guru dan intensitas belajar siswa untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
55
rxy
X Y
XY X 2 X N
N
2
Analisis
ini
untuk
2 Y 2 Y N
mengetahui
seberapa
jauh
pengaruh
profesionalisme guru terhadap intensitas belajar siswa. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel profesionalisme guru diberi nama variabel X dan intensitas belajar siswa diberi nama variabel Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut: TABEL 13 TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA PROFESIONALISME GURU (X) DAN INTENSITAS BELAJAR SISWA (Y) 2
2
No Res
X
Y
X
Y
XY
1
66
44
4356
1936
2904
2
65
43
4225
1849
2795
3
70
46
4900
2116
3220
4
72
49
5184
2401
3528
5
53
36
2809
1296
1908
6
66
45
4356
2025
2970
7
61
41
3721
1681
2501
8
67
45
4489
2025
3015
9
58
41
3364
1681
2378
56
10
50
33
2500
1089
1650
11
67
44
4489
1936
2948
12
64
42
4096
1764
2688
13
58
39
3364
1521
2262
14
60
40
3600
1600
2400
15
65
45
4225
2025
2925
16
52
35
2704
1225
1820
17
51
37
2601
1369
1887
18
60
40
3600
1600
2400
19
70
48
4900
2304
3360
20
67
46
4489
2116
3082
21
68
45
4624
2025
3060
22
66
45
4356
2025
2970
23
70
46
4900
2116
3220
24
72
49
5184
2401
3528
25
55
36
3025
1296
1980
26
66
45
4356
2025
2970
27
65
43
4225
1849
2795
28
67
45
4489
2025
3015
29
70
46
4900
2116
3220
30
64
42
4096
1764
2688
31
70
46
4900
2116
3220
32
72
49
5184
2401
3528
33
53
36
2809
1296
1908
34
66
45
4356
2025
2970
35
61
41
3721
1681
2501
36
67
45
4489
2025
3015
37
58
41
3364
1681
2378
38
50
33
2500
1089
1650
39
67
44
4489
1936
2948
40
64
42
4096
1764
2688
41
58
39
3364
1521
2262
42
60
40
3600
1600
2400
57
43
65
45
4225
2025
2925
44
52
35
2704
1225
1820
45
51
37
2601
1369
1887
46
60
40
3600
1600
2400
47
70
48
4900
2304
3360
48
67
46
4489
2116
3082
49
68
45
4624
2025
3060
50
66
45
4356
2025
2970
51
70
46
4900
2116
3220
52
72
49
5184
2401
3528
53
55
36
3025
1296
1980
54
66
45
4356
2025
2970
55
61
41
3721
1681
2501
56
67
45
4489
2025
3015
∑
3541
2385
226173
102569
152273
Sehingga diketahui: X = 3541 Y = 2385 X2 = 226173 Y2 = 102569 XY = 152273 Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy
XY
X Y N
X 2 2 Y 2 2 X Y N N
58
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
3541x 2385 56 35412 102569 23852 226173 56 56 152273
8445285 56 12538681 5688225 102569 226173 56 56 152273
152273 150808,66
226173 223905,01102569 101575,45 1464,34
2267,99993,55 1464 ,34 2253361 ,46
rxy = 1464,34 / 1501,12 = 0,975
C.
Analisis Uji Hipotesis Setelah hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel. Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada tabel) apakah terjadi signifikansi atau tidak, atas taraf signifikansi 5% maupun 1%.
59
Pada tabel lain product moment (rt) dengan jumlah responden = 56, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam tabel diperoleh 0,266 dan taraf signifikansi 1% diperoleh bilangan 0,345, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1. pada taraf signifikansi 5% rt = 0,266 dan rh = 0,975 sehingga rh > rt dan 2. pada taraf signifikansi 1% rt = 0,345 dan rh = 0,975 sehingga rh > rt dan Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,975 berada di atas batas signifikan, yaitu pada taraf signifikan 1% sebesar 0,345 atas dasar pernyataan ini maka nilai r yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian penulis menerima hioptesis yang berbunyi: Profesionalisme guru memberikan pengaruh terhadap intensitas belajar siswa di SD Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Untuk menentukan keeratan hubungan/ korelasi antar variabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi sebagai patokan1. TABEL 14 INTERVAL NILAI KOEFISIEN KORELASI (KK) DAN KEKUATAN HUBUNGAN No
1
Interval Nilai
Kekuatan Hubungan
1
KK = 0,00
Tidak
2
0,00 < KK ≤ 0,20
Sangat rendah atau lemah sekali
3
0,20 < KK ≤ 0,40
Rendah atau lemah tapi pasti
4
0,40 < KK ≤ 0,70
Cukup berarti atau sedang
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 140
60
5
0,70 < KK ≤ 0,90
Tinggi atau kuat
6
0,90 < KK < 1,00
Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7
KK = 1,00
Sempurna
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa r hitung yang diperoleh sebesar 0,975 berada dalam kategori sangat tinggi atau dapat diandalkan, artinya profesionalisme guru memberikan pengaruh yang kuat terhadap intensitas belajar siswa.
61
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
penulis
dan
pemahamannya, serta beberapa analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat profesionalisme guru yang berada pada kategori sangat profesional mencapai 50%, kategori cukup profesional 32,15% dan kategori kurang profesional 17,85% 2. Intensitas belajar siswa yang berada pada kategori tinggi mencapai 53,57%, kategori sedang 28,57% dan kategori kurang 17,85% 3. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa profesionalisme guru memberikan pengaruh terhadap intensitas belajar siswa, terbukti nilai r hitung sebesar 0,975 lebih besar dari r tabel 5% (0,266) maupun 1% (0,345).
B.
Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
61
62
1. Sekolah sebagai tempat memperoleh pendidikan hendaknya dapat mengimplementasikan sikap profesional dengan baik sehingga peserta didiknya dapat meningkatkan intensitas belajarnya. 2. Guru
sebagai
tenaga
pendidik
hendaknya
memberikan
contoh
keteladanan yang baik bagi siswa agar siswa memiliki sikap disiplin yang lebih baik (bertambah baik). 3. Para siswa atau peserta didik hendaknya selalu meningkatkan kualitas belajar secara maksimal.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta _______________, 2002. Disiplin dalam Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta Budiningsih, 2002. Belajar dan Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu Dalyono, 1997. Pendekatan dalam Pembelajaran, Bandung: Bina Insani Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosdakarya ______________, 2003. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Cipta Rianse, Usman. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Bandung: Alfateba Rianto, Bambang. 2004. Psikologi Pengajaran, Bandung: Alfabeta S. Nasution, 1996. Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius Sagala, Syaiful.2009 Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta Sardiman, 2001. Konsep Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono, 2009. Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Surayin, 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widya
63